Jurnal USG Radiologi

38
ULTRASONOGRAPHY ABDOMEN Oleh : Alif Gunawan I Made Sujana I Gd T Eling Tulus W

Transcript of Jurnal USG Radiologi

Page 1: Jurnal USG Radiologi

ULTRASONOGRAPHY ABDOMEN

Oleh :

Alif GunawanI Made SujanaI Gd T Eling Tulus W

Page 2: Jurnal USG Radiologi

Modalitas diagnostik yang paling baik dari waktu ke waktu

Menilai respon klinis pasien terhadap resusitasi yang berjalan

Membimbing dalam prosedur invasif

PENDAHULUAN

Page 3: Jurnal USG Radiologi

• Nyeri Abdomen• Nyeri daerah pinggang •Nyeri punggung bagian bawah•Trauma tumpul abdomen•Haematuria•Hipotensi tanpa penyebab yang jelas

•Aneurisma aorta abdomen• Kolesistisis akut• Kolik bilier• Apendisitis akut• Nephrolitiasis• Retensi urin

INDIKASI

Page 4: Jurnal USG Radiologi

APLIKASI ULTRASONOGRAFI TERBARU

Prosedural pembimbing (parasentesis atau drainase abses)

Evaluasi dan memantau pengisian vena sentral

Mengetahui ada tidaknya kelainan dinding abdomen (abses atau hernia).

Page 5: Jurnal USG Radiologi
Page 6: Jurnal USG Radiologi

Trauma tumpul atau trauma tembus pada abdomen

• FAST hampir 100% sensitif dalam mendeteksi hemoperitoneum menggantikan peran dari DPL

• Ultrasound digunakan untuk mengetahui adanya cairan atau tidak

• Bukan alat yang reliabel untuk untuk mencitrakan luka yang terjadi

Page 7: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN FAST

Page 8: Jurnal USG Radiologi

GAMBARAN FAST

Page 9: Jurnal USG Radiologi

CON’T

Page 10: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN

Supine agar cairan berkumpul di tempat-tempat yang bebasPosisi Trendelenburg dapat meningkatkan sensitivitas kuadran kanan atas dalam mencitrakan cairan bebas

KETERBATASAN FAST

Terbatasan dalam membedakan darah, urin, cairan empedu, atau cairan lainnyaSensitivitas yang rendah terhadap usus, diafragma dan organ padat lainnyaBagi pemula akan sulit mengidentifikasi perdarahan retroperitonealSulit dilakukan pada pasien dengan badan yang besar

Tidak reliabel untuk mengidentifikasi perdarahan yang bersumber dari fraktur pelvis

Page 11: Jurnal USG Radiologi

ANEURISMA AORTA ABDOMINAL(AAA)

• AAA simtomatis kegawatdaruratan vaskuler (butuhkan identifikasi yang cepat)

• Sensitivitas Ultrasonografi dalam mendeteksi AAA berkisar antara 94-100%.

• Ruptur aneurisma tidak bisa diketahui secara baik dg. ultrasonografi

Page 12: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN con’t

Page 13: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN con’t

Page 14: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN con’t Aneurisme aorta abdomen

dengan diameter transversal kasar 9cm. Vertebra yang hiperekoik terlihat di bagian posterior dan berguna sebagai tanda dalam menilai kondisi aorta. Walaupun ultrasonografi adalah modalitas yang kurang sensitif dalam mengevaluasi adanya ruptur dan diseksi, gambar ini membuktikan adanya lumen palsu yng mengarah kepada diseksi aorta

Page 15: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN

Jika gas usus mengganggu visualisasi saat menggunakan pendekatan midline, posisi lateral dekubitus kiri melalui liver dapat memberikan gambaran yang lebih jelas menuju aorta.

Menyuruh pasien untuk menarik napas dalam dapat membantu dalam visualisasi aorta abdominal bagian proksimal, akibat dari ekskursi diafragma mendorong liver ke bawah

Memberikan tekanan dengan probe footprint ukuran besar dapat membantu menyingkirkan gas usus dan memudahkan dalam melihat kondisi aorta

Page 16: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN con’t

Pada pasien yang lebih tua, letak aorta mungkin sudah tidak lurus lagi. Sehingga, saat aorta berhasil diidentifikasi, aorta tersebut harus diikuti, meskipun menjauhi bidang medial.

Aorta bisa dilihat melalui bidang koronal (midaxillary) dengan menggunakan hati dan lien sebagai jalan ultrasonografi.

Aneurisma sakuler lebih sering terlewatkan dibandingkan aneurisma fusiform. Sehingga penting melihat aorta secara keseluruhan untuk mengetahui adanya AAA atau tidak.

Page 17: Jurnal USG Radiologi

CARA MENGIDENTIFIKASI AORTA

Page 18: Jurnal USG Radiologi

KETERBATASAN

Ultrasonografi memiliki sensitivitas yang rendah dalam mendeteksi kebocoran atau rupturnya aneurisma.

Jika aneurisma ruptur, perdarahan biasa terjadi di retroperitoneal (jarang intraperitoneal) sehingga tidak bisa dievaluasi dengan ultrasonografi; sebaiknya abaikan pemeriksaan FAST positif pada pasien ini. Adanya aneurisme sendiri sudah cukup untuk dilakukan tindakan medis yang sesuai.

Visualisasi aorta mugkin terbatas akibat adanya gas usus dan pasien dengan badan yang gemuk.

Page 19: Jurnal USG Radiologi

TRAKTUS BILIARI

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada daerah kuadran kanan atas atau daerah epigastrium adalah indikasi utama untuk melakukan USG biliari

Page 20: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN

Kandung empedu normalnya berbentuk seperti buah pir (pear-shape), berbentuk hypoechoic pada USG.

Pengamatan kandung empedu tersebut melalui perpotongan transversal dan longitudinal. Gambaran yang terbaik seringkali didapatkan diantara tulang-tulang kosta dengan menggunakan hati sebagai acoustic window.

Untuk melihat adanya batu empedu pada kandung empedu, akan tampak hyperechoic dengan acoustic shadowing pada bagian posterior Untuk meyakinkan yang terlihat adalah leher kandung empedu (neck of gallbladder)

Page 21: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN con’t

Pengukuran dinding anterior kandung empedu paling mudah dilakukan pada penampang longitudinal. Ketebalan dinding lebih dari 3 mm dapat dikatakan abnormal dan disebut penebalan (thickened).

Menilai adanya Murphy sign dengan menciptakan nyeri pada abdomen pasien dengan menggunakan probe ultrasound pada kandung empedu.

Melihat hiphoechoic rim pada pericholecystic fluid (PCF) bukti adanya inflamasi pada penyakit kandung empedu tetapi dapat juga berupa penyakit sekunder seperti hepatitis atau congestif heart failure.

Page 22: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN con’t

Mengidentifikasi common bile duct (CBD), yaitu suatu struktur tubuler di sebelah anterior dari vena portal yang bersifat hipoekoik. Hal ini dapat dilihat di dekat leher kandung empedu pada penampang longitudinal atau penampang tranversal dari epigastrium.

Mengukur CBD dari dinding dalam ke dinding dalam

Normalnya diameter CBD > 5 mm

Dilatasi pada CBD membuktikan adanya obstruksi biliari ekstrahepatik, bisa intraduktal (misalnya batu) atau sekunder pada kompresi ekstrinsik (misalnya tumor) membutuhkan pemeriksaan tambahan.

Page 23: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN

Posisi supinasi atau terlentang tetapi kandung empedu sering berubah-ubah dan mungkin susah untuk dilihat posisi ini pertimbangkan menggunakan posisi duduk atau posisi lateral dekubitus kiri.

Untuk menemukan kandung empedu : •Trias porta ( vena porta, common bile duct, dan arteri hepatica)•Fisura Lobaris utama (main lobar fissure). Kandung empedu berada didalam main lobar fissure (hyperechoic line)

Memberikan tekanan dengan probe footprint ukuran besar dapat membantu menyingkirkan gas usus dan memudahkan dalam melihat kondisi aorta

Page 24: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN con’t

Pencitraan melalui hati dari garis midanterior aksila menuju lokasi kandung empedu dan kemudian mengerakkan probe ke atas.

Jika ternyata kandung empedu sulit untuk dilihat walaupun pasien sudah dalam posisi dan sudah inspirasi, pertimbangkan untuk mengulang pemeriksaan

Kandung empedu yang berisi penuh dengan batu dapat terjadi wall-echo-shadow (WES) sign, dimana bagian anterior dinding kandung empedu terlihat garis hyperechoic hanya pada bagian belakang dan luas dan tampak bayangan gelap pada bagian posterior

Jika ragu-ragu apakah kandung empedu terdapat batu (misalnya posterior acoustic shadowing tidak tampak), ulangi memposisikan pasien

Page 25: Jurnal USG Radiologi

GAMBAR USG TRAKTUS BILIARI

Page 26: Jurnal USG Radiologi

KETERBATASAN

Biliary ultrasonography penuh tantangan khususnya dalam menilai common bile duct (CBD) dan tergantung dari operator

Kandung empedu dapat sulit untuk dilihat pada pasien yang tidak puasa

Page 27: Jurnal USG Radiologi

RENAL

• Indikasi untuk ultrasonografi renal mencakup penilaian terhadap obstructive uropathy, yang dibuktikan dengan hidronefrosis atau distensi kandung kemih yang mengikuti gejala dan tanda : Nyeri pinggang unilateral, low back pain dan nyeri abdomen bagian bawah, hematuria, dan anuria.

Page 28: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN

Kedua ginjal harus diperiksa dalam bidang tranversal dan longitudinal. Bagian yang tidak sakit harus diperiksa terlebih dahulu untuk menentukan dasar perbandingan

Menilai Hidronefrosis•Ada hidronefrosis, pelvis renalis berdilatasi dan terisi dengan dark anechoic fluid.•Untuk meyakinkan bahwa terlihat hidronefrosis pada kedua ginjal sebagai hidronefrosis bilateral yaitu ditunjukkan dengan adanya obstruksi yang lebih distal•Kandung kemih yang sangat penuh harus juga dicurigai hal ini.

Untuk melihat kandung kemih pada bidang transversal dan sagittal

Page 29: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN

Posisi supinasi atau terlentangMemposisikan pasien dengan lateral dekubitus kanan dapat membantu lebih lanjut dalam melihat ginjal kiri.

KETERBATASAN FAST

Batu ginjal secara langsung jarang terlihat (kecuali kalau besar dan letaknya di proksimal atau distal ureter).

Hidroureter mungkin sulit dilihat dalam ultrasound, kecuali hidroureter yang sangat signifikan.

Hidronefrosis adalah penemuan yang tidak spesifik, dapat berupa penyakit sekunder dengan berbagai penyebab yaitu intrinsik (misal: nefrolitiasis) atau ekstrinsik ( misal : massa pada pelvis).

Page 30: Jurnal USG Radiologi

APENDISITIK

Indikasinya adalah adanya gejala dan tanda tipikal dari apendisitis akut (nyeri pada periumbilical atau kuadran kanan bawah abdomen, atau nyeri tekan, abdominal rebound, abdominal guarding, demam, mual muntah atau anorexia)

Page 31: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN

Awali pemeriksaan pada titik nyeri maksimal yang dirasakan oleh pasien. Hal ini untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan

Cari apendiks secara perlahan dan beri tekanan secara lembut pada abdomen dengan titik nyeri tekan maksimal menggunakan linear probe. Secara perlahan lakukan penekanan yang lembut untuk membantu menyingkirkan usus yang menggangguPindahakan dengan cepat melewati seluruh kuadran sampai lokasi apendiks dicapai atau sampai seluruh abdomen telah lengkap diperiksa

Terkadang, garis psoas dan pembuluh darah iliaka dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui lokasi dari apendiks

Page 32: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN cont’s

Setelah apendiks ditemukan, lengkapi langkah-langkah berikut : a.Periksa apendiks seluruhnya, baik dari aksis pendek atau aksis panjangb. Ukur diameter apendiks dari dinding terluar sampai dinding terluar; dikatakan tidak normal jika diameter >6 mmc. Nilai kompresibilitas dari apendiks. Apendiks yang meradang dan membengkak tidak akan bisa ditekan secara bertahapd.Cari bukti adanya peristaltik yang

berkelanjutan. Peristaltis normal akan terganggu pada apendiks yang meradang. Hal ini mungkin dapat dinilai lebih baik pada sudut long-axis.

e. Cari bukti adanya peristaltik yang berkelanjutan. Peristaltis normal akan terganggu pada apendiks yang meradang. Hal ini mungkin dapat dinilai lebih baik pada sudut long-axis.

Page 33: Jurnal USG Radiologi

MEMPOSISIKAN PASIEN

Posisi supine (telentang) adalah posisi standar

KETERBATASAN FAST

Terbatasnya sensitivitas pemeriksaan, mengakibatkan kesulitan dalam mengeksklusi diagnosis apendisitis akut

Pemeriksaan ini perlu teknik tertentu, dan memerlukan waktu, serta tergantung operator

Apendiks sangat sulit untuk dilihat pada keadaan perforasi dan pasien dengan badan yang besarDari semua teknik pemeriksaan yang didiskusikan didalam artikel ini, pemeriksaan apendiks adalah yang paling sulit

Page 34: Jurnal USG Radiologi

PARASENTESIS

• Indikasinya adalah untuk melihat ada tidaknya ascites karena sensitivitasnya yang tinggi terhadap cairan, berperan penting pada pasien dengan suspek peritonitis bakterial subakut , dan meningkatkan keamanan pasien mengingat banyaknya pasien ini juga memiliki koagulopati

Page 35: Jurnal USG Radiologi

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN

Gerakkan probe diatas abdomen, evaluasi adanya cairan dalam skala besar kantongan, maupun organ vital

Ada 2 pendekatan dalam melakukan paracentesis dengan bantuan ultrasound, statis dan dinamis :1.Pendekatan statis: Lokasi diberi tanda dan paracentesis dilakukan sesuai standar yang sering dilakukan2.Jika pendekatan ini digunakan, pasien harus diam tidak bergerak selama pemberian tanda dan prosedur paracentesis3.Pendekatan dinamis : pendekatan ini menggunakan ultrasound selama prosedur paracentesis dilakukan4. Cairan harus dievaluasi dari waku ke waktu selama jarum dibawah bimbingan ultrasound, dan ujung dari jarum harus bisa terdeteksi

 

Page 36: Jurnal USG Radiologi

RINGKASAN

Mengatur posisi dari pasien atau probe adalah kunci untuk mendaptkan gambaran yang jelas

CONTOH

Duduk atau posisi lateral dekubitus ultrasound bilier

Menahan napas saat inspirasi melihat kandung empedu dan ginjal

Pencitraan melalu liver mengevaluasi kendung empedu dengan pendekatan koronal saat tidak bisa dievaluasi melalui anteriorPosisi Mild Trendelenberg meningkatkan sensitivitas sudut pandang kuadran kanan atas pada pemeriksaan FAST

Page 37: Jurnal USG Radiologi

RINGKASAN

Ultrasonografi sangat cocok digunakan pada pasien kegawatdaruratan yang memerlukan pencitraan

Komplikasi Kerusakan jaringan sekunder akibat produksi panas saat menggunakan ultrasound

Aplikasi dari ultrasonografi abdomen yang baru meliputi:

1.Identifikasi dari kelainan dinding abdomen, meliputi hernia, abses, massa padat, dan evaluasi luka

2.Penilaian terhadap tekanan vena sentral menggunakan ultrasound, yaitu mengevaluasi ukuran vena cava inferior

3.Menggunakan agen kontras sonografi untuk meningkatkan kemampuan evaluasi terhadap cedera organ dalam pada pasien trauma

Page 38: Jurnal USG Radiologi