(Jurnal) Token Economy

download (Jurnal) Token Economy

of 36

description

token economy

Transcript of (Jurnal) Token Economy

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Token Economy

    1. Pengertian Token Economy

    Token ekonomy adalah sistem perlakuan kepada tiap individu untuk

    mendapatkan bukti target perilaku setelah mengumpulkan sejumlah prilaku

    tertentu sehingga mencapai kondisi yang diharapkan. Contoh seperti pada lembar

    bukti prestasi. Siswa mendapatkan bukti dalam bentuk rewads atau hadiah dari

    pekerjaan yang dapat ditunjukannya. (Jason, 2009 ; 35).

    Token Economy merupakakan sistem perlakuan pemberian penghargaan

    kepada siswa yang diwujudkan secara visual. Token Economy adalah usaha

    mengembangkan prilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan melalui

    penggunaan penghargaan. Setiap individu mendapat penghargaan setelah

    menunjukan prilaku yang diharapkan. Hadiah dikumpul selanjutnya setelah

    hadiah terkumpul ditukar dengan penghargaan yang bermakna. (Joson, 2009 ; 66).

    Menurut Wallin (1991), Token Economy yang diberikan kepada siswa

    merupakan dukungan sekunder untuk memperkuat suasana belajar supaya lebih

    kondusif. Oleh karena itu, penghargaan harus menjadi rangsangan yang netral

    atau tidak berpihak. Siswa berkompetisi untuk memperolehnya dengan cara

    mengumpulkan token sebanyak-banyaknya dalam proses kegiatan belajar

    mengajar.

    Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa Token economy adalah

    sistem perlakuan kepada tiap individu untuk mendapatkan bukti target perilaku

  • setelah mengumpulkan sejumlah prilaku tertentu sehingga mencapai kondisi yang

    diharapkan, dengan cara subyek mendapat penghargaan setelah menunjukan

    prilaku yang diharapkan. Hadiah dikumpul selanjutnya setelah hadiah terkumpul

    ditukar dengan penghargaan yang bermakna.

    2. Tujuan Token Economy

    Bukti Token Economy dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan

    pendidikan dalam membangun perilaku siswa. Penggunaan sistem time token

    ekonomi memiliki tujuan :

    a. Meningkatnya kepuasan dalam mendorong peningkatan kompetensi siswa

    melalui penghargaan yang kongkrit atau visual sehingga tingkat

    kesenangan siswa melakukan sesuatu prestasi benar-benar tampak.

    b. Meningkatnya efektivitas waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Belajar

    yang efektif adalah yang menggunakan waktu yang pendek dengan hasil

    yang terbaik dan terbanyak. Siswa harus menyadari berapa lama mereka

    telah belajar dan berapa banyak waktu yang telah mereka gunakan secara

    efektif untuk melaksanakan aktivitas belajar.

    c. Berkurangnya kebosanan Suasana belajar yang kolaboratif, rivalitas,

    kompetitif yang diberi penguatan oleh pendidik dapat meningkatkan

    menurunkan tingkat di kebosanan siswa sehingga siswa dapat

    berpartisipasi dalam jangka waktu yang yang lama.

    d. Meningkatnya daya respon Suasana belajar yang kompetitif akan

    meningkatkan kecepatan siswa meberikan respon. Setiap respon yang

  • sesuai dengan tujuan akan segera mendapat penguatan sehingga suasana

    belajar menjadi cair, komunikatif dan lebih menyengkan.

    e. Berkembangnya penguatan yang lebih alami, melalui pemberian

    penguatan yang tepat waktu akan dan disesuaikan dengan tingkat prestasi

    setiap siswa atau setiap kelompok siswa memungkinkan

    f. Meningkatnya penguatan untuk sehingga motivasi belajar berkembang

    setiap siswa atau setiap kelompok siswa dalam kelas selalu dalam keadaan

    terpacu untuk mewujudkan dan daya pacu ini akan semakin berkembang

    jika siswa juga mendapat layanan untuk mengabadikan daya kompetisinya

    seperti dengan dukungan rekaman video.

    3. Komponen Token Economy

    Sebelum kegiatan belajar dilaksanakan pendidik menyiapkan beberapa

    komponen yang dibutuhkan, di antaranya:

    a. Token atau simbol praktis dan atraktif untuk memicu tumbuhnya motivasi

    belajar. Yang dapat digunakan sebagai simbol penghargaan seperti stiker,

    guntingan kertas, simbol bintang, atau uang mainan. Token sendiri tidak

    selalu dalam bentuk yang berharga, namun setelah siswa mengoleksinya

    setelah menunjukan prilaku yang diharapkan mereka dapat menukarkan

    token itu dengan sesuatu yang berharga. Dengan demikian setelah satu

    rentang waktu tertentu guru harus menyediakan barang penukar token

    yang berharga untuk siswa. Yang paling mudah seperti permen, alat tulis

    atau benda berharga lain yang dapat sekolah biayai.

  • b. Definisi target prilaku jelas. Hal itu berarti guru maupun siswa perlu

    memahami dengan baik prilaku yang diharapkan. Siswa memahami benar

    prilaku seperti apa yang harus ditunjukannya sebagai hasil belajar.

    Penjelasan harus singkat namun cukup sebagai dasar pemahaman siswa

    mengenai hadiah yang dapat diperlehnya setelah menunjukan prestasi.

    c. Dukungan penguatan (reinforcers) dengan barang yang berharga.

    Dukungan itu dapat dalam bentuk barang berharga, hak istimewa, atau

    aktivitas individu yang dapat ditukar dengan makanan, perangkat

    permainan, waktu ekstra.

    d. Sistem penukaran token atau simbol. Sukses penyelenggaraan token

    ekonomi sangat bergantung pada sukses dalam memberikan penguatan

    yang dapat ditukarkan dengan nilai yang sebanding dengan prestasi yang

    dicapai.

    e. Sistem dokumentasi atau perekaman data. Pemberian penghargaan yang

    tepat sangat bergantung pada ketepatan menghimpun data. Oleh karena itu

    alat perekam dapat membantu meningkatkan proses ini sehingga informasi

    dari proses pembelajaran dapat dikelola dengan tingkat akurasi yang

    tinggi.

    f. Konsistensi dalam implementasi, untuk menjunjung konsistensi itu

    sebaiknya terdapat panduan teknis yang tertulis sebagai pegangan

    pelaksanaan tugas sehingga apa yang direncanakan itulah yang

    dilaksanakan.

  • 4. Langkah-langakah pelaksanaan Token Economy

    Mengacu pada pemikiran Robinson T.J. Newby dan S.L. Ganzell, (1981)

    merumusakan bahwa langkah utama dalam pelaksanaan sistem token ekonomi

    dapat dikembangkan sebagai berikut :

    a. Menentukan target prilaku atau kompetensi yang dapat siswa tunjukan.

    Guru memilih masalah penting sebagai target. Definisikan dengan jelas,

    harus dalam bentuk penyataan positif, dan harus dalam prilaku hasil

    belajar yang dikembangkan dalam bimbingan pembelajaran dalam kelas.

    b. Menentukan motode bagaimana langkah-langkah untuk memperoleh

    penghargaan dan nilai dari setiap penghargaan. Barkley (1990) memberi

    contoh untuk anak-anak umur 4-7 thaun menggunakan guntingan kartu

    berbentuk bintang, model perangko atau stiker. Setiap perangkat

    penghargaan diletakan siswa di atas meja belajarnya dalam kelas.

    c. Identifikasi nilai atraktif penghargaan. Mengembangkan penghargaan

    sebagai sesuatu yang berarti, praktis dan atraktif sehingga dapat

    meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal penting yang dapat

    meningkatkan makna adalah keterlibatan siswa dalam proses memilih dan

    menyusun jenis dan nilai penghargaan. Dalam hal ini siswa dapat

    memperoleh kebebasan menentukan waktu

    d. Menentukan Tujuan, jumlah token yang dapat diperoleh serta nilai yang

    diperoleh untuk setiap penghargaan yang diperoleh.

    Implementasi kegiatan ini memerlukan langkah lanjut :

  • a. Penjelasan Program Kepada Siswa. Penjelasan mengenai program harus

    jelas. Siswa harus memahami aturan main sebelum belajar dimualai agar

    mereka dapat memanfaatkan waktu belajar secara optimal. Sejumlah

    penghargaan kepada siswa diberikan di antaranya karena ketepatan dan

    kecepatan menunjukan prilaku positif yang diharapkan.

    b. Guru memberikan masukan. Guru harus menentukan kapan hadiah akan

    didistribusikan, dengan ketentuan seperti apa, dan bagaimana siswa dapat

    memperoleh penghargaan, tata tertib seperti bagaimana? Pemberian

    penghargaan dapat guru lakukan tidak hanya sebatas dalam kurun waktu

    satu dua jam pelajaran, namun dapat pula menggunakan waktu berhari-

    hari, berminggu-minggu atau dalam satu semester sepanjang guru dapat

    memelihara kondisi tingkat revalitas, persaingan dan daya kolaborasi

    dapat terus dikobarkan sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar

    siswa.

    c. Guru pengatur penghargaan. Guru memberikan penghargaan dengan

    memperhatikan tercapainya tujuan pembelajaran. Kejuaraan diperoleh dari

    pengumpul hadiah terbanyak. Hal itu berarti menjadi siswa yang berlajar

    paling efektif sehingga mencapai prilaku yang diharapkan. Jika siswa

    berhasil dalam satu hari dan ia tidak mendapatkan di waktu lain adalah

    sesuatu yang baiasa.

    B. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar

  • Motivasi belajar terdiri dari dua kata yang memepunyai pengertian sendiri-

    sendiri. Namun kedua pengertian tersebut membentuk satu pengertian

    pembahasan. Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan satu persatu diantara

    keduanya. Motivasi berasal dari bahasa inggris motive yang diambil dari kata

    asalnya mation yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak (Rusyan, 1998).

    Sedangkan menurut Sardiman. Motive diartikan sebagai daya dan upaya

    yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (A.M, 2005). Motif dapat

    diartikan sembagi daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

    melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif

    dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern ( kesiapsiagaan). Berawal dari motif

    itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

    aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

    mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

    Menurut Sumadi (1990: 70) dalam buku Psikologi Pendidikan, motif

    adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan

    aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Dalam pengertian ini motif bukanlah

    yang dapat diamati, akan tetapi dapat diketahui karena adanya suatu aktivitas itu

    dapat kita lihat atau saksikan.

    Sedangkan pengertian motivasi hampir sama dengan pengertian motif

    yang berbeda hanya kalimatnya saja. Sebagaimana pengertian motivasi yang

    dikemukakan oleh Martin Handoko, motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang

    terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mangarahkan, dan

    mengorganisasikan tingkah laku (Handoko, 1992: 9).

  • Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan

    mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi

    terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan

    dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati,1999:80).

    Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi

    pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk

    memenuhi kebutuhan (Abdul R.S, 2008:182). Oemar Hamalik (2001:158)

    menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

    seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

    tujuan. Menurut Ustman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang

    membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, yang menimbulkan tingkah laku

    serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu (Hamalik,2001:183).

    Sartain menggunakan kata motivasi atau dorongan sebagai suatu

    pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah

    laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive) (Purwanto,

    1988:70).

    Hoyt dan Miskel memandang motivasi sebagai kekuatan-kekuatan yang

    kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan

    ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai

    dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan

    personal (Abdul R.S, 2008:184). Motivasi, sikap dan minat yang memberikan

    kemungkinan untuk mendorong dalam berbuat dan bertingkah laku. Untuk

    mendorong seseorang mencapai aktivitas dari tujuan yang diinginkan.

  • Winkel (W.S Winkel, 1996:151) menyatakan bahwa motivasi adalah motif

    yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu. Sedangkan maksud dari motif adalah

    daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi

    mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi merupakan pendorongan suatu usaha

    yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak

    hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

    tertentu (Purwanto, 2004:71).

    James O. Whitteker (dalam Wasty Soemanto, 1990:193) memberikan

    pengertian secara umum mengenai penggunaan motivasi dibidang psikologi,

    menurutnya motivasi ialah kondisi atau keadaan yang mengakibatkan atau

    memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang

    ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

    Sedangkan Sumadi Suryabrata (2002:114) mengatakan motivasi sebagai

    suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk

    aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

    Maslow (dalam Djaali, 2007:101) mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar

    hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis,

    kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan

    akan aktualisasi diri. Manusia memerlukan motivasi yang dapat memberikan

    semangat dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu, begitu juga dengan pelajar

    atau siswa sangat memerlukan adanya motivasi untuk belajar lebih giat lagi.

    Dengan motivasi yang didapat dari orang tua dan guru maka siswa dapat

    terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.

  • Sebelum menguraikan apa yang dimaksud dengan motivasi belajar terlebih

    akan diuraikan tentang beberapa pengertian tentang belajar. Pada hakekatnya

    belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang

    menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk

    pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang

    positif.

    Winkel mendefinisikan belajar sebagai : Suatu aktivitas mental psikis yang

    berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan

    perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

    Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

    Winkel (1991:36) memandang bahwa peristiwa belajar terjadi karena

    adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya. Individu yang

    dimaksud harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan

    dan perasaannya agar perubahan yang terjadi pada dirinya bersifat konstan dan

    wajar.

    Witherington (1992, dalam Usman Effendi dan S. Praja, 1985:103)

    merumuskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan dalam kepribadian,

    sebagaimana yang dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola

    respon atau tingkah laku yang baru, yang ternyata dalam perubahan keterampilan,

    kebiasaan, kesanggupan atau pemahaman.

    Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

    perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga

    ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

  • Untuk lebih jelasnya ada beberapa pendapat para ahli yang

    mengemukakan tentang pengertian belajar;

    a. Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

    untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya (Syaiful, 1990:193).

    b. Cronbach mengatakan (dalam Sumadi Suryabrata, 2002:231) belajar yang

    sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar

    menggunakan panca inderanya.

    c. Sedangkan Oemar Hamalik berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk

    pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

    cara-cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Syaiful,

    2004:13).

    Belajar adalah suatu usaha untuk melakukan perubahan dengan cara-cara

    tertentu seperti pengalaman, latihan, ketrampilan dan pemahaman yang dilakukan

    untuk memperoleh suatu pengetahuan dalam interaksi dengan lingkungannya

    yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Setelah mengetahui definisi motivasi dan belajar, untuk lebih jelas maka

    terdapat suatu pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai motivasi belajar:

    Dimyati dan Mujiono (1999;97) memberikan pengertian bahwa motivasi

    belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya yang

    terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.

  • Sedangkan menurut Sardiman (1992;73) mendeskripsikan bahwa motivasi

    belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang khas

    adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk

    belajar. Siswa yang mempunyai motivasi belajar kuat akan mempunyai banyak

    energi untuk melakukan kegiatan belajar.

    Motivasi belajar menurut W.S.Winkel (1991:92) adalah keseluruhan daya

    penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

    menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

    belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

    Dapat diambil pengertian bahwa motivasi belajar adalah suatu usaha untuk

    mendorong keinginan individu agar tercapai suatu hasil yang diinginkan dalam

    belajar. Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pelajaran di

    sekolah. Seseorang akan berhasil apabila dalam belajar, kalau pada dirinya ada

    keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan

    motivasi belajar.

    Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

    adalah suatu dorongan atau keinginan kuat untuk belajar yang terpengaruh oleh

    kondisi psikologis dan fisiologis, untuk melakukan suatu tujuan yang sudah

    ditentukan. Jadi seseorang akan berhasil jika melakukan suatu usaha dengan

    perasaan senang dan tumbuh kegairahan dalam belajar, keinginan yang kuat untuk

    melakukan tujuan dan mendapatkan hasil yang baik. Dalam proses belajar,

    motivasi belajar sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai

    motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dasar

  • pertimbangan pemilihan teori motivasi menggunakan teori dari W.S. Winkel,

    alasan mengapa dalam penelitian peneliti memilih teori dari W.S.Winkel ini

    karena teorinya cukup sederhana, penjelasan yang singkat akan tetapi sudah

    mencakup semua dan kalimatnya mudah dipahami.

    Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diketahui bahwa Motivasi

    belajar adalah suatu dorongan yang dapat mengubah tingkah laku individu untuk

    melakukan suatu aktivitas belajar sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.

    Bentuk motivasi tersebut meliputi motivasi intrinsik yang timbul dari dalam diri

    individu tanpa adanya pengaruh dari orang lain dan ekstrinsik merupakan

    motivasi yang timbul dari luar diri individu karena adanya paksaan, ajakan

    sehingga terpaksa untuk melakukan kegiatan belajar.

    2. Teori-teori Motivasi

    Dibawah ini disebutkan beberapa teori motivasi yaitu :

    a. Teori Hedonisme

    Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau

    kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang

    bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang

    bersifat duniawi.

    Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang

    cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih menyukai melakukan

    perbuatan yang mendapatkan kesenangan. Siswa di kelas merasa gembira dan

    bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah bahwa guru

    matematika yang mereka benci tidak dapat mengajar karena sakit.

  • Menurut teori Hedonisme, para siswa harus diberi motivasi secara tepat

    agar tidak malas belajar matematika, dengan cara memenuhi kesenangannya.

    b. Teori Naluri

    Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang mempengaruhi

    anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga

    semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang

    diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal.

    Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi

    dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan yang akan dilakukan.

    c. Teori Reaksi yang Dipelajari

    Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan

    memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya

    mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang

    yang dipimpinnya.

    d. Drive Theory

    Teori ini merupakan perpadanan antara teori naluri dengan teori reaksi

    yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu

    dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya suatu

    daya pendorong pada lawan jenis. Semua orang dalam semua kebudayaan

    mempunyai daya pendorong pada lawan jenis. Namun cara-cara yang digunakan

    berlainlainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-

    masing.

  • e. Teori Arousal

    Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Menurutnya, organisme tidak

    selalu berusaha menghilangan ketegangan tetapi justru tidak sebaliknya, di mana

    organisme berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya

    f. Teori Atribusi

    Teori ini dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang berusaha

    menggambarkan secara sistematik penjelasan-penjelasan perihal kenapa seseorang

    berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas. Misalnya, guru yang tidak enak

    mengajar, kesehatan yang tidak optimal, pelajaran tidak menarik,

    ketidakberuntungan, kurang usaha, kurangnya kemampuan, pekerjaan terlalu sulit,

    salah strategi dan lain-lain (Purwanto, 1988:187-192).

    g. Teori Kebutuhan

    Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan, yaitu:

    1) Kebutuhan Fisiologis

    Yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, menyangkut

    fungsifungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan,

    kesehatan dan kebutuhan seks.

    2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security).

    Seperti perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang,

    kelaparan,dan perlakuan tidak adil.

    3) Kebutuhan sosial

  • Yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai

    pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan dan kerja

    sama.

    4) Kebutuhan akan penghargaan

    Termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, status,

    pangkat.

    5) Kebutuhan akan aktualisasi diri

    Seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki,

    mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.

    Dari teori motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori motivasi itu

    terdapat tujuh teori yaitu, teori hedonisme yang mengatakan bahwa manusia itu

    memiliki tujuan hidup yang utama yaitu untuk mencari kesenangan.

    Sedangkan teori naluri mempunyai naluri yang bersifat bawaan sehingga

    semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri, teori reaksi

    yang dipelajari merupakan teori apabila akan memotivasi seseorang maka terlebih

    dahulu harus mengetahui latar belakang baik kehidupan ataupun kebiasaannya.

    Drive theory yaitu pendorong untuk melakukan kepada arah yang umum.

    teori arousal yaitu peningkatan ketegangan pada seseorang. teori atribusi yang

    menggambarkan penjelasan perihal keberhasilan dan kegagalan seseorang. teori

    kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, social, penghargaan dan

    aktualisasi diri.

    Sebagaimana firman Allah dalam Surat Asy-Syam ayat 8:

  • Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) dan ketaqwaannya

    (Surat Asy-Syam 8).

    Dijelaskan bahwa jiwa itu hidup dan memiliki berbagai kebutuhan-

    kebutuhan psikologis dan fisiologis. Dalam diri manusia tingkatan kebutuhan

    tersebut selalu ingin dapat terpenuhi dan tidak akan puas dengan satu kebutuhan

    saja.

    3. Komponen Motivasi Belajar

    Di bawah ini terdapat dua bentuk motivasi belajar menurut W.S Winkel

    (1991:95) yaitu:

    a. Motivasi Instrinsik

    Bentuk motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri

    tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri,

    misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah

    selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik, semua keinginan itu

    berpangkal pada penghayatan kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui

    kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan ini

    hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat, tidak ada cara lain untuk menjadi orang

    terdidik atau ahli, lain belajar. Biasanya kegiatan belajar disertai dengan minat dan

    perasaan senang.

  • W.S. Winkel mengatakan bahwa: Motivasi Intrinsik adalah bentuk

    motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar (W.S Winkel,

    1991:95).

    Namun terbentuknya motivasi intrinsik biasanya orang lain juga

    memegang peran, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan

    antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan. Biarpun kesadaran itu

    pada suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri, pengaruh dari pendidik

    telah ikut menanamkan kesadaran itu. Kekhususan dari motivasi intrinsik ialah

    kenyataan, bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah

    belajar.

    b. Motivasi Ekstrinsik

    Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena

    ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang

    demikian akhirnya ia mau belajar.

    Winkel mengatakan Motivasi Ekstrinsik, aktivitas belajar dimulai dan

    diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak

    berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri (W.S. Winkel, 1991:94).

    Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah belajar,

    bersumber pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi kebutuhan itu

    sebenarnya dapat dipengaruhi dengan kegiatan lain, tidak harus melalui kegiatan

    belajar. Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati

    oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam menimbulkan

    motivasi itu, yang khas dalam motivasi ekstrinsik bukanlah ada atau tidak adanya

  • pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada

    dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara lain. Berdasarkan uraian di atas maka

    motivasi belajar ekstrinsik dapat digolongkan antara lain :

    1. Belajar demi memenuhi kewajiban.

    2. Belajar demi menghindari hukuman.

    3. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.

    4. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.

    5. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan orang

    tua).

    6. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi

    persyaratan.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk motivasi

    meliputi, motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik merupakan

    motivasi yang tumbuh dari dalam individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang

    lain. Timbulnya motivasi yang ada dalam diri individu merupakan suatu

    kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai apa yang diinginkan untuk meraih

    cita-cita dan menjadi orang yang terdidik, misalnya belajar tanpa disuruh untuk

    belajar.

    Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari

    pengaruh orang lain. Jadi motivasi timbul karena adanya suatu paksaan, suruhan

    dan ajakan, misalnya belajar karena diajak oleh teman, gengsi, untuk

    mendapatkan pujian, untuk memenuhi kewajiban, sehingga individu terpaksa

    untuk belajar.

  • 4. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

    Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

    mengarahkan belajar anak didik, sebagai berikut:

    a. Pemberian angka atau grade Angka

    adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik.

    Pemberian angka atau grade biasanya bervariasi, didasarkan atas

    perbandingan interpersonal dalam prestasi akademis atau dari hasil

    ulangan, ada anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat

    angka jelek. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan

    rangsangan pada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih

    meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka atau

    nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan

    motivasi kepada anak didik untuk belajar lebih giat.

    b. Pemberian penghargaan atau ganjaran

    Teknik ini dianggap berhasil bila menumbuhkembangkan minat siswa.

    Pemberian penghargaan dapat membangkitkan minat anak untuk

    mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan

    dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima penghargaan

    karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus

    termotivasi untuk melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.

    c. Kompetisi

    Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

    mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan, baik

  • dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan.

    Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar

    mengajar yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian,

    metode mengajar memegang peranan. Guru bisa membentuk anak didik ke

    dalam beberapa kelompok belajar di kelas, ketika pelajaran sedang

    berlangsung. Semua anak didik dilibatkan ke dalam suasana belajar,

    dengan guru bertindak sebagai fasilitator, sementara setiap anak didik aktif

    belajar sebagai subjek yang mempunyai tujuan tertentu, sehingga masing-

    masing anak termotivasi sendiri untuk mencapai tujuannya itu.

    d. Ego-Involvement

    Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya

    tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras

    dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk

    motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan sekuat

    tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

    Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri.

    Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik akan

    belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

    e. Memberi ulangan

    Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya

    menyiapkan diri jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena

    itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak

    didik agar lebih giat belajar.

  • f. Keberhasilan dan tingkat apresiasi

    Istilah tingkat apresiasi menunjuk kepada tingkat pekerjaan yang

    diharapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan

    dalam tugas-tugas yang mendahuluinya. Konsep ini berkaitan erat dengan

    konsep seseorang tentang dirinya dan kekuatan-kekuatannya. Dalam

    hubungan ini guru dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan-tujuan harus

    dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan mampu

    mencapainya. Dengan mengetahui hasil yang mereka capai, anak didik

    akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu

    mengalami kemajuan, maka anak didik akan berusaha untuk

    mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya.

    g. Pujian

    Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat

    motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

    merupakan motivasi yang baik, guru bisa memanfaatkan pujian untuk

    memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah.

    Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau

    bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik. Pujian harus

    diberikan secara merata kepada anak didik sebagai individu, bukan kepada

    yang cantik atau yang pintar. Dengan begitu anak didik tidak antipati

    terhadap guru, tetapi menganggapnya sebagai figure yang disenangi dan

    dikagumi.

  • h. Hukuman

    Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan

    dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan

    efektif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan

    pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif

    dimaksud sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki

    sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan

    hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau

    pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran, namun akan

    lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang.

    i. Hasrat untuk belajar

    Hasrat untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan, ada maksud untuk

    belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan

    tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu

    memang ada motivasi untuk belajar, sehingga perlu dikembangkan dengan

    menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung

    utamanya. Disini motivasi ekstrinsik sangat diperlukan, agar hasrat untuk

    belajar itu menjadi perilaku belajar.

    j. Minat

    Minat berpengaruh besar terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang

    berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan

    sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah

    menghafalkan pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan

  • berjalan lancer bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang

    utama yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik.

    k. Tujuan yang diakui

    Rumusan tujuan yang ingin dicapai oleh guru, sebaiknya diberitahukan

    kepada anak didik, sehingga tujuan yang diakui dan diterima baik oleh

    anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

    memahami tujuan yang dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan

    menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.

    5. Motivasi Belajar Dalam Perspektif Islam

    Motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan yang terjadi didalam setiap

    individu untuk memperoleh suatu tujuan yang diinginkan. Setiap manusia

    mempunyai suatu dorongan yang ingin dicapainya. Dalam kitab suci Al-Quran

    yang berbunyi:

    Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (allah);

    (tetapkan atas) fitrah allah yang telah menciptakan manusia menurut

    fitrahnya itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama

    yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum

    : 30)

    Sebuah motif dalam wujud fitrah, sebuah potensi dasar. Potensi dasar yang

    memiliki makna sifat bawaan, mengandung arti bahwa sejak diciptakan manusia

  • memiliki sifat bawaan yang menjadi pendorong untuk melakukan berbagai

    macam bentuk perbuatan, tanpa disertai dengan peran akal, sehingga terkadang

    manusia tanpa disadari bersikap dan bertingkah laku untuk menuju pemenuhan

    fitrahnya.

    Motivasi itu akan melahirkan tujuan belajar, minat terhadap belajar,

    kepercayaan pada diri sendiri dan keuletan yang dimiliki oleh siswa. Oleh sebab

    itu motivasi memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.

    Motivasi apapun yang dilakukan siswa maka dialah yang berhak

    mengenyam buah keberhasilan sesuai dengan jerih payahnya. Hal itu sebagaimana

    firman Allah dalam surat Al-Zilzilah: 7-8, yang menjelaskan tentang pentingnya

    setiap orang bertanggung jawab terhadap setiap niat atau motivasi, usaha dan hasil

    karyanya:

    Artinya: Barang siapa yang mengerjakan sesuatu amal kebajikan seberat atom

    pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang

    mengerjakan perbuatan jahat seberat atom pun niscaya dia akan melihat

    balasannya pula.

    Kata niat jika disejajarkan lebih tinggi daripada motivasi karena motivasi

    seorang muslim harus timbul karena niat pada Allah. Pada prakteknya kata

    motivasi dan niat hampir sama-sama dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa

    kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dorongan (drive) atau

  • kekuatan. Walaupun dalam bahasa inggris intention diartikan niat dan motivation

    dengan motivasi namun dalam berbagai penelitianpun kata motivasi yang

    digunakan. Memurnikan niat karena Allah semata merupakan landasan amal yang

    ikhlas.

    Maksud niat disini adalah pendorong kehendak manusia untuk

    mewujudkan suatu tujuan yang dituntutnya. Allah SWT menyebutkan pada

    sebagian ayat Al-Quran tentang motivasi-motivasi fisiologis terpenting yang

    berfungsi menjaga individu dan kelangsungan hidupnya. Misalnya lapar, dahaga,

    bernapas dan rasa sakit. Dalam Surat Thaha ayat 117-121 tiga motivasi terpenting

    untuk menjaga diri dari lapar, haus, terik matahari, cinta, kelangsungan hidup,

    ingin berkuasa.

    Sebagian ayat al-Quran menunjukkan pentingnya motivasi memenuhi

    kebutuhan perut dan perasaan takut dalam kehidupan. Allah SWT menyebutkan

    pada sebagian ayat Al-Quran tentang motivasi-motivasi fisiologis terpenting yang

    berfungsi menjaga individu dan kelangsungan hidupnya. motivasi psikologis yang

    dipelajari manusia di tengah pertumbuhan sosialnya, di dalam fase pertumbuhan,

    berkembang kecenderungan individu untuk memiliki, berusaha memiliki harta

    yang dapat memenuhi kebutuhan dan jaminan keamanan hingga masa yang akan

    datang.

    Motivasi adalah kuatnya dorongan dari dalam diri yang membangkitkan

    semangat pada manusia yang kemudian hal itu menciptakan adanya tingkah laku

    dan mengarahkannya pada suatu kesuksesan. Motivasi itu menjalankan fungsi

  • utama bagi manusia di mana ia mendorong untuk lebih bertanggung jawab dengan

    memenuhi kebutuhan hidup yang hakiki dan eksistensi dirinya.

    Al-Quran memerintahkan orang-orang beriman, yang mempunyai

    kemampuan fisik untuk bekerja keras dan selalu mencari ilmu. Allah juga

    menjanjikan pertolongan bagi siapa saja yang berjuang dan berlaku baik dalam

    kehidupannya seperti yang difirmankan oleh Allah dalam Surat Al-Ankabut ayat

    69 :

    Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-

    benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan

    sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

    Al-Quran Surat Al-Qashas ayat 77 di jelaskan bahwa:

    Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

    (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

    bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

    orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

    janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya

    Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

  • Dijelaskan bahwasannya setiap manusia berusaha untuk mencari apa yang

    sudah dianugerahkan kepada Allah, dengan dorongan untuk memenuhi kebutuhan

    hidup yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis di

    dunia, maka manusia berusaha mencari semua apa yang berguna dan yang

    diinginkan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT di dunia. Dan manusia

    tidak boleh melupakan kebahagiaan di akhirat ketika Allah telah

    menganugerahkan kenikmatan.

    Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang manusia sebagai makhluk yang

    direncanakan Allah SWT untuk berusaha. Dalam beberapa ayat Al-Quran

    tersebut dapat disimpulkan tentang potensi manusia untuk memotivasi diri dan

    mencapai tujuan yang diinginkan.

    C. Pembelajaran Bahasa Indonesia

    1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Untuk mengetahui pengertian bahasa, kita meninjau dari dua segi, yaitu

    dari segi teknis dan segi praktis. Secara teknis, bahasa adalah seperangkat ujaran

    yang bermakna, yang dihasikan dari alat ucap manusia. Pengertian secara praktis,

    bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa sistem

    lambing bunyi yang bermakna, yang dihasilkan dari alat ucap manusia.

    Dari pengertian secara praktis ini dapat kita ketahui bahwa bahasa dalam

    hal ini mempunyai dua aspek, yaitu aspek sistem (lambang) bunyi dan aspek

    makna. Bahasa disebut sistem bunyi atau sistem lambang bunyi karena bunyi-

    bunyi bahasa yang kita dengar atau kita ucapkan itu sebenarnya bersistem atau

    memiliki keteraturan.

  • Dalam hal ini istilah sistem bunyi hanya terdapat didalam bahasa lisan,

    sedangkan didalam bahasa tulis bahasa sistem bunyi itu digambarkan dengan

    lambang-lambang tertentu yang disebut huruf. Dengan demikian bahasa selain

    dapat disebut sistem bunyi, juga disebut system lambang. (Mustakim, 1994 : 2)

    2. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Fungsi Bahasa Indonesia adalah sebagai wahana komunikasi bagi

    manusia, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Fungsi adalah fungsi

    dasar bahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Dalam

    kenyataan sehari-hari, bahasa tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat,

    yang didalamnya sebenarnya terdapat status dan nilai-nilai sosial. Bahasa selalu

    mengikuti dan mewarnai kehidupan manusia sehari-hari, baik manusia sebagai

    anggota suku maupun bangsa. (Imam, 1990 : 1)

    Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia

    berfungsi sebagai berikut:

    a. Sebagai lambang kebangaan nasional

    b. Sebagai lambang jati diri atau identitas nasional

    c. Sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang

    sosial,budaya, dan bahasanya

    d. Sebagai alat perhubungan antarbudaya dan antar daerah. (Mustakim, 1990

    : 14)

    Adapun fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia seperti dipaparkan

    dibawah ini:

  • a. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, denagan jalan

    mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan

    waktunya secara lebih baik, dan mengurangi beban guru dalam

    menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina

    danmengembangkan gairah belajar siswa.

    b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual,

    dengan jalan mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, serta

    memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

    kemampuannya.

    c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, denganjalan

    perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis, serta

    pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi pleh penelitian oleh

    prilaku.

    d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan menongkatkan kemampuan

    manusia dengan berbagai media komunikasi, serta penyajian informasi dan

    data secara lebih konkrit.

    e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat mengurangi jurang

    pemisah antara pelajran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas

    yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan yang sifatnya

    langsung.

    f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan

    alat media massa. (Solchan, 1996 : 4)

    3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

  • Pembelajaran bahasa indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

    kemampuan sebagai berikut:

    a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang

    berlaku, baik secara lisan maupun tulis

    b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa

    persatuan dan bahasa negara

    c. Memehami bahasa indonesia dan menggunakan dengan tepat dan kreatif

    untuk berbagai tujuan

    d. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan

    intelektual, serta kematangan emosionaldan sosial

    e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

    memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemapuan

    bahasa

    f. Menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khasanah

    budaya dan intelektual manusia indonesia. .(Solchan, 1996 : 6)

    4. Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Pembelajaran bahasa indonesia terdiri dari beberapa aspek-aspek sebagai

    berikut:

    a. Mendengarkan

    Kegiatan mendengar adalah kegiatan yang utama dan pertama bagi orang

    yang belajar bahasa. Anak sejak semula belajar bahasa dari orang tuanya

    dengan jalan mendengar. Dengan kegiatan mendengar maka siswa-siswa

  • dapat melakukan kegiatan meniru,menangkap, dan melakukan yang

    didengarkannya.

    b. Berbicara

    Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang sifatnya produktif setelah

    kegiatan mendengar dilakukan. Tujuan pembelajaran berbicara pada

    umumnya ialah agar menggunakan bahsa secara lisan. Supaya kegiatan

    berbicara itu efektif.

    c. Membaca

    Kegiatan membaca dapat dimulai setelah siswa mengenal huruf. Membaca

    dalam pengertian bahasa pemulaan seringkali siswa-siswa diajar

    membaca gambar atau menceritakan yang dilihatnya pada gambar

    sebelum mengenal huruf. Kegiatan demikian disebut kegiatan membaca

    gambar.

    d. Menulis Kegiatan belajar yang tercangkup dalam kegiatan menulis adalah:

    1) Menyalin

    Kegiata menyalin adalah kegiatan yang ditujukan kepada keterampilan

    menulis.

    2) Mengarang

    Mengarang berarti merangkai atau menyusun hasil pikiran dalam

    bahasa tulis. Dapat diartikan juga mengarang adalah menuliskan hasil

    pikiran-pikiran mengenai yang didengar, dilihat atau dialami.

    3) Dikte

  • Pelajaran dekte juga termasuk kegiatan menulis. Yang ditulis adalah

    bahasa lisan yang diungkapkan oleh guru. Oleh karena itu dekte juga

    termasuk kegiatan mendengar. ( Broto, 1980 : 208 )

    D. Pengaruh Token Economy Terhadap Motivasi Belajar

    Seorang Guru, seringkali merasa kebingungan bagaimana harus

    mengontrol perilaku anak didiknya. Kadang kali guru dan orang tua merasa

    frustasi dengan tingkah laku anak. Mereka sungguh kebingungan bagaimana cara

    menghentikan perilaku negatif anak. Sering dijumpai reaksi guru atau orang tua

    yang muncul adalah membentak, menaikan tekanan suara, berteriak, bahkan

    melakukan kekerasan fisik pada anak misalnya mencubit, menampar, menarik

    rambut, memukul atau menekan bagian tubuh anak dengan kencang dan berbagai

    tindak keras lainnya. Tindak kekerasan ini baik secara fisik ataupun mental kini

    dikenal sebagai bullying. Dan di Indonesia tindakan ini sudah dipikirkan sebagai

    tindakan melanggar hukum.

    Anak masih belajar mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Apabila

    kita hanya memberikan reaksi negatif saja pada anak maka banyak resiko dan

    dampak buruk yang yang akan muncul. Mulai self-concept, percaya diri, self-

    efficacy akan menjadi lemah, menjadi agresif ; berperilaku keras pada

    lingkungannya, mengalami hambatan yang serius dalam perkembangannya dan

    bisa jadi anak akan mengalami gangguan jiwa apabila terus menerus mengalami

    kekerasan mental maupun fisik.

    Anak juga perlu dihargai, layaknya seperti kita merasa perlu dihargai atas

    pekerjaan atau perilaku baik yang kita lakukan (golden rules), kita sering berpikir

  • kita ingin diperlakukan orang seperti kita memperlakukan orang dengan baik,

    begitu pula anak-anak juga ingin dihargai diberikan penguatan. ( Eko, 2005 : 2)

    Pola didik guru dan orang tua di Indonesia menurut saya masih dibilang

    primitif karena sikap guru dan orang tua masih reaktif menanggapi perilaku anak

    dengan perilaku yang tanpa dipikirkan lebih jauh lagi. Apabila saat ini generasi

    Indonesia dibilang tidak kompetitif dengan negara lain ini juga karena pengaruh

    pola didik yang masih primitif, sehingga kualitas soft-skiil masih tertinggal karena

    sisi afektif anak tidak pernah diperhatikan dengan baik. Tentu kita ingin

    menyelamatkan anak dan bangsa kita, dengan salah satu teknik Token Economy

    kita dapat mendidik dengan baik.

    Menurut De Decce dan Grawford (1974), menyatakan bahwa ada empat

    fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan

    peningkatan motivasi belajar anak didik, untuk tercapainya tujuan pengajaran:

    1. Menggairahkan anak didik

    Dalam proses belajar mengajar, guru harus berusaha menghindari hal-hal yang

    monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam

    belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu kepada anak didik untuk

    berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.

    2. Memberikan harapan realistis

    Guru harus bisa memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan

    memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Harapan yang

    diberikan harus yang bisa dijangkau oleh anak didik dan dengan pertimbangan

    yang matang.

  • 3. Memberikan insentif

    Guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik yang mengalami

    keberhasilan, baik berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya. Sehingga anak

    didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan

    pengajaran.

    4. Mengarahkan perilaku anak didik

    Guru dituntut untuk bisa mengarahkan perilaku anak didik dengan cara

    memberikan respon terhadap anak didik yang tidak terlibat langsung dalam

    kegiatan belajar di kelas, misalnya anak yang pendiam, yang membuat keributan,

    yang berbicara semaunya dan sebagainya, harus diberikan teguran secara arif dan

    bijaksana. Menghentikan perilaku anak didik yang negatif dengan memberi gelar

    yang tidak baik adalah kurang manusiawi. Cara mengarahkan perilaku anak didik

    adalah dengan memberikan penugasan, mendekatinya, memberikan hukuman

    yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang

    baik.

    E. Penelitian Terdahulu

    Hasil studi kepustakaan pelaksanaan token ekonomy tidak selalu berhasil

    menghasilkan prilaku siswa sebagaimana yang diharapkan. Di Amerika sistem ini

    hanya dapat berhasil dilakukan oleh 40% guru saja (Rosen, Taylor, OLeary, &

    Sanderson, 1990). Hasil kajian itu menunjukan bahwa program intensifikasi

  • belajar Token economy dalam kelas tidak selalu siswa perlukan bahkan tidak

    diperlukan oleh sebagian besar siswa.

    Dalam Penelitian Anita Aisah, Prasetyo Budi Widodo, Imam Setyawan

    Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Dalam Jurnalnya Yang Berjudul

    pengaruh penerapan metode modifikasi perilaku Token economy terhadap

    regulasi diri siswa Peserta mata pelajaran matematika Menunjukkan bahwa

    Perlakuan Modifikasi Perilaku Token Economy Dapat Meningkatan Regulasi Diri

    Siswa Yaitu Siswa Peserta Mata Pelajaran Matematika Di SDN Srondol 02

    Banyumanik.

    Pada dasarnya program ini tidak mudah dilaksanakan, memerlukan banyak

    waktu, memerlukan banyak latihan serta perlu panduan konsultan serta melakukan

    perbaikan berulang-ulang sehingga guru terampil memacu siswa melalui

    pemberian penghargaan yang dihargai oleh para siswa sehingga siswa benar-benar

    menyukainya, dan dapat termotivasi.

    F. Hipotesis

    Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

    terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

    (Arikunto, 2006:71). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh metode

    token economy terhadap motivasi belajar siswa. Artinya apabila metode token

    economy baik untuk diterapkan maka motivasi belajar siswa akan bernilai tinggi.

    Dan sebaliknya apabila metode token economy buruk untuk diterapkan maka

    motivasi belajar siswa akan bernilai rendah.