Jurnal TA Toni Saputro 1106090009
-
Upload
tonisaputro -
Category
Documents
-
view
131 -
download
4
description
Transcript of Jurnal TA Toni Saputro 1106090009
1
PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN LAYANAN TEKNOLOGI
INFORMASI BERDASARKAN STANDAR ISO 20000 DI DIREKTORAT SISTEM
INFORMASI UNIVERSITAS TELKOM (STUDI KASUS: LAYANAN HUMAN
RESOURCES INFORMATION SYSTEM)
Toni Saputro
1106090009 Sistem Informasi
Fakultas Teknik Universitas Telkom
Email: [email protected]
Abstrak
Teknologi informasi yang saat ini berkembang dengan sangat pesat harus didukung dengan manajemen layanan
yang baik. Direktorat Sistem Informasi (SISFO) sebagai penyedia layanan di Universitas Telkom bertanggung
jawab dalam mengelola layanan teknologi informasi untuk unit bisnis di Universitas Telkom salah satunya
untuk bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dengan layanan Human Resources Management Information
System (HRMIS). Saat ini Direktorat SISFO akan menerapkan standar ISO 20000 untuk manajemen
layanannya, namun belum terdapat tata kelola yang sesuai dengan standar tersebut. Penelitian ini merancang tata
kelola manajemen layanan TI terkait layanan HRMIS yang sesuai dengan standar ISO 20000. Dalam penelitian
ini menggunakan metode analisis gap dengan pendekatan checklist untuk mengetahui kesenjangan kondisi saat
ini dengan kondisi yang diharapkan sesuai standar ISO 20000. Pada analisis gap ini, metode checklist dilakukan
terhadap persyaratan yang harus dipenuhi oleh Direktorat SISFO sesuai klausul ISO 20000. Dalam metode
checklist dilakukan pengecekan terhadap dokumen yang diperlukan untuk mencapai standar ISO 20000.
Analisis gap akan menghasilkan kebutuhan dokumen tata kelola yang harus dirancang sesuai dengan format
standar ISO 20000. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Direktorat SISFO khususnya untuk layanan HRMIS
masih belum memenuhi standar ISO 20000, sehingga diperlukan rancangan tata kelola manajemen layanan TI
berupa dokumen yang mencakup standar proses dan prosedur, form, dan instruksi kerja sesuai dengan ISO
20000. Hasil rancangan dinilai oleh pihak Direktorat SISFO untuk diketahui sejauh mana rancangan dapat
diterapkan sebagai tata kelola manajemen layanan teknologi informasi, khususnya layanan HRMIS. Dari hasil
penilaian yang diberikan, rancangan dokumen tata kelola dapat diterapkan untuk layanan HRMIS dan dapat
dikembangkan untuk layanan lain yang terdapat di Direktorat SISFO.
Kata kunci: Perancangan tata kelola TI, standar ISO 20000, IT Service Management, dokumen tata kelola TI
1. Pendahuluan
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
memberikan banyak kemudahan di berbagai aspek
kegiatan. Di dunia pendidikan, peran teknologi
informasi (TI) sangat membantu dalam
menyediakan layanan sistem informasi akademik
maupun non akademik bagi civitas akademikanya.
Proses belajar mengajar, administrasi, registrasi,
finansial dan penyediaan sumber daya yang
dilaksanakan di sebuah institusi pendidikan tidak
dapat dipisahkan dengan layanan sistem informasi
yang terintegrasi. Direktorat Sistem Informasi (d/h
UPT Sisfo) merupakan bagian yang bertanggung
jawab atas ketersediaan layanan teknologi
informasi di Universitas Telkom. Dalam layanan
teknologi informasi di Universitas Telkom,
Direktorat Sistem Informasi mengelola layanan TI
untuk setiap unit bisnis atau unit bagian, salah
satunya untuk bagian SDM (Sumber Daya
Manusia). Dimana layanannya adalah HRMIS
(Human Resources Management Information
System) di bawah pengelolaan divisi Sistem
Informasi Data non Akademik dan Enterprise
Direktorat Sisfo.
Untuk menunjukkan bahwa layanan HRMIS
yang disediakan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan bagian SDM serta dapat membantu
mencapai tujuannya, maka dibutuhkan tata kelola
yang baik. Tata kelola yang baik akan menjadi
salah satu tolok ukur dalam menyediakan layanan
teknologi informasi yang berkualitas. Terdapat
banyak framework dan standar untuk tata kelola TI,
salah satunya ISO 20000. Penggunaan ISO/IEC
20000 di dalam IT Governance lebih memfokuskan
pada domain IT Service Management (manajemen
layanan TI), dimana ISO/IEC 20000 menetapkan
persyaratan untuk penyedia layanan dalam
mengelola dan menyampaikan layanannya kepada
pelanggan. Dalam manajemen layanan HRMIS
yang disediakan untuk bagian SDM, Direktorat
Sisfo harus melakukannya dengan baik sesuai
standar ISO 20000.
2
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi kebutuhan tata kelola manajemen
layanan teknologi informasi untuk bagian SDM dan
merancang solusinya sesuai standar ISO 20000.
Hasil akhir berupa dokumen tata kelola yang
mencakup standar proses, prosedur dan kebijakan.
2. Pembahasan Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata kelola teknologi informasi adalah
tanggung jawab dari direksi dan manajemen
eksekutif. Tata kelola teknologi informasi
merupakan bagian dari tata kelola perusahaan dan
terdiri dari kepemimpinan dan struktur organisasi
dan proses yang memastikan bahwa organisasi TI
mendukung dan memperluas strategi dan tujuan
organisasi (IT Governance Institute, 2003). IT
Governance adalah kapasitas organisasi yang
dilakukan oleh dewan direksi, manajemen eksekutif
dan manajemen TI untuk mengontrol perumusan
dan implementasi strategi TI dan dengan cara ini
memastikan perpaduan bisnis dan TI (Grembergen,
2004). IT Governance adalah sistem dimana
portofolio organisasi TI diarahkan dan dikontrol. IT
Governance mendeskripsikan (a) distribusi dari hak
pengambilan keputusan TI dan tanggung jawab
antara para pemangku kepentingan yang berbeda
dalam organisasi, dan (b) aturan dan prosedur
untuk membuat dan mengawasi keputusan strategis
pada kepentingan TI (Peterson, 2001).
Dari beberapa teori yang dikemukakan
sebelumnya bahwa tata kelola TI atau IT
Governance dapat diartikan suatu proses untuk
mengatur dan mengontrol organisasi dalam
implementasi teknologi informasi dan memastikan
penerapannya dapat medukung dan memperluas
strategi dan tujuan organisasi yang menjadi
tanggung jawab dari dewan direksi, manajemen
eksekutif dan manajemen TI.
IT Service Management (ITSM) Manajemen layanan TI atau IT Service
Management adalah manajemen dari semua proses
yang bekerja sama untuk memastikan kualitas dari
live services, sesuai dengan tingkat layanan yang
disepakati dengan pelanggan. IT Service
Management ditujukan untuk inisiasi, desain,
organisasi, pengendalian, pengadaan, dukungan
dan perbaikan layanan TI, disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi pelanggan. Istilah IT Service
Management (ITSM) digunakan dalam banyak hal
oleh kerangka manajemen yang berbeda dan
organisasi yang menginginkan tata kelola dan
peningkatan kematangan organisasi TI.
ISO 20000 ISO/IEC 20000 adalah sebuah standar Sistem
Manajemen Layanan yang menetapkan
persyaratan-persyaratan untuk penyedia layanan
untuk merencanakan, menetapkan, menerapkan,
mengoperasikan, memantau, meninjau, memelihara
dan meningkatkan SMS. Persyaratan-persyaratan
termasuk perancangan, transisi, pengiriman dan
peningkatan layanan untuk memenuhi persyaratan
layanan.
ISO/IEC 20000 dapat digunakan oleh: sebuah
organisasi yang mencari layanan dari penyedia
layanan dan jaminan permintaan bahwa persyaratan
layanan mereka akan terpenuhi; sebuah organisasi
yang mensyaratkan pendekatan konsistensi oleh
semua penyedia layanannya, termasuk dalam rantai
pasokan; Sebuah penyedia layanan yang bertujuan
untuk menunjukkan kemampuannya untuk
perancangan, transisi, pengiriman dan peningkatan
layanan yang memenuhi persyaratan-persyaratan
layanan; Sebuah penyedia layanan untuk
memantau, mengukur dan meninjau proses-proses
dan layanan manajemen layanannya; Sebuah
penyedia layanan untuk meningkatkan
perancangan, transisi dan pengiriman layanan
melalui penerapan dan operasi SMS yang efektif;
Seorang penilai atau auditor sebagai kriteria untuk
penilaian kesesuaian dari sebuah SMS penyedia
layanan terhadap persyaratan dalam ISO/IEC
20000.
ISO/IEC 20000 mensyaratkan penerapan
metodologi yang dikenal sebagai “Plan-Do-Check-
Act” (PDCA) terhadap semua bagian SMS dan
layanan. Plan: menetapkan, mendokumentasikan
dan mengesahkan SMS, mencakup kebijakan,
sasaran, rencana-rencana dan proses-proses untuk
memenuhi persyaratan layanan. Do: menerapkan
dan mengoperasikan SMS untuk perancangan,
transisi, pengiriman dan peningkatan layanan.
Check: pemantauan, pengukuran dan tinjauan SMS
dan layanan terhadap kebijakan, sasaran, rencana-
rencana dan persyaratan layanan dan pelaporan
hasil-hasil. Act: mengambil tindakan untuk
peningkatan kinerja secara terus menerus dari SMS
dan layanan.
Gambar 1 Sistem Manajemen Layanan
Gambar 1 mendefinisikan sebuah SMS, termasuk
proses-proses manajemen layanan. Proses-proses
manajemen layanan dan hubungan antar proses-
proses dapat diterapkan dalam cara yang berbeda
dengan perbedaan penyedia layanan. Sifat
hubungan antar sebuah penyedia layanan dan
3
pelanggan akan mempengaruhi bagaimana proses-
proses manajemen layanan dijalankan.
Service Management System (SMS) mencakup
beberapa klausul atau klausul proses. Berikut ini
adalah ringkasan detil dari klausul kontrol
manajemen layanan TIK beserta objektif kontrol
yang sesuai dengan gambar diatas.
Tabel I Klausul kontrol manajemen layanan TI
Klausul Kontrol Obyektif
4 Service
Management
System General
Requirements
4.1 Management responsibility
4.2 Governance of processes
operated by other parties
4.3 Documentation
Management
4.4 Resource management
4.5 Establish the SMS (Plan,
Do, Check, Act)
5 Design and
transition of new
or changed
services
5.1 General
5.2 Plan new or changed
services
5.3 Design and development of
new or changed services
5.4 Transition of new or
changed services
6 Service
delivery
processes
6.1 Service level management
6.2 Service reporting
6.3 Service continuity and
availability management
6.4 Budgeting and accounting
for services
6.5 Capacity management
6.6 Information security
management
7 Relationship
processes
7.1 Business relationship
management
7.2 Supplier management
8 Resolution
processes
8.1 Incident and service request
management
8.2 Problem management
9 Control
processes 9.1 Configuration management
9.2 Change management
9.3 Release and deployment
management
Menurut Lynda Cooper dalam presentasinya
yang berjudul ISO/IEC 20000 Part 1 - the next
edition (Cooper, 2011), pada ISO 20000 edisi 2011
penyelarasan lebih dekat dekat dengan ISO 9001
dimana untuk klausul 1 – 3 hanya bersifat sebagai
pengantar standar ISO 20000:2011. Klausul 1
Ruang Lingkup, Klausul 2 Acuan Standar, Klausul
3 Istilah dan Definisi. Dalam 3 klausul tersebut
belum ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk
standar ISO 20000, ketiga klausul tersebut hanya
untuk menjelaskan ruang lingkup, acuan standar
dan mendefinisikan istilah yang digunakan. Hanya
saja untuk klausul 1.2 menjelaskan bahwa klausul 4
– 9 yang terdiri dari persyaratan harus dipenuhi
oleh penyedia layanan untuk mendapatkan standar
ISO 20000.
Manfaat ISO 20000 Organisasi yang bersertifikasi ISO/IEC 20000,
layanannya lebih mungkin dipilih oleh pelanggan
karena menunjukkkan bahwa organisasi tersebut
berkomitmen untuk mengelola penyediaan
pelanggan. Selain manfaat dari perspektif
pelanggan, menerapkan standar ISO/IEC 20000
juga akan meningkatkan proses TI yang lebih
efektif dan efisien dan pada akhirnya akan
menghemat biaya. Dengan sertifikasi ISO/IEC
20000 kepuasan pelanggan dan kualitas layanan
juga akan lebih baik. Bagi penyedia layanan,
tentunya sertifikat ISO/IEC 20000 menjadi bukti
nyata keseriusannya dalam memberikan layanan
dengan kualitas yang baik dan dapat diterima oleh
pelanggannya. Perusahaan dengan sertifikat
ISO/IEC 20000 telah mampu membuktikan kepada
Auditor yang independen bahwa layanan yang
diberikan dikelola dengan baik dan kualitasnya
dapat diterima oleh pengguna layanan itu.
Analisis Gap Pada tahap analisis gap ini, menggunakan Gap
Analysis Questionnaire yang mengacu pada format
Public IT Limited untuk melakukan penilaian gap.
Dalam format tersebut dilakukan pengecekan dan
penghitungan apakah saat ini Direktorat Sistem
Informasi bagian SIDNAK sudah sesuai dengan
kondisi yang diharapkan dan apakah dokumen yang
ada saat ini sudah mencakup bagian atau klausul di
dalam standar ISO/IEC 20000 atau belum.
Dari hasil penghitungan penilaian gap yang
telah dilakukan di Direktorat Sistem Informasi
bagian SIDNAK, dihasilkan jumlah persyaratan
yang telah memenuhi ISO/IEC 20000 pada tabel
berikut.
Tabel II Persyaratan yang memenuhi ISO 20000
Klau
sul
Jumlah
persyaratan
yang baru
terpenuhi
Jumlah
persyaratan
yang harus
terpenuhi
%
persyarat-
an yang
terpenuhi
4 68 131 52%
5 16 45 36%
6 14 87 16%
7 6 35 17%
8 8 37 22%
9 3 67 4%
Berdasarkan Tabel II dapat diketahui bahwa
saat ini layanan HRMIS yang disediakan dan
dikelola bagian Sistem Informasi Non Akademik
4
dan Enterprise masih belum sesuai dengan standar
ISO/IEC 20000, dimana menurut (Perron, 2013)
minimum persyaratan berjumlah 256 sedangkan
pada Tabel II total jumlah yang baru terpenuhi baru
115. Hal tersebut juga dapat ditinjau dari Gambar
2,
Gambar 2 Tingkat kesesuaian dengan ISO 20000
Gambar 3 menampilkan persentase dari persyaratan
yang telah dipenuhi oleh Direktorat Sistem
Informasi bagian Sistem Informasi Non Akademik
& Enterprise.
Gambar 3 Persentase kesesuaian dengan ISO 20000
Melalui penilaian gap, ternyata layanan yang
disediakan oleh Direktorat Sistem Informasi bagian
Sistem Informasi Non Akademik & Enterprise
masih terdapat kekurangan untuk tata kelolanya,
terutama yang berkaitan dengan IT Service
Management atau manajemen layanan TI dan yang
berstandar ISO/IEC 20000. Kekurangan dan
ketidaksesuaian dengan standar ISO/IEC 20000
tersebut tidak merata di seluruh klausul, mulai dari
klausul 4 sampai 9. Pada klausul 4, bagian Sistem
Informasi Non Akademik & Enterprise sudah
memenuhi 50% dari yang dipersyaratkan oleh
standar ISO/IEC 20000. Sedangkan untuk klausul 5
sampai 9 masih dibawah 50% dari persyaratan
yang dibutuhkan di dalam standar ISO/IEC 20000.
Untuk itu diperlukan suatu tata kelola untuk
manajemen layanan terutama layanan sistem
informasi non akademik, sehingga di masa
mendatang layanan yang disediakan Direktorat
Sistem Informasi bagian Sistem Informasi Non
Akademik & Enterprise dapat memenuhi
persyaratan standar ISO/IEC 20000.
Analisis Kebutuhan Perancangan Dari hasil yang didapat dari analisis gap,
dilakukan analisis kebutuhan untuk perancangan
yang akan ditinjau dari ketersediaan dokumen
kebijakan, prosedur dan proses di tiap-tiap klausul
atau klausul standar dari ISO/IEC 20000. Untuk
dokumen yang akan dibuat dalam perancangan tata
kelola juga disesuaikan dengan kebutuhan dari
Bagian Sistem Informasi Non Akademik &
Enterprise. Berikut daftar dokumen dari tiap-tiap
klausul,
Tabel III Daftar dokumen ISO 2000
Klausul Nama Dokumen
4. Persyaratan
Umum SMS
- Kebijakan Manajemen Layanan
- Prosedur pengendalian
dokumen
- Prosedur untuk perbaikan
layanan berkelanjutan
- Prosedur untuk audit
manajemen layanan
5. Rancangan &
transisi layanan
baru atau diubah
- Proses rancangan dan transisi
layanan baru atau diubah
- Dokumen inisiasi proyek
6. Proses
penyampaian
layanan
- Proses manajemen tingkat
layanan
- Service Level Aggrement (SLA)
- Katalog Layanan
- Operational Level Aggrement
(OLA)
- Proses Penilaian Risiko
- Laporan Penilaian Risiko
- Rencana Perlakuan Risiko
- Rencana Manajemen
Ketersediaan
- Kebijakan Penganggaran dan
Akuntansi Layanan
- Proses Manajemen Kapasitas
- Rencana Kapasitas
7. Proses
hubungan
- Prosedur Pengaduan Layanan
- Survei Kepuasan Pengguna
- Laporan Survei Kepuasan
Pengguna
8. Proses
resolusi
- Proses Manajemen Insiden
- Proses Manajemen Permintaan
Layanan
- Proses Manajemen Masalah
9. Proses
pengendalian
- Proses Manajemen Konfigurasi
- Prosedur Manajemen
Konfigurasi
- Kebijakan Manajemen
Perubahan
- Proses Manajemen Perubahan
- Kebijakan Manajemen Rilis dan
Deployment
- Proses Manajemen Rilis dan
Deployment
Setelah teridentifikasi dokumen-dokumen yang
dibutuhkan, penentuan format dokumen ISO/IEC
20000 akan disesuaikan dengan format template
yang mengacu pada format Public IT Limited &
dikustomisasi sesuai kebutuhan.
5
Pembuatan dokumen tata kelola Pada pembuatan dokumen akan mengacu pada
standar ISO/IEC 20000, selian itu juga
memperhatikan dan menyesuaikan dengan layanan
yang disediakan oleh Direktorat Sistem Informasi
bagian Sistem Informasi Non Akademik dan
Enterprise yakni HRMIS. Beberapa dokumen
memiliki nomor referensi Service Management
System (SMS) yang mengacu pada klausul ISO
20000. Contoh: ITSM061003,
Tabel IV Nomor referensi dokumen
ITSM061003
ITSM IT Service Management
06 Klausul 6 Proses Penyampaian
Layanan
1 Kontrol obyektif ‘Service Level
Management’
003 Dokumen Katalog Layanan (Service
Catalogue)
Dalam penyusunan dan pembuatan rancangan,
dokumen yang memiliki kesamaan secara umum
dan memiliki keterkaitan akan dijadikan satu. Hal
tersebut untuk mengefisiensikan pengelolaan
dokumen di waktu kemudian. Dokumen yang
dibuat juga diposisikan ke dalam persyaratan sesuai
ISO 20000, dimana persyarataan meliputi Plan
(Perencanaan dan Penetapan), Do (Penetapan dan
Pengoperasian), Check (Pemantauan dan Tinjauan),
Act (Pemeliharaan dan Peningkatan). Rancangan
dokumen juga akan dibagi lagi ke dalam beberapa
bagian, yakni Procedure, Work Instruction, dan
Form/Report. Dokumen yang masuk ke bagian
tersebut merupakan dokumen yang bersifat
implementatif dan sesuai dengan proses yang
berjalan di Direktorat SISFO. Jadi dokumen dari
tiap-tiap klausul akan dipetakan sesuai dengan
persyaratan dan bagian tersebut.
Tabel V Hasil pemetaan dokumen ke persyaratan
ISO 20000
Posisi
dok. Prosedur
Work
Instruction Form
Perencan
aan
- Prosedur
Rancangan
dan Transisi
Layanan
Baru atau
Diubah
- Prosedur
pengendalia
n dokumen
- Perencanaan
Manajemen
Kapasitas
- Form
RKM
- Dokume
n RKA
Penetapa
n
- Dok.
SKPL
- Katalog
Layanan
- Dok.
Penetapa
n Teknis
Penerapa
n
Prosedur
Pengujian
Layanan
Proses
Manajemen
Rilis dan
Deployment
UAT
Internal
&
Eksternal
, BAST
Tabel VI Lanjutan
Posisi
dok. Prosedur
Work
Instructio
n
Form
Pengoper
asian
- Proses dan
Prosedur
Manajemen
Konfigurasi
- Prosedur
Pengaduan
Layanan
- Proses
Manajeme
n Insiden
- Form
Pengaduan
- Laporan
Penangana
n
Pemantau
an
- Prosedur
evaluasi
layanan
- Form dan
Laporan
Survey
Kepuasan
Pengguna
- Laporan
hasil
pengukura
n
kapabilitas
riil
Infrastrukt
ur
Layanan
Tinjauan - Prosedur
untuk Audit
Manajemen
Layanan
- Proses
Penilaian
Risiko
- Laporan
Penilaian
Risiko
Temuan
Pemeliha
raan dan
Peningka
tan
- Prosedur
untuk
Perbaikan
Layanan
Berkelanjut
an
- Proses
Manajeme
n
Permintaan
Layanan
- Proses
Manajeme
n Masalah
- Proses
Manajeme
n
Perubahan
-
Dari hasil pemetaan terdapat beberapa dokumen
seperti form RKM, dokumen RKA, dokumen
SKPL, UAT internal dan eksternal dan dokumen
BAST (Berita Acara Serah Terima). Dokumen
tersebut tidak termasuk di dalam perancangan
dikarenakan sudah ada sebelumnya, namun tetap
dipetakan ke dalam persyaratan ISO 20000. Dalam
perkembangannya juga dirancang dokumen yang
nantinya dibutuhkan seperti dokumen prosedur
pengujian layanan, form pengaduan, laporan
penanganan, prosedur evaluasi layanan dan laporan
hasil pengukuran kapabilitas infrastruktur layanan.
Selain dokumen yang bersifat implementatif
yang terdapat dalam tiga bagian yakni prosedur,
work instruction dan form atau report terdapat juga
dokumen yang terpisah dari bagian tersebut yakni
dokumen tata kelola. Dokumen tata kelola berisi
tentang kebijakan yang bersifat sebagai panduan
6
atau gambaran umum dari dokumen-dokumen yang
sudah dibuat.
Penilaian Penilaian rancangan merupakan bentuk
feedback terhadap rancangan dokumen dengan
kesesuaian standar ISO 20000 dan layanan HRMIS
yang menjadi obyek penelitian. Adapun penilaian
rancangan diberikan oleh: Direktur SISFO dan
Manager Riset & Pengembangan Sistem Informasi.
Dari hasil penilaian yang diberikan, rancangan tata
kelola manajemen layanan TI khususnya untuk
layanan HRMIS sudah cukup baik. Rancangan
dokumen juga dapat dikembangkan lebih lanjut
untuk layanan selain HRMIS.
3. Penutup Kesimpulan
Sesuai dengan hasil analisis dan pembahasan
yang telah dijabarkan pada penelitian ini, beberapa
kesimpulan dapat diambil sebagai berikut:
1. Dengan identifikasi kebutuhan perancangan tata
kelola yang dilakukan dengan metode analisis
gap, Sistem Informasi Non Akademik dan
Enterprise dalam manajemen layanan HRMIS
masih belum memenuhi persyaratan dari
standar ISO 20000. Dari hasil yang dicapai, hal
ini membuktikan bahwa untuk memenuhi dan
meminimalkan pencapaian persyaratan ISO
20000 dibutuhkan standar proses dan prosedur
yang terdokumentasi dalam bentuk dokumen
tata kelola.
2. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan
perancangan, maka dibuatlah dokumen
perancangan tata kelola yang sesuai dengan
standar ISO 20000 dan dikhususkan untuk
layanan Human Resources Management
Information Systems (HRMIS). Dokumen yang
dibuat bersifat implementatif dimana terdiri dari
prosedur, work instruction dan form atau report
dan sesuai dengan proses yang berjalan. Tujuan
dibuat dokumen perancangan adalah untuk
mempersiapkan Direktorat SISFO khususnya
bagian Sistem Informasi Non Akademik dan
Enterprise dalam menerapkan standar ISO
20000. Hasil perancangan juga disetujui dan
penilaian yang diberikan terhadap rancangan
juga cukup baik, dan rancangan dapat
dikembangkan untuk layanan di Direktorat
SISFO tidak terbatas pada layanan HRMIS saja.
Saran Adapun saran yang dapat diberikan untuk
perbaikan penelitian selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1. Obyek penelitian sebaiknya dapat
dikembangkan pada semua layanan yang
disediakan oleh Direktorat SISFO, tidak
terbatas pada satu layanan saja.
2. Penelitian sebaiknya dapat diterapkan secara
umum untuk aplikasi yang layanannya
mencakup semua layanan sistem informasi,
dimana pengimplementasiannya sesuai proses
yang berjalan.
3. Dapat dikembangkan suatu aplikasi yang dapat
merancang dan menggambarkan manajemen
layanan teknologi informasi (ITSM).
4. Penelitian ini dapat dilakukan di institusi atau
organisasi lain yang terdapat bagian atau
departemen penyedia layanan teknologi
informasi.
4. Referensi Daftar Pustaka
[1]. Bureau Veritas. (2013). Awareness of ISO
20000:2011 For Institut Teknologi Telkom.
Bandung: Bureau Veritas.
[2]. Cooper, L. (2011). ISO/IEC 20000 Part 1 -
the next edition. Berkshire (UK): Service
20000 Ltd.
[3]. Grembergen, W. V. (2004). Structures,
Processes and Relational Mechanisms for IT
Governance in Strategis for Information
Technology Governance. Idea Group
Publishing.
[4]. International Register of Certificated
Auditors. (2012). IRCA Briefing note ISO/IEC
20000-1:2011. London: International Register
of Certificated Auditors (IRCA).
[5]. Nugraha, M. I. (2012). Audit IT Service
Management Di Pusat Data Dan Sistem
Informasi Kementerian Pertanian RI
Berdasarkan Standar ISO/IEC 20000.
Bandung: Institut Teknologi Telkom.
[6]. Perron, I. (2013, January 23). Governance of
Processes Operated by Other Parties.
Diambil kembali dari How to implement ISO
20000 | IT Managed Services :
http://implementiso20000.com/2013/01/25/go
vernance-of-processes-operated-by-other-
parties/
[7]. Peterson, R. (2001). Configuration and
coordination for global information
governance: Complex designs in a
transnational European context. Proceeding of
the 34th HICS Conference. Hawaii.
[8]. Public IT Limited. (2013). List of Templates.
Dipetik Juni 10, 2013, dari
iso20000templates.com:
http://www.iso20000templates.com/list-of-
templates.html