Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

27
SULUT MENJAGA HAK RAKYAT DALAM PEMILU Jurnal Suara Pilkada Serentak 2015 KPU SIAP KERJA BAWASLU BANTU TUGAS KPU POLEMIK DI KPU BOLTIM BERAKHIR LUBER, PRINSIP UTAMA 2015, DELAPAN PILKADA DI SULUT ANGGARAN PILKADA DI SULUT KURANG Berita Utama hal 5 Berita Utama hal 7 Di Mata Media hal 20 Wawancara hal 9 DKPP KPU Boltim hal 13

Transcript of Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

Page 1: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

SULUTMENJAGA HAK RAKYAT DALAM PEMILU

Jurnal Suara

Pilkada Serentak 2015

KPU SIAP KERJAKPU SIAP KERJA

BAWASLU BANTU TUGAS KPU

POLEMIK DI KPU BOLTIM BERAKHIR

LUBER, PRINSIP UTAMA 2015, DELAPAN PILKADA DI SULUT

ANGGARAN PILKADA DI SULUT KURANG

Berita Utama hal 5 Berita Utama hal 7 Di Mata Media hal 20

Wawancara hal 9

DKPP KPU Boltim hal 13

Page 2: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

TENTANG KITA

VISITerwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. MISI1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum;2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan efektif;4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

Yessy Y. Momongan, S.Th. M.Si. Ketua KPU Sulut

Vivi Teskri Lidia George, S.K.M.Divisi Perencanaan, Keuangan,

Logistik dan Humas

Fachruddin Noh, S.Ag. M.Pd.Divisi Sosialisasi, Pendidikan

Pemilih dan Pengembangan SDM

Dr. Ardiles M. R. Mewoh, S.I.P. M.Si.Divisi Hukum, Pengawasan dan

Teknis Penyelenggara

Zulkifli Golonggom, S.Pd.I.Divisi Umum, Rumah Tangga, Organisasi dan Data Informasi

Page 3: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

DAFTAR ISI

PENASEHAT Yessy Y. Momongan, Ardiles M. R. Mewoh, Vivi Teskri Lidia George, Zulkifli Golonggom,

Fachruddin Noh, Jona Oroh, Ferrie Ranti, Spener Manossoh, Djemmy Tamboto.

TIM JURNALPenanggung Jawab: Vivi George. Editor: Rudi. Redaktur: Fachruddin Noh (koordinator),

Lidya Rantung, Christie Talumewo , Raymond Mamahit, Jeiky Mentang, Febry Langkun, Evan Tulungen, Angel, Billy, Santo, Valentino. Layout: R. Kandolia. Keuangan: Pegi Lantu

SEKRETARIATKPU Sulut Jalan Diponegoro Nomor 25 Manado. Telep (0431) 841-346. Fax (0431) 841-346.

Website: http://www.kpu-sulutprov.go.id

SUSUNAN REDAKSI

4 Salam Redaksi

5 Anggaran Pilkada di Sulut Kurang7 Luber, Prinsip Utama9 Bawaslu Bantu Tugas KPU11 KPU Boltim Tabrak Aturan

13 Polemik di KPU Boltim Berakhir14-15 KPU Dalam Lensa

16 Pilkada Damai Harapan Warga18 KPU Dalam Lensa19 KPU Dalam Lensa20 2015, Delapan Pilkada di Sulut

21 KPU Sulut Siap Laksanakan Pilkada22 Personil KPU Dituntut Bekerja Secara Profesional, Independen dan Berintegritas23 Pemilu Strategis Tingkatkan Kualitas Demokrasi24 Kerja dan Kerja Sesuai Aturan25 Kandidat Diberi Peringkat26 Pemilu dan Pilkada Serentak Brasil

521

13

Page 4: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

Persiapan Pilkada serentak di Indonesia su-dah dan sementara berjalan jelang akan diterbitkannya Peraturan KPU sebagai pedoman pasca Perppu No 1 Tahun 2014 dan dikeluarkan dalam Dalam bentuk Un-

dang – Undang No 1 Tahun 2015 serta secara specifik direvisi kembali UU No 1 Tahun 2015 sebagai bahan acuan disusunnya PKPU. Persia-pan Pilkada antara lain sudah dilakukan Koor-dinasi dengan para pihak antara lain Legislator Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Utara serta Gu-bernur Sulawesi Utara.

Penerbitan Edisi Per-dana ini akan meng-hasilkan tahapan Pilkada Serentak Tahun 2015 mulai dari Ta-

hapan Persiapan, Tahapan Pelaksanaan sampai Tahapan Pelaporan. Ada kesepakatan Tim Jurnal akan menerbitkan Jurnal yang dinamakan “Jur-nal Suara KPU Sulawesi Utara” sebagai bahan bacaan,bahan pembelajaran bagi Penyeleng-gara Pilkada dalam melakukan proses Tahapan. Tim Jurnal terbentuk berdasarkan hasil Pleno KPU Prov. Sulut.Jurnal kali ini pada Edisi I mengambil Thema besar Persiapan Pilkada Serentak 2015 di Sulawesi Utara. Tim Jurnal Suara KPU Slawesi Ut-ara terdiri dari unsur Komisioner KPU Prov. Sulut.

Pada Edisi Perdana I ini merupakan bagian rangkaian aktifitas KPU Prov Sulut bersama Sek-retariat KPU Prov. Sulut baik di Wilayah Sulawesi Utara maupun Luar Daerah misalnya Rapat Koor-dinasi KPU se Indonesia yang sudah berlangsung medio Januari – Maret 2015.

Edisi Perdana kali ini akan menghadirkan Profil 5 Komisioner KPU Prov. Sulut periode Tahun 2013- 2018. Tim Jurnal menyapa beberapa Pimpinan Daerah sebagai Bintang Tamu antara lain Gu-bernur Sulawesi Utara, Ketua DPRD Prov. Su-lut, Ketua Bawaslu Prov. Sulut dan tak kalah pentingnya Sekretaris KPU Prov. Sulut. Berita menarik lainnya Jurnal Suara KPU Sulawesi Utara akan masuk pada rubrik Varia KPU menggambarkan Persiapan Pilkada Seren-tak 2015 dan berbagai aktifitas Komisioner dan sekretariat KPU Prov. Sulut dalam ling-

kup KPU Prov. Sulut. Galeri Foto bagian dari pendokumentasian yang menggambarkan

aktifitas dan realita lapangan yang akan dituangkan dalam Edisi Perdana ini.

Akhir kata diterbitkannya Jurnal Suara KPU Sulawesi Utara, tidak lepas dari kerja keras Tim Jurnal dan masukan-mas-ukan yang membangun kearah yang lebih baik pada edisi selanjutnaya dari para Komisioner KPU Prov. Sulut dan Sekretaris KPU Prov. Sulut.

SALAM TIM JURNAL SUARA KPU SULAWESI UTARA

4

SALAM REDAKSI

SULUTJurnal Suara

Salam Suara KPU Sulut

Vivi Teskri Lidia George, S.K.M.

Page 5: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

5

BERITA UTAMA

SULUTJurnal Suara

Namun, meski begitu SHS mengaku, anggaran tidak menjadi persoalan besar ka­rena aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengatur satu putaran pada pilkada. “Kami sudah atur anggaran untuk pilkada, memang masih kurang namun para wakil

rakyat di De wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) telah menyetujuinya, jadi harus dijalankan,” ungkap Guber nur SH Sarundajang, pekan lalu.

Sarundajang mengakui, anggaran terasa kurang penyebabnya ka rena alat peraga kampanye tidak lagi

disediakan oleh calon kepala daerah, namun oleh Komisi Pe milihan Umum (KPU) Dae­rah. Namun, Sarundajang mendukung aturan pilkada saat ini karena dinilai akan lebih efektif dan cepat. “Jika salah satu calon menang lebih satu suara pun, sehingga ini

Anggaran Pilkada di Sulut Kurang

MANADO – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Harry Sarundajang (SHS) me nyentil anggaran pemilihan kepala dae-rah (pilkada) di Sulut yang dinilai masih kurang.

DR. Sinyo Harry Sarundajang

Page 6: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

akan menjadi efisien den-gan tidak ada lagi putaran II, kecuali ada pelanggaran yang hakiki atau massive,” tandasnya.

Sementara itu, Sarundajang berharap, Pilkada serentak tersebut dilaksanakan secara berkualitas, serta berjalan se-cara efektif, efisien dan santun. efektifitas serta efisiensi tersebut harus terlihat pada waktu pe-nyelenggaraan yang dilakukan tepat sasaran. “Melalui Pilkada serentak ini, aspirasi dan hak masyarakat dalam berdemokra-si harus tetap terpenuhi, serta keriuhan politik berlangsung dalam waktu bersamaan,” ujarnya saat diwawancarai tim Jurnal KPU pekan lalu.

Lanjut dia, berharap agar Pilkada yang akan di laksana-kan bulan Desember mendata-ng berlangsung aman, lancar dan santun. “Cegah adanya kontaminasi. Hindarilah tim-tim sukses dengan penekanan kampanye hitam, fitnah, atau hujat. Jangan ada penyusu-pan. Laksanakan Pilkada den-gan santun sesuai aturan yang berlaku demi keamanan dan kelancaran pesta demokrasi ini. Semua pihak ikut berper-an,” tukasnya.

Ia mengatakan, situ-asi keamanan dan ketertiban masyarakat yang tercipta se-lama pelaksanaan Pemilu Leg-islatif dan Pemilihan Presiden tahun 2014 ini harus diperta-hankan, sehingga keamanan dan ketertiban tetap tercipta pada pilkada serentak di Sulut.

“Sulut adalah daerah yang sukses melaksanakan pesta demokrasi karena tetap dalam kondisi aman kondusif ketika melakukan pelaksanaan pesta demokrasi, mulai dari pileg dan pilpres maupun pilkada yang dilaksanakan sebelumn-ya, ini sebuah keberhasilan

pembangunan, sehingga mesti dipertahankan,” katanya.

Menurut dia, pilkada ada-lah ajang untuk memilih pem-impin yang akan membangun daerah ini lima tahun kede-pannya, sehingga harus di-jaga dan dipertahankan nilai demokrasi dalam pelaksan-aannya sehingga akan lahir juga pemimpin yang akan membawa daerah maju dan berkembang.

Gubernur SHS juga menga-takan, Pilkada 2015 terkesan istimewa dan memberikan sejumlah hal baru, berbeda dengan pilkada sebelumnya.

“Pertama diselenggarakan serentak. Hal itu dilakukan agar akhir masa jabatan mere-ka juga bareng. Pilkada ser-entak juga diharapkan akan menghemat biaya yang dikelu-arkan negara,”paparnya. Hal menarik lain dalam Pilkada kali ini, dalam hal perhitun-gan suara, kata SHS, Pilkada kali ini tidak lagi mengenal adanya putaran kedua. Bagi calon langsung dinyatakan menang meskipun hanya lebih dari satu suara. “Lebih satu su-

ara dia (calon kepala daerah, red) langsung menang. Kec-uali ada pelanggaran hakiki maka ada Mahkamah Kon-stitusi. Ini lebih cepat, lebih efisien,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, men-yangkut alat peraga tidak lagi disediakan oleh calon kepala daerah. “Untuk alat peraga disediakan KPU dan tidak lagi oleh calon. Makanya angga-ran kita tingkatkan walaupun harus diakui untuk sekarang masih kurang. Tapi ini sudah jadi perhatian,” jelasnya.

Selain adanya perbedaan ini, SHS mengaku ada bebera-pa poin yang masih sama den-gan ketentuan Pilkada selama ini. “Misalnya usia minimal 30 tahun, ijasah minimal SMA. Juga calonnya masih berpasan-gan 1 paket. Soal uji publik memang tidak ada tapi debat publik tetap ada,” paparnya.

PENJABATHal menarik disinggung

SHS, soal penjabat Gubernur, Walikota dan Wakil Wa-likota, SHS mengatakan hal itu tetap ada. “Pejabat semua ada hanya saja lamanya menjabat berbeda-beda. Ada yang hanya satu minggu, ada yang dua minggu dan ada juga yang beberapa bulan. Misalnya Gubernur Sulut pen-jabatnya selama enam bulan dan penjabatnya dari Kemen-trian di Jakarta.

Begitu juga dengan Kabu-paten Boltim misalnya. Masa berakhir bupatinya bulan Oktober sementara Pilkada bulan Desember jadi perlu penjabat. Kalau penjabat Walikota Manado sebenarnya tidak perlu karena waktunya singkat. Tapi karena wakilnya juga ikut mencalonkan diri, maka ada (Penjabat, red),” pungkasnya. (*)

“Kami sudah atur ang-garan untuk pilkada,

memang masih kurang namun para wakil

rakyat di De wan Per-wakilan Rakyat Dae-rah (DPRD) telah me-

nyetujuinya, jadi harus dijalankan,”

6

BERITA UTAMA

SULUTJurnal Suara

Page 7: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

7

BERITA UTAMA

SULUTJurnal Suara

Legislator yang sedang menjalani periode ketiga di Deprov Sulut ini mengatakan, sebagai wakil rakyat dirinya menginginkan proses Pilkada tak dicampuri dengan inter-vensi berbagai pihak. “Prinsip Luber itu harus diterapkan, jangan hanya sekadar slo-gan,” tegasnya.

Ia memulai dengan prin-sip langsung. Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, rakyat diberi kesempatan menyampaikan langsung hak pilihnya.

“Pakai itu sebaik-baiknya untuk menghasilkan pemimpin berkualitas. Kami (PDI Per-juangan) yang terang-terangan berjuang agar Pilkada dilak-sanakan langsung, karena kita harus tunduk pada rakyat sebagai pemegang kekua-saan tertinggi. Hak suaranya tak boleh diwakilkan,” tegas politisi kelahiran 5 September 1969 itu.

Selanjutnya, prinsip umum. Menurut Kandouw, semua pemegang hak suara harus menyalurkan haknya. “KPU sebagai penyelenggara wajib memastikan daftar pemilih telah merangkul semua warga yang punya hak suara. Di samping itu, data yang di-hasilkan harus benar-benar sesuai di lapangan,” tukasn-ya.

Ia menambahkan, KPU juga harus memberi jaminan,

prinsip bebas dan rahasia terlaksana. Tak ada paksaan atau intervensi pihak tertentu, serta pelak-sanaan Pilkada berlangsung lancar.

“Kami sebagai wakil rakyat akan mengawal pelak-sanaan Pilkada. Kami juga punya kewajiban memas-tikan pesta demokrasi

itu ber-langsung jujur dan adil. Tentu, penerapan Luber-Jurdil ini berada di kendali penyeleng-gara Pilka-da, yakni KPU dan Bawaslu,” paparnya.

Sedang-

kan untuk anggaran, dikata-kan Kandouw, wajib menggu-

nakan asas penghematan. Deprov sebagai pe-

megang hak budget-ing akan melakukan pengawasan.

“Karena dilaku-kan serentak, maka logikanya akan ada penghematan ang-

garan,” tandas legisla-tor yang datang

dari Dapil Mina-

ha-sa-

Luber, Prinsip UtamaMANADO - Prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber-Jurdil) wajib diberlakukan dalam Pemilihan Kepa-la Daerah (Pilkada) di Sulawesi Utara (Sulut). Ini ditegaskann Ketua Deprov Sulut Drs Steven O.E Kandouw.

Drs Steven Kandouw

Page 8: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

Tomohon ini.Sementara itu, lanjut Kan-

douw, Pilkada serentak akan mengakibatkan banyak te-muan kecurangan. DPRD Sulut menegaskan untuk penyeleng-gara pilkada harus tegas dalam menjalankan tugas.

“Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, Badan pen-gawasan pemilihan umum (Bawaslu) Sulut serta pihak keamanan harus bekerja se-maksimal mungkin dan harus dimulai sejak dini,” ujarnya

Menurut dia, aturan pilka-da saat ini sudah semakin ketat, sebab itu pengawasan harus dimaksimalkan, jangan sampai kecolongan. Misal-kan, incumbent yang akan maju jika terikat saudara tidak bisa maju, Pekerja

Negeri Sipil (PNS) harus mengundurkan diri bukan lagi cuti, serta pembatasan dana dan alat peraga kam-panye.

“Hal tersebut yang harus

diantisipasi penyelenggara pe-milihan umum (pemilu). Sebab, semakin banyak aturan, harus semakin teliti dalam menjalan-kan tugas,” tegasnya.

Mengenai money politic (politik uang) Kandouw mengingatkan, pasca pemilu yang lalu semua masyarakat sudah ada rekam jejak, track rekor, pengalaman mengenai iklim berdemokrasi di Sulut.

“Sebab itu, sangat yakin tidak ada lagi money politic, pengarahan PNS, politisasi birokrat. Semua akan disempurnakan dan hal tersebut tidak akan terjadi lagi,” ujarnya. “Saya yakin juga, masyarakat bisa menjalankan agenda politik ini dengan baik,” sambung Ketua Bridge Sulut itu. (*)

“KPU sebagai penyelenggara

wajib memastikan daftar pemilih telah

merangkul semua warga yang punya

hak suara.”

8

BERITA UTAMA

SULUTJurnal Suara

Page 9: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

Bawaslu Bantu Tugas KPUPemilihan kepala daerah

(Pilkada) di Sulawesi Utara (Sulut) akan dilaksanakan tahun ini. Badan pengawasan pemilihan umum (Bawaslu) Sulut sangat berperan pent-ing untuk tugas dan fungsi sebagai pengawas pemilihan umum (pemilu), begitu juga hubungan Bawaslu dan KPU. Apa tanggapan Ketua Bawas-lu Sulut, Herwyn J.H Malonda M.Pd.

1. Apa tanggapan Bawaslu terhadap pilkada serentak?

Pilkada serentak berarti semua proses penye-lenggara pemilu harus dilaksan-akan dengan kecermatan yang tinggi, karena

konsentrasi masa itu tersebar di tujuh kabupaten dan kota, termasuk juga potensi ke-curangan lebih besar diband-ingkan pemilu tidak serentak. Pemilihan serentak terkait pemungutan dan perhitungan suara dimana hari puncaknya di serentakan, sudah ada pengalaman pada pileg dan pilpres yang lalu.

2. Kecurangan-kecurangan apa yang bisa ditemui nanti di pilkada serentak?

Paling pertama adalah per-soalan daftar pemilih, karena hanya ada di tujuh kabupaten

dan kota penyelenggara pemilu, sedangkan de-lapan tidak. Maka Bawaslu akan mengan-tisipasi jangan sampai delapan kabupaten dan

kota pemilihnya dituang-kan ke tujuh kabupaten

dan kota, bisa saja ada pemilih gan-da. Kemudian menggunakan-menggunakan fasilitas nega-ra, karena incumbent kemung-

kinan besar

akan mencalonkan diri, juga mengenai hasil nanti.

3. Langkah Bawaslu Sulut untuk meminimalisir kecurangan di pilkada nanti?

Pertama melakukan tindakan-tindakan pencegahan, misalkan sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan kepada pemilih. Sehingga Bawaslu berharap makain banyak orang yang tahu tentang aturan-aturan pemilu, maka akan semakin banyak orang yang tahu tentang larangan-larangan yang tidak boleh mereka lakukan, serta sanksi yang akan di dapat. Sehingga mereka sendiri yang akan melaporkan jika terdapat pelanggaran.

Kedua melakukan peninda-kan, Bawaslu akan dengan tegas jika ada yang melapor, Bawaslu akan memperosesnya sesuai dengan per undang-undangan.

4. Apakah pengawasan akan lebih sulit dipilkada serentak?

Tidak menjadi persoalan apakah sulit atau tidak untuk tu-gas pengawasan pada pilkada serentak ini, karena sudah mempunyai pengalaman di pileg dan pilpres. Paling utama adalah fokus pengawasan,

karena masing-masing ada keterlibatan dengan ka-

bupaten dan kota.

Herwyn J. H. Malonda, M.Pd

9SULUTJurnal Suara

WAWANCARA

Page 10: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

10 SULUTJurnal Suara

WAWANCARA

5. Bagaimana hubungan kerja sama antara Bawaslu dan KPU?

Saya mantan KPU, persoa-lan hubungan kerja antara Bawaslu dan KPU dimana KPU memandang Bawaslu

dan Panwaslu over acting dan Bawaslu serta Panwaslu me-mandang KPU tidak terbuka. Namun Bawaslu berupaya untuk meminimalisir.

Disatu sisi Bawaslu membina Panwaslu, ketika mereka bertin-

dak sesuai aturan memandang KPU sebagai mitra kerja. Ada persoalan antara Bawaslu dan KPU adalah mengenai informa-si dan data, namun bagi saya tugas panwas untuk memper-muda tugas KPU.

Waspada Money PoliticBeberapa pencegahan

harus dilakukan Bawaslu dalam hal ini mengenai politik uang dimana hal tersebut menjadi fenomena di kalangan masyarakat. Bagaimana sanksi/hukuman bagi pelanggar?. Apa solusinya?.

6. Apa langkah yang dilakukan untuk mencegah politik uang?

Pertama sosialisasi, rencana akan melibatkan tokoh agama. Karena ini terletak pada niat seseorang, niat memberi dan niat menerima, juga agar bisa di pahami pada pemilu yang akan dipilih ada seorang pemimpin. Paling pokok, memandu masyarakat menolak politik uang. Tidak bisa dipungkiri politik uang sudah semakin canggih.

7. Apa sanksi bagi pelanggar aturan?

Ada tiga pelanggaran, pertama pelanggaran pidana, diatur di dalam undang-undang pemilihan, kedua pelanggar administrasi dan pelanggaran kode etik. Dan pelanggaran yang lain, misalkan pelanggaran kampanye dan lain sebagainya akan diteruskan ke teman-teman kepolisian.

8. Apa Himbauan untuk masyaraakat yang akan mengikuti pesta demokrasi ini?

Mari sukseskan pemilihan ini dengan aman damai tertib dan bebas dari kecurangan, kalau ada intimidasi silakan saja laporkan itu. Paling pokok semuanya harus mengawal pemilihan ini. Ini pemilihan adalah pesta rakyat, rakyatlah yang berperan disitu.

9. Apa yang seharusnya dilakuka masyarakat, jika ada calon kepala daerah yang akan memberikan uang?

Kalau ada calon kepala daerah yang akan memberikan uang, pertama ambil uangnya, catat pemberinya, laporkan

ke pengawas pemilu atau kepolisian. Artinya, Kalau di diproses itu ada membawa barang bukti dan ada orang yang akan bersaksi. Lebih baik ditolak saja.

10. Himbauan untuk calon kepala daerah?

Untuk calon kepala daerah, yakinkan pemilih sesuai visi misi mereka dengan cara-cara yang elegan, berkwalitas dan bermartabat. Jangan beli suara rakyat dengan uang, yakinkan semuanya dengan sosialisasi, kampanye atau dengan cara-cara yang tidak ada intimidasi. Aturan-aturan semuanya sudah tahu. (*)

Page 11: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

11

Polemik yang muncul di Boltim, terkait diloloskannya dua calon legislator (caleg) terpilih, yakni Sofyan Alhabsy (Partai Kebangkitan

Bangsa) dan Jemi Tine (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) karena keduanya terpidana kasus meterai palsu dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Dugaan pelanggaran kode etik empat komisioner KPU Boltim digelar di Sekretariat KPU Sulawesi Utara (Sulut), kemarin.

Jalannya sidang dipimpin majelis hakim yang terdiri dari anggota DKPP Saud H Sirait sebagai pimpinan ma-

jelis, Tommy Sumakul dari tim pemeriksa daerah

dari unsur tokoh masyarakat dan akademisi, serta Sam-surizal Musa, anggota Bawa-slu Sulut. Sementara, empat teradu KPU yang hadir di sidang adalah Hendra Da-mopolii (ketua), Abdul

Kader Bachmid (anggota), Ronald Limbanon (anggota) dan Devita Pandey (anggota). Kasus ini teregistrasi di DKPP dengan nomor pengaduan 18/I-P/L-DKPP/2014 dan nomor perkara 007/DKPP-PKE/IV/2015 ini adalah KPU Sulut. Sidang kode etik berlangsung lebih dari dua

jam. Dimulai pukul 10.00 Wita dan ditutup pukul 12.15 Wita.

Selain KPU Sulut dan Bawa-slu Sulut ada juga dua mantan anggota Panwaslu Boltim, Billy Kawuwung dan Marie Ervina Damopolii, ikut dihadirkan pada sidang sebagai pihak terkait. Hanya satu Komisioner KPU Awaludin Umbola yang lolos dari pengaduan ini.

Dia memberikan dissenting opinion dan menolak menan-datangani berita acara rapat pleno 1 September 2014 ten-tang pemantapan status Sofyan dan Jemi sebagai caleg terpilih. Awaludin beralasan, jika si-

MANADO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bolaang Mongondow Timur (Boltim), indikasi menabrak aturan saat pelaksanaan Pemili-han Legislatif (Pileg) 2014 lalu.

KPU Boltim Tabrak Aturan

(Dari kiri ke kanan) Para teradu empat komisioner KPU Boltim, masing-masing Devita Pandey, Ronald Limbanon, Hendra Damopolii dan Abdul Kader Bachmid, saat mengikuti sidang kode etik di Sekretariat KPU Sulut, kemarin. (Istimewa)

SULUTJurnal Suara

DKPP KPU BOLTIM

Page 12: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

kapnya itu karena Sofyan dan Jemi telah gugur syarat, ber-dasarkan hasil konsultasi ber-jenjang ke KPU dan Pengadilan Negeri Kota Kotamobagu.

Dalam sidang itu, terungkap beberapa fakta menarik, di antaranya dugaan pembang-kangan KPU Boltim terhadap anjuran KPU di atas mereka, KPU Sulut dan KPU RI. Bukan itu saja, Ketua Bawaslu Her-win Malonda, membeber jika KPU Boltim tak menghargai sesama penyelenggara.

“Kajian kami bahwa KPU Boltim ini tidak menghargai sesama penyelenggara teru-tama Panwaslu Boltim,” ungka-pnya dalam sidang.

Sebelum pelantikan pada 15 September 2014 lalu, panwaslu dua kali menyurat ke KPU Boltim namun tak di-gubris. Surat kedua panwaslu tertanggal 12 September yang tegas menyatakan jika Sofyan dan Jemi tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota DPRD, tak menyulut langkah KPU me-maksakan pelantikan terhadap Sofyan dan Jemy. “KPU Boltim juga tidak memberikan klarifi-kasi tertulis atas surat panwa-

slu ini,” tambahnya.Terkait dengan diloloskan-

nya Sofyan dan Jemi sebagai anggota DPRD Boltim 2014-2019, Hendra Damopolii be-ralasan jika saat konsultasi ke Pengadilan Negeri Kotamoba-gu, hakim tak memberi pen-jelasan terperinci soal pasal dan ancaman hukuman yang dikenakan kepada kedua terpidana saat itu. “Kami tidak mau menafsir (pasal dalam KUHP) karena bukan ranah kami,” jelasnya.

Jawaban Hendra tersebut sontak membuat pimpinan majelis hakim bereaksi. “Kita jangan berdalih. Jika Anda

berdalih nanti saya bantu,” sebut Saud H Sirat. “Kalau saya tanya berapa, jawaban-nya angka, bukan (dijawab) dengan alasan,” sambung Saud lagi.

Tak hanya Saud, Samsuri-zal Musa juga meminta Hen-dra agar tak berimprovisasi dalam memberi jawaban. “Ketua KPU tak perlu berargu-mentasi bertele-tele,” tegas S amsurizal.

Sebelum menutup sidang dan memberi kesempatan para teradu menyampaikan penyataan terakhir mereka, Saud Sirait menyimpulkan beberapa hal yang menjadi fakta dalam persidangan itu, yakni, bahwa seluruh anggota KPU tahu ada caleg yang ber-status terpidana meterai palsu, KPU Boltim telah berkonsultasi

berjenjang ke KPU Sulut dan KPU RI dengan hasil anjuran pergantian caleg terpilih kare-na tidak lagi memenuhi syarat untuk dilantik menjadi anggota DPRD tapi tidak dituruti. Saat dikonfirmasi soal kebenaran kesimpulan-kesimpulan, para teradu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. (*)

“Kajian kami bahwa KPU Boltim ini tidak menghargai sesama penyelenggara terutama Panwaslu Boltim,”

12 SULUTJurnal Suara

DKPP KPU BOLTIM

Page 13: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

13

Setelah sebelumnya dua Komisioner KPU, masing-masing Ketua Hendra DJ Damopolii dan anggota Ronald Limbanon dipecat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) karena me langgar kode etik, kemarin, KPU Sulut melantik dua anggota KPU Boltim yang baru. Mereka adalah Akhlis Aer dan Irwan Tololiu. Sementara, yang didapuk menjadi Ketua KPU Boltim adalah Awaludin Umbola.

“Pelantikan ini sebagai tindak lanjut dari keputusan DKPP,” kata Ketua KPU Sulut Yessy Momon-gan di Kantor KPU, kemarin.

Momongan berharap, dua Komisioner KPU Boltim yang baru dilantik bisa menjalankan tugas sesuai aturan, sehingga peristiwa yang terjadi sebel-umnya tidak terulang lagi.

“Sumpah janji dan pakta integritas menjadi pegangan. Pelantikan juga berdasarkan hasil pleno, sehari sebelum pelantikan,” jelas Momongan.

Pantauan KORAN SINDO MANADO kemarin, dalam pelantikan, turut hadir Komision-er KPU Sulut dan tiga anggota KPU Boltim.

Pelantikan diawasi Badan Pengawas Pemilihan Umum

(Bawaslu) Sulut yang dihadiri salah satu pimpinan, Samzu Risal Musa.

Komisioner KPU Sulut Fachru-din Noo menambahkan, dilan-tiknya kedua pengganti tersebut menandakan berkas-berkas kedua nama sudah memenuhi syarat.

“Begitu juga dengan surat kesehatan dan kalau dia se-orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada surat rekomendasi dari atasan dalam hal ini bupati, sekretaris daerah atau badan kepegawaian daerah. Mereka sudah memasukannya,” pungkasnya.(*)

Suasana pelantikan Komisioner KPU Boltim di Kantor KPU Sulut, berlangsung aman dan tertib.

Polemik di KPU Boltim Berakhir

MANADO – Polemik di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ka-bupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), berakhir sudah.

SULUTJurnal Suara

DKPP KPU BOLTIM

Page 14: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

1514 SULUTJurnal Suara

SULUTJurnal Suara

KPU Sulut Tetap Semangat Dalam BekerjaWalau Sibuk Dengan Pekerjaan Sebagai penyelenggara pemilihan umum, komisioner KPU Sulut menghadiri beberapa kegiatan,

antara lain Paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2014 Gubernur Sulut di Sekretariat DPRD Sulut, Selasa (31/3/2015), kunjungan kerja ke Kantor Gubernur Sulut, dan ke Jakarta.

KPU DALAM LENSA KPU DALAM LENSA

Divisi Perencanaan, Keuangan, Logistik dan Humas Vivi Teskri Lidia George, S.K.M (Baju merah muda), Sekretaris KPU Sulut Vonna J.A. OROH, S.H, M.H (baris kedua paling kanan), Ketua KPU Sulut Yessy Momonga (baris pertama paling kiri) saat menghadiri Paripurna LKPJ di Sekretariat DPRD Sulut (Foto5-7).

KPU dan Bawaslu Sulut melakukan kunjungan kerja ke Kantor Gubernur Sulut, beberapa waktu lalu. Kunjungan ini untuk menyukseskan pilkada serentak di Sulut dan mengenai anggaran pilkada untuk

Bawaslu dan KPU (Foto1-2). Kunjungan kerja KPU Sulut ke Jakarta (Foto 3-4).

1 3

2

5 6 7

4

Page 15: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

16

WARGA BICARA

SULUTJurnal Suara

BANYAK harapan yang diharapkan sejumlah masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) untuk pemilihan kepala daerah (Pilka-da) serentak di tujuh kabupaten dan kota serta Provinsi Sulut sendiri. Harapan warga Sulut merupakan ungkapan dari dalam hati mereka masing-masing secara spontan. Apa tanggapan warga Sulut mengenai Pilkada serentak di Sulut?

Pilkada Damai Harapan Warga

Septian WarouwWarga Wasian Minut

Pilkada saat ini akan rawan dengan kecurangan karena daerah yang melaksanakan pilkada

berdekatan. Sangat berharap bagi KPU harus bekerja sama dengan Bawaslu untuk

memperketat pengamanan di setiap TPS. “Ini harus diseriusi dan ini berdasarkan pengalaman

di pemilihan yang lalu-lalu,” kata dia.

Ricky RuntuweneWarga Bitung

Sangat berharap pengamanan pilkada oleh pihak kepolisian dan tentara harus di perketat

dan ditingkatkan apalagi ini ada kapolda baru. Namun sangat yakin Pilkada saat ini

akan berjalan dengan lancar baik dan aman. “Apalagi di Kota Bitung, semua pasti aman,”

ujarnya.

Vilania PesikWarga Tondano

Memang di Minahasa tidak aka nada pilkada, namun akan ada pemilihan gubernur (pil-

gub), mengimbau untuk KPU Minahasa agar bisa juga mensosialisasikan aturan-aturan

KPU kepada masyarakat. “Saat ini masyarakat masih bingung dengan aturan-aturan dari KPU walau dalam bentuk draf,” kata dia.

Gabby KawatakWarga Manado

Pilkada di Kota Manado harus diawasi dengan ketat, apalagi Kota Manado lagi trand dengan

tauran antar kampung. Sebab itu, KPU, Bawas-lu, kepolisian, TNI dan calon-calon kiranya

bisa mengimbau kepada masyarakat mengenai keamanan. “Pos-pos jaga harus di berlakukan

sejak tahapan pencalonan,” imbaunya.

DedeMahasiswi

Pilkada yang akan seru pasti Pemilihan Wali Kota Manado, sebab itu KPU Manado harus te-rus berusaha berkomunikasi dengan Panwaslu

untuk pengawasan. Sangat berharap rumah sakit yang ada di Kota Manado harus diawasi

dengan baik. “Jangan terjadi lagi keluhan-kelu-han dari pemilih di rumah sakit,” ujarnya.

Nesia KaramoyWarga Tondano

KPU harus bekerja keras dalam melaksanakan pilkada serentak saat ini.

Terutama harus banyak memberi sosialisasi tentang pilkada serentak. “Misalkan hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan dalam

mecoblos serta masyarakat harus melakukan apa jika menerima uang suap,” ujarnya.

Page 16: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

17

Raturan Masyarakat Melakukan Demo di Kantor KPU Sulut, menuntut Pleno KPU 22 Juli 2014 Cacat Hukum. Demo diterima Ketua KPU Sulut Yessy Momongan, berserta Komisioner KPU Fachrudin Noh dan Vivi Georege. Demo tersebut berlangsung tertib dan aman.

SULUTJurnal Suara

KPU DALAM LENSA

Page 17: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

18 SULUTJurnal Suara

KPU DALAM LENSA

Rapat koordinasi dalam rangka menyusun laporan pertanggung jawaban penggunaan anggaran tahapan Pemilu 2014 KPU Provinsi Sulawesi Utara dan KPU Kabupaten/Kota se Sulut, 5-7 Oktober 2014.

Rapat koordinasi dalam rangka pemberian penghargaan bagi KPU Kabupaten/Kota berprestasi dalam penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2014 Provinsi Sulut.

Page 18: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

19SULUTJurnal Suara

KPU DALAM LENSA

Ibadah Natal Komisioner dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Utara. Tampak suasana serta Ketua KPU Sulut Yessy Momongan (kanan atas) dan Sekertaris KPU Sulut (kanan bawah) Jona Oroh sedang memasang lilin natal.

Kegiatan Kunjungan Kerja Luar Daerah KPU Sulut di Bandung dan Batam.

Page 19: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

20 SULUTJurnal Suara

2015, Delapan Pilkada di Sulut

MANADO – Suhu politik di Sulawesi Utara (Sulut) dipastikan meningkat di 2015 ini.

Bukan saja pelaksanaan Pe-milihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulut, Kota Manado, Bolmong Timur, Bolmong Selatan, Minahasa Utara, dan Minahasa Selatan, namun di 2015 ini Kota Bitung dan Kota Tomohon dimasukkan sebagai daerah yang menggelar pilkada serentak bersamaan den-gan sejumlah daerah.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut Yessy Momongan dikonfirmasi, tidak menampik kabar itu. “Untuk pilkada di Sulut pada 2015 akan ketambahan Kota Bitung dan Tomohon,” tegas Momongan.

Dia menjelaskan, keputusan itu sesuai hasil rapat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis (19/2) lalu. “Jadi untuk pilkada di 2015, aturannya bagi daerah yang masa jabatan kepala daerah berakhir di 2015, dan bagi dae-rah yang kepala daerahnya bera-khir masa jabatan di semester satu 2016,” jelasnya. “Kota Tomohon kan berakhir masa jabatan kepala

daerahnya pada 7 Januari 2016, sementara Kota Bitung berakhir 20 Februari. Makanya dua daerah itu masuk dalam pilkada di 2015 ini,” sambungnya

Ditanyakan mengenai angga-ran pilkada karena ketambahan dua daerah, Momongan mengaku tidak menjadi persoalan berarti. “Karena setelah hasil konsultasi dengan KPU di dua daerah itu, mereka mengatakan telah me-nyiapkan anggaran pilkada jika memang digelar 2015 ini. Intinya mengenai anggaran tidak jadi per-soalan berarti,” tegas Momongan.

Momongan juga menyebut, KPU belum memastikan tanggal pelaksanaan pilkada karena masih menunggu PKPU sebagai pedoman pelaksanaan tahapan pilkada. “Jadi kami belum bisa pastikan, apakah akhir Desember pilkada serentak atau awal. Kita masih menunggu PKPU,” pung-kasnya.

Sebelumnya, Komisioner KPU RI Hadar Nafis Guma menyata-

kan, jumlah daerah yang akan menggelar pilkada serentak 2015 ini, bertambah dari sebel-umnya 204 daerah menjadi 272 daerah. Penambahan itu terjadi lantaran sebagian daerah, yang kepala daerahnya berakhir masa jabatan pada Januari hingga Juni 2016, juga diikutkan pada pilkada serentak gelombang per-tama ini.

“Totalnya ada 272 daerah. Si-sanya nanti ikut di pilkada gelom-bang selanjutnya,” tegas Gumay, Kamis lalu.

Sementara itu, pilkada serentak gelombang kedua pada Februari 2017 akan diikuti 99 daerah, terdiri delapan provinsi dan 91 ka-bupaten kota. Adapun pilkada ser-entak gelombang ketiga pada Juni 2018 akan diikuti 171 daerah, terdiri 17 provinsi dan 154. KPU saat ini juga tengah menyesuaikan

draf Peraturan KPU (PKPU) den-gan Undang-Undang (UU) Pilkada yang baru saja disahkan DPR. PKPU tersebut ditargetkan selesai pada April 2015.

Hadar Gumay juga menje-laskan, setidaknya dibutuhkan waktu dua bulan untuk merevisi draf PKPU tersebut. “Kami sudah tekadkan bahwa ini dapat tuntas dalam dua bulan setelah diundan-gkan,” ujarnya. Ada beberapa poin penting yang menurutnya harus diubah, misalnya tahapan, program dan jadwal. Sementara untuk pencalonan, penyesuaiann-ya dilakukan dengan memasukkan penyertaan wakil kepala daerah yang sebelumnya tidak diatur. (*)

DI MATA MEDIA

Ketua KPU Sulut Yessy Y. Momongan, S. Th, M.Si saat dengar pendapat dengan Komisi I DPRD Sulut.

Page 20: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

21SULUTJurnal Suara

KPU Sulut Siap Laksanakan Pilkada

MANADO — Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Povinsi Sulawesi Utara serta tujuh kabupaten dan kota bakal dipercepat.

“Dari informasi Komisi Pemili-han Umum (KPU), pilkada akan dilaksanakan antara dua dan sembilan Desember 2015, bu-kan lagi di 16 Desember,” ujar Ketua KPU Sulut, Yessy Momon-gan kepada KORAN SINDO MANADO di ruang kerjanya.

Menurut dia, KPU menggambil pengalaman dari pemilihan di Kabupaten Talaud yang waktu lalu dilakukan pada 9 Desem-ber 2013. “Jadi itu ada dasar dan alasan-alasan kenapa akan dilaksanakan antara dua atau sembilan Desember,” tegasnya

“Diprediksi, kalau misalkan dilaksanakan pada 9 Desember maka rekapannya sebelum Hari Natal,” sambung Momongan. Dia menambahkan, dengan dilaksana-kannya pada 9 Desember tidak menjadi masalah untuk mendis-

tribusikan logistik ke kepulauan, karena sudah mempunyai pen-galaman dari pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan calon ang-gota legislatif (pilcaleg). “Kapan-pun waktu pelaksanaan pilkada, yang pasti KPU Sulut siap unutk melaksanakannya,” tegas dia.

Momongan menyebut, adanya rencana pengurangan anggaran oleh Komisi I Dewan Perwaki-lan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut akan dikaji kembali, nanti akan dihitung kembali anggaran untuk pilkada serentak dan akan di-laporkan ke Komisi I DPRD Sulut untuk dikaji kembali. “Yang pasti, KPU Sulut akan menggunakan anggaran dengan sehemat-hematnya, tapi jangan terlalu hemat dan mengganggu peker-jaan,” terangnya.

Sementara itu, sebelum warta-

wan bertandang ke kantor KPU Sulut, Komisi I DPRD Sulut ber-sama KPU Sulut telah melakukan dengar pendapat terkait penghe-matan anggaran. Ketua Komisi I DPRD Sulut Ferdinand Meweng-kang mengatakan, waktu

pelaksanaan akan lebih cepat dari tanggal yang sebelumnya sudah ditetapkan. Oleh sebab itu, sangat diharapkan KPU Sulut bisa berkoordinasi dengan aparat pengamanan serta pemer-intah untuk pilkada serentak. “Sosialisasi di media, mengenai tahapan dan peraturan KPU, juga sangat membantu untuk tugas KPU Sulut, kiranya media juga diberi ruang untuk meng-informasikan terkait peraturan dan tahapan agar masyarakat bisa mengetahuinya,” pungkas Mewengkang. (*)

DI MATA MEDIA

Komisioner KPU Sulut.

Page 21: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

Makassar, kpu.go.id– Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Husni Kamil Manik menyampai-kan bahwa setelah berakhirnya Pemilihan Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Pres-iden dan Wakil Presiden tahun 2014 adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan kapasi-tas Sumber Daya Alam (SDM) di lingkungan KPU, Kamis (26/3).

“Setelah selesai rangkaian tahapan Pemilihan Umum tahun 2014, sekarang adalah momen-tum yang tepat untuk mengem-bangkan kapasitas KPU yang bertumpu pada tiga hal, yakni, perbaikan kebijakan, kelemba-gaan dan kualitas SDM,” ung-kap Husni.

Perbaikan kualitas dan pengembangan kapasitas SDM ini diharapkan dapat menin-gkatkan kinerja KPU sebagai penyelenggara pemilu, karena hal tersebut merupakan tolak ukur utama menuju pemilu yang demokratis dan berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Hus-ni pada pembukaan Rapat Kerja (Raker) Bidang Kepegawaian/SDM KPU dan KPU Provinsi Re-gional II yang digelar di Training Center Universitas Islam Negeri Makassar, Jl. Sultan Alauddin No. 63, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan berlangsung 26-28 Maret 2015.

Untuk memenuhi target terse-but, KPU telah melakukan be-berapa terobosan dalam rangka

melakukan perbaikan kualitas dan pengembangan SDM di Lingkungan KPU.

“Beberapa program yang telah kami rancang antara lain program pasca sarjana tata kelola pemilu, pengi-sian jabatan tinggi secara lelang terbuka, SIPP (Sistem Informasi Penyelenggara Pemi-lu/red.), dan pengupayaan kesejahteraan baik bagi komi-sioner maupun kesekretariatan,” sambung Husni.

Raker Bidang Kepegawaian/SDM KPU dan KPU Provinsi Regional II dihadiri oleh Komi-sioner KPU Divisi SDM Sigit Pamungkas, Pejabat di lingkun-gan Sekretariat Jenderal KPU, Bawaslu Provinsi Sulsel, serta 15 Provinsi lainnya, yakni Provinsi

Sulawesi Selatan, Bali, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalim-antan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara.

Terkait dengan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang akan dilaksanakan secara serentak, KPU telah menyusun 10 Peraturan yang akan menjadi pedoman KPU di daerah dalam menyelenggarakan pemilihan.

“KPU telah menyiapkan ran-cangan peraturan KPU terkait pilkada, dan perlu disosialisasi-kan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota secara berjenjang sesuai dengan tingka-tannya,” katanya. (*)

22 SULUTJurnal Suara

Personil KPU dituntut Bekerja Secara Profesional,

Independen dan Berintegritas

NASIONAL

Ketua KPU, Husni Kamil Manik bersama komisioner KPU Sigit pamungkas mem-buka rapat kerja bidang kepegawaian/SDM KPU, Regional II.

Page 22: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

Makassar, kpu.go.id - Komi-sioner KPU Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Pengem-bangan SDM, Sigit Pamungkas mengungkapkan rapat kerja bidang kepegawaian/ SDM (Sumber Daya Manusia) KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan KPU Provinsi regional II, yang diadakan di Traning Center Universitas Islam Alauddin, Makassar, Jumat (27/3) dilakukan sebagai upaya pengua-tan kelembagaan KPU.

“Rapat Kerja kali ini meru-pakan konsolidasi program SDM dalam rangka pengutan kelembagaan KPU. Penguataan kelembagaan KPU, tidak terlepas dari konteks dari pengembangan SDM yang ditandai dengan pen-ingkatan mutu personil KPU yang ada,”tutur Sigit

Dengan peningkatan mutu personil di lingkungan KPU, diharapkan dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap proses penyelenggaraan pemilu. Karena dalam prespektif ketatane-garaan, pemilu merupakan awal strategis bagi peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia. Diharap-kan dengan peningkatan kualitas penyelenggaraan pemilu diiringi dengan meningkatnya persentase partisipasi pemilih dalam pemilu yang akan datang.

Untuk mewujudkan hal tersebut, KPU memulai dengan peningka-tan mutu personil, dengan cara peningkatan pendidikan personil, pelatihan kompetensi serta proses rekrutmen yang KPU lakukan.

“KPU mencanangkan nantinya, personil di lingkungan KPU seluruh Indonesia 30 persen bisa menda-patkan beasiswa pasca sarjana

tata kelola pemilu, yang telah ada di sembilan univeristas terbaik di Indonesia,”ujar Sigit.

Sejalan dengan Sigit, Sekertaris Jenderal KPU, Arif Rahman Hakim mengungkapkan bahwasanya untuk mampu menyelenggarakan pemilu yang berkualitas, harus didukung oleh SDM yang profe-sional, berintegritas dan mandiri.

Arif mengibaratkan, bahwa KPU itu merupakan sebuah ka-pal sehingga 3 komponen SDM didalamnya yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu, yakni: komisioner, kesekretariat, dan badan penyelenggara adhoc, harus dapat bekerja sinergis se-cara profesional, berintegritas dan mandiri.

Ketiga unsur tersebut harus bekerja sebaik-baiknya mulai dari proses rekrutmen, pembinaan hingga sampai proses pemberhen-tian nantinnya.

Hal tersebut dilakukan agar dapat tercapainya tujuan KPU yaitu dapat menyelenggarakan Pemili-han Umum yang LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil), serta par-tisipasi politik masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan demokrasi Indonesia.

Terkait dengan penyelengga-raan pemilu, Sigit mengingatkan komponen personil yang ada harus dapat bekerja secara sinergi dan bekerja sesuai dengan ka-pasitasnya, jangan sampai ada dua kepemimpinan dalam satu lembaga.

“KPU ini lembaga tunggal, kepala lembaganya adalah komi-sioner, artinya bahwa komisioner yang menentukan arah kebijakan organisasi bagaimana akan melangkah, sekretariat menindak-lanjuti kebijakan komisioner,” pung-kasnya. (*)

23SULUTJurnal Suara

Pemilu Strategis Tingkatkan Kualitas Demokrasi

NASIONAL

Komisioner KPU RI, Sigit Pamungkas memberikan paparan dalam rapat kerja bidang kepegawaian SDM.

Page 23: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

SOSOK

Dengan aktivitas yang begitu su-per sibuk yang menjadi tugas pokok Sekretaris KPU Sulut, dirinya tidak lupa melungkan waktu dengan mel-akukan hobinya yakni membaca. Dirinya menilai, membaca adalah sumber inspirasi untuk melakukan tugas sehariannya. “Sebelum bek-erja yang saya lakukan adalah membaca. Semua koran yang ada di meja kerja, saya baca tidak terkecuali,” ujarnya.

Oroh menjelaskan, dengan mem-baca baca banyak sekali hal-hal yang akan diperoleh, baik dari segi pengetahuan dan informasi-informasi ter update. Sebab itu, mari tingkatkan niat untuk membaca sebelum melaku-kan aktivitas disetiap hari. “Dirumah juga saya sering membaca semua jeni buku, kadang sebelum tidur juga yang saya lakukan adalah mem-baca,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, banyak

aturan yang harus dipahami dalam melakukan pekerjaan. Bagaimana bisa meng-etahui aturan tersebut jika tidak membaca dan mema-haminya?. “Saya mengerti aturan karena rajin mem-baca aturan. Sekali lagi membaca bisa membuat kita cerdas dalam segala hal,” ungkapnya.

“Membaca harus juga diimbangi den-gan aktivitas lain, misalkan olahraga dan memasak, agar pikiran menjadi tenang dan positif, serta tidak stres,” pung kas-nya. (*)

Bekerja sebagai abdi negara sejak tahun 1989, tidak membuat Sekretaris Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut Vona Jona A Oroh SH.MH putus semangat. Sudah 26 tahun hidup dan tenaganya dikor-bankan untuk negara Indonesia. Banyak suka duka yang dialal-uinya, banyak juga prestasi yang didabatkan setiap tahun berjalan.

Lima tahun sudah perempuan kelahiran Tandengan, 2 April 1958 ini bekerja sebagai Sekre-taris KPU Sulut, banyak tantangan yang dilalui PNS golongan IIa itu.

Terkadang sering berpeda pendapat dengan rekan kerja. “Saya melakukan pekerjaan sela-ma ini berdasarkan aturan yang

berlaku, jadi setiap masalah yang dihadapi pasti ada solus-inya,” kata mantan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Provinsi Sulut itu.

Menurut Oroh, sukses yang didapat karena tekun terhadap aturan, dampaknya tidak menda-tangkan beban dalam melakukan pekerjaan dan selalu bahagia. Begitupun yang akan dilakukan pada pemilihan kepala daerah

(pilkada) serentak nanti. “Sebagai sekretaris siap untuk melaksana-kan dan mengawal pilkada ini berdasarkan aturan yang berlaku, apapun tantangannya,” tegasnya.

Lanjut dia, nantinya dengan staf akan melakukan dan melaksana-kan tahapan-tahapan pilkada serta melaksanakan kerja dari komisioner. Semuanya akan dilakukan dengan iklas dangan menjunjung tinggi rasa kebersamaan agar tidak ada perpecahan. “Berdoa dan bekerja merupakan langkah awal untuk menghadapi pilkada serentak ini. Kami juga sudah belajar dari pen-galaman yang lalu, yang dijalankan dengan sukses,” terang perempaun hobi olahraga itu.

Nama Lengkap : Vona Jona A Oroh SH.MH

Tempat Lahir : Tandengan

Tanggal/Bulan : 2 April 1958

Jabatan : Sekretaris KPU Sulut

Golongan : IIa

Kerja dan Kerja Sesuai Aturan

Membaca Sumber Pengetahuan

Vona Jona A. Oroh, SH, MH

24 SULUTJurnal Suara

Page 24: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

25SULUTJurnal Suara

INTERNASIONAL

Dalam surat penugasannya kepada Ted McMeekin, Wynne menekankan pentingnya mem-impin reformasi demokrasi. “Kita akan menekankan kerja sama dengan para pengu-saha, komunitas-komunitas dan masyarakat umum untuk men-dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta membuat dampak positif pada kehidu-pan setiap penduduk Ontario,” tulisnya.

“Pendekatan kerja sama ini akan membentuk semua peker-jaan kita. Ini akan menyentuh masyarakat pada hal-hal yang paling penting untuk mereka dan bahwa kita menerapkan pemecahan-pemecahan yang

penuh arti pada tantangan-tantangan kita bersama.”

Wynne juga lalu menginstruk-sikan McMeekin untuk melaku-kan penilaian atas Peraturan-peraturan Pilkada usai pilkada kota bulan Oktober 2014 lalu. “Pastikan bahwa peraturan-peraturan memenuhi kebutuhan-kebutuhan komunitas dan menyediakan kota-kota dengan pilihan untuk menggunakan suara yang diberi peringkat dalam pilkada-pilkada di masa depan, dimulai di tahun 2018, sebagai sebuah alternatif atas pilihan tunggal,” tulisnya.

Dalam sistem suara diberi peringkat, para pemilih mem-berikan peringkat pada para kandidat. 1 untuk kandidat favorit, 2 untuk pilihan kedua, 3 untuk pilihan ketiga dan seter-usnya – sebagai ganti pilihan tunggal. Jika kandidat favorit tidak mendapat 50% suara, suara yang didapat kandidat pilihan kedua akan dihitung, kalau berhasil mendapat 50% ditambah 1 suara, dialah yang menang.

Orang-orang yang menyukai sistem ini berpendapat sis-tem ini lebih demokratis dan meredakan ketegangan antara kubu-kubu kandidat, yang pada gilirannya mengurangi kampa-nye-kampanye negatif, karena

para kandidat merasa masih bisa menang walaupun bukan kandidat terfavorit.

Dave Meslin, ketua kelompok Inisiatif Suara Berperingkat dari kota Toronto memuji Wynne ka-rena memenuhi janji kampany-enya untuk memperbaiki sistem pemilu. “Para pemilih akan memiliki lebih banyak pilihan,” kata Meslin.

Para kandidat yang ada di peringkat kedua dan ketiga dalam survei penjajakan tetap bisa menang pilkada, katanya lebih lanjut. Meslin mengingat-kan bahwa sebenarnya semua partai politik sudah melakukan sistem pemberian peringkat untuk memilih para pemimpin partai mereka.

Menteri Utama Wynne juga mendapat dukungan dari lawan-lawannya. Meslin juga menga-takan, “Para kandidat menjadi lebih ramah satu dengan lain-nya, karena mereka mau men-dapatkan suara kedua dari para pendukung lawannya.”

Mereka yang menolak sis-tem kandidat diberi peringkat berargumen bahwa sistem ini membingungkan para pemilih. Karena Kanada tidak mengenal pemilu/pilkada putaran kedua, sistem lama memperbolehkan kandidat menang dengan suara di bawah 50%. (*)

Kandidat diberi PeringkatMENTERI Utama Provinsi Ontario di Kanada (setara guber-nur), Kathleen Wynne, yang menjabat sejak tanggal 11 Februari 2013, memberi perintah kepada menteri urusan dalam negerin-ya untuk memberikan kota-kota Ontario sebuah sistem pembe-rian peringkat kepada para kandidat dalam Pilkada tahun 2018.

Sistem Pilkada Ontario, Kanada, Diapresiasi

Page 25: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015

26 SULUTJurnal Suara

Pemilu dan Pilkada Serentak Brasil

BRASIL menggelar pemilihan umum dan Pilkada serentak pada 5 Oktober 2014 lalu. Ada lebih dari 142,8 juta pemilih yang memilih presiden, gubernur di lokasinya, separuh dari senat dan semua anggota majelis legislatif rendah.

Pejabat-pejabat pemerintah, baik untuk tingkat federal mau-pun untuk tingkat negara bagian dipilih untuk masa jabatan empat tahun, sementara para sena-tor dipilih untuk masa jabatan delapan tahun. Di Brasil, para pejabat pemerintah hanya boleh menjabat maksimal 2 periode, sementara pejabat-pejabat legislatif dapat menjabat selama mungkin yang mereka kehenda-ki, asalkan terpilih kembali.

Menurut catatan resmi, ter-dapat 22.791 kandidat yang bertarung di Pemilu dan Pilkada 2014 lalu, termasuk 11 kandidat presiden, 166 kandidat gubernur memperebutkan 26 negara ba-gian plus 1 distrik federal, 170 senator dan lebih dari enam ribu kandidat untuk posisi-posisi federal. Untuk pemilu presiden dan pilkada gubernur, seorang kandidat harus menerima 50% plus satu suara untuk ter-pilih dalam pemilu dan pilkada putaran pertama. Jika tidak ada kandidat yang berhasil memen-uhi syarat tersebut untuk jabatan presiden atau gubernur, maka pemilu dan pilkada untuk posisi tersebut akan menjalani putaran kedua, diikuti oleh dua calon yang memperoleh suara terban-yak. Dalam pemilu dan pilkada putaran kedua pada tanggal 26 Oktober, kandidat dengan suara mayoritas akan dinyatakan seba-

gai pemenang.Di Brasil, memberikan suara

merupakan kewajiban untuk mereka yang berusia antara 18-70 tahun dan tidak wajib bagi yang berusia 16-18 tahun, serta bagi yang berusia 70 tahun ke atas. Mereka yang tidak mem-berikan suaranya akan didenda dan tidak bisa mendapat pass-port. Suku-suku pedalaman Brasil juga diharapkan memberikan suara, tapi tidak diwajibkan. Diperkirakan ada 897.000 orang yang merupakan suku-suku pedalaman, sementara 78 kandi-dat merupakan orang dari suku pedalaman. Pengadilan Elektoral Tertinggi telah memasang be-berapa pusat pemungutan suara di pemukiman-pemukiman suku pedalaman untuk mendorong mereka memberikan suara.

15% dari penduduk Brasil, sekitar 21,6 juta orang di 762 kota akan mengidentifikasikan

diri mereka melalui sidik jari dan sisanya akan membawa kartu identifikasi nasional untuk ditun-jukkan pada para petugas sebe-lum memberikan suara mereka. Pemilu dan pilkada Brasil meng-gunakan mesin-mesin pemilu elektronik.

Sekitar 170 wilayah di ne-gara bagian Maranhao, Para, Piaui, Rio Grande do Norte dan Tocantins sampai meminta bantuan pasukan federal untuk menjaga keamanan selama hari Pemilu dan Pilkada. Para pem-beri suara tidak bisa ditahan 5 hari sebelum Pemilu dan Pilkada, juga sampai 48 jam setelah pusat-pusat pemungutan suara ditutup, kecuali mereka tertang-kap tangan sedang melakukan kejahatan atau sudah ada perintah penahanan sebelumnya. Sementara para kandidat tidak bisa ditangkap 15 hari sebelum hari Pemilu dan Pilkada. (*)

INTERNASIONAL

Page 26: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015
Page 27: Jurnal Suara KPU Edisi 1 Tahun 2015