JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA...

12
JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA WAJAK KIDUL, KECAMATAN BOYOLANGU, KABUPATEN TULUNGAGUNG STUDI OF HINDU COMMUNITY IN WAJAK KIDUL VILLAGE, BOYOLANGU DISTRICT, TULUNGAGUNG REGENCY Oleh: SELLA NOVITA PRAVITASARI 13.1.01.02.0009 Dibimbing oleh : 1. Drs. SIGIT WIDIATMOKO, M.Pd 2. Drs. YATMIN, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Transcript of JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA...

Page 1: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

JURNAL

STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA WAJAK

KIDUL, KECAMATAN BOYOLANGU, KABUPATEN TULUNGAGUNG

STUDI OF HINDU COMMUNITY IN WAJAK KIDUL VILLAGE,

BOYOLANGU DISTRICT, TULUNGAGUNG REGENCY

Oleh:

SELLA NOVITA PRAVITASARI

13.1.01.02.0009

Dibimbing oleh :

1. Drs. SIGIT WIDIATMOKO, M.Pd

2. Drs. YATMIN, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2017

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 2: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 1||

SURAT PERNYATAAN

ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Lengkap : Sella Novita Pravitasari

NPM : 13.1.01.02.0009

Telepun/HP : 085708086860

Alamat Surel (Email) : [email protected]

Judul Artikel : Studi tentang Komunitas Agama Hindu di Desa Wajak

Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung

Fakultas – Program Studi : Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Pendidikan Sejarah

NamaPerguruan Tinggi : UN PGRI KEDIRI

Alamat PerguruanTinggi : Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76. Mojoroto Kota Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa:

a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis ) dan

bebas plagiarisme;

b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari

ditemukan ketidak sesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,

saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 3: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 2||

STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA WAJAK KIDUL, KECAMATAN BOYOLANGU, KABUPATEN TULUNGAGUNG

Sella Novita Pravitasari

13.1.01.02.0009

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan– Prodi Pendidikan Sejarah

[email protected]

Drs. Sigit Widiatmoko , M.Pd dan Drs. Yatmin, M.Pd

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ajaran agama Hindu Jawa yang berada di Desa

Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang berhasil

mempertahankan Agama Hindu di tengah-tengah agama lain yang jauh lebih banyak

penganutnya, karena mereka percaya harus mempertahankan Hindu Jawa yang merupakan

warisan dari leluhur mereka. Komunitas Agama Hindu di Desa Wajak Kidul ini memiliki

keunikan tersendiri karena berada di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama

Islam. Meskipun begitu aktivitas maupun kegiatan sehari-hari kamunitas ini tidak ubahnya

dengan masyarakat lain, saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaannya

masing-masing.

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana sejarah masuknya Agama Hindu

di Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung? 2) Apa saja macam-

macam upacara keagamaan yang dilakukan oleh komunitas Agama Hindu di Desa Wajak

Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung? 3) Bagaimana pelaksanaan upacara

keagamaan yang dilakukan oleh komunitas Agama Hindu di Desa Wajak Kidul, Kecamatan

Boyolangu, Kabupaten Tulungagung? 4) Bagaimana bentuk-bentuk hubungan dan kerjasama

umat Hindu dengan umat lain?.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan lokasi

penelitian di Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa

Timur. Sedangkan obyek penelitian ini adalah komunitas Agama Hindu yang berada di Desa

Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa komunitas agama Hindu di Desa

Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung sangat menjaga nilai-nilai

yang diajarkan oleh pedanda agama Hindu. Nilai yang dicerminkan oleh masyarakat yang

beragama Hindu di Desa Wajak Kidul adalah nilai kesederhanaan hidup, menghargai alam,

dan saling toleransi antar sesama umat beragama.

KATA KUNCI: komunitas, agama Hindu

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 4: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 3||

I. LATAR BELAKANG

Di dalam sejarah Indonesia

dikatakan bahwa mulai adanya pengaruh

Hindu di Indonesia kira-kira sejak abad ke-

4 Masehi. Hal ini didasarkan atas

penemuan-penemuan dari peninggalan

kerajaan kuno yang sudah menunjukkkan

sifat-sifat kehinduan.

Menurut Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Tulungagung

(2007: 54), diketahui bahwa kerajaan

tertua di Indonesia adalah kerajaan Kutai,

Diketahui bahwa kerajaan tersebut

adalah kerajaan tertua di Indonesia,

yang dilihat dari bukti-bukti

peninggalannya, yang sampai

sekarang memang peninggalan

kerajaan Kutai adalah peninggalan

yang paling tua. Dari hasil

peninggalan tersebut dapat

disimpulkan bahwa faham Hindu

masuk ke Indonesia kurang lebih

abad ke-4 M.

Sejak itu Agama Hindu menyebar

di seluruh nusantara dan mencapai puncak

pengaruhnya di abad ke-14. Kerajaan yang

terakhir dan terbesar di antara kerajaan-

kerajaan Hindu Jawa adalah Kerajaan

Majapahit yang menyebarkan pengaruhnya

di seluruh kepulauan Nusantara.

Penyebar agama Hindu di

Indonesia adalah orang-orang India, baik

dari golongan Brahmana, Ksyatria,

Waisya. Ada beberapa teori tentang

bagaimana Hindu mencapai Nusantara.

Teori Waishya adalah bahwa perkawinan

terjadi antara pedagang Hindustan dan

penduduk asli Nusantara. Teori lain

(Kshatriya) berpendapat bahwa para

prajurit yang kalah perang dari Hindustan

menemukan tempat pelipur lara di

Nusantara. Ketiga, teori para Brahmana

mengambil sudut pandang yang lebih

tradisional, bahwa misionaris menyebarkan

agama Hindu ke pulau-pulau di Nusantara.

Dari abad ke-4 sampai abad ke-15

kerajaan Hindu bangkit dan jatuh di Jawa

yang antara lain adalah Kerajaan

Tarumanagara, Kerajaan Kalingga,

Kerajaan Medang, Kerajaan Kediri,

Kerajaan Sunda, Kerajaan Singhasari dan

Kerajaan Majapahit. Pada era ini dikenal

sebagai Era Klasik Jawa, dimana sastra,

seni dan arsitektur Hindu berkembang dan

menjadi masuk ke dalam budaya lokal

Nusantara di bawah perlindungan keraton

Hindu Jawa. Selama periode ini, banyak

kuil Hindu Jawa dibangun.

Di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Jawa, yang paling dianggap penting adalah

Kerajaan Majapahit, yang merupakan

kerajaan terbesar dan kerajaan Hindu

terakhir yang mempengaruhi sejarah

Indonesia. Majapahit berpusat di Jawa

Timur, memerintah sebagian besar dari apa

yang sekarang merupakan Indonesia

modern. Sisa-sisa kerajaan Majapahit

bergeser ke Bali pada abad ke-16 setelah

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 5: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 4||

diserang oleh negara-negara Islam di

wilayah pesisir Jawa.

Hindu Jawa telah memiliki dampak

yang signifikan dan meninggalkan jejak

yang jelas dalam seni dan budaya suku

Jawa. Pertunjukan wayang serta tarian

Wayang Wong dan tarian klasik Jawa

lainnya yang berasal dari epos Hindu

Ramayana dan Mahabharata. Meskipun

mayoritas orang Jawa sekarang

mengidentifikasikan diri sebagai Muslim,

bentuk seni Hindu Jawa tersebut masih

bertahan. Hindu Jawa telah bertahan dalam

berbagai tingkat dan bentuk di Jawa, dalam

beberapa tahun terakhir, perpindahan ke

agama Hindu telah meningkat, terutama di

daerah yang mengelilingi sebuah situs

besar agama Hindu Jawa, seperti wilayah

Klaten di dekat Candi Prambanan.

Kelompok etnis suku adat tertentu, seperti

suku Tengger dan suku Osing, juga terkait

dengan tradisi keagamaan Hindu Jawa.

Seputar tahun l967 eksistensi

agama Hindu di Jawa mulai nampak ada.

Pemeluknya adalah orang-orang Jawa,

yang umumnya berasal dari kalangan

petani di pedesaan. Ada sedikit pegawai

negeri dan swasta, tetapi jumlahnya tidak

banyak. Mereka menghindukan diri lewat

“penyudiwadanian masal” oleh para

pedanda Bali, yang pelaksanaannya diatur

oleh Majelis Tertinggi Agama Hindu,

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Sejak saat itu Parisada menjadi payung

sekaligus pelayan umat Hindu di Jawa.

Wajar bila para pengurus Parisada tingkat

propinsi dan kabupaten umumnya berasal

dari Bali, sebab orang Jawa masih dalam

tingkat belajar dan minim pengetahuan

tentang organisasi keagamaan. Meski para

pengurus terdiri dari berbagai kalangan

profesi dan kebanyakan bukan agamawan,

bahkan “trisandhya” pun masih sama-sama

belajar, namun umumnya mempunyai

dedikasi yang amat tinggi karena merasa

terpanggil untuk mengabdi, sesuai amanat

leluhur. Umumnya semua yakin bahwa

suatu saat Hindu akan kembali.

Ajaran Hindu Wisnu yang berada

di Desa Wajak Kidul, Kecamatan

Boyolangu, Kabupaten Tulungagung telah

berhasil mempertahankan Agama Hindu di

tengah-tengah agama lain yang jauh lebih

banyak penganutnya dan mereka percaya

harus mempertahankan Agama Hindu

Wisnu (Waisnawa) yang merupakan

warisan dari leluhur mereka. Komunitas

agama Hindu di desa Wajak Kidul ini

memiliki keunikan tersendiri karena berada

ditengah-tengah masyarakat yang

mayoritas beragama Islam. Meskipun

begitu aktivitas maupun kegiatan sehari-

hari komunitas ini tidak ubahnya dengan

masyarakat lain, saling menghormati dan

menghargai agama dan kepercayaannya

masing-masing.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 6: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 5||

Dari latar belakang tersebut di atas

maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang komunitas agama Hindu

di Desa Wajak Kidul Kecamatan

Boyolangu Kabupaten Tulungagung.

II. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif karena dalam

penelitian ini data yang dihasilkan berupa

data deskriptif yang diperoleh dari data-

data berupa tulisan, dan dokumen yang

berasal dari sumber atau informan yang

diteliti dapat dipercaya.

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam

Moleong, 2007:4) sebagaimana

yang dikutip oleh Lexy J.

Moleongdalam bukunya yang

berjudul Metodologi Penelitian

Kualitatif, mendefinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis

lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

Dari beberapa pendapat di atas

dapat dijelaskan bawah metode kulitatif

digunakan karena beberapa pertimbangan,

pertama menyesuaikan metedo kulitatif

lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda, kedua metode ini

menyajikan secara langsung hakekat

hubungan antara penelitian dan responden,

ketiga metode ini lebih peka dan lebih

dapat menyesuaikan diri dengan

penajaman pengaruh bersama dan terhadap

pola-pola nilai yang dihadapi saat ini.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian

yang besifat kualitatif. Penelitian yang

digunakan yaitu penelitian kualitatif

deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif

adalah berupa penelitian dengan metode

atau pendekatan studi kasus (case study)

agar dapat menangkap fenomena-

fenomena yang ada di lapangan kemudian

dikaji lebih mendalam lagi. Realitas yang

ada di lapangan (perkembangan agama

Hindu).

Menurut Nawawi (2003: 1)

mengemukakan bahwa,

Penelitian ini memusatkan diri

secara intensif pada satu obyek

tertentu yang mempelajarinya

sebagai suatu kasus. Data studi

kasus dapat diperoleh dari semua

pihak yang bersangkutan, dengan

kata lain dalam studi ini

dikumpulkan dari berbagai sumber.

Penelitian studi kasus akan kurang

kedalamannya bilamana hanya dipusatkan

pada fase tertentu saja atau salah satu

aspek tertentu sebelum memperoleh

gambaran umum tentang kasus tersebut.

Sebaliknya studi kasus akan kehilangan

artinya kalau hanya ditujukan sekedar

untuk memperoleh gambaran umum

namun tanpa menemukan sesuatu atau

beberapa aspek khusus yang perlu

dipelajari secara intensif dan mendalam.

Studi kasus yang baik harus dilakukan

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 7: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 6||

secara langsung dalam kehidupan

sebenarnya dari kasus yang diselidiki.

Studi kasus lebih banyak berkutat

pada atau berupaya menjawab pertanyaan-

pertanyaan how (bagaimana), why

(mengapa), serta pada tingkatan tertentu

juga menjawab pertanyaan-pertanyaan

what (apa/apakah), dalam kajian

penelitian. Penelitian ini dimaksudkan

menggambarkan tentang perkembangan

agama Hindu di desa Wajak Kidul,

Kecamatan Boyolangu, Kabupaten

Tulungagung.

III. HASIL DAN KESIMPULAN

Hasil

Letak Geografis

Penelitian ini mengambil lokasi di

Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu,

Kabupaten Tulungagung. Desa Wajak

Kidul merupakan salah satu desa di

Kecamatan Boyolangu. Menurut data

monografi desa Wajak Kidul (Mei 2017)

diketahui bahwa, desa ini memiliki 3

dusun yaitu dusun Wajak, Dusun Mojo dan

dusun Tenggong. Desa Wajak Kidul

sendiri terbagi menjadi 6 RW dan 12 RT,

serta disetiap dusun terdiri 2 RW dan 4

RT. Desa Wajak Kidul berbatasan

langsung di sebelah Utara dengan Desa

Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu,

sebelah Selatan berbatasan langsung

dengan area hutan perhutani KPH Blitar,

sebelah Timur berbatasan langsung dengan

Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol

dan di sebelah Barat berbatasan langsung

dengan desa Sanggrahan, Kecamatan

Boyolangu (sumber data monografi desa

Mei 2017). Luas wilayah keseluruhan Desa

Wajak Kidul mempunyai luas wilayah

147,6 hektar” ( data monografi desa Wajak

Kidul Mei 2017 ). Pada dasarnya

penduduk desa Wajak Kidul adalah 3088

orang dengan prosentase laki-laki sebesar

1537 orang dan perempuan 1551 orang

dengan jumlah kepala keluarga 995 kepala

keluarga.

1. Masuknya Agama Hindu di Desa

Wajak Kidul

Agama Hindu masuk ke desa

Wajak Kidul secara turun-temurun. Para

pendahulu masyarakat Hindu di Desa

Wajak Kidul berasal dari Bali yang

merupakan pusat agama Hindu yang ada di

Indonesia. Hindu Bali ini berbeda dengan

Hindu yang berasal dari Nepal dan India,

perbedaannya berada pada sistem kalender

atau penanggalan yang memiliki sistem

kalender sendiri.

2. Macam-macam Upacara Keagamaan

yang dilakukan oleh komunitas

Agama Hindu di Desa Wajak Kidul

Pada umat Hindu sembahyang

dilakukan tiga kali dalam sehari sering

disebut dengan Trisandye. Pelaksanaan

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 8: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 7||

persembahyangan umat Hindu dilakukan

pada saat matahari terbit, matahari tepat

diatas kepala kita, dan pada saat matahari

tenggelam. Trisandye (persembahyangan

tiga kali sehari) wajib dilakukan oleh

seluruh umat Hindu yang ada di dunia.

Ritual keagamaan umat Hindu di

desa Wajak Kidul hanya berdasarkan hari-

hari penting dalam kalender umat Hindu,

seperti “Upacara keagamaan yang

dilakukan di Pura Jagad Tulung Urip ini

antara lain adalah upacara hari raya Nyepi,

upacara hari raya Galungan, upacara hari

raya Kuningan, upacara saat Dharma Santi

dan juga upacara pada saat terjadinya

Purnama setiap tanggal 14 dan 15 setiap

bulan.” Upacara keagamaan Nyepi sendiri

dilakukan 1 hari mulai jam 3 pagi sampai

kembali jam 3 pagi lagi melakukan Catur

Brata Penyepian).

3. Pelaksanaan Upacara Keagamaan

yang dilakukan oleh komunitas

Agama Hindu di Desa Wajak Kidul

a. Pelaksanaan Upacara Keagamaan

Nyepi

Setelah melakukan catur brata

penyepian kemudian melakukan Perayaan

Nyepi terdiri dari beberapa rangkaian

upacara diantaranya melasti dan tawur

kesanga.

1) Melasti

Melasti berasal dari kata Mala

artinya kotoran atau leteh, dan Asti artinya

membuang atau memusnahkan. “Melasti

merupakan rangkaian upacara Nyepi yang

bertujuan untuk membersihkan segala

kotoran badan dan pikiran (buana alit), dan

juga alat upacara (buana agung) serta

memohon air suci kehidupan (tirta

amertha) bagi kesejahteraan manusia.

2) Tawur Agung atau Tawur Kesanga

Tawur Agung atau Tawur Kesanga

atau Pengerupukan dilaksanakan sehari

menjelang Nyepi yang jatuh tepat pada

Tilem Sasih Sesanga. Pecaruan atau Tawur

dilaksanakan di catuspata pada waktu tepat

tengah hari. Filosofi Tawur adalah sebagai

berikut tawur artinya membayar atau

mengembalikan.

b. Pelaksanaan Upacara Keagamaan

Galungan dan Kuningan

Dalam upacara Galungan sendiri

terdapat rangkaian acara yang biasanya

dilakukan sebelum dan sesudah upacara

Galungan. Upacara Galungan sendiri

biasanya dicampur dengan upacara hari

raya Kuningan.

Rangkaian acara tersebut antara

lain Tumpek Wariga, Sugihan Jawa,

Sugihan Bali, Hari Penyekeban, Hari

Penyajan, Hari Penampahan, Hari Raya

Galungan, Hari Umanis Galungan, Hari

Pemaridan Guru, Ulihan, Hari Pemacekan

Agung, Hari Kuningan, dan Hari Pegat

Wakan.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 9: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 8||

Rangkaian upacara Galungan

sendiri cukup banyak karena upacara

Galungan sendiri merupakan upacara yang

sakral setelah hari raya Nyepi.

c. Pelaksanaan upacara Dharma

Santi

Dharma santi dijelaskan sebagai

salah satu bagian dari ajaran agama Hindu

sebagai bagian dari aktualisasi ajaran

Weda. Kegiatan ini diwujudkan dengan

menjalin kebersamaan antar umat Hindu

dalam bentuk dharma wecana, diskusi

maupun saling mengunjungi.

d. Pelaksanaan Upacara Keagamaan

Purnama dan Tilem

Bila pada hari Purnama atau Tilem

umat manusia menyucikan dirinya lahir

dan batin, serta menghaturkan upakara

yadnya dan persembahyangan kehadapan

Hyang Widhi, nilai satu aturan (bhakti)

yang dipersembahkan itu akan mendapat

imbalan anugrah sempurna dari Hyang

Widhi.

4. Bentuk-bentuk Hubungan dan

Kerjasama antar Umat Beragama

Pola interaksi sosial sebagian besar

terjadi pada beberapa aspek, seperti gotong

royong, bersih desa, menjaga keamanan

desa, suka-duka kematian, dan

perkawinan. Hal ini sebagai pola umum

yang biasa dilakukan pada komunitas

majemuk.

Agama Hindu di desa ini sudah

melakukan pola interaksi sosial, kalau

umat Hindu sembahyang ke pura, umat

Islam sembahyang ke Langgar atau

Masjid. Kalau ada gotong royong bersih

desa, umat Hindu ikut juga dengan umat

Islam. Dalam keamanan desa, sama-sama

menjaga agar tetap aman.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian,

analisa dan interpretasi data yang

penulis paparkan dalam kajian “

Komunitas agama Hindu di Desa Wajak

Kidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten

Tulungagung” dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Agama Hindu masuk ke desa Wajak

Kidul secara turun-temurun. Para

pendahulu masyarakat Hindu di Desa

Wajak Kidul berasal dari Bali yang

merupakan pusat agama Hindu yang

ada di Indonesia.

2. Upacara keagamaan yang dilakukan

di Pura Jagad Tulung Urip ini antara

lain adalah upacara hari raya Nyepi,

upacara hari raya Galungan, upacara

hari raya Kuningan, upacara saat

Dharma Santi dan juga upacara pada

saat terjadinya Purnama setiap

tanggal 14 dan 15 setiap bulan.

3. Upacara keagamaan Nyepi sendiri

dilakukan 1 hari mulai jam 3 pagi

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 10: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 9||

sampai kembali jam 3 pagi lagi

melakukan Catur Brata Penyepian).

Dimana pada saat hari raya Nyepi

masyarakat Hindu di Desa Wajak

Kidul melaksanakan Catur Brata

Penyepian yaitu empat pantangan

yang harus dijalankan saat

melaksanakan hari raya Nyepi.

Selain upacara hari raya Nyepi

terdapat juga Upacara Galungan,

Hari Raya Galungan adalah hari

kemenangan dharma melawan

adharma. Di setiap agama ada hari-

hari kemenangan seperti ini. Dan

khusus di Hindu, hari kemenangan

bisa ditentukan sendiri oleh budaya

lokal di mana Hindu itu masuk. Hari

Suci Kuningan dirayakan umat

dengan cara memasang tamiang,

kolem, dan endong. Tamiang adalah

simbol senjata Dewa Wisnu karena

menyerupai Cakra, Kolem adalah

simbol senjata Dewa Mahadewa,

sedangkan Endong tersebut adalah

simbol kantong perbekalan yang

dipakai oleh Para Dewata dan

Leluhur kita saat berperang melawan

adharma. Tamiang kolem dipasang

pada semua palinggih, bale, dan

pelangkiran, sedangkan endong

dipasang hanya pada palinggih dan

pelangkiran.Setelah upacara

Galungan dan Kuningan biasanya

umat Hindu melakukan Dharma

Santi jika menurut agama Islam di

sebut dengan Halal Bi Halal.

Seluruh umat Hindu berkumpul dan

saling berjabat tangan untuk

memaafkan atau kembali kosong

(nol). Satu lagi upacara yang selalu

dilakukan berdasarkan wuku atau 15

hari sekali adalah upacara Purnama

dan Tilem. Purnama dan Tilem ini

biasanya hanya dihadiri oleh

sebagian kecil umat Hindu yang ada

di desa tersebut. Kata Purnama

berasal dari kata “purna” yang

artinya sempurna. Purnama dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia

berarti bulan yang bundar atau

sempurna (tanggal 14 dan 15

Kamariah), sedangkan Tilem artinya

bulan mati atau gelap. Purnama dan

Tilem adalah hari suci bagi umat

Hindu, dirayakan untuk memohon

berkah dan karunia dari Hyang

Widhi.

4. Pola interaksi sosial sebagian besar

terjadi pada beberapa aspek, seperti

gotong royong, bersih desa, menjaga

keamanan desa, suka-duka kematian,

dan perkawinan.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 11: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 10||

IV. DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soedjipto. 2014. Babad Tanah

Jawi ( Rusdianto, Ed.). Yogyakarta:

Laksana.

Al Anshori, M. Junaedi. 2010. Sejarah

Nasional Indonesia Masa

Prasejarah sampai Masa

Proklamasi Kemerdekaan (Leni A.,

Ed.). Jakarta:PT. Mitra Aksara

Panaitan.

Alfian, Magdalia, dkk,. 2006. Sejarah

untuk SMA dan MA Kelas XI IPS.

Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Awanita, I Made. 1992. Materi Pokok,

Sila, dan Etika Hindu. Jakarta:

Dirjen Bimas Hindu dan Buddha

dan Universitas Terbuka.

Bondan, Agus. 20 Maret 2015. Jelang

Nyepi, Umat Hindu Tulungagung

Bersihkan Pura. Pojok Pitu.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data

Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian

Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial.

Jakarta: Kencana Prenama Media

Group.

Disbudpar. 2007. Tulungagung dalam

Rangkaian Sejarah Indonesia dan

Babad. Tulungagung: Disbudpar.

Hasan, Misbahudin Iqbal. 2013. Analisis

Data Penelitian Dengan Statistik.

Jakarta:Bumi Aksara.

Jannah, Siti Raudhatul. 2012. Kegalauan

Identitas: Dilema Hubungan

Muslimin dan Hindu di Bali. Jurnal

Penelitian, 16 (2): 4

Kertajaya, Hermawan.2008. Arti

Komunitas. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Kusuma, S.T. 1987. Psiko Diagnostik.

Yogyakarta : SGPLB Negeri

Yogyakarta

Lestawi, I Nengah. 2012. Pola Interaksi

Komunitas Hindu-Islam: Studi

Kasus Kerukunan Antar Umat

Beragama di Dusun Batu Gambir,

Desa Pakraman Julah, Kecamatan

Tejakula, Kabupaten Buleleng.

Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Denpasar: Institut Hindu Dharma

Negeri Denpasar.

Moloeng, Lexy J. 2000. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moloeng, Lexy J. 2001. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Moloeng, Lexy J. 2006. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi

Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Agus Aris.2009. Sejarah

Kebudayaan Indonesia Religi dan

Falsafah. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Nasrudin, Muh, dkk. 2008. Mari Belajar

IPS VII. Jakarta:Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang

Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada.

Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang

Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 12: JURNAL STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA HINDU DI DESA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/69cb8f4e368a1cb8f71a...terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sella Novita Pravitasari | 13.1.01.02.0009 FKIP – Sejarah

simki.unpkediri.ac.id || 11||

Nazir, Mohammad. 1988. Metode

Penelitian. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Pusponegoro, Marwati Djoened dan

Nugroho Notosusanto. 2010.

Sejarah Nasional Indonesia III.

Jakarta: Balai pustaka.

Raras, Niken Tambang. 2004. Purnama

Tilem Rahasia Kasih Rwa Bhineda.

Surabaya: Paramita.

Sjamsuddin, Helius. 1996. Metodologi

Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi

Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Soenarno. 2002. Kekuatan Komunitas

sebagai Pilar Pembangunan

Nasional. Jakarta.

Su’ud, Abu. 2006. Asia Selatan.

Semarang: UNNES Press.

Sudirman, Adi. 2014. Sejarah Lengkap

Indonesia (Rusdianto, Ed.).

Yogyakarta: Diva Press.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D

(edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.

Suhartono, Pranoto W. 2009. Teori &

Metodologi Sejarah. Jakarta: Graha

Ilmu.

Sutopo, H.B.. 2002. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

Swarbodhi, Harsa. 1980. Upamana-

praman Buddha Dharma dan

Hindu Dharma Analogi falsafat-

Etika-Puja Buddha Dharma dan

Hindu Dharma. Medan: Yayasan

Perguruan”Budaya” & L.B.C.

Syaodih, Sukmadinata Nana. 2007. Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Wiana, Ketut. 1990. Yadnya dan Bhakti.

Denpasar :Pustaka Manikgeni.

Widia, I Gusti Made. 1993. Dewa-dewa

Hindu dan Awatara-awataranya.

Denpasar:Upada Sastra.

Windya, Ida Made. Bukti Hindu

Berkembang di Jawa Timur. Bimas

Hindu Jawa Timur.

www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.g

o.id . 2016. Potensi desa dan

kelurahan Wajak Kidul.

www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.g

o.id. 2016. Tingkat perkembangan

desa dan Kelurahan Wajak Kidul.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA