JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI PROGRAM “ANTI PEMADAMAN … · 2016. 2. 27. · jurnal strategi...
Transcript of JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI PROGRAM “ANTI PEMADAMAN … · 2016. 2. 27. · jurnal strategi...
JURNAL
STRATEGI KOMUNIKASI PROGRAM “ANTI PEMADAMAN (ZERO
TRIP FEEFER) PT PLN (PERSERO) AREA SURAKARTA DALAM
MENGURANGI PEMADAMAN LISTRIK TAHUN 2014
Oleh:
UPIK ADHITA SARI EKA PUTRI
D0209081
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
1
Strategi Komunikasi Program “Anti Pemadaman (Zero Trip Feeder) PT PLN
(Persero) Area Surakarta PT PLN (PERSERO) AREA Surakarta dalam
Mengurangi Pemadaman Listrik Tahun 2014
Upik Adhita Sari Eka Putri
Sofiah
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Along with the high number of power outages in the city of Solo to make
the customer PT. PLN (Persero) Area Surakarta feel the loss. The many activities
were interrupted due to a power outage makes customers feel bothered by
frequent power outages.
This study aims to determine the communication strategy Anti Extinction
program (Zero Trip Feeder) PT. PLN (Persero) Area Surakarta in Reducing
outages in 2014. This is because as a company engaged in the business and
services, the customer's role is very important because the customer is a long-
long-term assets that must be maintained well.
In this study, researchers used a qualitative descriptive approach, the
method of data collection using interviews and observations. The data analysis
technique used in this study is a model of interactive analysis and use of data
triangulation technique to the validity of the data. The results could be deduced
PT. PLN (Persero) Area Surakarta run five program communication strategies,
namely Phase fact finding that is in use is data about the classification of the
number of subscribers of PT PLN (Persero) Area Surakarta, the number of
blackouts and cause blackouts and the data on the media in the city of Solo, Phase
Planning held a talk show on the radio, using newspapers, call center 123,
notification disruption and Customer Service, Stage communication and action
that is routinely talk on the radio, send releases to newspapers, notice the
blackout by paper and customer service. This public relations communicators in
providing some form of message information to the customers about the latest
program PLN communicant, socialization outage, calls and responding to
customer complaints that go through the phone. Messages delivered with
redundancy and informative methods that are repetitive and the information given
is a fact and hard data. Customer service is used by PT PLN (Persero) Area
Surakarta to be able to communicate to customers face to face and direct so that
customers can immediately obtain the desired answer, Stage Monitoring and
2
Evaluation to conduct an evaluation talk of customer input during the event,
newspaper clippings, spread engginering questionnaires and trial.
Keyword : Public Relation, Communication Strategy, Zero Trip Feeder of PT
PLN (Persero) Area Surakarta
Pendahuluan
Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh
manusia untuk melangsungkan kehidupan. Kebutuhan-kebutuhan dasar manusia
seperti sandang, pangan dan papan juga tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan
keberadaan energi listrik karena untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia
memerlukan energi listrik, seperti mesin textile untuk membuat pakaian, peralatan
pengolahan makanan di pabrik hingga mesin-mesin yang digunakan untuk
membantu merancang rumah seperti saat ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa
energi listrik memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan.
Pertumbuhan listrik di pulau Jawa itu memerlukan 2500 MW (MegaWatt)
dalam satu tahun, tetapi sekarang ini masih mengalami defisit 500 MW. Tapi
ironisnya PLN tidak dapat membangun pembangkit baru sehingga dua tahun ke
depan cadangan yang ada itu akan dimakan dengan pertumbuhan yang ada
sehingga praktis kalau ada gangguan sedikit, kita tidak akan punya cadangan.
Menurut Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil
menyatakan kapasitas listrik Indonesia masih tertinggal jauh dari China. Saat ini
kapasitas listrik China mencapai 1,3 juta megawatt (MW), sedangkan di Indonesia
baru 55 ribu MW. Indonesia membutuhkan penambahan pasokan listrik untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan. Untuk itu, pemerintah
mencanangkan program kelistrikan 35 ribu MW yang ditargetkan rampung dalam
lima tahun. (http://bisnis.liputan6.com/read/2199650/ini-perkembangan-terbaru-
proyek-listrik-35-ribu-mw).
Kasus krisis energi yang terjadi sangat merugikan bagi para pengguna daya
listrik dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Kekurangan sumber daya listrik
ini juga berimbas pada kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri No 31 Tahun 2014, pemerintah sudah tidak lagi
3
mensubsidi listrik untuk 12 golongan pelanggan listrik PLN, selanjutnya
mekanisme tarifnya menggunakan tarif adjustment (penyesuaian). Mekanisme
tarif adjustment bahwa tarif listrik setiap bulannya akan naik atau turun
tergantung kepada harga minyak indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price),
inflasi dan kurs. Penyesuaian bagi beberapa golongan tarif akan mengalami
perubahan mulai tanggal 1 Juli 2014. Perubahan tersebut berdasarkan Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014
Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. Pelanggan yang akan mengalami
perubahan tarif tenaga listrik semenjak 1 Juli 2014 secara bertahap dua bulanan
sampai 1 Nopember 2014 adalah:
1. Golongan Tarif R-1/TR, untuk Rumah Tangga skala kecil dengan daya 1.300
VA.
2. Golongan Tarif R-1/TR, untuk Rumah Tangga skala kecil dengan daya 2.200
VA.
3. Golongan Tarif R-2/TR, untuk Rumah Tangga skala menengah dengan daya
3.500 VA sampai dengan 5.500 VA.
4. Golongan Tarif I-3/TM, untuk Industri skala menengah dengan daya di atas 200
kVA, dan merupakan perusahaan Tertutup (Non Go Public).
5. Golongan Tarif P-2/TM, untuk Pemerintah skala besar dengan daya diatas 200
kVA.
6. Golongan Tarif P-3/TR, untuk Penerangan Jalan Umum.
Kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) harusnya diimbangi dengan pelayanan
yang meningkat dengan mengurangi jumlah pemadaman yang terjadi. Menurut
Data PT PLN (Persero) Area Surakarta pelanggan listrik di area Surakarta
berjumlah 1.158.832 yang terdiri atas 936.593 pelanggan reguler dan 222.249
pelanggan listrik prabayar. Jumlah pelanggan tersebut dapat dibandingkan dengan
jumlah pemadaman yang terjadi di sepanjang tahun 2014.
4
Grafik 1 :
PENYEBAB PEMADAMAN LISTRIK PT PLN AREA SKA 2014
Sumber : Data PT PLN Persero Area Surakarta
Menurut grafik diatas penyebab pemadaman yang terjadi di area Surakarta
sepanjang tahun 2014 adalah :
1. komponen listrik seperti gangguan kabel dan kawat
2. faktor cuaca (petir, angin kencang, hujan lebat, kebakaran, tanah longsor dll)
3. peralatan dan gardu yang rusak
4. tiang listrik yang roboh
5. pihak ke-III (binatang, gangguan penggalian PDAM dan orang kena setrum)
6. pohon tumbang
7. laying-layang
8. gardu listrik
Perusahaan Listrik Negara Area Surakarta mencanangkan program “Anti
pemadaman (Zero Trip Feeder)” sebagai upaya meminimalisir jumlah
pemadaman. Anti pemadaman (Zero Trip Feeder)” merupakan program anti
pemadaman lisrik. Program ini merupakan salah satu program terbaru PT PLN
(Persero) Area Surakarta diharapkan bisa meningkatkan kualitas layanan serta
menjaga agar pasokan listrik ke pelanggan terjaga dengan baik. Program ini
bertujuan untuk menekan terjadinya gangguan di penyulang, travo serta gangguan
temporer. Jika ketiga elemen tersebut bisa terjaga, tentu akan berimbas pada
kelancaran pasokan listrik hingga ke rumah pelanggan. Dengan dukungan seluruh
5
Rayon yang ada di wilayah kerja Area Surakarta, program tersebut diharapkan
bisa tercapai secara maksimal.
Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Bagaimana strategi komunikasi Program Anti Pemadaman (Zero Trip
Feeder) dalam mengurangi pemadaman listrik PT PLN (Persero) AREA
Surakarta tahun 2014?
Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui strategi komunikasi PT PLN (Persero) Area Surakarta
dalam program “Anti Pemadaman (Zero Trip Feeder)” untuk mengurangi
pemadaman yang terjadi sepanjang tahun 2014.
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari,
karena merupakan kebutuhan yang utama dalam besosialisasi menurut Prof. Drs.
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Dinamika komunikasi disebutkan
pengertian secara epitimologis, dari kata communication, bersumber dari kata
communis yang berarti sama, dalam hal ini adalah sama makna. Komunikasi
berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna
mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
Pengertian secara terminologis, komunikasi manusia sebagai singkatan dari
komunikasi antar manusia, dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi
kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat
terjadinya komunikasi. Secara paradigma komunikasi mengandung tujuan
tertentu, yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media.
Maka dapat disimpulkan secara paradigmatis, komunikasi adalah proses
6
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk member tahu
mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior).
Gambar 1
Model Proses Komunikasi yang di kemukakan oleh Harold Lasswell
Sumber : Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Effendy, 2006:18)
a. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada sesorang atau
sejumlah orang
b. Enconding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang
c. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang
disampaikan oleh komunukator
d. Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan
e. Decoding : pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan
makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
f. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator
g. Response : tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa
pesan
h. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan
atau disampaikan kepada komunikator
i. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikan sebagai
akibat diterimanya pesan oleh komunikator yang berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Sender Encoding Receiver Decoding Message
Media
Noise
Feedback Response
7
Komunikasi yang efektif dapat kita lihat dari proses penyandian oleh
komunikator harus bertautan denga proses pengawasandian oleh komunikan.
Semakin tumpang tindihnya bidang pengalaman (Field of experience)
komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin efektif pesan
yang dikomunikasikannya. Komunikator akan dapat menyandi dan komunikan
akan dapat mengawasandi hanya dalam istilah pengalaman yang dimiliki masing-
masing. Memang ini merupakan beban komunikator dari strata social yang lain.
Akan tetapi, dalam teori komunikasi dikenal istilah empati, yang berarti
kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun
antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, jenis
pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan, ideology, dan lain-lain, jika
komunikator bersikap empati, komunikasi tidak akan gagal (Effendy 2006:19).
2. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Efendi dalam buku yang
berjudul “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek” menyatakan bahwa :
“Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning), dan manajemen (communication management)
untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi
harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukan,
dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) dapat dilakukan berbeda
sewaktu-waktu tergantung dengan situasi dan kondisi”.
Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy)
maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi
ganda :
1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan
instruktur secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
2. Menjembatani kesenjangan budaya (curtural gap) akibat kemudahan yang
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkanya media massa yang begitu
ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya (Effendy,
1986:35)
8
Strategi komunikasi harus didukung oleh teori karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman (empiris) yang sudah diuji kebenarannya.
Harold D. Lasswell menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan :
1. Who? (Siapakah komunikatornya)
2. Says what? (pesan apa yang dinyatakannya)
3. In which channel? (media apa yang digunakannya)
4. To whom? (siapa komunikannya)
5. With what effect? (efek apa yang diharapkan)
Strategi komunikasi diperlukan untuk dapat mencapai tujuan tertentu.
Strategi komunikasi merupakan bagian yang penting untuk memberikan suatu
informasi kepada masyarakat. Apabila komunikator menghendaki adanya
perubahan sikap atau memberikan kesadaran pada masyarakat, maka focus dari
strategi komunikasi adalah membujuk atau persuasi. Melalui strategi komunikasi
tersebut, maka pesan yang akan disampaikan dalam sosialisasi dapat terencana
dan terorganisir dengan baik, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif.
Dalam menjalankan tugas sebagai Humas, melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Menyelidiki dan mendengar (fact finding)
2. Taraf research-listening atau fact find; meliputi penelitian pendapat, sikap dan
reaksi orang-orang/publik. Disini dapat diketahui masalah apa yang sedang
dihadapi.
3. Mengambil ketentuan dan merencanakan (planning)
Setelah pendapat, sikap dan reaksi publik dianalisa, lalu diintegrasikan atau
diserahkan kebijaksanaan dan kegiatan organisasi. Pada taraf ini bisa
ditemukan “pilihan yang diambil”
4. Melaksanakan komunikasi (communicating)
Rencana-rencana diatas harus dikomunikasikan dengan semua pihak yang
bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini kita “menerangkan
(menjelaskan tindakan yang diambil dan apa alasan jatuhnya pilihan tersebut”.
9
5. Penilaian (evaluating)
Dinilai segi-segi erhasil dan tidaknya, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah
dicapai, apa resep kemanjurannya dan apa faktor penghambatnya. Bagaimana
hasil pelaksanaan tugas dan apa sebab-sebabnya “itulah pertanyaan yang
timbul dalam tahap ini”.
Tujuan dari strategi komunikasi antara lain :
1. to secure understanding (memastikan komunikan mengerti pesan yang
diterimanya),
2. to establish ecceptance (pembinaan apabila komunikan sudah mengerti pesan
yang diterimanya dan
3. to motivate action (bagaimana pesan tersebut dapat memotivasi komunikan
untuk melakukan perubahan).
Metodologi
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan didukung data kualitatif dimana metode ini digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam penelitian ini , penulis
menggunakan teknik “purposive sampling” untuk menentukan informan atau nara
sumber selama penelitian. Dengan menggunakan teknik ini peneliti akan memilih
informan yang dianggap mengetahui masalah secara mendalam dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang tepat. Penggunaan teknik ini dirasa
akan lebih efektif karena melalui teknik ini peneliti akan langsung mendapatkan
data yang dibutuhkan sehingga mengurangi jumlah data yang tidak relevan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara interview dan juga
kepustakaan dengan analisis data menggunakan triangulasi data dan juga
menggunakan model analisis interkatif untuk validitas data pada penelitian ini.
10
Sajian dan Analisis Data
A. Fact Finding
1. Pelanggan PT PLN (Persero) AREA Surakarta
Pelanggan PT PLN (Persero) Area Surakarta terbagi atas lima
golongan yaitu sosial, rumah tangga, industri, bisnis dan kantor.
Tabel 2
Pelanggan PLN APJ Surakarta 2014
Sosial 25.325 sambungan
Rumah Tangga 1.086.828 sambungan
Bisnis 44.281 sambungan
Industri 1.213 sambungan
Kantor 4.542 sambungan
Total 1.162.189 sambungan
Sumber : PT PLN (Persero) Area Surakarta
2. Pemadaman Listrik Tahun 2014
Menurut data PT PLN (Persero) Area Surakarta, jumlah pemadaman
listrik di kota Solo masih sering terjadi. Ditahun 2013 tercatat sudah terjadi
751 pemadaman listrik di wilayah Surakarta , walaupun di tahun 2014 jumlah
pemadaman sudah sedikit menurun menjadi 708 tetapi jumlah tersebut masih
jauh diatas target PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yang ditargetkan hanya
berjumlah 447.
3. Media Massa di Kota Surakarta
Media massa merupakan suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang menjalankan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan berbagai jenis media dan saluran yang tersedia. Media massa
juga dapat dinyatakan sebagai suatu lembaga kemasyarakatan yang
kegiatannya melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia selaku
11
makhluk sosial dalam kehidupannya sehari-hari sehingga dalam organisasinya
media massa akan menyangkut segi isi dan akibat dari proses komunikasi
yang melibatkannya. Dalam International Journal of Public Opinion Research
Vol.24 No.3 karya Anne Schulz and Patrick Roessler disebutkan, “The
majority of people has not stopped using TV, radio, and print media as their
main source of information” (2012: 360-361). Bahwa mayoritas orang masih
menggunakan TV, radio dan media cetak sebagai sumber informasi utama.
a. Surat Kabar
Sebuah penelitian menyebutkan, antara 1855-2006, lebih dari 110
koran sudah pernah terbit di Solo (Mulyanto Utomo, 2007). Bahkan, tak hanya
tercatat sebagai kota pertama di Indonesia yang mempunyai surat kabar
“pribumi”, tetapi juga di Solo, tahun 1946, di tengah perang kemerdekaan,
PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dilahirkan. Surat kabar yang terbit
dikota Solo antara lain : Koran SINDO Edisi Jawa Tengah, Suara Pembaruan
Edisi Jawa Tengah, Republika Edisi Jawa Tengah, Kompas, Bisnis Indonesia,
Media Indonesia, Harian Joglo Semar, Harian Radar Solo, Kedaulatan Rakyat,
Harian Solopos.
b. Radio
Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media
komunikasi dan informasi. Bersifat langsung, cepat dan murah. Perkembangan
radio yang pesat berbagai kota di Indonesia diikuti dengan perkembangan
radio di Surakarta. Lebih dari 30 stasiun radio berkembang di Kota Solo
B. Planning
1. Talkshow di Radio
Radio dipakai untuk memberikan informasi kepada pelanggan tentang jadwal
pemadaman, produk-produk PLN, menjelaskan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan PT PLN (Persero) Area Surakarta, sosialisasi program-program
baru. Stasiun radio yang sudah bekerja sama dengan kami antara lain; RRI,
radio Swara Slank, radio Manajemen hati, Solo Radio, Solo Pos FM, Metta
FM, PTPN, dan stasiun radio lain yang meminta kami untuk melakukan
12
talkshow. Radio-radio yang ditunjuk sudah melewati seleksi yang dilakukan
oleh PT PLN Distribusi Jawa Tengah, seleksi ini menyangkut segmen radio,
keaktivan pendengan dalam menanggapi, serta budgeting yang tersedia.
2. Surat Kabar
Dengan membaca surat kabar, pelanggan bisa terus mengikuti perkembangan-
perkembangan actual tentang informasi seputar pemadaman yang akan
dilakukan atau yang sudah terjadi, media koran merupakan media informasi
yang efisien, disamping televisi dan radio. Melalui Koran kita juga dapat
mengetahui keluhan-keluhan yang di sampaikan pelanggan melalui kolom
suara pelanggan serta dapat memberikan tanggapan dari keluhan-keluhan atau
informasi yang disampaikan pelanggan agar pembaca yang lain juga dapat
mendapat jawaban yang sama atas pertanyaan-pertanyaan yang di sampaikan,
beberapa surat kabar lokal yang sering memuat informasi PLN antara lain
Solo Pos, Joglo Semar, Jawa Pos, Suara Merdeka.
3. Call Center
Program tambahan dalam pelayanan teknik diambil untuk menunjang program
anti pemadaman tersebut PLN meluncurkan Call Center 123. Call Center
PLN 123 merupakan layanan modern untuk meningkatkan integritas
pelayanan publik dan melayani pelanggan dengan sepenuh hati dapat diakses
oleh siapa, dimana, dan kapan saja. Call Center 123 dijalankan oleh PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah.
4. Surat Pemberitahuan Pemadaman
Surat ini berisi pemberitahuan tentang adanya pemadaman yang ditujukan
kepada pelanggan PLN didaerah tertentu, pelanggan golongan bisnis,
golongan kantor,atau khususnya yang memiliki daya listrik diatas 7.700 Watt.
Sehingga mereka dapat melakukan antisipasi sebelum terjadi pemadaman dan
tidak mengakibatkan kerugian.
5. Customer Service
Customer Service merupakan salah satu media langsung (face to face) yang
dipakai PT PLN (Persero) Area Surakarta untuk memberikan berbagai
informasi dan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan, juga sebagai tempat
13
menampung berbagai macam keluhan, keberatan ataupun sebagai tempat
konsultasi. Customer Service PT PLN (Persero) Area Surakarta berada di
masing-masing rayon yang buka setiap hari senin-jumat pukul 08.00-15.00
WIB.
C. Action and Communication
1. Talkshow di Radio
Talkshow diradio ini dilaksanakan rutin setiap minggunya, di berbagai stasiun
radio di Surakarta. Sebagai nara sumber adalah Humas PT PLN (Persero)
Surakarta. Jadwal program siaran talkshow sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Talkshow Humas PT PLN (Persero) Area Surakarta
No Hari Minggu
ke -
Stasiun radio Nama Acara Durasi
1. Selasa I Metta FM Halo PLN 09.00-10.00
2. Selasa II PTPN Solusi PLN 10.00-11.00
3. Selasa III Swara Slank Halo PLN 10.00-11.00
4. Selasa IV Solo Radio PLN Menyapa 10.00-11.00
5. Rabu I & III RRI
Ska/Manajemen
Hati
Zona PLN 09.00-10.00
6. Rabu II Metta FM Bincang Pagi 10.00-11.00
7. Rabu IV Solo Pos FM PLN Peduli
Pelanggan
14.00-15.00
NB : Jadwal dapat berubah-ubah sewaktu-waktu menyesuaikan jadwal humas
Sumber : PT PLN (Persero) Area Surakarta
2. Surat Kabar
Surat kabar juga menjadi salah satu media yang digunakan oleh PT
PLN (Persero) Area Surakarta untuk mensosialisasikan program Anti
Pemadaman (Zero Trip Feeder) dengan mengirimkan press release ke redaksi
surat kabar, jadwal pemadaman listrik, dan menanggapi suara keluhan
pelanggan.
Kliping Surat kabar juga merupakan salah satu kegiatan Humas PT
PLN (Persero) Area Surakarta. Surat kabar yang menjadi partner antara lain
Solo Pos, Jawa Pos, Kompas, Suara Merdeka, Joglo Semar, Sindo dan Radar
Solo. Kegiatan ini dilakukan setiap hari untuk media monitoring guna
mengetahui berita apa saja yang dimuat di surat kabar tersebut, selain itu juga
14
untuk mengetahui apakah berita sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh
PLN. Suara keluhan dari pelanggan yang masuk di surat kabar juga dapat
langsung ditanggapi dengan adanya kliping koran.
3. Call Center
Call center 123 merupakan salah satu media yang di sediakan PLN
untuk membantu petugas PLN dalam melayani pelanggan. Call Center 123 ini
di buat untuk memudahkan pelanggan untuk melakukan pengaduan kepada
PLN serta memudahkan PLN untuk mengetahui daerah pemadaman.
Pelanggan tak perlu repot-repot lagi datang ke loket-loket di kantor pelayanan
PLN. Pelanggan dimanapun diseluruh Indonesia dan kapan saja, cukup hanya
dengan menghubungi contact center PLN 123 atau media sosial. CC PLN 123
ini juga untuk menghilangkan potensi korupsi berupa gratifikasi atau pungutan
tambahan biaya oleh petugas dan praktik-praktik percaloan, sehingga dapat
meningkatkan integritas layanan PLN kepada publik
Implementasi CC PLN 123 secara terpusat yang memberikan
pelayanan kebutuhan daya listrik (PB/PD/PS), informasi dan keluhan, serta
pemulihan gangguan penyaluran tenaga listrik ini juga didukung dengan telah
terpusatnya aplikasi-aplikasi pelayanan lainnya disisi back office, yakni
Aplikasi Pengaduan dan keluhan Pelanggan (APKT), Pengelolaan dan
Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST) dan Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T).
4. Surat Pemberitahuan pemadaman
Surat yang di buat oleh PT PLN Area Surakarta berisi tentang
pemberitahuan akan adanya pemadaman yang terjadi karena proses
pemeliharaan jaringan yang akan dilakukan oleh petugas PLN. Surat di
kirimkan kepada para pelanggan dengan golongan bisnis, perkantoran,
industry atau pelanggan yang memiliki daya diatas 7700 watt. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi kerugian yang di derita oleh pelanggan yang
menggunakan energi listrik untuk kepentingan umum. Surat pemberitahuan
pemadaman diberikan juga kepada media-media seperti Surat kabar dan radio
bila daerah pemadaman luas untuk menghemat jarak dan waktu dalam
15
penginformasian jadwal pemadaman. Surat pemberitahuan tersebut
dikirimkan satu hari atau seminggu sebelum terjadi nya pemadaman.
5. Customer Service
Customer service PT PLN (Persero) Area Surakarta selain menerima
transaksi energy listrik juga menerima segala bentuk keluhan pelanggan. CS
membantu mengarahkan pelanggan yang memiliki kesulitan tertentu yang
tidak puas dengan media call center 123 yang disediakan oleh PLN. CS PT
PLN (Persero) Area Surakarta berada di 11 rayon cabang PT PLN (Persero)
Area Surakarta.
D. Evaluasi dan Monitoring
1. Kliping Surat Kabar
Kliping Koran dilakukan Humas PT PLN (Persero) Area Surakarta
setiap hari guna memonitor berita yang dimuat di surat kabar. Koran yang
dikliping antara lain Solo Pos, Jawa Pos, Kompas, Suara Merdeka, Joglo
Semar, Sindo, Radar Solo. Hasil dari berita atau suara keluhan pelanggan yang
masuk di Surat kabar sebagai bahan evaluasi untuk PT PLN (Persero)
Surakarta apakah yang sudah dikerjakan selama ini sudah mendapat respon
yang baik dari masyarakat. Berita yang di muat di surat kabar juga perlu di
monitor kebenarannya sehingga tidak menimbulkan salah persepsi.
2. Evaluasi Hasil Talkshow di Radio
Setelah melakukan talk show di radio humas PT PLN (Persero) Area
Surakarta akan langsung mengevaluasi hasil pertanyaan yang masuk maupun
tanggapan yang di terima selama acara berlangsung. Humas akan segera
menindak lanjuti ke pihak-pihak yang bersangkutan baik laporan atau
informasi yang di dapat dari pendengar.
3. Menyebar Angket Kepuasan Pelanggan
Angket kepuasan pelanggan ini di sebar secara random di daerah yang
sering terjadi pemadaman oleh humas untuk mengetahui kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh PT PLN (Persero) Area Surakarta.
16
4. Sidang Engginering
Sidang Engginering merupakan rapat yang dilakukan oleh seluruh
petugas lapangan dengan melaporkan keadaan atau kondisi yang ditemukan
dilapangan kepada Asisten Manajer. Sidang Engginering ini dilakukan selain
untuk evaluasi bagi para petugas di lapangan juga untuk data PLN yang dapat
dibagikan kepada masyarakat tentang proses terjadinya pemadaman sampai
dengan eksekusi penangananya semua benar-benar dilakukan. Serta ini
diperlukan untuk dapat memberikan informasi pada masyarakat bahwa upaya
dalam mengurangi pemadaman dengan pemeliharaan ini juga memerlukan
proses pemadaman untuk memperbaiki jaringan yang ada sehingga
kedepannya tidak terjadi trip.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis dari hasil wawancara,
data dilapangan, dan analisis maka penulis menarik kesimpulan :
1. Tahap fact finding (Temuan Data) yang di gunakan adalah data tentang
klasifikasi jumlah pelanggan PT PLN (Persero) Area Surakarta, jumlah
pemadaman dan penyebab pemadaman serta data media massa yang ada di
Kota Solo.
2. Tahap Planning (Perencanaan) mengadakan talkshow di radio, penggunaan
surat kabar, call center 123, Surat pemberitahuan gangguan dan Customer
Service.
3. Tahap communication and action yaitu secara rutin mengadakan talkshow di
Radio, mengirim release ke surat kabar, pemberitahuan pemadaman melalui
surat dan customer service. Humas yang dalam ini komunikator memberikan
beberapa pesan berupa informasi ke pelanggan yakni komunikan tentang
program terbaru PLN, Sosialisasi pemadaman, himbauan serta menanggapi
keluhan pelanggan yang masuk melalui telepon. Pesan disampaikan dengan
metode redundancy dan informative yakni bersifat berulang-ulang dan
informasi yang diberikan merupakan merupakan fakta dan data yang nyata.
Customer service dipakai PT PLN (Persero) Area Surakarta untuk dapat
17
berkomunikasi kepada pelanggan secara face to face dan langsung agar
pelanggan dapat langsung memperoleh jawaban yang diinginkan.
4. Tahap monitoring and Evaluation dengan melakukan evaluasi talkshow dari
masukan pelanggan selama acara berlangsung, kliping surat kabar, penyebaran
angket dan sidang engginering.
Saran
1. Media publikasi yang digunakan PT PLN (Persero) Area Surakarta saat ini
belum dapat menjangkau seluruh pelanggan yang terdapat di 11 Rayon
sehingga, diharapkan bagi Humas PT PLN (persero) Area Surakarta perlu
menambah media publikasi yang dimiliki saat ini agar seluruh pelanggan
energy listrik di seluruh area Surakarta dapat mengetahui dan menerima
informasi yang diberikan.
2. Kegiatan Sosialisasi program baru yang PT PLN (Persero) Area Surakarta saat
ini masih terbatas pada sosialisasi dengan media massa sedangkan tidak semua
pelanggan mengetahui media apa yang menjadi partner PT PLN (Persero)
Area Surakarta dan tidak semua mengetahui informasi tersebut sehingga
kegiatan sosialisasi langsung kepelanggan dapat menjadi solusi untuk dapat
memberitahukan informasi-informasi seputar produk-produk PLN.
Daftar Pustaka
Effendi, Onong Uchajana. (2004). Dinamika Komunikasi. PT Remadja Rosda
Karya, Bandung.
Effendy,Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan
keduapuluhdua. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi teori dan praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Mardikanto, Totok. (2010). Sistem Penyuluhan Pertanian. Program Studi
Pemberdayaan Masyarakat-Program Studi Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Mulyana, Deddy. (2007),.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
PLN. (2014). Tarif Tenaga Listrik. http://www.pln.co.id/blog/tarif-tenaga-listrik/.
Diakses Tanggal 13 Agustus pukul 15.00 WIB.
18
Wicaksono, Pebrianto Eko. (2015). Ini Perkembangan Terbaru Proyek Listrik 35
Ribu Mw. http://bisnis.liputan6.com/read/2199650/ini-perkembangan-
terbaru-proyek-listrik-35-ribu-mw. Diakses tanggal 28 Juni 2015 pukul
20:15 WIB.
PLN. (2014). Tarif Tenaga Listrik. http://www.pln.co.id/blog/tarif-tenaga-listrik/.
Diakses Tanggal 13 Agustus pukul 15.00 WIB.
Schulz, Anne and Patrick Roessler. (2012). International Journal of Public
Opinion Research. Vol.24, No.3, The Spiral of Silence and the Internet:
Selection of Online Content and the Perception of the Public Opinion
Climate in Computer-Mediated Communication Environments.