Jurnal Reading Elmira

61
Disusun Oleh: ELMIRA YULHARNIDA 1110221066 FK UPN “Veteran” Jakarta

Transcript of Jurnal Reading Elmira

Page 1: Jurnal Reading Elmira

Disusun Oleh:

ELMIRA YULHARNIDA1110221066

FK UPN “Veteran” Jakarta

Page 2: Jurnal Reading Elmira

Suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end

organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid, ataupun

gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.

Hipotiroid

Page 3: Jurnal Reading Elmira

Kelenjar tiroid terletak di leher antara fasia koli

media dan fasia pravertebralis. Dibelakangnya terdapat kelenjar paratiroid, arteri carotis komunis, arteri jugularis interna dan n. vagus terletak bersama dalam sarung tertutup di latero dorsal tiroid.

Kelenjar tiroid terdiri dari 3 lobus yaitu lobus lateralis kanan dan kiri serta yang ditengah disebut isthmus.

Kelenjar tiroid memperoleh darah dari arteri thyroidea superior dan arteri thyroidea inferior.

Kelenjar Tiroid

Page 4: Jurnal Reading Elmira
Page 5: Jurnal Reading Elmira

• Sel Epitel Folikel: Sintesis Hormon Tiroksin (T4) dan Triyodotironin (T3)

• Zat koloid tirolobulin merupakan tempat hormone tiroid sintesis dan pada akhirnya di simpan.

• Sel penyekresi hormone lain dalam kelenjar tiroid yaitu sel parafolikular atau sel C yang menyekresi kalsitonin.

Page 6: Jurnal Reading Elmira

Hormon Tiroid

Page 7: Jurnal Reading Elmira

Klasifikasi

Page 8: Jurnal Reading Elmira

penyakit pada bayi sejak lahir yang disebabkan

kekurangan hormon tiroid yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada

bayi dan anak-anak. Kekurangan hormon tiroid pada bayi jika tidak cepat didiagnosa dan

diobati dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan kretinisme (terhambatnya

pertumbuhan fisik dan mental)

Penyebab retardasi mental dan kegagalan pertumbuhan

Hipotiroid Kongenital

Page 9: Jurnal Reading Elmira
Page 10: Jurnal Reading Elmira

Manifestasi Klinis

Pada neonatus dan bayi: Fontanella mayor yang lebar dan fontanella posterior

yang terbuka. Suhu rektal < 35,5˚C dalam 0-45 jam pasca lahir. Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan >

40 minggu. Suara besar dan parau, tidak belajar berbicara. Hernia umbilikalis. Riwayat ikterus lebih dari 3 hari, karotenemia Miksedema (kulit kelopak mata, punggung tangan,

dan genitalia eksterna)

Page 11: Jurnal Reading Elmira

Makroglosi. Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir

dan sembelit (< 1 kali/hari). Kulit kering, dingin, dan “motling” (berbercak-

bercak, terutama tungkai). Letargi. Gangguan minum dan menghisap Bradikardia (< 100/menit). Penampilan fisik sekilas seperti sindrom Down,

namun pada sindrom Down bayi lebih aktif. Hipotonia Tidur yang berlebihan, sedikit menangis, tidak

selera makan, biasanya lamban. Mata terpisah lebar Jembatan hidung sempit

Page 12: Jurnal Reading Elmira

Pada Anak Besar: Dengan goiter maupun tanpa goiter Gangguan Pertumbuhan (Kerdil) Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi,

tulang dan pubertas. Gangguan perkembangan mental permanen

terutama bila onset terjadi sebelum umur 3 tahun. Aktivitas berkurang, lambat Kulit kering Miksedema Tekanan darah rendah, metabolisme rendah Intoleransi terhadap dingin

Page 13: Jurnal Reading Elmira

Pemeriksaan dan Diagnosa

Anamnesis: Apakah berasal dari daerah gondok endemik? Struma pada ibu. Apakah ibu diberi obat antitiroid

waktu hamil? Adakah keluarga yang struma? Perkembangan anak.

Gejala klinis:Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid kongenital.

Page 14: Jurnal Reading Elmira

Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital

Gejala klinis Skore

Hernia umbilicalis 2

Kromosom Y tidak ada (wanita) 1

Pucat, dingin, hipotermi 1

Tipe wajah khas edematus 2

Makroglosi 1

Hipotoni 1

Ikterus lebih dari 3 hari 1

Kulit kasar, kering 1

Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1

Konstipasi 1

Berat badan lahir > 3,5 kg 1

Kehamilan > 40 minggu 1

Total 15

Page 15: Jurnal Reading Elmira

Lab:

Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH jika kadar T4 rendah disertai TSH meningkat diagnosa dapat ditegakkan.

Pemeriksaan darah perifer lengkap, urin, tinja, kolesterol serum (biasa nya meningkat pada anak , 2 tahun)

Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu diperiksa antibodi antitiroid. Kadar TBG diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu bila dengan pengobatan hormon tiroid tidak ada respon.

Page 16: Jurnal Reading Elmira

Name Normal Value Results in Hypothyroidism

Results in Hyperthyroidism

Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

0.3 – 5.0µU/mL or 0.3 – 5.0 mU/L

High Low

Total T4 Immunoassay

5 – 11µg/dL or 64 – 142 nmol/L

Low High

Free T4 Index 6.5 – 12.5 Low High

Total T3 Immunoassay

95 – 190 ng/dL or 1.5 – 2.9 nmol/L

Normal or Low High

Free T3 Index 20 – 63 Normal or Low High

Page 17: Jurnal Reading Elmira

Radiologi:

USG atau CT scan Tiroid Tiroid scintigrafi membantu memperjelas

penyebab yang mendasari bayi dengan hipotiroidisme kongenital

Bone Age untuk mengetahui adanya retardasi perkembangan tulang

X-Foto tengkorak adanya fontanella yang besar dan sutura yang melebar, tulang antar sutura biasanya ada, terlihatnya sella tursika yang membesar dan bulat, dan mungkin terlihat adanya erosi dan penipisan.

Page 18: Jurnal Reading Elmira

Down Syndrome Congenital Adrenal Hiperplasia Phenylketonuria

Diagnosa Banding

Page 19: Jurnal Reading Elmira

Diberikan hormon tiroid Obat pilihan adalah Sodium L-Thyroxine,

diberikan sedini mungkin. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada,

diberikan dosis sesuai tabel:

Penatalaksanaan

Umur Dosis µg/kg BB/hari 0-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan 1-5 tahun 2-12 tahun > 12 tahun

10-15 8-10 6-8 5-6 4-5 2-3

Kadar T4 dipertahankan di atas pertengahan nilai normal.

Page 20: Jurnal Reading Elmira

Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu; bila ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis pemberian + 100 μg/m2/hari. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid.

Penundaan atau keterlambatan pengobatan akan meningkatkan risiko komplikasi

Monitoring pengobatan harus dilakukan setiap bulan pada tahun pertama dan selanjutnya setiap 2-3 bulan

Page 21: Jurnal Reading Elmira

Pemantauan tumbuh kembang yang optimal namun hindari overtreatment

Kasus transien hipotiroid kongenital boleh tidak diobati, namun jika penurunan T4 dan peningkatan TSH menetap harus segera diobati

Page 22: Jurnal Reading Elmira

Pemantauan

Terapi Kemungkinan terjadinya hipertiroidisme perlu

diwaspadai. Dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan

takikardia, kecemasan berlebihan, gangguan tidur, dan gejala tirotoksikosis yang lain.

Pemberian tiroksin berlebihan jangka lama mengakibatkan kraniosinostosis.

Anak yang sedang dalam pengobatan hipotiroid kongenital harus dievaluasi secara teratur stiap beberapa bulan sampai paling tidak hingga 3 tahun pertama kehidupan.

Page 23: Jurnal Reading Elmira

Menurut American academy of pediatric, serumT4 atau T4 bebas dan Tes darah TSH harus dilakukan menurut jadwal:2-4 minggu setelah pengobatan T4Setiap 1-2 bulan hingga 6 bulan pertama kehidupanSetiap 3-4 bulan, mulai 6 bln hingga 3 tahun pertama kehidupanSetiap 6 -12 bulan hingga pertumbuhan normal tercapaiDua minggu setelah perubahan dosis

Evaluasi lebih sering bila ditemukan hasil yang abnormal

Apabila fase perkembangan otak sudah dilalui, pemantauan dapat dilakukan 3 bulan sampai 6 bulan sekali dengan mengevaluasi pertumbuhan linear, berat badan, perkembangan motorik dan bahasa serta kemampuan akademis untuk yang sudah bersekolah. Umur tulang dipantau tiap tahun.

Page 24: Jurnal Reading Elmira

Gejala dosis kurang atau berlebih dari Levothyroxine

Dosis

kurang

Dosis berlebih

Lemas Gejala kardiovaskuler (detak jantung cepat, berkeringat,

varian denyut nadi yang luas, angina atau congestive heart

failure)

Ketumpulan

mental

Agitasi (tremor, nervousness, insomnia, keringat berlebih)

Merasa

kedinginan

Sakit kepala dan nyeri otot

Kram otot Gejala intestinal dan metabolic (pperubahan nafsu makan,

diare, penurunan BB)

Demam dan intoleransi terhadap panas

Page 25: Jurnal Reading Elmira

Tumbuh kembang Hipotiroid kongenital sangat mengganggu tumbuh

kembang anak apabila tidak terdiagnosis secara dini ataupun bila pengobatan dilakukan tidak benar.

Apabila hipotiroid diobati dini dengan dosis adekuat, proses pertumbuhan linier pada sebagian besar kasus mengalami kejar tumbuh yang optimal sehingga mencapai tinggi badan normal.

Pengobatan yang dilakukan setelah usia 3 bulan akan mengakibatkan taraf IQ subnormal atau lebih rendah.

Page 26: Jurnal Reading Elmira

Prognosa

Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu-minggu pertama memungkinkan pertumbuhan linier yang normal dan intelegensianya setingkat dengan saudara kandung yang tidak terkena.

Tanpa pengobatan dini akan terjadi sekuale neurologis berupa retardasi mental koordinasi motorik yang lemah hipotonia muskuler ataxia

Page 27: Jurnal Reading Elmira

Hipotiroidisme pada masa anak, juga sering disebut

sebagai hipotiroidisme didapat. Biasanya terjadi setelah usia 6 bulan.

Sebagian besar kelainan ini hanya 10-15% kasus yang diturunkan, paling sering disebabkan oleh tiroiditis Hashimoto, dan kejadiannya lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan 2:1.

Pada usia sekolah, angka kejadiannya 0,33%, yang paling sering karena tiroiditis limfositik kronik pada anak usia 12-19 tahun angka kejadiannya 6%.

Hipotiroid Didapat

Page 28: Jurnal Reading Elmira
Page 29: Jurnal Reading Elmira

Perlambatan pertumbuhan biasanya merupakan

manifestasi klinis pertama. Perubahan miksedematosa kulit, konstipasi,

intoleransi dingin, energi menurun, bertambahnya kebutuhan untuk tidur berkembang secara diam-diam.

Maturasi tulang terlambat Beberapa anak datang dengan nyeri kepala, masalah

penglihatan, pubertas prekoks, atau galaktorrea. Anak-anak ini biasanya mengalami pembesaran hiperplastik kelenjar pituitaria, seringkali dengan perluasan suprasella

Manifestasi Klinis

Page 30: Jurnal Reading Elmira

Kondisi Emergensi

Koma myxedema Suppurative Thyroiditis

Efek hipotiroid pada anak dan balita Anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak

mendapat pengobatan Efek hipotiroid selama masa balita Bayi yang dilahirkan dengan hipotiroid

kongenital Efek yang terjadi bila onset hipotiroid > 2 tahun

Komplikasi

Page 31: Jurnal Reading Elmira

Penyakit metabolik yang ditandai dengan

hiperglikemia kronik akibat adanya gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau

keduanya.

Terjadinya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Diabetes Melitus

Page 32: Jurnal Reading Elmira

Insidensi DM tipe 1 maupun tipe 2 bervariasi baik

antar negara maupun dalam suatu negara. Puncak usia terjadinya DM pada anak adalah usia

5-7 tahun dan pada saat menjelang remaja. DM tipe 2 lebih sering terjadi pada pasien berusia di

atas 40 tahun dan sampai tahun 1990 lebih dari 95% anak yang menderita DM adalah DM tipe 1.

Saat ini 10-50% penderita DM pada anak-anak adalah DM tipe 2.

Epidemiologi

Page 33: Jurnal Reading Elmira

Klasifikasi

Page 34: Jurnal Reading Elmira

Sekresi Insulin

Page 35: Jurnal Reading Elmira

Kerja Insulin

Page 36: Jurnal Reading Elmira

Patofisiologi DM tipe 1

Page 37: Jurnal Reading Elmira
Page 38: Jurnal Reading Elmira

Patofisiologi DM Tipe 2

Page 39: Jurnal Reading Elmira

Anamnesa:Gejala klasik :

Poliuri Polidipsia Polifagia Penurunan Berat Badan Badan Lemah

Daya tahan tubuh menurun, mudah terinfeksi seperti penyakit kulit dan ISK

Diagnosa

Page 40: Jurnal Reading Elmira

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang13,14

Kadar glukosa darah sewaktu: ≥200 mg/dl (11,1 mmol/L). Pada penderita asimtomatis ditentukan kadar gula darah puasa lebih tinggi dari normal dan uji toleransi glukosa terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan.

Kadar gula darah puasa ≥126 mg/dl (yang dimaksud puasa adalah tidak ada asupan kalori selama 8 jam)

Kadar gula darah 2 jam pasca toleransi glukosa ≥200 mg/dl (11,1 mmol/L)

Kadar C-peptida: untuk melihat fungsi sel β residu yaitu sel β yang masih memproduksi insulin dan dapat digunakan apabila sulit membedakan diabetes tipe 1 dan 2.

Page 41: Jurnal Reading Elmira

• Pemeriksaan HbA1c dilakuka rutin tiap 3 bulan. Pemeriksaan kadar HbA1c berguna untuk mengukur kadar gula darah selama 120 hari yang lalu (sesuai usia eritrosit), menilai perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya, dan menilai pengendalian penyakit DM dengan tujuan mencegah terjadinya komplikasi diabetes

• Glukosuria tidak spesifik untuk DM dan perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan glukosa darah

• Penanda autoantibodi: hanya sekitar 70-80% dari penderita DM tipe 1 memberikan hasil pemeriksaan autoantibodi (ICA, IAA) yang positif, sehingga pemeriksaan ini bukan merupakan syarat mutlak diagnosis

Page 42: Jurnal Reading Elmira

Tabel Kriteria diagnosis DM menurut WHO

Kriteria Kadar Glukosa (mg/dl) Darah vena Kapiler Plasma

Diabetes melitus: Puasa Atau 2 jam PP atau keduanya Impaired glucose tolerance (IGT): Puasa (jika diukur) dan 2 jam PP Impaired Fasting Glycaemia (IFG): Puasa dan 2 jam PP (jika diukur)

>100

>180

<110

>120 dan <180

>100dan <110

<120

>110

>200

<110

>140 dan <200

>100 dan <110

<140

>126

>200

<126

>140 dan <200

>110 dan <126

<140

Ket: Puasa: tidak ada asupan kalori selama 8 jam

2 jam PP: 2 jam setelah pemberian larutan glukosa 75 gr atau 1,75

g/kgBB dosis maksimum 75 gr

Page 43: Jurnal Reading Elmira

Gambar 7 Algoritma Diagnosis DM pada anak

Obesitas

Tidak Ya

Kadar C-Peptide / insulin Puasa

Tinggi Rendah

Autoantibodi

Ya Tidak

DM Tipe 2

DM tipe 2 atau MODY DM tipe 1

autoantibodi

Tidak

Tinggi

DM tipe 1

Ya

Kadar C-peptide/ insulin puasa

Rendah

DM tipe 2

Page 44: Jurnal Reading Elmira

Penatalaksanaan

Kontrol metabolik yang baik adalah mengusahakan kadar glukosa darah berada dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan hipoglikemia.

Parameter HbA1c merupakan parameter kontrol metabolik standar pada DM. Nilai HbA1c <7% berarti kontrol metabolik baik,

HbA1c<8% cukup dan HbA1c >8% dianggap buruk.

Page 45: Jurnal Reading Elmira

Edukasi Terapi gizi medis Latihan Jasmani atau olahraga Intervensi farmakologis.

Pilar Utama Penatalaksanaan DM

Page 46: Jurnal Reading Elmira

Prinsip terapi penderita DM tipe 2 adalah: Mencapai dan mempertahankan kadar mendekati

normoglikemia (A1C <7%). Terapi dimulai dengan intervensi pola hidup dan

metformin Bila target glikemik tidak tercapai atau tidak dapat

dipertahankan maka ditambahkan obat-obat baru dan diubah jadi regimen baru.

Pada pasien yang tidak mencapai target glikemik maka diberikan terapi insulin secara lebih dini.

Page 47: Jurnal Reading Elmira

Insulin Awitan puncak kerja, dan lama kerja insulin merupakan faktor yang menentukan dalam pengobatan penderita DM. Respon klinis terhadap insulin tergantung pada faktor:

Umur individu Tebal jaringan lemak Status pubertas Dosis insulin Tempat injeksi Latihan (exercise) Kepekatan, jenis, dan campuran insulin Suhu ruangan dan suhu tubuh

Page 48: Jurnal Reading Elmira

Macam-macam Insulin

Page 49: Jurnal Reading Elmira

Berikut ini digambarkan jenis sediaan insulin dan profil kerjanya

Jenis insulin Awitan (jam) Puncak kerja (jam)

Lama kerja (jam)

Kerja cepat (rapid acting) (aspart, glulisine, dan lispro) Kerja pendek (regular/soluble) Kerja menengah

Semilente NPH IZS lente type

Insulin basal

Glargine Detemir

Kerja panjang Ultralente type

Insulin campuran

Cepat menengah Pendek menengah

0,15-0,35

0,5-1

1-2 2-4 3-4

2-4 1-2

4-8

0,5 0,5

1-3

2-4

4-10 4-12 6-15

Tidak ada 6-12

12-24

1-12 1-12

3-5

5-8

8-16 12-24 18-24

24 20-24

20-30

16-24 16-24

Page 50: Jurnal Reading Elmira

Tabel Jenis sediaan insulin dan profil farmakokinetiknya14

Gambar 8 Profil farmakokinetik insulin.Dikutip dari Hirsch IB, N England

J Med 2005; 352: 174-183

Page 51: Jurnal Reading Elmira

Pedoman dosis insulin yaitu: Selama periode honeymoon total dosis insulin harian <0,5

U/kgBB/hari Anak sebelum pubertas (di luar periode honeymoon) dalam

kisaran dosis 0,7-1,0 U/kgBB/hari Selama pubertas kebutuhan akan meningkat di atas 1 U

samapai 2 U/kgBB/hari.

Distribusi dosis insulin pada anak dengan dua kali regimen suntikan, pada pagi hari diberikan lebih banyak (2/3) dari total dosis harian dan dosis lebih sedikit (1/3) pada sore hari. Pada regimen ini kandungan insulinnya terdiri dari 1/3 dosis insulin kerja pendek dan kurang lebih 2/3 insulin kerja menengah.

Page 52: Jurnal Reading Elmira

Pada regimen basal bolus insulin kerja menengah sebagai sebagai insulin basal diberikan malam hari sebesar 30% (jika bolus menggunakan insulin kerja pendek) dan 50% (jika bolus menggunakan insulin kerja cepat) dari dosis total harian. Kebutuhan insulin bolus kurang lebih 50% (jika menggunakan insulin kerja cepat) sampai 70% (jika menggunakan insulin kerja pendek) yang diberikan secara terbagi antara 3-4 kali.

Periode honeymoon berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu atau bulan setelah terapi insulin. Kriteria periode honeymoon bila kebutuhan insulin <0,5 U/kgBB/hari dengan HbA1c <7%.

Page 53: Jurnal Reading Elmira

Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi

menjadi 4 yaitu: Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue):

sulfonilurea dan glinid Penambah sensitivitas terhadap insulin:

metformin, tiazolidindion Penghambat glukoneogenesis (metformin) Penghambat absorpsi glukosa: penghambat

glukosidase alfa.

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Page 54: Jurnal Reading Elmira

Gambar 9 Mekanisme kerja obat hipoglikemik oral

Page 55: Jurnal Reading Elmira

Komposisi makanan yang disarankan per hari

adalah:16

Karbohidrat 50-55%, sukrosa sedang (sampai dengan 10% total kalori)

Lemak 30-35% <10% lemak jenuh + asam lemak trans <10% lemak tak jenuh rantai ganda >10% lemak tak jenuh rantai tunggal (sampai

dengan 20% total kalori) Protein 10-15%

Diet

Page 56: Jurnal Reading Elmira

Pada penderita DM berolahraga dapat :

membantu menurunkan kadar glukosa darah, menimbulkan perasaan sehat atau well being

dan meningkatkan sensitivitas terhadap insulin

sehingga mengurangi kebutuhan akan insulin.

Latihan Jasmani atau Olahraga

Page 57: Jurnal Reading Elmira

Komplikasi Akut

Hipoglikemia Ketoasidosis Diabetik

Komplikasi Kronis Komplikasi Mikrovaskular: retinopati, nefropati

dan neuropati Komplikasi makrovarkuler : penyakit

kardiovaskuler, penyakit serebrovaskuler, dan penyakit vaskuler perifer.

Komplikasi

Page 58: Jurnal Reading Elmira

Gambar Patofisiologi komplikasi kronis DM7

KOMPLIKASI

Page 59: Jurnal Reading Elmira

Keadaan umum, tanda vital. Kemungkinan infeksi. Kadar gula darah (juga dapat dilakukan di

rumah dengan menggunakan glukometer) setiap sebelum makan utama dan menjelang tidur malam hari.

Kadar HbA1C (setiap 3 bulan). Pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar

gula > 250 mg/dl). Mikroalbuminuria (setiap 1 tahun).

Pemantauan

Page 60: Jurnal Reading Elmira

Fungsi ginjal. Tanda endokrinopati yang lain dievaluasi

setiap tahunnya seperti pembesaran kelenjar tiroid dengan memeriksa kadar TSH

Kontrol kolesterol darah setiap tahunnya Funduskopi untuk memantau terjadinya

retinopati (biasanya terjadi setelah 3-5 tahun menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas).

Tumbuh kembang.

Page 61: Jurnal Reading Elmira