Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU...

download Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL  MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR FOSIL

of 6

Transcript of Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU...

  • 8/17/2019 Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU S…

    1/6

    RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL

    MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU SEBAGAI PENGGANTI BAHAN

    BAKAR FOSIL

    Yurnalis, Susi Afriani

    Teknik ElektroFakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

    Jl. Soebrantas No.155 Pekanbaru

     Email: [email protected]

    ABSTRAK

     Energi memiliki peranan yang sangat penting didalam kehidupan manusia, terutama pada sektor

    energi fosil sebagai penunjang kebutuhan.  Diperkirakan kebutuhan bahan bakar fosil akan

    meningkat setiap tahunnya, beriringan dengan bertambahnya populasi manusia. Salah satu

     solusinya beralih ke energi alternatif yaitu bioetanol. Dalam perancangan ini, dilakukan rancang

    bangun alat reaktor bioetanol yang dilengkapi sistem kontrol, alat ini menggunakan reaktor fermentor dengan kapasitas 2 liter yang dilengkapi dengan sensor MQ-3 untuk mendeteksi

    alkohol dan memiliki reaktor evaporasi dengan kapasitas 2,4 liter yang dilengkapi sensor

     DS18B20 untuk menjaga suhu pada reaktor ini tetap di 78oC dan reaktor kondensor. Alat ini

    menggunakan bahan baku tetes tebu 99,21%, Urea 0,5%, NPK 0,06%, dan Ragi 0,23% yang di

     fermentasi selama 72 jam dan menghasilkan bioetnol 260 ml dengan kadar alkohol 58%.

    Kata kunci: reaktor , fermentasi , destil asi , sistem kontrol, tetes tebu, bioetanol .

    I.  PENDAHULUAN

    Energi memiliki peranan yang sangat

     penting didalam kehidupan manusia,

    terutama pada sektor energi fosil, baik

    konsumsi, transportasi atau peranan dalam

     pemenuhan kebutuhan primer lainnya.

    Dengan pemanfaatan sumber energi secara

    terus menerus, tentunya akan memberikan

    dampak dengan semakin berkurangnya

    kandungan energi yang berasal dari dalam

     bumi, diperkirakan kebutuhan bahan bakar

    fosil akan meningkat setiap tahun beriringandengan bertambahnya populasi manusia.

    Gambar 1 Kebutuhan Bahan Bakar Fosil

    (Sumber: Outlook  Energi,2014)

    Solusi dari kebutuhan bahan bakar

    fosil ini dengan beralih ke energi alternativ

    yaitu bioetanol, bioetanol merupakan etanol

    yang bahan utamanya dari tumbuhan danumumnya menggunakan proses fermentasi,

    kemudian di murnikan dengan proses

    destilasi. Indonesia sendiri banyak sekali

    terdapat tumbuhan yang dapat digunakan

    sebagai bahan baku pembuatan bioetanol,

    salah satunya yaitu tetes tebu (molase).

    Penelitian kali ini akan merancang

    sebuah Reaktor Bioetanol dilengkapi dengan

    sistem kontrol yang berbahan baku tetes tebu,

    kemudian akan menjadi pengganti bahan

     bakar fosil dalam rangka penerapan energialternatif untuk pemenuhan kebutuhan

    manusia. Disamping untuk memenuhi

    kebutuhan masyarakat, alat ini juga sangat

    mendukung aktif kelestarian akan terjaganya

    suatu lingkungan.

    II.  TEORI

    2.1.  Bioetanol

    Bioetanol merupakan istilah dari etanol

    yang berasal dari bahan baku tanaman yang

    mengandung nabati, kemudian di

    fermentasikan. Etanol merupakan nama

  • 8/17/2019 Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU S…

    2/6

    trival dari etil alcohol (C2H5OH) (Natsir,

    2013).

    Bioetanol bersumber dari tumbuhan

    yang mengandung gula, pati dan selulosa.

    Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna,

     berbau spesifik, mudah terbakar danmenguap, dapat bercampur dalam air dengan

    segala perbandingan. Secara garis besar

     penggunaan etanol adalah sebagai pelarut

    untuk zat organik maupun anorganik, bahan

    dasar industri asam cuka, ester, spirtus,

    asetaldehid, antiseptik dan sebagai bahan

     baku pembuatan eter danetil ester. Etanol

     juga untuk campuran minuman dan dapat

    digunakan sebagai bahan bakar (gasohol)

    (Wiratmaja, 2011).

    2.2.  Tebu

    Tebu merupakan tanaman yang tumbuh

    di tempat beriklim tropis. Diperkirakan

    daerah asal tebu adalah Pulau Irian, lalu

    tanaman ini menyebar ke seluruh daerah

    Tropis dunia. Tanaman ini sudah

    dibudidayakan secara besar-besaran terutama

    untuk diambil gulanya. Kandungan gula pada

    tebu diperkirakan sekitar 7-20%, yang

    terbanyak terdapat pada batang bagian

     bawah, yakni sampai 20%. Tingginya

    kandungan gula dalam tebu  berpotensi untuk

    dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan

    etanol melalui proses fermentasi (Sa’diah,

    2009).

    2.3.  FermentasiFermentasi merupakan proses

    mikrobiologi yang dikendalikan oleh

    manusia untuk memperoleh produk yang

     berguna, dimana terjadi pemecahankarbohidrat dan asam amino secara anaerob.

    Peruraian dari kompleks menjadi sederhana

    dengan bantuan mikroorganisme sehingga

    menghasilkan energi. (Wiratmaja, 2011).

    Pada penelitian ini menggunakan

     bahan baku  Molases  (tetes tebu) yang

    digunakan pada proses fermentasi batch 

    sebanyak 2 liter tetes tebu murni pada suhu

    kamar dengan kecepatan pengadukan 200

    rpm, kemudian untuk proses fermentasi

    ditambahkan ragi 0,23% , urea 0,5% dan NPK 0,06 dari jumlah volume fermentasi

    (Umaiyah, 2013).

    2.4.  DestilasiDestilasi adalah suatu proses

     penguapan dan pengembunan kembali, yang

    dimaksudkan untuk memisahkan campuran

    dua atau lebih zat cair ke dalam fraksi

    farksinya berdasarkan perbedaan titik didih.Pada umumnya, pemisahan hasil fermentasi

    glukosa atau dektrosa menggunakan sistem

    uap-cairan, dan terdiri dari komponen-

    komponen tertentu yang mudah tercampur.

    Umumnya destilasi berlangsung pada

    tekanan atmosfer, contoh dalam hal ini

    adalah sistem alkohol air, yang pada tekanan

    atmosfer memiliki titik didih sebesar 78,6oC

    (Sukmawati, 2009).

    2.4.1.Evaporasi Evaporasi merupakan proses

     pemisahan dua zat cair yang berbeda titik

    didihnya, pemisahan ini terdiri dari alkohol

    dan air dalam kadar yang ditentukan dan

    nantinya akan menerima panas dari api.

    Evaporator ini dirancang untuk memiliki

    volume 40% lebih besar dari volume

     percobaan, karena harus terdapat ruang

    kosong yang digunakan sebagai wadah pada

    fase penguapan (Hariyanto, 2012).

    Tabung Evaporator ini terbuat dari

     stainless steel , karena potensi korosif yang

    tinggi akibat kondisi bagian dalam

    evaporator sulit dipantau dan cenderung

    lembab,  stainless steel   memiliki ketahanan

    yang sangat baik terhadap korosi dan

     pemakaiannya dapat menghasilkan panas

    yang merata (Hariyanto, 2012).

    2.4.2.Kondensor

    Kondensasi atau proses pengembunanuap mejadi cairan, dan penguapan suatu

    cairan menjadi uap melibatkan perubahan

    fase cairan dengan koefisien pindah panas

    yang besar. Kondensasi terjadi apabila uap

     jenuh seperti  steam  bersentuhan dengan

     padatan yang temperaturnya di bawah

    temperatur jenuh sehingga membentuk

    cairan seperti air (Susilo, 2009).

    Tabung Kondensor ini terbuat dari

     stainless steel , karena potensi korosif yang

    tinggi akibat kondisi bagian dalam kondensorsulit dipantau dan cenderung lembab,

     stainless steel   memiliki ketahanan yang

  • 8/17/2019 Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU S…

    3/6

    sangat baik terhadap korosi dan

     pemakaiannya dapat menghasilkan panas

    yang merata (Hariyanto, 2012).

    Pendinginan pada reaktor kondensor

    dirancang menggunakan prinsip kondensasi

    menggunakan bahan aluminium yang cepatmengantar panas dengan bertujuan sebagai

     pendingin dari cairan yang sudah mengalami

    fermentasi, sehingga proses kondensasi dapat

     berlangsung dengan cepat.

    III.  METODOLOGI

    Gambar 2 Flowchat  Langkah Kerja

    Gambar 1 merupakan alur penelitian

    yang akan dikerjakan sesuai dengan tahapan-

    tahapan penelitian yang dilakukan.

    A.  Perencanaan dan Perancangan Reaktor

    Bioetanol.

    Pada tahapan ini dimulai dengan

    mencari data yang berkaitan dengan

     penelitian ini, data tersebut di analisa

    sehingga didapatkan data yang layak untuk

     penilitian ini, kemudian desain alat.

    Kemudian merancang alat tersebut,

     perancangan ini mencakup pembuatanreaktor bioetanol, tabung evaporasi,

     pemipaan, tabung kondensasi dan sistem

    kontrol pada reaktor bioetanol ini.

    B.  Pembuatan Bioetanol.

    Pembuatan bioetanol di mulai dari

    fermentasi, evaporasi kemudian di

    kondensasi dan menghasilkan bioetanol.Bioetanol ini kemudian di uji menggunakan

    alat ukur.

    C. 

    Pengumpulan dan Pengolahan Data.

    Dari pengujian bioetanol menggunakan

    alat ukur di dapatkan data kemudian di olah

    dan disusun dalam sebuah laporan.

    IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. 

    Hasil PerancanganPerancangan reaktor bioetanol ini

    terdiri dari beberapa tahapan perancangan alat

    dari fermentasi, evaporasi, kondensasi, dan

    sistem kontrol. 

    Gambar 3 Rancangan Alat Tampak Depan

    4.2.  Reaktor FermentasiSpesifikasi dari reaktor fermentor dapat

    dilihat pada tabel berikut:Tabel 1 Spesifikasi Reaktor Fermentor

    No Spesifikasi Ukuran Jumlah

    1 Tabung -  Luas Selimut Tabung

    = 733,25 cm2 

    -  Luas Tutup Atas =37,68 cm2 

    -  Luas Tutup Bawah =

    37,68 cm2 

    1

    2 Sensor MQ-3 - 1

    3 Socket DratDalam

    ½ inchi 1

    4 Selonoid

    Valve 12

    VDC

    ½ inchi 1

    5 L-Bow ½ Inchi 1

    Mulai

    Mencari Data

    Analisa Data

    Desain

    Persiapan Alat dan Bahan

    Merancang

    - Pembuatan Reaktor Fermentor 

    - Pembuatan Alat Evaporator 

    - Pemipaan

    - Pembuatan Alat Kondensor 

    - Sistem Kontrol

    Berhasil

    Persiapan Alat dan Bahan Fermentasi

    Fermentasi

    Destilasi

    Pengujian Hasil Destilasi

    Berhasil

    Pengumpulan Data

    Pengolahan Data

    Analisa Hasil

    Kesimpulan dan Saran

    Penyusunan Laporan

    Selesai

    Tidak 

    Ya

    Ya

    Tidak 

  • 8/17/2019 Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU S…

    4/6

    4.3.  EvaporatorSpesifikasi dari evaporator dapat dilihat

     pada tabel berikut:

    Tabel 2 Spesifikasi EvaporatorNo Spesifika

    si

    Ukuran Jumlah

    1 Tabung -  Luas Selimut Tabung =

    872,72 cm2 -  Luas Tutup Atas = 34,54

    cm2 

    -  Luas Tutup Bawah = 34,54cm2 

    1

    2 SensorDS18B20

    - 1

    3 Kran ¼ inchi 1

    5 Kompor - 1

    6 PipaTembaga

    5/8 inchi 2 meter

    7 Servo - 1

    4.4.  KondensorSpesifikasi dari kondensor dapat dilihat

     pada tabel berikut:

    Tabel 3 Spesifikasi KondensorNo Spesifikasi Ukuran Jumlah

    1 Tabung -  Luas Selimut Tabung =

    1004,8 cm2 

    -  Luas Tutup Atas = 50,24 cm2 -  Luas Tutup Bawah = 50,24

    cm2 

    1

    2 Kran ¼ inchi 2

    3 Pipa

    Tembaga

    ½ inchi 1 meter

    4 BotolPenampung

    500 ml 1

    4.5.  Sistem Kontrol

    Sistem Kontrol pada reaktor bioetanol

    ini terdiri dari sistem kontrol pada fermentasi

    dan evaporator, yaitu menggunakan sensor

    MQ-3 mendeteksi etanol pada tabung

    fermentasi dan sensor suhu DS18B20

    mengukur suhu pada tabung evaporator.Sistem kontrol ini juga menggunakan dua

    akuator yaitu Selenoid Valve  12 Volt dan

    Motor Servo. Sistem Kontrol Reaktor Bioetanol

    Evaporasi KondensasiFermentasi

    Mulai

    Tekan Tombol

    Mendeteksi etanol

    Jika AdaObjek

    Selenoid ValveTerbuka

    Motor Servo

    Memutar TuasKompor Maksimal

    EtanolMasuk ke

    TabungEvaporator 

    Mengukur Suhu

    Jika Suhu

    >78 C

    Motor ServoMemutar Tuas

    Kompor Minimal

    Uap Hasil

    dariEvaporatordi Alirkan ke

    Tabung

    Kondensoruntuk ProsesKondensasi

    Etanol

    Tidak

    Tidak

    Ya

    Ya

     Gambar 4 Sistem Kontrol Reaktor Bioetanol

    4.6.  Pengujian Alat Reaktor BioetanolPengujian alat reaktor bioetanol ini

    menggunakan bahan sebagai berikut:

    Tabel 4 Spesifikasi Bahan Percobaan

    FermentasiNo Spesifi

    kasi

    Persentase Volume

    1 Tetes

    Tebu

    99,21 % 1.98 Liter

    1 Ragi 0,23 % 4,14 gram

    2 Urea 0,5 % 9 gram

    3 NPK 0.06 % 1,08 gram

    Total 2 liter

    Bahan pada tabel 6.5 di atas di campur

    di dalam reaktor fermentasi proses fermentasi

    ini tertutup atau kedap udara dengan waktu proses fermentasi ini yaitu 72 jam. Kemudian

    masuk ke tabung evaporator untuk

     pemisahan alkohol dan air dengan evaporasi,

    uap dari proses evaporasi didinginkan pada

    tabung kondensor, pada tabung kondensor

    keluarlah cairan bioetanol. Proses ini

     berlangsung selama 78 menit dengan

    menghasilkan 260 mililiter.

    Gambar 5 Hasil Bioetanol

    4.7.  Pengujian Kadar Alkohol

    Penelitian ini menghasikan bioetanol

    sebanyak 260 ml dari 2 liter bahan baku,

    kemudian hasil bioetanol ini diukur kadaralkohol menggunakan alkohol meter.

    Pengujian kadar ini membutuhkan gelas ukur

    dan alkohol meter dan di dapatkan hasil 58%. 

    Gambar 6 Pengujian kadar Bioetanol

  • 8/17/2019 Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU S…

    5/6

    V.  KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.  Kesimpulan

    Adapun kesimpulan dari laporan

     proyek mini ini adalah sebagai berikut:

    1. 

    Perancangan reaktor bioetanol

    memiliki dimensi reaktor fermentor 2,1

    liter, tabung evaporator 2,4 liter dan

     panjang spiral pada tabung kondensor 2

    meter dengan ukuran 5/8 inchi.

    2.  Sistem kontrol reaktor menggunakan 2

    sensor dan 2 akuator yaitu sensor MQ-

    3, sensor DS18B20, Selenoid Valve,

    dan Motor Servo.

    3.  Tahapan pengolahan bahan mulai dari

    input , proses, dan output , yaitu mulaidari fermentasi, evaporasi, kondensasi,

    dan sistem kontrol.

    4. 

    Pada proses fermentasi, dilakukan

     pengadukan mikroba seperti NPK

    sebanyak 0,06%, Urea 0,5%, Ragi

    0,23% dengan tetes tebu 99,21% di

    dalam tabung fermentasi hingga

     berubah menjadi alkohol selama 72

     jam.

    5.  Proses destilasi biotanol berlangsung

    selama 78 menit menghasilkan 260mililiter alkohol dengan kadar alkohol

    58%.

    5.2.  Saran

    Adapun saran yang diberikan untuk

     penelitian selanjutnya adalah:

    1.  Penelitian selanjutnya hendaknya dapat

    menghitung tingkat efisiensi reaktor

     bioetanol ini.

    2. 

    Penelitian selanjutnya hendaknya

    mengukur kadar gula tetes tebusebelum fermentasi agar kualitas

     bioetanol lebih bagus.

    3.  Penelitian selanjutnya hendaknya lebih

    memperhatikan bahan  –   bahan yang

    digunakan ketika fermentasi , seperti

    kadar gula pada tetes tebu dan

    menggunakan Saccharomycess 

    cereviceae yang sudah di aktivasi agar

    mendapatkan kadar alkohol yang

    tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustin, Ninik dkk. 2013.  Rancang Bangun

    Teknologi Destilasi Bioetanol untuk

     Bahan Bakar Terbarukan. Surakarta :

    Universitas Sebelas Maret.BPPT (2014). Outlook Energi Indonesia

    2014. Badan Pengkajian dan

    Penerapan Teknologi, Jakarta.

    Hanum, Farida. 2013. Pengaruh Massa Ragi

    dan Waktu Fermentasi Terhadap

     Bioetanol dari Biji Durian, Medan:

    Universitas Sumatra Utara.

    Gozan, Misri. 2014. Teknologi Bioetanol

    Generasi- Kedua. Jakarta:

    ERLANGGA.

    Mustapa,dkk.2014.  Rancang Bangun AlatUkur Suhu dan Kadar Alkohol

     Menggunakan Sensor LM35 dan

    Sensor MQ-3. Manado: Universitas

    Sam Ratulangi. 

     Natsir, Rosdiana. 2013. Hubungan Salinitas

     Perairan dengan Kuantitas Bioetanol

     yang dihasilkan oleh Nipah (Nypa

     Fruticans) pada Berbagai Metode.

    Makassar: Universitas Hasanuddin.

     Nurmagfira, Ni’ma. 2013.  Prinsip Kerja

     Rotary Evaporator & Freeze Drying.

    Makssar: Universitas Islam Negri

    Alauddin.

    Peraturan Presiden RI (Penpres) No.5 Tahun

    2006.  Kebijakan energy nasional;

     Penyediaan biofuel dan kebutuhan

    energi nasional pada tahun 2006 .

    Jakarta.

    Prihadana, Rama dkk. 2007.  Bioetanol Ubi

     Kayu Bahan Bakar Masa Depan.

    Jakarta: Agro Media.Sa’diyah, Aminatus. 2009. Pengaruh Massa

     Ragi dan Waktu Fermentasi

    Terhadap Bioetanol dari Biji Durian.

    Yogyakarta: Universitas Islam

     Negeri Sunan Kalijaga.

    Sasol(2009).  Lembar Data Keamanan

     Bahan. Reaching new frontries.

    Sukmawati, Riza Fahmi dan Salimatul

    Milati. 2009.  Pembuatan Bioetanol

    dari Kulit Singkong, Surakarta:

    Universitas Sebelas Maret.Susilo, Sigit. 2009.  Rancangan Dan Uji

     Kinerja Alat Distilasi Etanol Dengan

  • 8/17/2019 Jurnal RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU S…

    6/6

     Metode Rektifikasi. Bogor: Institut

    Pertanian Bogor.

    Umaiyah, Ade Sri dkk. 2013.  Fermentasi

     Nira Nipah Skala 50 Liter menjadi

     Bioetanol Menggunakan

    Saccharomyces Cerevisiae.Pekanbaru: Universitas Riau.

    Wiratmaja, I Gede dkk. 2011.  Pembuatan

     Etanol Generasi Kedua Dengan

     Memanfaatkan Limbah Rumput Laut

     Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan

     Baku. Bali: Universitas Udayana.

    Yumaihana dan Qurrata Aini. 2010.

     Pembinaan Petani Tebu Melalui

    Teknologi Pembuatan Bioetanol dari

     Molases dan Tebu. Padang:

    Universitas Andalas.