jurnal publikasi perikanan

37
Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami ( Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur Bussiness Plan of Gouramy (Osphronemus Gouramy) and Tilapia (Oreochromis Niloticus) in Nganjuk, East Java Nunik Istikharoh, Surjatin, Mimit Primyastanto Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya-Malang Email: [email protected] ABSTRAKS Latar Belakang : Komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dibuat suatu rencana bis di Kabupaten Nganjuk adalah nila (Oreochromis niloticus) dan gurami (Osphronemus gouramy). Nila memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya sedangkan gurami me komoditi perikanan air tawar yang beberapa tahun terakhir menjadi primadona di antara ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk mengetahui peluang usaha budidaya gura maka dilakukan analisis studi kelayakan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat di Nganjuk, Jawa Timur. Untuk dilaksanakan di kelompok tani Mina Sejahtera di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon dan usaha nila pada kelompok tani Mina Nugroho di Desa Kampung Baru Kecamatan Tanjunganom. Parameter yang diukur pada usaha budidaya gurami dan nila dengan penekanan pada aspek pemasaran, teknis, fi manajemen, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengembangan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survey, penentuan responden dilakukan secara purposive sampling Hasil:Aspek pasar cukup luas dilihat dari permintaan masih lebih besar dibandingkan penawara tiap tahun permintaan selalu meningkat. Aspek teknis usaha budidaya gurami dan nil sistem semi-intensif (madya). Aspek finansial sudah layak dalam pelaksanaannya, baik jangka pendek maupun panjang. Nilai REC masing masing sebesar 64,03 % dan 102,87 %. Penerapan aspek manajemen cukup baik meskipun masih sederhana. Dari segi hukum, usaha tersebut hanya mempuny surat terdaftar dari kantor Sub-Dinas Perikanan. Aspek kelembagaan usaha cukup bagus lembaga penyedia sarana produksi, lembaga penyuluhan meskipun dari belum ada perhatian dari penyedia dana. Aspek sosial ekonomi cukup baik, dapat memberikan lapangan pekerjaan dan men pengangguran. Usaha ini memberikan dampak positif dari segi lingkungan karena tidak limbah berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun kesehatan masyarakat. Kata kunci : Perencanaan, usaha, pengembangan, budidaya, komoditi ABSTRACT Background : Fisheries comodities that has big opportunity to be developt in Nganjuk are Tilapia and (Oreochromis niloticus) dan gouramy (Osphronemus gouramy). Nila has some advantages than oth water, meanwhile gouramy has become an important freswater fish that has high price in recen that reason,this research was conducted to eavaluate and analysis the bussiness plant of tho Metode: Research was conducted in two locations in Nganjuk, East Java. Mina Sejahtera Fisher Group in Tanjungtani, Prambon used for gouramy study, and Mina Nugroho Fishermen Group at Kampung Baru Tanjung Anom for Tilapia. The parameter in gouramy and nila aquaculture are m from marketing, technical, finance, management, social-economic, institutional, and bussiness development aspects. Research was conducted by survey and respondent was determined by sampl purposively. Hasil: Market is promising because demand higher than supply, and demand is increasing Technical aspect showed that culture of both fish are semi-intensif. Financially, both tilap culture are proper, in short and long term point of view. The REC are 64,03 % and 102,87 % respectively. Management aspect is good even still simple. Leggaly aspect, these fish culture ha registered in Fish department of Nganjuk. There were support from production tool

Transcript of jurnal publikasi perikanan

Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur Bussiness Plan of Gouramy (Osphronemus Gouramy) and Tilapia (Oreochromis Niloticus) in Nganjuk, East Java Nunik Istikharoh, Surjatin, Mimit Primyastanto Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya-Malang Email: [email protected] Latar Belakang: Komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dibuat suatu rencana bisnis di Kabupaten Nganjuk adalah nila (Oreochromis niloticus) dan gurami (Osphronemus gouramy). Nila memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya sedangkan gurami merupakan komoditi perikanan air tawar yang beberapa tahun terakhir menjadi primadona di antara ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk mengetahui peluang usaha budidaya gurami dan nila maka dilakukan analisis studi kelayakan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat di Nganjuk, Jawa Timur. Untuk usaha gurami dilaksanakan di kelompok tani Mina Sejahtera di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon dan usaha nila pada kelompok tani Mina Nugroho di Desa Kampung Baru Kecamatan Tanjunganom. Parameter yang diukur pada usaha budidaya gurami dan nila dengan penekanan pada aspek pemasaran, teknis, finansial, manajemen, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengembangan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survey, penentuan responden dilakukan secara purposive sampling Hasil: Aspek pasar cukup luas dilihat dari permintaan masih lebih besar dibandingkan penawaran dan tiap tahun permintaan selalu meningkat. Aspek teknis usaha budidaya gurami dan nila menggunakan sistem semi-intensif (madya). Aspek finansial sudah layak dalam pelaksanaannya, baik jangka pendek maupun panjang. Nilai REC masing masing sebesar 64,03 % dan 102,87 %. Penerapan aspek manajemen cukup baik meskipun masih sederhana. Dari segi hukum, usaha tersebut hanya mempunyai surat terdaftar dari kantor Sub-Dinas Perikanan. Aspek kelembagaan usaha cukup bagus karena peran lembaga penyedia sarana produksi, lembaga penyuluhan meskipun dari belum ada perhatian dari lembaga penyedia dana. Aspek sosial ekonomi cukup baik, dapat memberikan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Usaha ini memberikan dampak positif dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun kesehatan masyarakat. Kata kunci : Perencanaan, usaha, pengembangan, budidaya, komoditi

ABSTRACTBackground: Fisheries comodities that has big opportunity to be developt in Nganjuk are Tilapia and (Oreochromis niloticus) dan gouramy (Osphronemus gouramy). Nila has some advantages than others fres water, meanwhile gouramy has become an important freswater fish that has high price in recent year. For that reason,this research was conducted to eavaluate and analysis the bussiness plant of those fish. Metode: Research was conducted in two locations in Nganjuk, East Java. Mina Sejahtera Fishermen Group in Tanjungtani, Prambon used for gouramy study, and Mina Nugroho Fishermen Group at Kampung Baru Tanjung Anom for Tilapia. The parameter in gouramy and nila aquaculture are measured, from marketing, technical, finance, management, social-economic, institutional, and bussiness development aspects. Research was conducted by survey and respondent was determined by sampling purposively. Hasil: Market is promising because demand higher than supply, and demand is increasing annualy. Technical aspect showed that culture of both fish are semi-intensif. Financially, both tilapia ang gouramy culture are proper, in short and long term point of view. The REC are 64,03 % and 102,87 % respectively. Management aspect is good even still simple. Leggaly aspect, these fish culture have been registered in Fish department of Nganjuk. There were support from production tools supplier and

elucidation, but not from financial aspect. The fish culture give job opportunities and decrease number of unemployee. This bussiness gave positive effect to environment, no hazard waste was produced. Key Word : Plan, business, development, aquaculture, comoditi 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Allah SWT berfirman dalam surat Al ARaaf ayat 10 yang terjemahannya sebagai berikut: Sesungguhnya Kami telah menempat-kan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyu-kur. Di bumi telah tersedia sumber daya alam yang khusus diciptakan untuk sumber kehidup-an bagi manusia, namun manusia kurang ber-syukur karena dalam mengelola sumber daya alam tersebut belum dilakukan dengan baik. Kebutuhan ikan bagi masyarakat semakin penting, maka sangat wajar jika usaha peri-kanan air tawar harus dipacu untuk dikembangkan. Usaha tani dibidang perikanan air tawar memiliki prospek yang sangat baik karena sampai sekarang ikan konsumsi, mencukupi Konsumsi baik berupa ikan segar maupun bentuk olahan, masih belum kebutuhan ikan per konsumen kapita per (Murtidjo Bambang A, 2001). tahun Kabupaten Nganjuk masih jauh dari target nasional, di mana tahun 2002 konsumsinya 12,89 kg sedangkan untuk tingkat nasional ditargetkan 26 kg. Obyek perikanan di Kabupa-ten Nganjuk yang paling banyak menghasilkan ikan berasal dari kolam yaitu tahun 1.324.751 2002 kg. Produksi 2.168.825 ikan kg

adalah

(http://www.nganjuk.go.id /ina/maintengah.php? id=11). Pada umumnya Rencana bisnis ada yang bersifat perencanaan rencana jangka pendek, yang biasanya dalam bentuk rencana kerja, anggaran dan pendapatan belanja, sedangkan rencana jangka panjang untuk maupun kajian rencana rehabilitasi kelayakan usaha yang usaha baru, ada, yang pengembangan usaha

sudah ada dengan menggunakan usaha. Apabila suatu usaha baru berdiri dan akan memulai kegiatan usahanya, maka harus dipersiapkan suatu rencana bisnis dengan sebaik mengingin-kan pengembangan pemilik juga usahanya, perlu baiknya. adanya maka menyusun yang bisnis di ikan Demikian pula apabila suatu usaha

rencana bisnis (Anonymous, 2004). Komoditi dibuat (business suatu plan) perikanan rencana mempunyai peluang besar untuk khususnya dan

Kabupaten Nganjuk adalah ikan nila (Oreochromis gurami ikan niloticus) (Osphronemus nila memi-liki gouramy). beberapa

Menu-rut Cahyono Bambang (2000), keunggulan yaitu ikan nila memi-liki

tingkat pertumbuhan yang cepat, ikan nila juga mudah dibudidayakan, dagingnya cukup tebal serta dari segi harga ikan nila lebih murah. Sedangkan ikan gurami merupakan komoditi perikanan air tawar yang kurang diminati untuk dibudidayakan. Penyebabnya, ikan ini tumbuh sangat lambat. Ditambah lagi kematangan kelaminnya baru mulai terjadi pada umur sekitar dua tahun. Namun beberapa tahun terakhir, ikan ini menjadi primadona di antara ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Ini disebabkan oleh rasanya yang lezat dan empuk sehingga minat terhadap ikan ini meningkat. Banyaknya diimbangi mencu-kupi, dengan baik 2004). Rumusan Masalah Obyek perikanan di Kabupaten Nganjuk yang paling banyak dari menghasilkan ikan berasal peminat dengan tentu harus yang produksi

diperlukan dipakai

data/informasi dalam usaha

yang rencana

pengembangan

tersebut,

sehingga optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dapat tercapai. Berdasarkan maka pernyataan di atas, akan usaha permasalahan yang

dianalisa adalah : 1. Bagaimana nila. Bagaimana peluang pasar dari usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila. kelayakan budidaya ikan gurami dan ikan

Bagaimana aspek teknis dariusaha budi-daya ikan gurami dan ikan nila Bagaimana aspek finansial usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila. Bagaimana gurami dan nila. Kelembagaan apa yang terlibat dalam usaha budidaya ikan gurami dan nila. penerapan manajemen usaha budidaya ikan

sehingga (Prihartono R. Eko,

pembudidayaannya harus dilaku-kan

Bagaimana aspek hukum dariusaha budi-daya ikan gurami dan ikan nila. Bagaimana dampak sosial ekonomi dari usaha budidaya ikan gurami dan nila.

kolam yakni 1.324.751 kg. Produksi ikan tahun 2002 sebanyak 2.168.825 kg. Melihat potensi perikanan yang ada di Kabupaten Nganjuk tersebut, usaha budidaya ikan air tawar dan dalam mendukung pengembangan usaha khususnya budidaya ikan gurami dan ikan nila yang ada di wilayah Kabupaten Nganjuk, maka

Bagaimanaikan nila.

aspek

lingkungan

usaha budi-daya ikan gurami dan

2. Bagaimana pengembangan usaha budidaya ikan gurami dan nila di Nganjuk. 3. Bagaimana rencana usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila yang sudah ada. Tujuan Penelitian Tujuan diantaranya mengetahui : dari penelitian ini adalah untuk

ngembangan selanjutnya.

perikanan

3. Petani ikan ; sebagai informasi danpertim-bangan melaksanakan usahanya dalam agar

lebih berkembang dan maju.

4. Investor/penyedia dana ; sebagaibahan per-timbangan keputusan dalam untuk mengambil

menginvestasikan terlaksana. METODE PENELITIAN

modalnya,

1. Kelayakan usaha budidaya ikangurami dan ikan nila yang terdiri dari : aspek pasar, yang teknis, terlibat, finansial, kelembagaan manajemen,

sehingga rencana bisnis ini dapat

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat. Untuk usaha budidaya ikan Desa nila gurami dilaksana-kan pada kelompok tani Mina Sejahtera di Tanjungtani, pada kelompok Kecamatan tani Mina Prambon dan usaha budidaya ikan

hukum (kelegalan usaha), sosial ekonomi dan aspek lingkungan. 2. Pengembangan usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila.

3. Rencana usaha (Business Plans)budidaya ikan gurami dan ikan nila Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak pihak berikut :

Nugroho di Desa Kampung Baru Keca-matan Timur. Sedangkan Tanjunganom, waktu pelakKabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa sanaan penelitian adalah pada bulan Juni sampai bulan Juli 2005.

1. Peneliti dan lembaga akademisi ;sebagai in-formasi ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan, teknologi ilmu dan

Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Prambon dan Kecamatan Tanjunganom, Ka-bupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sasaran utama-nya adalah usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila dengan penekanan pada aspek pema-saran, aspek

melakukan pe-nelitian lebih lanjut.

2. Pemerintah/dinassebagai dalam

perikanan

;

per-timbangan pembangunan

dalam pe-

penentuan program dan kebijakan dan

teknis,

aspek

finansial, sosial

aspek

Teknik sampel/penentuan dilakukan pling penelitian secara dipilih yang dimana

pengambilan responden purposive samsampelsampel berdasarkan pertimitu diambil

manajemen, kelembagaan usahanya.

ekonomi,

dan

pengembangan

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode des-kriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan memberikan umum, gambaran faktual secara dan sistematis,

pertimbangan. bangan

Sedangkan

berdasarkan pada tuju-an penelitian (Singarimbun M dan Efendi S. 1995). Penelitian ini dilakukan di 2 tempat kelompok gurami, usaha. tani karena Peneliti Mina memilih Sejahtera ini

aktual. Metode deskriptif ini ada dua yaitu metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif. Pelaksanaan penelitian saat di lapang adalah dengan teknik pada survey data yang historis menekankan

sebagai sampel usaha budidaya ikan kelompok mempunyai usaha budidaya ikan gurami yang lebih besar di banding dengan petani ikan lainnya. Untuk sampel usaha budidaya ikan nila peneliti memilih kelompok tani Mina Nugroho karena kelompok ini mempunyai usaha budidaya ikan nila yang paling besar di Kabupaten Nganjuk. Rancangan Penelitian Teknologi dan perluasan budidaya areal ikan semakin lama semakin berkembang, budi-daya konsekuensi kebutuhan produk membawa meningkatnya

bibliografi. Menurut Singarimbun M. dan Effendi S. (1995) teknik survey adalah peneli-tian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Teknik Surakhmad penyelidikan pemecahan historis W. (1978) (penelitian) yang il-miah menurut adalah yang metode dari

mengaplikasikan

perspektif historis (sejarah) suatu masalah. Penerapan teknik historis dari pene-litian ini adalah studi yang bersifat bibliografis yakni dengan membuat ikhtisar, amotasi, atau pembahasan sistematis terhadap

ikan. Di lain pihak, keter-sediaan perairan umum (sungai, waduk dan rawa), sawah (mina padi) dan kolam yang mana dewasa oleh (dalam ini kurang optimal dalam pemanfaatan-nya dan didukung pemerin-tah pula kebijakan hal

karya ilmiah, dalam bidang tertentu (Surakhmad W, 1978). Teknik Pengambilan Sampel

penggunaannya bagi kepenti-ngan

rakyat), peluang

sehingga dalam

makin

besar Untuk

yang

bersangkutan

yang Cara data

mengelola

memerlukannya. pengambilan/pengumpulan

sumberdaya

perairan.

mengetahui peluang usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila, maka perlu proyek (SDA) (SDM) dilakukan (studi dan yang analisis evaluasi Dan kelayakan).

primer pada penelitian ini adalah melalui observasi dan wawancara (Hasan M. Iqbal, 2002).

b. Data sekunder adalah data yangdiperoleh dan dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber sumber yang telah ada. Data sekunder diperoleh dari buku laporan tahunan BPS Kabupaten Nganjuk kantor Desa Kampung Baru dan Desa Tanjung Tani, kantor Kecamatan Prambon dan Kantor Kabupaten pustaka dan Kecamatan sub-dinas Nganjuk, internet Tanjunganom, perikanan tinjauan sebagai

dengan potensi sumberdaya alam sumberdaya ada, juga suatu peluang baik manusia dapat usaha. bagi

ditentukan suatu

Dari analisa tersebut dapat diperoleh infor-masi maupun masyarakat pemerintah

dalam merumuskan kebijakan untuk selanjut-nya dapat dibuat rencana usaha yang minat perikanan diharapkan para (Business dapat investor Plan) untuk menarik

menginves-tasikan modalnya demi terlaksananya usaha ini.

penunjang hasil penelitian. Analisis Data

Sumber dan Jenis Data Menurut sifatnya (ditinjau dari segi pene-litian) dapat menggolongkan sumber sumber data menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan jenis data berdasarkan sifatnya adalah data kuantitatif (data yang berbentuk bilangan) dan kualitatif (data yang tidak berbentuk bilangan) (Hasan M. Iqbal, 2002):

Pengertian Analisa Data Analisis data menurut Lexy J. Maleong (2000) dalam Hasan M. Iqbal (2002), adalah proses dan mengorganisasikan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis analisis kualitatif. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis data dapat ber-bentuk analisis kuantitatif dan

a. Data primer yaitu data yangdiperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau

Untuk mengetahui kemungkinan pelak-sanaan dilakukan investasi, analisis maka kela-yakan

2.Aspek Teknis Ruang lingkup dalam aspek teknis (2003): 1. Lahan didirikan pabrik pabrik. suatu proyek baik lokasi akan untuk bukan adalah (Primyastanto M,

investasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan kriteria investasi. Ada-pun jenis kriteria investasi yang digunakan sebagai alat pengukur tediri dari : 1.Aspek Pasar Dalam analisis pasar pokok bahasan yang dianalisa dan cara Dalam dan tahun adalah permintaan efisien dan pena-waran menghadapi me-nganalisa penawaran yang lalu estimasi dengan trend persamaan secara

pertimbangan lokasi dan lahan maupun

2. Skala produksi yang ditetapkanuntuk mencapai suatu tingkatan ekonomi.

produk, strategi pemasaran yang persaingan. permintaan nasional untuk tahun kuadratik. metode pada

3. Kriteria pemilihan mesin danperleng-kapan utama serta alat pembantu mesin.

peluang pasar diperlukan data-data

4. Proses produksi dan lay outpabrik terma-suk juga lay out bangunan dan fasilitas lain.

mengetahui men-datang metode kuadratik Fungsi

5. Jenis teknologi yang diusulkantermasuk didalamnya pertimbangan variabel sosial. 3.Aspek Finansial Analisis Jangka Pendek 1. Penerimaan (Total Revenue) Penerimaan atau pendapatan merupa-kan hasil kali dari total produk dengan harga produk per satuan, yang dirumuskan sebagai berikut : TR P QT =P Q R x

permintaan dan penawaran pada menggunakan trend

matematis (Suratman, 2001):Y = a + bX + cX 2

Koefisien a, b, dan c diperoleh bila = 0 dengan X

rumus2

matematis :a = (Y cX ) / n2

b = XY / cX

c = {nX 2Y (X 2 )( Y )} /( nX 4 (X 2 ) 2

Dimana: Y = jumlah permintaan/penawaran (trend) X = parameter fungsi a = konstanta b,c = koefisien parameter

Keterangan : : Penerimaan (Rp) : Produk (kg) : Harga produk (Rp/kg)

2.Keuntungan ()

Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya tidak yang tetap, dikeluarkan yang = TR TC

Payback seberapa

periode

merupakan bisa

metode yang mencoba mengukur cepat investasi kembali, karena itu satuan hasilnya bukan prosentase, melainkan satuan waktu (bulan tahun dan sebagainya). Kalau periode payback ini lebih pendek dari yang diisyaratkan maka proyek dikatakan menguntungkan, dan bila le-bih lama proyek ditolak. Rumusnya sebagai berikut :

untuk

proses produksi baik tetap maupun dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Total Revenue (TR) : Pendapatan kotor usaha Total Cost (TC) : biaya produksi (biaya tetap + biaya variabel) 3. Return to Equity Capital (REC) Menurut Soekartawi (1986), Return to Equity Capital adalah suatu ukuran untuk mengetahui nilai imbakan Untuk terhadap menghitung modal REC sendiri.

PP =

investasiawal Rata rata( NetBenefitt1 t10)

2. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan Cost (pengeluaran) yang telah di present valuekan. Kriteria ini men-gatakan bahwa proyek akan dipilih apabila NPV > 0, dan tidak akan di-pilih/tidak layak untuk dijalankan bila NPV < 0. Rumus :NPV = t =1 n

digunakan rumus sebagai berikut :LabaBersih NKK REC = x100 % Modal

Bt Ct (1 + i ) t

Keterangan : Return to Equity Capital (REC) : nilai im-balan terhadap modal Laba bersih : pendapatan biaya Nilai Kerja Keluarga (NKK): nilai tenaga kerja yang berasal dari pemilik usaha dihitung berdasarkan bunga deposito dari sejumlah modal yang digunakan. Analisis Jangka Panjang 1. Payback Periode (PP)

Dimana : Bt = Benefit pada tahun t Ct = Cost pada tahun t n = Umur ekonomis suatu proyek i = tingkat suku bunga yang berlaku 3. (IRR) Internal Rate of Return (IRR) merupakan benefit dan tingkat cost bunga yang yang antara telah menggambarkan bahwa Internal Rate of Return

dipresent valuekan sama dengan 0. Kriterianya adalah bila IRR > tingkat bunga yang berlaku saat itu maka proyek akan dipilih, bila IRR < tingkat bunga yang berlaku saat itu, maka proyek tersebut tidak dipilih (Primyastanto M, 2003). Rumus :NPV" IRR = i'+ x (i" i' ) NPV' NPV"

Kriteria

Kelayakan

Investasi

dari

NPV, Net B/C dan IRR melalui cara berikut (Primyastanto, 2003):

Nilai penjualan diturunkan (..%)sampai nilai IRR aktual mendekati IRR estimate; Analisis Sensitivitas Pada Gross Benefit Turun (..%).

Nilai biaya operasional dan pengadaan baru dinaikkan (..%) sampai nilai IRR aktual mendekati IRR estimate yaitu Analisis Sensitivitas Pada Gross Cost naik (..%).

i = suku bunga pada interpolasi pertama i = suku bunga pada interpolasi kedua NPV = nilai NPV pada discount rate pertama NPV = nilai NPV pada discount rate kedua 4. Profitability Index (PI)

SecaraNilai

bersamasama Biaya Opera-sional

nilai dan

penjualan ditu-runkan (..%) dan Pengadaan Baru dinaikkan (..%) sampai nilai IRR Aktual mendekati IRR estimate yaitu Analisis Sensitivitas Pada Gross Benefit Turun ..% dan Gross Cost Naik ..%. 4.Aspek Manajemen Peranan keberhasilan memegang hingga manajemen dilaksanakan. evaluasi manajemen suatu peranan terhadap mutlak Tingkat dalam proyek seperlu kesesuaian aspek

atau Net B/C Profitability Index (PI) atau Net B/C adalah ukuran efektivitas hasil investasi terha-dap biaya investasi dengan pendekatan keuntu-ngan tunai dan nilai sekarang. Adapun formu-lasinya adalah sebagai berikut (Anonymous, 2004); SedangkanPI = PVCashInfl PVCashOutf ow low

penting,

syarat

kelayakan

investasi ditentukan sebagai berikut: Jika PI > 1 maka investasi efektif. Jika PI < 1 maka investasi tidak efektif. 5. Analisis Analisis Sensitivitas sensitivitas yaitu

data dievaluasi antara landasan teori dengan masalah sebenarnya yang ada dilapangan dida-sarkan pada analisa M, 2003). Definisi Operasional Business Plan Planning, Organizing, Actuating, Controlling (Primyastanto

melihat kepe-kaan (Sensitivitas) dari usaha jika terjadi inflasi (kenaikan Harga) dan deflasi (penurunan daya beli) dengan membandingkan Nilai

Business dimaksudkan pada

Plan

yang ini

sebelum-nya, maupun usaha yang masih baru. Pengem-bangan usaha ini dapat dilakukan baik di per-airan umum (sungai, waduk dan danau), per-airan sawah (mina padi) maupun kolam, yang dipengaruhi oleh potensi wilayah yang ada. Hipotesis Hipotesa yang dapat diambil berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah:

penelitian

adalah sebagai suatu rencana usaha yang menekankan pada pengkajian layak atau tidaknya suatu usaha budidaya yakni ikan gurami dan ikan nila baik yang bersifat usaha baru, pengembangan usaha maupun perbaikan usaha (rehabilitasi usaha) khususnya untuk wilayah Kabupaten Nganjuk. Usaha Budidaya Usaha budidaya ikan terdiri dari usaha pembenihan dan pembesaran. Sedangkan pada penelitian ini yang dimaksud adalah usaha pembesaran ikan gurami dan ikan nila. Budidaya pembesaran ikan adalah budidaya/ pemeliharaan ikan mulai dari ukuran benih hingga ukuran konsumsi. Studi Kelayakan Proyek Yang dimaksud dengan studi kelaya-kan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya investasi) merupakan dilaksanakan proyek dengan

1. Melalui estimasi permintaan danpenawaran, maka usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila pasar/ mempunyai peluang

prospek usaha yang masih terbuka luas untuk usaha dimasa yang akan datang.

2. Secara deskriptif usaha budidayaikan gurami dan ikan nila dari segi teknis sudah dapat memenuhi kebutuhan perkapita.

3. Usaha budidaya ikan gurami danikan nila secara finansial layak untuk dikembangkan. 4.Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila telah melaksanakan prinsip manajemen dengan baik. 5.Sistem kelembagaan yang terlibat dalam usaha ini telah berjalan dengan baik.

berhasil baik secara ekonomis suatu investasi, penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sebagainya. Pengembangan Usaha Pengembangan dimaksud adalah da-lam usaha penelitian yang ini usa-ha sumber daya yang melimpah di tempat tersebut dan

6. Secara hukum, usaha budidayaikan gurami maupun ikan nila sudah diakui namun belum

mengembangkan

perikanan air tawar yang telah ada

mempunyai secara resmi.

surat

izin

usaha

Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Analisa kelayakan investasi bisnis atau yang sering dikenal dengan evaluasi proyek usaha selalu dibutuhkan untuk menentukan dan me-ngambil keputusan apakah usaha yang aspek akan yang dijalankan perlu tersebut diketahui menguntungkan atau tidak. Aspek kelayakannya meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek finan-sial, aspek hukum, aspek kelembagaan, aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan. Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Hal ini dikarenakan aspek pasar dan pemasaran sangat menentukan perusahaan hidup atau setiap matinya kegiatan

7. Usaha budidaya ikan gurami danikan nila mempunyai dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat secara sosial ekonomi. 8.Usaha budidaya ikan gurami dan ikan positif nila memberikan dampak baik bagi lingkungan,

terhadap udara, tanah, air dan manusia. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Usaha Perikanan Usaha budidaya ikan gurami di kelompok tani Mina Sejahtera berdiri sekitar tahun 2000 yang mempunyai 10 anggota dan terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara dan 7 orang anggota biasa. Kelompok tani Mina Sejahtera lebih mendominasi pada usaha budidaya ikan gurami dan ikan jenis lain hanya sebagai pendamping. Usaha budidaya ikan nila yang ada di kelompok tani Mina Nugroho, sebenarnya merupakan usaha perseorangan yaitu milik Bapak H. Nahrowi. Namun untuk lebih mudah mendapatkan pemerintah, penyampaian dibentuklah bantuan informasi kelompok dana dan tani dari atas Mina mempermudah

usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003) Pada tahun 2004 permintaan ikan nasional sebanyak 9.615.446,40 ton, sedangkan produksi ikan di Kabupaten Nganjuk 2.609,022 ton, ini berarti bahwa Kabupaten Nganjuk hanya mampu memenuhi permintaan ikan sebesar 2.609,022 ton, sedangkan produksi ikan gurami dan ikan nila masing masing hanya 129 ton dan 283,095 ton. Jadi peran Kabupaten Nganjuk masih cukup kecil dalam membantu realisasi dari produksi ikan nasional yaitu sebesar 6.231.000 ton. 1. Permintaan ikan

saran dari pemerintah juga, maka Nugroho yang di ketuai oleh Bapak H. Nahrowi pada tahun 1990-an dan sekarang ini mempunyai anggota 74 orang.

Untuk permin-taan

menghitung ikan,

estimasi peneliti

Nganjuk tahun 2005-2014 berturut turut adalah 131,172 ton ; 143,640 ton ; 159,817 ton ; 179,702 ton; 203,295 261,609 ton ton ; ; 230,598 296,328 ton ton ; ;

menggunakan data per-mintaan ikan nasional lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 hingga 2004. Data tersebut di estimasi, sehingga nilai hasil estimasi permintaan ikan nasional tahun 2005 2014 berturut turut adalah 10.874.734,35 ton ; 12.066.773,38 ton; ton; ton; 13.300.230,39 17.249.109,28 21.570.749,95 ton ton ; ton; dan 14.575.105,38 ton ; 15.891.398,34 18.648.238,2 ton ; 20.088.785,09 23.094.132,8 ton. Jadi ratarata setiap tahun terjadi kenaikan sekitar 7,22%. Ini berarti peluang pasar untuk ikan gurami dan ikan nila masih cukup besar. 2. Penawaran ikan Setelah perhitungan, secara dilakukan diper-oleh turut nilai tahun

334,756 ton dan bahwa ter-jadi

376,893 ton. kenaikan

Dari nilai-nilai tersebut diketahui penawaran ikan gurami di Kabupaten Nganjuk sekitar 14,9 % per tahun. Sedangkan untuk penawaran ikan nila di Kabupaten Nganjuk diperoleh penawaran secara 387,048 628,917 935,504 ton ton ton; nilai tahun ; ; berturutturut 499,893 774,121 1113,066 esti-masi 2005-2014 adalah ton ton ton ; ; ;

1306,807 ton ; 1516,728 ton ; 1742,828 ton dan 1985,107 ton, dan kenaikannya sekitar 14,89% per tahun atau jumlah produksi ikan hanya permintaan nila Kabupaten dapat ikan nila Nganjuk memenuhi nasional

estimasi penawaran ikan nasional berturut 2005-2014 adalah 6.717.800 ton ; 7.219.000 ton ; 7.766.200 ton ; 8.389.400 ton ; 9.058.600 ton; 9.783.800 ton; 10.565.000 ton ; 11.402.200 ton ; 12.295.400 ton dan 13.244.600 ton. Dari nilai tersebut, diketahui bahwa rata rata 6,54 %. Untuk nilai estimasi penawaran ikan gurami Kabupaten tiap tahun jumlah produksi/penawaran naik sekitar

sekitar 1089 ton/tahun. Dari hasil estimasi permintaan dan penawaran ikan nasional diketahui nilai estimasi permintaan ikan lebih besar dari nilai estimasi penawaran ikan nasional Hal ini menunjukkan dari bahwa tahun 2005 sampai tahun 2014. potensi pasar komoditi perikanan hingga akhir tahun 2014 masih

sangat

besar

yaitu

sebesar peluang

Lokasi sarana anggota

usaha

budidaya cukup namun

ikan dekat. untuk

23.094.132,8 ton. Untuk menghitung pasar ikan gurami dan ikan nila harus diketahui terlebih dahulu berapa terhadap besar komoditi kontribusinya perikanan

gurami ikan nila dari penyediaan produksi keluarga, Sedangkan tenaga kerja diambil dari tenaga kerja tidak tetap di ambil dari masyarakat sekitar. Lokasi usaha juga dekat dengan sumber air baik sungai maupun sumur bor. Kapasitas ekonomi usaha produksi budidaya secara ikan

secara umum.

Kontri-busi rata

rata ikan gurami sekitar 0,00234 % dan ikan nila sekitar 0,00107 %. Berdasarkan perhitungan ikan gurami Kabupaten masih estimasi dan Nganjuk ikan hasil kontribusi nila di terhadap pasar

gurami dengan luas lahan 1.825 m2, ratarata tiap anggota kelompok tani mempunyai luas lahan 912,5 m2, dan jumlah produksi ratarata 7.255 ekor atau 4.353 kg/ siklus dengan waktu sehingga kg dan pemeliharaan kapasitas biaya 6 bulan, produksinya produksi Sedangkan

permintaan yang belum terpenuhi, terdapat peluang tahun 2014 untuk ikan gurami sekitar 280,71 ton dan ikan nila sekitar 1477,43 ton. Nilai tersebut belum mutlak karena permintaan pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan selera konsumen dan juga pertimbangan potensi lestari komoditi ikan tersebut. Jadi hipotesa bahwa ada peluang pasar yang luas untuk usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila dalam masa yang akan datang diterima. Aspek Teknis Halhal yang perlu diperhatikan dalam produksi, produksi aspek tata teknis adalah kapasitas pemilihan penentuan lokasi, ter-masuk

adalah 14.510 ekor/tahun atau 8.706 Rp.75.413.075/tahun.

luas lahan untuk budidaya ikan nila adalah 790 m2 yang terdiri dari 5 unit kolam, dengan luas rata rata per kolam 158 m2 dan jumlah produksi rata rata per siklus produksi/kolam sekitar 7.364 ekor atau 2.209 kg dan waktu pemeliharaan 4 bulan/siklus. Jadi usaha budidaya ikan tersebut dapat meningkatkan produksi sesuai kebutuhan perkapita bahkan melebihi dari target Nasional. Kajian teknis usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila meliputi sarana, pembesaran persiapan dan kolam, pemeliharaan,

letak, dan proses

teknologi, kelengkapan kajian teknis (Kasmir dan Jakfar, 2003).

pemanenan, pemasaran.

pengangkutan

dan

ditambah lagi setinggi 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari sampai air berwarna coklat kehijau hijauan. Sehari sebelum benih gurami maupun ikan nila ditebar, kolam mulai diisi air sedalam 70 cm.5.Seleksi

Sarana dan Prasarana Sarana produksi pembesaran ikan gurami dan ikan nila terdiri dari lahan, kon-struksi kolam, peralatan, pakan, dan obatobatan. Prasarana yang digunakan dalam budidaya ikan gurami dan ikan nila, yaitu jalan, transportasi, pengairan dan penerangan. Persiapan kolam Sebelum yang harus melakukan diperhatikan budidaya kegiatan dalam yaitu budi-daya ikan, persiapan air. Pengelolaan tanah tempat agar hidup tanah bertujuan untuk men-ciptakan kondisi optimum dapat yang ikan. dan menyediakan layak sebagai Pengelolaan pemupu-kan. adalah lingkungan langkah pertama

dan

Penebaran

Benih Benih ikan yang telah dideder dan dipe-lihara dengan baik selama masa tertentu (1-4 bulan) ukuran tidak yang semuanya memiliki

sama, demikian juga benih ikan tidak semuanya sehat. Oleh karena itu, benih ikan yang akan dibesarkan harus diseleksi terlebih dahulu un-tuk mendapatkan benih ikan yang berukur-an sama, sehat dan pertumbuhannya disebarkan Untuk baik.Benih ke kolam benih ikan yang telah diseleksi dapat segera pembesaran. men-cegah

pengelolaan tanah dan pengelolaan

kematian benih ikan akibat stress, peru-bahan suhu yang mendadak dari wadah ke kolam pembesaran, pelukaan dan serangan penyakit, maka dalam menebarkan ikan ke kolam pembesaran hendaknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan padat pene-barannya perlu diperhatikan. Padat pene-baran ikan gurami dengan ukuran benih 150 gr sekitar 10 ekor/m2. ber-ukuran penebarannya ekor/m .2

tanah meliputi pengolahan tanah, pengapuran lang-kah Setelah dilakukan pengolahan tanah, selanjutnya pengelolaan air. Pengi-sian air ke dalam kolam dilakukan untuk mempercepat proses penguraian (dekomposisi) unsurunsur organik dari pupuk menjadi unsur anorganik yang dapat menyuburkan kolam, setelah kapur dan pupuk ditebar, kolam diairi sedikit dan dibiarkan selama 4 hari. Kemudian air

Sedangkan ikan nila 20 rata gr padat rata 52

6.

Pembesaran

dan

jumlah makanan yang diberikan per hari adalah 11,5 % dari berat ikan seluruhnya dengan rincian 1,5 % berupa pellet dan 10 % berupa daun daunan. Frekuensi pemberian pakan ikan adalah 3 kali per hari, yakni pagi, siang dan sore. Berdasarkan standard tersebut, maka kebutuhan pakan berupa pellet dan daun daunan untuk 500 ekor gurami. Menurut Suyanto S.R. (2004), banyaknya makanan yang diberikan harus diperhitungkan dengan harga pakan dan nilai produksi ikan yang akan diperoleh. Perhitungan ini penting untuk menghindari kerugian. Beratnya ransum per hari harus diperhitungkan secara sesuai Pakan cermat. dengan yang Setiap kolam harus dibuatkan tabel pakan target sendiri produksi. kepadatan ikan yang dipelihara dan diberikan sebaiknya habis dalam 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam 5 menit berarti ikan ada gangguan. Gangguan dapat berupa sera-ngan penyakit, udara perubahan atau kualitas telalu air, panas, sering

Pemeliharaan Pembesaran ikan gurami dan ikan nila dilakukan sehingga secara ikan monokultur, benih

harus dipilih yang seragam. Kolam ikan gurami ratarata seluas 912,5 m dan padat penebarannya sekitar 9-10 ekor/m 8.9002 2

dengan ukuran ikan Sedangkan pada

150 gr, jumlah total ikan sekitar ekor. budidaya ikan nila luas lahan 790 m2 yang terdiri dari 5 unit kolam, rata rata seluas2

158

m /kolam,

2

mempunyai padat penebaran sekitar 50-52 ekor/m dengan berat ikan 20gr, dan per kolam terdapat 8.182 ekor ikan nila dengan mortalitas sebesar 10 %.7.Pemberian

Pakan berpengaruh dan gurami

Pakan terhadap pada

sangat

perkembangan ikan

pertumbuhan ikan. Pemberian pakan budidaya dilakukan 3 kali sehari. Per hari membutuhkan pakan ikan sekitar 17,19 kg untuk 8.182 ekor ikan gurami. Selain pakan buatan ikan gurami 242,75 juga memakan tumatau buhan/daun daunan rata rata karung/siklus Rp.813.212,5. Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran besar ikan agar pakan yang diberikan tersebut dapat dikon-sumsi oleh ikan secara utuh. Untuk ikan gurami,

diberi pakan. 8. sesering kolam Pengontrolan Air mungkin sesuai dengan hari ini

Pergantian air dapat dilakukan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti ikan setiap gurami sebanyak 20 % atau lebih. Pada budidaya

penggantian air dilakukan satu bulan sekali sebanyak 50 %. 9. Hama dan Penyakit hama dan penyakit.

tubuh ikan atau menaikkan suhu air yang berkisar 28-32C Penyakit nonparasit merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh adanya penyakit, tetapi disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor makanan (nutrisi). Faktor lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan ikan adalah pH air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, perubahan suhu air yang terlalu mendadak, zatzat beracun yang ada dalam air, penumpukan kotoran atau sisa sisa makanan, kadar oksigen dalam air rendah, kejenuhan gas (nitrogen, oksigen dan karbondioksida) Pencegahan nonparasiter dapat serta kadar amoniak yang tinggi. penyakit dilakukan

Budidaya ikan tidak lepas dari gangguan Datangnya budidaya, yang ynag kurang penyakit teknik baik dise-babkan budidaya, serta pada tidak tidak wadah hanya

oleh beberapa hal seperti lingkungan penanganan panen dan pasca panen sesuainya ukuran dan jenis bahan digu-nakan penyakit penampungan sehingga ikan luka. Datangnya merugi-kan dari sisi produktifitas, tetapi juga pada kematian gurami yang dibudi-dayakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyakit upaya yang pencegahan datangnya penyakit dan pengendalian menyerang. Beberapa penyakit yang biasa menyerang ikan, baik dalam kolam maupun wadah lain adalah kutu ikan, penyakit cacing ikan, white spot. Pengobatannya dengan perendaman garam dapur (NaCl) dosis 1-3 gr/ 100cc air selama 5 menit atau formalin 25 cc/m3. Pengendaliannya dengan seleksi ikan yang tahan penyakit. Vacsinasi Ich, mengurangi kepadatan ikan, kondosi perairan cukup oksigen. Air kolam diusahakan mengalir terus menerus dan pemberian pakan yang baik untuk meningkatkan daya tahan

dengan pemberian pakan yang tepat (baik jumlah dan mutunya), ikan tidak diberi pakan yang telah pakan parairan busuk/rusak, per-baikan penyimpanan lingkungan

ditempat yang bersih dan kering, kolam, meningkat-kan kualitas air, meningkatkan aerasi, mengu-rangi bahan organik dan fitoplankton. 10. Pemanenan Pengangkutan Pemanenan ikan dilakukan dengan mem-perhatikan umur ikan, bobot ikan saat tebar, bobot ikan saat panen, dan waktu pemanenan. Pada pembesaran ikan gurami ini, ukuran tebarnya adalah 150 gr/ekor dan

dengan umur budidaya selama 6 bulan didapatkan berat saat panen 600gr/ekor. Sedangkan umur tersebut ikan nila dapat sudah dipanen pada umur 34 bulan. Pada bobotnya mencapai 100 gr/ekor. Jika pasar menghendaki ikan yang berbobot 250 gr/ekor, maka panen dapat dilakukan (Cahyono ikan 20 pada umur 6 bulan Pada lama Bambang, gr/ekor 4 2000). dan

dan sistem pengangkutan (Cahyono bambang, 2000). Untuk pengemasan ikan gurami petani ikan menggunakan jerigen plastik karena ikan masih dalam keadaan hidup, sedangkan ikan nila sudah dalam keadaan styrofoam. Saat pengangkutan, kepadatan ikan sangat tergantung pada ukuran ikan, sistem pengangkutan dan lamanya pengangkutan. Apabila ikan terlalu padat akan menyebabkan ikan cepat rusak dan membusuk atau mati. Pada pengangkutan ikan gurami yang menggu-nakan jerigen plastik kepadatan pengangkutan 30 kg dalam 120 liter air selama 6 jam. Sedang-kan ikan nila dalam setiap box kepadatan maksimalnya adalah 70 kg, sehingga jumlah ikan nila saat pengangkutan adalah sekitar 230 ekor/box dengan ukuran panen 300 gr/ekor. 11. Pemasaran Pasar pada usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila yang dimaksudkan adalah pasar reseller, yaitu suatu pasar yang terdiri dari individu melakukan barang dan dan organisasi jasa untuk yang kembali mendapenju-alan mati sehingga dapat menggunakan box fiberglass atau

budi-daya ikan nila, ukuran tebar pemeliharaan bulan diperoleh

berat ikan saat panen 300 gr/ekor. Waktu panen yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari karena keadaan suhu rendah yang dapat menurunkan aktivitas metabolisme tubuh dan gerak ikan. Ikanikan yang telah dipanen harus tetap dipetahankan mutunya sampai di pasaran. Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik dan benar. Penanganan pascapanen ikan yaitu pembersihan, pengolahan, pemasaran Pada saat pengangkutan sering kali ikan mengalami kerusakan. Untuk menekan keru-sakan sekecil mungkin, maka ikan harus dikemas dengan baik. Halhal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah wadah untuk mengemas ikan, kepadatan ikan dalam wadah pembero-kan, pengangkutan dan

patkan keuntungan. Secara teknis, pemasaran ikan gurami dan ikan nila lebih ditekankan pada strategi

bauran pemasaran hal ini dilakukan karena luasnya kegiatan pemasaran. Penentuan lokasi dan distribusi serta karena sarana agar dan prasarana mudah pendukung menjadi sangat penting, pelanggan menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa. Pada penelitian ini baik usaha budidaya ikan gurami maupun usaha budi-daya petani ikan ikan ke nila, pengepul, dan saluran agen, yang distribusinya adalah dari produsen/ kemudian resto-ran

49.745.000. Modal tersebut meliputi kolam tanah, serok, jaring. pompa air, Sedangkan ember modal

tetap yang digunakan untuk usaha budidaya ikan nila juga berasal dari modal sendiri sebesar yang Rp. 145.746.000. Pembiayaan dimaksud terdiri dari biaya tetap dijumlah dengan biaya opera-sional per tahun yang selanjutnya disebut modal kerja/total biaya. Usaha budidaya ikan gurami mempunyai total biaya sekitar Rp.75.413.075, Biaya dan sedangkan pada untuk budidaya ikan nila sekitar Rp. 80.743.217. 11.654.150, tetap budidaya ikan gurami sebesar Rp. untuk budidaya ikan nila biaya tetapnya sebesar Rp. 27.265.617 per tahun. Biaya operasional per siklus produksi ikan gurami rata rata tiap anggota kelompok tani Mina Sejahtera sebesar Rp. 32.379.362,5 dan untuk satu tahun sebesar Rp.64.758.925. Sedangkan usaha budidaya ikan nila menggunakan biaya variabel sejumlah Rp. 4.861.600 per siklus produksi, dan dalam 1 tahun ada 11 siklus sehingga biaya variable total selama 1 tahun adalah Rp. 53.477.600. 1. Analisis Finansial Bila dalam ditinjau dari waktu aspek pelaksanaan proyek suatu usaha, menganalisis finansial dapat dibedakan menjadi

terakhir kepada konsumen akhir. Daerah pemasaran untuk ikan gurami maupun ikan nila masih sedikit sekali untuk meraih pasar lokal. Untuk ikan gurami daerah pemasarannya pemasaran meliputi nila wilayah meli-puti Surabaya dan Jakarta. Sedangkan ikan wilayah Pasuruan dan Solo. Aspek Finansial Aspek finansial sangat penting untuk diperhatikan, karena setiap kegiatan usaha selalu membutuhkan dana untuk menjalankan usaha yang meliputi permodalan, pembiayaan, penerimaan dan analisis finansial. Pada dalam tiap usaha budidaya ikan usaha Rp. gurami, modal tetap/investasi awal pelaksanaan usaha yaitu sekitar merupakan modal sendiri rata rata

analisis

jangka

pendek

dan

dan Rp. 89.356.783. Sedangkan keuntungan bersih (EAZ) masing masing adalah Rp.50.109.578,75 dan Rp.84.888.943,85. Perhitungan nilai Return to Equity Capital (REC) juga dilakukan dengan 2 cara yaitu untuk pendapatan kotor (RECEBZ) dan REC untuk pendapatan bersih setelah zakat (RECEAZ). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai RECEBZ per tahun untuk usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila masing masing sekitar 67,52 % dan 108,4 %. Untuk nilai RECEAZ masing masing 64,03 % dan 102,87 %. Maksud dari nilai nilai tersebut adalah misalkan saja 67,52 % per tahun, artinya setiap modal usaha sebesar Rp. 1 akan menghasilkan laba sebesar Rp. 67,52. Dan nilai nilai REC tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan suku bunga deposito yang dikeluarkan bulan Agustus dapat dilanjutkan. Analisis Jangka Panjang Dalam menentukan kelayakan suatu analisis usaha jangka perlu dilakukan yang pan-jang 2005 yakni sebesar sangat 8,71%, sehingga usaha tersebut dikatakan menguntungkan dan layak untuk

analisis jangka panjang. Analisis Jangka Pendek Analisis jangka pendek dalam suatu usaha dapat dihitung dari jangka waktu yang pendek yaitu sekali produksi dalam 1 tahun produksi. Komponen yang dihitung meliputi penerimaan/pendapatan, keuntungan dan Return to Equity Capital (REC). Penerimaan budidaya perhitungan penerimaan responden 1 ikan rata dan dalam gurami rata 2 diperoleh usaha dari nilai dari sebesar

Rp.128.160.000 per tahun. Yang diperoleh dari hasil kali produksi rata rata yaitu 8.544 kg dengan harga ikan gurami Rp. 15.000/kg. Sedangkan pada usaha budidaya ikan nila diperoleh nilai penerimaan rata rata tiap tahun sekitar Rp. 170.100.000, dari hasil produksi per tahun 24.300 kg dengan harga Rp. 7.000/kg. Keuntungan usaha atau hasil bersih penerimaan adalah setelah di besarnya kurangi

dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap. Keuntungan kotor (EBZ) untuk usaha budidaya ikan gurami pada kelompok tani Mina Sejahtera dan ikan nila pada Mina Nugroho masing masing Rp. 52.746.925,-

meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, IRR (Internal Rate of Return), Payback Periode dan analisis sensitivitas.

a)(NPV)

Net

Present

Value

pinjaman yang berlaku saat ini yaitu 16 %. Nilai IRR tersebut masing masing adalah 125,71 % dan 75,73 %. Jadi usaha tersebut layak untuk dijalankan.

Setelah nilai Net Benefit (BC) didiskontokan masingmasing pada ting-kat

discount rate 16%, selanjutnya nilai NPV dihitung dari total PVGB dikurangi total PVGC dan diperoleh kondisi Rp. nilai NPV untuk dalam usaha normal

d)

Payback Periode (PP) Setelah dilakukan diperoleh nilai

perhitungan

payback period (PP) untuk ikan gurami adalah 2,17 tahun dan untuk usaha ikan nila nilai PP adalah 4,25 tahun yang mana kedua nilai PP tersebut lebih kecil dari PP maximum yaitu 6,25 tahun, sehingga dari segi pengembalian modal, usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila masih tetap layak untuk diusahakan.

budidaya ikan gurami sebesar 287.501.653. budidaya Sedangkan ikan nila usaha

diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 510.422.496. Nilai NPV tersebut lebih besar dari satu dan lebih besar dari inves-tasi awal sehingga usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk diteruskan.

e)Di

Analisis Sensitivitas dalam ini asumsi analisis digunakan perubahan

b)

Net Benefit Cost Ratio Dari hasil perhitungan pada

(Net B/C) kon-disi normal diperoleh nilai Net Benefit (BC) untuk ikan gurami sebesar 5,91 dan untuk ikan nila sebesar 3,5. Nilai Net B/C tersebut lebih besar dari satu sehingga kedua usaha tersebut layak untuk dijalankan.

sensitivitas beberapa

kondisi usaha selama dijalankan yang be-rupa kenaikan biaya dan penurunan gross benefit yang tujuannya untuk bagaimana kepekaan terhadap mungkin mengetahui untuk suatu mengetahui pro-yek yang

pengaruh usaha tersebut atau

c)(IRR)

Internal Rate of Return Dari perhitungan diketahui

perubahan

terjadi di masa mendatang.

nilai IRR pada kondisi normal baik untuk usaha ikan gurami maupun usaha budidaya ikan nila lebih besar dari bunga

1) Asumsi biaya naik sebesar25% pada tahun 2005 2014

Asumsi biaya naik 25 % dida-sarkan pada tahun 2005 kondisi normal peristiwa besar pere-konomian karena yang biaya banyak terjadi di nasional yang masih belum

hingga perikanan

penjualan

usaha

me-ngalami

penurunan. Dari hasil perhitungan pada usaha budidaya ikan gurami didapat nilai NPV Rp. 228.464.186,32 ; Net B/C 4,7 ; IRR 99,97 % dan PP 2,88 tahun. Sedangkan pada usaha ikan nila didapat nilai NPV Rp.432.065.184 ; Net B/C 2,964508 ; IRR 63,81 % dan PP 5,4 tahun. Dari nilainilai tersebut ternyata baik usaha budidaya ikan gurami maupun ikan nila masih tetap layak untuk dijalankan.

Indonesia sehingga sebagian operasional Hasil usa-ha diRp pada mengalami perhitungan budidaya peroleh IRR kenaikan. ikan nilai dan gurami NPV

211.801.826; Net B/C 4,35; 92,99% Payback Periode 3,22 tahun. Sedangkan untuk usaha ikan nila diperoleh nilai NPVRp.442.153.268; Net B/C 3,033724888 ; IRR 65,4% dan PP 5,21 tahun. Dari nilai nilai tersebut diketahui bahwa baik usaha budidaya ikan gurami maupun ikan nila masih tetap layak untuk dijalankan per tahun. meskipun terjadi inflasi (kena-ikan) biaya 25%

3) Asumsi biaya naik 25% danGross Benefit turun 10% pada tahun 20052014 Untuk kepe-kaan ikan nila melihat dari bila yang tingkat usaha terjadi sangat

budidaya ikan gurami dan kemungkinan

buruk ditentukan asumsi dari gabungan antara biaya naik 25% dan Gross Benefit turun 10%. diketahui budidaya mempunyai 3,14 ; IRR Dari perhitungan untuk ikan nilai ; usaha gurami NPV Net Rp. B/C

2) Asumsi Gross Benefit turun10% pada tahun 2005 2014 Penentuan asumsi Gross Benefit turun 10% karena sejak terjadi banyak peristiwa yang ada di Indonesia baik bencana alam maupun yang lainnya mengakibatkan daya beli masyarakat terhadap komoditi ikan menurun, se-

152.764.359,90

66,22 % dan PP

5,04 tahun. Sedangkan ikan nila mem-punyai nilai NPV Rp. 363.795.956 ; Net B/C 2,496 ;

IRR 53,25 % dan PP 7,1 tahun nilai ini melebihi kondisi Payback Periode maksimum, sehingga secara perhitungan usaha ikan nila tidak layak untuk dilanjutkan dalam kondisi biaya naik 25% dan benefit turun 10%. Nilai nilai tersebut diatas yakni NPV, Net B/C ternyata lebih besar dari satu, IRR lebih besar dari suku bunga pinjaman bank yaitu 16% dan Payback Periode lebih kecil dari Payback sehingga meskipun Periode usaha terjadi maksimum, dilanjutkan

secara keseluruhan, haruslah disusun sesuai dengan Tujuan tujuan perusahaan. memenuhi perusahaan atau

akan lebih mudah tercapai apabila kaidahkaidah tahapan dalan proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan ada. Dalam usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila telah menerapkan fungsi peren-canaan meskipun masih sederhana. Baik dari persiapan teknis, peralatan, tenaga kipun sudah kerja, tidak biaya, dibuat waktu secara pelaksanaan dan sebagainya mesterstruktur. Di dalam usaha ini dilakukan pembukuan meskipun masih sangat sederhana. Penentuan target waktu produksi budidaya ikan gurami adalah 6 bulan dan ikan nila adalah 4 bulan. Pada gurami nisasian. usaha dan Hal budidaya nila dapat ikan sudah dilihat ikan fungsi ini tergambar dari masing masing fungsi manajemen yang

tersebut masih tetap layak untuk kenaikan biaya melebihi 25% dan Gross Benefit turun melebihi 10%. Mengacu cukup pada nilai tersebut usaha ini menun-jukkan sensitivitas usaha ini tinggi artinya mempunyai toleransi cukup tinggi terhadap goncangan akibat biaya naik ataupun pengurangan benefit (laba). Jadi usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila dilihat dari aspek finansial masih tetap layak untuk tahun- tahun mendatang. Aspek Manajemen Aspek sangat manajemen dianalisis usaha. dan untuk Baik organisasi me-rupakan aspek yang penting kelayakan maupun suatu rencana

menerapkan

pengorga-

dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada pekerja, meskipun kadang kadang rangkap, melakukan karena jumlah kegiatan tenaga

kerja masih terbatas satu orang. Baik di dalam usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila dalam menggerakkan tenaga kerja masih

menyang-kut sumberdaya manusia perusahaan

belum

berfungsi

dengan

baik

penyedia pemasaran, penyuluhan. Untuk

dana, dan memperoleh

lembaga lembaga sarana

karena tenaga kerja yang diambil masih memiliki hubungan keluarga dan tidak ada motivasi yang khusus untuk semangat dalam bekerja. Tetapi biasanya pemilik usaha akan membagi keuntungan yang merata sesuai dengan hasil pekerjaan/kegiatan. Pengawasan pada produk ikan gurami dilakukan untuk melihat apakah ikan ter-serang penyakit atau tidak. Namun untuk tenaga kerja tidak dilakukan pengawasan karena lebih mengandalkan pada kepercayaan terhadap tugasnya dan kesadaran dari pekerja sendiri. Sedangkan untuk usaha budidaya ikan nila, pengawasan dilakukan pada kualitas ikan nila, kualitas air, pemasaran. Dengan disimpulkan gurami dan pelaksanaan demikian bahwa ikan fungsi usaha nila dapat ikan dalam

produksi koperasi sangat berperan dalam hal ini adalah koperasi Mina Sejahtera sarana yang tersebut. mempunyai Sedangkan beberapa relasi dalam penyediaan kegiatan budidaya ikan nila dalam penyediaan sarana produksi selain dari koperasi Mina Nugroho juga mempunyai kerja/kemitraan Sidoarjo, hubungan dengan pabrik benih

pakan Charun Chokan yang ada di sedangkan disediakan oleh koperasi Mina Jaya sebagai koperasi sekunder. Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila modal berasal dari modal sendiri. Karena tani, disebut pemasaran hukum pemilik mereka dengan adalah atau usaha tersebut tergolong didalam kelompok biasanya Lembaga badan mendapatkan ban-tuan modal yang penguatan modal dari pemerintah. badan

manajemen

hampir sesuai/cukup baik. Jadi dari hipotesa bahwa pelaksanaa fungsi manajemen pada usaha tersebut sudah pada baik diterima, meskipun kurang kenyataannya

perorangan yang meng-gerakkan arus barang dari produsen kepada konsumen. didalam Lembaga pemasaran ikan usaha budidaya

sempurna. Aspek Kelembagaan Kelembagaan didalam usaha yang budidaya ada ikan

gurami adalah pedagang pengepul lokal yang datang langsung ke tempat budidaya ikan gurami pada saat pemanenan, dari pedangang pengepul, ikan gurami ukuran

gurami dan ikan nila yaitu lembaga penyedia sarana produksi, lembaga

konsumsi diantar ke restoran dan agen. Sedangkan pada lembaga tani pemasaran kelompok

Namun

para

petani

ikan

tersebut berada didalam sebuah lembaga koperasi. Dan masing masing petani ikan tersebut belum mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), karena surat izin ter-sebut hanya diwajibkan kepada perusahaan perusahaan yang besar. Jadi budidaya aspek legal. Aspek Sosial Ekonomi Dari hasil penelitian diketahui bahwa sosial, usaha ekonomi dampak sekitar. sosial, meliputi budidaya dan ikan gurami maupun ikan nila secara budaya bagi membawa positif kepemilikan ikan tersebut usaha usaha belum tersebut

Mina Nugroho adalah agen, dari agen langsung kepada restoran/ pasar dan akhirnya kepada yang dinas konsumen. Lembaga pemerintah penyuluhan yaitu sub berperan dalam hal ini adalah perikanan Kabupaten Nganjuk di bawah naungan dinas kehewanan Kabupa-ten Nganjuk. Sub dinas perikanan memberikan bulan sekali Nganjuk pada biasanya satu bulan awal penyuluhan

mempunyai SIUP sehingga dari hukum belum layak/belum diakui secara

kepada para petani ikan melalui kelompok tani Mina Sejahtera untuk usaha ikan gurami dan Mina Nugroho untuk ikan nila. Aspek Hukum Untuk kelayakan umumnya hukum, memulai suatu dimulai usaha dari banyak studi pada aspek pula

masyarakat tersebut hubungan keamanan,

Perubahan lalu

pen-dapatan, aktifitas

walaupun

lintas, jalur komunikasi, tingkat perilaku masyarakat dan adat istiadat. Beberapa perubahan secara sosial, ekonomi dan ling-kungan meliputi : arus lalu lintas semakin ramai di daerah sekitar usaha, penerangan jalan yang tidak semakin tetap banyak, diambil sekitar pekerja dari

yang melakukan dari aspek lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen dokumen yang dimiliki. Dokumen keasliannya sertifikat yang perlu diteliti badan dokumen keabsahannya, kesempurnaan dan meliputi atau hukum, izin izin yang dimiliki, tanah lainnya yang mendukung kegiatan usaha tesebut.

masyarakat membantu mengurangi

sehing-ga pemerintah

pe-ngangguran,

komunikasi semakin lancar karena

adanya alat komunikasi seperti tele-pon, tersedianya sarana dan prasarana seper-ti pembangunan jalan, jembatan, listrik, tele-pon dan sebagainya. Dampak sosial yang timbul diantaranya perubahan menurut kelamin, adalah struktur kelompok tingkat adanya penduduk umur, jenis dan

disebabkan kesenjangan Adapun

oleh sosial

adanya antara alternatif

masyarakat sekitar. penyelesaian yang dapat dilakukan adalah memasang filter/ saringan air agar air yang keluar dari pembu-angan sudah bersih dan sehat, daerah membuat yang tertentu saluran teratur ke tidak pembuangan

pekerjaan

pendidikan,

perubahan

tingkat

sehingga

pendapatan penduduk, perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat partisi-pasi angkatan kerja maupun tingkat pengang-guran. Aspek Lingkungan (AMDAL) Komponen lingkungan hidup yang akan berubah penting disekitar secara bagi tempat lahan, mendasar masyarakat dan dan

menganggu aktifitas masyarakat sekitar lokasi usaha, memberikan obat untuk menetralisir air yang tercemar seperti bahan bahan kimia dan ada yang dapat me-matikan sedekah/zakat lokasi usaha, merasa yang makhluk yang mengkonsumsinya memberi di sekitar kepada yang membutuhkan yang sehingga kepada mereka pemilik tidak usaha

rencana usaha adalah kepemilikan penguasaan kesempatan kerja dan usaha, taraf hidup masyarakat dan kesehatan masyarakat. air tanah Karena yang bila air yang digunakan adalah air sungai dan digunakan secara berlebihan maka disekitar lokasi usaha menjadi berkurang dan akhirnya mengering. Karena budidaya ikan gurami dan ikan nila yang biasanya pagar kriminal ini juga cenderung tindakan Hal terbuka dan tidak ada

diperhatikan dan ada rasa hormat selanjutnya lainnya. Pengembangan Usaha Perikanan Pada usaha budidaya ikan gurami yang ada di Mina Sejahtera belum ada pengem-bangan usaha secara spesifik, namun masing masing sudah usaha anggota/pemilik mulai perikanannya usaha dengan mengembangkan melakukan

pencurian dan tindakan kriminal

pengaman, mengundang orang iseng.

komoditi lain yaitu budidaya ikan bawal air tawar yang sekarang ini ikan tersebut meru-pakan komoditi

seperti pencurian ikan oleh orang

baru

yang

diharapkan dalam

dapat

anggota koperasi perikanan serta pemerintah agribisnis terpadu yang dengan terpadu. dimaksud sarana sistem Agribisnis adalah

membantu pendapatan.

peningkatan

Budidaya ikan nila yang ada di kelom-pok merupakan tani salah Mina satu Nugroho usaha

usaha gabu-ngan yang terdiri dari penyediaan produksi, proses budidaya, pemberian kredit, simpan-pinjam, pengelolaan dana sosial, serta usaha pemasaran dari hasil produksi yang berupa benih dan ikan ukuran konsumsi serta ikan yang dalam bentuk olahan (fillet, bakso, nugget, tepung ikan dan sebagainya). Peran koperasi perikanan (KUD Mina) adalah sistem untuk produksi, untuk dan efektif, menggabungkan, mendukung dan memperlancar produksi. manajemen pengo-lahan dan pemasaran hasil Selan-jutnya produk lebih yang pengembangan

pengembangan, yang sebelumnya komoditi utamanya adalah ikan lele. Dan sekarang ini komoditi lain yang sedang dibudidayakan baik pembenihan maupun pembesaran adalah ikan gurami, ikan mas, ikan bawal air tawar, dan ikan patin. Budidaya ikan nila juga dilakukan di sungai dengan metode keramba. Selain itu ada usaha pemasaran/jual-beli ikan segar seperti ikan ban-deng, wader, gabus dan udang yang dilakukan di kios pemasaran yang ada di samping koperasi Mina Nugroho. Koperasi dalam rangka perikanan manajemen promerupakan strategi yang efektif duksi dan pemasaran, terutama meningkat-kan petani tribusinya kemitraan menunjang ikan hasil yang kesejahteraan dengan produksi adil, dan terdisoleh saling saling

koperasi per-ikanan dengan peran serta pemerintah dalam hal ini adalah dinas perikanan melakukan pelatihan dan penyuluhan kepada pelaku agri-bisnis terutama petani ikan sebagai produsen, baik mengenai manajemen teknologi budidaya, maupun pengelolaan usaha

setiap pelaku agribisnis, sehingga

kewira-usahan yang lebih baik. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Budidaya Perikanan

menguntungkan antara petani ikan kecil dengan pengusaha ikan yang sudah besar benarbenar terwujud. Namun koperasi tergantung pengembangan perikanan oleh peran usaha sangat serta

Setiap usaha pasti mempunyai faktorfaktor yang mempengaruhi jalannya usaha, baik usaha yang dan ikan itu yang yang tersebut. merupakan dapat nila, menghambat memperlancar Faktor faktorfaktor ikan gurami maupun

10.Usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila dalam pemasarannya di daerah tertentu. 11.Mempunyai produktif. organisasi dan kelompok kerja yang aktif dan mempunyai

jaringan distribusi yang mantap

pen-dukung

memperlancar kegiatan budidaya diantaranya adalah : 1. Pemeliharaan ikan gurami dan ikan nila relatif lebih mudah.

12. Mempunyai kemampuan untukmempro-duksi ukuran yang ikan sesuai dengan dengan

permintaan konsumen.

2. Kondisi perairan dan lingkunganusaha yang sesuai dengan habitat ikan. 3. Sumber air dekat dengan lokasi usaha. 4. Tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia. 5. Harga jual ikan gurami dan ikan nila yang relatif tinggi.

13. Mempunyai kemampuan dalammembe-rikan yang relatif kesejahteraan memadai bagi

karyawan dan keluarga. 14.Mempunyai tenaga kerja yang cukup berpengalaman dari segi teknis budidaya. Beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila, diantaranya adalah : 1. Peralatan pengontrolan kualitas air yang masih kurang. 2. Belum yang adanya tenaga ahli dalam dan khususnya di bidang perikanan membantu ikan pelaksanaan usaha. 3. Pertumbuhan ikan nila sehingga gurami yang relatif lambat, waktu

6. Adanyabila

lahan

yang untuk

belum usa-ha baik

termanfaatkan dan sangat baik digunakan diolah budidaya, sehingga bila lahan tersebut dengan akan membantu meningkatkan pendapatan keluarga. 7. Adanya teknologi budidaya ikan yang lebih efektif dan lebih efisien. 8. Dengan semakin meningkatnya jumlah meningkat. penduduk, maka permintaan ikan juga semakin

membutuhkan

berbulan bulan untuk sampai pada tahap pemasaran. 4. Tingginya biaya produksi dalam kegiatan usaha budidaya ikan.

9.

Adanya

dukungan

dari

pemerintah Kabupaten Nganjuk.

5. Pemasaran ikan yang jauh keluar kota, sehingga mempengaruhi kualitas ikan dan bahkan ikan mudah stress diperjalanan dan akhirnya banyak yang mati sehingga kesegaran ikan tidak tahan lama.

Setiap membutuhkan (Business

usaha ren-cana terutama Plans)

(bisnis) bisnis bisnis

baru dan bisnis yang mengharapkan perubahan atau pertumbuhan yang signifikan dalam waktu dekat. Dalam teori, rencana bisnis aktivitas akan usaha memberikan arahan strategis bagi keberlang-sungan (bisnis) yakni dengan menuliskan/ mendeskripsikan tujuan dan cara mencapainya, yang kemudian mengikuti renca-na yang telah ditulis

6. Rendahnya minat penduduk lokaldalam gurami, mengkonsumsi sehingga ikan pema-saran masih

untuk daerah lokal masih rendah. 7. Manajemen sederhana. pengelolaan

8. Adanyakomoditi

persaingan per-ikanan berdirinya

dengan dan usaha

untuk mencapai target. Berikut gurami dan ini rencana budidaya ikan nila terlaksana usaha ikan yang di pengembangan diharapkan dapat

pengusaha perikanan lainnya. 9. Kemungkinan baik. 10. Dalam jangka waktu panjang belum dapat memenuhi kenaikan permintaan. 11. Kurang adanya kepercayaan dari penyedia maupun budidaya tinggi, dalam 12. Belum perencanaan tenaga kerja dana bank baik terhadap investor usaha karena ikan baru dengan teknologi yang lebih

Kabupaten Nganjuk, dalam rangka memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut agar lebih banyak oleh calon dan tersebut. serta dari untuk dalam optimal. kendala pengusaha, pengusaha dalam Namun yang kecil masih dihadapi para dan

kususnya

perikanan sehingga upaya petani

menengah

adanya resiko ketidakpastian yang kesulitan dalam memperoleh dana pengembangan pola dapat usahanya. mantapnya dan yang pembinaan

mewujudkan

melaksanakan usahanya dalam merencanakan

Salah satu kendala tersebut tampak mempresentasikan rencana usaha. Operasional/realisasi dan ikan nila peluang adalah pasar rencana usaha budidaya ikan gurami memenuhi

memenuhi perkembangan usaha. Rencana Usaha (Business Plan)

jangka waktu 10 tahun mendatang, untuk ikan gurami sebesar 280,71

ton dan ikan nila sebesar 1.477,43 ton. Sehingga untuk usaha budidaya ikan gurami diperlukan lahan seluas 29.979,85 sekitar sebesar besarnya masing berlaku sebesar orang. m2, tenaga kerja 328 zakat Apabila

Hingga

akhir

tahun ikan ton, ikan usaha

2014 sebesar

permintaan 23.094.132,80 penawaran 13.244.600 ton. Aspek teknis

sedangkan nasional budidaya

orang dan laba yang akan diperoleh Rp. Rp. 1.643.594.183, 86.504.957. untuk (yang

ikan gurami dan usaha budidaya ikan nila meng-gunakan sistem semi-intensif (madya). Aspek dalam panjang. finansial sudah layak baik pelaksa-naannya, Karena

zakat orang di Rp.

masing

berhak Nganjuk maka dengan

menerima) sama dengan UMR yang Kabupaten 354.000, juga

jangka pendek maupun jangka memberikan tahunnya keun-tungan setiap

penerima zakat tersebut sekitar 20 Demikian budidaya ikan nila untuk memenuhi peluang pasar sebesar 1.477,43 ton, diperlukan lahan 6.191,6 m , tenaga kerja 4.317 orang, laba yang diperoleh Rp. 5.161.212.852, zakat sebesar Rp. 271.642.782, dengan pene-rima zakat sekitar 64 orang. 2. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari disimpulkan 1.Kelayakan dilihat dari ;2

yaitu keuntungan bersih (EAZ) sebesar Rp. 50.109.178,75 dan ikan nila sekitar Rp. 84.888.943,85. Nilai REC masing masing sebesar 64,03 % dan 102,87 % yang lebih besar dari suku bunga deposito bank sebesar 8,71 %. Sedangkan pada analisis jangka panjang dengan menggunakan discount rate

penelitian

ini

dapat hal, usaha

beberapa usaha baik

sebesar 16% per tahun selama 10 tahun masing masing untuk ikan gurami NPV dan ikan nila Rp. Rp. ratio IRR 3,5, diperoleh sebesar dan Net dan B/C

diantaranya adalah : budidaya ikan gurami dan ikan nila Aspek pasar masih cukup luas dilihat dari peluang pasarnya. Untuk ikan gurami sebesar 280,71 ton dan untuk ikan nila sebesar 1477,43 ton. Permintaan masih lebih besar dibandingkan penawaran, karena tiap tahun permintaan selalu meningkat.

287.501.653 510,422,496, sebesar 5,91

sebesar 125,71 % dan 75,73 %, Payback Periode 2,17 tahun dan 4,25 tahun yang lebih kecil dari Payback yakni Periode tahun, maksi-mum sehingga 6,25

berda-sarkan nilai tersebut usaha ini layak. Penerapan dari aspek manajemen perencanaan, cukup hukum, baik usaha fungsi

berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun kesehatan dari masyarakat sekitar lokasi usaha. Bahkan kotoran ikan dapat digunakan kolam. 2.Pengembangan Usaha Perikanan Untuk produksi dan peningkatan dan hasil peningkatan daerah, usaha maka untuk pupuk bagi tanaman padi yang ada disekitar

pengorganisasi, pergerakan dan pengendalian

meskipun masih sederhana. Dari tersebut aspek belum mempunyai

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pengguna Wajib Pajak (NPWP), Izin Mendirikan Bangunan mempunyai (IMB) tetapi hanya surat pengakuan

pendapatan keluarga, masyarakat pemerintah pengembangan budidaya

lebih diperluas dengan perluasan jaringan pemasaran, peningkatan metode budidaya yang lebih efektif dan efisien dengan sistem budidaya intensif, perbaikan manajemen kelembagaan mitra kerja usaha dan sumberdaya manusia, pengembangan dengan menjalin

terdaftar dari kantor Sub-Dinas Perikanan Kabupaten Nganjuk.

Aspek tersebut

kelembagaan cukup bagus

usaha karena

adanya peran lembaga penyedia sarana produksi, lembaga penyuluhan meskipun dari lembaga penyedia dana masih belum ada perhatian lebih.

melalui koperasi, pelegalan usaha dan pengelolaan dana sosial baik zakat atau sedekah kepada

Aspek sosial ekonomi cukup baik, karena dapat memberikan sehingga dalam3.

masyarakat sekitar lokasi usaha. Rencana Usaha (Business Plan) Dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih optimal dibuatlah rencana usaha budidaya perikanan melalui perluasan daerah budidaya usaha jangka panjang. dengan memanfaatkan tangga di skala rumah

lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dapat peningkatan sekitar, membantu

pen-dapatan

penduduk dan membantu pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran.

Aspek lingkungan pada usaha budidaya ikan ini memberikan dampak budidaya hasilkan positif ikan limbah karena tidak yang usaha mengterlalu

wilayah Kabupaten Nganjuk baik pendek Usaha maupun budidaya jangka ikan

gurami dengan luas lahan keluarga rata-rata 912,5 m pada 10 tahun mendatang pro-duksi Sedangkan dengan keluarga rencana akan menghasilkan ton. nila lahan dibuat tahun ikan luas akan 10 15.115.325,89 budidaya m,2 2

digunakan sebagai acuan dalam perbaikan usahanya. Perlu adanya penelitian kualitas yang efisien, lebih air, lebih serta lanjut teknik efektif tawar, tentang budidaya dan

ratarata 990 usaha

teknologi pengolahan ikan air sehingga usaha menunjang dan dapat jumlah kemajuan

mendatang 39.625,172 ton. Untuk memenuhi permintaan pasar ikan gurami 280,71 ton dan 1.477,43 ton ikan nila dalam 10 tahun

meningkatkan pendapatan.

Perlu adanya penambahan dan penguatan kelompok ngefektifkan untuk yang perbaikan pemantauan dana/modal tani dana usaha. disertai oleh dan bagi medan

mendatang,

masingmasing

dibutuhkan tena-ga kerja 328 orang dan 4.317 orang dengan lahan seluas 29.979,85 m2 2

tersebut Budi-daya dengan pihak rencana

dan 6.191,6 Rp.

pe-ngembangan

m . Laba yang akan diperoleh Rp. 1.643.594.183 5.161.212.852. Saran Agar khususnya Kabupaten usaha usaha yang ada Nganjuk pengoptimalan perikanan di wilayah dapat dalam dan

penyedia dana itu sendiri. Dalam usaha pelaksanaan baik pengembangan,

perbaikan maupun usaha baru perlu didampingi oleh tenaga ahli budidaya perikanan.

berkesinambungan dan terwujudnya pemanfaatan potensi wilayah yang ada, maka ada beberapa saran dari peneliti diantaranya adalah :

Perlu

adanya

perhatian/respon

yang lebih lebih serius lagi dari pemerintah khusus-nya sektor perikanan, dengan membe-rikan pembinaan tidak hanya kepada kelompok mendaftar masih

Perlu dilakukan penelitian yang sama terhadap budidaya ikan lele, ikan bawal air tawar, dan ikan unggulan lainnya yang ada di Kabupaten Nganjuk.

tani saja

yang

telah

mengingat kelompok

banyaknya

Para

pengelola

usaha

perlu

pemula yang belum tertangani. Perlu adanya evaluasi setiap akhir tahun terhadap baik program hasil pemerintah,

membuat pembukuan keuangan yang lebih baik, agar dapat

penyuluhan, efektif dan efisien.

pembinaan,

penguatan mo-dal, apa sudah Dinas dapat secara perikanan lebih perlu intensif usaha di berdiri dalam seluruh

sendiri,

sehingga

diharapkan perikanan

Analisis Evaluasi proyek Usaha Ikan Gurami (Osphronemus gourami) di CV. Semi Desa Kecubung Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Tidak diterbitkan. Kusbandi Liyanti, Surjatin dan Qoid A. 2003. Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Kontribu-sinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Laporan Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang. Murtidjo Bambang A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta. Prihartono R. Eko. 2004. Permasalahan Gurami dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta. Primyastanto M. 2003. Evaluasi Proyek Dari Teori Ke Praktek (Studi Pembesaran Ikan Gurame). PT. Danar Wijaya Brawijaya University Press. Malang. Pudjosumarto M. 1992. Evaluasi Proyek Uraian Singkat dan Soal Jawab. Liberty. Yogyakarta. Rahardi F, Kristiawati R dan Nazaruddin. 2000. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

menangani

merata

wilayah Kabupaten Nganjuk.

DAFTAR PUSTAKAAl Quran. 1989. Al Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia. CV. Toha Putra. Semarang.

Anonymous. 2004. Penyusunan Profil Investasi Komoditi Unggulan Tepung Ikan Di Jawa Timur. Badan Penanaman Modal Propinsi Jawa Timur dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Brawijaya. Malang. Cahyono Bambang. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar (Ikan Gurame, Ikan Nila dan Ikan Mas). Kanisius. Yogyakarta. Cahyono Bambang. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta. Hasan M. Iqbal. 2002. Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasi-nya. Ghalia Indonesia (Anggota IKAPI). Yogyakarta. Hasibuan Malayu. 2003. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Bumi Aksara. Jakarta. Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media Kencana. Bogor. Surjatin dan M. 1999.

Rahmawati Farida, Ismadi dan Primyastanto M. 2003. Aplikasi Evaluasi Proyek Pada Usaha pembesaran Gurami (Osphrone-mus gouramy) Di CV. Sumber Makmur Desa Karang Dagangan Kecamatan Bandar Kedung Mulya kabupaten Jombang Jawa Timur. Laporan Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan. Riyanto Bambang. 1995. Dasar Dasar Pembe-lanjaan Perusahaan.

Kumalasanti Inneke, Primyastanto

Yayasan Badan Gajah Mada Yogyakarta.

Penerbit Press.

Singarimbun M dan Efendi S. 1995. Metodologi Penelitian Survey. LP3E. Jakarta. Surakhmad W. 1978. Dasar dan Tehnik Research. Pengantar Metodologi Ilmiah. Pener-bit Tarsito. Bandung. Surakhmad W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek, Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan Edisi I. J & J Learning. Yogyakarta. Suyanto S.R. 2004. Nila. PT Penebar Swadaya. Jakarta Swasta B. dan Sukotjo. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Liberti. Yogyakarta.

Widodo Slamet, Prayogo R. I dan Jauhari Alfan. 2002. Perencanaan Strategi Pengem-bangan Tempat Pelelangan Ikan Bron-dong Sebagai Upaya Optimalisasi fungsi Di PPN Brondong Lamongan Jawa Timur. Laporan Skripsi Pemanfa-atan Sumberdaya Perairan. Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan. Winarta. 2003. Studi Agribisnis Ikan Gurami (Osphronemus gouramy lac) di Kabupaten Blitar. Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan. (http://www.markplusnco.com/discussi onview.php?tid=299 http://www.nganjukwarintek.go.id/ina/ maintengah.php?id=1

Lampiran 1

Potensi perikanan air tawar/peluang usaha Perencanaan usaha untuk luas wilayah perairan darat Kabupaten Nganjuk (kecuali pemukiman) 1.614.278.000 m2 Budidaya gurami (luas lahan 912 m2 /rumah tangga) Budidaya nila (luas lahan 990 m2 /rumah tangga)

Aspek Pasar

Aspek Teknis

Aspek Finansial 10 thn : Ikan gurami laba Rp. 1.643.594.183 Ikan nila laba Rp. 5.161.212.852

Aspek Manajemen

Aspek Hukum

Aspek Kelembagaan Efektifitas dan efisiensi lembaga keuangan, penyuluhan dan lembaga terkait serta hubungan kemitraan kerja

Aspek Sosial Ekonomi Pemerataan zakat bagi fakir miskin dan yang berhak menerimany a

Aspek Lingkungan

10 tahun : Gurami : 280,71ton Nila:1.477,43 ton Pasar ekspor

Budidaya intensif, penambaha n sarana produksi, pengolahan

Penerapan fungsi POAC yang lebih efektif

Pelegalan usaha SIUP, NPWP, IMB dsb.

Pelestarian lingkungan, pemanfaatan limbah ikan

Gambar 8. Bagan rencana pengembangan usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila di Kabupaten Nganjuk

PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KABUPATEN NGANJUK PROPINSI JAWA TIMUR

Artikel Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Oleh : NUNIK ISTIKHAROH NIM. 0110840029

Mengetahui, Ketua Jurusan Pembimbing I

Menyetujui, Dosen

( Ir. Abdul Qoid, MS ) Surjatin ) Tanggal :

( Tanggal :

Ir.

Dosen Pembimbing II

(Ir. Mimit Primyastanto, MP) Tanggal :

PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KABUPATEN NGANJUK PROPINSI JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

OLEH : NUNIK ISTIKHAROH NIM. 0110840029

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERIKANAN MALANG 2005