Jurnal PSN

11
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI KELURAHAN SAWOJAJAR DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE Oriza Ika Putra*, Lilik Zuhriyah*, Habiba Aurora* ABSTRAK Sawojajar adalah Kelurahan di Kota Malang dengan angka kejadian DBD paling tinggi pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan masih banyak nyamuk Aedes Aegepti di wilayah Sawojajar ini. Hal ini mengarahkan pada prediksibahwa pelaksanan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih belum efektif di wilayah ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor manakah yang mempengaruhi pelaksanaan PSN. Faktor- faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, peran anggota keluarga, status pekerjaan, dan peranan jumantik. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Sawojajar dengan mewawancari 82 responden yang dipilih secara convenient mengenai faktor-faktor tersebut. Peneliti juga mengobservasi jentik nyamuk pada kontainer yang ada di rumah responden. Perhitungan data menggunakan analisis bivariat yaitu crosstabulation chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tingkat pengetahuan dan peran jumantik mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan dengan P value 0.032 dan 0.002 (dibawah 0.05) secara berturut-turut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan peran jumantik merupakan faktor yang penting untuk mengefektifkan pelaksanaan PSN di wilayah Sawojajar, sehingga dapat mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue. Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, PSN,Tingkat Pengetahuan, Peran Jumantik, Jentik ABSTRACT Sawojajar is a village in Malang city that have most Dengue Haemorrhagic Fever case in 2011. This condition showed that there was still a lot of Aedes aegypti mosquitos in this area. It could be predicted that “PSN” program was not executed effectively in this area. This study is aimed to identify which factors can affect PSN program in Sawojajar area. The factors that observed in this research were level of knowledge about PSN, family role in doing PSN, employment status, and “jumantik” role. The research was held in Sawojajar area by interviewing 82 respondents which was conveniently selected then they were asked for the factors. The researcher also observed mosquito larva in containers of respondents’s home. The data were analysed with Bivariate Analysis crosstabulation chi square. The results showed that level of knowledge and “jumantik” role affect PSN program significantly with p value 0.032 and 0.002 (under 0.05) respectively. It can be concluded that the level of knowledge and “jumantik” role may become important factors to make PSN program could be executed more effective in Sawojajar area. Therefore, it could prevent Dengue Haemorrhagic Fever case effectively. Kata kunci: Dengue Haemorrhagic Fever, PSN, Level of Knowledge, JumantikRole, Mosquito larva *Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Transcript of Jurnal PSN

Page 1: Jurnal PSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI

KELURAHAN SAWOJAJAR DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Oriza Ika Putra*, Lilik Zuhriyah*, Habiba Aurora*

ABSTRAK

Sawojajar adalah Kelurahan di Kota Malang dengan angka kejadian DBD paling tinggi pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan masih banyak nyamuk Aedes Aegepti di wilayah

Sawojajar ini. Hal ini mengarahkan pada prediksibahwa pelaksanan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih belum efektif di wilayah ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor manakah yang mempengaruhi pelaksanaan PSN. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, peran anggota keluarga, status pekerjaan, dan peranan jumantik. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Sawojajar dengan mewawancari 82 responden yang dipilih secara convenient mengenai faktor-faktor tersebut. Peneliti juga mengobservasi jentik nyamuk pada kontainer yang ada di rumah responden. Perhitungan data menggunakan analisis bivariat yaitu crosstabulation chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tingkat pengetahuan dan peran jumantik mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan dengan P value 0.032 dan 0.002 (dibawah 0.05) secara berturut-turut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan peran jumantik merupakan faktor yang penting untuk mengefektifkan pelaksanaan PSN di wilayah Sawojajar, sehingga dapat mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue. Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, PSN,Tingkat Pengetahuan, Peran Jumantik, Jentik

ABSTRACT

Sawojajar is a village in Malang city that have most Dengue Haemorrhagic Fever case in 2011. This condition showed that there was still a lot of Aedes aegypti mosquitos in this

area. It could be predicted that “PSN” program was not executed effectively in this area. This study is aimed to identify which factors can affect PSN program in Sawojajar area. The factors that observed in this research were level of knowledge about PSN, family role in doing PSN, employment status, and “jumantik” role. The research was held in Sawojajar area by interviewing 82 respondents which was conveniently selected then they were asked for the factors. The researcher also observed mosquito larva in containers of respondents’s home. The data were analysed with Bivariate Analysis crosstabulation chi square. The results showed that level of knowledge and “jumantik” role affect PSN program significantly with p value 0.032 and 0.002 (under 0.05) respectively. It can be concluded that the level of knowledge and “jumantik” role may become important factors to make PSN program could be executed more effective in Sawojajar area. Therefore, it could prevent Dengue Haemorrhagic Fever case effectively.

Kata kunci: Dengue Haemorrhagic Fever, PSN, Level of Knowledge, “Jumantik” Role, Mosquito larva *Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Page 2: Jurnal PSN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit

ini banyak menjangkit masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu perhatian pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 560 tahun 1989, dipahami bahwa setiap penderita yang diduga termasuk tersangka DBD harus segera dilaporkan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit pelayanan kesehatan.1

Menurut Achmadi (2010)2 sampai tahun 2008 obat DBD jauh dari tingkat efektif yang ingin dicapai dan hanya bersifat simptomatik. Oleh karena itu, DBD seharusnya ditangani dengan pencegahan, yaitu dengan memutus siklus hidup vector nyamuk. Tindakan pencegahan paling efektif adalah dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M Plus, menguras tempat penampungan air sedikitnya satu minggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Plusnya

adalah penggunaan Abate dalam memberantas jentik nyamuk.3

Sebagian besar masyarakat masih memahami PSN sebagai tindakan kerja bakti bukan sebagai tindakan aktif sehari-hari yaitu 3M plus.1 Padahal pelaksanaan PSN yang baik dapat mengurangi jumlah jentik nyamuk dan mampu mencegah terjadinya penyakit DBD.3

Perubahan perilaku masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam PSN lebih mempengaruhi turunnya angka kejadian DBD daripada hanya sekedar memiliki pengetahuan yang cukup mengenai PSN. Kondisi yang ada dalam masyarakat adalah pengetahuan masyarakat mengenai pelaksanaan PSN juga masih kurang. Terlebih saat ini perilaku masyarakat dalam melaksanakan PSN untuk mencegah DBD masih kurang efektif.4

Pengambilan keputusan dalam menentukan perilaku pelaksanaan PSN ini pada umumnya juga sangat berpengaruh.

Pada umumnya, kesalahan persepsi bahwa PSN adalah kerja bakti terjadi pada gender laki-laki, karena sebagian besar penyuluhan di sampaikan pada kegiatan ibu-ibu. Dari hasil penelitian di kelurahan Srondol Wetan Semarang didapatkan bahwa 55,3% pelaksana PSN adalah ibu. Pelaksanaan PSN ini juga berkaitan erat dengan status pekerjaan masyarakat. Sebagian besar dari masyarakat yang melaksanakan PSN di rumahnya adalah yag tidak bekerja di rumah. Sehingga lebih memperhatikan kondisi rumahnya.3

Selain itu peran juru pemantau jentik (jumantik) di daerah tersebut juga sangat mempengaruhi pengetahuan dan perubahan perilaku Masyarakat dalam melaksanakan PSN.5

Menurut Depkes RI (2005)6 peran kader kesehatan dalam menanggulangi DBD adalah sebagai anggota PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) di rumah-rumah dan tempat umum, memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat, mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau Puskesmas secara rutin minimal setiap minggu dan bulanan, mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada RW/Kepala Dusun atau Puskesmas. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana seperti pemberian bubuk abate dan ikan pemakan jentik. Pada dasarnya pelaksanaan PSN dalam mencegah DBD adalah tanggungjawab bersama sesuai Peraturan Pemerintah RI no 40 tahun 1991. Kelurahan Sawojajar merupakan daerah dengan angka kejadian DBD yang cukup tinggi. Selama 3 tahun dari tahun 2007 sampai 2009 Kelurahan Sawojajar merupakan kelurahan dengan angka kejadian DBD paling tinggi di kota Malang. Angka kejadian DBD tahun 2007 sebanyak 32 kasus, pada tahun 2008 sebanyak 30 kasus 1 meninggal, dan pada thun 2009 sebanyak 40 kasus. Sedangkan di tahun 2010 Sawojajar menduduki posisi kedua yaitu sebanyak 26 kasus setelah Kelurahan Sukun dengan 46 kasus DBD.7 Tingginya angka kejadian ini bisa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk salah

Page 3: Jurnal PSN

satunya adalah perilaku masyarakatnya dalam melaksanakan PSN.

Dari beberapa uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pelaksanaan PSN di Kelurahan Sawojajar dalam Pencegahan DBD”. Tujuan Penelitian Tujuan Umum.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PSN di kelurahan Sawojajar.

Tujuan Khusus

Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat kelurahan Sawojajar dalam melaksanakan PSN.

Mengetahui pengaruh peran jumantik kelurahan Sawojajar dalam pelaksanaan PSN.

Mengetahui pengaruh peran anggota keluarga dalam pelaksanaan PSN di kelurahan Sawojajar.

Mengetahui pengaruh status pekerjaan dalam pelaksanaaan PSN di kelurahan Sawojajar.

Manfaat Penelitian Manfaat Akademik Dapat digunakan sebagai dasar penelitian mengenai determinan sosial dalam pencegahan DBD. Manfaat Praktis Sebagai masukan kepada puskesmas kelurahan Sawojajar dalam menentukan pendekatan yang tepat agar pelaksanaan PSN di kelurahan Sawojajar dapat berjalan dengan lebih efektif.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Metode Penelitian yang dipakai adalah metode kuantitatif Cross Sectional yaitu metode untuk mengetahui hubungan-hubungan antara faktor-faktor yang ada pada responden terhadap pelaksanaan PSN oleh responden dengan keluarga. Target Populasi

Target populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi: umur, yang diambil sebagai

responden harus anggota keluarga yang berusia 18 tahun keatas, karena diatas umur tersebut dianggap sudah mampu memahami pertanyaan dengan baik dan sudah mampu melaksanakan PSN dengan baik.

Responden harus telah tinggal di Kelurahan Sawojajar lebih dari atau sama dengan 2 bulan untuk menilai peranan jumantik

Kriteria eksklusi yang dipergunakan adalah a) Warga yang sakit berat sehingga tidak

bisa melaksanakan PSN. b) Warga yang telah menikah, tapi

usianya masih dibawah 17 tahun. c) Warga yang cacat fisik/ mental

sehingga dirasa tidak bisa melaksanakan PSN.

Sampel Teknik Pengambilan Sampel

Untuk data kuantitatif menggunakan pengambilan sampelbertingkat yaitu sebagai berikut: 1. Pemilihan RW adalah dengan

purposive sampling yaitu mengambil 1 RW dari bagian perkampungan dan 1 RW dari bagian perumahan kelurahan Sawojajar yang memiliki 7-8 RT

2. Pemilihan RT adalah dengan total sampling. Seluruh RT dalam RW yang telah dipilih dimasukkan

3. Pemilihan keluarga adalah dengan Convenient sampling. Sekurang-kurangnya dipilih 5 keluarga dari masing-masing RT

4. Pemilihan responden adalah dengan purposive sampling,1 responden setiap 1 keluarga. Responden memenuhi criteria inklusi. Untuk sampel data kualitatif, key

person yang dilibatkan dalam penelitian adalah Kepala Kelurahan Sawojajar dan kepala puskesmas Gribig. Besar Sampel

Dihitung menggunakan rumus uji hipotesa untuk 2 populasi data proporsi

2

21

2

221112/1

)(

})1()1()1(2{

PP

PPPPZPPZn

Page 4: Jurnal PSN

P1 = 79,3 %, (pengetahuan sedang tindakan sedang; pengetahuan sedang tindakan kurang; pengetahuan kurang tindakan sedang; pengetahuan kurang tindakan kurang) P2 = 13,9 % (pengetahuan baik tindakan baik) 8

Signifikansi = 1% Power = 99 % n = 20 Sampel minimal adalah 40

Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah 80 responden

Variabel Penelitian Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

Variabel independent: i. Tingkat pengetahuan mengenai

PSN ii. Peran anggota keluarga iii. Peran jumantik iv. Status pekerjaan

Variabel dependent: Pelaksanaan PSN Definisi Operasional

Pengetahuan tentang PSN: Masyarakat memahami mengenai 3M dibagi dalam 2 kategori:

o Baik: score diatas 87.5 % o Kurang: Score kurang dari

sama dengan 87.5 %

Peran Anggota Keluarga: Kerja sama antar anggota keluarga dalam melaksanakan PSN:

o Baik: Ayah- ibu- anak Ayah- ibu Ayah- anak Ibu- anak Seluruh anggota keluarga

o Kurang: Hanya salah 1 yang melaksanakan PSN

Status pekerjaan: Kondisi pekerjaan responden yang diasumsi dapat mempengaruhi pelaksanaan PSN:

o Bekerja

o Tidak Bekerja

Peran Jumantik: Peranan jumantik yang dirasakan oleh responden:

o Baik: score 4-6 o Kurang: score 0-3

Pelaksanaan PSN: Pelaksanaan 3M serta hasil observasi jentik:

o Baik: Melaksanakan semua 3M Tidak ditemukan jentik pada

kontainer di rumah o Kurang:

Tidak melaksanakan semua 3M/ melaksanakan kurang dari 3 point 3M. dan/atau

Ditemukan jentik pada kontainer di rumah

Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Oktober-November 2012. Tempat yang dipilih adalah Kelurahan Sawojajar sesuai dengan latar belakang penelitian. Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut

Pengumpulan data kualitatif dengan mewawancarai key person di Masyarakat

Penyusunan kuesioner dan pelaksanaan uji validitas.

Pengisian Kuesioner dengan mewawancarai responden.

Analisis Data Analisis Univariat

Menggambarkan persentase dari tiap variable Selain digambarkan dalam table berbentuk persentase, juga di sampaikan dalam kalimat deskriptif. Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan. Variabel independen dan variabel dependen diuji dengan uji statistik Chi Square. Berikut adalah contoh tabel penyajian hasil analisis bivariat.

.

Page 5: Jurnal PSN

HASIL PENELITIAN Gambaran Wilayah Penelitian

Kelurahan Sawojajar adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Kedungkandang,Kelurahan Sawojajar, Kotamadya Malang yang terletak di sisi selatan. Menurut data dari kantor kelurahan, terdiri dari 16 RW.

Data diambil oleh peneliti pada bulan Oktober hingga November 2012 dengan mewawancarai 82 responden. Responden yang berjumlah 82ini terdiri dari 40 responden di wilayah perumahan dan 42 responden di wilayah perkampungan. Pembedaan wilayah ini hanya sebagai informasi tambahan untuk data persebaran jentik.Responden telah dipilih dengan Convenient Sampling sesuai dengan kategori inklusi.

Berikut adalah hasil rekapitulasi kondisi masyarakat di Sawojajar Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Responden mengenai PSN

Jumlah responden

Persentase jumlah responden(%)

Baik (score > 87.5 %) 6 7.3

Kurang (score ≤ 87.5 %) 76 92.7

Total 82 100

Tabel 2 Distribusi responden berdasar peran anggota keluarga

Peran anggota keluarga responden dalam melaksanakan PSN

Jumlah responden

Persentase jumlah responden(%)

Baik 55 67.1

Kurang 26 31.7

Total 81 98.8

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan

Status Pekerjaan Responden Jumlah responden

Persentase jumlah responden(%)

Bekerja

di luar rumah 32 39.03

di dalam rumah 15 18.29

Tidak bekerja 35 42.68

Total 82 100

Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan peranan jumantik

Peranan jumantik terhadap responden Jumlah responden

Persentase jumlah responden(%)

Baik (Score 4-6) 7 8.54

Kurang (Score 0-3) 75 91.46

Total 82 100

Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan Pelaksanaan PSN

Pelaksanaan PSN Jumlah responden

Persentase jumlah responden(%)

Baik 46 56.1

Kurang 36 43.9

Total 82 100

Page 6: Jurnal PSN

Dengan adanya pengecekan jentik oleh peneliti, maka didapatkan pula data persebaran jentik yang ada di wilayah kelurahan Sawojajar ini. Berikut adalah data Distribusi jentik sesuai kontainer di kelurahan Sawojajar.

Tabel 6 Distribusi persebaran jentik di wilayah perumahan

Jenis kontainer

Kontainer Persebaran jentik Tidak diizinkan

N % Jentik - Jentik +

N % N % N %

Bak mandi 1 37 92.5 30 81.08 3 8.11 4 10.81

Bak mandi 2 6 15 5 83.33 0 0 1 16.67

Bak mandi 3 2 5 1 50 0 0 1 50

Dispenser 23 57.5 20 86.95 0 0 3 13.05

Kulkas 35 87.5 33 94.2 0 0 2 5.8

Vas bunga 1 2.5 1 100 0 0 0 0

Kolam/ aquarium

6 15 6 100 0 0 0 0

Gentong 8 2 7 87.5 1 12.5 0 0

Tempat minum burung

10 25 10 100 0 0 0 0

Tempat wudhu 2 5 2 100 0 0 0 0

Alas Pot 3 7.5 3 100 0 0 0 0

Tabel 7 Distribusi persebaran jentik di wilayah perkampungan

Jenis kontainer

Kontainer Persebaran jentik Tidak diizinkan

N % Jentik - Jentik +

N % N % N %

Bak mandi 1 40 95.23 29 72.5 9 22.5 2 5

Bak mandi 2 8 19.04 4 50 1 12.5 3 37.5

Bak mandi 3 1 23.8 1 100 0 0 0 0

Dispenser 14 33.33 8 57.14 4 28.57 2 13.29

Kulkas 25 59.52 20 80 2 8 3 2

Vas bunga 1 23.8 1 100 0 0 0 0

Kolam/ aquarium

11 26. 19 10 90.9 1 9.1 0 0

Gentong 20 47.61 18 90 2 10 0 0

Tempat minum burung

17 40.47 17 100 0 0 0 0

Tempat wudhu 9 21.42 9 100 0 0 0 0

Alas Pot 1 23.8 1 100 0 0 0 0

Page 7: Jurnal PSN

Tabel 8 Data persentase jentik di perumahan dan perkampungan

Jumlah kontainer

N jentik +

Kontainer Index

Perrumahan 133 4 3 %

Perkampungan

147 19 12. 9 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa

persentase jumlah jentik positif terhadap jumlah kontainer di perrumahan lebih sedikit daripada di wilayah perkampungan.

Dari data yang telah data, selain dikelompokkan berdasarkan kontainer, observasi jentik dapat dikelompokkan berdasarkan rumah ditemukannya jentik yang dapt mengarah menjadi data house index. Sebanyak 28 rumah responden ditemukan adanya jentik. Maka House Index nya adalah 0.341

Hasil Analisis Data Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data dikerjakan pada masing-masing variable untuk melihat apakah persebaran data normal atau tidak.Dari Hasil persebaran data dapat ditentukan uji berikutnya untuk menentukan signifikansi hubungan antara variabel.

Tabel 9 Hasil uji normalitas data Variabel Kolmogorov-

Smirnov Signifikansi

Pengetahuan 4.831 0.000

Rumah Tangga

3.886 0.000

Kerja 3.420 0.000

Jumantik 4.835 0.000

PSN 3.363 0.000

Perseberan data dikatakan normal

apabila nilai signifikansi diatas 0.05.Dari hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa semua variable memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05 yang menunjukkan bahwa persebaran data tidak normal.

Dengan persebaran data yang tidak normal maka uji antar variabeldependent dan variabel independent yang digunakan adalah uji Crosstabulation Chi Square. Uji Crosstabulation Chi Square

Hasil Analisis data menggunakan uji Crosstabulation chi square menunjukkan hasil sebagai berikut

Tabel 10 Hasil Uji

Crosstabulation chi square

Variabel OR Signifikansi

Pengetahuan terhadap Pelaksanaan PSN

∞ 0.032

Rumah Tangga terhadap Pelaksanaan PSN

1.107 1.000

Kerja terhadap Pelaksanaan PSN

1.077 1.000

Jumantik terhadap Pelaksanaan PSN

∞ 0.002

Dari tabel tersebut nampak bahwa pengetahuan dan jumantik berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan PSN. PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan terhadap Pelaksanaan PSN Pencegahan Demam Berdarah digalakkan di kota maupun desa dengan penyuluhan dan pelaksanaan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan peran serta masyarakat.9 Pemberantasan dengan cara ini dikenal sebagai kegiatan 3 M yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC; menutup tempat penampungan air; mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas. Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu

Page 8: Jurnal PSN

dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya satu minggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula dengan istilah 3M PLUS yaitu, kegiatan 3M yang diperluas. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.6 Penyuluhan ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.4

Dari hasil penelitian yang disajikan dalam tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dengan instrumen dari peneliti, pengetahuan mengenai PSN masih kurang. Hal ini di perjelas pada tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa masyarakat tidak memahami apa saja 3M itu dan tujuan dari 3M. Dari tabel 5.2 juga dapat dilihat bahwa responden yang menjawab PSN adalah kerja bakti (score 2) hanya 8 responden. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sawojajar mayoritas telah memahami bahwa PSN bukanlah kerja bakti. Tingkat pengetahuan yang meningkat diharapkan dapat mempengaruhi pelaksanaan PSN di Masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian, bahwa pengetahuan secara signifikan dapat mempengaruhi pelaksanaan PSN. (P value 0.032). Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Ghanie (2009)8 yang menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung melaksanakan tindakan PSN dengan baik. Masyarakat yang memiliki pengetahuan rendah juga cenderung melaksanakan tindakan PSN kurang. Dari penelitian lain yang menunjukkan pendidikan terhadap pelaksanaan PSN, pendidikan yang baik memberikan pengaruh positif terhadap perilaku pelaksanaan PSN.10

Peran Anggota Keluarga terhadap Pelaksanaan PSN

Pelaksanaan PSN adalah program pencegahan Demam Berdarah Dengue yang efektif. Pelaksanaan PSN dapat dilakukan dalam beberapa tatanan antara lain tatanan pemukiman, tatanan institusi, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tempat pengelolaan makanan dan

lain-lain. Pada tatanan di tingkat pemukiman, pelaksanaan PSN dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga dengan penanggung jawab kepala keluarga.11

Dari penelitian untuk meneliti pada tatanan pemukiman yang sudah dilaksanakan sebelumnya, menunjukkan bahwa anggota keluarga yang melaksanakan PSN kebanyakan adalah Ibu, baru kemudian Bapak.3

Hasil penelitian dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa 55 responden menjawab bahwa PSN di rumahnya dilaksanakan oleh lebih dari 1 anggota keluarga. Sedangkan 26 responden menjawab bahwa PSN di rumahnya dilaksanakan oleh 1 anggota keluarga saja. 1 responden menjawab bahwa pelaksana PSN di rumahnya adalah pembantu. Hasil penelitian mengenai pengaruh peran anggota rumah tangga terhadap pelaksanaan PSN menunjukkan bahwa peran rumah tangga tidak mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan (P value 1.000). Hal ini kemungkinan diakibatkan bias dari jawaban responden mengenai pelaksana yang tidak menunjukkan pelaksana sesungguhnya di rumah responden.

Pelaksanaan PSN yang efektif juga dapat dipengaruhi oleh rutinitas pelaksanaan tidak sekedar dilihat dari siapa pelaksananya. Status Kerja terhadap Pelaksanaan

PSN Program PSN yaitu 3M, ketiganya dilaksanakan di rumah yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC; menutup tempat penampungan air; mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas.6 Pelaksanaan PSN yang berada di rumah ini mengakibatkan beberapa orang beralasan tidak sempat untuk melaksanakan karena kesibukan kerja. Hal ini juga di tunjukkan dari penelitian Widagdo (2008)3, bahwa yang melaksanakan PSN dengan baik adalah yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 responden bekerja di luar rumah, 15 responden bekerja di dalam rumah dan 35 responden tidak bekerja.

Page 9: Jurnal PSN

Pada uji statistik, kelompok bekerja di dalam rumah dan bekerja di luar rumah di kelompokkan menjadi kelompok bekerja. Hasil uji menunjukkan bahwa status pekerjaan tidak mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan (P value 1.000). Pada penelitian ini menunjukkan status pekerjaan tidak mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan dapat dimungkinkan karena kurangnya jumlah sampel penelitian, sehingga tidak menggambarkan status pekerjaan masyarakat secara tepat. Peran Jumantik terhadap Pelaksanaan

PSN Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok kerja kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di tingkat Desa dalam wadah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.12

Tugas jumantik diantaranya adalah melaksanakan pemeriksaan jentik di 30 rumah secara acak di tiap RW sekurang-kurangnya tiap 3 bulan dan menyampaikan hasilnya kepada ketua LKMD. Selain itu jumantik juga bertugas Memberiakan penyuluhan dan memberikan bimbingan teknis penyuluhan kepada para penyuluh.6 Penyuluhan yang di berikan oleh jumantik dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat.4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 orang merasakan peran jumantik dengan baik. Sedangkan 75 responden merasakan peranan jumantik kurang. Hal ini di tinjau dari kedatangan jumantik, kegiatan jumantik dan penyuluhan. Dari uji statistik di dapatkan bahwa peran jumantik dapat mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P value dibawah 0.05 yaitu 0.002. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pemberdayaan jumantik dapat mempengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan. Dalam penelitian ini juga di sampaikan bahwa penting adanya kepercayaan masyarakat agar kinerja jumantik dapat optimal.13

Persebaran Jentik

Dari data penelitian didapatkan pula hasil persebaran jentik yang menunjukkan bahwa di wilayah

perrumahan ditemukan lebih sedikit jentik daripada di perkampungan. Di kedua wilayah jentik mayoritas didapatkan pada kontainer bak mandi. Data persebaran jentik ini menunjukkan bahwa pelaksanaan PSN masih kurang baik, terutama pada wilayah perkampungan.

Pada bagian perumahan beberapa responden telah menggunakan bathtub yang tidak menampung air sehingga perkembangbiakan jentik dapat di cegah. Pada bagian perkampungan beberapa responden menggunakan ember untuk menggantikan bak mandi sehingga air hanya terisi ketika dipergunakan mandi atau keperluan lain. Hal ini juga dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya air menampung tempat perkembangbiakan jentik. Implikasi terhadap Ilmu Kedokteran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pengetahuan masyarakat serta pengaruh jumantik terhadap masyarakat Kelurahan Sawojajar. Dengan mengetahui tingkatan pengetahuan dan pengaruh jumantik maka tenaga kesehatan dan kader kesehatan terutama jumantik yang ada di wilayah Kelurahan Sawojajar, dapat merencanakan sistem penyuluhan maupun sistem kesehatan yang tepat agar pelaksanaan PSN semakin efektif sehingga dapat mencegah penyakit demam berdarah dengue.

Pelaksanaan PSN yang efektif yang dapat mencegah demam berdarah dengue, maka taraf kesehatan masyarakat juga meningkat. Dengan demikian, peran tenaga kesehatan dalam pencegahan primer dapat terlaksana dengan lebih baik. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode home visit sehingga terdapat keterbatasan dari peneliti untuk mengambil jumlah sampel yang sangat banyak, sehingga peneliti menggunakan jumlah sampel minimal yang di hitung berdasarkan penelitian Ganie (2009)8 tentang faktor pengetahuan yaitu 80 responden.

Kemungkinan adanya jawaban pada questioner yang tidak jujur sesuai dengan kondisi responden.

Page 10: Jurnal PSN

Kemungkinan terdapat bias maupun kesalahan yang sangat mungkin terjadi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian

1. Dari segi tingkat pengetahuan masyarakat di Kelurahan Sawojajar didapatkan 92,7 % responden dengan tingkat pengetahuan kurang. Dari segi peran anggota keluarga 67,1 % responden sudah melaksanakan dengan baik. Dari segi pekerjaan di dapatkan bahwa 42,89 % responden tidak bekerja. Dari segi peran jumantik 91,46 % responden merasakan kurang terhadap peran jumantik.

2. Pelaksanaan PSN di Kelurahan Sawojajar didapatkan 43,9 % responden melaksanakan kurang, dan masih ditemukan 4 jentik pada wilayah perrumahan dan 19 jentik di wilayah perkampungan.

3. Faktor tingkat pengetahuan dan peran jumantik berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan PSN di Kelurahan Sawojajar. Sedangkan faktor peran anggota keluarga dan status pekerjaan tidak mempengaruhi pelaksanaan PSN di Kelurahan Sawojajar secara signifikan.

Saran Saran Akademik

Saran untuk penelitian berikutnya adalah 1. Dapat dicari hubungan antara peran

jumantik terhadap tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PSN.

2. Dapat dicari peranan jumantik yang dirasakan masyarakat dengan explorasi yang lebih mendalam.

3. Penelitian dapat dihubungkan dengan faktor lain dalam pencegahan dan penanganan demam berdarah lain seperti fogging atau penggunaan abate.

Saran Praktis Saran praktis yang dapat diambil adalah puskesmas dapat menggerakkan kader jumantik dengan lebih baik sehingga pelaksanaan PSN di wilayah Klurahan

Sawojajar dapat lebih efektif. Pengetahuan masyarakat juga dapat ditingkatkan baik melalui penyuluhan di lingkungan pemukiman maupun penyuluhan ketika kunjungan kader jumantik. DAFTAR PUSTAKA

1. Zubaidah, I. S. 2007. Hubungan Faktor-Faktor Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Petugas Pokja DBD Tingkat Kelurahan di Kota Tasikmalaya. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Andministrasi Kebijakan Kesehatan.

2. Achmadi, U. F., Prof, Dr, MPH, PhD,. 2010. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin Jendela Epidemiologi Volume 2, Agustus 2010. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI.

3. Widagdo, L., Besar, dan Bhinuri. 2008. Kepadatan Jentik aedes aegypti sebagai Indikator Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3m plus): di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang 50239, Indonesia

4. Sungkar, S., Rawina dan Agnes. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat dan Kepadatan Aedes aegypti di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 14, NO. 2, Desember 2010: 81-85

5. Pambudi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Kader Jumantik dalam Pemberantasan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

6. Depkes RI, 2005. Pemberantasan dan Pencegahan Demam

Page 11: Jurnal PSN

Berdarah Dengue di Indonesia. Dirjen P2PL.

7. P2PL. 2011. Data Penderita Demam Berdarah Kota Malang Tahun 2009. Malang. Dinas Kesehatan Kota Malang.

8. Ganie, M. W. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan Air) pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

9. Sigarlaki, Herke J.O. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. CV Info Medika Jakarta. 2003:55-173.

10. Hardyati, Wiwi. 2011. Analisis perilaku masyarakat terhadap angka bebas Jentik dan demam

berdarah dengue di kecamatan Pekanbaru kota, Riau. Riau.Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau.

11. Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2007 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue.Jakarta.

12. Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Beradarah Dengeu. Jakarta: Direktorat Jendral PP-PL.

13. Chadijah, S. 2011. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD), di Dua Kelurahan di Kota Palu Sulawesi Tengah. Media Litbang kesehatan Volume 1 Nomor 4 Tahun 2011