Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan...

17
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan http://url.unair.ac.id/5e974d38 e-ISSN 2301-7104 ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PERSEPSI MENGENAI LINGKUNGAN BELAJAR DAN ACHIEVEMENT EMOTION TERHADAP ACHIEVEMENT GOAL SISWA DI SMAN 1 TAMAN SIODARJO KARTIKA AYU DAMAYANTI & NUR AINY FARDANA NAWANGSARI Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement emotion terhadap achievement goal siswa di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. Achievement goal didefinisikan sebagai dorongan dan motif personal yang mengarahkan individu untuk mencapai tujuannya dimana hal tersebut berkaitan dengan pencapaian tertentu, serta mengacu kepada standar yang digunakan untuk mengevaluasi performa dalam meraih tujuan tersebut. Subjek penelitian berjumlah 176 siswa. Alat pengumpulan data berupa kuesioner skala persepsi mengenai lingkungan belajar (38 aitem), skala achievement emotion (30 aitem), dan skala achievement goal (12 aitem). Analisis data menggunakan uji multiple regresi dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement emotion secara signifikan berpengaruh terhadap achievement goal siswa SMA Negeri 1 Taman. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pentingnya achievement goal, sebab achievement goal merupakan variabel yang dapat mempengaruhi motivasi dan performa siswa dalam belajar serta meraih prestasi. Kata kunci: achievement emotion, achievement goal, persepsi mengenai lingkungan belajar, siswa ABSTRACT The aim of this study is to determine the effect of perceptions of learning environment and achievement emotion on students’ achievement goal at SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. Achievement goals are defined as personal drives and motives that lead individuals to achieve goals where they relate to the particular accomplishments, and refer to the standards which are used to evaluate the performance in achieving that goal. This research was conducted on 176 students. The data collection was perceptual scale questionnaire about learning environment (38 aitem), achievement emotion scale (30 items), and achievement goal (12 items). Data analysis used multiple regression tests by IBM SPSS Statistics 19. The result showed that the perception of learning environment and achievement emotion are significantly affect students’ achievement goal at SMA Negeri 1 Taman. This research is expected to provide information about the importance of achievement goals, because achievement goal is a variable that can affect the motivation and performance of students in learning and achievement. Key words: achievement emotion, achievement goal, students, the perceptions of learning environment *Alamat korespondensi: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Kampus B Universitas Airlangga Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286. Surel: [email protected]

Transcript of Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan...

Page 1: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan http://url.unair.ac.id/5e974d38 e-ISSN 2301-7104

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PERSEPSI MENGENAI LINGKUNGAN BELAJAR DAN

ACHIEVEMENT EMOTION TERHADAP ACHIEVEMENT GOAL SISWA DI SMAN 1

TAMAN SIODARJO

KARTIKA AYU DAMAYANTI & NUR AINY FARDANA NAWANGSARI

Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement emotion terhadap achievement goal siswa di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. Achievement goal didefinisikan sebagai dorongan dan motif personal yang mengarahkan individu untuk mencapai tujuannya dimana hal tersebut berkaitan dengan pencapaian tertentu, serta mengacu kepada standar yang digunakan untuk mengevaluasi performa dalam meraih tujuan tersebut. Subjek penelitian berjumlah 176 siswa. Alat pengumpulan data berupa kuesioner skala persepsi mengenai lingkungan belajar (38 aitem), skala achievement emotion (30 aitem), dan skala achievement goal (12 aitem). Analisis data menggunakan uji multiple regresi dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement emotion secara signifikan berpengaruh terhadap achievement goal siswa SMA Negeri 1 Taman. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pentingnya achievement goal, sebab achievement goal merupakan variabel yang dapat mempengaruhi motivasi dan performa siswa dalam belajar serta meraih prestasi. Kata kunci: achievement emotion, achievement goal, persepsi mengenai lingkungan belajar, siswa

ABSTRACT The aim of this study is to determine the effect of perceptions of learning environment and achievement emotion on students’ achievement goal at SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. Achievement goals are defined as personal drives and motives that lead individuals to achieve goals where they relate to the particular accomplishments, and refer to the standards which are used to evaluate the performance in achieving that goal. This research was conducted on 176 students. The data collection was perceptual scale questionnaire about learning environment (38 aitem), achievement emotion scale (30 items), and achievement goal (12 items). Data analysis used multiple regression tests by

IBM SPSS Statistics 19. The result showed that the perception of learning environment and achievement emotion are significantly affect students’ achievement goal at SMA Negeri 1 Taman. This research is expected to provide information about the importance of achievement goals, because achievement goal is a variable that can affect the motivation and performance of students in learning and achievement. Key words: achievement emotion, achievement goal, students, the perceptions of learning

environment *Alamat korespondensi: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Kampus B Universitas Airlangga Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286. Surel: [email protected]

Page 2: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 73

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Naskah ini merupakan naskah dengan akses terbuka dibawah ketentuan the Creative Common Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0), sehingga penggunaan, distribusi, reproduksi dalam media apapun atas artikel ini tidak dibatasi, selama sumber aslinya disitir dengan baik.

P E N D A H U L U A N

Di era globalisasi ini, semakin majunya teknologi serta komunikasi mendorong munculnya masyarakat global, dimana didalamnya terbentuk individu-individu cerdas dengan berbagai keterampilan serta pengetahuan yang mereka miliki. Berbagai keahlian serta pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing individu tersebut membuat mereka menjadi semakin kompetitif agar dapat bersaing di pasar global. Menyadari pentingnya keterampilan maupun pengetahuan, serta kapasitas intelektual dalam menghadapi tantangan global, pendidikan menjadi pembelajaran jangka panjang dan dapat dijadikan sebagai proses pelatihan dalam mengembangkan keterampilan serta pengetahuan yang nantinya dapat diaplikasikan pada ranah global yang kompetitif dimana pengetahuan maupun informasi diperdagangkan sebagai komoditas (Chinnammai, 2003).

Di era persaingan global ini pula, generasi muda dituntut untuk memiliki kompetensi. Hal ini dibutuhkan untuk menghadapi tantangan persaingan global yang semakin kompetitif. Generasi muda harus memiliki keinginan serta komitmen untuk berprestasi dan menghasilkan karya yang nyata (Urbaningrum, 2009). Menanggapi hal tersebut, generasi muda diharapkan untuk membangun dan mengembangkan keahlian mereka di berbagai bidang untuk dapat berkontribusi mengatasi permasalahan-permasalahan global yang dihadapi (Mansilla, V.B. & Jackson, A., 2011). Berbagai keahlian serta pengetahuan yang dimiliki individu juga berguna dalam perencanaan masa depan, terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi: kemampuan dalam belajar; mengembangkan ide-ide; serta menciptakan inovasi seperti berpikir kreatif dan mengembangkan sistem berpikir untuk merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi rencana karir kedepan (Mansilla, V.B. & Jackson, A., 2011). Berdasarkan hal tersebut, generasi muda dituntut untuk sukses dalam bidang akademik maupun non akademik. Kesuksesan dapat digunakan untuk mengatasi tantangan persaingan global, berkontribusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan disekitarnya maupun permasalahan-permasalahan secara global, serta dapat menjadi bekal pertimbangan dalam perencanaan karir di masa mendatang.

Generasi muda khususnya generasi Z, merupakan generasi yang lahir pada tahun 2000-an dimana generasi ini hidup pada era digital sehingga mereka fasih menggunakan teknologi (Rini, 2016). Tumbuh pada era digital membuat generasi Z memiliki kebebasan dalam berekspresi serta lebih mudah dalam mengakses setiap informasi yang mereka butuhkan. Generasi ini telah mengetahui betapa pentingnya prestasi baik dari segi akademik maupun non akademik. Di Indonesia sendiri, kesadaran generasi muda dalam berprestasi dapat dilihat pada antusiasme mereka mengikuti UBS Zetizen-Con 2k16. Mereka berpartisipasi dalam kompetisi tersebut tidak hanya untuk menunjukkan eksistensi mereka saja, akan tetapi mereka juga menunjukkan kesungguhan dalam mengejar prestasi. Kompetisi yang dilakukan menunjukkan prestasi mereka, dimana melalui kompetisi tersebut terlihat bagaimana kualitas serta kreativitas yang mereka miliki (Kejar Gengsi dengan Prestasi, 2016).

Unggul dalam prestasi juga dijadikan sebagai visi dan misi oleh SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo merupakan salah satu sekolah Satuan Pendidikan Penyelenggara Sistem Kredit Semester (SPP-SKS) yang ada di Sidoarjo. Persaingan untuk masuk ke sekolah SPP-SKS dinilai

Page 3: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 74

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

ketat. Seleksi yang dilakukan selain mengacu pada nilai unas, dimana standar nilai tersebut digunakan sebagai syarat administrasi, terdapat tes mata pelajaran (TMP), tes potensi akademik (TPA), dan pencapaian prestasi (Masuk Sekolah Tetap Empat Jalur, 2016). Menurut wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru BK SMAN 1 Taman, Yupiter, (wawancara, Mei 10, 2017), siswa-siswi SMAN 1 Taman memang memiliki banyak prestasi yang membanggakan dimana hal tersebut sejalan dengan visi maupun misi sekolah. Menurut Yupiter, hampir tiap minggu siswa memperoleh prestasi dengan memenangkan berbagai kompetisi, baik karya tulis ilmiah, olimpiade sains, statistik, dan lainnya. Siswa-siswi termotivasi untuk berprestasi karena melihat prestasi yang telah diraih oleh kakak-kakak kelasnya.

Di sisi yang lain, Yupiter, (wawancara, Mei 10, 2017), merasa bahwa walaupun banyak siswa-siswi di sekolah yang berprestasi, tidak sedikit pula siswa lainnya yang kurang memiliki motivasi dalam belajar. Sebagai sekolah SPP-SKS, SMA Negeri 1 Taman menetapkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang menjadi standar penilaian siswa, dimana apabila pemahaman maupun nilai siswa tersebut berada dibawah KKM, siswa tersebut akan mendapatkan sangsi yaitu diwajibkan mengikuti serangkaian remidi dan sangsi yang paling berat yaitu mengikuti semester pendek (SP) saat libur sekolah. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) tersebut membuat siswa melakukan kecurangan seperti mencontek dengan harapan nilai yang diperolehnya sesuai dengan KKM dimana hal tersebut masih berkaitan dengan penyataan diatas mengenai motivasi siswa.

Apabila siswa memiliki motivasi yang rendah dalam belajar, hal tersebut menunjukkan bahwa dirinya memiliki persepsi mengenai kompetensi yang rendah. Seseorang yang memiliki persepsi mengenai kompetensi yang rendah akan cenderung mengerahkan usaha yang lebih sedikit untuk menguasai serta mencapai tujuan tertentu (Brunel, 1999). Seseorang yang memiliki persepsi mengenai kompetensi yang rendah akan cenderung rapuh secara emosional dan akan menunjukkan respon motivasional yang maladaptif (Wang, C.K.J., Liu, W.C., & Chye, S., 2010). Kecurangan yang dilakukan agar nilai yang dimilikinya sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum menunjukkan bahwa siswa tersebut mengerahkan usaha yang lebih sedikit untuk memahami dan menguasai materi yang diperlukan agar dirinya bisa berhasil dalam kegiatan prestasi dimana hal tersebut dapat diartikan bahwa ia memiliki mastery goal yang rendah (Wang, C.K.J., Liu, W.C., & Chye, S., 2010).

Selain permasalahan yang telah diuraikan diatas, Yupiter, (wawancara, Mei 10, 2017), mengatakan bahwa hasil UNBK 2017 lalu memperlihatkan bahwa nilai siswa-siswi kelas 12 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, padahal Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Saiful Rahman menyatakan bahwa ujian nasional tetap merupakan hal yang penting bagi siswa, sebab ujian nasional dapat menunjukkan bagaimana performance siswa walaupun saat ini nilai ujian nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa (Hasil Unas Surabaya Peringkat Ke-21, 2017). Yupiter, (wawancara, Mei 10, 2017), mengatakan bahwa nilai UN menunjukkan performa siswa sehingga dapat diasumsikan bahwa apabila nilai UN menurun maka performa siswa pun menurun. Menurut Yupiter, menurunnya nilai tersebut tersebut terjadi karena siswa meremehkan ujian tersebut. Hal tersebut tercermin melalui perilaku mereka saat ujian, yaitu mereka tidak mau mengecek jawaban mereka padahal waktu yang tersisa cukup lama, yaitu 45 menit. Selain itu ada beberapa siswa yang tidur-tiduran bahkan tertidur ketika UNBK berlangsung. Menurunnya nilai ujian nasional tersebut juga berimbas pada menurunnya jumlah siswa yang diterima melalui SNMPTN.

Perilaku siswa yang tercermin ketika ujian nasional tersebut menunjukkan bahwa dirinya kurang menilai kegiatan tersebut, selain itu terlihat bahwa siswa tidak menikmati kegiatan prestasi yang dijalaninya sehingga tidak melakukan usaha untuk mengecek kembali jawaban ujiannya tersebut.

Page 4: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 75

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

seseorang yang mengadopsi pendekatan achievement goal, yaitu performance goal yang tinggi akan melakukan usaha yang maksimal sehingga dirinya akan menunjukkan performa yang optimal (Daniels, et al. 2009; Reinic & Vahovec, 2017). Siswa SMAN 1 Taman memang telah menyadari pentingnya prestasi bagi mereka, akan tetapi disisi yang lain mereka juga berada pada usia remaja, dimana pada masa tersebut menuntut tanggungjawab yang lebih besar dan individu akan mengalami transisi-transisi dalam dirinya maupun transisi dibidang pendidikan yang dapat menjadi faktor yang beresiko terhadap motivasi dan well-being siswa, yang kemudian diasosiasikan dengan beberapa hasil negatif, seperti penurunan nilai akademik dan minat, penurunan mastery goals, meningkatnya stres, dan menurunnya prestasi akademik (Soini, Arom, & Niemivirta, 2012).

Prestasi seseorang ditentukan oleh faktor ekternal maupun internal. Berdasarkan faktor ekternal, prestasi seseorang dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi, fasilitas pendidikan, dukungan orangtua, guru, maupun figur lainnya. Dari faktor internal/personal sendiri terdapat faktor psikologis, yaitu motivasi dan orientasi tujuan (goal orientation) yang menggerakkan seseorang untuk berprestasi (Musthaq, I. & Khan, S.N., 2012). Seseorang yang memiliki tujuan dan disertai dengan motivasi, akan memiliki dorongan dalam dirinya sehingga ia akan bertindak untuk memenuhi dorongan tersebut dan melakukan usaha untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkannya (Williams & Williams, n. d.). Orientasi tujuan (goal orientation) yang berkaitan dengan motivasi berfokus pada berbagai macam tujuan individu untuk mencapai prestasi yang mereka inginkan dalam berbagai situasi.

Penelitian mengungkapkan bahwa achievement goal berpengaruh terhadap motivasi serta performa siswa dalam meraih prestasi mereka (Dweck, 1986; Elliot, 1997; Nicholls, 1984; Pekrun, Elliot, & Maier, 2009). Achievement goal mempengaruhi prestasi disekolah secara berbeda-beda pada tiap individu melalui variasi dari kualitas proses kognitif yang berupa regulasi diri masing-masing individu tersebut. Regulasi diri kognitif (cognitive self-regulation) mengacu pada bagaimana siswa aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan belajar mereka, termasuk menganalisis tuntutan akan penugasan yang diberikan pada kegiatan belajar di sekolah, perencanaan maupun mobilisasi sumberdaya yang mereka miliki untuk memenuhi tuntutan penugasan tersebut, serta memantau performa mereka terhadap penyelesaian tugas tersebut (Pintrich 1999; Zimmerman 1990; Zimmerman, et al., 1994; Covington, 2000), sehingga achievement goal mempengaruhi kualitas, waktu, dan strategi kognitif yang tepat untuk mengontrol kualitas prestasi seseorang (Covington, 2000).

Achievement goal merupakan variabel kunci yang dapat memprediksi pembelajaran serta performa belajar yang dilakukan siswa (Ames, 1992; Shin, Lee, & Seo, 2017). Motivasi siswa yang berorientasi pada situasi prestasi (achievement situation), seperti ketika berada pada ruang kelas, dapat direpresentasikan sebagai achievement goal. Berbagai alasan siswa yang berbeda-beda dalam mengejar mengejar prestasi, diwakili oleh komponen dalam achievement goal, seperti mastery goals dan performance goals (Dweck & Leggett, 1988; Ames, 1992; Shin, Lee, & Seo, 2017). Achievement goal merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendorong prestasi. Achievement goal dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi achievement goal diantaranya adalah tujuan (goals) yang berbeda-beda pada masing-masing individu (Elliot, n. d.), harapan individu akan keberhasilan, ketakutan akan kegagalan, persepsi mereka mengenai kompetensi/kemampuan yang mereka miliki (Elliot & Church, 1997; Burnette, et al., 2013; Dickhauser, et al., 2016), self-efficacy (Huang, 2016), persepsi siswa terhadap lingkungan belajarnya (Poondej, C. & Lerdpornkulrat, T., 2016), serta achievement emotion (Pekrun R., et al., 2011).

Page 5: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 76

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Dalam setting prestasi, seringkali dihadapkan dengan achievement emotion seperti, perasaan menyenangkan ketika belajar (enjoyment), harapan (hope), kebanggaan (pride), kemarahan (anger), kecemasan (anxiety), rasa malu (shame), putus asa (hopelessness), maupun kebosanan (boredom). Emosi tersebut sangat penting karena memiliki pengaruh terhadap motivasi siswa, baik dalam belajar, performa, mengembangkan identitas, serta kesehatan (Schutz & Pekrun, 2007; Pekrun, et al., 2011). Dimensi achievement goal, yaitu mastery goal memiliki keterkaitan dengan emosi aktivitas, seperti enjoyment, boredom, dan anger; performance goal memiliki keterkaitan dengan emosi positif, seperti hope dan pride; performance-avoidance goal memiliki keterkaitan dengan emosi negatif, seperti anxiety, shame, dan hopelessness (Pekrun, et al., 2006; Pekrun, Elliot, & Maier, 2009).

Faktor lain yang diduga memberikan pengaruh terhadap achievement goal adalah persepsi siswa terhadap lingkungan belajarnya (Poondej, C. & Lerdpornkulrat, T., 2016). Penelitian menunjukkan bahwa siswa mengadaptasi pendekatan belajar mereka dengan menyesuaikan pendekatan belajar tersebut dengan persepsi mereka terhadap lingkungan belajarnya (Biggs, 1987; Dart et al., 1999; Lublin, 2003; Ramsden, 1992; Poondej & Lerdpornkulrat, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Church, Elliot, & Gable (2001) menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap lingkungan belajar mempengaruhi achievement goal siswa tersebut. Achievement goal tersebut kemudian mempengaruhi tingkat kinerja maupun motivasi intrinsik siswa dalam belajar.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana achievement goal yang dimiliki oleh siswa SMAN 1 Taman Sidoarjo, serta bagaimana peran peran persepsi siswa mengenai lingkungan belajar maupun achievement emotion dalam mengembangkan achievement goal siswa tersebut.

Achievement Goal

Achievement goal merupakan dorongan dan motif personal yang mengarahkan individu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ia tetapkan dimana hal tersebut berkaitan dengan pencapaian tertentu, selain itu juga mengacu pada standar yang digunakan untuk mengevaluasi performa dalam meraih pencapaian tersebut. Adapun dimensi achievement goal terdiri dari kerangka trikotomi dan satu konstruk yang mewakili kompetensi absolute/intrapersonal dalam valence negatif, yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Mastery-approach Goal Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan individu akan tugas prestasi serta pencapaian dan pengembangan kompetensi.

2. Mastery-avoidance Goal Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan individu akan tugas prestasi serta menghindari kemungkinan negatif seperti ketidakmampuan dalam mencapai atau mengembangkan kompetensi.

3. Performance-approach Goal Pendekatan ini berfokus pada pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria normative yaitu kompetensi yang dimiliki dievaluasi berdasarkan perbandingan antara performa diri dengan performa orang lain.

4. Performance-avoidance Goal Pendekatan ini berfokus untuk menghindari ketidakmampuan (incompetence) atau kegagalan yang penilaannya didasarkan pada standar normative.

Persepsi mengenai Lingkungan Belajar

Page 6: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 77

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Persepsi mengenai lingkungan belajar merupakan pengorganisasian, pemaknaan, serta interpretasi siswa mengenai lingkungan belajarnya, baik iklim atau kondisi dimana pembelajaran terjadi maupun aspek psikologis maupun psikososial yang mempengaruhi iklim atau suasana belajar-mengajar tersebut. Menurut Doll, et al. (2010), terdapat beberapa aspek yang dapat menjelaskan persepsi siswa mengenai lingkungan belajarnya, yaitu:

1. Keterkaitan di dalam Kelas (Classroom relatedness). Dalam aspek ini menjelaskan persepsi siswa mengenai relasinya dengan figur-figur

yang ada pada lingkungan, diantaranya: a. Hubungan antara siswa dengan guru (Teacher-Student Relationships) b. Hubungan dengan Teman Sebaya (Peer Relationships) c. Hubungan antara Pihak Rumah dengan Pihak Sekolah (Home-School Relationship)

2. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi (Perceived Competence: Academic Self-Efficacy) Aspek ini berkaitan dengan persepsi siswa terhadap keyakinan diri mereka akan

keberhasilan serta kemampuan dirinya dalam bidang akademik. 3. Kelas yang Mendukung Otonomi Siswa (Classroom Supports for Autonomy)

Aspek ini menjelaskan persepsi siswa terhadap partisipasi mereka dalam menetapkan tujuan, pengambilan keputusan, serta pengendalian diri mereka di dalam kelas. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Determinasi Diri (Self Determination) Self-Determination menggambarkan bagaimana kapasitas siswa dalam mengelola pembelajaran yang mereka lakukan.

b. Perilaku Pengendalian Diri (Behavioral Self-Control) Perilaku pengendalian diri menjelaskan bagaimana siswa memanajemen perilaku sehari-hari mereka serta sejauh mana perilaku tersebut searah dan sesuai dengan perilaku dalam lingkungan belajar mereka.

Achievement Emotion

Achievement emotions merupakan emosi yang berkaitan dengan kegiatan kompentensi yang mengarah pada prestasi (Pekrun, R., Elliot A.J., & Maier, M.A., 2009). Berikut ini dimensi achievement emotion beserta sembilan klasifikasi emosi dalam masing-masing dimensi (Pekrun, Goetz, & Perry, 2005; Pekrun, et al., 2007).

1. Activity Emotion. Aspek ini berkaitan dengan kegiatan prestasi (achievement activity) yang sedang

berlangsung. Emosi dalam dimensi ini antara lain: Enjoyment, kebosanan (boredom) terjadi ketika kegiatan prestasi (achievement activity) dinilai kurang memiliki insentif baik positif maupun negatif dan Anger.

2. Prospective Emotion Prospective Outcome Emotions merupakan hasil emosi antisipatif yang dialami ketika kesuksesan dinilai positif atau kegagalan diekspektasikan sebagai hal yang negatif. Emosi dalam dimensi ini antara lain: hope, anxiety, dan hopelessness.

3. Retrospective Emotion Aspek ini merupakan emosi yang timbul mengikuti keberhasilan subjektif serta kegagalan dimana hal tersebut berkaitan dengan kontrol subjektif. Emosi dalam dimensi ini antara lain: pride, relief, dan shame.

Page 7: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 78

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

M E T O D E Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini

merupakan penelitian korelasional (correlational research), selain itu penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data survey. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang merupakan skala sikap dengan berisi pernyataan-pernyataan mengenai objek sikap yang terdiri dari dua macam pernyataan yaitu pernyataan favorable dan pernyataan non- favorable (Azwar, 2012)

Adapun variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah persepsi mengenai lingkungan belajar (X1) dan achievement emotion (X2). Persepsi mengenai lingkungan (X1) dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pengorganisasian, pemaknaan, serta interpretasi siswa mengenai lingkungan belajarnya, baik iklim atau kondisi dimana pembelajaran terjadi maupun aspek psikologis maupun psikososial yang mempengaruhi iklim atau suasana belajar-mengajar tersebut. Instrumen untuk mengukur persepsi mengenai lingkungan belajar disusun oleh penulis berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Doll, et al (2010), terdiri dari 38 aitem dengan reliabilitas (α=0,912). Dalam skala persepsi mengenai lingkungan belajar terdapat empat pilihan jawaban yang merepresentasikan pernyataan yang sesuai dengan kondisi subjek, yang meliputi Sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Variabel independen 2, yaitu achievement emotion dalam penelitian ini didefinisikan sebagai emosi yang berkaitan dengan kegiatan prestasi. Instrumen untuk mengukur achievement emotion disusun oleh penulis berdasarkan control-value theory milik Pekrun (2006), yang terdiri dari 30 aitem dengan realibilitas (α=0,781). Dalam skala achievement emotion terdapat empat pilihan jawaban yang merepresentasikan pernyataan yang sesuai dengan kondisi subjek, yang meliputi Sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah achevement goal didefinisikan sebagai dorongan dan motif personal yang mengarahkan individu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ia tetapkan dimana hal tersebut berkaitan dengan pencapaian tertentu, selain itu juga mengacu pada standar yang digunakan untuk mengevaluasi performa dalam meraih pencapaian tersebut. instrumen untuk mengukur achievement goal adalah adaptasi Achievement Goal Questionnaire Revised (AGQ-

R) yang dikembangkan oleh Elliot & Murayama (2008), yang terdiri dari 12 aitem dengan

reliabilitas (α=0,820). Dalam skala achievement goal terdapat empat pilihan jawaban yang merepresentasikan pernyataan yang sesuai dengan kondisi subjek, yang meliputi Sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Populasi penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Taman, Sidoarjo. Secara keseluruhan, jumlah populasi siswa SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo adalah 926 siswa, akan tetapi siswa yang masih aktif di sekolah ketika penelitian berlangsung adalah sebanyak 627 siswa karena siswa kelas 12 yang berjumlah 299 telah lulus. Berdasarkan rumus perhitungan slovin, total sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 245 siswa, sementara penulis hanya mendapatkan sampel sebanyak 176 siswa. Sesuai dengan syarat multiple regresi menurut Pallant (2011), dinyatakan bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan untuk analisis tersebut dengan dua variabel independen adalah 66 sampel, sehingga jumlah sampel yang berhasil dikumpulkan masih memenuhi persyaratan uji multiple regresi.

Page 8: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 79

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

H A S I L P E N E L I T I A N

Penulis melakukan serangkaian uji asumsi yang meliputi, uji asumsi normalitas, uji

linearitas, uji homoskedastisitas, serta uji multikolinearitas sebelum melakukan uji multiple

regresi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov, dimana

data dikatakan normal apabila nilai nilai absolute (D) dan nilai Kolmogorov-Smirnov (Z)

memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05 (Widhiarso, n. d.). Ketiga variabel tersebut memiliki

absolute (D) lebih dari 0,05. Nilai Z ketiga variabel tersebut juga lebih besar dari 0,05. Nilai Z

variabel achievement goal yaitu 1,29, variabel persepsi mengenai lingkungan belajar yaitu

0,84, dan variabel achievement emotion yaitu 1,61. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan

bahwa variabel achievement goal, variabel persepsi mengenai lingkungan belajar, dan variabel

achievement emotion memiliki distribusi data yang normal.

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel

persepsi mengenai lingkungan belajar dan variabel achievement goal (Sig. 0,000), serta

terdapat hubungan yang linear antara variabel achievement emotion dan variabel achievement

goal (Sig. 0,005). Hasil uji homoskedastisitas menunjukkan bahwa Scatterplot menunjukkan

pola plot nol (0), selain itu varians skor residual dan skor prediktif sama yang menunjukkan

tidak adanya kasus heteroskedastisitas. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai

Tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,985 dan nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,016. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data memenuhi uji asumsi multikolinearitas.

Setelah uji asumsi terpenuhi, dilakukan uji multiple regresi yang menunjukkan bahwa nilai

F sebesar 14,675 dimana nilai tersebut lebih besar dari 4 pada derajat kepercayaan 5%,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara serempak mempengaruhi

variabel terikat. Nilai signifikansi juga menunjukkan nilai 0,000 dimana nilai tersebut lebih

kecil dari 0,05. Hal itu berarti persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement emotion

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap achievement goal siswa SMA Negeri 1 Taman,

Sidoarjo. Nilai R square menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel persepsi mengenai

lingkungan belajar (X1) dan variabel achievement emotion (X2) terhadap variabel achievement goal

Page 9: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 80

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

(Y) adalah sebesar 14,5 %, sedangkan sisanya yaitu sebesar 85,5% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diukur dalam penelitian ini.

D I S K U S I

Berdasarkan serangkaian analisis yang dilakukan, diketahui bahwa persepsi mengenai

lingkungan belajar dan achievement emotion mempengaruhi achievement goal siswa.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya

bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi mengenai lingkungan belajar dengan

achievement goal siswa. Hal itu berarti, jika persepsi siswa mengenai lingkungan belajarnya

meningkat, maka achievement goal siswa juga akan meningkat. Persepsi siswa mengenai

lingkungan belajarnya menentukan seberapa efektifnya pembelajaran yang dilakukan dan

seberapa banyak pengetahuan yang meraka dapatkan sebagai hasil pembelajaran yang

dilakukannya (Entwistle, 1991; Konings, Gruwel, & Merrienboer, 2005).

Bagaimana siswa memandang, mempersepsikan, maupun menafsirkan lingkungan

belajarnya, dipengaruhi oleh konsepsi mereka mengenai konsep belajar, tugas, maupun

lingkungan belajarnya itu sendiri. Persepsi siswa mengenai lingkungan belajarnya juga

dipengaruhi oleh self-efficacy akademik dimana konstruk tersebut merupakan salah satu

dimensi persepsi mengenai lingkungan belajar. Self-efficacy akademik berkaitan dengan

keyakinan akan kemampuan untuk sukses pada tugas-tugas tertentu dalam situasi tertentu

(Brannagan, K. B., et al., 2013). Self-efficacy merupakan elemen penting dalam persepsi siswa,

karena berdasarkan keyakinan yang mereka bentuk itulah mereka kemudian

mempersepsikan bagaimana lingkungan belajar mereka sehingga persepsi tersebut

diasosiasikan dengan motivasi siswa tersebut yang nantinya akan berkontribusi terhadap

keberhasilan akademik (Lorsbach, A.W. & Jink, J.L, 1999).

Self-efficacy akademik ini juga dianggap mampu menjadi kontrol subjektif bagi individu

dimana kontrol subjektif tersebut merupakan sumber utama achievement emotion (Goetz, et

al., 2006; Pekrun, et al., 2011; Luo, et al., 2016). Dalam setting prestasi, seringkali dihadapkan

dengan achievement emotion seperti, perasaan menyenangkan ketika belajar (enjoyment),

Page 10: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 81

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

harapan (hope), kebanggaan (pride), kemarahan (anger), kecemasan (anxiety), rasa malu

(shame), putus asa (hopelessness), kelegaan (relief), maupun kebosanan (boredom). Emosi

tersebut sangat penting karena memiliki pengaruh terhadap motivasi siswa, baik dalam

belajar, performa, mengembangkan identitas, serta kesehatan (Schutz & Pekrun, 2007;

Pekrun, et al., 2011).

Tujuan (goals) disertai emosi menjadi prediktor yang penting bagi performance siswa.

Emosi mempengaruhi seseorang dalam mengadopsi pendekatan achievement goal seseorang,

sebab emosi serta goals memiliki hubungan yang reciprocal (Pekrun, R., Elliot A.J., & Maier,

M.A., 2009). Suasana hati (mood) serta emosi memfasilitasi proses mengingat atau mood yang

kogruen, hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan mood maupun emosi yang positif dapat

mendorong seseorang untuk memunculkan kreativitas, lebih fleksibel, serta berpikir secara

holistik, selain itu juga meningkatkan motivasi terhadap tugas prestasi, sementara keadaan

mood maupun emosi yang negatif dapat meningkatkan motivasi untuk menghindar

(avoidance) dari tugas prestasi (Olafson & Ferraro, 2001; Pekrun, Elliot, & Maier, 2009).

Emosi negatif seperti kecemasan dapat mengganggu kinerja seseorang dalam tugas-tugas

yang kompleks atau sulit, dimana tugas-tugas tersebut membutuhkan kerja kognitif

(Hembree, 1988; Pekrun, Elliot, & Maier, 2009).

Siswa SMA Negeri 1 Taman yang menjadi konteks penelitian ini berada pada rentang usia

remaja, dimana pada masa remaja seringkali berhadapan dengan berbagai macam

perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan fisik, perubahan dalam aspek kognitif,

maupun perubahan dalam aspek sosio-emosional. Menurut Henderson & Dweck (1990;

Santrock, 2003), masa remaja merupakan masa yang penting dalam mengejar prestasi.

Prestasi merupakan sebuah hal yang penting untuk dikejar, sebab prestasi diyakini memiliki

kaitan yang erat dengan kesuksesan seseorang. Bagi remaja sendiri, terkadang merasa bahwa

kebutuhan akan prestasi merupakan tuntutan yang akan menjadi beban bagi mereka, terlebih

karena mereka tidak hanya dituntut untuk berprestasi pada satu bidang saja, misalnya

akademik. Mereka juga dituntut untuk berprestasi pada bidang non akademik bahkan pada

bidang yang kurang mereka senangi. Meningkatnya tuntutan akan prestasi tersebut seringkali

Page 11: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 82

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

menimbulkan konflik pada area dalam kehidupan mereka (Santrock, 2003). Minat mereka

pada ranah sosial seringkali menyita waktu yang mereka miliki sehingga mengurangi waktu

mereka pada kegiatan di bidang akademik, atau ambisi mereka untuk berprestasi pada bidang

tertentu justru mendapat penolakan sosial (Ishiyama & Chasbassol, 1985; Sue & Okazaki,

1990; Santrock, 2003).

Achievement goal merupakan salah satu konstruk penting yang berkaitan dengan prestasi

karena konstruk ini tidak hanya mengacu pada dorongan (motivasi) untuk berprestasi, tetapi

juga berkaitan dengan performa yang dijadikan sebagai standar untuk mengevaluasi seberapa

efektif kinerja mereka dalam rangka meraih prestasi mereka tersebut. Persepsi mengenai

lingkungan belajar maupun achievement emotion merupakan dua faktor yang berpengaruh

serta memiliki kontribusi yang unik terhadap achievement goal siswa SMA Negeri 1 Taman.

Hasil analisa dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih adanya beberapa siswa yang

memiliki tingkat achievement goal yang tergolong rendah maupun sangat rendah, melihat hal

tersebut perlu untuk ditinjau kembali dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan

fisik, kognitif, dan sosio-emosional mereka serta tugas-tugas perkembangan yang berkaitan

dengan masa remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini, persepsi mengenai lingkungan belajar

dan achievement emotion memberikan sumbangan efektif sebesar 14,5% terhadap

achievement goal, sehingga perlu juga untuk meninjau 85,5% faktor lainnya yang diduga

menjadi prediktor terhadap achievement goal siswa.

S I M P U L A N

Berdasarkan serangkaian proses serta pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa persepsi

mengenai lingkungan belajar dan achievement emotion berpengaruh terhadap achievement

goal siswa. Kedua variabel tersebut mempengaruhi bagaimana seseorang mengadopsi

pendekatan dalam achievement goal. Persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement

emotion memberikan sumbangan efektif sebesar 14,5%, sementara 85,5% faktor lainnya yang

diduga menjadi prediktor terhadap achievement goal siswa tidak diteliti dalam penelitian ini.

Saran untuk sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam

menciptakan iklim lingkungan belajar yang nyaman dan positif sehingga siswa dapat

Page 12: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 83

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

mempersepsikan lingkungan belajarnya secara positif dimana persepsi mereka mengenai

lingkungan belajarnya dapat mempengaruhi mereka dalam mengadopsi pendekatan-

pendekatan achievement goal.

Saran bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

bagaimana peran persepsi mereka mengenai lingkungan belajar serta achievement emotion

yang dapat mempengaruhi achievement goal mereka, dimana achievement goal merupakan

salah satu aspek penting yang berkaitan dengan motivasi dan prestasi.

Saran bagi peneliti selanjutnya, konteks, populasi penelitian, serta tujuan penelitian

ditujukan pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo, sehingga penelitian ini hanya

dapat digeneralisasikan pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo. Perlu ditinjau

kembali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi achievement goal, selain itu diharapkan

lebih memahami teori dari masing-masing variabel sehingga mampu membuat alat ukur yang

baik.

P U S T A K A A C U A N

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perembangan: Pendekatan Ekologi dan Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Remaja. Bandung: PT Refika Aditama.

Ames, C. & Archer, J. (1988). Achievement Goals in the Classroom: Students' Learning Strategies and Motivational Processes. Journal of Educational Psychology, 80, 260-267.

Arisoy, N. (2007). Examining 8th Grade Students' Perception of Learning Environment of Science Classooms in Relation to Motivational Beliefs and Attitudes. Middle East Technical University, Departement of Elementary Science and Mathematics Education.

Association, A. P. (2002). Developing Adolescents: A Reference for Professional. DC: American Psychological Association.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012b). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Boz, Y., et al. (2016). Investigating the Relationship among Students' Self-Efficacy Beliefs, Their Perceptions of Classroom Learning Environment, Gender, and Chemistry Achievement through Structural Equation Modeling. Research in Science &

Page 13: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 84

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Technological Education, 68(6), 988-1007. Diakses dari http://dx.doi.org/10.1080/02635143.2016.1174931

Brannagan, K. B., et al. (2013). Impact of Peer Teaching on Nursing Students: Perceptions of Learning Environment, Self-Efficacy, and Knowledge. Nurse Education Today(33), 1440-1447. Diakses dari http://dx.doi.org/10.1016/j.nedt.2012.11.018

Brunel, P. (1999). Reliationship between Achievement Goal Orientations an Perceived Motivational Climate on Intrinsic Motivation. Scandinavian Jounal of Medicine and Science in Sports(9), 365-374.

Campbell, H.L., et al. (2008). Configural, Metric, and Scalar Invariance of the Modified Achievement Goal Questionnaire Across African American and White University Students. Educational and Psychological Measurement, 68(6), 988-1007. doi:10.1177/0013164408315269

Chinnammai, S. (2003). Effects of Globalisation on Education and Culture. ICDE International Conference, (pp. 19-23). New Delhi.

Church, M.A., Elliot, A.J., & Gable, S.L. (2001). Perception of Classroom Environment, Achievement Goals, and Achievement Outcomes. Journal of Educational Psychology, 93(1), 43-54. doi:10.1037//0022-0663.93.1.43

Cleveland, B. & Fisher, K. (2014). The Evaluation of Phisycal Learning Environment: A Critical Review of Literature. Learning Environment Res(17), 1-28.

Covington, M. (2000, February). Goal Theory, Motivational, and School Achievement. Annual Review of Psychology, 51, 171-200.

Dickhauser, O., et al. (2016). A Prospective Correlational Analysis of Achievement Goal as Mediating Constucts Linking Distal Motivational Dispositions to Intrinsic Motivation and Academic Achievement. Learning and Individuals Differences(50), 30-41. doi:10.101/j.lindif.2016.06.020

Doll, B., et al. (2010). Student Perceptions of Classroom Learning Environments: Developing of the ClassMaps Survey. School Psychology Review, 39(2), 203-218.

Dorman, J.P., Fisher, D.L., & Waldrip, B.G. (n.d.). Classroom Environment, Students' Perceptions of Assessment, Academic Efficacy and Attitude to Science: A Lisrel Analysis. Diakses pada 20 Februari 2017, dari https://eprints.usq.edu.au/7227/2/Dorman_Fisher_Waldrip_CARLE_2006_PV.pdf

Elliot, J. (n.d.). A Conceptual History of Achievement Goal Construct. Diakses pada 2 Maret 2017, dari http://www.sas.rochester.edu/psy/research/apav/publications/documents/2005_Elliot_Aconceptualhistoryoftheachievementgoalconstruct.pdf

Elliot, J.A. & McGregor, H.A. (2001). A 2 X 2 Achievement Goal Framework. Journal of Personality and Social Psychology, 80(3), 501-519. doi:10.1037//0022-3514.80.3.501

Page 14: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 85

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Elliot, J.A. & Murayama, K. (2008). On the Measurement of Achievement Goals: Critique, Illustration, and Application. Journal of Educational Psychology, 100(3), 613-628. doi:10.1037//0022-0663.100.3.613

Elliot, J.A., et al. (2005). Achievement Goals, Performance Contingencies, and Performance Attainment: An Experimental Test. Journal of Educational Psychology, 97(4), 630-640. doi:10.1037/0022-0663.97.4.630

Fadilla, A. (2015). Pengaruh Perceived Servant Leadership dan Motivasi Intriinsik terhadap Kreativitas Karyawan Pada Karyawan Departemen Produksi dan Pemberitaan PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV). Universitas Airlangga, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi, Surabaya.

Haeffel, G.J., et al. (n.d.). Hopelessness Theory and the Approach System: Cognitive Vulnerability Predicts Decreases in Goal-Directed Behavior. Cogn Ther Res, 32, 281-290. doi:10.1007/s10608-007-9160-z

Haryani, R. & Tairas, M.M.W. (2014, April). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Berprestasi Dari Keluarga Tidak Mampu Secara Ekonomi. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 3(1).

Hasil Unas Surabaya Peringkat Ke-21. (2017, April 30). Jawa Pos, p. 27.

Haworth, J. (2010). Life, Work, Leisure, and Enjoyement: The Role of Social Institutions. Applied Positive Psychology Conference. Leisure Studies Association News.

Huang, C. (2016). Achievement Goals and Self-Efficacy: A Meta Analysis. Educational Research Review, 19, 119-137.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). Retrieved June 13, 2017, from http://kbbi.web.id

Kejar Gengsi dengan Prestasi. (2016, November 22). Jawa Pos. Diakses pada 5 February, 2017, dari https://www.pressreader.com/

Kejar Impian Setinggi Langit. (2016, November 20). Jawa Pos, p. 17.

Konings, K.D., Gruwel S.B., & Merrienboer, J.J.G. (2005). Towards More Powerful Learning Environments Through Combining the Perspectives of Designers, Teachers, and Students. British Journal of Educational Psychology, 645-660. doi:10.1348/000709905X43616

Lochman, J.E., et al. (n.d.). Anger and Aggression. Diakses pada 3 April 2017, dari www.nasponline.org/assets/.../NAS-CBIII-05-1001-009-R02.p

Lorsbach, A.W. & Jink, J.L. (1999). Self-Efficacy Theory and Learning Environment Research. Learning Environments Research, 2, 157-167. doi:10.1023/A:1009902810926

Luo, W., et al. (2016). Self-Efficacy, Value, and Achievement Emotion as Mediators Between Parenting Practices and Homework Behavior: A Control-Value Perspectives. Learning and Individdual Differences, 50, 275-282.

Page 15: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 86

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Mansilla, V.B. & Jackson, A. (2011). Educating for Global Competence: Preparing Our Youth to Engage the World. Council Of Chief State School Officers' EdStep Initiative and Asia Society Partnership for Global Learning.

Martin, A. (n.d.). What is Hope?. Diakses pada 3 April 2017, dari http://press.princeton.edu/chapters/i10153.pdf

Masuk Sekolah Tetap Empat Jalur. (2016, April 2016). Jawa Pos. Diakses pada 11 May 2017, dari https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20160411/282638916742640

Meece, J.L., Anderman, E.M., & Anderman, L.H. (2006). Clasroom Goal Structure, Student Motivation, and Academic Achievement. Annual Review Psychology, 57, 467-503.

Midgley, C., et al. (1998). The Development of Validation of Scales Assessing Students' Achievement Goal Orientations. Contemporary Educational Psychology, 23, 113-131.

Monks, F. J., Knoers, A. M., & Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Musthaq, I. & Khan, S.N. (2012). Factors Affecting Students' Academic Performnce. Global Journal of Management and Bussiness Research..

Nasution, R. (2003). Teknik Sampling. Diakses pada 16 April 2017, dari http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf

Neuman, W. (2007). Basic of Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches, 2nd . Boston: Pearson Education Inc.

Nilai Rata-Rata Unas Jeblok. (2017, Mei 13). Jawa Pos, p. 1.

Pallant, J. (2011). SPSS: Survival Manual: A Step by Step Guide to Data Analysis Using SPSS, 4rd edition. Australia: Allen & Unwin.

Pasaribu, C. (2015). Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kecenderungan Agresi Remaja di Surabaya. Universitas Airlangga, Surabaya.

Peixoto, F., et al. (2015, May). The Achievement Emotions Questionnaire: Validation for Pre-Adolescents Students. European Journal of Developmental Psychology. doi:10.1080/17405629.2015.1040757

Pekrun R., et al. (2011). Measuring Emotions in Students' Learning and Performance: The Achievement Emotions Questionnaire (AEQ). Contemporary Educational Psychology, 1, 36-48.

Pekrun, R. (2006). The Control-Value Theory of Achievement Emotions: Assumptions, Corollaries, and Implications for Educational Research and Practice. Educ Psychol Res, 18, 315-341.

Page 16: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 87

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Pekrun, R., Elliot A.J., & Maier, M.A. (2009). Achievement Goals and Achievement Emotions: Testing a Model of Their Joint Relations with Academic Performance. Journal of Educational Psychology, 101(1), 115-135. doi:10.1037//a0013383

Pekrun, R., et al. (2007). The Control-Value Theory of Achievement Emotions: An Integrative Approach to Emotion in Education. Diakses pada 30 Maret 2017, dari https://kops.uni-konstanz.de/bitstream/handle/123456789/1647/G%F6tz.pdf?sequence=1

Pintrich, P. (2000). An Achievement Goal Theory Perspective on Issues in Motivation Terminology, Theory, and Research. Contemporary Educational Psychology, 25, 92-104.

Poondej, C. & Lerdpornkulrat, T. (2016). Relationship between Motivational Goal Orientation, Perceptions of General Education Classroom Learning Environment, and Deep Approaches to Learning. Kasetsari Journal of Social Science, 37, 100-103.

Radovan, M. & Makovec, D. (2015). Relations between Students' Motivation and the Perceptions of Learning Environment. CEPS Journal, 5.

Reinick, R.P. & Vehovec, S.K. . (2017). Average Personal Goal Pursuit Profile and Contextual Achievement Goals: Effects on Students's Motivation, Achievement Emotions, and Achievement. Learning and Individual Differences.

Reiss, S. (2017). Six Motivational Reasons for Low School Achievement. Expert Review: Child Youth care Forum. doi:10.1007/s10566-009-9075-9

Rickes, P. (2016). Generations in Flux: How Gen Z Will Continue to Transform Higher Education Space. Planning for Higher Education Journal.

Rini, D. (2016). Pengaruh Karakter Generasi Z dan Peran Guru dalam Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2015/2016.

Rukmijayanti, V. (2013). Hubungan antara Persepsi terhadap Pengasuhan Orangtua dengan Perfeksionisme Pada Remaja Berbakat (Gifted) di Kelas Akselerasi.

Santrock, J. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. (2005). Human Adjustment. The Mc-Graw-Hill Companies.

Santrock, J. (2011). Masa Perkembangan Anak: Children. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Septiana, N. (2014). Hubungan antara Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMA Negeri 3 Sragen. Diakses pada February 3, 2017, from http://eprints.ums.ac.id/32719/2/04.%201.pdf

Shin, J., Lee, Y.K., & Seo, E. (2017). The Effects of Feedback on Students' Achievement Goals: Interaction between Reference of Comparison an Regulatory Focus. Journal of Leraning and Instruction(49), 21-31.

Singh, A.P. & Dangmei, J. (n.d.). Understanding the Generation Z: The Future Workforce. South-Asian Journal of Multidiciplinary Studies, 3(3).

Page 17: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppddfff20... · 2019. 11. 3. · terutama dalam perencanaan karir. Kemampuan tersebut meliputi:

Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMAN 1 Taman Sidoarjo 88

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Tahun 2017, Vol. 6, pp. 72-88

Soini, H.T., Arom K.S., & Niemivirta, M. (2012). Achievement Goal Orientations and Academic Well-Being Across the Transition to Upper Secondary Education. Learning and Individual Differences(12), 290-305.

Tracy, J.L. & Robins, R.W. (2007). The Psychological Structure of Pride: A Tale Of Two Facets. Journal of Personality and Social Psychology, 92(3), 506-525.

Urbaningrum, A. (2009). Tantangan Pemuda Masa Kini. Diakses pada 4 Februari 2017, dari http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3205

Wang, C.K.J., Liu, W.C., & Chye, S. (2010). Achievement Goal, Implicit Theories and Behavioral Regulation among Poltechnic Engineering Studenta. The International Journal of Research and Review, 5(2).

Weiten, W. (2011). Psychology Themes and Variations, 8th Edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.

WHO. (n.d.). Adolescent Development. Diakses pada 11 June 2016, dari http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/

Widhiarso, W. (n.d.). Bab Uji Normalitas. Diakses pada 17 May 2017, dari http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Uji%20Normalitas.pdf

William, K.C. & William C.C. (n.d.). Five Key Ingredients for Improving Students Motivation. Research in Higher Education Journal.

Zhang, Z., et al. (2015). Relationship between Self-Efficacy Beliefs and Achievement Motivation in Student Nurses. Chinese Nursing Research, 2, 67-70.

Zimmerman, B. (2000). Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Contemporary Educational Psychology, 25, 85-91.