Jurnal Praktikum Farmakologi 2

9
Jurnal Praktikum Farmakologi Nama : Benedictus Mariano Angga Beke Nrp : 2443011153s Gol /kelompok : T / 2 Judul : ANALGETIKA Tujuan : Mahasiswa dapat mengenal beberapa metode pengujian analgetika dan menerapkanya Mahasiwa dapat mengenal penggolongan dari analgetika dan obat – obat analgetika Mahasiswa dapat mempelajari cara pengolahan data hasil percobaan dengan membuat grafik respon time vs waktu dengan metode stimulasi panas Mahasiswa dapat mempelajari cara pengolahan data hasil percobaan dengan membuat tabel dan grafik jumlah geliatan vs waktu pengamatan pada metode siegmund. Landasan Teori Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul jika terjadi kerusakan jaringan, hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri tersebut. Secara umum nyeri dipahami sebagai isyarat munculnya penyakit dan gejala paling umum yang membawa penderita ke dokter, dan nyeri bersifat subjektif pada setiap individu. Nyeri menurut The International Association for

Transcript of Jurnal Praktikum Farmakologi 2

Jurnal Praktikum Farmakologi

Nama : Benedictus Mariano Angga Beke

Nrp : 2443011153s

Gol /kelompok : T / 2

Judul : ANALGETIKA

Tujuan :

Mahasiswa dapat mengenal beberapa metode pengujian analgetika dan menerapkanya

Mahasiwa dapat mengenal penggolongan dari analgetika dan obat – obat analgetika

Mahasiswa dapat mempelajari cara pengolahan data hasil percobaan dengan membuat

grafik respon time vs waktu dengan metode stimulasi panas

Mahasiswa dapat mempelajari cara pengolahan data hasil percobaan dengan membuat

tabel dan grafik jumlah geliatan vs waktu pengamatan pada metode siegmund.

Landasan Teori

Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul jika terjadi kerusakan jaringan, hal ini

menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri tersebut. Secara umum

nyeri dipahami sebagai isyarat munculnya penyakit dan gejala paling umum yang membawa

penderita ke dokter, dan nyeri bersifat subjektif pada setiap individu. Nyeri menurut The

International Association for the Study of Pain (IASP), merupakan pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan jaringan.

Berdasarkan definisi tersebut nyeri merupakan gabungan dari komponen objektif (aspek fisiologi

sensorik nyeri) dan komponen subjektif (aspek emosional dan psikologis.

Pemberian medikasi analgesik adalah pengobatan tahap pertama pada hampir semua kasus nyeri.

Obat analgesik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri tanpa memperburuk modalitas sensorik.

Obat AINS merupakan contoh kelompok obat yang digunakan sebagai medikasi

nyeri.

Obat analgetik atau analgesic adalah obat yang dapat menghilangkan atau mengurangi rasa

sakit.

Obat analgesik dibagi menjadi 2, yaitu:

A. Analgesik opioid / analgesik narkotika

Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau

morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa

nyeri.

Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk

mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan mendapatkan

analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.

Ada 3 golongan obat ini yaitu :

1. Obat yang berasal dari opium-morfin,

2. Senyawa semisintetik morfin, dan

3. Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.

Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver

somniferum mengandung sekitar 20 jenis alkaloid diantaranya morfin, kodein, tebain, dan

papaverin atau dari senyawa sintetik. Analgesik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang

sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak

sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan. Toleransi adalah penurunan

efek, sehingga untuk mendapatkan efek seperti semula perlu peningkatan dosis. Karena dapat

menimbulkan ketergantungan. Obat golongan ini penggunaannya diawasi secara ketat dan

hanya nyeri yang tidak dapat diredakan dengan obat analgetik dan antipiretik)

(Priyanto,2008).

B. Analgesik non opioid/ non narkotik

Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) merupakan salah satu golongan obat yang banyak

digunakan oleh masyarakat baik yang diresepkan oleh dokter maupun yang dijual

bebas.Golongan obat AINS dapat digunakan untuk pengobatan inflamasi dan nyeri

( anonym 2009 )

Semua analgetik non-opiod (kecuali asetaminofen) merupakan obat anti peradangan

nonsteroid (NSAID). Seperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol

seperti paracetamol, dan golongan lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat,

naproksen/naproxen.

Biasanya obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri terdiri dari tiga komponen,

yaitu :

1. analgetik (menghilangkan rasa nyeri),

2. antipiretik (menurunkan demam), dan

3. anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan).

Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:

1. Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu suatu sistem yang bertanggungjawab

terhadap timbulnya rasa nyeri.

2. Mengurangi peradangan, pembengkakan dan iritasi yang seringkali terjadi di sekitar luka

dan memperburuk rasa nyeri

Obat analgetik non-opiod digunakan untuk :

Meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau

menurunkan kesadaran juga tidak menimbulkan ketagihan

Diberikan untuk nyeri ringan sampai sedang : nyeri kepala, gigi, otot atau sendi,

perut, nyeri haid, nyeri akibat benturan

Efek samping yang sering timbul pada analgetik non-opiod dikelompokkan sebagai berikut :

Gangguan lambung-usus (asetosal, ibuprofen, metamizol)

Kerusakan darah (parasetamol, asetosal,mefenaminat, metamizol)

Kerusakan hati dan ginjal (parasetamol dan ibuprofen)

Alergi kulit

Pengaruh pada Kehamilan dan Laktasi

Alat, obat dan Hewan coba

Hewan percobaan

Tikus jantan galur wistar ( metode plantar test )

Mencit jantan galur swiss Webster ( metode writhing test

Obat yang digunakan :

- Larutan antalgin 50 % , dosis 500mg,750 mg /70 kg BB

- Larutan codein HCL 0,2 % dosis 30mg, 50 mg /70 kg BB

- bahan induksi nyeri metode writhing test: larutan asam asetat 0,60 % dosis 10 ml /kg

BB,rute : ip

Alat yang digunakan :

- alat suntik 1 ml

- jarum suntik

- basile plantar test

- timbangan .

Perhitungan Dosis

1. Larutan antalgin 50 % , dosis 500mg,750 mg /70 kg BB

a) 500 mg/kg BB

= 20

1000x500

mg20gBB

= 10mg /20gBB

C = 50% ~ 500 mg/ml

Vp = Doc

= 10mg /20gbb

500mg /ml

= 0,02 ml/20gBB

Vpc = vp

0,05volumead

= 0,020,05

x0,15 ( 3 x pengenceran )

= 0,06

b) 750mg/kgBB

= 20

1000x750

mg20gBB

= 15 mg /20gBB

Vp = Doc

= 15mg /20gbb

500mg /ml

= 0,03 ml/20gBB

Vpc = vp

0,05x volume ad

= 0,03ml/20 gBB

0,05x0,15

= 0,09

2. Larutan codein HCL 0,2 % dosis 30mg , 50 mg /70 kg BB

a) 50mg/kg BB

= 20

1000x50

mg20gBB

= 1mg /20gBB

C = 0,2% ~ 20 mg/ml

Vp = Doc

= 1mg /20 gbb

20mg /ml

= 0,05 ml/20gBB

Vpc = vp

0,05volumead

= 0,05

b) 70 mg/kgBB

= 20

1000x70

mg20gBB

= 1,4 mg /20gBB

Vp = Doc

= 15mg /20gbb

20mg /ml

= 0,75 ml/20gBB

Prosedur dan pengamatan

1. metode plantar test

2. Metode Writhing test

1 letakan tikus dalam plantar ( diamkan 5 menit untuk adaptasi )

2lakukan uji pada tikus , catat waktu yang diperlukan sampe tikus mengangkat dan menjilat kaki depan sebagai waktu respon catat sebagai respon normal atau respon sebeleum perlakuan

3 ambil tikus dan berikan obat secara intraperitoneal kemudian letakan lagi pada wadah

4 biarkan 15 menit , hingga obat bekerja

5 laukan uji dan catat responya pada menit ke - 5 , 30 , 45, 60 menit setelah pemberian obat.

6buatlah obat untuk hasil pengamatan, masing - masing obat A dan Bbandingkan data yang diperoleh dari control negatif terhadap obat A dan B

1ambil mencit, timbang, ukur dosis berat badan suntikan obat secara intraperitoneal

2

tunggu 15 menit suntikan larutan as. asetat 0,60 % ( IP )hitunglah frekuensi gelitan pada mencit 10,15,20,45,60 menit setelah pemberian asam asetat

3

buat grafik pengamatan obat A dan B bandingkan data yang diperoleh dari control negatif terhadap obat A dan obat B, hitung prosentase inhibisi nyeri masing - masing obat .