Jurnal Perbandingan Waktu Baku

10
PERBANDINGAN PENGUKURAN WAKTU BAKU DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE SINTESA PADA PROSES PRESSING PEMBUATAN KAOS CV KARYA MAKMUR Afinda Putri Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Indonesia, Jl. Raya Puspiptek Serpong 15320 [email protected] ABSTRAKSI Pengukuran secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat waktu kerja secara langsung sementara pengukuran secara tidak langsung atau sintesa merupakan pengukuran yang menggunakan data waktu gerakan. Dari penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan dalam nilai waktu standar dengan kedua metode. Perbedaan karena nilai performansi operator rating dan penyesuaian yang diberikan. Metode secara tidak langsung yang digunakan adalah MTM(Motion Time Measurement) dan metode faktor kerja. Dari hasil metode MTM diperoleh nilai Wn = 20,09, dan Wb = 24,41 sedangkan dengan menggunakan metode faktor kerja hasilnya Wn = 20,53, dan Wb = 24,59. Kata kunci: Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Baku, Motion Time Measurement, Faktor Kerja. 1. PENDAHULUAN

description

Dasar Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Transcript of Jurnal Perbandingan Waktu Baku

PERBANDINGAN PENGUKURAN WAKTU BAKU DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE SINTESA PADA PROSES PRESSING PEMBUATAN KAOSCV KARYA MAKMUR

Afinda Putri

Program Studi Teknik IndustriInstitut Teknologi Indonesia, Jl. Raya Puspiptek Serpong [email protected]

ABSTRAKSIPengukuran secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat waktu kerja secara langsung sementara pengukuran secara tidak langsung atau sintesa merupakan pengukuran yang menggunakan data waktu gerakan. Dari penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan dalam nilai waktu standar dengan kedua metode. Perbedaan karena nilai performansi operator rating dan penyesuaian yang diberikan. Metode secara tidak langsung yang digunakan adalah MTM(Motion Time Measurement) dan metode faktor kerja. Dari hasil metode MTM diperoleh nilai Wn = 20,09, dan Wb = 24,41 sedangkan dengan menggunakan metode faktor kerja hasilnya Wn = 20,53, dan Wb = 24,59. Kata kunci: Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Baku, Motion Time Measurement, Faktor Kerja.

1. PENDAHULUANMesin sablon kaos adalah mesin yaang digunakan untuk mencetak gambar, logo, text, bahkan foto pada media kaos tshirt berbahan TC, PE, Hijet, Cotton berbagai macam warna, dengancara penggunakan yang mudah hanya dengan mengeprint gambar atau logo yang dituju lalu dipress dengan suhu dan waktu terentu maka hasil akan didapat sesuai dengan design atau foto yang dipilih. Salah satu cara memproduksi kaos distro dengan sablon digital yang paling mudah/sederhana adalah dengan menggunakan tehnik yang disebut dengan sublimation/sublimasi. Dengan teknik sublimasi mampu menghasilkan baju dan kaos sablon digital dengan kualitas bagus dan dalam beberapa menit saja. Pada dasarnya mesin proses sablon merupakan suatu alat pemanas untuk memanaskan yang terdiri dari dua lempengan yang menghasilkan panas dengan cepat dan rata, cara kerjanya dengan memasukkan berapa suhu yang dibutuhkan untuk memanaskan. Pengukuran waktu baku diperlukan untuk mengetahui kapasitas proses produksi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran menggunakan metode langsung yaitu stopwatch time study dan metode sintesa yakni Motion Time Measurement dan faktor kerja yakni presentasi perbedaan waktu baku, mampu menghitung waktu baku dan waktu normal sesuai waktu observasi yang diperoleh, serta menggunakan performance rating dengan metode Westing House.

2. TINJAUAN PUSTAKAPengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator Waktu BakuWaktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pada waktu baku terdapat kelonggaran dan penyesuaian yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang diselesaikan. Waktu baku dapat digunakan untuk menghilangkan pemborosan sekaligus meningkatkan produktivitas kerja, sebagai dasar penentuan upah dan jumlah buruh atau pekerja, digunakan sebagai dasar penentuan lot (jumlah) bahan/material yang dibeli, dasar penjadwalan produksi dan parameter mengenai baik buruknya kualitas operasi maupun pelayanan. Teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Cara langsungCara langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku di mana pengamatan data-data yang diperlukan langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu aktivitas atau pekerjaan yang akan ditemukan waktu bakunya.Cara langsung dibagi menjadi dua, yaitu :- Pengukuran jam henti- Pengukuran sampling kerja (pekerjaan)a. Cara tak langsung Cara tak langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku yang data-datanya tidak langsung dilakukan di tempat berlangsungnya aktivitas/perkerjaan tetapi cukup menggunakan data-data masa lampau yang telah dibukukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.Cara ini dapat dibagi dua cara, yaitu :- Pengukuran waktu data waktu baku- Pengukuran data waktu gerakan Pengukuran Waktu Jam Henti (stopwatch)Pengukuran waktu jam henti (stop watch) adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku yang pengamatannya langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu aktivitas atau berlangsungnya suatu pekerjaan dengan menggunakan alat utamanya adalah jam henti (stop watch) . Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Langkah-langkah sebelum melakukan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:1. Penetapan tujuan pengukuran2.Melakukan penelitian pendahuluan3. Memilih operator4. Melatih Operator5. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan6. Menyiapkan alat-alat pengukuran.7. Mengamati waktu kerja8. Menentukan siklus kerja berdasarkan tingkat ketelitian dan keyakinan9. Menyesuaikan kelonggaran dan penyesuaian operatorMetode Motion Time MeasurementPengukuran waktu metode yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penetepan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standard waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada. Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan anggota badan lainnya. Waktu untuk setiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut kelas-kelas. Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian, keadaan objek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani objek atau kondisi-kondisi lainnya.Metode Faktor KerjaWork factor atau sistem faktor kerja merupakan salah satu metode sintesa dengan menganalisa setiap langkah kerja yang ada berdasarkan empat variable yang merupakan dasar utama pelaksanaan kerja yaitu : Anggota tubuh Kerja perpindahan gerakan Manual control Berat/hambatan yang adaPada Work-Factor System, suatu pekerjan dibagi atas elemen-elemen gerakan standar kerja sebagai berikut : Transport atau reach & move (TRP), Grasp (GR), Pre-Position (PP), Assemble (ASY), Use (manual, process or machine time)-(US), Diassemble (DSY), Mental Process (MP), dan Release (RL).Dan simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukan anggota tubuh yang dipergunakan dan faktor-faktor kerja juga distandardkan sebagai berikut :

Tabel 1. Faktor KerjaAnggota TubuhSimbolFaktor KerjaSimbol

FingerFWeight of ResistantW

HandHDirectional ControlS

ArmASteerS

ForearmFSCare (Precaution)P

TrunkTChenge DirectionU

FootFTDefine StopD

LegL

Head TurnHT

Westing HouseWesting House menetapkan 4 faktor yang dapat dijadikan bahan penilaian pekerja (dua diantaranya ditambahakan dari faktor yang dinyatakan oleh Beudeux), yaitu kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan kekonsistensian pekerja (consistency) dari operator dalam melakukan kerja. Performance Rating (p) = 1+(skill + effort + condition + consestency).

3. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan penelitian yang dilakukan adalah:1. Mengukur jarak antara operator dan tempat kerja kemudian mengukur waktu baku secara langsung pada stasiun ECL dengan menggunakan pengambilan data sebanyak 30 kali dan dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data. Faktor penyesuaian ditetapkan dengan menggunakan metode Westing House per elemen kerja. 2. Mengukur waktu baku secara sintesa dengan metode faktor kerja dan metode MTM3. Membandingkan hasilpengukuran secara langsung dan tidak langsung 4. Membuat kesimpulan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Waktu Baku Secara Langsung

Ws =

Tabel 2. Penyesuaian Waktu Proses Pressing

FaktorLambangKelasPenyesuaian

Keterampilan (Skill)ExcelentB1+0.11

Usaha (Effort)ExcelentB2+0.08

Kondisi Kerja (Condition)GoodC+0.02

Konsistensi (Consistency)GoodC+0.01

Total+0.22

Maka, p=1 + 0.22=1.22

Wn=Ws x p

=18.28x1.22

=22.30

Faktor Kelonggaran:

Tabel 3. Kelonggaran Waktu Proses Pressing

FaktorKeteranganKelonggaran

Tenaga yang dikeluarkanRingan7.50%

Sikap kerjaDuduk1.00%

Gerakan kerjaNormal0%

Kelelahan mataPandangan yang hampir terus-menerus6%

Keadaan temperatur tempat kerjaNormal5%

Keadaan atmosferBaik0%

Keadaan lingkungan yang baikBersih, cerah, dengan kebisingan rendah0%

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadiPria2%

Total21.50%

Wb=Wn (1+a)

=22.30( 1 + 21,50%)

=27.10

B. Perhitungan Waktu Baku dengan Metode Sintesa

Tabel 4. Hasil Perhitungan Waktu Baku Metode Motion Time MeasurementNoElemen GerakanWaktu NormalTotal KelonggaranWaktu Baku

1Menjangkau 0.5700.2150.690

2Memegang 0.0700.2150.090

3Membawa0.5700.2150.690

4Mengarahkan0.2000.2150.240

5Membawa0.6100.2150.740

6Melepaskan0.0700.2150.090

Tabel 5. Hasil Perhitungan Waktu Baku Metode Faktor KerjaNoElemen GerakanWaktu NormalTotal KelonggaranWaktu Baku

1Menjangkau 0.4380.2150.530

2Memegang 0.1740.2150.210

3Membawa0.5640.2150.690

4Mengarahkan0.6500.2150.790

5Membawa0.5600.2150.690

6Melepaskan0.1400.2150.170

Perbandingan Waktu Baku Secara Langsung dan Tidak LangsungTabel 6. Perbandingan Waktu Baku secara Langsung dan Tidak LangsungPerhitungan Secara LangsungPerhitungan Secara Tidak Langsung

Metode Stopwatch Time StudyMetode MTMMetode Faktor Kerja

WaktuSiklus (Ws)WaktuNormal (Wn)WaktuBaku (Wb)WaktuNormal (Wn)WaktuBaku (Wb)WaktuNormal (Wn)WaktuBaku (Wb)

18.28022.30027.10020.09024.41020.53024.590

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh waktu tersingkat dalam menyelesaikan proses pada stasiun kerja pressing adalah dengan menggunakan metode Motion Time Measurement. Perbedaan ini diakibatkan karena penggunaan faktor penyesuaian dan kelonggaran. Untuk pengukuran waktu secara langsung penyesuaian dan kelonggaran yang digunakan berdasarkan kondisi lapangan. Faktor penyesuaian berkisar antara 0-7,5%. Hasil perbandingan pengukuran waktu secara langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada tabel 6.

5.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:1. Adanya perbedaan hasil perhitungan waktu baku dengan metode langsung dan tidak langsung. 2. Waktu tersingkat diperoleh dari pengukuran tidak langsung menggunakan metode MTM.3. Perbedaan hasil perhitungan waktu baku dikarenakan faktor penyesuaian dan kelonggaran, serta ketelitian dalam melakukan pengukuran langsung.Saran1. Faktor penyesuaian dan kelonggaran yang ditetapkan oleh perusahaan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pada lapangan kerja.

6.DAFTAR PUSTAKANiebel, Benjamin dan Andris Freivalds. 2009. Methods, Standards, and Work Design. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Labolatorium Tata Cara Kerja & Ergonomi, Departemen Teknik Industri ITB.