JURNAL PERANAN MUSEUM KARST SEBAGAI … Ilmu Komunikasi FISIP Catur... · JURNAL PERANAN MUSEUM...
Transcript of JURNAL PERANAN MUSEUM KARST SEBAGAI … Ilmu Komunikasi FISIP Catur... · JURNAL PERANAN MUSEUM...
JURNAL
PERANAN MUSEUM KARST SEBAGAI SUMBER INFORMASI KARST
(Studi Deskriptif Peran Museum Karst Sebagai Sumber Informasi Tentang
Karst Bagi Pengunjung Museum Karst di Wonogiri)
Oleh:
Catur Wijayanto
D1211011
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
1
PERANAN MUSEUM KARST SEBAGAI SUMBER INFORMASI KARST
(Studi Deskriptif Peran Museum Karst Sebagai Sumber Informasi Tentang
Karst Bagi Pengunjung Museum Karst di Wonogiri)
Catur Wijayanto
Sutopo JK
Program Studi Ilmu Kounikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Authors interested to elevate the role of the karst museum because the
museum is the only museum of karst in Indonesia. In these conditions it is a lot of
people who do not understand about the karst when they live in the karst region.
Thus, this study aims to describe how the role of the museum as a karst karst
resources for communities around the karst region in Wonogiri. The results of this
study show the role of the karst museum in providing information about the karst
in Indonesia. All about karst in Indonesia packaged in convenient information
captured by visitors.
Based on the research results, in maintaining the continuity of the karst
museum, managers are facing criticism and suggestions expressed by visitors
through the suggestion box at the entrance of the museum karst. Many media
information such as dioramas and screens that serve as information karst in the
off state or damaged. Criticism by visitors also responded well by the karst
museum. Media information such as dioramas and a broken screen has started to
be repaired, it is none other than to increase the satisfaction of visitors who come
to the museum of karst, and add facilities such as parking lots and parks.
Promotion is still being done karst museum, eg through pamphlets distributed and
dissemination to schools and universities around the museum karst.
Keyword : Role Karst Museum, Source Information, Karst Region.
2
Pendahuluan
Telah dikenal bahwa di Indonesia memilki banyak potensi alam yang
indah dan menakjubkan. Alam Indonesia dengan kekhasannya telah banyak
menarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk mengunjungi dan
menikmati keindahan alam tersebut. Salah satu obyek yang menarik tersebut
adalah kawasan karst yang banyak tersebar di berbagai wilayah. Secara umum
pembangunan museum karst untuk menyediakan sarana visualisasi kawasan karst
dalam miniatur. Tujuannya adalah menyediakan informasi kawasan karst untuk
kepentingan pusat informasi karst Indonesia, ilmu pengetahuan, pendidikan,
wisata edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan
museum karst ini juga bertujuan untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia
melalui kekayaan dan keunikan karstnya. Lokasi museum karst terletak di tengah
pegunungan sewu. Isi museum mewakili kawasan karst yang ada di seluruh
Indonesia.
Gagasan untuk mendirikan Museum Karst Indonesia ini muncul dalam
Lokakarya Nasional Pengelolaan Kawasan Karst di Kabupaten Wonogiri pada 4-5
Agustus 2004 yang diprakarsai Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pada tanggal 6 Desember 2004 karst Gunung Sewu dan Gombong Selatan
ditetapkan sebagai kawasan ekokars oleh Presiden Republik Indonesia. Pada
tahun 2008 Badan Geologi (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral)
pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri memulai
kerjasama untuk membangun Museum Karst. Peresmian Museum Karst Indonesia
oleh Presiden Republik Indonesia diselenggarakan di Kabupaten Sragen, Jawa
Tengah pada 30 Juni 2009.1
Ketidaktahuan masyarakat sekitar karst yang belum jelas dan mengerti
tentang karst, menjadi cara yang mudah untuk penambang membeli tanah tersebut
dari warga dan membuat area pertambangan di sana. Kawasan karst banyak yang
tidak dikenal oleh orang, padahal kenyataanya banyak kawasan karst banyak
ditambang orang sebagai bahan baku pembuatan semen dan cat tembok.
1 www.promojateng-pemprovjateng.com
3
Masyarakat belum paham benar tentang akibat yang akan ditimbulkan ketika karst
mulai terkikis akibat penambangan. Banjir menjadi salah satu akibat yang bisa
ditimbulkan jika karst mulai terkikis habis. Pro kontra mengenai rencana
pembangunan pabrik semen di tiga wilayah di provinsi Jawa Tengah terus
berlangsung. Seperti yang diberitakan di harian Kompas, bahwa Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Jateng tahun 2008 tentang ”Kajian Konservasi
Ekosistem Karst dalam Rangka Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Air”.
Penelitian itu merekomendasikan kawasan karst di Giriwoyo dan Giritontro
terlarang untuk pertambangan sesuai aturan.2
Kawasan karst merupakan kawasan yang sangat unik dan berbeda dengan
kawasan ekosistem lainnya. Perubahan yang terjadi di sekitar kawasan ini apapun
itu akan berdampak pada perubahan fungsi dari ekosistemnya. Dampak yang
langsung dan nyata tentu akan kembali pada manusia terutama yang bertempat
tinggal di kawasan daerah karst tersebut dan sekitarnya. Matinya sumber air
bawah tanah akan dengan segera dirasakan bersamaan dengan hilangnya zona
epikarst yang ada. Hilangnya biota gua seperti kelelawar yang mampu meredam
hama serangga pertanian akan terjadi sejalan dengan perubahan mikroklimat
dalam gua. Penambangan juga menjadi ancaman utama bagi karst, terbukti
sekarang banyak perusahaan semen melakukan pertambangan di sekitar wilayah
karst.
Rumusan Masalah
Bagaimana peranan Museum Karst sebagai sumber informasi tentang
Karst bagi pengunjung Museum Karst di Wonogiri ?
2 www. wisata.kompasiana.com
4
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui
bagaimana Peranan Museum Karst sebagai sumber informasi tentang karst bagi
pengunjung Museum Karst di Wonogiri.
Tinjauan Pustaka
A. Peran Museum Karst memberi Informasi dalam Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari
atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.
Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan
saling pengertian sesama anggota masyarakat.
Informasi sendiri adalah bahan pokok dalam sebuah komunikasi.
Informasi bukan hanya perihal fakta maupun kebenaran, melainkan lebih
luas lagi, tentang skope, proses dan penggunaan informasi itu sendiri.
Karena informasi berperan penting dalam sebuah komunikasi, maka agar
efektif harus diperhatikan dalam setiap rincian sistem informasi.3
B. Museum
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 5 tahun 1992, pasal 29 ayat 1
menyatakan bahwa benda cagar budaya bergerak atau benda cagar budaya
tertentu baik yang dimiliki oleh negara maupun perorangan dapat disimpan
dan dirawat oleh museum. Sedangkan secara kelembagaan, berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor 19 taun 1995 pasal 1 ayat 1, museum adalah
lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan
benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungan guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
3 Siagian. 2002. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan. Bandung: PT. Citra Aditya
5
budaya bangsa. Isi dari pasal di atas menentukan museum dalam kaitannya
dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melalui
beberapa jenis klasifikasi, yakni sebagai berikut :
1. Museum Umum
Museum yang koleksinya terdiri dari perkumpulan bukti material
manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
2. Museum Khusus
Museum yang kleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia
atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu
cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis
sebagai berikut :
1. Museum Nasional
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal
mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
2. Museum Propinsi
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal,
mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia atau
lingkungannya dari wilayah propinsi di mana museum berada.
3. Museum Lokal
Museum yang koleksinya tersiri dari kumpulan benda yang berasal,
mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia atau
lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya di mana
museum tersebut berada.
C. Peranan
Secara etimologi, peranan berasal dari kata peran yang berarti
sesuatu yang mengambil peran atau yang memegang pimpinan terutama.
Sedangkan secara terminologi peranan berarti aspek dinamis dari suatu
6
kedudukan, di mana seseorang melaksanakan hak-haknya dan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Untuk itu peran merujuk pada
perilaku seseorang pada posisi atau status tertentu sebagai apa dan
terhadap siapa. Artinya peran dapat dilihat sebagai suatu peran sosial tapi
bukan individu yang berhenti pada dirinya.4
D. Karst
Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan
dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini
di negara asalnya sebenarnya tidak berkaitan dengan batu gamping dan
proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah diadopsi untuk bentuk
lahan hasil proses pelarutan. Karst didefinisikan karst sebagai medan
dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang
mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.5
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan arahan atau petunjuk yang harus ditempuh dalam
mengadakan penelitian agar dapat tercapai hasil yang bersifat objektif. Metode
dan juga rancangan penelitian sangat menentukan validnya hasil penelitian yang
dilakukan.6 Penelitian ini mengambarkan bagaimana peran dari Museum Karst
dalam memberikan informasi tentang karst kepada masyarakat yang mengunjungi
museum tersebut. Serta mengetahui apa saja hambatan-hambatan di dalam
Museum Karst untuk menarik minat pengunjung. Lokasi penelitian berada di
Museum Karst yang ada di Wonogiri, di museum ini penulis menemukan masalah
yang menarik untuk diteliti. Yakni tentang masyarakat yang berada di kawasan
Karst namun belum paha tentang apa itu Karst padahal mereka sudah lama hidup
berdampingan dengan Karst.
4 Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengangtar.Jakarta: Raja Grafindo Persada 5 Ford, D.C, P. Williams, 1989, Karst Geomorphology and Hidrology, London: Chapman and Hall
6 Rachman, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
7
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu di mana yang menjadi anggota
dari sampel adalah pihak-pihak tertentu atau khusus yang sesuai dengan maksud
dan tujuan peneliti dan menjadi sumber data yang mengetahui masalah secara
mendalam.7 Dalam penelitian ini peneliti mengambil tiga narasumber dari pihak
museum dan dua narasumber dari pihak luar museum, tiga narasumber pihak
museum terdiri dari Anton Wicaksono sebagai pengelola museum Karst, Ety dan
Agung sebagai pegawai museum Karst. Dua orang lagi dari pihak luar museum
yaitu dari komunitas Forum Caving Surakarta. Ditambah dengan 20 responden
dari masyarakat yang berkunjung ke museum Karst untuk mewakili pengunjung
yang datang ke museum Karst. Masyarakat tersebut terdiri dari pelajar, mahasiswa
dan keluarga yang berkunjung ke museum tersebut kemudian dijadikan tolak ukur
tentang Museum Karst tersebut.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik-teknik sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai proses pencatatan pola
perilaku subjek (orang) atau kejadian secara sistematik tanpa
adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti.
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
secara langsung kegiatan di Museum Karst Wonogiri secara
langsung maupun tidak langsung. Peneliti mendatangi secara
langsung museum Karst yang berada di Wonogiri, selanjutnya
melakukan pengamatan yang ada di museum Karst tersebut.
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat
penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan
manusia secara langsung sebagai subjek, sehubungan dengan
kenyataan yang ada pada saat itu juga. Wawancara adalah proses
7HB, Sutopo. 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
8
percakapan dengan maksud untuk mengkontruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi dan sebagainya yang dilakukan oleh
dua orang pihak yaitu pewawancara dan yang akan diwawancara.8
Pada penelitian ini, peneliti menetapkan jenis wawancara
dengan menggunakan pedoman wawancara, dimaksudkan agar
data yang diperoleh lebih mendalam dengan memfokuskan pada
persoalan-persoalan yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara mendalam kepada pengelola Museum Karst
tentang apa saja kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola
Museum Karst agar informasi dari Museum Karst tersebut
tersampaikan kepada masyarakat pengunjung Museum Karst dan
kepada masyarakat sekitar yang berkunjung ke Museum Karst
tersebut berkenaan dengan informasi tentang Karst tersebut.
Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang cukup dan akurat mengenai informasi yang disampaikan oleh
Museum Karst tersebut kepada masyarakat yang mengunjungi
Museum Karst tersebut. Wawancara dilakukan dengan pengelola
museum sendiri yaitu Bapak. Anton, serta Cutomer Service dari
museum dan dari salah satu anggota Forum Caving Surakarta.
c. Dokumentasi
Pencarian data yang berkaitan dengan objek penelitian yang
diperoleh dengan cara mempelajari berbagai literatur, seperti buku,
artikel, majalah, brosur, koran dan sosial media yang kemudian
dinarasikan.
d. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan bagi pengumpulan
data dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan datanya atau
8 Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada
9
cara mengajukan pertanyaan tersebut kepada informan, bisa
dilakukan secara lisan atau tertulis.9
Kuesioner yang disajikan dalam penelitian ini berupa
kuesioner tertulis di mana informan yang tidak lain adalah
masyarakat yang mengunjungi Museum Karst tersebut sedang
berada di lokasi Museum Karst. Informan dapat langsung memberi
jawaban atau mengisi jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti pada lokasi Museum Karst tersebut secara langsung.
Sajian dan Analisis Data
Setiap museum mempunyai keunikan masing-masing yang melekat pada
museum tersebut. Ciri khas dari museum bisa mengundang para pengunjung
untuk tertarik datang mengunjungi museum. Museum Karst Indonesia dibangun
dengan bentuk atap segitiga menyerupai bangunan sebuah piramid. Konsep
dengan bentuk museum Karst menarik dan mempunyai ciri khas.
1. Peran Museum Karst dalam Memberikan Informasi Karst
Museum karst Indonesia selain menjadi tempat wisata, tetapi juga
mempunyai peranan penting dalam memberikan sebuah informasi. Untuk
dapat menyajikan informasi yang terpilih dan akurat, maka informasi yang
harus diberikan dari museum karst dapat dilihat dari :
a. Informasi dari museum karst yang relevan
Yang dimaksud informasi yang relevan adalah informasi yang
ada hubunganya atau ada kepentingan bagi si penerima. Di
dalam museum ini memberikan informasi Karst kepada para
pengunjung yang datang untuk mempelajari Karst yang ada di
Indonesia.
9 HB, Sutopo. 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press
10
b. Informasi yang diberikan museum karst dapat berguna
Museum Karst memberikan informasi jika Karst terus di
eksploitasi hingga habis tak bersisa, itu bisa memberikan
dampak kerusakan alam yang luar biasa di kedepanya.
c. Informasi yang diberikan museum karst valid
Museum Karst ini dibangun dengan berbagai bukti nyata di
sekitar museum, misal dengan adanya beberapa gua yang bisa
pengunjung kunjungi setelah mendapat pengetahuan dari dalam
museum Karst Indonesia.10
Pihak museum memberikan informasi tentang Karst dan isi-isinya, sudah
cukup banyak sekolah-sekolah yang mereka kunjungi untuk memberikan
sosialisasi tentang museum Karst Indonesia. Museum Karst Indonesia telah
melakukan beberapa tugas sebagai museum yang bisa dikatakan penghubung
antara Karst kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat kegiatan yang dilakukan
oleh museum ini antara lain :
a. Menyelidiki dan mendengar informasi Karst yang ada di
lingkungan sekitar masyarakat
Dalam hal ini pihak museum menyajikan informasi yang tepat
dan akurat. Informasi yang di dapatkan dari beberapa sumber di
rangkum dan di tata dengan indah lewat sebuah pengetahuan
yang menarik dan dapat dinikmati dengan mudah oleh para
pengunjung di museum.
b. Melaksanakan komunikasi kepada masyarakat tentang hal-
hal yang berkaitan dengan Karst
Pihak museum beberapa kali mensosialisasikan tentang
keberadaan museum dan tentang karst. Karena letak museum
ini yang jauh dari kota membuat pihak museum harus memberi
tambahan informasi sosialisasi, misalnya ke beberapa sekolah
atau perguruan tinggi. Dengan sosialisasi ini sekolah dan
10 Widjaja. (1993). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya.
11
perguruan tinggi banyak yang berkunjung ke museum karst
untuk melakukan pembelajaran tentang karst.
c. Penilaian terhadap para pengunjung yang datang ke
museum Karst
Hasil dari kegiatan yang dilakukan pihak museum untuk
memberikan informasi karst. Dapat dikatakan berhasil karena
setiap tahunnya hampir delapan puluh ribu pengunjung datang
ke museum ini, sekitar enam ribu untuk sebulannya. Meskipun
tidak merata tapi nilai ini tetap menjadi tolak ukur yang baik
kalau masyarakat sebenarnya masih banyak yang peduli dengan
karst yang ada di Indonesia.11
2. Faktor-faktor Pendukung Informasi Karst
Setiap orang di dalam setiap saat akan mengambil keputusan,
untuk mengambil keputusan yang tepat diperlukan informasi yang
relevan, berguna, tepat dan benar. Dengan demikian informasi merupakan
bahan utama untuk mengambil keputusan. Museum bisa menjadi sumber
utama informasi, museum Karst Indonesia menjadi museum yang
memberikan informasi khusus Karst pertama dan satu-satunya yang ada di
Indonesia. Semua Karst di Indonesia ada di dalam museum ini, tak
terkecuali info-infonya semua.
Letak museum karst yang berada di pingiran kota membuat pihak
museum harus lebih gencar menyebarkan informasi Karst. Di dalam
menyebarkan informasi, media mempunyai peranan penting dalam
menyukseskan upaya komunikasi informasi. Setiap media juga
mempunyai beberapa keunggulan masing-masing, namun jika digunakan
secara terpadu akan bisa saling melengkapi. Media online bisa menjadi
pilihan tersendiri, karena media online dikatakan murah dan bisa
dijangkau oleh semua orang. Karena ini satu-satunya museum Karst di
Indonesia, diperlukan media iklan yang tepat sasaran agar bisa diketahui
11
Widjaja. (1993). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya.
12
oleh orang banyak. Diharapkan informasi yang disebarkan dapat ditangkap
secara sengaja atau secara tidak sengaja. Oleh karena itu ada beberapa
media yang bisa digunakan oleh museum karst sebagai berikut :
a. Media tradisional dengan metode tatap muka. Komunikasi
dengan tatap muka dari museum dilaksanakan dalam berbagai
bntuk media tradisional, mulai dari pameran, ceramah, diskusi,
kunjungan bersama-sama ke sekolah-sekolah atau universitas.
b. Media massa dengan metode tidak langsung, media massa yang
digunakan museum yang saat ini ada adalah lewat sebuah
brosur-brosur dan melalui internet. Banyaknya pengunjung
yang datang sering meninggalkan komentar atau kesan dan
pesan lewat sosial media yang mereka punya.12
Kegiatan promosi yang dilakukan dalam memberi informasi Karst
tidak lepas pada terjadinya proses komunikasi secara efektif. Maksudnya
adalah segala hal yang terkait dengan upaya promosi sebenarnya
merupakan bentuk penyampaian informasi (pesan) dari sumber, dalam hal
ini adalah penyedia jasa kepada si penerima pesan (pengunjung) karena
fungsi komunikasi adalah pengutaraan pikiran dan perasaan dalam bentuk
pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap,
pendapat atau perilakunya.13
3. Hambatan-hambatan di Museum Karst Indonesia
Letak museum yang berada di wilayah karst memang mempunyai
nilai tambahan tersendiri bagi para pengunjung apalagi di kalangan pecinta
alam khususnya caving. Tapi di sisi lain letak yang berada jauh dari kota
Wonogiri dan terbilang jangkauan transportasi umum yang membawa
pengunjung ke sana masih minim. Ini menjadi salah satu kendala bagi
pengunjung yang ingin data ke museum karst tersebut.
12
Widjaja. (1993). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya. 13
Effendy, Uchjana Onong. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
13
Secara tidak langsung pihak museum juga memikirkan masalah
transportasi yang kurang memadai. Untuk itu pihak museum harus
memutar ide agar pesan yang disampaikan tentang keberadaan museum
karst ini sampai ke masyarakat di luar sana.Bagian humas di sini bertugas
untuk mengumpulkan data dan mengolahnya untuk bisa dijadikan
informasi yang bisa diterima oleh masyarakat di luar sana. Karena
keterbatasan waktu dan dana, museum sampai saat ini baru menyediakan
sebuah pamflet atau brosur yang disebarkan. Selain pamflet dan brosur,
juga melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah. SMA Wonogiri, Wonosari,
Solo hingga Yogyakarta sudah didatangi. Selain brosur secara tidak
langsung informasi juga menyebar melalui mulut ke mulut pengunjung
yang sudah datang berkunjung ke museum karst.
Para pecinta alam terutama caving, tentu saja secara tidak langsung
juga ikut serta dalam memberi informasi tentang museum karst kepada
anggota serta masyarakat. Mahasiswa jurusan yang berhubungan dengan
karst juga sering datang ke museum ini untuk melakukan pembelajaran
lebih dalam. Sekolah dan univesitas menjadi pilihan untuk sosialisasi
karena banyaknya generasi muda kita yang belum paham betul bahkan
belum mengerti tentang karst. Lewat sosialisasi yang dilakukan museum
karst memperhatikan langkah yang penting dalam memperkenalkan
museum karst ke masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari :
a. Museum karst melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah
Dengan melakukan sosialisasi ini, museum karst mendapat
nilai tambahan dengan memperkenalkan museum kepada para
generasi muda yang ada di sekolah-sekolah. Tercatat sudah ada
beberapa sekolah di sekitar Wonogiri, Solo dan Yogyakarta
yang menjadi tempa sosialisasi. Tidak hanya sekolah,
universitas pun juga menjadi tempat sosialisasi yang dilakukan
oleh museum karst.
14
b. Informasi museum karst dari mulut ke mulut
Karena belum adanya dana untuk menggencarkan iklan
museum lewat media, museum karst memanfaatkan fasilitas
yang dibilang “gratis” ini untuk memperkenalkan museum
karst. Lewat dari sebuah informasi yang tersebar dari satu
pengunjung yang datang, bisa menyebar hingga ke beberapa
orang yang dilakukan secara tidak langsung.
Dengan segala upaya yang dilakukan dari pihak museum Karst ini
diharapkan mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat pengunjungnya.
Tujuan utama dari museum ini adalah untuk memperkenalkan segala tentang
Karst kepada masyarakat yang awam tentang fungsi Karst dan untuk mengajak
ikut serta dalam memelihara Karst yang memang sudah ada sejak jutaan tahun
yang lalu karena memang museum ini museum khusus tentang Karst dan satu-
satunya yang ada di Indonesia. Dengan promosi yang dilakukan oleh museum
Karst meskipun promosinya terbatas, diharapkan bisa menyebar luaskan
keberadaan museum Karst ini yang berada di pinggir kota. Promosi akan terus
dilakukan oleh museum Karst lewat sekolah dan universitas yang ada di sekitar
kota Wonogiri serta melalui brosur yang disediakan di museum. Para pelajar di
sekolah-sekolah secara dini dikenalkan terlebih dahulu tentang pengenalan karst
dan sampai akhirnya untuk ikut serta dalam menggalakkan pelestarian karst di
Indonesia.
Kesimpulan
Sebagai sumber informasi karst museum karst memberikan banyak ilmu
pengetahuan tentang semua karst yang ada di Indonesia. Setelah pintu masuk
pengunjung akan disuguhkan ornament berbentuk repilka stalaktit dan stalakmit.
Pada lantai satu divisualisasikan panel dan poster sehingga dapat mempermudah
penjelasan tentang karst terutama bagi anak-anak yang datang ke museum karst.
Pada lantai dasar ditampilkan kondisi sosial budaya di kawasan karst
untuk kehidupan, diantaranya adalah konservasi dan pengelolaan kawasan karst,
aneka ragam nilai kawasan karst, sosial budaya dari masa lalu dan lain-lain.
15
Terdapat juga maket yang merupakan visualisasi tiga dimensi dari tipe-tipe karst
yang ada di Indonesia, yakni maket karst Gombong, maket karst Gunung Sewu
dan maket karst Maros. Terdapat juga diorama yang merupakan replika miniatur
gua berserta bentuk yang ada di dalam guanya.
Pada lantai paling atas merupakan gedung serba guna dan dapat digunakan
sebagai ruang rapat, presentasi dan pemutaran film yang telah dilengkapi dengan
tata suara, proyektor dan layar. Rungan serba guna yang sering digunakan untuk
menonton film pendek tentang karst ini menjadi nilai tambahan museum ini
karena pengunjung bisa menikmati film dengan menambah wawasan dan
pengetahuan tentang karst.
Peranan museum karst sebagai sumber informasi karst yang sudah
dilakukan oleh museum karst antara lain :
a. Komunitas
Komunitas yang mencintai museum sangat diperlukan agar warisan
budaya tetap dilestarikan. Salah satu komunitas yang sering
mengunjungi museum Karst adalah komunitas Forum Caving
Surakarta. Komunitas ini juga pernah membuat pameran fotografi yang
diadakan di museum Karst.
b. Media Untuk Pembelajaran
Informasi karst sudah banyak diinformasikan melalui berbagai media.
Mulai dari media yang ada di dalam museum karst, lewat diorama-
diorama yang tersedia di museum memudahkan pengunjung untuk
memahami bentuk-bentuk dari karst. Selain itu juga terdapat layar
monitor informasi di setiap stand. Dengan menekan tombol akan ada
sekilas tayangan yang menceritakan proses terjadinya karst atau sejarah
dari benda-benda yang ada di dalam museum karst. Pemutaran film
dokumenter tentang karst juga ada pada lantai tiga, biasanya mulai
diputar saat pengunjung pada lantai tiga sudah banyak. Dengan beberapa
media ini diharapkan mampu memberi kepuasan akan kehausan
pengunjung tentang karst.
16
c. Sarana dan Fasilitas
Sarana yang ada di dalam museum juga ikut menunjang kenyamanan
para pengunjung saat berada di dalam museum karst. Terdapat kotak
saran yang diletakkan di depan pintu masuk, kotak saran ini berfungsi
menampung kritik dan saran yang disampaikan pengunjung. Tentu saja
diharapkan bisa menjadi nilai tambahan bagi museum karst untuk ke
depannya dalam meningkatkan kepuasan pengunjung yang datang ke
museum karst.
d. Gua
Ini adalah contoh nyata yang ada di museum karst, lewat gua-gua yang
ada di sekitar museum karst ini pengunjung bisa merasakan langsung
saat berada di dalam gua. Ada total tujuh gua yang bisa pengunjung
nikmati saat berada di museum karst. Untuk masuk ke gua pun tidak
dipungut biaya dan jika ingin ke gua pun pengunjung tinggal berjalan
atau naik kendaraan, karena lokasi gua yang sangat dekat dengan
museum karst. Ini menjadi nilai tambahan untuk museum karst.
Pihak museum juga menyadari akan keberadaan museum yang letaknya
jauh dari tengah kota. Upaya pengembangan dan pengiklanan museum karst terus
dilakukan. Karena museum ini masih di bawah badan geologi Bandung, jadi
Pemerintah Daerah setempat belum memberi biaya untuk iklan ataupun renovasi
museum karst ini. Namun pihak museum sudah berupaya untuk menambah
beberapa sarana dan fasilitas di museum tentu saja untuk meningkatkan tingkat
kepuasan pengunjung yang datang ke museum serta menanggapi kritik dan saran
yang pengunjung sampaikan lewat kotak saran yang ada di pintu masuk musum
karst. Beberapa upaya pengembangan yang sudah dilakukan antara lain :
a. Menambah Gardu Pandang
Gardu pandang yang dibangun pada bukit-bukit, berfungsi untuk
menikmati keindahan alam kawasan karst lewat sisi yang berbeda.
Pengunjung bisa menikmati indahnya alam di luar museum karst.
17
b. Mememperbaiki Jalanan
Ini adalah kendala yang sering diutarakan oleh pengunjung melalui
kotak saran. Lewat kuesioner yang penulis sebarkan juga ada beberapa
yang ditulis untuk memperbaiki jalanan yang berlubang. Beberapa
jalanan sudah diperbaiki untuk kenyamanan pengunjung museum karst.
c. Memperluas Tempat Parkir
Ini juga salah satu yang banyak pengujung keluhkan, keberadaan tempat
parkir yang dirasa kurang pas dan kurangnya atap teduhan untuk
berteduh kendaraan dari para pengunjung yang datang. Saat penulis
datang ke museum sudah diperluas lahan untuk tempat parkir, namun
untuk teduhan masih belum ada. Taman juga dibangun di samping
museum agar terlihat indah dan asri saat berada di museum karst.
d. Membangun Toko-toko Kecil
Museum karst memberikan semacam lapangan pekerjaan untuk warga
sekitar museum karst. Dengan membangun beberapa warung makanan
atau toko makanan kecil, warga sekitar memanfaatkan keberadaan para
pengunjung museum untuk berdagang makanan. Karena letak warung
mereka yang berada di pinggir museum dirasa kurang rapi, museum
karst pun akhirnya membuat bangunan yang berada di belakang museum
karst. Bangunan ini ditujukan untuk para pedagang yang ingin menjual
makanan di sekitar museum karst.
Pihak pengelola museum juga melakukan beberapa sosialisasi dan promosi
secara maksimal agar lebih luas dan dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Sosialisasi melalui sekolah-sekolah dan universitas pun sudah dilakukan oleh
pihak pengelola museum. Mulai dari sekolah di daerah Wonogiri hingga ke
Yogyakarta. Brosur juga ikut disebarkan ke masyarakat dan juga ke universitas
saat pihak museum berkunjung untuk melakukan sosialisasi. Selain itu pihak
museum karst juga ikut terbantu dengan keberadaan media cetak seperti koran dan
televisi yang sering meliput keberadaan museum karst ini, serta lewat internet dan
sosial media yang sekarang sudah semakin canggih.
18
Para pengunjung diharapkan merasa nyaman saat berada di museum ini,
sehingga informasi yang diberikan oleh museum bisa dapat diterima dengan baik
oleh pengunjung. Jika pengunjung merasa belum jelas dengan informasi yang di
sampaikan oleh museum, pengunjung bisa meminta jasa pemandu dari karyawan
yang ada di museum. Dengan jasa pemandu ini agar lebih mudah memahami
setiap detailnya tentang karst.
Jadi bisa dikatakan bahwa museum ini dalam hal promosi masih sebatas
lewat brosur-brosur yang disebarkan dan lewat sosialisasi ke sekolah-sekolah dan
universitas yang ada di sekitar Wonogiri, Solo dan Yogyakarta. Promosi yang
dilakukan ini masih kurang dan beberapa fasilitas yang ada di museum yang
dirasa kurang oleh para pengunjung yang datang.
Saran
Pada akhir penelitian ini penulis menyarankan kepada pihak pengelola
museum Karst dan kepada masyarakat pengunjung museum Karst. Agar terus
menjaga kelestarian yang sudah ada sejak zaman ribuan tahun lalu. Kawasan karst
yang kaya akan karst harus tetap terjaga, karena selain warisan alam, karst juga
bermanfaat untuk kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Dengan adanya museum karst ini diharapkan masyarakat bisa lebih peka
dengan keberadaan karst yang ada di sekitar mereka. Saran dari peneliti antara
lain :
a. Pengembangan museum karst harus didukung dengan peningkatan
kualitas pelayanan agar membuat suasana menjadi lebih nyaman
sehingga pengunjung merasa betah untuk berlama-lama di museum.
Kerja sama dengan berbagai pihak juga dapat membantu dalam
mengembangkan museum karst ini untuk lebih maju dan dikenal oleh
masyarakat Indonesia.
b. Selain itu juga lewat event yang diselanggarakan pihak museum karst
juga bisa menjadi daya tarik untuk kedepan agar museum karst menjadi
semakin ramai.
19
c. Promosi yang dilakukan juga bisa lewat dunia maya, misalnya
menambah blog khusus tentang museum karst ini. Lewat blog pihak
museum bisa bercerita segala sesuatu yang ada di museum, misalnya
jika ada event di museum bisa langsung dipublikasikan di blog. Serta
jika ada komentar-komentar dari pengunjung blog museum bisa
menjadi nilai jual promosi yang bagus untuk ke depannya.
d. Masalah fasilitas yang ada di museum karst juga harus diperbarui dan
ditambah. Hal ini bisa membuat suasana museum menjadi lebih
nyaman. Tentu saja ini akan berhasil jika masyarakat pengunjung juga
ikut menjaga fasilitas yang disediakan oleh museum karst. Karena
fasilitas ini ditujukan untuk kepuasan pengunjung yang datang ke
museum tersebut.
Saran yang penulis sampaikan mungkin lebih banyak ke masalah promosi
yang dilakukan oleh pihak museum Karst, karena kembali lagi ke kendala yang
paling dihadapi oleh pihak museum adalah letaknya yang di pinggir kota. Untuk
masyarakat pengunjung museum Karst juga harus ikut membantu menjaga
kebersihan dan kenyamanan museum Karst.
Daftar Pustaka
Abdurrachman, Oemi. (2001). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Ardianto, Elvinaro. (2004). Public Relations Suatu Pendekatan Praktis, Kiat
Menjadi Komunikator dalam Berhubungan dengan Publik dan
Masyarakat. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Bungin, Burhan. (2001). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada.
Chatra, Emeraldy & Rulli Nasrullah. (2008). Public Relations. PT. Salamadani
Pustaka Semesta.
Effendy, Uchjana Onong. (1993). Human Relations dan Public Relations.
Bandung: Maju Mundur.
Effendy, Uchjana Onong. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
20
Ford, D.C, P. Williams, (1989). Karst Geomorphology and Hidrology, London:
Chapman and Hall
HB, Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Horton, Paul B. (1987). Sosiologi. Penerjemah: Amirudin Ram. Jakarta: Erlangga
Jefkins, Frank. (1995). Public Relations. Penerjemah: Harris Munandar. Jakarta:
Erlangga.
Kasali, Rhenald. (1999). Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Grafiti.
Lexy J. Moleong. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Rachman, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. (2003). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi Suatu Pengangtar.Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Widjaja. (1993). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya.