Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

12
 1 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIOBESITAS PADA PASIEN OVERWEIGHT DAN OBESITAS DI KLINIK MEDIKA PLAZA JAKARTA TAHUN 2009 – 2010 Amaliyah 1) , Tahoma Siregar 2) 1), 2) Program Studi Farmasi FMIPA ISTN Jakarta Korespondensi : e-mail : [email protected]  ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan obat antiobesitas pada  pasien overweight dan obesitas di Klinik Medika Plaza Jakarta. Obesitas merupakan suatu keadaan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang retrospektif terhadap 33  penderita overweight dan obesitas yang berobat pada periode bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2010. Data yang dikumpulkan berupa jenis kelamin, jenis obat yang diresepkan, dosis obat, serta frekuensi pemberian obat yang diperoleh dari rekam medik  pasien di Klinik Medika Plaza Jakarta.  Hasil penelitian menunjukkan 18 orang tergolong pasien overweight 15 orang tergolong pasien obesitas. Pasien berjenis kelamin laki-laki sebesar 2 orang overweight, 5 orang obesitas, dan pasien berjenis kelamin perempuan 16 orang overweight, 10 orang obesitas. Obat antiobesitas yang diresepkan terdiri dari orlistat dalam bentuk tunggal digunakan oleh 5 orang, sibutramin HCl oleh 8 orang, kombinasi orlistat dan sibutramin  HCl oleh 17 orang. Tingkat kerasionalan penggunaan obat antiobesitas berdasarkan ketepatan obat sebesar 42,42% tepat obat orlistat, 39,39% tepat obat sibutramin HCl, 24,24% tidak tepat obat orlistat, 39,39% tidak tepat obat sibutramin HCl. Sedangkan berdasarkan ketepatan dosis dan frekuensi pemberian sebesar 48,48% tepat dosis dan  frekuensi pemberian obat orlistat, 42,42% tepat dosis dan frekuensi pemberian obat sibutramin HCl, 18,18% tidak tepat dosis dan frekuensi pemberian obat orlistat, dan 36,36% tidak tepat dosis dan frekuensi pemberian obat sibutramin HCl. Terapi non farmakologi yang dilakukan bersamaan dengan terapi farmakologi adalah pengaturan pola makan (diet), olahraga seperti treadmill dan renang. PENDAHULUAN Kondisi sosial ekonomi yang semakin meningkat di negara maju dan beberapa negara berkembang memungkinkan terjadinya perubahan gaya hidup. Salah satunya adalah perubahan pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, dan rendah lemak berubah menjadi pola makan yang rendah karbohidrat, dan tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan perubahan gizi yang tidak seimbang. Perubahan ini dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas merupakan suatu keadaan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Wanita dikatakan mengalami obesitas bila lemak tubuhnya lebih dari 25% berat badan, sedangkan laki-laki disebut obesitas bila lemak tubuhnya lebih dari 20% berat badan. (1) Kejadian obesitas di seluruh dunia mencapai tingkatan yang membahayakan. Menurut data yang tersedia di database website WHO (2004), disebutkan bahwa penderita obesitas laki-laki dan perempuan di beberapa

Transcript of Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

Page 1: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 1/12

 

 

1

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIOBESITAS PADA PASIEN

OVERWEIGHT DAN OBESITAS DI KLINIK MEDIKA PLAZA JAKARTA

TAHUN 2009 – 2010

Amaliyah

1)

, Tahoma Siregar

2)

1), 2)Program Studi Farmasi FMIPA ISTN Jakarta

Korespondensi : e-mail : [email protected] 

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan obat antiobesitas pada

 pasien overweight dan obesitas di Klinik Medika Plaza Jakarta. Obesitas merupakan

suatu keadaan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh.

Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang retrospektif terhadap 33 penderita overweight dan obesitas yang berobat pada periode bulan Januari 2009 sampai

dengan Desember 2010. Data yang dikumpulkan berupa jenis kelamin, jenis obat yang

diresepkan, dosis obat, serta frekuensi pemberian obat yang diperoleh dari rekam medik 

 pasien di Klinik Medika Plaza Jakarta.

 Hasil penelitian menunjukkan 18 orang tergolong pasien overweight 15 orang

tergolong pasien obesitas. Pasien berjenis kelamin laki-laki sebesar 2 orang overweight, 5

orang obesitas, dan pasien berjenis kelamin perempuan 16 orang overweight, 10 orang

obesitas. Obat antiobesitas yang diresepkan terdiri dari orlistat dalam bentuk tunggal

digunakan oleh 5 orang, sibutramin HCl oleh 8 orang, kombinasi orlistat dan sibutramin

 HCl oleh 17 orang. Tingkat kerasionalan penggunaan obat antiobesitas berdasarkan

ketepatan obat sebesar 42,42% tepat obat orlistat, 39,39% tepat obat sibutramin HCl,24,24% tidak tepat obat orlistat, 39,39% tidak tepat obat sibutramin HCl. Sedangkan

berdasarkan ketepatan dosis dan frekuensi pemberian sebesar 48,48% tepat dosis dan

 frekuensi pemberian obat orlistat, 42,42% tepat dosis dan frekuensi pemberian obat 

sibutramin HCl, 18,18% tidak tepat dosis dan frekuensi pemberian obat orlistat, dan

36,36% tidak tepat dosis dan frekuensi pemberian obat sibutramin HCl.

Terapi non farmakologi yang dilakukan bersamaan dengan terapi farmakologi

adalah pengaturan pola makan (diet), olahraga seperti treadmill dan renang.

PENDAHULUAN

Kondisi sosial ekonomi yang semakin

meningkat di negara maju dan beberapa negara

berkembang memungkinkan terjadinya

perubahan gaya hidup. Salah satunya adalah

perubahan pola makan. Pola makan tradisional

yang tadinya tinggi karbohidrat, dan rendah

lemak berubah menjadi pola makan yang rendah

karbohidrat, dan tinggi lemak sehingga dapat

menyebabkan perubahan gizi yang tidak 

seimbang. Perubahan ini dapat menyebabkanterjadinya obesitas.

Obesitas merupakan suatu keadaan

terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan

di dalam tubuh. Wanita dikatakan mengalami

obesitas bila lemak tubuhnya lebih dari 25%

berat badan, sedangkan laki-laki disebut obesitas

bila lemak tubuhnya lebih dari 20% berat

badan.(1)

Kejadian obesitas di seluruh dunia

mencapai tingkatan yang membahayakan.

Menurut data yang tersedia di database website

WHO (2004), disebutkan bahwa penderitaobesitas laki-laki dan perempuan di beberapa

Page 2: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 2/12

 

 

2

negara maju seperti Australia berkisar 16,40%,

Kanada 14,90%, Republik Korea sebesar 2,40%.

Amerika Serikat 32,20% sedangkan di beberapa

negara berkembang seperti Indonesia penderita

obesitas laki-laki dan perempuan sebesar 2,40%,Bahrain 28,86%, dan Brazil sebesar 11,10%.

(2) 

Metoda paling praktis dan sederhana

dalam menentukan tingkat obesitas pada

seseorang adalah Indeks Massa Tubuh

(IMT)/  Body Mass Index. IMT diperoleh dengan

cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat

dari tinggi badan (meter). Nilai IMT yang

didapat tidak dipengaruhi oleh umur dan jenis

kelamin. Klasifikasi IMT menurut World Health

Organization (WHO) tahun 1998

mendefinisikan overweight  apabila diperolehIMT ≥ 25 dan obesitas apabila IMT ≥ 30.

Semakin tinggi nilai IMT, kemungkinan terjadi

obesitas semakin besar. Hal ini juga akan

berdampak kemugkinan terjadi resiko sejumlah

penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke,

dislipidemia, dan kardiovaskuler.(3)

 

Pencegahan tingkat kejadian obesitas

tentunya merupakan prioritas utama bagi

negara-negara di seluruh dunia. Salah satu

pengelolaan obesitas yang paling mendasar yaitu

promosi kesehatan dan perubahan gaya hidup

yang lebih sehat. Meskipun demikian, perubahan

gaya hidup yang diusulkan dalam pengobatan

obesitas sangat penting dan mungkin efektif,

tetapi tingkat keberhasilan jangka panjang

cenderung rendah. Dalam hal ini, farmakoterapi

obesitas sangat penting. Keterbatasan utama dari

farmakoterapi obesitas adalah efikasi sederhana

dilihat dengan obat saat ini tersedia dan

terbatasnya ketersediaan obat untuk pengobatan

 jangka panjang.

(4)

Perlunya penggunaan obatobesitas yang rasional sangat penting untuk 

mencegah terjadi kegagalan pengobatan.

Beberapa pedoman pengobatan obesitas banyak 

dipergunakan untuk mengatur pengobatan

diantaranya menurut  Anti-obesity Drugs

Guidance on Appropriate Prescribing and 

 Management  dan Clinical Practice Guideline

 for Screening and Management of Overweight 

and Obesity.

Penggunaan obat yang rasional tentunya

memerlukan suatu evaluasi untuk menilai dan

menjamin keamanan, ketepatan obat obesitas

yang digunakan. Penggunaan obat obesitas

yang lama dapat meningkatkan efek sampingyang merugikan. Penggunaan sibutramin di

Eropa dapat mengakibatkan peningkatan

kematian pasien yang mengalami

kadiovaskuler.(4)

Oleh karena itu penggunaan

obat pada pasien obesitas perlu dipantau dan

dievaluasi.

Penelitian dilakukan di Klinik Medika

Plaza, karena tingkat pasien obesitas di Klinik 

Medika Plaza hampir mendekati 50% dari

pasien dokter gizi. Penelitian tentang obesitas

belum banyak dilakukan di Klinik MedikaPlaza, mengingat banyaknya efek tidak 

diinginkan atau efek samping yang terjadi oleh

pemberian obat antiobesitas maka perlu

dilakukan penelitian.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan survei deskriptif dengan

metode potong lintang (cross sectional)

menggunakan data retrospektif yaitu melihat data

sekunder rekam medik pasien penderita obesitas

di Klinik Medika Plaza Jakarta periode Januari

2009 sampai dengan Desember 2010.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober

sampai Desember tahun 2011 Di Klinik Medika

Plaza Jakarta. 

Kriteria Inklusi

a) 

Data rekam medik yang terbaca secara jelasdan lengkap

b)  Pasien dengan BMI ≥ 25 kg/m2

tanpa

penyakit kronis lain yang berobat dari bulan

Januari 2009 sampai dengan bulan

Desember 2010 di Klinik Medika Plaza

Jakarta. 

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 33 rekam medik.

Page 3: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 3/12

 

 

3

HASIL PENELITIAN

Data Pasien Berdasarkan Kelompok  Body

 Mass Index (BMI)

Berdasarkan rekapitulasi data yang telah

dikumpulkan dari rekam medik di klinik MedikaPlaza periode Januari 2009 sampai dengan

Desember 2010, jumlah pasien overweight  dan

obesitas sebanyak 33 orang. Pasien overweight  

dengan  Body Mass Index pada saat awal

berkunjung lebih dari dan sama dengan 25

kg/m2

dan kurang dari 30 kg/m2

sebanyak 18

orang (54,55%). Sedangkan pasien obesitas

dengan  Body Mass Index sama dengan dan atau

lebih dari 30 kg/m2

sebesar 15 orang (45,45%).

Data dalam bentuk tabel dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Jumlah Pasien Overweight 

dan Obesitas Berdasarkan Body Mass Index

Data Pasien Berdasarkan Kelompok Jenis

Kelamin

Bila dilihat dari jenis kelamin, pasien

overweight  dan obesitas selama periode

penelitian terdapat 7 orang (21,21%) berjenis

kelamin laki-laki dan 26 orang (78,79%)

berjenis kelamin perempuan. Pasien berjenis

kelamin laki-laki memiliki berat badan lebih

besar yang tergolong obesitas daripada

overweight  yaitu 5 orang (15,15%) dengan

obesitas. Sedangkan pada perempuan berat

badan yang tergolong overweight  lebih besar

daripada obesitas yaitu 16 orang (48,49%)

dengan overweight . Data selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel. 2

Tabel. 2 Distribusi Jumlah Pasien Overweight 

dan Obesitas Berdasarkan Jenis Kelamin

Penggunaan Obat Antiobesitas Berdasarkan

Terapi Antiobesitas

Hasil penelitian menunjukkan pasien

overweight  dan obesitas diterapi dengan

menggunakan obat-obat antiobesitas seperti

orlistat sebesar 5 orang (15,15%), sibutramin

HCl sebesar 8 orang (24,24%), dan kombinasi

orlistat dan sibutramin HCl sebesar 17 orang

(51,52%). Sedangkan 3 orang (9,09%)

menggunakan obat non antiobesitas seperti

vitamin dan suplemen. Data dalam bentuk tabeldapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel. 3 Distribusi Jumlah Pasien

Berdasarkan Terapi Antiobesitas

Penggunaan Obat Antiobesitas Berdasarkan

 Body Mass Index (BMI) Hasil penelitian berdasarkan  Body Mass

 Index (BMI)  menunjukkan pasien diterapi

dengan menggunakan obat-obat antiobesitas

Page 4: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 4/12

 

 

4

seperti orlistat dengan BMI ≥ 30 kg/m2

sebesar 3

orang (9,09%), lebih besar daripada pada pasien

dengan BMI ≥ 25 kg/m2

dan < 30 kg/m2.

Penggunaan sibutramin HCl pada pasien dengan

BMI ≥ 25 kg/m2

dan < 30 kg/m2

sebesar 5 orang(15,15%), lebih besar daripada pasien dengan

BMI ≥ 30 kg/m2. Sedangkan kombinasi orlistat

dan sibutramin HCl digunakan pada pasien

dengan BMI ≥ 30 kg/m2

sebesar 9 orang

(27,28%), lebih besar daripada pasien dengan

BMI ≥ 25 kg/m2

dan < 30 kg/m2

sebesar 8 orang

(24,24%). Sedangkan 3 orang (9,09%) dengan

BMI ≥ 25 kg/m2

dan < 30 kg/m2

menggunakan

obat non antiobesitas seperti vitamin dan

suplemen. Data dalam bentuk tabel dapat dilihat

pada Tabel .4

Tabel . 4 Distribusi Jenis Obat

Antiobesitas Berdasarkan Body Mass Index 

(BMI)

Penggunaan Obat Antiobesitas BerdasarkanTerapi dan Pengaruh Terhadap Efek

Perubahan Body Mass Index 

Berdasarkan data sampel, efek 

penggunaan obat antiobesitas yang dapat

memberikan perubahan Body Mass Index (BMI)

dialami oleh 21 orang dan sebanyak 12 orang

tidak diketahui perubahan  Body Mass Index.

Pasien overweight  dan obesitas paling banyak 

mengalami perubahan BMI dengan

menggunakan kombinasi obat antiobesitas

sebesar 11 orang (33%). Penggunaan

antiobesitas dalam bentuk tunggal orlistat

berpengaruh pada perubahan BMI hanya pada 4

orang (12,12%). Sedangkan penggunaan obat

antiobesitas dengan menggunakan kombinasi

obat yang tidak diketahui BMI dialami oleh 6orang (18,19%). Data dalam bentuk tabel dapat

dilihat pada Tabel .5

Tabel IV.5. Distribusi Jumlah Pasien

Berdasarkan Terapi Antiobesitas Menurut

Perubahan Body Mass Index (BMI)

Penggunaan Obat Antiobesitas Berdasarkan

Lama Terapi dan Pengaruh Terhadap Efek

Perubahan Body Mass Index Dari 33 sampel yang ada, berdasarkan

penelitian lama terapi penggunaan obat

antiobesitas selama 3 bulan terdapat 21 orang

(60,60%) yang mengalami selisih  Body Mass

 Index (BMI) dari BMI awal, 18 orang (54,55%)

mengalami penurunan berat badan (selisih

minus BMI) dengan obat antiobesitas orlistat,

sibutramin HCl, ataupun kombinasi keduanya.

Secara rinci dari 21 orang tersebut terdiri dari 3

orang (9,09%) mengalami selisih minus (beratbadan turun)  Body Mass Index dengan obat

antiobesitas orlistat, 1 orang (3,03%) mengalami

selisih plus (berat badan naik) BMI dengan

orlistat, 5 orang (15,15%) mengalami selisih

minus (berat badan turun) BMI dengan

sibutramin HCl, 10 orang (30,30%) mengalami

selisih minus (berat badan turun) BMI dengan

orlistat dan sibutramin HCl, 1 orang (3,03%)

mengalami selisih plus (berat badan naik) BMI

dengan orlistat dan sibutramin HCl, dan 1 orang

(3,03%) mengalami selisih minus (berat badan

Page 5: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 5/12

 

 

5

Tabel IV.6. Distribusi Penggunaan Obat Antiobesitas Menurut Lama Terapi

turun) BMI tanpa menggunakan obat antiobesitas. Sedangkan penggunaan obat antiobesitas tidak 

diketahui data perubahan Body Mass Index sebesar 12 orang (36,36%), terdiri dari 1 orang

Perubahan  Body Mass Index berdasarkan lama waktu terapi pada tabel.6 telah dianalisis

menggunakan uji statistik yaitu uji t berpasangan dengan membandingkan BMI awal sebelum diberi

obat dengan sesudah diberi obat selama 3 bulan. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai kemaknaan

sebesar 0,001 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna  Body Mass Index sebelum dan

sesudah diberi obat selama 3 bulan. (3,03%) dengan menggunakan orlistat, 3 orang (9,09%) dengansibutramin HCl, 6 orang (18,19%) dengan kombinasi orlistat dan sibutramin HCl, dan 2 orang

(6,06%) dengan menggunakan obat non antiobesitas seperti vitamin dan suplemen. Data secara rinci

dapat dilihat pada Tabel .6

Page 6: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 6/12

 

 

6

Penggunaan Obat Antiobesitas Berdasarkan Tingkat Ketepatan Obat, Dosis, dan Frekuensi

Pemberian

Hasil penelitian penggunaan obat antiobesitas berdasarkan tingkat ketepatan obat, frekuensi

pemberian. Data dosis dapat dilihat pada Tabel .7 berikut:

Tabel .7 Distribusi Penggunaan Obat Antiobesitas Orlistat Berdasarkan Tingkat Ketepatan Obat,Dosis, dan Frekuensi Pemberian

Page 7: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 7/12

 

 

7

Tabel .8 Distribusi Penggunaan Obat Antiobesitas Sibutramin HCl

Berdasarkan Tingkat Ketepatan Obat, Dosis, dan Frekuensi Pemberian

Page 8: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 8/12

 

 

8

Dari data pada tabel .7 diatas, menunjukkan bahwa ketepatan dosis dan frekuensi untuk obat orlistat

masing – masing dialami oleh 16 orang (48,48%) tepat dosis penggunaan orlistat, 6 orang (18,18%)

tidak tepat dosis penggunaan orlistat, 8 orang (24,24%) pasien lainnya tidak menggunakan obat

orlistat. Sedangkan pada penggunaan obat sibutramin HCl dengan variasi dosis menunjukkan bahwa

sebanyak 14 orang (42,42%) menggunakan obat dengan dosis dan frekuensi yang tepat, 12 orang

(36,36%) tidak tepat dosis dan frekuensi obat, dan 4 orang (12,12%) tidak menggunakan obat

sibutramin HCl.

Pengobatan Non Farmakologi

Berdasarkan hasil penelitian dari 33 sampel, menunjukkan bahwa terapi non farmakologi

banyak dilakukan oleh pasien yang secara bersamaan menggunakan terapi farmakologi yaitu dengan

obat antiobesitas. Sebanyak 21 orang (63,64%) menggunakan terapi non farmakologi dan

menggunakan obat antiobesitas, 9 orang (27,27%) menggunakan obat antiobesitas saja, 2 orang

(6,06%) menggunakan obat non antiobesitas, dan 1 orang (3,03%) menggunakan obat non antiobesitas

dan terapi non farmakologi. Jenis terapi non farmakologi yang dilakukan oleh pasien overweight dan

obesitas antara lain: pengaturan pola makan (diet), olahraga seperti treadmill, dan renang. Data

selengkapnya dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel.8

Tabel .8 Jenis Terapi Berdasarkan Body Mass Index 

Page 9: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 9/12

 

 

9

PEMBAHASAN

Hasil penelitian penggunaan obat

berdasarkan indikasi  Body Mass Index (BMI)

dari 33 sampel menunjukkan bahwa obat

sibutramin HCl lebih banyak digunakan olehpasien dengan BMI ≥ 25 kg/m

2dan < 30 kg/m

daripada obat tunggal orlistat pada BMI yang

sama. Sebanyak 5 orang (15,15%) yang

menggunakan obat tunggal sibutramin HCl

sedangkan orlistat dalam bentuk tunggal

digunakan oleh 3 orang (6,06%). Demikian pula

penggunaan kombinasi orlistat dan sibutramin

HCl yang lebih banyak digunakan oleh pasien

dengan BMI ≥ 30 kg/m2

sebesar 9 orang

(27,28%). Sebaliknya pada ukuran BMI ≥ 25

kg/m2 dan < 30 kg/m2, kombinasi obat orlistatdan sibutramin HCl digunakan oleh pasien

sebesar 8 orang (24,24%).

Penanganan pasien overweight  dan

obesitas dengan menggunakan obat antiobesitas

hanya diperbolehkan apabila pasien memiliki

BMI ≥ 25 kg/m2

dan < 30 kg/m2

dengan faktor

komorbid seperti diabetes atau kolesterol dan

pasien dengan BMI ≥ 30 kg/m2.(1)

Beberapa

literatur juga merekomendasikan penggunaan

obat antiobesitas sibutramin HCl menurut  Body

 Mass Index hanya boleh digunakan untuk pasien

dengan BMI ≥ 30 kg/m2

dan BMI ≥ 27 kg/m2

 jika terdapat penyakit seperti kolesterol dan

diabetes.(11,18)

Menurut Clinical Practice

Guideline for Screening and Management of 

Overweight and Obesity, pasien dengan BMI ≥

25 kg/m2

direkomendasikan untuk melakukan

terapi non farmakologi seperti pengaturan pola

makan (diet) dan olahraga. Pasien yang gagal

dengan terapi non farmakologi dimana berat

badan meningkat sehingga mencapai BMI ≥ 27kg/m2

baru dapat diberikan orlistat ataupun

sibutramin HCl. Pertimbangan pemberian

orlistat terlebih dahulu dilakukan sebelum

sibutramin HCl mengingat efek sibutramin HCl

dapat meningkatkan tekanan darah.(12)

Namun

menurut penelitian, sibutramin HCl dapat

mempercepat penurunan BMI yang ditandai

dengan penurunan berat badan sebesar 4 kg

dalam waktu 3 bulan bila dibandingkan dengan

orlistat yang hanya menurunkan berat badan 2,5

kg dalam waktu yang sama tanpa komorbid

seperti diabetes sehingga sibutramin HCl lebih

banyak digunakan terlebih dahulu dalam

penanganan pasien obesitas.(19,20)

 

Sama halnya dengan penggunaan obat

antiobesitas dalam bentuk tunggal, penggunaankombinasi obat sibutramin HCl dengan orlistat

menurut literatur juga hanya boleh digunakan

 pada pasien obesitas dengan indikasi BMI ≥ 30

kg/m2.(18)

Menurut penelitian yang dilakukan

Bruno Halpern dkk, sebanyak 89 wanita obesitas

yang menggunakan kombinasi obat sibutramin

HCl dengan orlistat dapat menurunkan sekitar

10,6% dari berat badan awal. Bila dilihat

perbandingan dengan penggunaan orlistat dan

sibutramin HCl masing-masing dalam bentuk 

tunggal, penurunan berat badan denganmenggunakan kombinasi obat tersebut masih

lebih besar penurunannya. Penggunaan orlistat

dan sibutramin HCl masing  –  masing dalam

bentuk tunggal tersebut hanya dapat

menurunkan berat badan sebesar 5,5% dan

10,2% dalam jangka waktu 3 bulan.(4)

 

Penggunaan obat antiobesitas sibutramin

HCl pada pasien dengan indikasi BMI ≥ 25

kg/m2

dan < 30 kg/m2

dalam penelitian ini

kemungkinan disebabkan obat sibutramin HCl

dapat mempercepat penurunan BMI bila

dibandingkan dengan orlistat. Demikian pula

penggunaan kombinasi obat sibutramin HCl

dengan orlistat pada pasien dengan BMI ≥ 25 

kg/m2

dan < 30 kg/m2

maupun ≥ 30 kg/m2 

diduga kombinasi obat tersebut diberikan untuk 

mempercepat penurunan berat badan yang

sangat besar bila dibandingkan dengan

penggunaan obat antiobesitas dalam bentuk 

tunggal. Meskipun dapat mempercepat

penurunan berat badan, pemberian sibutraminHCl maupun orlistat dalam bentuk tunggal

ataupun kombinasi keduanya berdasarkan BMI

dibawah 30 kg/m2

cenderung tidak tepat

indikasi. Sebaliknya penggunaan kombinasi obat

orlistat dengan sibutramin HCl pada pasien

dengan BMI ≥ 30 kg/m2

sudah tepat indikasi.

Evaluasi ketepatan pemilihan obat

berdasarkan indikasi sangat perlu dilakukan.

Pentingnya melihat  Body Mass Index (BMI)

dan komorbiditas yang dialami pasien seperti

hipertensi, kolesterol, dan diabetes merupakan

Page 10: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 10/12

 

 

10

salah satu faktor dalam penentuan dan pemilihan

obat antiobesitas.

Ketepatan obat sibutramin HCl dan

orlistat yang dilihat dari efikasi atau kegunaan

dalam menurunkan BMI serta lamanya terapiyang dijalani oleh pasien overweight  dan

obesitas menunjukkan sebanyak 20 orang

(60,61%) yang mengalami perubahan selisih

BMI, dan sebanyak 10 orang (30,30%) pasien

tidak diketahui perubahan BMI. Sedangkan

penggunaan obat non antiobesitas dapat

menunjukkan perubahan selisih BMI dialami

oleh 1 orang (3,03%) dan 2 orang (6,06%) tidak 

diketahui perubahan BMI.

Menurut The Treatment of Obesity, obat

antiobesitas orlistat dan sibutramin HClmerupakan dua obat yang disetujui oleh Food 

 Drug and Administration (FDA) USA untuk 

pemakaian jangka panjang yang dapat

mengurangi berat badan 7%  –  10% dari berat

badan awal dalam jangka waktu 6 bulan pada

 pasien dengan BMI ≥ 30 kg/m2. Sedangkan

untuk pasien dengan BMI ≥ 25 kg/m2

dan < 30

kg/m2, orlistat dan sibutramin HCl dapat

mengurangi berat badan sekitar 8%  –  10%

dalam jangka waktu 4 – 6 bulan .(21)

 

Pemilihan dan penggunaan orlistat dan

sibutramin HCl sebagai obat antiobesitas dalam

penelitian ini kemungkinan sudah tepat obat.

Hal ini bila dilihat dari lama terapi selama 3

bulan telah menunjukkan perubahan BMI secara

signifikan. Perubahan BMI tersebut telah di uji

statistik dengan uji t berpasangan yaitu

membandingkan BMI awal sebelum diberi obat

dengan sesudah diberi obat selama 3 bulan. Dari

hasil uji statistik diperoleh nilai kemaknaan

sebesar 0,001 (p < 0,05) yang berarti terdapatperbedaan bermakna  Body Mass Index sebelum

dan sesudah diberi obat selama 3 bulan.

Penggunaan orlistat dan sibutramin HCl

setelah jangka waktu 3 bulan tentunya harus

dilakukan pemantauan dengan melihat

perubahan BMI. Dengan demikian dapat

diketahui kapan terapi orlistat dan sibutramin

HCl tersebut diteruskan atau dihentikan.

Penelitian tingkat ketepatan dosis dan

frekuensi pemakaian orlistat dan sibutramin HCl

menunjukkan sebanyak 16 orang (48,48%) tepat

dosis dengan menggunakan orlistat, 6 orang

(18,18%) tidak tepat dosis dengan orlistat, 8

orang (24,24%) pasien lainnya tidak 

menggunakan obat orlistat. Sedangkan pada

penggunaan obat sibutramin HCl menunjukkanbahwa sebanyak 14 orang (42,42%)

menggunakan obat dengan dosis dan frekuensi

yang tepat, 12 orang (36,36%) tidak tepat dosis

dan frekuensi obat, dan 4 orang (12,12%) tidak 

menggunakan obat sibutramin HCl.

Orlistat sebagai obat antiobesitas

digunakan pada pasien obesitas tanpa

komorbiditas seperti diabetes dengan dosis 120

mg dengan frekuensi pemakaian 3 kali sehari

dan menunjukkan pengurangan berat badan

sebesar 2,7 kg atau 2,9% dari berat badan awalselama 3 bulan.

(22).Menurut penelitian, orlistat

dengan dosis 120 mg sehari juga dapat

menurunkan 2,9 kg dalam jangka waktu selama

1 tahun.(23)

Sedangkan obat antiobesitas

sibutramin HCl yang digunakan pada 235 pasien

obesitas dengan dosis awal 10 mg sehari sekali

mempunyai efektifitas sama dengan dosis 15 mg

sehari satu kali. Kedua dosis tersebut lebih

efektif daripada dosis 5 mg sehari sekali.(20)

Pada

penelitian dengan menggunakan 485 pasien

obesitas, sibutramin HCl dengan dosis 10 mg

atau 15 mg sehari sekali disertai dengan terapi

non farmakologi seperti diet dapat mengurangi

berat badan, BMI dan lingkar panggul secara

signifikan.(20)

Demikian halnya untuk kombinasi

obat sibutramin HCl dengan dosis 10 mg atau 15

mg dengan frekuensi sehari sekali dan orlistat

120 mg sehari tiga kali pada pasien obesitas

ternyata dapat menurunkan berat 27,2 kg selama

10 bulan.(24)

 

Pemberian dosis dan frekuensi orlistatdan sibutramin HCl dalam bentuk tunggal

maupun kombinasi dalam penelitian ini ada

yang sudah tepat dosis dan ada yang tidak tepat

dosis. Ketidaktepatan dosis tersebut terdiri dari

dosis kurang, dan dosis obat diberikan tidak 

sesuai dengan indikasi BMI. Pemberian obat

antiobesitas dengan dosis yang tidak tepat dalam

penelitian ini diduga karena untuk mempercepat

penurunan berat badan tanpa melihat ukuran

BMI. Tanpa melihat penurunan BMI secara

Page 11: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 11/12

 

 

11

pasti, dosis yang sama akan tetap diberikan

sehingga efektifitasnya tidak terlihat.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

1.  Jenis obat antiobesitas yang digunakan oleh

pasien overweight  dan obesitas yaitu orlistat

dalam bentuk tunggal digunakan oleh 5

orang (15,15%), sibutramin HCl dalam

bentuk tunggal digunakan oleh 8 orang

(24,24%), dan kombinasi orlistat dengan

sibutramin HCl yang digunakan oleh 17

orang (51,52%)

2.  Tingkat kerasionalan penggunaan obat

antiobesitas sebagai berikut:a.  Tingkat kerasionalan berdasarkan

ketepatan obat dan indikasi: sebanyak 14

orang (42,42%) tepat obat orlistat, 13

orang (39,39%) tepat obat sibutramin HCl,

8 orang (24,24%) tidak tepat diberikan

obat orlistat, 13 orang (39,39%) tidak tepat

diberikan obat sibutramin HCl

b.  Tingkat kerasionalan berdasarkan

ketepatan dosis dan frekuensi pemberian:

sebanyak 16 orang (48,48%) tepat dosis

dan frekuensi pemberian orlistat, 14 orang

(42,42%) tepat dosis dan frekuensi

pemberian obat sibutramin HCl, 6 orang

(18,18%) tidak tepat dosis dan frekuensi

pemberian obat orlistat, dan 12 orang

(36,36%) tidak tepat dosis dan frekuensi

pemberian obat sibutramin HCl.

3.  Terapi non farmakologi yang dilakukan

bersamaan dengan terapi farmakologi adalah

pengaturan pola makan (diet), olahraga

seperti treadmill dan renang.4.  Terdapat perbedaan Body Mass Index (BMI)

awal sebelum dengan setelah terapi obat

antiobesitas. Terjadi penurunan rata-rata

BMI sebesar 0,9306. Secara uji statistik 

diperoleh nilai kemaknaan sebesar 0,001 (p

< 0,05) yang berarti terdapat perbedaan

bermakna  Body Mass Index sebelum dan

sesudah diberi obat selama 3 bulan.

Saran

1.  Perlunya dilakukan evaluasi terhadap

penggunaan obat antiobesitas dengan

melihat  Body Mass Index (BMI) dan

komorbiditas yang dialami pasien sepertihipertensi, kolesterol, dan diabetes sehingga

penentuan dan pemilihan obat antiobesitas

bisa tepat obat, tepat dosis, dan tepat

frekuensi pemberian

2.  Perlunya dilakukan evaluasi terhadap

penggunaan obat selain antiobesitas

sehingga tidak terjadi pengobatan yang tidak 

rasional

DAFTAR PUSTAKA

1.  Surasno, “Penanganan Obesitas Dahulu,Sekarang, dan Masa Depan”, National

Obesity Symposium, Perkeni, 2002, hal

53,58

2.  Low, Chin.M, Yap. B, “Review On

Epidemic Of Obesity”, Vol. 38. No.1,

Januari, 2009, hal 58-59

3.  Pamela.D.R,“Overweight dan Obesitas

Sebagai Suatu Resiko Penyakit

Degeneratif”, April, 2011, hal 1-6

4.  Halpern.B, dkk, “Combination Of Drugs in

The Treatment Of Obesity”, Sao Paulo,

Brazil, 2010, hal 2399-2403

5.  Anonim, “Drug Use Evaluation Concept in

Managed Care Pharmacy”, AMCP, hal 1-

7

6. 

Anonim, “Promoting Rational Use of Medicine: Core Components”, World 

 Health Organization,  September, Geneva,

2002, hal 1.

7.  Anonim, “Problem of Irrational Drug Use

Session Guide”, hal 3-4, diakses

di:http://archives.who.int/prduc2004/rducd/s

ession_guides/problems_of_irrational_drug_

use.htm,  World Health Organization, 

diakses tanggal 5 Oktober 2011

Page 12: Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042)

5/17/2018 Jurnal Penelitian_amaliyah (06334042) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-penelitianamaliyah-06334042 12/12

 

 

12

8.  Agbonlahor. E, Ikhloya.O, Okaka R,

”Strategies for Preventing and ManagingOverweight And Obesity”, Nigeria, 2009,

hal 1689

9.  Anonim, “Obesitas”, diakses dari:

http://medicastore.com/penyakit/42/Obesitas

.html, Medicastore, tanggal 10 Oktober

2011

10. Anonim, “BMI classification”, diakses dari:

http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=

intro_3.html, World Health Organization

(WHO) , tanggal 5 Desember 2011

11. Royal College, “Anti-Obesity Drugs,Guidance On Appropriate Prescribing

And Management”, April, London, 2003,

hal 3-4,8-19

12. Department of Veterans Affairs, “Clinical

Practice Guideline for Screening and

Management of Overweight and Obesity”,

USA, 2006, hal: 31

13. Yulinah. E,dkk, “ISO Farmakoterapi 2”,

IAI, Jakarta,2011, hal 110-114

14. Anonim, “Lembar Informasi Orlistat”,

Roche, hal 1-6

15. Isidro. L, Cordido. F, “Approved And Off 

Label Use Of Obesity Medication And

Potential New Pharmacologic Treatment

Options”, Spanyol, 2010, hal: 125-145

16. Purwono. A, “Penatalaksanaan Obesitas”,diakses dari:

http://www.medicinesia.com/kedokteran-

klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/, 

Artikel Medicinesia, tanggal 15 Nopember

2011

17. Royal Pharmaceutical Society of Great

Britain, “Practice Guidance: OTC

Orlistat”, London, April, 2009 , hal: 2

18. National Institute for Health and Clinical

Excellence, “Obesity Guidance on The

Prevention, Identification, Assessment

and Management of Overweight and

Obesity in Adults and Children”, London,Desember 2006, hal:53

19. Beermann, dkk, “Incorrect Use and

Limited Weight Reduction of Orlistat in

Clinical Practice”, Swedia, 2002, hal: 31

20. Tziomalos K, Krassas G, Tzotzas T, “The

Use of Sibutramine in The Management

of Obesity and Related Disorders: An

Update”, Yunani, 2009, hal: 442

21. Wadden A.T, Osei. S, “The Treatment Of 

Obesity: An Overwiew”, USA, 2001, hal:

233,239

22. Drew B, Dixon A.J, “Obesity

Management: Update On Orlistat”, centre

for Obesity Research, Australia, 2007,

hal:818

23. Smart. P, “Evidence Based Rapid Review

of Weight Loss Medicines: A Report

Commissimed by The New Zealand”, vol

7 No.6, New Zealand, 2004, hal: 26

24. Chaput J, St-Pierre, Trimblay, “Currently

Available Drugs for The Treatment of 

Obesity: Sibutramine and Orlistat”, Mini

Review in Medicinal Chemistry, Kanada,

2007, hal:2009