JURNAL PENELITIAN KELELAHAN PEKERJA MEMECAH BATU DI...

21
JURNAL PENELITIAN KELELAHAN PEKERJA MEMECAH BATU DI DESA SEMANDING KECAMATAN JENANGAN KABUPATEN PONOROGO Disusun oleh : ERICA NYATASHA P27833215016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI DIII KAMPUS MAGETAN MAGETAN TAHUN 2018

Transcript of JURNAL PENELITIAN KELELAHAN PEKERJA MEMECAH BATU DI...

  • JURNAL PENELITIAN

    KELELAHAN PEKERJA MEMECAH BATU DI DESA SEMANDING

    KECAMATAN JENANGAN KABUPATEN PONOROGO

    Disusun oleh :

    ERICA NYATASHA

    P27833215016

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

    JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

    PROGRAM STUDI DIII KAMPUS MAGETAN MAGETAN

    TAHUN 2018

  • ABSTRAK

    Kementerian Kesehatan RI

    Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

    Program Studi D-III Jurusan Kesehatan Lingkungan

    Karya Tulis Ilmiah, Juli 2018

    Erica Nyatasha

    KELELAHAN PEKERJA MEMECAH BATU DI DESA SEMANDING

    KECAMATAN JENANGAN KABUPATEN PONOROGOTAHUN 2018

    x + 65halaman + 14 tabel + 7 gambar + 7 lampiran

    Desa Semanding Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo yang berada di

    wilayah Jawa Timur. Kelelahan kerja merupakan suatu pola yang timbul pada

    suatu keadaan yang secara umum terjadi pada pekerja, yaitu pekerja tidak sanggup

    lagi untuk melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas

    kerja dan yang disebabkan adanya peningkatan panas tubuh, pingsan,kelelahan

    akibat panas dan fase paling akut. Pekerja memecah batu 30 orang pekerja.

    Tujuan pnelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang penyebab kelelahan pekerja

    memecah batu di Desa Semanding Kec. Jenangan Kab. Ponorogo.

    Jenis penelitian ini Deskriptif dengan Desain penelitian survei. Populasi

    penelitian ini seluruh pekerja memecah batu sebanyak 30 orang pekerja. Teknik

    pengambilan sampel dilakukan total sampling. Alat ukur yang digunakan

    Thermohygrometer dan kuesioner SSRT.

    Hasil kelelahan pekerja memecah batu : pelemahan kegiatan rendah pada

    alat, pelemahan motivasi sedang pada cara membelah batu, dan pelemahan fisik

    yang paling tinggi alat.

    Kesimpulan Dari faktor cara kesesuaian alat kerja yang digunakan, kondisi

    tempat lingkungan kerja, cara membelah batu yang tertinggi pelemahan fisik.

    Perlu adanya tempat yang nyaman untuk menghindari tempat yang panas untuk

    meringankan fisik pada pekerja pada saat memecah batu, untuk menghindari

    penyebab kelelahan dan beristirahat sejenak 5 sampai 15 menit setiap 1 sampai 2

    jam. Kegiatan yang bisa dilakukan saat beristirahat sejenak seperti untuk minum

    dan beristirahat. Untuk mengurangi penyebabnya kelelahan kerja.

    Kata Kunci : Kelelahan Pekerja

    Klasifikasi : -

    Daftar Bacaan : 20 (1992-2018)

  • 1

    Pendahuluan

    Indonesia sebagai negara yang

    sedang berkembang sangat

    membutuhkan sumber daya manusia

    (tenaga kerja) yang sehat, efisien dan

    produktif. Tenaga kerja seperti ini

    diharapkan akan mampu berkompetisi

    dengan tenaga kerja yang lain, baik di

    dalam dan di luar negeri. Keunggulan

    tersebut dapat tercapai bila semua

    pihak turut berperan aktif bekerja

    sama dengan tingkat kemampuan

    yang ada pada tenaga kerja itu

    sendiri. Undang-undang RI No.13

    Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

    pasal 68 ayat 1 menyatakan bahwa

    setiap pekerja atau buruh mempunyai

    hak untuk memperoleh perlindungan

    atas keselamatan dan kesehatan kerja,

    moral dan kesusilaan, dan perlakuan

    yang sesuai dengan harkat dan

    martabat manusia serta nilai-nilai

    agama.

    Pekerja tambang memecah batu

    sering terjadi terpapar panas tubuh

    bekerja lebih keras. Untuk

    mempertahankan keadaan seimbang

    meningkatnya suhu tubuh memecah

    batu dapat mengakibatkan Heat

    Cramps merupakan salah satu

    penyakit yang disebabkan oleh

    adanya peningkatan panas tubuh,

    Heat syncope merupakan penyakit

    yang mengalami kehilangan

    kesadaran(pingsan), Heat exhausted

    merupakan kelelahan akibat panas,

    dan Heat stroke merupakan fase

    paling akut.

    Kelelahan kerja akan

    menurunkan kinerja dan menambah

    kesalahan kerja. Menurunnya kinerja

    sama artinya dengan menurunnya

    produktivitas kerja. Apabila tingkat

    produktivitas seorang tenaga kerja

    terganggu yang disebabkan oleh

    faktor kelelahan fisik maupun psikis

    maka akibat yang ditimbulkannya

    akan dirasakan oleh pekerja memecah

    batu. Kelelahan secara nyata dapat

    mempengaruhi kesehatan tenaga kerja

    dan dapat menurunkan produktivitas

    kerja, yang mana kelelahan dapat

    memberikan kontribusi yang

    signifikan terhadap kecelakaan kerja.

    Untuk mengatasi kelelahan

    karena kondisi kerja maka muncul

    ilmu ergonomi. Menurut Manuaba

    (2007) ergonomi merupakan ilmu

    tentang kemampuan dan keterbatasan

    tubuh manusia, serta kriteria lainnya

  • 2

    yang berkaitan dengan perancangan.

    Rancangan ergonomi adalah

    perancangan peralatan kerja,

    perlengkapan, mesin-mesin,

    pekerjaaan, tugas, tempat kerja

    duduk, organisasi, dan lingkungan

    berdasarkan informasi karakteristik

    tubuh manusia untuk produktivitas,

    keselamatan, kenyamanan dan

    efektivitas fungsi tubuh manusia.

    Bekerja dalam kondisi performa tidak

    ergonomis pasti tidak nyaman dan

    cepat lelah, yang pada akhirnya

    produktivitas menurun. Saat ini masih

    banyak orang sedang bekerja yang

    tidak memperhatikan performa kerja

    atau sikap kerja atau posisi kerja,

    sehingga cepat melelahkan. Performa

    kerja tidak ergonomis dapat

    menimbulkan kelelahan, nyeri, dan

    gangguan kesehatan lainnya. Suatu

    perlawanan (reaksi) terhadap suatu

    beban (aksi) mengakibatkan otot

    mengalami kontraksi yang berlebihan

    (Santoso, 2013).

    Tujuan Penelitian ini adalah ntuk

    Mengetahui faktor – faktor yang

    menjadi penyebab kelelahan pekerja

    memecah batu di Desa Semanding,

    Kecamatan Jenangan, Kabupaten

    Ponorogo.

    Metode Penelitian

    Berdasarkan dengan tujuan yang

    telah ditetapkan yaitu objektif. Maka

    penelitian ini termasuk penelitian

    deskriptif. Metode deskriptif adalah

    suatu metode penelitian yang

    dilakukan dengan tujuan utama untuk

    membuat gambaran atau deskripsi

    tentang suatu keadaan secara

    objektif. Metode penelitian deskriptif

    digunakan untuk memecahkan atau

    menjawab permasalahan yang sedang

    dihadapi pada situasi sekarang.

    Penelitian ini dilakukan dengan

    menempuh langkah-langkah

    pengumpulan data, klasifikasi,

    pengolahan/analisis data, membuat

    kesimpulan, dan laporan (Soekidjo

    Notoatmojo 2005:138).

  • 3

    Hasil Penelitian

    Dalam penelitian yang telah dilakukan pada bulan April 2018 dengan

    pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan dengan 2

    kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.2

    Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kesesuaian Alat

    Kerja di Tambang Tahun 2018

    No Alat yang digunakan Frekuensi Persentase (%)

    1. Sesuai 30 100 %

    2. Tidak Sesuai 0 0 %

    Jumlah 30 100 %

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.2 diketahui bahwa dari 30 responden, semua

    pekerja menggunakan alat yang sesuai sebanyak 30 pekerja dengan

    persentase 100% dan yang tidak menggunakan alat sesuai sebanyak 0

    responden dengan persentase 0 %.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.3

    Distribusi Pelemahan Kegiatan Responden Berdasarkan

    Faktor Kesesuaian Alat Kerja di Tambang Tahun 2018

    No Kesesuaian alat

    yang digunakan

    Pelemahan Kegiatan Presentase

    (%) Ringan Sedang Berat

    1. Sesuai 13 12 5 100 %

    2. Tidak Sesuai 0 0 0 0

    Jumlah 13 12 5 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.3 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan kegiatan. Kesesuain alat yang digunakan sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan sebanyak 13 pekerja, kelelahan tingkat

    sedang 12 pekerja dan kelelahan tingkat berat sebanyak 5 dengan total

  • 4

    keseluruhan presentase 100%, dan kesesuain alat yang digunakan tidak

    sesuai 0 dengan total keseluruhan presentase 0%.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.4

    Distribusi Pelemahan Motivasi Responden Berdasarkan Faktor

    Kesesuaian Alat Kerja di Tambang Tahun 2018

    No Kesesuaian alat

    yang digunakan

    Pelemahan Motivasi Presentase

    (%) Ringan Sedang Berat

    1. Sesuai 14 9 7 100 %

    2. Tidak Sesuai 0 0 0 0

    Jumlah 14 9 7 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.4 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan motivasi. Kesesuain alat yang digunakan sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan sebanyak 14 pekerja, kelelahan tingkat

    sedang 9 pekerja dan kelelahan tingkat berat sebanyak 7 dengan total

    presentase 100%, dan kesesuain alat yang digunakan tidak sesuai 0 dengan

    total presentase 0%. Presentase keseluruhan 100%.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.5

    Distribusi Pelemahan Fisik Responden Berdasarkan Faktor

    Kesesuaian Alat Kerja di Tambang Tahun 2018

    No Kesesuaian alat

    yang digunakan

    Pelemahan Kegiatan Presentase

    (%) Ringan Sedang Berat

    1. Sesuai 5 20 5 100 %

    2. Tidak Sesuai 0 0 0 0

    Jumlah 5 20 5 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.5 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan fisik. Kesesuain alat yang digunakan sesuai kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 5 pekerja, kelelahan tingkat sedang 20

    pekerja dan kelelahan tingkat berat sebanyak 5 dengan total presentase

  • 5

    100%, dan kesesuain alat yang digunakan tidak sesuai 0 dengan total

    presentase 0%. Presentase keseluruhan 100%

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 2 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.6

    Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Tempat /

    Lingkungan Pekerja Tambang Tahun 2018

    No Kondisi tempat Kondisi Fisik

    Suhu 0C Kelembapan %

    1. Terpapar Panas 34,1 63,5

    2. Tidak Terpapar Panas 33,4 60,8

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.6 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    berdasarkan kondisi tempat lingkungan. Kondisi tempat yang terpapar

    kondisi fisik dengan suhu 34OC dan kelembapan 63,5% sedangkan yang

    tidak terpapar panas kondisi fisik dengan 33,4OC dan kelembapan 60,8%.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 1 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.7

    Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kondisi tempat /

    Lingkungan Pekerja Tambang Tahun 2018

    No Kondisi tempat di lingkungan Frekuensi Persentase (%)

    1. Terpapar panas 12 40 %

    2. Tidak Terpapar panas 18 60 %

    Jumlah 30 100 %

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.7 diketahui bahwa dari 30 responden, kondisi

    tempat di lingkungan yang mengalami terpapar panas sebanyak 12 pekerja

    dengan persentase 40 % dan yang tidak terpapar panas sebanyak 18

    pekerja dengan persentase 60%.

  • 6

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.8

    Distribusi Pelemahan Kegiatan Responden Berdasarkan

    Faktor Kondisi tempat / Lingkungan Pekerja Tambang

    Tahun 2018

    No Kondisi Tempat Pelemahan Kegiatan Presentase (%)

    Ringan Sedang Berat

    1. Terpapar Panas 4 5 3 40 %

    2. Tidak Sesuai 8 5 5 60%

    Jumlah 12 10 8 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.8 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan kegiatan. Kondisi tempat yang terpapar panas

    kelelahan kerja tingkat ringan sebanyak 4 pekerja, kelelahan tingkat

    sedang 5 pekerja dan kelelahan tingkat berat sebanyak 3 dengan total

    presentase 40%, dan kondisi tempat yang tidak terpapar panas kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 8 pekerja, kelelahan tingkat sedang 5 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat sebanyak 5 dengan total presentase 60%.

    Presentase keseluruhan 100%.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.9

    Distribusi Pelemahan Motivasi Responden Berdasarkan Faktor

    Kondisi tempat / Lingkungan Pekerja Tambang Tahun

    2018

    No Kondisi Tempat Pelemahan Motivasi Presentase (%)

    Ringan Sedang Berat

    1. Terpapar Panas 8 2 2 40 %

    2. Tidak Terpapar

    Panas

    7 3 8 60%

    Jumlah 15 5 10 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

  • 7

    Berdasarkan tabel IV.9 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan motivasi. Kondisi tempat yang terpapar panas

    kelelahan kerja tingkat ringan sebanyak 8 pekerja, kelelahan tingkat

    sedang 2 pekerja dan kelelahan tingkat berat sebanyak 2 pekerja dengan

    total presentase 40%, dan kondisi tempat yang tidak terpapar panas

    kelelahan kerja tingkat ringan sebanyak 7 pekerja, kelelahan tingkat

    sedang 3 pekerja dan kelelahan tingkat berat sebanyak 8 dengan total

    presentase 60%. Presentase keseluruhan 100%.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.10

    Distribusi Pelemahan Fisik Responden Berdasarkan Faktor

    Kondisi tempat / Lingkungan Pekerja Tambang Tahun

    2018

    No Kondisi Tempat Pelemahan Fisik Presentase (%)

    Ringan Sedang Berat

    1. Terpapar Panas 5 6 1 40 %

    2. Tidak Terpapar

    Panas

    9 2 7 60%

    Jumlah 14 8 8 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.10 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan fisik. Kondisi tempat yang terpapar panas kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 5 pekerja, kelelahan tingkat sedang 6 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat sebanyak 1 pekerja dengan total presentase

    40%, dan kondisi tempat yang tidak terpapar panas kelelahan kerja tingkat

    ringan sebanyak 9 pekerja, kelelahan tingkat sedang 2 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 7 dengan total presentase 60%.

    Presentase keseluruhan 100%.

  • 8

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 2 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.11

    Distribusi Responden Berdasarkan Cara Kerja Membelah

    Batu Tahun 2018

    No Cara Membelah Batu Frekuensi Persentase (%)

    1. Sesuai 13 43,33 %

    2. Tidak Sesuai 17 56,67 %

    Jumlah 30 100 %

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.11 diketahui bahwa dari 30 responden, pekerja

    mengalami cara membelah batu yang sesuai sebanyak 13 pekerja dengan

    persentase 43,33 % dan pekerja yang cara membelah batu yang tidak

    sesuai sebanyak 17 pekerja dengan persentase 56,67%

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.12

    Distribusi Pelemahan Kegiatan Responden Berdasarkan Cara

    Kerja Membelah Batu Tahun 2018

    No Cara membelah

    batu

    Pelemahan Motivasi Presentase

    (%) Ringan Sedang Berat

    1. Sesuai 8 1 4 43,33 %

    2. Tidak Sesuai 3 9 5 56,67%

    Jumlah 11 10 9 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.12 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan kegiatan. Cara membelah batu yang sesuai kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 8 pekerja, kelelahan tingkat sedang 1 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat sebanyak 4 pekerja dengan total presentase

    43,33%, dan cara membelah batu yang tidak sesuai kelelahan kerja tingkat

    ringan sebanyak 3 pekerja, kelelahan tingkat sedang 9 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 5 dengan total presentase 56,67%.

    Presentase keseluruhan 100%.

  • 9

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 3 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.13

    Distribusi Pelemahan Motivasi Responden Berdasarkan Cara

    Kerja Membelah Batu Tahun 2018

    No Cara

    membelah batu

    Pelemahan Motivasi Presentase (%)

    Ringan Sedang Berat

    1. Sesuai 3 6 4 43,33 %

    2. Tidak Sesuai 6 10 1 56,67 %

    Jumlah 9 16 5 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.13 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan motivasi. Cara membelah batu yang sesuai kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 3 pekerja, kelelahan tingkat sedang 6 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat sebanyak 4 pekerja dengan total presentase

    43,33%, dan cara membelah batu yang tidak sesuai kelelahan kerja tingkat

    ringan sebanyak 6 pekerja, kelelahan tingkat sedang 10 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 1 dengan total presentase 56,67%.

    Presentase keseluruhan 100%.

    Pengamatan terhadap 30 pekerja memecah batu yang ditunjukkan

    dengan 2 kategori pada tabel berikut :

    Tabel IV.14

    Distribusi Pelemahan Fisik Responden Berdasarkan Cara

    Kerja Membelah Batu Tahun 2018

    No Cara

    membelah batu

    Pelemahan Fisik Presentase (%)

    Ringan Sedang Berat

    1. Sesuai 2 5 6 43,33 %

    2. Tidak Sesuai 4 10 3 56,67 %

    Jumlah 6 15 9 100%

    Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

    Berdasarkan tabel IV.14 diketahui bahwa dari 30 responden yang

    dampak pelemahan fisik. Cara membelah batu yang sesuai kelelahan kerja

    tingkat ringan sebanyak 2 pekerja, kelelahan tingkat sedang 5 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 6 pekerja dengan total presentase

  • 10

    43,33%, dan cara membelah batu yang tidak sesuai kelelahan kerja tingkat

    ringan sebanyak 4 pekerja, kelelahan tingkat sedang 10 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 3 dengan total presentase 56,67%.

    Presentase keseluruhan 100%.

  • 11

    Pembahasan

    A. Faktor Kerja Alat yang

    digunakan untuk memecah

    Batu

    Berdasarkan tabel IV.2

    diketahui bahwa dari 30

    responden, semua pekerja

    menggunakan alat yang benar

    sebanyak 30 pekerja dengan

    persentase 100% dan yang tidak

    menggunakan alat yang salah

    sebanyak 0 responden dengan

    persentase 0 %.

    Pekerjaan memukul batu

    menggunakan palu adalah

    pekerjaan monoton yang

    dilakukan secara berulang-ulang.

    Bila dilakukan dalam intensitas

    yang sering dan dalam jangka

    waktu lama dapat menyebabkan

    beberapa gangguan kelelahan.

    Berdasarkan tabel IV.3

    diketahui bahwa dari 30

    responden yang dampak

    pelemahan kegiatan. Kesesuain

    alat yang digunakan sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 13 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 12 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 5

    dengan total keseluruhan

    presentase 100%, dan kesesuain

    alat yang digunakan tidak sesuai 0

    dengan total keseluruhan

    presentase 0%. Gejala pelemahan

    kegiatan kategori tingkat ringan

    yang paling banyak dialami

    kelelahan pekerja memecah batu

    adalah pekerja mengalami lelah

    diseluruh badan. Hal ini

    dikarenakan pekerja kurangnya

    istirahat, seharusnya istirahat

    perlu ditambah lagi.

    Berdasarkan tabel IV.4 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa 30

    responden yang dampak

    pelemahan motivasi. Kesesuain

    alat yang digunakan sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 14 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 9 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 7

    dengan total presentase 100%, dan

    kesesuain alat yang digunakan

    tidak sesuai 0 dengan total

    presentase 0%. Presentase

    keseluruhan 100%. Gejala

    pelemahan motivasi kategori

    ringan yang paling banyak

    dialami kelelahan pekerja

  • 12

    memecah batu adalah pekerja

    mengalami tidak berkonsentrasi

    pada saat memecah batu, merasa

    kurang kepercayaan. Hal ini

    dikarenakan pekerja tidak tekun

    dalam pekerjaan.

    Berdasarkan tabel IV.5 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa dari 30

    responden yang dampak

    pelemahan fisik. Kesesuain alat

    yang digunakan sesuai kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 5

    pekerja, kelelahan tingkat sedang

    20 pekerja dan kelelahan tingkat

    berat sebanyak 5 dengan total

    presentase 100%, dan kesesuain

    alat yang digunakan tidak sesuai 0

    dengan total presentase 0%.

    Presentase keseluruhan 100%.

    Gejala pelemahan fisik kategori

    sedang yang paling banyak

    dialami kelelahan pekerja

    memecah batu adalah merasa

    kurang sehat dan suara serak. Hal

    ini dikarenakan pekerja kurangnya

    mengkonsumsi makanan,

    seharusnya mengkonsumsi

    makanan yang banyak.

    B. Faktor Kerja di lingkungan

    Pekerja Memecah Batu

    Berdasarkan tabel IV.6

    diketahui bahwa hasil pengukuran

    suhu dan kelembapan dengan

    menggunakan Thermohygrometer

    yaitu didapatkan dari 30

    responden yang berdasarkan

    kondisi tempat lingkungan.

    Kondisi tempat yang terpapar

    kondisi fisik dengan suhu 34OC

    dan kelembapan 63,5% sedangkan

    yang tidak terpapar panas kondisi

    fisik dengan 33,4OC dan

    kelembapan 60,8%. Berdasarkan

    Kemenkes RI no.

    1405/SK/XXI/2002 bahwa NAB

    adalah 18 – 30oC dan kelembaban

    65 – 95%. Sehingga suhu dan

    kelembaban di Pintu masuk,

    tempat mencuci pasir, titik tengah

    lahan, tempat memecah batu

    sebelah utara, tempat memecah

    batu sebelah selatan sudah

    memenuhi syarat.

    Suhu dan kelembapan juga

    berpengaruh terhadap kesehatan

    manusia. Suhu dan kelembapan

    yang berlebih dapat menyebabkan

    dehidrasi, cepat lelah pada

    bekerja, sedangkan kelembapan

  • 13

    berlebih dapat memicu asma bagi

    orang yang sensitif.

    Berdasarkan tabel IV.7

    diketahui bahwa dari 30

    responden, kondisi tempat di

    lingkungan yang mengalami

    terpapar panas sebanyak 12

    pekerja dengan persentase 40 %

    dan yang tidak terpapar panas

    sebanyak 18 pekerja dengan

    persentase 60%. Paparan suhu

    dingin yang berlebihan dapat

    menyebabkan menurunnya

    kelincahan, kepekaan dan

    kekuatan pekerja sehingga

    gerakan pekerja menjadi lamban,

    sulit bergerak yang disertai

    dengan menurunnya kekuatan

    otot. Apabila tidak diimbangi

    dengan energi yang cukup, maka

    akan terjadi kekurangan energi ke

    otot yang dapat menimbulkan rasa

    nyeri diotot dan mengakibatkan

    kelelahan(Tarwaka, 2004 :107)

    Berdasarkan tabel IV.8 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa dari 30

    responden yang dampak

    pelemahan kegiatan. Kondisi

    tempat yang terpapar panas

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 4 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 5 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 3

    dengan total presentase 40%, dan

    kondisi tempat yang tidak

    terpapar panas kelelahan kerja

    tingkat ringan sebanyak 8 pekerja,

    kelelahan tingkat sedang 5 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat

    sebanyak 5 dengan total

    presentase 60%. Presentase

    keseluruhan 100%. Gejala

    pelemahan kegiatan kategori

    ringan yang paling banyak

    dialami kelelahan pekerja

    memecah batu adalah Lingkungan

    kerja yang terbuka (outdoor)

    menyebabkan pekerja terpapar

    langsung dengan sinar matahari.

    Sinar matahari dapat

    menyebabkan pekerja berisiko

    sinar ultra violet dan panas yang

    tinggi dapat menyebabkan

    dehidrasi, heat cramp dan

    heatstroke.

    Berdasarkan tabel IV.9 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa dari 30

    responden yang dampak

  • 14

    pelemahan motivasi. Kondisi

    tempat yang terpapar panas

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 8 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 2 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 2

    pekerja dengan total presentase

    40%, dan kondisi tempat yang

    tidak terpapar panas kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 7

    pekerja, kelelahan tingkat sedang

    3 pekerja dan kelelahan tingkat

    berat sebanyak 8 dengan total

    presentase 60%. Presentase

    keseluruhan 100%.Gejala

    pelemahan motivasi kategori berat

    yang paling banyak dialami

    kelelahan pekerja memecah batu

    adalah pekerja mengalami sakit

    kepala, haus, dan nyeri

    dipunggung. hal ini dikarenakan

    apabila sudah merasakan yang

    tidak nyaman cari tempat yang

    aman.

    Berdasarkan tabel IV.10 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa dari 30

    responden yang dampak

    pelemahan fisik. Kondisi tempat

    yang terpapar panas kelelahan

    kerja tingkat ringan sebanyak 5

    pekerja, kelelahan tingkat sedang

    6 pekerja dan kelelahan tingkat

    berat sebanyak 1 pekerja dengan

    total presentase 40%, dan kondisi

    tempat yang tidak terpapar panas

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 9 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 2 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 7

    dengan total presentase 60%.

    Presentase keseluruhan

    100%.Gejala pel emahan fisik

    kategori ringan yang paling

    banyak dialami kelelahan pekerja

    memecah batu adalah pekerja

    mengalami sakit kepala, haus, dan

    nyeri dipunggung. hal ini

    dikarenakan apabila sudah

    merasakan yang tidak nyaman

    cari tempat yang aman.

    C. Faktor kerja cara membelah

    batu

    Berdasarkan tabel IV.11

    diketahui bahwa dari 30

    responden, pekerja mengalami

    cara membelah batu yang sesuai

    sebanyak 13 pekerja dengan

    persentase 43,33 % dan pekerja

    yang cara membelah batu yang

    tidak sesuai sebanyak 17 pekerja

  • 15

    dengan persentase 56,67%Cara

    membelah batu menggunakan alat

    palu dan linggis. Indikator yang

    digunakan :

    - Tumpun

    - Ayunan

    - Pemukulan :

    1) Melihat garis / batu yang

    akan dipukul

    2) Memilih bidang yang

    datar pada permukaan

    batu

    3) Kemudian memukul batu

    dengan sekuat tenaga

    4) Memakai Alat Pelindung

    Diri (APD) secara

    lengkap

    Berdasarkan tabel IV.12 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa dari 30

    responden yang dampak

    pelemahan kegiatan. Cara

    membelah batu yang sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 8 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 1 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 4

    pekerja dengan total presentase

    43,33%, dan cara membelah batu

    yang tidak sesuai kelelahan kerja

    tingkat ringan sebanyak 3 pekerja,

    kelelahan tingkat sedang 9 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat

    sebanyak 5 dengan total

    presentase 56,67%. Presentase

    keseluruhan 100%.

    Gejala pelemahan kegiatan

    kategori sedang yang paling

    banyak dialami kelelahan pekerja

    memecah batu adalah pekerja

    mengalami berdiri tidak stabil,

    merasa mengantuk, gerakan

    canggung dan kaku. Hal ini

    dikarenakan apabila sudah

    merasakan yang tidak nyaman

    cari tempat yang aman.

    Berdasarkan tabel IV.13 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa dari 30

    responden yang dampak

    pelemahan motivasi. Cara

    membelah batu yang sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 3 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 6 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 4

    pekerja dengan total presentase

    43,33%, dan cara membelah batu

    yang tidak sesuai kelelahan kerja

    tingkat ringan sebanyak 6 pekerja,

  • 16

    kelelahan tingkat sedang 10

    pekerja dan kelelahan tingkat

    berat sebanyak 1 dengan total

    presentase 56,67%. Presentase

    keseluruhan 100%. Gejala

    pelemahan motivasi kategori

    sedang yang paling banyak

    dialami kelelahan pekerja

    memecah batu adalah mudah lupa,

    kurang berkonsentrasi, dan cemas.

    Hal ini dikarenakan ngobrol

    dengan temannya, ragu-ragu

    bekerja pada saat membelah batu.

    Berdasarkan tabel IV.14 hasil

    pengukuran kelelahan kerja secara

    subjektif menggunakan kuesioner

    SSRT diperoleh bahwa 30

    responden yang dampak

    pelemahan fisik. Cara membelah

    batu yang sesuai kelelahan kerja

    tingkat ringan sebanyak 2 pekerja,

    kelelahan tingkat sedang 5 pekerja

    dan kelelahan tingkat berat

    sebanyak 6 pekerja dengan total

    presentase 43,33%, dan cara

    membelah batu yang tidak sesuai

    kelelahan kerja tingkat ringan

    sebanyak 4 pekerja, kelelahan

    tingkat sedang 10 pekerja dan

    kelelahan tingkat berat sebanyak 3

    dengan total presentase 56,67%.

    Presentase keseluruhan 100%.

    Gejala pelemahan fisik kategori

    berat yang paling banyak dialami

    kelelahan pekerja memecah batu

    adalah pekerja mengalami sakit

    kepala,nyeri dipunggung, dan

    merasa badannya kurang sehat.

    Hal ini dikarenakan Apabila

    dalam melakukan pekerjaan tubuh

    kekurangan energi baik secara

    kualitatif maupun kuantitatif,

    kapasitas kerja akan terganggu

    sehingga pekerja tidak produktif,

    mudah terjangkit penyakit dan

    mempercepat timbulnya kelelahan

    (Tarwaka, dkk, 2004).

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian

    maka didapatkan kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Pelemahan Kegiatan yang

    berhubungan dengan :

    a. Alat kerja yang digunakan

    : Tinggi

    b. Kondisi tempat lingkungan

    kerja : Sedang

    c. Cara membelah batu

    : Rendah

    2. Pelemahan Motivasi yang

    berhubungan dengan :

  • 17

    a. Alat kerja yang digunakan

    : Rendah

    b. Kondisi tempat lingkungan

    kerja : Ringan

    c. Cara membelah batu

    : Tinggi

    3. Pelemahan Fisik yang

    berhubungan dengan :

    a. Alat kerja yang digunakan

    : Tinggi

    b. Kondisi tempat lingkungan

    kerja : Ringan

    c. Cara membelah batu

    : Sedang

    Dari faktor cara kesesuaian

    alat kerja yang digunakan,

    kondisi tempat lingkungan kerja,

    cara membelah batu yang

    tertinggi pelemahan fisik.

    Saran

    Perlu adanya tempat yang

    nyaman untuk menghindari

    tempat yang panas untuk

    meringankan fisik pada pekerja

    pada saat memecah batu, untuk

    menghindari penyebab kelelahan

    dan beristirahat sejenak 5 sampai

    15 menit setiap 1 sampai 2 jam.

    Kegiatan yang bisa dilakukan

    saat beristirahat sejenak seperti

    untuk minum dan beristirahat.

    Untuk mengurangi penyebabnya

    kelelahan kerja.

    Daftar Pustaka

    Atiqoh, J., Wahyuni, I., & Lestantyo,

    D. (2014). Faktor-Faktor

    yang Berhubungan dengan

    Kelelahan Kerja pada Pekerja

    Konveksi Bagian Penjahitan

    di CV. Aneka Garment

    Gunungpati Semarang. Jurnal

    Kesehatan Masyarakat (E-

    Journal), 2(2), 119–126.

    Retrieved from

    http://ejournal-

    s1.undip.ac.id/index.php/jkm/

    article/view/6386/6164

    Diunduh pada tanggal 08

    januari 2018.

    Astawa, g. a. i. b. m. (2013). Analisis

    Dampak Penambangan Batu

    Kapur Terhadap Lingkungan

    Di Kecamatan Nusa Penida,

    (1). 10 januari 2018

    Budiono, dkk. 2003. Kelelahan

    (Fatgue) pada Tenaga Kerja. Bunga

    Rampai

    http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/6386/6164http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/6386/6164http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/6386/6164

  • 18

    Hiperkes dan Keselamatan

    Kerja Edisi Ke-2. Semarang:

    Universitas

    Diponegoro. Diunduh pada

    tanggal 08 januari 2018

    Dirgayudha, Dyo. 2014. Faktor-

    faktor yang berpengaruh

    terhadap kelelahan kerja pada

    pembuat tahu di wilayah

    Kecamatan Ciputat dan

    Ciputat Timur tahun 2014.

    Progam Studi Kesehatan

    Masyarakat Fakultas

    Kedokteran dan llmu

    Kesehatan, Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta 2014.

    Hestya, inta. 2012. Hubungan Kerja

    Shift Terhadap Kelelahan

    Perawat Di Instalasi Rawat

    Inap Rsud Dr.Sayidiman

    Magetan Tahun 2012. Karya

    Tulis Ilmiah. Progam Studi

    Kesehatan Lingkungan

    Kampus Magetan. Poltekkes

    Surabaya. Magetan.

    Iqbal Iazuardi, Ahmad. 2016.

    Determinan Gejala Carpal

    Tunnel Syndrome (CTS) pada

    pekerja memecah batu (studi

    pada pekerja pemecah batu di

    Kecamatan Sumbersari dan

    Sukowono Kabupaten Jember

    tahun 2016. Skripsi Fakultas

    Kesehatan Masyarakat,

    Universitas Jember 2016.

    Limbong, Nugrah Yulianti , Josephus

    Johan , Paul A. T. Kawatu,

    2015. Gambaran Pengukuran

    Kelelahan Kerja Dengan

    Metode Objektif Dan

    Subjektif Pada Tenaga Kerja

    Di Pt. Sastramas Estetika

    Megamas Kota Manado.

    *Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Sam

    Ratulangi Manado 2015. Di

    unduh 23 januari 2018

    Manuaba, A. 1998. Penerapan

    Ergonomi Kesehatan Kerja di

    Rumah Tangga. Bunga

    Rampai Ergonomi Vol 11.

    Program Studi Ergonomi

    Fisiologi Kerja Universitas

    Udayana

    Marif, Amelia. 2013. Faktor-Faktor

    yang Berhubungan dengan

    Kelelahan pada Pekerja

  • 19

    Pembuatan Pipa dan Menara

    Tambat Lepas Pantai (EPC3)

    di Proyek Banyu Urip PT

    Rekayasa Industri, Serang-

    Banten Tahun 2013. Skripsi.

    Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan, Universitas

    Islam Negeri Jakarta.

    Narbuko, Cholid. 2002. Metodologi

    penelitian. Jakarta : Bumi

    Aksara.

    Notoatmodjo, S. 2010. Metode

    Penelitian Kesehatan. Jakarta:

    Rineka Cipta

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.

    Kesehatan Masyarakat Ilmu

    dan Seni. Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Round table discussion: Exercis &

    Hydration in Heat

    Environment oleh Persatuan

    Dokter Spesialis Kedokteran

    Olahraga (PDSKO). Maret

    2016

    Singarimbun, Masri. 2002. Metode

    Penelitian Survai. Jakarta :

    Mataram bhakti

    Santoso, Gempur. 2004.

    ERGONOMI Manusia,

    Peralatan dan Lingkungan.

    Jakarta : Prestasi Pustaka.

    Suma’mur, P.K., 2014. HIGIENE

    Perusahaan Dan Kesehatan

    Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV

    Sagung Seto.

    Suryabrata, S.2005. Metodologi

    Penelitian . Jakarta : PT. Raja

    Grafindo Persada.

    Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk

    Kesehatan, Keselamatan

    Kerja, dan Produktivitas.

    Edisi Ke-1. Surakarta:

    UNIBA Press

    Undang-undang No.13 Tahun 2003

    Tentang Ketenagakerjaan.

    Widayana, I Gede, Wiratmaja, I

    Gede, 2014. Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja.

    Yogyakarta : Graha Ilmu.

    http://ergonomi-

    fit.blogspot.co.id/2011/09/biomekani

    ka.html

    http://www.scrib.com/documen/3687

    47397/Laporan-Prakerin-Smkn-1-

    Mandau-Geologi-Pertambangan

    http://ergonomi-

    fit.blogspot.co.id/2012/12/aspek-

    fisik-dan-mental-tubuh-manusia.html

    http://repository.unej.ac.id/handle/12

    3456789/76941?show=full

    http://catrayuhandari.blogspot.co.id/2

    016/01/laporan-praktikum-

    pengukuran-suhu-dan_6.html

    http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/09/biomekanika.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/09/biomekanika.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/09/biomekanika.htmlhttp://www.scrib.com/documen/368747397/LAPORAN-PRAKERIN-SMKN-1-MANDAU-GEOLOGI-PERTAMBANGANhttp://www.scrib.com/documen/368747397/LAPORAN-PRAKERIN-SMKN-1-MANDAU-GEOLOGI-PERTAMBANGANhttp://www.scrib.com/documen/368747397/LAPORAN-PRAKERIN-SMKN-1-MANDAU-GEOLOGI-PERTAMBANGANhttp://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2012/12/aspek-fisik-dan-mental-tubuh-manusia.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2012/12/aspek-fisik-dan-mental-tubuh-manusia.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2012/12/aspek-fisik-dan-mental-tubuh-manusia.htmlhttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76941?show=fullhttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76941?show=full