Jurnal Penelitian (Fidya Sawotong, Nim 10071099)

22
HUBUNGAN PERAN PENGAWAS MINUM OBAT DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BORGO KECAMATAN BELANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA JURNAL PENELITIAN Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI) OLEH: VIDYA SAWOTONG NIM. 10071099 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA FAKULTAS KEPERAWATAN MANADO 20113

description

Jurnal Penelitian (Fidya Sawotong, Nim 10071099)

Transcript of Jurnal Penelitian (Fidya Sawotong, Nim 10071099)

  • HUBUNGAN PERAN PENGAWAS MINUM OBAT DENGANKEPATUHAN BEROBAT PENDERITA HIPERTENSI

    DI DESA BORGO KECAMATAN BELANGKABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    JURNAL PENELITIAN

    Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    Gelar Sarjana KeperawatanPada

    Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

    Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI)

    OLEH:

    VIDYA SAWOTONG

    NIM. 10071099

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIAFAKULTAS KEPERAWATAN

    MANADO20113

  • 1Hubungan Peran Pengawas Minum Obat Dengan Kepatuhan BerobatPenderita Hipertensi Di Desa Borgo Kecamatan Belang

    Kabupaten Minahasa TenggaraTahun 2013

    Vidya Sawotong

    ABSTRAK

    Pengawas Minum Obat (PMO) merupakan salah satu kunci keberhasilandalam strategi program DOTS (Directly Observed treatment shourtcourse),karena mengigat pengobatan hipertensi yang relatif lama yaitu harus rutin untukitu pengobatan membuat penderita bosan. Maka diperlukan seseorang yang selalumengawasi dan memberi motivasi pada penderita supaya obatnya diminum secarateratur dan tuntas. Tujuan Penelitian ini ialah Mengetahui Hubungan PengawasMinum Obat (PMO) Dengan Kepatuhan Berobat Penderita Hipertensi Di DesaBorgo Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Tenggara.

    Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik denganpendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini ialah seluruh penderitahipertensi yang ada di Desa Borgo yang patuh dan tidak patuh untuk menjalanipengobatan dan penelitian ini jumlah populasi 75, dengan menggunakan tekniktotal sampling, instrument yang digunakan ialah kuesioner dan analisa data yangdigunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi-square.

    Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara Peran PengawasMinum Obat Dengan Kepatuhan Berobat Penderita Hipertensi (p=0.001).Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa peran PMO palingbanyak pada kategori cukup sebanyak 54 (72%) responden dan yang palingbanyak dalam kepatuhan ialah kurang patuh sebanyak 53 (70.7%) responden,maka dari itu sebaiknya petugas kesehatan di Puskesmas Belang perlu melakukanpenyuluhan kesehatan secara intensif dan berkesinambungan kepada PMO danpenderita Hipertensi agar tercapai keberhasilan pengobatan yang optimal.

    Kata kunci : Peran PMO, Kepatuhan Berobat Penderita Hipertensi

  • 2Supervisory Role Relationships Drinking Drug Patients With HypertensionMedication Adherence In the village of Borgo

    Southeast Minahasa district BelangYear 2013

    Vidya Sawotong

    ABSTRAC

    Supervisory Drink Drugs (PMO) is one of the keys to success in the programstrategy DOTS (Directly Observed Treatment shourtcourse), because keeping inthe treatment of hypertension should be relatively long for the routine treatmentmakes people bored. We need someone who is always watching and motivatingthe patient that the medicine taken regularly and thoroughly. Knowing the purposeof this study is to Drinking Drug Supervisory Relationship (PMO) MedicationAdherence Patients With Hypertension In the village of Borgo SoutheastMinahasa district Belang.

    This research uses a descriptive analytic study design with cross sectionalapproach. The study population was all patients with hypertension in the villageof Borgo adherent and non-adherent to medication and the study population of 75,with a total sampling technique, the instrument used was the questionnaire anddata analysis used univariate and bivariate chi -square.

    The results found a significant relationship between the Supervisory RoleDrinking Drug Medication Adherence Patients With Hypertension (p = 0.001).Based on the research results, it can be concluded that the role of the PMO in thecategory pretty much as much as 54 (72%) of respondents and the most in the lessobedient compliance is as much as 53 (70.7%) respondents, and therefore shouldBelang health workers in health centers need to do intensive health education andcontinuing to the PMO and hypertension patients to achieve optimal treatmentsuccess.

    Keywords: Role of PMO, Compliance Hypertension Patients Treated

  • 3PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Penyakit tidak menular yangcukup banyak mempengaruhiangka kesakitan dan angkakematian dunia ialah penyakitkardiovaskuler seperti hipertensi.Hipertensi seringkali muncul tanpa

    gejala, sehingga disebut sebagaithe silent killer atau sering disebutsebagai pembunuh diam-diam.Secara global, tingkat prevalensihipertensi di seluruh dunia masihtinggi. Lebih dari seperempatjumlah populasi dunia saat inimenderita hipertensi. Hipertensiadalah istilah medis untukpenyakit tekanan darah tinggi, danmerupakan salah satu masalah

    kesehatan masyarakat yang banyakdiderita di seluruh dunia, termasukIndonesia. Penyakit tidak menularkhususnya hipertensi telah

    menyumbang 3 juta kematian.Pada tahun 2005, 60% diantaranyaterjadi pada penduduk berumur dibawah 70 tahun dan kematian 28%dari seluruh kematian yang terjadidi kawasan Asia Tenggara (WHO,2010).

    Hasil Riset Kesehatan Dasar

    (Riskesdas) tahun 2007menunjukkan tingginya prevalensipenyakit tidak menular diIndonesia, dimana hipertensimenempati urutan pertama sebesar31,7%. Pelaporan TerpaduPuskesmas (SP2TP) pasienhipertensi di Indonesia yangperiksa teratur sebanyak 22,8%,sedangkan tidak teratur sebanyak77,2% (Depkes, 2008).Departemen Kesehatan tahun

    2007, melakukan survai tentang

    prevalensi hipertensi berdasarkanhasil pengukuran, diagnosis tenagakesehatan, riwayat minum obathipertensi ditemukan; prevalensihipertensi di Indonesia padapenduduk usia di atas 18 tahunadalah sebesar 29,8%, prevalensitertinggi di Kalimantan selatan39,6% dan terrendah di Papuabarat 20,1%. Hipertensi yang didiagnosis oleh tenaga kesehatanhanya mencapai 24%, hipertensidalam masyarakat yang belumterdiagnosis 76,0%, sedangkanyang minum obat hipertensi 0,4%.Di Jawa barat prevalensi hipertensi

  • 4sebesar 29,3%, prevalensi tertinggidi Tasikmalaya dan Karawang43,1%, diagnosis oleh tenagakesehatan ialah 9,5%, sementaradiagnosis dan atau riwayat minumobat hipertensi ialah 9,9% danprevalensi hipertensi di ProvinsiBanten 27,6%, tertinggi ditemukandi Kabupaten Tangerang 10%,sedangkan terrendah di KotaTangerang 7%. Berdasarkandiagnosis dan atau riwayat minumobat hipertensi ialah 9,4% lebihtinggi dari angka nasional 7,6 %.

    Dinas Kesehatan Kota manadotahun 2012, Hipertensi esensial

    (primer) sebanyak 57.071.Hipertensi masuk pada daftar 10penyakit menonjol berdasarkanSurveilans Terpadu Penyakit(STP) berbasis Puskesmas diProvinsi Sulawesi Utara denganmenempati posisi kedua setelahinfluenza dengan jumlah kasus20.202 penderita hipertensi(Dinkes Sulut, 2011).

    Desa Borgo Kecamatan Belang

    merupakan bagian wilayahMinahasa Tenggara yang memiliki

    penderita hipertensi yang relatif

    banyak. Data Puskesamas Belangpenderita Desa Borgo yangberturut-berturut melakukanpengobatan tahun 2009 sebanyak102 orang, tahun 2010 sebanyak160 orang, tahun 2011 sebanyak95 orang, tahun 2012 sebanyak 75orang dengan jumlah penduduk1.020 jiwa (Puskesmas Belang,2012).

    Pengawas Minum Obat (PMO)merupakan salah satu kunci

    keberhasilan dalam strategiprogram DOTS (DirectlyObserved treatment shourtcourse),karena mengigat pengobatanhipertensi yang relatif lama yaitu

    harus rutin untuk itu pengobatanmembuat penderita bosan. Makadiperlukan seseorang yang selalumengawasi dan memberi motivasipada penderita supaya obatnyadiminum secara teratur dan tuntas.Kesulitan utama penerapan DOTSterletak pada rekrutmen PMOkarena dituntut motivasi dandedikasi yang kuat sebagai sukarelawan yang tidak dihargaidengan materi berupa imbalanuang atau barang. Keuntungan

  • 5keluarga sebagai PMO ialahtempat tinggalnya serumah denganpenderita sehingga pemantauannyalebih optimal dan langsung tidakperluh biaya transportasi(Becher,1997 dalam Gitawati&Sediati, 2010).

    Keperawatan tidak hanyaditujukan kepada individuperseorangan melainkan jugakepada kelompok, keluarga danmasyarakat seperti yang

    dikemukakan dalam model konsepOrem yang mengutamakan

    keperawatan mandiri klien,mengajak klien dan keluarga untuksecara mandiri dalam mencegah,mendeteksi, dan menanganimasalah kesehatan.Menurut modelkonsep sistem dari Neumanmenyatakan bahwa keluargamerupakan salah satu target

    pelayanan perawatan dimasyarakat baik dalam melakukanpengkajian, pencegahan primer,sekunder dan tertier. Menurutmodel konsep terbuka oleh King,keperawatan keluarga ialah

    membantu anggota keluarga dalammenyusun tujuan untuk mengatasi

    masalah dan mengambil keputusan(Friedman,1998 dalam Jesica,2011).

    Keluarga merupakan orang

    terdekat dari seseorang yangmengalami gangguan kesehatan/

    dalam keadaan sakit. Keluargajuga merupakan salah satuindikator dalam masyarakatapakah masyarakat sehat atau sakit

    Peran atau tugas keluarga dalamkesehatan yang dikembangkanoleh ilmu keperawatan dalam halini ialah ilmu kesehatan

    masyarakat (Komunitas) sangatlahmempunyai arti dalam peningkatandalam peran atau tugas keluargaitu sendiri. Perawat diharapkanmampu meningkatkan peran

    keluarga dalam mengatasi masalahkesehatan keluarga (Efendi, 1998dalam skripsi Jessica 2011).Ketidakpatuhan dengan programterapi merupakan masalah yang

    besar pada pasien hipertensi.Hanns, 2008, menjelaskan bahwadiseluruh dunia sekitar 20% darisemua pasien hipertensi yang didiagnosis untuk minum obat yangdiresepkan oleh dokter sedangkan

  • 6menurut Departemen Kesehatan

    2006, hanya 50% pasien yangdiresepkan obat antihipertensitidak minum obat sesuai anjurantenaga kesehatan. Ketidakpatuhanpada pasien hipertensi denganminum obat antihipertensi dapatmenyababkan komplikasi padapenyakit hipertensi sehingga dapatmenyebabkan kerusakan organmeliputi otak, karena hipertensi

    yang tidak terkontrol dapatmeningkatkan risiko stroke

    kemudian kerusakan pada jantung,hipertensi meningkatkan bebankerja jantung yang akanmenyebabkan pembesaran jantungsehingga meningkatkan risiko

    gagal jantung dan seranganjantung. Selain kerusakan otak danjantung karena kondisi hipertensiyang memburuk, gagal ginjal jugamerupakan risiko yang harus

    ditanggung pasien hipertensi.Ditambah lagi kerusakan padapembuluh darah di retina yangberakibat pada gangguanpenglihatan bahkan bisamengalami kebutaan (Suhardjono,2008).

    Penelitian yang dilakukan olehVan der wal, Jaarsma, dan Vanveldhusein (2005), terhadapfaktor-faktor yang terkait dengankepatuhan ialah pengetahuan

    mengenai hipertensi, keyakinan

    mengenai manfaat dan kendaladalam melaksanakan programpengobatan, faktor demografi(umur, jenis kelamin, statusmenikah, tingkat pendidikan) dankondisi klien (tingkat keparahanpenyakit dan gejala depresi yangmuncul). Peran keluarga sebagaipengawas minum obat dankepatuhan berobat penderitahipertensi merupakan faktor utama

    dalam penyembuhan, namunmasih banyak keluarga danpenderita hipertensi yang belummengetahui faktor resiko yang

    akan terjadi akibat dari hipertensi.Maka dari itu peneliti tertarikuntuk mengangkat judul HubunganPengawas Minum Obat DenganKepatuhan Berobat Penderitahipertensi.

  • 7B. Rumusan Masalah

    Apakah ada hubunganpengawas minum obat dengankepatuhan berobat penderitahipertensi?

    C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum:

    Diketahui HubunganPengawas Minum Obat (PMO)dengan kepatuhan berobatpenderita Hipertensi di DesaBorgo Kecamatan Belang

    Kabupaten MinahasaTenggara.

    2. Tujuan Khususa. Diketahui Peran Pengawas

    Minum Obat padapenderita hipertensi.

    b. Diketahui bagaimanakepatuhan berobatpenderita hipertensi.

    c. Menganalisis HubunganPeran PMO dengankepatuhan berobat.

    METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakanadalah penelitian deskriptif analitik

    dengan pendekatan CrossSectional.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian1. Waktu Penelitian telah

    dilaksanakan pada bulan Aprildan Mei 2013

    2. Tempat penelitian

    dilaksanakan di desa BorgoKecamatan Belang KabupatenMinahasa Tenggara.

    C. Populasi dan sampel penelitian1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhanobyek penelitian yang akanditeliti (Arikunto, 2011). Padapenelitian ini populasinya

    adalah seluruh penderitahipertensi yang ada di desaBorgo yang patuh dan tidakpatuh untuk menjalanipengobatan dan penelitian inijumlah populasi 75.

    2. Sampel

    Karena populasi samplenya

    kecil maka peneliti mengambiltotal sampling.

  • 8D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi1. Inklusi

    a. Pengawas Minum Obat(PMO) yang tinggal diDesa Borgo, Kec Belang,

    Kab. Minahasa Tenggara.b. Penderita hipertensi

    2. Eksklusi

    a. Penderita hipertensi yangtidak berada di tempat.

    b. Responden yang tidakbersedia untuk dilakukanpenelitian.

    c. Responden yang menderitastroke dengan komplikasipenyakit lain.

    E. Instrumen PenelitianAlat pengumpulan data dalam

    penelitian ini berbentukkuesioner.Kuesioner penelitian

    terdiri atas 3 bagian.Bagianpertama digunakan untuk menggalidata demografi yang berisiindentitas responden yang meliputinama, umur, jenis kelamin,pendidikan, pekerjaan. Bagiankedua digunakan untuk mengkajiperan keluarga sebagai PMO(Pengawas minum obat) yangterdiri dari 10 pertanyaan,dan

    dibagi dalam 3 kategori yaitu baik,cukup, kurang. Jika jawaban baikdiberi bobot 3, jika jawaban cukupdiberi bobot 2 dan jika jawabankurang diberi bobot 1. Nilaitertinggi 30 dan nilai terendah 1.Dikatakan baik jika memperolehskor 21-30, dikatakan cukup jikamemperoleh skor 11-20, dandikatakan kurang jika memperolehskor 1-10. Bagian ketiga untukkepatuhan minum obat 5pertanyaan, dan dibagi dalam 3kategori yaitu patuh, kurang patuh,

    tidak patuh. Jika jawaban patuhdiberi bobot 3,jika jawaban kurangpatuh diberi bobot 2, dan tidakpatuh diberi bobot 1. Nilaitertinggi 15 dan nilai terendah1.Dikatakan patuh jikamemperoleh skor 11-15, dikatakankurang patuh jika memperolehskor 6-10, dan dikatakan tidakpatuh jika memperoleh skor 1-5.Jadi jumlah seluruhnya ada 15pertanyaan.

  • 9F. Sumber Data1. Data Primer

    Data yang diperoleh sendiridengan menggunakan alat ukurKuesioner.

    2. Data SekunderData yang didapat daripuskesmas belang.

    G. Analisis DataUntuk menjawab masalah dan

    hipotesis yang menjadi tujuanpenelitian ini maka analisis

    datanya dilakukan dalam duabentuk yaitu:1. Analisa Univariat

    Analisis univariat adalahanalisis setiap variabel yangmenghasilkan data distribusifrekuensi dari tiap variabelberupa persentase.

    2. Analisa Bivariat

    Analisis biariat adalahanalisis antara variabel bebasdan variabel terikat secaraterpisah. Untuk melihat adatidaknya perbedaan atauhubungan dan seberapa kuathubungan antara variabel bebasdan variabel terikat. Data yangterkumpul diolah dan dianalisis

    dengan menggunakan uji Chi-Square dengan program SPSS17.0.

    H. Etika penelitianDalam penelitian ini harus

    mendapatkan rekomendasi dariUniversitas PembangunanIndonesia Manado Program StudiIlmu Keperawatan dan permintaanijin dari kepala Desa danPuskesmas Desa Borgo Kecamatan

    Belang Kabupaten MinahasaTenggara yang tembusannya akandisampaikan ke Dinas KesehatanKota Manado. Dilokasi tempatpenelitian setelah mendapatpersetujuan dari institusi tempatpenelitian maka peneliti berhakuntuk melakukan penelitian

    dengan langka-langka sebagaiberikut:1. Persetujuan penelitian

    (informed connsent)Merupakan cara persetujuan

    antar peneliti denganresponden peneliti denganmemberikan lembarpersetujuan penelitian (consentform) sebelum penelitiandilakukan. Tujuan informed

  • 10

    consent) adalah agar respondenmengetahui maksud dan tujuanpenelitian serta dampak yangditeliti selama pengumpulandata. Subjek yang bersediamenjadi responden dimintauntuk menandatangani lembarpersetujuan menjadi respondendan subjek yang menolak tidakdipaksa untuk berpartisipasidalam penelitian ini tanpamempengaruhi perawatannya

    dan peneliti tetap menghormatihaknya. Dari 75 sampel yangberpartisipasi dalam penelitianseluruhnya menandatanganilembar persetujuan penelitian.

    2. Tanpa nama (Anonimity)Untuk menjaga kerahasian

    indentitas responden, penelititidak mencamtumkan namaresponden pada lembarkuesioner ynag diisi olehpeneliti. Lembar tersebut hanyadiberi kode berupa urutananggka.

    3. Kerahasian (Confidentiality)Informasi yang telah

    diberikan responden di dalamkuesioner, hanya diketahui

    oleh responden dan peneliti,sehingga informasi respondendijamin oleh penelit.

    I. Pengolahan Data

    Prosedur pengolahan data yangdilakukan adalah sebagai berikut :1. Editing

    Editing atau penyuntingandata dilakukan pada saatpenelitian yakin memeriksa

    semua lembar kuesioner yangtelah diisi yaitu kelengkapandata, kesinambungan data danmemeriksa keseragaman datadalam usaha melengkapi datayang masih kurang.

    2. KodingDilakukan pengkodean

    dengan maksud agar data-datatersebut mudah diolah dandapat dijamin kerahasiaannya.Caranya yaitu data-data yangada diberi kode angka dandiurutkan tanpa mencantumkannama responden.

    3. TabulasiSelanjutnya dilakukan

    pengolahan data kedalam suatutabel menurut sifat-sifat yangdimiliki yang mana sesuai

  • 11

    dengan tujuan penelitian ini,kemudian data dianalisa melaluipenghitungan statistik danmenjumlahkan hasilperhitungan melalui

    komputerisasi (program SPSS17).

    4. Analisa

    Analisa data yangdigunakan adalah analisaunivariat dan bivariat, denganpenyajian dalam bentuk tabelfrekuensi untuk menganalisis

    Hubungan Peran PengawasMinum Obat DenganKepatuhan Berobat PenderitaHipertensi.

    HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

    Desa Borgo terletak di KecamatanBelang Kabupaten MinahasaTenggara. Dengan jumlahpenduduk 1.020 jiwa, denganjumlah KK 250 dan luas Desa 984 Ha.Desa Borgo mencakupbeberapa perkampungan dandibantu dengan satu satelit yaituPuskesmas Belang yang terletak diDesa Borgo. Letak Desa Borgo

    memiliki batas wilayah sebagaiberikut:1. Sebelah selatan berbatasan

    dengan Desa Mangkit2. Sebelah utara berbatasan

    dengan laut3. Sebelah timur berbatasan

    dengan laut4. Sebela barat berbatasan dengan

    Desa Borgo 1.

    A. Peran Pengawas Minum Obat(PMO)

    Peran Pengawas Minum Obat(PMO) yang di ukur meliputi untukmemantau pengobatan, memberikandorongan untuk berobat danmengingatkan waktu pemeriksaan

    sesuai jadwal yang telah ditetapkanpetugas kesehatan, meminumkan

    obat, menjaga saat penderita minumobat, mengingatkan penderitamengambil obat pada saat obathabis sesuai anjuran dokter danmemberikan penyuluhan tentanghal-hal yang harus dihindari olehpenderita dalam rangkamempertahankan tekanan darahyang normal termasuk diet rendahgaram.

  • 12

    Hasil penelitian

    menunjukan bahwa seluruhresonden (100%) memilikiPMO yang berasal darikeluarga. Sebanyak 70 (93.4%)responden menyatakan bahwaPMO tidak pernah memberikanpenyuluhan cara

    mempertahankan tekanan

    darah normal kepada penderita.Hal ini dikarenakan PMOtidak pernah diberi informasiatau penyuluhan tentang

    tugasnya oleh petugas

    Puskesmas, biasanya petugasPuskesmas akan menanyakan

    kepada penderita Hipertensiorang terdekat yang dapat ditunjuk sebagai PMO dengantugasnya sebagai pengambilanobat jika penderitaberhalangan hadir kePuskesmas. Tapi PMO tidakpernah mendapat penyuluhandari tenaga kesehatan untukmemberitahukan tugas-tugasmenjadi PMO.

    Tabel 5.7. Distribusi RespondenBerdasrkan Kategori PMODi Desa Borgo Tahun 2013

    Berdasarkan tabel 5.7pengkategorian 12 responden(16%) yang menjawab peranPMO baik, 54 responden (72%)menyatakan bahwa peran PMOberada pada kategori cukup, danyang menyatakan peran PMOpada kategori kurang sebanyak 9responden (12%).

    B. Kepatuhan Berobat Penderita

    HipertensiKepatuhan penderita Hipertensi

    di bagi menjadi 3 kategori yaituPatuh apabila responden selaluminum obat sesuai ketentuanpetugas kesehatan, datangmemeriksakan diri sesuai jadwal,mengikuti nasihat petugas

    kesehatan termasuk diet rendahgaram; Kurang patuh, jika

    Peran

    Pengawas

    Minum Obat

    Jumlah

    Nilai N %

    Baik

    Cukup21-3011-20

    12

    541672

    Kurang 1-10 9 12

    Jumlah 75 100

  • 13

    responden kadang-kadang minumobat sesuai ketentuan petugaskesehatan dan tidak memeriksakandiri sesuai jadwal yang telahditetapkan dan tidak menaatinasihat petugas kesehatan; Tidakpatuh, jika responden tidak minumobat sesuai ketentuan petugaskesehatan dan tidak mengambilobat serta tidak memeriksakan dirisesuai jadwal yang telah ditetapkandan tidak menaat nasihat daripetugas kesehatan.

    Tabel 5.9. Distribusi RespondenBerdasarkan Kategori KepatuhanBerobat Di Desa Borgo Tahun 2011

    Menurut Hasil penelitian danberdasarkan hasil maka respondenyang termasuk dalam kategori patuhsebanyak 21 responden (28.0)Sebagian besar resonden yaitu 53(70.7%) termasuk kurang patuh, dan 1responden (1.3%) yang tergolongdalam kategori tidak patuh.

    Berdasarkan hasil penelitiandiketahui bahwa responden yangkurang patuh berobat dikarenakanpendidikan responden yangkurang dan responden terlalusibuk dengan pekerjaan dirumahsebagai petani ataupun sebagainelayan, selain itu PMO jugakurang terlibat dalam pengobatanpenderita.

    C. Hasil Uji Statistik BivariatUntuk menjelaskan hubungan

    karakteristik penderita Hipertensi,dan peran PMO dengan kepatuhanberobat Hipertensi digunakan ujistatistik korelasi dengan hasilsebagai berikut:Kepatuhan

    Berobat

    Jumlah

    Nilai N %

    Patuh

    Kurang Patuh

    11-156-10

    21

    5328.070.7

    Tidak Patuh 1-5 1 1.3

    Jumlah 75 100

  • 14

    Tabel 5.10. Distribusi HubunganPeran Pengawas Minum Obat Dengan

    Kepatuhan Berobat PenderitaHipertensi

    Kepatuhan Berobat

    Total

    Nilaip

    TidakPatuh

    KurangPatuh Patuh

    PeranPMO

    Kurang N 1 7 1 9

    0.001% 1.3% 9.3% 1.3% 12.0%

    Cukup N 0 42 12 54% .0% 56.0% 16.0% 72.0%

    Baik N 0 4 8 12% .0% 5.3% 10.7% 16.0%

    Total N 1 53 21 75

    % 1.3% 70.7% 28.0% 100.0%Berdasarkan Tabel 5.10

    menunjukan bahwa dari 75 responden(100%), peran PMO yang kurangdengan kepatuhan berobat sebanyak 9responden (12.0%), dan peran PMOyang Cukup dengan kepatatuhanberobat sebanyak 54 responden(72.0%), dan peran PMO yang baikdengan kepatuhan berobat sebanyak12 responden (16.0%).

    Karakteristik Variabel Peran PMOdengan Kepatuhan Berobat memilikihubungan yang signifikan karena(p=0.001) lebih kecil dari nilai 0.05

    B. PembahasanPenelitian ini berjudul

    Hubungan Peran Pengawas MinumObat (PMO) Dengan KepatuhanBerobat Penderita Hipertensi DiDesa Borgo Kecamatan Belang

    Kabupaten Minahasa Tenggara.Sampel penelitian ini diambil darimasyarakat desa Borgo sebanyak75 sampelHubungan Peran PengawasMinum Obat (PMO) DenganKepatuhan Berobat PenderitaHipertensi.

    Pengawas Minum Obat adalahseseorang yang ditunjuk dandipercaya untuk mengawasi danmemantau penderita hipertensidalam meminum obatnya secarateratur dan tuntas. PengawasMinum Obat (PMO) merupakankegiatan yang dilakukan untukmenjaga penderita minum obatsesuai dengan dosis dan jadwalseperti yang telah ditetapkan(Depkes RI, 1999 dikutip Niven,2010). Hasil uji Chi-squaremenunjukan bahwa ada hubunganPeran PMO Dengan Kepatuhan

  • 15

    Berobat Penderita Hipertensi(p=0.001

  • 16

    diderita oleh salah satu anggotakeluarganya. Oleh karena itu,

    peran PMO yang seharusnyamemberikan dorongan,mengingatkan, meminumkan danmengawasi penderita Hipertensiuntuk minum obat tidak terlaksanasebagaimana mestinya. Sebagianbesar PMO kadang-kadangmemberi dorongan kepadaresponden untuk berobat denganjumlah responden (%) PMO, inikarena Peran PMO belummengetahui komplikasi dan resikoyang akan terjadi kepada penderitajika tidak berobat secara teratur.

    PMO yang baik adalah yangpaling dekat dengan penderita,dihormati dan disegani penderita.Orang yang dihormati penderitabiasanya semua saran yangdiberikannya akan dilaksanakanoleh penderita. Hal ini sesuaidengan yang dianjurkan olehWHO, yakni perilaku orang lebih-lebih anak kecil banyakdipengaruhi orang yang dianggappenting. Apabila seseorang itupenting bagi kita maka apa yang

    dikatakannya cederung untukdilaksanakan (Notoatmodjo, 2009).

    Kesimpulan Dan SaranA. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitianHubungan Peran Pengawas MinumObat (PMO) dapat disimpulkansebagai berikut :1. Sebanyak 54 responden (72%)

    menyatakan bahwa peran PMOberada pada kategori cukup;peran PMO pada kategorikurang sebanyak 9 responden(12%) dan yang menyatakanperan PMO pada kategori baikhanya ada 12 responden (16%).

    2. Berdasarkan hasil penelitian iniresponden yang termasukdalam kategori patuh hanya 21responden (28%), sebagianbesar responden yaitu 53responden (70.7%) termasukkurang patuh, dan ada 1responden (1.3%) yangtergolong tidak patuh.

    3. Tedapat hubungan yangbermakna antara peran PMOterhadap kepatuhan berobatpenderita Hipertensi di Desa

  • 17

    Borgo Kecamatan Belang

    Kabupaten Minahasa Tenggaradimana nilai p=0,001.

    B. Saran1. Bagi Institusi Pendidikan

    Memberikan pendidikankesehatan berupa penyuluhandalam bentuk leaflet kepadamasyarakat yang menderitapenyakit Hipertensi.

    2. Bagi Puskesmas Belang

    Memberikan penyuluhankesehatan secara

    berkesinambungan ataupunpembagian leflet dan iklan-iklan dalam bentuk kesehatandalam rangka peningkatanpengetahuan penderitaHipertensi dan melakukanpelatihan kepada PMO dankepada masyarakat Desa Borgoyang menderita hipertensi agarlebih rajin berobat guna untukmencegah terjadinyakomplikasi akibat penyakithipertensi, khususnya yang

    beresiko menderita Hipertensi.3. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini

    memberikan motivasi bagi

    peneliti menegetahui sejauhmana peran pengawas minum

    obat dan kepatuhan berobatpenderita Hipertensi yangberada di Desa Borgo.

    DAFTAR PUSTAKAAditama TY. 2011. Hipertensi:

    Diagnosis, terapi, Pencegahan

    dan masalahnya. Edisi 3.UIPress. Jakarta.

    Arikunto. 2011. Metodelogi risetkeperawatan. CV. Infomedika.Jakarta. Hal 119

    Arief. 2009. Hipertensi dan obesitas.Jantung Hipertensi. Dalam

    http//www.jantunghipertensi.com/index2.php?option=comcontent&do pdf=1&id=336.Diakses pada tanggal,23/02/2013 15:20 Wita.

    Aulia. 2008. Hypertension Current

    Perspective, Jakarta; MedyaCrea.

    http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 17.00

    Corwin, 2011. Faktor-faktor ResikoPenyakit Hipertensi,http://repository.usu.ac.id/bitstre

  • 18

    am/123456789/23512/5/Chapter%20II.pdf.Diakses pada tanggalJumat, 23/02/2013 15:20 Wita.

    Damayanti. 2010. Faktor-FaktorRisiko Pasien Hipertensi. BeritaKedokteran Masyarakat.http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 16.00

    Departemen Kesehatan. 2012.

    Pedoman Pengobatan Dasar diPuskesmas, Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

    http://typecat.com/pdf/pengawas-minum-obat.html. Diaksespada tanggal Jumat 23/02/2013,17:40 Wita

    Depkes, 2008 .10 Penyakit MenonjolKota Manado. Manado.http://typecat.com/pdf/pengawas-minum-obat.html. Diaksespada tanggal Jumat 23/02/2013,17:40 Wita

    Depkes RI. 2009. Kategori Umur.http://ilmu-kesehatan-

    masyarakat.com/2012/05/kategori-umur.html. diakses 20 Juni2013. 12.05 wita

    Ester. 2011. Cara meningkatkankepatuhan. Dalam

    http://azenngepas.com/2010/07/cara-meningkatkan-kepatuhan-

    minum-obat.html. Diakses padatanggal Jumat 23/02/2013,

    10:15 Wita.Entjang. 2011. Tingkat Pendidikan

    mempengaruhi kepatuhanberobat: Surabaya.Dalamhttp://www.pdfwindows.com/pdf/tinjauan-perilaku-kepatuhan-berobat/Diakses pada tanggalJumat 23/02/2013, 18:15 Wita.

    Gitawati & Sediati. 2009. Penilaiankeberhasilan directly observed(DOTS) Pada pengobatanHipertensi. Tesis Bagian

    Pulmonologi FKUI, Jakarta.

    Hanns. 2008. Pedoman PengobatanDasar di Puskesmas, Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

    http://www.pdfwindows.com/pdf/tinjauan-perilaku-kepatuhan-berobat/Diakses pada tanggalJumat 23/02/2013, 18:30 Wita.

    ITB-WHO. 2010. PengendalianHipertensi-laporan komisipakar WHO. Bandung;Penerbit ITB: 1-28, 61-90.http://www.who.int/mediacentre/factshe

  • 19

    et/fs339/en/index.html.Diaksespada tanggal Jumat 23/02/2013,15:40 Wita.

    Jesica, 2011.Hubungan perankeluarga terhadap pemberianimunisasi pada balita. Manado:Skripsi. UNIKA DE LA SALLEMANADO.

    Jurnal penelitian: Safrudin. 2009.Faktor- faktor yangberhubungan dengan kepatuhanlansia Hipertensi dalammelanjutkan pengobatanhipertensi secara rutin:Di

    PTSW Budhi mulya 03 CiracasJakarta Timur tahun 2009. PSIKUMJ.

    http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 16.55

    Jurnal penelitian: Nunik. 2005.Kepatuhan pasien berobathipertensi, Hypertension

    Patients Therapy Obidience di

    Depok.

    http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 16.55

    Jurnal penelitian: Van der wal,Jaarsma dan Van Veldhusein

    2005. Fakor-faktor yang terkaitdengan kepatuhan,http://www.pdfwindows.com/pdf/tinjauan-perilaku-kepatuhan-berobat/Diakses Jumat 23/022013, 20.00 Wita

    Kaplan, N.M. (2012). Lifesytlemodifications for preventionand treatment ofhypertension.Dalam.

    http://www.medscape.com/viewarticle/ 497725. Diakses padatanggal Jumat 23/02 2013,14:50 Wita

    Mangunnegoro & Suryotonegoro.2012. Penilaian keberhasilandirectly observed (DOTS) Padapengobatan Hipertensi. TesisBagian Kardiologi FKUI,Jakarta.

    Muzaham. 2012. Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Universitas Indonesiapress.

    http://www.pdfwindows.com/pdf/tinjauan-perilaku-kepatuhan-berobat/Diakses pada tanggalJumat 23/02/2013, 19.00 Wita.

    Niven.2012. Psikologi kesehatanpengantar untuk perawat danprofessional kesehatan lain.

  • 20

    Jakarta: EGC.http://www.medscape.com/viewarticle/ 497725. Diakses padatanggal Jumat 23/02 2013,

    14:58 WitaNotoatmodjo. 2009. Pendidikan dan

    Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

    Nandang, T. 2009. Faktor-faktor yangberhubungan dengan Tingkatkepatuhan pasien Dalam minumobat antihipertensi diPuskesmas Pamulang KotaTangerang Selatan PropinsiBanten (Skripsi)http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 16.55

    Nurul. 2008. health news patuh minumobat kendali utama hipertensi.Dalam http://nurulfm01.patuh

    minum

    obat.com/2008_10_01_archive.html 2008. diakses tanggal 1Juni 2013, 10.00 wita.

    Nuraini. 2005. Siapa yang bisamenjadi PMO. Dalamhttp://typecat.com/pdf/pengawas-minum-obat.html. Diakses

    pada tanggal Jumat 23/02/2013,17:55 Wita

    Profil Puskesmas Belang, 2012.Rahmawati Y.L. 2006.Effects On

    Blood Pressure Of ReducedDietary Sodium And TheDietary Approaches To StopHypertension (Dash) Diet.Malang: Fakultas KedokteranBrawijaya.http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 16.55

    Ratna. 2009. Survei Kesehatan RumahTangga ( SKRT). Jakarta; BadanPenelitian dan PengembanganKesehatan. Departemen

    Kesehatan RI Jakarta.

    http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nandang%20Tisna.pdf. Diakses 24/03/2013 16.55

    Riset Kesehatan Dasar. 2012. ProfilData Kesehatan Indonesia2007, Riset Kesehatan Dasar.

    Jakarta.

    http://typecat.com/pdf/pengawas-minum-obat.html. Diaksespada tanggal Jumat 23/02/2013,17:40 Wita

  • 21

    Suhardjono. 2008. Perilaku Kepatuhanberobat.Surabaya.Dalamhttp://www.pdfwindows.com/pdf/tinjauan-perilaku-kepatuhan-berobat/ Diakses pada tanggalJumat 23/02 2013, 15:50 Wita

    Soekidjo Notoatmodjo. 2007.Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta: PT. RinekaCipta.

    Teori Green dalam Nukman 2012.Tinjaun Perilaku Kepatuhanberobat: Surabaya 1999.Dalamhttp://www.pdfwindows.com/pdf/tinjauan-perilaku-kepatuhan-berobat/ Diakses pada tanggalJumat 23/02/2013, 17:15 Wita.

    Yetti Hilda 2007. Hubungankarakteristik dukungan keluargadan hasil pendidikan kesehatandengan kepatuhan diithipertensi pada lansia dikelurahan Paseban kecamatansenen Jakarta pusat. Tesis Pasca

    FIK UI. Dalam

    http://www.who.int/topics/chronic_diseases. Diakses padatanggal Sabtu 30 Mei- 2013,19.30 Wita.

    WHO SEARO 2011.HypertentionAnd Factsheet (Online). Dalamhttp://www.who.int/mediacentre/factshe

    et/fs339/en/index.html.Diaksespada tanggal Jumat 23/02/2013,15:40 Wita.

    Wolff. 2010. Hipertensi cara

    mendeteksi dan mencegahtekanan darah tinggi sejak dini.Jakarta: PT Bhuana ilmu

    popular (BIP).http://www.who.int/mediacentre/factshe

    et/fs339/en/index.html.Diaksespada tanggal Jumat 23/02/2013,15:40 Wita.

    1. Cover jurnal.pdf2. jurnal.pdf