JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... ·...

120
VOL. 4 NO. 4 NOVEMBER 201 JURNAL PENELIT Pola Pema Pengembangan Alat Anali Peningkatan Hasil Belaj Penggunaan V Meningkatkan Hasil Bel Pengaruh Penerapan Pemb Dan Strategi M Ke Kajian D BADAN PENELITIAN P KABUPAT Jurnal Pinisi Research Vol. 4 15 TIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K anfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Dasar Dan Menegah Di Kabu B Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP N isis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Si Negeri 1 Bulukumba Dengan Pe jar Matematika Dengan Penerapan Pembe Tipe Stad (Student Teams Achievement Di Kelas VII-2 SMP N Video Pembelajaran Dalam Model Discove lajar Biologi Siswa Kelas X MIA 1 SMA Ne belajaran Berbasis Masalah Dengan Strate Mind Mapping Terhadap Motivasi, Pemah emampuan Memecahkan Masalah Matema Kelas VIII SMP Ne Dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Perika Kabu Kajian Wilayah Strategis Kabu PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN D TEN BULUKUMBA SULAWESI SELATA No. 4 Hal. 259 – 364 Bulukumb November 2 ISSN : 2442-3939 K BULUKUMBA Satuan Pendidikan upaten Bulukumba Baharuddin Patangngai Geometri Bangun Negeri 1 Bulukumba Nur Intang iswa Kelas IX SMP endekatan Tematik Muhammad Asdar elajaran Kooperatif ivisions)Pada Siswa Negeri 1 Bulukumba Asnawati ery Learning Untuk egeri 10 Bulukumba Hamsa egi Rolling Kognitif haman Konsep Dan atika Peserta Didik egeri 30 Bulukumba Asri Ali anan Dan Kelautan upaten Bulukumba Musbir Tahir upaten Bulukumba Musbir Tahir DAN KEARSIPAN AN ba, 2015 ISSN 2442-3939

Transcript of JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... ·...

Page 1: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

ISSN : 2442-3939VOL. 4 NO. 4 NOVEMBER 2015

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan PendidikanDasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba

Baharuddin Patangngai

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri BangunRuang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba

Nur Intang

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik

Muhammad Asdar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran KooperatifTipe Stad (Student Teams Achievement Divisions)Pada Siswa

Kelas VII-2 SMP Negeri 1 BulukumbaAsnawati

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning UntukMeningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba

Hamsa

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling KognitifDan Strategi Mind Mapping Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep Dan

Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta DidikKelas VIII SMP Negeri 30 Bulukumba

Asri Ali

Kajian Dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Perikanan Dan KelautanKabupaten Bulukumba

Musbir Tahir

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten BulukumbaMusbir Tahir

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 4 No. 4 Hal. 259 – 364 Bulukumba,November 2015

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 4 NO. 4 NOVEMBER 2015

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan PendidikanDasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba

Baharuddin Patangngai

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri BangunRuang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba

Nur Intang

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik

Muhammad Asdar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran KooperatifTipe Stad (Student Teams Achievement Divisions)Pada Siswa

Kelas VII-2 SMP Negeri 1 BulukumbaAsnawati

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning UntukMeningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba

Hamsa

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling KognitifDan Strategi Mind Mapping Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep Dan

Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta DidikKelas VIII SMP Negeri 30 Bulukumba

Asri Ali

Kajian Dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Perikanan Dan KelautanKabupaten Bulukumba

Musbir Tahir

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten BulukumbaMusbir Tahir

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 4 No. 4 Hal. 259 – 364 Bulukumba,November 2015

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 4 NO. 4 NOVEMBER 2015

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan PendidikanDasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba

Baharuddin Patangngai

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri BangunRuang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba

Nur Intang

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik

Muhammad Asdar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran KooperatifTipe Stad (Student Teams Achievement Divisions)Pada Siswa

Kelas VII-2 SMP Negeri 1 BulukumbaAsnawati

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning UntukMeningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba

Hamsa

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling KognitifDan Strategi Mind Mapping Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep Dan

Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta DidikKelas VIII SMP Negeri 30 Bulukumba

Asri Ali

Kajian Dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Perikanan Dan KelautanKabupaten Bulukumba

Musbir Tahir

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten BulukumbaMusbir Tahir

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 4 No. 4 Hal. 259 – 364 Bulukumba,November 2015

ISSN2442-3939

Page 2: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

VOL. 4 NO. 4 ISSN: 2442-3939 NOVEMBER 2015

Pelindung : Bupati Kabupaten Bulukumba

Pembina : Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba

Penanggungjawab : DR. Drs. Baharuddin P., SE, M.Si

Dewan Redaksi : Hj. A. Ruhaya, S. PdA. Rakhmat Syarif, SEAkhmad Syam, S. PdDra. Hj. Indaryati, MMA. Nurhayati B., SEHj. Husniar, S. Sos

Pemimpin Redaksi : Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si

Penyunting/Editor : Drs. Abd. Rajab, M.SiDrs. Rusli Umar, M.PdMuh. Jafar, S. Pd, M.PdH. Arafah, S. Pd, M.PdJihad Talib,S.Pd.,M.Hum.

Design Grafis & Fotografer : Drs. Abdul HalimMoh. RamliMulyadi Sam, S. Kom

Pemimpin Sekretariat : Muhammad Yunus, S. Sos

Urusan Administrasi : Rismayani, S. Sos; Armawati, S. Sos; A. Aswan, S. Sos;A. Syamsinar.

Urusan Keuangan : Hj. Nur Aeni, SE; Nirwana, SE; Hj. Nakira; Irmawati, A. Md.

Urusan Sirkulasi dan Distribusi : A. Sukaena; Mansur; Wati Iswati; Irdana; A. Suruga.

Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE

Alamat Sekretariat :Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan

Jl. Durian No. 2 Bulukumba Sulawesi SelatanTelp. +62413 81102, Fax. +62413 81102Email : [email protected]

Jurnal Pinisi Research memuat pemikiran ilmiah, hasil-hasil kajian penelitian, atau tinjauan kepustakaanbidang penelitian dan pengembangan yang terbit empat kali dalam setahun

(Februari, Mei, Agustus, dan November)

Redaksi menerima karya ilmiah atau artikel kajian, gagasan di bidang penelitian dan pengembangan.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah makna substansi tulisan.

Page 3: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

Page 4: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

SAMBUTANKEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN,

PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN KAB. BULUKUMBA

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur tercurah ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,

atas limpahan karunia-Nya tanpa terasa Jurnal “PINISI RESEARCH”telah terbit untuk volume keempat Edisi IV dari rencana empat edisi

diterbitkan pada tahun 2015 ini.

“PINISI RESEARCH” Edisi IV ini sebagai media informasi hasil- hasil penelitian yang

bertujuan menghadirkan sebuah wahana penuangan kreasi dan kreativitas bagi para stake

holder penelitian, pengkajian, dan pengembangan dan segenap warga masyarakat bangsa

peminat, pemerhati, dan pelaku penelitian dan pengembangan pada umumnya, baik yang

bermukim dalam daerah Kab. Bulukumba maupun di luar daerah Kab. Bulukumba.

Senang dan bahagia kami rasakan setelah penerbitan volume empat Edisi IV jurnal

ini ternyata telah memancing tumbuhnya kegairahan dan antusiasme dari berbagai kalangan

(pejabat pemerintahan, akademisi, mahasiswa, siswa ) untuk berpartisipasi mengisi halaman-

halaman jurnal menuangkan ide pemikiran, kajian dan analisis terkait permasalahan

kemasyarakatan, ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Akhirnya, kata maaf adalah ungkapan tepat untuk menyatakan bahwa jurnal ini

belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran membangun adalah suatu keniscayaan

dalam sebuah proses yang amat kami butuhkan. Terima kasih dan salam luar biasa kepada

seluruh yang terlibat terutama kepada tim kerja.

Bulukumba, November 2015

TAUFIK, SH., MH.

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

Page 5: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

PENGANTARPEMIMPIN REDAKSI JURNAL PINISI RESEARCH

KABUPATEN BULUKUMBA

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Mengasah kemampuan intelektual bagi seorang pegawai negeri, baikmereka yang berlatar belakang pejabat struktural maupun fungsional,berlatar belakang birokrat, guru, akademisi, ataukah siswa danmahasiswa sekalipun, tidak harus digeluti melalui proses pendidikan danpelatihan, workshop, seminar, training of trainer, diskusi publik dansebagainya. Akan tetapi tidak kalah pentingnya adalah membangun

kapasitas atau kompetensi melalui karya tulis ilmiah yang dipublish melalui media, baikcetak maupun media online yang lagi digandrungi dewasa ini, menjadi suatu bentukpenyaluran bakat dan kemampuan yang dapat dilakukan sebagai alternatif, ataupun pilihanprioritas.

Hadirnya “JURNAL PINISI RESEARCH” yang dikelola oleh Badan Penelitian,Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan sebagai media penyaluran bakat dankemampuan menulis karya ilmiah menghadirkan wadah yang dapat memberikan solusiterhadap dinamika yang terjadi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulukumba padakhususnya, dunia pendidikan dan masyarakat atau komunitas akademik pada umumnya,diharapkan dapat mengagregasi dan mengelaborasi berbagai potensi baik sumberdaya alammaupun sumber daya manusia dalam berbagai prespektif, baik sosial budaya, ekonomimaupun politik.

Lebih dari itu, kumpulan tulisan yang secara berkala diterbitkan telah melalui prosesyang selektif, dirangkum dalam bentuk untaian bunga rampai, diharapkan menjadi bahanyang akan memperkaya pengetahuan bagi segenap pembacanya, dan lebih dari itu akanmenjadi penting artinya untuk digunakan sebagai acuan bagi para pemangku kepentingandalam merencanakan sebuah kebijakan yang akan diterapkan dalam program dan kegiatanpemerintahan, pembangunan, maupun pembinaan kemasyarakatan.

Sebagai Pemimpin Redaksi, tentu memiliki harapan bahwa Jurnal ini akan terus eksisdan diminati tidak terbatas di lingkungan pemerintah daerah, akan tetapi juga olehmasyarakat luas, serta akan terus mendapatkan support bagi kelangsungan penerbitannya.

Terima kasih atas respon dan dukungan seluruh pembaca yang budiman, kiranyaAllah SWT senantiasa meridhoi kita semua. Wassalam.

Bulukumba, November 2015

Drs. H. MUHAMMAD DAUD KAHAL, M.Si.

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

Page 6: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

i

Pengantar RedaksiMembangun Kemitraan

Profesionalisme

uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba telah berhasil menerbitkanJurnal Pinisi Research padaVolume 4 Nomor 4 Edisi November 2015. Sebuah upayayang dilandasi komitmen para Penulis maupun Dewan Redaksi untuk senantiasa

bersama-sama meningkatkan profesionalisme kelitbangan bidang pemerintahan daerah. Dalamupaya membangun kemitraan profesionalisme, redaksi senantiasa melakukan perluasan komunitasprofesionalisme, intelektual, dengan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka untukberpartisipasi dalam Jurnal Pinisi Research.

Pada edisi kali ini redaksi menyajikan 8 (delapan) artikel yang membahas tentang : PolaPemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan Dasar Dan Menegah DiKabupaten Bulukumba*), Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran GeometriBangun Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba*), Analisis Buku TeksBahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Bulukumba Dengan PendekatanTematik*), Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran KooperatifTipe Stad (Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1Bulukumba*), Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning UntukMeningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba*),Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif DanStrategi Mind Mapping Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep Dan Kemampuan MemecahkanMasalah Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 30 Bulukumba*), Kajian DanPemetaan Potensi Sumberdaya Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Bulukumba*), Kajian WilayahStrategis Kabupaten Bulukumba*).

Pada bulan November tahun 2015, Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan danKearsipan Kab. Bulukumba berinisiatif menerbitkan Jurnal Pinisi Research Edisi IV yang menjadiicon media berkala ilmiah yang mampu mendorong kuriositas para peneliti/perekayasa.

Selain itu demi terwujudnya para calon peneliti/perekayasa di bidang pemerintahan yangberkiprah secara professional, sehingga mempercepat terwujudnya tata kelola pemerintahan yanglebih baik.

Akhir kata, segenap staf redaksi Jurnal Pinisi Research mengucapkan selamat berkaryadan salam luar biasa sukses bahagia selalu.

Salam Redaksi

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

Page 7: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

ii

Daftar IsiPengantar Redaksi iDaftar Isi ii

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada SatuanPendidikan Dasar Dan Menegah Di Kabupaten BulukumbaBaharuddin Patangngai

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam PembelajaranGeometri Bangun Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1BulukumbaNur Intang

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan TematikMuhammad Asdar

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan PenerapanPembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams AchievementDivisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 BulukumbaAsnawati

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery LearningUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMANegeri 10 BulukumbaHamsa

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah DenganStrategi Rolling Kognitif Dan Strategi Mind Mapping TerhadapMotivasi, Pemahaman Konsep Dan Kemampuan MemecahkanMasalah Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 30Bulukumba 74Asri Ali

Kajian Dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Perikanan Dan KelautanKabupaten BulukumbaMusbir Tahir

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba 93Musbir Tahir

iii

259-274

275-282

283-290

291-298

299-314

315-326

327-340

341-364

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

Page 8: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 259

PENDAHULUAN

Dalam reformasi di bidang keuangannegara, perubahan yang signifikan adalahperubahan di bidang akuntansi pemerintahan.Perubahan di bidang akuntansi pemerintahanini sangat penting karena melalui prosesakuntansi dihasilkan informasi keuangan yangtersedia bagi berbagai pihak untuk digunakansesuai dengan tujuan masing-masing. Karenabegitu eratnya keterkaitan antara keuanganpemerintahan dan akuntansi pemerintahan,maka sistem dan proses yang lama dalamakuntansi pemerintahan banyak menimbulkankendala sehingga belum sepenuhnyamendukung terwujudnya good governancedalam penyelenggaraan pemerintahan(Simanjuntak, 2012).

Sesuai dengan amanat Undang-UndangNo. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negaradan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara, maka PemerintahPusat akan menerapkan akuntansi berbasisakrual. Pasal 12 dan 13 UU No. 1 tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara menyatakanbahwa pendapatan dan belanja dalam APBNdicatat menggunakan basis akrual. Hal inididasarkan atas pertimbangan bahwa basisakrual dapat memberikan informasi keuanganyang lebih lengkap daripada basis lainnya.Selain itu, laporan keuangan berbasis akrualjuga menyediakan informasi mengenaikegiatan operasional pemerintah, evaluasiefisiensi dan efektivitas serta ketaatan terhadapperaturan.

POLA PEMANFAATAN ANGGARAN BERBASIS AKRUAL PADA SATUAN PENDIDIKANDASAR DAN MENEGAH DI KABUPATEN BULUKUMBA

Baharuddin Patangngai *)

Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsiapan (BP3K) Kabupaten BulukumbaEmail: [email protected]

Abstrak

Kajian ini : diarahkan pada Satuan pendidikan dalam pemanfaatan anggaran terutama klasifikasibelanja pada saat penyusunan penganggaran menimbulkan masaalah pada saat pelaksanaan danpertanggungjawaban yang berdampak potensi penyalahgunaan anggaran untuk kegiatan yang tidakseharusnya ataupun pencatatan asset yang tidak jelas serta pemenuhan atas kewajiban pajak yangterpaut pengeluaran wajib pajak.Keuangan dan pembiayaan sekolah merupakan salah satu sumberdaya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengeloaan pendidikan. Hal inimenuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksankan, dan mengevaluasi sertamempertanggungjawabkan pengelolaan dan pemanfaatan dana secara transparan kepada masyarakatdan pemerintah. Dalam penyelenggaran pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensiyang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemenpendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksiyang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lainnya.

Kata Kunci: Pencatatan asset dan pemenuhan kewajiban pajak

Abstract *)

This study aimed at Force training in the utilization of the budget, especially the classification ofexpenditure during the preparation of the budget raises the problem of the at the time of execution andaccountability that impact the potential misuse of funds for activities that are not supposed to orrecording of assets that are not clear and the fulfillment of the tax obligations are adrift spendingtaxpayer. Finance and funding of schools is one of the resources that directly support the effectivenessand efficiency of the management of education. This requires the ability of schools to plan,implementing, and evaluating and be accountable for the management and use of funds in atransparent manner to the public and the government. In the delivery of education, finance andfinancing is potentially a very decisive and is an integral part in the study of management education.Finance and funding components in a school is a component of production that determines theimplementation of teaching and learning activities in schools alongside other components.

Keywords : the recording of assets and fulfillment of tax obligations

Page 9: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

260 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Penerapan basis akrual dalampenyusunan laporan keuangan telah diaturbahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor213/PMK.05/2013, dinyatakan tidak berlakumulai tanggal 1 Januari 2015. Ini berarti padatahun 2015 setiap entitas pelaporan dan entitasakuntansi pada pemerintah pusat akan mulaimenerapkan basis akrual dalam penyusunanlaporan keuangan pemerintah. Satuan Kerjapada pemerintah pusat sebagai entitasakuntansi yang menjadi bagian dari SistemAkuntansi dan Pelaporan KeuanganPemerintah Pusat tentunya memegang perananpenting dalam menyediakan data dan informasiyang lengkap dan benar demi tercapainyakualitas Laporan Keuangan Pemerintah.

Organisasi sektor publik di seluruh duniatelah terlibat dalam strategi perubahankelembagaan, organisasi dan manajerial dalamrangka memenuhi kebutuhan yang semakinmeningkat akan akuntabilitas keuangan,efisiensi dan efektifitas. Perubahan tersebutmenjadikan sistem manajemen sektor publik.Perubahan tersebut menjadikan sistemmanajemen tradisional sektor publik yangawalnya terkesan birokratis, kaku dan hierarkismenjadi manajemen sektor publik yangfleksibel dan lebih mengakomodasi pasar.Perubahan manajemen sektor publik tersebutkemudian dikenal dengan istilah New PublicManagement (NPM).

NPM berakar dari teori manajemenyang beranggapan bahwa praktik bisniskomersial dan manajemen sektor swasta adalahlebih baik dibandingkan dengan praktik danmanajemen pada sektor publik. Oleh karenaitu, untuk memeperbaiki kinerja sektor publik,perlu diadopsi beberapa praktik dan tekhnikmanajemen yang diterapkan di sektor swastake dalam sektor publik, (Mardiasmo, dalamNugraheni:2008).

Dengan adanya perubahan pada sektorpublik tersebut, terjadi pula perubahan padaakuntansi sektor publik, yaitu perubahansistem akuntansi dari akutansi berbasis kasmenjadi akuntansi berbasis akrual. Perubahantersebut di perlukan karena berbasis kasdianggap saat ini tidak lagi memuaskan,terutama kerena kekurangannya dalammenyajikan gambaran keuangan yang akuratdan dalam memberikan informasi manajemenyang berguna dan memadai untuk untukmemfasilitasi perencanaan dan proses kinerja(Cohen, et al,dalam Indra:2013)

Menurut Cristiaens, (dalam Indra2013) reformasi akuntansi pemerintahan seringmenjadi langkah pertama reformasi pemerintahdan itulah sebabnya dapat dianggap sebagai

kondisi yang penting dan prasyarat bagikeberhasilan reformasi pemerintah lainnya dibawah gelombang transformasi NPM, sepertireformasi organisasi dan manajerial. Olehkarena itu, penerapan yang efektif dan suksesdari reformasi akuntansi berperan penting dandominan dalam penerapan dan keberhasilanpraktik dan tekhnik NPM lain dalam organisasisektor publik.

Pengadopsian NPM di Indonesiadalam bidang reformasi keuangan Negaradimulai dengan diberlakukannya paketundang-undang bidang keuangan Negara (UUNomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara dan UU Nomor 15Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggung jawab Keuangan Negara).Salah satu ketentuan dalam Undang-undangNomor 17 tahun 2003 tentang KeuanganNegara yaitu mewajibkan adanya StandarAkuntansi Pemerintah (SAP) sebagai basispenyusunan laporan keuangan bagi instansipemerintah.

Dalam salah satu penjelasan diUndang-undang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa SAP dimaksud ditetapkandalam suatu peraturan pemerintah yang saat inidiatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71Tahun 2010. Salah satu ciri pokok dariperubahan tersebut adalah penggunaan basiskas menjadi basis akrual. Secara sederhana,akuntansi berbasis kas mengakui dan mencatattransaksi pada saat terjadinya penerimaan danpengeluaran kas dan tidak mencatat asset dankewajiban. Sedangkan basis akrual mengakuidan mencatat transaksi pada saat terjadinyatransaksi (baik kas maupun non kas) danmencatat asset dan kewajban.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara mensyaratkanpemerintah untuk menerapkan sistemakuntansi berbasis akrual paling lambat 5tahun sejak diterbitkannya Undang-undangtersebut. Kemudian sebagai pedomanpelaksanaannya terbit pula PeraturanPemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentangStandar Akuntansi Pemerintah.

Basis akuntansi merupakan prinsipakuntansi untuk menentukan saat pengakuandan pelaporan suatu transaksi ekonomi dalamlaporan keuangan. Terdapat empat basis yangumum digunakan dalam pencatatan transaksikeuangan untuk menghasilkan laporankeuangan, yaitu basis kas, modifikasi kas,modifikasi akrual dan akrual penuh.

Dari keempat basis tersebut, basis kasdan akrual adalah dua basis yg paling sering

Page 10: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 261

digunakan. Basis kas akan mencatat transaksikeuangan pada saat kas diterima ataudikeluarkan, sedangkan basis akrual mencatattransaksi pada saat terjadinya pendapatan ataubelanja walaupun kas belum diterima ataudikeluarkan.

Dalam akuntansi Pemerintah Pusatyang saat ini diterapkan sejak penyusunanLaporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun2004, Pemerintah menggunakan basis kasmenuju akrual. Basis ini pada dasarnya adalahbasis kas dengan penerapan akrual pada akhirperiode pelaporan. Dengan basis kas menujuakrual, pendapatan diakui pada saat kasditerima ke Kas Negara dan belanja diakuipada saat kas dikeluarkan dari Kas Negara.Basis kas untuk pendapatan dan belanjatersebut akan menghasilkan penyusunanLaporan Realisasi Anggaran (LRA) danLaporan Arus Kas (LAK), sedangkan denganadanya jurnal korolari, pencatatan akrual padaakhir periode akan menghasilkan Neraca.

Sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang KeuanganNegara dan Undang-Undang No. 1 tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara, makaPemerintah Pusat akan menerapkan akuntansiberbasis akrual. Pasal 12 dan 13 UU No. 1tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negaramenyatakan bahwa pendapatan dan belanjadalam APBN dicatat mengunakan basis akrual.Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwabasis akrual dapat memberikan informasikeuangan yang lebih lengkap daripada basislainnya, terutama untuk informasi piutang danutang pemerintah. Selain itu, laporan keuanganberbasis akrual juga menyediakan informasimengenai kegiatan operasional pemerintah,evaluasi efisiensi dan efektivitas serta ketaatanterhadap peraturan.

Dinas Pendidikan Pemuda dan OlahragaKabupaten Bulukumba adalah SKPD unsurpelaksana teknis pemerintah KabupatenBulukumba di bidang pendidikan yangdipimpin oleh seorang kepala, berada di bawahdan bertanggungjawab kepada Bupati melaluiSekertaris Daerah.

Landasan hukum Dinas Pendidikan telahditetapkan berdasarkan:Peraturan Bupati Bulukumba Nomor24/IX/2008 tentang Tugas Pokok, UraianTugas Jabatan Struktural dan Uraian KegiatanPada Dinas Pendidikan Pemuda dan OlahragaKabupaten Bulukumba.

Dinas pendidikan Pemuda dan Olahragasebagai pengendali pendidikan membawahisejumlah sekolah yaitu 349 Sekolah Dasar(SD), 67 Sekolah Menengah Pertama (SMP),

38 Sekolah Menengah Atas/Kejuruan(SMA/SMK). Satuan pendidikan dalammelaksankan fungsinya mengelola anggarandari berbagai sumber terutama dari APBN,APBD I, APBD II. Sehingga dibutuhkanoptimalisi pengawasan terhadap pemanfaatananggaran di sekolah agar dapat memenuhi azasmanfaat dalam merealisasikan kebutuhansatuan pendidikan untuk kemaslahatan ataskesejahteraan masyarakat.

Satuan pendidikan dalam pemanfaatananggaran terutama klasifikasi belanja pada saatpenyusunan penganggaran menimbulkanmasaalah pada saat pelaksanaan danpertanggungjawaban yang berdampak potensipenyalahgunaan anggaran untuk kegiatan yangtidak seharusnya ataupun pencatatan asset yangtidak jelas serta pemenuhan atas kewajibanpajak yang terpaut pengeluaran wajib pajak.

Keuangan dan pembiayaan sekolahmerupakan salah satu sumber daya yang secaralangsung menunjang efektivitas dan efisiensipengeloaan pendidikan. Hal ini menuntutkemampuan sekolah untuk merencanakan,melaksankan, dan mengevaluasi sertamempertanggungjawabkan pengelolaan danpemanfaatan dana secara transparan kepadamasyarakat dan pemerintah.

Dalam penyelenggaran pendidikan,keuangan dan pembiayaan merupakan potensiyang sangat menentukan dan merupakanbagian yang tak terpisahkan dalam kajianmanajemen pendidikan. Komponen keuangandan pembiayaan pada suatu sekolah merupakankomponen produksi yang menentukanterlaksananya kegiatan proses belajar mengajardi sekolah bersama komponen-komponenlainnya. Komponen keuangan dan pembiayaanini perlu dikelola dalam pemanfaatannyasecara baik agar dana-dana yang ada dapatdimanfaatkan secara optimal untuk menunjangtercapainya tujuan pendidikan. Untukmemenuhi Standar Nasional Pendidikan(SNP) sesuai Peraturan Pemerintah No.19tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan, diubah dalam PeraturanPemerintah Nomor 32 Tahun 2013.Dari latar belakang di atas maka dilakukanpenulisan kajian sebagai berikut:

“ POLA PEMANFAATANANGGARAN BERBASIS

AKRUAL PADA SATUANPENDIDIKAN DASAR DAN

MENEGAH DI KABUPATENBULUKUMBA”

Page 11: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

262 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Rumusan Masalah

Masalah program pembinaanpendidikan pada satuan pendidikan terutamadalam menangani pemanfaatan anggarandisekolah agar dapat meminimalisasi potensi :a. Terkendalanya penelusuran pencatatan

asset terhadap pemanfaatan anggaran diSatuan Pendidikan Dasar dan Menengah diKabupaten Bulukumba.

b. Terkendalanya pendeteksian ataskewajiban pajak atas pemanfaatan angarandi satuan Pendidikan Dasar dan Menengahdi Kabupaten Bulukumba.

c. Masih banyaknya temuan Auditorpemeriksa Keuangan atas pemanfataananggaran di satuan Pendidikan Dasar danMenengah di Kabupaten Bulukumba.

d. Belum optimalnya tingkat kepatutan satuanpendidikan dalam pemanfatan Anggaranpada Satuan Pendidikan Dasar danMenengah di Kabupaten Bulukumba.

Tujuan Penulisan

a. Terpenuhinya penelusuran pencatatan assetterhadap pemanfaatan anggaran di SatuanPendidikan Dasar dan Menengah diKabupaten Bulukumba.

b. Terpenuhinya kewajiban pajak ataspemanfaatan angaran di satuan PendidikanDasar dan Menengah di KabupatenBulukumba.

c. Meminimalisasi temuan Auditor pemeriksaKeuangan atas pemanfataan anggaran disatuan Pendidikan Dasar dan Menengah diKabupaten Bulukumba.

d. Mengoptimalkan tingkat kepatutan satuanpendidikan dalam pemanfatan Anggaranpada Satuan Pendidikan Dasar danMenengah di Kabupaten Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Akrual Dan Penerapannya DiSektor Publik

Dalam kehidupan sehari – harimasyarakat sangat akrab dengan keberadaanorganisasi sektor publik di sekitarlingkungannya. Institusi pemerintah sepertidinas pendidikan, puskemas, dan universitasmerupakan beberapa contoh dari organisasisektor publik. Dinas, badan dan institusitersebut menyediakan barang dan jasa kepadamasyarakat semata-mata untuk kesejahteraanmasyarakat dengan prinsip nirlaba bukanseperti sektor swasta yang memiliki tujuanuntuk mendapatkan laba.

Mahmudi (2010:34) mengatakan organisasisektor publik sering digambarkan tidakproduktif, tidak efisien, selalu rugi, rendahkualitas, kurang inovasi dan kreativitas sertaberbagai kekurangan lainnya. Gambaran inisesungguhnya sangat merugikan mengingatfakta bahwa organisasi sektor publikmengelola uang yang sangat besar darimasyarakat. Buruknya pengelolaan organisasisektor publik memunculkan kritik kerassehingga mendorong terjadinya reformasimanajemen sektor publik. Reformasi sektorpublik tidak hanya terjadi di negara-negaramaju, tetapi beberapa negara berkembang dannegara tertinggal secara aktif terus melakukanreformasi lembaga publik. Salah satu gerakanreformasi sektor publik yang paling popularadalah konsep New Public Management yangdisingkat NPM.

Pada sektor swasta, akuntansi memilikiperanan yang sangat penting. Perkembanganakuntansi di sektor ini sangat pesat danbergerak dinamis mengikuti perkembanganperekonomian dibandingkan dengan akuntansisektor publik. Akuntansi sendiri telah berperanuntuk menghasilkan sumber informasi yangkemudian digunakan untuk prosespengambilan keputusan ekonomi yang lebihbaik. Informasi yang dihasilkan akuntansimenjadi alat untuk mengukur sejauh manaefisensi dilakukan dan sebagai alatpertanggungjawaban.

Perkembangan akuntansi yang sangatpesat di sektor swasta tidak diikuti sektorpublik. Lahirnya konsep New PublicManagement menyebabkan reformasiakuntansi di sektor publik. Dimulailah masa dimana prinsip-prinsip akuntansi yang ada disektor swasta diadopsi oleh sektor publik.

Djamhuri dan Mahmudi (2006:318) menarikkesimpulan tentang hubungan antara konsepNew Public Management dengan reformasiakuntansi di organisasi sektor publik sebagaiberikut :The implication of adopting New PublicManagement model is the need to conduct aseries of reform in public sector, i.e.accounting, budgeting reform, financialmanagement reform, audit reform, as well asinstitutional reform. The migration to accrualaccounting from cameral (cash basis)accounting and single entry is one form ofpublic sector accounting reform.Sedangkan menurut Bunea dan Cosmina(2008:1) menggambarkan hubungan NewPublic Management dengan reformasiakuntansi di sektor publik sebagai berikut:

Page 12: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 263

New Public Management is focused onefficiency, as governments around the worldare being asked to do more with less and to befully accountable to the community forresources entrusted to them. Accounting playsa crucial role in New Public Managementdevelopments as the means by whichmeasurements are made, achievements aredocumented, and negotiations take place.(ditebalkan untuk penegasan).

McKendrick (2007:2) menjelaskan bahwaakuntansi akrual telah menyebar ke banyaknegara seiring dengan perkembangan NewPublic Management. Hal ini merupakan bagiandari bentuk adopsi proses dan teknikmanajemen swasta ke manajemen sektorpublik.

Dari uraian di atas kita dapat melihatbahwa reformasi di bidang akuntansimerupakan bagian dari konsep New PublicManagement. Akuntansi pada sektor publikmenjadi alat pengukuran untuk menentukanapakah sektor publik telah mencapai efisiensi.Salah satu reformasi akuntansi di sektor publikadalah perubahan basis akuntansi. Perubahanbasis akuntansi dari akuntansi kas ke akuntansiakrual merupakan salah satu ciri adopsi konsepNew Public Management oleh sektor publik.

Akuntansi akrual sendiri merupakankonsep yang sangat popular digunakan disektor swasta, karena akuntansi akrualdianggap memberikan benefit yang besarkepada penggunanya. Akuntansi akrualmemberikan informasi yang lebih bisadiandalkan karena mampu memberikaninformasi tentang kewajiban dan hak yangakan diterima di masa depan sehinggakeputusan ekonomi dapat diambil lebih baik.Akuntansi akrual telah menjadi asumsi dasardalam kerangka konseptual penyusunanlaporan keuangan dengan InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS). Basisakrual menjelaskan bahwa transaksi yangmempengaruhi keuangan perusahaan dicatatpada saat terjadi bukan didasarkan pada saatmenerima atau mengeluarkan uang (Kieso etal, 2011:51). Contoh lain adalah IkatanAkuntan Indonesia (2009:5) melaluiPernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(Revisi 2009) paragraf 21 mewajibkanperusahaan untuk menyusun laporan keuanganatas dasar akrual. Adanya regulasi inimenjelaskan bagaimana krusialnya konsepakuntansi akrual di sektor bisnis.Organisation for Economic Co-operation andDevelopment (2002:2) menjelaskan bahwapenggunaan basis akuntansi akrual yang

menjadi tren di berbagai Negara saat ini tentusangat terkait dengan tujuan dan manfaat daripenggunaanya itu sendiri. Penggunaan basisakrual merupakan salah satu ciri dari praktikmanajemen keuangan modern (sektor publik)yang bertujuan untuk memberikan informasiyang lebih transparan mengenai biaya (cost)pemerintah dan meningkatkan kualitaspengambilan keputusan di dalam pemerintahdengan menggunakan informasi yangdiperluas, tidak sekadar memperhatikan kas.Secara umum, basis akrual telah diterapkan dinegara-negara yang lebih dahulu melakukanreformasi manajemen publik seperti NewZealand yang pertama kali menerapkan laporankeuangan dan anggaran berbasis akrual didunia sejak tahun 1990. Tujuan kunciakuntansi akrual adalah untuk memintapertanggungjawaban para manajer dari sisikeluaran (output) dan/atau hasil (outcome) danpada saat yang sama melonggarkan kontrolatas masukan (input). Dalam konteks ini, paramanajer diminta agar bertanggung jawab untukseluruh biaya yang berhubungan denganoutput/outcome yang dihasilkannya, tidaksekadar dari sisi pengeluaran kas. Karena itu,hanya basis akrual yang memungkinkan untukmengakui semua biaya, dengan demikian dapatmendukung pengambilan keputusan oleh paramanajer organisasi sektor publik secara efisiendan efektif.

Berbagai dorongan untuk mereformasiakuntansi pada sektor publik juga hadir dariberbagai lembaga internasional. DalamBeberapa tahun terakhir sampai sekarangorganisasi global seperti Bank Dunia,International Monetary Fund (IMF) danInternational federation of Accountants (IFAC)aktif mempromosikan adopsi manajemen danteknik sektor swasta ke sektor publik (Roobdan Newberry, 2007:743). Dengan banyaknyadukungan dan dorongan dari lembaga –lembaga penting tidak mengherankan jikaakuntansi akrual diadopsi oleh sektor publik.Setiap negara sekarang berusaha untukmelakukan perubahan sistem akuntansi disektor publik, misalnya Indonesia yang secarabertahap merubah sistem basis kas menjadisistem akrual mulai tahun 2003 sampai tahun2014. Meskipun terlihat baik, konsep akuntansiakrual sendiri masih memiliki banyakperdebatan dari beberapa pihak. Carlin(2005:1) mengatakan :Debates about the adoption of accrualaccounting and financial reporting techniquesby the public sector have been so widespreadover the last decade that they may be labelled,without risk of inaccuracy, peripatetic.

Page 13: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

264 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Questions as to whether accrual basedtechniques should be adopted by public sectorentities are largely passe´ in the antipodeswhere they have penetrated every layer of thepublic sector over the past decade.

Konsep akuntansi akrual masihdiperdebatkan karena banyak yang berfikirbahwa sektor publik dan sektor swasta harusmemiliki sistem yang berbeda karena memilikikarakteristik yang berbeda. Beberapa kritiklain mengatakan bahwa akuntansi akrualmerupakan usaha untuk membuat sektor publikmenjadi institusi yang neoliberal. Hal inidiungkapkan oleh Ellwood dan Newberry(2006:1) yang menyimpulkan bahwa “papersuggest that in both countries, accrualaccounting, as developed, also provides ameans to reduce the government’s role to thatof procurer of services and enforcer of rulesset by others, thus advancing a controversialprivatisation and trade liberalization agendawhich is consistent with neo-liberalprinciples.”Selain itu argumen bahwa akuntansi akrualdapat memberikan akuntabilitas yang lebihbaik juga mendapatkan tantangan daribeberapa ahli yang menyatakan bahwa tidaksemua sektor publik cocok dengan akuntansiakrual dan justru akuntansi akrual sendiri yangmengaburkan informasi akuntabilitas. Beechy(2007:1) memberikan argumen terkaitakuntabilitas yang disediakan akuntansi akrualsebagai berikut “The argument of this paper isthat the use of full accrual accounting actuallyobscures operating accountability andtransparency in some types of organizations.”

Beberapa argumen di atas memberikankeraguan terhadap konsep akuntansi akrualsendiri. Keraguan ini hadir karena anggapanbahwa ketika sektor publik mengadopsi teknik-teknik yang ada di sektor swasta maka sektorpublik akan berfikir seperti sektor swasta.Perubahan pola berfikir sektor publik inisangat ditakuti karena secara prinsip sektorpublik dan swasta tidak sama.

Adopsi teknik-teknik ini secara umummendorong sektor publik untuk menjadiefisien. Tuntutan untuk menjadi efisienmembuat sektor publik melakukan konsepprivatisasi. Contoh reformasi di sektor publikdapat di lihat dari Negara New Zealand sepertiyang dijelaskan Roob dan Newberry(2007:743) “The creation of State OwnedEnterprises occurred at an early stage (1985–1986) in New Zealand’s public sector reforms.An extensive programme of privatizationfollowed, against mounting public opposition

that culminated in a changed electoralsystem.”

Privatisasi ini sejalan dengan ideologineoliberal yang ingin mengurangi peranpemerintah dalam proses produksi. Ideologineoliberal berusaha agar swasta mendominasiperekonomian. Ini tentu sangat berbahayamengingat ideologi ini dapat menyebabkankerusakan sistem perekonomian. BeberapaNegara berkembang biasanya didorong olehahli dan teknokrat yang didukung oleh IMFuntuk melakukan reformasi, teknokrat inimembuat perbaikan didasarkan denganproposal yang sesuai dengan ideologi bukansains ekonomi (Stiglitz:2003).

Konsep neoliberal ini ternyata jugadisebarkan melalui lembaga-lembagainternasional yang getol untukmempromosikan konsep akuntansi akrual.Kelsey dalam Ellwood dan Newberry (2007:1)mengatakan. “The economic policy underlyingthe structural adjustment and reformprogrammes advocated by such key supra-national agencies as the OECD, theInternational Monetary Fund (IMF), the WorldBank and its allied agencies, and credit ratingagencies is distinctively neo-liberal.”Melihat uraian di atas terlihat bahwa masihterjadi perdebatan yang cukup rumit mengenaikonsep New Public Management danturunannya yaitu akuntansi akrual. Konsep-konsep ini masih diperdebatkan sehinggapenulis berusaha untuk mencoba menguraiperkembangan teori akuntansi akrual danberusaha melihat bagaimana akuntansi akrualditerapkan di sektor publik.

Tujuan yang ingin dicapai sehubungandengan penelitian adalah sebagai berikut: 1)Untuk mengetahui perkembangan akuntansiakrual terkait dengan latar belakangkemunculan dan proses penerapannya di sektorpublik. 2) Untuk mengetahui perdebatanpendukung dan penentang teori akuntansiakrual 3) Untuk mengetahui isu–isu akuntansiakrual di sektor publikJenis studi ini tergolong dalam studi pustakaatau literatur (Library Research) berupapencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.kajian pustaka merupakan penampilanargumentasi penalaran keilmuan yangmemaparkan hasil kajian pustaka dan hasilolah pikir peneliti mengenai suatumasalah/topik kajian. Menurut Sangadji dalamAkbar (2012:54), Pengertian penelitiankepustakaan adalah penelitian yangdilaksanakan dengan menggunakan literatur(kepustakaan), baik berupa buku, catatan,

Page 14: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 265

maupun laporan hasil penelitian dari penelitianterdahulu”.

HUBUNGAN NEW PUBLICMANAGEMENT DAN PENERAPANAKUNTANSI AKRUAL

Seperti yang dibahas sebelumnyabahwa kita dapat menarik benang merah antaraNew Public Management dengan akuntansiakrual. New Public Management telahmereformasi pengelolaan keuangan sektorpublik dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang ada pada sektor swasta dalamrangka mencapai efisiensi dan efektivitaspenyelenggaraan sektor publik. Untukmencapai tujuan ini maka diperlukan sebuahalat pengukuran kinerja danpertanggungjawaban.

Akuntansi yang berperan sebagai alatpengukuran kinerja dan pertanggungjawabanjuga mengalami sebuah perubahan. Perubahanyang dimaksud adalah penerapan sistem akrualyang merupakan adopsi dari sektor swastamenggantikan sistem kas. Upping dan Oliver(2011:1) menjelaskan sebagai berikut :New Public Management (NPM) is amanagement philosophy which focuses on thechange in management practices of the publicsector towards more private sector practices,with accountability focusing on results ratherthan processes. NPM introduces a newimperative for efficiency and transparency intoall elements of the public sector. Oneimportant element of this change can be seenin the accounting practices with a move fromcash to accrual accounting, together with theadoption of management accountingtechniques to measure and control activities.Sedangkan Bunea dan Cosmina (2008:1)menjelaskan bahwa konsep New PublicManagement yang berfokus pada efisiensimemaksa seluruh pemerintahan yangmengadopsinya untuk bekerja lebih keras danbertanggungjawab secara akuntabel kepadamasyarakat mengenai sumber daya yangdigunakan, sehingga akuntansi memainkanperanan penting dalam perkembangan NewPublic Management berkaitan denganpengukuran kinerja penggunaan sumber daya.Oleh karena itu akuntansi khususnya akuntansiakrual merupakan konsep yang ada akibatmunculnya New Public management hal inidiperkuat oleh Watkins dan Edward (2007: 34)yang menjelaskan bahwa “Accounting is seenwithin this domain as an integral component ofwhat is now termed New Public Management”.Lebih lanjut Coonnely and Hyndmen

menjelaskan “The move from cash to accrualsaccounting by many governments is viewed asan aspect of an ongoing New PublicManagement agenda designed to achieve amore businesslike and performance-focusedpublic sector”.Dari uraian di atas tentu sangat jelas konsepakuntansi akrual adalah sebuah konsep turunandari New Public Management karena akuntansiakrual merupakan bentuk sistem manajemensektor privat yang diadopsi ke sektor publiksebagai alat pengukuran kinerja. BahkanPentingnya akuntansi akrual terhadap NewPublic Management diungkapkan olehLiekerman (2003:3) yang menjelaskan bahwapemerintah yang mengadopsi New PublicManagement maka dalam bidang akuntansiharus juga menjalankan akuntansi akrual.Tanpa akuntansi akrual maka adopsi NewPublic Management akan berjalan kuranglancar.

PERKEMBANGAN AKUNTANSIAKRUAL DI SEKTOR PUBLIK

Pada tahun 1980-an terjadi fenomenaperubahan gaya manajemen di sektor publikakibat stagnansi ekonomi yang menghantambeberapa negara seperti New Zealand,Australia dan Inggris. Fenomena perubahan inipopular disebut New Public Management. Apayang memotivasi perubahan? Alasan utamanyaadalah ketidakpuasan masyarakat terhadapkinerja Pemerintah yang dianggap tidak efisiendan efektif dalam pengelolaan sumber dayapada tahun 1970-an dan 1980-an.Ketidakpuasan ini dipicu oleh keadaan utangpemerintah yang terus meningkat, pajak lebihtinggi, dan turunnya pertumbuhan ekonomi.Dalam banyak kasus pemerintah diminta untukmereview perannya dalam kegiatan dan operasiserta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.Pemerintah diinginkan untuk berbuat lebihbanyak dengan diiringi tuntutan agar manajersektor publik menjadi lebih akuntabel (Buhr,2010:12).

Konsep New Public Management mulaiditerapkan di Inggris pada tahun 1979 di masapemerintahan Perdana Menteri MargarethTacther sebagai bentuk perbaikan dari konsepadministrasi publik tradisional yang terlihattidak berjalan efisien. Bentuk reformasi yangdilakukan Margareth Tacther adalahmelakukan pengurangan jumlah kota,mengurangi biaya dan meningkatkanpelayanan (Gruening, 2001:2). Stagnansiekonomi yang dihadapi New Zealandmendorong mereka untuk melakukan inovasi.

Page 15: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

266 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Inovasi yang dilakukan adalah menjalankanprivatisasi dan desentralisasi di sektor publik.Sedangkan Australia pada tahun 1980-an jugamengalami kesulitan ekonomi yang sangatrumit sehingga pada tahun 1983 PerdanaMenteri Australia saat itu Robert Hawke telahmendukung gagasan pengelolaan berdasarkanhasil (output) dengan memulai reformasimanajemen keuangan di sektor publik untukmencapai tujuan ini. Atas dasar ini pulaAustralia melakukan privatisasi, restrukturisasipemerintah dan evaluasi program dilakukanuntuk mencapai tujuan ini (Janet dan Robert,2007:15).

Watkins dan Edward (2007: 34) menjelaskansalah satu konsep yang diturunkan dari NewPublic Management adalah adopsi gayamanajemen sektor privat ke sektor publik.Kebutuhan transparansi, akuntablitas danpenilaian kinerja dalam sistem New PublicManagement mendorong penggunaanAkuntansi Akrual. Sektor privat sudah sangatfamiliar menggunakan akuntansi akrual,sedangkan sektor publik baru mengenalpenggunaan akuntansi akrual pada tahun 1992ketika New Zealand menjadi Negara pertamayang mengadopsi akuntansi akrual sebagaibasis pelaporan keuangan. Dalam pemilihanbasis akuntansi, akuntansi kas masihmendominasi di seluruh dunia. Akan tetapi trenyang terjadi adalah perubahan secara bertahapdari akuntansi kas menuju akuntansi akrual.International Federation of Accountants(2010:1) merekomendasikan akuntansi akrualakan mendorong transparansi dan akuntabilitaspada pengelolaan keuangan sektor publik.Pemerintah memberikan pelayanan publiktanpa memprioritaskan keuntungan. Tujuanutama dari akuntansi dan penganggaranpemerintah adalah menjelaskan kualitas barangdan jasa publik yang diberikan kepadawarganya. Sebelumnya pemerintah tidak perlumelaporkan biaya operasi dan penerimaankepada masyarakat dengan model yang samasebagaimana sektor swasta melaporkannyakepada para pemegang saham. Tujuanakuntansi penganggaran pemerintah lebihsederhana karena hanya berfokus padapengendalian input. Pengelolaan keuanganpemerintah menekankan bahwa dana harusdigunakan secara ketat sesuai dengan anggaranyang telah disetujui oleh lembaga legislatif.Penerapan akuntansi berbasis kas padaakuntansi dan penganggaran pemerintahkonsisten dengan kebutuhan manajemen sektorpublik sehingga basis ini banyak diadopsi.Situasi mulai berubah pada 1990-an ketika

munculnya peristiwa yang memicukekhawatiran dan gencarnya implementasiNew Public Management. Peristiwa yangmemicu ini antara lain keinginan untukmengatasi kesulitan fiskal atau krisis utang,keharusan menjaga kredibilitas dan reputasisektor publik sebagai sektor ekonomi yangmodern atau canggih, adanya tuntutanperubahan oleh organisasi-organisasiinternasional, tekanan dari otoritas auditnasional, dan tuntutan masyarakat agar adanyapeningkatan akuntabilitas dan kinerjapemerintah dalam rangka mendukungefektifitas dan efisiensi (Shi, 2005:7).Lebih lanjut Shi menjelaskan serangkaianreformasi di sektor publik mulai dilakukan.Salah satu bentuk reformasi adalah reformasipenyediaan barang publik denganmemungkinkan sektor swasta untukberpartisipasi. Masuknya sektor swastameningkatkan permintaan informasi akuntansiyang lebih transparan dan akurat daripemerintah, kemudian hal ini mendorongpemerintah untuk menyajikan informasi yangcukup memudahkan perhitungan danperbandingan biaya. Konversi ke basis akrualdalam akuntansi sektor publik membantupengukuran biaya yang lebih akurat. Reformasilain terfokus pada orientasi anggaran berbasiskinerja, output dan outcome denganpendekatan manajemen pengeluaran publik.Akuntansi akrual diyakini menjadi instrumenpenting dan bermanfaat untuk pemeriksaanefisiensi dan efektivitas biaya pemerintahan.Penggunaan akuntansi akrual merupakan salahsatu ciri dari praktik manajemen keuanganmodern (sektor publik) yang bertujuan untukmemberikan informasi yang lebih transparanmengenai biaya (cost) pemerintah danmeningkatkan kualitas pengambilan keputusandi dalam pemerintah dengan menggunakaninformasi yang diperluas, tidak sekadar basiskas. Secara umum, akuntansi akrual telahditerapkan di negara-negara yang lebih dahulumelakukan reformasi manajemen publik.Tujuan kuncinya adalah untuk memintapertanggungjawaban para manajer dari sisikeluaran (output), hasil (outcome) dan padasaat yang sama melonggarkan kontrol atasmasukan (input). Para manajer di sektor publikdiminta agar bertanggung jawab untuk seluruhbiaya yang berhubungan denganoutput/outcome yang dihasilkannya, tidaksekadar dari sisi pengeluaran kas. Dengandemikian akuntansi akrual dapat mendukungpengambilan keputusan oleh para manajersecara efisien dan efektif (Organisation for

Page 16: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 267

Economic Co-operation and Development,2002:11).

Salah satu faktor yang mendorongadopsi akuntansi akrual adalah ketidakpuasandan banyaknya kekurangan yang dimiliki olehbasis kas. Meskipun memiliki banyakketerbatasan, akuntansi berbasis kas memilikibeberapa kelebihan sehingga masih banyakdigunakan oleh sektor publik di beberapaNegara. Kelebihan itu adalah sederhana, lebihmurah dan mudah untuk dipahami oleh non-akuntan (Buhr, 2010:12). Akan tetapi trend dantuntutan akuntabilitas, efektivitas dan efisiensimendorong akuntansi akrual untuk diadopsioleh sektor publik. Akuntansi akrual menjadisangat popular dengan dukungan berbagaiorganisasi internasional seperti Bank Dunia,Organization of Economic and Development,International Monetary Fund dan LembagaPemeringkat Kredit (Ellwood, 2007:1).

Negara - negara yang mengadopsiakuntansi akrual membutuhkan waktu yangsangat lama. Mengapa dibutuhkan waktubegitu lama untuk berubah? Jones dalam Buhr(2012:12) menjelaskan tentang kurangnyakebutuhan komparatif laporan keuangan antarsektor publik untuk menilai kinerja. Hal inidikarenakan masing–masing pemerintahmemiliki kemampuan untuk menetapkankebijakan keuangan dan akuntansi sesuaikeinginannya. Selain itu, dulu akuntansi padasektor publik hanya dilihat sebagai alatpertanggungjawaban bukan sebagai alatpengambilan keputusan sehingga keunggulanakuntansi kas yang sangat sederhanamenyebabkan pemerintah enggan untuk pindahke akuntansi akrual.

Memperkenalkan akuntansi akrualmendapatkan tantangan dalam prosesadopsinya sehingga membutuhkan pendekatanbertahap (Treasury, 2005:40). Perlu diketahuibahwa tidak ada perubahan mendadak dari kaske akrual. Perubahan basis akuntansi dilakukanbertahap melalui basis kas, basis kas yangdimodifikasi, basis akrual dimodifikasi, danterakhir basis akrual. Kas yang dimodifikasiberbeda dari basis kas dalam akhir tahunpenyesuaian dilakukan untuk beberapa non-cash item seperti piutang dan utang. AkrualModifikasi berbeda dari akuntansi berbasisakrual dalam aset modal tidak diakui sebagaiaset melainkan sebagai pengeluaran secarapenuh dalam periode di mana mereka dibeli.

PERBANDINGAN PENERAPANAKUNTANSI AKRUAL DI BEBERAPANEGARA

Pada bagian ini kita akan melihatcontoh penerapan akuntansi akrual di sektorpublik. Penulis akan memperlihatkanpenerapan akuntansi akrual di New Zealand,Fiji dan Nepal. New Zealand mewakilikesuksesan penerapan akuntansi akrualsedangkan Fiji dan Nepal mewakili kegagalanpenerapan akuntansi akrual.

New Zealand menjadi negara pertamayang sepenuhnya melaksanakan akuntansiakrual baik di tingkat nasional dan lembaga.Reformasi akuntansi akrual di New Zealandmerupakan paling komprehensif di antarasemua negara. Perubahan adalah bagian darigelombang reformasi tahun 1980-an sebagaiakibat dari kesulitan fiskal negara. Reformasiini bertujuan untuk mencapai efisiensi. Untukmencapai tujuan ini New Zealand menjalankantiga kebijakan yaitu memisahkan fungsikomersial dari operasi pemerintah lainnya,menguatkan garis pertanggungjawaban menteridan eksekutif dan merancang anggaran dansistem manajemen keuangan untukmeningkatkan pengukuran kinerja sektorpublik. Tiga kebijakan ini mempengaruhiadopsi akuntansi akrual di New Zealand.Departemen Keuangan New Zealand sudahmulai mempersiapkan akuntansi akrual padatahun 1987. Public Finance Act diundangkanpada tanggal 1 Juli 1989. Undang-undangtersebut yang menjelaskan penggunakanmetode akuntansi akrual untuk penganggarandan pelaporan keuangan. Undang-undang jugamendefinisikan atribut dari manajemen fiskalyang baik, dan memastikan pemerintahmemenuhi kriteria tertentu. Undang-undang inimenciptakan insentif bagi para politisi untukmengejar kebijakan dalam kepentingan jangkapanjang negara, bukan sesuai kepentinganpolitis jangka pendek (Ruth R, 1996:5).

Pada tahun 1992 New Zaeland berhasilmembuat laporan keuangan dengan akuntansiakrual di seluruh entitas pemerintah. NewZaeland butuh tiga tahun untuk menerapkanakuntansi akrual dan empat tahun untukmenghasilkan laporan keuangan konsolidasiuntuk seluruh pemerintah (BeersonB,2011:17). Secara keseluruhan, reformasikeuangan di New Zaeland menghasilkanperubahan positif yaitu peningkatanakuntabilitas, kinerja keuangan yang lebihbaik, mencapai efisiensi dan pengurangan staf.Lebih lanjut Beerson menjelaskan bahwa NewZaeland adalah pelopor dalam adopsi akuntansi

Page 17: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

268 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

akrual. Sebagai pelopor tentu New Zaelandharus mampu merumuskan konsep akuntansiakrual ini tanpa berpanduan dari negara –negara lain. Oleh karena itu terdapat beberapatantangan yang dialami oleh New Zaelanddalam mengadopsi akuntansi akrual yaitu biayaimplementasi yang cukup besar dan kualitasinformasi yang belum langsung dirasakanmanfaatnya. Akuntansi akrual memerlukanbiaya implementasi yang besar. Perubahanbasis akuntansi memaksa seluruh departemendi New Zaeland mengganti sistem informasikeuangan mereka hanya dalam waktu duatahun. Selain itu terdapat risiko pengambilankeputusan yang buruk di awal implementasi.Hal ini diakibatkan pemerintah belum terbiasamenggunakan informasi akuntansi akrual.Sejak konversi ke akuntansi akrual volume dankompleksitas laporan pemerintah kepadaparlemen telah meningkat. Kompleksitaslaporan keuangan menyebabkan parlemenmembutuhkan saran analitis independen daripara ahli yang tentu akan memakan waktu danbiaya.

Akuntansi akrual merupakan salah satubagian dari paket reformasi keuangan NewZaeland yang berperan penting dalampeningkatan akuntabilitas, efisiensi dan kinerjapemerintah. Tetapi dalam menilai perbaikan initidak boleh mengabaikan bentuk reformasikeuangan lainnya dan mengutamakanakuntansi akrual sebagai faktor tunggal.International Federation of Accountant PublicSector Comitte (1996:19) menjelaskan NewZaeland telah menikmati manfaat daripenerapan akuntansi akrual, karena telahmelakukan pendekatan yang komprehensifdalam menerapkan strategi pemerintah,meningkatkan kualitas keputusan danmemungkinkan pengawasan yang efektif olehparlemen.

Sementara itu Menurut Digitaki dalamTickell (2010:74) Fiji mencoba mengadopsiakuntansi akrual pada tahun 1994, DepartemenKeuangan menanggapi dengan mencoba untukmemperkenalkan akuntansi akrual, bersamadengan banyak reformasi sektor publiklainnya. Sebuah kantor proyek akuntansiakrual didirikan pada tanggal 14 November1994 setelah kabinet memberikan persetujuanuntuk menerapkan sistem akuntansi akrual.Pengenalan akuntansi akrual di departemenpemerintah dibutuhkan untuk menyediakanmanajemen suatu sistem informasi manajemenyang lebih efisien dan akurat dibanding sistemkeuangan secara tunai.

Pada tahun 1994 pemerintah Fijimenetapkan proses adposi akuntansi akrual

melalui dua tahap. Tahap pertama akuntansiakrual dilaksanakan oleh tiga Departemen(kehutanan, kelautan dan keuangan) sebagaipilot project. Tahap kedua adalah implementasisecara penuh di seluruh departemen.Departemen pilot project menyediakaninformasi anggaran akrualbulan Maret 1995dan menyelesaikan migrasi tanggal 1 Januari1996. Departemen yang tersisa menyediakaninformasi anggaran akrual pada Maret 1996dan menyelesaikan migrasi tanggal 1 Januari1997. Akan tetapi rencana ini tidak berjalandengan mulus karena sampai tahun 1999 Fijibelum dapat mengadopsi akuntansi akrual.Proyek ini terhenti pada tahun 1999 akibatgejolak politik. Tickell (2010:75) menjelaskanbahwa faktor kegagalan Fiji disebabkan oleh:1) penerapan akuntansi akrual yang tergesa–gesa tanpa perencanaan yang baik. 2)pengembangan sistem informasi akuntansiyang kurang baik. 3) terlalu bersandar dengankonsultan internasional. 4) kemampuan tenagaakuntansi yang rendah Setelah mengalamikegagalan pemerintah Fiji melakukanperbaikan sistem implementasi pada tahun2004. Pemerintah Fiji berusaha merencanakankembali model implementasi yang baik melaluipengembangan komprehensif untuk mengatasifaktor kegagalan pada percobaan sebelumnya.Fiji memulai proyek adopsi akuntansimeningkatkan kemampuan akuntan danmembuat pilot project yang lebih kecil. Usaha-usaha ini relatif membutuhkan waktu yangcukup panjang sehingga adopsi akuntansiakrual berjalan lambat.Contoh kegagalan penerapan akuntansi akrualdapat dilihat di Nepal. Nepal merupakan salahsatu negara yang kurang mampu secaraekonomi. Keadaan ini menyebabkan Nepalsering menerima bantuan dana dari lembagainternasional. Lembaga internasional berharapdana ini dapat dipertanggungjawabkan denganbaik sehingga “memaksa” Nepal untukmengadopsi akuntansi akrual. Adhikari P danMellemfik F (2011:136) menjelaskankegagalan penerapan akuntansi akrual di Nepaldiakibatkan oleh ketidakmampuan lembagainternasional dalam melihat rendahnyakemampuan sumber daya manusia dankurangnya motivasi dari pemerintah.Kurangnya motivasi pemerintah karena adopsiakuntansi akrual bukan berdasarkan keinginansendiri melainkan pemaksaan dari organisasiinternasional.

Keuangan basis akuntansi dari kasmenuju akrual menjadi akrual membawadampak terhadap perubahan tahapanpencatatan dan jenis laporan keuangan yang

Page 18: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 269

dihasilkan. Seiring dengan penerapan basisakrual untuk pelaporan keuangan, penyusunananggaran tetap dilakukan denganmenggunakan basis kas. Hal ini berarti prosespelaporan penganggaran akan menghasilkanlaporan realisasi anggaran yang tetapmengunakan basis kas, sedangkan untukpelaporan keuangan lainnya akanmenggunakan basis akrual. Sesuai denganPeraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,laporan keuangan akan terdiri dari laporanrealisasi anggaran, laporan perubahan saldoanggaran lebih, neraca, laporan operasional,laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,dan catatan atas laporan keuangan, sehinggaterdapat penambahan tiga laporan keuangan,yaitu laporan operasional, laporan perubahanekuitas, dan laporan perubahan saldo anggaranlebih.

Penelitian mengenai Akuntansi akrualdi Indonesia diantaranya dilakukan olehSolikhin (dalam Irwana:2010) yangmenunjukkan kesiapan pemerintah yang masihkurang atas penerapan Standar AkuntansiPemerintah. Sementara penelitian sebelumnyadi beberapa Negara mengenai adopsi sistemakuntansi berbasis akrual pada organisasisektor publik, menyatakan bahwaimplementasi dari sistem akuntansi berbasisakrual sering disertai dengan sejumlah besarkelemahan dan masalah (masalah akuntansi,sumber daya manusia, organisasi dankeuangan) yang menghambat atau menundatingkat adopsi, sehingga transisi dari sistemakuntansi basis kas menuju basis akrual tidakakan terjadi secara cepat dan lengkap(Cristiaenes, 2001; Guthrie, 1998; Carlin andGuthrie, 2003; Hodges and Mallet, 2003;Brusca, 1977) (dalam Kusuma :2013)

Penelitian Stamatiadis,et al. (dalamKusuma, 2013) di Yunani yang mengukursampai sejauh mana tingkat adopsi reformasiakuntansi akrual pada sektor publik danmenghubungkan tingkat kepatutan(compliance) akuntansi akrual dengan faktor-faktor kontigensi yang ada pada organisasisektor publik tersebut. Hasil penelitian tersebutmenunjukkan tingkat adopsi akuntansi akrualpada sektor publik di Yunani yang cukuprendah setelah enam tahun peraturan tentanghal tersebut di tetapkan, selain itu penelitiantersebut juga menunjukkan faktor-faktorkontigensi yang terbukti memiliki pengaruhpositif dan signifikan terhadap tingkat tingkatadopsi akuntansi akrual tersebut, diantaranyafaktor tingkat pendidikan staf, pelatihan,kualitas teknologi informasi dan dukungan

konsultan. Juga terdapat faktor yang terbuktitidak memiliki pengaruh yang signifikan yaitufaktor pengalaman, pendidikan pimpinan danukuran organisasi.

Berbeda dengan Stamatiadis, et al.(dalam Kusuma, 2013) penelitian inimenggunakan instansi pemerintah vertikal(tingkat satuan kerja) di Indonesia, karenasatuan kerja merupakan ujung tombakpemerintah pusat di daerah dan berkaitanlangsung dengan setiap penerapan peraturan-peraturan baru dalam hal ini yaitu penerapansystem akuntansi berbasis akrual.

Terdapat alasan mengapa penelitianmengenai penerapan akuntansi akrual padapemerintah ini perlu di lakukan, terutamakarena konsep akuntansi akrual di lingkunganpemerintah masih sangat baru, dan juga amanatundang-undang agar pemerintah segeramenggunakan standar akuntansi pemerintahberbasis akrual, dan sepengetahuan peneliti diIndonesia penelitian mengenai penerapanakuntansi akrual pada pemerintah masih sangatkurang. Di sisi lain hasil penelitian sebelumnyamengenai akuntansi akrual di Negara-negaralain belum menyediakan bukti yang cukupmenyakinkan mengenai keberhasilan parapengadopsi akuntansi akrual dalammeningkatkan akuntabilitas sektor publik(Cohen et al. 2007, Cristiaens, 2001; Guthrie,1998; Carlin and Guthrie, 2003; Hodges andMellet, 2003; Brusca, 1997). (Dalam Kusuma :2013)

Laporan keuangan yang akurat dapatdihasilkan hanya jika hasil kejadian danaktivitas organisasi dicatat dengan baik.Kejadian-kejadian tertentu, yang di kenaldengan istilah transaksi, melibatkanpemindahan dan pertukaran barang atau jasaantara dua entitas atau lebih.

Akrual Basis merupakan salah satukonsep yang sangat penting dalam akuntansi,dimana pencatatan basis kas adalah tekhnikpencatatan ketika transaksi terjadi dimana uangbenar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengankata lain Akuntansi Kas Basis adalah basisakuntansi yang mengakui pengaruh transaksidan peristiwa lainnya pada saat kas atau setarakas diterima atau dibayar yang digunakanuntuk pengakuan pendapatan belanja danpembiayaan.

Kas basis akan mencatat kegiatankeuangan saat kas atau uang telah diterimamisalkan perusahaan menjual produknya akantetapi uang pembayaran belum diterima makapencatatan pendapatan penjualan produktersebut tidak dilakukan, jika kas telahditerima maka transaksi tersebut baru akan

Page 19: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

270 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

dicatat seperti halnya dengan “dasar akrual”hal ini berlaku untuk semua transaksi yangdilakukan, kedua teknik tersebut akan sangatberpengaruh terhadap laporan keuangan.

Tehnik Basis Akrual memiliki fiturpencatatan dimana transaksi sudah dapatdicatat karena transaksi tersebut memilikiimplikasi uang masuk atau keluar di masadepan. Transaksi dicatat pada ssa terjadinyawalaupun uang belum benar-benar diterimaatau dikeluarkan. Dengan kata lain basisAkrual digunakan untuk pengukuran asset,kewajiban dan ekuitas dana. Jadi basis akrualadalah basis akuntansi yang mengakuipengaruh transaksi dan peristiwa lainnya padasaat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpamemperhatikan saat kas atau setara kasditerima atau dibayar.

Keunggulan Pencatatan Akuntansisecara Akrual Basis :1). Metode akrual basis digunakan untuk

pengukuran asset, kewajiban dan ekuitasdana.

2). Beban diakui saat terjadi transaksi,sehingga informasi yang diberikan lebihhandal dan terpercaya.

3). Pendapatan diakui saat transaksi, sehinggainformasi yang diberikan lebih handal danterpercaya walaupun kas belum diterima.

4). Banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar (sesuai ketentuan StandarAkuntansi Keuangan dimanamengharuskan suatu perusahaan untukmenggunakan basis akrual.

5). Piutan yang tidak tertagih tidak akandihapus secara langsung tetapi akandihitung kedalam estimasi piutang taktertagih.

6). Setiap penerimaan dan pembayaran akandicatat kedalam masing-masing akunsesuai dengan transaksi yang terjadi.

7). Adanya peningkatan pendapatanperusahaan karena kas yang belumditerima dapat diakui sebagai pendapatan

8). Laporan keuangan dapat dijadian sebagaipedoman manajemen dalam menentukankebijakan kedepannya.

9). Adanya pembentukan pencadangan untukkas yang tidak tertagih, sehingga dapatmengurangi resiko kerugian.

Akuntasi berbasis akrual berarti suatubasis akuntansi di mana transaksi ekonomi danperistiwa-peristiwa lain diakui dan dicatatdalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalamperiode laporan keuangan pada saat terjadinyatransaksi tersebut, bukan pada saat kas atauekuivalen kas diterima atau dibayarkan.

Akuntansi berbasis akrual memang dianggapideal kerana memberikan gambaran yang lebihakurat atas kondisi keuangan suatu organisasijika di bandingkan dengan akuntansi basis kas.

Dalam sistem Pengelolaan anggaranpada satuan pendidikan Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama, SekolahMenengah Atas dengan mengadopsi polaakuntansi basis Akrual untuk memberikemudahan dalam pencatatan asset dankewajiban yang harus di penuhi satuanpendidikan dalam pemanfaatan anggaran untukmemenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan(SNP) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 yang diubah dalam PeraturanPemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentangSNP yaitu :1. Standar Kompetensi Lulusan2. Standar Isi3. Standar Proses4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan5. Standar Sarana Prasarana6. Standar Pengelolaan7. Standar Pembiayaan8. Standar Penilaian

Sebagai konsekwensi peningkatanmutu pendidikan, suatu investasi modal(human investasi) yang jika dikelola denganbenar akan berdampak peningkatankesejahteraan. Persoalan pendidikan diIndonesia sangat kompleks khususnya dikabupaten Bulukumba. Usaha mengatasipersoalan pendidikan ditetapkanlah 8 StanadarNasional Pendidikan, sehingga dapat diakreditasi dan sertifkasi dilaksanakan bagisetiap jenjang dan satuan pendidikandiperlukan akuntabilitas publik yang obyektif,adil, terpercaya, transparans.

METODA KAJIAN

Dengan menggunakan metode uji petikdan testimoni terhadap pengguna anggaranpada satuan pendidikan serta kajian referensiyang mendukung penulisan ini dengan ruanglingkup sebagai berikut :

1. Pemanfaatan anggaran Berbasis Akrualpada Satuan pendidikan di jenjang SekolahDasar (SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan(SMA/SMK) di Kabupaten Bulukumba.

2. Asumsi Laporan Pertanggungjawabansekolah atas pemanfaatan anggaran berbasisAkrual di satuan pendidikan pada jenjangPendidikan Dasar dan Menengah

3. Opini Auditor atas pengelolaanpemanfaatan anggaran di satuan pendidikan

Page 20: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 271

pada Satuan Pendidikan Dasar danMenengah di Kabupaten Bulukumba.

4. Dengan berbasis Akrual pencatatan assetdapat teratasi pada satuan pendidikan

HASIL KAJIAN

Kriteria Keberhasilan

1. Teravokasinya dan tersosialisasinya 10SD, 5 SMP, 3 SMA/SMK melakukanpencatatan asset berbasis akrualterhadap pemanfaatan anggaran diSatuan Pendidikan Dasar danMenengah di Kabupaten Bulukumba

2. Terdeteksinya 10 SD, 5 SMP, 3SMA/SMK atas kepatuhan kewajibanberbasi akrual atas pemanfaatanangaran di satuan Pendidikan Dasardan Menengah di KabupatenBulukumba

3. Meminimalisir temuan Auditorpemeriksa Keuangan atas pemanfataananggaran di satuan Pendidikan Dasardan Menengah di KabupatenBulukumba.

4. optimalnya tingkat kepatutan satuanpendidikan dalam pemanfaatanAnggaran berbasis akrual pada SatuanPendidikan Dasar dan Menengah

Hasil opini Laporan Hasil Pemeriksaanatas Pengelolaan dan PertanggungjawabanDana Bantuan Operasional Sekolah dan DanaPendidikan Dasar lainnya (APBN dan APBD)Tahun 2007 dan 2008 (semester I) padapemerintah Kabupaten Bulukumba melaluiBadan Pemeriksa Keuangan RepublikIndonesia (BPK RI) Perwakilan ProvinsiSulawesi Selatan Nomor:06/HP/XIX. MKS/03/2009 tanggal 16 maret 2009 dan ditindaklanjuti oleh Surat Perintah Nomor:76/IV/2009/TL-Hk, yang memerintahkanKepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda danOlahraga Kabupaten Bulukumba untuk :a) Segera menyusun Rencana Strategi

(Renstra) Pembangunan Bidang pendidikanyang kemudian disahkan oleh Bupati, danmelaksakannya sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

b) Membuat rencana induk (Master Plan)pengembangan dan pengelolaan denganmemanfaatkan teknologi informasi danmenunjuk penanggunjawab kegiatan sertamemiliki komitmen untukmelaksanakannya.

c) Memberi teguran secara tertulis kepadakepala sekolah yang membeli buku tidaksesuai kebutuhan siswa.

d) Memberikan sanksi kepada Kepala Sekolahyang lemah melakukan pengawasaan danbendahara yang lalai dalam penerimaandan pengeluaran Dana BantuanDekonsentrasi dan Block Grand secaratertib.

Dalam matriks pemantauan TindakLanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI ataspemeriksaan Dana BOS Tahun 2008 yangbelum dipertanggungjawabkan pertanggal 6 s.d12 nopember 2013 antara lain : pengendalianatas pengembalian kelebihan/ permintaankekurangan alokasi dana BOS Reguler danBOS Buku pada Dinas Pendidikan KabupatenBulukumba belum memadai dan terindikasinilai sebesar Rp.69.236.900 salah transfer.

Hasil pemantauan pelaksanaanTindak lanjut LHP Inspektorat KabupatenBulukumba Tahun 2014 dengan obyekpemeriksaan Nomor: 700/03/Pemsus/I/Itkab/14tertangggal 12 Januari 2014. Pengadaan barangpakai habis dilakukan secara satu pintu dantidak melekat pada masing-masing kegiatanyang ada di Dinas Pendidikan Pemuda danOlahraga. Kemudian Nomor: 700/08/Pemsus/I/Itkab/14 Tanggal 23 Januari 2014.Pada LHP Nomor: 700/14/II/Itkab/2013tanggal 21 Februari 20014 poin 4 bagian a.menyatakan Bendahara Dana PendidikanGratis (DPG) SMPN 18 Bulukumba agarsegera meyetorkan PPh 23 yang belumdipungut dengan jumlah total sebesarRp.61.000.-Pada LHP Nomor: 700/25/Pemsus/V/2014tanggal 19 Mei 2014 untuk KecamatanHerlang (SDN 314 Marana) di rekomendasikanmengembalikan dana salah belanja pembelianPapan Nama Sekolah Rp.1.750.000.Kecamatan Bulukumpa SDN 64 Balombessipembelian Kursi Model Sudut SebesarRp.1.816.000., pembelian 1 set gorden pintudan jendela serta taplak meja sebesarRp.990.000., pembelian dispenser pada TokoNur sebesar Rp.300.000,-Ini memberi gambaran dan asumsi bahwapemanfaatan anggaran tidak optimal dalampengelolaannya, sehingga dibutuhkan suatustrategi pengelolaan yang dapatmeminimalisasi opini pemeriksa keuanganyang disinyalir ketidakwajaran dalampemanfaatan anggaran di sekolah.

Page 21: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

272 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

PENUTUP

Simpulan

Dari pelaksanaan perencanaan proyekperubahan advokasi pemanfaatan anggaranberbasis akrual melalui program pembinaanpendidikan pada satuan pendidikan terutamadalam menangani pemanfaatan anggarandisekolah dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Melalui advokasi pola pemanfaatan

anggaran berbasis akrual di sekolah yangmempermuda penelusuran pencatatan assetdi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengahdi Kabupaten Bulukumba agar dapat terdatadengan baik dan diketahui serta menjadiestimasi sebagai penetapan kebijakanpengambilan keputusan.

2. Dengan pola pemanfaatan angaran berbasisakrual di sekolah memudahkanpendeteksian atas kewajiban pajak di satuanPendidikan Dasar dan Menengah diKabupaten Bulukumba.

3. Dengan pola pemanfataan anggaranBerbasis akrual meminimalisir temuanAuditor pemeriksa Keuangan atas opiniasset dan kewajiban di satuan PendidikanDasar dan Menengah di KabupatenBulukumba.

4. Dengan pola pemanfatan Anggaran berbasisakrual mengoptimalkan tingkat kepatutansatuan pendidikan dalam membelanjakankeuangannya pada Satuan Pendidikan Dasardan Menengah di Kabupaten Bulukumba.

Rekomendasi

1. Agar pelaksanaan pengelolaan anggaran disekolah melalui advokasi pola pemanfaatananggaran berbasis akrual di sekolah yangmempermuda penelusuran pencatatan assetdi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengahdi Kabupaten Bulukumba sehingga dapatterdata dengan baik dan diketahui sertamenjadi estimasi sebagai penetapankebijakan pengambilan keputusan.

2. Pelaksanaan pengelolaan anggaran denganpola pemanfaatan angaran berbasis akrualdi sekolah memudahkan pendeteksian ataskewajiban pajak di satuan Pendidikan Dasardan Menengah di Kabupaten Bulukumba.

3. Pelaksanaan pengelolaan anggaran polapemanfataan anggaran Berbasis akrualdapat meminimalisir temuan Auditorpemeriksa Keuangan atas opini asset dankewajiban di satuan Pendidikan Dasar danMenengah di Kabupaten Bulukumba.

4. Melaksanakan pengelolaan keuangan polapemanfatan Anggaran berbasis akrual dari

bawah ke atas, dengan mengoptimalkantingkat kepatutan satuan pendidikan dalammembelanjakan keuangannya pada SatuanPendidikan Dasar dan Menengah diKabupaten Bulukumba.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra,2005, Akuntansi Sektor Publik:Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga,Jakarta.

Halim, Syam Kusufi,2012, Teori, Konsep, danAplikasi Akuntansi Sektor Publik,dari Anggaran Hingga LaporanKeuangan dari Pemerintah Hinggatempat Ibadah. Salemba Empat.Jakarta.

Hoesada, Jan 2010. Accrual Budgeting andAccrual Accounting padapemerintahan NKRI. JurnalAkuntansi/ Tahun XIV, No.01.Januari 2010:113-124

International Federaration of Accountants(IFAC), may 2000, Study 11Governmental Financial Reporting,http://www.ifac.org.

International Federation of Accountants(IFAC), 1996, Occasional Paper 3Perspetive on Accrual Accounting,http://www.ifac.org

Internasional Monetery fund (IMF), 2001,Government Financial StatisticManual, http://www.imf.org

Irwana, Toni, 2010, Pengaruh EvektivitasPenerapan Standar AkuntansiPemerintahan terhadap KualitasLaporan Keuangan (Penelitian padaPemerintah Kabupaten/ WilayahPriangan Jawa Barat), Skiripsi:Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Pendidikan Indonesia,Bandung.

Internatioanal Publik Sector AccountingStandards Board, 2011, Transition tothe Accrual Basis of Accounting:Guidance for public Sector Entities,Study 14. Third Edition, IFAC, NewYork, USA.

Komite Standar Akuntansi Pemerintah(KSAP),February 2004, DrafStandar Akuntansi Pemerintah.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan,2006,Memorandum Pembahasan

Page 22: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual Pada Satuan Pendidikan

Dasar Dan Menegah Di Kabupaten Bulukumba Baharuddin Patangngai 273

Penerapan Basis Akrual DalamAkuntansi Pemerintahan diIndonesia. Bahansan LimitedHearing. Jakarta.

LHP Temuan dari BPK, BPKP, Inspektorat diKabupaten Bulukumba sejak Tahun2004-2014.

Muhamad Indra Yudha Kusuma,2013, AnalisisFaktor-faktor yang MempengaruhiTingkat Penerapan Akuntansi Akrualpada Pemerintah, Skripsi: FakultasEkonomi dan Bisnis UniversitasDiponegoro, Semarang.

Nugraheni, Purwaniati, 2008, Jurnal EkonomiBisnis No.1 Vol. 13. Pasca SarjanaGunadarma.

Pokok-pokok Perbedaan PSAP Kas MenujuAkrual dan Akrual,http://www.slideshare.net/dodyzulfikar

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010tentang Standar AkuntansiPemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013perubahan dari Peraturan Nomor 19Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan (SNP).

Rosmalasari, dkk, 2009, PengaruhImplementasi Standar AnkuntasiPemerintahan terhadap PenyususnanAnggaran dan Belanja Daerah KotaCimahi, Skripsi: Fakultas EkonomiUnikom Bandung.

Simanjuntak, Binsar, 2010, PenerapanAkuntansi Berbasis Akrual di SektorPemerintahan di Indonesia,disampaikan pada Kongres XI IAI.

Sugiono,2007, Statistika Untuk Penelitian,Alfabeta, Bandung.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003Tentang Keuangan Negara.

Page 23: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

274 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Page 24: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri Bangun

Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 275

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARANGEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII

SMP NEGERI I BULUKUMBA

Nur Intang *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 1 Bulukumba

[email protected]

Abstrak

NUR INTANG : Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri BangunRuang Sisi Datar di Kelas VIII SMP.

Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menghasilkan alat penilaian autentik dalampembelajaran geometri yang sahih, andal, objektif, dan praktis.

Produk yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah perangkat penilaian autentik padapembelajaran geometri yang sahih, andal, objektif dan praktis. Produk tersebut terdiri dari 12komponen, yaitu (1) Pengembangan tabel spesifikasi; (2) Pengembangan Kisi-kisi; (3) Tes kinerjapeserta didik, (4) Pedoman penilaian tes kinerja peserta didik, (5) Intrumen penilaian diri besertapedoman penskorannya (6) Lembar kerja peserta didik beserta penilaian proses kooperatif, (7)Instrumen uji kelayakan alat penilaian autentik; (8) lembar observasi keterlaksanaan alat penilaianautentik; (9) angket respon guru; (10) angket respon peserta didik; (11) Lembar validasi; dan (12)RPP.

Proses pengembangan alat penilaian autentik menggunakan modifikasi model 4-D dariThiagarajan.Ujicoba dilakukan di SMP Negeri 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba pada pesertadidik kelas VIII-9. Hasil yang diperoleh pada ujicoba tersebut adalah pengembangan alat penilaianautentik dalam pembelajaran geometri yang sahih, andal, objektif, dan praktis. Sebagai implikasi yangdiperoleh dari penilaian ini, disarankan: (1) pengembangan alat penilaian autentik dalam pembelajarangeometri hendaknya dikembangkan juga pada materi lain agar dapat membantu guru dalam menilaipeserta didik berdasarkan kemampuan yang peserta didik miliki, (2) bagi peneliti yang berminatmengembangkan penelitian ini, diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini yang telahdikembangkan, sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini, agar dapatmemberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan dunia pendidikan di Kabupaten Bulukumbakhususnya di bidang matematika, (3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positifterhadap pembangunan khususnya peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Bulukumba.

Kata Kunci: Penilaian Autentik

Abstract *)

NUR INTANG : The Development of Authentic Assessment Tool on Geometry of Guadrilateral inGrade VIII at SMPN.

This study IS research and development which aimes to develop and produce authentic assessment toolin learning Geometry which is valid, reliable, objective, and practical.The intended product in this study is authentic assessment tools in learning Geometry which is valid,reliable, objective, and practical. The product was consisted of 12 components, namely (1) thedevelopmen of specitifcations table; (2) the development question examples; (3) test of student’sperformance; (4) guidelines for assessment tests of students’ performance; (5) self-assesssmentinstrumen scoring guidelines; (6) studennts’worksheets and cooperative assessment process; (7)feasibility test instruments of authentic assessment tools; (8) observation sheet on the implementationof authentic assessment tool; (9) questionnaire of teacher’s respons; (10) questionnaire of student’srespons; (11) validation sheet; and (12) lesson plan.The development process of authentic assessment tool used a modified model of 4 D byThiagarajan.The tried out was conducted at SMPN 1 Bulukumba in Bulukumba district to grade VIII-9students. The results obtained from the tryout is the the development of autenticassessment tool inlearnibgewh ich is valid, reliable, objective, and practical.As the implications obtained from the study,

Page 25: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

276 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

PENDAHULUAN

Kurikulum di Indonesia mengalamiperubahan sebagai perbaikan untukmewujudkan kualitas pendidikan.Pengembangan Kurikulum 2013 yangmerupakan langkah lanjutan PengembanganKurikulum Berbasis Kompetensi yang telahdirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yangmencakup kompetensi sikap, pengetahuan,keterampilan secara terpadu. Salah satuperubahan yang paling mendasar adalah prosespenilaian.

Berdasarkan pengalaman penulissebagai salah satu tenaga pendidik di SMPNegeri 1 Bulukumba, melihat kenyataan dilapangan bahwa alat evaluasi berupa testertulis, masih mendominasi dalampelaksanaan evaluasi hasil belajar di SMPNegeri 1 Bulukumba. Alat evaluasi ini seringdigunakan dengan pertimbangan lebih praktis,baik dalam penyusunan evaluasinya, carapenyelenggaraan maupun koreksinya.Penilaian tradisional ini hanya menilai hasilbelajar peserta didik saja, bukan prosesbelajarnya. Pada umumnya penilaiantradisional hanya menggunakan tes berupaessay atau pilihan ganda (PG) sebagai alatpenilaian, hanya menitik beratkan pada aspekkognitif saja. Akibatnya, lulusan yangdihasilkan hanya mampu secara teoretis tanpadilengkapi dengan sikap diri dan skill yangmemadai. Permendikbud nomor 81 A tahun2013 bahwa penilaian autentik harusmencerminkan masalah dunia nyata, bukandunia sekolah. Menggunakan berbagai caradan kriteria holistik (kompetensi utuhmerefleksikan pengetahuan, keterampilan, dansikap). Penilaian autentik tidak hanyamengukur apa yang diketahui oleh pesertadidik, tetapi lebih menekankan mengukur apayang dapat dilakukan oleh peseta didik.

Penilaian autentik dalam pembelajarangeometri bangun ruang akan menilai performapeserta didik dalam menyelesaikan suatu soalyang diberikan dan hasilnya merupakan suatuproduk dari unjuk kerja yang akan dinilai.Dalam pembelajaran materi geometri bangun

ruang sisi datar sangat tepat menggunakanpenilaian autentik misalnya dengan penilaiankinerja dimana siswa dituntut untuk dapatmenunjukkan unsur-unsur, dan merangkai hasilkarya berupa jaring-jaring dan kerangka daribangun ruang sisi datar seperti kubus, balok,prisma tegak dan limas. Dalam hal ini pesertadidik dinilai mulai proses kerjanya sampaimenghasilkan karya. Tugas yang diberikandengan tepat waktu yang telah ditentukanmerupakan produk dari penilaian proyek.

Uraian di atas memberikan gambaranbagi peneliti untuk lebih fokus menelaah danmengembangkan alat penilaian autentik,terkhusus pada penilaian kinerja dan penilaiandiri. Penilaian aspek pengetahuan (KI 3)dalam hal ini kami tidak kembangkan karenaselama ini guru-guru telah melakukannya,namun aspek sikap (KI 2) dan aspekketerampilan (KI 4) masih kurang tersentuhdengan alasan keterbatasan pengetahuantentang rubric pengetahuan autentik..

Berdasarkan latar belakang yang kamikemukakan di atas , maka penulis mengadakanpenelitian dengan judul “Pengembangan AlatPenilaian Autentik dalam PembelajaranGeometri Bangun Ruang Sisi Datar diKelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba”.

KAJIAN PUSTKAPeranan Penilaian dalam Pembelajaran

Standar Penilaian Pendidikan adalahkriteria mengenai mekanisme, prosedur, daninstrument penilaian hasil belajar peserta didik.Penilaian pendidikan sebagai prosespengumpulan dan pengolahan informasi untukmengukur pencapaian hasil belajar pesertadidik mencakup: penilaian autentik, penilaiandiri, penilaian berbasis portofolio, ulanganharian, ulangan tengah semester, ulangan akhirsemester, ujian tingkat kompetensi, ujian mututingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujiansekolah/madrasah (Permen No.66: 2013).

Penilaian AutentikMenurut Kunandar (2013:35) ”penilaian

autentik adalah kegiatan menilai peserta didikyang menekankan pada apa yang seharusnya

it is suggested: (1) to researchers who are interetsed to conduct furher research, it is expected tolearnher researchers who are interested in developing this study should learn the limitation of thisstudy and (2) the development of authentic assessment tools in learning Geometry should developother materials to assist teacher in assessing student based on students’ ability. (3) this research ishoved to give positife contribution to our development special for increasing regency quality ofeducation in Bulukumba.

Keywork: Autentic Assessment

Page 26: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri Bangun

Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 277

dinilai, baik proses maupun hasil denganberbagai instrumen penilaian yang disesuaikandengan tuntutan yang ada di StandarKompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI)dan Kompetensi Dasar (KD)”. SementaraDepdiknas (2004:13) dalam (Trianto,2009:253) menyatakan bahwa penilaian yangsebenarnya (authentic assessement) menjadiacuan dalam penilaian di kelas, artinyapenilaian tentang kemajuan belajar pesertadidik diperoleh di sepanjang prosespembelajaran. Oleh karena itu penilaian tidakhanya dilakukan pada akhir periode, tetapidilakukan secara terintegrasi dari kegiatanpembelajaran dalam arti kemajuan belajardinilai dari proses bukan semata-mata hasilakhir dari pembelajaran. Lebih lanjut Trianto(2009:264) mengatakan bahwa”assesemenautentik meminta peserta didik untukmenunjukkan kenerja pada setting kehidupannyata”.Penilaian Kualitas Assesment

Menurut Widoyoko (2009:128)“instrumen yang valid akan menghasilkan datayang valid atau dapat juga dikatakan bahwajika data yang dihasilkan dari sebuahinstrumen yang valid, maka instrumen itu jugavalid. Lebih lanjut Widoyoko menyatakan“Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitasyang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis,mudah pengadministrasiannya”. Uno & Satria(2012:153) “Reliabilitas dinyatakan dengankoefisien reliabilitas, yaitu koefisien korelasiyang menunjukkan derajat hubungan antaradua hasil pengukuran yang diperoleh dariinstrumen atau prosedur yang sama”. Obyektifartinya tidak adanya unsur pribadi yangmemengaruhinya. Menurut Widoyoko(2012:100) “ada dua faktor yang memengaruhisubyektifitas dari suatu tes, bentuk tes danpenilai”. Bentuk tes uraian akan memberibanyak kemungkinan kepada penilai untukmemberikan penilaian menurut caranyasendiri. Analisis butir soal atau analisis itemadalah pengkajian pertanyaan pertanyaan tesagar diperoleh perangkat pertanyaan yangmemiliki kualitas yang memadai (Mahmud,2012).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Subyek PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian

Pengembangan (Research and Development).Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1Bulukumba dengan subyek penelitian iniadalah peserta didik kelas VIII9 yangberjumlah 31 orang yang terdiri atas 19

peserta didik perempuan dan 12 peserta didiklaki-laki pada semester genap tahun pelajaran2013/2014.

Prosedur PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

pengembangan yang mengembangkaninstrumen penilaian autentik dalampembelajaran geometri berdasarkan model 4-DThiagarajan. Model ini merupakan sistempendekatan pengembangan pembelajaran yangdilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu:a. Studi Pendahuluan (Define)

Sebagai langkah awal dalam penelitian ini,maka peneliti mengawali penelitian inidengan melakukan analisis pendahuluan,kemudian melakukan analisis terhadappeserta didik, analisis materi, analisiskonsep dan selanjutnya melaksanakananalisis penilaian.

b. Perancangan atau Desain (Design)Tahap design adalah tahap perancanganyang dilakukan dengan penyiapan prototipepenilaian. Tahap perancangan dilakukandengan mempertimbangkan hasil dari tahappendahuluan yang dilakukan sebelumnya.

c. Tahap Pengembangan (Develop)Tujuan tahap ini adalah untuk mengujiperangkat alat penilaian yang sudah direvisiberdasarkan masukan dari validator (ahli &praktisi).

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)Tahap penyebaran atau tahap disseminate,merupakan tahap penggunaan perangkatyang telah dikembangkan melalui uji coba,revisi, serta validasi para ahli.

Pengembangan InstrumenPerangkat-perangkat penilaian yang

dikembangkan pada penelitian ini, antara lain:(1) Alat Penilaian terdiri dari: (a)Pengembangan tabel spesifikasi; (b)Pengembangan Kisi-kisi; (c) Tes kinerjapeserta didik, (d) Pedoman penilaian/rubrik teskinerja peserta didik, (e) Intrumen penilaiandiri beserta pedoman penskorannya (2)Instrumen dan perangkat pembelajaran terdiridari:, (a) Instrumen uji kelayakan alatpenilaian autentik, (b) Lembar observasiketerlaksanaan alat penilaian autentik (c)Angket respon guru (d) Angket respon pesertadidik (e) Lembar Kerja Peserta Didik, (f)Lembar validasi dan (g) RPP.

Teknik Analisis Dataa. Uji Kesahihan (Validitas)

Ruslan (2009) menyatakan, koefisienvaliditas isi dapat dihitung dengan

Page 27: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

278 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

menggunakan rumus berikut:Validitas isi =

Jika hasil dari koefisien validas isi ini tinggi(V > 75%), maka dapat dinyatakan bahwahasil pengukuran atau interfensi yangdilakukan adalah sahih.Keterangan:A= Sel yang menunjukkan keduapenilai/pakar menyatakan tidak relevan.B dan C= Sel yang menunjukkan perbedaanpandangan antara penilai/pakar.D= Sel yang menujukkan keduapakar/penilai menyatakan relevan.

Berikut ini adalah model kesepakatan antarpenilai untuk validitas isi:

Validator I

b. Uji Kekonsistenan Internal (Reliabilitas)Instrumen ini dikatakan reliabel jika

nilai R ≥ 75%. Koefisien reliabel dihitungberdasarkan kecocokan data hasilpengamatan dari dua pengamat tersebut dandihitung dengan menggunakan rumusberikut:

Percentage of agreement (R) =

(Grinnell, dalam Nurdin 2007)Keterangan:R = Koefisien (derajat) reliabilitas

instrumenAgreements = Besarnya jumlah frekuensikecocokan antara 2 pengamatDisagreement = Besarnya jumlah frekuensiketidakcocokan antara 2 pengamat

c. Uji Koefisien Keandalan AlphaCrombach

Rumus Crombach-Alpha yangdikemukakan oleh Sudijono (dalamSukindar, 2012: 56) yaitu: r 11 =

(

Keterangan :r 11 = koefien reliabilitasn = banyaknya butir soal

= skor butir soal ke-i= variansi skor total

d. Analisis ObjektivitasUntuk keperluan pengujian, maka

disusun suatu hipotesis yang berkaitandengan pengujian obyektivitas sebagaiberikut:Ho= Tidak terdapat variasi penilaian yangdilakukan oleh observer/penilaiH1= Terdapat perbedaan variasi penilaianyang dilakukan oleh observer/penilaiSetelah diperoleh hasil analisis denganmenggunakan bantuan software SPSS,kemudian dibandingkan dengan nilai Thitung dengan T tabel dengan tarafsignifikansi 5%. Alat penilaian dikatakanobyektif jika T hitung < T tabel. Ataudengan menggunakan kriteria jika Sig >5%, maka Ho diterima dan jika Sig. < 5%,maka Ho ditolak.

e. Analisis Data Kepraktisana) Analisis Data Hasil Penilaian

Kelayakan Penerapan Alat PenilaianAutentikLK/LD/LD<1.5;berarti sangat tidaklayak

1.5≤LK/LD/LD<2.5:berarti kuranglayak2.5≤LK/LD/LD<3.5berarti cukup layak3.5≤LK/LD/LD<4.5:berarti layak4.5≤LK/LD/LD:berarti sangat layak(Darwis, 2007)

b) Analisis Data Keterlaksanaan AlatPenilaian AutentikT < 1.5 berarti tidak terlaksana1.5 ≤ T < 2.5 berarti sebagian kecilterlaksana.2.5 ≤ T < 3,5 berarti sebagianbesar terlaksana3.5 ≤ T < 4.0 berarti seluruhnyaterlaksana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan Alat penilaiana. Deskripsi penilaian ahli terhadap alat

penilaianSalah satu criteria untuk menentukan

sebuah alat penilaian dapat dipakai atautidak dalam penelitian adalah criteriakevalidan/ksahihan. Adapun analisis hasilvalidasi tabel spesifikasi dari dua validatormemiliki relevansi kuat dengan koefisienvaliditas isi lebih dari 75%. Dengandemikian tabel spesifikasi hasilpengukuran atau interferensi yangdilakukan oleh kedua validator adalahsahih. Validator juga menyimpulkanbahwa tabel spesifikasi dapat digunakandengan revisi kecil. Hasil analisis validasi

Validator IITidak relevanSkor (1-2)

RelevanSkor (3-4)

Tidak relevanSkor (1-2)

A B

RelevanSkor (3-4)

C D

Page 28: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri Bangun

Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 279

lembar kisi-kisi dari dua validatormemiliki relevansi kuat dengan koefisienvaliditas isi lebih dari 75%. Dengandemikian kisi-kisi hasil pengukuran atauinterferensi yang dilakukan oleh keduavalidator adalah sahih. Validator jugamenyimpulkan bahwa kisi-kisi dapatdigunakan dengan revisi kecil. Hasilanalisis validasi tes kinerja peserta didikdari dua validator memiliki relevansi kuatdengan koefisien validitas isi 88%. Dengandemikian tes kinerja peserta didik hasilpengukuran atau interferensi yangdilakukan oleh kedua validator adalahsahih. Validator juga menyimpulkanbahwa tes kinerja peserta didik dapatdigunakan dengan revisi kecil. Hasilanalisis validasi penilaian diri peserta didikdari dua validator memiliki relevansi kuatdengan koefisien validitas isi 100%.Dengan demikian penilaian diri pesertadidik hasil pengukuran atau interferensiyang dilakukan oleh kedua validatoradalah sahih. Validator jugamenyimpulkan bahwa penilaian diripeserta didik dapat digunakan denganrevisi kecil.

b. Deskripsi penilaian ahli terhadapinstrumen dan perangkat pembelajaran

Salah satu criteria untukmenentukan sebuah intrumen dapat dipakaiatau tidak dalam penelitian adalah criteriakevalidan/kesahihan. Adapun analisis hasilvalidasi uji kelayakan penilaian kinerja danpenilaian diri dari dua validator memilikirelevansi kuat dengan koefisien validitasisi yaitu 100%. Dengan demikian ujikelayakan penilaian kinerja dan penilaiandiri dari kedua validator adalah sahih.Validator juga menyimpulkan bahwa ujikelayakan penilaian kinerja dan penilaiandiri dapat digunakan dengan revisi kecil.Demikian juga untuk analisis hasil validasilembar observasi keterlaksanaan padapembelajaran geometri bangun ruang sisidatar dari dua validator juga memilikirelevansi kuat dengan koefisien validitasisi yaitu 100%. Dengan demikian lembarobservasi keterlaksanaan padapembelajaran geometri bangun ruang sisidatar dari kedua validator adalah sahih.Validator juga menyimpulkan bahwalembar observasi keterlaksanaan padapembelajaran geometri bangun ruang sisidatar dapat digunakan dengan revisi kecil.Demikian juga untuk analisis hasil validasiangket respons guru terhadap alat penilaianautentik dari dua validator juga memiliki

relevansi kuat dengan koefisien validitasisi yaitu 100%. Dengan demikian validasiangket respons guru terhadap alat penilaianautentik dari kedua validator adalah sahih.Validator juga menyimpulkan bahwavalidasi angket respons guru terhadap alatpenilaian autentik dapat digunakan denganrevisi kecil. Demikian juga untuk analisishasil validasi angket respons peserta didikterhadap alat penilaian autentik dari duavalidator juga memiliki relevansi kuatdengan koefisien validitas isi yaitu 100%.Dengan demikian validasi angket responspeserta didik terhadap alat penilaianautentik dari kedua validator adalah sahih.Validator juga menyimpulkan bahwavalidasi angket respons peserta didikterhadap alat penilaian autentik dapatdigunakan dengan revisi kecil. Demikianjuga untuk analisis hasil validasi LembarKerja Peserta Didik (LKPD) dari duavalidator juga memiliki relevansi kuatdengan koefisien validitas isi yaitu 100%.Dengan demikian validasi Lembar KerjaPeserta Didik (LKPD) terhadap alatpenilaian autentik dari kedua validatoradalah sahih. Validator jugamenyimpulkan bahwa validasi LembarKerja Peserta Didik (LKPD) dapatdigunakan dengan revisi kecil. Demikianjuga untuk analisis hasil validasi RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari duavalidator juga memiliki relevansi kuatdengan koefisien validitas isi yaitu 100%.Dengan demikian validasi RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) terhadapalat penilaian autentik dari kedua validatoradalah sahih. Validator jugamenyimpulkan bahwa validasi dapatdigunakan dengan revisi kecil.

Dari uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa secara umum rata-ratapenilaian atau hasil validasi dari dua orangvalidator pada alat penilaian dan instrumenperangkat yang digunakan. Kriteria hasilpenilaian dari kedua validator minimalmemilki “relevansi kuat”. Jika hasil darikoefisien validas isi ini tinggi (V > 75%),maka dapat dinyatakan bahwa hasilpengukuran atau interfensi yang dilakukanadalah sahih. Hal ini berarti alat penilaianbeserta instrumen dan perangkatpembelajaran tersebut telah layak untukdiujicobakan.

Page 29: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

280 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Hasil uji cobaa. Hasil uji kesahihan empirik alat penilaian

Selain validitas isi, untukmenunjukkan keberfungsian soal dalammengukur kemampuan yang seharusnyadiukur, dilakukan juga validitas itemberdasarkan hasil iji coba lembar penilaian.Pengujian validitas item ini dilakukandengan menggunakan software SPSSdengan analisis Bivariate Person. Secarakeseluruhan uji kesahihan tes kinerja 01, 02,03 dan 04 semuanya memenuhi criteriayaitu berada pada interval (0,60 sampai0,80) berada pada kategori tinggi. Demikianjuga pada penilaian diri berdasarkan kriteriyang telah ditetapkan pada pembahasansebelumnya, dapat diperoleh bahwabesarnya besarnya koefisien (derajat)reliabilitas instrument penilaian diri R ≥0,78 atau R ≥ 78%. Derajat keandalan 0,78berada pada interval 0,60 < R < 0,80 dengantingkat kekonsistenan internal instrumenpenilaia diri adalah “tinggi”.

b. Hasil uji kesahihan instrumen.Berdasarkan hasil analisis lembar

observasi keterlaksanaan alat penilaianautentik dalam pembelajaran diperoleh datahasil observasi dari observer yangmengadakan pengamatan terhadap guruyang melaksanakan penilaian autentik padasetiap pertemuan diperoleh rata-ratadiperoleh 3,25%, hal ini berada padainterval (2,5 ≤ T < 3,5) berarti sebagianbesar terlaksana. Sementara untuk hasilanalisis respon guru terhadap alat penilaianautentik juga berada pada interval (2,5 ≤ T< 3,5) berarti sebagian besar terlaksana.Demikian juga untuk hasil analisis angketresponden peserta didik diperoleh bahwarespon positif dari siswa dimana persentaserata-rata yang diperoleh dari tiga kategoriyakni kategori senang atau tidak senang,kategori baru atau tidak baru dan kategoritertarik atau tidak tertarik adalah sebesar92,51%.

c. Hasil uji keandalan alat penilaianautentik

Adapun uji keandalan penilaianautentik adalah dengan menggunakan ujikekonsistenan internal yang dilakukan olehpeneliti. Uji konsistensi internal inidianalisis dengan menggunakan rumuspercentage of agreement berdasarkan hasilvalidasi instrument oleh tim validatorsebagaimana telah dikemukakan pada BABIII sebelumnya. Berdasarkan criteria yang

telah ditetapkan, dapat diperoleh bahwabesarnya koefisien (derajat) reliabilitas teskinerja R 0,70 atau R 70%. Derajatkeandalan 0.70 berada pada interval 0.60 <R ≤ 0.80 dengan tingkat kekonsistenaninternal tes kinerja pokok bahasan bangunruang sisi datar (kubus, balok, prisma tegakdan limas adalah “tinggi”.

Adapun instrument yang dianalisispada uji konsistensi internal ini adalahinstrument penilaian diri yang digunakandidalam penelitian ini. Uji konsistensiinternal ini dianalisis dengan menggunakanrumus percentage of agreement berdasarkanhasil validasi instrument oleh tim validatorsebagaimana telah dikemukakan pada BABIII sebelumnya. Berdasarkan pada penilaianyang diberikan oleh kedua validator di atasdiperoleh bahwa jumlah agreemet (A) = 27dan jumlah disagreement (D)= 9. Jadi dapatdisimpulkan bahwa koefisien (derajat)reliabilitas instrument yang diperoleh yaitu0,71 atau R = 71 Berdasarkan kriteria yangtelah ditetapkan, dapat diperoleh bahwabesarnya koefiien (derajat) reliabilitas teskinerja R 0,70 atau R 70%. Derajatkeandalan 0.71 berada pada interval 0.60 <R ≤ 0.80 dengan tingkat kekonsistenaninternal instrumen penilaian diri adalah“tinggi”.

Uji keandalan alpha Crombach padates kinerja 01, 02, 03, dan 04 setelah diujidengan menggunakan SPSS kesemuanyatelah memenuhi kriteria yang telahditetapkan. Karena nilai koefisien yangdiperoleh lebah dari nilai r kritis, makadapat dikatakan bahwa butir-butir soal padaTes Kinerja adalah andal.

d. Hasil Uji Keobyektifan Alat penilaianAutentik

Uji keobyektifan alat penilaianautentik pada penilaian kinerja inidilakukan dengan menggunakan analisis ujit dengan melihat hasil yang diperoleh daripenilai I dan penilai II, yang selanjutnyahasil analisis yang diperoleh disesuaikandengan kriteria yang telah ditetapkan yaitudengan menggunakan nilai t hitung dengant tabel dengan taraf signifikansi 5 %, makaalat penilaian dikatakan obyektif jika thitung < t tabel. Setelah diadakan ujikeobyektifan ketiga aspek penilaian penelitimenemukan bahwa penilaian bahwa tidakterdapat variasi penilaian yang dilakukanoleh penilai (observer). Dengan kata lain,alat penilaian autentik pada penilaian kinerjaaspek keterampilan telah bersifat obyektif.

Page 30: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri Bangun

Ruang Sisi Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 281

e. Hasil Uji Kepraktisan Alat PenilaianAutentik

Uji coba alat penilaian autentikdilaksanakan di SMP Negeri 1 Bulukumbadengan subjek uji coba pada kelas VIII-9sebanyak 31 peserta didik. Hasil yangdiperoleh setelah melakukan uji coba alatpenilaian autentik ini diperoleh databerdasarkan lembar observasi kelayakanpenerapan alat penilaian autentik danlembar observasi keterlaksanaan alatpenilaian autentik sebanyak empat kalipertemuan.

Untuk mengetahui hasil ujikepraktisan alat penilaian autentikdilakukan dengan menganalisis: (1) datahasil lembar observasi kelayakanpenerapan alat penilaian autentik yangdiperoleh melalui validasi oleh dua orangpakar, dan (2) data hasil lembar obsevasiketerlaksanaan alat penilaian autentik yangdiperoleh melalui observasi dari observeryang mengadakan pengamatan terhadapguru yang melaksanakan penilaian autentik

Berdasarkan hasil lembar penilaiankelayakan penerapan alat penilaian kinerjadiperoleh data hasil validasi dari dua orangpakar diperoleh hasil bahwa alat penilaiankinerja ini memiliki nilai kelayakan (LK)sebesar 3,70. Hal ini dapat disimpulkanbahwa alat penilaian kinerja “layak” untukditerapkan karena berada pada interval 3.5≤ LK < 4.5.dan hasil lembar penilaiankelayakan penerapan alat penilaian diridiperoleh data hasil validasi dari dua orangpakar. diperoleh hasil bahwa alat penilaiandiri ini memiliki nilai kelayakan (LK)sebesar 3,75. Hal ini dapat disimpulkanbahwa alat penilaian diri “layak” untukditerapkan karena berada pada interval 3,5≤ LD < 4.5.

Berdasarkan hasil analisis lembarobservasi keterlaksanaan alat penilaianautentik dalam pembelajaran diperolehdata hasil observasi dari observer yangmengadakan pengamatan terhadap guruyang melaksanakan penilaian autentik.Hasil observasi keterlaksanaan alatpenilaian autentik. Menurut penilaian paraobserver, diperoleh hasil bahwaketerlaksanaan alat penilaian autentik inimemiliki nilai keterlaksanaan (T) 3,25. Halini dapat disimpulkan bahwa penerapanalat penilaian autentik “sebagian besarterlaksana” karena berada pada interval 2,5≤ T < 3,5.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Adapun simpulan yang dapat ditarik daripenelitian ini adalah sebagai berikut:a. Berdasarkan hasil uji kesahihan yang telah

dikemukakan sebelumnya dapatdisimpulkan bahwa prototype alat penilaianautentik (alat penilaian kinerja dan alatpenilaian diri serta instrumen-instrumenyang bersesuaian) seluruhnya telahmemenuhi kriteria kesahihan. Meskipunsebelumnya telah dilakukan beberapa revisisesuai saran yang diberikan oleh validator.

b. Berdasarkan hasil uji keandalan baik secararasional maupun secara empirik dapatdisimpulkan bahwa alat penilaian autentik(alat penilaian kinerja dan alat penilaian diriserta instrumen-instrumen yangbersesuaian) seluruhnya telah memenuhikriteria keandalan. Meskipun sebelumnyajuga telah dilakukan beberapa revisi sesuaisaran yang diberikan oleh validator.

c. Berdasarkan hasil uji keobyektifan rubrikalat penilaian autentik dapat disimpulkanbahwa rubrik yang telah dikembangkantelah mampu menilai hasil lembar penilaianpeserta didik secara obyektif ditinjau darihasil penilaian yang dilakukan olehobserver secara keseluruhan telah bersifatobyekteif.

d. Secara teoritis, berdasarkan hasil penilaianpara ahli tentang alat penilaian autentikmaka dapat dinyatakan bahwa alat penilaiantersebut layak untuk diterapkan, begitupunberdasarkan hasil penilaian para praktisi.Secara empiris, berdasarkan hasil uji cobaalat penilaian autentik yang dilakukan,kepraktisan alat penilaian autentik jugadapat terpenuhi.

SaranBerdasarkan hasil penelitian ini,

dikemukakan beberapa saran yaitu: (1)Pengembangan alat penilaian autentikhendaknya dikembangkan untuk materi lainnyaagar dapat mengukur kemampuan siswa dalamkonsep yang lebih luas dan secara obyektif; (2)Penulis menyarankan bagi para peneliti untukmengembangkan alat penilaian yang lainsesuai dengan materi pelajaran; (3) Penilaianautentik yang dihasilkan hanya diujicobakanpada satu kelas. Ujicoba ini menjadi dasarpertimbangan dalam merevisi alat penilaianautentik. Oleh karena itu, untuk memperolehhasil yang lebih baik disarankan untukmelakukan ujicoba pada skala yang lebih luas.

Page 31: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

282 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

DAFTAR PUSTAKA

Darwis, Muhammad. 2007. ModelPembelajaran Matematika yangMelibatkan Kecerdasan Emosional.Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya:UNESA.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 SMAPedoman Pengembangan PortofolioUntuk Penilaian. Jakarta: DepdiknasDitjen Dikti.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (PenilaianHasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan Kurikulum 2013): RajaGrafido Persada.

Mahmud. 2012. Analisis Tingkat KesukaranTes dan Daya Pembeda.http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html. (diakses, hari minggu, 29Juni 2013).

1Nurdin. 2007. Model Pembelajaran

Matematika yang MenumbuhkanMetakognitif untuk Menguasai BahanAjar. Disertasi. Tidak diterbitkan.Surabaya: PPs Universitas NegeriSurabaya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 66. 2013.Standar Penilaian Pendidikan.

Ruslan, 2009. Validasi isi: Buletin Pa’birittaNo.10 Tahun IV.Sukindar Isni Hendarti. 2011. Pengembangan

alat penilaian kinerja siswa dalampembelajaran matematika denganmodel kooperatif tipe stad untuk siswkelas 8 SMP . Tesis. Tidak diterbitkan.Makassar: PPs Uniiversitas NegeriMakassar.

Trianto. 2009. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Prenada Media Group.

Uno, Hamzah B & Koni Satria.2012.Assessement Pembelajaran: BumiAksara Jakarta.

Widoyoko, S.Eko.Putro. 2009. EvaluasiProgram Pembelajaran (Panduan PraktisBagi Pendidik dan Calon Pendidik).Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Page 32: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX

SMP Negeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik Muhammad Asdar 283

PENDAHULUAN

Buku mempunyai peran besar bagiperadaban manusia, salah satu titik awalmajunya peradaban manusia ditandai denganmulai dilakukannya pembukuan-pembukuanterhadap ilmu pengetahuan. Manusiamenyadari, untuk melestarikan danmengembangkan ilmu pengetahuan dibutuhkansebuah sarana permanen yang memiliki usialebih panjang dari usia manusia. Dengandemikian buku telah mengambil peran sentraldalam dunia ilmu pengetahuan dan duniapendidikan. Dalam proses belajar, manusiamengalaminya dengan dua cara, yakni secaralangsung dan secara tidak langsung. Maksuddari “langsung” dan “tidak langsung” disiniadalah terkait pengalaman. Manusia belajarsecara langsung melalui pengalaman-pengalaman yang ia lalui secara langsung(secara empiris). Misalnya, manusia belajarberjalan dengan melakukan gerakan-gerakan

tubuhnya terutama kaki, sedangkan carabelajar yang ditempuh oleh manusia secaratidak langsung adalah dengan membaca. Darisinilah kita ketahui bahwa buku merupakansarana tidak langsung bagi manusia dalamproses belajarnya.

Dari sudut pandang buku tekspelajaran, bahasa Indones ia merupakan mediaberinteraksi antara peserta didik dengan materipelajaran. Bahasa Indones ia digunakan untukmenyampaikan konsep keilmuan danseperangkat kompetensi yang seharusnyadimiliki dandikembangkan dalam pembelajaran. BahasaIndonesia digunakan untuk memahami tahapanyang harus dilakukan peserta didik dalammengembangkan kompetensinya. BahasaIndones ia digunakan sebagai wahana berpikirpeserta didik dalam memahami konsep danaplikas inya. Bahasa Indonesia dalam bahanajar dituntut dapat menjelaskan konsep sesuaidengan perkembangan intelektual peserta

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IXSMP NEGERI 1 BULUKUMBA DENGAN PENDEKATAN TEMATIK

Muhammad Asdar *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 1 Bulukumba

Abstrak

Buku teks pelajaran hendaknya mampu menyajikan bahan ajar dalam bahasa Indonesia yang baik danbenar. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan bahwa buku teks pelajaran termasuk ke dalam sarana pendidikan yang perlu diatur standarmutunya, sebagaimana juga standar mutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi, standar proses, standarkompetensi lulusan, standar pendidikan dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standarpengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pasal 43 peraturan inimenyebutkan bahwa kepemilikan buku teks pelajaran harus mencapai rasio 1:1, atau satu buku tekspelajaran diperuntukkan bagi seorang siswa. Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolahharus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yangbaik, dan grafika yang fungsional.

Kata Kunci: Analisis, Buku Teks, Bahasa Indonesia, Pendekatan, Tematik

Abstract *)

Textbooks should be able to present learning materials in Indonesian is good and right. This is in linewith Government Regulation No. 19 Year 2005 on National Education Standards that textbooks areincluded in educational facilities need to set quality standards, as well as the quality standards ofeducation, namely, content standards, process standards, ompetency standards, educationalstandards and education, standard of facilities and infrastructure, management standards, financingstandards, and standards of educational assessment. Article 43 of the regulation states that theownership of textbooks must achieve the ratio of 1: 1, or one of textbooks intended for a student.Textbooks used in schools must have the truth of the contents, systematic presentation, the use oflanguage and good readability, and the graphics are functional.

Keywords: Analysis, Textbook, Indonesian, Approach, Thematic

Page 33: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

284 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

didik. Bahasa Indonesia yang digunakan harussesuai dengan kematangan sosial emosionalpeserta didik dalam mengusung konsep lokalsampai dengan global. Bahasa Indonesia yangdigunakan harus menarik dan jelas agarmendorong peserta didik untuk mempelajaribahan ajar sampai dengan tuntas. BahasaIndonesia yang digunakan dalam bahan ajarseharusnya menggunakan bentuk kata, istilah,kalimat, dan paragraf yang sesuai dengankaidah bahasa untuk berkomunikasi tertulis.Dari sudut pandang kebijakan pendidikan,dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan bahwa buku teks pelajarantermasuk ke dalam sarana pendidikan yangperlu diatur standar mutunya, sebagaimanajuga s tandarmutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi,standar proses, standar kompetensi lulusan,standar pendidikan dan kependidikan, standarsarana dan prasarana, standar pengelolaan,standar pembiayaan, dan standar penilaianpendidikan. Pasal 43 peraturan inimenyebutkan bahwa kepemilikan buku tekspelajaran harus mencapai rasio 1:1, atau satubuku teks pelajaran diperuntukkan bagiseorang siswa. Buku teks pelajaran yangdigunakan di sekolah-sekolah harus memilikikebenaran isi, penyajian yang sistematis,penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik,dan grafika yang fungsional. Kelayakan iniditentukan oleh penilaian yang dilakukanBadan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri.Kebijakan buku teks pelajaran sebagaimanatertuang di dalam Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik Indonesia(Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005mengatur tentang fungsi, pemilihan, masapakai, kepemilikan, pengadaan, danpengawasan pengunaan buku teks pelajaran.Menurut Peraturan Menteri ini, buku tekspelajaran adalah buku acuan wajib untukdigunakan di sekolah yang memuat materipembelajaran dalam rangka peningkatankeimanan dan ketakwaan, budi pekerti dankepribadian, kemampuan penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi, kepekaan dankemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatanyang disusun berdasarkan standar nasionalpendidikan. Buku teks pelajaran berfungsisebagai acuan wajib oleh guru dan pesertadidik dalam proses pembelajaran. Buku tekspelajaran hendaknya mampu menyajikanbahan ajar dalam bahasa Indonesia yang baikdan benar. Di sini dapat dilihat apakahpenggunaan bahasanya wajar, menarik, dan

sesuai dengan perkembangan siswa atau tidak.Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkatkemudahan bahasa (kosakata, kalimat,paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuaidengan jenjang pendidikannya, yakni hal-halyang berhubungan dengan kemudahanmembaca bentuk tulisan atau topografi, lebarspasi dan aspekaspek grafika lainnya,kemenarikan bahan ajar sesuai dengan minatpembaca, kepadatan gagasan dan informasiyang ada dalam bacaan, dan keindahan gayatulisan, serta kesesuaian dengan tata bahasabaku. Pada tahun 2004 Depdiknas melalui SKDirjen Dikdasmen Nomor 455 dan 505 telahmenetapkan buku-buku teks pelajaran untukSekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah untukmata pelajaran Matematika, IPA, BahasaIndonesia, dan Pengetahuan Sosial yangmemenuhi kelayakan isi, penyajian,keterbacaan, dan grafika berdasarkan penilaianyang dilakukan oleh Pusat PerbukuanDepdiknas pada tahun 2004. Buku-bukutersebut pada tahun 2006 sepatutnya telahdigunakan di SD/MI di seluruh Indonesia.Penilaian terhadap keterbacaan buku tekspelajaran yang telah dilakukan terhadap buku-buku teks pelajaran hanya berpusat terhadapaspek bacaan, baik hal-hal yang berhubungandengan penggunaan wacana, paragraf, kalimat,dan kata yang dipandang dari kaidah bahasaIndonesia dan ketersesuaian bahasa denganpeserta didik. Berdasarkan penilaian itu,bahasa Indonesia yang digunakan dalam bukuteks pelajaran diduga dapat berfungsi sebagaimedia menyampaikan pesan. Namun,informasi tentang interaksi antara pembaca(peserta didik) dengan bacaan (bahasaIndonesia) dalam kegiatan penilaian itu tidakmenjadi pertimbangan karena informasitersebut harus diperoleh ketika buku tersebutdigunakan oleh peserta didik dalam peristiwamembaca.Dalam menentukan keterbacaan suatu tekspelajaran dilakukan kajian pada tiga hal, yaituketerbacaan teks, latar belakang pembaca, daninteraksi antara teks dengan pembaca. Hal inisesuai dengan konsep dasar yang diungkapkanRusyana (1984:213) bahwa keterbacaanberhubungandengan peristiwa membaca yangdilakukan seseorang, sehingga akan bertemalidengan aspek (1) pembaca; (2) bacaan; dan (3)latar. Ketiga komponen tersebut akan dapatmenerangkan keterbacaan buku teks pelajaran.Tulisan ini akan lebih dominan mengungkaptentang hasil kajian keterbacaan buku tekspelajaran. Keterbacaan yang dimaksud adalahkemampuan berinteraksi penggunaan BahasaIndonesia dalam buku teks pelajaran dengan

Page 34: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX

SMP Negeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik Muhammad Asdar 285

peserta didik sebagai pembaca. Oleh karenaitu, mudah mudahan tulisan ini dapatmemberikan sumbangan pemikiran tentangpenggunaan bahasa Indonesia dalam kontekspembelajaran.

PANDANGAN LINGUISTIK

Tahap Perkembangan Linguistik

Pada dasarnya setiap ilmu, termasuk juga ilmulinguistik, telah mengalami tiga tahapperkembagan sebagai berikut. Tahap pertama,yakni tahap spekulasi. Artinya kesimpulan itudibuat tanpa didukung oleh bukti-bukti empirisdan dilaksanakan tanpa prosedur-prosedurtertentu. Tindakan spekulatif seperti ini kitalihat misalnya, dalam bidang geografi duluorang berpendapat bahwa bumi ini berbentukdatar seperti meja. Tahap kedua, adalah tahapobservasi dan klasifikasi. Pada tahap ini paraahli dibidang bahasa baru mengumpulkan danmenggolong-golongkan segala fakta bahasadengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun. Bahasa-bahasa di Nusantaradidaftarkan, ditelaah ciri-cirinya, laludikelompokkan berdasarkan kesamaan-kesamaan ciri yang dimiliki bahasabahasatersebut.Tahap ketiga, adalah tahap adanya perumusanteori. Pada tahap ini setiap disiplin ilmuberusaha memahami masalah-masalah dasardan mengajukan pertanyaan-pertanyaanmengenai masalah-masalah itu berdasarkandata empiris yang dikumpulkan. Disiplinlinguistik itu sekarang sudah bisa dikatakanmerupakan kegiatan ilmiah. Tindakan tidakspekulatif dalam kegiatan ilmiah berartitindakan itu dalam menarik kesimpulan atauteori harus didasarkan pada data empiris, yaknidata yang nyata ada, yang terdapat dari alamyang wujudnya dapat diobservasi. Linguistiksangat mementingkan data empiris dalammelaksanakan penelitiannya. Itulah sebabnya,bidang semantik tidak atau kurang mendapatperhatian dalam linguistik strukturalis dulukarena makna, yang menjadi objek semantik,tidak dapat diamati secara empiris . Kegiatanempiris biasanya bekerja secara induktif dandeduktif dengan beruntun. Artinya, kegiatan itudimulai dengan mengumpulkan data empiris .Data empiris itu dianalisis dan diklasifikasikan.Lalu ditarik suatu kes impulan umumberdasarkan data empiris itu. Kes impulan inibiasanya disebut kes impulan induktif. Dalamtata bahasa Indonesia selama ini banyak orangmenggunakan kesimpulan umum bahwa katayang berkelas ajektifa dapat diawali oleh kata

sangat. Ini tentunya merupakan kesimpulanumum karena kata-kata seperti jauh, dekat,panjang, pendek, kuat, lemah, tua, dan hitamdapat diawali kata sangat itu. Dalam ilmulogika atau ilmu menalar selain adanyapenalaran secara induktif ada juga penalaransecara deduktif. Secara induktif, mulamuladikumpulkan data-data khusus, lalu dari data-data khusus ditarik kesimpulan umum. Secaradeduktif adalah kebalikannya. Artinya, suatukes impulan mengenai data khusus dilakukanberdasarkan kes impulan umum yang telah ada.

Premis Mayor : Semua mahasiswa lulusan SMAPremis Minor (data khusus) : Noval seorangmahasiswaKes impulan deduktif : Noval adalah lulusan SMA

Jelas, kesimpulan deduktif “Noval adalahlulusan SMA” adalah tidak benar, meskipuncara penarikan kesimpulanya benar dan sah.Mengapa? Sebab dalam kenyataannya tidaksemua mahasiswa adalah lulusan SMA. Jadikesimpulan itu tidak benar karena premismayornya tidak benar. Pendekatan bahasasebagai bahasa ini sejalan dengan ciri-cirihakiki bahasa dapat dijabarkan dalam sejumlahkonsep sebagai berikut:

Pertama, karena bahasa adalah bunyi ujaran,maka linguistik melihat bahasa sebagai bunyi.Artinya bagi linguistik, bahasa lisan adalahprimer, sedangkan bahasa tulis adalahsekunder.Kedua, karena bahasa bersifat unik, makalinguistik tidak berusaha menggunakankerangka suatu bahasa untuk dikenakan padabahasa lain.Ketiga, karena bahasa adalah suatu s is tem,maka linguistik mendekati bahasa bukansebagai kumpulan yang terlepas , melainkansebagai kumpulan unsur yang satu denganyang lainnya mempunyai jaringan hubungan.Keempat, karena bahasa dapat berubah dariwaktu ke waktu, sejalan dengan perkembangansosial budaya masyarakat pemakainya, makalinguistik memperlakukan bahasa sebagaisesuatu yang dinamis. Lalu, karena itu pula,linguis tik mempelajari bahasa secara sinkronikdan diakronik. Secara sinkronik artinya,mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknyapada kurun yang waktu tertentu atau terbatas.Secara diakronik, artinya mempelajari bahasadengan berbagai aspek dan perkembangannyadari waktu ke waktu, sepanjang kehidupanbahasa itu. Secara diakronik sering jugadisebut studi histori komparatif.

Page 35: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

286 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Kelima, karena sifat empirisnya, makalinguistik mendekati bahasa secara deskripstifdan tidak secara prespektif. Artinya, yangpenting dalam linguistik adalah apa yangsebenarnya diungkapkan seseorang (sebagaidata empiris) dan bukan apa yang menurutsipeneliti seharusnya diungkapkan.

Subdisiplin Linguistik

Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atasbidang-bidang bawahan (subdisiplin) ataucabang-cabang berkenaan dengan adanyahubungan dis iplin itu dengan masalah-masalahlain. Misalnya ilmu kimia dibagi atas kimiaorganik dan kimia anorganik; psikologi dibagiatas , antara lain, psikologi klinik dan psikologisosial. Mengingat bahwa objek linguistik, yaitubahasa, merupakan fenomena yang tidak dapatdilepaskan dari segala kegiatan manusiabermasyarakat, sedangkan kegiatan itu sangatluas, maka cabang linguistik menjadi sangatbanyak. Berdasarkan objek kajiannya, apakahbahasa pada umumnya atau bahasa tertentudapat dibedakan adanya linguis tik umum danlinguistik khusus .Linguistik umum: linguistik yang berusahamengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum.Sedangkan linguistik khusus berusahamengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlakupada bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris,Indonesia, Jawa. Kajian umum dan khusus inidapat dilakukan terhadap keseluruhan sistembahasa atau juga hanya pada satu tataran darisistem bahasa itu. Berdasarkan objekkajiannya, apakah bahasa pada masa tertentuatau bahasa pada sepanjang masa dapatdibedakan adanya linguistik sinkronik dandiakronik. Studi linguistik sinkronik ini biasadisebut juga linguistik deskriptif, karenaberupaya mendeskripsikan bahasa secara apaadanya pada masa tertentu. Kajian linguistikdiakronik ini biasanya bersifat historis dankomparatif. Tujuan linguistik diakronik initerutama adalahuntuk mengetahui sejarah struktural bahasa itubeserta dengan segala bentuk perubahan danperkembangannya. Berdasarkan objekkajiannya, apakah struktur internalbahasa/bahasa itu hubungannya dengan faktor-faktor diluar bahasa dibedakan adanyalinguistik mikro dan linguistik makro(Mikrolinguistik dan makrolinguistik). Sejalandengan adanya subsistem bahasa, maka dalamlinguistik mikro ada subdisiplin linguis tikfonologi, morfologi, sintaksis , semantik, danleksikologi. Fonologi menyelidiki ciri-ciribunyi bahasa, cara terjadinya dan fungsinya

dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan.Morfologi menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya serta cara pembentukannya.Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dansatuansatuan lain diatas kata, hubungan satudengan yang lainnya, serta carapenyusunannya sehingga menjadi satuanujaran. Semantik menyelidiki makna bahasabaik yang bersifat leksikal, gramatikal, maupunkontekstual. Leksikologi menyelidiki liksikonatau kosakata suatu bahasa dari berbagaiaspeknya. Studi linguistik mikro inisesungguhnya merupakan studi dasar linguistiksebab yang dipelajari adalah struktur internalbahasa itu. Sedangkan linguistik makro yangmenyelidiki bahasa dalam kaitannyadenganfaktor-faktor diluar bahasa, lebih banyakmembahas faktor luar bahasanya daripadastruktur internal bahasa.Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistikyang mempelajari bahasa dalam hubunganpemakaiannya di masyarakat. Psikolinguistikadalah subdisiplin linguistik yang mempelajarihubungan bahasa dengan perilaku dan akalbudi manusia, termasuk bagaimanakemampuan berbahasa itu dapat diperoleh.Antropolinguistik adalah subdisiplin linguistikyang mempelajari hubungan bahasa denganbudaya dan pranata budaya manusia. Stilistikaadalah subdisiplin linguistik yang mempelajaribahasa yang digunakan dalam bentuk-bentukkarya sastra. Filologi merupakan ilmuinterdisipliner antara linguistik, sejarah, dankebudayaan. Dialektologi adalah subdisiplinlinguistik yang mempelajari batas-batas dialekdan bahasa dalam suatu wilayah tertentu.Berdasarkan tujuannya, apakah penyelidikanlinguistik itu sematamata untuk merumuskanteori ataukan untuk diterapkan dalamkehidupan sehari-hari bisa dibedakan adanyalinguistik teoretis dan linguistik terapan.Linguistik teoretis: mengadakan penyelidikanterhadap bahasa, atau juga terhadap hubunganbahasa dengan faktor-faktor di luar bahasauntuk menemukan kaidah-kaidah yang berlakudalam objek kajiannya itu.Berdasarkan teori yang digunakan dalampenyelidikan bahasa dikenal adanya linguis tiktradis ional, linguistik struktural, linguistiktransformasional, linguistik generatif semantik,linguistik relasional dan linguistik sistemik.Bidang sejarah linguistik ini berusahamenyelidikiperkembangan seluk beluk ilmu linguistik itusendiri dari masa ke masa, serta mempelajaripengaruh ilmu-ilmu lain, dan pengaruhpelbagai pranata masyarakat terhadap linguistik sepanjang masa. Karena luasnya cabang

Page 36: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX

SMP Negeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik Muhammad Asdar 287

atau bidang linguistik ini, maka jelas tak akanada yang bisa menguasai semua cabang ataubidang linguistik itu. Meskipun cabang ataubidang linguistik itu sangat luas, yangdianggap inti dari ilmu linguistik itu hanyalahyang berkenaan dengan struktur internalbahasa, atau cabang-cabang yang termasukkelompok linguistik mikro di atas .

Struktur, Sistem, dan Distribusi

Bapak linguitik modern, Ferdinand de Saussure (1857 – 1913) dalam bukunya Course deLinguitique Generale (terbit pertama kali 1916,terjemahannya dalam bahasa Indonesia terbit1988). Yang dimaksud dengan relasisintagmatik adalah hubungan yang terdapatantara satuan bahasa di dalam kalimat yangkonkret tertentu. Louis Hjelms lev, seoranglinguis Denmark, mengambil alih konsep deSaus sure itu, tetapi dengan sedikit perubahan.Beliau mengganti is tilah asos iatif denganistilah paradigmatik. Hubungan paradigmatiktidak hanya berlaku pada tataran morfologisaja, tetapi juga berlaku untuk semua tataranbahasa. Menurut Verhaar (1978) istilahstruktur dan sistem ini lebih tepat untukdigunakan. Karena istilah tersebut dapatdigunakan atau diterapkan pada semua tataranbahasa, yaitu tataran fonetik, fonologi,morfologi, sintaksis, juga pada tataranleksikon. Dengan demikian, bisa dikatakanbahwa struktur adalah susunan bagian-bagiankalimat atau konstituen kalimat secara linearDistribusi, yang merupakan istilah utamadalam analisis bahasa menurut modelstrukturalis Leonard Bloomfield (tokoh linguisAmerika dengan bukunya Language, terbit1933), adalah menyangkut masalah dapattidaknya penggantian suatu kons tituen tertentudalam kalimat tertentu dengan konstituenlainnya.Substitusi fonemis menyangkut penggantianfonem dengan fonem lain. Misalnya, dalampasangan minimal dari Vs lari, kuda Vs kura,dan tambal Vs tambat. Distribusi morfemismenyangkut masalah penggantian sebuahmorfem dengan morfem lain.

Analisis Rangkaian Unsur dan AnalisisProses Unsur

Satuan-satuan bahasa dapat pula dianalisismenurut teknik analisis rangkaian unsur dananalisis proses unsur. Kedua cara ini bukanbarang baru, sebab sudah dipersoalkan orangsejak tahun empat puluhan. Analisis rangkaianunsur (Inggrisnya: item-and-arrangement)mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa

dibentuk atau ditata dari unsur-unsur lain.Berbeda dengan analisis rangkaian unsur,maka analisis proses unsur (bahasa Inggrisnya:item-and-process) menganggap setiap satuanbahasa adalah merupakan hasil dari suatuproses pembentukan.

Manfaat Linguistik

Setiap ilmu, berapapun teoritisnya, tentumempunyai manfaat praktis bagi kehidupanmanusia. Begitu juga dengan linguistik.a. Bagi linguis sendiri pengetahuan yang luas

mengenai linguistik tentu akan sangatmembantu dalam menyelesaikan danmelaksanakan tugasnya.

b. Bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastralinguistik akan membantunya dalammemahami karya-karya sastra dengan lebihbaik.

c. Bagi guru, terutama guru bahasa,pengetahuan linguistik sangat penting,mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi,sintaksis, semantik, leksikologi, sampaidengan pengetahuan mengenai hubunganbahasa dengan kemasyarakatan dankebudayaan. Sebetulnya, bukan hanya gurubahasa yang harus mempunyai pengetahuanlinguis tik, guru bidang studi lain pun harusjuga memiliki pengetahuan itu seperlunya.

d. Bagi penyusun kamus atau leksikografermenguasai semua aspek linguistik mutlakdiperlukan, sebab semua pengetahuanlinguistik akan memberi manfaat dalammenyelesaikan tugasnya.

Pengetahuan linguistik juga memberimanfaat bagi penyusun buku pelajaran ataubuku teks. Manfaat linguistik bagi paranegarawan:Pertama, sebagai negarawan atau politikusyang harus memperjuangkan ideologi dankonsep-konsep kenegaraan atau pemerintahan,secara lisan dia harus menguasai bahasadengan baik.Kedua, kalau politikus atau negarawan itumenguasai masalah linguistik dan sos iolinguistik.

PEMABAHASAN

Buku pelajaran sengaja dirancang khususuntuk menjadi teman belajar bagi siswa. Didalam buku yang diterbitkan, siswa diarahkanuntukmampu belajar secara mandiri atauberkelompok, baik pada situasi pembelajarandi kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu,penyajian di dalamnya memungkinkan siswabelajar secara mandiri tanpa bergantung

Page 37: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

288 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

terhadap guru. Buku pelajaran pada umumnyadisajikan secara tematik. Artinya, di dalamnyaterdapat beberapa unit (bab) yang mas ing-masing berisi tema tertentu. Setiap unit yangdiikat oleh sebuah tema tertentu terdiri atasbeberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasarini diturunkan dari Standar Isi yang telahdisusun oleh BSNP. Penempatan setiapKompetensi Dasar pada masing-masing unitdiurutkan berdasarkan tingkat kesulitanmasing-masing kompetensi, yaitu darikompetensi yang mudah ditempatkan pada unitawal dan kompetensi yang sulit ditempatkanpada unit selanjutnya. Dengan demikian,penguasaan konsep oleh siswa berjalan secarabertahap, dari konsep yang mudah, kemudianbaru dilanjutkan pada konsep yang lebih sulit,dan seterusnya. Kompetensi dasar pada sebuahunit pembelajaran menjadi sebuah subbab,sehingga setiap unit dalam buku ini terdiri atasbeberapa sub bab. Agar kompetensi dasar yangsudah ditetapkan dalam Standar Isi dapatbenar-benar dikuasai oleh siswa, penyajiannyadirancang sedemikian rupa sehingga siswadapat dengan mudah menguasai konsep setiapkompetensi dasar, dan selanjutnya meng-aplikasikan konsep yang sudah dikuasaitersebut dalam sebuah perilaku atau tindakan.Pembelajaran setiap kompetensi dasardisajikan secara bervariasi dan simultanberdasarkan empat keterampilan berbahasa(menyimak, berbicara, membaca, danmenulis). Namun demikian, tidak setiapkompetensi dasar dapat dijabarkan menjadiempat keterampilan berbahasa tersebut. Padakenyataannya, setiap kompetensi dasar adayang dapat dimanifestasikan menjadi 2keterampilan berbahasa saja, 3 keterampilanberbahasa, dan 4 keterampilan berbahasa,bergantung pada kompetensi dasar yang harusdiajarkan kepada siswa. Dengan kata lain,setiap kompetensi dasar disajikan dalambentuk-bentuk pembelajaran yang berbeda,tetapi saling melengkapi. Dengan demikianpenguasaan siswa terhadap kompetens i dasartersebut bersifat holistik.Pembelajaran setiap kompetensi dasardidahului dengan apersepsi. Apersepsi iniberfungsi untuk menghubungkan pengetahuansebelumnya yang sudah diperoleh siswadengan kompetensi dasar yang akan dipelajari.Dengan demikian, penguasaan kompetensidasar bermula dari pengalaman siswa sehinggapenguasaannya bersifat bottom up dan sesuaidengan konteks pemahaman siswa. Selain itu,apersepsi juga berfungsi untuk membangkitkangairah belajar siswa agar dengan sadar maumempelajarinya. Pada situasi ini, apersepsi

dibuat untuk mengantar manfaat (kegunaan)kompetensi dasar yang harus dikuasai dalamkehidupan bermasyarakat. Misalnya,kompetensi dasar melakukan wawancara,apersepsinya diarahkan pada manfaatkompetensi tersebut di dalam kehidupanbermasyarakat. Dengan menguasai kompetensidasar melakukan wawancara dengan baik,siswa nantinya dapat menjadi seorangwartawan, dan sebagainya.Dengan demikian, siswa memperolehgambaran kebermanfaatan kompetensi yangakan dikuasai sehingga secara sadar merekaakan mempelajarinya. Sebagai buku yangberorientasi pada siswa, setiap kompetensidasar dalam buku ini disajikan agar siswamampu mendapatkan konsep sendiri melaluiserangkaian kegiatan pembelajaran yang sudahdisusun dengan memperhatikan kondisilingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,kegiatan pembelajaran tidak hanyaberlangsung di dalam kelas, tetapi juga dirumah dan pengamatan lingkungan (seperti:perpus takaan, museum, tempat wisata,fasilitas umum, dan sebagainya). Pada akhirsetiap kompetensi dasar selalu disertai dengantugas rumah atau sejenisnya yang ditujukanpada penguasaan aplikasi kompetensi dasaryang sudah dipelajari oleh s iswa. Untukmengukur penguasaan kompetensi dasar, siswadiarahkan agar mampu melakukan penilaianantar siswa sehingga setiap siswa baik dalambentuk kerja mandiri maupun kelompokdikondisikan untuk dapat menilai kompetensiyang sudah dikuasai oleh siswa lain.Pada akhir unit, siswa juga diingatkan padabentuk-bentuk kompetensi dasar yang sudahmereka kuasai. Hal ini diharapkan agar merekabenar-benar menguasai kompetensi dasar yangdipelajari, baik dari segi konseptual maupunaplikasinya.

SIMPULAN

Mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IXuntuk SMP Negeri 1 Bulukumba dalam KTSPmerupakan sebuah pelajaran yang bertujuanuntuk mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa, khususnya bahasaIndonesia. Bahasa Indonesia yang terdiri atasempat keterampilan berbahasa (menyimak,membaca, berbicara, dan menulis) menjadisebuah mata pelajaran yang aktif produktif.Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswatidak hanya berkutat pada konstrak teoribahasa, tetapi ditekankan pada sikap danpemakaian bahasa yang kontekstual.

Page 38: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX

SMP Negeri 1 Bulukumba Dengan Pendekatan Tematik Muhammad Asdar 289

Kompetensi dasar yang terdapat dalamstandar isi dijabarkan dalam model-modelpembelajaran yang konteks tual, melibatkanpengalaman siswa. Siswa dijadikan subjekpada proses pembelajaran bahasa Indonesiadalam buku ini. Artinya, proses pembelajaranterfokus pada aktivitas berbahasa siswa yangmeliputi berbagai aspek keterampilanberbahasa. Dalam satu kompetensi dasar yangdipelajari, siswa diajak untuk melakukanberbagai keterampilan berbahasa pada kontekstertentu. Selain itu, proses pembelajaran jugamelibatkan pengalaman siswa dengan materiyang dekat dengan kehidupan mereka. Dengandemikian, siswa lebih mudah untuk memahamidan mengaplikasikan kompetensi dasar yangdipelajari. Pendekatan active learning yangditerapkan dalam buku ini dilengkapi denganmodel–model pembelajaran yang bervariasisehingga siswa tidak merasa bosan. Pada sisilain, siswa justru merasa tertantang untukmenguasai kompetensi demi kompetensi dasaryang disajikan. Hal ini terjadi karena sebelummemasuki materi, siswa diberi apersepsi yangberkaitan dengan pengalaman mereka yangdikaitkan dengan materi dan manfaatkompetensi dasar yang dipelajari dalamkehidupan sehari -hari, terutama profesi yangberkaitan dengan kompetensi dasar yangdipelajari. Kehadiran buku ini diharapkandapat menggantikan posisi guru di dalam kelassehingga siswa dapat belajar kapan dan dimana saja. Selain itu, pembelajaran yangberbasis lingkungan juga memungkinkan siswauntuk mempelajari materi dan sekaligusberinteraksi dengan masyarakat dalam konteksketerampilan berbahasa.

Mudah-mudahan kajian ini dapatbermanfaat dan memberi kontribusi dalamproses pendidikan di Indonesia. Kami sadar,masih terdapat banyak kelemahan dalampenyusunan tulisan ini. Oleh karena itu, kritikdan saran yang membangun kami harapkanuntuk menyempurnakan kehadiran kajian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Altbach, P.G. et.al. 1991. Textbooks inAmerican Society: Politics, Policy, andPedagogy. Buffalo: SUNY Press.

Klare, G.R. 1984. Readability: Handbook ofReading Research. New York:Longman Inc.

Krashen, S.D. 1985. The input hypothesis:Issues and implications. London:Longman.

Pusat Perbukuan. 2002. PedomanPengembangan Standar Perbukuan.Departemen Pendidikan Nas ional.

Rusyana, Yus . 1984. Bahasa dan Sastradalam Gamitan Pendidikan. Bandung:CV Diponegoro.

Rusyana, Yus dan Suherli (2004) StudiKeterbacaan Buku Pelajaran SekolahDasar. Jakarta: Pusat PerbukuanDepdiknas.

Schrock, Kathleen. 1995. Elementary ReadingInstruction. The McGraw-HilCompany. [tersedia]http://school.discovery.com/ (20 Juli2009)Smith, F. 1986. Understandingreading: A psycholinguistic analysisofreading and learning to read.

Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum As sociates ,Publishers.

Swaffar, J.K., Arens , K.M. & Byrnes , H.1991. Reading for meaning: Anintegrated approach to learnlanguage. Englewood Cliffs, NJ:Prentice Hall, Inc.

Tampobolon. 1991. Mengembangkan Minatdan Kebiasaan Membaca padaAnak.Bandung: Angkasa.

Departemen Pendidikan Nasional, PusatPerbukuan (2005) Peraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 11 tahun2005 tentang Buku Teks Pelajaran.

Page 39: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

290 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Page 40: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams

Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati 291

PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang RI No. 20Tahun 2003 tentang Sistim PendidikanNasional (Sisdiknas) ditegaskan bahwa tujuanpendidikan nasional adalah untukperkembangan potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri danmenjadi warga yang demokratis sertabertanggung jawab. Salah satu upaya yangdiyakini akan memberikan konstribusiterhadap peningkatan mutu pendidikan adalahpemanfaatan dan penerapan hasil-hasilpenelitian pendidikan. Penelitian tindakankelas merupakan salah satu cara yang amatpraktis untuk melihat atau merefleksi tindakan

yang diberikan apakah sesuai dengan yangdiharapkan.

Salah satu model pembelajaran yangdikembangkan adalah model pembelajarankooperatif. Slavin (1986), menelaah penelitiandan melaporkan bahwa 45 penelitian telahdilaksanakan antara tahun 1972 sampai dengan1986, menelaah penelitian dan melaporkanbahwa 45 penelitian telah dilaksanakan antaratahun 1972 sampai dengan 1986, merekamenyelidiki pengaruh pembelajaran kooperatifterhadap hasil belajar dan hasilnya 37diantaranya menunjukkan bahwa kelas yangdiajar dengan pembelajaran kooperatifmenujukkan hasil belajar yang siknifikan lebihtinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.Dalam pembelajaran kooperatif banyak metodepembelajaran yang dapat digunakan salah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPANPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS) PADA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

Asnawati *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 1 Bulukumba

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untukmeningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII2 SMPN 1 Bulukumba melalui penerapanpembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Hasil diperoleh darianalisis deskriftif kuantitatif dan kualitatif adalah keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajarmengajar meningkat, hal ini dilihat dari peningkatan perhatian siswa dalam pembahasan materipelajaran, keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok dan diskusi kelompok, keaktifan siswa dalammenyelesaikan LKS yang diberikan dan tugas mandiri (PR). Dari skor hasil belajar yang dicapai siswaterlihat adanya peningkatan yaitu: Pada siklus I skor rata-rata hasil belajar siswa terhadap materipelajaran matematika mencapai 66,61 dari skor ideal 100, setelah dilanjutkan pada siklus II skor rata-rata hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran matematika mencapai 74,58 dari skor ideal 100. Halini menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar matematika Siswa Kelas VII 2 SMP Negeri 1Bulukumba setelah diadakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, hasil belajar.

Abstract *)

This research is classroom action research that its aim is to increase students’ learning achievementat Grade VII2 SMPN 1 Bulukumba based on implementation cooperative learning especially STAD.The result is obtained by quantitative and qualitative descriptive analysis during interaction onlearning process. It focuses on students’ effectiveness which is individual and group work. Individualrefers to focus and independent assignment (homework). Group work refers to discussion onpresentation and intern group. Based on score in two steps, there is increasing. At the first one, themean score is 66,61 of 100 and then, the other step is 74,58 of 100. It shows that there is increasingscore of mean students’ learning achievement on mathematics that learned by STAD type ofcooperative learning in SMPN 1 Bulukumba.

Keyword: STAD of Cooperative learning, learning achievement

Page 41: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

292 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

satunya adalah tipe STAD (student teamsachievement divisions).

Berdasarkan hasil pengamatan kamisebagai guru di SMP Negeri 1 Bulukumba,keaktifan belajar siswa khususnya pada siswakelas VII pada umumnya masih menganggapgurulah yang memberikan informasi yangsebanyak-banyaknya sehingga siswa hanyamendengar, menyimak dan menghafal apayang diberikan oleh guru.

Tipe STAD adalah salah satu metodepembelajaran kooperatif yang mampumeningkatkan keterampilan sosial siswa danhasil belajarnya karena dalam pembelajarannyadengan kelompok-kelompok kecil yangdisusun secara heterogen baik tingkatakademik, jenis kelamin dan lain sebagainya,sehingga siswa memungkinkan akanmemberikan kontribusi bagi kelompoknya dankomunikasi antar siswa dalam kelompok akanlebih baik. Berdasarkan uraian di atas makapermasalahan penelitian ini adalah(1) Bagaimanakah keaktifan siswa kelas VII2

SMP Negeri 1 Bulukumba dalam prosesbelajar mengajar melalui penerapanpembelajaran kooperatif tipe STAD (StudentTeams Achievement Divisions)? (2) Apakahpembelajaran kooperatif tipe STAD (studentteams achievement divisions) dapatmeningkatkan hasil belajar matematika siswakelas VII2 SMP Negeri 1 Bulukumba?

Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui keaktifan siswa kelas VII2 SMPNegeri 1 Bulukumba dalam proses belajarmengajar melalui penerapan pembelajarankooperatif tipe STAD (Student TeamsAchievement Divisions (2) Untukmeningkatkan hasil belajar matematika siswakelas VII2 SMP Negeri 1 Bulukumba melaluipenerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student Teams Achievement Divisions).

Pembelajaran Matematika di SMPProses pembelajaran yang selama ini

berlangsung di SMP, pada umumnya didominasi oleh guru dengan mengunakan modelpembelajaran langsung sehingga, siswadijadikan sebagai objek pembelajaran yangsebenarnya menjadi subjek pembelajaran. Gurumemberikan informasi yang sebanyak-banyaknya sehingga siswa hanya mendengar,menyimak dan menghafal dan tidakmempunyai kesempatan untuk mencerna danmembuktikan apa yang telah didapatkannyadari seorang guru apalagi pembelajaranmatematika. Mereka hanya dituntutmengunakan rumus yang ada dan mampu

menyelesaikan soal-soal matematikaberdasarkan contoh-contoh yang diberikan.

Fungsi mata pelajaran matematikasebagai alat, pola pikir, dan ilmu ataupengetahuan. Ketiga fungsi matematikatersebut hendaknya dijadikan acuan dalampembelajaran matematika sekolah.

Tujuan umum pembelajaran matematikapada jenjang pendidikan dasar dan menengahadalah memberi penekanan pada penataannalar dan pembentukan sikap siswa. Penekananpada keterampilan dalam penerapanmatematika baik dalam kehidupan sehari-harimaupun dalam mempelajari ilmu pengetahuanlainnya.Pengertian Hasil Belajar Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(Puerwadarmita,1987) ”Belajar berartiberusaha (berlatih dan sebagainya) supayamendapatkan suatu kepandaian”.

Slameto (1995), mengemukakan bahwabelajar adalah suatu proses usaha yangdilakukan seseorang untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru secarakeseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiridalam interaksi dengan lingkungannya.Nasution (1987) pengertian belajar adalah:a. Belajar adalah perubahan pengetahuan.

Defenisi ini banyak dianut di sekolah-sekolah dimana guru-guru berusahamemberikan ilmu sebanyak mungkin danmurid giat mengumpulkannya. Seringkalibelajar disamakan dengan menghafal.

b. Belajar adalah sebagai perubahankelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Dari berbagai defenisi diatas dapatdisimpulkan bahwa belajar adalah suatu prosesperubahan dalam diri seseorang yangditampakkan dalam bentuk peningkatankualitas dan kuantitas tingkah laku sebagaipeningkatan pengetahuan, kecakapan, dayapikir, sikap, dan kebiasaan.

Haling (2004), mengemukakan ciri ciri belajaradalah:a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan

tingkah laku (change of behavioral).b. Belajar itu perubahan tingkah laku relatif

permanent (as relatively permanent).c. Perubahan tingkah laku ini pada dasarnya

diperoleh kecakapan baru.d. Dalam belajar perubahan tingkah laku

merupakan hasil pengalaman dan latihan.e. Jelas waktunya, yaitu kapan tingkah laku

itu berlangsung dan tercapai.f. Jelas perubahan perilakunya.g. Jelas pengukurannya.

Page 42: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams

Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati 293

Wood Warth dan Magiis (Abdullah,1979)mengemukakan bahwa hasil belajar adalahkelengkapan nyata yang dapat diukur langsungdengan alat ukur langsung dengan suatu alatdalam hal ini adalah tes. Hasil belajar yangdicapai siswa dalam suatu mata pelajarantertentu biasanya mengunakan tes standarsebagai alat pengukuran keberhasilan seorangsiswa.Sifat-Sifat dan Besaran Segi EmpatSegi empat yang dipelajari pada pokokbahasan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:jajargenjang, persegi panjang, persegi, belahketupat, layang-layang, dan trapesium.

JajargenjangJajargenjang adalah segi empat yang

kedua pasang sisinya sejajar(Tampomas,2005). AB//DC dan AD//BC makaABCD adalah sebuah jajargenjang.

Gambar 1. Jajar genjang

Adapun sifat sifat jajargenjang yaitu : sisi yangberhadapan sama panjang, sudut yangberhadapan sama besar, dan kedua diagonalsaling membagi dua sama besar.Keliling jajargenjang adalah jumlah semua panjang sisinyaatau dua kali jumlah panjang sisi-sisi yanglainnya atau K = AB+BC+CD+DA, sedangkanluas jajargenjang adalah perkalian tinggi danpanjang sisinya atau L = AB x DE.

Persegi PanjangPersegi panjang menurut Tampomas

(2005), adalah segi empat yang memiliki duapasang sisi berhadapan yang setiap pasangnyasejajar dan sama panjang dan keempatsudutnya siku-siku.

Gambar 2. Persegi panjang

Sifat-sifat persegi panjang adalah: sisi-sisipersegi panjang yang berhadapan samapanjang, diagonal-diagonalnya sama panjangdan saling membagi dua sama panjang ataukedua diagonalnya berpotongan di tengah-tengah, semua sudut persegi panjang sama

besar yaitu 90 dan sisi-sisi yang berhadapansejajar. Untuk memnghitung keliling persegipanjang yaitu dengan menjumlahkan semuasisi-sisinya atau K = AB+BC+CD+DA,sedangkan luas persegi panjang adalah panjangdikali dengan lebarnya (L=AB x BC).

Persegi (Bujur Sangkar)Persegi adalah segi empat yang semua

sisinya sama panjang dan semua sudutnyasiku-siku.(Tampomas, 2005).

Gambar 3. Persegi

Adapun sifat-sifat persegi adalah : pada persegisemua sisinya sama panjang, setiap sudutnyadibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya, dan kedua diagonalnya salingberpotongan tegak lurus. Keliling suatu persegiadalah jumlah semua panjang sisinya atau K=4s, luas persegi adalah kuadrat dari panjangsisinya (L= 2s ).

Belah KetupatBelah ketupat adalah segi empat yang

kedua pasang sisi yang berhadapannya sejajardan sama panjang, serta kedua diagonalnyasaling membagi dua sama panjang dan salingtegak lurus atau dengan kata lain jajargenjangyang dua buah sisinya berturut-turut samapanjang.( Tampomas, 2005).

Gambar 4. Belah ketupat

Sifat-sifat dasi belah ketupat adalah semua sisisama panjang dan sepasang-sepasang sejajar,diagonal-diagonalnya merupakan sumbusimetri, sudut-sudut yang berhadapan samabesar dan terbagi dua sama besar olehdiagonalnya, kedua diagonalnya salingmembagi dua sama panjang dan saling tegaklurus. Untuk menghitung keliling sebuah belahketupat yaitu dengan memjumlahkan semuasisi-sisinya. Sedangkan rumus luas belah

A B

CDE

A

B

C

D

A B

CD

A B

CD s

A

B

C

D

Page 43: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

294 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

ketupat adalah setengah perkalian panjangdiagonal-diagonalnya atau

L=1

2AC BD .

Layang-Layanglayang-layang adalah segi empat yang

sepasang-sepasang (berdekatan) sama panjangdan sepasang sudut yang berhadapan samabesar (Tampomas, 2005).adapun sifat-sifatlayang-layang adalah sisinya sepasang-sepasang yang berdekatan sama panjang,sepasang sudut yang berhadapan sama besar,salah satu diagonalnya merupakan sumbusimetri, dan salah satu diagonalnya membagidua sama panjang dan tegak lurus diagonalyang lain.

Gambar 5. Layang-layang

Keliling layang-layang adalah jumlah semuapanjang sisinya atau dua kali jumlah sisiberlainan, sedangkan luas layang-layangadalah setengah perkalian diagonal-

diagonalnya (1

2L AC BD ).

TrapesiumTrapesium adalah segi empat yang

sepasang sisi yang berhadapan sejajar(Tampomas,2005:). Adapun jenis-jenistrapesium yaitu trapesium sembarang,trapesium siku-siku, dan trapesium sama kaki.

Gambar 6. Trapesium

Keliling trapesium adalah jumlah semuasisinya (K=AB+BC+CD+DA), untukmenghitung luas trapesium yaitu setengahjumlah sisi-sisi yang sejajar dikalikan dengan

tingginya ( 1

2L AB CD t ).

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD(Student Teams Achievement Divisions)

Pada dasarnya, pembelajaran kooperatifmelibatkan siswa bekerjasama dalam mencapai

tujuan pembelajaran (Johnson & Johnson,1991).Berikut langkah-langkah atau fase-fase modelpembelajaran kooperatif menurut Slavin(Ibrahim, 2000).Fase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaFase-2Menyajikan informasi atau materi pelajaranFase-3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajarFase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajarFase-5EvaluasiFase-6Memberikan Penghargaan

STAD terdiri dari sintaks kegiatan pengajaransebagai berikut :a. Mengajarb. Belajar dalam timc. Tesd. Penghargaan kelompok

Langkah-langkah persiapan tipe STAD(Student Teams-Achievment Division) adalahsebagai berikut.1. Membentuk kelompok2. Buatlah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan

kuis pendek.3. Guru membagi tugas kelompok.4. Guru memberikan evaluasi.5. Penilaian.6. Pemberian penghargaan.

Kerangka Pikir

Gambar 7. Skema kerangka pikir

D

A

B

C

A B

CD

A

CD

B A B

D C

Samakaki

Trapesium

sikuSiku

Trapesium

Sembarang

Trapesiumt

Kesulitan BelajarSiswa

Pemilihan Model Kooperatif TipeSTAD

AktivitasBelajar

Berpusat PadaSiswa

Guru SebagaiFasilitator danPendamping

Kemudahan Siswadalam Belajar

Page 44: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams

Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati 295

SKOR KATEGORI

0 – 34

35 - 54

55 - 64

65 - 84

85 – 100

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

NO

KOMPONENYANG

DIAMATI

SIKLUS I SIKLUS II

F % F %

1. Banyaknyasiswa yanghadir padasaatpembelajaran.

31 100 31 100

2. Siswa yangmemperhatikan pembahasanmateripelajaran.

23 74,19 29 93,54

3. Siswa yangmengajukanpertanyaankepada guru.

5 16,12 7 22,58

4. Siswa yangmemintabimbinganpada gurudalammenyelesaikanLKS atautugasnya.

5 16,21 3 9,67

Hipotesis TindakanBerdasarkan tinjauan pustaka maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah modelpembelajaran kooperatif tipe STAD dapatmeningkatkan hasil belajar matematika siswakelas VII2 SMP Negeri 1 Bulukumba.

METODE PENELITIANJenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakankelas (PTK). Prosedur pelaksanaannyamenggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart,yaitu setiap siklus terdiri dari empat komponenutama, yaitu 1) tahap perencanaan, 2) tahappelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan, 4)tahap refleksi. (Salam, 2005).Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII2

SMP Negeri 1 Bulukumba yang berjumlah 31orang serta dilaksanakan pada semester genaptahun ajaran 2014/2015.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yangdilakukan pada penelitian ini adalah: Data mengenai tingkat penguasaan materi

yang diambil dari tes tiap akhir siklus. Data tentang proses belajar mengajar dalam

hal kerajinan, kesungguhan siswamengikuti proses belajar mengajar,keterampilan siswa dalam melakukankerjasama dan rasa percaya diri yangdiperlihatkan siswa tiap pertemuan denganmenggunakan lembar observasi .

Data tentang tanggapan siswa terhadappengajaran yang digunakan, dikumpulkandengan memberikan kesempatan kepadasiswa untuk menuliskan tanggapannya padaakhir pertemuan Siklus 2.

Teknik Analisis DataData yang terkumpul dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis kuantitatif dankualitatif. Data tentang hasil pengamatan dantanggapan siswa dianalisis secara kualitatif,sedangkan data tentang hasil belajar di analisissecara kuantitatif dengan mengunakan statistikdeskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase,standar deviasi, median, frekuensi, danpersentase nilai terendah dan nilai tertinggiyang dicapai siswa setiap siklus.

Data hasil belajar yang diperolehdikategorikan berdasarkan teknik kategorisasistandar yang ditetapkan oleh DepartemenPendidikan Nasional. (Purwanto:2004) yaitu:

Tabel.3.1.Teknik kategorisasi standar

Indikator KinerjaUkuran atau indikator peningkatan hasil

belajar matematika siswa adalah apabila hasiltes siswa sudah menunjukkan peningkatanketuntasan belajar. Berdasarkan kriteriaketuntasan belajar minimal (KKM) untuk matapelajaran matematika kelas VII semester genaptahun pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 1Bulukumba, siswa dikatakan tuntas belajar bilamemperoleh nilai 75 dari skor ideal, dan tuntasklasikal apabila 85% dari jumlah siswa yangtelah tuntas.

PEMBAHASAN

Hasil Observasi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2Pada siklus 1 dan 2, keaktifan siswa dapat

dilihat pada lembar observasi yang ditunjukkanpada tabel di bawah ini.

Page 45: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

296 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

NO

KOMPONENYANG

DIAMATI

SIKLUS I SIKLUS II

F % F %

5. Siswa yangkurang aktifdalamkelompoknya.

6 19,35 2 6,45

6. Kelompokyang tidakdapatmenyelesaikan LKS dansoal latihanyangdiberikan dikelas.

2 6,45 - -

7. Siswa yangmengajukanpertanyaan,tanggapandankomentarkepadakelompoklain.

2 6,45 4 12,90

8. Siswa yangtidakmemperhatikan persentasikelompoklain.

5 16,21 2 6,45

9. Kelompokyang tidakmengumpultugas (PR).

4 12,90 - -

Tabel 4.1Lembar observasi siswa pada siklus 1& 2

Peningkatan Hasil Belajar MatematikaMelalui Penerapan PembelajaranKooperatif Tipe STAD

Adapun analisis deskriptif skorperolehan siswa setelah penerapanpembelajaran kooperatif dengan tipe StudentTeams-Achievemen Division (STAD) dapatdilihat pada tabel 4.2. berikut:

STATISTIKNILAI

STATISTIKSubyek

Skor IdealSkor TertinggiSkor TerendahRentang SkorSkor Rata-rata

Median

31100885533

66,6165

Tabel 4.2Statistik Skor Hasil Belajar Siswa

pada Tes Akhir Siklus 1.

Apabila skor hasil belajar siswa pada siklus 1dikelompokkan ke dalam lima kategori, makadiperoleh distribusi frekuensi skor yangditunjukkan pada tabel 4.3. berikut:Tabel 4.3. Distibusi Frekuensi dan persentaseskor siklus 1 Siswa kelas VII2 SMP Neg. 1Bulukumba.

Berdasarkan tabel 4.3, maka dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar matematikasiswa setelah diterapkan pembelajarankooperatif dengan menggunakan tipe StudentTeams-Achievemen Division (STAD) padaSiklus I berada dalam kategori tinggi.tipe Student Teams-Achievemen Division(STAD) selama berlangsungnya Siklus 2terdapat pada tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4. Statistik Skor Hasil Belajar Siswapada Tes Akhir Siklus 2

Apabila skor hasil belajar siswa pada siklus 2ini dikelompokkan ke dalam lima kategori,maka diperoleh distribusi frekuensi skor yangditunjukkan pada tabel 4.5. berikut.

Tabel. 4.5. Distribusi Frekuensi dan PersentaseSkor Hasil Belajar Siswa kelas VII 2 SMPNeg. 1 Bulukumba.

NoSkor Kategori Freku

ensiPersentase (%)

12345

0 - 3435 - 5455 - 6465 - 84

85 – 100

SangatrendahRendahSedangTinggiSangatTinggi

00

15151

0%0%

48,38%48,38%3,22%

Jml. 31 100

STATISTIK NILAI STATISTIK

SubjekSkor Ideal

Skor TertinggiSkor TerendahRentang SkorSkor Rata-rata

Median

31100966036

74,5865

NO SKOR KATEGORI

FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

12345

0 - 3435 - 5455 - 6465 - 84

85 – 100

SangatrendahRendahSedangTinggiSangatTinggi

001

264

0%0%

3,22%83,87%12,90%

JUMLAH 31 100

Page 46: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams

Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati 297

Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat disimpulkanbahwa hasil belajar matematika siswa setelahdilakukan pembelajaran kooperatif denganmenggunakan tipe Student Teams-AchievemenDivision (STAD) pada Siklus 2 mengalamipeningkatan dari siklus sebelumnya, sehinggaberada dalam kategori tinggi dengan persentase83,87% (26 siswa). Selanjutnya tabel 4.6.memperlihatkan peningkatan hasil belajarsiswa sebelum dan setelah dilaksanakanpembelajaran kooperatif dengan tipe StudentTeams-Achievemen Division (STAD) dalamproses belajar mengajar pada Siklus 1 danSiklus 2.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan PersentaseSkor Hasil Belajar Siswa Kelas VII 2 SMPNeg. 1 Bulukumba sebelum dan setelah prosespembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2.

Setelah dilakukan pembelajaran kooperatifpada siklus 1 skor rata-rata siswa meningkatmenjadi 66,61 setelah dikategorisasikan beradadalam kategori tinggi, dan mengalamipeningkatan pada Siklus 2 dengan skor rata-rata hasil belajar siswa yaitu 74,58 dan setelahdikategorisasikan berada dalam kategori tinggi.Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil belajarSiswa Kelas VII 2 SMP Neg. 1 Bulukumbasetelah diterapkan pembelajaran kooperatifdengan tipe Student Teams-AchievemenDivision (STAD)

Refleksi terhadap Pelaksanaan Tindakandalam Proses Belajar MengajarMatematika

Refleksi Siklus 1Menjelang akhir pertemuan Siklus I

sudah menampakkan adanya kemajuan. Hal initerlihat dengan semakin kurangnya siswa yangbertanya pada guru mereka mulai bertanyaantar anggota kelompok tentang materipelajaran atau cara mengerjakan soal padaLKS yang diberikan sehingga soal-soal padaLKS dapat terselesaikan semuanya dan tepatpada waktunya. Rasa percaya diri siswa juga

mulai tumbuh dengan adanya siswa yangberani angkat tangan untuk mewakilikelompoknya untuk mempersentasikan hasilpekerjaan kelompok.dan menangapi persentasikelompok lain.

Refleksi Siklus 2Pada Siklus II diadakan pergantian

anggota kelompok untuk membentuk suasanabaru karena pada siklus 1 dinamika kelompoktidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Pada siklis 2 setelah dibagikan kelompoknyasetiap kelompok memilih sendiri ketuakelompoknya yang dianggap mampumemimpin disakusi dalam kelompok. Prosesbelajar pada Siklus II berlangsung dengan baiksesuai dengan yang diharapkan. Berkurangnyasiswa yang ribut di kelas karena padaumumnya siswa memahami prosedur kerja dari

pembelajarankooperatif dengantipe STAD sehinggainteraksi antaranggota kelompokberjalan lancar,sehingga siswasaling bekerjasama,membantu dalammenyelesaikan soalatau LKS yang

diberikan kepada setiap kelompok. Rasapercaya diri siswa juga menunjukkan adanyapeningkatan terlihat dengan banyaknya siswayang berani angkat tangan untuk mewakilikelompoknya mempersentasikan hasilpekerjaan kelompok yang diberikan yaitu LKS.Serta adanya siswa yang mulai memberikantanggapan terhadap persentase kelompok lain.

Secara umum hasil yang telah dicapaisetelah pelaksanaan tindakan denganpenerapan pembelajaran kooperatif tipe STADini mengalami peningkatan, baik dari segiperubahan sikap siswa, keaktifan, perhatian,serta motivasi siswa maupun dari segikemampuan siswa menyelesaikan soalmatematika secara individu sebagai dampakdari hasil belajar kelompok. Sehingga tentunyatelah memberikan dampak positif terhadappeningkatan hasil belajar matematika siswa.

Refleksi Umum (Tanggapan Siswa)

Dari hasil analisis terhadap refleksi atautanggapan siswa, dapat disimpulkan ke dalamkategori sebagai berikut:

No Skor KategoriFREKUENSI PERSENTASE (%)

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2

1.2.3.4.5.

0 - 3435 - 5455 - 6465 - 84

85 – 100

S. rendahRendahSedangTinggi

S.Tinggi

0015151

001264

0%0%

48,38%48,38%3,22%

0%0%

3,22%83,87%12,90%

Jumlah 40 40 100% 100%

Page 47: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

298 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Pendapat Siswa Terhadap PelajaranMatematika

Pada umumnya siswa senang denganpelajaran matematika, sehingga siswa merasabahwa matematika adalah pelajaran yangsangat penting untuk dipelajari dan dikuasaikarena berguna dalam kehidupan sehari-hariatau bidang yang lain.

Pendapat Siswa Terhadap PembelajaranKooperatif Tipe STAD

Secara umum siswa menanggapi bahwapembelajaran kooperatif sangat baik diterapkandi dalam kelas saat pelajaran matematika.Siswa beranggapan dengan pembelajarankooperatif membuat siswa dalam satu kelassaling mengenal, saling membantumenjelaskan jika ada anggota kelompoknyayang tidak memahami soal yang diberikan ataumateri pelajaran matematika itu sendiri.Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapatmengajak siswa untuk saling berdiskusi dandapat berbagi ilmu dengan teman yang lain.Selain itu juga dapat menimbulkan sikap salingbekerja sama, sehingga motivasi untuk belajarpada diri siswa semakin meningkat.

PENUTUP

SimpulanBerdasarkan data-data hasil penelitian baikkualitatif maupun data kuantitatif disimpulkanbahwa :1. Keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar mengalami peningkatan dalamhal:a. Perhatian siswa dalam pembahasan

materi pelajaran.b. Keaktifan siswa dalam kegiatan

kelompok dan diskusi kelompok.c. Keaktifan siswa dalam menyelesaikan

LKS yang diberikan.d. Kesungguhan siswa dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya ataupekerjaan rumahnya (PR).

2. Hasil belajar matematika yang dicapaisiswa Kelas VII 2 SMP Neg. 1Bulukumba mengalami peningkatan:a. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada

siklis 1 mencapai 66,1 dari skor idealyang mungkin dicapai 100 berada padakategori tinggi.

b. Skor rata-rata hasil belajar matematikasiswa pada siklis 2 mencapai 74,58 dariskor ideal yang mungkin dicapai 100berada pada kategori tinggi

c. Penerapan pembelajaran kooperatifdengan tipe Student Teams Achievemen

Division (STAD) dalam proses belajarmengajar dapat meningkatkan hasilbelajar matematika siswa Kelas VII 2SMP Neg. 1 Bulukumba.

SaranBerdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulanyang diperoleh dari penelitian ini, makapenulis mengajukan saran sebagai berikut:1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

diharapkan guru menerapkan pembelajarankooperatif tipe STAD sesuai dengan materiyang dianggap cocok mengunakan modelpembelajaran ini.

2. Diharapkan kepada pihak sekolah agarmemaksimalkan sarana dan prasarana yangdimiliki sekolah misalnya alat pragamatematika yang akan membantu dalamproses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2005.Undang-undang SIKDIKNAS 2003 (UURI No. 20 Th. 2003). Jakarta : SinarGarfika.

Ibrahim Muslimin, dkk. 2005. PembelajaranKooperatif. Surabaya: UniversitasNegeri Surabaya.

Nasution, S. 1987. Teknologi Pendidikan.Bandung: Bandung Jemmars

Poerwadarmita,W.J.S.1987. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

Purwanto,M. Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsipdan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Slavin, R. (1986) Using Student TeamLearning. Baltimore, Johns HopkinsUniversity, Centre For Research OnElementary And Middle Schools.(internet).

Tampomas, Husein.2005. Matematika PlusUntuk Kelas 1 SMP Semester Kedua.Jakarta : Yudistira.

Page 48: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 299

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai bagian dari pendidikanformal secara sistematis merencanakanbermacam-macam konsep pendidikan danpengajaran dengan menyediakan berbagaikesempatan bagi peserta didik untukmelakukan berbagai kegiatan belajar. Melaluikegiatan belajar pertumbuhan danperkembangan peserta didik diarahkan dandidorong ke arah pencapaian tujuan yangdicita-citakan. Pendidikan dan pengajarandisusun dan ditata berdasarkan suatukurikulum yang pada gilirannyadiimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Permasalahan yang timbul sekarangadalah adanya kesulitan yang dihadapi siswauntuk mendapatkan nilai hasil belajar yangtinggi pada suatu mata pelajaran tertentu,termasuk mata pelajaran biologi. Kesulitansiswa tersebut dapat disebabkan oleh berbagaifaktor, baik faktor internal (dari dalam diri

siswa) maupun faktor eksternal (dari luar dirisiswa).

Permasalahan pendidikan yang terjadisekarang ini, seperti kesulitan mendapatkanhasil belajar yang baik bagi siswa sudahsaatnya untuk segera diatasi dengan pemilihandan penerapan proses pembelajaran yang tepat.Kemampuan guru sebagai tenaga pendidik,baik secara personal, sosial maupunprofesional harus dipersiapkan, karena padadasarnya guru sebagai tenaga pendidikanmerupakan tenaga lapangan yang langsungmelaksanakan pendidikan dan sebagai ujungtombak keberhasilan pendidikan. Peran gurusangat penting dalam pembelajaran, dimanakeberadaan guru dalam proses pembelajaranadalah sebagai pengajar, pembimbing,fasilitator, memotivator siswa untuk belajar.hal ini mengharuskan seorang guru untuk dapatmelaksanakan tugas dan kewajiban denganbaik dan mau bekerja secara maksimal dandisiplin.

PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN DALAM MODEL DISCOVERY LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGISISWA KELAS X MIA1 SMA NEGERI 10 BULUKUMBA

Hamsa *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 10 Bulukumba

Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan Video Pembelajaran dalam ModelDiscovery Learning terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek pada penelitian iniadalah siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba tahun pelajaran 2014-2015. Dengan jumlahsiswa 32 orang, yang terdiri atas 8 orang siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Penelitian inidilakukan dengan membagi dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap akhir siklus dilakukan teshasil belajar siswa. Instrumen penelitian berupa format observasi aktivitas siswa, format observasisikap siswa dan tes hasil belajar siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunakan Video Pembelajaran dalam Model DiscoveryLearning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10Bulukumba.

Kata Kunci:Abstract *)

The Objective of the research is to know the Use of Video in Discovery Learning Model to theImprovement of Biology Learning Skill of the Xth Mia 1 students of SMAN 10 Bulukumba Thisresearch is an action class research. The subject is the students of Xth Mia class of SMAN 10Bulukumba with 32 students, consist of 8 male and 24 female students. The research is divided intotwo cycles, they are cycle 1 and cycle 2, with a test in every ending of the cycle. The instrument of theresearch is in the form of students’ activity observation, students’ attitude observation and the resultof students’ learning observation.The result of the observation showed that the use of Video in discovery model learning could improvethe result of the students’ skill in learning Biology of Xth class students of SMAN 10 Bulukumba.

Keyword:

Page 49: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

300 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

SMA Negeri 10 Bulukumba merupakansalah satu sekolah pelaksana Kurikulum 2013dari 1.270 Sekolah Menengah Atas diIndonesia pada tahun pelajaran 2013-2014.Penerapan kurikulum 2013 tersebut menjaditantangan dan motivasi bagi guru untuk terusberinovasi dalam pembelajaran untukmeningkatkan hasil belajar siswa.

Kurikulum 2013 mengubah polapembelajaran dari pembelajaran yang berpusatpada guru (teacher oriented), satu arah, pasif,dengan hubungan satu arah menjadipembelajaran yang berpusat pada siswa(student oriented), interaktif, aktif menyelidikidan kooperatif. Pola pembelajaran tersebutdapat tercapai melalui pendekatan dan modelpembelajaran yang tepat.

Discovery learning merupakan salahsatu alternatif model pembelajaran yangdisarankan dalam pelaksanaan kurikulum2013. Discovery Learning merupakan modelpembelajaran yang dikembangkan berdasarkanpandangan konstruktivisme. Model inimenekankan pentingnya pemahaman strukturatau ide-ide terhadap suatu disiplin ilmu,melalui kegiatan siswa secara aktif dalamproses pembalajaran. Dengan demikianpengetahuan dan keterampilan siswadiharapkan bukan hasil mengingat separangkatfakta-fakta tapi hasil dari menemukan sendiri(Trianto, 2009).

Dalam mengaplikasikan metodeDiscovery Learning guru berperan sebagaipembimbing dengan memberikan kesempatankepada siswa untuk belajar secara aktif,sebagaimana pendapat guru harus dapatmembimbing dan mengarahkan kegiatanbelajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisiseperti ini ingin merubah kegiatan belajarmengajar yang teacher oriented menjadistudent oriented. Model pembelajaranDiscovery Learning membantu siswa untukmemperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usahapenemuan merupakan kunci dalam proses ini.

Kelemahan discovery learning adalahadanya asumsi bahwa perlu kesiapan pikiranuntuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai,akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikiratau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga padagilirannya akan menimbulkan frustasi.Pengajaran discovery lebih cocok untukmengembangkan pemahaman, sedangkanmengembangkan aspek konsep, keterampilandan emosi secara keseluruhan kurangmendapat perhatian.

Mengatasi kelemahan modelpembelajaran discovery learning maka guruperlu menggunakan media pembelajaran.Fungsi media pembelajaran dalam hal inisesuai dengan pendapat Davies, (1971) dalamSardiman (2010) yaitu: membuat kongkritkonsep yang abstrak, membawa objek yangsukar di dapat dalam lingkungan belajar,menampilkan objek yang tidak dapat diamati,memungkinkan siswa berinteraksi langsungdengan lingkungan, memungkinkankeseragaman pengamatan dan persegi bagipengalaman belajar siswa, membangkitkanmotivasi belajar, memberi kesan individualuintuk seluruh anggota kelompok, menyajikanpesan atau informasi belajar secara serempak,mengatasi batasan waktu dan ruang, danmengontrol arah maupun kecepatan belajarsiswa.

Salah satu media yang dapat digunakandalam pembelajaran model discovery learningadalah video pembelajaran. Penggunaan videopembelajaran merupakan salah satu mediapembelajaran yang sangat cocok diterapkanpada mata pelajaran biologi, khususnya padakonsep atau materi yang sangat kompleks. Haltersebut dapat meningkatkan hasil belajarsiswa karena siswa menggunakan indera yanglebih banyak dalam menyimak sebuah video,sebagaimana dikemukakan oleh AughenBaugh dalam Achsin (1993), bahwapengalaman belajar yang dimiliki seseorangadalah 90 % melalui indera penglihatan, 5 %indera pendengaran, dan 5 % indera lainnya.Sumber lain mengemukakan bahwapengalaman belajar manusia sebanyak 75 %melalui indera penglihatan, dan 13 % inderapendengaran dan selebihnya melalui inderalainnya.

Menurut Dale (1969) bahwapemerolehan hasil belajar melalui inderapandang berkisar 75%, indera dengar 13% danindera lainnya sekitar 12%. Berdasarkanpendapat Baugh dan Dale tersebut maka dapatdisimpulkan bahwa dari totalitas ilmupengetahuan, keterampilan dan sikap yangdimiliki seseorang diperoleh melalui inderapenglihatan, selebihnya melalui inderapendengaran dan indera lainnya. Hal inimengisyaratkan pentingnya media pandang didalam mengelolah kegiatan pembelajarankhususnya video pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka untukmengungkapkan penerapan model discoverylearning menggunakan video pembelajarandalam meningkatkan hasil belajar maka perludilakukan pengkajian secara ilmiah. Untukmaksud tersebut maka dilakukan penelitian

Page 50: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 301

dengan judul “Penggunaan VideoPembelajaran dalam Model DiscoveryLearning untuk Meningkatkan Hasil BelajarBiologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10Bulukumba

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas,

maka masalah yang akan diselidiki dalampenelitian ini adalah apakah PenggunakanVideo Pembelajaran dalam Model DiscoveryLearning dapat Meningkatkan Hasil BelajarBiologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10Bulukumba.

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui Penggunaan Video Pembelajarandalam Model Discovery Learning terhadapPeningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa KelasX MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba.

Manfaat PenelitianManfaat penelitian yang diharapkan

adalah :1. Untuk memberi informasi tentang

peningkatan hasil belajar Biologi melaluipembelajaran Model Discovery Learningmenggunakan Video Pembelajaran.

2. Bahan acuan untuk melakukan penelitianberikutnya pada konsep yang lain dalammeningkatkan hasil belajar siswa.

3. Sebagai salah satu alternatif modelpembelajaran yang dapat diterapkankhususnya pada pembelajaran Biologi SMANegeri 10 Bulukumba.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitianlain yang relevan.

KAJIAN TEORI

Hakekat Belajar MengajarBelajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru secarakeseluruhan, sebagai hasil pengalamannyasendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Perubahan dalam diri seseorang banyak sekalibaik sifat maupun jenisnya karena itu sudahtentu tidak semua perubahan dalam diriseseorang merupakan perubahan dalam artibelajar.

Syah (2003), membatasi belajar dengandua macam defenisi pertama adalah: “Theprocess of acquiring knowledge” yaitu prosesmemperoleh ilmu pengetahuan. Kedua adalah“Rektively permanent ckarge in response

petentiality which a corns as a result ofreinforced praktice” yaitu suatu perubahankemampuan bereaksi yang relatif langsungsebagai hasil latihan yang diperkuat.

Slameto (1996), mengemukakan bahwabelajar merupakan proses usaha yang dilakukansesorang untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku yang baru secara keseluruhan, baiksebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksidengan lingkungan dan menurut Slameto pulabahwa perubahan tingkah laku dalam pengertianbelajar mempunyai ciri-ciri yaitu perubahan ituterjadi secara sadar, bersifat fungsional, bersifatpositif dan aktif tidak bersifat sementara,bertujuan atau terarah dan mencangkup seluruhaspek tingkah laku.

Dari dua definisi yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar akanmembawa suatu perubahan pada individu dalamhal pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Belajar dan mengajar adalah duaperistiwa yang berbeda akan tetapi keduanyaterdapat hubungan yang erat sekali. Bahkanantara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satusama lain. Mengajar merupakan salah satukomponen dari kompetensi-kompetensi gurumengajar merupakan suatu aktivitasmengorganisasi atau mengatur lingkungansebaik-baiknya dan menghubungkannya dengananak, sehingga terjadi proses belajar mengajar(Suryosubroto, 1997).

Dalam dunia pendidikan guru dapatmelakukan bimbingan, tuntunan dalam prosesbelajar. Dalam proses tersebut terjadi interaksiantara siswa dan guru. Dalam pihak siswa terjadiproses belajar dan pihak guru adalah prosesmengajar. Menurut Slameto (2010), mengajaradalah memberikan bimbingan kepada siswadalam proses belajar mengajar. Hal yang samadiungkapkan oleh Nana Sujana (1995) bahwamengajar adalah membimbing kegiatan siswabelajar, mengatur dan mengorganisasilingkungan yang ada disekitar siswa sehinggadapat mendorong dan menumbuhkan siswamelakukan kegiatan belajar.

Mengajar adalah suatu aktivitas untukmenolong dan membimbing seseorang untukmendapatkan, merubah dan mengembangkanskill, attitudes, ideals, appreciation andknowledge, demikian pendapat Alvin W.Howard, dan selanjutnya R. Pancellaberpendapat bahwa mengajar adalah membuatkeputusan dalam interaksi belajar mengajar,dimana guru terlibat secara bertanggung jawab.Tanggung jawab itu meliputi pemberian bantuankepada siswa untuk segala sesuatu yang baik,memberikan jawaban langsung atas pertanyaansiswa, memberikan kesempatan kepada siswa

Page 51: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

302 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

untuk mengemukakan pendapat, memberikankesempatan kepada siswa menghubungkan danmempraktekkan pengalaman belajarnya dantanggung jawab guru terakhir adalah melakukanpengukuran dan penilaian atas keberhasilanbelajar siswa (Abdurrahman, 1996).

Model Discovery LearningSecara umum istilah model diartikan

sebagai kerangka konseptual yang digunakansebagai pedoman dalam melakukan suatukegiatan. Sedangkan pengertian model dalambelajar mengajar adalah kerangka konseptualyang melukiskan proses yang sistematik dalammengorganisasikan pengalaman belajar untukmencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsisebagai pedoman bagi perancang pengajarandan para guru dalam merencanakan danmelaksanakan aktivitas belajar mengajar.(Udin, 1993).

Model Discovery Learning didefinisikansebagai proses pembelajaran yang terjadi bilapelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalambentuk finalnya, tetapi diharapkan siswamengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapatBruner, bahwa: “Discovery Learning can bedefined as the learning that takes place whenthe student is not presented with subject matterin the final form, but rather is required toorganize it him self” (Lefancois dalamEmetembun, 1986). Ide dasar Bruner ialahpendapat dari Piaget yang menyatakan bahwaanak harus berperan aktif dalam belajar dikelas.

Menurut Budiningsih (2008), bahwaModel Discovery Learning adalah memahamikonsep, arti, dan hubungan, melalui prosesintuitif untuk akhirnya sampai kepada suatukesimpulan. Discovery terjadi bila individuterlibat, terutama dalam penggunaan prosesmentalnya untuk menemukan beberapa konsepdan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi,klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuandan inferi. Proses tersebut disebut cognitiveprocess sedangkan discovery itu sendiri adalahthe mental process of assimilatig conceps andprinciples in the mind (Robert B. Sund dalamMalik, 2001).

Discovery Learning mempunyai prinsipyang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak adaperbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini,pada Discovery Learning lebih menekankanpada ditemukannya konsep atau prinsip yangsebelumnya tidak diketahui. Perbedaannyadengan discovery ialah bahwa pada discoverymasalah yang diperhadapkan kepada siswasemacam masalah yang direkayasa oleh guru,

sedangkan pada inkuiri masalahnya bukanhasil rekayasa, sehingga siswa harusmengerahkan seluruh pikiran danketerampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui prosespenelitian.

Dalam mengaplikasikan modelpembelajaran Discovery Learning guruberperan sebagai pembimbing denganmemberikan kesempatan kepada siswa untukbelajar secara aktif, sebagaimana pendapatguru harus dapat membimbing danmengarahkan kegiatan belajar siswa sesuaidengan tujuan. Kondisi seperti ini inginmerubah kegiatan belajar mengajar yangteacher oriented menjadi student oriented.Olehnya itu dalam model Discovery Learningbahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir,siswa dituntut untuk melakukan berbagaikegiatan menghimpun informasi,membandingkan, mengkategorikan,menganalisis, mengintegrasikan,mereorganisasikan bahan serta membuatkesimpulan.

Fakta empirik keberhasilan modeldiscovery learning dapat diketahui dari faktadan hasil pengamatan bahwa penerapan modelDiscovery Learning dalam pembelajaranmemiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan:

Kelebihan Penerapan Discovery Learning.a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan-keterampilandan proses-proses kognitif. Usahapenemuan merupakan kunci dalam prosesini, seseorang tergantung bagaimana carabelajarnya.

b) Pengetahuan yang diperoleh melalui modelini sangat pribadi dan ampuh karenamenguatkan pengertian, ingatan dantransfer.

c) Menimbulkan rasa senang pada siswa,karena tumbuhnya rasa menyelidiki danberhasil.

d) Model ini memungkinkan siswaberkembang dengan cepat dan sesuaidengan kecepatannyasendiri.

e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatanbelajarnya sendiri dengan melibatkanakalnya dan motivasi sendiri.

f) Membantu siswa memperkuat konsepdirinya, karena memperoleh kepercayaanbekerja sama dengan yang lainnya.

g) Berpusat pada siswa dan guru berperansama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak

Page 52: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 303

sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalamsituasi diskusi.

h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme(keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

j) Membantu dan mengembangkan ingatandan transfer kepada situasi proses belajaryang baru.

k) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atasinisiatif sendiri.

l) Mendorong siswa berpikir intuisi danmerumuskan hipotesis sendiri.

m) Memberikan keputusan yang bersifatintrinsik.

n) Situasi proses belajar menjadi lebihterangsang.

o) Proses belajar meliputi sesama aspeknyasiswa menuju pada pembentukan manusiaseutuhnya.

p) Meningkatkan tingkat penghargaan padasiswa.

q) Kemungkinan siswa belajar denganmemanfaatkan berbagai jenis sumberbelajar.

r) Dapat mengembangkan bakat dankecakapan individu.

Kelemahan Penerapan Discovery Learninga) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan

pikiran untuk belajar. Bagi siswa yangkurang pandai, akan mengalami kesulitanabstrak atau berpikir atau mengungkapkanhubungan antara konsep-konsep, yangtertulis atau lisan, sehingga pada gilirannyaakan menimbulkan frustasi.

b) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswayang banyak, karena membutuhkan waktuyang lama untuk membantu merekamenemukan teori atau pemecahan masalahlainnya.

c) Harapan-harapan yang terkandung dalammodel ini dapat buyar berhadapan dengansiswa dan guru yang telah terbiasa dengancara-cara belajar yang lama.

d) Pengajaran discovery lebih cocok untukmengembangkan pemahaman, sedangkanmengembangkan aspek konsep,keterampilan dan emosi secara keseluruhankurang mendapat perhatian.

e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPAkurang fasilitas untuk mengukur gagasanyang dikemukakan oleh para siswa

f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akanditemukan oleh siswa karena telah dipilihterlebih dahulu oleh guru

Sintaks Model Discovery LearningMenurut Syah (2003), sintaks pembelajaranmodel discovery learning terdiri atas 2 tahapanyaitu tahapan persiapan dan tahapanpelaksanaan.

Tahap PersiapanLangkah persiapan model pembelajarandiscovery learning adalah sebagai berikut:a) Menentukan tujuan pembelajaranb) Melakukan identifikasi karakteristik siswa

(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dansebagainya)

c) Memilih materi pelajaran.d) Menentukan topik-topik yang harus

dipelajari siswa secara induktif (daricontoh-contoh generalisasi)

e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yangberupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dansebagainya untuk dipelajari siswa

f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yangsederhana ke kompleks, dari yang konkretke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikoniksampai ke simbolik

g) Melakukan penilaian proses dan hasilbelajar siswa

Pelaksanaana) Stimulation (stimulasi/pemberian

rangsangan)Pertama-tama pada tahap ini pelajardihadapkan pada sesuatu yangmenimbulkan kebingungannya, kemudiandilanjutkan untuk tidak memberigeneralisasi, agar timbul keinginan untukmenyelidiki sendiri. Selain itu guru dapatmemulai kegiatan pembelajaran denganmengajukan pertanyaan, anjuran membacabuku, dan aktivitas belajar lainnya yangmengarah pada persiapan pemecahanmasalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsiuntuk menyediakan kondisi interaksi belajaryang dapat mengembangkan dan membantusiswa dalam mengeksplorasi bahan.

b) Problem statement (pernyataan/identifikasimasalah)Setelah dilakukan stimulasi langkahselanjutya adalah guru memberi kesempatankepada siswa untuk mengidentifikasisebanyak mungkin agenda-agenda masalahyang relevan dengan bahan pelajaran,kemudian salah satunya dipilih dandirumuskan dalam bentuk hipotesis(jawaban sementara atas pertanyaanmasalah).

c) Data collection (Pengumpulan Data).

Page 53: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

304 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Ketika eksplorasi berlangsung guru jugamemberi kesempatan kepada siswa untukmengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untukmembuktikan benar atau tidaknya hipotesis(Syah, 2003). Pada tahap ini berfungsiuntuk menjawab pertanyaan ataumembuktikan benar tidaknya hipotesis,dengan demikian anak didik diberikesempatan untuk mengumpulkan(collection) berbagai informasi yangrelevan, membaca literatur, mengamatiobjek, wawancara dengan nara sumber,melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d) Data Processing (Pengolahan Data)Menurut Syah (2003) pengolahan datamerupakan kegiatan mengolah data daninformasi yang telah diperoleh para siswabaik melalui wawancara, observasi, dansebagainya, lalu ditafsirkan. Semuainformai hasil bacaan, wawancara,observasi, dan sebagainya, semuanyadiolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,bahkan bila perlu dihitung dengan caratertentu serta ditafsirkan pada tingkatkepercayaan tertentu.

e) Verification (Pembuktian)Pada tahap ini siswa melakukanpemeriksaan secara cermat untukmembuktikan benar atau tidaknya hipotesisyang ditetapkan tadi dengan temuanalternatif, dihubungkan dengan hasil dataprocessing (Syah, 2003). Verificationmenurut Bruner, bertujuan agar prosesbelajar akan berjalan dengan baik dankreatif jika guru memberikan kesempatankepada siswa untuk menemukan suatukonsep, teori, aturan atau pemahamanmelalui contoh-contoh yang ia jumpaidalam kehidupannya.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)Tahap generalisasi/menarik kesimpulanadalah proses menarik sebuah kesimpulanyang dapat dijadikan prinsip umum danberlaku untuk semua kejadian atau masalahyang sama, dengan memperhatikan hasilverifikasi (Syah, 2004). Berdasarkan hasilverifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsipyang mendasari generalisasi.

Media PembelajaranMedia adalah segala sesuatu yang

mengantarkan pesan dari sumber kepadapenerima. Dalam konteks interaksi belajarmengajar guru harus terampil dalammenggunakan baik itu sebagai alat bantumengajar atau sebagai media pembelajaran.

Guru dapat memanfaatkan satu atau lebih mediauntuk mencapai tujuan.

Roestiyah (1998) mengatakan bahwamedia apabila dipahami secara garis besaradalah manusia, materi, atau kejadian yangmembangun kondisi yang membuat siswamampu memperoleh pengetahuan keterampilandan sikap. Acapkali kata media pendidikandigunakan secara bergantian dengan istilah alatbantu atau media komunikasi seperti yangdikemukakan oleh Hamalik (2010), dimana iamelihat bahwa hubungan komunikasi akanberjalan lancar dengan hasil yang maksimalapabila menggunakan alat bantu yang disebutmedia komunikasi.

Sementara itu Slameto (2010) secarainplisit menyatakan bahwa media pembelajaranmeliputi alat yang secara fisik yang digunakanuntuk menyampaikan isi materi pengajaran yangterdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset,video camera, video recorder, foto, gambar,grafik, TV, dan komputer. Dengan kata lainmedia adalah komponen sumber belajar atauwahana fisik yang mengandung materiinstruksional di lingkungan siswa yang dapatmerangsang siswa untuk belajar.

Ada beberapa tafsiran tentang pengertianmedia pengajaran. Sebagian orang menyatakanbahwa media pengajaran menunjuk padaperlengkapan yang memiliki bagian-bagian yangrumit seperti diungkapkan oleh Marshall MCLuhan, bahwa media adalah suatu eksistensimanusia yang memungkinkan dapatmempengaruhi orang lain yang tidakmengadakan kontak langsung dengan dia.

Penyampaian pesan berinteraksi dengansiswa melalui penginderaan. Siswa dipanggiluntuk menggunakan sesuatu alat inderanyauntuk menerima informasi atau dapat jugamenggunakan kombinasi alat indera sekaligus.Dalam huhungan dengan itu, maka mediavisualisasi gambar memberikan kesempatanpada siswa untuk rnemanfaatkan alat inderapenglihatan dalam proses pengalaman belajar,sekaligus melayani kemampuan visual dalamkegiatan belajar mengajar (Djamarah, 2000).

Menurut Nasution (2000), ada sejumlahalat peraga yang sering digunakan dalam prosesbelajar mengajar yaitu:a. Papan tulis dan papan panel merupakan

peralatan tradisional yang sangat diperlukankeberadaannya di dalam kelas, alat tersebutsangat cocok digunakan untuk semuatingkatan pendidikan.

b. Media grafis, tergolong media visual(pandang) yang berperan untukmenyalurkan pesan dari sumber ke

Page 54: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 305

penerima dengan mengandalikan inderapenglihatan.

c. Media audio, berkaitan dengan pendengarandimana pesan yang disampaikan berupalambing auditif dan memiliki perangkatlunak serta perangkat keras. Yang termasukalat peraga jenis ini adalah radio dan taperecorder.

d. Media proyeksi, memerlukan proyektorsebagai perangkat kerasnya denganberbagai perangkat lunak. Yang termasukalat peraga ini adalah slide, film strip dantransparansi.

e. Media tiga dimensi, merupakan benda yangmenggambarkan benda sesunguhnya dalambentuk tertentu dan dalam bentuk tigadimensi. Yang termasuk dalam media jenisini adalah model/torso, specimen,taksidermi, maket, molimod dan bahan laindari alam sekitar.

Video PembelajaranVideo pembelajaran adalah media

pembelajaran yang menggabungkan dua unsuratau lebih media yang terdiri dari teks, grafik,gambar, foto, audio, video, dan animasi secaraterintegrasi dan interaktif dan dapat berfungisebagai alat bantu guru dalam belajar mandiribagi siswa. Kegunaan video pembelajaranadalah: demontrasi (demonstrasi produkteknologi informasi, misal untuk pengenalanfitur baru pada software), tutorial (bersifattentang mengajarkan sesuatu), simulasi(menggambarkan fungsi riil dari sistem, terjadiinteraktifitas dua arah) dan evaluasi (mengukurpencapaian materi).

Penggunaan video pembelajaran yangutama yaitu untuk belajar lebih menyenangkan,mendukung buku teks yang sudah ada,memperjelas materi menggunakan gambargerak serta suara. Penggunaan videopembelajaran merupakan salah satu mediapembelajaran yang sangat cocok diterapkanpada mata pelajaran biologi, khususnya padakonsep atau materi yang sangat kompleks. Haltersebut dapat meningkatkan hasil belajarsiswa karena siswa menggunakan indera yanglebih banyak dalam menyiak sebuah film,sebagaimana dikemukakan oleh AughenBaugh bahwa pengalaman belajar yangdimiliki seseorang adalah 90 % melalui inderapenglihatan, 5 % indera pendengaran, dan 5 %indera lainnya. Sumber lain mengemukakanbahwa pengalaman belajar manusia sebanyak75 % melalui indera penglihatan, dan 13 %indera pendengaran dan selebihnya melaluiindera lainnya. Berdasarkan hal tersebut, dapatdisimpulkan bahwa dari totalitas ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap yangdimiliki seseorang diperoleh melalui inderapenglihatan, selebihnya melalui inderapendengaran dan indera lainnya. Hal inimengisyaratkan pentingnya videopembelajaran di dalam mengelolah kegiatanpembelajaran.

Hasil Belajar SiswaHasil diartikan sebagai suatu yang telah

dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakansebelumnya (Poerwadarmita, 1986). MenurutWinkel (1996), hasil belajar yang dievaluasiadalah hasil belajar yang sesuai dengan tujuaninstruksional yang ditetapkan oleh guru, baikmenurut aspek tingkah laku dan setelahdilakukan evaluasi hasil belajar yang diperolehmerupakan tingkat penguasaan siswa setelahmengikuti proses belajar mengajar sesuai tujuanyang akan dicapai.

Hasil belajar biasanya ditunjukkan denganangka yang diperoleh dari hasil pemberian tesdan sebagai evaluasi dari kegiatan belajarmengajar. Dari pengertian di atas dapatdinyatakan bahwa, hasil belajar adalah ukuranyang menyatakan tingkat penguasaan siswaterhadap materi pelajaran yang telah diberikan.

Untuk memperoleh gambaran tentanghasil belajar siswa maka harus dilakukanevaluasi belajar/penilaian. Penilaian merupakansalah satu unsur penting dalam rangkaian prosesbelajar mengajar. Karena dengan melaluipenilaian guru dapat mengetahui sejauh manapenguasaan siswa terhadap materi yangdisampaikan dan juga dengan penilaian akandapat memperbaiki proses belajar mengajar(Djamarah, 2000).

Penilaian menurut Permendikbud Nomor104 tahun 2014 adalah proses pengumpulan danpengolahan informasi untuk mengukurpencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaianhasil belajar oleh pendidik dilakukan untukmemantau proses, kemajuan belajar, danperbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidikmemiliki peran antara lain untuk membantupeserta didik mengetahui capaian pembelajaran(learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasilbelajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didikdapat memperoleh informasi tentang kelemahandan kekuatan pembelajaran dan belajar.

Dengan mengetahui kelemahan dankekuatannya, pendidik dan peserta didikmemiliki arah yang jelas mengenai apa yangharus diperbaiki dan dapat melakukan refleksimengenai apa yang dilakukannya dalampembelajaran dan belajar. Selain itu bagi

Page 55: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

306 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

peserta didik memungkinkan melakukan prosestransfer cara belajar tadi untuk mengatasikelemahannya (transfer of learning).Sedangkan bagi guru, hasil penilaian hasilbelajar oleh pendidik merupakan alat untukmewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dandapat juga digunakan sebagai dasar dan arahpengembangan pembelajaran remedial atauprogram pengayaan bagi peserta didik yangmembutuhkan, serta memperbaiki rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) dan prosespembelajaran pada pertemuan berikutnya(Permendikbud Nomor 104, 2014).

Kerangka PikirPencapaian kualitas pendidikan yang

lebih baik, dapat dilakukan melaluipeningkatan kualitas proses belajar mengajar.Proses belajar mengajar dapat ditingkatkandengan memperhatikan model pembelajaranyang dilaksanakan oleh guru. Guru sebagaipelaksana pembelajaran harus memiliki suatumetode mengajar yang sesuai dengan bahanpengajaran supaya siswa dapat belajar denganbaik dengan demikian hasil belajar meningkat.

Penerapan kurikulum 2013 memberikanalternatif model pembelajaran yang dapatditerapkan guru dalam proses pembelajaran.Salah satu diantaranya adalah modelpembelajaran Discovery learning. Modeldiscovery learning menekankan pentingnyapemahaman struktur atau ide-ide terhadapsuatu disiplin ilmu, melalui kegiatan siswasecara aktif dalam proses pembalajaran.Dengan demikian pengetahuan danketerampilan siswa diharapkan bukan hasilmengingat seperangkat fakta-fakta tapi hasildari menemukan sendiri (Trianto, 2009).

Penerapan model pembelajarandiscovery learning dalam kelas memilikikelamahan yaitu adanya asumsi bahwa perlukesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswayang kurang pandai, akan mengalami kesulitanabstrak atau berfikir atau mengungkapkanhubungan antara konsep-konsep, yang tertulisatau lisan, sehingga pada gilirannya akanmenimbulkan frustasi. Pengajaran discoverylebih cocok untuk mengembangkanpemahaman, sedangkan mengembangkanaspek konsep, keterampilan dan emosi secarakeseluruhan kurang mendapat perhatian.

Kelemahan model pembelajarandiscovery learning dapat diatasi denganmenggunakan media pembelajaran. Fungsimedia pembelajaran dalam hal ini adalahmembuat kongkrit konsep yang abstrak,membawa objek yang sukar di dapat dalamlingkungan belajar, menampilkan objek yang

tidak dapat diamati, memungkinkan siswaberinteraksi langsung dengan lingkungan,memungkinkan keseragaman pengamatan danpersegi bagi pengalaman belajar siswa,membangkitkan motivasi belajar, memberikesan individual untuk seluruh anggotakelompok, menyajikan pesan atau informasibelajar secara serempak, mengatasi batasanwaktu dan ruang, dan mengontrol arah maupunkecepatan belajar siswa.

Penggunaan media dalam modelpembelajaran discovery learning dapatmengatasi kelamahan yang model tersebutkarena media pembelajaran dapatmengaktifkan siswa secara penuh. Dalamproses interaksi belajar mengajar siswamenggunakan alat indera yang lebih banyakdan lebih baik, dengan menggunakan alatindera maka pemahaman tentang suatu haldapat lebih jauh dibandingkan ketika hanyamenggunakan satu alat indera misalnyapendengaran saja.

Hipotesis TindakanBerdasarkan uraian di atas maka

hipotesis yang diajukan pada penelitian iniadalah “Penggunaan Video Pembelajarandalam Model Discovery Learning dapatMeningkatkan Hasil Belajar Biologi SiswaKelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba”.

METODE

Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas (Class Room Action Research).Fokus PenelitianUntuk membatasi pengertian terkait

variabel penelitian yang diteliti, makadiberikan batasan sebagai berikut:1. Video pembelajaran adalah rekaman atau

video berbagai jenis protista mirip hewan(protozoa) yang dapat digunakan dalampembelajaran konsep protista.

2. Discovery learning adalah modelpembelajaran yang menekankan gurusebagai pembimbing dengan memberikankesempatan kepada siswa untuk belajarsecara aktif dalam menemukan sendirikonsep-konsep sesuai tujuan pembelajaran.

3. Hasil belajar biologi yang dimaksud adalahnilai yang diperoleh siswa setelah melaluites dari materi pelajaran yang telahdiajarkan.

Subjek penelitianSubjek pada penelitian ini adalah siswa

Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumbatahun pelajaran 2014-2015. Dengan jumlah

Page 56: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 307

siswa 32 orang, yang terdiri atas 8 orang siswalaki-laki dan 24 siswa perempuan.

Prosedur PenelitianRancangan penelitian tindakan kelas

yang dilaksanakan terdiri atas dua siklus,yakni siklus pertama dan siklus kedua.Tahapan kedua siklus tersebut dilaksanakandengan langkah-langkah sebagai berikut :Tahap Perencanaana. Mempersiapkan perangkat pembelajaran

untuk berupa RPP.b. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas

siswa dan sikap social siswa.c. Mempersiapkan soal-soal yang akan

diberikan pada tiap akhir siklus.

Tahap pelaksanaana. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan video pembelajarandalam model discovery learning.

b. Melaksanakan pengamatan aktivitas dansikap social siswa selama prosespembelajaran dengan menggunakan lembarobservasi.

c. Melaksanakan tes hasil belajar siswadengan menggunakan soal-soal yang telahdipersiapkan sebelumnya.

Tahap pengamatanPada tahap pengamatan ini, dilakukanpelaksanaan observasi terhadap aktivitas dansikap sosial siswa serta hasil belajar siswaselama berlangsung proses belajar mengajardengan menggunakan lembar observasi dansejumlah instrumen dalam bentuk soal yangbertujuan untuk mengamati aktivitas dan sikapsocial siswa selama pelaksanaan proses belajarmengajar dan kemampuan siswa menyelesaikansoal.

Tahap Analisis dan refleksiMelakukan analisis dan refleksi terhadap datayang terkumpul yaitu data aktivitas dan sikapsosial siswa dan data hasil belajar siswa.Refleksi tersebut mengevaluasi rencanapembelajaran serta kegiatan pembelajaran yangtelah dilakukan.

Skema rancangan penelitian tindakankelas akan dilaksanakan seperti pada gambarberikut:

Teknik Pengumpulan DataData pada penelitian ini terdiri atas 2 yaitu :1. Hasil belajar siswa, data ini diperoleh

melalui pemberian tes hasil belajar padaakhir siklus I dan akhir siklus II.

2. Hasil observasi aktifitas dan sikap socialsiswa, data ini diperoleh melaluipengamatan pada saat proses pembelajaransiklus I dan siklus II.

Teknik Analisis DataData penelitian ini dianalisis secara deskriptif,dengan mendeskripsikan :Hasil belajar siswaa. Hasil belajar siswa dianalisis secara statistik

deskriptif untuk mengetahui: nilai rata-rata,nilai tertinggi, nilai terendah, nilai tertinggi,rentang nilai, standar deviasi danvariansnya.

b. Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkankategori hasil belajar (Permendikbud No.104 tahun 2014) sebagai berikut:

Tabel 2. Predikat Hasil Belajar Siswa

Selanjutnya nilai hasil belajar siswa dikelompokkan berdasarkan kategori hasilbelajar Arikunto (2002), sebagaimana tabelberikut :Tabel 3. Pengkategorian Hasil BelajarSiswa Hasil Komversi

Hasil Observasiaktivitas siswa

Aktivitas siswadianalisis dengan

cara mendeskripsikan dalambentuk persentase (%) dari setiapitem aktivitas yang relevandengan pembelajaran serta

Perencanaantindakan I

PelaksanaanTindakan I

Refleksi I Pengamatan/Evaluasi I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaantindakan II

Refleksi II

Terselesaikan

Terselesaikan

SiklusISiklus II

Permasalahan

Permasalahan baruhasil refleksi

Pengamatan/Evaluasi II

Interval nilai Predikat3,85 – 4,003,51 – 3,843,18 – 3,502,85 – 3,172,51 – 2,842,18 – 2,501,85 – 2,171,51 – 1,841,18 – 1,501,00 – 1,17

AA-B+BB-C+CC-D+D

Interval nilai Kategori

3.60 – 4.003.00 – 3.502.20 – 2.901.60 – 2.10

0 – 1.50

Sangat TinggiTinggiSedangRendah

Sangat rendah

Page 57: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

308 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

aktivitas yang tidak relevan denganpembelajaran. Adapun pencapaian untukaktivitas siswa menggunakan skala deskriptif(Sukmadinata, 2006), yaitu:a. Aktivitas belajar siswa terkategori baik

sekali dengan persentase 85%-100%.b. Aktivitas belajar siswa terkategori baik

dengan persentase 70%-84%.c. Aktivitas belajar siswa terkategori cukup

dengan persentase 55%-69%.d. Aktivitas belajar siswa terkategori kurang

dengan persentase 40%-54%.e. Aktivitas belajar siswa terkategori kurang

sekali dengan persentase 0%-39%.

Hasil observasi sikap sosial siswaPenilaian sikap dideskripsikan denganmenggunakan rumus dan predikat sebagaiberikut:

Dengan predikat:

HASIL PENELITIAN

Hasil Observasi Aktivitas SiswaAktivitas siswa dalam proses

pembelajaran merupakan salah satu instrumentyang diamati dalam penelitian ini, oleh karenaitu dalam proses pembelajaran, aktivitas siswadiamati oleh observer dengan mencatat setiapaktivitas siswa pada lembar observasi.

Aktivitas siswa diharapkan menunjukkanadanya perubahan ke arah yang lebih baik sejakdari awal pembelajaran hingga selesai. Prosespembelajaran dilakukan dengan penggunaanmedia video dalam model discovery learning.Aktivitas siswa yang diamati meliputi kegiatan-kegiatan siswa yang relevan denganpembelajaran maupun yang tidak relevandengan pembelajaran.

Aktivitas siswa yang relevan denganpembelajaran diantaranya adalah menyimakpengarahan guru, menjawab pertanyaan guru,mengamati video dengan seksama, menuliskanpertanyaan dari hasil mengamati video, mencariinformasi untuk menjawab pertanyaan, aktifberdiskusi dalam kelompok, mengajukan diriuntuk presentasi. Sedangkan aktivitas yang

tidak relevan dengan pembelajaran: ribut,keluar masuk kelas, makan/minum di kelas.

Pengamatan aktivitas siswa dilakukanpada setiap pertemuan, oleh karena itu akandiuraikan hasil pengamatan aktivitas siswasetiap pertemuan pada saat pelaksanaan siklus Idan siklus II.a. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I

Pada siklus I dilakukan dua kalipertemuan, pertemuan pertama berupaproses pembelajaran sedangkan pertemuankedua dilakukan tes. Hasil pengamatanaktivitas siswa pada siklus I ditunjukkanpada tabel berikut ini.

Tabel 3.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Tabel di atas menunjukkan bahwa padasiklus I semua siswa hadir mengikuti prosespembelajaran dari 32 orang tersebut 28orang atau 87,5% siswa yang menyimakpengarahan guru, 12 orang atau 37,5%mengajukan diri untuk menjawabpertanyaan guru, 26 orang atau 81,3%mengamati video dengan seksama, 25 orangatau 78,1% menulis pertanyaan berdasarkanvideo yang mereka amati, 22 orang atau68,8% siswa yang mencari informasi untukmenjawab pertanyaan, 20 orang atau 62,5%siswa yang aktif berdiskusi dalamkelompok, 15 orang atau 46,9% siswa yangmengajukan diri untuk presentase.Selanjutnya perilaku yang tidak relevandengan pembelajaran terdapat 3 orang atau9,38% siswa yang ribut, tidak terdapat

PREDIKAT INTERVAL NILAISangat Baik (SB) 3,51 - 4,00

Baik (B) 2,51 - 3,50Cukup (C) 1,51 - 2,50Kurang (K) 1,00 - 1,50

No Aktivitas siswaPertemuan I

Frekuensi

Persentase (%)

12

3

4

5

6

7

8

9

KehadiranMenyimak pengarahanguruMenjawab pertanyaanguruMengamati video denganseksamaMenuliskan pertanyaandari hasil mengamativideoMencari informasi untukmenjawab pertanyaanAktif berdiskusi dalamkelompokMengajukan diri untukpresentasiPerilaku yang tidakrelevan denganpembelajarana. Ributb. Keluar masuk kelasc. Makan/minum di

kelas

3228

12

26

25

22

20

15

3-2

10087,5

37,5

81,3

78,2

68,8

62,5

46,9

9,380

6,25

Page 58: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 309

siswa keluar masuk kelas dan 2 orang atau6,25% siswa yang mengganggu teman.

Hasil analisis frekuensi dan persentaseaktivitas siswa pada siklus I menunjukkanbahwa masih terdapat siswa yangmelakukan aktivitas yang tidak relevandengan pembelajaran, walau demikianpersentase aktivitas siswa yang relevandengan pembelajaran sudah berada padakategori baik.

Belum tampak adanya keseriusan dankeantusiasan siswa dalam mengikutipelajaran, hal ini terjadi karena siswa sudahterbiasa dengan metode cermah yang seringditerapkan oleh guru. Siswa belum terbiasaaktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal-halyang kurang pada siklus I ini akan menjadibahan refleksi untuk pelaksanaan siklus II.

b. Hasil Pengamatan aktivitas siswa siklus IIPelaksanaan pembelajaran siklus II

merupakan perbaikan dari siklus I, olehkarena itu aktivitas siswa diharapkanmengalami peningkatan khususnya aktivitasyang relevan dengan pembelajaran. Analisisfrekuensi dan persentase hasil pengamatanaktivitas siswa siklus II disajikansebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 4.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Aktivitas siswa

Pertemuan I

Frekuensi

Persentase(%)

12

3

4

5

6

7

8

9

KehadiranMenyimak pengarahanguruMenjawab pertanyaanguruMengamati video denganseksamaMenuliskan pertanyaandari hasil mengamati videoMencari informasi untukmenjawab pertanyaanAktif berdiskusi dalamkelompokMengajukan diri untukpresentasiPerilaku yang tidakrelevan denganpembelajarana. Ributb. Keluar masuk kelasc. Makan/minum di

kelas

3232

16

32

29

28

29

21

---

100100

50

100

90,6

87,5

90,6

65,6

000

Analisis frekuensi dan persentaseaktivitas siswa pada siklus II di atasmenunjukkan bahwa aktivitas siswa yangrelevan dengan pembelajaran seperti

menyimak pengarahan guru dan mengamativideo sudah mencapai 100% atau dilaksanakanoleh semua siswa. Aktivitas menjawabpertanyaan guru dilakukan oleh 16 orang siswaatau 50%, menuliskan pertanyaan dari hasilmengamati video dilakukan oleh 29 orang atau90,6%, mencari informasi untuk menjawabpertanyaan 28 orang atau 87,5%, aktifberdisikusi 29 orang atau 90,6% danmengajukan diri untuk presentase 65,6%.

Hasil pengamatan aktivitas siswa padasiklus ke II ini menunjukkan adanya perbaikanatau peningkatan aktivitas siswa dalam prosespembelajaran. Terlihat bahwa antusias siswasemakin meningkat dan kegiatan-kegiatanyang mengganggu proses pembelajaran tidakterlihat lagi.

Hasil Belajar SiswaSetelah dilakukan proses pembelajaran

dengan menggunakan media video dalammodel discovery learning, maka dilakukanpenilaian hasil belajar pada akhir sikluspenelitian. Hasil belajar siswa secara lengkapdapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2.Berdasarkan hasil belajar siswa pada lampiran1 dan lampiran 2 tersebut selanjutnyadilakukan analisis deskriptif kualitatif padasetiap siklus dalam bentuk distribusi frekuensi,persentase dan kategori hasil belajar.a. Hasil Belajar siswa siklus I

Setelah pembelajaran siklus Idilakukan maka siswa diberikan tes hasilbelajar. Hasil belajar siswa terlihat padalampiran 1 dan lampiran 2. Sebagaimanalampiran hasil belajar siswa tersebut makadilakukan analisis distribusi dan presentasesebagai berikut:

Tabel 5.Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar

siswa Pada Siklus I

Interval nilai Predikat Frekuensi Persentase

3,85 – 4,003,51 – 3,843,18 – 3,502,85 – 3,172,51 – 2,842,18 – 2,501,85 – 2,171,51 – 1,841,18 – 1,501,00 – 1,17

AA-B+BB-C+CC-D+D

-39-

146----

09,37

28,130

43,7518,75

0000

Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel di atas, makadiketahui bahwa secara umum nilai siswaterdistribusi pada interval 2,51-2,84 ataupredikat (B-) yaitu 43,75% siswa.Selanjutnya pada interval 3,18-3,50 atau

Page 59: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

310 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

predikat (B+) yaitu 28,13%. Interval 2,18-2,50 atau predikat (C+) yaitu 18,75% daninterval 3,51-3,84 atau predikat (A-) yaitu9,37%.

Hasil analisis distribusi frekuensi,persentase dan kategori hasil belajarberdasarkan lampiran 1 dan lampiran 2disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.Distribusi Frekuensi, Persentase dan

Kategori Hasil Belajar Siklus I.

Hasil analisis pada tabel di atasmenunjukkan bahwa terdapat siswa yangmemperoleh nilai kategori sangat tinggi yaitu3 orang atau 9,37%. Siswa yang memperolehnilai kategori tinggi 9 orang atau 28,13%.Siswa memperoleh nilai kategori sedang 20orang atau 62,5%. Tidak terdapat siswa yangmemperoleh nilai kategori kurang maupunkategori kurang sekali. Dari data tersebutdiketaui bahwa secara umum nilai siswaterdistribusi pada kategori sedang. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 2,91 berada padakategori sedang.

b. Hasil belajar siswa siklus IIHasil belajar siswa pada siklus II

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.Berdasarkan nilai tersebut, maka dilakukananalisis distribusi dan presentase sebagaiberikut:

Tabel 7.Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Siswa

pada Siklus II

Berdasarkan tabel di atas, makadiketahui bahwa secara umum nilai siswa

terdistribusi pada interval 3,18-3,50 ataupredikat (B+) yaitu 53,1% siswa. Selanjutnyapada interval 3,51-3,84 atau predikat (A-)yaitu 34,4% dan interval 3,85-4,00 ataupredikat (A) yaitu 12,5%.

Hasil belajar siswa pada siklus IIselanjutnya dianalisis dalam bentuk distribusifrekuensi, persentase dan kategori hasil belajarsebagaimana tabel berikut.

Tabel 6.Distribusi frekuensi, persentase, kategori hasil

belajar siklus II

Data hasil analisis sebagaimana tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 15 orangatau 46,87% siswa memperoleh nilai sangattinggi, 17 orang atau 53,13% siswamemperoleh nilai kategori tinggi, tidakterdapat siswa yang memperoleh nilai padakategori sedang, kategori kurang maupunkategori kurang sekali. Nilai rata-rata yangdiperoleh siswa pada siklus II adalah 3,44berada pada kategori tinggi.

Pengamatan Sikap Sosial Siswa

a. Hasil pengamatan sikap sosial siswasiklus I

Pengamatan sikap sosial siswa padapembelajaran siklus I secara lengkap padalampiran 5. Berdasarkan lampiran 5 tersebutmaka dilakukan dianalisis frekuensi danpersentase sebagai berikut:

Tabel 5.Distribusi Frekuensi, Persentase Sikap

Sosial Siswa Siklus I

Tabel di atas menunjukkan bahwa sikapsosial siswa pada siklus I secara umumberada pada kategori “baik” dengan jumlahsiswa 14 orang atau 75% serta pada kategori

TingkatPenguasaan

KategoriFrekue

nsiPersentase

(%)3.6 – 4.03.0 – 3.52.2 – 2.91.6 – 2.10 – 1.5

Sangat TinggiTinggiSedangKurang

Kurang Sekali

39

20--

9,3728,1362,5

00

Jumlah 32 100

Interval nilai Predikat Frekuensi Persentase

3,85 – 4,003,51 – 3,843,18 – 3,502,85 – 3,172,51 – 2,842,18 – 2,501,85 – 2,171,51 – 1,841,18 – 1,501,00 – 1,17

AA-B+BB-C+CC-D+D

41117-------

12,534,453,1

0000000

Jumlah 32 100

Tingkatpenguasaan

KategoriFrekuensi

Persentase(%)

3.6 – 4.03.0 – 3.52.2 – 2.91.6 – 2.10 – 1.5

Sangat TinggiTinggiSedangKurang

Kurang Sekali

1517---

46,8753,13

000

Jumlah 32 100

Interval nilai KategoriFrekuensi

Persentase(%)

3.51 – 4.002.51 – 3.501.51 – 2.501.00 – 1.50

Sangat Baik (SB)Baik (B)

Cukup (C)Kurang (K)

814--

257500

Jumlah 32 100

Page 60: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 311

“sangat baik” dengan jumlah siswa 8 orangatau 25%. Tidak terdapat siswa yang beradapada kategori “cukup” ataupun kategori“kurang”.

b. Hasil pengamatan sikap sosial siswasiklus I

Pengamatan sikap sosial siswa padapembelajaran siklus II secara lengkap padalampiran 6. Berdasarkan lampiran 6 tersebutmaka dilakukan dianalisis frekuensi danpersentase sebagai berikut:

Tabel 5.Distribusi Frekuensi, Persentase Sikap

Sosial Siswa Siklus I

Tabel di atas menunjukkan bahwasikap sosial siswa pada siklus II secaraumum berada pada kategori “sangat baik”dengan jumlah siswa 14 orang atau 75%serta pada kategori “baik” dengan jumlahsiswa 8 orang atau 25%. Tidak terdapatsiswa yang berada pada kategori “cukup”ataupun kategori “kurang”.

PEMBAHASAN

Pengamatan aktivitas siswa pada siklus Imenunjukkan bahwa pada proses pembelajaransiklus I sudah nampak adanya ketertarikansiswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal initerlihat bahwa persentase siswa yangmelakukan aktivitas yang relevan denganpembelajaran sudah tinggi walau demikian,aktivitas yang tidak relevan denganpembelajaran masih terlihat pada siklus I.

Aktivitas siswa pada siklus Imenunjukkan bahwa aktivitas yang relevandengan pembelajaran, terdapat 28 orang atau87,5% siswa yang menyimak pengarahan guru,12 orang atau 37,5% mengajukan diri untukmenjawab pertanyaan guru, 26 orang atau81,3% mengamati video dengan seksama, 25orang atau 78,1% menulis pertanyaanberdasarkan video yang mereka amati, 22orang atau 68,8% siswa yang mencariinformasi untuk menjawab pertanyaan, 20orang atau 62,5% siswa yang aktif berdiskusi

dalam kelompok, 15 orang atau 46,9% siswayang mengajukan diri untuk presentase.Selanjutnya perilaku yang tidak relevan denganpembelajaran terdapat 3 orang atau 9,38%siswa yang ribut, tidak terdapat siswa keluarmasuk kelas dan 2 orang atau 6,25% siswayang mengganggu teman.

Hasil analisis frekuensi dan persentaseaktivitas siswa pada siklus I menunjukkanbahwa untuk aktivitas menyimak pengarahanguru sudah berada pada kategori “sangat baik”,aktivitas mengamati video dengan seksama danaktivitas menulis pertanyaan dari hasilmengamati video berada pada kategori “baik”.Aktivitas mencari informasi untuk menjawabpertanyaan dan aktivitas berdiskusi dalamkelompok berada pada kategori “cukup”.Aktivitas mengajukan diri untuk persentasiberada pada kategori “kurang” serta aktivitasmenjawab pertanyaan berada pada kategori“kurang sekali”.

Pengamatan aktivitas siswa pada siklusII menunjukkan bahwa aktivitas siswa yangrelevan dengan pembelajaran sepertimenyimak pengarahan guru dan mengamativideo sudah mencapai 100% atau dilaksanakanoleh semua siswa. Aktivitas menjawabpertanyaan guru dilakukan oleh 16 orang siswaatau 50%, menuliskan pertanyaan dari hasilmengamati video dilakukan oleh 29 orang atau90,6%, mencari informasi untuk menjawabpertanyaan 28 orang atau 87,5%, aktifberdisikusi 29 orang atau 90,6% danmengajukan diri untuk presentase 65,6%.

Berdasarkan hasil analisis tersebut makaaktivitas menyimak pengarahan guru,mengamati video dengan seksama, menuliskanpertanyaan dari hasil mengamati video,mencari informasi untuk menjawabpertanyaan, dan aktivitas aktif berdiskusidalam kelompok berada pada kategori “sangatbaik”. Sedangkan aktivitas menjawabpertanyaan guru dan mengajukan diri untukpresentasi berada pada kategori ”cukup”.

Perbandingan hasil pengamatan aktivitassiswa yang relevan dengan pembelajaran padasiklus I dan siklus II digambarkan pada tabelberikut ini.

Intervalnilai

KategoriFrekuensi

Persentase(%)

3.51 – 4.002.51 – 3.501.51 – 2.501.00 – 1.50

Sangat Baik (SB)Baik (B)

Cukup (C)Kurang (K)

148--

752500

Jumlah 32 100

Page 61: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

312 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Tabel 4.Perbandingan Kategori Hasil Pengamatan

Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel di atas menunjukkan adanyapeningkatan aktivitas siswa pada siklus I dansiklus II. Pada siklus I hanya ada dua aktivitasyang mencapai kategori “baik sekali”sedangkan pada siklus II ada enam aktivitasyang berada pada kategori “baik sekali”.Aktivitas yang mengalami peningkatan adalahmenjawab pertanyaan guru dari kategori“kurang sekali” menjadi kategori “cukup”,aktivitas mengamati video dengan seksama danmenuliskan pertanyaan dari hasil dari kategori“baik” menjadi baik sekali”, aktivitas mencariinformasi untuk menjawab pertanyaan dan aktifberdiskusi dalam kelompok dari kategori“cukup” menjadi kategori “baik sekali” danaktivitas mengajukan diri untuk presentasi darikategori ”kurang” menjadi kategori ”cukup”.

Peningkatan aktivitas siswa disebabkanpada siklus I siswa belum sepenuhnyamemahapi tahapan-tahapan pembelajaranmelalui penggunaan video dalam modeldiscovey learning. Tampak adanyakebingungan siswa terhadap kegiatan yangakan dilakukannya. Namun setelahmemperoleh penjelasan dari guru serta anjuranuntuk tidak mengulangi aktivitas yang tidakrelevan dengan pembelajaran maka pada siklusII hasilnya terlihat dengan adanya peningkatanaktivitas tersebut.

Penggunaan media video dalam modeldiscovery learning pada sintaks problemstatement atau identifikasi masalahmemberikan motivasi bagi siswa untuk aktifdalam kegiatan tersebut. Hal ini sesuaipendapat Arsyad (2009) dalam Fortal

Wawasan pendidikan (2014) bahwamedia memberi motivasi dan minat dalampembelajaran. Lebih lanjut, Usman danAsnawir (2002) menjelaskan bahwapenggunaan media memberikan pengalaman

lebih nyata (yang abstrak dapat menjadikonkret) serta menarik perhatian siswa lebihbesar (jalannya pelajaran tidak membosankan).

Peningkatan aktivitas siswa pada siklus Ike siklus II berpengaruhpula terhadap hasil belajarsiswa hal tersebut diketahuibahwa hasil penelitianmengenai hasil belajarsiswa menunjukkan bahwapada siklus I nilai rata-ratayang diperoleh siswaadalah 2,91 atau predikat(B) sedangkan pada siklusII nilai rata-rata yangdiperoleh siswa adalah 3,44atau predikat (B+).Selanjutnya berdasarkan

hasil analisis distribusi frekuensi, persentasedan kategori hasil belajar diketahui bahwapada siklus I nilai hasil belajar yang diperolehsiswa secara umum terdistribusi pada kategorisangat tinggi yaitu 3 orang atau 9,37%. Siswayang memperoleh nilai kategori tinggi 9 orangatau 28,13%. Siswa memperoleh nilai kategorisedang 20 orang atau 62,5%. Sedangkan padasiklus II siswa umumnya memperoleh nilaiyang terdistribusi pada kategori sangat tinggiyaitu 15 orang atau 46,87% dan 17 orang atau53,13% siswa memperoleh nilai kategoritinggi.

Perbandingan distribusi, frekuensi danpersentase hasil belajar siswa siklus I dansiklus II secara rinci terlihat pada tabledibawah ini.

Tabel 5.Perbandingan Kategori Hasil Belajar Siswa

Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel di atas, makadiketahui bahwa terjadi peningkatan hasilbelajar siswa karena distribusi nilai siswa padasiklus I pada kategori “sedang” tidak terlihatlagi pada siklus II, namun nilai siswameningkat pada kategori “tinggi” dan kategori“tinggi sekali”.

No Aktivitas siswaKategori

Siklus I Siklus II12345

6

78

KehadiranMenyimak pengarahan guruMenjawab pertanyaan guruMengamati video dengan seksamaMenuliskan pertanyaan dari hasilmengamati videoMencari informasi untuk menjawabpertanyaanAktif berdiskusi dalam kelompokMengajukan diri untuk presentasi

Baik sekaliBaik Sekali

Kurang sekaliBaikBaik

cukup

cukupkurang

Baik sekaliBaik sekali

cukupBaik sekaliBaik sekali

Baik sekali

Baik SekaliCukup

Kategori

Siklus I Siklus II

Frekuensi

Persentase(%)

Frekuensi

Persentase(%)

Sangat TinggiTinggiSedangKurang

Kurang Sekali

39

20--

9,3728,1362,5

00

1517---

46,8753,13

000

32 100 32 100

Page 62: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Penggunaan Video Pembelajaran Dalam Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10 Bulukumba Hamsa 313

Hasil penelitian aktivitas dan hasilbelajar siswa sebagaimana uraian di atasmenunjukkan bahwa Penggunaan video dalammodel discovery learning meningkatkanaktivitas siswa dalam proses belajar danberpengaruh terhadap peningkatan hasil belajarsiswa. Pada sintaks problem statement atauidentifikasi masalah guru memberi kesempatankepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyakmungkin masalah yang relevan dengan bahanpelajaran (Syah, 2004). Pada tahapan inilahpenggunaan video mempermudah kegiatansiswa, karena masalah yang diidentifikasisiswa bukan hanya pada referensi dari bukutetapi dari video yang bersipat kongkrit. Haltentunya akan mempengaruhi aktivitas belajarsiswa.

Sardiman (2010), berpendapat bahwaaktivitas belajar siswa diperlukan sebab padaprinsipnya belajar adalah berbuat, berbuatuntuk mengubah tingkah laku menjadimelakukan kegiatan. Tidak ada belajar jikatidak ada aktivitas. Oleh karena itu aktivitasmerupakan prinsip atau asas yang sangatpenting di dalam interaksi belajar mengajar.

Aktivitas sosial yang diamati adalahsikap kerja sama dan sikap tanggung jawab.Hasil pengamatan siklus I menunjukkan bahwasikap sosial siswa secara umum berada padapredikat ”Baik” sejumlah 14 orang atau 75%dan predikat ”sangat baik” sejumlah 8 orangatau 25%. Sedangkan pada siklus II mengalamipeningkatan yaitu predikat ”Baik” sejumlah 8orang atau 25% dan predikat ”sangat baik”sejumlah 14 orang atau 25%.

Peningkatan persentase sikap sosialsiswa sebagai dampak dari penggunaan videodalam model discovery learning. Slavin (1995)mengatakan bahwa Penemuan (discovery)merupakan suatu model pembelajaran yangdikembangkan berdasarkan pandangankonstruktivisme. Dalam proses mengonstruksipikiran inilah terjadi proses-proses sosialseperti kerja sama dan bertangung jawab atastugas-tugas mereka. Jika sikap sosial inidilakukan secara berulang maka pada akhirnyaakan menjadi karakter siswa dalam kehidupan.

PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dilakukan maka dapatdisimpulkan bahwa Penggunakan VideoPembelajaran dalam Model DiscoveryLearning dapat Meningkatkan Hasil BelajarBiologi Siswa Kelas X MIA1 SMA Negeri 10Bulukumba.

SaranSaran yang dapat diajukan sebagaimana

hasil penelitian ini adalah :1. Guru dapat menggunakan Video

Pembelajaran dalam Model DiscoveryLearning pada pembelajaran khususnyapada siswa kelas X SMA Negeri 10Bulukumba.

2. Dalam penerapan Video Pembelajarandalam Model Discovery Learninghendaknya guru memperhatikan waktu yangtersedia sebab kombinasi ini akanmembutuhkan durasi waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1996. Pendidikan Bagi AnakBerkesulitan Belajar. Jakarta:Depdikbud.

Achsin. 1993. Perkembangan Peserta Didik.Jakarta. PT. Raja Grafindo.

Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:Ciputat Press.

Arsyad. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.

Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian (SuatuPendekatan Praktek). Jakarta: RinekaCipta.

Djamarah, S. 2000. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, M.A. 2000. Didaktik Asas-AsasMengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Anonim. 2014. Permendikbud Nomor 104Tahun 2014 tentang PenilaianKurikulum 2013. Jakarta: DirjenPendidikan Menengah.

Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman. 2010. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Slameto. 1996. Proses Belajar Mengajardalam Sistem Kredit Semester SKS.Jakarta: Bumi Aksara.

. 2010. Belajar dan Faktor-Faktoryang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Page 63: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

314 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Slavin. 1995. Cooperative Learning : Theory,Research, and Practise (2nd ed.).Boston : Allyn and Bacon.Terjemahan.

Sudjana. 1995. Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: Sinar BaruAlgesindo.

Sukmadinata. 2006. Metode PenelitianTindakan. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajardi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PTGrafindo Persada.

Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu,Konsep, Strategi, dan Implementasinyadalam Kurikulum Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Udin, S. 1993. Strategi Belajar Mengajar IPA.Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Page 64: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif & Strategi Mind Mapping

Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep & Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta Didik Asri Ali 315

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhanyang sekarang sudah digolongkan ke dalamkebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.Sekolah merupakan salah satu saranapendidikan yang diharapkan dapatmenghasilkan lulusan yang memilikikemampuan atau keahlian sehingga mampuberkompetisi guna menghadapi persaingan dimasa sekarang dan yang akan datang. Sekolahtelah berupaya untuk menjawab tantangan

tersebut dengan mengembangkan berbagaimetode atau strategi belajar mengajar danmenggunakan berbagai media pengajaransebagai alat bantu pelaksanaan proses belajarmengajar. Kurikulum diubah sesuai denganperkembangan zaman, kebutuhan pasar, dankompetensi lulusan, termasuk kurikulum 2013yang marak digaungkan untuk diberlakukan disekolah-sekolah. Hal ini mencerminkankeseriusan pemerintah dalam menanganimasalah pendidikan.

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGANSTRATEGI ROLLING KOGNITIF DAN STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP

MOTIVASI, PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAHMATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 30 BULUKUMBA

Asri Ali *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 30 Bulukumba

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan mengunakan pre test-post tes onlydengan metode quasi eksperimental design, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaanmotivasi, pemahaman, konsep, dan kemampuan memecahkan masalah matematika yang disebabkanoleh pengaruh strategi pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar. Sampel penelitian adalahpeserta didik kelas VIII SMP Negeri 30 Bulukumba tahun pelajaran 2013/2014 yang diambil duakelas secara random. Kelas pertama diajar dengan strategi rolling kognitif dan kelas kedua diajardengan strategi mind mapping dalam pembelajaran berbasis masalah. Pengujian hipotesis dilakukandengan menggunakan analisis multivariate Manova dengan bantuan SPSS 20. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa (1) motivasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan strategi rollingkognitif lebih baik dari pada yang diajar dengan strategi mind mapping, (2) pemahaman konsepmatematika peserta didik yang diajar dengan menggunakan strategi rolling kognitif lebih baik daripada yang diajar dengan strategi mind mapping, (3) kemampuan memecahkan masalah matematikapeserta didik yang diajar dengan strategi rolling kognitif lebih baik dari pada yang diajar denganstrategi mind mapping. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi konstribusi terhadap kemajuanpendidikan di SMPN 30 Bulukumba pada khususnya dan di Kabupaten Bulukumba pada umumnya.

Kata Kunci: Rolling Kognitif, Mind Mapping, Pembelajaran Berbasis Masalah

Abstract *)

The Study aims examining the differences’ of motivation, understanding the concept, and ability tosolve Mathematics problems cause by the influence of learning strategy on Geometry material. Thestudy is quasi experiment which employs pretest-posttest only with quasi experimental design. Samplesof the study were students of class VIII at SMPN 30 Bulukumba of academic year 2013/2014 takenrandomly and obtained two classes. The first class was taught by employing rolling cognitive strategyand the second class was taught by employing mind mapping strategy in problem-based learning. Thehypothesis test was conducted using one path multivariate manova using SPSS 20. The results of thestudy revealed that (1) learning motivation of students in Math taught by employing rolling cognitivestrategy is better than the ones taught by mind mapping strategy, (2) understanding Math concept ofstudents taught by employing rolling cognitive strategy is better than the ones taught by mind mappingstrategy, (3) ability to solve Math problems of studens taught by employing rolling cognitive strategyis better than the ones taught by mind mapping strategy.

Keyword:

Page 65: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

316 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Namun, hasil belajar peserta didiksebagai tolak ukur keberhasilan di duniapendidikan masih menunjukkan kurangnyapeningkatan, walaupun berbagai metode telahdigunakan. Khususnya untuk bidang studimatematika, hasil belajar peserta didik masihrendah dibandingkan dengan bidang studi yanglain. Matematika sebagai salah satu matapelajaran di sekolah masih menjadi momokyang menakutkan bagi peserta didik, apalagijika diajarkan oleh guru yang penampilannyakurang menarik dan cara mengajarkannyamenakutkan maka belajar matematika selaludianggap momok bagaikan bertemu denganpocong di siang bolong. Citra tersebut masihmelekat dan terus berkembang dalam dirisebagian peserta didik sampai saat ini.

Untuk mengatasi kesulitan belajarmatematika peserta didik, maka pemilihanpendekatan, metode atau strategi pembelajaranyang tepat akan menjadi suatu cara yang sangatmembantu untuk mengatasi kesulitan dalambelajar. Memilih pendekatan, metode ataustrategi pembelajaran yang cocok dengankondisi peserta didik yang kita ajar berakibatpada peningkatan hasil belajar peserta didikyang berarti bahwa kemampuan peserta didikdalam menyelesaikan masalah dapat diatasiatau bahkan dapat ditingkatkan. Perbedaankemampuan setiap peserta didik menimbulkanadanya perbedaan kebutuhan yang dalamkaitannya dengan dunia persekolahanmerupakan perbedaan kebutuhan layananpendidikan. Setiap individu mempunyaikemampuan yang berbeda. Ada yangberkemampuan tinggi, ada yangberkemampuan sedang, dan ada yangberkemampuan rendah.

Guru merupakan tumpuan dalampendidikan mempunyai fungsi, peran dan tugasyang sangat penting, utamanya dalammeningkatkan hasil belajar peserta didik.Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal,hendaknya guru menguasai berbagai modelpembelajaran, karena dengan memilih modelpembelajaran yang cocok dan tepat dengankarakteristik perkembangan kognitif pesertadidik, maka tujuan pembelajaran yangbermakna dapat dicapai. Sejalan denganpandangan konstruktivisme, yang menuntutpeserta didik belajar secara aktif, makapemilihan model pembelajaran yang tepatharus menjadi perhatian. Salah satu modelpembelajaran yang mempunyai karakteristikyang interaktif adalah model pembelajaranberbasis masalah.

Salah satu strategi pembelajaran yangdapat digunakan sesuai dengan penjelasan di

atas adalah dengan strategi rolling kognitif.Strategi ini lebih menekankan pemahaman atauinsight dan pengamatan sebagai suatu alternatifdan menuntut peserta didik untuk dapatmengkaji materi lebih mendalam karenadiperlukan adanya tukar informasi ataupengetahuan (rolling kognitif) dimana hasilreview dari kelompoknya akan ditanggapi olehkelompok lain demikian pula sebaliknyamereka harus mengembangkan materi lebihdalam karena harus mereview hasil kerja darikelompok lain yang dilakukan dengan arahputaran jarum jam.

Strategi pembelajaran yang lain yangjuga tak kalah menariknya adalah mindmapping (peta pikiran) karena dianggapefektif, efisien dan menyenangkan. Dalam petapikiran, kita dapat melihat hubungan antarasatu ide dengan ide lainnya, dengan tetapmemahami konteksnya. Ini sangatmemudahkan otak untuk memahami danmenyerap suatu informasi karena cara kerjanyamirip dengan cara kerja koneksi didalam otak.Disamping itu peta pikiran juga memudahkankita untuk mengembangkan ide, karena kitabisa memulai dengan suatu ide utamakemudian menggunakan koneksi-koneksi diotak kita untuk memecahnya menjadi ide-ideyang lebih rinci.

Hasil penelitian (Rauf, A. 2013)memberikan petunjuk bahwa kemampuanberpikir kritis dan kreatif peserta didik yangmemperoleh pembelajaran berbasis masalahlebih baik daripada peserta didik yangmemperoleh pembelajaran konvensional.Penelitian lain, menunjukkan bahwapembelajaran dengan menggunakan strategirolling kognitif memberikan pengaruh yanglebih baik dibandingkan menggunakan strategibiasa (Juhardi. 2013), demikian juga Penelitianyang berhubungan dengan strategi mindmapping yang telah dilaksanakan oleh(Sumayana, Y. 2013) menunjukkan bahwaterdapat perbedaan peningkatan yangsignifikan terhadap kemampuan berpikir kritisantara peserta didik yang diajar dengan melaluimetode mind mapping dengan peserta didikyang menggunakan metode konvensional.

SMP Negeri 30 Bulukumba yangsebelumnya bernama SMP Negeri 2 Bontotiro,jaraknya ±35 km sebelah timur kotaBulukumba. Hasil observasi sebagai guru matapelajaran matematika di sekolah ini diketahuibahwa seluruh peserta didik kelas VIII tidakmengikuti bimbingan belajar atau bimbingantes lainnya yang berkaitan dengan pelajaranmatematika. Semua materi pelajaranmatematika yang diterima peserta didik berasal

Page 66: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif & Strategi Mind Mapping

Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep & Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta Didik Asri Ali 317

dari guru mata pelajaran matematika. Halinilah yang mendasari sehingga memilih SMPNegeri 30 Bulukumba sebagai tempatpenelitian karena diharapkan tidak ada unsur-unsur luar yang ikut mempengaruhipelaksanaan penelitian.

Salah satu materi dalam pelajaranmatematika yang menarik untuk dikajisehubungan dengan hal di atas adalah bangunruang sisi datar yang dipelajari di SMP kelasVIII pada semester 2 . Sesuai denganpemantauan penulis sebagai guru di SMPNegeri 30 Bulukumba, bahwa peserta didikdari tahun-tahun sebelumnya banyak yangmerasa kesulitan dalam meyelesaikan soalpada materi ini terutama yang yangberhubungan dengan pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas yangmemungkinkan dapat diperbaiki adalah prosesdan perubahan paradigma dalam pembelajaran.Hal inilah yang melatarbelakangi penelitiuntuk menjadikan penerapan modelpembelajaran berbasis masalah dengan strategirolling kognitif atau strategi mind mappingdiharapkan dapat lebih mengefektifkan carabelajar dan menarik bagi peserta didiksehingga dapat meningkatkan motivasi,pemahaman konsep dan kemampuan untukmemecahkan masalah matematika pada pesertadidik kelas VIII SMP Negeri 30 Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran berbasis masalahPembelajaran berbasis masalah

merupakan pembelajaran yang menitikberatkanpada kegiatan pemecahan masalah, danmasalah yang harus diselesaikan merupakanmasalah tidak terstruktur dengan baik,sehingga hal ini dapat mengharuskan pesertadidik untuk berpikir dan melakukan diskusisecara berkelompok. Peserta didik dalamkelompok-kelompok kecil bekerja samamemecahkan suatu masalah yang telahdisepakati oleh peserta didik dan guru. Ketikaguru sedang menerapkan model pembelajarantersebut, seringkali peserta didik menggunakanbermacam-macam keterampilan, prosedurpemecahan masalah dan berpikir kritis. Padamodel ini pembelajaran dimulai denganmenyajikan permasalahan yang nyata yangpenyelesaiannya membutuhkan kerja samadiantara peserta didik-peserta didik. Dalammodel pembelajaran ini guru memandu pesertadidik menguraikan rencana pemecahanmasalah menjadi tahap-tahap kegiatan; gurumemberi contoh mengenai penggunaan

keterampilan dan strategi yang dibutuhkansupaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan.Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibeldan berorientasi pada upaya penyelidikan olehpeserta didik.a. Merencanakan Pelajaran Untuk

Pembelajaran Berbasis MasalahMerencanakan pelajaran untukpembelajaran berbasis masalah tak jauhberbeda dengan merencanakanpembelajaran dengan model yang lain.Akan tetapi topiknya lebih kompleks danabstrak dibandingkan mengajarkan suatukonsep. Dalam merencanakan pembelajaranberbasis masalah diawali denganmengidentifikasi topik, menentukan tujuanbelajar, kemudian mengidentifikasi masalahdan mengakses materi.

b. Tujuan Pengajaran Berdasarkan MasalahAlasan penting yang merupakan tujuan daripemberian masalah pada peserta didikberdasarkan karakter yang telah dijelaskandi atas adalah membantu peserta didikmemperoleh wawasan (insight) sedemikianhingga mereka dapat memahami materipelajaran dan memungkinkan peserta didikmelihatnya dari sudut pandang yangberbeda. Pembelajaran berbasis masalahjuga dapat membantu peserta didikmengembangkan daya berpikir mereka,keterampilan menyelesaikan masalah,belajar peran orang dewasa, menjadi pesertadidik yang mandiri, sehingga dapatdikatakan bahwa pembelajaran berbasismasalah dapat mengembangkanketerampilan berpikir peserta didik terutamaberpikir tingkat lebih tinggi.

Sifat pembelajaran berbasis masalahadalah interaktif, aktif, kooperatif, dan dinamissehingga memiliki langkah-langkah yang khas.Orientasi masalah lebih ditekankan padapeserta didik, guru hanya sebagai motivator,organisator, fasilitator, justifikator, danevaluator dalam menggali konsep, fakta, teoridan prosedur yang terkandung di dalammasalah yang dihadapi peserta didik. Jadi tidakberarti bahwa guru akan lepas tangan dariproses pembelajaran.

Ditinjau dari aktivitasnya ada 5 fasedalam pembelajaran berbasis masalah, yangsintaksnya menurut Arends (dalamSutawijaya,A, 2007:7.10) dapat dilihat padatabel 1.

Page 67: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

318 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Strategi PembelajaranStrategi pembelajaran merupakan cara

dan urutan yang ditempuh seorang guru dalamkegiatan pembelajaran agar tujuanpembelajaran dapat tercapai. Strategipembelajaran dapat pula diartikan sebagaiperencanaan yang berisi tentang rangkaiankegiatan yang didesain untuk mencapai tujuanpembelajaran.

Strategi pembelajaran yang diperlihatkandalam penelitian ini sebagai berikut:

Strategi pembelajaran Rolling KognitifStrategi pembelajaran Rolling Kognitif

mempunyai arti suatu situasi dimana gurudengan peserta didik atau peserta didik denganpeserta didik yang lain bertukar pendapatsecara lisan, saling berbagi gagasan danpendapat.

Adapun Langkah-langkah yangdigunakan dalam pelaksanaan strategi RollingKognitif menurut Suryosubroto (dalamTrianto, 2007) adalah sebagai berikut:1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran2. Guru membagi peserta didik dalam

kelompok-kelompok3. Guru mengemukakan suatu masalah pada

setiap kelompok untuk didiskusikan dalamkelompok

4. Guru membimbing setiap kelompok untukmengemukakan gagasan dan pemecahan.

5. yang tepat pada permasalahan tersebutdalam bentuk review.

6. Guru menyuruh setiap kelompok untukmemberikan hasil reviewnya padakelompok di samping kirinya. Posisi dudukpeserta didik sebaiknya membentuklingkaran. Sehingga akan terjadi gerakanperputaran kertas searah jarum jam. Jikaposisi duduk berderet, sesuaikan denganposisi mereka asalkan semua kelompokdapat giliran untuk membaca semua reviewdari kelompok lain.

7. Pada saat menerima hasil review darikelompok di sampingnya, mereka dimintauntuk membaca hasil reviewnya danmenuliskan komentar atau keberatan padakertas tersebut.

8. Jika kertas hasil review tadi sudah kembalipada pemiliknya maka guru menyuruhpeserta didik kelompok pertamamempresentasikan hasil reviewnya danmenjawab pertanyaan atau keberatan darikelompok yang lain, kemudian dilanjutkandengan presentasi kelompok lainnya.

9. Langkah terakhir guru memberikankomentar dan kesimpulan untuk masing-masing kelompok.

Strategi Mind MappingMind mapping merupakan cara termudah

menempatkan informasi ke dalam otak danmengambil informasi keluar dari otak, caramencatat kreatif, efektif, secara harafiahmemetakan pikiran-pikiran kita dengan sangatsederhana.

Fase Perilaku Guru

1 2 3

Fase 1 Memberikan orientasi tentangpermasalahan kepada peserta didik

Guru membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikanberbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasipeserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasimasala

Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik untukmeneliti atau memahami masalah danmerencanakan penyelesaiannya

Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan danmengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait denganpermasalahannya

Fase 3 Membantu investigasi mandiri ataukelompok

Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkaninformasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, danmencari solusi

Fase 4 Mengembangkan danmempresentasikan model solusi danpenyajian

Guru membantu peserta didik dalam merencanakan danmenyiapkan bahan-bahan untuk presentase dan diskusi,seperti laporan, rekaman video, dan membantu merekamenyiapkan presentasi.

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi prosespenyelesaian atau pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksiterhadap proses investigasinya dan proses-proses lainnyayang digunakan dalam menyelesaikan masalah

Tabel 1.Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

Page 68: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif & Strategi Mind Mapping

Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep & Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta Didik Asri Ali 319

Mind mapping melibatkan kedua sisiotak. Otak kiri mengatur koordinasi fungsimotorik anggota tubuh sebelah kanan,sedangkan otak kanan justru mengatur anggotatubuh sebelah kiri. Otak kiri sering disebutotak logika, mengatur fungsi mental danpengolahan informasi yang berhubungandengan kata, angka, analisis, logika, urutan,garis, daftar, dan hitungan. Mind mappingmembantu kita belajar, menyusun, menyimpansebanyak mungkin informasi,mengelompokkannya dengan cara alami,memberi kita akses mudah dan langsung(ingatan yang sempurna pada apapun yang kitapelajari).

Untuk membuat mind map di bidangkertas kerja agar hasilnya menjadi lebihmenarik maka peserta didik dapatmenggunakan balpoin, pensil atau spidolwarna-warni dan akan lebih baik jikamenggunakan spidol yang ujungnya kecil(fine-tip) sehingga mereka mudah mengaturketebalan cabang-cabang mind mapnya.

Langkah-langkah membuat mindmapping menurut Buzan.T (2011:12-15):a. Letakkan kertas kosong dengan posisi

mendatar (landscape) dan memulailahmenulis dari tengah kertas.

b. Tentukan topik apa yang ingin dimind map.Topik yang dipilih merupakan topik utamaatau topik bab pelajaran dalam kegiatanmeringkas.

c. Buatlah pusat mind map di tengah-tengahkertas berupa gambar atau foto untuk idesentral (central image) agar lebih menarik,berilah judul yang jelas untuk membuat kitafokus, membantu konsentrasi danmengaktifkan otak.

d. Buatlah cabang utama yang merupakancabang yang memancar langsung dari pusatmind map. Cabang dibuat denganmenggunakan garis hubung melengkung,bukan lurus agar tidak membosankan.Cabang utama ini tugasnya untukmenyatukan dan mengelompokkaninformasi-informasi yang sejenis atau samakepentingannya. Gunakan warna yangberbeda untuk setiap cabang yang berbeda.

e. Informasi yang ditulis di atas cabang danjumlah satu buah kata saja, yaitu berupakata kunci.

f. Kembangkan cabang utama dengan cabang-cabang lain berikutnya yang berisiinformasi-informasi yang berkaitan dengancabang induknya. Gunakan warna yangsama dengan warna cabang utamanya.

g. Gambar harus selalu ditambahkan untukmemperkuat informasi atau membantukreativitas berpikir peserta didik.

Strategi mind mapping akanmengajarkan peserta didik bagaimanameringkas untuk mengetahui inti dari sebuahmateri pelajaran secara tersruktur. Denganbegitu ia dapat melihat keseluruhan materipembelajaran dalam satu kertas denganvisualisasi yang menarik, tidak membosankan,mudah dipahami dan diingat (Olivia2008:112).

Motivasi pembelajaranMotivasi belajar adalah daya penggerak

dari dalam diri individu untuk melakukankegiatan belajar untuk menambah pengetahuandan keterampilan serta pengalaman. Motivasiini tumbuh karena ada keinginan untuk bisamengetahui dan memahami sesuatu danmendorong serta mengarahkan minat belajarpeserta didik sehingga sungguh-sungguh untukbelajar dan termotivasi untuk mencapaiprestasi.

Faktor yang mempengaruhi timbulnyamotivasi pada diri seseorang ada dua, yakni :

Motivasi internal (Intrinsik Motivation)Motivasi internal merupakan daya dorongandari dalam diri seseorang untuk melakukansesuatu untuk mencapai tujuan yangdiinginkan.hal tersebut dapat berupa berupadorongan atau keinginan akan kebutuhanbelajar, harapan, dan cita-cita.

Motivasi Eksternal (EkstrinsikMotivation)Motivasi eksternal merupakan dayadorongan dari luar diri seorang peserta didik(peserta didik), berhubungan dengankegiatan belajarnya sendiri yang berupaadanya penghargaan, lingkungan belajaryang menyenangkan, atau kegiatan belajaryang menarik. Dalam kegiatanpembelajaran motivasi eksternal dari luardiri peserta didik, baik positif maupunnegatif.

Adapun model-model motivasi eksternal(ekstrinsik motivation) dalam kegiatanpembelajaran menurut Winkel (dalamMukhtar, 2009: 189) adalah:(a) belajar demi memenuhi kewajiban; (b)belajar demi menghindari hukuman; (c) belajardemi memperoleh hadiah material yangdisajikan; (d) belajar demi meningkatkangengsi; (e) belajar demi memperoleh pujiandari orang-orang penting, seperti orang tua,guru atau dosen, dan; (f) belajar demi tuntutan

Page 69: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

320 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

jabatan yang ingin dipegang atau demimemenuhi persyaratan kenaikan pangkat.

Pemahaman Konsep MatematikaPemahaman konsep merupakan tingkat

kemampuan yang mengharapkan peserta didikmampu menguasai/memahami arti ataukonsep, situasi dan fakta yang diketahui, sertadapat menjelaskan dengan menggunakan kata--kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yangdimilikinya dengan tidak mengubah artinya.

Pemahaman konsep matematika yangdimaksud dalam penelitian ini adalahkemampuan peserta didik untuk menerangkanatau menjelaskan, pengenalan unsur-unsurbangun ruang, menjelaskan contoh atau bukancontoh dan kemampuan menginterpretasimateri bangun ruang sisi datar yang sederhanaseperti menyelesaikan soal yangpenyelesaiannya masih sederhana yang dalamproses penyelesaiannya hanya lansungmensubtitusi nilai-nilai ke dalam rumus yangsudah ada.

Pemecahan Masalah MatematikaPemecahan masalah dapat dianggap

sebagai metode pembelajaran dimana pesertadidik berlatih memecahkan persoalan.Persoalan tersebut dapat datang dari guru,suatu fenomena atau persoalan sehari-hari yangdijumpai peserta didik. Pemecahan masalahmengacu fungsi otak peserta didik,mengembangkan daya pikir secara kreatifuntuk mengenali masalah dan mencarialternatif pemecahannya.

Kemampuan memecahkan masalahmatematika yang dimaksud dalam penelitianini adalah kemampuan peserta didik untukmenjelaskan permasalahan matematika,menerapkan matematika secara bermakna,membuat model matematika dari situasi ataumasalah sehari-hari, atau dunia nyata sertamemilih dan menerapkan strategi untukmenyelesaikan masalah yang berhubungandengan matematika tersebut

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen semu yang terdiri dari dua macamvariabel, yaitu variabel bebas dan variabelterikat dengan menggunakan metode quasieksperimental design. Sebagai variabel bebasadalah strategi pembelajaran, yang variannyaadalah strategi rolling kognitif dan strategimind mapping dalam pembelajaran berbasismasalah dan variabel terikat dalam penelitian

ini adalah motivasi, pemahaman konsep, dankemampuan memecahkan masalah padapeserta didik terhadap pelajaran matematikapada materi bangun ruang sisi datar.

Oleh karena itu, desain penelitian inimenggunakan pendekatan eksperimen. Desainyang digunakan dalam penelitian adalah pretest-post test dengan pola sebagai berikut:

Tabel 2. Desain Penelitian

Keterangan:R = Random kelasE1 = Kelas eksperimen yang diajar dengan

strategi rolling kognitifE2 = Kelas eksperimen yang diajar dengan

strategi mind mappingO1 = Observasi awal peserta didik tentang

motivasi, pemahaman konsep, dankemampuan memecahkan masalahmatematika

O2 = Observasi akhir peserta didik tentangmotivasi, pemahaman konsep, dankemampuan memecahkan masalahmatematika

T1 = Treatmen I, yakni perlakuan denganmodel pembelajaran berbasis masalahdengan strategi rolling kognitif

T2 = Treatmen II, yakni perlakuan denganmodel pembelajaran berbasis masalahdengan strategi mind mapping

Observasi dilakukan dengan carapemberian tes awal (pre test) sebelummemberikan perlakuan (treatmen) dan test akhir(post tes) setelah perlakuan digunakan untukvariabel pemahaman konsep dan kemampuanmemecahkan masalah, sedangkan khusus untukvariabel motivasi, observasi atau carapengumpulan datanya dilakukan denganmemberikan angket atau instrument dalambentuk non tes yang berisi pernyataan sikapterhadap mata pelajaran matematika.

Populasi dan Sampela. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalahseluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri30 Bulukumba tahun pelajaran 2013/2014yang terdiri atas 6 kelas dengan jumlahkeseluruhan 115 peserta didik.

Kelas Pre-Test Treatmen Post-Test

RE1 O1 T1 O2

E2 O1 T2 O2

Page 70: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif & Strategi Mind Mapping

Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep & Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta Didik Asri Ali 321

b. Sampel PenelitianPemilihan sampel dalam penelitian ini

dilakukan secara acak (random sampling)dengan teknik probability sampling yaknidengan menggunakan jenis simple randomsampling. Dari pemilihan sampel tersebutdidapatkan dua kelas dari 6 kelas yangmempunyai karakteristik yang sama (bersifathomogen). Sedangkan untuk penentuankelompok eksperimen pertama dankelompok eksperimen kedua dari dua kelastadi dilakukan pula dengan cara randomsehingga didapatkan kelas VIII.4 sebagaikelompok eksperimen pertama dan kelasVIII.3 sebagai kelompok eksperimen keduadengan jumlah peserta didik masing-masingsebanyak 20 orang.

Teknik Pengumpulan Data dan InstrumenPenelitian

Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah dengan memberikan tes

awal (pre test) dan tes akhir (post test)penguasaan konsep dan pemecahan masalahmatematika dan angket skala motivasi pesertadidik. Soal pre test dan post test yang diberikansama untuk kelas eksperimen pertama dankelas eksperimen kedua. Instrumen yangdigunakan mencakup semua indikator yangharus dicapai oleh peserta didik pada materipokok bangun ruang sisi datar yang terdiri dari17 indikator. Tes penguasaan konsepmatematika 15 nomor dan tes pemecahanmasalah 10 nomor yang disusun dalam bentukpilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yangharus divalidasi dan dihitung reliabilitasnyasebelum diujikan ke sampel penelitian. Angketskala motivasi peserta didik terdiri dari 30nomor pernyataan sikap terhadap pelajaranmatematika yang juga divalidasi dan dihitungreliabilitasnya.

Prosedur pengumpulan data dalampenelitian ini dapat dilihat pada gambarberikut:

Gambar 1 Alur Pelaksanaan Penelitian

Observasi (post test untuk variabel pemahamankonsep dan pemecahan masalah,angket untuk variabel motivasi)

Persiapan

Sampel

Populasi

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

PBM Menggunakan Strategi rolling kognitif PBM menggunakan strategi mind mapping

Observasi (post test untuk variabel pemahamankonsep dan pemecahan masalah,angket untuk variabel motivasi)

Pre test untuk variabel pemahaman konsepdan pemecahan masalah,

angket untuk variabel motivasi

Pre test untuk variabel pemahaman konsepdan pemecahan masalah,

angket untuk variabel motivasi

Analisa Data

Hasil

Kesimpulan

Pembahasan

Page 71: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

322 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini yakni analisis statistikdeskriptif dan analisis statistik inferensial. Datayang dianalisis adalah nilai dari hasil pre testdan post test dengan melihat peningkatan nilaisebelum dan sesudah diberikan pembelajarandengan strategi yang berbeda untuk materiyang sama dari kedua kelas eksperimen yangdisebut nilai gain yang dihitung denganpersamaan:

Tinggi rendahnya gain yangdinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikansebagai berikut:

Tabel 3.Pengkategorian Nilai Gain

(Redhana, I Wayan, 2010)

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Pengaruh strategi pembelajaran terhadapmotivasi peserta didik

Data kuantitatif pada penelitian inidiperoleh melalui angket skala motivasipeserta didik terhadap pelajaran matematika.Data skala motivasi peserta didik dalamstatistik deskriptif dengan skor tertinggi, skorminimum, rata-rata, rentang, standar deviasi,dan varians. Skala motivasi peserta didik yangdipengaruhi oleh pembelajaran yang telahdiberikan dengan strategi rolling kognitif danstrategi mind mapping dalam pembelajaranberbasis masalah dapat dilihat rangkumannyapada Tabel 4.

Tabel 4.Statistik Deskriptif Skala Motivasi Peserta Didik

Pengaruh strategi pembelajaran terhadappemahaman konsep dan pemecahanmasalah matematika

Berdasarkan nilai yang diperoleh darihasil pre test dan post test pada kedua kelasyang berbeda yang diajar dengan mengunakanstrategi pembelajaran yang berbeda pula yaknirolling kognitif dan mind mapping makadiperoleh data statistik yang menunjukkanadanya perbedaan peningkatan nilai yangberhubungan dengan pemahaman konsep dapatdilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5.Statistik Deskriptif Peningkatan Nilai Pre Test ke

Post test dalam hal pemahaman konsep matematika

Data statistik yang menunjukkanadanya perbedaan peningkatan nilai baik yangberhubungan dengan kemampuan memecahkanmasalah matematika dapat dilihat pada tabel 6berikut ini :

Tabel 6.Statistik Deskriptif Peningkatan Nilai Pre Test ke PostTest Dalam Hal Kemampuan Memecahkan Masalah

Matematika

Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengaruh strategipembelajaran terhadapmotivasi peserta didik

Pengujian hipotesis 1:Hipotesis yang diuji adalah:

Interval Nilai Gain(g)

Kategori

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

StatistikMotivasi Peserta DidikStrategi pembelajaran

rolling kognitifStrategi pembelajaran

mind mapping

SubjekSkor IdealSkor tertinggiSkor terendahRentang SkorSkor rata-rataVariansStandar deviasi

20100

92,5080,0012,5086,2512,503,54

20100

96,6775,83

20,8383,8629,265,41

Statistik

Peningkatan Nilai Pre Tes ke Post Tespembelajaran berbasis masalah

Strategipembelajaran

rolling kognitif

Strategipembelajaranmind mapping

SubjekPeningkatan Maks.Peningkatan Min.RentangPeningkatan NilaiMeanVariansStandar deviasi

2080,0020,0060,0044,33

202,4614,23

2053,336,67

46,6733,33

201,1714,18

Statistik

Peningkatan Nilai Pre Tes ke Post Tespembelajaran berbasis masalah

Strategipembelajaran

rolling kognitif

Strategipembelajaranmind mapping

SubjekPeningkatan Maks.Peningkatan Min.RentangPeningkatan NilaiMeanVariansStandar deviasi

2080,0020,0060,0045,50

289,2117,01

2070,0

010,0

0

60,0036,0

0309,47

17,59

Page 72: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif & Strategi Mind Mapping

Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep & Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta Didik Asri Ali 323

H0 : tidak terdapat perbedaanmotivasi peserta didik antarayang memperoleh strategipembelajaran rolling kognitif danstrategi pembelajaran mindmapping.

H1 : terdapat perbedaan motivasipeserta didik antara yangmemperoleh strategi pembelajaranrolling kognitif dan strategipembelajaran mind mapping .

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jikanilai sig. lebih besar dari = 0,05, makahipotesis nol (H0) diterima.

Analisis statistik yang digunakan untukmenganilisis data motivasi peserta didikadalah manova satu jalur.

Tabel 7.Tabel Pengujian Pengaruh Strategi

Pembelajaran terhadap Motivasi, PemahamanKonsep dan kemampuan memecahkan masalahmatematika Peserta didik Kelas VIII SMPN 30

Bulukumba

Interpretasi:Hipotesis 1 (Pengaruh Strategi terhadapMotivasi):H0 : Tidak terdapat pengaruh strategi

pembelajaran rolling kognitif danstrategi mind mapping terhadap motivasipeserta didik.

H1 : Terdapat pengaruh strategipembelajaran rolling kognitif dan strategi mindmapping terhadap motivasi peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesispenelitian yang telah dilakukan denganmenggunakan Uji Manova, diperoleh nilaiprobabilitas signifikansi untuk aspek strategiterhadap motivasi sebesar 0,029 dengan nilai f-hitung sebesar 5,164. Sehingga untuk

diketahui bahwa p-signifikansi < .Hal ini berakibat H0 ditolak yang dengandemikian diperoleh hasil bahwa terdapatpengaruh strategi pembelajaran rolling kognitifdan strategi mind mapping terhadap motivasipeserta didik.

Dari analisis itu terdapat perbedaanmotivasi peserta didik yang diajar denganmenggunakan strategi rolling kognitif dan yangdiajar dengan menggunakan strategi mindmapping. Secara deskriptif, rata-rata gain scoreuntuk motivasi peserta didik yang diajarmenggunakan strategi pembelajaran rollingkognitif mencapai 0,3635 dengan standardeviasi sebesar 0,18117 dan rata-rata gainscore untuk motivasi peserta didik yang diajarmenggunakan strategi pembelajaran mindmapping mencapai 0,2320 dengan standardeviasi sebesar 0,18481.

Motivasi pesertadidik merupakanaspek yang sangatberpengaruh terhadapketerlibatan secaraaktif dalam prosespembelajaran.Motivasi positifmenyebabkanmunculnya perasaantekun, menarik untukbelajar, merasanyaman, danmenyenangkan untukmenumbuhkanmotivasi belajarpeserta didiksehingga dapatmeningkatkanpemahaman konsepdan kemampuanmemecahkan masalahmatematika.

Hipotesis 2 (Pengaruh Strategi terhadapPemahaman Konsep):H0 : Tidak terdapat pengaruh strategipembelajaran rolling kognitif dan strategi mindmapping terhadap pemahaman konsep pesertadidik.H1 : Terdapat pengaruh strategi pembelajaranrolling kognitif dan strategi mind mappingterhadap pemahaman konsep peserta didik.Berdasarkan hasil analisis uji hipotesispenelitian yang telah dilakukan dengan

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent VariableType IIISum ofSquares

DfMeanSquare

F Sig.Partial

EtaSquared

CorrectedModel

Motivasi .173a 1 .173 5.164 .029 .120Pemahaman Konsep 2.932b 1 2.932 99.046 .000 .723Pemecahan Masalah .259c 1 .259 7.611 .009 .167

InterceptMotivasi 3.546 1 3.546 105.892 .000 .736Pemahaman Konsep 10.110 1 10.110 341.511 .000 .900Pemecahan Masalah 12.905 1 12.905 378.904 .000 .909

StrategiMotivasi .173 1 .173 5.164 .029 .120Pemahaman Konsep 2.932 1 2.932 99.046 .000 .723Pemecahan Masalah .259 1 .259 7.611 .009 .167

ErrorMotivasi 1.273 38 .033Pemahaman Konsep 1.125 38 .030Pemecahan Masalah 1.294 38 .034

TotalMotivasi 4.992 40Pemahaman Konsep 14.167 40Pemecahan Masalah 14.458 40

CorrectedTotal

Motivasi 1.445 39Pemahaman Konsep 4.057 39Pemecahan Masalah 1.553 39

a. R Squared = .120 (Adjusted R Squared = .096)b. R Squared = .723 (Adjusted R Squared = .715)c. R Squared = .167 (Adjusted R Squared = .145)

Page 73: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

324 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

menggunakan Uji Manova, diperoleh nilaiprobabilitas signifikansi untuk aspek strategiterhadap pemahaman konsep sebesar < 0,001dengan nilai f-hitung sebesar 99,046. Sehinggauntuk diketahui bahwa p-signifikansi< . Hal ini berakibat H0 ditolak yang dengandemikian diperoleh hasil bahwa terdapatpengaruh strategi pembelajaran rolling kognitifdan strategi mind mapping terhadappemahaman konsep peserta didik.

Dari analisis tersebut dapat diketahuibahwa terdapat perbedaan pemahaman konseppeserta didik yang diajar dengan menggunakanstrategi rolling kognitif dan yang diajar denganmenggunakan strategi mind mapping. Secaradeskriptif, rata-rata gain score untukpemahaman konsep peserta didik yang diajarmenggunakan strategi pembelajaran rollingkognitif mencapai 0,7735 dengan standardeviasi sebesar 0,15829 dan rata-rata gainscore untuk pemahaman konsep peserta didikyang diajar menggunakan strategipembelajaran mind mapping mencapai 0,2320dengan standar deviasi sebesar 0,18481.

Pada strategi pembelajaran rollingkognitif dan mind mapping, peserta didikmemanfaatkan kemampuan kognisinya dalamupaya mengingat, mengidentifikasi, danmenggunakan rumus sederhana dalammenyelesaikan soal yang sederhana yangdiberikan. Artinya kemampuan kognisinyamemperoleh kesempatan untuk diberdayakan,disegarkan atau dimantapkan. Peserta didikakan memanfaatkan daya ingat danpemahamannya akan konsep-konsepmatematika untuk mengambil keputusan yangtepat. Dalam situasi rolling kognitif, pesertadidik mendapat bantuan dari lingkungannya,antara lain dari guru dan peserta didik yanglebih pandai. Jadi, rolling kognitif yang terjadipada seseorang bila direspon secara tepat dapatmenyegarkan dan memberdayakankemampuan kognitif yang dimilikinya,demikian juga pada strategi mind mappingpeserta didik memperoleh kemudahan dalammengingat dan menggunakan pengetahuandasar yang telah dimiliki sebelumnya untukmenyelesaikan soal yang berhubungan denganpemahaman konsep yang diberikan.

Hipotesis 3 (Pengaruh Strategi terhadapKemampuan Pemecahan Masalah):H0 : Tidak terdapat pengaruh strategi

pembelajaran rolling kognitif danstrategi mind mapping terhadapkemampuan pemecahan masalah pesertadidik.

H1 : Terdapat pengaruh strategi pembelajaranrolling kognitif dan strategi mindmapping terhadap kemampuanpemecahan masalah peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesispenelitian yang telah dilakukan denganmenggunakan Uji Manova, diperoleh nilaiprobabilitas signifikansi untuk aspek strategiterhadap pemecahan masalah sebesar 0,009dengan nilai f-hitung sebesar 7,611. Sehinggauntuk diketahui bahwa p-signifikansi< . Hal ini berakibat H0 ditolak yang dengandemikian diperoleh hasil bahwa terdapatpengaruh strategi pembelajaran rolling kognitifdan strategi mind mapping terhadapkemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Dari analisis di atas dapat diketahuibahwa terdapat perbedaan kemampuanpemecahan masalah peserta didik yang diajardengan menggunakan strategi rolling kognitifdan yang diajar dengan menggunakan strategimind mapping. Secara deskriptif, rata-rata gainscore untuk kemampuan pemecahan masalahpeserta didik yang diajar menggunakan strategipembelajaran rolling kognitif mencapai 0,6485dengan standar deviasi sebesar 0,17467 danrata-rata gain score untuk kemampuanpemecahan masalah peserta didik yang diajarmenggunakan strategi pembelajaran mindmapping mencapai 0,4875 dengan standardeviasi sebesar 0,19393.

Strategi pembelajaran rolling kognitifmampu mendorong peserta didik memahami,mengkontruksi pengetahuannya sendirisehingga mampu memahami konsepmatematika dengan baik, selanjutnyamemanfaatkan kemampuan kognisinya dalamupaya mengingat, mengidentifikasi, danmenggunakan rumus serta menghubungkan,menganalisis, mengevaluasi untu memecahkanmasalah dari soal pemecahan masalah yangdiberikan yang diberikan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan di kelas VIII SMP Negeri 30Bulukumba semester genap tahun pelajaran2013/2014 pada materi bangun ruang sisi datardan telah dilakukan análisis data maka dapatdisimpulkan sebagai berikut:1. Strategi pembelajaran rolling kognitif

memberikan pengaruh yang lebih baikdaripada strategi pembelajaran mindmapping dalam meningkatkan motivasibelajar peserta didik kelas VIII SMPNegeri 30 Bulukumba tahun pelajaran

Page 74: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Rolling Kognitif & Strategi Mind Mapping

Terhadap Motivasi, Pemahaman Konsep & Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Peserta Didik Asri Ali 325

2013/2014 yang menerima pembelajaranberbasis masalah pada materi bangunruang sisi datar.

2. Penerapan pembelajaran berbasis masalahdengan strategi rolling kognitifmemberikan pengaruh yang lebih baik daripada strategi pembelajaran mind mappingterhadap pemahaman konsep matematikapeserta didik kelas VIII SMP Negeri 30Bulukumba pada materi bangun ruang sisidatar.

3. Penerapan pembelajaran berbasis masalahdengan strategi rolling kognitifmemberikan pengaruh yang lebih baik daripada strategi pembelajaran mind mappingterhadap kemampuan memecahkanmasalah matematika peserta didik kelasVIII SMP Negeri 30 Bulukumba padamateri bangun ruang sisi datar.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan, hal-hal yangdapat disarankan adalah:1. Strategi pembelajaran rolling kognitif

dalam pembelajaran berbasis masalahhendaknya dapat menjadi bahanpertimbangan dalam memilih strategipembelajaran di sekolah dan dijadikansebagai alternatif pilihan guru dalampembelajaran terutama untuk matapelajaran matematika. Hal ini disebabkankarena strategi pembelajaran tersebut dapatmeningkatkan pemahaman konsep dankemampuan memecahkan masalahmatematika, melibatkan aktifitas pesertadidik secara optimal, memfasilitasi pesertadidik menemukan dan membangunpengetahuannya, memberikan kesempatanuntuk bebas melakukan ekspolari dan yangterutama adalah melatih peserta didikuntuk dapat menyelesaikan berbagaibentuk soal yang berbeda dari indikatoryang sama.

2. Bagi peneliti lain, diharapkan dapatmengkaji lebih dalam mengenai trategipembelajaran rolling kognitif dan mindmapping agar mampu menyelesaikanmasalah pendidikan lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

-------------. 2010. Standar Kompetensi danKompetensi Dasar Matematika SMP.Jakarta: Depdiknas.

Benny A. Pribadi. 2009. Model Disain SistemPembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat

Buzan, T. 2011. Buku Pintar Mind Map.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Eggen, P.,Kauchak,D. 2012. Strategi danModel Pembelajaran. Jakarta: PT.Indeks

Olivia, Femi. 2008. Gembira Belajar denganMind Mapping. Jakarta: GramediaRauf, A. 2013. Pengaruh Strategi Dalam

Pembelajaran Berbasis MasalahTerhadap Penguasaan Konsep KimiaDan Sikap Peserta Didik . Tesis. UNMMakassar

Riyanto, Y. 2010. Paradigma BaruPembelajaran Sebagai Referensi bagiPendidik dalam ImplementasiPembelajaran yang efektif danBerkualitas. Jakarta: Pranada Mediakencana.

Suwaji, U. T. 2009. Kapita SelektaPembelajaran Geometri Ruang diSMP. Modul Matematika SMPProgram Bermutu. Jakarta: PusatPengembangan dan PemberdayaanPendidik dan Tenaga kependidikan(PPPPTK) matematika : DepartemenPendidikan Nasional.

Tiro, M. A. 2010. Analisis Korelasi danRegresi. Makassar: CV Andira KaryaPublisher.

Trianto. 2007. Model-model PembelajaranInovatif berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka

Trianto. 2009. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Surabaya: Kencana.

Trihendradi, C. 2011. Langkah mudahMelakukan Analisis Statistikmenggunakan SPSS 19. Yogyakarta:Penerbit Andi.

Wena, M. 2010. Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer. Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Widoyoko,E. P. 2013. Evaluasi ProgramPembelajaran. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Page 75: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

326 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Page 76: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan pemetaan potensi sumber daya perikanan dan kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 327

PENDAHULUAN

Secara geografis Kabupaten Bulukumbaterletak pada koordinat antara 5°20” sampai5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai120°28” Bujur Timur. Luas wilayahKabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2.Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagianselatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatandengan jarak tempuh dari Kota Makassarsekitar 153 Km. Pada bagian utara daerah initerdapat dataran tinggi yang meliputi

pegunungan Lompobattang. Sedangkan dibagian selatan membujur dari barat.Batas-batas wilayahnya adalah:Sebelah Utara: Kabupaten SinjaiSebelah Selatan: Laut FloresSebelah Timur: Teluk BoneSebelah Barat: Kabupaten Bantaen.

Di perairan laut Kabupaten Buukumbamengandung Sumberdaya perikanan dankelautan yang merupakan sumberdaya yangpotensial yang dapat dikembangkan sebagai

KAJIAN DAN PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTANKABUPATEN BULUKUMBA

Musbir Tahir *)

Universitas Hasanuddin Makassar(UNHAS)LP2M UNHAS MAKASSAR

Abstrak

Kajian dan pemetaan potensi sumber daya perikanan dan kelautan Kabupaten Bulukumba sangatberkepentingan dalam belum memberikan hasil yang optimal ditandai dengan produktivitas yangrendah (nelayan dan petani tambak), kurangnya sumbangsih bidang perikanan ke PAD daerah,rendahnya taraf hidup nelayan dan petani tambak. Sehingga dipandang perlu memanfaatkansumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan. Dalam memanfaatkan sumberdayaperikanan dan kelautan secara optimal harus didasarkan pada besarnya potensi sumberdaya yangtersedia. Akan tetapi belum ada hasil kajian potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang tersedia.Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan khususnya pemanfaatan di bidang perikananmelakukan kajian terhadap potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Kabupaten Bulukumba.Sebagai dasar unutk pengembangan dan perencanaan selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Mengetahui potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Bulukumba. 2)Mengetahui tingkatpemanfaatan perikanan dan kelautan di Kabupaten Bulukumba. Metode penelitian ini dilaksanakanselama 6 bulan dari bulan Mei – Oktober 2015 bertempat di seluruh wilayah perairan laut KabupatenBulukumba. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data yang terkumpuldianalisis dengan metode Surplus Production Model hasilnya berupa tabel, gambar, histogram, grafik,dan lainnya.

Kata Kunci: Pemetaan potensi sumber daya Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulukumba

Abstract *)

Assessment and mapping of the resource potential of fisheries and marine Bulukumba very interestedin not providing optimal results characterized by low productivity (fishermen and fish farmers), thelack of contribution to the field of fisheries to the PAD region, the low living standards of fishermenand fish farmers. So it is necessary to utilize the fishery and marine resources in a sustainablemanner. In exploiting marine fisheries resources optimally and must be based on the magnitude of thepotential resources available. However, there has been no study results the potential of fisheries andmarine resources available. Exploiting the potential of fisheries and marine resource utilization,especially in the field of fisheries conducted a study on the potential of fisheries and marine resourcesBulukumba. As a basic fatherly further development and planning. This study aims to: 1) Determinethe potential for fisheries and marine Bulukumba. 2) Determine the level of utilization of fisheries andmarine Bulukumba. Methods This study was conducted over 6 months from May - October 2015 tookplace in all marine waters Bulukumba. Data collected included primary data and secondary data. Thecollected data were analyzed by the method of Surplus Production Model results in the form of tables,images, histograms, graphs, and more. Result Fisheries and marine resource potential Bulukumbaquite large, but has not been used optimally as mackerel, tuna, mackerel, red snapper, sea grass, andothers. The pattern and rate of utilization of fisheries and marine resources in Bulukumba vary ineach species of fish where some coastal fishery resources have been exploited intensively. Fishingtechnology that allows people mostly use the outboard. The utilization rate as the cultivation area incoastal areas is still low. The concept of the development of fisheries and marine Bulukumba, amongothers.Keyword: Mapping the resource potential of Fisheries and Marine Bulukumba

Page 77: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

328 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

sumber pendapatan daerah melalui kegiatanusaha perikanan.

mengoptimalkan wilayah pantai dan lautsebagai sumber pendapatan asli daerahsebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 (telah direvisimenjadi UU No. 32 Tahun 2004 kemudianmengalami beberapa kali revisi dan terakhiradalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015)tentang Pemerintahan Daerah yaitu daerahKabupaten berhak atas wilayah 4 mil laut (1/3dari wilayah propinsi) khususnya padasumberdaya hayati laut (ikan dan biota lautlainnya), maka sangat diperlukan suatu studitentang potensi sumberdaya ikan yang ada didaerah tersebut. Data ini sangat bermanfaatdalam rangka pengembangan sub sektorperikanan. Hal ini sesuai dengan pelaksanaanpembangunan perikanan untuk peningkatanproduksi perikanan, peningkatan devisa danpeningkata kesejahteraan masyarakat.

Potensi yang ada tersebut kalau dikeloladengan baik akan mendatangkan keuntungansecara berkelanjutan. tetapi kenyataan dilapangan banyak terjadi kegiatan eksploitasiikan yang tidak memperhatikan masalahkelestariannya, bahkan dengan cara-cara yangmerusak habitat. Hal tersebut tidak bolehdibiarkan terus menerus terjadi, kalau tidak adaupaya pencegahan, sumberdaya ikan yang adadapat menjadi punah. Hal ini tidak sejalandengan code of conduct for responsiblefisheries dimana negara pemakai harusmenjaga kelestarian sumberdaya perikanan.

Perencanaan pemanfaatan sumbedayaperikanan dan kelautan secara optimal harusberdasar pada potensi sumberdaya yanga ada.Namun sampai saat ini belum ada hasil kajianpotensi sumberdaya perikanan dan kelautan.Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, makasebagai tahap awal diperlukan “Kajian danPemetaan Potensi Sumberdaya Perikanan danKelautan Kabupaten Bulukumba” sebagaidasar untuk pengembangan dan perencanaanselanjutnya.

Tujuan penelitianKajian Potensi Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Bulukumba bertujuan :1. Mengetahui keIuasan dan sebaran potensi

perikanan dan kelautan di KabupatenKabupaten Bulukumba.

2. Mengetahui poIa dan tingkat pemanfaatanpotensi perikanan dan kelautan Bulukumba.

3. Menyusun konsep pengembangan perikanandan kelautan Kabupaten Bulukumbaberdasarkan kondisi dan potensisumberdaya yang ada serta mempercepat

pertumbuhan ekonomi nelayan KabupatenBulukumba.

Sifat PenelitianPenelitian Potensi Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Bulukumba diarahkan padapenelitian yang bersifat :1. Apklikatif; penelitian terapan yang

mencakup penelitian kebijakan (PolicyResearch), penelitian tindakan (ActionResearch), penelitian operasional(Operation Research) dan penelitianevaluatif (Evaluation Research);

2. Integratif; penelitian dilaksanakan denganpendekatan multi disiplin dan lintassektoral;

3. Koordinatif; penelitian yang sebelumdilaksanakan terlebih dahulu dilakukanpembahasan dan koordinasi antara KantorPenelitian dan Pengembangan Daerahbersama Pihak peneliti, sehinggapelaksanaan kegiatan Survey, dapatmengikuti prosedur dan mekanisme yangberlaku.

Rumusan masalahPenelitian potensi sumberdaya perikanan

dan kelautan Kabupaten Bulukumba dilakukanuntuk menjawab masalah, yaitu : 1) Belumtersedianya data dasar (basic data) potensisumberdaya perikanan dan kelautan KabupatenBulukumba.2) Belum tersedianya informasitentang potensi, peluang dan permasalahanpengembangan industri perikanan tangkap,industry perikanan budidaya, dan industrikelautan lainnya.

KegunaanKegunaan dari penelitian ini antara lain:1) Sebagai bahan acuan bagi Pemerintah

Kabupaten Bulukumba dalammelaksanakan pembangunan di bidangPerikanan dan Kelautan di daerah inisehingga sumberdaya perikanan dapatdimanfaatkan secara optimal danberkelanjutan;

2) Sebagai bahan informasi bagi para investoruntuk menanamkan modalnya di sektorperikanan dan kelautan di KabupatenBulukumba.

3) Tersedianya tenaga ahli yang dapatmengetahui potensi dan memanfaatkanpotensi perikanan dan kelautan KabupatenBulukumba secara optimal danberkelanjutan.

AIur Pikir KajianPemanfaatan potensi sumberdaya

perikanan dan kelautan khususnya

Page 78: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 329

pemanfaatan di bidang perikanan belummemberikan hasil yang optimal ditandaidengan produktivitas yang rendah (nelayan danpetani tambak), kurangnya sumbangsih bidangperikanan ke PAD daerah, rendahnya tarafhidup nelayan dan petani tambak. Sehinggadipandang perlu melakukan kajian terhadappotensi pengembangan sumberdaya perikanandan kelautan Kabupaten Bulukumba. Dalamrangka mengetahui potensi sumberdayaperikanan dan kelautan tersebut maka perlupenyusunan basis model. Untuk mengetahuirona awal potensi sumberdaya perikanan dankelautan yang ada di Kabupaten Bulukumba.

Penyusunan basis model menggunakanfungsi-fungsi SIG, terutama mengenaitransformasi dan integrasi data untukmenghasilkan informasi sintetik. Seperti yangtelah dijelaskan oleh Burrough (1983), SIGmempunyai fungsi untuk memanipulasi danmengintegrasikan berbagai data tematikdengan teknik overlay. Metoda overlay,menurut (Birkin et al., 1996) memudahkananalisis dalam memberikan criteria berbagaiindikator dari data tematik yang dihimpundalam basis model.IDENTIFIKASIKEPERLUAN TUJUANSPESIFIKASIDATA YANG DIPERLUKANEVALUASITEKNOLOGI INFORMASIPENGUMPULANDATADATA SPASIAL DATA NON-SPASIALDIGITAL : DATA ANALOGLANDSAT TM, FOTO UDARA, PETANOAA, dllDATA CITRA : DATA ANALOG :PERENCANAAN DAN- Koreksi Radiometrik - Interpretasi foto udaraEVALUASI SUMBERDAYA- Koreksi Geometrik - Kompilasi PetaPERIKANAN- KlasifikasiSURVEILAPANGREKLASIIFIIKASII REINTERPRETASIREKOMPILASIVEKTORISASIDIGITALISASI -Digitasi- ScaningPENYUSUNAN BASIS DATA:- klasifikasi dan Kodefikasi ANALIISIIS DAN- Normalisasi Data PENYAJIAN- Pemformatan Data- Pemodelan Data- Data Entri

- Penyusunan Kamus Data

BASIS DATA SUMBERDAYAPERIKANAN & KELAUTAN

Alur Pikir Kajian Potensi SumberdayaPerikanan dan Kelautan KabupatenBulukumba.

Penyusunan basis model dalam studi inidimaksudkan untuk memberikan arahanpemanfaatan sumberdaya perikanan dankelautan Kabupaten Bulukumba diantaranyaperikanan tangkap dan budidaya.

TINJAUAN KEBIJAKAN

Landasan Hukum Kajian SumberdayaPerikanan dan Kelautan1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

sebagaimana yang telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 2 Tahun 2015 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007tentang Perencanaan Pembangunan JangkaPanjang Nasional Tahun 2005 - 2025(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 33, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4700);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4725);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun2005 tentang Pedoman Pembinaan danPengawasan Penyelenggaraan PemerintahDaerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan KerjaSama Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 112,

Page 79: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

330 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4761);

7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional Tahun 2004 - 2009(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 11).

8. Peraturan Menteri Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia NomorPer.14/Men/2005 tentang Komisi NasionalPengkajian Sumberdaya Ikan

9. Peraturan Menteri Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia NomorPer.13/Men/2009 tentang Komisi NasionalPengkajian Sumberdaya Ikan

10. Peraturan Menteri Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia NomorPer.16/Men/2012 tentang Komisi NasionalPengkajian Sumberdaya Ikan

11. Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumbatentang Organisasi dan Tata KerjaLembaga Teknis Daerah

12. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 29Tahun 2009 Tentang PengembanganKawasan Strategis Cepat Tumbuh diDaerah

13. Peraturan Daerah Provinsi SulawesiSelatan Nomor 10 Tahun 2008 tentangRencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun2008-2028 (Lembaran Daerah ProvinsiSulawesi Selatan Tahun 2008, Nomor 10,Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiSulawesi Selatan Nomor 243);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumbatentang Organisasi dan Tata KerjaLembaga Teknis Daerah.

Prinsip Dan Tujuan Kajian SumberdayaPerikanan dan Kelautan

Pengembangan Sumberdaya Perikanandan Kelautan di daerah diselenggarakanberdasarkan prinsip :a. Pemanfaatan sumber daya perikanan dan

keiautan secara optimal dan berkelanjutanbagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. pengutamaan penguasaan ilmu pengetahuandan teknologi guna meningkatkan dayagunadan hasilguna industri pengolahan di dalamnegeri berbahan baku lokal dengan tujuanekspor dalam bentuk barang jadi.

c. Penciptaan iklim usaha yang kondusif bagipengembangan investasi.

d. Peningkatan keterkaitan bisnis yang salingmenguntungkan antara pelaku usaha skalabesar, dengan usaha mikro, kecil, danmenengah (UMKM) melalui pemberdayaanmasyarakat UMKM.

e. Pengutamaan keterkaitan yang salingmenguntungkan antarpelaku usaha danantar wilayah, seperti mengupayakanketerkaitan pengembangan pusatpertumbuhan dengan sentra produksi diwilayah sekitarnya.

HASIL PENELITIAN

Keadaan UmumKabupaten Bulukumba secara geografis

terletak antara 05°20´-05°40´ Lintang Selatan(LS) dan 119°58´-120°28´ Bujur Timur (BT)dengan batas-batas administrasi sebagaiberikut :Sebelah Utara : berbatasan dengan KabupatenSinjaiSebelah Selatan : berbatasan dengan LautFloresSebelah Barat : berbatasan dengan KabupatenBantaengSebelah Timur : berbatasan dengan TelukBone

Luas wilayah Kabupaten Bulukumbaadalah sekitar 1.154,7 km2 atau sekitar 2,5persen dari luas wilayah Sulawesi Selatan yangmeliputi 10 (sepuluh) kecamatan dan terbagike dalam 27 kelurahan dan 109 desa. Secaraadministrasi pemerintahan, KabupatenBulukumba terbagi menjadi 10 kecamatan.Kecamatan Ujung Bulu yang merupakan pusatkota Kabupaten memiiki luas sekitar 14,4 km2atau hanya sekitar 1 persen dari luasKabupaten Bulukumba.

Kecamatan Gantarang dan KecamatanBulukumpa merupakan dua wilayah kecamatanterluas dimana luas Kecamatan Gantarangadalah 173,51 km2 dan luas KecamatanBulukumpa kurang lebih 171,33 km2 atausekitar 30 persen dari luas kabupaten.

Disusul kecamatan lainnya dan terkeciladalah Kecamatan Ujung Bulu (Tabel 4.1).

Page 80: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 331

Tabel 4.1.Luas Wilayah Perkecamatan di Kabupaten

Bulukumba

Keadaan Umum perikananPerikanan tangkap merupakan suatu

kegiatan ekonomi dalam memanfaatkansumberdaya alam, khususnya kegiatanpenangkapan dan pengumpulan berbagai jenisbiota yang ada di lingkungan perairan. Dalamrangka menertibkan usaha penangkapan ikandan menghindari konflik pemanfaatan daerahpenangkapan, pemerintah melalui keputusanmenteri pertanian no. 392/Kpts/IK.120/4/99membagi jalur penangkapan ikan menjadi 3jalur, yaitu:1. Jalur Penangkapan Ikan I

Meliputi perairan pantai diukur daripermukaan air laut pada surut yang terendahpada setiap pulau sampai dengan 6 mil lautke arah laut. Dimana perairan yang diukurdari permukaan air laut pada surut terendahsampaidengan 3 mil laut, maka usahapenangkapan ikan yang diperbolehkan diperairan pantai dengan 3 mil laut meliputi:- Alat tangkap yang menetap- Kapal perikanan tanpa motor dengan

ukuran panjang keseluruhan tidak lebihdari 10 meter.

Sedangkan perairan pantai di luar 3 milsampai 6 mil laut, usaha penangkapandiperbolehkan bagi:- Kapal perikanan tanpa motor dan atau

bermotor tempel dengan ukuran panjangkeseluruhan tidak lebih dari 10 meter.Kapal perikanan bermotor tempel danbermotor dalam dengan ukuran panjangkeseluruhan maksimal 12 meter atauberukuran maksimal 56 GT.

- Pukat cincin (purse seine) berukuranpanjang maksimal 150 meter.

- Jaring insang hanyut (drift gill net)ukuran panjang maksimal 1000 meter.

2. Jalur penangkapan ikan IIJalur penangkapan ikan yang meliputi

perairan di luar jalur penangkapan I sampaidengan 12 mil laut ke arah laut.Jalur ini dialokasikan untuk :Kapal perikanan bermotor dalamberukuran maksimal 60 GTKapal perikanan denganmenggunakan alat penangkap ikanpukat cincin berukuran panjangmaksimal 600 meter dengan carapengoperasian menggunakan satukapal yang bukan grup ataumaksimal 1000 meter dengan carapengoperasian menggunakan 2kapal yang bukan grup, tunalongliner (pancing tuna) maksimal

1200 buah mata pancing, atau jaring insanghanyut berukuran panjang maksimal 2500meter.

3. Jalur penangkapan ikan IIIJalur penangkapan ikan ini meliputi

perairan di luar jalur penangkapan II sampaidengan batas terluar ZEEI. Pada jalur inidiatur sebagai berikut: Perairan Indonesiadiperbolehkan bagi kapal perikananberbendera indonesia berukuran maksimal200 GT, kecuali yang menggunakan alatpenangkap ikan purse seine pelagis besar diTeluk Tomini, Laut Maluku, Laut Seram,Laut Banda, Laut Flores, Laut Sawudilarang untuk semua ukuran.

Perairan ZEEI Selat Malakadibolehkan bagi kapal perikanan berbenderaIndonesia berukuran maksimal 200 GTkecuali yang menggunakan alat penangkapikan pukat ikan (fish net) minimalberukuran 60 GT.

Perairan ZEEI di luar ZEEI SelatMalaka dibolehkan bagi kapal perikananberbendera Indonesia dan berbendera asingberukuran maksimal 350 GT bagi semuaalat penangkap ikan. Kapal perikananberukuran di atas 350 GT - 800 GT yangmenggunakan alat penangkap ikan purseseine hanya boleh

beroperasi di luar 100 mil laut darigaris pangkal kepulauan Indonesia. Kapalperikanan dengan alat penangkap ikan purseseine dengan sistem grup hanya bolehberoperasi di luar 100 mil laut dari garispangkal kepulauan Indonesia. Kapalperikanan berbendera asing bolehdioperasikan pada jalur penangkapan ikanIII sepanjang dimungkinkan berdasarkanperaturan perundang-undangan yangberlaku.

Kecamatan Luas (Km²)Persentase Luas

Kecamatan TerhadapLuas Kabupaten

Jumlah Desa/Kelurahan

Gantarang 173,51 15,03 21Ujungbulu 14,44 1,25 9Ujung Loe 144,31 12,50 13Bontobahari 108,60 9,40 8Bontotiro 78,34 6,78 13Herlang 68,79 5,96 8Kajang 129,06 11,18 19Bulukumpa 171,33 14,84 17Rilau Ale 117,53 10,18 15Kindang 148,76 12,88 13Jumlah 1.154,67 100,00 136

Page 81: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

332 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

No. Kecamatan

Jumlah ProduksiPerikanan TangkapTahun2012

Tahun2013

1. Gantarang 4.559 4.4912. Ujung Bulu 6.642 6.7463. Ujung Loe 991 1.0054. Bontobahari 5.696 5.7925. Bontotiro 1.574 1.6186. Herlang 5.938 6.0377. Kajang 7.235 7.405

Bulukumba 32.635 33,094

Sarana Perikanan yang mendukungperkembangan perikanan meliputi armada danjenis alat tangkap. prasarana perikanan sepertiPPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) adalah sangatdiperlukan. Kegiatan perikanan tangkap jugatidak terlepas dari beberapa hal penting yangsangat mempengaruhi keberhasilannya. Hal-hal tersebut meliputi kapal, alat dan metodepenangkapan ikan, serta daerah penangkapanikan.

Sumberdaya PerikananPotensi sumberdaya perikanan pada tiap

kecamatan Kabupaten Bulukumba secaraterperinci belum ada, karena terkait denganpendugaan stok yang melalui pendekatandengan cara penghitungan MaksimumSuistainable Yield (MSY) dimanamembutuhkan waktu berbulan-bulan untukmenentukan besar nilai ketersediaansumberdaya. perikanan. Oleh karena itupenentuan potensi sumberdayanya didekatidari potensi lestari sumberdaya perikanan LautFlores dan Teluk Bone karena KabupatenBulukumba diapit oleh dua laut tersebut.

Luas perairan Laut Flores dan TelukBone kurang lebih 340.000 km2, denganpotensi lestari ikan pelagis kurang lebih 84.390ton/tahun dan ikan demersal kurang lebih72.160 ton/tahun (Dinas Perikanan SulawesiSelatan, 1991). Dari hasil analisis peta denganmemperhitung area batasan laut dangkal untukperikanan demersal dan area laut dalam untukperikanan pelagik, diketahui luas keduaperairan tersebut untuk perikanan pelagissekitar 333.000 km2, sedang untuk perikanandemersal sekitar 7.000 km2, sehinggadiperoleh penyebaran ikan pelagis dianggapmerata dengan kepadatan sekitar 0,25 ton/km2,sedang perikanan demersal sekitar 10,3 ton/km

Potensi lestari untuk Ikan Cakalang diLaut Flores dan Selat Makassar sebesar 28.449ton/tahun, dan Ikan Madidihang sekitar 20.418ton/tahun di Laut Flores dan Selat Makassar.Luas kedua perairan tersebut sekitar 605.800km2, sehingga penyebaran Ikan Madidihangsekitar 0,05 ton/km2 sedang Ikan Cakalangsekitar 0,03 ton/km2 (Uktolseja, 1998).Selanjutnya Produksi Perikanan tangkapKabupaten Bulukumba Sejauh ini tingkatpemanfaatan sumberdaya perikanan lautKabupaten Bulukumba mengalami fluktuasisetiap tahunnya yang mana pada tahun 2008sampai dengan tahun 2010 cenderung stabilpada tingkat 3000 an ton kemudian meningkattajam sampai 3400 ton pada tahun 2011selanjutnya menurun sedikit menjadi 32.635ton pada tahun 2012. Selanjutnya Produksi

Perikanan tangkap pada setiap kecamatan diKabupaten Bulukumba disajikan pada Tabel4.3.

Tabel 4.3.Produksi Perikanan Tangkap menurut Kec.

di Kabupaten Bulukumba, 2012-2013.

Potensi dan Tingkat PemanfaatanSumberdaya Perikanan Iaut

Sumberdaya aIam yang terkandung didaIam Iaut terbagi atas dua ke dalam duakelompok yaitu sumberdaya yang dapatdiperbaharui (renewable resources) yang biasadisebut dengan sumberdaya hayati dansumberdaya yang tidak dapat diperbaharui(nonrenewable resources) yang biasa disebutdengan sumberdaya nonhayati.

Sumberdaya perikanan adalah saIah satusumberdaya alam yang dapat diperbaharauisehingga dapat pulih kembali. Tingkatkepulihannya sangat tergantung pada dayadukung lingkungannya. Bila dieksploitasimelampaui batas maksimum lestarinya akanmenyebabkan terjadinya tekanan yang beratbahkan bisa menimbulkan kepunahan terhadapsumberdaya perikanan tersebut.

Ikan didefinisikan sebagai jenisorganisme yang seluruh atau sebagian darisiklus hidupnya berada di dalam lingkunganperairan. Ikan termasuk ke dalam sumberdayayang dapat diperbaharui atau dapatmemperbaharui diri sendiri (Undang-UndangNo. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 1ayat 4).

Informasi mengenai potensi danpenyebaran jenis sumberdaya perikanan sangatdiperlukan dalam perencanaan pembangunan.perikanan. Sumberdaya perikanan di oewrairanIaut Kabupaten BuIukumba terdiri dariberbagai jenis ikan (multi spesies) atau dengankata Iain memiliki ciri keragaman yang tinggisebagaimana di daerah tropis lainnya. OIehkarena itu maka upaya untuk memanfaatakan

Page 82: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 333

atau menangkapnya maka neIayan akanmenggunakan berbagai jenis alat penangkapanikan (multi gear).

Sumberdaya ikan dapat dikelompokkanberdasarkan habitat hidupnya, dimanapengelompokkan tersebut terdiri darisumberdaya ikan pelagis dan sumberdaya ikandemersal. Ikan pelagis adalah ikan yangsebagian besar masa hidupnya berada di kolomair terutama dekat permukaan, ikan demarsaladalah ikan yang sebagian besar masahidupnya berada pada atau di dekat perairandan ikan karang adalah ikan yangkehidupannya terikat dengan perairan karang.Ikan pelagis dibagi lagi menjadi duaberdasarkan ukuran, yaitu ikan pelagis besardan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah ikanyang hidupnya berada pada lapisan permukaanperairan sampai tengah perairan dan hidupnyasecara bergerombol baik dengan kelompoknyamaupun dengan jenis ikan lainnya. Ikan pelagismemiliki sifat fototaxis positif dan tertarikpada benda-benda terapung. Salah satu sifatikan pelagis yang paling penting bagipemanfaatan usaha perikanan yang komersiladalah sifat mengelompok. Karena adanya sifatmengelompok ini, ikan dapat ditangkap dalamjumlah besar. Pola tingkah laku berkelompokpada ikan pelagis juga dipengaruhi oleh jenisdan ukurannya. Ikan pelagis pada umumnyaberkelompok dan akan naik ke permukaanpada sore hari.

Ikan-ikan tersebut akan menyebar dilapisan pertengahan perairan setelah matahariterbenam dan akan turun ke lapisan yang lebihdalam saat matahari terbit (Laevastu dan Hela,1970). Hal-hal yang menyebabkan ikanmembentuk gerombolan antara lain adalah (1)sebagai perlindungan diri dari pemangsa/predator; (2) mencari dan menangkap mangsa;(3) pemijahan; (4) musim dingin; (5) ruaya danpergerakan; (6) pengaruh faktor darilingkungan.

Pola kehidupan ikan tidak bisadipisahkan dari adanya berbagai kondisilingkungan perairan. Faktor-faktor tersebutmeliputi faktor fisik, kimia, dan biologilingkungan. Faktor-faktor ini penting untukmengetahui penyebaran atau distribusi ikanyang berguna untuk pencarian ikan danpemilihan teknik penangkapannya. Faktoroseanografi fisika yang paling berpengaruhterhadap keberadaan sumberdaya ikan adalah

faktor salinitas dan suhu perairan. Kedua faktorini menarik untuk diamati karena berperandalam keberlangsungan ikan. penyebaran ikanpelagis dipengaruhi oleh perubahan lingkunganyang sesuai dengan kondisi tubuhnya. Daerahyang banyak diminati ikan pelagis adalahdaerah yang banyak mendapatkan cahayamatahari yang dikenal sebagai daerah fotik.Daerah ini memiliki suhu yang optimal bagiikan pelagis yaitu berkisar 28 0C - 30 0C. Padasiang hari suhu lapisan permukaan akan lebihtinggi sehingga ikan pelagis beruaya ke lapisanbawah. Konsentrasi plankton mempengaruhipengelompokan ikan pelagis. Planktonmengadakan migrasi harian secara vertikaldengan berbagai mekanisme. Pola pergerakanplankton akan diikuti oleh pola migrasi ikan-ikan pelagis.Potensi sumberdaya ikan pelagis besar

Ikan pelagis besar Mempunyai ukuran100 – 250 cm (ukuran dewasa), umumnya ikanpelagis besar adalah ikan peruaya danperenang cepat. Contoh dari ikan pelagis besarantara lain ikan tuna, cakalang, dan tongkol.tenggiri dan cucut. di perairan lepas pantai danmengadakan migrasi yang jauh sampaimelintasi samudera dengan kecepatan renangantara 27 km/jam sampai 75 km/jam. Kadangberenang ke pantai untuk mencari makanan,biasanya berenang bergerombol atau sendiri-sendiri. Yang termasuk ke dalam kelompokjenis ikan pelagis besar antara lain: tuna siripkuning (Thunnus albacores), tuna mata besar(Thunnus obesus), albakora (Thunnusalalunga), cakalang (Katsuwonus pelamis),tongkol (Auxis thazard), tenggiri(Scomberomorus commersoni), setuhuk, cucut,pedang, layaran. Alat tangkap yang umumdigunakan adalah pancing joran (pole andline), pancing tonda (trolling line), rawai tuna(tuna long line).

Jenis ikan pelagis besar yang umumtertangkap di perairan laut BuIukumba adalahikan tenggiri, cakalang, tongkol,tuna matabesar. Umumnya jenis ikan pelagis besar iniditangkap di perairan laut Iepas tetapi kadangjuga tertangkap di perairan dekat pantai padasaat melakukan migrasi makanan. Jenis ikanpelagis besar yang terkandung di perairan lautKabupaten BuIukumba.

Page 83: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

334 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Tabel 4.7.Jenis ikan Pelagis Besar di Perairan laut

Kabupaten BuIukumba.

Pemetaan Potensi IkanJenis spesies ikan yang dipetakan adaIah

jenis ikan ekonomis penting termasuk jenisikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan jenisikan demersaI. Jenis ikan pelagis besar adalahikan tongkol (Auxis thazard), ikan cakalang(Katsuwonus pelamis), ikan tenggiri(Scomberomorus Spp) dan ikan cucut(Carcharias sp). Jenis ikan pelagis kecil antaralain ikan kembung (Rastrelliger Spp), ikanlayang (Decapterus ruselli), ikan tembang(Sardinella fimbriata) dan ikan selar (Caranxsp). Sedangkan dari jenis ikan demersaI yaituikan kerapu (Epinephelus sp), ikan kakap(Lates calcarifer), ikan merah (Lutjanusbohar) dan ikan baronang (Siganus sp).

Ikan-ikan tersebut dipetakan potensinyaberdasarkan data suhu permukaan Iaut,pengamatan lapangan dan potensi Iestari(Maximum SutainabIe Yiid). Pemetaan dibuatselama periode survei dari bulan Juni 2015berdasrkan data citra satelit dengan parameterutama SPL. Peta ini menggambarkan sebaranpotensi ikan ekonomis penting yang dapatdideteksi lokasinya di berbagai daerah perairanmelalui bantuan data citra satelit.

Pemetaan Potensi Ikan Pelagis BesarPerairan Kabupaten BuIukumba

memiliki potensi ikan pelagis besar yangcukup tinggi. Ikan ini tersebar di berbagaiwilayah perairan tersebut yang berassosiasidengan kondisi oseanografis yang seringberubah menurut waktu atau musim.

Pada Gambar 4.16. terIihat bahwaPenyebaran ikan tongkol pada bulan Juni 2015menyebar di sekitar perairan timur BuIukumbatermasuk perairan laut Kecamatan Bontotiro,HerIang dan Kajang. Dan perairan Iuar bagiaseIatan Kabupaten BuIukumba sampai padaperairan laut Selayar baik perairan sebeIah

timur maupun perairan laut sebeah BaratSeIayar.

Penyebaran ikan cakalang sebagian besardijumpai di perairanpantai timur BuIukumbayaitu sekitar Teluk Bone.Pada bulan Junidiprediksi sebagai musimyang cukup baik untukikan cakalang di perairanpantai timur BuIukumba.kecuaIi di perairan pantaiseIatan Biukumbaditemukan sedikit ikancakaIang pada bulan Juni.

Peta potensi ikan tongkol (Auxisthazard) (atas) dan cakalang (KatsuwonuspeIamis) (bawah) pada bulan Juni 2015.Gambar 4.17. Peta potensi ikan cucut (atas)dan ikan tenggiri (Scomberomoruscommersoni) (bawah) pada bulan Juni 2015.bahwa penyebaran ikan cucut pada bulan Juni2015 menyebar di sekitar perairan timurBuIukumba termasuk perairan laut KecamatanBontotiro, HerIang dan Kajang sampai padahampir semua perairan Iaut Teluk Bone. Ikanini tersebar juga di perairan bagian seIatanTanjung Bira Kabupaten BuIukumba sampaipada perairan laut baik perairan sebeIah timurdan perairan laut sebeIah Barat SeIayar.

penyebaran ikan tenggiri pada bulan Juni2015 menyebar di sekitar perairan timurBuIukumba termasuk perairan laut KecamatanBontotiro, HerIang dan Kajang. Dan perairanbagian seIatan Kabupaten BuIukumba sampaipada perairan laut SeIayar baik perairansebeIah timur dan perairan laut sebeIah Baratmaupun perairan laut sebelah selatan Selayar.

Pemetaan Potensi Ikan Pelagis KecilPotensi ikan kecil yang bernilai

ekonomis penting sperti ikan kembung, layang,tembang dan selar dipetakan dalam laporan ini.Pemetaannya dilakukan dari bulan Juni 2015menggunakan citra sateli. Peta potensi ikanIayang (Decapterus ruseIIi) (atas) dan ikantembang (SardineIIa fimbriata) (bawah) padabulan Juni 2015.

TerIihat bahwa penyebaran ikan layangpada bulan Juni 2015 menyebar di sekitarperairan timur BuIukumba termasuk perairanlaut Kecamatan Bontotiro, HerIang dan Kajangsampai pada hampir semua perairan laut TelukBone. Ikan ini tersebar juga di perairan bagianselatan Tanjung Bira Kabupaten BuIukumbasampai pada perairan Iaut baik perairansebeIah timur dan perairan Iaut sebelah BaratSelayar.

No. Jenis Ikan Nama Latin NamaPerdagangan

NamaLokal

1. Tenggiri papan Scomberomorusguttatus

Spotted Spanishmackerel

Tinumbu

2. Tenggiri S. commerson Barred Spanishmackerel

Tinumbu

3. Tuna Mata Besar Thunnus obesus Albacores Tuna4. Cakalang Katsuwonus

pelamisSkipjack mackerel KacaIang

5. Tongkol Auxys thazard Frigate mackerel Loka-Loka6. Cucut Carcharias

machotiMaclot shark Mangiweng

Page 84: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 335

Penyebaran ikan tembang pada bulanJuni 2015 menyebar di sekitar perairan timurBuIukumba termasuk perairan laut KecamatanBontotiro, HerIang dan Kajang. Dan perairanbagian seIatan Kabupaten BuIukumba sampaipada perairan laut Selayar baik perairansebelah timur dan perairan laut sebelah Baratmaupun perairan laut sebelah selatan Selayar.

r 4.19. Peta potensi ikan kembung(RastreIIiger kanagurta) (atas) dan ikan seIar(SeIaroides sp) (bawah) pada bulan Juni 2015.

Penyebaran ikan kembung (RastreIIigerkanagurta) pada bulan Juni 2015 menyebar disekitar perairan timur BuIukumba termasukperairan Iaut Kecamatan Bontotiro, Herlangdan Kajang sampai pada hampir semuaperairan laut Teluk Bone. Ikan ini tersebar jugadi perairan bagian selatan KabupatenBuIukumba termasuk perairan Iut KecamatanGantarang, Ujung BuIu, Ujung Ioe, danBontobahari sampai pada perairan laut baikperairan sebeIah timur dan perairan lautsebeIah Barat serta seIatan SeIayar.

Penyebaran ikan selar (SeIaroides sp)pada bulan Juni 2015 menyebar di sekitarperairan timur BuIukumba termasuk perairanlaut Kecamatan Bontotiro, Herlang danKajang. Dan perairan bagian selatanKabupaten Bulukumba sampai pada perairanlaut Selayar baik perairan sebeIah timur danperairan laut sebeIah Barat maupun perairanlaut sebeIah selatan Selayar.

Peta Daerah Penyebaran Ikan DemersalBerdasarkan informasi data citra SPL

dan klorofil-a bahwa perairan laut bagian timurBuIukumba memngandung klorofil-a yang bisamenstimulasi produktifitas primer sehingamenjadi subur. Produktifitas primer sangatpenting untuk makanan ikan.

Hal ini diduga kurang produktifnyakondisi oseanografi di daerah tersebut sepertikedalaman dan konsentrasi klorofil-a.Fluktuasi temporal pergerakan potensi ikan-ikan demersal di Kabupaten BuIukumbadisajikan. Peta potensi ikan baronang (Siganussp) (atas) dan ikan kerapu (EpinepheIus sp)(bawah) pada bulan Juni 2015.

Penyebaran ikan baronang (Siganus sp)pada bulan Juni 2015 menyebar di sekitarperairan timur BuIukumba termasuk perairanlaut Kecamatan Bontotiro, Herlang dan Kajangsampai pada hampir semua perairan laut TelukBone. Ikan ini tersebar juga di perairan bagianselatan Bontobahari Kabupaten Bulukumbasampai pada bagian utara perairan laut Selayar.

Penyebaran ikan kerapu (EpinepheIussp) pada bulan Juni 2015 menyebar di sekitarperairan timur Bulukumba termasuk perairanlaut Kecamatan Bontotiro, Herlang danKajang. Dan perairan bagian selatan TanjungBira Kabupaten Bulukumba sampai padaperairan laut Selayar baik perairan sebeIahtimur dan perairan laut sebelah Barat Selayar.

Peta potensi ikan kakap putih (IatescaIcarifer) (atas) dan ikan kakap merah(Iutjanus maIabaricus) (bawah) pada bulanJuni 2015.

Penyebaran ikan kakap putih (IatescaIcarifer) pada bulan Juni 2015 menyebar disekitar perairan timur BuIukumba termasukperairan laut Kecamatan Bontotiro, Herlangdan Kajang sampai pada hampir semuaperairan laut Teluk Bone. Ikan ini tersebar jugadi perairan bagian seIatan BontobahariKabupaten BuIukumba sampai pada bagianutara perairan laut Selayar.

Penyebaran ikan kakap merah (IutjanusmaIabaricus) pada bulan Juni 2015 menyebardi sekitar perairan timur BuIukumba termasukperairan laut Kecamatan Bontotiro, Herlangdan Kajang. Dan perairan bagian seIatanTanjung Bira Kabupaten BuIukumba sampaipada bagian utara perairan laut Selayar.

Potensi Perikanan BudidayaBudidaya perairan dapat menjadi salah

satu alternatif mata pencaharian penduduk.Metode budidaya yang baik dapat menjagakeseimbangan ekosistem serta akanmengurangi tekanan terhadap sumberdayaakibat penangkapan yang berlebih (overexploitation). Kelayakan lokasi budidaya danspesies kultur bergantung pada kondisi fisik-kimia oseanografi untuk perikanan budidayapesisir dan laut. ketersedian sumberdyamanusia, sarana prasarana dan jalur tata niagahasil budidaya dan aspirasi masyarakat.

Hasil perikanan selain bergantung daripenangkapan di alam juga tergantung hasilperikanan budidaya. Budidaya mengandungmakna pembiakan (cultivation) danpenumbuhan (growing) sehingga hasil daripembudidayaan biasanya berupa biomassasuatu organisme. Sedangkan organisme yangdibudidayakan biasa disebut kultivan. Suatuorganisme calon kultivan yaitu spesies yangakan dibudidayakan, dipilih berdasarkanbeberapa pertimbangan atau kriteria yaitu :(1) Besarnya manfaat organisme bagi manusia,

seperti untuk bahan makanan, bahan bakuindustri, obat-obatan dan sektor jasa;

(2) Peluang untuk dapat diproduksi denganteknologi dan biaya yang layak dari segiusaha;

(3) Dalam proses budidaya tidak banyakmenimbulkan gangguan terhadap kegiatanlain atau lingkungan.

Kultivan yang telah berhasildibudidayakan secara massal dan dapatdiusahakan secara komersial, meningkatstatusnya menjadi komoditas. Potensi budidayaperikanan, baik budidaya perikanan laut

Page 85: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

336 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

maupun budidaya perikanan daratdiklasifikasikan berdasarkan jenis komoditasyang dibudidayakan. Kabupaten Bulukumbayang memiliki garis pantai yang mengelilingiwilayah administratif Kabupaten Bulukumbaini sangat potensial untuk pengembanganbudidaya perikanan, utamanya pengembanganbudidaya perikanan laut. Kegiatan budidaya didi daerah ini terdiri dari kegiatan budidaya lautdan kegiatan budidaya air payau (Tambak).Kegiatan budidaya laut umumnya belumdikembangkan secara maksimal, ini tergambardari produksi yang masih sangat jauhdibandingkan dengan luas areal yang tersedia,sehingga produksi hasil laut sangat didominasioleh hasil tangkapan.

Beberapa jenis komoditas yang potensiluntuk dibudidayakan di Kabupaten Bulukumbaantara lain : (1) rumput laut : Eucheuma sp ;(2) crustacea : udang windu, dan kepiting; (3)Echinodermata : teripang; (4) mollusca :kerang darah, kerang hijau, dan kerangmutiara; (5) ikan : bandeng, kerapu, kakap danbaronang. Selain itu, beberapa jenis molluscalain yang potensial untuk dibudidayakanadalah kima, lola, dan abalone.

Salah satu kendala utama sehinggakegiatan budidaya laut belum optimal adalahlemahnya SDM dan kelembagaan serta belumkonsistennya penerapan tata ruang di masing-masing daerah.

Beberapa parameter hidrometrik danhidro oseanografis yang diamati antara laintipe pantai, tipe garis pantai, posisi hamparan,salinitas, kualitas tanah dan sebagainya.

Tabel.4.19.Kriteria potensi (daya dukung) lahan budidaya

tambak

IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Implikasi Kebijakan perikanan tangkapKondisi perikanan tangkap di Kabupaten

BuIukumba saat ini sangat diperlukanPengembangan dan pengelolaan perikanantangkap di Kabupaten BuIukumba. Kebijakanpengembangan dan pengelolaan harusdiselaraskan dengan tujuan pembangunanperikanan secara umum (pasal 3, UU No. 31tahun 2004 tentang Perikanan) yaitu :(1) Meningkatkan taraf hidup nelayan kecil,(2) Meningkatkan penerimaan daerah (PAD)

dan penerimaan negara (devisa),(3) Mendorong perluasan dan kesempatan

kerja,(4) Meningkatkan ketersediaan dan konsumsi

protein hewani,(5) Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya

ikan,(6) Meningkatkan produktivitas, mutu, nilai

tambah dan daya saing,(7) Meningkatkan ketersediaan bahan baku

untuk industri pengolahan ikan,(8) Pemanfaatan sumberdaya ikan secara

optimal,(9) Menjamin kelestarian sumberdaya ikan

dan lingkungannya.Disamping itu, pengembangan dan

pengelolaan perikanan tangkap harusmemperhatikan norma- norma internasionalyang mengatur etika melakukan perikanan.Salah satu diantaranya yaitu FAO, Code ofConduct for Responsibles Fisheries (CCRF)yang mengamanahkan dilakukannya beberapahal yang berhubungan dengan perikanantangkap antara lain :(1) Pengguna SDI harus menjaga sumberdaya

dan lingkungannya dan wajibmenggunakan cara penangkapan yangbertanggung jawab,

No Parameter Kriteria Penilaian Hasil PengamatanTinggi (100) Sedang (90) Rendah (80)

1. Tipe pantai Terjal, karang,berpasir

Terjal, karang,berpasir sedikit

Sangat landai,berlumpur

Landai,pa sir,sdk lumpur

2. Bentuk Teluk Terbuka Terbuka Tertutup Terbuka

3. Tipe garispantai

Stabil Stabil Stabil Stabil

4. Arus sungai (m/dt) > 1,5 0,5 – 1,5 < 0,5 -

5. Amplitudo rataan(m)

1,1 – 2,1 0,7 – 1,1 < 0,7 dan >0,9

1.0 – 1.1

6. Posisi hamparan Dapat diairi dandikeringkan

Dibawahrataan surutterendah

Dibawah rataansurut terendah

Dapat diairidandikeringkan

7. Kualitas tanah Liat berpasir, tidakbergambut tidakberpyrit

Liat berpasir,tidak bergambutpyrit rendah

Lumpur/pasirbergambut berpyrit

Liat pasir,gambut, pyritrendah

8. Salinitas (ppt) 15 – 18 10 - <15,>18-30 <10 dan > 30 28 – 35

9. Jalur hijau > 100 m 50 – 100 < 50 < 50

Page 86: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 337

(2) Mencegah terjadinya penangkapan yangberlebihan (over fishing),

(3) Pemamfaatan sumberdaya perikanan harusmenerapkan pendekatan kehati-hatian(precautionary measures),

(4) Pengembangan dan penerapan alatpenangkap ikan harus diarahkan pada alatpenangkap selektif dan ramah lingkungan,

(5) Perlindungan terhadap habitat yang kritis,(6) Menjamin terlaksananya pengawasan dan

kepatuhan dalam pengelolaan dan lain-lain.

Arah kebijakan perikanan tangkapUsulan Arah Kebijakan Perikanan

Tangkap Kabupaten Bulukumba berdasarkankondisi saat ini meliputi :Restrukturisasi armada penangkapan ikan

Komposisi armada penangkapan ikanyang saat ini didominasi oleh perahu/kapalberukuran kecil menyebabkan intensifnyapenangkapan ikan di daerah neritik danmenyebabkan beberapa sumberdaya ikankhususnya ikan pelagis mengalami kelebihantangkap (over exploited).

Untuk mengurangi tekanan terhadapsumberdaya ikan perairan pantai dan lebihmemanfaatkan sumberdaya ikan di luar jalur 4(empat mil) atau ikan di laut dalam maka perlumelakukan restrukrisasi armada penangkapanikan dengan mengembangkan kapal penangkapikan berukuran > 10 GT atau dengan kata lainmeningkatkan kemampuan usaha nelayan kecilmenjadi nelayan menengah yang mampumengeksploitasi sumberdaya ikan diluarwilayah perairan kabupaten dan mampubersaing secara nasional. Restrukturisasi dapatdilakukan secara bertahap.Penataan usaha penangkapan ikan

Penataan usaha penangkapan ikan harusdilakukan baik terhadap usaha penangkapanikan nelayan Kabupaten BuIukumba maupunkapal penangkap ikan dari luar KabupatenBuIukumba. Penataan usaha penangkapan ikanberhubungan dengan usaha penangkapan ikanyang tidak sesuai dengan norma/aturan (illegalfishing, penggunaan bahanpeledak, bahankimia, dan alat tangkap yang merusak SDI danhabitatnya) dan usaha penangkapan ikan yangtidak terlaporkan (unreported fishing, nelayanpenangkap ikan dari Kabupaten Bulukumba,Sinjai dll) terutama yang menangkap diperairan wewenang kabupaten. Data hasiltangkapan wilayah yang tidak terlaporkan atautercatat dapat membuat bias pada data statistikproduksi tahunan dan akan menimbulkan salahpendugaan potensi SDI suatu daerah.Penyiapan prasarana dan sarana pendukung

Memperhatikan minimnya prasarana dansarana pendukung usaha perikanan khususnyaperikanan tangkap maka pengembangan danpenyiapan prasarana dan sarana perikanantangkap dari hulu ke hilir antara lain : pabrikes, cold storage, pangkalan pendaratan ikan(PPI). Pangkalan Pendaratan Ikan dapatdijadikan pusat-pusat bisnis perikanan dandapat berfungsi sebagai DKP mini. Penyiapanprasarana dan sarana perikanan sangatmendesak dilakukan baik untuk pulau utamamaupunpulau-pulau kecil. Pengembanganprasarana dan sarana harus didahului denganpembuatan master plan atau detail designpengembangan terlebih dahulu.Penyusunan Rencana Pengelolaan PerikananTangkap

Pengelolaan Perikanan diamanatkan olehUndang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentangperikanan, pasal 6, bahwa pengelolaanperikanan dilakukan untuk tercapainya manfaatyang optimal dan berkelanjutan, sertaterjaminnya kelestarian sumberdaya perikanan,dan bahwa pengelolaan perikanan untukkepentingan penangkapan ikan danpembudidayaan ikan harus mempertimbangkanhukum adat dan/atau kearifan lokal sertamemperhatikan peran serta masyarakat.Langkah-langkah yang dapat dan harusdilakukan untuk mendukung pengelolaanperikanan tangkap Kabupaten BuIukumbaantara lain :1. Penetapan potensi dan alokasi sumberdaya

ikan2. Pengaturan syarat-syarat teknis perikanan

tangkap3. Pengaturan jumlah tangkapan yang

dibolehkan4. Penetapan persyaratan atau standar prosedur

operasional penangkapan ikan5. Penetapan sistim pemantauan kapal ikan6. Dan lain-lain.

KEBIJAKAN PERIKANAN BUDIDAYA

Kebijakan umum perikanan budidayaKebijakan umum pengembangan

perikanan budidaya di Kabupaten Bulukumbahendaknya mengacu kepada visi perikananbudidaya di Indonesia yaitu : PerikananBudidaya sebagai salah satu SumberPertumbuhan Ekonomi Andalan yangdiwujudkan melalui Sistim Usaha Budidayayang Berdaya Saing, Berkelanjutan, danBerkeadilan, dan tujuan pembangunanperikanan budidaya yaitu :(1) Meningkatkan pendapatan dan kesejah.

masyarakat pembudidaya ikan;

Page 87: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

338 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

(2) Meningkatkan mutu produksi danproduktivitas usaha perikanan budidayauntuk penyediaan bahan baku industriperikanan dalam negeri, meningkatkanekspor hasil perikanan budidaya danmemenuhi kebutuhan konsumsi;

(3) Meningkatkan upaya perlindungan danrehabilitasi sumberdaya perikananbudidaya.

Strategi pengembangan budidayaBerdasarkan hasil pengamatan dan hasil

analisis kondisi budidaya perikan saat ini makastrategi pengembangan budidaya perikananKabupaten BuIukumba hendaknya sebagaiberikut :1) Pengembangan budidaya laut.

Pengembangan sistim usaha dan kawasanbudidaya laut

Pengembangan budidaya lauthendaknya dilakukan melalui sistim usahadan perkawasan meliputi : Kawasanbudidaya rumput laut, kawasan budidayamutiara, kawasan budidaya karamba apung(kawasan budidaya kerapu), kawasanbudidaya teripang dan lainnya.

Pengembangan kawasan buddaya lautdisesuaikan dengan daya dukung perairandengan tetap menjaga kelestarian danlingkungan hidup guna mewujud kan sistimusaha budidaya yang berdaya saing,berkelanjutan dan berkeadilan.

Penguatan kelembagaan pembudidaya ikanHasil pengamatan dilapangan

didapatkan bahwa budidaya laut (khususnyarumput laut) walaupun telah dilakukan olehmasyarakat tetapi masih terdapat banyakpermasalahan sehingga tingkatproduktivitas petani pembudidaya masihrendah. Untuk mengantisipasi hal tersebutperlu dilakukan kebijakan PenguatanKelembagaan Pembudidaya Ikan melalui :- Penguatan modal kelompok,- Inovasi teknologi dan dukungan

pemasaran,- Pembinaan kemitraan usaha,- Pemberian akses kepada lembaga

keuangan serta pengembangannetworking antar kelompok pembudayasejenis.

Untuk penguatan modal kelompokatau akses kelembaga keuangan pada usahabudidaya skala masyarakat, modelkemitraan pembudidaya rumput laut diKabupaten Takalar dan Jeneponto dapatditiru. Model lain yang dapat dipakai adalah

model BUMP (Badan Usaha Milik Petani)yang telah berhasil dipraktekan padakelompok petani padi di beberapakabupaten di Sulawesi Selatan.

Penciptaan iklim usaha yang konduksifPengembangan budidaya berskala

besar (budidaya kerang mutiara, KJA danjuga rumput laut) dapat diwujudkan melaluipenciptaan iklim usaha yang kondusifmelalui PERDA yang tidak memberatkanpengusaha, dan ditunjang denganpembangunan prasarana pendukung sertapemberian kemudahan dalam memperolehsarana produksi.

Walaupun bibit alami dapat ditemukandi daerah ini tetapi ke depan sangat perluuntuk pengadaan balai benih ikan (BBI).Demikian pula prasarana/saranapenanganan dan pengolahan (gudangpenampung, coldstorage, pabrik es dll) masih sangat perlupengadaannya.

Pembuatan peta detail pengembanganbudidaya laut

Untuk memudahkan dan lebihmenarik para investor untuk melakukankegiatan usahanya di KabupatenBuIukumba, khususnya dibidang budidayalaut maka peta detail peluang dan lokasipengembangan budidaya laut mutlakdiadakan.

2) Pengembangan budidaya tambakBerdasarkan hasil pengamatan

dilapangan, budidaya tambak di KabupatenBuIukumba belum dan kurang berkembang.Hal ini disebabkan antara lain minimnyasarana dan prasarana, kurang dan sulitnyamendapatkan faktor-faktor produksi, dankondisi fisik lokasi.

Untuk pengembangan budidayatambak di Kabupaten BuIukumba dua halyang dianggap penting dilakukan yaitu :(1) penguatan kelembagan pembudidayaikan melalui kemudahan dan penguatanmodal, peningkatan teknologi/inovasiteknologi dan dukungan pemasaran, dan (2)penciptaan iklim usaha yang kondusifmelalui regulasi dan deregulasi danditunjang dengan pembangunan prasaranapendukung serta pemberian kemudahandalam memperoleh sarana produksi.

Untuk pengembangan budidayatambak di daerah ini, pengadaan BalaiBenih Udang (BBU) mutlak dilakukan.Tekonologi budidaya tambak yang harus

Page 88: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian dan Pemetaan Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan

Kabupaten bulukumba Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 339

disosialisasikan ke petani tambak adalahteknologi tradisional plus baik padabudidaya udang maupun budidaya bandeng.Pada lokasi di mana tambaknya mengalamipermasalahan salinitas tinggi pada musimkemarau, perlu dilakukan uji cobadiversifikasi komoditas budidaya yaitubandeng/udang pada musim luar kemaraudan rumput laut jenis Glacilaria sp padamusim kemarau.Model-model budidaya yang diajurkandikembangkan yaitu :(1) Pengembangan budidaya di pedesaan

(BUPEDES),(2) Budidaya berwawasan lingkungan

(BUDASLING), dan(3) Pengembangan kawasan budidaya

terintegrasi dengan sektor lainnya.

Pembuatan Rencana Pengelolaan PerikananBudidaya

Pembuatan Rencana PengelolaanPerikanan Budidaya perlu dilakukan dan harusmelalui kajian yang mendalam. Langkah-langkah pengelolaan perikanan budidayameliputi :Pembuatan tata ruang wilayahRencana pengembangan sistim pembudidayaan(pengembangan sistim kawasan, berkelompok,teknologi anjuran, penentuan metoda budidayayang direkomendasikan, penerapan biosecurityyang konsisten, sarana produksi yang standardan ramah lingkungan serta managemenoperasional yang cermat dan tertib.Rencana sistim pembenihan (pengembanganbroodstock center, UPR dan sertifikasiRencana pengembangan sarana/prasaranabudidaya. Tata niaga dan pemasaran hasilbudidaya Dan lain-lain

Kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan- Kebijakan pengelolaan sumberdaya

kelautan dan perikanan khususnyasumberdaya ikan di Kabupaten Selayarhendaknya menjawab isu dan permasalahansektor kelautan dan perikanan yang adasaat. pengamatan lapangan dapat diketahuibahwa isu dan permasalahan yang cukupmenonjol saat antara lain :

- Rendahnya kesadaran sebagian besarmasyarakat tentang nilai ekonomissumberdaya ikan apabila dikelola denganbaik,

- Pengetahuan dan penguasaan IPTEK masihrendah,

- Koordinasi antar unsur terkait masihrendah,

- Pemanfaatan sumberdaya ikan tidak merata,SDI neritik (pelagis kecil) telah banyakdieksploitasi, di lain pihak sumberdaya ikanlaut dalam (pelagis besar) belumtereksploitasi dengan optimal,

- Struktur usaha yang kurang berimbangantara usaha kecil dan menengah yangmengakibatkan tekanan yang tidakseimbang antar sumberdaya ikan,

- Masih dijumpainya cara-cara penangkapanillegal (illegal fishing) yang dilakukan olehnelayan setempat dan nelayan dari luar.

Untuk menjawab isu dan masalahtersebut di atas maka kebijakan yangdisarankan meliputi tiga hal yaitu :(1) Perbaikan dan perlindungan sumberdaya

ikan dan lingkungannya meliputi :pengelolaan habitat (rekayasalingkungan/manipulasi habitat),pengkayaan stok/pemacuan stok(penebaran ikan ,stocking, penebaranulang, restocking), zonasi dalam suakaperikanan dan lain-lain;

(2) Penyadaran dan pengurangan kerusakanSDI dan lingkungannya oleh manusia,meliputi : pembinaan (pengelolaanbersama, Community Based Management,pembentukan kelembagaan),pemberdayaan masyarakat (berbasis lokal,berorientasi pada peningkatankesejahteraan, berbasis kemitraan, multiaspek dan berkelanjutan,

(3) Pengembangan sistim regulasi meliputi :sistim MCS, PERDA,PERDES.

KESIMPULAN1. Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan

Kabupaten BuIukumba cukup besar, namunbelum dimanfaatkan secara optimal sepertiikan tenggiri, ikan cakaIang, ikan kembung,kakap merah, rumput laut, dan lain-lain.

2. Pola dan tingkat pemanfaatan perikanan dankelautan di Kabupaten BuIukumbabervariasi pada setiap jenis ikan dimanabeberapa sumberdaya perikanan pantai telahdieksploitasi secara intensif. Teknologipenangkapan ikan yang digunakanmasyarakat sebagian besar menggunakanperahu motor tempel. Tingkat pemanfaatansebagai areal budidaya pada wilayah pantaidan pesisir masih rendah.

3. Konsep pengembangan perikanan dankelautan Kabupaten Bulukumba antara Iain:(a) Pengembangan perikanan tangkap

yaitu Restrukturisasi armadapenangkapan ikan Penataan usahapenangkapan ikan Penyiapan prasarana

Page 89: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

340 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

dan sarana pendukung PenyusunanRencana Pengelolaan PerikananTangkap.

(b) Pengembangan perikanan budidayaPengembangan sistim usaha dankawasan budidaya laut Penguatankelembagaan pembudidaya ikanPenciptaan iklim usaha yangkonduksifPembuatan peta detailpengembangan budidaya lautPenguataan kelembagan pembudidayaikan melalui kemudahan dan penguatanmodal, peningkatan teknologi daninovasi teknologi dan dukunganpemasaran. Penciptaan iklim usahayang kondusif melalui regulasi danderegulasi dan ditunjang denganpembangunan prasarana pendukungserta pemberian kemudahan dalammemperoleh sarana produksi.

SARANHasil penelitian ini merupakan data

dasar yang perlu ditindak lanjuti dalam bentukaksi nyata di lapangan. Untuk dapatmemanfaatkan sumberdaya perikanan dankelautan Kabupaten BuIukumba secaraberkelanjutan, maka perlu dilakukan beberapapoin, yaitu :1. Pembuatan rencana pengelolaan perikanan

tangkap2. Pembuatan rencana pengelolaan perikanan

budidaya3. Pembuatan rencana pengelolaan sektor

perikanan lainnya4. Untuk lebih melengkapi data perikanan

Kabupaten BuIukumba perlu penelitiantentang perikanan tangkap.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2014. BuIukumba Dalam Angka Tahun2014.

Cacand, P. 2001. Review of legal issues andpreliminary draft fisheries law. FAO,Rome.

Clark,C.W. 1990. Mathematical bioeconomics:the optimal management of renewableresources. Second edition. A Wiley-Interscience Pub. John Wiley & Sons,Inc. New York. 386p.

Dinas Perikanan Propinsi Dati I SulawesiSelatan. 1998. Prospek dan strategipembangunan perikanan SulawesiSelatan. Makalah. Dinas PerikananPropinsi Dati I Sulawesi Selatan.1996-2005. Laporan Statistik

Perikanan Sulawesi Selatan.Makassar.

Djalal, H. 2001. Indonesia dan perjanjianperikanan Internasional. Programkerjasama tehnik FAO-Indonesia.

English, S., C. Wilkinson and V. Baker(editors). 1994. Survey manual fortropical marine resources. AustralianInstitute of Marine Science.Townsville.

Ferno, A. and S. Olsen (editors). 1994. Marinefish behaviour in capture andabundance estimation. Fishing NewsBooks. London.

Gower, J.F.R. 1972. A survey of the uses ofremote sensing from aircraft andsatellites in oceanography andhydrography. Pac. Mar. Sci. Rep.Inst. Ocean. Sci., Sidney,B.C.,Canada, (72-3):39

Gunderson, D.R. 1993. Surveys of fisheriesresources. John Wiley & Sons, Inc.New York, Chichester, Brisbane,Toronto, Singapore.

Lehodey, P., Bertignac, M., Hampton, J.,Lewis, A. and Picaut, J. 1997. ElNiño southern oscillation and tuna inthe western Pacific. Nature

389:715-718. Lehodey, P., Andre, J.M.,Bertignac, M. et al. 1998. Predictingskipjack tuna forage distributions inthe equatorial Pacific using a coupleddynamical bio-geochemical model.Fish. Oceanogr. 7: 317-325. Pauly,D. 1984. Some simple methods forthe assessment of tropical fish stocks.FAO Fisheries Technical Paper 234.FAO of the UN. Rome.

Quinn II. T..J. and R.B. Deriso. 1999.Quantitative fish dynamics. OxfordUniversity Press. New York, Oxford.

Seijo, J.C., O. Defeo, S. Salas. 1998. Fisheriesbioeconomics: theory, modelling andmanagement. Fisheries TechnicalPaper No. 368.

FAO of the UN. Rome. 108p. Sparre, P., E.Ursin and S. C. Venema. 1989.Introduction to tropical fish stockassessment. Part I – Manual. FAOFisheries Technical Paper 306/1.FAO of the UN. Rome.

Venema, S. C., 1997. The Assessment ofthe Potential of the MarineFishing Resources of Indonesia.Report on theIndonesia/FAO/Danida WorkshopFAO-UN, Rome.

Page 90: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 341

PENDAHULUAN

Secara Salah satu tindak lanjut daripenyusunan Rencana Tata Ruang WilayahNasional (RTRWN) yang merupakanketetapan pemerintah melalui PP No. 47/1997adalah Perencanaan wilayah strategis dan cepattumbuh. Perencanaan wilayah strategis inidilakukan dengan upaya untuk meningkatkanproduksi dan produktifitas masyarakat,meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidupmasyarakat, meningkatkan kesempatan kerja,memperkuat golongan ekonomi lemah (skalakecil), meningkatkan peran swasta sertameningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pemerintah telah menggelorkan berbagaiprogram pembangunan jangka pendek dalammengatasai krisis ekonomi Perencanaanwilayah strategis adalah merupakan salah satuprogram pembangunan jangka menengah yangdilakukan untuk menggali lebih dalammengenai potensi yang dimiliki KabupatenBulukumba. Sehingga pemerintah KabupatenBulukumba dapat menjual potensinya kepadadunia usaha dan masyarakat Secara geografisKabupaten Bulukumba terletak pada koordinatantara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan119°50” sampai 120°28” Bujur Timur. Luaswilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2dengan jumlah penduduk 398.531 jiwadiantaranya 188.653 pria dan 209.531 wanita

KAJIAN WILAYAH STRATEGIS KABUPATEN BULUKUMBA

Musbir Tahir *)

Universitas Hasanuddin Makassar(UNHAS)LP2M UNHAS MAKASSAR

Abstrak

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba bertujuan untuk :1) mengindetifikasi seluruh potensiWilayah yang strategis 2) menyusun dan menerpadukan rencana pengembangan wilayah strategisdengan sektor-sektor strategis, wilayah-wilayah strategis. Dan dukungan sistem prasarana; 3)Menyusun informasi peluang investasi (investment profile) yang sekaligus membuka peluangberbagai sektor strategis. Data dan informasi yang dihasilkanberguna untuk : 1) terindentifikasinyarencana pembangan wilayah strategis. 2) terumuskannya rencana pengembangan wilayah strategis. 3)terumuskannya program-program pengembangan wilayah strategis. 4) terumuskannya rekomendasipola pelaksanaan program-program pengembangan baik peluang-peluang pengembangan strfategis.Dan hasilnya secara keseluruhan terdapat sembilan wilayah startegis yang dominan di KabupatenBulukumba. Antara lain :1) Wialayah starategis Pertanian; 2) Wilayah Starategis Perkebunan; 3)Wilayah Starategis Perikana; 4) WilayahStrategis Peternakan; 5) Wilayah Strategis Kehutanan; 6)Wilayah Strategis Industri; 7) Wilayah Strategis Pariwisata; 8) Wilayah Strategis Perdangan dan Jasa;9) Wilayah Strategis Lingkungan Hidup.

Kata Kunci: Potensi Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Abstract *)

Strategic Area Studies Bulukumba aims to: 1) identifying all potential strategic region 2) develop andmenerpadukan strategic regional development planning with strategic sectors, strategic areas. Andsupport for infrastructure systems; 3) Develop information investment opportunities (investmentprofile) which also opens opportunities various strategic sectors. Data and informationdihasilkanberguna for: 1) terindentifikasinya up plans for a strategic region. 2) determined thestrategic regional development plans. 3) determined the development programs in strategic areas. 4)determined the recommendation implementation of development programs both opportunitiesstrfategis development. And the overall results are nine regions strategically dominant in Bulukumba.Among other things: 1) lie within the region starategis Agriculture; 2) The area Starategis Plantation;3) The area Starategis Perikana; 4) WilayahStrategis Ranch; 5) Strategic Regional Forestry; 6)Regional Strategic Industry; 7) Regional Strategic Tourism; 8) Regional Strategic national Trade andServices; 9) Regional Strategic Environment.

Keyword: Potential Area Strategic Bulukumba

Page 91: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

342 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Pada bagian utara daerah ini terdapat datarantinggi yang meliputi pegununganLompobattang. Sedangkan di bagian selatanmembujur dari barat ke timur terdapat dataranrendah yang meliputi pesisir pantai danpersawahan.Kabupaten Bulukumba adalah penghasilproduk pertanian, perkebunan, kehutanan,perikanan, perternakan yang mengalamipeningkatan yang cukup berarti dari tahun ketahun. Pengembangan sektor industri diKabupaten Bulukumba juga sangat berpeluangdimasa mendatang seperti industri pembuatanperahu, pembuatan gula merah, pertenunangodongan, pembuatan perabot rumah tanggadari kayu, anyaman bambu atau daun lontar,dan lain-lain. Sektor Pariwisata jugamerupakan sektor yang cukup mendapatperhatian karena banyaknya objek wisata alamyang menarik.Oleh karena itu untuk mempercepatpertumbuhan dan perkembangan wilayahstrategi Kabupaten Bulukumba makapemerintah Kabupaten Bulukumbamemandang perlu untuk menyusun RencanaPengembangan Wilayah Strategis yang cepattumbuh. Rencana pengembangan ini adalahsebagai acuan investasi bagi pemerintah,swasta dan masyarakat. Disamping itu jugasebagai upaya untuk menginformasikanpotensi dan peluang pengembangan wilayahstrategis. Hasil dari upaya ini diharapkan dapatmeningkatkan investasi baik yang bersumberdari dalam negeri maupun yang bersumber dariluar negeri. Dalam jangka panjang upaya inidiharapkan dapat mendorong perkembanganwilayah strategis dan memulihkan ekonominasional.

TujuanKajian ini secara umum bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang potensiproduksi Kabupaten Bulukumba serta peluanginvestasi termasuk sistem sarana danprasarana. Secara lebih rinci, tujuanpengembangan sentra produksi ini dapatdiuraikan sebagai berikut:1. Mengidentifikasi seluruh potensi wilayah

yang strategis dalam keterkaitan internalmaupun eksternal di KabupatenBulukumba.

2. Menyusun dan menterpadukan rencanapengembangan wilayah strategis yangdiprioritaskan dengan rencana tata ruangdaerah kabupaten dengan caramengidentifikasi sektor-sektor strategis,wilayah-wilayah strategis, dan dukungansistem prasarana di Kabupaten Bulukumba.

3. Menyusun informasi peluang investasi(investment profile) yang sekaligusmembuka peluang berbagai sektor strategissekaligus pengembangan sistem prasaranadi Kabupaten Bulukumba.

4. Sebagai suatu piranti yang mampumemperkuat dalam penyusunan kebijakanpemanfaatan ruang untuk pengembanganwilayah strategis untuk produksi pangan,industri dan pariwisata di KabupatenBulukumba.

SasaranSejalan dengan tujuan yang hendak

dicapai seperti dikemukakan di atas, makasasaran perencanaan wilayah strategis adalah :1. Teridentifikasinya seluruh potensi

pengembangan wilayah strategis diKabupaten Bulukumba.

2. Terumuskannya rencana pengembanganwilayah yang sesuai dengan rencana tataruang wilayah terkait dan memperhatikanperubahan lingkungan strategis diKabupaten Bulukumba.

3. Terumuskannya program-programpengembangan sektor, wilayah dan sistemprasarana di Kabupaten Bulukumba.

4. Terumuskannya rekomendasi polapelaksanaan program-programpengembangan baik oleh pemerintah,swasta maupun masyarakat di KabupatenBulukumba.

5. Terumuskannya peluang-peluangpengembangan pada wilayah strategis yangmeliputi pengembangan sektor strategis,wilayah dan sistem prasarana di KabupatenBulukumba.

Ruang LingkupUpaya pengembangan wilayah strategis

dilakukan dengan pendekatan rencanapengembangan, yang pada dasarnya meliputikegiatan utama yang perlu dilakukan untukmenghasilkan rencana pengembangan wilayahstrategis. Kegiatan utama yang dimaksudantara lain:1. Identifikasi kondisi eksisting berdasarkan

analisis terhadap kondisi wilayah dankecenderungan perkembangannya,diidentifikasi potensi pembangunan yangmeliputi: Potensi yang terkandung baikyang sudah dimanfaatkan maupun yangbelum serta potensi yang diperkirakan ada,untuk identifikasi sector unggulan dankomoditas unggulan wilayah strategis diKabupaten Bulukumba.Kendala-kendala dalam pengembanganpotensi wilayah baik dalam bidang

Page 92: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 343

prasarana maupun kebijaksanaan diKabupaten Bulukumba.Prospek dan kemungkinan pengembangansector dan komoditas di masa mendatangdalam rangka menghadapi era globalisasiterutama dari segi kemampuan daya dukunglahan produksi, pemasaran dan pangsa pasaryang dapat diraih di Kabupaten Bulukumba.

2. Analisis potensi dan permasalahannya diwilayah strategis untuk memahami kondisifisik dan non fisik dan kecenderunganperkembangan dalam kurun waktuperencanaan di Kabupaten Bulukumba.

3. Penyusunan skenario pengembanganwilayah strategis yang berisi polapemanfaatan dan struktur ruang yangmerupakan acuan pengembangan wilayah diKabupaten Bulukumba.

4. Perumusan program pengembangan wilayahstrategis, sektor strategis, dan sistemprasarana di Kabupaten Bulukumba.

5. Perumusan program-programpengembangan yang terpilih, strategis danlayak merupakan interaktif antara kondisi,kemampuan pembiayaan dan kelembagaandengan pengembangan wilayah kawasanserta kebutuhan prasaran pendukungnya,dimana proses ini dilakukan secarakonsisten dan berkelanjutan sehinggamenghasilkan suatu tatanan programpengembangan yang optimal di KabupatenBulukumba.

6. Rekomendasi pola pelaksanaan program-program pengembangan yang layakdiimplementasikan, selanjutnya dikaji polapelaksanaannya dengan memperhitungkanseluruh pelaku pembangunan yaknipemerintah, swasta, dan masyarakat diKabupaten Bulukumba.

7. Perumusan profil investai wilayah strategisdan cepat tubuh sebagai upaya menarikminat dunia usaha untuk melakukaninvestasi di wilayah strategis di KabupatenBulukumba.

TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBUATANWILAYAH STRATEGIS

Landasan Hukum Pembuatan WilayahStrategis1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 3 Tahun 2005tentang Perubahan Undang-Undang Nomor32 Tahun 2005 tentang PemerintahanDaerah menjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 108, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4548);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007tentang Perencanaan Pembangunan JangkaPanjang Nasional Tahun 2005 - 2025(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 33, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4700);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4725);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun2005 tentang Pedoman Pembinaan danPengawasan Penyelenggaraan PemerintahDaerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan KerjaSama Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 112,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4761);

7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional Tahun 2004 - 2009(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 11).

8. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 29Tahun 2009 Tentang PengembanganKawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah

9. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi SelatanNomor 10 Tahun 2008 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang DaerahProvinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028(Lembaran Daerah Provinsi SulawesiSelatan Tahun 2008, Nomor 10, Tambahan

Page 93: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

344 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Lembaran Daerah Provinsi SulawesiSelatan Nomor 243);

10.Perda RPJMD Sulawesi Selatan 2008-2013.11.Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba

tentang Organisasi dan Tata Kerja LembagaTeknis Daerah.

Prinsip Dan Tujuan PengembanganWilayah StrategisPengembangan wilayah Strategis di daerahdiselenggarakan berdasarkan prinsip :(a) Penciptaan iklim usaha yang kondusif bagipengembangan investasi, (b) Kepastian hukumtentang jaminan keamanan investasi,kemudahan dan transparansi pengelolaanperizinan usaha melalui pelayanan satu pintu,keharmonisan hubungan investor dengantenaga kerja, dan keadilan di antara pelakuusaha di hulu dengan di hilir, (c) Keterpaduanprogram dan kegiatan instansi sektoral dipusat, provinsi, dan kabupaten/kota, dengankegiatan pelaku usaha dan masyarakat sesuaidengan kebutuhan, (d) Peningkatan keterkaitanbisnis yang saling menguntungkan antarapelaku usaha skala besar, dengan usaha mikro,kecil, dan menengah (UMKM),(e) Pengutamaan keterkaitan yang salingmenguntungkan antarpelaku usaha dan antarwilayah, seperti mengupayakan keterkaitanpengembangan pusat pertumbuhan dengansentra produksi di wilayah sekitarnya,(f) Pemanfaatan sumber daya alam dan sumberdaya butan secara optimal dan berkelanjutanbagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,(g) pengutamaan penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi guna meningkatkandayaguna dan hasilguna industri pengolahan didalam negeri berbahan baku lokal dengantujuan ekspor dalam bentuk barang jadi.

Pengembangan Wilayah Strategis di daerahprovinsi/ kabupaten/ kota bertujuan :(a) Meningkatkan nilai tambah dan daya saingproduk unggulan di wilayah strategis,(b) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dipusat pertumbuhan, (c) Mendorongpeningkatan kerjasama pembangunan antarwilayah secara fungsional, dan antar daerahyang relatif sudah berkembang dengan daerahtertinggal di sekitarnya dalam suatuketerpaduan sistem wilayah pengembanganekonomi, (d) Mengoptimalkan pengelolaanpotensi sumberdaya spesifik daerahprovinsi/kabupaten/ kota bagi peningkatanperekonomian daerah dan kesejahteraanmasyarakat, yang berwawasan kelestarianlingkungan. (e) Menciptakan perwujudan

keterpaduan, keseimbangan dan keserasianpertumbuhan antar wilayah.

Kebijakan Pembuatan Wilayah StrategisDalam Rencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) Nasional dan Daerah

RPJP NasionalUndang-Undang Republik Indonesia Nomor17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional 2005 - 20025 telahmemberi pertimbangan terkait denganpenyusunan Pembuatan wilayah strategisKabupaten Bantaeng, sebagai berikut:“Bahwa Indonesia memerlukan perencanaanjangka panjang sebagai arah prioritaspembangunan secara menyeluruh yangdilakukan secara beertahap untuk mewujudkanmasyarakat ADIL dan MAKMUR sebagaimanadimanatkan oleh Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945”.Dalam rangka mewujudkan bangsa yangberdaya saing adalah: Memperkuatperekonomian domestik berbasis keunggulandisetiap wilayah menuju keunggulankompetitif dengan membangun keterkaitansistem produksi, distribusi dan pelayanan didalam negeri, meningkatkan penguasaan,pemanfaatan dan penciptaan IPTEK”.

RPJPD Provinsi Sulawesi SelatanRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan periode2008-2028 telah menekankan bahwapembangunan disesuaikan dengan potensipsesifik yang dimiliki. Pembangunandiarahkan berbasis wilayah desa, kabupatendan kota serta tatanan fungsional dalam bentuklembaga kemasyarakatan secara mandiri.Dengan demikina rencana pembuatan wilayahstrategis Kabupaten Bantaeng sebagai bagiankumulatif potensi ekonomi yang berpeluanguntuk menumbuhkan perekonomian daerah.

RPJPD Kabupaten BulukumbaUndang-Undang Republik Indonesia Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (SPPN)mengamanatkan penyusunan RPJPD bagipemerintah kabupaten/kota termasukpemerintah Kabupaten Bulukumba. Denganadanya rencana pembuatan wilayah strategisKabupaten Bulukumba akan membuatalternatif terbaik bagi terjaminnyapertumbuhan perekonomian daerah KabupatenBulukumba.

Page 94: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 345

Kebijakan Pembuatan Wilayah StrategisDalam Rencana Pembangunan JangkaMenegah (RPJM) Nasional dan Daerah

RPJM NasionalPeraturan Presiden republik Indonesia Tahun2010 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJM) 2009-2014 terkaitdengan pembuatan wilayah strategisKabupaten Bulukumba adalah tampak jelas didalam:“Terwujudnya peningkatan kesejahteraanrakyat, melalui pembangunan ekonomi yangberlandaskan pada keunggulan daya saing,kekayaan sumberdaya alam, sumberdayamanusia dan budaya bangsa yang dikelolamelalui penguasaan IPTEK”.Dalam pembangunan wilayah Pulau Sulawesiuntuk menjadi salah satu lumbung pangannasional, serta meningkatkan dan memperluasperdagangan jasa dan pariwisata bertarafinternasional, dimana sesauai dengan RTRWNdiarahkan untuk:1. Mendorong perkembangan peran Pulau

Sulawesi sebagai salah satu wilayah yangmemiliki peluang eksternal cukup besar.

2. Mengembangkan komoditas unggulan yangmemiliki daya saing tinggi melaluikerjasama lintas sektoral dan lintas wilayahProvinsi dalam pengelolaan danpemasarannya.

3. Memprioritaskan kawasan-kawasan dankawasan perbatasan dalam rangkapencapaian pemerataan tingkatperkembangan antar wilayah, termasukpengembangan pulau-pulau kecil dan guguskepulauan.

4. Memanfaatkan potensi sumberdaya di daratdan di laut secara optimal serta mengatasipotensi konflik lintas wilayah provinsi yangterjadi di beberapa wilayah perairan dandaratan.

5. Mempertahankan keberadaan sentra-sentraproduksi pangan nasional, khususnya bagisawah-sawah beririgasi teknis dari ancamankonversi lahan.

6. Memantafkan keterkaitan antara kawasanandalan dan kawasan budidaya lainnyaberikut kota-kota pusat kegiatan didalamnya dengan kawasan-kawasan danpusat-pusat pertumbuhan antar pulau diwilayah nasional.

7. Mempertahankan dan merehabilitasikawasan lindung dalam rangka mengurangiresiko dampak bencana lingkungan yangdapat mengancam keselamatan masyarakatdan asset-aset siosial ekonominya yang

berbentuk prasarana, pusat pemukimanmaupun kawsan budidaya.

8. Mengembangkan industri pengolahan yangberbasis pada sektor kelautan, pertanian,perkebunan, pertambangangan, dankehutanan secara berkelanjutan

RPJM Provinsi Sulawesi SelatanRencana Pembangunanan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatanperiode 2008 – 2013 yang terakait denganpembuatan wilayah strategis KabupatenBulukumba adalah: Revitalisasi danrestruktrisasi Kawasan Andalan di ProvinsiSulawesi Selatan yang meliputi upaya-upayauntuk mentransformasikan potensi spesifikyang dimiliki menjadi keunggulan lokal darikawasan. Restrukturisasi ditekanan kepadapeningkatan interkoneksitas antar KawasanAndalan yang pada gilirannya akan mendorongterjadinya sinergi antar komoditas dan pelakupembangunan pada masing-masing kawasan.Kegiatan pada setiap kawasan andalan yangberbasis pertanian (termasuk pertanian,perkebunan, kelautan perikanan, peternakan),penerapan prinsip-prinsip agrobisnis, minabisnis, agar mampu menghasilkan produk-produk yang bernilai tinggi di pasar lokal,nasional bahkan di pasar global.

RPJMD Kabupaten BulukumbaDi dalam RPJM Kabupaten Bulukumba telahdirumuskan program-program pembangunandaerah sebagai penjabaran dari RPJBDKabupaten Bulukumba pada setiap limatahunnya melalui visi dan misi pembangunandaerah serta kebijakan umum daerahKabupaten Bulukumba yang dapat diuraikansebagai berikut:

Visi Pembangunan Daerah KabupatenBulukumba 2008-2013Dalam pembangunan daerah KabupatenBulukumba maka pemerintahnya telahmenetapkan RPJPD Kabupaten Bulukumbaperiode Tahun 2005-2025, sebagai berikut:“Kabupaten Bulukumba yang Sejahtera danMandiri”RPJPD ini merupakan penjabaran dari visipembangunan jangka panjang Sulsel yangtercantum pada RPJPD Sulsel 2008 - 2028,yaitu: Wilayah terkemuka di Indonesia melaluipendekatan Kemandirian Lokal yangbernafaskan keagamaan, serta visipembangunan RPJMD Sulsel 2008-2013:Sulawesi Selatan sebagai Provinsi SepuluhTerbaik dalam Pemenuhan Hak Dasar.

Page 95: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

346 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Wilayah terkemuka mengandung arti adanyapertumbuhan ekonomi yang berkualitas yangmenjamin pemerataan kesejahteraan,peningkatan kualitas manusia dan kualitashidup yang relatif tinggi, serta didukung olehkeberadaan desa-desa mandiri, yaitu desa yangtelah mewujud sebagai komunitas yang padudan mandiri, dengan teknostruktur masyarakattelah berkembang sedemikian rupa sehinggaterkait secara fungsional dengan potensi danatau sumberdaya yang tersedia pada setiapdesa serta dijiwai oleh nilai-nilai yang dianutsebagian besar masyarakat. Dengan kata lain,Desa Mandiri adalah desa yang mampumenghasilkan komoditas spesifik yangmemiliki pangsa pasar pada tataran lokal,domenstik maupun global.Visi ini sekaligus menunjukkan strategi dasarpembangunan yang dianut, yaitumengedepankan upaya-upaya pembangunanuntuk mendorong tumbuhkembangnya desa-desa di Bulukumba menjadi Desa Mandiri,sebagai perwujudan dari upaya untukpemenuhan hak dasar masyarakat yangmerupakan strategi dasar pembangunanSulawesi Selatan.Asumsi yang mendasari strategi ini adalahbahwa dengan berkembangnya setiap desadalam mengelola potensi dengan caranyamasing-masing, maka secara otomatis sasaran-sasaran pembangunan klasik (sepertipertumbuhan dan tingkat pendapatan, danlainnya) akan terpenuhi--sesuai dengankonsepsi Kemandirian Lokal yang menjadiacuan akademik dari pendekatan pembangunanjangka panjang Sulawesi Selatan. Dengandemikian, pembangunan kabupatenBulukumba dilakukan secara konsisten denganamanah pembangunan propinsi SulawesiSelatan.Visi Pemerintah Kabupaten Bulukumba yaitu

“Sejahterakan Masyarakat Bulukumbadengan Membangun Desa, Menata Kota,melalui Kemandirian Lokal yangBernafaskan Keagamaan”. Visi di atas dapatdefinisikan sebagai berikut:Membangun Desa, pembangunan yangdilaksanakan pada semua bidang kehidupandengan titik berat bidang ekonomi, social, danbudaya. Pemanfaatan potensi sumberdayasehingga secara langsung maupun tidaklangsung memberikan kontribusi terhadappeningkatan kesejahteraan masyarakat.Menata Kota, dapat didefinisikan sebagaiupaya yang dilakukan oleh pemerintah daerahmelalui penataan, pemanfaatan, danpengendalian ruang kota untuk mewujudkan

struktur dan pola ruang kota sebagai pusatpermukiman, pemerintahan, jasa, pelayanansosial, dan pusat pertumbuhan ekonomi.Kemandirian Lokal, yaitu kemampuan untukmemanfaatkan potensi sumberdaya ekonomi,politik, sosial, dan budaya secara optimal yangmemerlukan penanganan secara efisien,efektif, dan berkesinambungan yang bermuarapada pemenuhan kebutuhan hidup.Bernafaskan Keagamaan, menegaskan bahwaagama sebagai acuam utama dalam prosesaktualisasi nilai-nilai budaya dalam rangkaproses adaptasi terhadap dinamika lingkunganstrategis. Proses pembangunan berjalan denganberlandaskan pada tatanan keagamaan yangmembentuk prilaku manusia religius dengannilai-nilai spritual dan tetap melekat padakehidupan masyarakat.

Misi Pembangunan Daerah KabupatenBulukumba 2008-2013Misi pembangunan jangka panjang KabupatenBulukumba untuk kurun waktu 2005-2025dirumuskan dengan mengacu kepada alasankeberadaan (raison d'etre) kabupatenBulukumba, yaitu:1. Mewujudkan masyarakat Bulukumba yang

sejahtera dan mandiri melaluipengembangan agroindustri.

2. Meningkatkan kualitas sumberdayamanusia.

3. Mewujudkan pemerintahan yang bersih danamanah serta menjunjung tinggi supremasihukum.

4. Mewujudkan Kabupaten Bulukumba yangbersih lingkungan dan alam yang ramahmendukung Indonesia go green.

5. Mewujudkan kemandirian dan daya saingdaerah dengan meningkatkan kerjasamaantar pulau yang berbasis regional dannasional.

Misi ini menggambarkan keberadaan danpenetapan tujuan dan sasaran yang tepat sertamenggambarkan keadaan yang ingindiwujudkan. Untuk mewujudkan pernyataanvisi tersebut di atas, beberapa misi yang akanimplementasi, sebagai berikut:1. Berkembangnya kapasitas masyarakat

Bulukumba agar mampu meningkatkanproduktivitasnya secara berkesinambungandan demokratis.

2. Mendorong serta memfasilitasi tumbuh-kembangnya kelembagaan masyarakat padasemua bidang kehidupan denganmemberikan perhatian utama kepadapembangunan perekonomian daerah yangmemicu pertumbuhan kesempatan berusahadan kesempatan kerja.

Page 96: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 347

3. Mengembangkan daerah melaluipemanfaatan potensi dan sumberdayakabupaten sedemikian rupa, sehingga secaralangsung mapun tidak langsungmemberikan kontribusi terhadap pencapaiansasaran pembangunan Provinsi SulawesiSelatan, serta berdampak positif terhadappengembangan kawasan sekitar.

4. Peningkatan kualitas pelayananpemerintahan yang partisipatif, transparan,dan akuntabel.

5. Meningkatkan pengamalan nilai-nilaiagama dan budaya terhadap segenap aspekkehidupan kemasyarakatan.

Dalam hal ini, kualitas keberadaan suatuentitas (wilayah dan masyarakat) diukur darikemampuannya menciptakan choice berupapilihan-pilihan-baik berupa produk maupungagasan--kepada tatanannya, serta kemampuanmemilih (voice) pilihan-pilihan yang tersediadi tatanannya secara bebas, termasukmenyalurkan aspirasi.

Kebijakan Umum Pembangunan DaerahKabupaten BulukumbaKebijakan umum pembangunan daerahdirumuskan dengan mengacu kepada identitaspembangunan daerah, dan denganmemperhatikan 4 (empat) hal.Pertama, Kondisi wilayah KabupatenBulukumba pada saat ini yang difokuskankepada potensi dan atau peluangpengembangan yang dimiliki serta kelemahanatau faktor-faktor yang mungkin menghambatproses pembangunan di masa depan.Kedua, environmental input, yaitu berupapeluang sekaligus ancaman yang potensialdihadapi dalam proses pembangunanKabupaten Bulukumba yang tercipta akibatdinamika lingkungan strategis. Ketiga,instrumental input, yaitu berupa peraturanperundangan yang berlaku yang menjadibingkai hukum yang harus ditaati dalam prosespembangunan Kabupaten Bulukumba.Keempat, dinamika internal berupa pergeseranaspirasi tatanan internal (daerah dankomunitas) di daerah Bulukumba.Berdasarkan pertimbangan tersebut, makakebijakan umum pembangunan daerahKabupaten Bulukumba dijabarkan ke dalam 5(lima) agenda pembangunan, yaitu:Meningkatkan wawasan dan kapasitasmanusia dengan Sasaran:a. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.b. Promosi pendidikan.c. Pemberantasan buta aksara.d. Pengembangan budaya baca.

e. Pelatihan keterampilan.f. Peningkatan watak, wawasan, dan identitas.g. Olahraga dan kesenian.h. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.i. Perbaikan gizi masyarakat.j. Pengembangan sistem jaminan kesehatan

masyarakat.k. Pengendalian penyakit.l. Promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan.m. Peningkatan layanan perumahan,

permukiman, sanitasi, dan air bersih.n. Peningkatan perbaikan kampung dan

permukiman.

Senyatanya, pembangunan manusia merupakankeniscayaan karena merupakan hakikat atauesensi dari pembangunan itu sendiri. Manusiayang berkualitas dalam arti memiliki fisik yangprima (sehat) dan berpengetahuan sertamemiliki wawasan yang luas dan mampumenggali dan terus mengembangkankapasitasnya merupakan sasaran sekaligussyarat utama dari seluruh upaya pembangunan.Hanya manusia yang berkualitas yang mampumenciptakan choice dalam arti berpartisipasidalam menciptakan pilihan-pilihan dalamberbagai bidang kehidupan kemasyarakatankepada seluruh lapisan masyarakat di dalammaupun di luar wilayah kabupaten Bulukumba.dan sekaligus mengembangkan danmemanfaatkan voice yang dimiliki antara laindiwujudkan dalam bentuk kemampuanmenyalurkan dan memperjuangkan aspirasi.Dengan demikian jelas terlihat bahwakeberhasilan pelaksanaan agendapembangunan lainnya akan sangat ditentukanoleh derajat keberhasilan pembangunanmanusia. Dimensi pembangunan manusiaseyogianya tidak dibatasi hanya padapeningkatan derajat kesehatan danpengetahuan, tetapi juga mencakup perluasanwawasan, baik sebagai individu maupunsebagai anggota masyarakat--dalam hal inisebagai anggota komunitas, sebagai warganegara dan warga dunia, bahkan sebagaianggota semesta--serta wawasan spiritualitasdan keagamaan. Di samping itu, pembangunanmanusia semestinya pula difokuskan kepadapemberian peluang kepada setiap orang untukmenggali dan mengembangkan kapasitaspribadi masing-masing.Agenda ini sekaligus memberikan kontribusilangsung kepada pencapaian sasaranpembangunan Sulawesi Selatan, yaitumeningkatnya Indeks Pembangunan ManusiaSulsel sehingga termasuk dalam 10 besar diIndonesia.

Page 97: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

348 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Mewujudkan desa dan kelurahan mandiridengan Sasaran:a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

perdesaan.b. Penguatan kelembagaan Koperasi dan

UMKM dan (lembaga ekonomi lainnya)c. Pengembangan Desa Mandiri Pangan.d. Mendorong prestasi untuk meraih piala

adipura.

Agenda ini merupakan upaya untuk membukadan memberi peluang kepada desa dankelurahan di Kabupaten Bulukumba untukberkembang menjadi suatu komunitas yangutuh dan mandiri dalam mengembangkan danmemanfaatkan potensi spesifik yangdimilikinya.Desa mandiri adalah komunitas yang mampumengelola potensi yang dimilikinya dengancaranya yang spesifik untuk menghasilkanproduk / komoditas yang berkualitas sehinggadapat memiliki dan memelihara pangsapasarnya pada tingkat lokal, domestik maupunglobal. Produktivitas desa, bersama-samadengan keberhasilan dalam pengembangankelembagaan masyarakat desa, pada gilirannyaakan meningkatkan kesejahteraan masyarakatyang pada muaranya akan mewujud dalambentuk semakin meningkatnya kemampuanmemilih dan menyalurkan aspirasi (voice) darisetiap warga desa pada seluruh bidangkehidupan.Senyatanya, agenda ini merupakan penjabaranlangsung dari strategi pembangunan jangkamenengah Kabupaten Bulukumba.Keberhasilan agenda ini akan memberikankontribusi yang sangat signifikan dalamkeberhasilan penyelenggaraan misipembangunan Bulukumba. Itu karena selamaini Desa hanya merupakan wilayahadministrasi, bukan komunitas dalam artisebenarnya yaitu memiliki kelembagaanmasyarakat, khususnya teknostruktur, yangterkait dengan potensi dan sumberdaya yangtersedia di desa bersangkutan sehingga potensidimaksud tidak dapat dimanfaatkan secaraoptimal untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat.

Mewujudkan Bulukumba sebagai entitas yangpadu dengan Sasaran:a. Pemantapan identitas Bulukumbab. Perencanaan dan pengendalian penataan

ruang.c. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana

daerah.d. Peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Secara spesifik, agenda ini bertujuan untukmeningkatkan "skala" dan sekaligusmerupakan syarat tambahan agar sasaranagenda 2 terwujud dengan lebih baik, karenamendukung terjadinya interkoneksitasantardesa mandiri sehingga akan meningkatkanskala ekonomi dari proses produksi yangterjadi.Di samping itu, agenda ini juga diarahkanuntuk membangun kelembagaan masyarakatsedemikian rupa sehingga Bulukumba dapatmewujud sebagai suatu suatu masyarakatpembelajar (evolutionary learning community)yang senantiasa mampu beradaptasi-kreatifterhadap perubahan yang dibawa olehdinamika lingkungan strategisnya.Agenda ini merupakan penjabaran dari misiketahanan nasional. Dalam hal ini, Bulukumbayang telah mewujud sebagai suatu entitas yangutuh akan meningkatkan kualitas keragamanSulawesi Selatandan juga Indonesia--sehinggasecara otomatis akan meningkatkan kualitasketahanan nasional.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomikabupaten dan kawasan Sekitar denganSasaran:a. Mendorong pertumbuhan sektor unggulan.b. Pengembangan Kawasan Produksi Terpadu.c. Pelayanan regional.d. Penciptaan iklim kondusif untuk investasi.Pertumbuhan ekonomi yang memadaimerupakan kebutuhan utama KabupatenBulukumba karena diperlukan untukmeningkatkan derajat kesejahteraanmasyarakat. Upaya ini dilakukan dengan lebihmendayagunakan potensi yang ada pada skalakabupaten serta upaya lain yang bersifatterobosan (non-konvensional).Ekstensifikasi, khususnya di sektor pertanian,sedapat mungkin dihindari, mengingat kondisilingkungan yang tidak mendukung. Dengankata lain, peningkatan kualitas produksimerupakan pilihan yang hampir taktergantikan.

Mewujudkan kelembagaan pemerintah yangamanah dengan Sasaran:a. Peningkatan profesionalisme aparatur

pemerintah.b. Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

pemerintahan.

Pada saat ini, seperti kondisi Sulawesi Selatanpada umumnya, pemerintah hampir merupakankelembagaan satu-satunya yang dapatdiharapkan untuk menginisiasi danmemfasilitasi pelaksanaan pembangunan,

Page 98: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 349

khususnya dalam menyediakan fasilitaspelayanan umum serta mendorongtumbuhkembangnya kelembagaan masyarakatdi semua bidang kehidupan kemasyarakatan.

Kebijakan Pembuatan Wilayah StrategisDalam Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Nasional dan Daerah

Kebijakan penataan ruang (spasial)wilayah berupa: Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) sebagaimana yang diamanatkan olehUndang-Undang Republik Indonesia Nomor26 Tahun 2007 tentang penataan rusangwilayah yaitu mengatur mengenai kebijakanruang (spasial) pada wilayah daratan pesisir.Sedangkan pada wilayah pesisir dan lautnyadiatur oleh Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-PulauKecil.

RTRW NasionalUndang-Undang Republik Indonesia Nomor26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalahmerupakan Rencana Detail Tata RuangKawasan Strategis Kabupaten/KotadanRencana Tata Ruang Kawasan StrategisKabupaten/Kota, yang kemudian dapatdiangkat kepada Rencana Tata Ruang KawasanStrategis Provinsi dalam hal ini ProvinsiSulawesi Selatan dan menjadi bagian yangtidak terpisahkan dari Rencana Tata RuangPulau Sulawesi dan Tata Ruang KawasanStrategis Nasional.Berdasarkan status kota Nasional, ternyataKota Bulukumba sebagai ibukota dariKabupaten Bulukumba tidak termasuk kotaPusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang diatur didalam RTRWN. Demikian sehinggakeberadaan kota Bulukumba di dalam RencanaTata Ruang Pulau Sulawesi dan RTRWProvinsi Sulawesi Selatan berupa Kota PusatKegiatan Lokal (PKL).Kota PKL untruk ibukota KabupatenBulukumba ditetapkan dengan criteria sebagaiberikut:a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau

berpotensi sebagai pusat Indiuustri dan jasayang melayani skala kabupaten ataubeberapa kecamatan.

b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai simpul trasportasi yangmelayani skala kabupaten atau beberapakecamatan.

Hal ini sejalan dengan penetapan KawasanAndalan Nasional (KAN) seperti tampak padaLampiran II Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentangRTRWN telah ditetapkan 7 (tujuh) KawasanAndalan Nasional di Provinsi SulawesiSelatan. Salah satunya adalah KANBulukumba dan KAN Watampone dimanaKabupaten Bulukumba termasuk didalamnnya. Kawasan Andalan Bulukumna danKawasan Andalan Watampone terdiri atasbeberapa sektor unggulan nasional yaitu:1. Pertanian2. Perkebunan3. Perikanan4. Peternakan5. Agroindustri6. Pariwisata

Dengan demikian keberadaan wilayah strategisKabupaten Bulukumba menjadi sangat jelas didalam konstelasi Kawasan Strategis AndalanNasional sehingga segala bentukperencanaannya melibatkan kebijakanPemerintah Pusat, Pemerintah ProvinsiSulawesi Selatan dan Pemerintah KabupatenBulukumba.

RTRW Provinsi Sulawesi SelatanPeraturan Daerah (Perda) Nomor 09 Tahun2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan Periode2009-2029 telah ditetapkan dan menjadirujukan bagi pembangunan Provinsi SuawesiSelatan bagi pengalokasian bagi pemanfaatanruang di wilayahnya.Tujuan penataan ruang wilayah ProvinsiSulawesi Selatan adalah:1. Tujuan UmumPenataan ruang wilayah Provinsi adalah untukmenata ruang wilayah Sulawesi menjadisimpul transportasi, industri, perdagangan,pariwisata, permukiman, pertanian, dan lahanpangan berkelanjutan, serta untukmeningkatkan kualitas lingkungan DAS secarasinergis antar sektor maupun antar wilayah,partispatif, demokratis, adil dan seimbangdalam sistem tata ruang wilayah nasional yangbermuara pada proses peningkatankesejahteraan rakyat, khusunya wargaSulawesi selatan secara berkelanjutan.2. Tujuan Khusus

Mengarahkan penataan ruang wilayah menjadilebih produktif, lebih terpenuhi pelayanansosial, ekonomi dan budaya serta lebihterlayani sistem transportasi, informasi dankomunikasi agar terbangun ekonomi wilayahsecara terpadu dan berkelanjutan.Strategis kebijakan dan straregis penataanwilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang

Page 99: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

350 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

dilakukan dalam penataan ruang wilayahprovinsi terkait dengan perkembangan strukturruang adalah peningkatan akses pelayananperkotaan dan pusat-pusat pertumbuhaneknomi wilayah darat maupun laut dan pulau-pulau kecil.Sedangkan di dalam strategi peningkatan aksespelayanan perkotaan dan pusat-pusatpertumbuhan ekonomi salah satunya adalahmengembangkan pusat pertumbuhan baru dikawasan yang potensial dan belum terlayanioleh pusat pertumbuhan yang ada.

RTRW Daerah Kabupaten BulukumbaRencana Struktur Ruang di dalam Rencana tataRuang Wilayah (RTRW) KabupatenBulukumba, meliputi:Sistem perkotaan sesuai dengan RTRWProvinsi Sulawesi Selatan, maka IbukotaKabupaten Bulukumba telah ditetapkansebagai pusat kegiatan Lokal (PKL) denganfungsi dan peran sebagai berikut:a. Pusat Pengolahan/Pengumpulan barang

yang melayani kabupaten dan beberapakecamatan kabupaten tetangga.

b. Sebagai simpul transportasi yang melayanikabupaten dan beberapa kecamatan daerahtetangga.

c. Pusat pemerintahan Kabupaten Bulukumba.d. Sebagai pusat pelayanan publik lainnya

untuk kabupaten dan kecamatan daerahtetangga.

Sistem perkotaan merupakan wilayahkabupaten yang menunjukan keterkaitan antarpusat pelayanan wilayah maupun pusatpemukiman perkotaan, sebagai pusat kegiatansosial dan ekonomi masyarakat secara serasidan saling memperkuat.Sistem pedesaan menggambarkan sistempemusatan kegiatan cakupan pelayanan danketerkaitan kegiatan-kegiatan utama kawasanpedesaan. Keterkaitan antarkota dan desa harusberkembang seiring agar dapat memberimanfaat bagi keduanya. Kota merupakan pasarbagi pemasaran produk-produk kawasanpedesaan, sedangkan kawasan pedesaanmembutuhkan pelayanan prasarana dan saranaperkotaan (hubungan hulu-hilir).Rencana Hierarkis dan Pusat-pusatpengembangan wilayah:a. Bulukumba sebagai ibukota Kabupaten

Bulukumba adalah Kawasan Inti(Orde/Pusat Pelayanan Utama), sebagaipusat pelayanan bagian tengah.

b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); merupakanKawasan Perkotaan Bulukumba yangmeliputi Kecamatan Ujungbulu danKecamatan Gantarang.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas:kawasan perkotaan Tanete di KecamatanBulukumpa;kawasan perkotaan Tanah Beru diKecamatan Bontobahari;kawasan perkotaan Kassi di KecamatanKajang; dan kawasan perkotaan Dannuangdi Kecamatan Ujung Loe.

d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiriatas:kawasan Tanuntung di Kecamatan Herlang;kawasan Palampang di Kecamatan RilauAle; kawasan Hila-hila di KecamatanBontotiro; dan kawasan Borong Rappoa diKecamatan Kindang.

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Pendekatan KajianPendekatan kajian yang digunakan adalahmemandang wilayah strategis sebagai suatusistem produksi yakni input, proses dan output.Dari sudut pandang ini pengembangan wilayahstrategis harus mempertimbangkan segalaaspek yang berkaitan dengan proses produksi.Dengan demikian kajian yang berkaitandengan penyediaan input di dalam kawasanberupa sumberdaya alam (SDA) sumberdayamanusia (SDM), dan sumberdaya buatan(SDB) termasuk teknologi dan modal,pengolahan sumberdaya dan jenis produk yangdihasilkannya termasuk peluang pemasaranperlu dilakukan untuk mengidentifikasi sektordan komoditas unggulan yang perludiembangkan.Informasi yang harus dikumpukan berkenaandengan perencanaan wilayah strategis dancepat tumbuh adalah meliputi:1. Karakteristik wilayah2. Penggunaan dan sumberdaya lahan3. Sistem pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, industri, dan lain-lain yangdilakukan oleh masyarakat.

4. Jumlah dan keragaman produkstifitas.5. Pola penyebaran penduduk dan pemukiman

penduduk6. Pola distribusi fasilitas dan pelayanan

sosial-ekonomi

Disamping itu harus pula dikumpukaninformasi pendukung lainnya seperti kegiatanekonomi lainnya, produksi barang dan jasalainnya, konsetrasi dan penyebaran aktivitassosial dan ekonomi masyarakat danketersediaan dan karakteristik tenaga kerja.Analisis dilakukan pula untk memperolehinformasi keterkaitan fisik, ekonomi, sosial dan

Page 100: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 351

kelembagaan antara satu pemukiman denganpemukiman penduduk lainnya.Potensi-potensi yang teridentifikasi sebagaipotensi unggulan selanjutnya dikembangkansebagai sektor penggerak utama (primemovers). Potensi ini diharapkan akanmemenuhi kriteria antara lain:Memiliki skala ekonomi yang besar sehinggaproduktif untuk dikembangkan.Mempunyai keterkaitan ke depan dan kebelakang.Memiliki dampak spasial yang besar dalammendorong pengembangan wilayah.Memiliki pasar yang jelas dan prospektif.Memenuhi pinsip efisiensi ekonomi untukmenghasilkan output yang maksimal.

Metode dan Peralatan AnalisisSecara umum metode analisis yang digunakanadalah analisis sistem untuk memperhitungkanberbagai potensi sumberdaya yang ada diwilayah ini, aspirasi daerah dan masyarakatyang diselaraskan dengan koridor kebijakanpembangunan nasional dan propinsi.Selanjutnya untuk menemukenali program-program strategis akan digunakan analisisSWOT yang bertumpu pada arus aspirasidaerah dan masyarakat. Untuk itu makapelaksanaan kajian ini akan meliputi kegiatansurvei yang ekstensif untuk menjaring segenapaspirasi dari semua pelaku pembangunan untukselanjutnya dianalisis dengan pendekatansistem (Holistic approach).Analisis data dan informasi akanmemanfaatkan teknologi Sistem InformaiGeografis (SIG). SIG adalah perpaduan antaraDigital Mapping dengan database. SIGmerupakan saran untuk menginformaikankegiatan yang berhubungan dengan letak danlokasi di permukaan bumi dengan informsinumerik (database). Digital mapping adalahpembuatan peta secara digital atau dikenaldengan automasi kartografi. Database adalahhimpunan basis data (informasi) tentang suatuhal dalam bentuk data numerik. ProsesPenyusunan wilayah strategis dilakukandengan metode pembuatan SIG.

Perumusan Perencanaan Wilayah StrategisStrategi merupakan upaya untukmemanfaatkan potensi wilayah dan ataumenciptakan peluang untuk memanfaatkanpotensi wilayah secara optimal. Perumusanstrategi ini akan mengacu pada upaya untukmengakselerasi pemanfaatan sumberdayasecara optimal dan berkelanjutan, baik denganinvestor dari luar maupun dengan menggalipotensi ekonomi internal kawasan.

Kriteria yang digunakan untuk merumuskanstrategi antara lain: aspirasi masyarakat dalamwilayah strategis.Penyerapan tenaga kerja yang tinggi.Berwawasan berkelanjutan dan sifatnyapartisipatorisDengan demikian diharapkan strategi yangakan ditempuh merupakan wujud daripemberdayaan potensi wilayah strategis secaramemadai.Selanjutnya rumusan programindikatif dikelompokkan menjadi tiga bentukyakni:Program pembangunan sektoral yangdiarahkan untuk memperkuat daya saingkomoditas unggulan dalam wilayah strategisbaik untuk pasar domestik maupun pasarglobal yang pada gilirannya dimaksudkanuntuk mengakselerasi pengembangan eknomiwilayah.Program pembangunan spasial yakni program-program yang diarahkan untuk menciptakandan memperkuat keterkaitan spasial internalwilayah. Wujud program ini antara lain adalahprogram wilayah prioritas khususnyapengembangan pusat-pusat pelayanan.Program penujang yakni program-programyang diarahkan untuk menunjang keduaprogram indikatif di atas. Program-programdalam kategori ini khususnya adalah programpemberdayaan dan pengembangan SDM,infrastruktur lunak dan kelembagaan sertaprogram-program peningkatan prasarana daninfrastruktur.

DESKRIPSI UMUM WILAYAH

Karakteristik Fisik WilayahGeografisKabupaten Bulukumba terletak di bagianselatan Jasirah Sulawesi dan berjarak kuranglebih 153 kilometer dari ibukota PropinsiSulawesi Selatan. secara geografis KabupatenBulukumba terletak di antara 05°20´-05°40´Lintang Selatan (LS) dan 119°58´-120°28´Bujur Timur (BT) dengan batas-batasadministrasi:- Sebelah Utara : berbatasan dengan

Kabupaten Sinjai- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Laut

Flores- Sebelah Barat : berbatasan dengan

Kabupaten Bantaeng- Sebelah Timur : berbatasan dengan Teluk

BoneLuas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar1.154,7 km2 atau sekitar 2,5 persen dari luaswilayah Sulawesi Selatan yang meliputi 10(sepuluh) kecamatan dan terbagi ke dalam 27

Page 101: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

352 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

kelurahan dan 109 desa. Ditinjau dari segi luaskecamatan Gantarang dan Bulukumpamerupakan dua wilayah kecamatan terluasmasing-masing seluas 173,51 km2 dan 171,33km2 sekitar 30 persen dari luas kabupaten.Kemudian disusul kecamatan lainnya danterkecil adalah kecamatan Ujung Bulu yangmerupakan pusat kota Kabupaten dengan luas14,4 km2 atau hanya sekitar 1 persen.

Tabel 4.1Luas Wilayah Perkecamatan di Kabupaten

Bulukumba

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAHSTRATEGIS

Analisis Lingkungan StrategisAnalisis lingkungan strategis secara teoritismaupun praktis dalam suatu penafsiransederhana dapat dimaknakan sebagai kajiankondisi konstruktif yang bersifat kondusif,dalam memberi peluang terselenggaranyakegiatan tertentu tanpa hambatan yang berarti.Posisi lingkungan strategis ini demikianpentingnya sehingga perlu dikaji, mengingatkeberadaannya dapat mempengaruhi berbagaikegiatan secara positif maupun negatif dalamupaya mencpai sasaran yang diinginkan.Bidang kajian lingkungan strategis bisa bersifattidak terbatas, meskipun secara teoritis dapatdikelompokkan ke bebarapa aspek politik,ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanandengan dimensi lokal, regional, nasional daninternasional dalam satuan jangka panjang,jangka menengah, dan jangka pendek. Dalamaplikasinya lingkugan strategs dapatmenghadirkan banyak pelaku yang salingberhadapan baik secara individu, kelompokmasyarakat, unit usaha, bahkan negara didalam suatu kanca pertarungan yangmenentukan keberhasilan masing-masing.

Analisis lingkungan perlu dilakukan secarahati-hati, cermat, holistik dan komprehensifuntuk mencapai sasaran yang telah ditentukandalam penyiapan ”wilayah strategis”.

Dimensi InternasionalDalam analisis lingkungan strategis dalamdimensi internasional sangat berkaitan dengannegara sebagai pelaku dalam upayamempertahankan eksistensi negara-negaratersebut dalam kehidupan bangsa-bangsa didunia. Upaya mempertahankan eksisensinegara tidak terlepas dari berbagai perjuangan

semua komponen negarayang bersangkutan padakeseluruhan aspek dan lazimmuncul dalam bentuk isu-isuaktual yang terangkat kepermukaan.Sebagian besar negara yangsedang berkembang terusmengalami gempuran sengitdan tidak berdaya ketikasemua isu telah diwujudkandalam bentuk rekomendasi-rekomendasi yang merugikankepentingan nasional.Kelemahan yang dimiliki

oleh suatu negara justru dimanfaatkan olehdengan baik oleh berbagai negara kuat yangmendominasi seluruh aspek kehidupan.

Dimensi NasionalAnalisis lingkungan strategis dalam konteksnasional tidak kalah pentingnya dengandimensi internasional bila dilihat darikonstalasi politik serta ekoomi domestikmaupun lainnya yang terjadi selama ini

Analisis Kebutuhan PengembanganWilayah Strategis

Pertanian Tanaman PanganWilayah strategis Kabupaten Bulukumbamerupakan wilayah yang memproduksikomoditi tanaman pangan seperti padi danjagung.

Luas Lahan Sawah Irigasi (ha) Dirincimenurut Kecamatan di Wilayah StrategisKabupaten Bulukumba Tahun 2012. Sumber:(1) Dinas Pertanian Tanaman Pangan danHortikultura Kabupaten BulukumbaBulukumba, (2) Badan Pusat StatistikKabupaten Bulukumba.

Luas Lahan Sawah Tadah hujan (ha)Dirinci menurut Kecamatan di WilayahStrategis Kabupaten Bulukumba Tahun 2012.

Kecamatan Luas(Km²)

Persentase LuasKecamatan Terhadap

Luas Kabupaten

Jumlah Desa/Kelurahan

Gantarang 173,51 15,03 21Ujungbulu 14,44 1,25 9Ujung Loe 144,31 12,50 13Bontobahari 108,60 9,40 8Bontotiro 78,34 6,78 13Herlang 68,79 5,96 8Kajang 129,06 11,18 19Bulukumpa 171,33 14,84 17Rilau Ale 117,53 10,18 15Kindang 148,76 12,88 13Jumlah 1.154,67 100,00 136

Page 102: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 353

Sumber: Badan Pusat Statitstik KabupatenBulukumba 2013).

Luas tanaman padi di wilayah strategisKabupaten Bulukumba pada tahun 2013 yaituseluas 22.458 Ha yang terdiri dari 20.423 Hasawah irigasi dan 2.035 Ha sawah tadah hujan.Kecamatan yang memiliki luas areapertanaman padi yang besar adalah Gattarangdengan luas 8.011 Ha dan diikuti olehKecamatan Rilau Ale dengan luas 3.211 Ha,Kecamatan Bulukumpa dengan luas 3.119 Ha,Ujung Loe dengan luas 2.953 Ha, danKecamatan Kajang dengan luas 2.300 Ha.Perkembangan Tingkat Produksi KomoditiPadi di Wilayah Strategis KabupatenBulukumba Tahun 2008 sampai dengan 2012(Sumber: Badan Pusat Statitstik KabupatenBulukumba 2013).

Tingkat Produksi Komoditi PadiBerdasarkan Kecamatan di Wilayah StrategisKabupaten Bulukumba Tahun 2012 (Sumber:Badan Pusat Statitstik Kabupaten Bulukumba2013). Pada Gambar 5.3. dan 5.4. terlihatbahwa Produksi Komoditi Padi di wilayahstrategis Kabupaten Bulukumba pada tahun2012 yaitu sebesar 242.634 ton. Kecamatanyang memiliki produksi padi yang tertinggiadalah Gattarang dengan produksi sebanyak85.308 ton, diikuti oleh Kecamatan Ujung Loedengan produksi 35.296 ton, Kecamatan RilauAle dengan produksi 34.830 ton, KecamatanBulukumpa dengan produksi 30.904 ton,Kecamatan Kajang dengan produksi 26.440ton, Kecamatan Kindang dengan produksi20.588 ton.Disamping itu juga sebagai produsen palawijatermasuk ubi kayu, ubi jalar, kacang panjang,kacang hjau. Mengingat kondisi iklim wilayahstrategis Kabupaten Bulukumba mempunyaitipe iklim yang relatif basah, makapengembangan lahan pertanian tanamanpangan sesuai untuk pengembangan lahanpertanian basah.

Luas wilayah area pertanamankomoditas jagung pada wilayah strategisKabupaten Bulukumba seluas 27.555 ha.Kecamatan yang memiliki luas areapertanaman jagung yang besar adalahKecamatan Kajang 9.630 ha, KecamatanHerlang 4.533 ha, Kecamatan Ujung Loe 4.380ha, Kecamatan Bontotiro 3.604 ha, KecamatanBontobahari 3.100 ha. Selanjutnyaperkembangan Tingkat Produksi KomoditiJagung Kabupaten Bulukumba disajikan padaGambar Gambar 5.5 dan Luas wilayah areapertanaman komoditas jagung pada wilayahstrategis Kabupaten Bulukumba.

Perkembangan Tingkat ProduksiKomoditi Jagung (ton) Dari tahun 2008 sampaidengan 2012 di Wilayah Strategis KabupatenBulukumba. (Sumber: Badan Pusat StatitstikKabupaten Bulukumba 2013).

Luas Pertanaman Jagung (ha) Dirincimenurut Kecamatan di Wilayah StrategisKabupaten Bulukumba Tahun 2012. (Sumber:Badan Pusat Statitstik Kabupaten Bulukumba2013).

Luas areal tanaman jagung di wilayahstrategis Kabupaten Bulukumba adalah 27.755Ha dengan produksi 499.126 ton pada tahun2012. Kecamatan yang memiliki luas arealtanaman jagung yang lebih luas adalahKecamatan Kajang dengan luas 9.630 Ha.Kecamatan Herlang dengan luas 4.533 Ha,Kecamatan Ujung Loe dengan luas 4.380 Ha,Kecamatan Bontotiro dengan luas 3604 Ha,Kecamatan Bontobahari dengan luas 3.100 ha.Selanjutnya tingkat produksi Jagungberdasarkan menurut Kecamatan di WilayahStrategis Kabupaten Bulukumba.

Tingkat Produksi Jagung (ton) Dirincimenurut Kecamatan di Wilayah StrategisKabupaten Bulukumba Tahun 2012. Sumber:Badan Pusat Statitstik Kabupaten Bulukumba2013).

Tanaman jagung adalah tanamanterbesar kedua setelah padi yang diusahakanoleh masyarakat petani di wilayah strategisKabupaten Bulukumba. Kecamatan yangmemiliki peroduksi tanaman jagung yangtertinggi adalah Kecamatan Kajang denganproduksi 35.901 ton, diikuti oleh KecamatanBontotiro dengan produksi 18.892 ton,Kecamatan Ujung Loe dengan produksi 16.298ton, Kecamatan Herlang dengan produksi17.971 ton, Kecamatan Bontobahari denganproduksi 12.623 ton. Selanjutnya tingkatproduksi kacang tanah berdasarkan menurutKecamatan di Wilayah Strategis KabupatenBulukumba.

Tingkat Produksi Komoditi KacangTanah Dirinci menurut Kecamatan di WilayahStrategis Kabupaten Bulukumba Tahun 2012.Sumber: Badan Pusat Statitstik KabupatenBulukumba 2013).

Produksi tanaman kacang tanah diwilayah strategis Kabupaten Bulukumba padatahun 2012 sebesar 7.328 ton. Kecamatan yangmemiliki peroduksi tanaman kacang tanahyang tertinggi adalah Kecamatan Bontobaharidengan produksi sebanyak 4.358 ton, diikuitoleh Kecamatan Bontotiro dengan produksisebanyak 1.372 ton. Selanjutnya tingkatproduksi ubi kayu berdasarkan Kecamatan diWilayah Strategis Kabupaten Bulukumba.

Page 103: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

354 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Tingkat Produksi Komoditi Ubi Kayu Dirincimenurut Kecamatan di Wilayah StrategisKabupaten Bulukumba Tahun 2012. (Sumber:Badan Pusat Statitstik Kabupaten Bulukumba2013).

Pertanaman ubi kayu di wilayah strategisKabupaten Bulukumba 18.385 ton dan hampirmenyebar pada hampir semua kecamatankecuali Kecamatan Ujung Bulu. Kecamatanyang memiliki produksi komoditi ubi kayuyang tertinggi adalah Kecamatan Rilau Aledengan produksi sebanyak 6.921 ton, diikutiKecamatan Herlang dengan produksi sebanyak2.457 ton, Kecamatan Bulukumpa denganproduksi sebanyak 2.259 ton, Bontoriro denganproduksi sebanyak 1.636 ton, Ujung loedengan produksi sebanyak 1.621 ton,Kecamatan Bontobahari dengan produksisebanyak 1.500 ton. Selanjutnya tingkatproduksi ubi jalar berdasarkan Kecamatan diWilayah Strategis Kabupaten Bulukumba.

Tingkat Produksi Komoditi Ubi JalarDirinci menurut Kecamatan di WilayahStrategis Kabupaten Bulukumba Tahun 2012.(Sumber: Badan Pusat Statitstik KabupatenBulukumba 2013).Pertanaman ubi Jalar di wilayah strategisKabupaten Bulukumba 3.755 ton dan hampirmenyebar pada hampir semua kecamatankecuali Kecamatan Ujung Bulu. Kecamatanyang memiliki produksi komoditi ubi jar yangtertinggi adalah Kecamatan Gantarang 1.007ton, diikuti Kecamatan Bulukumpa denganproduksi sebanyak 1.126 ton, KecamatanKindang dengan produksi 748, dan KecamatanRilau Ale dengan produksi sebanyak 650 ton.Selanjutnya Luas Area Pertanaman Sayuran diWilayah Strategis Kabupaten Bulukumbadisajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1.Luas Area Pertanaman Komoditi TanamanSayuran (Ha) Dirinci Dirinci menurutKecamatan di Wilayah Strategis KabupatenBulukumba Tahun 2012.

Identifikasi Sektor UnggulanPenentuan sektor unggulan di wilayah

strategis Kabupaten Bulukumba dapatditelususri berdasarkan kontribusi danbeberapa kriteria penting lainnya sektor yangbersangkutan dalam perekonomian wilayahstrategis. Secara lebih spesisfik dapatdidasarkan pada :Kontribusi sektor pada PDRB wilayahDaya serta tenaga kerja dan sumberpembentukan pendapatanPertumbuhan meningkat secara konsistenPotensi ekspor atau substitusi impor sertasumber pembentukan devisaBerdasarkan dari kriteria di atas maka secarakeseluruhan terdapat delapan sektor unggulandominan sebaga berikut:1. Sektor Tanaman Pangan2. Sektor Perkebunan3. Sektor Perikanan4. Sektor Peternakan5. Sektor Kehutanan6. Sektor Jasa-Jasa7. Sektor Perdagangagan, Hotel dan restoran8. Sektor Angkutan dan komunikasiPengembangan sektor ekonomi unggulan yangmampu mendorong kegiatan ekonomi di dalamwilayah strategis melalui pengembangankomoditi unggulan. Kriteria komoditasunggulan antara lain:Komoditas yang mempunyai multiplier effectyang besar terhadap pertumbuhan ekonomidaerah Komoditas yang menarik minat swastamenanamkan modalnya Komoditas yangmampu mendorong peningkatan pertumbuhanekonomi daerah atau wilayah.Komoditas yang mempunyai permintaan pasaryang tinggi terutama pasar luar negeri.

Berdasarkan pada kriteria di atas, makabeberapa komoditas ungggulan wilayah yangperlu dikembangkan antara lain:Padi, Jagung, Kacang tanah, Ubi kayu, Kakao,Jambu mete, Cengkeh, Sapi, Kerbau, Kuda,Kambing, Ikan Laut, Rumput laut.Sedangkan sektor lainya yang dapat

diunggulkan untukdapatdikembangkanantara lainPerdagangan besardan eceranPrasarana dansarana transportasiPerananPemerintah (arahankebijakan danprogram/proyek).

No KecamatanLuas (Ha)

CabeCabeBesar

KacangPanjang

KacangMerah

Terung Buncis Lain

1 Gantarang 20 68 32 0 42 0 1572 Ujung Bulu 0 0 0 0 0 0 03 Ujung Loe 9 3 46 2 23 0 764 Bontobahari 64 70 46 0 44 0 915 Bonto Tiro 62 0 9 36 56 0 796 Herlang 0 0 6 0 65 0 1667 Kajang 24 0 18 11 31 0 528 Bulukumpa 19 3 41 3 6 18 289 Rilau Ale 48 25 34 0 48 20 17010 Kindang 13 2 8 29 10 57 54

Jumlah 259 171 239 91 325 95 873

Page 104: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 355

Analisis Peluang Pengembangan WilayahStrategis

Analisis SWOT Kekuatan (Strength)1. Potensi pertanian, perkebunan, perikanan

dan peternakan yang dimiliki wilayahstrategis Kabupaten Bulukumba mampumenunjang pengembangan beberapakomoditas ekspor

2. Prasarana, sarana dan kelembagaanproduksi relatif telah berkembang

3. Masih memiliki potensi yang cukup untukmeningkatkan volume produksi

4. Keunggulan skala relatif bila dibandingkandengan kabupaten lain

5. Jumlah armada penangkapan ikan, alatpenangkapan ikan dan nelayan yang cukupmampu menunjang pengembanganbeberapa ekspor perikanan.

Analisis SWOT Kelemahan (Weakness)1. Kegiatan pertanian umumnya masih

dilakukan secara subsistem sehingga tingkatproduktivitasnya yag dicapai masih rendah

2. Sistem distribusi dan pemasaran relatifmasih belum berkembang, pasar luar negerimasih sangat terbatas dan masih tergantungpada beberapa pasar tradisinal.

3. Pengendalaian mutu dalam produksi,distribusi dan pemasaran agar sesuai dengantuntutan pasar belum dilaksanakan denganbaik.

4. Sifat komoditas pertanian dan perikananyang tidak elastis terhadap perubahanpermintaan serta mudah rusak.

5. Pemanfataan sumberdaya perikanan masihterbatas pada perairan pantai.

6. Sebagain besar armada penangkapan ikanberukuran kecil.

Analisis SWOT Peluang (Opportunity)1. Naiknya permintaan dunia terhadap

beberapa komoditas ekspor Bulukumbamisalnya kakao, kopi, rumput laut, ikanlaut.

2. Kegagalan panen pada beberapa wilayahnegara lain dapat memacu peningkatanekspor komoditas dari Bulukumba.

3. Akan dihapuskannya hambatan tarif dankuota pada era perdagangan bebas

4. Kebijakan pemerintah yangmemprioritaskan komodita ekspor

5. Potensi perikanan masih cukup untuk dapatdimanfaatkan.

6. Luas wilayah laut masih cukup untukpenambahan kapal motor yang berukuranbesar.

7. Permintaan komoditas perikanan semakinmeningkat baik pasar dalam negeri maupunpasar ekspor.

Analisis SWOT Tantangan (Threat)1. Meningkatnya produksi/ekspor komoditas

pertanian negara lain2. Semakin mahalnya komponen impor dalam

input komoditas pertanian3. Kecenderungan adanya pergeseran selera

konsumen terhadap peningkatan kualitas,masalah hygiene dan lingkungan hidup(ekolabelling)

4. Pasar bebas MEA, AFTA dan APEC yangakan menyebabkan kompetisi dengannegara-negara ASEAN.

5. Konsep sumberdaya perikanan adalah milikbersama (common proverty).

6. Terjadinya persaingan antara nelayantradisional dengan nelayan moderen.

Sasasaran dan Strategi Pengembangan

Sasaran Pengembangan Pertanian TanamanPangan

Kabupaten Bulukumba merupakan daerahpotensial untuk mengembangkan tanamanpangan pada lahan basah terutama padi danjagung. Wilayah strategis untuk tanamanpangan basah adalah Kecamatan Gattarang,Ujung loe, Rilau Ale, Bulukumpa. Disampingitu juga sebagai lahan kering yangmemprouduksi kacang-kacangan, ubi kayu,dan ubi jalar terutama pada Kecamatan.Potensi tanaman pangan yang dimiliki wilayahini memang cukup besar karena lahan cukuptersedia, faktor penunjang cukup memadaiseperti masyarakatnya yang sudah cukupfamiliar dengan pengusahaan tanaman pangansejak lama. Dengan demikian wilayah strategisKabupaten Bulukumba diarahkan untukpeningkatan produksi dan pendapatan usahatani serta memenuhi kebutuhan pangandomestik dan subtitusi ekspor.

Sasaran Pengembangan PerkebunanKabupaten Bulukumba yang sebagian

wilayahnya berada didaratan pegununganLompobbatang memberikan peluang besaruntuk pengembangan berbagai jenis komoditasperkebunan yang memiliki keungguankomparatif dan daya saing yang tinggi baik dipasar domestik maupun pasar internasionalseperti kakao, kopi, cengkeh,. Wilayahstrategis untuk tanaman perkebunan rakyatseperti cengkeh dan kopi adalah KecamatanKindang, Bulukumpa. Sedangkan wilayahstrategis untuk tanaman buah-buahan seperti

Page 105: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

356 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

dan sayur-sauran adalah KecamatanBuukumpa dan Kecamatan Kajang.

Sasaran Pengembangan PerikananKabupaten Bulukumba memiliki

keunggulan komperatif untuk dikembangkansebagai pusat kebun bibit rumput laut danpenghasil bibit udang dan bandeng dan sebagaipusat penghasil bibit ikan air tawar. Wilayahstrategis untuk pengembangan perikanan lautadalah Kecamatan Ujung Bulu, KecamatanGantarang, Kecamatan Ujung loe, KecamatanKajang. Sedangkan wilayah strategis untukpengembangan perikanan air tawar adalahKecamatan Kindang, dan KecamatanBulukumpa.

Sasaran Pengembangan PeternakanWilayah strategis Kabupaten Bulukumba

juga memiliki keunggulan komperatif dalammengembangkan beberapa jenis peternakan.Jenis peternakan yang dapat dikembangkan diwilayah ini adalah ternak sapi, kerbau, kuda,kambing ayam buras, ayam petelur. Saat inimasyarakat di wilayah strategis KabupatenBulukumba sudah terbiasa dengan jenis ternaktersebut dan telah banyak dikembangakanmasyarakat dalam skala rumah tangga dengancara pengelolaan yang masih sederhana.Dengan sentuhan teknologi yang lebih baikmaka wilayah ini potensial dikembangkanpeternakan dalam skala yang lebih besar,Dengan demikian wilayah ini dapatmenyediakan kebutuhan produksi ternak secaralokal, antar kabupaten, antar pulau, bahkanmemungkinkan untuk mendukung ekspor.Wilayah strategis untuk pengembangan ternakadalah Kecamatan Kindang, KecamatanGattarang, Kecamatan Rilau Ale, KecamatanKajang, Kecamatan Bontotiro, KecamatanHerlang.

Sasaran Pengembangan Industri danPariwisata

Untuk jangka panjang sektor pariwisatadi wilayah strategis Kabupaten Bulukumbaperlu dicermati lebih jauh. Sebagai lapanganusaha alternatif jika sektor unggulan danpenunjang telah memadai, maka sektorpariwisata mungkin dapat menjadi sektorpenting dimasa mendatang. Wilayah strategisuntuk pengembangan sektor pariwisata bahariadalah Pantai Tanjung Bira di KecamatanBontobahari serta pantai Samboang diKecamatan Bontotiro. Wisata agro diKecamatan Gattarang. Wisata industrypembuatan perhu pinisi di Kecamatanbontobahari.

Sasaran Pengembangan Sektor PenunjangPerbaikan serta peningkatan kualias dankuantitas sarana prasarana transportasimenjadi sangat penting

Hal ini penting pula untuk meperlancarsystem distribusi input dan output produksipertanian, perikanan, peternakan, dan lainnya.Jadi peningkatan sarana transportasi terutamadari dan ke kantong-kantong wilayahpengembangan menjadi sangat penting.

Strategi Pengembangan

Tanaman Pangan dan PerkebunanStrategi pengembangan tanaman pangan

di wilayah strategis Kabupaten Bulukumbadijabarkan sebagai berikut:1. Program peningkatan produksi padi, jagung,

kacang tanah dan ubi kayu.2. Program peningkatan produksi kakao, kopi,

cengkeh, jambu mete, kelapa3. Program penataan kelembagaan yang

meliputi pemberdayaan kelompok tan,lembaga fiinansial kelembagaan pertanahandan kelembagaan hukum.

4. Pogram peningkatan keunggulan skaladengan menekankan pada dua hal yaitu: a)pembangunan, peningkatan danpengembangan prasarana produksi danpemasaran dan; b) peningkatan kinerja dayadukung prasarana wilayah.

5. Program evaluasi dan monitoring.

Perikanan1. Penerapan teknologi penangkaan ikan dan

budidaya perikanan yang sesuai dengankarakteristik wilayah yang ramahlingkungan dan berkelanjutan.

2. Pemberdayan dan peningkatan kualitassumberdaya manusia perikanan

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas saranadan prasarana produksi sehingga dihasilkankomoditas perikanan dengan kualitas yangberdaya saing tinggi.

4. Penataan dan pemberdayaan kelembagaanperikanan

Peternakan1. Program peningkatan produksi ternak sapi,

kambing dan ayam buras, ayam petelur.2. Program peningkatan mutu hasil peternakan

melalui perbaikan mutu manajemen mutu,yang akan dikoordinasikan dengan

instansi terkait untuk memberikan pelayananterpadu kepada masyarakat peternak

3. Program pengembangan peternakan yangberskala ekonomis melalui kemitraan antara

Page 106: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 357

pemodal dengan masyarakat setempatsebagai pengelola.

4. Program evaluasi dan monitoring.5. Program penataan kelembagaan peternakan

Rencana Strategis dan Program Indikatif

Rencana StrategisSecara umum, rencana wilayah strategisKabupaten Bulukumba ditujukan untukmemenuhi keinginan semua lapisanmasyarakat terutama para pelaku ekonomi(stakeholder) mulai dari petani (produsenkomoditas), dunia usaha termasuk industripengolahan di wilayah ini hingga paraeksportir serta pemerintah daerah dan instansiterkait yang diharapkan dapat menunjangpencapaian tujuan tersebut sesuai potensidaerah dan peluang pasar lokal, domestikmaupun internasional. Selanjutnya rencanastrategis dijabarkan dalam programpengembangan sektor komoditas unggulan.

Program IndikatifSecara umum program indikatif meliputi tigakategori sebagai berikut:1. Peningkatan produksi sektor unggulan

(pertanian, perkebunan, perikanan,peternakan, perdagangan, hotel danrestoran)

2. Peningkatan dan pengembangan kapasitassektor penunjang antara lain transportasi,perhubungan, dan jasa pemerintah.

3. Peningkatan kinerja infrastruktur lunak(Pemberdayaan kelembagaan danpeningkatan kualitas sumberdaya manusia).

Pertanian Tanaman Pangan1. Peningkatna kuantitas dan kualitas produksi

komoditas padi, jagung, kedele, ubi kayu.2. Pembentukan pusat layanan informasi

tanaman pangan.3. Pilot proyek tanaman pangan yang sehat.4. Kemitraan pengelolaan produksi tanaman

pangan.

Perkebunan1. Peningkatan kuantitas dan kualitas dan

produksi komoditas kopi, kakao, cengkehdan jamu mete

2. Introduksi teknologi melalui kemitraanuntuk peningkatan prduksi

3. Perbaikan teknologi budidaya kopi, kakao,cengkeh dan jambu mete

Perikanan1. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya

perikanan lepas pantai

2. Modernisasi armada penangkapan ikandengan kapal motor dan alat penangkapanikan.

3. Peningkatan peran bank untuk kredit lunakbagi nelayan.

4. Peningkatan produksi ikan jenis ekspor dandiversifikasi produksi perikanan olahansesuai standar internasioal.

5. Peningkatan peran koperasi padapeningkatan kesejahteraan nelayan.

Peternakan1. Peningkatan kuantitas dan kualtas produksi

ternak sapi, kerbau, kuda, kambing danayam buras dan ayam petelur.

2. Kemitraan pengelolaan peternakan denganskala yang lebih ekonomis.

3. Meningkatkan pelayanan terpadu untukmeberdayakan masyarakat peternak skalarumah tangga.

Penunjang (Transportasi, Perhubungan danJasa Pemerintah)1. Pembangunan dan peningkatan kualitas

jalan untuk meningkatkan interaksi antarwilayah, serta memperlancar arus komoditidari kecamatan-kecamatan yang potensialpengembangan komoditi unggulan.

2. Meningkatkan kualitas pelayanantransportasi laut untuk meningkatkankelancaran arus barang dan penumpangmenuju pulau-pulau.

3. Mengembangkan jaringan saranaperhubungan untuk menunjang pelayananinformasi.

4. Meningkatkan pelayanan jasa pemerintahseperti kemudahan birokrasi serta aturanlain yang dapat menghambat kegiatan-kegiatan investasi masyarakat.

REKOMENDASI PENETAPANWILAYAH STRATEGISKABUPATEN BULUKUMBA

Dasar PenetapanWilayah strategis Kabupaten Bulukumbamerupakan bagian wilayah KabupatenBulukumba yang menjadi prioritas dalampenataan ruangnya. Hal ini disebabkan karenawilayah strategis memiliki pengaruh sangatpenting di bidang ekonomi, sosial, budaya danlingkungan dalam lingkup KabupatenBulukumba.Fungsi dari Wilayah strategis KabupatenBulukumba antara lain:a. Mengembangkan, melestarikan,

melindungi, dan mengkoordinasikan

Page 107: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

358 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

keterpaduan pembangunan nilai strategiswilayah yang bersangkutan dalammendukung penataan ruang wilayahKabupaten Bulukumba;

b. Sebagai alokasi ruang untuk berbagaikegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial danbudaya, serta fungsi dan daya dukunglingkungan hidup dalam wilayah KabupatenBulukumba yang dinilai mempunyaipengaruh sangat penting terhadap wilayahKabupaten Bulukumba.

c. Sebagai pertimbangan dalam penyusunanindikasi program utama RTRW KabupatenBulukumba

d. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tataruang wilayah Kabupaten Bulukumba.

Wilayah strategis Kabupaten Bulukumbaditetapkan berdasarkan:a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan

ruang wilayah Kabupaten Bulukumba.b. Nilai strategis dari aspek-aspek

eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensipenanganan wilayah;

c. Kesepakatan para pemangku kepentingandan kebijakan yang ditetapkan terhadaptingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosialbudaya, dan lingkungan pada wilayah yangakan ditetapkan;

d. Daya dukung lingkungan hidup wilayahKabupaten Bulukumba

e. Ketentuan peraturan perundang-undanganterkait.

Wilayah strategis Kabupaten Bulukumbaditetapkan dengan kriteria:a. Wilayah strategis Kabupaten Bulukumba

harus memperhatikan wilayah strategisnasional dan wilayah strategis provinsi yangada di wilayah Kabupaten Bulukumba.

b. Wilayah strategis Kabupaten Bulukumbayang bersinggungan dengan wilayahstrategis nasional dan wilayah strategisprovinsi Sulawesi Selatan harus memilikikekhususan yang berbeda.

c. Wilayah strategis Kabupaten Bulukumbadapat merupakan wilayah yang memilikinilai strategis dari sudut kepentinganekonomi yang memiliki:1) Potensi ekonomi cepat tumbuh;2) Sektor unggulan yang dapat

menggerakkan pertumbuhan ekonomi;3) Potensi ekspor4) dukungan jaringan prasarana dan

fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;5) Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan

teknologi tinggi;

6) Fungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi sumber energi dalam rangkamewujudkan ketahanan energi;

Wilayah strategis Kabupaten Bulukumba dapatmerupakan wilayah yang memiliki nilaistrategis dari sudut kepentingan sosial budayaseperti:1) Tempat pelestarian dan pengembangan adat

istiadat atau budaya.2) Prioritas peningkatan kualitas sosial dan

budaya.3) Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan.4) Tempat perlindungan peninggalan budaya.5) Tempat yang memberikan perlindungan

terhadap keanekaragaman budaya;6) Tempat yang memiliki potensi kerawanan

terhadap konflik sosial.7) Hasil karya cipta budaya masyarakat

Kabupaten Bulukumba yang dapatmenunjukkan jatidiri maupun penanda(focal point, landmark) budaya KabupatenBulukumba.

8) Kriteria lainnya yang dikembangkan sesuaidengan kepentingan pembangunanKabupaten Bulukumba

Wilayah strategis Kabupaten Bulukumbamerupakan wilayah yang memiliki nilaistrategis pendayagunaan sumber daya alam danteknologi di wilayah Kabupaten Bulukumba,antara lain:1) Wilayah yang diperuntukkan bagi

kepentingan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi berdasarkanlokasi sumber daya alam strategis,

2) Memiliki sumber daya alam strategis;

Wilayah strategis Kabupaten Bulukumba dapatmerupakan wilayah yang memiliki nilaistrategis dari sudut kepentingan fungsi dandaya dukung lingkungan hidup seperti:1) Tempat perlindungan keanekaragaman

hayati.2) Wilayah lindung yang ditetapkan bagi

perlindungan ekosistem, flora dan/ataufauna yang hampir punah ataudiperkirakan akan punah yang harusdilindungi dan/atau dilestarikan.

3) Wilayah yang memberikan perlindungankeseimbangan tata guna air yang setiaptahun berpeluang menimbulkan kerugian.

4) Wilayah yang memberikan perlindunganterhadap keseimbangan iklim makro.

5) Wilayah yang menuntut prioritas tinggiuntuk peningkatan kualitas lingkunganhidup.

Page 108: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 359

6) Wilayah yang sangat menentukan dalamperubahan rona alam dan mempunyaidampak luas terhadap kelangsungankehidupan. g. Wilayah strategis KabupatenBulukumba dapat merupakan wilayah yangmemiliki nilai strategis lainnya yang sesuaidengan kepentingan pembangunan wilayahKabupaten Bulukumba.

Wilayah strategis Kabupaten Bulukumbamengikuti ketentuan pemetaan wilayahstrategis Kabupaten Bulukumba sebagaiberikut:1) Wilayah strategis dipetakan yang

menggambarkan wilayah KabupatenBulukumba secara keseluruhan;

2) Pada bagian legenda peta dijelaskanbidang apa yang menjadi pusat perhatiansetiap wilayah strategis KabupatenBulukumba; dan

3) Penggambaran peta wilayah strategisKabupaten Bulukumba mengikutiperaturan perundang-undangan terkaitpemetaan rencata tata ruang.

Usulan Wilayah StrategisPembagian wilayah strategis KabupatenBulukumba didasarkan pada beberapapertimbangan sebagai berikut:- Wilayah strategis berdasarkan sudut

kepentingan ekonomi.- Wilayah strategis berdasarkan sudut

kepentingan fungsi dan daya dukunglingkungan hidup Sektor strategis karenakepentingan tertentu.

Berdasarkan hasil analisis, untuk KabupatenBulukumba diidentifikasi ke dalam beberapabeberapa wilayah strategis, antara lain:Wilayah Strategis Pertanian

Wilayah strategis pertanian Kawasanperuntukan pertanian tanaman pangan:- Kawasan peruntukan pertanian tanaman

pangan lahan basah.- Kawasan peruntukan pertanian tanaman

pangan lahan basah dengan luasan 22.458(dua puluh dua ribu empat ratus lima puluhdelapan) hektar ditetapkan di:sebagian wilayah Kecamatan Gantarang,sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe,sebagian wilayah KecamatanBontobahari,sebagian wilayah Kecamatan Bontotiro,sebagian wilayahKecamatan Herlang,sebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa,sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale,sebagian wilayah Kecamatan Kindang; dan

- Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan lahan kering terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan komoditas jagung dengan luasan34.117 (tiga puluh empat ribu seratustujuh belas) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari,sebagian wilayah Kecamatan Bontotiro,sebagian wilayah Kecamatan Herlang,sebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagian wilayah Kecamatan Bulukumpa,sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale,dan sebagian wilayah KecamatanKindang;

2. Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan komoditas ubi kayu dengan luasan3.200 (tiga ribu dua ratus) hektarditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianwilayah Kecamatan Herlang, sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa, sebagianwilayah Kecamatan Rilau Ale, dansebagian wilayah Kecamatan Kindang;

3. Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan komoditas ubi jalar dengan luasan3.200 (tiga ribu dua ratus) hektarditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagianwilayahKecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari,sebagian wilayah KecamatanBontotiro,sebagian wilayah KecamatanHerlang, sebagian wilayah KecamatanKajang, sebagian wilayah KecamatanBulukumpa, sebagian wilayah KecamatanRilau Ale, dan sebagian wilayahKecamatan Kindang;

4. Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan komoditas kacang tanah denganluasan 4.203 (empat ribu dua ratus tiga)hektar ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro,sebagianwilayah Kecamatan Herlang,sebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagian wilayah Kecamatan Bulukumpa,sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale,dan sebagian wilayah KecamatanKindang;

5. Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan komoditas kacang ijo denganluasan 1.325 (seribu tiga ratus dua puluh

Page 109: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

360 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

lima) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari,sebagian wilayah Kecamatan Bontotiro,sebagian wilayah Kecamatan Herlang,sebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagian wilayah Kecamatan Bulukumpa,sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale,dan sebagian wilayah KecamatanKindang;

6. Kawasan peruntukan pertanian tanamanpangan komoditas kedelai dengan luasan125 (seratus dua puluh lima) hektarditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, dan sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari.

7. Kawasan peruntukan pertanianhortikultura komoditas buah-buahandengan luasan 10.332 (sepuluh ribu tigaratus tiga puluh dua) hektar ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Bulukumpa,sebagain wilayah Kecamatan Kindang,sebagian wilayah Kecamatan Bontotiro,sebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagian wilayah Kecamatan Gantarang,sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale,dan sebagianwilayah KecamatanBontobahari; dan

8. Kawasan peruntukan pertanianhortikultura komoditas sayur-sayurandengan luasan 1.698 ( seribu enam ratussembilan puluh delapan) hektarditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, sebagain wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa, dan sebagianwilayah Kecamatan Rilau Ale.

Wilayah Strategis PerkebunanKawasan peruntukan perkebunan merupakankawasan perkebunan terdiri dari:a. Kawasan peruntukan perkebunan komoditas

karet dengan luasan 10.000 (sepuluh ribu)hektar ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa, dan sebagianwilayah Kecamatan Kajang;

b. Kawasan peruntukan perkebunan komoditasjambu mente dengan luasan 1.149 (seribuseratus empat puluh sembilan) hektarditetapkan di sebagian wilayah KecamatanKajang, sebagian wilayah KecamatanGantarang, sebagian wilayah KecamatanUjung Loe, sebagian wilayah KecamatanBontobahari, sebagian wilayah KecamatanBontotiro, sebagian wilayah Kecamatan

Herlang, sebagian wilayah KecamatanKindang, sebagian wilayah KecamatanRilau Ale, sebagian wilayah KecamatanBulukumpa;

c. Kawasan peruntukan perkebunan komoditascengkeh dengan luasan 1.418 (seribu empatratus delapan belas) hektar ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagain wilayah Kecamatan Gantarang,sebagian wilayah Kecamatan Kindang,sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale, dansebagian wilayah Kecamatan Bulukumpa;

d. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaskakao dengan luasan 1.008 (seribu delapan)hektar ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Kajang, sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, sebagian wilayahKecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Kindang, sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale, dan sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa;

e. Kawasan peruntukan perkebunan komoditasvanili dengan luasan 319 (tiga ratussembilan belas) hektar ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Bulukumpadan sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale;

f. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaskemiri dengan luasan 161 (seratus enampuluh satu) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagainwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianwilayah Kecamatan Herlang, sebagianwilayah Kecamatan Kindang, sebagianwilayah Kecamatan Rilau Ale, dan sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa;

g. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaskopi robusta dan kopi arabika denganluasan 2.106 (dua ribu seratus enam) hektarditetapkan di sebagian wilayah KecamatanKajang, sebagain wilayah KecamatanGantarang, sebagian wilayah KecamatanUjung Loe, sebagian wilayah KecamatanKindang, sebagian wilayah KecamatanRilau Ale, dan sebagian wilayah KecamatanBulukumpa;

h. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaslada dengan luasan 860 ( delapan ratusenam puluh) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagainwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari, sebagian

Page 110: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 361

wilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianwilayah Kecamatan Kindang, sebagianwilayah Kecamatan Rilau Ale, dan sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa;

j. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaskapuk dengan luasan 145 (seratus empatpuluh lima) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagianwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianwilayah Kecamatan Herlang, sebagianwilayah Kecamatan Kindang, sebagianwilayah Kecamatan Rilau Ale, dan sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa;

k. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaskelapa dalam dan kelapa hibrida denganluasan 5.769 (lima ribu tujuh ratus enampuluh sembilan) hektar ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagian wilayah Kecamatan Gantarang,sebagian wilayah Kecamatan Ujung Loe,sebagian wilayah Kecamatan Bontobahari,sebagian wilayah Kecamatan Bontotiro,sebagian wilayah Kecamatan Herlang,sebagian wilayah Kecamatan Kindang,sebagian wilayah Kecamatan Rilau Ale, dansebagian wilayah Kecamatan Bulukumpa;

l. Kawasan peruntukan perkebunan komoditaskapas dengan luasan 820 (delapan ratus duapuluh) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagainwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro, dan sebagianwilayah Kecamatan Herlang.

Wilayah Strategis PerikananKawasan peruntukan perikanan terdiri atas :a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap

ditetapkan pada kawasan pesisir dan lautKecamatan Gantarang, kawasan pesisir danlaut Kecamatan Ujungbulu, kawasan pesisirdan laut Kecamatan Ujung Loe, kawasanpesisir dan laut Kecamatan Bontobahari,kawasan pesisir dan laut KecamatanBontotiro, kawasan pesisir dan lautKecamatan Herlang, dan kawasan pesisirdan laut Kecamatan Kajang;

b. Kawasan peruntukan budidaya perikananterdiri dari:

1. Kawasan budidaya perikanan air tawardengan luasan 897 (delapan ratussembilan puluh tujuh) hektar ditetapkandi sebagian wilayah Kecamatan

Gantarang, sebagian wilayah KecamatanKindang, sebagian wilayah KecamatanRilau Ale, dan sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa

2. kawasan budidaya perikanan air payaudengan luasan 3.576 (tiga ribu lima ratustujuh puluh enam) hektar ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Kajang,sebagian wilayah Kecamatan Gantarang,sebagian wilayah Kecamatan Ujung Loe,sebagian wilayah KecamatanBontobahari, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, sebagian wilayahKecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Ujungbulu; dan

3. kawasan budidaya perikanan air lautditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, dan sebagianwilayah Kecamatan Ujungbulu.

c. Kawasan pengolahan ikan ditetapkan akandikembangkan di sebagian wilayahKecamatan Kajang, sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, dan sebagian wilayahKecamatan Herlang;

Wilayah Strategis PeternakanKawasan peruntukan peternakan kawasanperuntukan pengembangan ternak besarkomoditas sapi, kerbau, dan kuda ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Kajang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianwilayah Kecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Kindang, sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale, dan sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa;

Kawasan peruntukan pengembanganternak kecil komoditas kambing, dan dombaditetapkan di sebagian wilayah KecamatanGantarang, dan sebagian wilayah KecamatanBontobahari; dan kawasan pengembananternak unggas ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale, dan sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa.

Wilayah Strategis PertambanganKawasan peruntukan wilayah pertambangana. Kilayah usaha pertambangan mineral dan

batubara;b. Kilayah usaha pertambangan minyak dan

gas bumi.

Page 111: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

362 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

Wilayah usaha pertambangan mineral danbatubara terdiri atas:a. Wilayah usaha pertambangan komoditas

mineral logam meliputi emas dan tembagaditetapkan di sebagian wilayah KecamatanKindang sebagian wilayah KecamatanBulukumpa dan sebagian KecamatanKajang;

b. Wilayah usaha pertambangan komoditasmineral bukan logam meliputi belerang dankaolin dan lain lain ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa, sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagianwilayah Kecamatan Herlang, sebagianWilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianWilayah Kecamatan Bontobahari, dansebagian Wilayah Kecamatan Gantarang;

c. Wilayah usaha pertambangan komoditasbatuan berupa batu gamping, kerikilberpasir alami (sirtu), kerikil, tanah liat, dantras ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagian wilayahKecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Kajang, sebagian WilayahKecamatan Rilau Ale, Sebagian WilayahKecamatan Bulukumpa, dan sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe;

Wilayah usaha pertambangan minyak dan gasbumi ditetapkan di wilayah perairan lautKabupaten Bulukumba yang meliputi sebagianwilayah Kecamatan Kajang, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, sebagian wilayahKecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, dan sebagian wilayahKecamatan Gantarang.

Wilayah Strategis IndustriKawasan peruntukan industri terdiri atas:(a) Kawasan peruntukan industry besar terdiri

atas:- Kawasan industri pengolahan kapas

ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang;

- Kawasan industri pegolahan karetditetapkan disebagian wilayahKecamatan kawasan industri pengolahankayu ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Gantarang.

(b) Kawasan peruntukan industri merupakankawasan industry pembuatan kapalditetapkan di sebagian wilayah KecamatanBontobahari; dan

(c) Kawasan peruntukan industri rumah tanggaberupa kawasan aglomerasi industri rumahtangga ditetapkan di sebagian wilayah

Kecamatan Kajang, sebagian wilayahKecamatan Ujung Loe, sebagian wilayahKecamatan Ujungbulu, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, sebagian wilayahKecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Kindang, sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale, dan sebagianwilayah Kecamatan Bulukumpa.

Wilayah Strategis Kehutanan

Kawasan Peruntukan Hutan ProduksiKawasan peruntukan hutan produksi terdiriatas:a. Kawasan hutan produksi dengan luasan

1.972 (seribu sembilan ratus tujuh puluhdua) hektar ditetapkan di sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale, sebagian wilayahKecamatan Bontobahari, sebagian wilayahKecamatan Bontotiro, dan sebagian wilayahKecamatan Ujungbulu;

b. Kawasan hutan produksi terbatas denganluasan 509 (lima ratus sembilan) hektarditetapkan di sebagian wilayah KecamatanGantarang, sebagian wilayah KecamatanBontobahari, sebagian wilayah KecamatanBontotiro, dan sebagian wilayah KecamatanUjungbulu;

Kawasan Peruntukan Hutan RakyatKawasan peruntukan hutan rakyat denganluasan 22.273 (dua puluh dua ribu dua ratustujuh puluh tiga) hektar ditetapkan di sebagianwilayah Kecamatan Gantarang, sebagianwilayah Kecamatan Ujung Loe, sebagianwilayah Kecamatan Bontobahari, sebagianwilayah Kecamatan Bontotiro, sebagianwilayah Kecamatan Herlang, sebagian wilayahKecamatan Kajang, sebagian wilayahKecamatan Bulukumpa, sebagian wilayahKecamatan Rilau Ale, dan sebagian wilayahKecamatan Kindang.

Wilayah strategis PariwisataKawasan peruntukan pariwisata terdiri atas:(a) Pariwisata budaya terdiri atas:

Kawasan Adat Amma Toa Kajang, diKecamatan Kajang; kawasan MakamSamparaja Karaeng Sapo Batu, di Desa TriTiro Kecamatan Bontotiro, kawasan SitusPua Janggo, di Desa Bira KecamatanBontobahari; kawasan Situs Karangpuang,di Desa Barugae Kecamatan Bulukumpa;kawasan Makam Al Maulana KhatibBungsu (Dato Tiro), di Hila-hilaKecamatan Bontotiro; kawasan MakamLaunru Daeng Biasa (Karaeng Ambibia) diKelurahan Ekatiro Kecamatan Bontotiro;

Page 112: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Kajian Wilayah Strategis Kabupaten Bulukumba

Prof. Dr. Ir. H. Musbir Tahir, M. Sc 363

dan pasar Cekkeng di KecamatanUjungbulu.

(b) Kawasan peruntukan pariwisata alamterdiri atas:Kawasan Gua Passohara, di Desa AraKecamatan Bontobahari; kawasan GuaMalukua, di Desa Bira KecamatanBontobahari; kawasan Gua LiukangPanikia, di Desa Bira KecamatanBontobahari; kawasan Perkebunan Karet diKecamatan Ujung Loe, Kecamatan Kajangdan Kecamatan Bulukumpa; kawasanPantai Pasir Putih Tanjung Bira, di BiraKecamatan Bontobahari; kawasan PantaiPasir Putih Lemo-Lemo di KecamatanBontobahari; kawasan Pantai Mandala Riadi Ara Kecamatan Bontobahari; kawasanPantai Samboang di Samboang KecamatanBontotiro; kawasan Pulau Liukang Loe diKecamatan Bontobahari; kawasan PulauKambing di Kecamatan Bontobahari;kawasan Permandian Alam Limbua diKecamatan Bontotiro; kawasanPermandian Sumur Panjang Hila-Hila diKecamatan Bontotiro; kawasanPermandian Alam Bravo di KelurahanBorong Rappoa Di Kecamatan Kindang;kawasan Danau Buhung Tujuh Kahayya diDesa Kindang Kecamatan Kindang;kawasan Kawasan Pantai Panrang Luhu diDesa Bira Kecamatan Bontobahari;kawasan Pantai Marummasa di DesaDarubia Kecamatan Bontobahari; kawasanPantai Kasuso di Kecamatan Bontobahari;kawasan Permandian Alam Seppenge’ diDesa Bontomate’ne Kecamatan Rilau Ale;kawasan Permandian Alam BombangTellue di Kecamatan Rilau Ale; dankawasan Permandian Alam Kantang Jodohdi Desa Bontoharu Kecamatan Rilau Ale.

(c) Kawasan peruntukan pariwisata buatanterdiri atas: kawasan Agrowisata di DesaBontomatene dan Kecamatan Bontomanai;pembuatan Perahu Pinisi, terdapat diKecamatan Bontobahari; kawasanAgrowisata Tambak di Kecamatan UjungLoe; kawasan Dermaga Leppe’e diKelurahan Kalumeme Kecamatan UjungBulu; kawasan Agro Wisata Parukku DesaBululohe dan Bontomanai KecamatanRilau Ale.

Kawasan Peruntukan PermukimanKawasan peruntukan permukiman terdiri atas :a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan

Kawasan peruntukan permukimanperkotaan berupa kawasan permukimanyang didominasi oleh kegiatan non agraris

dengan tatanan kawasan permukiman yangterdiri dari sumberdaya buatan sepertiperumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum,serta prasarana wilayah perkotaan lainnya;Kawasan peruntukan permukimanperkotaan ditetapkan pada: kawasanPerkotaan Bulukumba di KecamatanUjungbulu dan sebagian wilayahKecamatan Gantarang; kawasan perkotaanTanete di Kecamatan Bulukumpa; kawasanperkotaan Tanah Beru di KecamatanBontobahari; kawasan perkotaan Kassi diKecamatan Kajang; kawasan perkotaanDannuang di Kecamatan Ujung Loe; dankawasan perkotaaan Ponre di KecamatanGantarang.

b. Kawasan peruntukan permukimanperdesaan berupa kawasan permukimanyang didominasi oleh kegiatan agrarisdengan kondisi kepadatan bangunan,penduduk yang rendah dan kurang intensifdalam pemanfaatan daerah terbangun.Kawasan peruntukan permukimanperdesaan ditetapkan pada:kawasan Tanuntung di Kecamatan Herlang;kawasan Palampang di Kecamatan RilauAle; kawasan Hila-Hila di KecamatanBontotiro; dan kawasan Borong Rappoa diKecamatan Kindang.

Wilayah Strategis Perdagangan dan JasaKawasan peruntukan perdagangan

merupakan kawasan pengembangan kegiatanperdagangan terdiri atas:a. Kawasan perdagangan skala regional

ditetapkan di Kawasan Pasar SentralBulukumba di Kecamatan Ujungbulu;

b. Kawasan perdagangan skala kabupatenditetapkan di Kawasan Pasar Sentral Tanetedi Kecamatan Bulukumpa;

c. Kawasan perdagangan skala kecamatanditetapkan di Kawasan Perkotaan TanahBeru di Kecamatan Bontobahari, KawasanPerkotaan Kassi di Kecamatan Kajang, danKawasan Perkotaan Dannuang diKecamatan Ujung Loe.

d. Kawasan perdagangan skala lokalditetapkan kawasan Tanuntung diKecamatan Herlang, kawasan Palampang diKecamatan Rilau Ale, kawasan Hila-hila diKecamatan Bontotiro, dan kawasan BorongRappoa di Kecamatan Kindang.

Wilayah Strategis Lingkungan HidupKawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam danCagar Budaya, meliputi:a. Kawasan pantai berhutan bakau ditetapkan

di sebagian wilayah Kecamatan Gantarang

Page 113: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

364 Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2015

dengan luasan 30 ha. sebagian wilayahKecamatan Ujungbulu dengan luasan 50 ha.sebagian wilayah Kecamatan UjungLoedengan luasan 170 ha. sebagian wilayahKecamatan Bontobahari dengan luasan 5(lima) hektar, sebagian wilayah KecamatanBontotiro dengan luasan 25 (dua puluhlima) hektar, Sebagian wilayah KecamatanHerlang dengan luasan 100 (seratus) hektar,sebagian wilayah Kecamatan Kajangdengan luasan 100 (seratus) hektar;

b. Kawasan taman hutan raya merupakanKawasan Taman Hutan Raya Bontobahariditetapkan di sebagian wilayah KecamatanBontobahari dengan luasan 3.475 (tiga ribuempat ratus tujuh puluh lima) hektar.

c. Kawasan cagar budaya dan ilmupengetahuan ditetapkan di kawasan PuncakPua Janggo di Kecamatan Bontobahari,kawasan Makam Datu Di Tiro diKecamatan Bontotiro kawasan MakamKaraeng Ambibia di Kecamatan Bontotirokawasan Makam Karaeng Sapohatu diKecamatan Bontotiro Gambar 6.1. Petawilayah Strategis Perikanan TangkapKabupaten Bulukumba. Gambar 6.2. Petawilayah Strategis Budidaya Perikanan lautKabupaten Bulukumba.

Pengembangan Investasi Wilayah StrategisSecara umum, upaya pemanfaatan

sumberdaya alam secara lebih intensif danefisien dapat dilakukan dengan menggalakkaninvestasi di wilayah ini. Secara lebih spesifikstrategi pengembangan investasi dalamwilayah ini antara lain:1. Pemberian kemudahan dalam hal birokrasi

bagi investor, hal ini berlaku bagi investoryang beminat menempatkan usahanya diwilayah strategis Kabupaten Bulukumbaberupa percepatan dalam pengurusanadministrasi yang relevan dengankebutuhan investasi yang direncanakan.

2. Penyediaan layanan terpadu bagi pelakupasar, memperhatikan semakin pentingnyadan semakin pesatnya teknologi informasi,maka pembangunan fasilitas informasi dankemudahan mengaksesnya diharapakanakan menjadi daya tarik wilayah ini bagiinvestor domestic dan investor asing.

3. Pemberian intensif pada pelaku pasar,berbagai keringanan pajak seperti PPN,PPH dan pungutan lainnya diminimalkanbahkan ditiadakan untuk memberikanintensif bagi investor untuk menanamkanmodalnya di wilayah strategis ini.

4. Pemberdayaan kelembagaan finanisial baikpemerintah maupun swasta serta lembaga

keuangan pedesaan untuk membantuketersediaan finansial bagi pertumbuhanperekonomian lokal secara memadai.

Program pengembangan meliputi empatkelompok yakni pengembangan sektorunggulan yakni pertanian (termasukperkebuan, perikanan, peternakan),perdagangan, hotel, restoran, jasa, peningkatanprasarana sarana penunjang (industrypengolahan, bangunan dan angkutankomuniaksia), pengembangan infrastrukturlunak (kelembagaan dan kualitas SDM) sertapeningkatan kualitas lngkungan hidup.

Berdasarkan program ini akan dijabarkanberbagai program dan peluang investasi untukjangka waktu hingga lima tahun atau sepuluhtahun mendatang dalam bentuk program-program indikatif di wilayah strategisKabupaten Bulukumba.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Pembangunan Aspek kelautanDalam Pembangunan JangkaPanjang Tahap Kedua-Hasil SeminarStrategi Pembangunan AspekKelautan Dalam PembangunanJangka Panjang 25 tahun Kedua.Departemen HANKAM, Jakarta.

Anonim. 2008. Peraturan Menteri DalamNegeri No. 29 Tahun 2008. TentangPengembangan Kawasan StrategisCepat Tumbuh Di Daerah.

Badan Pusat Statistik (BPS) KabupatenBulukumba 2011. KabupatenBulukumba Dalam Angka Tahun2010. Bulukumba.

Badan Pusat Statistik (BPS) KabupatenBulukumba 2012. KabupatenBulukumba Dalam Angka Tahun2011. Bulukumba.

Badan Pusat Statistik (BPS) KabupatenBulukumba 2013. KabupatenBulukumba Dalam Angka Tahun2012. Bulukumba.

CIDA., 1990. Action Plan for SustainableDevelopment of Indonesia andCoastal Resources. Bappenas,Jakarta.

Clucas, I.J. 1986. The Production andMarketing of Fish on a CooperativeBasis. Project QTA-23 WorkingNotes.

Direktorat Jenderal Perikanan. 2000.Perkembangan dan KebijakanPembangunan Perikanan. DirektoratJenderal Perikanan.

Page 114: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

DR. Drs. BaharuddinPatangngai., SE, M. Si.,lahir Bulukumba padatanggal 10 nopember 1967,pendidikan SDN. 10 Ela-Ela Tahun 1980, SMPN 2Bulukumba 1983, SMAN 1Bulukumba 1986, S1Kimia (IKIP UP), S1Ekonomi (STIE W.Bakti),S2 Magister Manajemen

(UMI-Makassar), S3 Doktor Ilmu ManajemenEkonomi (UMI Makassar). Bekerja sebagai stafpegawai Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten BulukumbaJabatan Kepala Bidang Litbang. Terlibat dibeberapapenelitian dan pengkajian ke Litbangan Daerah,sebagai pemerakarsa terbitan Jurnal Pinisi ResearchBP3K dan sebagai dosen di beberapa PerguruanTinggi di Bulukumba (Akper, STKIPMuhammadiyah, STAI Algazali) telah menulis kajiandi berbagai terbitan jurnal antara lain:

1. Work Stress : Tinjauan Teoritis danPengaruhnya Terhadap Kinerja IndividuOrganisasi

2. Korelasi NEM SLTP dengan Prestasi belejar diKabupaten Bulukumba

3. Analisis Peningkatan Kinerja Pegawai DinasPemukiman dan Prasarana Daerah KabupatenSinjai

4. Human Resources Dalam ManajemenPerubahan Paradigma Keunggulan KompetitifDaerah

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah,Motivasi kerja, Kemampuan Terhadap KualitasKekaryaan Guru Sekolah Dasar di KabupatenBulukumba

6. Analisis Sumber Daya Demografi KabupatenBulukumba dalam Meningkatkan PembangunanBerbasis Potensi Lokal

7. Upaya Bank Syari’ah Mendorong TumbuhnyaSektor Riil di Kabupaten Bulukumba

8. Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual diTingkat Satuan Pendidikan di KabupatenBulukumba

Dan pernah mengikuti pelatihan antara lain :Pelatihan yang diikuti :• Latihan Kepemimpinan IV oleh Badan Diklat

Prop. Sulawesi Selatan 2004• Pendidikan Latihan Kepemimpinan III (Diklatpim

III pola baru angk.II tahun 2014 Kemdagri)• Pelatihan Perbendaharaan dan Perpajakan

Depdiknas 2006• Pelatihan Pengembagan dan Analisis Kurikulum

Nasional Depdiknas 2004• Pelatihan Modelin Pembelajaran Depdiknas 2004• Pelatihan Pembuatan Renstra Unit Kerja

Depdiknas• Pelatihan Pembuatan Lakip Unit Kerja Depdiknas• Pelatihan Pemodelan data SIMPEG Depdiknas• Pelatihan ICT dan TV Education Dikmenjur

Depdiknas• Pelatihan KTSP Melalui BSNP Depdiknas 2006• Pelatihan pembuatan Rencana Pengembangan

Pendidikan Kabuapten (RPDK) Se Indonesia2009.

• Trainer Word Bank Operational Budgeting Schoolby programing sucses study pundamentaleducation 9 years of Indonesian 2009

• Training and Advocation PUG Round Table andDiscussion Education Planning BudgetingProgram Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kompotensi Teknis SumberDaya Manusia Fungsional Pendataan Pendidikandari PSP Balitbang Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kemampuan PenyusunanProfil Pendidikan Tahun 2009 Depdiknas SetjendBiro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri(KLN) Jakarta

• Better Education Through Reformed Managementand Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)PSP-Balitbang- Depdiknas 2009

• Pelatihan pengelolaan pendataan pendidikan danICT, Pusat Statistik Pendidikan, BalitbangKemendiknas 2010

• Training From The American People USAID forImproving Public Services Performance 2011

Biodata Penulis

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

DR. Drs. BaharuddinPatangngai., SE, M. Si.,lahir Bulukumba padatanggal 10 nopember 1967,pendidikan SDN. 10 Ela-Ela Tahun 1980, SMPN 2Bulukumba 1983, SMAN 1Bulukumba 1986, S1Kimia (IKIP UP), S1Ekonomi (STIE W.Bakti),S2 Magister Manajemen

(UMI-Makassar), S3 Doktor Ilmu ManajemenEkonomi (UMI Makassar). Bekerja sebagai stafpegawai Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten BulukumbaJabatan Kepala Bidang Litbang. Terlibat dibeberapapenelitian dan pengkajian ke Litbangan Daerah,sebagai pemerakarsa terbitan Jurnal Pinisi ResearchBP3K dan sebagai dosen di beberapa PerguruanTinggi di Bulukumba (Akper, STKIPMuhammadiyah, STAI Algazali) telah menulis kajiandi berbagai terbitan jurnal antara lain:

1. Work Stress : Tinjauan Teoritis danPengaruhnya Terhadap Kinerja IndividuOrganisasi

2. Korelasi NEM SLTP dengan Prestasi belejar diKabupaten Bulukumba

3. Analisis Peningkatan Kinerja Pegawai DinasPemukiman dan Prasarana Daerah KabupatenSinjai

4. Human Resources Dalam ManajemenPerubahan Paradigma Keunggulan KompetitifDaerah

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah,Motivasi kerja, Kemampuan Terhadap KualitasKekaryaan Guru Sekolah Dasar di KabupatenBulukumba

6. Analisis Sumber Daya Demografi KabupatenBulukumba dalam Meningkatkan PembangunanBerbasis Potensi Lokal

7. Upaya Bank Syari’ah Mendorong TumbuhnyaSektor Riil di Kabupaten Bulukumba

8. Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual diTingkat Satuan Pendidikan di KabupatenBulukumba

Dan pernah mengikuti pelatihan antara lain :Pelatihan yang diikuti :• Latihan Kepemimpinan IV oleh Badan Diklat

Prop. Sulawesi Selatan 2004• Pendidikan Latihan Kepemimpinan III (Diklatpim

III pola baru angk.II tahun 2014 Kemdagri)• Pelatihan Perbendaharaan dan Perpajakan

Depdiknas 2006• Pelatihan Pengembagan dan Analisis Kurikulum

Nasional Depdiknas 2004• Pelatihan Modelin Pembelajaran Depdiknas 2004• Pelatihan Pembuatan Renstra Unit Kerja

Depdiknas• Pelatihan Pembuatan Lakip Unit Kerja Depdiknas• Pelatihan Pemodelan data SIMPEG Depdiknas• Pelatihan ICT dan TV Education Dikmenjur

Depdiknas• Pelatihan KTSP Melalui BSNP Depdiknas 2006• Pelatihan pembuatan Rencana Pengembangan

Pendidikan Kabuapten (RPDK) Se Indonesia2009.

• Trainer Word Bank Operational Budgeting Schoolby programing sucses study pundamentaleducation 9 years of Indonesian 2009

• Training and Advocation PUG Round Table andDiscussion Education Planning BudgetingProgram Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kompotensi Teknis SumberDaya Manusia Fungsional Pendataan Pendidikandari PSP Balitbang Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kemampuan PenyusunanProfil Pendidikan Tahun 2009 Depdiknas SetjendBiro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri(KLN) Jakarta

• Better Education Through Reformed Managementand Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)PSP-Balitbang- Depdiknas 2009

• Pelatihan pengelolaan pendataan pendidikan danICT, Pusat Statistik Pendidikan, BalitbangKemendiknas 2010

• Training From The American People USAID forImproving Public Services Performance 2011

Biodata Penulis

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

DR. Drs. BaharuddinPatangngai., SE, M. Si.,lahir Bulukumba padatanggal 10 nopember 1967,pendidikan SDN. 10 Ela-Ela Tahun 1980, SMPN 2Bulukumba 1983, SMAN 1Bulukumba 1986, S1Kimia (IKIP UP), S1Ekonomi (STIE W.Bakti),S2 Magister Manajemen

(UMI-Makassar), S3 Doktor Ilmu ManajemenEkonomi (UMI Makassar). Bekerja sebagai stafpegawai Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten BulukumbaJabatan Kepala Bidang Litbang. Terlibat dibeberapapenelitian dan pengkajian ke Litbangan Daerah,sebagai pemerakarsa terbitan Jurnal Pinisi ResearchBP3K dan sebagai dosen di beberapa PerguruanTinggi di Bulukumba (Akper, STKIPMuhammadiyah, STAI Algazali) telah menulis kajiandi berbagai terbitan jurnal antara lain:

1. Work Stress : Tinjauan Teoritis danPengaruhnya Terhadap Kinerja IndividuOrganisasi

2. Korelasi NEM SLTP dengan Prestasi belejar diKabupaten Bulukumba

3. Analisis Peningkatan Kinerja Pegawai DinasPemukiman dan Prasarana Daerah KabupatenSinjai

4. Human Resources Dalam ManajemenPerubahan Paradigma Keunggulan KompetitifDaerah

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah,Motivasi kerja, Kemampuan Terhadap KualitasKekaryaan Guru Sekolah Dasar di KabupatenBulukumba

6. Analisis Sumber Daya Demografi KabupatenBulukumba dalam Meningkatkan PembangunanBerbasis Potensi Lokal

7. Upaya Bank Syari’ah Mendorong TumbuhnyaSektor Riil di Kabupaten Bulukumba

8. Pola Pemanfaatan Anggaran Berbasis Akrual diTingkat Satuan Pendidikan di KabupatenBulukumba

Dan pernah mengikuti pelatihan antara lain :Pelatihan yang diikuti :• Latihan Kepemimpinan IV oleh Badan Diklat

Prop. Sulawesi Selatan 2004• Pendidikan Latihan Kepemimpinan III (Diklatpim

III pola baru angk.II tahun 2014 Kemdagri)• Pelatihan Perbendaharaan dan Perpajakan

Depdiknas 2006• Pelatihan Pengembagan dan Analisis Kurikulum

Nasional Depdiknas 2004• Pelatihan Modelin Pembelajaran Depdiknas 2004• Pelatihan Pembuatan Renstra Unit Kerja

Depdiknas• Pelatihan Pembuatan Lakip Unit Kerja Depdiknas• Pelatihan Pemodelan data SIMPEG Depdiknas• Pelatihan ICT dan TV Education Dikmenjur

Depdiknas• Pelatihan KTSP Melalui BSNP Depdiknas 2006• Pelatihan pembuatan Rencana Pengembangan

Pendidikan Kabuapten (RPDK) Se Indonesia2009.

• Trainer Word Bank Operational Budgeting Schoolby programing sucses study pundamentaleducation 9 years of Indonesian 2009

• Training and Advocation PUG Round Table andDiscussion Education Planning BudgetingProgram Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kompotensi Teknis SumberDaya Manusia Fungsional Pendataan Pendidikandari PSP Balitbang Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kemampuan PenyusunanProfil Pendidikan Tahun 2009 Depdiknas SetjendBiro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri(KLN) Jakarta

• Better Education Through Reformed Managementand Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)PSP-Balitbang- Depdiknas 2009

• Pelatihan pengelolaan pendataan pendidikan danICT, Pusat Statistik Pendidikan, BalitbangKemendiknas 2010

• Training From The American People USAID forImproving Public Services Performance 2011

Biodata Penulis

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

Page 115: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

Dra. Nur IntangLahir tanggal 28 Agustus1968 di Desa AraKecamatan BontobahariKabupaten Bulukumba, danmerupakan anak kedelapandari delapan bersaudarabuah hati dari pasanganMakkareso Tila

(Almarhum) dan Deda’ Ganjeng (Almarhumah).Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD 164 Aradan tamat pada tahun 1981. Pendidikan berikutnyaditempuh di SLTP Negeri Bontotiiro dan tamat padatahun 1984. Kemudian pada tahun yang samamelajutkan pendidikan di SMA Negeri Bontobahari,kemudian pindah ke SMA Negeri 4 Ujung PandangJurusan Ilmu-ilmu Fisik (A1) dan tamat pada tahun1987. Pada tahun 1987 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Haluoleo Kendari SULTRA ,jenjang studi strata satu (S1) dan selesai pada tahun1993. Pada tahun 1995 terangkat menjadi PNS diSMP Negeri 2 Katobu di Raha Kabupaten MunaSulawesi Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1998mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2012 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjanadi Universitas Negeri Makassar.

M. Asdar, S. Pd, M. PdLahir pada tanggal 04Maret 1972 di KecamatanUjung Bulu Kab.Bulukumba. Penulis adalahmerupakan anak daripasangan H. Abd. Rauf R.dan Hj. Andi Lala. Penulismenamatkan pendidikanformal di SD Negeri 2

Terang-terang kemudian lanjut di SMP Negeri 1Bulukumba dan tahun 1991 tamat di SPGN 172Bulukumba. Tahun 1997 penulis terangkat menjadiCPNS dan pada tahun 2012 diberi tugas tambahansebagai kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bulukumba.

Asnawati, S. PdLahir tanggal 03 Nopember1963 di Desa BontotangaKecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba,merupakan anak pertamadari empat bersaudarabuah hati dari pasanganAnnisa dan Mile.Pendidikan Sekolah Dasarditempuh di SD 151

Timbula dan tamat pada tahun 1975. Pendidikanberikutnya ditempuh di SMEP Negeri Bulukumba dantamat pada tahun 1979. Kemudian pada tahun yangsama melajutkan pendidikan di SMA Negeri 157Rappang,Kabupaten Sidrap jurusan IPA tamat padatahun 1982. Pada tahun 1982 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Institute Keguruan dan IlmuPendidikan (IKIP) , jenjang studi diploma satu (D1)dan selesai pada tahun 1983. Pada tahun 1984terangkat menjadi PNS di SMP Negeri 1 BarruKabupaten Barru. Selanjutnya pada tahun 1997mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2006 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program S1 diUniversitas Negeri Makassar, dan selesai pada tahun2008.

Hamsa, S. Pd., M. PdLahir di Kassibuta DesaLembang Kec. KajangBulukumba pada tanggal 2Mei 1979 di Bulukumba.Anak dari Ismail dan Mega.Pendidikan formal penulis:SD Negeri 111,Kassibuta (1993),SMP Negeri 1 Kajang(1996), SMA Negeri 1

Bulukumba (1999), Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Jurusan Biologi Program StudiPendidikan Biologi UNM (2005), Program StudiPendidikan Biologi Pascasarjana Universitas NegeriMakassar (2011), dan pekerjaan sekarang sebaganpengajar di SMP Neg. 1 Bulukumba bidang studyBiologi.Karya tulis :1. Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas II SMP Negeri 24Makassar.

2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran StrategiBelajar Peta Konsep Setting Kooperatif padaMateri Sistem Pernapasan.

Dra. Nur IntangLahir tanggal 28 Agustus1968 di Desa AraKecamatan BontobahariKabupaten Bulukumba, danmerupakan anak kedelapandari delapan bersaudarabuah hati dari pasanganMakkareso Tila

(Almarhum) dan Deda’ Ganjeng (Almarhumah).Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD 164 Aradan tamat pada tahun 1981. Pendidikan berikutnyaditempuh di SLTP Negeri Bontotiiro dan tamat padatahun 1984. Kemudian pada tahun yang samamelajutkan pendidikan di SMA Negeri Bontobahari,kemudian pindah ke SMA Negeri 4 Ujung PandangJurusan Ilmu-ilmu Fisik (A1) dan tamat pada tahun1987. Pada tahun 1987 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Haluoleo Kendari SULTRA ,jenjang studi strata satu (S1) dan selesai pada tahun1993. Pada tahun 1995 terangkat menjadi PNS diSMP Negeri 2 Katobu di Raha Kabupaten MunaSulawesi Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1998mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2012 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjanadi Universitas Negeri Makassar.

M. Asdar, S. Pd, M. PdLahir pada tanggal 04Maret 1972 di KecamatanUjung Bulu Kab.Bulukumba. Penulis adalahmerupakan anak daripasangan H. Abd. Rauf R.dan Hj. Andi Lala. Penulismenamatkan pendidikanformal di SD Negeri 2

Terang-terang kemudian lanjut di SMP Negeri 1Bulukumba dan tahun 1991 tamat di SPGN 172Bulukumba. Tahun 1997 penulis terangkat menjadiCPNS dan pada tahun 2012 diberi tugas tambahansebagai kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bulukumba.

Asnawati, S. PdLahir tanggal 03 Nopember1963 di Desa BontotangaKecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba,merupakan anak pertamadari empat bersaudarabuah hati dari pasanganAnnisa dan Mile.Pendidikan Sekolah Dasarditempuh di SD 151

Timbula dan tamat pada tahun 1975. Pendidikanberikutnya ditempuh di SMEP Negeri Bulukumba dantamat pada tahun 1979. Kemudian pada tahun yangsama melajutkan pendidikan di SMA Negeri 157Rappang,Kabupaten Sidrap jurusan IPA tamat padatahun 1982. Pada tahun 1982 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Institute Keguruan dan IlmuPendidikan (IKIP) , jenjang studi diploma satu (D1)dan selesai pada tahun 1983. Pada tahun 1984terangkat menjadi PNS di SMP Negeri 1 BarruKabupaten Barru. Selanjutnya pada tahun 1997mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2006 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program S1 diUniversitas Negeri Makassar, dan selesai pada tahun2008.

Hamsa, S. Pd., M. PdLahir di Kassibuta DesaLembang Kec. KajangBulukumba pada tanggal 2Mei 1979 di Bulukumba.Anak dari Ismail dan Mega.Pendidikan formal penulis:SD Negeri 111,Kassibuta (1993),SMP Negeri 1 Kajang(1996), SMA Negeri 1

Bulukumba (1999), Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Jurusan Biologi Program StudiPendidikan Biologi UNM (2005), Program StudiPendidikan Biologi Pascasarjana Universitas NegeriMakassar (2011), dan pekerjaan sekarang sebaganpengajar di SMP Neg. 1 Bulukumba bidang studyBiologi.Karya tulis :1. Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas II SMP Negeri 24Makassar.

2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran StrategiBelajar Peta Konsep Setting Kooperatif padaMateri Sistem Pernapasan.

Dra. Nur IntangLahir tanggal 28 Agustus1968 di Desa AraKecamatan BontobahariKabupaten Bulukumba, danmerupakan anak kedelapandari delapan bersaudarabuah hati dari pasanganMakkareso Tila

(Almarhum) dan Deda’ Ganjeng (Almarhumah).Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD 164 Aradan tamat pada tahun 1981. Pendidikan berikutnyaditempuh di SLTP Negeri Bontotiiro dan tamat padatahun 1984. Kemudian pada tahun yang samamelajutkan pendidikan di SMA Negeri Bontobahari,kemudian pindah ke SMA Negeri 4 Ujung PandangJurusan Ilmu-ilmu Fisik (A1) dan tamat pada tahun1987. Pada tahun 1987 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Haluoleo Kendari SULTRA ,jenjang studi strata satu (S1) dan selesai pada tahun1993. Pada tahun 1995 terangkat menjadi PNS diSMP Negeri 2 Katobu di Raha Kabupaten MunaSulawesi Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1998mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2012 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjanadi Universitas Negeri Makassar.

M. Asdar, S. Pd, M. PdLahir pada tanggal 04Maret 1972 di KecamatanUjung Bulu Kab.Bulukumba. Penulis adalahmerupakan anak daripasangan H. Abd. Rauf R.dan Hj. Andi Lala. Penulismenamatkan pendidikanformal di SD Negeri 2

Terang-terang kemudian lanjut di SMP Negeri 1Bulukumba dan tahun 1991 tamat di SPGN 172Bulukumba. Tahun 1997 penulis terangkat menjadiCPNS dan pada tahun 2012 diberi tugas tambahansebagai kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bulukumba.

Asnawati, S. PdLahir tanggal 03 Nopember1963 di Desa BontotangaKecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba,merupakan anak pertamadari empat bersaudarabuah hati dari pasanganAnnisa dan Mile.Pendidikan Sekolah Dasarditempuh di SD 151

Timbula dan tamat pada tahun 1975. Pendidikanberikutnya ditempuh di SMEP Negeri Bulukumba dantamat pada tahun 1979. Kemudian pada tahun yangsama melajutkan pendidikan di SMA Negeri 157Rappang,Kabupaten Sidrap jurusan IPA tamat padatahun 1982. Pada tahun 1982 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Institute Keguruan dan IlmuPendidikan (IKIP) , jenjang studi diploma satu (D1)dan selesai pada tahun 1983. Pada tahun 1984terangkat menjadi PNS di SMP Negeri 1 BarruKabupaten Barru. Selanjutnya pada tahun 1997mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2006 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program S1 diUniversitas Negeri Makassar, dan selesai pada tahun2008.

Hamsa, S. Pd., M. PdLahir di Kassibuta DesaLembang Kec. KajangBulukumba pada tanggal 2Mei 1979 di Bulukumba.Anak dari Ismail dan Mega.Pendidikan formal penulis:SD Negeri 111,Kassibuta (1993),SMP Negeri 1 Kajang(1996), SMA Negeri 1

Bulukumba (1999), Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Jurusan Biologi Program StudiPendidikan Biologi UNM (2005), Program StudiPendidikan Biologi Pascasarjana Universitas NegeriMakassar (2011), dan pekerjaan sekarang sebaganpengajar di SMP Neg. 1 Bulukumba bidang studyBiologi.Karya tulis :1. Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas II SMP Negeri 24Makassar.

2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran StrategiBelajar Peta Konsep Setting Kooperatif padaMateri Sistem Pernapasan.

Page 116: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

3. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar BiologiSiswa Kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumbamelalui Kombinasi Strategi Belajar PQ4R danPembelajaran Peer Teaching.

4. Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karaktersebagai Upaya Membumilandaskan RevolusiMental bagi Peserta Didik

.Asri Ali, S. Pd., M. PdLahir di Batang, Kec.Bontotiro, Kab.Bulukumba pada tanggal13 Juli 1972. Anak keduadari enam orangbersaudara dan merupakanbuah kasih sayang daripasangan suami istriMuh. Ali. Palentai dan St.Haliah. Penulis menempuh

pendidikan dasar di SD Negeri 218 Batang Desa

Batang Kec. Bontotiro pada 1979 sampai tahun 1985.

Pada tahun 1985 tahun 1988 penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri Batang Bontotanga Kec.

Bontotiro Kabupaten Bulukumba dan tamat pada

tahun 1988. Kemudian pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bulukumba

dan tamat pada tahun 1991. Setelah tamat dari SMA,

penulis mendapat kesempatan melanjutkan

pendidikan pada program D.3 Jurusan Matematika

Universitas Hasanuddin. Setelah menyelesaikan

pendidikan D.3, penulis diberi tugas sebagai abdi

negara menjadi guru di SMP Negeri 3 Taniwel

Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Karena

keinginan untuk memiliki kualifikasi pendidikan yang

lebih tinggi, penulis melanjutkan pendidikan pada

program S.1 Universitas Terbuka Jakarta dan

menyelesaikan program studinya pada Tahun 2002.

Karena adanya kerusuhan di Maluku dan penulis tidak

dapat menjalankan tugasnya maka pada tahun 2001

penulis dititip untuk mengajar di SMP Negeri 2

Bontobahari, dan pada tahun 2002 sampai sekarang

penulis ditugaskan mengajar di SMP Negeri 2

Bontotiro yang sekarang bernama SMP Negeri 30

Bulukumba. Untuk lebih memperdalam keilmuan

dalam hal pendidikan matematika maka pada tahun

2012 penulis melanjutkan pendidikan S.2 pada

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

dan menyelesaikan program studinya pada tahun

2014.

Prof. Dr.Ir. H. MusbirTahir, M.Sc.Lahir Bulukumba padatanggal 10 Agustus 1965Agama Islam bekerjasebagai Pengajar FakultasIlmu Kelautan & PerikananUnhas, dengan JabatanAkademik : sebagaiGuru Besar, AlamatRumah : Perdos Unhas

Tamalanrea Blok N/21, Nama Isteri Hj. MusdalifaYahya, S.Sos, Nama Anak : Ainul MuhaidirMusbir, Ardalif Luhaq Musbir, Autriwangi NaqlillahMusbir. Tamat pada SDN 2 Terang-TerangBulukumba, bulan Desember 1977, SMPN 1 (674)Bulukumba, Tamat Mei 1981, MAN 1 (198)Bulukumba, Tamat Mei 1984, Ir (S1 SarjanaPerikanan). Universitas Hasanuddin, Makassar.Tahun 1988. M.Sc. (S2) dalam bidang MarineScience. The University of Aarhus, Denmark. Tahun1999. Doktor (S3) dalam bidang Konsentrasi IlmuPerikanan, Universitas Hasanuddin. Tahun 2007.Penulisan Buku AjarSudirman, Musbir, S.Yusuf. 2006. PengaruhPenangkapan Ikan terhdap Ekosistem TerumbuKarang. Balitbangda. Sulawesi Selatan.Musbir, F. Amir., M.Zainuddin, Safruddin. 2009.Daerah Penangkapan Ikan. Jurusan PerikananFakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UniversitasHasanuddin. Makassar.Mallawa, A., Musbir, F. Amir. Budimawan. 2010.Model-Model Dinamika Populasi dan Pendugaan StokIKan. Program Magister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.Musbir. 2011. Oseanografi Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan PerikananUniversitas Hasanuddin. Makassar.Musbir. 2012. Oseanografi Terapan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. Program PascasarjanaUniversitas Hasanuddin.Musbir. 2013. Hasil Hasil Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan PerikananUniversitas Hasanuddin. Makassar.

Penghargaano Menerima “SATYA LENCANA KARYA

SATYA X TAHUN” dari Presiden RI. Tahun2007.

o Menerima “SATYA LENCANA KARYASATYA XX TAHUN” dari Presiden RI. Tahun2011.

Page 117: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

PEDOMAN PENULISANJURNAL PINISI RESEARCH

1. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa inggris dalam bidang kajian pemerintahandaerah.

2. Substansi artikel diharapkan sejalan dengan panduan penulisan karya ilmiah yang diterbitkan olehBadan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba.http://[email protected]

3. Artikel ditulis dengan kaidah tata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang baku, baik, danbenar.

4. Sistematika PenulisanSistematika penjengjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan caraberikut :(1) Judul ditulis dengan huruf besar semua, debagian tengah atas pada halaman pertama(2) Sub Bab Peringkat 1 ditulis dengan huruf pertama besar semua di tengah/center(3) Sub Bab Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil rata tepi kiri@ Sistematika artikel hasil penelitian adalah : judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama

dan alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata) yang berisi tujuan,metode, dan hasil penelitian; kata kunci (4-5 kata kunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul)yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasilpenelitian dan pembahasan; simpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yangdirujuk).

JUDUL (ringkas dan lugas; maksimal 14 kata, hindari kata “analisis”, “studi”, “pengaruh”)Penulis 11 dan Penulis 22

1 Nama instansi/lembaga Penulis 1Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis2 Nama instansi/lembaga Penulis 2Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis(Jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)E-mail penulis 1 dan 2:

Abstract: Abstract in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)Kata kunci: 4 – 5 kata/frase

PENDAHULUAN(Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian, yang dimasukkan dalamparagraf-paragraf bukan dalam bentk subbab)

VOL. 4 NO. 4 ISSN : 2442-3939 NOVEMBER 2015

Page 118: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

METODE PENELITIANSub bab…

HASIL DAN PEMBAHASAN(Hasil adalah gambaranlokus, pembahasan adalah analisisdan interpretasi)Sub bab…

SIMPULAN(Simpulan adalah hasil dari pembahasa yang menjawab permasalahan peneliti)

DAFTAR PUSTAKA@ Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); dan

alamat instansi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata); kata-kata kunci (4-5 katakunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruanglingkup tulisan; bahasa utama (dapat dibagi kedalam beberapa sub-judul); simpulan; daftarrujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

JUDUL

Penulis

Nama instansi/lembaga penulisAlamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulisE-mail penulis

Abstract: Abstrack in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)

PENDAHULUANPEMBAHASANSIMPULANDAFTAR PUSTAKA

5. Artikel diketik pada kertas ukuran A4 berkualitas baik. Dibuat sesingkat mungkin sesuai dengansubyek dan metode penelitian (bila naskah tersebut ringkasan penelitian), biasanya 20-25 halamandengan spasi satu, untuk kutipan paragraf langsung diindent (tidak termasuk daftar pustaka).

6. Abstrak, ditulis satu paragraf sebelum isi naskah. Abstrak dalam bentuk bahasa yaitu bahasaIndonesia dan bahasa Inggris. Abstrak tidak memuat uraian matematis, dan mencakup esensi utuhpenelitian, metode dan pentingnya temuan dan saran atau kontribusi penelitian.

7. a. Penulisan numbering kalimat pendek diintegrasikan dalam paragraf, contohnya:Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruhpositif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah persentase kepemilikanmanajemen berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilaiperusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah tipe industri berperan sebagai variabelmoderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?

b. Penulisan bullet juga diintegrasikan dengan dalam paragraf dengan menggunakan tanda komapada antarkata/kalimat tanpa bullet.

8. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) sebagai lampiran dicantumkan pada halamansesudah teks. Sedangkan tabel atau gambar baik di dalam naskah maupun bukan harus diberi nomorurut.a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul table diletakkan di atas tabel sedangkan judul

gambar diletakkan di bawah gambar.b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.

Page 119: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabelsedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang refresentatif.

9. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberinomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar denganbaris tersebut. Contoh:wt = f (yt, kt, wt-1)

10. Keterangan rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan symbol sama dengan (=) masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma. Contoh:

Dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitasmodal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya

11. Perujukan sumber acuan di dalam teks (body teks) dengan menggunakan nama akhir dan tahun.Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengandipisah titik dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarangaslinya.Contoh: Buiter (2007:459) berpendapat bahwa….. Nuraeni dan Daryoky (1997) menunjukkan adanya….. Yunus dkk (2007) berkesimpulan bahwa….. Untuk meningkatkan perekonomian daerah….. (Rizky, Mentari, dan Agung Mizard, 2009) Indah (2009) berpendapat bahwa…..

12. Setiap kutipan harus diikuti sumbernya (lihat poin no. 11) dan dicantumkan juga dalam daftarpustaka. Contoh:Di dalam paragraf isi (Body Text) ada kutipan:

Buiter (2007:459) berpendapat bahwa…..Maka sumber kutipan tersebut wajib dicantumkan/disebutkan di dalam daftar pustaka:

Buiter, W. H. 2007. The Fiscal Theory of Price Level: A Critique, Economic Journal,112(127):459

13. Sedapat mungkin pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan adalah pustaka yang diterbitkan 10tahun terakhir dan diutamakan lebih banyak dari Jurnal Ilmiah (50 persen). Penulis disarankanuntuk merujuk artikel-artikel pada Jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi.

14. Unsur yang ditulis dalam daftar pustak secara berturut-turut meliputi: (1) nama akhir pengarang,nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul buku termasuksubjudul. (4) tempat penerbitan, (5) nama penerbit.Contoh cara penulisan:a. Format rujukan dari buku: Nama pengarang. (tahun). Judul Buku.Edisi Kota penerbit: Nama

Penerbit.Jika penerbit sebagai editor tunggal, ditulis (Ed.) di belakang namanya. Ditulis (Eds.) jikaeditornya lebih dari satu orang. Kemudian bila pengarang lebih dari 3 orang, dituliskan namapengarang pertama dan yang lain disingkat “dkk”(pengarang domestik) atau “et.al” (pengarangasing)

Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. Second edition. New York: John Wiley &Son.Purnomo, Didit (Ed.) 2005. The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Surakarta:Penerbit Muhammadiyah University Press

b. Format rujukan dari artikel dalam buku ditulis: Nama Editor (Ed.), (tahun) judultulisan/keterangan, Judul Buku..hlm atau pp. kota penerbit: nama penerbit.

Daryoky (Ed.). 2005. Concept of Fiscal Decentralization and Worldwide Overview (hlm.12-25).Bulukumba: Penerbit Muhammadiyah University Press.

Page 120: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal... · Divisions) Pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bulukumba Asnawati Penggunaan Video Pembelajaran

c. Format rujukan dari artikel dalam jurnal/majalah/Koran: Nama pengarang (tahun). Judultulisan/karangan. Nama jurnal/majalah/Koran. volume (nomor): halaman. Jika rujukan Korantanpa penulis, nama koran ditulis diawal

Yunus, MC. 2002. The Dilemma of Fiscal Federalism: Grants and Fiscal Performance aroundthe world. Amerirican Economic jurnal. 46(3): 670. Nashville: American EconomicAssociation.

Tridian. 2008. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagai Pelaksana DesentralisasiFiskal Efek. Warta Ekonomi. Vol. 4,. Agustus: 46-48

Harwanto, S. 2007, 13 November, DEsentralisasi Fiskal dan Pembangunan Ekonomi, HarianRadar Bulukumba, hlm,7.

Harian Makassar. 2009, 1 April, Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia hlm, 4.

15. Referensi Online yang dianjurkan dalam penggunaan bahasa Indonesia:a. Glosarium kata baku dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:

http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/b. Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia: http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/c. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD):

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf

Pengiriman Artikel1. Atikel dikirim sebanyak 2 eksemplar hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-

mail [email protected] atau dalam media cd.2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri biodata ringkas pendidikan termasuk catatan riwayat karya-

karya ilmiah sebelumnya yang pernah dipublikasikan, institusi dan alamatnya, nomor telepon kontakatau e-mail penulis.

3. Penulis yang menyerahkan artikelnya harus menjamin bahwa naskah yang diajukan tidak melanggarhak cipta, belum dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasikan oleh jurnal lainnya.

4. Kepastian naskah dimuat atau tidak, akan diberitahukan secara tertulis atau melalui telepon. Artikelyang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Alamat Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 BulukumbaTelepon/Fax: +62413 81102 / +62413 81102e-mail: [email protected]