JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ......

98
1 PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012 Daftar Isi JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI PENANGANAN TERORISME: PERSPEKTIF PSIKOLOGI Rena Latifa PENERAPAN ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM TERAPI PERKAWINAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTEK Ahmad Gimmy Prathama Siswadi RELIGIOSITAS DAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM Belladina Aulina dan H. Fuad Nashori DUKUNGAN KELUARGA DAN DEPRESI PADA PENDERITA HIV/AIDS DI YOGYAKARTA Panji Andhika Pratama dan Rr. Indahria Sulistyarini MAKNA SULUK PADA LANSIA ANGGOTA JAMAAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH Misykah N. Birohmatika dan R. Rachmy Diana MOTIVASI BERPRESTASI ATLET MUDA DALAM MENGHADAPI PEKAN OLAHRAGA NASIONAL TAHUN 2012 DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Syarifah Farradinna PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMAKAI CADAR PADA MUSLIMAH Fitriani dan Yulianti Dwi Astuti IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS REMAJA DENGAN GANGGUAN DEPRESI DI SURABAYA Hamidah dan Marlina S. Mahajudin PENYESUAIAN DIRI CAREGIVER ORANG DENGAN SKIZOFRENIA (ODS) Rieska D. Ambarsari dan Endah Puspita Sari PSYCHOLOGICAL WELL-BEING (PWB) DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGIKUTI KONSELING GENETIKA PADA ORANGTUA ANAK DENGAN TALASEMIA MAYOR Costrie G. Widayanti dan Kartika Sari Dewi Panduan Penulisan Psikologika Volume 17 Nomor 2 Halaman 1 - 98 Yogyakarta Juli 2012 ISSN : 1410-1289 5 13 21 29 39 53 61 69 77 87 95

Transcript of JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ......

Page 1: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

1PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Daftar Isi

JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI

PENANGANAN TERORISME: PERSPEKTIF PSIKOLOGI Rena Latifa

PENERAPAN ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM TERAPI PERKAWINAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTEKAhmad Gimmy Prathama Siswadi

RELIGIOSITAS DAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUMBelladina Aulina dan H. Fuad Nashori

DUKUNGAN KELUARGA DAN DEPRESI PADA PENDERITA HIV/AIDS DI YOGYAKARTAPanji Andhika Pratama dan Rr. Indahria Sulistyarini

MAKNA SULUK PADA LANSIA ANGGOTA JAMAAH TAREKAT NAQSYABANDIYAHMisykah N. Birohmatika dan R. Rachmy Diana

MOTIVASI BERPRESTASI ATLET MUDA DALAM MENGHADAPI PEKAN OLAHRAGA NASIONAL TAHUN 2012 DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Syarifah Farradinna

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMAKAI CADAR PADA MUSLIMAHFitriani dan Yulianti Dwi Astuti

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS REMAJA DENGAN GANGGUAN DEPRESI DI SURABAYAHamidah dan Marlina S. Mahajudin

PENYESUAIAN DIRI CAREGIVER ORANG DENGAN SKIZOFRENIA (ODS) Rieska D. Ambarsari dan Endah Puspita Sari

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING (PWB) DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGIKUTI KONSELING GENETIKA PADA ORANGTUA ANAK DENGAN TALASEMIA MAYORCostrie G. Widayanti dan Kartika Sari Dewi

Panduan Penulisan

Psikologika Volume 17 Nomor 2Halaman

1 - 98YogyakartaJuli 2012

ISSN :1410-1289

5

13

21

29

39

53

61

69

77

87

95

Page 2: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

2PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Sekapur SirihDaftar Isi

Page 3: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

3PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Jihadis (orang yang berjihad) dan jihadis adalah persepsi tentang ketidakadilan teroris Islam (orang Islam yang melakukan yang dialami umat Islam di berbagai belahan teror). Dua istilah ini sering disematkan dunia. Ada realitas di mana umat Islam di kepada sejumlah kalangan Islam yang berbagai belahan dunia menjadi korban melakukan tindakan melawan kezaliman akibat perilaku teror tersistematisasi dari Barat dengan cara kekerasan. Dalam tulisan Barat (baca: Amerika). Ratusan ribu bahkan ini kita gunakan jihadis sesuai dengan jutaan umat Islam menjadi korban terorisme keyakinan para pelakunya, yaitu jihad. Amerika terhadap umat Islam di Irak, Bagaimana psikologi memahami mereka? Afghanistan, dan Libia. Secara politik tidak

Pembahasan tentang psikologi jihadis ada alasan yang cukup bagi Amerika untuk ini menarik sejumlah pengkaji dan peneliti. menginvasi Irak, Afghanistan, dan Libia. Ahli-ahli psikologi sosial mempercayai Kenyataannya apa yang mereka lakukan bahwa aksi teror yang mereka lakukan menyebabkan ratusan ribu nyawa umat Islam melibatkan keputusan personal dan proses melayang. Seorang Amrozi, misalnya, selalu kelompok. Disebut keputusan personal, merasa terluka hatinya setiap mendengar ada karena tindakan teror itu mereka lakukan umat Islam yang menjadi korban kekejaman melalui pertimbangan-pertimbangan pribadi sistematis Amerika. Para jihadis lain juga yang melibatkan keyakinan mereka. merasakan hal yang sama. Pertimbangan utama yang mereka miliki Namun, kepu tusan ind iv idu adalah adanya ayat-ayat suci yang bergabung dengan kelompok jihadis dan mengisyaratkan agar mereka melakukan akhirnya memilih jalan pengeboman tindakan jihad dengan cara melawan orang- ternyata juga melibatkan proses kelompok. orang yang mememerangi umat Islam. Ayat Adanya tokoh yang dapat memberi suci al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 190 argumentasi yang sekalipun abnormal memerintahkan umat Islam untuk berperang namun rasional. Argumentasi itu menjadikan orang-orang yang datang memerangi. Ayat mereka berada dalam kepatuhan yang tiada lain juga memerintahkan berperang untuk batas. Para provokator menjadikan proses melindungi dan membela wanita dan anak- mempengaruhi itu dapat berjalan mulus. anak yang memohon pembelaan (QS an- Pastinya proses kelompok yang terjadi pada Nisa: 75). Ayat-ayat itu mereka pahami para jihadis adalah kepatuhan. Dalam proses sebagai perintah untuk melawan siapa saja kelompok kadang seseorang tidak setuju yang berbuat zalim dengan cara menyerang dengan keputusan memil ih takt ik umat Islam. Sebagian besar ulama Islam pengeboman misalnya. Namun, karena memang menafsirkan dua ayat itu sebagai k e l o m p o k a t a u p i m p i n a n s u d a h perintah untuk berperang bila sekelompok m e m u t u s k a n , m e r e k a a k h i r n y a umat Islam diserang oleh musuh, suatu melakukannya juga. Ali Imron, salah satu penafsiran yang tidak diikuti jihadis. Adapun napi jihadis Bom Bali 2, menerima medan yang digunakan semestinya tempat keputusan kelompok karena keputusan peperangan. Yang disayangkan adalah jamaah adalah keputusan mengikat yang jihadis menggunakan negara-negara yang tidak boleh dibantah oleh siapapun yang aman seperti Indonesia sebagai tempat menjadi anggota kelompok. Ia berkata: pengeboman. Di sinilah alasan para jihadis “Saya sejak semula tidak setuju jika cara itu dipermasalahkan. Dipermasalahkan pengeboman dipilih untuk melaksanakan karena mereka melakukan perlawanan tidak jihad. Secara pribadi, saya juga tidak setuju di tempat per tempuran (misa lkan jika Indonesia dianggap sebagai medan Afghanistan atau Irak). jihad termasuk memilih Bali sebagai target

Alasan personal yang juga digunakan pengeboman. Tetapi itu kan pendapat

Sekapur Sirih

Ketika Nurani Jihadis Bicara

Ketika Nurani Jihadis Bicara

Page 4: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

4PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

pribadi saya... Saya tidak bisa menolak itu sendiri. Ali Imron Jihadis Bom Bali 2, pandangan jamaah. Saya harus sami'na wa terkaget-kaget ternyata umat Islam yang jadi atho'na jika jamaah menginginkan hal korban. Seorang brimob berkata kepada Ali tersebut (Gazi Saloom, 2012). Imron bahwa ada 7 orang yang meninggal

Berkolaborasinya alasan pribadi dan dunia akibat pengeboman yang dilakukan Ali pengaruh kelompok menjadikan mereka Imron cs. “Saya tersentak dengan melakukan tindakan kekerasan yang luar pernyataan tersebut... Betulkah kami biasa dahsyatnya, sesuatu yang sangat membela umat Islam?” (Gazi Saloom, dikutuk bukan saja oleh Barat tapi dipandang 2012).sebagai pilihan yang salah oleh sebagian Ketika nurani bicara, maka jalan besar umat Islam. Pengeboman atau kekerasan ditinggalkan dan jalan kedamaian pembunuhan massal mereka lakukan dengan d i b e n t a n g k a n . R e a l i t a s e m p i r i s mengabaikan nurani mereka. menunjukkan nurani dapat mengubah jalan

Pertanyaan yang dapat diajukan, hidup seseorang. Penelitian Gazi Saloom apakah mereka menyesal dengan perilaku (2012) menunjukkan bahwa para jihadis yang mereka lakukan? Sebagian mereka menyesali apa yang mereka lakukan. Mereka tetap yakin apa yang dilakukan tetap berada meninggalkan jalan teror dan memilih dalam jalan jihad. Namun, sebagian dakwah sebagai jalan pengabdian kepada menyesal atas apa yang mereka lakukan yang Tuhan. Mereka ingin mendakwahkan ternyata merugikan umat yang mereka bela. kebanran dan jihad yang benar yang sesuai Mereka hendak membela umat Islam, namun dengan fiqih yang benar.ternyata yang jadi korban adalah umat Islam

Demikian. Wallahu 'alam bi ash-shawab.

H. Fuad Nashori

Sekapur Sirih

Page 5: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

5PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

AbstractThis paper is a literature study on the roots of terrorism and alternative interventions that can be applied. The root of terrorism described in macro social standpoint, the system of government and politics, religion and ideology doctrination. Meanwhile, from the standpoint of the psychological explained about the special characters mediating the terrorist acts of aggressive behavior. The formation of social identity also participating whenever individual joined the terrorist organization. Intervention offered based on several literature findings. Jerrold (2005) focuses on preventing the entry of young people in a terrorist organization by the monitoring system of education, especially religious education. Rivera & Hancock (2003) mentions several psychological strategies in the fight against terrorism: the Anti-Terrorism, Counter-Terrorism, and Consequence Management. Woolf & Hulsizer (2005) offers a range of psychosocial model of primary prevention, secondary prevention and intervention.

Keywords: terrorism, terrorist, intervention

PENANGANAN TERORISME: PERSPEKTIF PSIKOLOGI

Rena Latifa

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

Email : [email protected]

Terorisme adalah sebuah topik hangat refleksi dari ragam disfungsi sosial atau yang sedang marak diperbincangkan. tanda dari sebuah konflik yang sedang terjadi Banyak orang yang berpikir dan mengkaji pada sistem sosial. Beberapa penyebab yang tentang bagaimana cara menanggulanginya, memungkinkan adalah adanya kemiskinan, sebab meskipun orang-orang yang terlibat di rezim otoriter dan represif, atau tema-tema dalamnya sudah diberantas dan ditangkap latar budaya dan agama (Newman, 2006). namun masih saja muncul kembali dan Para teroris diketahui adalah individu-memakan banyak korban. Penjelasan tentang individu yang masuk ke dalam suatu terorisme biasanya bias oleh asumsi-asumsi kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan prasangka sosial. Seringkali berusaha melakukan perubahan sosial terjadi terorisme dalam bentuk kekerasan (Kruglanski, 2003). Individu yang rentan politik seperti kerusuhan, demonstrasi, untuk dapat masuk dan bergabung dalam revolusi, bahkan bentuk-bentuk konflik organisasi teroris adalah individu yang militer lingkup internasional (Newman, merasa termarginalisasi (menjadi minoritas 2006). Dibutuhkan pemahaman yang di masyarakat) atau dipinggirkan karena komprehensif dari ragam pendekatan hidup dalam kondisi yang sulit, tidak stabil interdisipliner selain sudut pandang politik secara ekonomi, hak-haknya terpinggirkan, dan sosial, yakni perlunya memahami unsur suaranya tidak didengarkan oleh pemerintah sejarah, budaya, ekonomi, ideologi dan (Staub, 1989). Sebagai minoritas, mereka pemahaman terhadap ajaran suatu agama merasakan krisis yang dapat mengakibatkan tertentu. Tulisan ini akan membahas rendahnya harga diri, rasa takut yang besar, terorisme berdasarkan sudut pandang frustrasi dalam rangka pemenuhan makrososiologi, psikologi dan psikososial kebutuhan, identitas pribadi yang hilang, serta alternatif cara menanggulangi atau hingga meningkatkan prasangka kaum menghadapi serangan terorisme. minoritas terhadap mayoritas. Semakin besar B e r d a s a r s u d u t p a n d a n g kekurangan atau derita yang mereka alami, makrososiologi, terorisme adalah suatu semakin besar kebencian dan prasangka

Page 6: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

6

yang berkembang. Hingga semakin mau membuat masyarakat menjadi fokus untuk bergabung bersama organisasi teroris memperhatikan tuntutan dan hal yang yang dapat mengembalikan harga dirinya, diinginkan oleh minoritas. maka semakin tinggi rasa memiliki dan rasa Berikut adalah bentuk-bentuk ideologi aman. yang disebarkan di kalangan anggota

Isu lain yang berkembang di dalam organisasi teroris, sehingga mereka dapat kelompok organisasi teroris ialah adanya dengan rela melakukan tindakan kekerasan keyakinan dan posisi politik atau isu-isu pada orang lain (De la Corte, 2006): (1) agama yang tidak diterima oleh kelompok Adanya keyakinan yang mendalam bahwa mayoritas di masyarakat. Menurut Allport mereka sah-sah saja bertindak agresi sebab (1954), peran agama dalam kehidupan nyata sudah t e r l a lu banyak dan se r ing sangatlah paradoks. Agama yang dijalankan ketidakadilan sosial dirasakan oleh oleh para penganutnya, selain mengajarkan kelompok mereka sebagai minoritas, (2) kebaikan juga mengajarkan kekerasan. Ada Perlakuan tidak adil (ekonomi, sosial, orang yang selalu berbuat kebaikan pada politik, budaya) yang pernah diterima semua orang, tetapi ada pula orang yang menyebabkan kebencian dan balas dendam melakukan kekerasan dan perang atas nama dapat dilakukan dan dianjurkan, (3) Jika agama. Pemeluk masing-masing agama pun telah berhasil memberi rasa takut di tengah memiliki potensi terciptanya dua sisi masyarakat, maka harga dirinya meningkat pandangan yang berbeda tentang agama, di dan tidak dipandang remeh lagi oleh orang-satu sisi menciptakan kebaikan di sisi lain orang yang telah memarginalisasikan menciptakan kejahatan. Mengamati adanya keberadaannya, (4) Kekerasan merupakan peran agama yang paradoks, Allport satu-satunya cara yang dianggap efektif menduga bahwa ada hubungan antara untuk mencapai tujuan, sebab dialog sudah prasangka dengan faktor keberagamaan pada tidak berfungsi. Pendekatan persuasif juga masing-masing pemeluk. Analisis yang bukanlah suatu hal yang dapat dipandang dan diteliti Allport telah membawanya pada tiga dipertimbangkan, (5) Ditumbuhkannya kesimpulan yang saling berhubungan. harapan yang tinggi bahwa tindak terorisme Pertama, persaudaraan dan kefanatikan akan membuat hidup di masa depan menjadi kerap saling tercampur dalam agama. lebih baik, tidak dipandang sebelah mata Banyak orang saleh penuh dengan rasa oleh masyarakat yang memarginalisasi, prasangka rasial tetapi banyak pula orang dihargai, dan dilibatkan dalam sistem politik saleh yang menganjurkan keadilan rasial. dan kemasyarakatan yang lebih luas. Lebih Kedua, orang yang rajin ke tempat ibadah jauh lagi, yang perlu diingat adalah bahwa ada yang bersikap toleran dan intoleran dalam penyebaran ideologi ini dibutuhkan terhadap agama lain. Ketiga, hubungan rencana yang strategis, dukungan logistik, antara agama dan prasangka tergantung pada penyandang dana, dan rekrutmen khusus. penghayatan agama yang dimiliki dalam Untuk mendapatkan sumber-sumber ini, hidup pribadi seseorang. anggota organisasi teroris berani melakukan

I n d i v i d u - i n d i v i d u y a n g pencurian, penculikan, atau jenis bisnis legal mengembangkan prasangka dan menjadi dan ilegal lainnya.fanatik ini kemudian menjadi kelompok S e m e n t a r a i t u p e n j e l a s a n minoritas. Minoritas kemudian melakukan psikologisnya ialah terdapatnya ciri persuasi terhadap kelompok mayoritas agar kepribadian 'perusak' dan 'sakit', emosional sudut pandangnya dapat di ter ima. tak stabil, inferioritas (rendah diri yang Dibutuhkan persuasi yang efektif dalam kompleks) dan motif balas dendam. mengkomunikasikan gagasan atau keinginan Individu-individu pelaku teroris diketahui minoritas ini. Menebarkan rasa takut dan k u r a n g m e m i l i k i k e m a m p u a n teror melalui kekerasan dan pembunuhan mengendalikan impuls agresi, tidak massal merupakan bentuk komunikasi yang memiliki empati pada orang-orang yang dianggap efektif oleh kaum minoritas ini menjadi korbannya, mental dan cara pikirnya (Kruglanski, 2003). Serangan teror ini sudah sangat dipengaruhi unsur dogmatis

Rena Latifa

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 7: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

7

atau ideologi tertentu (fanatik), serta cara para penyebar doktrin adalah orang-orang pandang yang utopis terhadap dunia di cerdas yang sudah terbiasa memanipulasi sekitarnya (De la Corte, 2006). Namun pikiran heuristic manusia. Sekali terbentuk demikian, belum diketahui secara jelas satu keyakinan tertentu, maka akan mudah apakah kepribadian atau karakter tersebut b a g i p e n y e b a r d o k t r i n u n t u k adalah karakter yang sudah menetap sejak memodifikasinya menjadi bentuk-bentuk kecil atau karakter tersebut dibentuk oleh pikiran yang disetujui oleh 'korban' yang pengalaman hidupnya hingga ia menjadi akhirnya bersedia bergabung dengan seorang teroris. kelompok organisasi teroris.

Individu yang tumbuh dalam Individu yang telah bergabung pada lingkungan penuh ide-ide radikal dapat suatu organisasi teroris biasanya berani menggiringnya untuk bergabung pada bertindak agresif karena dalam dirinya telah kelompok teroris yang biasanya memiliki ide terbentuk 'identitas kolektif'. Berikut dan nilai-nilai yang boleh dibilang mirip penjelasannya berdasarkan teori identitas (Sageman, 2004). Berdasarkan penelitian sosial (Taylor, 2003): (1) Terjadinya Sageman (2004) pada pelaku teroris al- d e p e r s o n a l i s a s i , y a k n i t e r o r i s Qaeda, diketahui bahwa interaksi kaum mempersepsikan diri mereka sebagai muda muslim dengan kaum jihadis dapat anggota yang saling mendukung dalam suatu membuatnya memiliki pemahaman jihad organisasi. 'Diri pribadi' menjadi hilang yang juga radikal. Hal lainnya ialah dilatari identitas dan perannya secara personal. Hal oleh pengalaman individu teroris dalam ini memotivasi mereka untuk mencapai menempuh pendidikan khusus Islam dan tu juan be r sama . Sayangnya , saa t atau keterlibatannya pada aktivitas masjid depersonalisasi terjadi, individu jadi 'kurang yang mengembangkan ajaran-ajaran sadar-diri' (less self-awareness) dan radikalisme. Bentuk-bentuk indoktrinasinya menggiringnya untuk menjadi pribadi yang adalah berupa pembentukan mental yang kurang bertanggung jawab atas tiap memiliki komitmen tinggi terhadap tindakannya, dan mudah terprovokasi untuk organisasi dan mempersiapkan mereka untuk melakukan tindakan-tindakan agresi terlibat pada 'aktivitas kriminal' yang dapat (Festinger dkk., 1952), (2) Kohesi sosial, di membahayakan orang lain, namun ada mana identitas kolektif yang telah terbentuk keberanian yang sangat besar di dalamnya. tersebut membuat anggota organisasi dapat Penyebaran virus kebencian (hatred) yang saling mengembangkan hubungan sosial mengakibatkan dendam berkepanjangan yang positif sehingga meningkatkan rasa (hostile) pada rezim pemerintahan tertentu saling percaya, kelekatan dan kerjasama. juga dilakukan terhadap para anggotanya Apabila kohesivitas kelompok sudah sangat (Staub, 1989). Apabila sudah terbentuk solid, maka anggotanya akan senantiasa hatred dan hostile ini, maka para anggota sepakat terhadap perkataan pimpinan hingga organisasi teroris dapat berbuat apa saja mudah diperintah oleh pimpinannya. termasuk tindak agresivitas. Agresivitas Individu juga dapat mengabaikan logika dan adalah hal yang dianggap normatif dalam sudut pandang pribadinya (Janis, 1982), (3) memecahkan masalah menurut persepsi Konformitas dan kepatuhan. Semakin besar anggota organisasi teroris. Kultur agresi ini identifikasi dirinya terhadap organisasi, berkembang menjadi suatu bentuk semakin besar pula identifikasi individu penghancuran fasilitas publik, pembunuhan terhadap norma-norma yang dianut oleh massal melalui bom dan sejenisnya (Staub, organisasi. Untuk kemudian, mereka akan 1989). berani untuk melakukan hal apa saja yang

Tipe individu yang dapat terdoktrinasi dianggap benar oleh pimpinannya. Peran adalah individu yang cara pikirnya heuristic pemimpin di sini sangat menentukan. Tanpa dalam mempersepsikan dunia (Ward & pemimpin yang powerful, kharismatik, rasa Jenkins, 1965). Heuristic adalah cara pikir percaya diri tinggi dan cerdas, anggota seseorang tanpa analisa mendalam dan hanya organisasi tidak akan berani mengambil 'berpikir di permukaan' saja. Sementara itu, tindakan. Terhadap pimpinannya, mereka

Penanganan Terorisme: Perspektif Psikologi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 8: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

8

akan bersikap rela berkorban, tidak individu pada organisasi teroris. Tutup mementingkan diri sendiri, dan merasa informasi tentang keberadaan organisasi heroik jika berhasil mengorbankan dirinya teroris, libatkan masyarakat setempat untuk (Post, 2005). Seorang pemimpin adalah memiliki kesadaran melapor pada polisi individu yang memiliki kemampuan terhadap aktivitas-aktivitas kelompok memanipu las i ca ra p ik i r anggota minoritas yang dianggap mencurigakan, (3) organisasinya, punya pengaruh dan dapat Fasilitasi kemungkinan keluarnya satu berelasi dengan ragam orang (Woolf & anggota organisasi teroris dari organisasinya. Hulsizer, 2005), (4) Sudut pandang bipolar. Misal, pada pelaku teror yang berhasil Jika individu yang sudah tergabung pada ditangkap polisi, dapat diberikan amnesti organisasi ekstrimis tersebut sudah terlalu dari hukuman dengan syarat keluar dari menjiwai keberadaan organisasinya, maka organisasi tersebut. Persepsinya terhadap dapat menggiringnya untuk senantiasa pemerintah dapat berubah menjadi positif, berprasangka negatif pada orang-orang yang saat diberlakukan amnesti. Namun demikian, berada di luar organisasinya. Dunianya harus tetap dipantau kehidupannya pasca terbagi menjadi 'kami' dan 'mereka'. Tajfel amnesti, (4) Kurangi dukungan terhadap dan Turner (1986) menyebutnya sebagai para pemimpin organisasi radikal teroris dan identitas 'in-groups' dan 'out-groups'. 'In- terhadap organisasinya. Tujuannya adalah group' atau identitas sebagai 'kami', untuk mengalienasi atau mengucilkan membuat harga diri anggota organisasi organisasi sehingga tidak mendapatkan menjadi terangkat karena menjadi bagian fasilitas dari pemerintah hingga memutus dari anggota kelompok yang 'disegani' atau penyaluran dana organisasi. Akibatnya, 'ditakuti' masyarakat. Menyandang 'identitas anggota organisasinya menjadi sengsara dan sos ia l ' yang be rgengs i in i dapa t ada kemungkinan untuk meninggalkan menumbuhkan harga diri anggota organisasi. organisasinya.Sementara itu, identitas 'out-group' membuat Sementara itu, berdasarkan penelitian anggota organisasi mengembangkan Rivera dan Hancock (2003) disebutkan prasangka, diskriminasi dan kekerasan pada beberapa strategi psikologis dalam komunitas yang berada di luarnya atau yang memerangi terorisme. Pertama: Anti-disebut sebagai 'mereka'. Terrorism. Pihak-pihak yang berkewajiban

Jika tujuan dari gerakan terorisme melindungi masyarakat dari gerakan teroris adalah membentuk teror di masyarakat, hendaknya dapat lebih mempelajari gerakan-maka harus dibuat program yang dapat gerakan terorisme dan kelemahan-memperlemah gerakan terorisme dan kelemahannya. Apa saja infrastruktur yang mempromosikan 'masyarakat sadar dan digunakan, bentuk-bentuk modus tindakan, kebal teroris'. Tiap fase dari daur hidup serta target operasional kaum teroris, teroris adalah fokus yang potensial dalam sehingga destruktivitas massal dapat penanganan terorisme ini. Berikut beberapa diantisipasi, dikurangi bahkan dihambat hal yang dapat dilakukan (Jerrold, 2005): (1) kejadiannya. Di sisi lain, harus ditingkatkan Memutus akar teroris harus sejak dini, di infrastruktur yang menjamin rasa aman mana rekrutmen anggota organisasi mulai masyarakat. Perlu pula diberikan reward terjadi. Waspadai tumbuh kembang kaum pada anggota masyarakat yang melaporkan muda untuk tidak terlibat pada organisasi kelompok yang diduga teroris, dan anggota ekstrim, sebab sejak usia muda penanaman masyarakat yang melaporkan adanya kebencian dan dendam dapat dengan mudah infrastruktur yang membahayakan dan mengakar hingga akhirnya membentuk mengancam keselamatan orang banyak pribadi teroris. Pemerintah sebaiknya (seperti bangunan gedung yang tampak memantau bentuk-bentuk pendidikan agama 'rapuh', atau tidak adanya CCTV (Closed-yang ada, memantau kurikulumnya dan circuit Television) pada suatu gedung yang melakukan pengawasan secara ketat dianggap berpotensial menjadi sasaran terhadap ajaran yang disampaikan, (2) teroris, tidak adanya sistem keamanan yang Menghambat kemungkinan masuknya satu ketat menggunakan baggage screening di

Rena Latifa

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 9: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

9

bandara-bandara atau hotel). post-traumatic dan treatment psikologis Kedua: Counter-Terrorism. Upaya dalam menghadapi situasi krisis.

yang dilakukan adalah meningkatkan Wo o l f d a n H u l s i z e r ( 2 0 0 5 ) kesadaran masyarakat akan keberadaan dan menawarkan model psikososial yang bahaya terorisme serta kemampuan deteksi berkisar pada prevensi primer, prevensi dini terhadap kelompok-kelompok yang sekunder dan intervensi. Model yang diduga dapat menjadi pelaku teror. Tiap pertama adalah prevensi primer. Dalam aktivitas terorisme dilakukan melalui rangka menjembatani adanya jurang tahapan perencanaan, persiapan, eksekusi prasangka yang dalam antara pelaku teror dan melarikan diri secara terorganisir dan dan masyarakat yang menjadi korban, matang. Karenanya, penting mengedukasi penting dikembangkan hubungan yang masyarakat untuk 'sadar' dan 'waspada' pada posi t i f antar dua kelompok yang tiap detil ragam aktivitas organisasi teroris. b e r s e b r a n g a n i n i . B a g i p e l a k u Misal, masyarakat dapat melaporkan pola disosialisasikan kerugian dan derita yang aktivitas tertentu yang dianggap tidak biasa dialami para korban teror, sementara itu bagi (contoh: pembelian barang-barang tertentu masyarakat disosialisasikan etiologi atau –bubuk kimia bahan dasar bom- dalam akar terjadinya teroris. Pemerintah juga jumlah banyak) atau masyarakat dapat dapat mendukung keadilan sosial yang m e l a p o r k a n a d a n y a o b j e k y a n g merata bagi masyarakatnya, sehingga tidak mencurigakan seperti bungkusan paket atau ada kelompok masyarakat yang merasa barang yang tergeletak tanpa tuan di suatu minoritas dan termarginalisasikan. tempat. Kegiatan menghalau terorisme ini Pemerintah menjamin hak politik dan perlu didukung oleh pemerintah dalam partisipasi politik supaya tidak ada pihak bentuk identifikasi kemampuan dan yang merasa hak-haknya dikebiri. Begitu kelemahan apa saja yang sudah ada pada pula dalam partisipasi politik misalnya, masyarakat dalam menyadari keberadaan keterbukaan atas hak-hak suara rakyat, baik teroris. Selain itu juga harus diidentifikasi mayoritas maupun minoritas dapat dihargai. kondisi seperti apa saja yang dapat membuat Dalam kehidupan berpolitik, sikap toleran kesadaran masyarakat akan terorisme adalah sumber interaksi yang paling utama menjadi melemah atau menjadi tidak peduli dalam kehidupan masyarakat yang plural dan pada terorisme. Pemerintah juga sebaiknya demokratis. Hal yang dibutuhkan dalam memfasilitasi peningkatan kemampuan toleransi politik terwujud dalam sikap deteksi dini terorisme pada masyarakat: masyarakat yang demokratis dan adanya rasa tingkatkan kemampuan atensi, fokus dalam aman. Seluruh suara dan hak-hak warga mendeteksi suatu sinyal teroris, serta negara ditampung oleh negara tanpa ada kemampuan mengambil keputusan cepat diskriminasi status. Sebaliknya, bentuk untuk melaporkan suatu ke jadian diskriminasi status menandakan masih mencurigakan pada pihak polisi. adanya sikap politik yang intoleran. Robert

Ketiga: Consequence Management: Dahl (1971) mensyaratkan delapan jaminan Menjadi korban teroris konsekuensinya institusional yang diperlukan untuk adalah antara hidup dan mati, maka dari itu demokrasi. Delapan jaminan institusional itu dibutuhkan peningkatan kemampuan dalam adalah (1) kebebasan untuk membentuk dan mengelola konsekuensi tersebut. Masyarakat mengikuti organisasi, (2) kebebasan sebaiknya dilatih kemampuan dalam hal berekspresi, (3) hak memberikan suara, (4) melarikan diri dan proses evakuasi korban eligibilitas untuk menduduki jabatan publik, teroris, ditingkatkan resiliensinya (daya (5) hak para pemimpin politik untuk tahan terhadap stress akibat paparan berita berkompetisi secara sehat merebut dukungan terorisme) dan diajarkan bagaimana caranya dan suara, (6) tersedianya sumber-sumber memperlakukan korban terorisme secara informasi alternatif, (7) pemilu yang bebas efektif. Dapat diberlakukan stress exposure dan adil, dan (8) institusi-institusi yang training dalam mengelola rasa takut akan tersedia untuk menjadikan kebijakan tindakan terorisme, serta dapat diberikan pemerintah tergantung pada suara-suara

Penanganan Terorisme: Perspektif Psikologi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 10: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

10

(pemilih, rakyat) dan ekspresi pilihan korban teroris. (politik) lainnya. Selain itu fokus juga ditujukan untuk

Penting pula menanamkan sistem meminimalisasi jumlah pelaku teror. edukasi berbasis 'peace education' (Staub, Tekanan politik yang ekstrem dapat 1989), di mana diajarkan ketrampilan dilakukan terhadap para pelaku teror. Dapat pemecahan masalah tanpa kekerasan (non- diberlakukan boikot dan sanksi yang berat violent conflict resolution skill). Pada siswa terhadap pelaku, bahkan jika dibutuhkan sekolah dan mahasiswa harus diajarkan dapat digunakan intervensi dari pihak militer ragam jenis resolusi konflik atau cara demi mencegah kerusakan yang lebih jauh. pemecahan masalah yang beragam, serta Upaya untuk mengurangi jumlah ketrampilan berpikir kritis dalam rangka tindakan teroris membutuhkan diplomasi menghindari kemungkinan terjadinya dan komunikasi yang simultan dan kepatuhan yang membabi buta (blind terorganisasi. Untuk mengubah budaya obedience). Pada remaja dan anak-anak juga kebencian dan kekerasan para anggota harus ditanamkan nilai-nilai toleransi, teroris ini mungkin akan memakan waktu m e n g a p r e s i a s i k e m a j e m u k a n d a n dalam hitungan dekade. Selain itu, penting meminimalisasi prasangka atau kebencian pula untuk memelihara pedoman moral pada golongan tertentu di masyarakat. dalam penegakan hukum, good governance Kehidupan bertoleransi adalah suatu kondisi dan keadilan sosial. Perjuangan melawan masyarakat yang menghargai adanya teroris bukan hanya menjadi tanggung jawab perbedaan. Hadirnya sikap toleran berarti pemerintah atau pihak militer saja, menyadari bahwa manusia tidak hidup melainkan perlu keterlibatan seluruh sendiri (Moscovici & Doise, 1994) masyarakat dan kerjasama antar disiplin melainkan berdampingan bersama orang ilmu. Intervensi berbasis komunitas perlu lain. Sikap toleran dapat menciptakan digalakkan dan dipelihara.kehidupan yang damai dan tentram, sedangkan sikap intoleran hanya akan DAFTAR PUSTAKAmenciptakan kehidupan yang penuh kebencian dan konflik. Allport, G. W. (1954). The Nature of

Model yang kedua adalah prevensi Prejudice. Boston: The Beacon sekunder. Saat di masyarakat sedang terjadi Press.krisis (ekonomi, politik atau krisis lingkungan hidup), tiap-tiap anggota Dahl, R. (1971). Polirchy. New Haven: Yale masyarakat harus dapat bersikap responsif University Press.atas kebutuhan anggota masyarakat lainnya, dalam arti saling membantu satu sama lain. De la Corte, L. (2007). Explaining Media dan sistem informasi dapat digunakan Te r ro r i s m : A P s y c h o s o c i a l masyarakat untuk menghalau informasi A p p ro a c h . P e r s p e c t i v e s o n terkait propaganda yang sedang dilakukan Terrorism. Journal of The Terrorism oleh kelompok tertentu. Research Initiative. 1 (2), 78-90.

Model yang ketiga adalah intervensi. Fokus intervensi adalah seputar penurunan Festinger, L. (1952). Some Consequences of jumlah masyarakat yang menjadi korban Deindividuation in a Group. Journal terorisme, sebab trauma yang dialami para of Abnormal and Social Psychology, korban dapat menjadi kontribusi bagi 47, 382-389.berkembangnya tindak kekerasan di masa depan dan bukan tidak mungkin jika mereka Janis, I.L. (1982). Groupthink. Boston: yang menjadi korban di saat ini dapat Houghton Mifflin.menjadi pelaku teror di masa depan. Para ko rban dapa t d i f a s i l i t a s i dengan Koltko-Rivera, M.E. & Hancock, P.A. menyediakan forum untuk mencurahkan (2003). Psychological Strategies for perasaan dan rasa sakitnya akibat menjadi the Defence Against Terrorism.

Rena Latifa

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 11: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

11

Paper presented at the RTO SCI Sageman, M. (2004). Understanding Symposium on “Systems, Concepts Terrorist Networks. Pennsylvania: and Integration (SCI) Methods and University of Pennsylvania Press.Technologies for Defence Against Terrorism,” held in London, United Staub, E. (1989). The Roots of Evil: The Kingdom, 25-27 October 2004, and Origins of Genocide and Other published in RTO-MP-SCI-158. Group Violence . New York:

Cambridge University Press.Kruglanski, A. W. & Webster, D. M. (1991).

Group member's reactions to opinion Tajfel, H. & Turner, J. (1986). The Social deviates and conformists at varying Identity Theory of Intergroup degrees of proximity to decision Behavior. Chicago: Nelson-Hall.deadline dan of environmental noise. Journal of Personality dan Social Taylor, D. M. & Louis, W. (2003). Terrorism Psychology, 61 (2), 212-225. and The Quest for Identity .

W a s h i n g t o n : A m e r i c a n Moscovici, S., & Doise, W. (1994). Social Psychological Association.

Influence and Conformity. London: Sage publicataion Ward & Jenkins. (1965). The Display of

Information and The Judgement of Newman, E. (2006). Exploring the 'root Contingency. Canadian Journal of

causes' of terrorism. Studies in Psychology, 19, 231-241.Conflict and Terrorism, 29, 49-772.

Woolf, L.M & Hulsizer, M.R. (2005). Post, J. (2005). The Psychological and Psychosocial Roots of Genocide:

Behavioral Bases of Terrorism: Risk, Prevention, and Intervention. Individual, Group and Collective Journal of Genocide Research, 7, Contributions. 101-128.

Penanganan Terorisme: Perspektif Psikologi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 12: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

12

Rena Latifa

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 13: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

13

Ketika berupaya merealisasikan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hal itu perannya dalam lingkungan sosial, manusia akan membentuk konsep diri dan mendasari menggunakan pola yang berbeda-beda. bagaimana ia akan memandang dunianya. Berne (1961) mengungkapkan bahwa Tentunya pola tersebut juga dapat individu menampilkan diri dalam situasi muncul ketika ia berada dalam situasi relasi interpersonal dengan kecenderungan ke suami-isteri. Konsep diri dan cara salah satu dari tiga pola ini, yaitu diri sebagai memandang dunia yang tertampilkan dalam orang tua (parent), orang dewasa (adult), dan peran orang tua, orang dewasa, dan kanak-kanak-kanak (child). Ada yang pernah kanak akan mewarnai corak relasi yang menyebut anggota DPR sebagai seperti terbangun, sehingga secara terintegrasi, Taman Kanak-Kanak karena keinginan resultan dari pola-pola tersebut akan sesaatnya yang minta segera dipenuhi. membentuk kondisi bersama yang nantinya Ketika anak-anak berperilaku layaknya akan dapat dinilai bahagia. Sebaliknya bisa orang yang lebih tua dari usianya (cerewet saja relasi mereka penuh konflik dan dan penuh tuntutan misalnya), orang-orang persaingan, sehingga mempengaruhi pun menyebutnya sebagai 'seperti nenek'. kesejahteraan rumah tangga dan keluarga Hal tersebut merupakan cerminan bahwa yang mestinya dibina ke arah situasi dan manusia cenderung berperan sebagai suatu kondisi yang konstruktif.entitas yang --disadari atau tidak-- ia Tulisan ini akan memuat contoh tampilkan dalam situasi sosial dan menjadi tentang bagaimana ketiga peran yang ada di cara yang akhirnya terpola dengan dalam diri ber'transaksi' melalui relasi diadic sendirinya ketika ia berhadapan dengan suami-isteri dan dinamika masalah yang situasi sosial. Lain situasinya memang bisa mungkin muncul di antara keduanya. lain pula tampilan perannya, namun paling Tulisan ini juga diharapkan dapat tidak secara mendasar tampilan peran memunculkan rencana tindakan yang terarah tersebut merupakan sesuatu yang khas/unik, dan konstruktif. Selanjutnya, masalah yang

AbstractTransactional analysis concept is firstly introduced by Eric Berne at 60's. the books “Games People Play” and “Transactional Analysis in Psychotherapy” written by Berne, and also “I'm OK You're OK” written by Thomas Harris explain those concept obviously. Transactional analysis concept could be applied in marriage therapy. Recognition about spouse's ego state could be the early step to fix up the marriage relationship. Husband or wife could figure out the transactional situation in their relationship, whether they would like to make use of their ego state as parent, adult, or child. The relation between therapist and client, so does relation between spouses, are also the significant factor in marriage therapy. Hopefully, in-depth understanding about relationship concept in transactional analysis perspective would increase both the therapy effectiveness and the position of the clients & therapist. Example of this concept in a marriage therapy is intended to increase the understanding about how to operationalize this concept into the therapy.

Keywords: transactional analysis, parent-adult-child ego state, existential position

PENERAPAN ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM TERAPI PERKAWINAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTEK

Ahmad Gimmy Prathama Siswadi

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung

Email: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 14: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

14

muncul dari pilihan peran masing-masing hidup. Pemahaman akan peran yang dalam relasi suami-isteri akan dapat dipelajari secara sadar maupun tidak, pada diarahkan pada pilihan peran yang lebih baik akhirnya membentuk manusia sehingga ia dan lebih maslahat bagi kebaikan rumah akan memilih pola status ego tertentu ketika tangga itu sendiri. Ternyata, perubahan pola berada dalam situasi relasi. Evaluasi yang peran bukan sesuatu yang mudah, perlu terus menerus akan kehidupan yang terjadi banyak pengorbanan yang berupa perubahan dan interaksi dengan berbagai pribadi yang cara pandang dan bahkan kesediaan untuk signifikan akan menghasilkan suatu menunda desakan eksistensi diri agar dapat 'existential positions' tertentu dari individu. 'lebur' ke dalam relasi yang lebih baik, Manusia yang dibesarkan dalam kehangatan komplementer, dan seimbang. Tanpa dan saling percaya akan menumbuhkan kesediaan tersebut, keselarasan relasi suami posisi eksistensial 'I'm OK, You're OK' dalam isteri yang harmonis akan lebih sulit kehidupannya. Ia dapat melihat sisi baik dari terwujud. orang-orang yang signifikan dan hidup

konstruktif bersama-sama dengan orang lain ANALISIS TRANSAKSIONAL DARI membentuk transaksi yang komplementer

BERNE antara satu dengan yang lainnya. Manusia R e l a s i a n t a r m a n u s i a d a p a t yang hidup dengan ancaman dan penuh

digambarkan dalam bentuk komunikasi tekanan akan melihat lingkungannya sebagai antara pilihan-pilihan peran yang mungkin lingkungan yang 'merusak' sehingga muncul dilakukan manusia tersebut. Peran orang tua, posisi eksistensi yang 'I'm OK, you're not orang dewasa dan kanak-kanak dipilih, dan OK'. ditanggapi oleh 'pasangan' dengan corak Akibat lanjutan yang sering muncul pilihan peran yang tertentu pula, sehingga adalah menyalahkan orang lain dan bersikap membentuk suatu relasi yang terintegrasi agresif terhadap lingkungan. Sementara itu dan unik. Setiap peran sebetulnya memiliki kehidupan yang membentuk manusia valensi positif dan negatifnya sendiri- sebagai orang yang tanpa makna, diabaikan, sendiri. Pilihan peran sebagai orang tua, selalu direndahkan dan akhirnya merasa tidak selamanya buruk. Begitu pula pilihan tidak berdaya, akan menempatkan dirinya sebagai kanak-kanak. Orang yang sesekali pada posisi eksistensi 'I'm not OK, You're 'bermain' seperti kanak-kanak, dalam situasi OK '. Akibatnya, manusia cenderung yang tepat dan kondisi yang mendukung, menyalahkan diri dan menghukum diri bisa menjadi orang sehat yang bahagia dan secara tidak proporsional. Sementara itu, sejahtera. Peran sebagai orang tua yang kondisi yang serba salah dan mengarah pada melindungi dan mendukung, juga dapat keterpurukan akan membentuk posisi menjadi pilihan yang tepat dalam situasi eksistensi 'I'm not OK, You're not OK', tidak yang memang mendukung untuk itu. ada yang 'OK' baik diri maupun orang lain, Namun, terkait dengan ego yang dimiliki semuanya buruk! Inilah kondisi terburuk seseorang, pilihan peran orang tua bisa yang akan membawa relasi yang terjadi bergerak ke arah kutub otoriter, dan pilihan mengarah pada keputusasaan, apatis, tanpa sebagai kanak-kanak dapat bergerak ke arah arah dan tiada usaha untuk berubah. anak bebas, yang mau 'seenaknya' sendiri, Kondisi-kondisi ini tampaknya bukan sehingga butuh penyeimbang, yakni merupakan hal yang statis. kemampuan untuk berperan sebagai orang Dalam berbagai contoh kasus, dewasa yang rasional, empirik/faktual, dan Solomon (2003) memberikan contoh tentang bertanggung jawab. degradasi yang mungkin terjadi sebagai

Berne (1961) menyebut pola transaksi dinamika posisi eksistensial yang dipilih yang sudah terbentuk pada individu itu oleh seseorang dalam penempatan perannya sebagai 'ego state' (status ego). Status Ego di lingkungan sosial. Seseorang yang terjadi silih berganti sebagai hasil transaksi tadinya cantik, percaya diri, sangat yakin manusia dengan lingkungan, melalui dengan masa depannya, karena pengalaman skenario kehidupan yang terjadi sepanjang hidup yang ternyata pahit dan membuat

Ahmad Gimmy Prathama Siswadi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 15: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

15

dirinya tidak pernah merasa cukup baik berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi, (karena prestasi dan kecantikan yang politik, sejarah, sosial antropologi, dimiliki selalu harus lebih dan lebih lagi dari pendidikan dan psikoanalisis. Studi kasus yang ia capai), akhirnya tenggelam dalam dapat menggunakan metode penelitian keputusasaan dan menyalahkan diri sendiri. kualitatif dan kuantitatif, sehingga studi Pengalaman hidup tidak memberinya hal kasus dapat mengidentifikasi dan menelaah yang terbaik, sehingga ia larut dalam situasi suatu permasalahan secara lebih eksploratif, putus asa, ketika usia dan kesempatannya komprehensif, dan terarah (Wilig, 2008). sebetulnya masih punya peluang untuk Studi kasus memfasilitasi pemunculan suatu berubah. teori. Eksplorasi rinci tentang kasus tertentu

Dengan demikian, pola relasi manusia dapat menghasilkan kesimpulan dan temuan dengan orang-orang yang signifikan seperti dalam proses sosial atau psikologis, yang orang tua, anak, dan pasangan, dapat pada gilirannya dapat menimbulkan mengarah pada dinamika posisi eksistensi formulasi teoritis dan hipotesis. Studi yang sebenarnya tidak selalu statis. psikoanalisis Freud merupakan contoh yang Dinamikanya dapat terjadi karena pemilihan jelas tentang hubungan antara studi kasus ego state masing-masing dan hasilnya bagi dan pengembangan teori. Hamel (Wilig, relasi tersebut secara interaktif. Kondisi 2008) menyatakan bahwa studi kasus juga yang terus menerus dapat memberikan dapat digunakan untuk menguji teori yang simpulan-simpulan atau evaluasi tertentu ada atau untuk mengklarifikasi atau yang akhirnya sampai pada suatu pola relasi memperpanjang teori-teori seperti itu, antar ego yang komplemen atau bersilangan misalnya dengan melihat kasus menyimpang (cross). Ketika persilangan antar kutub atau ekstrim secara mendalam sesuai dengan negatif terjadi, penurunan kualitas relasi dan teori tertentu yang ingin lebih kita fahami.posisi eksistensi akan menurun sampai Dalam artikel ini, metode studi kasus tingkat yang paling tidak konstruktif, dan diterapkan untuk mengerti secara lebih dapat berujung pada hancurnya integrasi mendalam dinamika dan proses terapi yang relasi yang tadinya terbina baik. terjadi pada klien dengan pendekatan

transactional analysis dari Berne dan METODE : STUDI KASUS kolega-koleganya. Tahapan dan proses

Meski sering dianggap bukan terapi akan dijelaskan terkait dengan sepenuhnya metode riset, studi kasus lebih pendekatan tersebut, sambil ditelaah menitikberatkan pada penelaahan kasus yang bagaimana efek yang terjadi dan faktor sangat terbatas dengan pembahasan pendukung atau pengganggu yang m e n d a l a m b e r d a s a r k a n k e r a n g k a mempengaruhi keberhasilan proses terapi berfikir/pendekatan tertentu. Telaahan atau yang tengah berlangsung. Dengan penelitiannya sendiri tidak selalu dicirikan demikian, berdasarkan tahapan-tahapan dengan pengambilan data yang rumit dan terapi yang meliputi asesmen, rancangan bervariasi, tapi lebih fokus pada siapa atau terapi, proses terapi, dan evaluasi akan apa sebenarnya yang dimaksud kasus yang dibahas secara mendalam, lalu kemudian menjadi bahan analisis dalam studi kita itu disimpulkan secara sistematis. Berdasarkan (Wilig, 2008). Kasus yang ditelaah bisa saja hal tersebut dapat direkomendasikan apakah berupa individu/pasien/klien, pasangan, yang dapat diimplementasikan sebagai hasil organisasi, kota, komunitas, sekolah, atau dari telaah kasus ini untuk penelitian lanjutan bahkan bangsa atau kerajaan. Bromley dan aplikasi pada kasus-kasus yang sejenis.(Wilig, 2008) menggambarkan kasus sebagai 'kejadian alami dengan batas-batas KASUS : PASANGAN Y DAN Xditentukan'. Studi kasus melibatkan Kasus yang akan diketengahkan eksplorasi yang terarah, mendalam, intensif, sebagai subjek telaahan dalam artikel ini dan tajam. Dalam pengembangan ilmu, adalah kasus pasangan suami isteri Y dan X studi kasus memiliki sejarah panjang dan yang ketika datang ke terapis berusia 25 dan beragam. Studi kasus telah digunakan dalam 26 tahun. Suami akan menjalani pendidikan

Penerapan Analisis Transaksional Dalam Terapi Perkawinan Berdasarkan Pengalaman Praktek

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 16: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

16

akhir di perguruan tinggi, sementara isteri yang dilakukan pada kedua pasangan, status dropped out dari suatu lembaga pendidikan ego yang banyak diperankan keduanya tinggi. Mereka memiliki anak usia 6 tahun adalah status ego kanak-kanak. Keinginan dan tinggal di rumah milik orang tua suami yang mendahului kebutuhan dan pemenuhan dengan biaya hidup yang masih ditanggung kepuasan sesaat lebih mendominasi gaya orang tua suami juga. Dari sisi ekonomi hidup mereka, sehingga mereka terjebak sebetulnya kehidupan mereka tergolong dalam penggunaan uang yang kurang cukup, namun kekurangmampuan dalam terencana dan tidak produktif. Dalam mengelola keuangan rumah tangga dan pembicaraan dengan terapis, sangat jarang kondisi sulit yang dialami keluarga besar sekali, bahkan dapat dikatakan tidak pernah, isteri membuat kehidupan ekonomi mereka mereka menceritakan tentang anak mereka. belum bisa sampai pada kondisi yang mantap Pembica raan l eb ih t e rpusa t pada dan stabil. Prioritas keuangan yang mestinya kepentingan ego dan eksistensi masing-dikeluarkan untuk hal yang lebih produktif, masing, sehingga pola relasi mereka tampak bisa dikalahkan dengan keinginan sesaat berada pada posisi eksistensi 'I'm OK You're yang sifatnya konsumtif, sehingga mereka not OK' dengan status ego sebagai child. juga menghadapi tagihan kartu kredit yang Kadang terjadi relasi menyilang di mana nilainya cukup signifikan. yang satu berperan sebagai orang tua dan

Kondisi keuangan yang kurang yang lain sebagai anak, namun peran orang dikelola dengan baik merupakan pemicu tua yang dipilih adalah orang tua yang aktual yang membuat pasangan ini sering otoriter, sementara peran kanak-kanak yang bertengkar. Kalaupun ada upaya untuk dipilih adalah yang bebas-negatif atau mengelola usaha seperti yang dilakukan pemberontak, sehingga relasi yang isteri, usaha tersebut seringkali gagal dan komplementer tidak terjadi. malah membuat kehidupan ekonomi mereka Usaha untuk meletakkan posisi menjadi makin sulit. Oleh karena itu timbul permasalahan keluarga atau rumah tangga eskalasi kekerasan, terutama yang dilakukan secara rasional dan objektif juga menemui oleh Y. Mulai dari menyakiti diri sendiri, kegagalan. Isteri sering merasa bahwa ia merusak barang, mengancam, sampai perlu 'mengimbangi' apa yang nantinya memukul isteri, 'mencengkram' anak, dan 'akan' dicapai suami dengan status sarjana. bahkan mengurung anak dalam lemari. Ia ingin menjadi seorang isteri yang bisa Mulanya isteri berani mendebat dan berusaha/mandiri, namun usaha untuk meladeni omongan-omongan keras yang berwiraswasta dan menuntut ilmu di bidang diungkapkan suami, namun ketika sudah tersebut mengalami kegagalan. Ia tidak mulai dengan perusakan barang dan ingin menjadi isteri 'biasa' atau ibu rumah bertindak keras terhadap anak, isteri tangga saja, karena merasa banyak mencoba mengurangi perlawanannya. kebutuhan ekonomi yang tidak dapat Namun ketika secara tidak sengaja Y dipenuhi suami (karena mereka sebetulnya melempar pisau dan X merasa hal itu sama-sama konsumtif). Akan tetapi, karena diarahkan pada dia (suami tidak pernah kemampuan mengelola usaha dan keuangan benar-benar memukul isteri, dan tidak yang tidak memadai, semua usaha tersebut mengan iaya seca ra l angsung) , X cenderung gagal.mengancam untuk pergi dari rumah dan K o n d i s i t e r s e b u t m e m b u a t pulang ke rumah orang tuanya. Hal ini tidak kemungkinan degradasi dari 'I'm OK' dari X disetujui Y, karena ia memerlukan X untuk ke posisi eksistensi 'I'm not OK' menjadi memenuhi kebutuhan relasi suami isteri, dan besar. Sangat sulit bagi X untuk memahami menilai X masih cukup baik dan akrab secara objektif bahwa penentuan prioritas dengan anaknya. rumah tangga sekarang ini mestinya lebih p e n t i n g d a r i p a d a u s a h a u n t u k

ASESMEN mempertahankan kondisi 'I'm OK' yang tidak Berdasarkan pola relasi, penelusuran realistis dan kurang berdasarkan 'studi

riwayat hidup serta pemeriksaan psikologi kelayakan' yang baik. Akibatnya, sampai

Ahmad Gimmy Prathama Siswadi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 17: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

17

dengan 2 (dua) sesi terapi yang dilakukan, nantinya secara bertahap mengarah pada kondisi keuangan mereka tidak kunjung 'kemapanan'. Y tampaknya memiliki membaik dan malah perlu support lebih kesempatan lebih besar untuk 'mapan' banyak dari pihak keluarga Y. terlebih dahulu karena berbagai peluang

Secara singkat dapat dikatakan bahwa yang dimilikinya saat ini (sebagai calon kondisi rumah tangga Y dan X berakar pada sarjana, mampu secara intelektual dan masalah konflik relasi dan pengelolaan mendapat dukungan ekonomi untuk itu). keuangan yang bersumber dari pola status Prioritas kedua adalah kesehatan ego kanak-kanak yang merupakan tampilan mental anak. Anak perlu mendapat peran mereka dalam menjalin relasi suami bimbingan yang konsisten dari ibu dan ayah, isteri. Dinamika pemilihan peran yang lain dan X memegang peranan penting di sini, tidak pernah sampai pada status ego yang karena X cukup dekat sebenarnya dengan dewasa. Kalaupun dipilih status ego orang anak, dan mampu mengasuh anak secara tua, kecenderungannya menjadi otoriter cukup baik. melawan kanak-kanak yang pemberontak atau cenderung pemberontak, sehingga PROSES TERAPIposisi eksistensi 'I'm OK, You're not OK' Proses terapi sebenarnya sudah sampai yang menurut Harris (1964) diwarnai pada kesepakatan tentang rencana-rencana kemarahan, tampak lebih terbentuk yang telah dibicarakan dalam rancangan dibandingkan dengan posisi eksistensi yang terapi. Namun, di tengah pertemuan-lain. pertemuan yang baru terjadi 5 kali dalam

kurun waktu 6 bulan - termasuk 2 (dua) kali RANCANGAN TERAPI pemeriksaan psikologi (pertemuan jarang

Status ego yang berada pada taraf dilakukan karena suami sudah mulai masuk kanak-kanak dalam jangka panjang perlu dalam kegiatannya sebagai calon sarjana) diubah menjadi status ego yang dewasa. terdapat peluang bagi isteri untuk mencoba Sebagai peralihan atau transisi, status ego melakukan usaha 'event organizer' yang orang tua dan kanak-kanak yang kadang ternyata gagal dan malah membuat utang muncul perlu diarahkan agar menjadi status mereka membesar kembali. Padahal, ego yang positif, bukan yang negatif. eskalasi kekerasan sebenarnya sudah tidak Namun, mengingat adanya kondisi aktual, terjadi, dan mereka sudah mulai mencicil yakni pengelolaan keuangan dan utang hutang yang ada dengan aset yang mereka kepada pihak lain yang mendesak, miliki sebagai pasangan. Ternyata, X tidak keterampilam dalam mengelola keuangan ini begitu nyaman dengan posisinya saat ini juga perlu diberikan pada mereka. Modal dalam peran yang ia anggap sebagai untuk mengatasi hal tersebut sebetulnya 'supporting' saja. X merasa 'tidak sabar' cukup, namun kesadaran yang minim akan dengan kondisi tersebut dan melihat pentingnya prioritas dan penentuan urgensi kemungkinan munculnya gap yang besar serta kepentingan yang konsisten dalam bila Y nanti sudah menjadi sarjana dan X p e n g e l o l a a n k e u a n g a n , m e m b u a t (dalam istilah X sendiri) 'bukan apa-apa'. kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat Membesarkan anak dan mensukseskan bersama dengan terapis menjadi tertunda, pendidikan anak ternyata bukan sesuatu yang dan hanya sedikit mengalami progres. membuatnya merasa berarti. Meski X tahu

Rancangan terapi yang diberikan juga bahwa hal itu mulia, namun tampaknya hal menyangkut prioritas lain yang menyangkut tersebut lebih merupakan pendapat yang pengembangan rumah tangga ini. Artinya, hanya sampai pada tingkat kognitif yang selain mengatasi masalah ekonomi, keluarga belum dihayati secara mendalam. Artinya, X perlu fokus pada masalah apa yang perlu perlu digugah untuk lebih ser ing menjadi prioritas dan mana yang tidak. m enampilkan status ego orang tua yang Kesepakatan pada akhirnya mengarah pada konstruktif, dan berupaya untuk menemukan pembagian peran dalam keluarga yang makna posistif dalam peran/eksistensinya menyangkut bagaimana agar keluarga ini tersebut, dibandingkan child/kanak-kanak

Penerapan Analisis Transaksional Dalam Terapi Perkawinan Berdasarkan Pengalaman Praktek

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 18: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

18

yang menuntut dan ingin cepat meraih pasangan suami isteri.keinginan (misalnya ingin jadi pengusaha, RENCANA TERAPI SELANJUTNYAberhasil secara ekonomi secara cepat dan Rencana terapi selanjutnya masih akan langsung) yang selama ini menjadi dilakukan dengan pemantapan relasi karakteristiknya. transaksional yang komplementer dan konstruktif di antara pasangan ini. Anak,

EVALUASI secara khusus juga sudah ditangani psikolog Jalinan relasi yang terbentuk pada anak, dan tampaknya cukup dapat mengikuti

pasangan Y dan X tampaknya belum sampai pendidikan di sekolah dengan baik dan pada jalinan relasi yang komplementer dan optimal. Namun terapi yang dilakukan konstruktif. Relasi persilangan atau cross tampaknya perlu diarahkan agar didapatkan memang sudah mulai berkurang, namun acceptance dan commitment dari kedua dengan timbulnya 'masalah' baru, jalinan belah pihak yakni Y dan X, secara konsisten relasi yang terbina kembali memburuk, dan berkelanjutan. Peningkatan dalam sehingga harus dimodifikasi agar bisa memahami dan mene rapkan po la berubah sesuai dengan tujuan terapi yang komunikasi orang dewasa, misalnya dengan semula. kata-kata yang dekat dengan aplikasi sebagai

Upaya untuk mengarahkan pasangan orang tua yang supportif perlu dilatihkan ini agar dapat mulai melatih status ego orang lebih banyak lagi. Efek dari terapi memang dewasa sebenarnya sudah dimulai dengan baru terlihat pada Y, namun meski disadari memberikan latihan dan wawasan untuk bahwa waktunya tidak akan singkat, X juga menetapkan prioritas berdasarkan urgensi sebenarnya masih memiliki peluang untuk dan kepentingan penyelesaian masalah, satu mendapatkan progres terapi secara lebih demi satu. Kesadaran bahwa masalah positif. Monitoring perlu dilakukan lebih pencapaian karakteristik orang dewasa atau intens, sehingga kalau terjadi situasi yang paling tidak orang tua yang moderat dan mendadak dan berpotensi mengubah arah mendukung perlu dilatih sudah ada. terapi, hal tersebut dapat diantisipasi secara Namun, tingkat pemahamannya masih lebih baik dan terarah.berbeda antara Y dan X, sehingga ketika ada pemicu masalah lain, hal tersebut belum SIMPULANcukup kuat untuk bertahan di tengah Meski belum mendapatkan hasil yang 'serangan' masalah baru yang muncul. maksimal dalam penerapan analisis

'Prognosis' untuk kasus ini sebagai transaksional dalam psikoterapi ini, namun pasangan dapat dikatakan negatif, terutama bagi diri Y hal tersebut cukup memberikan karena support sosial dari keluarga besar dampak yang signifikan. Cara pandang yang masih terbatas pada support yang sepihak lebih dewasa dan kesediaan yang tinggi dan kurang berimbang. Namun untuk suami untuk menerapkan status ego sebagai orang (Y) sebagai pribadi, terapi ini tampak mulai dewasa memang memerlukan langkah yang memberikan manfaat. Kesediaan untuk bertahap. Kemampuan mengolah data dan memanfaatkan kemampuannya dalam memfokuskan diri pada situasi yang 'real' berfikir rasional dan objektif, meski belum merupakan salah satu pendukung perubahan sepenuhnya 'rela' dan optimal, sudah pada diri Y. Ia mampu mengambil pelajaran membuatnya mengurangi dengan cukup dari pengalaman-pengalamannya dan drastis kecenderungan kekerasan yang mencoba menjadikan pengalaman tersebut dilakukan. Ia berusaha 'menomorduakan' sebagai sarana untuk memperbaiki keinginan sesaat yang konsumtif, dan kondisinya. Fokus pada sasaran jangka 'gangguan' baru yang dialami bersama X, pendek yang harus dicapai merupakan hal untuk tetap bertahan pada prioritas keluarga penting. Meski mungkin hal ini menjadi kecil yang telah ditetapkan semula dalam lebih mudah karena 'in-line' dengan posisi sesi terapi awal. Namun, hal ini tampaknya eksistensi 'I'm OK' dari Y, kesediaan untuk tidak mudah, karena komitmen yang belum terus melatih dan mengubah diri secara 'bulat' antara pihak Y dengan X sebagai konsisten, perlu dicapai dengan usaha yang

Ahmad Gimmy Prathama Siswadi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 19: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

19

cukup. Proses terapi juga bisa menjadi ajang edukasi Pada diri X, posisi 'I'm OK' juga untuk mencapai kompetensi posisi Dewasa

sebetulnya perlu dipertahankan, me-'re- yang konstruktif pada relasi transaksional struktur' kognisi bahwa pekerjaan sebagai kedua pasangan, sehingga dengan ibu saat ini lebih diperlukan daripada pengetahuan yang cukup tentang posisi pencapaian jati-dirinya sebagai pengusaha, peran dan status relasi transaksional di antara merupakan salah satu upaya untuk itu. keduanya, keyakinan untuk memandang Namun ternyata itu tidak mudah, karena penting pencapaian posisi dewasa, sesuai kesediaan untuk menunda keinginan sesaat dengan pendekatan TA, dapat dicapai dan sebagai wirausahawan, ternyata sangat sulit diimplementasikan secara tepat. dilakukan. Padahal kesediaan untuk menunda itulah yang mungkin akan DAFTAR PUSTAKAmendapatkan penilaian 'You're OK' dari Y sebagai pasangannya, sehingga pada Berne, E. (1961). Transactional Analysis in akhirnya-melalui perjalanan panjang dan Psychotherapy. New York: Grove integrasi berbagai pendekatan terapi seperti Press, Inc.Analisis transaksional, CBT (Cognitive Behavioural Therapy), dan juga ACT Berne, E. (1964). Games People Play. New (Acceptance & Commitment Therapy), York: Grove Press, Inc.posisi eksistensi 'I'm OK, You're OK' dapat dicapai secara efektif. Harris, T.A. (1967). I'm OK - You're OK.

New York : HarperCollins Publishers REKOMENDASI Inc.

Dengan menelaah dinamika perubahan pola komunikasi dan transaksi yang Ledley, D., Marx, B., & Heimberg, R. (2005), dilakukan dalam terapi, arah terapi pasangan Making Cognitive-Behavior Therapy sebenarnya bisa menuju pada perbaikan yang Work, New York: The Guilford Press.konstruktif. Asesmen yang rinci dan rencana terapi juga harus dilakukan secara seksama Solomon, C. (2003). Transactional Analysis sehingga akan didapat suatu rencana Theory: the Basics. Transactional implementasi yang realistis dan antisipatif. Analysis Journal, 33, 15-22.Pola relasi perlu diarahkan pada posisi 'I'm OK, You're OK'. Mengubah status ego pada Wilig, C. (2008). Introducing Qualitative pola yang lebih konstruktif seperti Dewasa Research in Psychology : Adventures

nddengan Dewasa memang penting, namun in Theory and Method, 2 ed., sesekali mengambil posisi sebagai Orang Berkshire: Open University Press - Tua atau Anak yang positif juga masih Mc.Graw-Hill Educationmemungkinkan, asalkan tidak terjatuh pada posisi Orang Tua dan Anak yang negatif Zuckerman, E. (2010). Clinician's

thseperti mengatur, mau menang sendiri, dan Thesaurus, 7 ed., New York: The terlalu banyak menuntut. Keterampilan Guilford Press.untuk menampilkan posisi ini juga bagaimanapun membutuhkan waktu dan p e r l u l a t i h a n y a n g c u k u p .

Penerapan Analisis Transaksional Dalam Terapi Perkawinan Berdasarkan Pengalaman Praktek

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 20: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

20

Ahmad Gimmy Prathama Siswadi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 21: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

21

Sumber daya manusia (SDM) yang kelulusan UN yaitu memiliki nilai rata-rata berkualitas merupakan modal dasar untuk minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran mewujudkan manusia seutuhnya dan yang diujikan untuk SMP/SMA. Hal masyarakat seluruhnya. Kualitas sumber tersebut dinilai dapat meningkatkan beban daya manusia dipengaruhi oleh kualitas kejiwaan siswa terutama beban psikologis pendidikannya. Untuk meningkatkan (Sudaryanto,2008).kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah Syarat kelulusan yang cukup tinggi mempunyai program untuk para siswa tersebut menimbulkan beban tersendiri bagi sekolah yang disebut Ujian Nasional (UN). siswa apabila tidak lulus. Dampak yang Ujian nasional ini adalah kegiatan penilaian dapat timbul akibat tidak lulus UN antara lain hasil belajar siswa yang telah menyelesaikan tertundanya siswa SMA untuk melanjutkan jenjang pendidikan pada jalur sekolah yang ke Perguruan Tinggi yang diinginkan, harus diselenggarakan oleh pemerintah secara mengikuti program Kelompok Belajar nasional dan dijadikan standar kelulusan (Kejar) Paket C. Stres yang berlebihan dalam siswa (www.depdiknas.go.id). Hasil ujian menghadapi UN ini bisa mengacaukan dapat dijadikan bukti konkret tentang emos i , mengganggu s ik lus t idu r, kesanggupan pelajar untuk berpikir secara menurunkan nafsu makan, dan menurunkan logis melalui proses yang memenuhi standar kebugaran tubuh. Hal tersebut bila terjadi kompetensi yang ditentukan dan sesuai dapat mengganggu konsentrasi dalam dengan prosedur akademik. belajar, sakit secara fisik atau menimbulkan

Standar kelulusan ujian nasional yang masalah dalam berinteraksi-sosial. Seperti dari tahun ke tahun mengalami kenaikan ini yang terjadi di Bengkulu, beberapa siswa seringkali membuat siswa menjadi stres. SMA tidak bisa mengikuti ujian nasional Pada tahun 2012 ini peserta UN yang karena diduga mengalami gangguan jiwa dinyatakan lulus jika memenuhi standar atau mental (Antara News,2012).

AbstractThe purpose in the research is to understand the correlation between religiosity and stress ahead of national exam in high school students. The hypothesis of this research is that there is negative correlation between religiosity and the stress ahead of national exams in high school students. The higher the religiosity, the lower stress ahead of the national exam. The lower the religiosity, the higher stress

rdahead of the national exam. Subjects of this research were students of the 3 grade of high school. This research used the religiosity scale which is arranged by the researcher, based on the dimensions of religiosity according to Glock and Stark (Ancok & Suroso, 2008) and the stress scale, based on the theory of Sarafino (1994). Method of this research was used to verify the negative correlation between religiosity and stress ahead a national exam in high school students. Product moment correlation of Pearson shows the value of r = - 0.176 with p = 0.040 (p < 0.05), which means that there is a significant negative correlation between religiosity and stress ahead of national exams in high school students, thus the hypothesis is accepted.

Key words: Religiosity, stress ahead of the national exam

Religiositas dan Stres Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Umum

Belladina AulinaH. Fuad Nashori

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, YogyakartaEmail : [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 22: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

22

Fenomena stres menjelang ujian diketahui bahwa tingginya tingkat stres nasional pada siswa SMA juga terungkap merupakan bagian dari tekanan fisik dan dari hasil wawancara peneliti dengan mental yang sangat luar biasa yang dialami beberapa siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara. secara merata oleh semua orang yang Siswa kelas XII cenderung mengalami stres menempuh pendidikan. Keberhasilan siswa menjelang UN. Seorang siswa mengaku menghadapi ujian pada umumnya, dan Ujian ketika menjelang ujian nasional susah tidur, Nasional (UN) pada khususnya, dipengaruhi merasa tidak tenang, sering menangis, takut oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah tidak bisa mengerjakan soal ujian,takut kemampuan menjawab pertanyaan secara soalnya susah, takut tidak lulus, dan sulit tepat dan benar, setidak-tidaknya guna berkonsentrasi belajar. mencapai Standar Kelulusan Minimal. Agar

Hal di atas sejalan dengan yang ditulis sampai pada kondisi tersebut, siswa perlu oleh Kompas (Februari,2010) mengenai mempersiapkan diri dengan sungguh-kesiapan mental siswa menjelang UN yang sungguh sehingga benar-benar merasa berisi: mampu untuk menghadapi dan mengikuti

“Surabaya- Menjelang dilaksakannya ujian tersebut dengan kemampuan sendiri UN 2010, Dewan Pendidikan Jawa Timur dan dengan hasil yang sebaik-baiknya. mengimbau seluruh guru untuk meyiapkan Dari kenyataan di atas dapat dilakukan mental siswanya. Ini perlu dilakukan karena beberapa strategi ketika stres itu muncul, banyaknya s iswa yang cenderung seperti tidak membebani diri secara mengalami gangguan psikologis atau stres berlebihan, tidak mempermasalahkan hal-menjelang UN. Ketua Dewan Pendidikan hal yang sepele, mendekatkan diri kepada Jatim menjelaskan banyak fenomena yang Allah dengan menjalankan perintah agama, muncul menjelang UN seperti siswa yang dan menjadi seorang yang berpikir positif kerap menangis atau bahkan kesurupan. (Jalaluddin,2008). Perasaan stres yang “Tahun ini dengan mempersiapkan mental dialami seorang siswa dalam menghadapi siswa sejak awal dan mengawasi psikologis ujian nasional (UN) ternyata lebih siswa,katanya”. disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang

Sarwono (2003) mengatakan stres tidak menyenangkan dalam menghadapi adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu stresor kehidupan, kecenderungan berpikir mendapat beban. Perasaan stres yang dialami seseorang baik positif maupun negatif akan oleh siswa ketika menghadapi ujian membawa pengaruh terhadap penyesuaian merupakan respons (reaksi) yang berupa dan kehidupan psikisnya. Orang yang perasaan tidak nyaman atau tertekan cenderung berpikir negatif, pesimis, dan terhadap tuntutan bahwa ujian nasional irasional akan lebih mudah mengalami stres adalah penentu kelulusan (Jalaluddin,2008). daripada mereka yang cenderung berpikir Stres juga dapat disebabkan oleh gejala- positif, rasional, dan optimis. Salah satu cara gejala fisik yang berlangsung terlalu lama, agar seseorang terhindar dari pikiran yang seperti dalam merespon tantangan dan negatif maka seseorang harus memiliki perubahan dalam kehidupan sehari-hari. religiositas yang tinggi (Hardjana, 1994).Stres menjadikan tubuh bekerja secara Menghadapi permasalahan dalam berlebihan yang dapat membuat perasaan kehidupan, manusia sadar bahwa ia tidak cemas, takut, khawatir dan tegang. sendirian. Saat ini mulai terlihat bahwa Perubahan sekecil apapun dapat membuat manusia kembali kepada hal – hal yang seseorang merasa tertekan atau merasa stres, bernuansa agama atau spiritual untuk bahkan perubahan yang baik sekalipun. Hal membantu permasalahan kehidupan yang ini bukan hanya disebabkan oleh perubahan semakin komplek. Agama meningkatkan atau kejadian itu sendiri, tetapi juga reaksi kesejahteraan pada banyak individu dengan seseorang terhadap perubahan yang terjadi. agama yang kuat lebih memiliki kebahagiaan

Menurut Syahril (2007), ujian nasional personal yang lebih besar, dan terkena merupakan momok yang membuat tingginya dampak yang lebih kecil dari kejadian tingkat stres. Dari pernyataan tersebut dapat traumatik dibandingkan dengan orang –

Belladina Aulina &H. Fuad Nashori

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 23: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

23

orang yang tidak mau terlibat dengan agama pesat atau bermakna dari gejala-gejala stres (Ellison, 1991;Taylor, 1995). dibandingkan dengan pasien yang hanya

Glock dan Strak (Ancok & Suroso, mendapatkan terapi konvensional (Azhar, 2008) menyatakan bahwa agama adalah dalam Hawari,2003).sistem simbol, sistem keyakinan, sistem Berbagai masalah di atas dapat dilihat n i l a i , d a n s i s t e m p e r i l a k u y a n g adanya hubungan antara religiositas dan terlembagakan, yang semua terpusat stres. Stres yang dialami oleh siswa kelas XII persoalan – persoalan yang dihayati sebagai menjelang ujian nasional serta efek-efek suatu yang paling maknawi (ultimate yang mungkin timbul dari stres yang meaning). Agama merupakan salah satu berlebihan dan disisi lain keterlibatan faktor yang mempengaruhi coping seseorang religiositas secara teoritis dapat menciptakan dari segi keyakinan. rasa aman dan tenang sehingga stres dapat

Religiositas merupakan tingkah laku dihindari, maka peneliti ingin membuktikan manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh hubungan antara religiositas dengan stres kepercayaan terhadap alam gaib. Dalam hal menjelang ujian nasional pada siswa SMA. ini religiositas lebih melihat aspek yang ada Hipotesis yang diajukan adalah ada di dalam lubuk hati dan tidak dapat hubungan negatif anatar religiositas dan stres d i p a k s a k a n ( B u s t a n u d d i n , 2 0 0 6 ) . menghadapi UN pada siswa SMU.Religiositas bukan berarti penghayatan terhadap nilai-nilai agama semata namun METODE PENELITIANjuga mensyaratkan adanya pengamalan nilai- Subjek penelitian nilai tersebut. Subjek penelitian yang digunakan oleh

Menurut Rahayu (1997), dalam peneliti adalah siswa SMA Negeri 1 keadaan sehat ataupun sakit seseorang harus

Banjarnegara kelas XII jurusan IPA atau IPS memandang dirinya tidak hanya sebagai

beragama Islam yang berusia antara 16 – 18 makhuk bio-psiko-sosial saja melainkan juga

tahun berjenis kelamin laki – laki dan memandang sebagai makhluk bio-psiko-

perempuan. Serta siswa yang memiliki nilai sosio-spiritual. Jadi dapat disimpulkan rapor rata – rata 7,00 pada semester 5.bahwa spiritual sebagai bagian dari

religiositas memegang peranan yang besar dalam menghadapi masalah, supaya stres Metode Pengumpulan Data tidak berlanjut. 1. Religiositas

Kesiapan dalam menghadapi Ujian Pengumpulan data religiositas Nasional mutlak diperlukan bagi peserta dilakukan dengan menggunakan skala Ujian Nasional. Salah satu upaya agar

religiositas. Skala ini merupakan skala yang mereka terhindar dari stres yang berlebihan

ber is i se jumlah pernyataan untuk adalah dengan mengoptimalkan religiositas

mengungkap keadaan respon yang mereka. Peran agama sangat dibutuhkan sebenarnya dalam hal ini religiositas subjek. dalam mengatasi stres yang timbul saat akan Skala ini dibuat sendiri oleh penulis dengan menghadapi ujian nasional. Sebagaimana mengacu pada dimensi religiositas Islam studi yang dilakukan terhadap 62 pasien menurut Ancok & Suroso, (2008), yaitu psikiatri yang beragama Islam, yang dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, mengalami gangguan stres. Sebagian pasien dimensi pengamalan, dimensi pengetahuan, menerima pengobatan secara konvensional dimensi penghayatan.yaitu diberi obat anti depresi dan psikoterapi

suportif. Sebagian lagi mendapatkan terapi Sebelum diujicobakan skala ini terdiri yang sama akan tetapi ditambah dengan dari 60 aitem yang terdiri dari 2 Skala psikoreligius yaitu seperti berdoa, berzikir, Religiositas. Pada Skala Religiositas 1 dan mengkaji ataupun membaca Al Quran. meliputi dimensi keyakinan, praktik agama, Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa penghayatan, dan pengamalan yang di pasien yang menerima tambahan terapi ajukan kepada subjek yang berjumlah psikoreligius menunjukkan perbaikan yang keseluruhan aitem adalah 48 butir, terdiri dari

Religiositas dan Stres Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Umum

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 24: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

24

24 aitem favourable dan 24 aitem yang diberikan yaitu Sangat Sesuai (SS) unfavorable. Terdiri dari 4 kategori pilihan, diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak pada aitem favorable skor yang diberikan Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak yaitu Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai Sesuai (STS) diberi skor 4. Uji koefisien (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi reliabilitas yang digunakan adalah cronbach skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor alpha memperoleh koefisien alpha sebesar 1. Sedangkan pada aitem unfavourable skor 0,939 dan koefisien korelasi aitem total yang diberikan yaitu Sangat Sesuai (SS) antara 0,318 - 0,760.diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Metode Analisis DataSesuai (STS) diberi skor 4. Skor total yang

Penelitian ini termasuk jenis penelitian diperoleh dari keseluruhan jumlah aitem

korelasional, yaitu mencari hubungan antara pada skala ini menunjukan semakin tinggi

religiositas dengan stres menjelang ujian skor semakin tinggi pula tingkat religiositas,

nasional pada siswa SMA. Peneliti sebaliknya semakin rendah skor menunjukan

menggunakan analisis statistik untuk metode semakin rendah tingkat religiositas. Uji

analisis data. Penelitian ini menggunakan uji koefisien reliabilitas yang digunakan adalah

korelasi Product Moment dari Pearson. cronbach alpha diperoleh nilai koefisien

Teknik Korelasi ini digunakan untuk alpha 0,938 dan koefisien korelasi total

mengetahui ada tidaknya hubungan antara antara 0,322 sampai 0,689.

religiositas dengan stres menjelang ujian Selanjutnya Skala Religiositas 2 berisi nasional pada siswa SMA. Pengolahan data

mengenai pengetahuan agama yang dilakukan peneliti dengan mengunakan berbentuk pilihan ganda dalam memberikan program SPSS 16.0 for Windows. jawaban, subjek diberi empat alternatif jawaban, nilai jawaban yang diberikan

HASIL PENELITIANadalah benar diberi nilai 1 dan salah diberi Uji Asumsi nilai 0. Jumlah jawaban subjek yang benar

Uji asumsi dilakukan dengan uji menunjukkan t ingkat pengetahuan normalitas dan linearitas. Uji normalitas beragama. Uji koefisien reliabilitas yang dengan menggunakan teknik one-sample digunakan adalah cronbach alpha diperoleh Kolmogorov-smirnov dari program SPSS koefisien alpha 0,906 dan koefisien korelasi 16.0 for Windows menunjukkan K-SZ aitem total bergerak dari 0,448 sampai 0,838.sebesar 0,580 dengan nilai p = 0,889 (p > 2. Stres0,05) untuk stres. Nilai K-SZ sebesar 0,134 Pengumpulan data stres diungkap dengan nilai p = 0,285 (p > 0,05) untuk dengan menggunakan skala stres yang dibuat religiositas. Hasil uji normalitas ini sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang menunjukkan bahwa religiositas dengan dikemukakan oleh Sarafino (1994) yang stres memiliki sebaran normal.meliputi reaksi biologis dan psikologis

H a s i l U j i L i n i e r i t a s d e n g a n (gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala menggunakan SPSS 16.0 for windows tingkah laku). Berdasarkan aspek diatas dengan teknik compare means menunjukkan jumlah keseluruhan aitem yang berhasil F linierity = 5,787 dan p = 0,018. dibuat adalah 48 butir, terdiri dari 24 aitem Berdasarkan hasil analisis di atas dapat favorable dan 24 aitem unfavorable. Bentuk dikatakan bahwa hubungan antara variabel aitem pada skala ini berupa pernyataan stres menjelang ujian nasional dengan dengan empat alternatif jawaban, yaitu pada religiositas adalah linier karena p < 0,05. aitem favourable skor yang diberikan yaitu

Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, Uji Hipotesis Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Uji hipotesis dilakukan untuk Sedangkan pada aitem unfavourable skor mengetahui hubungan antara religiositas

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Belladina Aulina &H. Fuad Nashori

Page 25: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

25

dengan stres menjelang ujian nasional. Uji disebabkan oleh transaksi antara individu hipotesis ini menggunakan analisis statistik dengan lingkungan yang menimbulkan Product Moment dari Pearson dengan persepsi jarak antara tuntunan-tuntunan yang menggunakan program SPSS 16.0 for berasal dari situasi dengan sumber-sumber Windows . Hasil analisis data menunjukkan daya biologis, psikologis, dan sosial korelasi antara variabel religiositas dan stres seseorang. Kondisi ini bisa menjadikan menjelang ujian nasional r = - 0,176 dengan seseorang tertekan secara psikis yang p = 0,040 (p < 0,05). Hal ini berarti semakin disebabkan pengalaman fisik maupun psikis tinggi religiositas seseorang maka semakin yang tidak menyenangkan.. Fenomena stres rendah stres dan sebaliknya. Dengan yang dirasakan oleh individu merupakan satu demikian ada hubungan negatif yang fenomena kognitif yang terfokus hanya pada signifikan antara religiositas dengan stres ketakutan dengan hasil yang negatif di masa menjelang ujian nasional pada siswa SMA. lampau atau ketidakjelasan hasil di masa Dengan demikian hipotesis yang di ajukan depan.diterima. Orang yang cenderung berpikir

negatif, pesimis dan irasional akan lebih mudah mengalami stres daripada mereka PEMBAHASANyang cenderung berpikir positif, rasional dan Hasil analisis data dengan teknik optimis. Agar terhindar dari pikiran yang Product Moment Pearson menunjukkan negatif, maka seseorang harus memiliki bahwa ada korelasi negatif yang signifikan religiositas yang tinggi (Hardjana, 1994). antara religiositas dan stres menjelang ujian Cara pandang positif dan keyakinan terhadap nasional pada siswa SMA. Korelasi antara kehidupan yang terbangun dengan variabel religiositas dan stres menjelang religiusitas dapat memunculkan daya tahan ujian nasional ditunjukkan oleh nilai r = - dan kemampuan menghadapi permasalahan 0,176 dengan p = 0,040 (p < 0,05). Semakin yang sekiranya dapat menimbulkan stres.tinggi religiositas seseorang maka semakin

Penelitian tersebut juga sejalan dengan rendah stres dan sebaliknya.pernyataan bahwa perasaan stres yang Hasil penelitian ini sesuai dengan dialami seseorang ternyata lebih disebabkan p e n d a p a t T h o u l e s s ( 1 9 9 2 ) y a n g oleh pikiran dan perasaan yang tidak mengungkapkan bahwa stres dipengaruhi menyenangkan dalam menghadapi sumber o leh re l ig ios i tas . Rel ig ios i tas in i stres kehidupan, kecenderungan berpikir menyangkut hubungan kedekatan individu seseorang baik positif maupun negatif akan dengan Sang Maha Pencipta. Kedekatan membawa pengaruh terhadap penyesuaian tersebut dapat membuat seseorang menjadi dan kehidupan psikisnya. Menurut Bukhori tenang sehingga terhindar dari rasa cemas (2006), pelaksanaan ibadah yang diajarkan dan stres. Sedangkan orang yang tidak dalam Islam akan mampu memberikan merasa tenang, aman serta tentram dalam pengaruh positif jika dilakukan sesuai hatinya adalah orang yang sakit rohani atau dengan pedoman yang disampaikan oleh mentalnya. Seperti yang diungkap oleh Allah. Jalaluddin (2005), bahwa orang yang

Religiositas tersusun atas beberapa mengalami sakit rohani atau mentalnya akan dimensi, antara lain dimensi keyakinan, terjadi pertentangan atau konflik dalam ibadah, penghayatan, pengamalan dan ba t in . Per ten tangan te rsebut b isa pengetahuan agama (Ancok & Suroso, menimbulkan stres yang muncul karena 2008). Dimensi keyakinan menekankan pada adanya keinginan dengan kenyataan yang keyakinan individu terhadap kekuasaan, tidak sesuai. Oleh karena itu diharapkan para kebenaran dan kemutlakan Allah atas apa siswa SMA khususnya kelas XII untuk yang terjadi dan akan terjadi dalam memiliki meningkatkan religiositasnya agar kehidupannya, keyakinan dan keimanan dapat mengurangi stres yang dialami. terhadap kekuasaan Sang Pencipta Menurut Sarafino (1994), stres

Religiositas dan Stres Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Umum

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 26: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

26

menekankan individu untuk t idak SMA yang mengalami stres akibat tekanan mengkhawatirkan keberadaan dirinya menghadapi ujian nasional dapat juga karena Allah senantiasa memberikan jalan mempengaruhi religiositasnya. Jika seorang yang terbaik bagi umatnya. Dimensi Ibadah siswa memiliki religiositas tinggi cenderung merupakan kepatuhan individu dalam terkendali karena pada dasarnya agama melaksanakan tugas-tugas agama, kepatuhan mengajarkan pengendalian emosi, akan m e n j a l a n k a n t u g a s a g a m a a k a n secara otomatis mengatur sikap dan perilaku memunculkan perasaan dekat dengan Allah, dalam kehidupan sehari – hari (Subandi, sebuah kedekatan dengan Sang Pencipta 1988). Sehingga individu terhindar dari stres pada akhirnya akan memunculkan yang dapat mengakibatkan perasaan tidak kepasrahan dan pemakluman atas kuasanya bahagia di dalam dirinya dan menjadi sehingga individu dapat merasa lebih tenang tertekan. Stres menjelang UN merupakan dan yakin dengan kehidupan yang situasi dan perasaan yang dialami ketika dijalaninya. Kedekatan dengan Allah seseorang merasakan adanya tuntutan yang tercakup dalam dimensi Ihsan, misalnya melebihi daya kemampuan pribadi dan merasa doa-doanya didengar oleh Allah, sosial. Stres ini muncul karena adanya rasa merasa senantiasa dalam lindungan Allah takut menghadapi UN yang hasilnya tidak dan perasaan syukur atas nikmat yang sesuai harapan yang diinginkan siswa. dikaruniakan Allah terhadap kehidupan Jika dilihat antara kenyataan di (Ancok & Suroso, 2008). lapangan dengan hasil penelitian keadaannya

Dimensi ibadah dan penghayatan tidaklah sama atau terjadi perbedaan. Hal ini menekankan seorang umat untuk menerima wajar saja terjadi karena ada beberapa faktor dan meyakini kehidupan yang dijalaninya yang di luar kendali penulis dan tidak dapat dengan sepenuh hati , berdasarkan dikontrol sehingga mempengaruhi hasil pemahaman bahwa Allah tidak akan penelitian. Adapun beberapa sebab yang mengabaikan umatnya, namun senantiasa menjadikan mengapa penelitian ini kurang menuntun dan membimbing ke jalan yang dapat mengungkap fakta sebenarnya yang benar. Subjektivitas yang dirasakan tersebut terjadi dilapangan: (1) saat melakukan dapat dikategorikan ke dalam skema kognitif penelitian, subjek sering melakukan yang mengarahkan perilaku individu dan perbincangan dengan teman sebelah, (2) usia membentuk situasi emosi positif dalam diri subjek yang tergolong masih muda sehingga individu. Seperti dijelaskan oleh Berkowitz pemikiran yang terkadang tidak stabil, (3) (1995) bahwa pemahaman kognitif pernyataan-pernyataan yang dibuat penulis seseorang dapat menstimulasi munculnya dalam skala yang diberikan kurang afeksi atau situasi emosi yang sejalan dengan mengungkap hal yang terjadi, (4) adanya bias kerangka kognitif yang terbentuk. Hal ini dar i subjek sehingga t idak dapat dapat dianalogikan seseorang yang meyakini mengungkap fakta yang sebenarnya, (5) bahwa Allah senantiasa melindungi, pengisian kuosioner oleh siswa kurang bisa menuntun dan memberikan jalan, maka ia dilakukan dengan penuh konsentrasi karena cenderung merasa positif dan yakin ketika situasi ruang yang kelas yang cukup ramai menghadapi permasalahan sekaligus dapat (tidak kondusif).menjauhkan atau mengurangi stres yang dialami seseorang. PENUTUP

Penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian, dapat religiositas dapat mempengaruhi tingkat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif stres yang di alami seseorang. Dapat dilihat yang signifikan antara religiositas dan stres dari faktor yang mempengaruhi religiositas menjelang ujian nasional pada siswa SMA. seseorang, yaitu salah satunya pengaruh Hal ini berarti semakin tinggi religiositas pendidikan dan berbagai tekanan sosial seseorang, semakin rendah stres menjelang (Thouless, 1992). Dalam hal ini para siswa ujian nasional. Begitu juga sebaliknya

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Belladina Aulina &H. Fuad Nashori

Page 27: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

27

semakin rendah religiositas, maka semakin www.depdiknas.go.id/produk_hukum/permen/permen_75_20011.pdftinggi stres yang dialami siswa menjelang

ujian nasional. Dengan demikian, hipotesis Durand, W & Bartow, D. (2007). Intisari yang diajukan sebelumnya dapat diterima.

Psikologi Abnormal Buku Kedua Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjana, A. M. (1994). Stres Tanpa Ancok, D, & Suroso, F. N. (2008). Psikologi Distres.Seni Mengolah Stres. Jakarta:

Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kanisius.

Anshari, E. S. (1989). Pendidikan Agama Jalaluddin. (2005). Psikologi Agama (edisi Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Rajawali. Persada.

Atkinson, R. L. & Atkinson, R.C. (2000). Lazarus, R. S., Folkman, S. (1984). Stress, Introduction to Psychology (13th Appraisal and Coping. New york: Edition). Harcourt College Publisher. Springer publishing company.

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Mangunwijaya, Y.B. (1982). Sastra dan Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan.

Baldwin, R.D. (2002). Stress and Illnes in Nasir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Adolescence: Issue of Race and Penerbit GhaliaGender. Diunduh pada tanggal 10 Mei 2011 dari http://www.fidarticles.com/ Nashori, F. (1997). Manusia Sebagai Homo

Religious. Jurnal Pemikiran dan Berkowitz, L. (1995). Agresi, Sebab dan Penelitian Psikologika 3, 3-5.

Akibatnya. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pratindo. Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology

(2nd ed). New York : John Wiley and Bukhori, B. (2006). Kesehatan Mental Sons.

Mahasiswa Ditinjau dari Religiusitas dan Kebermaknaan Hidup. Jurnal Setyaningsih, R. (2007). Mengatasi Psikologika, 11(22), 93-105. Kecemasan Menghadapi Ujian

Nasional. Diunduh pada tanggal 21 Chaplin, J. P. (2001). Kamus Lengkap April 2011 dari http://bempsychology-

Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo unissula.blog.friendster.com/ Persada.

Sudaryanto. (2008). UN & Dualisme Daradjat, Z. (1972). Ilmu Djiwa Agama. Pembelajaran. Diunduh pada 30 Juni

Jakarta: Bulan Bintang. 2011 dari http:// www.pelita.or.id.html

Daradjat, Z. (1988). Dampak Ibu di Rumah Tanumidjojo,Y., Basoeki,S.L., Yudiarso,A. Bagi Anak. Kompas hal I : 9. Jakarta: (2004). Stres dan Perilaku Koping Pada Pusat Informasi Wanita dalam Remaja Penyandang Diabetes Mellitus Pembangunan dengan Yayasan Ilmu- T i p e I . A n i m a , I n d o n e s i a n ilmu Sosial. Psychological Journal.19(4), 399-406

Depdiknas. (2011). Peraturan Menteri Thouless, R.H. (1992). Pengantar Psikologi Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun Agama. Jakarta Rajawali.2 0 1 1 .

Religiositas dan Stres Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Umum

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 28: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

28

__________.(2002). Mengatasi Stres Pada __________.(2010). Dewan Pendidikan: Remaja.Diunduh pada tanggal 9 April Jelang UN Persiapkan Mental Siswa. 2011 dari : http://www.ramuracik.com/ Diunduh pada tanggal 18 April 2012

dari : http://dikporapapua.org/__________.(2002). Mengenal Stres pada

Anak Remaja. Diunduh pada tanggal __________.(2012). Batal Ikut UN Karena 1 0 A p r i l 2 0 1 1 d a r i : Stres. Diunduh pada tanggal 18 April http://www.sekolahindonesia.com/ 2012 dari : http://m.antaranews.com/

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Belladina Aulina &H. Fuad Nashori

Page 29: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

29

Manusia merupakan makhluk paling penyakit menular seksual, yang pada sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. mulanya dialami oleh kelompok kaum Manusia mengalami perkembangan yang homoseksual.sangat pesat untuk menjadi organisme yang Penyakit ini muncul karena hubungan lengkap. Manusia berusaha mewujudkan seksual (sodomi) yang dilakukan oleh keinginan-keinginan dalam hidup yang komunitas kaum homoseksual. Cherman dan mendapatkan dukungan dari keluarganya Sinoussi (Tjokro, dkk, 1992) menyatakan dan orang-orang terdekatnya untuk perkembangan kasus AIDS di dunia, makin mencapai tujuannya. Begitu juga dengan lama makin banyak dilaporkan dan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam merupakan persoalan kesehatan masyarakat menjalani hidupnya. Acruired Immune di berbagai Negara. Penderita AIDS di Deficiensy Syndrome atau yang lebih dikenal seluruh dunia mencapai lebih dari 12.000 dengan istilah AIDS merupakan penyakit orang di antaranya 10.000 kasus di Amerika yang relatif baru yang ditandai dengan Serikat, 400 kasus di Prancis dan sisanya di adanya kelainan yang komplek dalam sistem negara Eropa lainnya, Amerika Latin, dan pertahanan selular tubuh dan menyebabkan Afrika (Wijayanto, 2009).korban menjadi sangat peka terhadap Kasus AIDS pertama di Indonesia mikroorganisme oportunistik. Penyakit dilaporkan di Bali pada bulan April tahun A I D S d i s e b a b k a n o l e h H u m a n 1987, yaitu seorang wistawan Belanda yang Immunodeficiency Virus atau disingkat meninggal di RSUP Sanglah Denpasar. Pada dengan HIV. Penyakit ini merupakan awalnya penyebaran HIV/AIDS di

AbstractThe aim of this study is to find out the relationship between family effect on the intention of depression on HIV/AIDS victim. The hypothesis of this research is there is a negative relationship between family support and of depression on HIV/AIDS victim. The subject of this research is 50 ODHA in Yogyakarta, 2 men and 48 woman. The scale for this research conducted by the reseacher based on the House aspect of family support (Smet, 1994), and adaptation of Beck scale is used to measure the depression aspect (1987), which is BDI II (Beck Depression Inventory II). Data analysist method on this research is using Spearman's non parametic corelation. The analysist shows r = -0.434 and p= 0.001 (p<0.05). The data shows the higher the family support, the lower of depression on the HIV/AIDS victim. And in reverse, the lower the family support, the higher of depression on the HIV/AIDS victim. Based on this research, we can see that family support contribute 18.9% in reducing the intention of depression on HIV/AIDS victim.

Key Words : Family Intention, Depression

DUKUNGAN KELUARGA DAN DEPRESI PADA PENDERITA

HIV/AIDS DI YOGYAKARTA

Panji Andhika Pratama

Rr. Indahria Sulistyarini

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Email : [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 30: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

30

Indonesai terjadi pada pekerja seks menujukkan bahwa prevalensi gangguan komersial (PSK) beserta pelanggannya. psikiatrik pada orang yang hidup dengan Setelah itu mulai terjadi penularan ke ibu-ibu HIV/AIDS adalah antara 30% - 60%. rumah tangga yang tertular dari pasangannya Berbagai gangguan psikiatrik yang sering dan berlanjut ke bayi-bayi yang lahir dari ibu menyertai penyakit HIV/AIDS antara lain yang positif HIV (Pusat Data dan Informasi depresi, ansietas, post traumatic stress Departemen Kesehatan RI, 2006). disorder (PTSD), dan lain-lain. Diagnosis

Sementara itu di daerah Provinsi DIY yang paling banyak adalah depresi berat, dari tahun 1993-2010 data yang didapat kecemasan, dan gangguan penyesuaian, peneliti menurut distribusi frekuensi jenis walaupun tidak ada bukti insidensi yang kelamin laki-laki terdapat 845 kasus tinggi dari psikosis pada infeksi HIV. sedangkan perempuan 380 dan 63 kasus Depresi berhubungan dengan keadaan tidak diketahui, dari distribusi frekuensi psikiatrik yang paling umum dengan infeksi ODHA yang hidup 1.065 sedangkan 172 HIV. Prevalensi gangguan depresi berat pada yang meninggal, dari data keseluruhan di penderita dengan HIV positif adalah 2-3 kali Provinsi DIY dari tahun 1993-2010 terdapat lebih tinggi dari pada populasi umum. 1288 kasus HIV/AIDS (Departemen Penelitian lainnya yang diadakan pada klinik Kesehatan Provisinsi DIY, Senin 18 April spesialis HIV pusat perawatan kesehatan 2011). Hal ini juga diperkuat dengan tersier (Tentiary Health Care Centre) di India pernyataan seorang konselor di RS Sardjito Selatan melaporkan 10%- 40% individu HIV yang menangani kasus HIV/AIDS tentang positif menderita depresi. Di antara pasien-kecenderungan depresi yang dialami pasien yang depresi 20% menunjukkan ODHA, biasanya ciri-ciri ODHA yang harapan untuk mati, dan 12% dilaporkan depresi itu menarik diri, tidak mau keluar kadang-kadang memunculkan ide-ide rumah, kebanyakan konfliknya dengan suicide , sedangkan 8% melakukan keluarga sehingga ODHA di lingkungan percobaan hingga commit suicide. Penelitian sosial mereka tertekan dan kasus ODHA meta analisis yang dipublikasikan Ciesa dan ingin bunuh diri juga ada, sampai ada dirujuk Roberts (Saragih, 2008) menemukan bahwa ke RS Jiwa, itu adalah ODHA yang orang dengan HIV positif, kemungkinan mengalami depresi berat. Ada juga ODHA hampir dua kali lebih banyak didiagnosa yang sudah terbuka terhadap penyakit yang dengan depresi berat dan orang dengan HIV dideritanya kepada keluarganya sehingga simtomatik dan asimtomatik umumnya kebanyakan ODHA dengan kasus seperti ini adalah sama mengalami depresi.sudah bisa berterus terang terhadap B a s t i a n d a n Wa w a n ( 2 0 0 3 ) keluarganya kecenderungan depresinya mengutarakan ketika seseorang didiagnosis berkurang, tapi ODHA itu diberi hak untuk terinfeksi HIV/AIDS, maka hampir selalu ini merahasiakan penyakitnya untuk dirinya merupakan pengalaman emosional yang sendiri atau keluarganya (Wawancara, 8 tidak menyenangkan.Meskipun terkena April 2011). karena perilaku mereka sendiri, diagnosa

Infeksi HIV dan gangguan psikiatrik HIV bisa terasa berat untuk dapat diterima. hubungan yang kompleks, menjadi Reaksi bisa beragam, ada yang bereaksi terinfeksi HIV akan menyebabkan gangguan dengan kemarahan, ketakutan yang amat psikiatrik, sebagai konsekuensi psikologis sangat, membantah kebenaran tes, atau dari infeksi atau karena efek dari virus HIV kadang, dengan reaksi tumpul. Nasution dalam otak. Perjalanan penyakit AIDS yang (2004) dalam has i l penel i t iannya progresif dan berakhir dengan kematian, memaparkan begitu terinfeksi AIDS, serta penyebaran yang cepat, adanya stigma individu akan mengalami shock, bisa putus dan diskriminasi terhadap penderita dapat asa (karena shock berat) dan depresi berat. menimbulkan keadaan stres dan gangguan Hal ini menyebabkan penyakit makin lama psikiatrik pada penderita tersebut. Peneliti makin berat, timbul berbagai infeksi

Panji Andhika Pratama & Rr. Indahria Sulistyarini

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 31: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

31

opotunistik, penderita makin tersiksa. Biaya laporan subjektif atau pengamatan orang pengobatan tambah besar, macam penyakit lain), (3) hilangnya berat badan yang tambah banyak, obat yang diberi harus signifikan saat tidak melakukan diet atau tambah banyak dan tambah keras, dengan bertambahnya berat badan secara signifikan berbagai efek samping, yang memperparah (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% keadaan penderita. Masyarakat sekitar turut berat badan sebelumnya dalam satu bulan), pula memperburuk keadaan kejiwaan (4) insomnia atau hipersomnia hampir setiap penderita, dengan segala macam isu dan hari, (5) kegelisahan atau kelambatan ejekan yang dilontarkan (Widiyanto, 2009). psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati

Depresi adalah suatu kondisi yang oleh orang lain, bukan hanya perasaan lebih dari suatu keadaan sedih. Bila kondisi subjektif akan kegelisahan atau merasa depresi seseorang sampai menyebabkan lambat), (6) perasaan lelah atau kehilangan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya kekuatan hampir setiap hari, (7) perasaan maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan tidak berharga atau perasaan bersalah yang depresi. Beberapa gejala gangguan depresi berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan adalah perasaan sedih, rasa lelah yang delusi) hampir setiap hari, (8) berkurangnya berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, k e m a m p u a n u n t u k b e r p i k i r a t a u hilang minat dan semangat, malas berkonsentrasi, atau sulit membuat beraktivitas, dan gangguan pola tidur. keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh Depresi merupakan salah satu penyebab laporan subjektif atau pengamatan orang utama kejadian bunuh diri. lain), (9) berulang-kali muncul pikiran akan

Penyebab suatu kondisi depresi kematian (bukan hanya takut mati), meliputi: Faktor organobiologis karena berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh ketidakseimbangan neurotransmiter di otak diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha terutama serotonin, faktor psikologis karena bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk tekanan beban psikis, dampak pembelajaran mengakhiri nyawa sendiri.perilaku terhadap suatu situasi sosial dan Dari sembilan gejala yang dipaparkan faktor sosio-lingkungan misalnya karena di atas, ditemukan tujuh gejala depresi yang kehilangan pasangan hidup, kehilangan dialami subjek dalam penelitian ini. Hal ini pekerjaan, paska bencana, dampak situasi terungkap pada saat peneliti melaksanakan kehidupan sehari-hari lainnya. Menurut pengambilan data. Pada saat itu subjek Diagnostic and Statistical Manual IV - Text bercerita apa yang mereka alami pada saat Revision atau DSM IV-TR (American mereka terinfeksi HIV/AIDS, yaitu rasa Psychiatric Association, 2000), seseorang sedih terhadap diri sendiri, hilangnya minat menderita gangguan depresi jika lima (atau dalam segala hal, berat badan yang lebih) gejala di bawah telah ada selama berkurang derastis, susah tidur, merasa periode dua minggu dan merupakan gelisah dalam kesehari-harian, merasa tidak perubahan dari keadaan biasa seseorang, berharga sehingga merasa bersalah akan sekurangnya salah satu gejala harus emosi k e a d a a n y a n g s u b j e k a l a m i d a n depresi atau kehilangan minat atau memunculkan pemikiran untuk mengkahiri kemampuan menikmati sesuatu, yaitu: (1) masalah-masalah yang subjek alami (ideasi keadaan emosi depresi/tertekan sebagian untuk bunuh diri). Gejala-gejala tersebut besar waktu dalam satu hari, hampir setiap juga harus menyebabkan gangguan jiwa hari, yang ditandai oleh laporan subjektif yang cukup besar dan signifikan sehingga (misal: rasa sedih atau hampa) atau menyebabkan gangguan nyata dalam pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting ingin menangis), (2) kehilangan minat atau dalam kehidupan seseorang. rasa nikmat terhadap semua, atau hampir Menurut Aditya (Suara Pembaruan, semua kegiatan sebagian besar waktu dalam Kamis 4 juli 2002), yang terpenting dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh penanganan depresi ini adalah penguatan

Dukungan Keluarga dan Depresi pada Penderita HIV/AIDS di Yogyakarta

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 32: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

32

individu di sekeliling penderita HIV/AIDS, akan dilakukan kepada ODHA HIV/AIDS selain faktor aktif melakukan konseling dan yang telah menderita HIV/AIDS selama 3 men ja lan i h idup seha t aga r b i sa sampai 6 bulan dan minimal 15-60 tahun. mempertahankan hidup lebih lama dari Adapun hipotesis yang diajukan dalam penyakit yang menggerogoti kekebalan penelitian ini adalah ada hubungan negatif tubuh ini. "Seringkali terjadi penyangkalan a n t a r a d u k u n g a n k e l u a r g a d a n atau penolakan terhadap penderita oleh kecenderungan depresi pada penderita keluarganya, ketika sampai di rumah, bahkan HIV/AIDS.terjadi pengasingan penderita sehingga

METODE PENELITIANmembuat mereka lari dari rumah dan ini malah menambah mata rantai penularan Variabel PenelitianHIV/AIDS," ujar aktivis dan konselor AIDS Penelitian ini mengungkap dukungan ini. keluarga sebagai variabel bebas dan depresi

Dukungan keluarga yang dimaksud sebagai variabel tergantung.disini termasuk ke dalam dukungan sosial, karena dukungan kelurga termasuk dalam

Subjek Penelitian dukungan sosial. Dukungan keluarga Subjek pada penelitian ini adalah termasuk hal yang paling dibutuhkan

penderita HIV/AIDS atau ODHA di DIY, seseorang dalam upaya meningkatkan berusia 15-60 tahun, berjenis kelamin laki-motivasi sehingga dapat mempengaruhi laki dan perempuan, berjumlah 50 orang. kesehatan individu dan dapat mengurangi Dari data yang dihasilkan pada rentang usia depresi yang disebabkan rasa putus asa 15-20 tahun tercatat sebanyak 1 subjek, pada karena menderita penyakit HIV/AIDS. usia 21-35 tahun tercatat 14 subjek, pada usia Dengan dukungan keluarga seseorang bukan 35-50 tahun tercatat 29 subjek dan pada usia hanya termotivasi untuk terus menempuh 50 tahun terdapat 6 subjek, dan dari data yang cara melanjutkan hidup tapi juga lahirnya dicatat terdapat ada yang kurang dari 1 tahun perasaan nyaman dan tenang saat seseorang mengidap HIV/AIDS tercatat 1 subjek, lebih tersebut mengetahui dengan jelas bahwa dari 1 tahun tercatat sebanyak 37 subjek dan keluarganya tidak menjauhinya, tidak acuh lebih dari 5 tahun tercatat sebanyak 12 t a k a c u h t e r h a d a p d i r i n y a d a n subjek.mendukungnya dalam menjalani hidupnya

atas penyakitnya. Dukungan keluarga bisa Alat Ukurdimaknai juga sebagai suatu dorongan yang

Peneli t ian mengenai Dukungan walau bagaimanapun tentu akan besar Keluarga dan Kecenderungan Depresi pada artinya bagi ODHA karena putus asa dengan Penderita HIV AIDS, menggunakan BDI penyakitnya.(Beck Depresision Inventory) sebagai alat Berdasarkan uraian di atas, maka ukur. Oleh karena itu, peneliti akan mengacu pertanyaan pada penelitian ini adalah, kepada aspek-aspek depresi menurut Beck. apakah ada hubungan antara dukungan Semakin tinggi skor yang diperolah maka keluarga terhadap kecenderungan depresi semakin tinggi depresi, dan semakin pada penderita HIV/AIDS?. Untuk rendahnya skor yang diperoleh maka menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini semakin rendah kecenderungan depresinya. menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Sedangkan alat ukur dalam mengukur m e m p e r t i m b a n g k a n k e m a m p u a n dukungan keluarga di ungkapkan dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur mempergunakan Skala Dukungan Keluarga reaksi sejumlah orang dalam suatu jumlah yang dibuat sendiri oleh peneliti. Tinggi yang terbatas sehingga memudahkan dalam ataupun rendahnya pemberian dukungan perbandingan dan pengumpulan data secara keluarga dapat dilihat pada skor yang statistik, seperti yang dikemukakan oleh diperoleh. Jika skor yang diperoleh tinggi, Patton (Tjala & Baeda, 2001). Penelitian ini maka semakin tinggi pemberian dukungan

Panji Andhika Pratama & Rr. Indahria Sulistyarini

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 33: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

33

keluarga, sebaliknya jika hasil skor skala Tabel 1. Tabel uji normalitasrendah maka semakin rendah dukungan keluarga.

Teknik AnalisisTeknik analisis data yang dilakukan

Uji Linieritasmeliputi : uji validitas dan reliabilitas, uji Uji linieritas merupakan pengujian normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis.

garis regresi antara variabel bebas dengan Untuk mempermudah proses perhitungan variabel tergantung. Uji ini bertujuan untuk statistik, maka keseluruhan perhitungan dan mengetahui apakah hubungan antara pengujian hipotesis dalam penelitian ini variabel dukungan keluarga dengan depresi dilakukan dengan menggunakan program pada penderita HIV/AIDS di Yogyakarta komputer SPSS 16.0 for Windows dan mengikuti garis linier atau tidak. Kaidah menggunakan korelasi oleh Spearman.yang digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel mengikuti garis HASIL PENELITIANlinier atau tidak, adalah jika p < 0.05 maka Uji Asumsidikatakan hubungannya mengikuti garis Sebelum melakukan analisis data linier dan sebaliknya, jika p > 0.05 maka penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan hubungannya tidak mengikuti garis linier.uji prasyarat analisis, yaitu berupa uji asumsi

Dari hasil uji linearitas pada kedua yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas variabel diperoleh F = 12.065 dengan p = sebagai syarat untuk pengetesan nilai 0.001 (p < 0.05), sehingga dapat dikatakan korelasi agar kesimpulan yang diambil tidak bahwa ada hubungan antara kedua variabel menyimpang dari yang seharusnya. Uji karena hasil yang diperoleh mengikuti garis asumsi dilakukan dengan menggunakan linier. Dikarenakan data dukungan keluarga program SPSS 16,0 for windows.sebaran datanya tidak normal, maka data dalam penelitian ini dianalisis dengan Uji Normalitasmenggunakan teknik product moment dari Uji normalitas bertujuan untuk melihat Spearman. Hal tersebut dapat dilihat pada apakah bentuk distribusi atau sebaran dari tabel di bawah ini:skor jawaban subjek normal atau tidak.

Tabel 2. Hasil uji LinieritasPengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor dukungan keluarga dan depresi, dengan menggunakan teknik one sample kolmogorov smirnov test. Standar yang digunakan untuk mengetahui normal

Uji Hipotesisatau tidaknya sebaran data adalah jika p > Hipotesis yang diajukan dalam 0.05 maka sebaran dinyatakan normal,

penelitian ini adalah adanya ada hubungan namun jika p < 0.05 maka sebaran yang positif antara dukungan keluarga dan dinyatakan tidak normal.depresi pada penderita HIV/AIDS di Dari hasil pengolahan data depresi Yogyakarta. Semakin tinggi dukungan diperoleh koefisien K-SZ = 1.111 dengan p = keluarga maka semakin rendah depresi pada 0.169 (p > 0.05) dan data dukungan keluarga penderita HIV/AIDS, sebaliknya semakin diperoleh K-SZ = 2.058 dengan p = 0.00 (p < rendah dukungan keluarga maka semakin 0.05). Hasil uji normalitas tersebut tinggi depresi pada penderita HIV/AIDS di menunjukkan bahwa data dukungan Yogyakarta.keluarga dapat dikatakan sebaran datanya

Pengujian terhadap hipotesis tersebut tidak normal, sedangkan depresi sebaran menggunakan teknik korelasi Spearman. datanya dikatakan terdistribusi dengan Dari hasil pengolahan data diperoleh normal. Hasil tersebut dapat dilihat pada koefisien korelasi r = -0.434 dengan p = tabel di bawah ini:0.001 (p < 0.05). Besarnya nilai r = -0.434

Variable p Normalitas

Dukungan Keluarga Depresi

KS-Z

2.0581.111

0.000.169

Tidak NormalNormal

variabel F p LinieritasDukungan KeluargaDepresi

12.065 0.001 Linier

Dukungan Keluarga dan Depresi pada Penderita HIV/AIDS di Yogyakarta

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 34: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

34

menunjukkan bahwa adanya korelasi negatif maka ia akan memberikan kenyamanan dan antar variable bebas dengan tergantung. perasaan saling memiliki dan dicintai ketika Angka p = 0.001 < 0.05 menunjukkan bahwa ODHA dalam keadaan tertekan, sehingga ada hubungan negatif yang sangat signifikan dapat menghindarkan ODHA dari depresi.antar variabel bebas dengan variabel Dukungan penghargaan, dukungan ini t e rgan tung . Besarnya r ² = 0 .189 terjadi lewat ungkapan hormat atau menunjukkan bahwa sumbangan dukungan penghargaan positif untuk ODHA, dorongan keluarga terhadap depresi sebesar 18.9%. maju atau persetujuan dengan gagasan atau Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel perasaan individu dan perbandingan antara dibawah ini: orang lain dan dirinya sehingga bisa

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis menambah penghargaan diri individu. Selain i t u dukungan pengha rgaan dapa t membangun harga diri individu dengan sangat efektif saat individu berada pada situasi yang menekan. Jika dukungan ini

Hasil analisis data ini menunjukkan diterima ODHA tentu saja akan memberikan bahwa hipotesis yang dikemukakan di awal dampak yang positif pada ODHA.oleh peneliti diterima. Dukungan instrumental mencakup

bantuan langsung kepada ODHA, seperti jika orang lain memberikan bantuan pada PEMBAHASANsaat individu sangat membutuhkan bantuan, Penelitian ini bertujuan untuk sehingga di mana pada saat ODHA mengetahui hubungan antara dukungan membutuhkan bantuan dan orang-orang keluarga terhadap depresi pada penderita disekitarnya terutama anggota keluarganya HIV/AIDS. Setelah melakukan penelitian, dapat langsung memberikan bantuan, maka terbukti bahwa ada hubungan negatif sehingga ODHA merasa diperhatikan oleh yang signifikan antara dukungan keluarga keluarganya dan tentu saja. Jika dukungan dengan depresi pada penderita HIV/AIDS instrumental dapat terpenuhi, maka depresi dan dapat diartikan bahwa semakin tinggi yang akan terjadi pada ODHA dapat dukungan keluarga maka semakin rendah terhindari.kecenderungan depresi pada penderita

Dukungan informatif merupakan hal HIV/AIDS.yang biasa-biasa saja akan tetapi apabila Jadi, upaya untuk mengatasi depresi dukungan ini diberikan kepada orang yang yang ditimbulkan dari situasi di mana membutuhkannya akan berdampak sangat penderita harus menjalani hari-hari dengan besar dan menjadi hal yang positif. penuh tekanan dan kebimbangan dalam Dukungan ini mencakup pemberian nasehat, menjalani hidupnya, maka dibutuhkan suatu petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik. cara yang tepat dan efektif. Salah satu Jika ODHA mendapatkan dukungan ini, caranya adalah pemberian dukungan maka akan menghindarkan ODHA dari keluarga. Dukungan keluarga ini berperan depresi. Namun, jika ODHA tidak dalam mengurangi tingkat kecenderungan mendapatkan dukungan ini maka akan depresi pada saat terjadi tekanan pada mempercepat kecenderungan depresi yang penderita HIV/AIDS.akan dialami ODHA, karena ODHA akan Sumber dukungan keluarga yang dapat merasa bahwa dirinya tidak diperdulikan mempengaruhi depresi bisa diperoleh dari oleh orang-orang di sekitarnya dan terutama dukungan secara emosional. Dukungan ini anggota keluarganya. Jadi apabila dukungan-melibatkan perhatian yang berhubungan dukungan ini diberikan oleh orang-orang dengan emosi yang diberikan pada orang terdekat ODHA, terutama keluarganya, lain. Dukungan emosianal mencakup empati, maka akan berdampak positif dalam kepedulian dan perhatian yang diberikan membangun kepercayaan diri, harga diri, dan kepada ODHA dari orang-orang di tentu saja kesehatan secara fisik ataupun sekitarnya terutama anggota keluarganya. mental. Dari penjelasan di atas dapat ditarik Jika dukungan ini dirasakan oleh ODHA,

Variabel r r2 p Keterangan Dukungan Keluarga

Depresi-0.434 0.189 0.001 Sangat Signifikan

Panji Andhika Pratama & Rr. Indahria Sulistyarini

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 35: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

35

secara garis besar bahwa dukungan keluarga tidak berdaya.menjadi salah satu senjata untuk melawan Dukungan keluarga yang diterima depresi pada penderita HIV/AIDS. Mereka subjek ternyata berdampak positif terhadap dapat memperoleh lagi penghargaan diri aspek kesehatan, psikologis, sosial dan mereka karena kekuatan dan jaringan pekerjaan. Berikut ini adalah dampak yang hubungan dengan orang lain sehingga dapat diperoleh subjek, yaitu dampak keluarga membantu penderita HIV/AIDS untuk terhadap psikologis bisa kita pahami dengan menyadari bahwa mereka merasa dihargai adanya dukungan keluarga yang subjek serta memiliki keyakinan kembali setelah peroleh, menjadikan subjek tetap percaya kehilangan kepercayaan diri (Cohan dan diri dalam berhubungan dengan orang lain, Hoberman, 1996) tidak merasa rendah diri, tidak mudah putus

Hasil analisis data yang dilakukan, asa, tidak minder, merasa dirinya berarti, menunjukkan nilai koefisien korelasi r = - tidak merasa cemas, tetap bersemangat, 0.434 dan p= 0.001 (p<0,05) yang artinya merasa ikhlas dengan kondisi subjek saat ini terdapat hubungan yang signifikan antara dan merasa lebih tenang dalam menghadapi dukungan keluarga terhadap depresi pada sesuatu masalah. penderita HIV/AIDS dan dukungan keluarga Dampak dukungan keluarga terhadap juga memberikan sumbangan efektif sebesar kesehatan subjek yaitu, stres yang tinggi dan 18.9% kepada depresi pada penderita berlangsung dalam jangka waktu yang HIV/AIDS. Sisanya yaitu sebesar 81.1% panjang atau lama dapat menimbulkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, depresi dan memperburuk kondisi yang berasal dari luar variabel yang diteliti kesehatan dan menyebabkan penyakit. dalam penelitian ini. Tetapi dengan adanya dukungan keluarga

Pada kategorisasi dukungan keluarga yang diterima oleh individu yang sedang subjek penelitian menunjukkan kategori mengalami atau menghadapi depresi maka sedang mengarah pada angka 74%, sehingga hal ini akan dapat mempertahankan daya dapat disimpulkan bahwa dukungan tahan tubuh dan meningkatkan kesehatan keluarga yang dimiliki oleh penderita individu (Baron & Byrne, 2000). Hal ini HIV/AIDS berada dalam kategori sedang, sesuai dengan yang dialami subjek, jika sehingga semakin tinggi dukungan keluarga dilihat dari kondisi subjek yang terpapar HIV maka semakin rendah kecenderungan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh depresi pada subjek di penelitian ini. Pada subjek, maka tubuh subjek rentan terhadap kategorisasi depresi subjek penelitian penyakit. Adanya dukungan psikologis yang tergolong sangat rendah dan ringan positif terhadap diri subjek menjadikan mengarah pada angka 48%, jadi dapat ditarik subjek terhindar dari stres. Hal tersebut sebuah simpulan bahwa pada sebagian besar memberikan dampak positif terhadap penderita HIV/AIDS mengalami depresi kesehatan subjek, sehingga subjek merasa dalam tingkatan yang sangat rendah dan lebih sehat, tidak mudah lelah dan tidak ringan. Jadi semakin rendah depresi yang mudah sakit. Selain itu pun, dalam dimiliki subjek, maka semakin tinggi memerangi virus HIV, subjek menjadi lebih dukungan keluarga pada subjek di penelitian menjaga kesehatanya dengan minum obat ini. secara teratur, makan tepat waktu, selalu

Kondisi ini dijelaskan oleh Sarafino berusaha menghindari pemakaian obat-(2006) bahwa berinteraksi dengan orang lain obatan terlarang dan secara rutin dapat memodifikasi atau mengubah persepsi mengkonsultasikan masalah kesehatannya individu mengenai kejadian tersebut, dan ini ke dokter.akan mengurangi potensi munculnya stres Dampak dukungan keluarga terhadap baru atau stres yang berkepanjangan lingkungan sosial, yaitu dengan adanya sehingga menimbulkan perasaan depresi. dukungan sosial dan keluarga yang subjek Depresi muncul ketika upaya negosiasi tidak peroleh, menjadikan subjek dapat menolong dan orang tersebut merasa sudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. tidak ada waktu untuk peluang lagi serta Karena subjek memiliki banyak teman,

Dukungan Keluarga dan Depresi pada Penderita HIV/AIDS di Yogyakarta

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 36: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

36

subjek dapat membantu dalam memberikan skala dukungan keluarga yang menjadi tolak informasi mengenai akses kesehatan dan ukur dalam penelitian ini.informasi tentang HIV/AIDS pada teman kelompok dukungan ser ta kepada SIMPULAN DAN SRANmasyarakat sekitar.

Dampak dukungan keluarga terhadap Simpulanpekerjaan dapat dilihat dari pekerjaan subjek, Simpulan yang dapat diambil dari saat ini subjek bekerja disebuah LSM yang penelitian ini adalah terdapat korelasi yang menangani masalah HIV/AIDS. Adanya negatif yang sangat signifikan antara dukungan yang diperoleh subjek menjadikan dukungan keluarga dengan depresi dengan subjek dapat mengoptimalkan keterampilan nilai p= 0.001(p<0.05) dan nilai r= -0.434. yang ada di dalam diri subjek dalam Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi melakukan suatu pekerjaan, menjadikan dukungan keluarga maka akan semakin subjek menjadi kreatif serta subjek dapat rendah depresi. Begitu pula sebaliknya, mengevaluasi pekerjaan subjek sehingga semakin rendah dukungan keluarga maka dapat menghasilkan pekerjaan yang lebih akan semakin tinggi depresi. Implikasi hasil baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian penelitian ini memberikan pemahaman akan (Kandouw, 2007) yang menyatakan masalah pentingnya memberi dukungan dari orang psikologis yang paling sering adalah depresi terdekat khususnya keluarga bagi para dan berbagai masalah sosial seperti stigma, penderita HIV/AIDS karena apa yang masalah perkawinan, pekerjaan, dan lain- mereka alami di dalam kehidupannya rentan lain dimana dukungan keluarga akan mengalami depresi.mempengaruhi keadaan tersebut.

Hasil penelitian yang sudah didapat Saranm e n u j u k k a n d u k u n g a n k e l u a r g a 1. Bagi Pihak Keluarga ODHAmemberikan dampak yang positif dalam Berdasarkan hasil penelitian, kepada kehidupan diri subjek, di dalam penelitian ini pihak keluarga dari ODHA disarankan untuk dan memungkinkan dari sumbangan selalu memberikan dukungan baik secara dukungan keluarga terhadap depresi sebesar moral atau fisik karena dengan diberikannya 18.9%. Selebihnya sebanyak 81.1% bisa perhatian yang lebih kepada ODHA akan disebabkan dari faktor-faktor yang subjek memberikan dampak posit if untuk dapatkan di dalam kehidupannya. Namun kehidupan ODHA.subjek dalam penelitian ini tertutup terhadap 2 . Bagi peneliti selanjutnyakeadaannya sehingga peneliti menggunakan Peneliti menemukan kelemahan dari metode kuantitatif dengan skala sebagai alat penelitian ini. Berikut beberapa saran yang ukur dalam penelitian ini dan pada saat dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya pelaksanaan pengambilan data peneliti guna meningkatkan kualitas penelitian. hanya dapat bertemu langsung kepada subjek Aitem dibuat lebih sedikit dengan tingkat hanya beberapa orang dikarenakan keadaan validitas yang lebih tinggi. Hal ini untuk subjek yang tertutup, peneliti menggunakan menghindari kelelahan subjek dalam ketika jasa konselor yang sudah dipercaya oleh mengerjakan skala. Disarankan pengambilan subjek, seharusnya lebih baik peneliti yang data dalam penelitian langsung peneliti melakukan pengambilan data dikarenakan sendiri yang melaksanakannya dikarenakan ada persamaan persepsi terhadap alat ukur dalam pelaksanaan pengisian skala yang digunakan pada penelitian ini. dukungan keluarga dan depresi antara subjek Pembuatan aitem-aitem yang digunakan dan peneliti perlu adanya kesamaan persepsi pada skala dukungan keluarga belum sehingga subjek mengerti apa yang spesifik mengungkapkan tentang dukungan seharusnya subjek berikan dalam penelitian keluarga, maka perlu dikhususkan lagi ini.sumber dukungan keluarganya, sehingga subjek dapat memahami apa yang dimaksud dengan sumber dukungan keluarga pada

Panji Andhika Pratama & Rr. Indahria Sulistyarini

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 37: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

37

DAFTAR PUSTAKA Sarafino, E.P. (1994). Biopsychosocial Interactions. Health Psychology Journal. New York John Wiley & Sons,

Beck, A.T. (1985). Depression : Causes and Inc : Treatment. Philadelphia : University

Sarafino, E.P. (2006). Biopsychosocial of Pennsylvania PressthInteractions. Health Psychology 5

Baron, R.A., & Byrne, D. (2000). Social Edition. New York John Wiley & Sons, th Inc : psychology, 9 ed. Boston: Allyn &

Bacon.Tjala, A.,& Baeda, N. (2001). Penajaman

Hasil Penelitian Psikologi dengan Saragih, J (2008). Sindrom Depresif Pada Pendekatan Kuantitatif. Jurnal Ilmiah Penderita HIV/AIDS Di RSUP Haji Psikologi Arkhe. Th 6/no.1/2001Adam Malik Medan. Skripsi (Tidak

diterbitkan). Medan: USU.Widiyanto, W. (2009). Strategi koping

penderita hiv/aids. Skripsi (Tidak Kandouw, A. (2007). Proporsi gangguan diterbitkan). Surakarta : Fakultas Depresi Pada penyalahgunaan Zat Psikologi UMS.yang Menjalani Rehabilitasi di RS

Marzoeki Mahdi. No 156. Jakarta :Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.

Dukungan Keluarga dan Depresi pada Penderita HIV/AIDS di Yogyakarta

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 38: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

38

Panji Andhika Pratama & Rr. Indahria Sulistyarini

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 39: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

39

Setiap manusia pasti mengalami mengetahui lagi Maha Kuasa (QS. Ar-Ruum: berbagai fase perkembangan. Selama 54). tumbuh kembang manusia mengalami Ayat tersebut ditafsirkan oleh Shihab berbagai perubahan, baik itu meningkat (2007) bahwa manusia mengalami tiga fase maupun menurun sesuai dengan tugas-tugas dalam kehidupan, yakni (1) keadaan lemah perkembangannya. Rochmah (2005) dari proses pembuahan hingga memasuki menyebutkan semua tugas perkembangan masa remaja, kemudian (2) menjadi kuat atau akan mencapai puncaknya pada masa memiliki kekuatan saat beranjak dewasa, dan dewasa akhi r dan mas ing-mas ing (3) lemah kembali serta beruban yang memperlihatkan bentuk dan hasilnya yang merupakan tanda-tanda keadaan pada masa khas. Pada masa lansia, apa yang dicapai lanjut usia. Dalam Tafsir Al-Misbah, masa pada masa usia dewasa mungkin akan tetap lansia digambarkan dengan keadaan lemah dipertahankan, tetapi beberapa hal lain dan kehilangan banyak potensi terutama mungkin akan mulai menurun bahkan secara fisik dan mental. menghilang. Tugas baru bagi lansia yang Pandangan di atas sejalan dengan masih berkembang adalah kesiapan pe rnya taan Desmi ta (2009) yang menghadapi status pensiun, penurunan menerangkan secara umum bahwa masa kekuasaan, penurunan kemampuan dan lanjut usia terjadi banyak penurunan, baik itu kekuatan fisik serta menghadapi kematian. dari segi kondisi fisik, sosial, ekonomi Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an: m a u p u n p s i k o l o g i s y a n g s a l i n g

mempengaruhi satu sama lain. Keadaan Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari tersebut cenderung berpotensi menimbulkan keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan masalah kesehatan fisik secara umum (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi maupun kesehatan psikologis secara khusus kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) pada lansia. Masalah-masalah tersebut dapat sesudah kuat itu lemah (kembali) dan berupa munculnya berbagai penyakit kronis beruban. Dia menciptakan apa yang seperti diabetes, panca indera, jantung dan dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha sebagainya, penurunan fungsi dan potensi

AbstractThis study aims to know the meaningful of dynamics life through the spiritual process in the eldery of the member of Congregation Jemaah Naqsyabandiyah that has followed suluk. Suluk is ritual series in mysticism to get the next stages or to improve “maqam” for the retire ways from the world and some rituals that are directed by murshid with the sole purpose of approach to Allah SWT. The kind of the research is fenomenologik and the characteristic of the research is Qualitative descriptive. The data are collected using observation and interview. Tematik analysis was used in data analysis. This research took 3 people as informants. The result showed that the semeleh concept emerged from the meaning of mysticism. Semeleh illustrated with submission of life, sobriety, confidence, sincerity to receive God's destiny, readiness to face death and no longer prioritize the worldly affairs. Impacts that arise in the behavior of the discipline, commitment and consistency in worship.

Keywords: Meaning, Suluk

MAKNA SULUK PADA LANSIAANGGOTA JAMAAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH

Misykah N. Birohmatika

R. Rachmy Diana

Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga YogyakartaEmail: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 40: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

40

seksual, penurunan fungsi kognitif dan menurunnya proses intelektual serta psikomotorik, demensia, ketergantungan emosional mempunyai pengaruh besar pada ekonomi pada uang pensiun atau dari biaya dampak yang akan dihadapi oleh lansia yaitu anak-anaknya, konflik dengan anak, disabilitas fungsional. pergeseran peran di keluarga dan Di Indonesia, pada tahun 2025, jumlah masyarakat, kebosanan karena tidak lansia diperkirakan meningkat 4 kali lipat diperlukan, ditinggal oleh pasangan hidup, dari jumlah lansia pada tahun 2010. kesepian, rasa tersisih, ketidakikhlasan Ironisnya, masalah kesehatan lansia kian menerima kenyataan baru seperti penyakit menonjol sementara upaya pelayanan yang tidak kunjung sembuh, dan sebagainya. kesehatan bagi lansia masih terbatas Selain itu permasalahan yang semakin k u a n t i t a s d a n k u a l i t a s n y a memberatkan kehidupan lansia adalah (http://pranaindonesia.wordpress.com/6 depresi, post power syndrome, dan the empty Juli 2011). Masalah ini tentunya mempunyai ness (Achir dkk, 2001). dampak lebih banyak terjadinya gangguan

Penelitian yang dilakukan oleh Basiroh penyakit pada lansia yang berpengaruh pada (2007) juga memaparkan bahwa umumnya gangguan mental pada lansia. Empat masalah kesepian adalah masalah psikologis gangguan mental yang sering ditemukan yang paling banyak dialami lanjut usia. pada usia lanjut adalah depresi, insomnia, Beberapa penyebab kesepian antara lain (1) anxietas, dan delirium. Tingginya angka longgarnya kegiatan dalam mengasuh anak- lansia membutuhkan perhatian khusus, salah anak karena anak-anak sudah dewasa dan satunya adalah gejala depresi. Gejala depresi be rseko lah t ingg i seh ingga t idak ini bisa memperpendek harapan hidup memerlukan penanganan yang terlampau dengan mencetuskan atau memperburuk rumit, (2) berkurangnya teman/relasi akibat kemunduran fisik. Dampak terbesarnya kurangnya aktivitas di luar rumah, (3) sering terjadi penurunan kualitas hidup dan kurangnya aktivitas sehingga waktu luang menghambat pemenuhan tugas-tugas bertambah banyak, (4) meninggalnya perkembangan lansia (Hidayati, 2009). pasangan hidup, (5) anak-anak yang Sampel dari kondisi lansia di Indonesia meninggalkan rumah karena menempuh dapat dilihat dari hasil penelitian tentang pendidikan yang lebih tinggi, anak-anak kondisi kesehatan mental lanjut usia di yang meninggalkan rumah untuk bekerja, Kecamatan Badung Bali menunjukkan dan (5) anak-anak telah dewasa dan bahwa pada umumnya lanjut usia di daerah membentuk keluarga sendiri. Beberapa tersebut tidak mampu melakukan aktivitas masalah tersebut akan menimbulkan rasa sehari-hari, mereka mengeluh mengalami kesepian lebih cepat bagi orang lanjut usia. gangguan tidur. Mereka merasa tidak senang Dari segi inilah individu masa lanjut usia dan bahagia dalam masa tuanya, karena mengalami masalah psikologis yang banyak berbagai kebutuhan hidup dasar tidak mempengaruhi kesehatan psikis sehingga terpenuhi, dan merasa sangat sedih, sangat menyebabkan lansia kurang bisa menerima kawatir terhadap keadaan lingkungannya kondisi tersebut. (Chatijah, 2007). Peneliti menambahkan dari

Hasil penelitian Bondan (Chatijah, hasil wawancara dengan salah seorang 2007) tentang pengaruh umur, status depresi pengikut tarekat Naqsyabandiyah di Pondok dan status dimensia terhadap disabilitas Pesantren Popongan Klaten. Ia mengaku fungsional lansia di PSTW Abiyoso dan sebelum mengikuti baiat dan suluk kerap kali PSTW Budi Dharma menyatakan bahwa gelisah dan stress karena menghadapi masa kombinasi umur, status depresi dan status tua yang semakin banyak bermunculan, dari demens ia dapa t d igunakan un tuk masalah kesehatan hingga masalah keluarga memprediksi disabilitas fungsional. Selain (Preeliminary, 4 Maret 2011). itu, kontribusi terbesar variabel bebas M a s a l a h - m a s a l a h t e r s e b u t terhadap variasi disabilitas fungsional lansia seharusnya dapat diminimalisasi jika berturut-turut adalah demensia, umur dan manusia bisa mengintegrasikan dan depresi. Artinya faktor usia, depresi dan menginternalisasikan antara keimanan dan

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 41: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

41

ajaran agamanya dengan pengalaman yang k ian mengalami penurunan. kehidupan sehari-hari. Artinya, jika manusia Seharusnya orientasi hidupnya bukan lagi khususnya lansia dapat mendalami arti dari untuk kehidupan materi, namun untuk kehidupan beragama maka manusia pemenuhan kebutuhan batiniah dan khususnya lansia dapat menghadapi masalah pendekatan diri kepada Sang Pencipta apapun dengan tenang dan dapat terhindar sebagai benteng pertahanan mental dan bekal dari gangguan psikologis. Hawari (2004) dalam mempersiapkan kematian. menyebutkan banyak para pemeluk agama F r a n k l ( G u m i l a r , 2 0 0 8 ) melaksanakan ajarannya hanya secara ritual, mengemukakan bahwa pengalaman spiritual sehingga dalam menjalankan kehidupan seseorang akan mempengaruhi kepribadian bermasyarakat tidak menjalankan norma, yang matang sehingga hidup jadi bermakna. moral dan etika yang bersumber dari agama. Selain pengalaman spiritual, makna hidup Ini karena mereka kehilangan hikmah dan juga dipengaruhi oleh hubungan dengan esensi dari ajarannya tersebut. orang lain, perkembangan kepribadian,

Praktek kehidupan sehari-hari sosial, politik, religiositas dan spiritulitas menunjukkan banyaknya orang yang individu. menjalankan shalat tetapi masih melakukan Kehidupan spiritual merupakan salah perbuatan yang dilarang agama, artinya satu dimensi yang memandang keberadaan orang ini tidak mengintegrasikan ibadah manusia dalam kehidupan beragama atau shalat dengan kehidupan sehari-hari; ia tidak bermasyarakat. Penggambaran hidup memahami makna shalat karena tidak m a n u s i a d a r i d i m e n s i s p i r i t u a l mampu menghubungkan arti shalat dalam menitikberatkan pada kehidupan manusia kehidupan duniawi. Ia memisahkan satu yang secara intrinsik mengandung makna. dengan lainnya (dikotomis), yang pada Agama menawarkan kemungkinan untuk gilirannya orang demikian ini akan menemukan hidup yang penuh arti, untuk mengalami derajat keimanan yang semu; merasa diperkuat oleh Sang Pencipta dalam sementara yang dinilai Allah adalah amal mengatasi permasalahan hidup sehari-hari seseorang bukan ritualnya (Hawari, 2004). dan dalam menanggapi era globalisasi yang Dalam artian, manusia terkadang kurang cenderung mengikis sisi spiritualitas seimbang dalam menjalani kehidupan seseorang (Gumilar, 2008). Karena hal itulah beragama atau tidak ada keseimbangan maka proses pencarian makna hidup perlu antara pelaksanaan syari'at dengan jalan dibarengi dengan meningkatnya aktivitas tarekat sehingga tidak menemukan sebuah spiritual untuk mencapai pangalaman hakikat yang sebenarnya menjadi tujuan spiritual (Frankl, 2003). hidup dalam beragama. Terkait dengan lansia, Larson (Hawari,

Berbagai masalah yang te lah 2004) menyatakan bahwa religiositas atau dipaparkan, menunjukkan bahwa para lansia penghayatan keagamaan ternyata besar mengalami penurunan kualitas hidup dan pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik merasa hidupnya t idak bermakna. dan mental lanjut usia. Ia juga menyebutkan Perubahan-perubahan yang ter jadi berbagai penelitian yang telah dilakukan hendaknya dapat diantisipasi dan diketahui membuktikan bahwa (a) lansia yang non sejak dini sebagai bagian dari persiapan religious angka kematiannya dua kali lebih menghadapi masa tua. Pandangan masa besar daripada lansia yang religious, (b) transisi ini juga seharusnya dapat disikapi lansia yang religius penyembuhan oleh lansia dengan bijak seiring dengan penyakitnya lebih cepat daripada yang kedewasaan yang telah dicapai pada masa nonreligius, (c) lansia yang religious lebih dewasa dengan cara mengisi waktu luang kebal dan lebih tenang menghadapi operasi, mereka ke arah yang lebih positif dan (d) lansia yang religious lebih kuat dan tabah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Namun menghadapi stress sehingga gangguan pada kenyataannya, banyak lansia yang mental emosional jauh lebih kecil, (e) lansia mengalami gangguan mental karena tidak yang religious lebih tabah dan tenang mampu mengatasi masalah kehidupannya menghadapi saat-saat terakhir (kematian).

Makna Suluk pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 42: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

42

Hasil penelitian tersebut di atas, kepada muridnya pada saat ia melakukan peneliti berusaha mencoba mengaitkan baiat” (26 Februari 2011). pengalaman spiritual dan religiositas dengan aktivitas ritual keagamaan yaitu aktivitas Gambaran fenomena di atas membuat suluk pada Jama'ah Tarekat Naqsyabandiyah peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut yang ada di Pondok Pesantren Al-Manshur mengenai dinamika makna suluk yang Popongan Klaten. Peniliti tertarik untuk didapat oleh para lansia anggota jamaah meneliti mengenai pandangan hidup pada tarekat Naqsyabandiah di Pondok Pesantren orang tua lanjut usia yang mengikuti tarekat Al-Manshur Klaten dari alasan lansia ini. Berdasarkan observasi yang dilakukan memutuskan untuk mengikuti baiat dan oleh peneliti, pada bulan-bulan yang suluk, bagaimana dinamika psikologis lansia dianggap suci oleh umat Islam seperti ketika menjalankan ritual tersebut hingga Ramadhan, Muharram, Maulud dan Rajab, bagaimana dampaknya pada kehidupan banyak umat Islam yang mayoritas lansia lansia setelah mengikuti suluk secara rutin. berbondong-bondong dari berbagai penjuru Adapun pertanyaan penelitian yang daerah seperti Purwodadi, Demak, Kudus diajukan adalah (1) Faktor apa yang dan sebagainya datang dan mondok di mendorong dan menghambat lansia dalam Pondok Pesantren Al-Manshur Klaten. mengikuti suluk, (2) Bagaimana proses Mereka bermaksud mengikuti baiat dan spiritual selama mengikuti suluk, dan (c) semua kegiatan tarekat selama 10 hari, 20 Dampak yang timbul dalam diri informan hari, atau 40 hari (observasi, 26 Februari setelah mengikuti suluk? 2011).

Wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti pada 26 dan 27 Februari 2011 kepada METODE PENELITIANdua anggota jamaah tarekat Naqsyabandiyah Pendekatan Penelitianmenunjukkan bahwa alasan mereka Penelitian ini menggunakan metode mengikuti aktivitas suluk adalah untuk penelitian kualitatif dengan pendekatan memperbaiki diri, meningkatkan kualitas fenomenologi, artinya peneliti melihat gejala keimanan karena merasa tidak puas dengan yang terjadi di masyarakat, mengungkapkan ibadah wajib dan sunah saja dan utamanya pengalaman dan menguraikan seperti apa adalah ingin mendekatkan diri kepada Allah adanya tanpa diikuti persepsi peneliti SWT secara khusus. Peneliti berasumsi (verstehen). Alasannya adalah fokus yang keikutsertaan jamaah dalam tarekat ini dipilih dalam penelitian ini menyangkut merupakan sebuah realisasi diri untuk pengalaman puncak lansia yang dalam teori mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha psiko-sufistik merupakan penyatuan Esa, pemenuhan kebutuhan ruhaniah dan manusia dengan Tuhan di mana dibutuhkan menunjukkan adanya kesiapan menghadapi eksplorasi yang lebih mendalam agar data kematian sehingga menemukan sebuah yang didapat lebih kaya. Dalam melihat makna dalam hidupnya. gejala yang terjadi, peneliti berusaha

Adapun realisasi ajaran tarekat ini mengungkapkan makna dari fenomena tanpa adalah suluk. Menurut penuturan salah satu terlibat secara emosional. Sebagaimana yang badal atau wakil dari mursyid dari tarekat dikatakan Moleong (2010), penelitian Naqsyabandiyah menjelaskan: kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa “Suluk itu sebuah ritual untuk menuju yang dialami oleh subjek dari berbagai aspek tahapan-tahapan berikutnya dalam sebuah secara holistic dan dengan cara deskripsi ajaran tarekat yang dilakukan dengan cara pada suatu konteks khusus yang alamiah dan berkhalwat atau menyepi selama minimal 10 menekankan pada makna. Lebih lanjut hari atau 20 hari atau 40 hari. Ritualnya itu Arikunto (Huda, 2009) menjelaskan antara lain mandi taubat, berpuasa, penelitian kualitatif sebagai bentuk amatan berdzikir dan mengikuti tawajuhan dengan terhadap fenomena di lapangan yang tidak bacaan yang ditentukan oleh mursyid membutuhkan hipotesis dan hasil dari

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 43: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

43

amatan di lapangan tersebut digambarkan dengan penelitian. dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang Subjek penelitian dalam penelitian ini dipisah-pisahkan menurut katergori tertentu adalah NH, lansia anggota jama'ah tarekat untuk memperoleh kesimpulan. Naqsyabandiah Al-Mujadadiyah Al-

Idrus (2007) juga menambahkan Kholidiyah yang mengikuti suluk di Pondok bahwa metode fenomenologi ini menuntut Pesantren Al-Manshur Klaten. Ciri-ciri bersatunya subjek penelitian dengan subjek subjek atau informan dalam penelitian ini pendukung objek penelitian, melihat satu antara lain: peristiwa tidak lepas dari konteks sosialnya 1. Subjek telah mengikuti baiat menjadi serta mengakui adanya kebenaran empirik jama'ah tarekat Naqsyabandiyah Al-sensual, kebenaran empirik logik, kebenaran Mujadadiyah Al-Kholidiyah di Pondok emipirik etik dan kebenaran transcendental. Pesantren Al-Manshur Popongan Klaten.

Pene l i t i be rupaya melakukan 2. Subjek berusia 60 tahun ke atas. Peneliti penyelidikan mendalam mengenai proses mengambil sampel lansia dengan alasan lansia mencapai kebermaknaan hidupnya selain karena mayoritas anggota jamaah melalui jalan suluk dengan melihat beberapa tarekat ini adalah lansia, juga karena masa hal, di antaranya alasan lansia mengikuti lansia adalah masa yang mengalami baiat dan suluk, bagaimana suluk dapat banyak penurunan secara fisik maupun memberikan kontribusi kepada lansia dalam psikologis dan saatnya menyadari untuk menemukan makna dalam hidupnya (proses segera mempersiapkan diri menghadapi dinamika spiritual selama mengikuti suluk), kematian dengan melakukan kegiatan dampak apa yang timbul setelah lansia yang bermanfaat dan mendekatkan diri mengikuti suluk, pengaruh mursyid atau kepada Allah SWT seperti mengikuti badal mursyid terhadap diri subjek dan aktivitas suluk ini. kendala yang dialami saat mengikuti suluk. 3. Subjek telah mengikuti suluk minimal Khususnya di sini adalah lansia yang empat kali dan dilakukan secara periodik mengikuti baiat dan suluk tarekat setiap tahun. Alasan peneliti memilih Naqsyabandiah di Pondok Pesantren Al- batasan ini adalah karena peneliti ingin Manshur Klaten. melihat sisi spiritual subjek-subjek yang

Sifat dari penelitian ini adalah memiliki konsistensi dan kontinuitas deskriptif. Sifat penelitian deskriptif tinggi dalam beribadah. merupakan penggambaran secara mendalam tentang situasi, atau proses yang diteliti Teknik Analisis Data(Idrus, 2007). Seperti dalam penelitian ini Bogdan (Sugiyono, 2006) menyatakan yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan bahwa analisis data adalah proses mencari secara mendalam tentang kebermaknaan dan menyusun secara sistematis data yang hidup pada lansia yang mengikuti suluk diperoleh dari hasil wawancara, catatan ajaran tarekat Naqsyabandiah di Pondok lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga Pesantren Al-Manshur Klaten. dapat dengan mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada Subjek Penelitian orang lain. Dalam penelitian ini peneliti

Subjek penelitian memiliki peran yang menggunakan model analisis interaktif yang sangat strategis karena pada subjek diajukan oleh Huberman dan Miles penelitian itulah data penelitian akan (Sugiyono, 2006). Model interaktif ini terdiri diamati. Subjek sendiri diartikan sebagai dari tiga hal utama yaitu reduksi data, seseorang atau sesuatu yang mengenainya penyajian data, dan penarikan kesimpulan. ingin diperoleh keterangan (Idrus, 2007). M e t o d e P e n g a m b i l a n D a t a . Selanjutnya Idrus (2007) menambahkan Pengambilan data dilakukan dengan bahwa dalam penelitian kualitatif, istilah menggunakan waswancara dan observasi. subjek penelitian disebut dengan istilah Model wawancara yang digunakan adalah informan, yaitu orang yang memberikan semi terstruktur/ bebas terstruktur. Artinya informasi tentang data yang berkaitan bahwa ada unsur bebas sehingga kewajaran

Makna Suluk pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 44: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

44

dalam proses wawancara masih dapat mempunyai anak dan pekerjaan yang mapan. dipertahankan secara maksimal dan Hal ini membuat NH merasa tidak ada yang memperoleh data yang mendalam (Fitria, lebih pantas untuk diprioritaskan selain 2010). Instrumen yang digunakan dalam ibadah. NH berkata: wawancara ini adalah pedoman wawancara (Danim, dalam Permatasari, 2010). Peneliti “Nek hajat niku kadose pun mboten wonten, hanya menyiapkan tema-tema wawancara, ibadah, urusan dunyo kok koyok kulo pun sementara pertanyaan-pertanyaan yang cukup, anak pun cukup kabeh, pun sekolah diajukan dikembangkan oleh peneliti secara kabeh“ (kalau hajat sepertinya sudah tak ada, langsung dalam proses wawancara. Dalam ibadah, urusan dunia kok sepertinya sudah pelaksanaannya wawancara dilakukan cukup semua, anak sudah cukup semua, dengan model percakapan informal tentang sudah sekolah semua).(W8:155-161). kebermaknaan hidup pada lansia anggota jamah tarekat Naqsyabandiyah yang telah Adapun alasan NH mengikuti suluk mengikuti suluk. ialah untuk meningkatkan ibadah dan

Selain wawancara, pengambilan data mendapatkan ketenangan hati. Hal ini dilakukan dengan observasi. Adapun hal sebagaimana terungkap dari pernyataan NH yang akan menjadi bahan observasi/ berikut: “ya untuk meningkatkan ibadah, pengamatan adalah aktivitas dan lingkungan menenangkan hat i” (W4: 22-23) . subjek ketika di pondok suluk. Berdasarkan alasan ini, dapat diuraikan

bahwa motivasi hidup NH terefleksi dari HASIL PENELITIAN DAN tujuan hidup dan alasan mengikuti suluk

PEMBAHASAN yang ia ungkapkan sama, yaitu untuk beribadah dan mencapai ketenangan hati.

Bagian ini akan menjelaskan Motivasi tersebut mendorong NH untuk bagaimana proses pencapaian makna hidup memunculkan perilaku atau melakukan lansia dengan jalan mengikuti suluk dengan kegiatan-kegiatan yang mengarahkan pada melihat beberapa hal, di antaranya alasan pencapaian tujuan hidup yang telah lansia mengikuti baiat dan suluk, bagaimana disebutkan. Kegiatan yang dimaksud adalah suluk dapat memberikan kontribusi kepada suluk. NH menjelaskan secara lebih lansia dalam menemukan makna dalam kongkrit, motivasi intrinsiknya adalah ingin hidupnya (proses dinamika spiritual selama menjalankan sebuah amalan ibadah secara mengikuti suluk) dan dampak apa yang teratur, disiplin, dan konsisten (istiqomah). timbul setelah lansia mengikuti suluk.

Geh kulo niku nduwe anu, piye bisane saget istiqomah anggene kulo mlampahi amalan

Faktor - fak tor Pendorong Lans ia seng ajeg, ngoten, biasane kan moco-moco Mengikuti Suluk nopo ngoten ga ajeg sak karepe dewe,

Berdasarkan hasil wawancara dan pengen seng, nek pekerjaan niku seng ajeg hasil observasi yang telah diperoleh, maka (saya sudah punya niat bagaimana supaya peneliti dapat mengungkapkan bahwa faktor bisa istiqomah menjalankan suatu amalan, yang mendorong lansia mengikuti suluk biasanya kan kalau melakukan sesuatu itu meliputi faktor eksternal dan internal. tidak teratur, semau saya, saya ingin sebuah Adapun faktor internal NH atau alasan NH pekerjaan itu saya lakukan dengan teratur). mengikuti suluk seirama dengan tujuan (W8: 43-52).hidup yang ia ungkapkan. Tujuan hidup NH adalah untuk beribadah. Terlebih dengan Motivasi dan melihat usaha yang telah kondisi masa lansianya, NH telah merasa i a r e a l i s a s i k a n k e g i a t a n s u l u k , berkecukupan mengenai tujuan pemenuhan mencerminkan adanya pencapaian makna urusan duniawinya seperti telah berhasil hidup pada diri NH. Hal ini sesuai dengan menyekolahkan anak-anaknya hingga definisi kebermaknaan hidup yang selesai, menikahkan anak-anaknya menikah, diungkapkan oleh Frankl (2003), yakni

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 45: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

45

motivasi yang kuat yang mendorong mana mempunyai kewajiban-kewajiban seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan terhadap mursyid seperti menyerahkan yang berguna. Motivasi NH ini juga segala urusan lahir dan batin, harus menaati merupakan salah satu komponen dalam p e r i n t a h m u r s y i d , t i d a k b o l e h meraih kehidupan bermakna, yakni the will mempergunjingkan mursyid dan lain-lain to meaning (keinginan untuk hidup yang berkepentingan dengan penghormatan bermakna) yang artinya kebutuhan manusia terhadap mursyid (Hanafi, 1990). yang terus menerus mencari suatu arti untuk Selain itu, pengaruh NH memilih memberi suatu maksud bagi eksistensi mursyid tertentu ini dapat dianalisis bahwa manusia itu sendiri (Bastaman, 2007). Hal apa yang ada pada diri mursyid, tidak tersebut menunjukkan NH memfungsikan terlepas dari eksistensinya sebagai seorang dirinya sebagai self determining being, yaitu panutan/tokoh teladan, cocok dengan ada manusia dalam batas-batas tertentu memiliki yang dibutuhkan dan dapat memenuhi kemampuan dan kebebasan untuk kebutuhan batin NH. Hasilnya, NH secara menentukan hal-hal yang paling baik bagi konsisiten dapat melaksanakan planning dirinya sebagai upaya meningkatkan taraf penemuan makna hidup melalui kegiatan dan kualitas hidup yang lebih baik suluk tersebut. (Bastaman, 2007). Berdasarkan penjelasan di atas,

Selain itu, kegiatan suluk yang penulis menyimpulkan faktor-faktor yang dilaksanakan NH setiap tahun menjadi mendorong informan mengikuti suluk adalah dimensi pemenuhan kehidupan bermakna, dari kebutuhan batiniah, dukungan keluarga yakni kebahagiaan pada batin individu atas. dan pengaruh mursyid.Hal ini akan membuat individu merasa kehidupannya penuh gairah, optimis, tujuan Proses Spiritual selama Suluk hidupnya terarah dan memiliki tujuan Pembahasan tentang proses spiritual sebagai dampak dari terpenuhinya berhubungan langsung dengan alur informan kebutuhan batin individu (Basttista & mengikuti suluk mulai dari proses Almond, dalam Umar, 2008). Dimensi ini pembaiatan sampai dengan tahapan/ maqom tampak pada motivasi intrinsik NH yang yang sekarang ia capai. Menurut hasil lebih kuat yang ia nyatakan: wawancara, NH mengikuti baiat pada tahun

1985, mengikuti suluk sebanyak 30 kali dari “Wah…ngeten niku saking manah mbak, tahun 1996 sampai tahun 2011. Setiap tahun mboten saget diarahke sinten-sinten…geh mengikuti suluk 2 kali. Pada tahun 1996, NH m a n a h k u l o s e n g n g a r a h a k e n memilih dibaiat kembali oleh mursyid kiambak…saking manah niku mboten saget tarekat Naqsyabandiyah Mujadadiyah dipengaruhi sinten-sinten” (Wah…itu dari Kholidiyah di Pondok Pesantren Al-Manshur hati mbak, tidak bisa diarahkan oleh siapa- Popongan Klaten yaitu KH. Salman Dahlawi siapa…ya hati saya yang mengarahkan dan kemudian mengikuti suluk bersama sendiri…dari hati itu tidak bisa dipengaruhi suaminya dengan alasan lebih mantap dan oleh siapapun) (W4: 98-102). yakin dengan beliau. Hal ini ia sampaikan

sebagai berikut:Sementara itu wujud faktor eksternal

ialah dukungan keluarga terutama dari pihak Geh, ingkang ngarahaken mriki geh mbah suami dan pengaruh dari mursyid. Pengaruh yai umar Ali niku? Rumiyen kulo geh anu, mursyid di sini dapat menjadi salah satu Pakdhe, ning kulo dereng mantep, kulo variabel mediator yang menguatkan NH mantepe baiat teng mbah yai Salman (iya, da lam merea l i sas ikan tu juan dan yang mengarahkan ke sini dulu ya mbah Kyai motivasinya yakni meningkatkan ibadah dan Umar Ali itu, paman juga begitu, tapi kok meraih ketenangan hati. Pengaruh mursyid saya belum mantap, saya lebih mantap baiat yang memberi andil cukup besar dalam di Mbah Kyai Salman) (W8: 196-203). pencapaian tujuan NH, tidak terlepas dari posisi NH sebagai murid dalam tarekat yang Ini dikuatkan dengan pernyataan NH

Makna Suluk pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 46: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

46

ketika ditanya tentang pengaruh mursyid dewe, hhehehhe (saya sudah janji, kalau ikut terutama petuahnya bagi diri NH: “geh, suluk pokoknya harus sendiri-sendiri, kamu mantep lajeng asrep datang manah, nek sendiri, aku juga sendiri. hehehhe) (W8: 214-wonten nopo ngoten geh mak plong ngoten” 218). (ya, mantap dan tentram di hati, kalau ada apa gitu rasanya lega) (W8: 27-30) G e h , p a n c i p i y a m b a k e m a t h u k

Sebelum suluk, NH belum merasakan ngoten….mboten pareng ketemu-ketemu ketenangan hati dan merasa belum ada ngoten mboten (ya, memang beliau setuju peningkatan dalam beribadah, meskipun seperti itu, tidak boleh saling ketemuan) sudah melakukan baiat. Muncullah motivasi (W8: 223-226). dari dalam diri untuk meningkatkan tahapan (maqom) dalam beribadah. Motivasi ini NH telah melakukan pengikatan diri menurut Davis dan Newstrom (Mujib & (self commitment) terhadap makna dan Mudzakir, 2002) merupakan motivasi tujuan hidup serta meningkatkan pelibatan berprestasi, yaitu dorongan untuk mencapai d i r i ( s e l f i n v o l v e m e n t ) d a l a m hasil kerja dengan kualitas tingi. Hasil kerja merealisasikannya. Ini menunjukkan salah yang dimaksud adalah ibadah. Ini dapat satu ciri bahwa NH telah sampai pada tahap d i l iha t dar i pernyataan NH yang akhir proses penemuan makna hidup mengibaratkan suluk seperti sebuah jenjang (Bastaman, 2007). pendidikan yang harus ditempuh untuk NH juga tidak lagi mengingat dan mendapatkan tingkatan atau kedudukan membawa urusan rumah tangga ataupun tertinggi. anggota keluarga yang ada di rumah. NH

mengibaratkan suluk seperti menjalankan Pas dereng suluk niku kok kadose dereng ibadah haji, meskipun berat tapi menjadi wonten pripun geh peningkatan (sebelum ringan karena ada perasaaan senang ikut suluk itu kok sepertinya belum ada mendapatkan ketenangan dalam beribadah. peningkatan) (W8: 271-274).

Sami haji niko le mbak, haji niku geh ngoten, Geh, lajeng kulo kaleh bapak, pak kok dewe nate mriko niku pun mboten eleng omah jek TK pripun to pak? kulo kan ngoten (ya, (sama seperti haji itu lho mbak, haji juga kemudian saya sama bapak “pak kok kita ini seperti itu, saya pernah ke sana itu ya tidak masih TK gimana pak?” saya kan seperti itu) pernah ingat rumah) (W8: 339-343). (W8: 277-280).

Hal tersebut menunjukkan tingkat Geh, diundak'i ben SD barang, kulo kan keseriusan NH dalam mengamalkan dan ngoten, hahha. Ben mundak ngoten, nek menghayati ibadah yang sedang ia jalankan. enten damelan ngoten geh mboten saget Dalam tahapan proses pencarian makna diwakilke ngoten kan (iya, ditingkatkan hidup, perilaku yang nampak pada NH supaya masuk SD juga, saya kan seperti itu, memperlihatkan bahwa NH telah melewati supaya naik tingkat, kalau pada waktu ada empat fase proses pencarian makna hidup kerjaan kan juga tidak bisa diwakilkan) (W8: dari tahap derita, tahap penerimaan diri, 282-288) tahap penemuan makna yakni ketika

memutuskan untuk mengikuti suluk, tahap Kemudian pada saat mengikuti suluk, realisasi makna yaitu keikatan diri dengan

NH dan suaminya berkomitmen untuk tidak kegiatan terarah untuk pemenuhan makna saling bertemu ketika melaksanakan suluk. hidup ketika NH mengikuti suluk dengan Komitmen ini disepakati dengan tujuan menyepakati komitmen yang ia bangun menjaga kekhusyukan dan konsentrasi sendiri, dan sampai pada tahap Kehidupan dalam beribadah. B e r m a k n a y a k n i p e n g h a y a t a n

kebermaknaan dan kebahagiaan. Kulo pun janji riyen, nek nderek sulukan pokoe dewe-dewe, jenengan dewe, kulo geh

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 47: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

47

Dampak setelah Suluk tak saya prioritaskan, kalau dulu kan Setelah mengikuti suluk, hasil yang pokoknya dunia terus yang saya kejar.

diperoleh oleh NH adalah merasakan hahaha) (W8: 64-71). ketenangan batin dan ketentraman hati. Hasil Kebermaknaan hidup yang telah ini sesuai dengan firman Allah SWT sebagai dicapai oleh NH juga muncul melalui berikut: (yaitu) orang-orang yang beriman indikator kesiapan menghadapi kematian. dan hati mereka manjadi tenteram dengan N H m e m p e r s i a p k a n n y a d e n g a n mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan memperbanyak ibadah. Kegiatan suluk ini mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. m e n j a d i s a r a n a b a g i N H d a l a m (QS. Ar-Ra? ad: 28) memperbanyak bekal persiapan kematian.

Selain ketenangan hati, NH juga Ini dapat dilihat dari setiap amalan dalam m e r a s a k a n h a s i l b e r t a m b a h n y a ajaran tarekat Naqsyabandiah mulai dari kekhusyukan, konsistensi, keteraturan dan baiat sampai dengan suluk selalu ada unsur kedisiplinan (istiqomah) dalam beribadah. dzikrul maut atau mengingat kematian. Ketenangan hati ini diperoleh berdasarkan Sebagai contoh, pada saat wirid, posisi sikap informan yang tidak lagi memburu rongga mulut diatur seperti jenazah, sebelum urusan-urusan dan materi-materi duniawi. baiat posisi tidur pencarian mimpi juga diatur Bahkan a tu ran-a tu ran su luk j uga seperti jenazah yang diletakan di liang kubur diberlakukan di rumah seperti waktu-waktu dengan posisi gelap dan lain-lain. ibadah wirid disamakan waktunya dengan saat suluk dan menghindari makanan yang Dinamika Makna Suluk berasal dari daging atau ikan. Pernyataan ini NH adalah seorang istri dari guru yang NH sampaikan dalam wawancara sebagai telah pensiun. Selain sebagai ibu rumah berikut: tangga dahulu NH adalah seorang pedagang.

NH mempunyai 6 anak yang semuanya telah “geh, kegiatan teng griyo niku lebih disiplin menikah, mempunyai anak dan mempunyai dan teratur ibadahe, wiridane…kan pekerjaan yang mapan. NH memiliki 10 dipadakke kaleh kegiatan nek pas suluk c u c u . D a l a m k e s e h a r i a n n y a N H ngeten niki” (Ya, kegiatan di rumah itu lebih menghabiskan waktu bersama suami dan disiplin dan teratur ibadahnya, wiridnya… tinggal bersama anak bungsu, menantu dan kan disamakan dengan kegiatan kalau saat cucunya (W4: 65-90). Orang yang paling suluk gini) (W4: 35-38). berpengaruh dalam hidup NH adalah suami.

Kegiatan dan keputusan apapun harus sesuai Hal ini juga menjadi wujud dari self dengan persetujuan suami termasuk

commitment dan self involvement NH dalam mengikuti suluk. Setiap tahun NH mengikuti proses mencapai tujuan hidupnya yakni suluk bersama suaminya. ibadah, serta menunjukkan bahwa kehidupan Dukungan keluarga terutama dari keagamaan menjadi salah satu faktor dalam suami menjadi motivasi ekstrinsik yang menemukan makna hidup sesusai yang mendorong NH mengikuti suluk dan dinyatakan oleh Frankl (Koeswara, 1992). merealisasikan tujuan-tujuan hidupnya. Hasil ini dihayati oleh NH dengan tidak lagi Sebaliknya, ketika suami mengalami memprioritaskan urusan kehidupan duniawi kendala mengikuti suluk yakni harus dan l eb ih mement ingkan ibadah . menunggu masa libur kerja maka NH juga Sebagaimana yang ia sampaikan dalam turut merasakannya, tidak bisa mengikuti wawancara berikut: suluk sendiri dengan meninggalkan

suaminya yang sedang bekerja. Setelah Kehidupan enggeh, biasa, tapi kan dateng memasuki masa pensiun, NH tidak manah lajeng nyelehke ngoten lho, urusan merasakan kendala apapun lagi untuk dunia wes pokoe kosek, nek biyen kan pokoe mengikuti suluk (W8: 295-301). wes dunia terus, hahaha (biasa saja, tapi Di samping motivasi ekstrinsik, dalam hati saya sudah merasakan sebuah motivasi instrinsik yang dimiliki NH dengan ketentraman dan ketenangan, urusan dunia takaran yang lebih kuat. NH merasa

Makna Suluk pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 48: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

48

tergeraknya seseorang untuk mengikuti minallah, namun suluk juga menguatkan suluk itu tidak bisa dipengaruhi orang lain hablum-minannas atau terdapat team work karena niat itu tergerak dari hati masing- yang dapat menjadi faktor pendukung NH masing individu. Motivasi instrinsik NH dalam mencapai tujuannya. Team work sendiri adalah ingin menjalankan sebuah tersebut antara lain mursyid atau guru yang amalan ibadah secara teratur, disiplin, beker ja sebaga i pemimpin da lam konsisiten dan ajeg (istiqomah) untuk mengarahkan setiap amalan ibadah yang meningkatkan kualitas ibadahnya dan akan dilaksanakan dan teman sejawat suluk meraih ketenangan hati. Motivasi ini yang juga berperan sebagai partner yang terdorong dari tujuan hidup yang telah ia mengontrol sekaligus pembangkit motivasi tentukan yakni hidup untuk ibadah (W4: 98- berkompetisi dalam beribadah. Team work 102). yang berada dalam satu tempat dengan

Meminjam istilah Bastaman (2007) aktivitas yang sama dan cara kerja masing-dalam formula kebermaknaan hidup yang ia masing yang saling mendukung, membentuk ajukan, motivasi NH menjadi (N+T), yakni lingkungan dengan daya dukung yang positif niat dan tujuan. Niat merupakan hasrat untuk dan sangat efektif serta efisien dalam hidup bermakna (the will to meaning), mencapai tujuan yang diharapkan oleh NH. sedangkan tujuan yang ia tentukan adalah Selain niat, tujuan, usaha, metode, peningkatan kualitas ibadah dan pencapaian sarana dan lingkungan, NH juga telah k e t e n a n g a n h a t i . D a l a m r a n g k a memiliki modal potensi (P), yakni akal, merealisasikan tujuan yang telah ia religiositas, kemampuan mengubah diri dan dambakan, maka NH memilih kegiatan suluk ekonomi yang mencukupi. Berdasarkan sebagai (U+M+S+L), yakni Usaha, Metode, kegiatan yang dipilih NH untuk mengisi Sarana dan Lingkungan. masa tuanya, NH termasuk lansia yang

Oleh Bastaman (2007) dijelaskan mempunyai pola swa-kelola baik, yakni bahwa dalam mencapai sebuah cita-cita atau sudah menerima sepenuhnya diri menjadi tujuan, maka diperlukan sebuah usaha atau tua, memiliki rencana kerja yang mantap dan implementasi dengan kerja keras (work hard) sudah pula melaksanakannya (Bastaman, dan kerja cerdas (work smart). Artinya, 2007). Rencana kerja yang telah ia bekerja dengan mengggunakan sistem, laksanakan adalah mengikuti suluk setiap metode dan sarana serta kerjasama (team tahun dua kali. work) dengan orang lain. Oleh karena itu Uraian proses spiritual yang telah yang dimaksudkan sistem di sini adalah dijabarkan di atas menghasilkan makna suluk aliran tarekat Naqsyabandiyah Al- yang dapat dilihat dari beberapa indicator Mujadadiyah Al-Kholidiyah. Aliran tarekat antara lain kesiapan menghapi kematian, ini disebut sistem karena telah memiliki kebahagiaan yang tercermin dari pencapaian serangkaian struktur organisasi, aturan- ketenangan hati, kepasrahan disertai aturan main, kegiatan-kegiatan, cara kerja keyakinan kepada Allah SWT, tidak lagi dan mempunyai banyak anggota. Lebih memprioritaskan urusan dunia yang pada khusus pada kegiatan suluk. Suluk menjadi dasarnya tidak kekal, disiplin, konsisten dan metode atau cara kerja seorang anggota istiqomah dalam beribadah termasuk tarekat dalam rangka meningkatkan maqom mengikuti suluk, ada motivasi untuk selalu atau tingkatan wiridnya. Selain itu suluk juga meningkatkan ibadah menjadi sarana yang mengantarkan NH pada Beberapa makna suluk yang didapat tujuannya, karena dalam suluk tersebut telah oleh informan tersebut, tentunya memiliki merangkai kegiatan-kegiatan peribadatan kontribusi besar bagi kehidupan informan secara intens yang berhubungan langsung secara social, ekonomi, spiritual, emosi, dan dengan Allah SWT (hablumminallah) seperti sebagainya. Makna suluk tersebut dibidik dzikir wirid, tawajuhan, ziarah kubur, puasa, dari segi spiritual menjadi kunci utama tadarus Al-Qur’an dan sebagainya. perbaikan dari beberapa segi kehidupan.

Meskipun kegiatan-kegiatan suluk Misal dari segi ekonomi, informan termasuk begitu intens memperbanyak ibadah hablum- orang yang berkecukupan. Biaya hidup

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 49: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

49

informan dan suaminya ditanggung dari dikembangkan lebih luas pada subjek uang pensiunan suami, namun informan selain lansia seperti pada masa dewasa mengaku sejak mengikuti suluk bisa karena akan lebih menarik dan menjadi menahan keinginan-keinginan yang keunikan serta keistimewaan tersendiri berkaitan dengan materi dunia (W8: 64-71). pada penelitian tersebut. Sehingga akan Hal tersebut juga didukung dengan informan dapat dikomparasikan apakah makna yang beranjak memasuki masa lansia dengan suluk pada lansia juga ditemukan pada beberapa tanggungjawab yang telah dewasa yang telah mengikuti suluk. dilaksanakan seperti menyekolahkan dan

DAFTAR PUSTAKAmenikahkan semua anaknya ser ta melaksanakan ibadah haji. Dari segi emosi

Achir, Y. A. (2001). Bunga Rampai Psikologi dan social, informan perlahan merasakan Perkembangan Pribadi. Jakarta: UI ketenangan dan berkurangnya rasa cemas Press. yang ia rasakan sebelumnya. Kehidupannya

semakin hari semakin tertata terutama dalam Al-Bamar, K dan Hanafi, I. (1990). Ajaran hal ibadah (W4: 44-46). Informan disiplin

Tarekat. Surabaya: CV. Bintang dalam memberlakukan aturan-aturan suluk Remaja Surabaya. meskipun di luar waktu suluk.

A g u s t i n , T. W. ( 1 9 9 7 ) . Ta r e k a t PENUTUPNaqsyabandiyah di Pondok Pesantren SimpulanAl-Manshur Popongan, Tegalgondo, Berdasarkan pembahasan atas hasil Wonosari, Klaten 1953-1990 (Studi penelitian yang telah ditemukan dari Historis-Sosiologis). Skripsi. Tidak lapangan mengenai aktifitas suluk yang diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas dilakukan oleh informan anggota jamaah Adab Institut Agama Islam Negeri tarekat Naqsyabandiyah Al-Mujadadiyah Al-Sunan Kalijaga.Kholidiyah di Pondok Pesantren Al-Manshur

Popongan, dapat diambil simpulan bahwa Amar, I. A. (1980). Di Sekitar Masalah suluk adalah sebuah wujud dari persiapan

Thariqat (Naqsyabandiyah). Kudus: kematian oleh para lansia. Informan diliputi Menara. rasa kepasrahan hidup, ketenangan hati,

keyakinan, keikhlasan menerima takdir Atjeh, A. 1993. Pengantar Ilmu Tarekat: Tuhan, kesiapan menghadapi kematian dan

Kajian Historis tentang Mistis. Solo: tidak lagi memprioritaskan urusan dunia. Ramadhani. Dampak yang muncul dalam perilaku adalah

kedisiplinan, komitmen dan konsistensi Basiroh, L. (2007). Hubungan antara dalam beribadah.

Penerimaan Diri Dengan Kesepian Pada Lanjut Usia. Skripsi. Tidak Saranditerbitkan. Yogyakarta: Fakultas Peneliti mengajukan beberapa saran Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.sebagai berikut:

1. Kepada para lansia dan masyarakat, suluk Bastaman, H. D. (1996). Meraih Hidup dapat menjadi pertimbangan untuk

Bermakna. Jakarta: Paramadina. mengisi waktu-waktu luang dengan kegiatan yang sangat bermanfaat

Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi: Psikologi meningka tkan sp i r i tua l i t a s dan Untuk Menemukan Makna Hidup dan religiositas menuju masa tua yang tenang Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT. dan bahagia. Raja Grafindo Persada. 2. Kepada peneliti selanjutnya, agar bisa

memperkaya kajian tasawuf dalam Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif. penelitian-penelitian selanjutnya. Lebih

Jakarta: Kencana. konkritnya, agar penelitian ini bisa

Makna Suluk pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 50: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

50

Sosial dengan Tingkat Depresi pada C h a t i j a h , S . ( 2 0 0 7 ) . P e r b e d a a n Lansia di Kelurahan Daleman, Tulung,

Kebermaknaan Hidup Pada Lanjut Klaten. Skripsi. Tidak diterbitkan. Usia yang Tinggal Bersama Keluarga Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan dan Tinggal di Panti Wredha. Skripsi. U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h Tidak diterbitkan . Yogyakarta: Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Huda, M. J. N. (2009). Imajinasi Identitas

Sosial Komunitas Reog Ponorogo. Departemen Agama RI. (2007). Al-Qur'an Ponorogo: Tips.

dan Terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro. H u r l o c k , E . B . ( 2 0 0 2 ) . P s i k o l o g i

Perkembangan: Suatu Perkembangan Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Sepanjang Rentang Kehidupan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta: Erlangga.

Fitri, M. (2010). Handout Psikodiagnostika: Idrus, M. (2007). Metode Penelitian Ilmu-O b s e r v a s i d a n Wa w a n c a r a . ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Kuantitatif). Yogyakarta: UII Press. Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Koeswara, E. (1992). Logoterapi:

Psikoterapi Victor Frankl. Bandung: Frankl, V. (2003). Logoterapi. Terapi Eresco.

Psikologi Melalui Pemaknaan Eksisitensial. Yogyakarta: Kreasi Moleong, L. J. (2010). Metodologi Wacana. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Gumilar, F. U. (2008). Hubungan Antara

Kebersyukuran dan Kebermaknaan Monks, F.J., Knoers, A.M.P, & Haditono. Hidup. Skripsi. Tidak diterbitkan. S.R. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Yogyakarta: UGM Press. Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Mujib, A. dan Mudzakir, J. (2002). Nuansa-

Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Hambali. (1968). Risalatul Mubarokah. Raja Grafindo Persada.

Kudus: Menara Kudus. Munifah. (1988). Tinjauan Hukum Islam

Handayani, P. (2009). Hubungan Kecerdasan terhadap Aktifitas Suluk Thariqat Spiritual Dengan Penerimaan Diri Naqsyabandiyah Doktren Al-Mashur pada Lanjut Usia di Kampung Bandar Popongan Delanggu Klaten. Risalah. Agung Kecamatan Terusan Nyunyai Tidak d i te rb i tkan . Surakar ta : Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Universitas Nahdlotul Ulama. Lampung. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Permatasari, R. F. (2010). Dinamika Universitas Ahmad Dahlan. Penerimaan Diri pada Lansia Penderita

Diabetes Milletus Tipe II. Skripsi. Hawari, D. (2004). Al-Qur'an: Ilmu Tidak diterbitkan. Yogyakarta:

Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Fakultas Ilmu Sosial Humaniora Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Universitas Islam Negeri Sunan Yasa. Kalijaga.

Hidayati, L. N. (2009). Hubungan Dukungan Rochmah, E .Y. (2005) . Psikologi

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 51: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

51

Perkembangan. Ponorogo: STAIN Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Ponorogo Press. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta. Sa id , F. (1996) . Hakikat Tar ika t

Naqsyabandiyah. Jakarta: PT. Al- Van Bruinessen, M. (1992). Tarekat Husna Zikra. Naqsyabandiyah di Indonesia.

Bandung: Mizan. Santrock, J. W. (2007). Life Span

Development. Jakarta: Erlangga. Wahyuni, S. (2011). Studi Kasus: Makna Hidup pada Waria. Skripsi. Tidak

Schultz, D. (1994). Growth Psychology: diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Models of The Healty Personality: Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Penerjemah: Yassin, S.S. (2008). Karakteristik Wanita Yustinus. Yogyakarta: Kanisius. Lanjut Usia di Panti Jompo Aisyiyah

Surakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan. Shafii, M. (2004). Psikoanilisis dan Sufisme. Yogyakarta: Fakultas Psikologi

Yogyakarta: Campus Press. Universitas Ahmad Dahlan.

Shihab, M. Q. (2007). Tafsir Al-Misbah: Zaen, M.A. (2011). Hubungan Baiat dan Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Suluk dengan Pendidikan Kesabaran Qur'an. Jakarta: Lantera Hati. Tarekat Syadziliyah. Tesis. Tidak

diterbitkan. Surakarta: Pascasarjana Siroj, S. A. (2006). Tasawuf sebagai Kritik Universitas Nahdhotul Ulama.

Sosial. Bandung: MIZAN. http://pranaindonesia.wordpress.com/artikel/waspadai-depresi-pada-lansia/ diakses tanggal 6 Juli 2011 pukul 11.35 WIB.

Makna Suluk pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 52: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

52

Misykah N. Birohmatika & R. Rachmy Diana

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 53: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

53

Keterlibatan atlet muda dalam dimilikinya. Menurutnya, antara otak dan kompetisi bertaraf nasional ini tidak terlepas otot memiliki kedekatan, jika otot terlatih dari kemampuan psikologis yang sehat pada dengan baik, sirkulasi darah dalam tubuh atlet muda itu sendiri. Kesuksesan dalam juga berlangsung baik. Artinya, oksigen dan k o m p e t i s i m e r u p a k a n h a s i l d a r i gula darah akan beredar secara baik ke dalam perencanaan, kerja kerjas dan komitmen, otak.serta latihan yang berdisiplin tinggi. Penampilan yang ditunjukkan oleh Aktivitas fisik yang dirancang dengan baik, para atlet muda dalam kompetisi ini sangat program latihan yang berlangsung dalam dipengaruhi oleh aspek psikologis yang baik jangka waktu yang panjang dapat pada setiap individu. Pengembangan menampilkan prestasi yang cemerlang. Hal penampilan individu dalam aspek ini selaras dengan pendapat Siddik psikologisnya seperti perasaan percaya diri (http://www.koni.or.id) bahwa dalam (self confidence), kegembiraan, harga diri, melatih atlet-atlet muda harus dengan pengalaman merasakan pecapaian prestasi, seksama memperhatikan dan memahami pengakuan dari teman sebaya. Sebaliknya, prinsip-prinsip latihan yang dikaji dalam jika individu mendapatkan pengalaman yang i lmu faal , teori pertumbuhan dan negatif dalam berolahraga, maka aspek perkembangan anak, psikologi, nutrisi dan psikologi pun dapat berkembang secara pedagogik agar prestasi puncak dapat dicapai negatif. Penilaian negatif, frustrasi, agresi sesuai dengan rencana. Pasiak (2004) dan tidak percaya diri akan muncul. mengungkapkan dalam salah satu metode A n c o k d a n S u r o s o ( 2 0 0 8 ) ALISSA, yaitu latihan fisik motorik dapat mengungkapkan bahwa setiap pribadi meningkatkan olah otak individu yang diharapkan memiliki sejenis virus yang memfungsikan kecerdasan emosi yang berisi sifat rajin, suka bekerja keras, kalau

AbstractThe aim of this study is to analyze the correlation between self confidence and achievement motivation, and also to find out the impact of self confidence on

thathletes' achievement motivation while facing the 18 PON. Subjects in this research are 99 young athletes from Riau, male and female, that are going to face

ththe 18 PON in 2012. This study is modify Moore's Self Confident Scale and Falah Yunus' Achivement Motivation Scale. This study use Pearson's Product Moment Correlation to examine whether there is a correlation between self confidence and

thathletes' achievement motivation, while facing the 18 PON in 2012. This study also use the Regression Analysis to find out the impact of self confidence on

thathletes' achievement motivation while facing the 18 PON. Data analysis shows r= 0.371 and p = 0.000 (p < 0.001) which means that there is a very significant positive correlation between self confidence and achievement motivation. From the result of the study, we can conclude that self confidence has impact on achievement motivation.

Keywords: self confidence, achievement motivation

MOTIVASI BERPRESTASI ATLET MUDA DALAM MENGHADAPI

PEKAN OLAHRAGA NASIONAL TAHUN 2012

DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

Syarifah Farradinna

Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Pekanbaru

Email: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 54: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

54

mengerjakan sesuatu ingin melakukannya daerah nya. Dengan demikian, tekanan dan dengan sebaik-baiknya, serta selalu ingin tanggung jawab atlet muda Riau lebih berat berbuat yang lebih baik dibanding yang dari kompetisi biasanya, untuk itu dengan pernah diperbuat di masa-masa sebelumnya. kepercayaan diri terhadap diri dapat menjadi Dengan kata lain atlet diharapkan suatu hal terpenting dalam memotivasi atlet mempunyai motif berprestasi (need for mencapai prestasi yang diharapkan oleh achievement) yang tinggi. masyarakat Riau. Adapun tujuan penelitian

M c C l e l l a n d ( U y u n , 1 9 9 8 ) ini untuk menganalisis hubungan antara menambahkan bahwa individu yang Kepercayaan Diri dengan Motivasi mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan Berprestasi, sekaligus untuk mengetahui mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa sejauh mana Peran Kepercayaan Diri percaya diri yang tinggi, lebih ulet, lebih giat terhadap Motivasi Berprestasi atlet dalam dalam melaksanakan suatu tugas , menghadapi PON Ke-18 tahun 2012. Secara mempunyai keinginan untuk menyelesaikan teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk tugasnya dengan baik. Oleh karena itu mengembangkan teroi psikologi sosial, prestasi yang dicapai biasanya akan lebih psikologi olah raga, terutama mengenai baik daripada individu yang rendah motif kepercayaan diri dan motivasi berprestasi. berprestasnya. Individu akan lebih tahan Secara praktis, hasil penelitian ini dapat terhadap tekanan-tekanan sosial, lebih suka digunakan untuk mengembangkan potensi memilih teman sekedar teman akrab, dalam atlet dalam menghadapi kompetisi nasional bertindak selalu mempertimbangkan resiko maupun international sehubungan dengan tingkat sedang. k e p e r c a y a a n d i r i d a n m o t i v a s i

Motif berprestasi atlet dipengaruhi berprestasinya. faktor-faktor internal dan eksternal. Berdasarkan penjelasan di atas dapat Kepercayaan diri individu dapat berasal dari dirumuskan hipotesis bagi penelitian ini berbagai media, khususnya perhatian yang adalah ada hubungan positif antara diberikan oleh pelatih dan tim nya dalam Kepercayaan Diri dengan Motivasi meningkatkan kemampuan dalam setiap Berprestasi pada Atlet Muda dalam penampilan anak. Sebaliknya, ketika pelatih Menghadapi PON Ke-18 Tahun 2012.tersebut tidak memberikan dukungan sosial tendensi seorang individu untuk mengambil METODE PENELITIANpe ran dan kon t r ibus i nya da l am pertandingan. David dan Palladino (Thomas Subjek Penelitian& Kring, 1996) menjelaskan rendahnya Subjek penelitian adalah sumber kepercayaan diri individu menyebabkan utama data penelitian, yaitu yang memiliki rendahnya motivasi , menunjukkan data mengenai variabel-variabel yang rendahnya persepsi terhadap kemampuan diteliti. Apabila subjek penelitiannya dirinya dan tidak dapat mengembangkan diri terbatas dan masih dalam jangkauan sumber dari metode pelatihan yang diberikan oleh daya, maka dapat dilakukan studi populasi pelatihnya. yaitu mempelajari seluruh subjek secara

Trenz (h t tp : / /www.koni .o r. id ) langsung (Azwar, 1998). menambahkan bahwa dukungan terbesar Pada penelitian ini, teknik sampling para atlet adalah pelatih yang memberikan yang digunakan dalam menentukan subjek lingkungan nyaman dan memeberikan penelitian adalah dengan menggunakan motivasi yang besar terhadap atlet dalam hal teknik quota sampling. Alasan dengan proses belajar dan termotivasi mencapai menggunakan teknik ini adalah karena suatu prestasi. Setiap atlet muda harus sulitnya menemukan atlet-atlet yang telah memiliki suatu keinginan dan mencapainya, direkomendasikan sebagai atlet yang akan memiliki keinginan untuk menyelesaikan mengikuti Pekan Olahraga Nasional ke-18 dengan keberhasilan setiap tanggung jawab tahun 2012.yang mereka miliki, yaitu sebagai atlet muda yang mewakili dan membawa nama bagi

Syarifah Farradinna

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 55: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

55

Metode dan Alat Pengumpulan Data Berdasarkan hasil penelitian deskripsi Pengumpulan data dilakukan dengan statistik diperoleh rentangan skor bagi skala

menggunakan skala. Skala digunakan untuk kepercayaan diri Atlet berkisar antara 69 mengungkapkan data yang berupa konstrak sampai 134 berdasarkan data empiris. Dari psikologis, yaitu skala kepercayaan diri dan skor ini pula diperoleh rerata/mean 111,2323 skala motivasi berprestasi. Hasil try out alat dengan Standard Deviasi 12,20641. ukur menunjukkan bahwa skala kepercayaan Sedangkan skala Motivasi Berprestasi diri memiliki koefisen alpha 0.911. Hasil try berkisar antara 22 sampai 52 berdasarkan out alat ukur juga menunjukkan bahwa skala data empiris. Dari skor ini pula diperoleh motif berprestasi memiliki koefisien alpha rerata 43,6667 dengan Standard Deviasi 0.773. 5,48281.

Penggunaan skala model Likert telah 1. Skala Motivasi Berprestasidimodifikasi dengan menghilangkan Berdasarkan skor yang ditetapkan dan jawaban tengah. Dengan demikian, pada jumlah item skala, maka secara hipotetik setiap skala yang disusun hanya terdapat variabel ini memiliki jarak sebaran 32, empat alternatif jawaban yang ditawarkan. sedangkan standar deviasinya sebesar 10

dengan mean sebaran sebesar 36. kategori ini Metode Analisis Data dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Analisis data penelitian yang sudah Tabel 2.Kriteria Penilaian Skala diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara Motivasi Berprestasimengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat ditafsirkan. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah korelasi product moment dari Karl Perason dan analisis regresi untuk mencari seberapa besar sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantung.

HASIL PENELITIANDeskripsi Subjek Berdasarkan tabel diatas di simpulkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa subjek dalam peneltiian ini memiliki terdapat 99 subjek penelitian yang dilakukan tingkat motivasi berprestasi yang rendah, dengan quota sampling. Mereka adalah atlet dengan menunjukkan nilai mean sebesar 36.Propinsi Riau yang akan mengikuti Pekan 2. Skala Kepercayaan DiriOlahraga Nasional 2012. Berdasarkan skor yang ditetapkan dan

Quota Sampling adalah salah satu jumlah item skala, maka secara hipotetik teknik dengan melakukan pengambilan variabel ini memiliki jarak sebaran 93, sampel kepada sejumlah kuota sampel dari sedangkan standar deviasinya sebesar 20.5 populasi dan menghentikan pengambilan dengan mean sebaran sebesar 637.5. kategori setelah quota terpenuhi. ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel1. Karakteristik Jumlah Subjek Tabel 2. Kriteria Penilaian Skala Kepercayaan Diri

Cabang Olahraga Total Atletik 25 Tinju 14

Pencak Silat 20

Taekwondo 20

Panahan 20

Total

99 orang

Kategorisasi

Skor Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

X = 51.890 46.40< X = 51.890

40.925 < X = 46.408

35.442 < X = 40.925

X = 35.442

Kategorisasi

Skor

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

X = 129.54

117.335< X = 129.54

105.1290<X=117.335

92.922<X= 105.129

X = 92.922

Motivasi Berprestasi Atlet Muda dalam Menghadapi Pekan Olahraga Nasional Tahun 2012 Ditinjau dari Kepercayaan Diri

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 56: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

56

Berdasarkan tabel di atas disimpulkan bahwa lain.subjek dalam peneltian ini memiliki tingkat Kepercayaan Diri yang Sangat Rendah, PEMBAHASANdengan menunjukkan nilai mean sebesar 87.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kepercayaan diri berpengaruh terhadap motif Uji Normalitas berprestasipara atlet. Kepercayaan diri

Uji asumsi pada penelitian ini terdiri merupakan aspek kepribadian manusia yang dari uji normalitas dan uji linearitas, yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan merupakan syarat untuk dilakukan pengujian po t ens i yang d imi l i k inya . Tanpa korelasi. kepercayaan diri, banyak masalah akan

Berdasarkan hasil yang diperoleh timbul pada manusia. Kepercayaan diri bahwa perhitungan Kolmogorov – Smirnov berarti percaya pada diri sendiri, walaupun Z (K-Sz) terhadap variabel motivasi memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam berprestasi menghasilkan K-Sz sebesar ilmu dan pengetahuan, namun individiu 0.879 dengan p = 0.422 (p > 0.05), sedangkan memiliki kekuatan dalam bidang-bidang p a d a Va r i a b e l K e p e r c a y a a n D i r i tertentu lainnya, sehingga mampu menutupi menunjukkan perolehan K-Sz sebesar 1.378 keterbatasan tersebut. Untuk itu individu dengan p = 0.045 (p>0.01) sehingga hasil ini menjadi tetap merasa percaya diri. menunjukkan bahwa kecua variabel tersebut Moore (1952) menjelaskan bahwa memiliki distribusi normal. kepercayaan diri berarti persepsi percaya

pada dirinya sendiri, pengetahuan terhadap Uji Linearitas suatu keterbatasan dan suatu kekuatan,

Uji linearitas dilakukan pada masing- kemampuan meyakini pada saat dihadapkan masing variabel, perhitungan linearitas pada suatu situasi tertentu. Menurutnya, pene l i t ian in i menunjukkan has i l kepercayaan diri dapat menjadi trademark perhitungan Anova Regression untuk dari proses perkembangan kepribadian. Motivasi berprestasi dan Kepercayaan Diri Kepercayaan diri pula memiliki peran yang menghasilkan nilai F= 2.921 dengan nilai p = penting dalam menentukan individu layak 0.00 (p<0.01) dengan demikian hasilnya atau tidaknya menjadi seorang pemimpin. signifikan. Namun selain daripada itu, kepercayaan diri

sangat dipengaruhi oleh gaya pengasuhan Uji Hipotesis orangtua, yang mana dalam hal ini gaya

Uji Hipotesis dalam penelitian ini pengasuhan demokratis menjadi salah satu adalah dengan menggunakan teknik analisis dasar dari terbentukan kepercayaan diri dan k o r e l a s i p ro d u c t m o m e n t . Ya n g berani melakukan kompetisi, karena hal ini menunjukkan ada korelasi positif antara bergantung kepada cara pandang individu motivasi berprestasi dengan kepercayaan diri terhadap dirinya dalam kehidupan sehari-yang bernilai sebesar r = 0.371, p=0.000 hari.(p<0.01) yang berarti Sangat signifikan. Kepercayaan diri sebagai esensi Dengan demikian hipotesis dari penelitian kualitas, sebagaimana diungkapkan Moore ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan (1952), merupakan penentu kemampuan positif antara Motivasi Berprestasi dengan sesorang dalam menggunakan pengetahuan, Kepercayaan Diri Pada Atlet. tanpa mempertimbangkan beberapa hal.

Oleh karena itu, menurut Rini (2002), Uji Sumbangan Efektif individu yang mempunyai kepercayaan diri

Hasil dari uji sumbangan efektif pada akan menunjukkan indikasi sebagai berikut:penelitian ini menunjukkan nilai R=0.371 dengan R2= 0.137, yang berarti Kepercayaan Diri memberikan sumbangan sebesar 13.7% terhadap motivasi berprestasi pada Atlet. Sedangkan 86.5% lainnya berasal dari faktor

a. Percaya akan kompetisi atau kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan ataupun rasa hormat orang lain.

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan

Syarifah Farradinna

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 57: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

57

sikap konformitas demi diterima oleh rasa rendah diri atau rasa sulit orang lain atau kelompok menyesuaikan diri.

c. Berani menjadi diri sendiri d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai d. Punya pengendalian diri yang baik aspek kehidupan dengan menggunakan

(emosinya stabil) segala kelebihan yang ada pada dirinya.e. Memiliki internal locus of control Dalam olahraga, kepercayaan diri

memandang keberhasilan atau kegagalan, merupakan salah satu faktor psikologi yang tergantung dari usaha sendiri dan tidak paling menentukan atlet dalam mencapai mudah menyerah pada nasib atau kemenangan. Velley (Fletz, 1988). keadaan, serba tidak bergantung atau Menjelaskan tentang kebutuhan untuk ikut mengharapkan bantuan orang lain. dalam kompetisi agar memberikan

f. Mempunyai cara pandang yang positif penampilan yang terbaik, sebagai bentuk terhadap diri sendiri, orang lain, dan orientasi diri terhadap kemampuannya, dan situasi di luar dirinya sebuah kemenangan sebagai suatu konsep

g. Memiliki harapan yang realistis terhaap ego yang ingin di penuhi. Seorang atlet akan diri sendiri, sehingga ketika harapan itu melakukan keduanya sekaligus, yaitu tidak terwujud dapat tetap mampu pangalaman meraih kemenangan dan melihat sisi positif dirinya dan situasi keinginan menunjukkan kemampuan diri.yang terjadi. Perilaku individu tidak berdiri sendiri,

Kepercayaan diri adalah keyakinan selalu ada hal yang mendorongnya dan pada suatu keberhasilan yang dapat dicapai tertuju pada suatu tujuan yang ingin melalui berbagai pekerjaan dengan sikap dicapainya. Tujuan dan faktor pendorong ini y a n g o p t i m i s . K e p e r c a y a a n d i r i mungkin disadari oleh individu, sesuatu menunjukkan korelasi yang signifikan yang konkrit ataupun abstrak. Kekuatan dengan kemampuan performan olahraga, yang menjadi pendorong kegiatan individu namun demikian terdapat hubungan kausal. disebut motivasi, yang menunjukkan suatu Bandura menggunakan istilah self efficacy kondisi dalam diri inidividu tersebut untuk menggambarkan keyakinan diri melakukan kegiatan mencapai sesuatu sebagai salah satu perilaku dalam mencapai tujuan. Motivasi terbentuk oleh tenaga-keberhasilan (contohnya pada performansi tenaga yang bersumber dari dalam dan luar olahraga), yang mana perilaku ini diri individu (Sukmadinata, 2005).menghasilkan suatu keluaran yang berkaitan Menurut beberapa ahli motivasi dengan kepercayaan diri seseorang untuk merupakan kekuatan yang memberikan mencapainya (Fletz, 1988). energi, menyokong dan perilaku yang

Berdasarkan sumber diketahui dilakukan secara langsung untuk mencapai dukungan sosial yang berpengaruh terhadap tujuan (Eggen & Kauchak, 2007; Brophy, rasa percaya diri adalah hubungan dengan 2004; Pintrich &Schunk, 2002) dan beberapa orang tua dan hubungan dengan teaman peneliti pun telah menemukan hubungan sebaya. Menurut Hakim (2002), secara garis yang positif dan kuat antara motivasi dengan besar terbentuknya rasa percaya diri yang pencapaian atau prestasi. kuat ada 4, yaitu: Motivasi yang ada pada anak-anak a. Terbentuknya kepribadian yang baik dapat dilihat dari proses belajar dalam

sesuai dengan proses perkembangan yang mencapai sesuatu dari sekolahnya. melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. Teknologi pendukung, dasar pembelajaran

b. Pemahaman seseorang terhadap dan pemenuhan kebutuhan. Motivasi kelebihan-kelebihan yang dimilikinya menurut Eggan dan Khauchak (2007) serta dan melahirkan keyakinan kuat untuk menurut Pintrich dan Schunk (2002) dapat bias berbuat segala sesuatu dengan digambarkan dengan dua kategori:memanfaatkan kelebihan-kelebihannya. 1. Extrinsic Motivation, yaitu motivasi

c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang yang digunakan pada aktivitas dalam terhadap kelemahan-kelemahan yang menyelesaikan sesuatu sampai selesai. dimilikinya supaya tidak menimbulkan Contohya; pelajar yang belajar dengan

Motivasi Berprestasi Atlet Muda dalam Menghadapi Pekan Olahraga Nasional Tahun 2012 Ditinjau dari Kepercayaan Diri

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 58: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

58

keras untuk tes yang akan dilakukan, karena individu yakin dengan belajar akan mendapatkan nilai yang tinggi dalam menyelesaikan tesnya tersebut.

2. Intrinsic Motivation, yaitu motivasi yang dipengaruhi oleh dari dalam diri individu dalam menyelesaikan pekerjaan untuk kepentingannya. Contohnya ketika individu ingin mengerti tentang pelajaran dan individu kemudian belajar karena dengan mengerti dengan pelajarannya akan menguntungkannya.

Atkinson dan Atkinson (1996) mengemukakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang menguatkan perilaku dan memberikan arahannya. Chaplin (1997) juga mengemukakan motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme yang membangki tkan . Mengelo la , mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu tujuan.

baik daripada sebelumnya dan selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Kebutuhan akan pencapaian sangat dipengaruhi oleh keinginan untuk berusaha mencapai kesuksesan. Haasen dan Shea (Zenzen, 2002) bahwa ketika seseorang tumbuh motivasidalam dirinya, hal ini mengimplikasikan suatu potensi kekuatan dalam dirinya untuk melakukan suatu aktualisasi diri. Potensi ini didasari oleh intensitas kebutuhan untuk mencapai sesuatu. Seseorang yang memiliki intrinsik motivasi dengan belajar dan latihan, dalam mencapai tujuannya, selain itu mereka tidak membutuhkan penghargaan dan hadiah, merasa puas mengetahui bahwa apa yang dilakukan saat ini (belajar dan latihan) akan memberikan benefit di masa depannya.

Berdasarkan para ahi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan

memperoleh sebuah kemenangan pada apa Motivasi berprestasi atau pencapaian yang telah menjadi tujuannya, selain itu

merupakan persepsi individu pada McClelland menambahkan beberapa faktor kemungkinannya terhadap suatu pencapaian yang sangat mempengaruhi motivasi dan satu tugas yang dirasakan membutuhkan pencapaian prestasi, yaitu tingkat kecerdasan suatu prestasi atau pencapaian dan (IQ) dan kepribadian. Orang yang memiliki ditakutkan gagal dalam mencapainya. motivasi berprestasi tinggi, jika memiliki Menurut Zenzen (2002), kedua hal tersebut kecerdasan yang memadai dan ditunjang merupakan emosi yang kuat dan dapat oleh kepribadian yang matang akan mampu memberikan pengaruh yang besar bagi mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini seorang individu dalam mengambil dapat dijelaskan bahwa IQ merupakan keputusan untuk menerima atau tidak potensi yang dimiliki seseorang dan bertanggung jawab terhadap hal tersebut. kepribadian merupakan kemampuan untuk

Menurut Maslow, orang dewasa secara mengintegrasikan fungsi psikofisik yang normal memuaskan dirinya kira 85% sangat menentukan dir inya dalam kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa menyesuaikan diri terhadap lingkungan.aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan harga diri serta PENUTUP10% dari kebutuhan aktualisasi diri. Studi Simpulan motivasi yang cukup terkenal dilakukan oleh Berdasarkan hasil penelitian yang David McClelland (1961) menjelaskan salah telah dilakukan ini, dapat disimpulkan satu nya adalah Need for Achievment, yaitu bahwa terdapat hubungan positif yang sangat kebutuhan untuk berprestasi sebagai refleksi signifikan antara Motivasi berprestasi dari dorongan akan tanggung jawab untuk dengan Kepercayaan diri atlet dalam memecahkan masalah. Seseorang yang menghadapi PON ke-18 tahun 2012. Selain memiliki kebutuhan berprestasi tinggi itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cenderung untuk bertindak dan mengambil motivasi berprestasi atlet dalam menghadapi keputusan dengan penuh resiko. Kebutuhan PON ke-18 tahun 2012 termasuk dalam berprestasi merupakan dorongan untuk kategori Rendah, dan Kepercayaan diri melakukan tindakan atau pekerjaan lebih menunjukkan kategori Sangat Rendah.

Syarifah Farradinna

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 59: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

59

Saran Feltz, D. L. (1988). Self-Confidence and Dengan demikian perlu dilakukan Sport Performance. Michigan State

sua tu upaya un tuk meningka tkan Universitykepercayaan diri atlet agar dapat lebih memiliki motivasi dalam mencapai prestasi Hadi, S. (2000). Statistik. Yogyakarta: Andi diajang olahraga terbesar di Indonesia, yang Offset.dilaksanakan di Provinsi Riau pada tahun 2012. Moore, B.M. (1952). Self-Confidence for

D i s a r a n k a n k e p a d a p e n e l i t i competence. Educational Leadershipselanjutnya untuk memperhatikan faktor-faktor lain sebagai pendukung dalam Pasiak, T. (2004). Membangunkan raksasa meningkatkan Motivasi Berprestasi, seperti, tidur: Otimalkan kemampuan otak kommunikasi interpersonal pelatih dengan anda dengan metode ALISSA. atlet, dan sebagainya. J A K A R T A : P T . G r a m e d i a

Pustaka Utama.DAFTAR PUSTAKA

Siddik, D. Z. (2006). Panduan pelatihan Ancok, D. & Suroso. (2008). Psikologi olahraga untuk usia sekolah.

Islami: Solusi Islam atas Problem- http://www.koni.or.id/files/documenproblem Psikologi. Yogyakarta: ts/journal/1.Panduan-Pelatihan-Pustaka Pelajar. Olahraga-Untuk-Usia-Sekolah-(6-

18Tahun).pdf), diakses tanggal 10 Atkinson, R & Atkinson. R.L. (1996). Januari 2009

Pengantar Psikologi. Jakarta: PT. Erlangga Sukmadinata, N. S. (2005). Landasan

Psikologi Proses Pendidikan. Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Bandung; PT. Rosdakarya.

Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Uyun, Q. (1998). Religiusitas dan Motif

Berprestasi Mahasiswa. Jurnal Chaplin, J.P. (1996). Kamus Pengantar Psikologika 3, (6), 45-54.

Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo.Thomas, E & Kring, J. (1996). Anxiety and

Eggen, P & Kauchak, D. (2007). Educational self-confidence in relation to P s y c h o l o g y ; W i n d o w s o n individual and team sports and Classrooms. Pearson International reevaluat ion . Empor ia s ta te Edition. University.

Feltz, D. & Lirgg, C.D. (2001). Self Efficacy; Zenzen, T.G. (2002). Achievement Belief of Athletes, Teams and Coach. Motivation. A Research Paper. Michigan: State University and Wisconsin-Stout University of Arkansas

Motivasi Berprestasi Atlet Muda dalam Menghadapi Pekan Olahraga Nasional Tahun 2012 Ditinjau dari Kepercayaan Diri

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 60: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

60

Syarifah Farradinna

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 61: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

61

Pakaian merupakan salah satu dari terkait dengan pakaian.sekian banyak nikmat Allah Subhaanahu wa Dalam Islam, wanita diperintahkan Ta'aala yang wajib dipuji dan disyukuri oleh untuk ber-hijab. Dikemukakan oleh Al-setiap manusia. Dengan adanya pakaian, Fauzan (2006) bahwa seorang wanita manusia mendapatkan manfaat yang banyak yang menutupi badannya dari yakni untuk menutupi aurat, melindungi (pandangan) laki-laki yang bukan tubuh dari terik panas ataupun dingin, serta mahram-nya disebut ber-hijab. Adapun memperindah penampilan seseorang. hijab yang akan dibahas lebih lanjut Dengan menyadari bahwa pakaian oleh peneliti adalah cadar atau niqaab, merupakan suatu nikmat, sudah sewajarnya yaitu kain penutup wajah atau sebagian dari manusia memuji Allah SWT dan wajah dengan hanya menampakkan kedua mensyukuri nikmat yang telah diberikan mata. Pengambilan keputusan untuk tersebut. Salah satu bentuk dari syukur atas memakai cadar itu sendiri dianggap sebagai nikmat pakaian adalah dengan s uatu pilihan dan kebebasan individu menjalankan hukum syari'at yang sehingga wanita yang memakai cadar diperintahkan oleh Allah SWT dan memiliki hak untuk tetap memakai cadarnya disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW t a n p a a d a y a n g m e l a r a n g a t a u

AbstractThis study aims to find out and understanding the decision making process on moslem women wearing the face veil (niqaab) and the factors influences moslem women wearing the face veil. The theory used in this study based on the decision making process theory which proposed by Gitosudarmo and Sudita (1997). Total respondents in this study are two moslem women in the aged of 20 to 25 years old, unmarried, wearing the face veil for at least one year, and the first time using the face veil is when still registered as an active student at a particular university in Yogyakarta. The data collection methods used in this study were interviews using an interview guide during the interview process. This study found that the two respondents had been going through the decision making process that similar to the theory propounded by Gitosudarmo and Sudita (1997) which includes setting the goals, identifying problems, developing various solutions alternative, evaluation on various solutions alternative that have been developed and choose an alternative that has been evaluated, implementing the decisions, evaluation upon the implemented decision, monitoring and perform corrective action. Despite all two respondents had known the consequences (risk) that will be encountered, both respondents continue to implement the decision because of the higher achievement or expectations, i.e. preserve their modesty, minimizing the possibility of individuals to cause other people immoral behavior, wanted to became a better person, expect Allah's blessings and to be put in paradise with variety of pleasures in it and so on. Sometimes, the decision was also implemented to avoid something worse that might happen later in the future which is severe consequences (risk) in the hereafter (aakhirah).

Keywords: decision making process, face veil (niqaab)

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMAKAI

CADAR PADA MUSLIMAH

FitrianiYulianti Dwi Astuti

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam IndonesiaEmail: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 62: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

62

menentangnya. Meskipun pengambilan solusinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk keputusan untuk memakai cadar dianggap mengetahui dan memahami proses sebagai suatu pilihan dan kebebasan pengambilan keputusan untuk memakai individu, beberapa muslimah yang telah cadar pada muslimah. Selain itu, penelitian mengambil keputusan untuk memakai cadar ini juga ingin memahami lebih jauh seringkali tidak luput dari berbagai hinaan, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penolakan dan pelarangan atau anti-cadar muslimah untuk memakai cadar.yang terjadi di beberapa negara, termasuk di Dermawan (2006) mengemukakan Indonesia. bahwa manusia adalah pembuat keputusan

Ada sebagian masyarakat Indonesia (decision-making man) , pengambil yang menerima muslimah pengguna cadar, keputusan, penentu atas sebuah pilihan dari ada yang bersikap netral, serta ada pula yang sejumlah pilihan. Pengambilan keputusan menolak, melarang, hingga menghina terjadi setiap saat sepanjang hidup manusia. muslimah yang memakai cadar karena Kehidupan manusia adalah kehidupan yang dianggap sebagai sesuatu yang aneh, asing selalu diisi oleh peristiwa pengambilan dan berlebih-lebihan. Bahkan, pada sebagian keputusan. Pernyataan serupa dikemukakan masyarakat mulai berkembang prasangka oleh Suharnan (2005) bahwa setiap hari negatif bahwa setiap muslimah yang orang terlibat di dalam tindakan membuat memakai cadar terkait dengan aliran sesat keputusan atau decision making, bahkan tertentu serta prasangka negatif bahwa setiap mungkin harus dilakukan beberapa kali. muslimah yang memakai cadar terkait Mulai dari masalah-masalah yang sederhana dengan terorisme. Prasangka negatif yang sampai dengan masalah-masalah yang ditujukan pada setiap muslimah yang kompleks dan menuntut pertimbangan memakai cadar tersebut semakin merebak banyak serta mendalam. Aktivitas semenjak media menyorot aksi teror yang pembuatan keputusan sering dilakukan dilakukan segelintir orang dengan orang baik disadari atau tidak disadari, sebab mengatasnamakan Islam dan jihad. Dalam di dalam kehidupan sehari-hari seseorang setiap pemberitaan, diperlihatkan para istri akan banyak menemukan situasi yang tidak pelaku teror bom tersebut memakai cadar. pasti (uncertainty).Sosok para istri dari pelaku bom bunuh diri Setiap keputusan mengandung yang sering ditampilkan di media tersebut konsekuensi-konsekuensi yang mungkin kemudian digeneralisasikan oleh sebagian terjadi dan harus dihadapi. Hal itu sejalan besar masyarakat dengan setiap muslimah dengan yang dikemukakan oleh Anderson yang memakai cadar disebabkan penampilan (Suharnan, 2005) bahwa pembuat keputusan luar yang sama, yaitu memakai cadar. Selain harus mempertimbangkan konsekuensi yang prasangka negatif, sebagian dari muslimah mungkin terjadi sebagai akibat keputusan-yang memakai cadar juga mendapatkan keputusannya. Konsekuensi keputusan kendala berupa penolakan dan larangan meliputi konsekuensi yang dapat terlihat memakai cadar dari pihak keluarga maupun langsung dan tidak langsung, jangka pendek dari peraturan yang diterapkan di beberapa dan jangka panjang, bagi diri sendiri dan fakultas dari perguruan tinggi-perguruan orang lain, dan keuntungan dan kerugian tinggi tertentu, baik yang tertulis maupun yang mungkin akan didapatkan. Menilai tidak. keputusan yang terbaik adalah hal yang sulit.

Pengambilan keputusan untuk Karena, pengambilan keputusan dilakukan memakai cadar bukanlah suatu hal yang pada masa kini, sedang hasil terlihat pada mudah dan terkadang memerlukan proses masa depan. Dengan kata lain, keputusan dengan waktu yang tidak sebentar. Hal itu yang diambil merupakan pilihan atas d i k a r e n a k a n s e b e l u m m e l a k u k a n peristiwa yang diharapkan akan terjadi, pengambilan keputusan untuk memakai dengan berdasarkan atas data masa lalu.c a d a r , s e o r a n g m u s l i m a h p e r l u Menurut Gitosudarmo dan Sudita m e m p e r t i m b a n g k a n k o n s e k u e n s i - (1997), tiga faktor utama dalam pengambilan konsekuensi yang akan dihadapi beserta keputusan yaitu:

Fitriani & Yulianti Dwi Astuti

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 63: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

63

1) Nilai individu pengambil keputusan. resiko. Dalam mengambil suatu Nilai-nilai individu pengambil keputusan ada orang yang senang keputusan merupakan keyakinan dengan resiko dan ada orang yang dasar yang digunakan seseorang jika tidak senang dengan resiko, dan ada ia dihadapkan pada permasalahan juga yang dikatakan netral terhadap dan harus mengambil suatu resiko. Orang yang senang dengan keputusan. Nilai-nilai ini telah r e s iko akan be rbeda da lam tertanam sejak kecil melalui proses mengevaluasi serangkaian alternatif belajar dari lingkungan keluarga dan maupun memilih suatu alternatif masyarakat. dengan mereka yang tidak senang

2) Kepribadian. Keputusan yang dengan resiko. Dalam keputusan diambil seseorang juga dipengaruhi investasi misalnya, orang yang oleh faktor psikologis seperti senang dengan resiko akan memilih kepribadian. Dua variabel utama alternatif investasi yang memberikan kepribadian yang berpengaruh hasil besar sekalipun dengan resiko terhadap keputusan yang dibuat, yang juga besar. Sementara ekstrim seperti idiologi versus kekuasaan dan lain mereka yang takut akan resiko emosional versus objektivitas. memilih alternatif investasi yang

3) Ideologi versus kekuasaan. Beberapa res iko kegagalannya rendah pengambil keputusan memiliki suatu sekalipun hasilnya juga rendah.orientasi ideologi tertentu, yang Adapun terkait dengan prosesnya, berarti keputusannya pada suatu G i t o s u d a r m o d a n S u d i t a ( 1 9 9 7 ) p e r a n g k a t p r i n s i p t e r t e n t u . menggambarkan proses pembuatan Sementara itu, pengambil keputusan keputusan sebagai berikut: penetapan tujuan, atau orang lain mendasarkan m e n g i d e n t i f i k a s i p e r m a s a l a h a n , keputusannya pada sesuatu yang mengembangkan berbagai alternatif solusi, secara politis akan meningkatkan melakukan evaluasi (penilaian) atas berbagai kekuasaannya secara pribadi. alternatif solusi yang telah dikembangkan

4) Emosional versus objektivitas. dan memilih sebuah alternatif yang telah Beberapa pengambil keputusan dievaluasi, melaksanakan keputusan, k a d a n g k a l a e m o s i o n a l n y a melakukan evaluasi (penilaian) atas mempengaruhi keputusan yang k e p u t u s a n y a n g d i l a k s a n a k a n , diambilnya. Emosional tersebut mengendalikan dan melakukan tindakan dapat berupa kecenderungan korektif. Mengacu pada hal tersebut, proses kep r ibad i an s e seo rang a t au pengambilan keputusan meliputi penetapan emosional yang berasal dari tujuan, mengidentifikasi permasalahan, kebutuhan akan perlindungan. mengembangkan berbagai alternatif solusi, Emosional dapat mempengaruhi cara mengevaluasi dan memilih sebuah alternatif, suatu permasalahan dianalisis, jenis melaksanakan keputusan, kemudian informasi dan alternatif yang mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah dipertimbangkan dalam proses diambil dan jika keputusan yang diambil pengambilan keputusan. Informasi dianggap kurang berhasil akan terjadi yang objektif diabaikan, dan pengulangan proses pengambilan keputusan. keputusan hanya didasarkan kepada Proses di atas ditunjukkan gambar berikut:perasaan saja. Sementara itu beberapa pengambil keputusan yang lain lebih objektif di mana mereka menghindari adanya kekeliruan persepsi tentang permasalahan maupun informasi yang berkaitan dengannya. Gambar 1. Proses Pengambilan

5) Kecenderungan dalam pengambilan Keputusan.

Proses Pengambilan Keputusan untuk Memakai Cadar pada Muslimah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

MengidentifikasiPermasalahan

Penetapan Tujuan

Evaluasi danPengendalian danTindakan Koreksi

Mengembangkan Berbagai Alternatif

Solusi

Evaluasi dan Memilih Sebuah

Alternatif

Melaksanakan Keputusan

Pengulangan

Page 64: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

64

Berdasar penje lasan d i a tas , Responden I memilih untuk mengabaikan pertanyaan penelitian yang hendak diajukan (tidak meninggalkan kajian Islam) meskipun adalah bagaimana proses pengambilan menemukan hal yang tak terduga (melihat keputusan untuk memakai cadar pada muslimah yang memakai cadar) karena sejak muslimah? awal Responden I memiliki tujuan mencari

ilmu agama yang murni untuk Allah tanpa METODE PENELITIAN adanya tendensi apapun. Adapun Responden

II, meskipun sejak awal memiliki keinginan Fokus penelitian ini adalah proses untuk memakai cadar, namun Responden II

pengambilan keputusan untuk memakai sempat merasa tidak nyaman ketika pertama cadar pada muslimah. Responden penelitian kali melihat muslimah yang memakai cadar ini adalah muslimah yang berusia antara 20 di tempat kajian Islam yang dihadiri karena hingga 25 tahun, belum menikah, telah k h a w a t i r t i d a k d i t e r i m a d e n g a n memakai cadar minimal satu tahun dan penampilannya yang berbeda dan merasa waktu pertama kali menggunakan cadar harus berbeda dalam bersikap dan bertutur adalah ketika masih tercatat sebagai kata. Selain itu, kedua responden juga mahasiswi aktif pada perguruan tinggi memiliki rasa penasaran yang sama yaitu tertentu di Yogyakarta. penasaran mengapa para muslimah

Metode pengumpulan data dalam memutuskan untuk memakai cadar. Rasa penelitian ini adalah wawancara dengan penasaran ini mendorong rasa ingin tahu dan menggunakan interview guide selama proses membuat kedua responden mencari wawancara berlangsung. Adapun jenis informasi di kemudian hari.wawancara yang akan dilakukan peneliti Faktor penghambat pertama dalam adalah wawancara terbuka (Overt pengambilan keputusan untuk memakai Interview). Wawancara dilakukan terhadap cadar pada kedua responden adalah persepsi dua orang muslimah yang dipilih secara awal. Pada responden I, persepsi awal purposive dengan kriteria yang telah Responden I didasarkan pada informasi masa ditetapkan sebagaimana dijelaskan lalu yang tidak sesuai dengan nilai yang sebelumnya. dianut. Pada awalnya, Responden I yang

Adapun metode analisis data yang menyukai kebersihan dan kerapian belum akan digunakan oleh peneliti adalah Metode merasa tertarik dan sama sekali tidak pernah Perbandingan Tetap (Constant Comparative membayangkan bahwa dirinya kelak akan Method). Dinamakan Metode Perbandingan melakukan pengambilan keputusan untuk Tetap atau Constant Comparative Method memakai cadar karena muslimah yang karena dalam analisis data, secara tetap pertama kali dilihat Responden I terlihat membandingkan satu datum dengan datum kurang rapi (pakaian tidak disetrika) dan yang lain, dan kemudian secara tetap terkesan kumuh. Sedangkan pada membandingkan kategori dengan kategori Responden II yang sebenarnya telah lainnya. Secara umum proses analisis memiliki ketertarikan untuk memakai cadar da tanya mencakup: reduks i da ta , meski belum mengetahui ilmu terkait cadar, kategorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri persepsi awal Responden II didasarkan atas dengan menyusun hipotesis kerja. penilaian awal bahwa muslimah yang

memakai cadar di tempat kajian Islam HASIL PENELITIAN DAN tersebut adalah ekstrim. Persepsi awal kedua

PEMBAHASAN responden yang menjadi penghambat Berdasarkan penelitian yang telah pertama dalam pengambilan keputusan

dilakukan, kedua responden sama-sama untuk memakai cadar kemudian berubah merasa terkejut karena tidak menyangka karena seringnya interaksi dengan muslimah akan melihat muslimah yang memakai cadar yang memakai cadar di tempat kajian Islam ketika menghadiri kajian Islam untuk yang dihadiri. Responden I melihat pertama kalinya. Meskipun terkejut, kedua muslimah yang memakai cadar di tempat responden sama-sama tidak merasa takut. kajian ternyata rapi dan bersih, berbeda

Fitriani & Yulianti Dwi Astuti

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 65: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

65

dengan informasi masa lalu yang dilihatnya. menjadikan orangnya mengurangi hak-hak Adapun Responden II, meskipun pada Allah Subhaanahu wa Ta'aala atau hak-hak awalnya Responden II menilai muslimah hamba-Nya, bukanlah s i fa t malu . yang memakai cadar di tempat kajian Islam Sebaliknya, itu merupakan kelemahan dan tersebut adalah ekstrim, Responden II mulai kerendahan.tertarik untuk menutup wajah seperti Meskipun mengetahui bahwa ketika muslimah yang dilihatnya dengan memakai memutuskan untuk memakai cadar seorang slayer. muslimah tidak luput dari hinaan dan

Selain karena adanya perubahan konsekuensi lainnya sebagai resiko dari persep i awal t e rka i t cadar, yang pengambilan keputusan untuk memakai menyebabkan kedua responden memutuskan cadar, namun keinginan untuk memakai untuk memakai cadar di kemudian hari cadar pada kedua responden juga semakin adalah rasa malu yang hadir ketika harus kuat karena adanya keinginan untuk menjaga berpapasan atau bertemu dengan laki-laki diri dan privacy yang tidak ingin diganggu non-mahram. Rasa malu yang dimaksudkan oleh laki-laki non-mahram. Responden II di sini bukanlah rasa malu yang disebabkan merasa dengan memakai cadar maka dirinya oleh rasa tidak percaya diri namun rasa malu sudah meminimalkan penyebab laki-laki yang timbul sebagai hasil pengetahuan yang non-mahram berkeinginan untuk melakukan ada. Pengetahuan yang dimaksud adalah perbuatan maksiat dan merasa dengan pengetahuan terkait batasan-batasan memakai cadar dapat menjaga dirinya dari pergaulan antara seorang muslimah dengan berbagai gangguan yang tak diinginkan. laki-laki non-mahram seperti tidak saling Sejalan dengan Responden II, Responden I menyentuh, tidak menyepi berdua-duaan meyakini bahwa dengan memakai hijab, (khalwat), menutup aurat, dan sebagainya. seorang muslimah akan mudah dikenal Hal itu sebagaimana yang dikemukakan oleh meskipun tertutup seluruh tubuhnya. Yang Al-Wadi'iyyah (2002) bahwa malu adalah dimaksud dengan mudah dikenal yaitu hijab sifat yang termasuk akhlak yang utama dan yang dikenakan oleh muslimah tersebut merupakan perhiasan manusia. Dengan dapat menjadi tanda yang akan membuat hilangnya sifat malu, dilakukanlah setiap orang-orang yang berada di sekitarnya kejelekan sehingga tertumpahlah darah mengenal, menyadari dan mengetahui manusia , te rnodai lah kehormatan , bahwa hijab tersebut merupakan simbol mendengar kebenaran namun menolaknya (pertanda) wanita baik-baik sehingga tidak dan dilaksanakanlah perbuatan keji, orang berani atau tidak berkeinginan untuk yang tua tidak dihormati, berbaurlah laki- mengganggu.laki dan perempuan, wanita keluar dengan Meskipun kedua responden memakai menampakkan perhiasan dan dandanannya, cadar atas dasar keinginan sendiri (bukan serta bepergian tanpa mahram. Sifat malu karena dipaksa atau diperintahkan oleh orang menjadikan seseorang memiliki perasaan l a in ) , namun t e rdapa t pe rbedaan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala pengambilan keputusan untuk memakai senantiasa mengawasinya, baik di tempat cadar. Adapun usaha yang dilakukan oleh yang tersembunyi maupun yang terlihat, baik kedua responden setelah memakai cadar agar di waktu malam maupun siang. Meskipun pengambilan keputusan untuk memakai demikian, ada pula sifat malu di antara para cadar dapat diterima meskipun tidak makhluk, sehingga seseorang meninggalkan diijinkan pada awalnya oleh keluarga kemaksiatan karena malu kepada manusia. terutama orangtua adalah dengan menjalin Dikemukakan pula oleh Al-Wadi'iyyah komunikasi. Terkadang ketidaksetujuan (2002) bahwa sifat malu yang dipuji dan pihak keluarga terhadap cadar dikarenakan yang dimaksud dalam sabda Nabi cadar mendapatkan image yang buruk dari Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah suatu media ataupun dari lingkungan sekitar. perangai yang mendorong untuk melakukan Sebenarnya cadar merupakan hijab bagi perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan muslimah namun karena penggambaran yang jelek. Adapun kelemahan yang media yang menampilkan istri-istri para

Proses Pengambilan Keputusan untuk Memakai Cadar pada Muslimah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 66: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

66

teroris dalam peristiwa bom di Indonesia, evaluasi (penilaian) atas keputusan yang cadar kini mendapatkan stigma yang buruk. dilaksanakan, monitoring dan melakukan Selain itu, ketidaksetujuan keluarga juga bisa tindakan korektif.dikarenakan tempat tinggal yang berbeda Meskipun kedua responden memakai menyebabkan kurangnya komunikasi yang cadar atas dasar keinginan sendiri, namun menyebabkan orangtua tidak mengetahui terdapat perbedaan pengambilan keputusan seperti apa ta'lim yang seperti diikuti oleh untuk memakai cadar. Responden I tidak sang anak. Dalam keadaan ini, sang anak mau terburu-buru dalam melakukan yang mungkin pulang dalam keadaan pengambilan keputusan untuk memakai berubah drastis tentu akan membuat kaget cadar meskipun teman-teman sebaya yang keluarga. Oleh karena itu, kedua responden sejak awal belajar di tempat kajian yang sama berusaha tetap menjalin komunikasi yang sudah melakukan pengambilan keputusan baik dengan keluarga serta berusaha untuk memakai cadar terlebih dahulu. meluruskan pendapat atau persangkaan Responden I merasa belum siap untuk ilmu keluarga yang salah berkenaan dengan cadar dan juga resiko yang mungkin akan dihadapi melalui diskusi atau obrolan-obrolan ringan dari pihak keluarga terutama orangtua. ketika berkumpul bersama. Kedua Namun setelah memiliki kesiapan baik ilmu responden ingin menunjukkan dan maupun kemantapan hati, Responden I menjelaskan bahwa meskipun memilih memutuskan untuk memakai cadar dan tidak untuk memakai cadar, namun keduanya merasa khawatir dengan cemoohan dan berbeda dengan aliran sesat yang tidak mau hinaan yang akan ditujukan karena yakin dicuci atau diangkat pakaiannya atau bahkan bahwa segala konsekuensi yang berkaitan menganggap najis orang lain serta dengan perkara dunia akan sirna jika diiringi menjelaskan bahwa dirinya memilliki dengan akhlak dan adab yang baik terhadap pemahaman yang berbeda dengan sesama. Oleh karena itu, ketika Responden I pemahaman para teroris. Kedua responden mendapatkan hinaan ketika berada di jalan, mau bergaul dengan lingkungan sekitar responden yang sudah tahu bahwa hal sebagaimana biasanya sesuai adab-adab tersebut akan terjadi lebih memilih untuk pergaulan yang baik dalam Islam. tersenyum dan bersikap biasa serta berusaha Responden I bahkan berusaha untuk tetap sebisanya untuk menyapa terlebih dahulu. berbuat baik kepada orangtua dengan taat Responden I juga berusaha terus dan patuh se lama orangtua t idak memantapkan keputusan yang telah diambil memerintahkan pada hal yang menyelisihi dengan mengikuti kajian Islam dan syari'at dan membuktikan kepada orangtua berkumpul dengan teman-teman yang bahwa dirinya tetap bisa bekerja sebagai sejalan yang bisa mengingatkan, menasihati guru di sekolah meskipun belum lulus kuliah dan memberikan semangat meskipun teman-dan telah memutuskan untuk memakai cadar teman tersebut tidak memakai cadar. Oleh ketika keluar rumah ataupun berpapasan karena itu, meskipun Responden I termasuk dengan laki-laki non-mahram. pribadi yang tidak suka tergesa-gesa dalam

melakukan pengambilan keputusan, lebih SIMPULAN DAN SARAN cenderung untuk berhati-hati sebelum

Simpulan melakukan suatu tindakan dan berusaha Berdasarkan hasil penelitian, diketahui mencari ilmu terlebih dahulu sebelum

bahwa proses pengambilan keputusan yag melaksanakan, namun Responden I akan dikembangkan responden mel iput i teguh, kuat dan kokoh ketika pengambilan penetapan tujuan, mengidentifikasi keputusan untuk memakai cadar telah permasalahan, mengembangkan berbagai dilaksanakan karena sudah tahu langkah apa alternatif solusi, melakukan evaluasi saja yang dapat ditempuh untuk mengatasi (penilaian) atas berbagai alternatif solusi masalah yang dihadapi sebagaimana yang yang telah dikembangkan dan memilih telah diperkirakan sebelumnya.sebuah alternatif yang telah dievaluasi, Berbeda dengan Responden I, melaksanakan keputusan, melakukan Responden II segera memakai cadar ketika

Fitriani & Yulianti Dwi Astuti

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 67: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

67

merasa memiliki keinginan yang begitu kuat (resiko) yang lebih berat di akhirat.untuk memakai cadar di bulan Ramadhan meskipun di lingkungan tempat tinggal SaranResponden II tidak ada yang memakai cadar. Mengacu pada uraian tersebut, peneliti Responden bahkan sempat merasa down menyampaikan rekomendasi sebagai ketika teman-teman mempertanyakan berikut:kemantapan hatinya yang tiba-tiba 1) Bagi Muslimahmemutuskan untuk memakai cadar dengan Bagi muslimah yang memiliki nada mengejek. Responden II juga pernah keinginan untuk memakai cadar berpikir untuk melepaskan cadar yang hendaknya mempelajari dan memahami dikenakannya dan mempertanyakan dalam i lmunya ter lebih dahulu ser ta hati untuk apa mengenakan cadar karena menyampaikannya melalui lisan, tulisan ulama pun ada yang berpendapat bahwa maupun akhlak dan adab yang baik, cadar bukanlah kewajiban. Hal ini santun dan tepat serta dilakukan dengan disebabkan Responden II merupakan satu- cara yang hikmah kepada orangtua dan satunya muslimah yang memutuskan untuk masyarakat di sekitarnya sehingga memakai cadar di tempat tinggalnya dan pengambilan keputusan yang akan berani untuk segera mengambil suatu dipilih tidak memicu terjadinya hal-hal keputusan yang mengandung resiko ataupun yang tidak diinginkan serta dapat penuh tantangan yaitu melaksanakan meminimalkan terjadinya resiko dan pengambilan keputusan untuk memakai menghindari prasangka yang mungkin cadar tanpa adanya persiapan jangka panjang akan ditujukan.terkait langkah-langkah apa saja yang perlu Selain itu, dengan memahami diambil atau dilakukan jika terjadi suatu hal ilmunya terlebih dahulu akan membantu yang tak diinginkan ketika keputusan untuk memantapkan dan menenangkan hati memakai cadar telah dilaksanakan kelak. d isebabkan suatu pengambilan Oleh karena itu, ketika keinginan untuk keputusan dengan kondisi kepastian di melepaskan cadar muncul, Responden II mana pengambil keputusan memiliki berusaha melupakannya dengan tidur. Usaha informasi yang lengkap mengenai lain yang dilakukan Responden II adalah keputusan yang akan diambilnya, dengan mengikuti kajian Islam dan te rmasuk d i da lamnya ada lah berkumpul dengan muslimah lainnya yang mengetahui masalah, kendala, serta juga memakai cadar untuk menguatkan konsekuensi yang mungkin akan keputusan yang telah diambil (komitmen). d ihadapi dapat mengant is ipas i

Pada kedua responden ditemukan terjadinya hal-hal yang merugikan serta bahwa meskipun responden te lah dapat membantu menemukan jalan mengetahui konsekuensi (resiko) yang akan keluar yang terbaik dari berbagai d ihadap i , kedua r e sponden t e t ap alternatif yang telah ada.melaksanakan keputusan karena adanya B a g i m u s l i m a h y a n g t e l a h pencapaian yang lebih tinggi yang hendak mengambil keputusan untuk memakai dituju ataupun adanya harapan-harapan yang cadar hendaklah bersabar atas setiap hendak dipenuhi, misal: ingin lebih terjaga, cobaan yang dihadapi sambil terus ingin meminimalkan kemungkinan individu berusaha untuk menyampaikan menjadi penyebab orang lain berbuat kebenaran dan kebaikan terhadap maksiat, ingin menjadi pribadi yang lebih lingkungan di sekitarnya, khususnya baik, mengharap ridho Allah dan berharap terhadap orangtua dan keluarga terdekat akan dimasukkan ke dalam surga dengan melalui lisan, tulisan maupun akhlak berbagai kenikmatannya, dan sebagainya. dan adab yang baik, santun dan tepat Terkadang, keputusan juga dilaksanakan serta dilakukan dengan cara yang untuk menghindari sesuatu yang lebih buruk hikmah serta memohon pertolongan dan yang mungkin akan terjadi di kemudian hari perlindungan kepada Allah Subhaanahu jika tidak dilaksanakan, yaitu konsekuensi wa Ta'aala.

Proses Pengambilan Keputusan untuk Memakai Cadar pada Muslimah

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 68: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

68

melakukan klarifikasi terhadap maksud 2) Bagi Orangtua dan Masyarakat dari jawaban atau pernyataan responden

Bagi orangtua dan masyarakat dan menambahkan informan yang tepat sekitar hendaknya tetap bersikap tenang (yaitu seseorang yang sangat dekat dan dan t idak te rburu-buru un tuk mengetahui proses pengambilan memberikan suatu kesimpulan serta keputusan yang dilakukan oleh prasangka negatif terhadap muslimah muslimah semenjak belum memakai yang mengambil keputusan untuk cadar hingga memutuskan untuk memakai cadar. Meskipun terjadi memakai cadar pada akhirnya) untuk perselisihan di kalangan para ulama menambah kredibilitas data dari hasil terkait wajibnya hukum cadar dalam penelitian sehingga dapat terhindar dari Islam, namun ulama yang berpendapat bias.bahwa hukum cadar itu tidak wajib tetap mengingatkan dan menekankan bahwa Daftar Pustakamenutup wajah bagi muslimah adalah lebih utama (memiliki keutamaan) Al-Fauzan, S. (2006). Panduan Fiqh Praktis karena dengan sebab itu kehormatan bagi Wanita. Pekalongan: Pustaka seorang muslimah dapat terjaga dengan Sumayyahsebab dia akan dikenal sebagai wanita baik-baik dan tidak diganggu oleh laki- Al-Wadi'iyyah, U.A. (2002). Nasehatku laki yang bukan mahram-nya. untuk Kaum Wanita. Solo: Pustaka Ar-

Bahkan dalam sudut pandang Rayyanpsikologi, cadar merupakan busana yang melambangkan privacy di mana Dermawan, R. (2006). Pengambilan ketika ada pria non-mahram yang dirasa Keputusan: Landasan Filosofis, akan mengganggu privacy, muslimah Konsep dan Aplikasi. Bandung: yang mengambil keputusan untuk Alfabetamemakai cadar akan memakai cadar untuk menutup seluruh tubuh bahkan Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. wajahnya. Namun ketika muslimah Surabaya: Srikanditersebut berada di tempat yang aman di antara sesama muslimah lainnya di Gitosudarmo, I. & Sudita, I. N. (1997). dalam rumahnya, maka mereka tidak Perilaku Keorganisasian Edisi akan memakai penutup wajahnya. P e r t a m a . Yo g y a k a r t a : B P F E -

Oleh karena itu, tidak ada salahnya Yogyakartamencoba memulai sebuah diskusi ringan atau sharing dari hati ke hati dengan cara yang baik dan tepat sebagai jalan terbukanya komunikasi sehingga masing-masing pihak dapat saling memahami dan menghargai. Dengan memahami hal ini, diharapkan kita semua dapat bersikap lebih bijak dan tepat terhadap muslimah yang mengambil keputusan untuk memakai cadar, dan demikian pula sebaliknya.

3) Bagi peneliti selanjutnyaBagi peneliti-peneliti selanjutnya

yang ingin mengangkat topik penelitian yang sejenis hendaklah berusaha untuk bersikap netral tanpa prasangka serta

Fitriani & Yulianti Dwi Astuti

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 69: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

69

Bum (2006) menulis dalam bukunya yaitu orang tua, guru, teman dekat, atau bahwa depresi adalah penyakit nomer satu anggota keluarga lainnya. Remaja penyebab bunuh diri yang dilakukan oleh melakukan bunuh diri dikarenakan adanya anak-anak dan remaja, bahkan kondisi ini tekanan atau depresi yang tidak diketahui terjadi di seluruh dunia. Beberapa tahun bagaimana cara menanganinya, serta tidak terakhir ini di Indonesia sedang marak ada pihak lain yang peduli dengan kondisi adanya kasus bunuh diri pada anak dan yang dideritanya.remaja. Data dari Komnas Perlindungan Selain adanya keinginan bunuh diri Anak (PA) menunjukkan bahwa dari 20 sebagai akibat dar i depres i yang kasus bunuh diri yang terjadi enam bulan berkepanjangan. Gangguan deprsi adalah terakhir, 80%nya dilakukan oleh remaja. gangguan yang menimbulkan perubahan Bahkan, pemicu terjadinya perilaku tersebut atau penurunan pada bidang kognitif, afektif bukanlah masalah yang berat dalam persepsi dan motorik, sehingga gangguan ini akan umum, namun sangat membebani menurut menimbulkan banyak kerugian bagi ukuran individu. Sebagaimana dijelaskan penderitanya. Menurut Beck (1967), remaja oleh Mulayadi (2006) bahwa kebanyakan yang mengalami depresi memunculkan stres dan depresi yang dialami oleh anak simptom-simptom yang cukup merugikan, bersumber dari orang-orang terdekatnya, baik secara psikologis maupun sosial.

AbstractThe purpose of this study was to get information about the psychological needs of adolescents with depressive disorders. The information was revealed: 1. the number and levels of depression, 2. Psychological needs, 3. support needs, 4. Close people needed. The method used was survey, with a descriptive analysis. Subjects were 1054

ndpeople, which consist of 570 men and 484 women in 2 grade of State and Private Senior High School in Surabaya. Results of the study that there was 0% teens that don't have depression and depression in mild, 42 people (4.022%) were depressed, 917 people (87.8%) had major depression, 95 people (9.09%) had acute depression. Acute depression disorders experienced more in female subjects than in males, that is 11, 98% to 6.49%. Forms of psychological needs of adolescents with depression is social support such as: information related to depression as much as 10.7%, emotional support (encouragement, affection, closeness and willingness to listen complaints) 40.8%, financial support (provide facilities to entertain themselves, switch to eat and go to a place of entertainment, refreshment or a walk and exercise) 16.7%, moral support (advice, discourse, confidence and calmness) as much as 31.8%. Initial action was to lock themselves alone and do reflection as much as 38.6%; entertaining themselves as much as 15.4%; having exercise as much as 10.9%; having refreshment 35.1%. Actions to solve issue are sharing with friend as much as 48.7%; sharing with parents as much as 15.4%; silent as much as 30.8% and others as much as 5.1%. The expected parenting type is democratic 95%, authoritarian as much as 1% and the remaining 4% is permissive.

Key words: adolescents, depression and psychological needs.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS REMAJA DENGAN GANGGUAN DEPRESI DI SURABAYA

Hamidah

Marlina S. Mahajudin

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga SurabayaEmail: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 70: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

70

Adapun simptom psikologis yang muncul kecenderungan dalam keturunan; dan (8) adalah adanya perasaan negatif terhadap diri adanya perubahan kemikal pada otaknya.sendiri , menurunnya minat sosial , Menurut Noelen dan Hoeksama kehilangan keterikatan dengan orang lain, (2004), penyebab seseorang mengalami menangis berkepanjangan, kurang aktif gangguan depresi adalah karena faktor dalam merespon lingkungan, menyalahkan internal dan eksternal individu. Namun, diri sendiri, harapan yang negatif, mengkritik secara teoritis dapat ditinjau dari beberapa diri sendiri, mempunyai citra diri negatif, dimensi, yaitu: (1) perspektif kelekatan yang menghindar dari akivitas sosial, selera mengatakan bahwa adanya hubungan yang makan rendah, mengalami gangguan tidur, signifikan antara terjadinya kelekatan yang mudah lelah, mengalami halusinasi dan tidak aman dengan kondisi depresif delusi, serta tidak memiliki kemauan untuk seseorang; (2) perspektif kognitif yang bertindak. Apabila kondisi ini dibiarkan dan mengatakan bahwa adanya hubungan yang tidak segera ditangani, maka akan dapat sangat signifikan antara skema negatif dari menyebabkan terjadinya gangguan mental kognitif seseorang dengan kondisi perasaan secara lebih serius. depresif.

Depresi menjadi gejala yang penting Dalam konteks in te rpersona l diperhatikan, sebab mengganggu kondisi (pengaruh keluarga), depresi disebabkan dan kehidupan individu dalam hal motivasi, oleh adanya : (1) kondisi stres yang akut atau emosi, kognitif, perilaku, faktor fisik dan kronis; (2) kurangnya dukungan sosial dalam biologis (Gilbert, 2000). Apabila seseorang relasional; (3) keluarga yang malang / mengalami stres berkepanjangan dan tidak sengsara; (4) adanya konflik antar orang tua; mendapatkan penanganan tepat, maka akan (5) orang tua yang mengalami depresi; dan menimbulkan depresi. Depresi dapat (6) kehilangan orang tua / pengasuh. mengakibatkan keinginan dan upaya bunuh Sementara dari konteks interpersonal diri, mengurung diri, gangguan tidur, (hubungan teman sebaya) bahwa anak-anak gangguan makan, bahkan menolak yang mengalami kekurangan keterampilan beraktivitas secara individu maupun sosial sosial akan menglami depresi. Misalnya, (Meyer, 2002). Berangkat dari akibat yang kekurangan dukungan sosial dari teman ditimbulkan depresi yang dialami individu, sebaya, kurangnya kompetensi sosial, maka depresi dianggap merugikan dan merasa kesepian, dan kurang memiliki menghambat keberhasilan, baik secara keterampilan dalam problem solving. kognitif maupun sosial, sehingga diperlukan Berdasarkan penjelasan di atas dapat model intervensi yang tepat untuk membantu disimpulkan bahwa beberapa faktor yang seseorang keluar dari situasi depresi. ditengarai sebagai penyebab gangguan

Depresi tidak terjadi secara tiba-tiba, depresi terdapat tiga sumber, yaitu : (1) namun depresi merupakan suatu proses, adanya pemikiran otomatis yang negatif adanya gangguan yang terjadi karena adanya pada diri sendiri dan orang lain dan berbagai kejadian negatif sebelumnya yang lingkungannya; (2) adanya behavioral yang menyebabkan seseorang merasa tertekan dan dipelajari, yaitu adanya reaksi negatif atas merasa kurang menyenangkan yang kejadian yang tidak menyenangkan; dan (3) bertumpuk dan tidak terselesaikan. Adapun adanya hubungan interpersonal yang kurang beberapa penyebab timbulnya depresi, baik dengan orang lain dan lingkungannya. menurut Mash dan Wolfe (1999), adalah sebagai berikut: (1) mengalami situasi penuh METODE PENELITIANdengan tekanan yang sulit diselesaikan; (2) Penelitian ini merupakan penelitian kehilangan kontak dengan orang terdekat; survei, maka data yang akan diperoleh (3) berfikir tentang hal-hal negatif pada disajikan dalam bentuk deskriptif kuantitatifdirinya; (4) tidak ada seorangpun yang dapat dan kualitatif. Adapun variabel penelitian ini dipercaya; (5) tidak mempunyai kawan kondisi psikologis remaja dengan gangguan dekat; (6) berada di sekitar orang dengan depresi. Dimensi yang diungkap adalah g a n g g u a n d e p r e s i ; ( 7 ) m e m i l i k i gangguan depresi, kebutuhan psikologis,

Hamidah & Marlina S. Mahajudin

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 71: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

71

pola asuh, model kepribadian, pola dengan depresi sedang sebanyak 42 orang penyelesaian masalah, dukungan dan (4.022%). Jumlah remaja dengan depresi motivasi serta dorongan yang diperlukan. berat sebanyak 917 orang (87,8%) dan

Populasi penelitian ini adalah remaja remaja dengan depresi akut sejumlah 95 dengan gangguan depresi kategori sedang orang (9.09%). dan tinggi yang berstatus pelajar kelas XI SMA Negeri dan Swasta di Surabaya. Dengan demikian, subjek penelitian ditetapkan berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu penetapan subjek penelitian sesuai dengan tujuan penelitiannya.

Data penelitian diperoleh melalui metode observasi, dan kuesioner terbuka. Alat ukur yang digunakan adalah Alat ukur Gambar 2. Peta Gangguan Depresi depresi yang digunakan adalah BDI (Back Berdasarkan Jenis KelamiDepression Inventory). Alat ukur tersebut Gra f ik d i a t a s menun jukkan telah diujicobakan dan menunjukkan penyebaran remaja dengan gangguan depresi kualifikasi yang baik. Data yang diperoleh pada jenis kelamin perempuan. Grafik dalam penelitian ini akan ditampilkan secara tersebut menunjukkan bahwa tidak ada deskriptif kualitatif dan kuantitatif dalam subjek yang tidak mengalami gangguan bentuk diagram, grafik, tabel, dan dianalisis depresi sampai dengan kategori ringan, secara kualitatif berupa deskriptif yaitu 0%. Sedangkan jumlah subjek dengan eksplanatif. gangguan depresi sedang sebanyak 12 Orang

(2,479%). Subjek dengan gangguan depresi HASIL PENELITIAN berat sebanyak 414 Orang (85,53%) dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk subjek dengan gangguan depresi akut mengidentifikasikan kebutuhan psikologis sebanyak 58 Orang (11,98 %). Grafik di atas dan mengembangkan model intervensi bagi juga menunjukkan bahwa remaja laki-laki remaja dengan gangguan depresi. Namun yang mengalami depresi akut sebanyak 37 sebelum ditinjau lebih jauh terhadap orang (6,49%), sedangkan depresi dengan kebutuhan psikologis, peneliti akan kategori berat sebanyak 503 Orang (88,24%) menyajikan data hasil penelitian dalam dan depresi dengan kategori sedang bentuk gambaran dan persentase remaja sebanyak 30 Orang (5,26%) dan untuk dengan gangguan depresi di Surabaya. kategori ringan tidak ada (o%)

Analisis terhadap data yang dihimpun melalui kuesioner terbuka dan wawancara sebagian dari subjek penelitian yang mengalami gangguan depresi akut adalah bahwa faktor yang dianggap sebagai penyebab gangguan depresi yang dialami oleh remaja di Surabaya adalah faktor pendidikan, hubungan dengan orang-orang dekat, kehilangan orang dekat, dukungan sosial dalam pola pengasuhan dan faktor keuangan serta pola hidup yang kurang

Gambar 1. Peta Gangguan Depresi pada sesuai dengan kemampuan. Sampel Penelitian Selain faktor yang tersebut sebagai

pemicu atau penyebab terbesar timbulnya Berdasarkan gambar di atas dapat gangguan depresi, sebagian besar dari subjek dilihat bahwa hasil penelitian menunjukkan memerlukan teman untuk bercerita tentang remaja dengan gangguan depresi pada masalah yang dirasakannya. Adapun cerita kategori normal (tidak depresi) dan depresi kepada teman ini lebih banyak untuk ringan tidak ada (nol). Sedangkan subjek

Distribusi Kriteria BDI Total Sampel

0 042

917

95

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Normal Depresi Ringan Depresi

Sedang

Depresi

Sedang- Berat

Depresi Akut

Kategori BDI

Ju

mla

hS

am

pe

l

Distribusi Kriteria BDI Sampel Perempuan

0 0 12

414

58

0

80

160

240

320

400

480

Normal Depresi RinganDepresi Sedang Depresi

Sedang- Berat

Depresi Akut

Kategori BDI

Ju

mla

hS

am

pe

l

Distribusi Kriteria BDI Sampel Laki-laki

0 030

503

37

0

100

200

300

400

500

600

Normal Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi

Sedang- Berat

Depresi Akut

Kategori BDI

Ju

mla

hS

am

pe

l

Identifikasi Kebutuhan Psikologis Remaja dengan Gangguan Depresi di Surabaya

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 72: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

72

memperoleh dukungan emosional dengan dengan tempat mencari solusi. Sebagian mendengarkan ceritanya serta mendapatkan besar remaja ingin sharing dengan teman dukungan sosial dalam bentuk didengarkan, (pada bagian sebelumnya) namun ketika diperhatikan dan disayangi serta dipahami. mereka memrlukan jalan keluar, kebanyakan Namun sebagian kecil dari mereka yang mereka lari ke pada orang tua. Orang tua memerlukan teman untuk diskusi serta adalah orang pertama yang dianggap dapat membicarakan permasalahan untuk mencari memahami, melindungi, menyayangi dan jalan keluar. Berdasarkan data tersebut memberikan pengalaman kepada anak, dapatlah disimpulkan bahwa kebutuhan sebagian waktu anak-anak juga dihabiskan kognitif subjek masih kurang untuk dengan orang tua dan keluarga lain. mendapatkan solusi berdasarkan hasil Simptom yang dirasakan oleh remaja diskusi dengan temannya. Selain masalah dengan gangguan depresi berdasarkan hasil kognitif kita juga memperoleh gambaran penelitian yang diambil melalui angket bahwa subjek yang mengalami gangguan terbuka pada remaja dengan gangguan depresi masih banyak yang memerlukan depresi adalah adanya gangguan konsentrai, kehadiran orang lain untuk bercerita, gangguan mood dan emosi, gangguan tidur, berbicara dan berkeluh kesah. Sedangkan gangguan nafsu makan, gangguan minat yang ingin menyendiri masih dalam jumlah sosial, dan keinginan menarik diri dari yang jauh lebih sedikit. Dari gambartan lingkungan.tersebut dapatlah dilihat bahwa kepribadian subjek lebih banyak yang terbuka dan PEMBAHASANmenerima kehadiran orang lain. Depresi merupakan suatu gangguan

Hasil penelitian selanjutnya adalah psikologis yang disebabkan oleh adanya bahwa sebagian besar subjek penelitian juga kejadian negatif yang sering dialami oleh memerlukan dukungan sosial dan emosional individu dalam hidupnya (Beck, 1967). dari teman dan orang tua atau keluarga untuk Kejadian negatif yang sering membuat mendapatkan dukungan, perhatian dan kasih remaja mengalami depresi adalah kegagalan, sayang serta pemahaman atas masalah yang kehilangan orang terdekat, hubungan sosial sedang dialaminya. d e n g a n o r a n g l a i n y a n g k u r a n g

Penelitian ini juga mendapatkan hasil menyenangkan (Mash dan Wolfe, 1999). bahwa masih banyak subjek penelitian yang Kegagalan yang mungkin dialami oleh m e n g a m b i l t i n d a k a n m e n y e n d i r i , remaja adalah ketidak mampuannya dalam mengurung diri di kamar atau berada di mencapai prestasi tertinggi dalam hidupnya, tempat yang jauh dari keramaian dan tidak mampu bersaing dalam hal materi dan kehadiran orang lain untuk menyelesaikan status sosial yang diinginkan serta kegagalan masalahnya. Sedangkan sebagian kecil ingin membangun relasi dengan teman sesama menumbuhkan semangat dan motivasinya atau berlainan jenis. Sedangkan relasi dan sendiri, serta ada yang mencari teman untuk interaksi sosial yang juga menyebabkan menghibur dengan rekreasi dan bermain. depresi adalah hubungan yang buruk dengan

Hal lain yang menjadi hasil penelitian anggota keluarga termasuk dengan orang tua, ini adalah dukungan yang diperlukan oleh saudara kandung teman, sahabat dan teman subjek dengan gangguan depresi adalah dekat atau pacar. Selain itu adanya perbedaan sebagian besar dalam bentuk saran dan persepsi terhadap pola asuh serta perbedaan semangat dari orang lain. keinginan dan harapan dalam mengasuh

Orang lain yang banyak diperlukan anak yang akan menimbulkan ketidak subjek yang mengalami gangguan depresi harmonisan dalam hubungan.untuk memberikan dukungan dalam Perlakuan yang kurang tepat dari orang menyelesaikan masalah tersebut adalah tua dan lingkungan juga menyebabkan sebagian besar orang tua, kemudian teman situasi yang kurang menyenangkan, dan dalam jumlah yang kecil mereka sehingga menimbulkan beban dan memerlukan keluarga selain orang tua. kekurangharmonisan bagi individu dalam Tempat bercerita atau sharing berbeda hubungannya dengan orang lain. Perasaan

Hamidah & Marlina S. Mahajudin

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 73: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

73

tidak nyaman dan kurang menyenangkan ini bahwa remaja yang sedang mengalami akan semakin menjadi persoalan serius gangguan depresi akan meminta bantuan ketika individu memiliki persepsi negatif untuk berbagi dan menyelesaikan te rhadap d i r inya , orang la in dan masalahnya kepada teman, saudara, dan lingkungannya. Situasi seperti inilah yang orang tua. Kebiasaan ini dapat dipahami dinyatakan oleh Beck (1967) sebagai sebab usia remaja adalah usia yang dekat penyebab munculnya gangguan depresi pada dengan peer group, individu mencari dan seseorang yang dikenal dengan teori depresi mendapatkan identitas dirinya melalui peer “tiga penjuru kognitif negatif”. Berdasarkan group, sehingga banyak kegiatan yang hasil penelitian ini diperoleh informasi dilakukannya bersama dengan teman bahwa faktor penyebabnya adalah faktor sekelompoknya, baik yang sejenis maupun tuntutan dan beban pendidikan, hubungan yang berlainan jenis. Oleh sebab itu banyak dengan orang-orang dekat, kehilangan orang waktu yang digunakan untuk berkumpul dekat, dukungan sosial dalam pola bersama peer group. Selain peer group, pengasuhan dan faktor keuangan serta pola remaja juga merasa lebih dekat dengan orang hidup yang kurang sesuai dengan tua atau saudara. Oleh sebab itu tidaklah kemampuan. heran apabila remaja mengalami masalah ia

Sebagimana dijelaskan dalam kajian akan lari dan mengeluh kepada orang tua dan teoritis, bahwa faktor penyebab gangguan saudara. Sebagai orang yang dekat dengan depresi adalah adanya beban terlalu berat, remaja, teman, orang tua dan saudara akan adanya peristiwa negatif dari lingkungan, memberikan dukungan sosial dan emosional persepsi negatif terhadap diri sendiri, orang kepada remaja yang sedang mengalami lain dan lingkungan, kurangnya dukungan masalah. Hal ini akan membantu remaja sosial, hubungan baik dan harmonis dari untuk dapat mengatasi dan menyelesaikan orang lain disekitarnya, kehilangan orang- m a s a l a h s e c a r a p e r l a h a n - l a h a n . orang terdekat , mendapatkan cara Sebagaimana pendapat Mash dan Wolfe pengasuhan yang kurang sesuai dengan (1999) mengatakan bahwa salah satu dari harapan, beban kehidupan secara sosial dan bentuk terapi yang dapat diberikan untuk ekonomi serta tuntutan yang berat dari membantu remaja yang mengalami lingkungan (Mash & Wolfe, 1999). gangguan dep res i ada l ah dengan

Beberapa faktor yang dijelaskan di atas memberikan terapi sosial dan interpersonal. dianggap sebagai pemicu timbulnya Bentuk terapi semacam ini akan dapat gangguan depresi pada remaja. Sebagaimana membantu memberikan support dan kita ketahui untuk dapat bertahan hidup di kedekatan serta kehangatan bagi remaja agar kota metropolis sepert i Surabaya, mampu menerima dan memahami apa yang masyarakat memang dituntut untuk memiliki sedang terjadi pada dirinya serta menguatkan kemampuan dan daya tahan yang cukup kuat mentalnya untuk dapat menyelesaikan agar tetap dapat bertahan hidup. Sebab permasalahan tersebut. Surabaya sebagai kota besar kedua di Hasil penelitian ini juga menunjukkan Indonesia memiliki berbagai macam fasilitas bahwa upaya yang dilakukan oleh remaja yang sangat beraragam. Untuk bisa yang mengalami gangguan depresi untuk memperoleh dan menikmati fasilitas tersebut menyelesaikan masalahnya adalah dengan masyarakat perlu berbagai usaha dan menyendiri, mencari hiburan, mencari kekuatan untuk dapat menikmatinya. kegiatan lain seperti mencari teman untuk Fasilitas yang dimaksud di sini mulai dari curhat, dan menceritakan kepada orang tua. bidang pendidikan, kesehatan, hiburan, Kegiatan seperti ini tidak lepas dari usaha keagamaan, olahraga, transportasi dan lain- remaja sesuai dengan kemampuan, jenis lain. Masyarakat dituntut sedemikian berat kepribadian, dan kebiasaan yang dilakukan untuk dapat memperebutkan fasilitas yang untuk sejenak melupakan masalah yang memadai sesuai dengan keinginan dan sedang dialami oleh remaja itu. Adapun harapan. beberapa jenis kegiatan yang dipilih oleh

Sebagaimana hasil temuan penelitian r emaj un tuk mengh ibur d i r i dan

Identifikasi Kebutuhan Psikologis Remaja dengan Gangguan Depresi di Surabaya

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 74: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

74

menyelesaikan permasalahan yang dalam bentuk kognitif, namun mereka dialaminya. Kegiatan yang sifatnya rekreatif lebih banyak memerlukan bantuan dan dianggap mampu membantu untuk dukungan dalam bentuk afektif dan menghilangkan perasaan yang kurang sosial.menyenangkan, kesedihan, kemarahan dan 5. Orang yang banyak dibutuhkan untuk ketidaknyamanan yang dirasakan. dapat memberikan dukungan afektif dan

Remaja masih memilih teman atau sosial bagi remaja dengan gangguan sahabat sebagai orang pertama yang depresi adalah teman dan orang tua, dilibatkan untuk membantu menyelesaikan kemudian keluarga lain.permasalahan yang dialaminya. Temuan ini 6. Bentuk dukungan afektif yang banyak menunjukkan betapa kurang dekatnya diperlukan oleh remaja dengan gangguan hubungan antara anak dan orang tua, depresi adalah kesediaan mendengarkan sehingga remaja yang mengalami cerita, tempat curhat dan berkeluh kesah. masalahpun tetap lari kepada teman, sahabat Namun sebagian kecil membutuhkan atau pacar sebagai pilihan pertama untuk hiburan dan kebersamaan.mendengarkan ceri ta , sharing dan 7. Tindakan fisik yang banyak dilakukan keluahannya. Sebagaimana dikatakan oleh oleh remaja dengan gangguan depresi Hurlock (1981) bahawa usia remaja adalah pada awal timbulnya gangguan adalah usia dimana seseorang mulai keluar dari dengan menyendiri, mengurung diri, lingkungan keluarga, mencari teman di luar berada di tempat sepi. Setelah itu mereka rumah, dilingkungan dan masyarakat lain, perlu mencari teman, hiburan, dan baik terhadap teman sejenis maupun semangat atau saran.berlawanan jenis. 8. Sebagian besar dari remaja yang

Sebagaimana gangguan depresi secara mengalami gangguan depresi merasa umum, simptom depresi yang dirasakan oleh mendapatkan pola asuh dan penidikan remaja yang sedang mengalami gangguan yang otoriter, kemudian dekratis dan depresi adalah sering melamun, kurang permisif. konsentrasi , mudah marah, mudah 9. Sedangkan pola asuh dan pendidikan tersinggung, menurunnya selera makan, y a n g d i h a r a p k a n a d a l a h y a n g gangguan tidur, malas melakukan kegiatan, demokratik, sebagian kecil saja ingin malas belajar dan mudah lelah. Hal ini juga mendapatkan pola asuh otoriter dan sudah ditegaskan oleh para ahli khususnya demokratik.gangguan emosi atau depresi, maka simptom 10. Bentuk dukungan dan bantuan yang yang muncul sebagaimana tersebut diatas diperlukan dari orang lain (teman dan merupakan tanda yang umum dialami oleh Orang tua) adalah dalam bentuk saran, orang dengan gangguan depresi. semangat, motivasi, dan dorongan.

Hanya sebagian kecil yang memerlukan SIMPULAN DAN SARAN bantuan kasih sayang dan materi.

Simpulan 11. Jalan keluar yang banyak ditempuh oleh 1. Jumlah remaja baik laki-laki maupun remaja dengan gangguan depresi adalah

perempuan yang tidak mengalami menyemangati diri sendiri, memotivasi gangguan depresi dan yang mengalami diri sendiri dan dorongan dari orang lain. gangguan depresi ringan sebanyak nul.

2. Jumlah remaja baik laki-laki maupun Saranperempuan dengan gangguan depresi 1. Bagi remaja perlu adanya komunikasi dalam kategori berat lebih banyak dari terbuka dengan orang tua, teman atau pada kategori sedang dan akut. sahabat untuk mencurahkan perasaan,

3. Jumlah remaja perempuan yang m e n y e l e s a i k a n m a s a l a h , d a n mengalami gangguan depresi akut lebih mendiskusikan jalan keluarnya.banyak dari pada laki-laki. 2. Bagi orang tua perlu untuk mengenal

4. Subjek dengan gangguan depresi kurang persepsi anak terhadap pola asuh yang memerlukan dukungan dan bantuan diberikan, dan apabila terdapat ketidak

Hamidah & Marlina S. Mahajudin

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 75: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

75

sesuaian dengan harapan anak, maka Gilbert, H.B. (2000). Psycho Pathology. orang tua perlu berusaha untuk merubah New York: McGraw Hill, Inc.sesuai dengan harapan.

3. Bagi orang tua yang mengetahui adanya Hurlock, E.B. (1981). Child Developmental perubahan sikap menjadi pendiam, Psychology. New York: McGraw pemurung, mengurung diri dan Hill. Inc.menyendiri dari anaknya, maka perlu berbicara dan membicarakan dengan Mash, E.J. & Wolfe, DA.(1999). Abnormal anak atas permasalahan yang dihadapi Child Psychology. USA: Wadsworth serta mencari solusi dan nasehat dari para publishing Company. A Division of ahli. International Thomson Publishing

Inc. DAFTAR PUSTAKA

Meyer. G.L. (2002). Abnormal Psychology. Beck, A.T. (1967). Depression, Clinical, New York: Mc.Graw Hill.Inc.

Experimental and Theoritical Aspects. USA: Harper and Row Mulayadi, S. (2006). Stres pada anak. Publisher. Simposium Nasional Fakultas Pasca

Sarjana UMS. Solo: Fakultas Pasca Beck, A.T. (1967). Hand Book Of Sarjana UMS.

Depression. USA: Harper and Row Publisher. Noelen.S & Hoeksema, 2004.Abnormal

rdPsychology. 3 Ed. Boston: Higher Bum, D.D. (2006). Depression for Education.McGraw Hill. University

Aoloscence, New York: McGraw Of Michigan. Hill Inc.

Hamidah & Marlina S. Mahajudin

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 76: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

76

Hamidah & Marlina S. Mahajudin

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 77: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

77

Kemajuan di bidang medis yang sangat mental tersebut mendapat layanan kesehatan pesat lebih banyak memberi perhatian pada (Wardani, 2005).kesehatan fisik, sementara kesehatan mental Dinas Kesehatan secara umum lebih tidak mendapatkan porsi yang sama. banyak memberi perhatian pada aspek Perhatian yang masih kurang terhadap kesehatan fisik seperti pemberian imunisasi kesehatan mental dapat menjadi pemicu dan program keluarga berencana, sementara kekurangpekaan manusia jika menderita tidak ada program khusus yang berkaitan salah satu gangguan mental. Padahal, dengan dengan kesehatan mental (Wardani, 2005). berbagai bencana dan kesulitan hidup yang Padahal jika ditelisik lebih jauh, kesehatan terjadi belakangan ini, banyak sekali trauma mental sangat berpengaruh dalam kehidupan psikologis yang dialami masyarakat yang manusia.berpotensi menjadi gangguan mental atau Salah satu gangguan kesehatan mental gangguan kejiwaan lainnya. yang dapat diderita manusia adalah

D a l a m R e n c a n a S t r a t e g i s skizofrenia. Skizofrenia merupakan Pembangunan Kesehatan 2010, diperkirakan gangguan kesehatan mental yang melibatkan rasio penderita gangguan kesehatan mental hampir seluruh aspek fungsi psikologis mencapai 140:1000 untuk pasien berusia di (Baron, 1995). Secara umum, menurut atas 15 tahun. Angka ini jauh lebih tinggi Davison dan Neale (Fausiah & Widury, daripada rasio penderita penyakit fisik 2008), karakteristik simtom skizofrenia seperti misalnya diabetes (16:1000), jantung dapat digolongkan dalam tiga kelompok dan paru (4,8:1000) ataupun stroke yaitu simtom positif, simtom negatif, dan (5,2:1000). Meski demikian, Kementrian simtom lainnya. Simtom positif adalah Kesehatan memperkirakan hanya 1,5 persen tanda-tanda yang berlebihan, yang biasanya dari jumlah penderita gangguan kesehatan pada orang kebanyakan tidak ada, namun

AbstractThis qualitative study aimed to find caregiver adjustment of people with schizophrenia post-treatment in the Mental Hospital and the factors that affect caregiver adjustment of people with schizophrenia. Respondents in this research study were two caregivers of people with schizophrenia. The first respondent was a member of the Schizophrenia Community Care of Indonesia, node Yogyakarta which has become a caregiver for nine years. The second respondent was caregiver people with schizophrenia whose domiciled in Magetan, East Java and has been becoming a caregiver for 10 years. The method used in data collection were interviews and observations. Analytical methods used were open coding, axial coding and selective coding. Based on survey result revealed that both of two respondents have the burden of personal and social as a caregiver people with schizophrenia. Several factors also affected the successful of caregiver people with schizophrenia in the process of positive self-adjusting. Internal factors that affected arethe development of emotional maturity, intellectual and spiritual, physical and psychological state. External factors that affected are the environment, be it a family or community environment

Key words: Adjustment, Caregiver, Schizophrenia

PENYESUAIAN DIRI CAREGIVER ORANG DENGAN SKIZOFRENIA (ODS)

Rieska D. AmbarsariEndah Puspita Sari

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Uiversitas Islam IndonesiaEmail: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 78: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

78

pada penderita skizofrenia justru muncul. sebagai caregiver skizofrenia bukanlah hal Delusi dan halusinasi merupakan bagian dari yang mudah. simtom positif. Simtom negatif adalah ODS seringkali digambarkan sebagai simtom yang defisit, yaitu perilaku yang individu yang bodoh, aneh dan berbahaya seharusnya dimiliki oleh orang normal, (Irmansyah dalam Ambari, 2010). Sebagai namun tidak dimunculkan oleh pasien konsekuensi kepercayaan tersebut, banyak skizofrenia. Contoh-contoh simtom negatif ODS tidak dibawa berobat ke dokter adalah avoilition atau apathy, yaitu (psikiater) melainkan disembunyikan. hilangnya energi dan hilangnya minat atau Kalaupun akan dibawa berobat, mereka tidak ketidakmampuan untuk mempertahankan dibawa ke dokter melainkan ke “orang hal-hal yang awalnya merupakan aktivitas pintar” (Hawari, 2007). Sikap yang demikian rutin. Selain itu, muncul perilaku alogia, mencerminkan stigma pada keluarga dan yaitu kemiskinan kuantitas dan atau isi masyarakat yang masih memandang dan pembicaraan, asosialitas yaitu gangguan bereaksi negatif ketika berhadapan dengan buruk dalam hubungan sosial, dan afek datar ODS. Stigma negatif tentang kondisi ODS, yaitu ketidakmampuan menampilkan menjadi tantangan tersendiri bagi caregiver ekspresi emosi. Berbagai simtom dan agar dapat memahami perilaku ODS.perilaku khas tersebut merupakan hal unik Memutuskan menjadi caregiver, yaitu yang dimiliki oleh orang dengan skizofrenia individu yang merawat atau mengurus orang dan harus dipahami oleh caregiver. sakit, terutama menjadi caregiver ODS Meskipun, perilaku seperti ini bukanlah hal bukanlah hal mudah. Beban yang ditanggung mudah yang harus dihadapi oleh caregiver keluarga ODS tidak hanya menyangkut skizofrenia. masalah biaya pengobatan yang memang

Berbagai macam bantuan akan relatif tinggi, melainkan juga berhubungan diberikan oleh caregiver, walaupun pada dengan kesehatan fisik dan mental. ODS awalnya muncul berbagai reaksi pada membutuhkan pengawasan penuh, bahkan caregiver skizofrenia. Reaksi awal yang adakalanya 24 jam dalam sehari. ODS juga muncul ketika mengetahui anggota sering kali tidak mampu mengurus keluarganya, baik itu suami, istri, anak, ibu kebersihan dan kesehatan diri sendiri atau ayahnya menderita skizofrenia tentu sehingga hal tersebut menjadi tugas bermacam-macam. Sebagian individu dapat caregiver (Jusuf, 2006).menerima sebagai ujian dari Tuhan, sebagian Menurut Awad dan Voruganti (, 2008), lagi menyangkal atau menolak sehingga caregiver adalah individu yang secara umum memutuskan untuk mengusir dari rumah atau merawat dan mendukung individu lain membiarkan orang dengan skizofrenia di (pasien) dalam kehidupannya. Ahli ini juga Rumah Sakit Jiwa selama hidup mereka. menambahkan bahwa caregiver adalah Selanjutnya peneliti akan menggunakan kata individu yang memberikan bantuan informal ODS untuk menggantikan Orang dengan dan tidak dibayar kepada orang lain yang Skizofrenia. Berbagai pilihan dapat terjadi, membutuhkan bantuan fisik dan emosional. mengingat tidak mudah merawat ODS Gangguan skizofrenia yang diderita meskipun ODS sudah melakukan perawatan oleh salah satu anggota keluarga dapat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). menimbulkan stres dan masalah yang

Berdasarkan penelitian, diperkirakan beragam bagi anggota keluarga lainnya. 1% dari penduduk Indonesia atau sebanyak Padahal setiap keluarga pasti menginginkan dua juta orang menderita skizofrenia. kehidupan seluruh anggota keluarga berjalan Sepertiga dari penderita memerlukan dengan harmonis, sejahtera, damai dan perawatan di rumah sakit jiwa, padahal memiliki kesehatan, baik sehat secara fisik tempat yang tersedia kurang dari dua puluh maupun mental. Keluarga adalah orang-ribu. Akibatnya, tugas perawatan dan orang terdekat, yang diharapkan akan selalu pengawasan jatuh kepada keluarga atau memberi dukungan dan perhatian untuk caregiver di rumah (Chandra dalam Jusuf, melewati setiap fase kehidupan; terlebih di 2006). Tugas perawatan dan pengawasan saat seseorang mengalami keterpurukan atau

Rieska D. Ambarsari & Endah Puspita Sari

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 79: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

79

permasalahan. Namun, kenyataannya tidak berbeda dari individu lainnya. Di sinilah, semua anggota keluarga mampu memahami peran keluarga sangat dibutuhkan untuk keadaan anggota keluarga lainnya, terlebih memberikan rasa aman dan kasih sayang. yang memiliki gangguan mental seperti Dalam upaya memberikan rasa aman, skizofrenia. Adanya salah satu anggota keluarga terlebih caregiver utama, harus keluarga yang menderita gangguan mental mampu melakukan penyesuaian diri dengan seperti skizofrenia dapat menjadi kendala baik ketika berhadapan dengan ODS. Hal ini bagi sebuah keluarga untuk melakukan dimaksudkan agar caregiver mampu proses saling memahami dan menyesuaikan memahami dinamika kehidupan anggota diri. keluarga yang menjadi ODS.

Keluarga adalah tempat di mana setiap Penyesuaian diri penting dilakukan individu mulai mengenal dan belajar untuk memudahkan manusia diterima dalam menjalin relasi dengan orang lain di luar pergaulan dan agar terhindar dari celaan dirinya. Akan tetapi, lain halnya dengan lingkungan sekitar. Gunarsa dan Gunarsa ODS, relasi antarpersonal justru berusaha (1998) mengatakan bahwa penyesuaian diri dihindari. ODS berusaha menarik dan dalam lingkungan kehidupan selalu melarikan diri dari setiap bentuk relasi diharapkan dapat diperlihatkan agar tercipta antarpersonal (Halim, 1996). Keadaan yang keadaan seimbang dan tidak ada tekanan demikian menjadi tantangan tersendiri bagi yang bisa mengganggu berfungsinya suatu para caregivers skizofrenia untuk aspek kepribadian. Disfungsi dalam sebuah mencurahkan segala perhatian dan kasih keluarga dapat terjadi apabila salah satu sayang sebagai usaha meraih kehidupan anggota keluarga tidak mampu memahami yang harmonis dan penyesuaian diri yang keadaan anggota lainnya. Pada umumnya baik dengan ODS, manusia ingin melakukan sesuatu dengan

Tantangan menjadi caregiver ODS caranya sendiri. Namun, tidak semua semakin tidak mudah, karena harus hidup keinginan dapat terpenuhi karena mengalami bersama dan merawat ODS. Hal ini dapat hambatan dari lingkungan atau tekanan d i sebabkan gangguan sk izo f ren ia sosial. Hal ini dapat terlihat ketika harapan merupakan penyakit pervasif yang cukup untuk memiliki sebuah keluarga yang luas dari proses psikologis, mencakup sempurna dan sehat begitu tinggi, tetapi kognisi, afeksi, dan perilaku (Arango, dkk mendapat ujian dengan adanya anggota dalam Putri, 2010). Para caregivers inilah keluarga yang menderita skizofrenia. yang harus memiliki usaha keras untuk dapat Kondisi anggota keluarga yang dianggap mencapai keharmonisan dan memiliki tidak sempurna akan dinilai sebagai cela atau penyesuaian diri yang baik terhadap salah aib. Terlebih, tekanan sosial yang harus satu anggota keluarganya yang menderita ditanggung oleh keluarga ODS cukup berat. skizofrenia. Dengan adanya usaha penyesuaian

Penyesuaian diri antar anggota diri, seseorang mengadakan perubahan-keluarga hendaknya dapat berkembang lebih perubahan tingkah laku dan sikap supaya baik, karena intensitas bertemu yang sering mencapai kepuasan dan sukses dalam dan sudah saling mengenal sejak awal aktivitasnya (Gunarsa & Gunarsa, 1986). kehidupan. Cinta dan kasih sayang dari Oleh karena itu, seseorang atau keluarga keluarga adalah salah satu aspek terpenting y a n g h i d u p d e n g a n O D S h a r u s dalam kehidupan manusia. Cinta dan kasih mengupayakan agar mencapai kehidupan sayang dapat menjadi kekuatan untuk yang harmoni antara dirinya dan lingkungan. individu tatkala dihina, dilecehkan bahkan Terlebih, caregiver ODS membutuhkan tidak diterima oleh masyarakat luas. kemampuan menyesuaikan diri yang baik Memberikan cinta dan kasih seharusnya juga agar berhasil mengatasi kebutuhan, berlaku ketika ada salah satu anggota ketegangan, konflik dan frustrasi yang keluarga yang menderita skizofrenia dialami di dalam diri ketika berhadapan kemudian ditolak oleh lingkungan dengan ODS.masyarakat karena dinilai mengancam dan Berdasarkan penjelasan tentang beban

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Penyesuaian Diri Caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS)

Page 80: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

80

personal dan sosial caregiver ODS, maka 1. Open Coding (membuat tema umum dari peneliti ingin mengetahui: (1) bagaimana sebuah pernyataan atau uraian observasi).dinamika psikologis penyesuaian diri yang 2. Axial Coding (Memberikan kategori dilakukan caregiver ODS pasca melakukan khusus pada setiap tema yang telah perawatan di RSJ? Faktor-faktor apa saja diperoleh).yang mempengaruhi caregiver ODS dalam 3. Selective Coding (Memisahkan tema dan melakukan caring terhadap ODS. kategori sesuai dengan teori yang ada)

Setelah melakukan coding, tahap selanjutnya adalah analisis tematik, yaitu METODE PENELITIANproses mengkoding informasi yang dapat Subyek Penelitianmenghasilkan daftar tema, model tema atau Responden penelitian ini melibatkan indikator yang kompleks. Tema merupakan dua orang caregiver ODS pasca perawatan di gambaran atau deskripsi mengenai fenomena Rumah Sakit Jiwa sebagai responden yang terjadi.penelitian, dan caregiver ODS tersebut telah

melakukan tugas caregiving lebih dari satu HASIL PENELITIANtahun. Hal ini dimaksudkan agar proses

Hasil penelitian yang didapatkan penyesuaian diri yang dilakukan caregiver adalah gambaran dinamika psikologis ODS sudah berjalan baik dan cukup settle. penyesuaian diri caregiver ODS pasca Selain itu, responden penelitian harus tinggal perawatan di Rumah Sakit Jiwa serta faktor-serumah dengan ODS agar aktivitas yang faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dilakukan bersama lebih banyak.caregiver ODS. Hasil penelelitian diperoleh Teknik pengambilan sampel dalam sesuai dengan aspek-aspek yang ingin penelitian ini menggunakan purposive diungkap peneliti dan berpedoman pada sampling, dimana pemilihan responden interview guide. Kedua reponden memiliki dilakukan berdasarkan pertimbangan-penyesuaian diri positif sebagai caregiver pertimbangan tertentu. Pertimbangan ODS. Responden pertama telah menjadi tertentu misalnya, individu tersebut yang caregiver ODS selama delapan tahun. Beban dianggap paling tahu tentang apa yang personal yang dirasakan adalah beban peneliti harapkan.materil, fisik dan mental. Selain itu, responden pertama juga menanggung beban Metode Pengambilan Datasosial berupa pandangan negatif sebagian Data dalam penelitian diperoleh masyarakat terhadap ODS. Faktor-faktor dengan menggunakan metode wawancara yang mempengaruhi penyesuaian diri mendalam (indepth interview) dan observasi. responden pertama adalah kecintaan dan Dua metode tersebut lazim digunakan dalam kepeduliannya terhadap anak lelakinya, pendekatan kualitatif karena memungkinkan peningkatan dalam hal beribadah yaitu yang peneliti melakukan interaksi lebih dalam dan dulunya tidak sholat di masjid sekarang aktif lebih dekat dengan responden penelitian. sholat berjamaah di masjid, rajin mengikuti Metode analisis dalam penelitian ini adalah komunitas di Yogyakarta yaitu KPSI untuk analisis kualitatif. Menurut Strauss dan memperoleh informasi terkait skizofrenia, Corbin (Poerwandari, 1998), setelah proses kondisi sehat responden untuk merawat pengumpulan data dengan metode observasi ODS, dan dukungan dari anggota keluarga dan wawancara dilanjutkan dengan analisis lain.data. Analisis dan interpretasi yang

Responden kedua telah menjadi digunakan untuk menghubungkan antara caregiver ODS selama sembilan tahun. temuan lapangan dengan teori. Proses ini Beban personal terberat yang dirasakan disebut dengan pengkodean (coding).responden kedua adalah beban mental. Rasa malu atas perilaku ODS kerap menghantui Teknik Analisis datacaregiver. Selain itu, responden kedua juga Strauss dan Corbin (Poerwandari, menanggung beban sosial berupa pandangan 1998) menyatakan proses coding dapat negatif sebagian masyarakat terhadap ODS. dilakukan melalui langkah-langkah:

Rieska D. Ambarsari & Endah Puspita Sari

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 81: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

81

Bahkan, tetangga responden pernah ODS juga membutuhkan bantuan dari melaporkan perilaku ODS kepada ketua RT caregiver dalam merawat dirinya. Penderita setempat. Responden memperoleh informasi gangguan skizofrenia membutuhkan terkait skizofrenia dari dokter di RSJ pengawasan penuh, bahkan adakalanya 24 Surakarta, dari caregiver lain dan talkshow di jam dalam sehari. ODS juga sering kali tidak TV. Faktor-faktor yang membentuk mampu mengurus kebersihan dan kesehatan penyesuaian diri responden kedua lebih diri sendiri sehingga hal tersebut menjadi bertumpu pada peningkatan keimanan tugas caregiver (Jusuf, 2006). Gangguan responden, seperti: semakin rajin sholat, skizofrenia yang dialami seseorang akan lebih ikhlas menerima takdir Tuhan, dan berdampak signifikan pada kehidupan ODS. menyadari perannya sebagai anak yang Hal ini dikarenakan ODS mengalami gejala sholeh. Selain itu, rasa optimis responden positif dan negatif sehingga aktivitas sehari-a k a n k e s e m b u h a n i b u n y a s e l a l u

hari akan mengalami banyak hambatan. menumbuhkan semangat untuk merawat dan

Durand dan Barlow (2007) mendefinisikan berbakti pada ibu. Berbagai beban, tantangan

bahwa skizofrenia adalah gangguan psikotik dan faktor-faktor tersebut yang membentuk

yang merusak yang dapat melibatkan penyesuaian diri responden kedua sebagai gangguan yang khas dalam berpikir (delusi), caregiver ODS menuju arah positif. persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi dan perilaku. PEMBAHASAN

Definisi tentang skizofrenia telah Berdasarkan penelitian yang telah menjelaskan kondisi ODS pada umumnya. dilakukan, diperoleh gambaran mengenai Namun, tentu saja kondisi pada caregiver dinamika psikologis penyesuaian diri ODS berbeda-beda, khususnya dalam proses caregiver ODS pasca perawatan di RSJ. penyesuaian diri. Caregiver ODS pada Dinamika penyesuaian diri antara responden responden pertama adalah seorang ayah yang pertama dan kedua berbeda. Proses untuk merawat anak lelakinya sejak 8 tahun yang membentuk penyesuaian diri positif selalu lalu. Kondisi ODS yang mengalami dibenturkan dengan berbagai tantangan dan skizofrenia res idual lebih banyak konflik selama menjadi caregiver ODS. memunculkan gejala negatif, seperti Penyesuaian diri merupakan suatu proses asosialisasi, afek datar dan produksi kata-yang mencakup respon-respon mental dan kata yang sedikit. Kondisi ini tentu membuat tingkah laku, yang merupakan usaha responden harus memberikan bantuan fisik individu agar berhasil mengatasi kebutuhan, yang lebih banyak. Meskipun ODS mampu ketegangan, konflik dan frustrasi yang makan dan mandi sendiri, aktivitas tersebut dialami di dalam dirinya (Schneiders, 1964).tidak diselesaikan dengan baik. ODS sering Ketegangan, konflik dan frustrasi juga tidak memakai baju sehingga responden dan dialami oleh seorang caregiver ODS. istri harus membantunya memakai baju. Menurut Awad dan Vorugantin (2008), Selain itu, ODS belum mampu mencuci caregiver adalah individu yang memberikan piringnya sendiri dan sering menjatuhkan bantuan informal dan tidak dibayar kepada piring.orang lain yang membutuhkan bantuan fisik

Beban lain yang dirasakan responden dan emosional. Para caregivers ini kedua adalah beban biaya. Perawatan dan melakukan tugas dengan alasan cinta kasih, pengobatan untuk ODS diakui sangat mahal, tanggung jawab, rasa takut terhadap Tuhan, sedangkan kondisi ekonomi keluarga dan menjaga amanah. Responden penelitian rendah. Oleh karena itu, responden juga tidak mendapat bayaran dalam merawat mengajukan keringanan biaya ke Bapedda. keluarganya yang menjadi ODS. Bahkan, Responden menyadari bahwa tanggung kedua responden ini mengeluarkan biaya jawabnya sebagai ayah adalah merawat anak, yang tidak sedikit untuk memenuhi bagaimanapun kondisi anak tersebut. Meski kebutuhan perawatan dan pengobatan ODS. mahal, responden rajin membeli obat dan Selain membutuhkan biaya besar,

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Penyesuaian Diri Caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS)

Page 82: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

82

mengontrolkan ODS sebulan sekali. Sikap positif responden pertama akan Responden yakin bahwa anak adalah amanah membentuk proses penyesuaian diri yang dari Tuhan yang harus dijaga. positif pula. Meskipun, responden

Pada tahun-tahun pertama, responden menyadari bahwa proses penyesuaian diri kerap marah dan berkata kasar pada ODS. yang dijalani masih diwarnai perdebatan Bahkan, responden sering mengancam ODS kecil, dan emosi yang kadang terpancing jika untuk membawanya ke Rumah Sakit Jiwa ODS mulai agresif, seperti menendang jika ODS tetap berteriak dan mengamuk. responden.Namun, berbagai informasi dan pengetahuan Responden kedua adalah caregiver baru terkait skizofrenia telah membawa ODS yang telah merawat ibunya selama 9 banyak perubahan dalam merawat ODS. tahun. Selama 6 tahun, responden menjadi Pada saat ini, responden lebih sabar dan caregiver tunggal karena kakaknya bekerja tawakal dalam merawat ODS. Responden di luar kota. Pada tahun 2007, responden juga sering diingatkan istri untuk menikah sehingga tugasnya sebagai memasrahkan semuanya pada Tuhan. caregiver ODS dibantu oleh istri. Sejak awal

Responden mendapatkan banyak merawat ODS, responden cukup tangguh informasi dari berbagai sumber, seperti dari dan sabar. Tanggung jawab dan cinta dokter, internet, caregiver lain dan kasihnya sebagai seorang anak, membuat Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia responden ikhlas merawat ODS. Selain itu, (KPSI) di Yogyakarta. Informasi yang responden juga tidak mau durhaka pada didapat membuat responden lebih ibunya. Bagaimanapun kondisi ODS memahami kondisi ODS. Cara untuk sekarang, dia tetaplah ibu yang telah menghadapi perilaku ODS, responden melahirkan dan membesarkan responden.dapatkan dari komunitas yang diikuti. Dalam Informasi dan pengetahuan yang komunitas peduli skizofrenia, para diperoleh responden terkait skizofrenia caregivers biasanya saling bercerita tentang sangatlah minim. Bahkan, dokter tidak pengalamannya merawat ODS. Kegiatan pernah menjelaskan penyakit ODS secara yang diikuti responden pada komunitas detil pada responden. Dokter hanya memberi peduli skizofrenia ini, diakuinya sangat penjelasan bagaimana menghadapi perilaku membantu. ODS. Responden juga tidak pernah

Peningkatan kematangan emosi dan membaca buku maupun mengakses internet spiritual juga turut mempengaruhi sikap untuk menambah pengetahuannya seputar responden dalam merawat ODS. Responden s k i z o f r e n i a . R e s p o n d e n h a n y a lebih banyak bersabar dan bersandar pada mengandalkan talkshow di TV yang Allah. Dukungan keluarga inti cukup besar, membahas skizofrenia, dan acara semacam mulai dari istri dan anak-anak responden itu tentulah sangat jarang. Selain itu, proses yang lainnya. Faktor-faktor, seperti belajar yang diyakini responden cukup kematangan emosi dengan meminimalisasi efektif adalah terjun langsung untuk kata-kata kasar, kematangan spiritual seperti: menangani ODS. Responden memanfaatkan semakin rajin sholat, sholat maghrib pengalaman masa lalu untuk mempelajari berjamaah di masjid, dukungan keluarga dan sikap ODS. keinginan responden untuk mengikuti family Kondisi ODS sekarang ini sangat sulit gathering dan KPSI untuk memperoleh diajak interaksi, ODS tidak berhenti informasi terkait skizofrenia yang digunakan berbicara kecuali jika sedang tidur. Namun, responden untuk mengatasi ketegangan, responden menyatakan bahwa beban fisik konflik dan frustrasi dalam dirinya. yang ditanggung sangat sedikit. Secara fisik, Responden mengoptimalkan segala ODS memang masih mampu mandi, makan kekuatan dari dalam dan luar dirinya untuk bahkan memasak, sehingga ODS tidak menghadapi tekanan, terutama dalam membutuhkan banyak bantuan. Beban yang tugasnya sebagai caregiver ODS. paling berat ditanggung responden kedua

Rieska D. Ambarsari & Endah Puspita Sari

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 83: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

83

adalah beban mental. Sikap agresif dan keharmonisan. Penyesuaian diri positif anarkis ODS kerap membuat para tetangga memiliki beberapa kriteria, seperti: tidak ada tidak nyaman. ODS sering berkata kasar ketegangan emosi, dalam memecahkan bahkan memukul tetangganya. Tentu hal ini masalah, memiliki pertimbangan rasional, berdampak pada ketidaknyamanan pada para bersikap realistis dan objektif, serta memiliki tetangga responden. Tetangga responden kemampuan belajar. Beberapa kriteria telah pernah melaporkan perbuatan ODS pada dimiliki oleh kedua responden. Rentang ketua RT setempat. Hal inilah yang sering waktu kedua responden untuk dapat membuat responden merasa malu dan tidak menyesuaikan diri dengan baik terhadap nyaman pada tetangganya. Untuk beban ODS, diakui keduanya cukup lama. Hal m a t e r i l , r e s p o n d e n t i d a k p e r n a h tersebut wajar, karena menjadi caregiver mempermasalahkan. Responden yakin ODS bukanlah tugas yang mudah. Namun, bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan, apapun tugas dan peran sebagai manusia, termasuk rezeki untuk merawat dan yang perlu diingat adalah penyesuaian diri mengobati ODS. merupakan proses belajar sepanjang rentang

Perkembangan kematangan emosi kehidupan manusia.responden seperti meminimalisir kata-kata

SIMPULAN DAN SARANkasar dan lebih sabar serta peningkatan Simpulandalam hal beribadah, merupakan faktor

Berdasarkan hasil penelitian yang utama yang dimiliki responden dalam telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa menghadapi konflik dan frustrasi dalam kedua responden memiliki penyesuaian diri merawat ODS. Meskipun tidak ada yang posit if . Faktor-faktor yang dukungan dari keluarga besar, hal itu tidak mempengaruhi penyesuaian diri responden membuat responden menyerah. Rasa marah, pertama adalah kecintaan dan kepeduliannya malu, putus asa terkadang mewarnai terhadap anak lelakinya, peningkatan dalam perjalanan responden dalam merawat ODS. hal beribadah yaitu yang dulunya tidak sholat Namun, yang lebih penting adalah di masjid sekarang aktif sholat berjamaah di bagaimana cara menyikapi kondisi ODS dan masjid, rajin mengikuti komunitas di

perlakukan para tetangga. Responden Yogyakarta yaitu KPSI untuk memperoleh

sebagai anak, memilih untuk bersabar, dan informasi terkait skizofrenia, kondisi sehat

tetap menghormati ibunya yang menjadi responden untuk merawat ODS, dan

ODS. Responden percaya bahwa setiap dukungan dari anggota keluarga lain. penyakit pasti ada obatnya jika manusia Responden kedua adalah seorang anak berusaha. Faktor-faktor, seperti: rasa optimis lelaki yang telah merawat ibunya selama 9 terhadap kesembuhan ODS, kematangan tahun. Responden memperoleh informasi emosi dan spiritual serta keinginan terkait skizofrenia dari dokter di RSJ responden untuk menonton talkshow di TV Surakarta, dari caregiver lain dan talkshow di dan bertanya pada caregiver lain untuk TV. Faktor-faktor yang membentuk memperoleh informasi terkait skizofrenia penyesuaian diri responden kedua lebih mendorong terbentuknya penyesuaian diri bertumpu pada peningkatan keimanan positif pada responden kedua. responden, seperti: semakin rajin sholat,

K e d u a r e s p o n d e n m e m i l i k i lebih ikhlas menerima takdir Tuhan, dan penyesuaian diri positif sebagai caregiver menyadari perannya sebagai anak yang

sholeh. Selain itu, rasa optimis akan ODS. Individu yang memiliki penyesuaian kesembuhan ibunya selalu menumbuhkan diri positif, bukan berarti tidak pernah semangat untuk merawat dan berbakti pada menemui permasalahan atau konflik dalam ibu. Berbagai beban, tantangan dan faktor-hidupnya. Bedanya, individu yang memiliki f ak to r t e r s ebu t yang memben tuk penyesuaian diri positif mampu menghadapi penyesuaian diri responden kedua sebagai ketegangan, konflik dan frustrasi dengan caregiver ODS menuju arah positif. sikap yang positif sehingga tercipta

Kehidupan harmonis antara caregiver

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Penyesuaian Diri Caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS)

Page 84: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

84

dan ODS akan tercipta ketika penyesuaian DAFTAR PUSTAKAdiri positif dapat terbentuk. Penyesuaian diri merupakan keterampilan yang terus Ambari, P.K.A. 2010. Hubungan antara dipelajari individu sepanjang rentang Dukungan Ke lua rga dengan kehidupannya, termasuk oleh caregiver Keberfungsian Sosial pada Pasien ODS. Skizofrenia Pasca Perawatan di

Rumah Sakit . Skripsi (t idak Saran diterbitkan). Semarang: Universitas

Saran pada penelitian ini Diponegoroditujukan untuk:1. Responden penelitian Awad & Voruganti. 2008. The Burden of

Sejauh ini responden sudah Schizophrenia Caregiver. Diunduh berusaha untuk melakukan penyesuaian tanggal 15 September 2011 dari diri dengan baik terhadap ODS yang http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedirawat. Responden diharapkan tetap d /1819 8934. konsisten dalam melakukan perawatan

rddan pengobatan terhadap ODS. Baron, R.A.1995. Psychology (3 edition).Kesabaran dan keikhlasan terhadap Boston: Allyn & Baconcobaan Tuhan menjadi modal utama untuk tetap bertahan menjalankan tugas Durand, V.M.,& Barlow D.H. 2007. Intisari mulia sebagai caregiver ODS. Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Responden hendaknya menambah Pustaka Pelajarpengetahuan terkait skizofrenia untuk lebih memahami kondisi ODS dan cara Fausiah, F dan Widury, J. 2008. Psikologi menghadapi perilaku ODS. Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta:

2. Masyarakat Universitas Indonesia PressMasyarakat diharapkan mampu

memahami bahwa tugas sebagai Gunarsa, Y. S. D dan Gunarsa, S. D. 1986. caregiver ODS bukanlah hal yang Psikologi Keperawatan. Jakarta: mudah. Selain beban personal, beban BPK Gunung Mulia sosial juga menjadi stressor kuat untuk caregiver ODS. Masyarakat hendaknya Gunarsa, Y. S. D dan Gunarsa, S. D. 1998. tidak memberikan pandangan negatif Psikologi Remaja. Jakarta: BPK terhadap ODS, jika belum mampu Gunung Mulia memberikan dukungan moril terhadap keluarga ODS. Halim, M. S. 1996. Skizofrenia dan

3. Peneliti selanjutnya Keluarga. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Peneliti selanjutnya disarankan agar Jaya Jakartalebih memperdalam dinamika psikologis

responden dengan pedoman wawancara Jusuf, L. 2006. Asesmen Kebutuhan dan probing untuk memperoleh data

C a r e g i v e r . T h e s i s ( T i d a k yang lebih komprehensif. Selain itu, Diterbitkan). Jakarta: Pascasarjana perlu juga disertakan hasil observasi Fakultas Psikologi Universitas yang kontinyu dan terarah sehingga Indonesiadiperoleh gambaran yang lebih lengkap

dan relevan dengan fokus penelitian. Poerwandari, E. K. 2009. Pendekatan Peneliti selanjutnya juga dapat memotret

Kualitatif untuk Penelitian Perilaku variabel lain dari tugas sebagai caregiver Manusia. Cetakan ketiga. Jakarta: ODS, misalnya variabel penerimaan diri, L P S P 3 F a k u l t a s P s i k o l o g i

dukungan sosial, hardiness dan coping Universitas Indonesia

stress

Rieska D. Ambarsari & Endah Puspita Sari

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 85: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

85

Putri, Y. N. S. 2010. Coping Stres Suami yang Memiliki Istri Skizofrenia. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Wardani, 2005. Dealing with Mental

Illness. Jakarta: The Jakarta Post. Tanggal Schneiders A. A. 1964. Personal Adjustment 22 Oktober 2005

and Mental Health. New York: McGraw Hill Book Co.

Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental, Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri serta Teori-teori Terkait. Yogyakarta: Kanisius

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Penyesuaian Diri Caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS)

Page 86: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

86

Rieska D. Ambarsari & Endah Puspita Sari

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 87: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

87

Perkembangan ilmu pengetahuan dan kelainan darah seperti hemofilia, leukemia, teknologi telah membukakan cakrawala sickle cell, dan talasemia merupakan pemahaman mengenai penyebab dan beberapa contoh penyakit kronis yang penanganan penyakit kronis dan akut. memiliki pengaruh signifikan terhadap Penemuan-penemuan metode-metode baru fungsi fisik, emosional, psikologis, dan dalam penatalaksanaan penyakit kronis sosial anak. Meskipun penyakit-penyakit memiliki dampak yang signifikan pada tersebut memiliki perbedaan dalam hal pasien maupun keluarga, baik secara fisik, keparahan dan penanganan, anak-anak yang emosional, psikologis, maupun sosial. menderita penyakit tersebut akan mengalami Penyakit kronis, menurut Strauss, dkk tekanan yang berat, antara lain rawat inap di (Viviers, Linde, 2005) antara lain bersifat rumah sakit selama beberapa waktu, jangka panjang di mana pada saat-saat ancaman kematian, dan perawatan kesehatan tersebut diperlukan penanganan medis yang yang berlangsung seumur hidup untuk biasanya memerlukan biaya pengobatan mendukung usaha pengobatan. yang tidak murah. Mulai dari terapi hingga Talasemia berasal dari bahasa Yunani, operasi. Selain itu, pengobatan jangka yaitu talassa yang berarti laut. Yang panjang tersebut dapat mengubah seluruh dimaksud dengan laut tersebut adalah Laut aspek kehidupan, tidak hanya bagi pasien Tengah. Hal ini disebabkan penyakit ini melainkan juga pada keluarga. Perubahan pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut siklus kehidupan tersebut tentu saja Tengah. Penyakit ini pertama kali ditemukan memerlukan upaya penyesuaian diri. oleh seorang dokter di Detroit USA yang

Penyesuaian psikososial pada anak bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925 yang menderita penyakit kronis merupakan yang menemukan anak-anak yang menderita ranah penelitian yang vital dilakukan oleh anemia dengan pembesaran limpa setelah profesional klinis dan anak. Penyakit berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini

AbstrakParents' understanding about psychological well-being could affect their efforts in facing and accepting the children with thalassemia major. Genetic counseling and genetic screening are some attempts made to provide an understanding about this illness. There are some factors that affect parents' decision to enroll a genetic counseling or even a genetic screening.The aim of this research is to find out parents' psychological well-being and their decision to enroll a genetic counseling. Subjects in this research are parents of the children with thalassemia major that live in Central Java. Subjects are about 25-45 years old. The hypothesis of this research is “there is a positive correlation between psychological well-being and the decision to enroll a genetic counseling”. Data analysis show r = 0.624; p> .05 which mean that there is no xy

significant correlation between psychological well-being and the decision to enroll a genetic counseling.

Keywords: psychological well-being, genetic counseling, thalassemia major.

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING (PWB) DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGIKUTI KONSELING GENETIKA PADA ORANGTUA ANAK

DENGAN TALASEMIA MAYOR

Costrie G. WidayantiKartika Sari Dewi

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro SemarangEmail: [email protected]

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 88: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

88

disebut anemia splenic atau anemia cooley, program penanganannya. Keberadaan sesuai dengan nama penemunya (Weatherall, penyakit tersebut di Indonesia harus dalam Ganie, 2005). Talasemia adalah suatu dipandang sebagai masalah kesehatan yang penyakit darah yang diturunkan secara serius. Hal ini disebabkan oleh karena genetik dari orangtua kepada anaknya. skrining pengemban sifat kelainan darah Model pewarisan penyakit adalah autosomal tersebut pada populasi menunjukkan angka resesif, terdapat 25% peluang dalam setiap yang memprihatinkan. Pada beberapa kehamilan untuk melahirkan anak dengan populasi, frekuensi pembawa sifat talasemia talasemia mayor apabila kedua orang tua sangat tinggi, yaitu mencapai 10% dan 36% adalah carrier atau pembawa gen talasemia untuk HbE (Lanni dalam Ganie, 2005). (talasemia minor). Talasemia adalah Tindakan preventif yang dianjurkan WHO penyakit yang disebabkan oleh karena untuk mengendalikan talasemia dan kerusakan se l darah merah yang hemoglobinopati pada negara-negara-negara mengandung hemoglobin yang berfungsi berkembang adalah berupa skrining, untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. diagnosis prenatal, dan konseling genetika.

Terdapat dua jenis talasemia, yaitu Istilah konseling genetika (Genetic talasemia alfa, di mana kerusakan gen pada Counseling) pertama kali diperkenalkan oleh rantai alfa, dan talasemia beta, dimana Dr. Sheldon Redd dari Dight Institute for kerusakan gen terjadi di rantai beta. Adapun Human Genetics, Universitas Minnesota. berdasarkan keparahan dibedakan atas dua Konseling genetika diartikan sebagai macam, yaitu talasemia minor dimana pasien ”pemberian informasi atau pemahaman biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda kepada masyarakat tentang masalah genetik keparahan, hanya mengalami pucat. yang ada dalam keluarganya”. Konseling Sedangkan golongan yang sangat parah genet ika merupakan suatu proses adalah talasemia mayor, di mana penyakit ini komunikasi yang bersifat komprehensif ditandai dengan anemia berat hingga pasien sebagai upaya untuk membantu individu dan memerlukan transfusi darah seumur keluarga memahami dan pada akhirnya dapat hidupnya. Beberapa kondisi yang dapat beradaptasi terhadap dampak medis, menyertai pada penderita talasemia mayor psikologis, dan sosial dari informasi genetik adalah komplikasi organ yang disebabkan sebagaimana dikemukakan oleh Evans 2006 oleh adanya produksi zat besi yang sebagai berikut:berlebihan, antara lain pembesaran hati dan Genetic counselling respond(s) to the limpa (hepatosplenomegali) dengan wajah individual seeking genetic information khas mongoloid, frontal bossing, mulut and the challenge of how the tongos (rodent like mouth), bibir agak knowledge of the genetic contribution tertarik, maloklusi gigi, pertumbuhan yang is shared with individuals and families. terhambat, anak menjadi kurus bahkan Genetic counselling (is) an educative kurang gizi (Lubis, dkk., 1991), diabetes and communicative speciality. (it) can mellitus, hingga osteoporosis. Transfusi be likened to a translator who carries darah rutin diperlukan untuk dapat bertahan scientific information from the hidup. Talasemia telah dianggap sebagai laboratory into the clinical arena and penyakit yang serius dan fatal oleh karena makes i t comprehensible and pasien memiliki harapan hidup yang pendek. personally relevant to individuals and Pasien biasanya tidak mencapai usia dewasa. families. (genetic counselling ) is part Kendati demikian, perkembangan dalam hal of a dialogue…a two way process with penanganan menunjukkan peningkatan usia the counsellor and the patient mutually harapan hidup pasien talasemia (Krepia- influencing one another “Sapountzi, Despina, dkk., 2006).

Talasemia telah menimbulkan Komponen konseling genetika pelbagai permasalahan kesehatan dunia menurut McConkie-Rosell dan O'Daniel terutama pada negara-negara berkembang, (Tercyak, 2010) meliputi: (1) kontrak; (2) sehingga WHO telah mencantumkan mengumpulkan informasi terkait sejarah

Costrie G. Widayanti & Kartika Sari Dewi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 89: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

89

medis dan sejarah keluarga (family tree / Westhoven, 2002). Selain itu juga terdapat pedigree); (3) diskusi tentang kemungkinan bukti bahwa tingkat stres dan konflik diagnosis dan; (4) mendiskusikan tentang keluarga dapat bervariasi seiring dengan evaluasi, diagnosis, dan rencana tindak tingkat perkembangan anak (Coakley, lanjut. Pemberian informasi ini akan Holmbeck, Friedman, Greenley, & Thill, m e m b a n t u p a s a n g a n u n t u k 2002). mempertimbangkan benar-benar untung Orangtua yang memiliki anak ruginya sebelum pada akhirnya mengambil menderita talasemia mayor ataupun penyakit keputusan untuk mengikuti layanan kronis biasanya memiliki psychological well konseling genetika. being (PWB) yang rendah. Pengalaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehari-hari keluarga untuk berinteraksi strategi penyesuaian dalam mengatasi dengan anggota keluarga yang menderita kesakitan, tingkat dan fungsi kognitif, talasemia mayor antara lain mengantar ke sebagaimana penyesuaian psikologis ibu rumah sakit, menjalani transfusi darah secara telah menjadi indikasi terhadap penyesuaian terus-menerus serta interaksi dengan para psikologis pada anak (Sharpe, Brown, profesional kesehatan mengakibatkan Thompson, & Eckman, 1994; Thompson. terjadinya beban psikologis yang tidak Kendati penyakit talasemia mayor ringan (Louthrenoo, Sittipreechacharn, merupakan salah satu penyakit yang Thanarattanakorn & Sanguansermsri, 2002; menantang bagi keluarga, tetapi hasil Politis, 1998 dalam Krepia-Sapountzi, penelitian menunjukkan bahwa fungsi Despina, dkk., 2006). Oleh karena keluarga masih dapat berfungsi sebagaimana pengalaman tersebut dini lai t idak pada keluarga yang tidak memiliki anggota menyenangkan. Tekanan emosional, keluarga yang memiliki penyakit kronis. kecemasan, ketakutan, kesulitan untuk Kazak (2001) menyatakan bahwa keluarga menyesuaikan diri dengan perasaan negatif, yang memiliki ketahanan yang tinggi akan dan perubahan dalam perubahan fungsi menunjukkan kemampuan untuk melakukan keluarga merupakan beberapa permasalahan pola-pola coping saat berinteraksi dengan yang umum terjadi pada keluarga yang anggota keluarga yang mengalami sakit. memiliki anak dengan talasemia atau Adapun beberapa karakteristik yang dapat penyakit kronis lainnya (Krepia-Sapountzi, mempengaruhi ketahanan tersebut antara Despina, dkk., 2006). Penelitian pada lain adalah pola-pola kebiasaan yang penyakit darah menunjukkan bahwa dibangun dalam keluarga, misalnya dalam orangtua mengalami tekanan emosional hal ibadah, kebiasaan makan bersama dan yang lebih besar dibandingkan dengan sikap serta perilaku orangtua yang orangtua yang memiliki anak dengan ditunjukkan dengan kehangatan, kasih, dan penyakit kronis lainnya (Burlew, Evans, & melindungi (Davis dkk., 2001). Di sisi lain, Older dalam Krepia-Sapountzi, Despina, keluarga seringkali mengalami tekanan oleh d k k . , 2 0 0 6 ) . K o n d i s i i n i d a p a t karena anggota keluarga yang mengalami mempengaruhi PWB orangtuapenyakit kronis. DeVrie, Kassam-Adams, Psychological wellbeing didefinisikan Cnaan (1999) dan Kazak, dkk (1997) sebagai hasil evaluasi atau penilaian menyatakan bahwa keluarga dalam hal ini seseorang terhadap dirinya yang merupakan orangtua mengalami suatu keadaan yang evaluasi terhadap pengalaman hidupnya disebut dengan gangguan stres pasca trauma (Ryff dalam Halim, Magdalena dan Atmoko, yang memberikan kontribusi terhadap Wahyu Dwi, 2005). Evaluasi terhadap terjadinya disfungsi suatu keluarga. pengalaman akan mengakibatkan seseorang

Keluarga yang memiliki status dapat menerima keadaan hidupnya yang ekonomi sosial yang rendah memiliki risiko akan mengakibatkan PWB-nya meningkat yang lebih besar terhadap terjadinya konflik ( Ry f f d a n S i n g e r , 1 9 9 6 ) . Ry f f keluarga sebagai respon terhadap kehadiran mengemukakan enam dimensi dari anak dengan penyakit kronis (Holmbeck, psychological well being, yaitu penerimaan Coak ley, Hommeyer, Shapera , & diri, hubungan positif dengan orang lain,

Psychological Well-being (pwb) dan Pengambilan Keputusan untuk Mengikuti Konseling Genetika pada Orangtua Anak Dengan Talasemia Mayor

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 90: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

90

otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan 2. Status anak adalah anak kandunghidup, dan pengembangan pribadi (Ryff, 3. Memiliki minimal satu anak yang Carol & Keyes, Corey, 1995). menderita talasemia mayor

Pemahaman orangtua terhadap 4. Tinggal di kabupaten /kota di Semarang.pentingnya PWB dapat mempengaruhi 5. Wilayah demografis meliputi daerah usaha-usaha yang dilakukan untuk dapat kota, desa, pesisir, dan perbukitanmenghadapi dan pada akhirnya menerima 6. Jenis kelamin subyek adalah laki-laki dan kondisi anak yang menderita penyakit perempuankronis, di mana salah satunya adalah 7. Memiliki kemampuan membaca dan t a l a s e m i a m a y o r. K o n s e l i n g d a n menulispemeriksaan genetika merupakan beberapa 8. Tinggal dengan anak yang menderita usaha yang dapat dilakukan untuk thalassaemia mayormemberikan pemahaman terhadap orangtua 9. Bersedia terlibat sebagai subjek mengenai penyakit ini. Kendati demikian, penelitian.beberapa faktor baik internal maupun Dalam proses pencarian subjek eksternal memiliki kontribusi dalam proses penelitian, peneliti mengalami beberapa pengambilan keputusan orangtua untuk kendala yang disebabkan oleh:melakukan konseling bahkan pemeriksaan 1. Adanya penolakan dari calon subjek genetika. Adapun faktor internal meliputi penelitian, yang menyatakan keberatan identitas diri, yaitu bagaimana seseorang m e n g i s i s k a l a p s i k o l o g i y a n g menilai kekuatan dan kelemahan diri, ditawarkan.pendidikan, religiusitas, persepsi tentang 2. Sedikitnya pasien yang melakukan penyakit. Sedangkan faktor eksternal antara transfusi ke PMI Kota Semarang (hanya lain faktor sosial ekonomi, dukungan sosial, sesuai perjanjian).kontrol orang lain dan relasi interpersonal. 3. Keterbatasan waktu peneliti dalam Adapun bagaimana faktor-faktor tersebut pengambilan data penelitian yang tidak saling berinteraksi serta proses yang terjadi kontinyu.di antara variabel-variabel tersebut kurang Dalam realisasinya, subjek penelitian dikaji secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan adalah 10 orang ibu yang memiliki anak untuk mengetahui hubungan antara PWB dan dengan talasemia mayor. Subjek penelitian pengambilan keputusan untuk melakukan rata-rata berusia 35-48 tahun. Subjek konseling dan pemeriksaan genetika pada merupakan caregiver dari penderita caregiver pasien talasemia mayor. Hipotesis talasemia yang sedang mengantar anaknya yang diajukan adalah ada hubungan positif yang sedang menjalani transfusi. antara PWB dan pengambilan keputusan untuk melakukan konseling dan pemeriksaan Prosedur Pengumpulan Datagenetika pada caregiver pasien talasemia Variabel kriterium adalah PWB, mayor sedangkan variabel prediktor adalah

pengambilan keputusan menjalani konseling METODE PENELITIAN genetik. Data penelitian dikumpulkan

Sampel Penelitian dengan menyebarkan dua skala, yaitu Skala Sampel dalam penelitian ini adalah para PWB yang disusun berdasarkan dimensi

orangtua anak dengan talasemia mayor yang PWB Ryff dan Skala Pengambilan tinggal di kabupaten/kota di Propinsi Jawa Keputusan yang disusun berdasarkan aspek-Tengah, dan berusia antara 25-45 tahun. aspek dari Planned Behavior Theory dari Pengambilan subjek dalam penelitian ini Azjen dan Fisbein. Skala disusun oleh kedua dilakukan dengan menggunakan teknik peneliti. Skala Psikologi PWB memiliki nilai purposif. koefisien Alpha = 0.676 dengan jumlah item Kriteria Inklusi Subjek Penelitian: 32 butir. Sedangkan untuk Skala Psikologi 1. Subyek penelitian adalah orangtua anak Pengambilan Keputusan memiliki nilai

dengan talasemia mayor, yang berusia koefisien Alpha = 0.774 dengan jumlah item antara 25-45 tahun 79 butir.

Costrie G. Widayanti & Kartika Sari Dewi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 91: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

91

Analisis Data berinteraksi dengan anggota keluarga yang Analisis data yang digunakan adalah mengalami sakit. Adapun beberapa

Spearman's rank, dengan menggunakan karakteristik yang dapat mempengaruhi teknik komputerisasi, yaitu program SPSS ketahanan tersebut antara lain adalah pola-versi 12. pola kebiasaan yang dibangun dalam

keluarga, misalnya dalam hal ibadah, HASIL PENELITIAN kebiasaan makan bersama dan sikap serta

Hasil penelitian menunjukkan nilai r perilaku orangtua yang ditunjukkan dengan xy

kehangatan, kasih, dan melindungi (Davis = 0.624 dengan nilai p = 0.177 (p < 0.05), dkk, 2001; Fiese & Wamboldt, 2000). Selain yang berarti hipotesis penelitian ditolak. Hal itu, dukungan psikologis yang diberikan oleh tersebut menunjukkan bahwa tidak ada anggota keluarga merupakan sumber daya hubungan antara PWB dengan pengambilan yang berfungsi sebagai mediator antara stres keputusan untuk melakukan konseling dan PWB (van Riper dalam Tercyak, 2010)genetika.

Akan tetapi, penelitian pada penyakit darah menunjukkan bahwa orangtua PEMBAHASANmengalami tekanan emosional yang lebih Ana l i s i s has i l pene l i t i an in i besar dibandingkan dengan orangtua yang mengungkap bahwa tidak ada hubungan memiliki anak dengan penyakit kronis yang signifikan antara PWB dengan lainnya (Burlew, Evans, & Older dalam pengambilan keputusan untuk melakukan Krepia-Sapountzi, Despina, et. al., 2006). konseling genetika pada orangtua dengan Kondisi ini dapat mempengaruhi PWB anak penderita thalessemia mayor di PMI orangtua. Hal tersebut sesuai dengan Kota Semarang. Meskipun PWB para subjek penjelasan Greenberg (2007) bahwa ada pada taraf rendah, akan tetapi sebagian besar keluarga penderita penyakit pengambilan keputusan mereka untuk kronis biasanya mengalami kecemasan, melakukan konseling genetika cukup tinggi. kesedihan, dan kekhawatiran mengenai Hal tersebut kemungkinan dapat keadaan anggota keluarganya yang terjadi sebagai akibat dari tingkat stres menderita penyakit kronis sepanjang waktu, orangtua atau caregiver pada anak penderita terkait dengan kekhawatiran menyangkut talasemia berada pada level moderat sebagai kemungkinan penyakit yang diderita anak respon terhadap ancaman penyakit yang akan semakin parah dan terkait dengan masa diderita anaknya yang tidak terlihat secara depan anak.kasat mata dan telah berlangsung secara

Orangtua dengan anak yang menderita menahun. Janis dan Mann (1979) penyakit kronis cenderung mengalami mengungkapkan bahwa tekanan psikologis perasaan bersalah dan berusaha menutupi pada level moderat mendorong usaha emosi-emosi negatifnya kepada pihak lain. menganalisis tindakan alternatif secara lebih Mereka berusaha untuk tidak terlihat lemah hati-hati dan terarah, sehingga menghasilkan dihadapan anak-anak mereka yang sedang solusi yang lebih baik daripada ketika dalam perawatan medis atau membutuhkan tekanan psikologis atau stres berada pada pengobatan. Meskipun dalam penelitian level tinggi. yang dilakukan Greenberg (2007), sebagian Kendati penyakit talasemia mayor besar dari responden mengungkapkan tetap merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan dukungan dan informasi menantang bagi keluarga, tetapi hasil medis yang sesuai dengan kebutuhan anak penelitian menunjukkan bahwa fungsi mereka.keluarga masih dapat berfungsi sebagaimana

Emosi-emosi negatif, seperti sedih, pada keluarga yang tidak memiliki anggota marah, dan kecewa, serta perasaan tidak keluarga yang memiliki penyakit kronis berdaya yang berkepanjangan selama lainnya. Kazak (2001) menyatakan bahwa merawat anak mereka yang didiagnosis keluarga yang memiliki ketahanan yang mengidap penyakit kronis, seperti penyakit tinggi akan menunjukkan kemampuan untuk talasemia mayor merupakan indikator melakukan pola-pola coping saa t

Psychological Well-being (pwb) dan Pengambilan Keputusan untuk Mengikuti Konseling Genetika pada Orangtua Anak Dengan Talasemia Mayor

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 92: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

92

rendahnya PWB dari orangtua tersebut. Hal Hasil peneli t ian menunjukkan ini sesuai dengan penjelasan Davis (2001) simpulan bahwa tidak ada hubungan antara bahwa individu yang memiliki tingkat PWB dengan pengambilan keputusan untuk kesejahteraan psikologis yang tinggi adalah melakukan konseling genetika.Tekanan mereka yang jauh lebih sering mengalami psikologis pada level moderat mendorong kepuasan hidup dan lebih sedikit mengalami usaha menganalisis tindakan alternatif secara emosi yang tak menyenangkan, seperti lebih hati-hati dan terarah, sehingga marah dan sedih. menghasilkan solusi yang lebih baik

Satu hal yang perlu dikaji lebih jauh, daripada ketika tekanan psikologis atau stres bahwa pengukuran PWB ternyata haruslah berada pada level tinggi. cukup memperhatikan perbedaan kondisi level tekanan psikologis yang dialami subjek Sarandengan masalah emosional yang muncul Berdasarkan hasil pembahasan di atas, secara berkepanjangan. Meskipun subjek maka dapat disarankan:berada pada level tekanan psikologis yang 1. Bagi subjek penelitianmoderat sehingga masih dapat menggunakan a. Mereal isas ikan pengambilan kemampuan kognitifnya secara efisien, di keputusannya dalam mengikuti sisi lain dampak situasi yang ditimbulkan konseling genetika agar dapat dari situasi penyakit kronis tersebut juga memperoleh dukungan informasi, menimbulkan munculnya evaluasi terhadap instrumental, dan emosional sebagai emosi-emosi negatif yang terukur dalam caregiver penderita talasemia.Skala PWB cukup tinggi. b. Melanjutkan dan meningkatkan

Berdasar penelitian ini dapat diungkap aktivitas keluarga yang mengurangi beberapa hal yang menjadi keterbatasan dampak emosional dari situasi penelitian: kronis akibat talasemia, seperti:

a. Peneliti belum memperhitungkan kegiatan ibadah, kebiasaan makan variabel perancu berupa level tekanan bersama dan sikap serta perilaku psikologis yang dialami subjek dalam orangtua yang ditunjukkan dengan hal ini orangtua anak yang menderita kehangatan, kasih, dan melindungi.talasemia mayor. Dimana secara c. Membuka diri dalam memahami dan teoritik level tekanan psikologis mengelola emosi-emosi negatif mempengaruhi proses individu dalam yang muncul dengan terbuka pada melakukan pengambilan keputusan. konselor kesehatan atau support

b. Skala PWB yang disusun peneliti group, selain menyadari bahwa s e h a r u s n y a t i d a k h a n y a emosi negatif tersebut merupakan menitikberatkan pada evaluasi yang respon wajar pada keluarga dengan bersifat afektif (emosional), seberapa anggota yang berpenyakit kronis.sering mengalami emosi-emosi negatif semata, tetapi juga pada evaluasi yang 2. Bagi pihak pelayanan kesehatan terkaitbersifat kognitif mencakup kepuasan Mengakomodir dukungan bagi subjek terhadap kehidupannya saat ini orangtua dan caregiver anak dengan dibanding dengan kehidupannya yang talasemia, berupa pemberian informasi lalu. medis terkait, terbentuknya kelompok

c. Terbatasnya jumlah subjek (hanya 10 dukungan, konseling genetika, dan o r a n g ) , y a n g m e m u n g k i n k a n pelayanan medis yang terjangkau.kekurangmampuan untuk melakukan generalisasi pada populasi yang lebih 3. Bagi peneliti selanjutnyaluas, yaitu orangtua yang memiliki a. Memperhatikan variabel level anak dengan penyakit kronis. tekanan psikologis yang dialami

keluarga dengan anak berpenyakit SIMPULAN DAN SARAN kronis, sebagai variabel perancu

Simpulan dalam kaitannya antara PWB dengan

Costrie G. Widayanti & Kartika Sari Dewi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 93: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

93

proses pengambilan keputusan Janis, I.L. & Mann. L. (1979). Decision menjalani konseling genetik. Making: A Psychological Analysis of

b. Mengkaji lebih dalam dengan Conflict, Choice, and Commitment. penelitian kualitatif mengenai PWB New York: The Free Press.keluarga dengan anak berpenyakit kronis dan bagaimana proses Sapountzi, D.S., Roupa, Z., Gourni,M., pengambilan keputusan mereka Mastorakou, F., Vojiatzi, E., menjalani konseling genetik. Kouyioumtzi, A., & Shell, S.V.A.

(2006). Qualitative Study on The DAFTAR PUSTAKA Experiences of Mothers Caring for

Children with Talasemia in Athens, Evans, C. (2006). Genetic Counseling: A Greece, Journal of Pediatric

Psychological Approach. UK: Nursing. 21.2; 142-152.Cambrigde University Press.

Ryff, C. D. & Keyes, C. L. M., (1995). The Ganie , R . A. (2005) . Talasemia: Structure of Psychological Well-

Permasalahan dan Penanganannya. Being Revisited. Journal of Medan: Universitas Sumatera Utara. Personality and Social Psychology.

69.4; 719-727.Greenberg, T. M. (2007). The Psychological

Impact of Acute and Chronic Illness. Tercyak, K. P. (ed). (2010). Handbook of New York: Springer. Genomics and the Family, Issues in

Clinical Child Psychology. New York: Springer.

Psychological Well-being (pwb) dan Pengambilan Keputusan untuk Mengikuti Konseling Genetika pada Orangtua Anak Dengan Talasemia Mayor

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 94: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

94

Costrie G. Widayanti & Kartika Sari Dewi

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 95: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

95

Dokumen ini ditulis sebagai pedoman J u r n a l P s i k o l o g i : format final artikel jurnal intervensi [email protected]. Bagian pendahuluan ini tanpa 7. Naskah yang diterima redaksi akan m e n g g u n a k a n h e a d i n g direview dengan hasil penilaian:“PENDAHULUAN”. a. diterima tanpa perbaikan

b. diterima dengan perbaikanc. d i k e m b a l i k a n k a r e n a k u r a n g PANDUAN BAGI PENULIS

memenuhi syaratArtikel atau naskah yang dikirim ke 8. Apabila naskah dikembalikan kepada redaksi JURNAL PSIKOLOGIKA akan

penulis untuk direvisi, maka hasil revisi dipertimbangkan untuk dimuat bila naskah naskah selambat-lambatnya dikirim ke memenuhi kriteria sebagai berikut:redaksi dalam bentuk softcopy dalam 1. Naskah merupakan hasil pemikiran atau waktu lima hari kerja setelah surat riset di bidang psikologi.pemberitahuan revisi diterima. 2. Naskah ditulis dengan mengikuti format

Penulis selanjutnya akan menerima cetak (dokumen ini) dalam bahasa ce tak l epas sebanyak t iga buah . Indonesia dan atau bahasa Inggris yang Penyuntingan cetak coba (camera memenuhi kaidah-kaidah penulisan yang ready/reprint) dilakukan dengan/tanpa baik dan benarmelibatkan penulis. Pemuatan suatu tulisan 3. Setiap naskah harus disertai dengan daftar masih dapat dibatalkan jika diketahui ada pustaka atau referensi.masalah. Penyunting tidak berkewajiban 4. Penulis tidak berkeberatan bila naskahnya mengembalikan artikel yang dimuat. mengalami penyuntingan dan atau Kepastian pemuatan/penolakan/revisi perbaikan, dengan tidak mengubah dilakukan secara tertulis. substansi/isi tulisan.

Segala sesuatu yang menyangkut 5. Penulis menyertakan riwayat hidup perjanjian pengutipan, penggunaan software singkat yang berisi:computer, orisinalitas artikel atau ihwal lain a. identitas diriyang terkait dengan HAKI, yang dilakukan b. riwayat pekerjaanoleh penulis artikel berikut konsekuensi c. karya-karya ilmiah yang dimilikihukum yang mungkin timbul karenanya, d. pertemuan ilmiah yang pernah diikuti menjadi tanggung jawab penuh penulis.atau hal-hal lain yang spesifik yang

penting6. Setiap artikel dikirim melalui e-mail

AbstractAbstract is written in English and Indonesian, limited to 120 words, and written in single paragraph. Abstract of an empirical study should describe the problem under investigation (one sentence if possible), the participants or subjects (and specifying pertinent characteristics), the research method, the findings (including statistical significance levels), the conclution, and the implication or applications. Abstrack of a case study should describe the subject and the relevant characteristics of subjects, the nature of or solution to a problem illustrated by the case example, and the questions raised for additional research or theory (10 point, justify, indented)

Key words: written inline, three to five words (10 point).

FORMAT CETAK JURNAL INTERVENSI PSIKOLOGIJudul Ditulis dengan Huruf Besar dan Kecil, maks 14 kata (12 Point Centered)

Nama para penulis, lengkap, tanpa gelar, tanpa posisiNama institusi tempat penulis berafiliasi (10 point centered)

E-mail: E-mail@domain (10 point centered)

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 96: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

96

FORMAT, SISTEMATIKA, TABEL, 1. Tabel dan gambar harus diberi caption DAN GAMBAR (judul/keterangan) menggunakan huruf

1. Penulisan naskah pada umumnya besar di awal kata (title case), serta mengikuti kaidah-kaidah yang tertuang dengan penomoran yang berurutan. dalam Publication Manual of the Caption table diletakkan di atas, American Psychological Association sedangkan gambar di bawah.

th 2. Tabel dan gambar selalu simetris di (APA) 5 ed. (2001).tengah (centered) terhadap halaman, dan 2. Artikel ditulis pada kertas A4, huruf dibuat agar ukurannya tidak terlalu kecil.Times New Roman ukuran 11, spasi

3. Usahakan penggunaan gambar dua warna tunggal, rata kiri.(hitam-putih), dan hilangkan garis tepi 3. Artikel berkisar 10 - 20 halaman.gambar.4. Heading tanpa penomoran dengan

4. Gambar disertakan dalam bentuk soft maksimal dua peringkat sub heading, copy dalam format JPEG. Sumber gambar contoh:disebutkan di bagian bawah gambar apabila bukan karya sendiri. Izin Ini Headingpenggunaan atau bukti kepemilikan Ini Sub-Heading Peringkat 1 (Italicize, gambar harus disertakan apabila gambar Flush Left, Capitalize Key Words)tersebut dimiliki hak ciptanya oleh orang Teks dalam paragraf ini diberi indent lain.first line dengan spasi ganda. Apabila sub-

5. Penulisan hasil olah statistik seperti heading peringkat 1-nya adalah “Prosedur contoh berikut: F(2, 116) = 2,80, p < 0,05 Pengumpulan dan Analisis Data”, maka teks untuk ANOVA; atau t(60) = 1,99, p < 0,05 dalam paragraph ini menerangkan hal

2tersebut: untuk uji-t; (4, N = 90) = 10,51, p < 0,05 untuk kai kuadrat.

Ini sub-heading peringkat 2 . (indented, capitalizefirst wordonly, CARA MENGACU DAN Italicize and include period, and BIBLIOGRAFIbegin text immediately after heading 1. Penulisan acuan secara umum mengikuti on the same line). format APA (2001). Contoh cara

mengacu:Badan utama artikel hasil penelitian McCullough (2011) mengingatkan bahwa

berisi: pemaafan berlangsung melalui ...1. Pendahuluan Purwanto (2008) berargumen bahwa

Memuat latar belakang dan pernyataan kemarahan …masalah, tinjauan pustaka, kerangka Sejumlah penulis (Nashori, 2010; Mujib, berpikir, dan hipotesis yang hendak diuji. 2009, Mubarok, 2010) menyampaikan

2. Metode Penelitian simpulan mengenai ….Memuat rancangan penelitian ,gambaran 2. Bibliografi, terbatas pada sumber yang partisipan,serta prosedur pengumpulan dirujuk, disusun urut berdasarkan abjad. dan, analisis data. Utamakan pustaka termutakhir (terbit

3. Hasil Penelitian sepuluh tahun terakhir), dan yang berasal Memuat hasil uji hipotesis, yang dapat dari sumber primer (laporan penelitian, menyer t akan t a l e , g ra f ik , dan artikel dalam jurnal/majalah ilmiah). sebagainya. Contoh penulisan bibliografi:

4. Pembahasan a. Artikel dalam jurnal, majalah, surat Memuat interpretasi dan evaluasi kabar, makalah seminar, atau buku terhadap hasil penelitian, serta ulasan kumpulan artikel :problem-problem terkait yang dipandang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Tanumidjojo ,Y. , Basoeki ,S.L. ,

5. Simpulan dan Saran. Yudiarso,A. (2004). Stres dan Penggunaan tabel dan gambar Perilaku Koping Pada Remaja

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 97: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

97

Penyandang Diabetes Mellitus Buku, buku terjemahanTipe I. Anima, Indonesian Iskandar, T.Z. (2012). Psikologi Psychological Journal,19 (4), Lingkungan. Bandung: Penerbit 399-406 Refika Aditama.

Borysenko, J., Borysenko, M. Taylor, C., & Clara, S. (2005, 15 (2002). The Power of the Mind to

April). A New Brain for Intel. Heal. (A. R. Edi & S. M. Sutjipto, Time Magazine, 9-10. Penerj.). Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.Subagyo, P. (2008, 28 Juni). c. Sumber internet

Kesalehan Lingual. Kompas, Miller, M. B. (2001, 20 April). hlm. 5. Resources for psychology majors.

Psychology Online, 4 Article 012b. Nashori, H.F. (2012, November). Diunduh pada 5 Mei 2009, dari

Pemaafan pada Mahasiswa Etnis http://du.edu/psychology/volume4/oJawa Ditinjau dari Faktor-faktor n1004012b.html. D e m o g r a f i s . P a p e r Peer to Peer Counseling Group. dipresentasikan dalam Temu (tanpa tanggal). Teaching listening Ilmiah Nasional Psikologi, skills to large groups. Diunduh pada Fakultas Psikologi Universitas 2 3 A p r i l 2 0 0 9 , d a r i Airlangga, Surabaya. http://www.peertopeer.org/listenings

kills/00343.htmlAstuti, Y.D.(2010) Dicari Pemimpin

yang Melayani. Dalam H.F. Nashori, S. Budiharto, & Astuti, E m a i l J u r n a l P s i k o l o g i k a : Y. D . ( E d s . ) , P s i k o l o g i [email protected]. Yogyakarta: Penerbit Fahima.

b. Disertasi, Tesis, Skripsi, dan Laporan Penelitian:Johnson, E. (2005). The Role of Soc ia l Suppor t and Gender orientation in adolescent female development. Disertasi, tidak diterbitkan, University of Denver, Denver, CO.

PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Page 98: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI 17.no.2... · adalah adanya ayat-ayat suci yang ... kelompok organisasi yang tujuan awalnya politik dan ... dan kefanatikan akan membuat

98PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 2 TAHUN 2012

Ucapan Terima Kasih

1. Dr. Drs. Dimyati, Msi. (UNY)2. Dr. Drs. M. Idrus, S. Psi, M. Pd (UII)3. Ruseno Arjanggi, S. Psi, MA, Psi (Unissula)