Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di...

20
1 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya Rahma Siska Utari, Dra. Trimurti Saleh, M.A., dan Dra. Indaryanti, M.Pd. Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Unsri email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning di kelas X SMA Negeri I Inderalaya yang dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X.D yang berjumlah 31 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan tes. Observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Project Based Learning. Tes digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning secara keseluruhan dikategorikan aktif dengan nilai rata-rata 77,91. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 78,49. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning merupakan akumulasi dari aktivitas dan hasil belajar siswa, persentase pelaksanaan Project Based Learning adalah 79,03%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning di kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya dikategorikan baik. Kata-kata kunci : pelaksanaan Project Based Learning, aktivitas siswa, hasil belajar siswa. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga pendidikan, diberikan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa matematika sebagai suatu mata pelajaran yang memiliki peranan cukup penting, baik pola pikir matematika dalam membentuk siswa menjadi berkualitas maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta dengan menggunakan konsep dan prinsip matematika, dapat membantu siswa untuk mengkaji sesuatu secara logis, kreatif, dan sistematis. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru diperkenankan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang

Transcript of Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di...

Page 1: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

1

Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Model Project Based

Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

Rahma Siska Utari, Dra. Trimurti Saleh, M.A., dan Dra. Indaryanti, M.Pd.

Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Unsri

email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based

Learning di kelas X SMA Negeri I Inderalaya yang dilihat dari aktivitas dan

hasil belajar siswa. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X.D yang

berjumlah 31 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

dan tes. Observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan model Project Based Learning. Tes digunakan untuk

melihat hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning secara

keseluruhan dikategorikan aktif dengan nilai rata-rata 77,91. Hasil belajar siswa

setelah dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan model Project Based

Learning dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 78,49. Pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning merupakan

akumulasi dari aktivitas dan hasil belajar siswa, persentase pelaksanaan Project

Based Learning adalah 79,03%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning

di kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya dikategorikan baik.

Kata-kata kunci : pelaksanaan Project Based Learning, aktivitas siswa, hasil

belajar siswa.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu

disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga

pendidikan, diberikan kepada siswa sejak

tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih

tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa

matematika sebagai suatu mata pelajaran

yang memiliki peranan cukup penting,

baik pola pikir matematika dalam

membentuk siswa menjadi berkualitas

maupun kegunaannya dalam kehidupan

sehari-hari, serta dengan menggunakan

konsep dan prinsip matematika, dapat

membantu siswa untuk mengkaji sesuatu

secara logis, kreatif, dan sistematis.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas guru diperkenankan menggunakan

pendekatan multistrategi dan multimedia,

sumber belajar dan teknologi yang

Page 2: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

2

memadai, dan memanfaatkan lingkungan

sekitar sebagai sumber belajar (Depdiknas,

2006:6). Pemilihan strategi, pendekatan,

model, dan metode pembelajaran

matematika di kelas, juga harus

disesuaikan pada kurikulum yang berlaku,

yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) serta bersesuaian

dengan tujuan mata pelajaran matematika

di sekolah untuk masing-masing jenjang

pendidikan.

Salah satu model pembelajaran yang

inovatif, mengacu pada KTSP dan

bersesuaian dengan tujuan mata pelajaran

matematika untuk sekolah menengah

adalah adalah Project Based Learning

(PBL). Project Based Learning

menempatkan siswa sebagai pusat proses

pembelajaran, siswa melakukan aktivitas-

aktivitas belajar melalui proyek yang

sudah dirancang, untuk mengembangkan

pengetahuan mereka agar mendapatkan

pengalaman belajar sepanjang hayat.

Mahmudi (2011:1-2) menyatakan bahwa

Project Based Learning dapat

meningkatkan pemahaman matematika

siswa, menjadikan siswa produktif dengan

proyek nyata yang mereka hasilkan.

Susanti dan Muchtar (2008:107)

menuliskan Project Based Learning

adalah pembelajaran yang dapat

menginduksi kreatifitas siswa, melatih

siswa dalam berfikir kritis, rasional, dan

meningkatkan pemahaman terhadap

materi yang diajarkan serta memberi

pengalaman nyata terhadap siswa.

Dibalik pentingnya pemilihan suatu

model pembelajaran untuk dilaksanakan

di kelas, perlu juga diperhatikan tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi matematika. Studi awal lapangan

adalah melakukan wawancara dengan guru

mata pelajaran matematika di SMA Negeri

I Inderalaya, Ibu Sundari, S.Pd. Beliau

menyatakan bahwa proses pembelajaran

matematika di kelas X sudah

menggunakan pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa (Student

Centered Learning). Siswa belajar dengan

diberi suatu tugas, seperti: mencari

refrensi, sumber atau penjelasan dari

materi baru yang akan dipelajari,

kemudian siswa mengkaji isi materi

tersebut secara berkelompok, dan

membuat ringkasan dari materi tersebut,

selanjutnya masing-masing kelompok

menjelaskan materi tersebut kepada

anggota kelompok yang lain, tetapi guru

menyatakan bahwa hasil belajar siswa

pada saat latihan soal-soal atau ulangan

Page 3: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

3

harian masih tergolong rendah. Guru harus

mengadakan remidial sebanyak dua kali

kepada sebagian siswa di salah satu kelas

X, dari kelas tersebut hanya 40% siswa

yang nilainya mencapai KKM yaitu ≥ 70,

dengan kata lain kurang dari setengah

siswa yang berhasil dalam mempelajari

materi matematika dan 60% siswa lainnya

harus mengikuti remidial pertama. Setelah

diadakan remidial pertama ternyata masih

ada 23% siswa yang harus mengikuti

remidial kedua, hal ini mengindikasikan

bahwa proses pembelajaran yang terjadi

tidak efektif, tidak menarik bagi siswa,

dan tidak melibatkan aktivitas belajar

siswa secara menyeluruh.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat

terjadi, karena siswa tidak membangun

pengetahuannya sendiri melalui aktivitas

belajar yang bermakna, siswa hanya

belajar berdasarkan buku dan penjelasan

guru, tanpa mengalami pembelajaran

secara langsung, yang berakibat

pembelajaran yang terjadi tidak tersimpan

baik dimemori otak. DePorter dan

Hernacki (2011:38) menyatakan bahwa

otak akan menyimpan ingatan lebih lama

ketika seseorang mengalami suatu

kejadian/ peristiwa dengan melakukan

aktivitas yang nyata, seperti belajar

dengan melakukan dan belajar

berdasarkan pengalaman. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, guru hendaknya

melakukan inovasi dalam pembelajaran

matematika di kelas. Guru dapat

melaksanakan pembelajaran matematika

dengan model Project Based Learning

(PBL). Pada pembelajaran berbasis proyek

siswa aktif membangun pengetahuan baru

dari pengetahuan yang telah ada, siswa

diberikan kebebasan untuk mengerjakan

proyek berdasarkan pemahaman dan

pengetahuan yang mereka miliki, siswa

belajar melalui aktivitas-aktivitas untuk

membangun suatu pengetahuan baru

(learning by doing), dan pada akhirnya

siswa diharapkan menghasilkan suatu

produk yang mengindikasikan bahwa

siswa telah memahami materi tersebu.

Model Project Based Learning (PBL)

Thomas (2000:2) menyatakan model

Project Based Learning adalah model

pembelajaran inovatif, yang menekankan

belajar kontekstual melalui kegiatan–

kegiatan kompleks. Buck Institute for

Education (BIE) (2012) menyatakan

bahwa pembelajaran berbasis proyek

adalah pembelajaran yang berfokus pada

konsep–konsep utama disiplin ilmu,

Page 4: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

4

melibatkan siswa dalam suatu kegiatan

pemecahan masalah dan tugas–tugas

bermakna lainnya, memberi peluang siswa

bekerja secara otonom mengkonstruksi

belajar mereka sendiri, dan puncaknya

menghasilkan produk karya siswa bernilai

dan realistik

Blumenfeld, dkk., (dalam Thomas,

2000:1) mendefinisikan, “Pembelajaran

berbasis proyek sebagai suatu pendekatan

komperehensif untuk pengajaran dan

pembelajaran yang dirancang agar siswa

melakukan riset terhadap permasalahan

nyata yang prosesnya berjangka waktu”.

Dengan demikian Project Based

Learning adalah salah satu model

pembelajaran yang berfokus pada konsep

dan prinsip inti sebuah disiplin ilmu,

memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi,

pemecahan masalah, dan tugas-tugas

bermakna lainnya yang berpusat pada

siswa, menghasilkan produk nyata, dan

prosesnya relatif berjangka waktu.

Karakteriristik Project Based Learning

1. Keterpusatan (centrality).

Proyek dalam Project Based Learning

adalah pusat atau inti kurikulum, bukan

pelengkap kurikulum.

2. Berfokus pada pertanyaan/ masalah

(driving question)

Proyek berfokus pada pertanyaan atau

masalah, yang mendorong siswa menjalani

(dengan kerja keras) konsep-konsep dan

prinsip-prinsip inti atau pokok dari

disiplin.

3. Penyelidikan konstruktif/

(constructivisme investigation)

Proyek melibatkan siswa dalam investigasi

konstruktif. Investigasi mungkin berupa

proses desain, pengambilan keputusan,

penemuan masalah, pemecahan masalah,

diskoveri, atau proses pembangunan

model.

4. Otonomi (autonomy)

Siswa lebih diberikan kesempatan untuk

mengerjakan proyek sesuai sesuai dengan

minat dan kemampuan.

5. Realistik (realism)

Proyek adalah realistik. Karakteristik

proyek memberikan keontentikan pada

siswa. Karakteristik ini

Tahap-tahap Project Based Learning

1. Tahap presepsi/ pendahuluan

Untuk menarik minat siswa dalam proses

pembelajaran guru memberikan motivasi

kepada siswa, motivasi dapat diberikan

dalam bentuk menyampaikan tujuan

Page 5: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

5

pembelajaran, serta memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan

kepada materi yang akan dipelajari.

2. Tahap perencanaan proyek

Pada tahap perencanaan proyek langkah

yang dilakukan siswa adalah mendesain

perencanaan proyek (design a plan for

project) dan membuat jadwal pelaksanaan

proyek (creates a schedule).

3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian

proyek

Pada tahap ini siswa melaksanakan proyek

sesuai perencanaan yang dibuat sekaligus

menyelesaikan proyek di bawah monitor

guru (monitor students and the progress of

the project).

4. Tahap penilaian

Pada tahap ini, guru menilai keseluruhan

hasil/ produk (assess the outcome), siswa

mempresentasikan hasil kinerja proyek

didepan kelas, kemudian guru menilai

kinerja proyek siswa.

5. Evaluasi

Pada tahap ini, guru menilai keseluruhan

hasil/ produk (assess the outcome), siswa

mempresentasikan hasil kinerja proyek

didepan kelas, kemudian guru menilai

kinerja proyek siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang

pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan model Project Based Learning

yang dilihat dari aktivitas dan hasil belajar

siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah

: (1) Aktivitas belajar siswa adalah

kegiatan-kegiatan yang terjadi selama

proses belajar mengajar berlangsung,

dilihat dari lima tahap Project Based

Learning yaitu: tahap presepsi, tahap

perencaan proyek, tahap pelaksanaan dan

penyelesaian proyek, tahap penilaian, dan

tahap evaluasi, dan (2) Hasil belajar siswa

adalah tingkat keberhasilan yang dicapai

siswa dalam pembelajaran matematika

menggunakan model Project Based

Learning. Hasil belajar siswa diperoleh

melalui hasil kinerja proyek siswa, hasil

latihan siswa, dan hasil tes akhir siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa di kelas X.D SMA Negeri 1

Inderalaya yang berjumlah 31 siswa.

Penelitian dibagi menjadi 3 tahapan yaitu

tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

tahap analisis data. Teknik pengumpulan

data yang digunakan yaitu Observasi dan

Tes. Observasi digunakan untuk

Page 6: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

6

mengetahui gambaran aktivitas siswa

selama proses pembelajaran dengan model

Project Based Learning. Tes digunakan

untuk melihat hasil belajar siswa setelah

dilaksanakannya pembelajaran matematika

dengan model Project Based Learning.

Pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan model Project Based Learning

merupakan rata-rata dari frekuensi

aktivitas dan hasil belajar siswa secara

keseluruhan untuk setiap kategori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi dan Analisis Data Observasi

Hasil observasi aktivitas siswa

selama dilakasanakannya pembelajaran

matematika dengan model project based

learning di kelas X SMA Negeri 1

Inderalaya dapat dilihat pada tabel 1

berikut.

Tabel 1 . Hasil Observasi Aktivitas

Siswa

Nilai f Perentas (%) Kategori

Pertemuan Pertama (30 Januari 2013)

85-100 9 29,03% Sangat Aktif

70-84 13 41,94% Sktif

56-69 9 29,03% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Tidak Aktif

Jumlah 31 100%

Rata-rata 76,51 Aktif

Nilai f Perentas (%) Kategori

Pertemuan Kedua (1 Februari 2013)

85-100 8 25,81% Sangat Aktif

70-84 18 58,06% Sktif

56-69 5 16,13% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Tidak Aktif

Jumlah 31 100%

Rata-rata 78,03 Aktif

Nilai f Perentas (%) Kategori

Pertemuan Ketiga (6 Frbruari 2013)

85-100 9 29,03% Sangat Aktif

70-84 16 51,61% Sktif

56-69 6 19,36% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Tidak Aktif

Jumlah 31 100%

Rata-rata 77,11 Aktif

Nilai f Perentas (%) Kategori

Pertemuan Keempat (8 Februari 2013)

85-100 9 29,03% Sangat Aktif

70-84 18 58,06% Sktif

56-69 4 12,91% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Tidak Aktif

Jumlah 31 100%

Rata-rata 78,34 Aktif

Page 7: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

7

Nilai f Perentas (%) Kategori

Pertemuan Kelima (13 Februari 2013)

85-100 12 38,71% Sangat Aktif

70-84 14 45,16% Sktif

56-69 5 16,13% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Tidak Aktif

Jumlah 31 100%

Rata-rata 79,88 Aktif

Berdasarkan tabel 1 hasil observasi

aktivitas siswa, pada pertemuan pertama

jumlah siswa yang hadir 31 siswa, terdapat

9 siswa atau 29,03% termasuk kategori

sangat aktif, 13 siswa atau 41,94%

termasuk kategori aktif, dan 9 siswa atau

29,03% termasuk kategori cukup aktif dan

nilai rata-rata observasi aktivitas siswa

pada pertemuan pertama adalah 76,50

termasuk kategori aktif.

Pada pertemuan kedua jumlah siswa

yang hadir 31 orang terdapat 8 siswa atau

25,84% termasuk kategori sangat aktif, 18

siswa atau 58,06% termasuk kategori

aktif, 5 siswa atau 16,13% termasuk

kategori cukup aktif dan niali rata-rata

observasi aktivitas siswa pada hari kedua

adalah 78,03 termasuk aktegori aktif.

Untuk pertemuan ketiga dengan

jumlah siswa yang hadir 31 orang

diketahui 9 siswa atau 29,03% termasuk

kategori sangat aktif, 16 siswa atau

51,61% termasuk kategori aktif, dan 6

siswa atau 19,36% termasuk kategori

cukup aktif dan nilai rata-rata observasi

aktivitas siswa pada hari pertama adalah

77,11 termasuk kategori aktif.

Pada pertemuan keempat jumlah

siswa yang hadir 31 orang terdapat 9 siswa

atau 29,03% termasuk kategori sangat

aktif, 18 siswa atau 58,06% termasuk

kategori aktif, dan 4 siswa atau 12,91%

termasuk kategori cukup aktif dan nilai

rata-rata observasi aktivitas siswa pada

pertemua keempat adalah 78,34 termasuk

kategori aktif.

Untuk pertemuan kelima jumlah

siswa yang hadir 31 orang, terdapat 12

siswa atau 38,71% termasuk kategori

sangat aktif, 14 siswa atau 45, 16%

termasuk kategori aktif, dan 5 siswa atau

16,18% termasuk kategori cukup aktif dan

nilai rata-rata observasi aktivitas siswa

pada pertemuan kelima yang didapatkan

adalah 79,88 termausk kategori aktif.

Rata-rata aktivitas siswa selama lima

kali pertemuan berdasarkan hasil observasi

dapat dilihat pada tabel 2 Distribusi

Aktivitas Siswa dengan Model Project

Based Learning Secara Keseluruhan di

bawah ini.

Page 8: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

8

Tabel 2. Distribusi Aktivitas

Siswa dengan Model Project Based

Learning Secara Keseluruhan

Nilai f Perentas (%) Kategori

85-100 9 29,03% Sangat Aktif

70-84 16 51,61% Sktif

56-69 6 19,36% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Tidak Aktif

Jumlah 31 100%

Rata-rata 77,91 Aktif

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat

diketahui bahwa selama pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model

Project Based Learning terdapat 9 siswa

atau 29,03% termasuk kategori aktif, 16

siswa atau 51,61% termasuk kategori

aktif, dan 6 siswa atau 19,36% termasuk

kategori cukup, serta nilai rata-rata

aktivitas siswa secara keseluruhan adalah

77,91 termasuk dalam kategori aktif.

Deskripsi dan Analisis Data Hasil

Belajar Siswa

Hasil belajar sisiwa merupakan

akumulasi dari nilai latihan siswa selama

lima kali pertemuan, nilai tugas proyek

siswa, dan nilai tes akhir.

Di bawah ini disajikan tabel 3, yaitu

tabel distribusi nilai latihan siswa.

Tabel 3. Distribusi Nilai Latihan Siswa

Nilai f Perentas (%) Kategori

85-100 8 25,81% Sangat Baik

70-84 15 48,38% Baik

56-69 8 25,81% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Sangat Kurang

Jumlah 31 100%

Rata-rata 77,09 Baik

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat

diketahui bahwa selama lima kali latihan

ada 8 siswa atau 25,81% termasuk

kategori sangat baik, 15 siswa atau

48,38% termasuk kategori baik, dan 8

siswa atau 25,81% termasuk kategori

cukup, serta nilai rata-rata latihan yang

diperoleh adalah 77,09.

Tabel 4 di bawah merupakn tabel

distribusi nilai tugas proyek siswa.

Tabel 4. Distribusi Nilai Tugas Proyek

Siswa

Nilai f Perentas (%) Kategori

85-100 5 16,13% Sangat Baik

70-84 26 83,87% Baik

56-69 0 0% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Sangat Kurang

Jumlah 31 100%

Rata-rata 80,42 Baik

Page 9: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

9

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat

diketahui bahwa terdapat 5 siswa atau

16,13% mendapatkan nilai tugas proyek

dengan kategori sangat baik, dan 26 siswa

atau 83,87% mendapatkan nilai tugas

proyek dengan kategori baik. Nilai rata-

rata tugas proyek siswa adalah 80,42

dengan kategori baik.

Tabel 5 di bawah merupakan tabel

distribusi nilai tes akhir siswa.

Tabel 5. Distribusi Nilai Tes Akhir

Siswa

Nilai f Perentas (%) Kategori

85-100 9 29,03% Sangat Baik

70-84 16 51,62% Baik

56-69 6 19,35% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Sangat Kurang

Jumlah 31 100%

Rata-rata 78,57 Baik

Berdasarkan tabel 5 di atas, pada

saat tes akhir dapat diketahui bahwa

terdapat 9 siswa atau 29,03%

mendapatkan nilai tes akhir sangat baik,

16 siswa atau 51,67% mendapatkan nilai

tes akhir dengan kategori baik dan 6 siswa

atau 19,35% mendapatkan nilai tes akhir

dengan kategori cukup. Nilai rata-rata tes

akhir siswa adalah 78,57 dan

dikategorikan baik.

Nilai hasil belajar siswa adalah 3 x

nilai latihan, 2 x nlai tugas proyek, dan 5 x

nilai tes akhir kemudian dibagi 10. Untuk

melihat nilai hasil belajar siswa dengan

model Project Based Learning dapat

dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Distribusi Nilai Hasil Belajar

Siswa

Nilai f Perentas (%) Kategori

85-100 9 29,03% Sangat Baik

70-84 15 48,39% Baik

56-69 7 22,58% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Sangat Kurang

Jumlah 31 100%

Rata-rata 78,49 Baik

Berdasarkan tabel 6 di atas, untuk

perolehan nilai hasil belajar siswa dapat

diketahui bahwa terdapat 9 siswa atau

29,03% dengan kategori sangat baik, 15

siswa atau 48,39% dengan kategori baik

dan 7 siswa atau 22,58% mendapatkan

dengan kategori cukup. Nilai rata-rata

hasil belajar siswa secara keseluruhan

adalah 78,49 dan dikategorikan baik.

Deskripsi dan Analisis Pelakasanaan

Pembelajaran

Rusman (2012:395) menyatakan

bahwa pelaksanaan pembelajaran

Page 10: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

10

matematika dengan model Project Based

Learning (PBL) dapat dilihat dari

aktivitas dan hasil belajar siswa. Distribusi

pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan model project based learning

ditunjukkan pada tabel 7 di bawah.

. Tabel 7. Distribusi Pelaksanaan

Project Based Leaening

Nilai f Perentas

(%) Kategori

85-100 9 29,03% Sangat Baik

70-84 15,5 50% Baik

56-69 6,5 20,97% Cukup

41-55 0 0% Kurang

0-40 0 0% Sangat

Kurang Jumlah 31 100% -

Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui

29,03% termasuk dalam kategori sangat

aktif dan sangat baik, 50% termasuk

dalam kategori aktif dan baik, dan 20,97%

termasuk kategori cukup,. Secara

keseluruhan pelaksanaan pembelajaran

matematika dengan model Project Based

Learning adalah 79,03% yang termasuk

dalam kategori baik.

Pembahasan

Prosedur dalam tahap-tahap

persiapan telah dilakukan mulai dari

melaksanakan studi awal pendahuluan ke

sekolah yang ingin dijadikan tempat

penelitian hingga menyusun instrumen

penelitian yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Lembar Aktivitas

Siswa (LAS), Lembar Observasi, Lembar

Kerja Proyek Siswa, dan bahan ajar yang

termasuk di dalamnya instrumen tes

kognitif. Kemudian instrumen-instrumen

yang telah disusun tersebut divalidasi oleh

para ahli yang kemudian menghasilkan

instrumen yang valid untuk digunakan

untuk tahap pelaksanaan.

Aktivitas siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model

Project Based Learning dilihat dari lima

tahapan, yaitu:

1. Tahap pendahuluan/ persepsi

Secara keseluruhan rata-rata

keaktifan siswa pada tahapan ini adalah

89,68% yang tegolong sangat aktif. Pada

tahapan aktivitas-aktivitas yang dilakukan

siswa seperti seperti siswa menjawab

pertanyaan dari peneliti, memperhatikan

penjelasan dari peneliti, membentuk

kelompok kooperatif, dan membagi tugas

masing-masing anggota.

2. Tahap perencanaan proyek

Secara keseluruhan rata-rata

keaktifan siswa pada tahapan ini adalah

72,47% yang termasuk kategori aktif.

Page 11: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

11

Dimana aktivitas-aktivitas yang dilakukan

siswa adalah: (a) Siswa mongkonstruksi

desain perencanaan berdasarkan

pengalaman yang dimiliki, (b) Siswa

melakukan kajian literatur terhadap

perencanaan proyek, dan (c) Siswa

membuat alokasi waktu (jadwal

pelaksanaan) proyek

3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian

proyek

Pada tahapan ini aktivitas-aktivitas

yang dilakukan siswa adalah : (a) Siswa

menstransformasikan pengetahuan kepada

teman kelompoknya, (b) Siswa

berinvestigasi mengerjakan proyek

berdasarkan perencanaan, (c) Siswa

bertanggung jawab terhadap tugas masing-

masing, (d) Siswa ikut berdiskusi dalam

menyelesaikan proyek, (e) Siswa

memberikan pendapat atau alternatif

jawaban dalam menyelesaikan proyek, dan

(f) Siswa menyelesaikan proyek tepat

waktu. Secara keseluruhan rata-rata

keaktifan siswa pada tahap pelaksanaan

dan penyelesaian proyek adalah 84,84%

dikategorikan sangat aktif.

4. Tahap penilaian

Tahap penilaian ini merupakan tahap

di mana tingkat keaktifan siswa sangat

rendah, dan termasuk kategori kurang

aktif. Pada tahap ini siswa diminta untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok di

depan kelas. Selain itu, siswa juga diminta

untuk bertanya dengan kelompok lain

serta memberikan pendapat kepada

kelompok lain. Secara keseluruhan rata-

rata keaktifan siswa pada tahap penilaian

adalah 48,82% termasuk kategori kategori

kurang aktif

5. Tahap evaluasi

Rata-rata keaktifan siswa untuk

tahap evaluasi adalah 75,05% termasuk

dalam kategori aktif. Aktivitas-aktivitas

yang dilakukan siswa pada tahapan ini

adalah: (a) Siswa memberikan respon atau

pendapat terhadap pembelajaran, (b)

Siswa menyimpulkan hasil kinerja proyek

terhadap pembelajaran matematika, dan

(c) Siswa mengerjakan latihan individu.

Rata-rata hasil belajar siswa setelah

dilaksanakannya pembelajaran matematika

dengan model Project Based Learning

yaitu 78,49 termasuk dalam kategori baik.

Pada pertemuan ketiga, siswa

mengerjakan tugas proyek dengan baik,

walaupun terdapat 3 kelompok yang tidak

menyajikan hasil kinerja proyek di depan

kelas. Untuk jawaban kinerja proyek

terdapat beberapa kelompok yang

membuat langkah perencanaan dan

Page 12: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

12

pembahasan dengan baik yaitu kelompok

3, dan kelompok 6. Masing-masing

kelompok tersebut merencanakan langkah-

langkah kerja dengan terperinci, dan hasil

yang didapatkan juga sudah benar.

Untuk melihat gambaran hasil

kinerja proyek matematika 1, dapat dilihat

pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Cuplikan Perencanaan

Proyek Matematika 1 Siswa

Berdasarkan gambar 1 di atas adalah

hasil perencanaan proyek dari kelompok 3

untuk proyek matematika 1, terlihat bahwa

siswa sudah membuat perencanaan yang

cukup detail dengan membuat alokasi

waktu, tempat, dan tanggal pelaksanaan.

Selain itu siswa juga telah membuat

langkah-langkah kerja yang digunakan

untuk menyelesaikan proyek berdasarakan

aktivitas-aktivitas yang telah

direncanakan.

Selanjutnya untuk melihat gambaran

hasil kinerja proyek matematika 2, dapat

dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Cuplikan Hasil Proyek

Matematika 2

Pada gambar 2 di atas siswa

menyelesaikan proyek matematika 2

dengan baik, selain telah membuat

perencanaan dan langkah kerja yang akan

dilakukan, siswa juga telah dapat

menyimpulkan pembelajaran dari

aktivitas-aktivitas belajar yang telah

dilakukan.

Tes akhir siswa dilakukan pada

pertemuan keenam, siswa diberikan 7 soal

untuk semua sub materi berikut ini

cuplikan beberapa jawaban siswa pada

saat tes akhir.

Page 13: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

13

Soal No 4 Tes Akhir

4, Dinda dan Meta mengamati puncak

tiang bendera pada arah berlawanan.

Dinda melihat dengan sudut 45° dan

Meta melihat dengan sudut 60°

terhadap arah horizontal. Jarak Meta ke

tiang bendera 10 m. Gambarlah sketsa

pada permasalahan di atas, tanpa

mengukur langsung tinggi tiang

bendera, hitung:

a. Tinggi tiang bendera (Tinggi

pengamat di abaikan)

b. Jarak antara Dinda dan Meta

Cuplikan jawaban siswa untuk soal

no 4 tes akhir dapat dilihat pada gambar 3.

cuplikan jawaban siswa yang belum benar,

dan gambar 4 adalah cuplikan jawaban

siswa yang benar.

Gambar 3.. Cuplikan Jawaban Siswa

yang Belum Benar Soal No 4 Tes Akhir

Berdasarkan gambar 3. siswa hanya

menuliskan jarak antara tiang bendera ke

Dinda, padahal menurut soal yang

ditanyakan adalah jarak antara Dinda dan

Meta siswa tidak menambahkan jarak

antara Meta ke tiang bendera, sehingga

hasil yang ditanyakan pada soal no 4.b

belum benar. Untuk jawaban siswa yang

benar pada soal no 4, dapat dilihat pada

gambar 4. cuplikan jawaban siswa yang

benar.

Gambar 4. Cuplikan Jawaban Siswa yang

Benar Soal No 4 Tes Akhir

Soal No 6 Tes Akhir

6. Rangga melihat puncak pohon dengan

sudut elevasi 500. Kemudian Rangga

melangkah maju sejauh 2 m dari posisi

semula dan melihat puncak pohon yang

sama dengan sudut elevasi 600. Tanpa

mengukur jarak Rangga ke pohon,

Page 14: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

14

tentukanlah tinggi pohon tersebut!

(Tinggi pengamat di abaikan).

Adapun hasil jawaban siswa untuk

soal no 6 tes akhir, dapat dilihat pada

gambar 5 cuplikan jawaban siswa yang

belum benar di bawah Siswa keliru ketika

mengoperasikan bilangan pecahan yang

mengandung pembilang berupa variabel,

dan penyebut dalam bentuk tan 500 dan

tan 600, sehingga pada pengerjaannya

siswa belum bisa menyelesaikan soal

dengan benar.

Gambar 5. Cuplikan Jawaban Siswa

yang Belum Benar Soal No 6 Tes Akhir

Untuk melihat cuplikan jawaban

siswa yang benar pada soal no 6 tes akhir

dapat dilihat pada gambar 6 di bawah.

Gambar 6. Cuplikan Jawaban Siswa

yang Benar Soal No 6 Tes Akhir

Walaupun ada kesalahan dalam

menjawab soal, tetapi dari analisis data

hasil belajar siswa, 9 siswa (29,03%)

mendapatkan nilai di atas 85, 16 siswa

(51,62%) mendapat nilai diantara 70-85,

dan 6 siswa mendapat nilai diantara 56-69,

sehingga dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa pada pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model

Project Based Learning dikatakan baik

dengan rata-rata hasil belajar 78,49.

Berdasarkan hasil dan pembahasan

di atas, peneliti dapat mengetahui bahwa

ada beberapa hal yang menyebabkan

pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan model Project Based Learning

cukup, yaitu sebesar 20,97%. Keterbatasan

Page 15: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

15

kemampuan peneliti dan pengalaman

mengajar, pengelolaan kelas, dan

melakukan pembelajaran dengan model

Project Based Learning masih kurang,

sehingga dalam pelaksanaannya masih ada

siswa yang tidak serius dalam mengikuti

pembelajaran, dan manajemen waktu yang

belum efektif. Keterbatasan kemampuan

peneliti dalam mengenal dan mengetahui

gaya belajar siswa, sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas

kemampuan siswa tidak tersalurkan secara

optimal.

Dalam beberapa hal ada peristiwa di

mana hasil belajar siswa cukup tetapi

siswa aktif pada kegiatan pembelajaran,

ada siswa yang cukup aktif selama proses

pembelajaran dengan hasil belajar baik,

dan ada juga siswa yang cukup aktif

selama proses pembelajaran dan

mendapatkan hasil belajar yang cukup

juga.

Pada hal pertama siswa

mendapatkan nilai hasil belajar cukup,

tetapi siswa aktif selama proses

pembelajaran. Menurut Sadirman

(2011:96) siswa memiliki tenaga-tenaga

untuk berkembang dengan melihat

petunjuk-petunjuk lebih banyak (adanya

stimulus) dari lingkungan. Dengan siswa

bekerjasama melakukan kegiatan belajar

dan berkolaborasi dalam kelompok, siswa

dapat melihat apa yang dilakukan

temannya, sehingga dia akan mengikuti

hal yang serupa. Selain itu, dalam

kelompok siswa dapat bertanya dengan

teman sebaya ketika siswa mengalami

kesulitan dalam mengerjakan aktivitas

belajar. Ketika siswa sedang latihan soal

atau mengerjakan tes, siswa bekerja secara

individu, sehingga pada saat siswa tidak

bisa cara menyelesaikan soal, ia akan

mengalami kesulitan dalam menjawab soal

tersebut yang berdampak pada hasil

belajar siswa.

Untuk hal kedua, siswa

mendapatkan nilai hasil belajar baik, tetapi

siswa cukup aktif selama proses

pembelajaran. Dalam hal ini, ada kondisi

di mana siswa lebih nyaman ketika ia

belajar secara individu. Pada saat

bekerjasama secara kelompok, siswa tidak

terlibat secara keseluruhan selama proses

pembelajaran berlangsung. Siswa hanya

mengandalkan dan menunggu jawaban

dari temannya yang dianggap lebih bisa,

tetapi ia belajar lebih keras di luar jam

pelajaran di kelas, sehingga pada saat

latihan/ mengerjakan soal tes siswa

tersebut mendapatkan nilai yang baik.

Page 16: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

16

Untuk hal ketiga, kondisi di mana

siswa yang cukup aktif dengan hasil

belajar yang cukup juga. Hal ini dapat

disebabkan, selama proses pembelajaran

siswa terbiasa dengan menunggu dan

mengandalkan teman satu kelompoknya,

sehingga selama proses pembelajaran

berlangsung siswa tidak terlalu

berpartisipasi dalam bembelajaran dan

berakibat pada saat siswa mengerjakan

soal latihan maupun tes, siswa juga

mendapatkan hasil yang kurang optimal.

Beberapa solusi yang dapat

dilakukan guru dalam mengatasi kendala

di atas, yaitu : Guru harus memiliki

kemampuan dalam mengelolah kelas baik

dalam menguasai materi pelajaran,

mengenal karakteristik siswa, memberikan

perhatian lebih kepada siswa yang

semangat belajarnya rendah. Selain itu,

dalam pelaksanaan pembelajaran guru

hendaknya mengetahui syntax/ langkah-

langkah pembelajaran dalam model

Project Based Learning dengan baik agar

tujuan pembelajaran tercapai, serta guru

hendaknya mengenal gaya belajar siswa

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan model Project Based Learning,

guru dapat membuat suatu pembelajaran

agar siswa dapat belajar aktif baik secara

kelompok maupun individu, agar hasil

belajar siswa juga baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka

dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model

Project Based Learning di kelas X SMA

Negeri 1 Indralaya dikategorikan baik

dengan pelaksanaan 79,03% yang dapat

dilihat dari aktivitas dan hasil belajar

siswa. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai

berikut:

1. Aktivitas belajar siswa untuk masing-

masing tahapan dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan

model Project Based Learning, adalah

sebagai berikut : tahap persepsi/

pendahuluan sebesar 89,68%, tahap

perencanaan sebesar 72,47%, tahap

pelaksanaan dan penyelesaian proyek

sebesar 84,84%, tahap penilaian

sebesar 48,82%, dan tahap evaluasi

sebesar 75,05%. Secara keseluruhan

nilai rata-rata aktivitas siswa adalah

77,91 yang dikategorikan aktif.

2. Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan

model Project Based Learning , adalah

Page 17: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

17

sebagai berikut: nilai rata-rata latihan

siswa adalah 77,09 , nilai rata-rata

tugas proyek siswa adalah 80,42 , dan

nilai rata-rata tes akhir siswa adalah

78,57. Secara keseluruhan nilai rata-

rata hasil belajar siswa adalah 78,49

yang dikategorikan baik.

Saran

Adapun beberapa saran yang dapat

peneliti berikan sebagai berikut :

1. Bagi siswa, dalam proses

pembelajaran matematika dengan

menggunakan model Project Based

Learning sebaiknya lebih berani dalam

bertanya, mengemukakan pendapat

baik dengan kelompok lain maupun

dengan guru dan lebih teliti dalam

mengerjakan soal.

2. Bagi peneliti lain, dalam

melaksanakan pembelajaran

matematika dengan model Project

Based Learning agar merancang secara

detail waktu dalam tahapan-tahapan

Project Based Learning serta dapat

berinovasi dengan menggunakan

materi-materi matematika yang

lainnya .

3. Bagi guru, agar dapat menggunakan

model Project Based Learning dalam

pembelajaran matematika sebagai

salah satu alternatif untuk inovasi

dalam belajar, serta meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, D. 2010. “Kemampuan

Matematis”.

http://id.shvoong.com/exact-

sciences/1961504-kemampuan-

matematis/#ixzz2NJmEmR00 .

Diakses tanggal 20 Januari 2013.

Arikunto, S. 2009. Dasar – Dasar

Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.

Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Buck Institute for Education (BIE). 2012.

“What is Project Based Learning?”.

http://www.bie.org/about/what_is_p

bl . Diakses tanggal 8 November

2012.

Boss, S. 2011. “Project Based Learning :

A Short Story”.

http://www.edutopia.org/project-

based-learning-history . Diakses

tanggal 27 Desember 2012.

Chatib, M. 2012. “Multiple Intelligence

Menurut Prespektif Munif Chatib”.

http://munifchatib.com/multiple-

intelligences-menurut-prespektif-

munif-chatib/ Diakses tanggal 30

Desember 2012.

_________. 2012. “Pengertian dan

Definisi Pembelajaran menurut para

Ahli”.

http://carapedia.com/pengertian_defi

nisi_pembelajaran_menurut_para_ah

li_info507.html . Diakses tanggal 30

Desember 2012.

Page 18: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

18

Darmawan, D. 2012. “Konsep Dasar

Pembelajaran”.

http://file.upi.edu/browse.php?dir=D

irektori%2FFIP%2F&search=konse

p_pembelajaran&search_mode=f .

Diakses tanggal 30 Desember 2012

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Matematika

SMA/MA . Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

________. 2006 . Standar Isi. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan.

DePorter dan Hernacki. 2011. Quantum

Learning – Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan.

KAIFA: Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: RINEKA

CIPTA.

Djaali dan Muljono. 2008. Pengukuran

dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Grasindo.

Graeber, A. 2012.”Practical PBL Series:

Design an Instructional Unit in

Seven Phases”.

http://www.edutopia.org/blog/practi

cal-pbl-design-amber-graeber .

Diakses tanggal 2 Januari 2013.

Junaidi, W. 2011. “Pengertian Mengajar”.

http://wawan-

junaidi.blogspot.com/2011/02/penge

rtian-mengajar.html . Diakses

tanggal 2 Januari 2013.

Khamdi, W. 2007. “Pembelajaran

Berbasis Proyek: Model Potensial

untuk Peningkatan

Mutu Pembelajaran”.

http://lubisgrafura.wordpress.com/20

07/09/23/pembelajaran-berbasis-

proyek-model-potensial-untuk-

peningkatan-mutu-pembelajaran/ .

Diakses tanggal 2 Januari 2013.

Lidinillah, D.A.M. 2006. “Strategi

Pembelajaran Matematika di

Sekolah Dasar”. Makalah

disampaikan pada Kegiatan

Pembinaan Profesionalisme Guru

SD pada bulan Maret 2006 di

Kecamatan Kawalu Kota

Tasikmalaya.

Maemunah, S. 2011. “Model

Pembelajaran Berbasis Proyek

dalam Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematik Siswa

SMA”. UPI: Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.

php?no_skripsi=5560 . Diakses

tanggal 12 Januari 2013.

Mahmudi, A. 2011. “Project Based-

Learning”.

http://staff.uny.ac.id/dosen/ali-

mahmudi-spd-mpd-dr . Diakses

tanggal 8 November 2012.

Muliawati, L. 2011. “Meningkatkan

Berpikir Kritis Siswa SMP

Menggunakan Pembelajaran Dengan

Model Project Based Learning

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri 26 Bandung) “.

UPI: Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.

php?no_skripsi=4009 . Diakses

tanggal 12 Januari 2013.

Murti, R.C. 2007. “Pembelajaran

Matematika Berbasis PAKEM”.

Makalah disampaikan pada Diklat

Pembelajaran Matematika pada

tanggal 7 September 2007 di

Kabupaten Bantul.

Octaviani, T. 2011. “Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik Siswa Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project Based Learning)”. UPI:

Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.

php?no_skripsi=9442 . Diakses

tanggal 12 Januari 2013.

Page 19: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

19

Pangastuti, S. 2011. “Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek untuk

Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Berdasarkan

Kemandirian Belajar Siswa”. UPI:

Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.

php?no_skripsi=9490 . Diakses

tanggal 12 Januari 2013.

Putra, A.N. Penerapan Model

Pembelajaran Kuantum pada

Pelajaran Matematika di Kelas VIIi

SMPN 43 Palembang. Indralaya :

UNSRI.

Rusman. 2012. Model-model

Pembelajaran. PT RajaGrafindo

Persada: Jakarta.

Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Santyasa, I.W. 2006.” Pembelajaran

Inovatif: Model Kolaboratif, Basis

Proyek, dan Orientasi NOS”.

Makalah disajikan dalam seminar di

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 2 Semarapura pada tanggal

27 Desember 2006 di Semarapura.

Sudjana. 2008. Metoda Statistika.

Bandung: Transito.

Susanti dan Muchtar. 2008. “Pendekatan

Project Based Learning untuk

Pembelajaran Kimia Koloid di

SMA“.Pendidikan Matematika dan

Sains, 3 (2): 106–112.

The George Lucas Educational

Foundation. 2007. “How Does

Project Based Learning Work ?”.

http://www.edutopia.org/project-

based-learning-guide-

implementation . Diakses tanggal 2

Januari 2013.

Thomas, J. W. 2000. “A Riview of

Research on Project – Based

Learning”.

http://www.autodesk.com/foundatio

n . Diakses tanggal 17 November

2012.

Turgut, H. 2008. “Prospective Science

Teachers’ Conceptualizations About

Project Based Learning”.

International Journal of Instruction,

1 (1): 61-79.

Universitas Sriwijaya. 2009. Buku

Pedoman Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. FKIP Universitas

Sriwijaya: Indralaya.

Page 20: Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project Based Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya

20