Jurnal Matang

16
1 ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PRODUSEN ROKOK DI INDONESIA (Studi pada PT. Bentoel International Investama Tbk. , PT. Gudang Garam Tbk. , dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Periode 2007-2011) MARIA ADELA JUDITH LARASATI Jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika Sekolah Telekomunikasi dan Media, Institut Manajemen Telkom ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengungkapan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility dengan pengukuran phylantrophic (Carroll,1991) (2) pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan pengukuran terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan net profit margin (3) pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan ROE (Return On Equity). Sampel penelitian ini adalah pengungkapan CSR pada perusahaan produsen rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan menggunakan metode sampel jenuh. Terdapat 3 perusahaan yaitu PT Bentoel International Investama Tbk., PT. Gudang Garam Tbk., PT Handala Manjaya Sampoerna Tbk. Yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik yang diukur menggunakan Net Profit Margin (NPM) maupun Return On Equity (ROE). Pengungkapan CSR yang diukur melalui CSR index dengan alat ukur GRI menunjukkan bahwa sampel penelitian belum melakukan CSR dengan baik pada periode 2007-2011. Kata kunci : CSR, Profitabilitas, NPM, ROE I. PENDAHULUAN Tujuan utama dari kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah laba. Laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. (Permanasari, 2009). Namun untuk memperoleh laba yang maksimal maka perusahaan harus menjalankan kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan produk dengan menggunakan secara efektif dan efisien faktor-faktor produksi yang mendukung kegiatan operasional tersebut.Secara ilmu ekonomi, setiap perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi inti yaitu berupa modal, tenaga kerja, sumber daya fisik, sumber daya informasi, referensi , dan entrepreneurship. Faktor-faktor produksi tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi dan pengalokasian sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Proses produksi terdiri dari tiga tahap yaitu input, proses dan output. Pada tahap input, pengalokasian sumber daya berperan penting karena bahan baku dari produk dikumpulkan untuk digunakan pada tahap proses produksi. Proses produksi membutuhkan juga sumber daya untuk menggerakan bahan baku produk yang akan menghasilkan sebuah output yaitu berupa produk hasil produksi.

description

I love it

Transcript of Jurnal Matang

  • 1

    ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS

    PERUSAHAAN PRODUSEN ROKOK DI INDONESIA

    (Studi pada PT. Bentoel International Investama Tbk. , PT. Gudang Garam Tbk. , dan PT. Hanjaya

    Mandala Sampoerna Tbk. Periode 2007-2011)

    MARIA ADELA JUDITH LARASATI

    Jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika

    Sekolah Telekomunikasi dan Media, Institut Manajemen Telkom

    ABSTRAK

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengungkapan tanggung jawab sosial atau

    Corporate Social Responsibility dengan pengukuran phylantrophic (Carroll,1991) (2) pengaruh pengungkapan

    Corporate Social Responsibility dengan pengukuran terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan net

    profit margin (3) pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas yang diukur

    menggunakan ROE (Return On Equity).

    Sampel penelitian ini adalah pengungkapan CSR pada perusahaan produsen rokok yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan menggunakan metode sampel jenuh. Terdapat 3 perusahaan yaitu PT

    Bentoel International Investama Tbk., PT. Gudang Garam Tbk., PT Handala Manjaya Sampoerna Tbk. Yang

    memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi data

    panel.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik yang

    diukur menggunakan Net Profit Margin (NPM) maupun Return On Equity (ROE). Pengungkapan CSR yang

    diukur melalui CSR index dengan alat ukur GRI menunjukkan bahwa sampel penelitian belum melakukan CSR

    dengan baik pada periode 2007-2011.

    Kata kunci : CSR, Profitabilitas, NPM, ROE

    I. PENDAHULUAN

    Tujuan utama dari kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah laba. Laba merupakan syarat perusahaan

    dapat terus hidup dan berkembang. (Permanasari, 2009). Namun untuk memperoleh laba yang maksimal maka

    perusahaan harus menjalankan kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan produk dengan menggunakan

    secara efektif dan efisien faktor-faktor produksi yang mendukung kegiatan operasional tersebut.Secara ilmu

    ekonomi, setiap perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi inti yaitu berupa modal, tenaga kerja, sumber

    daya fisik, sumber daya informasi, referensi, dan entrepreneurship. Faktor-faktor produksi tersebut sangat

    berpengaruh terhadap produksi dan pengalokasian sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.

    Proses produksi terdiri dari tiga tahap yaitu input, proses dan output. Pada tahap input, pengalokasian

    sumber daya berperan penting karena bahan baku dari produk dikumpulkan untuk digunakan pada tahap proses

    produksi. Proses produksi membutuhkan juga sumber daya untuk menggerakan bahan baku produk yang akan

    menghasilkan sebuah output yaitu berupa produk hasil produksi.

  • 2

    Dari hasil proses produksi, menghasilakan sebuah produk yang dapat menunjang eksistensi perusahaan di

    pasar dan lingkungannya. Eksistensi perusahaan di tengah lingkungan berperan mengubah dua kondisi, yaitu

    positif (positive externalities) dan negatif (negative externalities). Dalam tulisan Norhadi (2011) positive

    externalities, perusahaan memberi manfaat peningkatan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam bentuk

    peningkatan kesejahteraan, infrasturktur, tata sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dampak negatif (negative

    externalities), keberadaan perusahaan memunculkan ketimpangan sosial, diskriminasi, relokasi masyarakat kecil

    termarginal akibat digunakan untuk kawasan industri, sebagian masyarakat kehilangan tempat kerja akibat

    relokasi, polusi, pencemaran lingkungan, global warming dan sejenisnya. Keseluruhan dari dampak negatif

    tersebut merupakan kesalahan pada pengalokasian sumber daya manusia dan alam.

    Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (selanjutnya disebut dengan CSR) dewasa ini sangat

    berperan di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena banyak timbulnya dampak negatif dari kegiatan

    produksi sebuah perusahaan. Beberapa kasus berskala nasional dan internasional, seperti : global warming,

    pencemaran, radiasi serta munculnya berbagai penyakit mematikan akibat infeksi bahan kimia dari

    industrialisasi adalah sederetan negative externalities industrialisasi. Dalam kasus tersebut pihak yang dirugikan

    adalah masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah karena mereka tidak secara langsung memperoleh kontra

    prestasi langsung dari industrialisasi, namun mereka yang menanggung dampak sosial dan lingkungan.(Norhadi,

    2009)

    Kasus Lapindo di Sidoarjo yang sebenarnya muncul akibat kelalaian manusia (human error) yang oleh

    pemerintah bahkan ditetapkan sebagai bencana nasional karena semburan lumpur dari perut bumi di tengah

    kepadatan penduduk akibat kelalaian eksploitasi migas yang merugikan berbagai sector baik sosial, ekonomi,

    kehidupan masyarakat, dan lingkungan hidup disekitarnya (Norhadi, 2011 : 11). Selain itu kasus penambangan

    PT Newmont di Teluk Buyat yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup akibat pencemaran karena

    membuang limbah sisa olahan dengan menggunakan sistem Submarine Tailing Disposal (SDT) yang sedikitnya

    110.000 ton tailing dibuang ke laut setiap hari oleh perusahaan dan dinyatakan tidak memenuhi jaminan

    keamanan lingkungan, akibatnya beberapa sentral pemukiman di lingkungan tambang tidak dapat menjalankan

    kegiatan secara normal, terjadi kekeringan karena pertambangan rakus terhadap air, dan juga nelayan yang

    kehilangan hasil tangkap akibat perairan mereka tercemar oleh trailing. (Norhadi, 2011:13)

    Timbulnya polusi udara dan air, kebisingan suara, kemacetan lalu lintas, limbah kimia, hujan asam, radiasi

    sampah nuklir, dan masih banyak lagi sehingga menyebabkan stress mental dan gangguan fisik dalam

    kehidupan masyarakat merupakan dampak negative externalities. Dalam kasus ini, perusahaan merupakan

    penyebab utama apa yang sekarang disebut kesalahan alokasi sumber daya manusia dan alam. (Norhadi, 2009

    :1)

    Terkait dengan negative externalities (ketimpangan industrialisasi) paling tidak stakeholders harus

    menanggung lima macam biaya, antara lain : (1) damage cost; (2) transaction cost; (3) avoidance cost; (4)

    abatement cost; (5) philanthropic cost (Memed dalam Norhadi, 2009). Externalitas, membuat perusahaan

    memiliki tanggung jawab secara lebih meluas, yaitu sampai pada tanggung jawab sosial dan lingkungan (social

    responsibility) baik secara fisik maupun psikis. Pelebaran tanggung jawab tersebut dapat dilakukan misalnya

    dengan berinvestasi pada sektor-sektor ramah lingkungan, menjaga keseimbangan eksploitasi,, pengolahan

  • 3

    limbah, menaikkan pengeluaran-pengeluaran sosial (biaya sosial) serta cara lain guna menjaga keseimbangan

    lingkungan. (Memed dalam Norhadi, 2009)

    Secara yuridis formal, pemerintah memberikan pengakuan dan anjuran terhadap partisipasi pengelolaan

    lingkungan bagi semua pihak lewat Undang-Undang no.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab IV

    pasal 66 ayat 2b dan Bab V pasal 74 yang menjelaskan bahwa laporan tahunan perusahaan harus mencerminkan

    tanggung jawab sosial, bahkan perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam harus

    melaksanakan CSR. Secara lebih operasional, Menteri BUMN mengeluarkan Surat Keputusan Nomor KEP-

    04/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dengan

    demikian menunjukkan keseriusan dan perhatian pemerintah terhadap dunia bisnis, khususnya BUMN dan

    perusahaan yang pengoperasiannya berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam agar melaksanakan praktik

    CSR.

    Istilah CSR pertama kali muncul dalam tulisan Browen (1953) yang menjawab keresahan di dunia bisnis.

    Konsep CSR sendiri pada perusahaan dikenal pada awal 1970 yang secara umum diartikan sebagai kumpulan

    kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

    penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk konstruksi pembangunan yang

    berkelanjutan. Kemudian CSR berkembang menjadi kegiatan yang bisa menjadi penawar image buruk

    perusahaan yang selalu dicap sebagai pemburu keuntungan yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan

    kerusakan lingkungan. Konsep Piramida CSR yang dikembangkan oleh Carroll (1991) memberikan justifikasi

    teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat di sekitarnya. Tanggung

    jawab perusahaan tersebut terdiri dari tanggung jawab ekonomis, tanggung jawab legal, tanggung jawab etis,

    tanggung jawab filantropis. Dalam pandangan Carroll, CSR adalah puncak piramida yang erat terkait, dan

    bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis (Gambar 1.1).

    Kegiatan CSR pada perusahaan produsen ini merupakan salah satu bentuk timbal balik kepada masyarakat

    dan lingkungan perusahaan. Kegiatan CSR ini dilakukan agar citra perusahaan menjadi lebih baik di mata

    stakeholder sehingga tetap dapat mencapai tujuan utama yaitu profit. Namun dapat kita cermati, pada

    perusahaan produsen rokok, setiap kegiatan yang dilakukan hanya sedikit kegiatan yang berhubungan dengan

    proses produksi yang menghasilkan rokok tersebut.

    Fenomena ini yang menimbulkan suatu kejanggalan pada CSR perusahaan rokok yang mungkin tidak kita

    sadari. Setiap kegiatan CSR dilakukan untuk membuat citra perusahaan menjadi baik dan memberikan kesan

    ramah lingkungan yang merupakan pemenuhannya pada philanthropic responsibility namun kita semua tahu

    jika produk yang dihasilkan tidak mencerminkan keramahan lingkungan bahkan merusak kesehatan yang secara

    kasat mata tidak memenuhi tanggung jawab etik dari perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat.

    Seperti kita ketahui rokok sangatlah membahayakan bagi kesehatan baik untuk perokok maupun untuk

    orang disekitarnya. Sudah sangat jelas tertera di setiap bungkus rokok berbagai kontraindikasi yang akan timbul

    dari efek merokok, namun mengapa tetap saja dikonsumsi dan tidak mengindahkan peringatan yang tercantum

    dalam bungkus tersebut, padahal sudah banyak kasus orang meninggal dunia akibat penyakit yang

  • 4

    menggerogoti karena aktivitas merokok. Dampak rokok terhadap kesehatan sering disebut sebagai silent killer

    karena timbul perlahan dalam tempo yang relatif lama, tidak langsung dan tidak nampak secata nyata.

    Rokok dikelompokkan sebagai produk dewasa dan bahkan tidak sedikit kalangan pengamat CSR yang

    mengkategorikannya sebagai produk berbahaya yang masuk ke dalam harmfull industries yang dianggap legal

    setara dengan miras, judi, dan senjata yang tampil dengan elegan. Industri rokok memang sudah lama menjadi

    sponsor untuk berbagai event yang sama sekali bertentangan dengan kebiasaan merokok, seperti turnamen

    sepakbola, kejuaraan bulu tangkis, dan bahkan tidak sedikit menjadi sponsor utama untuk acara-acara

    keagamaan. Padahal olahraga adalaha upaya untuk meningkatkan kesehatan yang selalu disejajarkan dengan

    upaya menghindari rokok, sementara mayoritas norma agama menganjurkan agar tidak merokok. Event lain

    yang disponsori rokok adalah pagelaran seni, secara rutin menyelenggarakan konser musik tahunan dengan tur

    keliling ke kota-kota besar di Indonesia dengan memberikan pesan yang menyentuh sisi positif seperti

    ungkapan, Tur musik demi perubahan.

    Sesungguhnya baik pesan yang menunjukkan kepedulian terhadap penderitaan sosial, kesehatan, menjadi

    sahabat disaat duka dan menjadi teman yang paling pas di kala suka, dengan sangat mudah dipastikan bahwa itu

    semua merupakan strategi pemasaran. Bertambahnya jumlah pecandu rokok adalah tujuan utama dari kegiatan

    ini. Padahal para dokter punya banyak daftar nama penyakit akibat kecanduan rokok. (www.csrindonesia.com).

    Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO,

    2008). Selama kurun waktu 1970-2000, konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat dari sekitar 33

    milyar menjadi 217 milyar batang.

    Selanjutnya, dari tahun 2000 hingga tahun 2002 terjadi penurunan konsumsi rokok karena terjadi

    peningkatan harga riil rokok pada tahun 1998. Hal ini terjadi karena meningkatnya harga bahan baku akibat

    adanya gelombang reformasi di dalam tatanan pemerintahan yang menyebabkan krisis moneter di Indonesia

    pada tahun 1998. Akan tetapi penurunan tersebut sebenarnya semu karena Departemen Keuangan mendeteksi

    adanya rokok ilegal dan pemalsuan cukai. Dengan adanya penurunan konsumsi rokok tersebut maka

    Departemen Keuangan membekukan peningkatan cukai tahunan selama tahun 2003-2004 yang bertujuan untuk

    menyehatkan industri. Dampak dari kebijakan pembekuan ini, pada data tahun 2008 menunjukkan konsumsi

    rokok sebesar 240 milyar batang, meningkat tajam setelah tahun 2005 sebesar 214 milyar batang (Gambar 1.2).

    Dengan tingkat konsumsi yang mencapai 240 milyar batang per tahun sama dengan 658 juta batang rokok

    per hari atau sama dengan uang senilai 330 milyar rupiah dibakar oleh para perokok Indonesia setiap hari.

    Dengan jumlah perokok di Indonesia yang mencapai lebih dari 60 juta dan konsumsi rokok yang mencapai 240

    milyar batang per tahun, maka dapat dikalkulasi jumlah konsumsi rokok rata-rata per hari yaitu 10,95 batang per

    hari. Dapat dikatakan bahwa pada tahun 2008 setiap perokok di Indonesia menghisap rata-rata 10 hingga 11

    batang rokok perhari.(www.infodokterku.com)

    Tingkat konsumsi rokok yang tinggi berdampak besar pada penjualan produsen rokok di Indonesia, salah

    satunya yaitu peningkatan penjualan dan tercapainya laba operasional. Peningkatan penjualan dapat dicermati

    melalui Tabel 1.5. Tingkat konsumsi yang tinggi juga berdampak pada peningkatan pendapatan negara karena

    rokok merupakan salah satu komoditi yang banyak mendatangkan devisa pada perekonomian negara. Tingginya

  • 5

    tingkat konsumsi rokok diiringi dengan meningkatnya volume dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh

    perusahaan, sehingga pengakuan (legitimasi) masyarakat akan produk dan perusahaan lebih nyata dan membuat

    konsumen loyal dan disukai investor.

    Namun, selain digunakan kembali untuk modal dan pembagian dividen kepada pemilik saham, laba atau

    profit sebaiknya dianggarkan untuk melakukan kegiatan CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap

    lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Di tengah masyarakat yang semakin kritis dan peduli terhadap

    keberlangsungan lingkungan dalam jangka panjang dan menjunjung nilai estetika, CSR merupakan suatu bentuk

    kewajiban bagi perusahaan. Dari CSR, perusahaan memperoleh manfaat yang sangat berkaitan dengan

    manajemen reputasi. CSR yang semula merupakan kegiatan kemanusiaan berubah menjadi strategic

    philanthropy, yang merupakan strategi perusahaan dan dikelola secara professional.

    Pada sebuah perusahaan, sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan apakah modal yang

    ditanam mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan atau tidak, yaitu dengan

    cara mengetahui kinerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja baik akan dapat memberikan tingkat

    pengembalian yang lebih diharapkan daripada berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja tidak baik.

    Untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja pada perusahaan yang dijadikan sebagai tempat investasi. Kinerja

    perususahaan dapat diukur menggunakan salah satunya Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE)

    yang merupakan salah satu indikator penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan

    datang dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan, sehingga investor dapat melihat tingkat

    pengembalian atas investasi yang diukut dengan membandingkan laba bersih terhadap penjualan dan laba bersih

    terhadap ekuitas saham biasa. (Mawarani, 2010).

    Penggunaan Net Profit Margin untuk mengukur keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih

    setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir, 2010). Hal ini untuk menunjukkan kestabilan

    kesatuan untuk menghasilkan pendapatan pada tingkat penjualan. Dengan memeriksa margin laba pada tahun

    sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan

    dengan perusahaan lain. Efisiensi operasi perusahaan sangat menetukan jumlah laba yang dihasilkan karena

    mengukur seberapa besar dan maksimal perusahaan menggunakan sumber daya. Margin laba yang tinggi lebih

    disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik melebihi harga pokok penjualan

    (Fahmi, 2011:136). Sedangkan penggunaan Return On Equity digunakan untuk mengukur apakah perusahaan

    telah efisien dalam memanfaatkan ekuitas atau modalnya pada kegiatan operasional perusahaan, selain itu ROE

    dianggap memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahan karena menunjukkan efektivitas

    manajemen dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh pendapatan. (Permanasari, 2009)

    Dalam penelitian Marpaung (2010) menuliskan bahwa manfaat yang diperoleh perusahaan dalam

    pelaksanaan CSR antara lain produk semakindisukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. CSR

    dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Dengan

    melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen semakin tinggi. Seiring

    meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik,

    dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat.

  • 6

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Goukasian dan Withney dalam Mawarani (2010) yang menganalisis

    kinerja keuangan dan operasional perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan etis. Kesimpulan dari

    penelitian Goukasian dan Withney mengindikasikan bahwa perusahaan yang mengeluarkan biaya untuk

    bertanggung jawab secara sosial dan etis tidak menyebabkan trade-off (pertukarannya) negative dan tetap dapat

    menampilkan kinerja sebaik perusahaan lain yang tidak mengimplementasi CSR. Selain itu Tsoursoura dalam

    Mawarani (2010) juga menemukan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

    Berdasarkan fenomena latar belakang yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, maka ditarik

    beberapa permasalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut (1) Bagaimana pengungkapan CSR dengan

    pengukuran phylantrophic (Carroll,1991) pada perusahaan produsen rokok yang listing di BEI periode 2007-

    2011? (2) Bagaimana pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas yang diukur

    menggunakan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan produsen rokok yang listing di BEI periode 2007-

    2011? (3) Bagaimana pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

    Responsibility terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan ROE (Return On Equity) pada perusahaan

    produsen rokok yang listing di BEI periode 2007-2011?

    II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1997 (Dokumen Perusahaan), perusahaan adalah setiap kegiatan

    usaha yang dilakukan secara tetap / terus menerus dengan tujuan untuk mencapai atau mencari keuntungan /

    laba baik yang dilaksanakan oleh orang perorangan maupun oleh badan usaha yang tidak berbadan hukum

    maupun badan usaha yang berbadan hukum yang didirikan dan berada di wilayah RI. Selain itu perusahaan

    adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan produksi barang atau jasa. Dalam menjalankan kegiatan

    operasional, perusahaan digerakkan oleh sejumlah orang yang mengelola, mengatur, dan menata sedemikian

    rupa agar tercapai tujuan perusahaan tersebut.

    Di dalam perusahaan, komponen yang mengelola keseluruhan kegiatan operasional disebut Corporate

    Governance (CG). Peran CG yaitu pencapaian profit perusahaan dengan tujuan memaksimalisasi kesejahteraan

    pemegang saham. Dalam Warsono, dkk. (2009),usaha pencapaian tujuan jangka panjang yang tidak semata-

    mata untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi tetapi juga untuk kebutuhan sosial, CG merupakan sistem yang

    terdiri dari fungsi-fungsi yang dijalankan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk memaksimalkan

    penciptaan nilai perusahaan sebagai entitas ekonomi maupun entitas sosial, dimana semua pelaksanaannya

    diawasi oleh direksi dan jajaran komisaris.

    Selain untuk mencapai tujuan, CG di dalam perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan

    hak memegang saham yaitu berupa profit dalam bentuk saham. Namun dalam pelaksanaannya, timbul berbagai

    isu yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara pemegang saham, pemilik, manajemen atau CG,

    kreditur dan stakeholders.

    Corporate Governance merupakan konsep yang mendasari teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi

    sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang

  • 7

    telah mereka investasikan. Salah satu asumsi utama dari teori keagenan bahwa tujuan prinsipal dan tujuan agen

    yang berbeda dapat memunculkan konflik karena manajer perusahaan cenderung untuk mengejar tujuan pribadi

    atau memfokuskan pada proyek dan investasi perusahaan yang menghasilkan laba yang tinggi dalam jangka

    pendek daripada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui investasi di proyek-proyek yang

    menguntungkan dalam jangka panjang. (Warsono, 2009).

    Bila tidak ada pengawasan yang memadai maka agen akan memainkan beberapa kondisi perusahaan agar

    seolah-olah target tercapai. Maka akan terjadi creative accounting yang menyalahi aturan yang berdampak pada

    besarnya nilai aktiva dalam neraca yang mempercantik laporan keuangan, selain itu dapat dilakukan juga

    income smoothing (membagi keuntungan ke periode lain) agar setiap tahun perusahaan terlihat meraih

    keuntungan, namun kenyataannya merugi atau laba menurun. Praktik seperti in dapat memberikan dampak

    terhadap kualitas laba yang dilaporkan. Salah satu cara yang paling efisien untuk mengurangi konflik

    kepentingan dan memastikan pencapaian tujuan perusahaan maka diperlukan keberadaan peraturan dan

    mekanisme pengendalian yang secara efektif mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta kemampuan

    untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. (World Bank, 1999 dalam

    Setyo, 2012)

    Selain bertanggung jawab kepada pemegang saham atau shareholders, CG juga memiliki tanggung jawab

    kepada pihak eksternal yaitu pemangku kepentingan atau stakeholders. Fenomena tersebut terjadi karena adanya

    tuntutan masyarakat akibat negative externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi. (Harahap,

    2002 dalam Norhadi, 2011:93) Maka, tanggung jawab perusahaan yang semula hanya sebatas pada economic

    focused kini harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap stakeholder (Norhadi,

    2011:93). Oleh sebab itu legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka

    mengembangkan perusahaan di masa depan, hal tersebut dijadikan wacana untuk mengkonstruksi perusahaan,

    terutama upaya meloloskan diri di tengah globalisasi masyarakat. Legitimasi merupakan keadaan psikologis

    keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan baik fisik maupun

    nonfisik. (Norhadi, 2011:87)

    Pengurangan kesenjangan legitimasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan social responsibility dan

    memperluas pengungkapan sebagai wujud akuntabilitas dan keterbukaan operasi perusahaan atas dampak yang

    ditimbulkan. Tingginya kesenjangan legitimasi sebagai akibat ketidaksesuaian antara aktivitas perusahaan

    terhadap ekspektasi masyarakat, memunculkan tekanan dari stakeholder.

    Untuk mengurangi tekanan dari stakeholder maka perusahaan perlu melakukan pencitraan kepada

    stakeholder terutama masyarakat yang berada disekitar perusahaan yaitu berupa tanggung jawab sosial secara

    filantropis seperti yang dijelaskan dalam jurnal Carroll (1991) dimana pada saat perusahaan memperoleh laba,

    taat hukum dan berperilaku etis, maka perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dirasakan secara

    langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan

    pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggungjawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada

    publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility.

  • 8

    Profitabilitas perusahaan diukur menggunakan rasio profitabilitas, dalam penelitian ini menggunakan NPM

    dan ROE sebagai alat ukur dari tingkat profitabilitas perusahaan, dimana seperti tujuan awal perusahaan adalah

    maksimasi profit, maka pada tahap inilah profit perusahaan diukur untuk mengetahui besarnya profit yang telah

    dicapai dan untuk dipertanggung jawabkan kepada pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang menerapkan

    CSR dalam aktivitas perusahaan akan berpengaruh pada persepsi masyarakat atas perusahaan yang dapat

    meningkatkan citra dan nilai perusahaan di mata masyarakat serta meningkatkan profit untuk menarik minat

    investor untuk menamkan sahamnya di perusahaan. (Marpaung, 2010 : 16)

    Menurut Sugiono (2008:64) mengatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

    perumusan masalah. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh

    yang signifikan antara variable yang satu dengan variabel lainnya dalam hal ini CSR dengan profitabilitas

    perusahaan. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

    1. Ho1 : = 0, tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity.

    Ha1: 0, tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return on equity.

    2. Ho2 : = 0, tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

    Ha2: 0, tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

    III. METODE PENELITIAN

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kausalitas dan

    karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

    (Sugiyono, 2007:72). Populasi bukan hanya manusia, ataupun mahluk hidup lain, tetapi juga objek dan benda-

    benda alam yang lain. Bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subjek atau objek yang dipelajari, tetapi

    meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti. Adapun populasi yang

    digunakan adalah perusahaan produsen rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011.

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling jenuh. Metode

    sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

    sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 sampel, atau penelitian yang ingin membuat

    generalisasi kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota

    populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010:124).

    Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 3 perusahaan berdasarkan kriteria atau pertimbangan

    sampel yang digunakan penulis yakni perusahaan produsen rokok yang terdaftar di BEI periode 2007-2011 yaitu

    PT. Bentoel International Investama Tbk. (RMBA), PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM), dan PT. Hanjaya

    Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) dan memberikan informasi keuangan yang lengkap dan informasi tanggung

    jawab sosial perusahaan (CSR) yang diungkapkan pada laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan selama

    periode 2007-2011.

    Variabel Operasional

    1. Variabel Independen

  • 9

    Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanggung jawab sosial perusahaan

    (CSR). CSR dalam penelitian ini bersifat dummy variabel dimana pengukurannya dilakukan dengan

    pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan

    perusahaan mengenai CSR, apabila item informasi tidak dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan

    maka diberi skor nol, dan jika item informasi yang ditentukan dilaporkan dalam laporan tahunan

    perusahaan maka diberi skor satu. Informasi mengenai CSR berdasarkan standar GRI (Global

    Reporting Initiative), yang terdiri 6 indikator pengungkapan yaitu kinerja ekonomi, lingkungan,

    praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, hak asasi manusia, tanggung jawab produk, dan

    masyarakat sosial. Total dari penilaian berjumlah 79 item.

    2. Variabel dependen

    Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel utama yang dipengaruhi oleh besarnya variabel

    independen. Dalam penelitian in yang menjadi variabel dependen adalah profitabilitas perusahaan yang

    diukut dengan menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE).

    TABEL VARIABEL OPERASIONAL

    Nama

    Variabel Definisi Pengukuran Skala

    CSR Sebuah komitmen usaha untuk bertindak

    secara etis, beroperasi secara legal, dan

    berkontribusi untuk peningkatan ekonomi

    bersama dengan peningkatan kualitas hidup

    karyawan dan keluarganya, komuniti lokal,

    dan masyarakat secara lebih luas.

    CSRit =

    - CSRit : CSR index perusahaan

    pada periode t

    - ni : jumlah item CSR sesuai

    dengan GRI yang berjumlah 79

    item

    - : jumlah item CSR yang

    diuangkapkan perusahaan

    Rasio

    NPM Laba yang dapat dihasilkan dari penjualan

    atau pendapatan

    Laba setelah pajak

    Penjualan

    Rasio

    ROE Kemampuan perusahaan secara keseluruhan

    dalam menghasilakn keuntungan dalam

    jumlah ekuitas perusahaan

    Laba setelah pajak

    Total equity

    Rasio

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Uji Asumsi Klasik

    Uji Normalitas

    a. NPM

    Berdasarkan hasil penenelitian uji normalitas yang bisa dilihat dari Gambar 4.1 di dapatkan

    kesimpulan bahwa probability value dari NPM menunjukan nilai yang tidak signifikan, karena

    lebih kecil dari 5% (0,05) sehingga data yang diuji berdistribusi tidak normal yaitu 0.000337.

    Karena hasil dari uji normalitas pada data NPM menceng ke kiri atau berdistribusi tidak

    normal, maka selanjutnya dilakukan pengujian residual untuk mentransformasi data yang tidak

    normal dengan cara membuat penyimpangan antar nilai actual dengan nilai normal

    (unstandarized) yang lebih sempit seperti menambah jumlah data, kemudian melakukan

  • 10

    transformasi data menjadi log atau LN atau bentuk lainnya. Namun, pada akhirnya lebih baik

    menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab data tidak normal. Pada akhirnya diperoleh

    nilai transformasi yang berdistribusi normal namun masih memiliki karakter yang sama dengan

    data aktualnya. Dari hasil pengujian residual yang dilakukan untuk mentransformasi data yang

    tidak terdistribusi secara normal, maka diperoleh hasil sebesar 0,429. Hal ini menunjukkan bahwa

    data NPM sudah terdistribusi dengan normal karena nilainya diatas 0,05 (5%).

    Uji Normalitas NPM Uji Residual NPM

    b. ROE

    Berdasarkan hasil penenelitian uji normalitas yang bisa dilihat dari gambar 4.2 di dapatkan

    kesimpulan bahwa probability value dari ROE menunjukan nilai yang signifikan, karena lebih

    besar dari 5% (0,05) sehingga data yang diuji berdistribusi normal.

    2. Hasil Pengujian Hipotesis

    a. NPM

    Dari hasil uji-t dapat diketahui variabel CSR akan berpengaruh secara parsial terhadap

    profitabilitas yang diukur dengan NPM jika nilai probabilitasnya < 0,05. Berdasarkan hasil uji-t,

    dapat diketahui nilai probabilitas untuk CSR adalah 0.272874 berarti penerapan CSR

    berpengaruh negative terhadap NPM karena probabilitasnya berada di atas 0,05.

    Dari hasil perhitungan t-tabel dan t-hitung maka dapat disimpulkan nilai t-hitung t-tabel

    yaitu 0,272824 1.76, maka Ho diterima sedangkan nilai probability CSR terhadap NPM yaitu

    sebesar 0.7892 0.05 sehingga menyebabkan Ho diterima.

    Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel

    independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh model persamaan

    sebagai berikut Y1= 0.047585 + 0.132187 X + e

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3

    Series: Standardized Residuals

    Sample 2007 2011

    Observations 15

    Mean 0.000000

    Median 0.006862

    Maximum 0.290000

    Minimum -0.135000

    Std. Dev. 0.096166

    Skewness 1.694026

    Kurtosis 6.755451

    Jarque-Bera 15.98894

    Probability 0.0003370

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1

    Series: LOGRESID

    Sample 2007 2011

    Observations 15

    Mean -2.299421

    Median -3.139896

    Maximum 0.000000

    Minimum -5.624276

    Std. Dev. 2.160401

    Skewness -0.046087

    Kurtosis 1.357627

    Jarque-Bera 1.691177

    Probability 0.429305

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6

    Series: Standardized Residuals

    Sample 2007 2011

    Observations 15

    Mean -2.59e-17

    Median -0.073730

    Maximum 0.514018

    Minimum -0.360607

    Std. Dev. 0.236985

    Skewness 0.745914

    Kurtosis 2.673641

    Jarque-Bera 1.457539

    Probability 0.482502

  • 11

    - Konstanta 0.047585 menyatakan bahwa jika nilai skor penerapan CSR = 0 maka NPM akan

    sebesar 0.047585,

    - Koefisien X = 0.132187 menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap NPM. Hal ini

    berarti jika variabel skor penerapan CSR ditingkatkan, maka akan meningkatkan NPM

    sebesar 0.132187.

    - Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

    Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

    menerangkan variasi variabel independen. Dalam hal ini koefisien determinasi R2 digunakan

    untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan skor penerapan CSR (X) dalam menerangkan NPM

    (Y1). Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai

    1. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.005695. Hal ini berarti NPM tidak dapat dijelaskan oleh

    skor penerapan CSR.

    b. ROE

    Dari hasil uji-t dapat diketahui variabel CSR akan berpengaruh secara parsial terhadap

    profitabilitas yang diukur dengan ROE jika nilai probabilitasnya < 0,05. Nilai probabilitas untuk

    CSR adalah 0.138757 berarti penerapan CSR berpengaruh negative terhadap NPM karena

    probabilitasnya berada di atas 0,05.

    Dalam penelitian ini, sampel berjumlah 15 maka dapat diketahui nilai t-tabelnya yaitu sebesar

    1.76. Hasil t-tabel diperoleh dari tabel nilai kritis dengan 5% (0.05). Dari hasil perhitungan t-

    tabel dan t-hitung maka dapat disimpulkan nilai t-hitung t-tabel yaitu 0.138757 1.76, maka

    hipotesis diterima sedangkan nilai probability 0.8918 sehingga menyebabkan hipotesis diterima.

    Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh model persamaan sebagai berikut Y2= 0.199128+

    0.165646X + e

    - Konstanta 0.199128 menyatakan bahwa jika nilai skor penerapan CSR = 0 maka NPM akan

    sebesar 0.199128.

    - Koefisien X = 0.165646 menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap NPM. Hal ini

    berarti jika variabel skor penerapan CSR ditingkatkan, maka akan meningkatkan NPM

    sebesar 0.165646.

    - Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

    Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

    menerangkan variasi variabel independen. Dalam hal ini koefisien determinasi R2 digunakan

    untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan skor penerapan CSR (X) dalam menerangkan ROE

    (Y2). Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai

    1. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.001479. Hal ini berarti ROE tidak dapat dijelaskan oleh

    skor penerapan CSR.

    Hasil penelitian ini secara parsial menemukan bahwa penerapan CSR tidak berpengaruh terhadap

    profitabilitas perusahaan. Hal ini tentunya tidak sejalan dengan teori yang ada yang berhubungan dengan

    pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan. Teori yang ada mengatakan bahwa penerapan CSR

  • 12

    perusahaan akan berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat atas perusahaan dan produk yang ditawarkan

    sehingga berdampak pada peningkatan mutu penjualan dan laba yang diperoleg perusahaan serta turut menarik

    minat principal dan investor. Ketidakkonsistenan pada hasil penelitian ini dengan teori yang ada disebabkan

    karena penerapan CSR perusahaan produsen rokok belum dilaksanakan dengan maksimal, belum secara rutin

    dilaksanakan dan tidak melaporkan secara rinci semua aspek yang menjadi indikator penilaian CSR oleh GRI

    pada setiap perusahaan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan UU PT pasal 74 tahun 2007 yang mewajibkan

    perseroan menganggarkan dana pelaksanaan CSR dengan menyisihkan dari laba bersih untuk pelaksanaan

    program CSR tersebut.

    Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh oleh Marpaung (2010) yang menyatakan bahwa

    CSR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan namun memiliki hubungan yang positif antar

    variabelnya. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung teori legitimasi yang menyatakan profitabilitas

    berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR perusahaan.

    Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu oleh Nurkhin (2009) yang menyatakan

    bahwa ROE signifikan positif terhadap CSR karena dibuktikan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat

    profitabilitas yang tinggi akan mengungkapkan informasi CSR yang telah dilakukan sehingga membentuk

    persepsi atau anggapan bahwa aktivitas CSR bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi

    perusahaan, melainkan langkah strategis jangka panjang yang memberikan efek positif bagi perusahaan sesuai

    dengan teori keagenan. Sedangkan hasil penelitian dan Kesumaningrum (2011), menyatakan bahwa CSR

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM, dan berpengaruh negative dan signifikan terhadap ROE.

    Hasil penelitian Tresnawati (2008) juga bertentangan karena menunjukkan penerapan CSR berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan rasio profitabilitas. Hal tersebut disebabkan karena

    hanya terfokus pada ROA saja sebagai perwakilan profitabilitas perusahaan dan pengamatan yang dilakukan

    hanya pada satu perusahaan saja.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dengan menggunakan latar belakang, landasan teori, kerangka

    pemikiran, serta hipotesis mengenai pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan produsen rokok yaitu PT

    Gudang Garam Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk, maka

    dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Hasil perhitungan tentang pengungkapan CSR, diperoleh rata-rata CSR dari sampel perusahaan

    produsen rokok yaitu sebesar 45% dari semua sampel tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Hasil

    tersebut memiliki nilai yang tidak terlalu besar sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan

    produsen rokok belum melakukan kegiatan CSR secara philanthropic dengan baik di setiap tahunnya.

    Kegiatan CSR dalam hal ini adalah pengungkapannya di laporan tahunan perusahaan, hanya terfokus

    pada kategori-kategori indikator tertentu yang diukur oleh GRI.

  • 13

    2. Hasil analisis pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan produsen rokok yaitu pada indikator

    Net Profit Margin (NPM), CSR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap margin laba

    bersih perusahaan karena nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.272874 > 0,05 (5%)

    3. Sedangkan hasil analisis pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan produsen rokok dengan

    indikator Return On Equity (ROE) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.138757 > 0.05 (5%) yang

    artinya CSR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian ekuitas berupa

    modal atau investasi yang ditanamkan dan dimiliki oleh principal dan investor.

    Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa CSR tidak memiliki pengaruh atau tidak

    signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dengan indikator pengukuran terhadap margin laba bersih dan

    tingkat pengembalian ekuitas perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dilakukan pada awal

    penelitian dimana pada hipotesis dinyatakan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

    profitabilitas dengan menggunakan skala pengukuran NPM dan ROE. Hasil ini memiliki makna yaitu H0

    diterima yang berarti CSR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM dan

    ROE. Maka dari itu peningkatan kegiatan CSR perusahaan tidak berpengaruh terhadap penjualan rokok dan

    konsumsi rokok yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Peningkatan penjualan berarti terjadi juga

    peningkatan produksi rokok yang menyebabkan peningkatan negatif externalities seperti polusi dari asap rokok

    yang merusak kesehatan dan juga limbah dari proses produksi. Namun hal tersebut sama sekali tidak

    mempengaruhi peningkatan penjualan yang dapat dilihat melalui tingkat profitabilitas produsen rokok.

    Mengingat masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis dapat

    memberikan saran bagi peneliti selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan

    dan keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar

    mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu :

    1. Bagi perusahaan

    Perusahaan diharapkan agar dapat melakukan dengan lebih baik kegiatan CSR sehingga dapat menarik

    stakeholder sehingga perusahaan memperoleh citra yang baik di mata stakeholdernya, selain itu

    perusahaan diharapkan menyajikan laporan keuangan dan laporan tahunan yang lebih baik dan

    lengkap sehingga informasi dapat diterima dengan baik oleh stakeholder terutama investor.

    2. Bagi Investor

    Investor diharapkan agar dapat lebih kritis dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat

    berinvestasi, diharapkan untuk memilih perusahaan yang memiliki laporan keuangan dan laporan

    tahunan yang lengkap dan menyajikannya dengan baik dan terbuka.

    3. Bagi peneliti selanjutnya

    Penelitian selanjutnya diharapkan agar :

    - meneliti tanggung jawab sosial secara lebih substantif, diharapkan agar lebih memperluas objek

    penelitian,

    - menambah jumlah sampel misalnya meneliti perusahaan industri secara keseluruhan atau semua

    perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia,

    - membuat rentang waktu penelitian yang lebih lama, dan

    - menggunakan indikator lain selain ROE dan NPM untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.

  • 14

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Anwar, Samsinar.,Haerani, Siti., Pagalung, Gagaring. (2010). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

    Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham : dipublikasikan

    Carroll, Archie B. (1991). The Pyramid of Corporate Social Responsibility : Toward the Moral Management of

    Organizational Stakeholders. Business Horizon, July-August 1991.

    Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta

    Ghozali, Imam. (2011). AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : BP

    UniversitasDiponegoro

    Isnanta, Rudi. (2008). Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Laba dan Kinerja

    Keuangan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia : dipublikasikan

    Jalal.(2009). Pembangunan Berkelanjutan, CSR dan ISO 26000. Bogor. LingkarStudi CSR, Pelatihan ISO

    26000

    Kasmir.(2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana

    Kesumaningrum, Linda Prasasti. (2011). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas

    pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2010. Skripsi

    Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta : dipublikasikan.

    Kusumadilaga, Rimba. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

    Profitabiilitas Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro : dipublikasikan.

    Marpaung, Samuel Ronaldi. (2010). Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan

    Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi Program

    Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan : dipublikasikan.

    Mawarani, Elisabeth Inge. (2010). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap

    Profitabilitas Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

    Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur : tidak dipublikasikan.

    Norhadi. (2009). Corporate Social Responsibility. Executive Summary Disertasi : tidak dipublikasikan

    Norhadi.(2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu

    Nurkhin, Ahmad. (2009). Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan

    Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek

    Indonesia. Tesis Magister Akuntansi Universitas Diponegoro : dipublikasikan

    Permanasari, Mirra. (2011). Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Tingkat

    Profitabilitas, Besaran Pajak Penghasilan, Dan Biaya Operasi Pada Perusahaan yang Terdaftar di

  • 15

    Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntasi Universitas Gunadarma :

    dipublikasikan

    Rahman,Taufik. (2007). Aktivis Lingkar Studi CSR. CSR Indonesia Newsletter, Vol.1,Minggu 37

    Rahayu, Sri. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan

    Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Studi

    Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Program Sarjana Fakultas

    Ekonomi Universitas Diponegoro : dipublikasikan

    Riduwanto, dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistika. Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi,

    Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

    Rokok dan Prevalensi Merokok. (2009). Tobacco Initiative : diakses 22 Maret 2012

    Rusmawati. (2008). Managerial Ownership Dan Conflict Of Interest Dalam Agency Relationship, Jurnal

    Keuangan Dan Bisnis, Vol.1, No.1, 55-63.

    Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business Buku 2.Edisi 4.Jakarta : Salemba Empat

    Siagian, Dergibson dan Sugiarto, (2006). Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :Gramedia

    Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

    Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

    Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

    Sunyoto, Danang. (2012). Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi. Bandung : Alfabeta

    Supranto, J. (2001). Statistik. Jakarta : Penerbit Erlangga

    Tresnawati, Rina. (2008). Pengaruh Sebelum Dan Setelah Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap

    Profitabilitas Perusahaan Studi Kasus Terhadap PT.Telkom. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas

    Ekonomi Universitas Widyatama : dipublikasikan.

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    Warsono,Soni., Amalia, Fitri., dan Rahajeng, Dian Kartika. (2009). Corporate Governance; Concept and

    Model. Yogyakarta : Center for Good Corporate Governance

    Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik : Fascho

    Publising

    www.bentoel.co.id/id: diakses 24 Mei 2012

    www.csrindonesia.com: diakses 20 Februari 2012

    www.infodokterku.com: diakses 22 Maret 2012

    www.idx.co.id :diakses 15 September 2012

  • 16

    www.gudanggaramtbk.com: diakses 24 Mei 2012

    www.globalreporting.org : diakses 15 September 2012

    www.sampoerna.com/id_id/ : diakses 24 Mei 2012