Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009...

13
tssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu Hayati 'i-. : ::i.}".. .+ , 200um rlr ll,t L.IPI ffi % E Pusat Penelitian Biologi - LlPl

Transcript of Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009...

Page 1: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

tssN 0126-1754

Volume 9, Nomor 6, Desember 2009Terakreditasi Peringkat A

SK Kepala LIPINomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009

Berita

Biolo$Jurnal llmu-ilmu Hayati

'i-. : ::i.}"..

.+, 200um

rlrll,tL.IPI

ffi

%

E

Pusat Penelitian Biologi - LlPl

Page 2: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Referee/Mitra Bestari

Anggota Referee I Mitr aBe stari

MikrobiologiDr Bambang Sunarko (Pusat Penelitiqn Biologi-LIPIProf Dr Feliatra (Universitas Riau)

Dr Heddy Julistiono (Pusat Penelitian Biologi-LIPIDr I Nengah Sujaya (Universitas Udayana)Dr. Joko Sulistyo (Pusat Penelitian Biologi-LIPIDr Joko Widodo (Universitas Gajah Moda)Dr Lisdar I Sudirman (Institut Pertanian Bogor)Dr Ocky Karna Radjasa (Universitas Diponegoro)

MikologiDr Dono Wahyuno (BB Litbang Tanaman Rempah

dan Obat-Deptan)Dr Kartini Kramadibrata (Pusat Penelitian Biologi-LIPI

GenetikaProf Dr Alex Hartana (Institut Pertanian Bogor)Dr Warid Ali Qosim (Universitas Padjadjaran)Dr Yuyu Suryasari Poerba (Pusat Penelitian Biologi-LlpD

Taksonomi

Dr Ary P Keim (Pusat Penelitian Biologi-LlPlDr Daisy Wowor (Pusat Penelitian Biologi-LIPIProf (Ris) Dr Johanis P Mogea (Pusat Penelitian Biologi-LlplDr Rosichon Ubaidillah (Pusat Penelitian Biologi-Lpl

Biologi MolekulerDr Eni Sudarmonowati (Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI)Dr Endang Gati Lestari (BB Litbang Bioteknologi dan

Sumberdaya Gene tik P ertani an-Deptan)Dr Hendig Sunarno (Badan Tenaga Atom Nasional)Dr I Made Sudiana (Pusat Penelitian BiologillPQDr Nurlina Bermawie (BB Litbang Tanaman Rempah

dan Obat-Deptan)Dr Yusnita Said (Universitas Lampung)

BioteknologiDr Andi Utama (Pusat Penelitian Bioteknologi-LlplDr Nyoman Mantik Astawa (Universitas Udayana)

VeterinerProf Dr Fadjar Satrija (FKH-IPB)

Biologi PeternakanProf (Ris) Dr Subandryo (Pusat Penelitian Ternak-Deptan)

EkologiDr Didik Mdyatmoko (Pusat Konser-vasi Tumbuhan-LIPIDr Dewi Malia Prawiradilaga (Pusat Penelitian Biologi-UplDr Frans Wospakrik (Universitas Papua)

Dr Herman Daryono (Pusat Penelitian Hutan-Dephut)Dr Istomo (Institut Pertaniqn Bogor)Dr Michael L Riwu Kaho (Universitas Nusa Cendana)Dr Sih Kahono (Pusat Penelitian Biologi-Llpl

BiokimiaProf Dr Adek Zamrud Adnan (Universitas Andalas)Dr Deasy Natalia (Institut Teknologi Bandung)Dr Elfahmi (Institut kknologi Bandung)

Dr Herto Dwi Ariesyadi (Institut Teknologi Bandung)Dr Tri Murningsih (Pusat Penelitian Biologi -LIPI)

FisiologiProf Dr Bambang Sapto Purwoko (Institut Pertanion Bogor)Dr Gono Semiadi (Pusat Penelitian Biologi-LIPIDr Irawati (Pusat Konservasi Tumbuhan-LIPIDr Nuril Hidayati (Pusat Penelitian Biologi-LIPIDr Wartika Rosa Farida (Pusat Penelitian Biologi-Llpl)

BiostatistikIr Fahren Bukhari, trlf.Sc (Institut Pertanian Bogor)

Biologi Perairan Darat/LimnologiDr Cynthia Henny (Pusat Penelitian Limnologi-Llpt)Dr Fauzan Ali (Pusat Penelitian Limnologi-LlPIDr Rudhy Gustiano (Balai Riset Perikanan Budidaya

Air Tawar-DKP)Biologi TanahDr Rasti Saraswati (BB Sumberdaya Lahan Pertanian-

Deptan)

Biodiversitas dan lklimDr Rizaldi Boer (Institut Pertanian Bogor)Dr Tania June (Institut Pertanian Bogor)

Biologi Kelautan

Prof Dr Chair Rani (Universitas (Hasanuddin)

Dr Magdalena Litaay (Universitas Hasanuddin)Prof (Ris) Dr Ngurah Nyoman Wiadnyana (Pusat Riset

P e r i kanan Tan gkap - D K P )Dr Nyoto Santoso (Lembaga Pengkajian dan

Pengembangan Mangrove)

Page 3: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Berita Biologi 9(6) - Desember 2009

Berita Biologi menyampaikan terima kasihkepada para Mitra Bestari/Penilai (Referee) nomor ini

9(6) - Desember 2009

Dr. W. Rosa Faida- Pusat Penelitian Biologi-LlplDr. HeddyYulistiono - Pusat Penelitian Biologi-LplDr. Iwan Saskiawan - Pusat Penelitian Biologi-LlplDr. Nuril Hidayati - Pusat Penelitiqn Biologi-Llpl

Ir. Rismita Sari MSc - PKT Kebun Raya BogorDr. Rudhy Gustiano - Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar

Dr. Robert Stuebing - Field Museum Natural History Chicago, Illinois-USAProf. Dr. Adek Zamrud Adnan - FMIPA [Jniv er s itas Andalas

Dr. IzuA. Fijridiyanto - PKT Kebun Raya BogorDr. B Paul Naiola- Pusat Penelitian Biologi-Llpl

Dr. Agus Lazarus Sukamto - Pusat Penelitian Biologi-LlplDr. Cynthia Henny - Pusat Penelitian Limnologi-LplDr. SarjiyaAntonius - Pusat Penelitian Biologi-LPlDr. Djoko Sulistyo - Pusat Penelitian Biologi-Llpl

llr

Page 4: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Dafttar Isi

DAFTAR ISI

MAKALAH HASIL RISET (ORIGINAL PAPERS)

UPAYA DOMESTIKASI TANGKASI( ?arsias sp ecfi um) MELALUI opTIMALIsA sIPEMBERIAN PAKAN SECARA GRADUAI, DALAM PENANGKARAN[Domesticating Process of Tarsius (Tanius Spectrun) by Gradually Optimal Feeding System inWire Netting PenlHengki J Kiroh

PERFORMA BAKTERI PADA TANAH TERCEMAR PESTISIDA[Bacterial Perform in Soil Contaminated with Pesticide]Maman Rahmansyah dan Nunik Sulistinah.

stappia aggregata Gl DAN Alteromonas sp.G2 BAKTERI PENDEGRADASI PHENANTRENEYANG DIISOLASI DARI LINGKUNGAN LAUTlstappia aggregata Gl and Alteromonus sp.G2 Phenantrene Degrading BacteriaIsolated from Marine Environmentl

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOLEKSI PLASMA NUTFAHJARAK PAGAR (Jatropha curcasL.)

[Growth and Production Evaluation of Jatropha (JatrophacurcasL.) Germplasm Collections]Dedi Soleh Effendi

KEANEKARAGAMAN SUKU LEJEUNEACEAE (HEPATICAE, LUMUT HATI)DI DAERAH SEKITAR PPKAB (PUSAT PENDIDIKAN DAN KONSERVASI ALAMBODOGOL) TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE-PANGRANGO, JAWA BARAT[Diversity of Lejeuneaceae from Surrounding Area of Bodogol Education Center and Conservation,Gunung Gede-Pangrango National ParklIda Haerida

PENENTUAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHANBENIH IKAN PATIN PASUPATI

[Determination of Different Feeding Frequency on The Growth of Patin Pasupati FingerlingslEvi Tahapari dan Ningrum Suhenda.

NEGATIVE IMPACT OF FOREST DEGRADATION TO HERPETOFAUNA SPECIESRICHNESS tN KERINCI SEBLAT NATIONAL PARK, SUMATRA[Dampak Negatif dari Degradasi Hutan Terhadap Kekayaan Jenis Herpetofaunadi Taman Nasional Kerinci Seblat, SumatralHellen Kurniati

PENGARUH MINYAK ATSIRI SERAI (ANdTOPOgON C\ITAIUS DC.) TERHADAP BAKTERIYANG DIISOLASI DARI SAPI MASTITIS SUBKLINIS[The Effects of Lemon Grass (Andropogon citrus DC) Extract to the Growth of Bacteria Isotatedfrom Subclinical Mastitis Ridden CowslMasniari Poeloengan

KOMPOSISI KIMIA MINYAK ATSIRI Melodorum cylindricum (Maing. ex Hook.f & Thoms),Litseafirma (Blume) Hook.f., Fl. Brit. Ind. DAN Callistemon lanceolatusD.C.

[Chemical Compound of Essential Oils from Melodorum cylindricum (Maing. ex Hook.f & Thoms),Litseafirma (Blume) Hook.f., FI. Brit. Ind. and Callistemon lanceolatusD.C.IYuliasri Jamal

649

657

673

683

699

715

66s

693

721

lv

Page 5: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

s

Berita Biologi 9(6) - Desenber 2009

PENAPISAN AKTMTAS LIPOLITIK SEPULUH BIAKAN Rhizopus KOLEKSI UICC(UNMRSITY OF INDONESIA CULTURE COLLECTTON)

[Screening Lipolytic Activity of Ten Strains Rhizopus from University of lndonesia CultureCollection (UICC)IIYibowo Mangunwardoyo, Yuyun Lusini dan Indratvati Gandjar

MUNDU z Garcinia xantltochymns Hook.f. atau G. dzlcis (Roxb.) Kurz.

[Mundu: Garciniet xanlltochymus Hook.f. or G. dulcis (Roxb.) Kurz. ]Nanda Utami dan Rismita Sari 739

PERAN PEMUPUKAN POSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea

MaysL.) DI TANAH REGOSOL DAN LATOSOL

[The Role of Phosphorus Fertilization on the Growth of Maize (Zea mays L.) in Regosol andLatosol Soilsl

Arifin Fahmi, Syamsudin, Sri Nuryani H Utami dan Bostang Radjagukguk 745

PENGGUNAAN PACLOBUTRAZOL DAN ABA DALAM PERBANYAKAN NENAS SIMADUMELALUI KULTUR IN VITRO

[Using of paclobutrazol and ABA on Simadu pineaplle variety through in vitro culturel

Ragapadmi Purnamaningsih, Ika Mariska dan Yati Supriati................ 751

PEMANFAATAN ECENG GONDOK lEichhornia uassipes (Mart) Solm) SEBAGAI TEKNIKALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN BIOLOGIS AIR LIMBAH ASAL RUMAHPEMOTONGAN HEWAN (RPH) PESANGGARAN, DENPASAR, BALI[The Use of Water Hyacinth lEichltornia uassipes (Mart) Solm] as an Alternative Technique forthe Wastewater Biolgical Treatment at Pesanggaran SlaughterhouselIW Suardana 759

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PULAI (Alstonia scholaris (L.)R.Br)

[The Effect of Shading on the Growth of Pulai (Alstonia scltolaris (L.) R.Br. Seedlings)]Titi Juhaeti...

BIOLOGI BIJI GEWANG (Corypha utsnLamarck): KERAGAMAN KANDUNGAN EMBRIO,KIMIA DAN PERANAN MIKROBA DALAM PROSES PERKECAMBAHAN BIJI[Biology of Gewang (Corypha utan Lamarck) Seeds: Embryo Content Diversity,Chemical Content and the Roles of Microbes in Seed GerminationlBP Naiola dan N Nurhidayat 773

AKTIVITAS FOSFATASE TANAH DI LINGKUNGAN BENTANG HUTAN ALAMI DANNON-ALAMI

[Phosphatase Activity in Soil Belongs to Natural and Non-natural Forest LandscapelSuliasih dan Maman Rahmansyah 783

ISOLASI DAN SELEKSI JAMUR APHYLLOPHORALES PENGURAI LIGNIN DI HUTANBUKIT BANGKIRAI

[Isolation and Selection of Aphyllophorales as Lignin Degrading Fungi in Forest of BukitBangkirailYB. Subowo

MIKROBA ENDOFITIK DARI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS SUMATERA UTARA:POTENSINYA DALAM MENGHASILKAN SENYAWA ANTIMIKROBA TERHADAPMIKROBA PATOGEN

[Endophytic Microbes from Batang Gadis National Park, North Sumatra: Their Potential forProducing Antimicrobes Bioactive Compound Againts Pathogenic MicrobeslHarmastini Sukiman, Sylvia Lekatompessy dan Tiwit Ll/idowati

METIL EUGENOL, KHEMOTIPE DARI MINYAK ATSIRI Melaleuca spp. (MYRTACEAE)YANG TUMBUH DI KEBUN RAYA CIBODAS

[Methyl Eugenol, Chemotype of Essential Oils of Melaleuca spp. (Myrtaceae) Growing in Cibodas

Botanical GardenlTri Murningsih, Chairul dan Emma Sri Kuncqri 809

731

767

793

801

l

Page 6: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Berita Biologi 9(6) - Desember 2009

PEMANFAATAN ECENG GONDOK {Eichhomia crassipes (Mart) Solm} SEBAGAITEKNIK ALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN BIOLOGIS AIR LIMBAH

ASAL RUMAH PEMOTONGAN HEWAN (RPH)PESANGGARAN DENPASAR - BALI1

[The Use of Water Hyacinth {Eichhomia crassipes (Mart) Solm} as an AlternativeTechnique for the Wastewater Biolgical Treatment at Pesanggaran Slaughterhouse]

IWSuardanaLaboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas UdayanaKampus Bukit Jimbaran, Denpasar-Bali (0361) 701808

e-mail: [email protected]

ABSTRACTA part from its main product, meat, a slaughterhouse also produces by products and waste. The waste from slaughterhouse iscategorized as organic waste, which is high in proteins, fats, and starches. This waste is potential as a source of pollutant.Slaughterhouse wastes can be treated by physically, chemically, and biologically. One of biological treatments is the use of waterhyacinth (Eichhomia crassipes (Mart) Solm.), which is known to have an ability to remove organic and unorganic compound andheavy metals. The objective of this research was to evaluate the wastewater quality with water hyacinth treatment and to identifythe interaction between action period and the density of water hyacinth during treatment. Four model ponds of 95 cm long x 50cm wide x 50 cm high were used in this research. The parameters observed were pH, BOD5, and COD for the water quality. Eachparameter was observed on day 0, 7, 14, 21, and 28, respectiv ely. The results of the research indicates that the water hyacinth hadsignificant effect (P<0.01) on declining pH, BOD5 and COD of wastewater. The interaction between treatment and time observationshowed significant effect (P<0.01) up to 28lh day of observation.

Kata kunci: Eceng gondok, Eichhomia crassipes, air limbah, rumah pemotongan hewan (RPH), pengolahan limbahsecara biologis, BOD5, COD.

PENDAHULUAN

Rumah Pemotongan Hewan (RPH)Pesanggaran yang berlokasi 5 km dari pusat kotaDenpasar, Bali sebenarnya sudah tidak sesuai lagidengan peraturan yang ada, yang sebaiknya berlokasidi pinggiran kota yang tidak padat penduduk (Anon,1999).

RPH Pesanggaran selain menghasilkan daginguntuk konsumsi masyarakat antarkabupaten di Bali,juga menghasilkan produk-produk samping yang masihbisa dimanfaatkan dan limbah. Limbah RPH tergolonglimbah organik karena mengandung protein, lemak dankarbohidrat yang cukup tinggi sehingga berpotensisebagai pencemar lingkungan. Limbah daripemotongan ternak berupa darah, sisa lemak, tinja, isirumen dan usus. Perkiraan berat isi rumen menurutMitchell (1980) untuk sapi dan kerbau adalah ± 30,5kg/ekor, serta untuk kambing dan domba 2,58 kg/ekor.Dengan melihat perkiraan tersebut, maka tiap harilimbah yang dihasilkan oleh RPH Pesanggaran berupaisi rumen + 1.772,5 kg dengan rincian jumlah sapi dan

kerbau yang dipotong rata-rata 45 ekor/hari dan jumlahbabi rata-rata 20 ekor/hari.

Pembersihan RPH dari sisa darah dan limbahlainnya akan meningkatkan jumlah limbah RPH. Olehkarena itu diperlukan pengelolaan limbah yang baik,karena apabila tidak dikelola dengan baik akanmenyebabkan terganggunya masyarakat sekitar RPHtersebut, mengingat aliran limbah RPH yang dihasilkandari kegiatan pemotongan ternak akan dibuang kesaluran pembuangan yang melewati daerah pemukimanyang padat penduduk.

Pengolahan limbah RPH secara umum dapatdilakukan secara fisik, kimiawi dan biologi (Theodore,1992; Djajadiningrat 1993; Sudarwanto dan Sanjaya,1999). RPH Pesanggaran pada saat ini melakukanpengolahan limbah hanya secara fisik saja, yaitudengan melakukan penyaringan (filtrasi) danpembuatan kolam pengendapan, karena pengolahandengan cara kolam aerasi masih mengalami kendalamengingat biaya yang dibutuhkannya cukup tinggi.Atas dasar pertimbangan tersebut, tentunya

{Diterima: 15 Agustus 2009 - Disetujui: 26 September 2009

759

Page 7: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Suardana - Eichhornia crassipes dalam Pengolahan Biologis Air Limbah Rumah Potong Hewan

Bak IKolam airlimbah tanpaeceng gondok

Bak I IKolam air limbahdengan 3096 Ecenggondok

Bak I I IKolam air limbahdengan 60%

Eceng gondok

Bak IVKolam air limbahdengan 90%

Eceng gondok

Gam bar 1. Perlakuan Media dengan Eceng Gondok

pengolahan limbah secara biologi menjadi alternatifpemecahannya. Salah satu cara pengolahan limbahsecara biologis adalah dengan menggunakantumbuhan air yaitu eceng gondok {Eichhornia

crassipes (Mart) Solm} yang memiliki kemampuanuntuk menurunkan kandungan B0D5 ,COD, NH3

padatan tersuspensi, yang merupakan tolok ukurpencemaran oleh zat-zat organik (Haider et al, 1984;Orfh, 1989).

Bertitik tolak dari belum efektifhya sistempengolahan limbah RPH Pesanggaran serta adanyapotensi enceng gondok sebagai salah satu "agen"pengolahan limbah secara biologis, makapenulis inginmengembangkan pemanfaatan eceng gondok(Eichhornia crassipes (Mart) Solm) sebagai teknikalternatif untuk menurunkan beban bahan organik darilimbah. Selain itu juga, teknologi ini belum pernahdiaplikasikan untuk penanganan limbah RPH sebagaiteknologi sederhana, murah, ramah lingkungan, sertasangat mudah dalam penggunaannya, sehingga biayasebagai salah satu kendala utama dalam penangananair limbah RPH dapat diatasi.

BAHANDANCARA KERJABahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian iniadalah sampel air limbah RPH Pesanggaran, Denpasar,sebelum proses penampungan di bak pengolahan, dantanaman eceng gondok {Eichhornia crassipes (Mart)Solm}. Alat yang dipakai adalah bak penelitian, pHmeter digital, tempat sampel air limbah, kertas label,termometer, alat tulis dan kamera.

Metode Pengumpulan DataData yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulandata primer berupa parameter fisika, kimia dan biologidilakukan secara langsung, sedangkan data sekunderberupa informasi, peta RPH diperoleh dengan caramencatat dari berbagai instansi terkait.

Model percobaan

Dalam penelitian ini digunakan kolam model daripenampungan limbah RPH yang berupa 5 buah bakpenelitian dengan ukuran panjang 95cm x lebar 50cm xtinggi 50 cm. Selanjutnya dari masing-masing baktersebut diberikan perlakuaan seperti tersaji padaGambar 1.Waktu pengambilan dan Jumlah sampel

Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 5 kalipada kolam yaitu pada hari ke-0,7,14,21 dan 28; untukselanjutnya dilakukan satu kali pengulangan setelahhari ke-28, sehingga pengambilan sampel dilakukansebanyak 4x5x2 = 40 kali.

Parameter yang diukur dan Metode analisis (Alaertsdan Santika, 1987)

Parameter yang diukur dalam percobaanpengolahan limbah dengan perlakuan eceng gondokadalah pH, BOD5 dan COD.

Pengukuran pHSebelum digunakan elektroda dari pH meter

terlebih dahulu dikalibrasi dengan pH standar, pH 4,0dan 7,0. Selanjutnya elektroda dicelupkan ke dalamcontoh air, tunggu selama 1-2 menit, baca dan catatpHnya.

Pengukuran BODS

Terlebih dahulu dilakukan pengenceranterhadap sampel dengan 3 jenis pengenceran yaitu P= 0,25,0,125 dan 0,0625. Selanjutnya 2 botol BOD diisidengan larutan tersebut yaitu 1 botol (Rl) untuk analisapada saat t = 0, dan yang satu lagi (R2) untuk analisapada saat t = 5 hari. Dua botol BOD lainnya diisi denganair pengencer serta benihnya berlaku sebagai blanko.Botol-botol BOD (sampel dan blanko) lalu disimpandalam inkubator (suhu 20°C) selama kira-kira 1 jam.Setelah 1 jam botol tersebut dibuka sebentar lalu diisidengan air pengencer sehingga didalam botol tertutuptidak ada gelembung udara. Separuh dari jumlah botolBOD tersebut lalu disimpan terus dalam inkubatorselama 5 hari. Separuhnya dipakai untuk analisis

760

Page 8: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Berita Biologi 9(6) - Desember 2009

oksigen terlarut (OT). Nilai BOD yang diperoleh

dihitung dengan rumus:

BO D5 :o =

Dimana :BOD, :o: Sebagai mgO,/I

XO: Oksigen terlarut sampel pada saat t = 0X5: Oksigen terlarar sampel pada saat t = 5BO: Oksigen terlarut blanko pada saat t = 0B5: Oksigen terlarur blanko pada saat t = 5

P: Derajat pengenceran

Pengukuran CODSampel terlebih dahulu diencerkan dengan air

suling sehingga COD diperkirakan sekitar 50-800 mg/1,lalu masukkan 0,4 g HgSO4 ke dalam gelas erlenmeyerCOD 250 ml. Masukkan 5 atau 6 batu didih laluditambahkan 20 ml sampel yang telah diencerkan.Tambahkan larutan K,Cr,O7 0,25N sebanyak 10 ml.Siapkan 30 ml reagen asam sulfat-perak sulfat lalupindahkan dengan dispenser sebanyak 5 ml H2SO4 kedalam gelas COD. Kocok perlahan-lahan. Alirkan airpendingin pada kondensor dan letakkan gelaserlenmeyer COD di bawah kondensor. Tuangkan sisareagen H2SO4 tadi sebanyak 25 ml, melalui kondensorkedalam gelas erlenmeyer COD {gelas refluk) danselama ini goyangkan gelas refluk agar semua reagendan sampel tercampur. Tempatkan kondensor dengangelas elenmeyer (gelas refluk) di atas pemanas bunsenselama 2 jam. Setelah gelas refluk dingin lalu dibilasdengan air suling sebanyak 25-50 ml. Lepaskan gelasrefluk dari kondensor kemudian encerkan larutan yangtelah direfluk sampai volumenya menjadi 2 kali.Tambahkan 150-200 ml. Tambahkan 3-4indikatorferoin.Dikromat yang tersisa dalam dalam larutan sesudahdirefluk dititrasi dengan larutan standar fero ammoniumsulfat 0,1 N sampai warna hijau-biru menjadi coklat-merah. Blanko terdiri dari 20 ml air suling yangmengandung semua reagen yang ditambahkan padalarutan sampel. Refluk dengan cara yang sama. NilaiCOD dihitung dengan rumus:

COD (mg O2/l) = (a-b) - N x 8000ml sampel

Ket. : a = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blankob = ml FAS yang digunakan untuk titrasi sampel

N = normalitas dari larutan FAS

Analisis Statistika

Data dari hasil pengamatan selanjutnyadianalisis dengan menggunakan Rancangan AcakKelompok dalam Waktu (in-Time RAK), menggunakan4 macam tingkat kepadatan termasuk kontrol sebagaiperlakuan dengan 5 tingkat waktu pengamatan (harike: 0, 7, 14, 21, dan 28) dengan pengulangan sebanyak2 kali sebagai Blok.

Model liniernya:

Yijk = n + ai

Dimana :Y^ = pengamatan factor ke- i , blok ke-j , waktuke-k.u. = rataanumumai = pengaruh perlakuan (tingkat kepadatan)Pj = pengaruh blok8y = gala t (a)H>k = pengaruh waktu pengamatanYjk = gal at (b)cccok = pengaruh interaksi kepadatan dengan waktu6ijk = galat (c)

Apabila terdapat perbedaan yang nyata antaraperlakuan (kepadatan eceng gondok) dan waktu, makaakan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.Sedangkan pola responnya diuji dengan uji KontrasPolynomial (Gaspersz, 1991; Steel and Torrie, 1995).HASIL

Hasil yang diperoleh pada penelitian kualitasair limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH)Pesanggaran, Denpasar dengan perlakuan ecenggondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solrri) sepertidiuraikan di bawah ini:

Nilai pH Air Limbah RPH PesanggaranHasil penelitian mengenai pengaruh

pemanfaatan eceng gondok terhadap kualitas air limbahRPH Pesanggaran terhadap parameter pH seperti tersajipada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Penurunan Nilai pH Air LimbahRPH Pesanggaran dengan Perlakuan EcengGondok

Perlakuan

Kontrol30%60%90%

Waktu Pengamatan (Hari)0

0%0%0%0%

7

(-4,11)%17,96%17,49%19,01%

14

8,10%19,37%20,07%19,72%

21

11,03%23,24%24,30%23,83%

28

13,73%23,83%24,77%24,30%

761

Page 9: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Suardana - Eichhornia crassipes dalam Pengolahan Biologis Air Limbah Rumah Potong Hewaii

Dari Tabel 1, terlihat bahwa air limbah RPHPesanggaran dengan perlakuan eceng gondok, baikperlakuan penutupan eceng gondok 30%, 60% dan 90%dengan waktu pengamatan sampai hari ke-28menunjukkan penurunan nilai pH secara sangat nyata(P<0,01), jika dibandingkan dengan kontrol; bahkanuntuk kontrol nilai pH malahan meningkat pada harike-7 sebesar 4,11%. Dari Tabel 1 juga terlihat bahwaperlakuan dengan waktu pengamatan hari ke-7,14,21dan ke-28 memberikan hasil penurunan nilai pH yangberbeda sangat nyata (P<0,01). Perubahan pola tanggapdari masing-masing perlakuan terhadap nilai pH airlimbah dari hari ke hari seperti ditunjukkan dalamGambar2.

Nilai BOD5 Air Limbah RPH PesanggaranHasil penelitian mengenai pengaruh

pemanfaatan eceng gondok terhadap kualitas air limbahRPH Pesanggaran khususnya terhadap parameterBOD5 seperti tersaji pada Tabel 2.

Dari Tabel 2, tampak bahwa air limbah denganperlakuan eceng gondok baik kepadatan eceng gondok30%, 60% dan 90% dengan waktu pengamatan danhari ke-0 sampai hari ke- 28 terlihat nilai BOD. -nyasemakin menurun jika dibandingkan dengan kontrol.

Gambaran umum perubahan nilai BOD. antarawaktu kontak dengan kepadatan eceng gondok sepertitersaji pada Gambar 3.

O.OOOx*. 0,036x tR* -• 0,804

0.004x^. 047Bx tR-2 ^ 0,930

0 , 0 0 4 ^ - 0 4 8 1 K +R1 - 0,953

= O,O04x-»= o,182xR= -- 0,916

a,703

8,376

i,308

+ 8,38

KONTROL

- POLV. (KONTROL)

3 0 %

POLY, (30%)

Hari21

A 60%

POLY. (60%)

38

X 00%

POLY, (90%) JGambar 2. Pola Pengaruh antara Kepadatan dan Lama Waktu Kontak Eceng Gondok terhadap Nilai pH

Gambar 3. Pola Pengaruh antara Kepadatan dengan Lama Waktu Kontak Eceng Gondok terhadap Nilai BOD5

(mg/1)

762

Page 10: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Berita Biologi 9(6) - Desember 2009

Tabel 2. Persentase Penurunan Nilai BOD5 (mg/1) AirLimbah RPH Pesanggaran denganPerlakuan Eceng Gondok

Perlakuan

Kontrol30%60%90%

Waktu Pengamatan (Hari)0

0%0%0%0%

7

8,22%12,33%17.70%19,17%

14

25,62%35,36%30,74%35,42%

21

37,90%47,74%47,69%49,84%

28

39,44%50,42%52,85%55,50%

Tabel 3. Persentase Penurunan Nilai COD (mg/1) AirLimbah RPH Pesanggaran dengan PerlakuanEceng Gondok

Perlakuan

Kontrol

30%60%90%

Waktu Pengamatan (Hari)

0

0%0%0%0%

7

(-7)%19,70%22,87%35,33%

14

(-3,67)%21,03%22,87%41,40%

21

0,33%27,03%40,37%44,175

28

10%36,97%44,13%48,67%

Nilai COD Air Limbah RPH PesanggaranHasil penelitian mengenai pengaruh

pemanfaatan eceng gondok terhadap kualitas air limbahRPH Pesanggaran dengan parameter COD sepertitersajipadaTabel3.

Dari Tabel 3, bahwa pada perlakuan denganluas penutupan permukaan 30% dan 60%, terlebih lagipada luas penutupan permukaan 90%, terlihat adanyanilai persentase penurunan yang sangat nyata (P<0,01)di dalam penurunan nilai COD dari air limbah RPHPesanggaran. Bahkan di satu sisi, nilai COD dari

kontrol justru naik pada hari ke-7 sebesar 7% dan harike-14 sebesar 3,67% dan baru menurun sebesar 0,33%pada hari ke 21 dan 10% pada hari ke 28.

Gambaran pola hubungan antara perlakuandengan kepadatan eceng gondok dalam satuan waktuseperti ditunjukkan dalam Gambar 4.

PEMBAHASANNilai pH Air Limbah RPH Pesanggaran

Dari Tabel 1, terlihat bahwa air limbah RPHPesanggaran dengan perlakuan eceng gondok, baikperlakuan eceng gondok 30%, 60% dan 90% denganwaktu pengamatan dari hari ke-0 sampai hari ke-28menunjukkan persentase penurunan nilai pH secarasangat nyata (P<0,01), dibandingkan dengan kontrol.Adanya kecenderungan penurunan nilai pH terkaitdengan semakin banyaknya permukaan kolam yangtertutupi oleh eceng gondok, sehingga akanmemberikan kondisi yang optimum untuk pertumbuhandan perkembangan mikroorganisme pengurai,khususnya yang menempel pada bagian akar danbatang eceng gondok dalam air. Dengan banyaknyamikroorganisme pengurai, maka pemecahan bahanorganik akan semakin meningkat. Proses pemecahanbahan organik tersebut akan menghasilkankarbondioksida (CO2) di mana CO2 merupakan gas yangbersifat asam {acidic gas) sehingga CO2yang dihasilkandari pemecahan bahan organik tersebut akanmenurunkan nilai pH air limbah (Effendi, 2000).

1!

2.991K * 302,0= 0,967

¥30 = 0,065x2 - 5,301* + 252,2R» = 0.921

y60 = 0.090M3 - 7,067x t 294,1R» = 0,933

y90 = 0,284x2-12,50*+ 2§9,gR* = 0,933

Hari

Kontrol

-Poly, (Kontrol)

39%

- Poly,

60%

-Paly, (60%)

90%

-Poly, (90%)

Gambar 4. Pola Pengaruh antara Kepadatan dan lama Waktu Kontak Eceng Gondok terhadap Nilai COD

763

Page 11: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Suardana - Eichhornia crassipes dalam Pengolahan Biologis Air Limbah Rumah Potong Hewan

Dari Tabel 1 juga terlihat bahwa waktupengamatan yakni pengamatan pada hari ke-7, 14, 21dan ke-28 berbeda secara sangat nyata (P<0,01) dalammenurunkan pH air limbah dibandingkan dengankontrol. Sebagai ilustrasi (data primer tidak disajikan),nilai pH pada hari ke-28 dari kontrol sebesar 8,03 sangatnyata lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan nilaipH perlakuan eceng gondok 30%, 60% dan 90% dengannilai pH masing-masing 7,08,7,05 dan 7,04.

Dengan melihat hasil penelitian ini, makaperlakuan eceng gondok sudah mampu menurunkannilai pH air limbah RPH Pesanggaran sehingga pH airlimbah tersebut (sebesar 6 - 9), telah sesuai denganbaku mutu air limbah bagi kegiatan rumah pemotonganhewan (Lampiran B - Peraturan Menteri LingkunganHidup No. 02 Tahun 2006 tanggal 20 April 2006).

Nilai BOD5 Air Limbah RPH PesanggaranDari Tabel 2, tampak bahwa air limbah dengan

perlakuan eceng gondok, baik kepadatan ecenggondok 30 %, 60 % dan 90 % dengan waktu pengamatandari hari ke-0 sampai hari ke- 28 maka persentase nilaiBOD5 terlihat semakin menurun dibandingkan dengankontrol; khususnya untuk perlakuan eceng gondok90% mampu menurunkan nilai sampai 55,5%, jauh lebihrendah dibandingkan dengan kontrol sebesar 39,44%pada hari pengamatan ke-28. Hasil Uji Jarak BergandaDuncan menunjukkan bahwa rata-rata nilai BOD5 tanpaperlakuan eceng gondok (kontrol) sangat nyata lebihtinggi (P<0,01) daripada nilai BOD5 dengan perlakuaneceng gondok. Sebagai ilustrasi (data primer tidakdisajikan), nilai BOD5 pada hari ke-28 dari kontrolsebesar 122 mg/ml sangat nyata lebih tinggi (P<0,01)dibandingkan dengan nilai BOD5 perlakuan ecenggondok 30%, 60% dan 90% dengan nilai masing-masing111,9,111,3 dan 107,5 mg/1.

Penurunan nilai BOD5 antara perlakuandibandingkan kontrol terkait dengan faktor kepadatan,di mana semakin luas permukaan air limbah yangtertutupi oleh eceng gondok, maka semakin banyakjumlah eceng gondok yang menyerap bahan organikdalam bentuk ion serta semakin besar pula pembebasanoksigen yang diperlukan oleh mikroorganismepengurai untuk proses oksidasi. Di mana simbiosiskedua hal tersebut berpengaruh pada tingkat

penurunan nilai BOD5.Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (data primer

tidak disajikan) juga menunjukkan bahwa rata-ratanilai BOD5 pada hari ke-0 sebesar 158,1 mg/l tidakberbeda nyata (P>0,05) dari hari ke-7 sebesar 135,77mg/1, namun berbeda sangat nyata lebih tinggi (P<0,01)dari hari ke-14 sebesar 107,83 mg/1, hari ke-21 sebesar85,70 mg/1 dan hari ke-28 sebesar 79,76 mg/1. Selain itu,waktu kontak pada hari ke-7 berbeda nyata lebih tinggi(P<0,05) dari hari ke-14 dan berbeda sangat nyata lebihtinggi (P<0,01) dari hari ke-21 dan ke-28. Pada hari ke-14 tidak berbeda nyata lebih tinggi (P>0,05) dari harike-21 dan berbeda nyata lebih tinggi dari hari ke-28(P<0,05). Sedangkan pada hari ke-21 tidak berbedanyata lebih tinggi dari hari ke-28 (P>0,05). Terjadinyapenurunan nilai BOD5 terkait dengan sifat ecenggondok yang sangat efektif menurunkan nilai BOD5

(Gopal, 1987). Terjadinya penurunan yang sangat nyataini, menurut Whurmann (1976 dalam Sitorus,1989),disebabkan karena eceng gondok memiliki kemampuanganda yakni menyerap berbagai bahan organik dalambentuk ion hasil pemecahan mikroorganisme dan jugamembebaskan oksigen yang diperlukan olehmikroorganisme untuk proses oksidasi mikroorganismepengurai. Oleh sebab itu semakin banyak dan semakinlama waktu kontak eceng gondok, maka dalam batas-batas tertentu akan semakin banyak jumlah bahanorgamk dalam bentuk ion yang diserap sehinggaberpengaruh pada tingkat penurunan nilai BOD5.

Dari Gambar 3, tampak bahwa air limbah RPHPesanggaran dengan perlakuan eceng gondok memilikinilai BOD5 jauh lebih rendah daripada kontrol. Semakinlama waktu kontak eceng gondok terhadap air limbahRPH Pesanggaran maka nilai BOD5 juga semakinmenurun, namun penurunan yang tercepat terlihat padaperlakuan eceng gondok 90%. Hasil tersebutmembuktikan bahwa perlakuan eceng gondok mampumenurunkan nilai BOD5 air limbah RPH Pesanggaran(sebesar 100 mg/1), bahkan mampu menurunkan nilaiini jauh di bawah baku mutu air limbah bagi kegiatanrumah pemotongan hewan (Lampiran B - PeraturanMenteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2006 tanggal20 April 2006).

764

Page 12: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Berlta Biologi 9(6) - Desember 2009

Nilai COD Air Limbah RPH PesanggaranDari Tabel 3 tampak bahwa persentase

penurunan nilai COD air limbah RPH Pesanggarandengan perlakuan eceng gondok baik kepadatan ecenggondok 30%, 60% maupun 90% berturut-rurut yaitu36,97,44,13 dan 48,67%, dibandingkan dengan kontrolyang menurun hanya 10%. Hasil ini secara statistikmenunjukkan adanya perbedaan persentase yangsangat nyata (P<0,01) antara nilai COD air limbahdengan perlakuan eceng gondok apabila dibandingkandengan air limbah tanpa perlakuan eceng gondok (0%).Hal ini disebabkan karena semakin padat eceng gondokakan menyebabkan penyerapan unsur hara semakinmeningkat, sehingga unsur hara yang dipecah olehoksidator menjadi menurun dan mengakibatkan nilaiCOD juga akan menurun.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkanbahwa rata-rata nilai COD dengan lama waktu kontakeceng gondok untuk kepadatan 90% pada hari ke 0, 7,14, 21 dan 28 (data primer tidak disajikan) berrurut-turut adalah 300,0, 194,0,175,8,167,5 dan 154,0mg/l.Hasil penelitian ini sudah menunjukkan perbedaanyang sangat nyata (P<0,01) antara hari ke-0 sampaiharike-28.

Penurunan nilai COD tersebut disebabkankarena waktu kontak yang semakin lama menyebabkaneceng gondok akan semakin berkembang danjumlahnya akan semakin banyak, sehingga penyerapanunsur hara juga semakin meningkat dan mengakibatkanpemecahan bahan organik yang tersisa di dalam airlimbah akan menjadi menurun; sehinggamengakibatkan kandungan COD dari air limbah akansemakin menurun karena bahan-bahan organik tersebutsebagian besar telah terserap oleh tumbuhan ecenggondok untuk pertumbuhanya. Hasil ini sesuai denganhasil penelitian Suardana (2001) sebelumnya yangmenemukan bahwa eceng gondok mampu menurunkannilai COD dari air limbah di RPH Bogor, yaitu dengankepadatan eceng gondok 30% mampu menurunkanCOD dari 1866,7 mg/1 menjadi 371,49 mg/1 pada hari ke12 dan dari 1866,7 mg/1 menjadi 242,0 mg/1 pada hari ke16.

Dengan melihat hasil penelitian ini, makaperlakuan eceng gondok dengan kepadatan 90%terbukti mampu menurunkan nilai COD air limbah RPH

Pesanggaran sampai 48,67% (154 mg/1) pada hari ke-28, sehingga nilai COD air limbah yang dihasilkan(sebesar 200 mg/1) menjadi sesuai dengan baku mutuair limbah bagi kegiatan rumah pemotongan hewan(Lampiran B - Peraturan Menteri Lingkungan HidupNo. 02 Tahun 2006 tanggal 20 April 2006).

KESBVDPULAN

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkanbahwa eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)Solm) dapat berperan sebagai agen pemulihanlingkungan secara biologis; sebagaimana hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa E. crassipes mampumenurunkan pH, BOD5, dan COD secara sangat nyata(P<0,01) dari air limbah RPH Pesanggaran, Denpasar,Bali, sehingga sesuai dengan baku mutu air limbah bagikegiatan rumah pemotongan hewan (Lampiran B -Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun2006 tanggal 20 April 2006).

Penurunan tertinggi dari parameter pH, BOD5,dan COD, diperoleh dari perlakuan dengan kepadataneceng gondok 90%. Nilai pH menurun 24,30% dari nilaiawal 8,52 menjadi 6,45, nilai BOD5 menurun 55,50%dari nilai awal 158,1 menjadi 70,35 mg/1 dan nilai COD48,67% dari nilai awal 300 menjadi 154 mg/1.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkanbanyak terimakasih kepada pihak Direktorat JenderalPendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasionalyang telah mendanai proyek penelitian ini melalui DanaDosen Muda sesuai dengan Surat PerjanjianPelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor: 046/SPPP/PP/DP3M/IV/2005 Tanggal 11 April 2005.

DAFTARPUSTAKA

Anonimous. 1999. SN1 Rumah Pemotongan Hewan. BadanStandarisasi Nasional-BSN. Jakarta. SNI 01-6159-1999.

Alaerts G dan SS Santika. 1987. Metode Penelitian Air.Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. Indonesia.

Djajadiningrat. 1993. Evaluasi teknologi dan metodepengelolaan dan pengendalian limbah. Dalam: SeminarPenanganan Limbah Industri Tekstil dan LimbahOrganik, 101-149. Bogor, 17 Nopember 1993.

Effendi H. 2000. Telaah Kualitas Air bagi PengelolaanSumber Daya dan Lingkungan Perairan. Jurusan

765

Page 13: Jurnal llmu-ilmu Hayati - · PDF filetssN 0126-1754 Volume 9, Nomor 6, Desember 2009 Terakreditasi Peringkat A SK Kepala LIPI Nomor 1 80/AU 1 /P2MB|/08 12009 Berita Biolo$ Jurnal llmu-ilmu

Suardana - Eichhornia crassipes dalam Pengolahan Biologis Air Limbah Rumah Potong Hewan

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan-IPB. Bogor.

Gaspersz V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. CVArmico. Bandung.

Gopal. 1987. Water Hyacinth. Aquatic Plant Studies I. ElsevierScience Publishers B.V.

Haider SZ, KMA Malik, MM Rahman and MA AIL 1984.Pollution Control by Water Hyacinth. In: Proceedingsof The International Conference on Water Hyacinth,627-633. Hyderabad, India, February, 7-11. UnitedNations Environment Programme. Nairobi.

Mitchell JR. 1980. Guide to Meat Inspection in the Tropics.2nd Ed. Commonwealth Agriculturel Bureaux FarnhamRoyal Bucks England.

Orth H. 1989. Kolam Enceng Gondok (Hyacinthus Air)untuk Membersihkan Air Limbah Industri. Dalam: ONeis. Memanfaatkan Air Limbah, 194-219. YayasanObor Indonesia. Jakarta.

Sitorus H. 1989. Studi Penggunaan Eceng Gondok (Eichhorniacrassipes (Mart) Solm) dalam Menurunkan KadarFenolik pada Limbah Industri Farmasi, 16. Tesis.Fakultas Pascasarjana-Institut Pertanian Bogor.

Steel RGD and JH Torrie. 1995. Prinsip dan ProsedurStatistika, 168-266. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Suardana IW. 2001. Penggunaan Eceng Gondok (Eichhorniacrassipes (Mart) Solm) Sebagai Salah Satu TeknikPengolahan Alternatif Air Limbah Asal RumahPemotongan Hewan (RPH) Kotamadya Bogor, 77.Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Sudarwanto M dan W Sanjaya. 1999. Bahan KuliahMahasiswa Program Pasca Sarjana. Ilmu SanitasiLingkungan Kesehatan Masyarakat Veteriner-InstitutPertanian Bogor.

Theodore L and YC McGuinn. 1992. PollutionPrevention..Van Nostrand Reihold. New York.

766