JURNAL KKOP Dan BKK Tampa Padang Mamuju

download JURNAL KKOP Dan BKK Tampa Padang Mamuju

of 8

Transcript of JURNAL KKOP Dan BKK Tampa Padang Mamuju

ANALISIS KAWASAN KESELAMATAN OPERASIONAL PENERBANGAN DAN BATAS-BATAS KAWASAN KEBISINGAN BANDAR UDARA TAMPA PADANG MAMUJU Ismail Abdul MuttalibMahasiswa Program Pascasarjana - Unhas

Program Studi Teknik Perencanaan TransportasiJl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar - 90245

Telp./Fax : (0411) 585761

[email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis ketersediaan Persyaratan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandar Udara Tampa Padang Mamuju Penelitian ini bersifat deskriptif. Data dianalisis secara horizontal dan vertical pada Bandar Udara Tampa Padang. Penelitian ini dilakukan melalui survey untuk menentukan batas-batasnya dengan coordinator mengacu pada bidang referensi World Geodetic System 1984 (WGS 84). Batas-batas ketinggian diatas permukaan laut rata-rata (mean sea level) dalam satuan meter dan menganalisis batas-batas kawasan kebisingan di sekitar Bandar Udara Tampa Padang Mamuju. Hasil pemantauan di lapangan dalam satuan decibel (db) kemudian ditransformasikan menjadi angka tingkat kebisingan rata-rata dan menentukan batas-batas kebisingan dip eta serta mengambil referensi kawasan kebisingan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan dan Batas-batas Kawasan Kebisingan belum terpenuhi untuk rencana pengembangan Bandar Udara Tampa Padang Mamuju. Hal ini disebabkan banyak obstacle berupa perbukitan serta pemanfaatan lahan di sekitar bandar udara untuk permukiman dengan aktifitas masyarakatnya.

Kata Kunci : Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan, Batas Kawasan KebisinganABSTRACTISMAIL ABD. MUTTALIB. An Analysis on Flight Operational Safety Zone and Noise Area Limits Tampa Padang Mamuju Airport (Supervised by Prof.. Dr.. Ir. Shirly Wunas, DEA and Prof. Dr.-Ing. Jinca M. Yamin, MSTR)

The aim of the research is to analyze Operational Safety Requirements in Tampa Padang Airport of Mamuju.

The data were obtained through survey by using descriptive method. The data of Tampa Padang Airport were analyzed horizontally and vertically and to determine the limits with coordinator referring to the reference of World Geodetic System 1984 (WGS-84). The height limits above mean sea level in meter units and the limits of noise area around Tampa Padang Airports of Mamuju were analyzed. The result of monitoring in the field in a decibel (db) unit wich were then transformed into figures of average noise level were analyzed, the noise limits in the map were determined, and the reference noise was taken.

The result of the research reveal that the availability of Avation Operasional Safety Zone and Noise Area Limits has Not been fulfilled for the plan of development of Tampa Padang Airports, Mamuju since there are many obstacle such as hilly areas and the use of land around the airports as the residence with its communitys activities.

Keywords : Aviation Operational Safety Zone, Noise Area LimitsPENDAHULUANKeberadaan Bandar Udara Tampa PadangMamuju sebagai prasarana transportasi udara di Provinsi Sulawesi Barat diharapkan akan memberikan andil yang cukup besar bagi perkembangan perekonomian wilayah baik lokal maupun regional. Terutama dalam memberikan kemudaham mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat Sulawesi Barat umumnya dan Kabupaten Mamuju khususnya.Sejak tahun 2007 pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Perhubungan menyelenggarakan pengembangan Bandar udara Tampa PadangMamuju sebagai tindak lanjut pengembangan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Barat. Namun hingga saat ini, kawasan di sekitar Bandar udara Tampa Padang belum menetapkan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Selain masalah keselamatan penerbangan, perlunya penataan kawasan di sekitar Bandar udara untuk menghindari dampak yang juga sangat dirasakan masyarakat yaitu masalah kebisingan. Perlu ditetapkan kawasan-kawasan kebisingan disekitar Bandar udara.TINJAUAN PUSTAKAMenurut Jinca (2007) transportasi udara merupakan moda transportasi yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan yang sulit disaingi oleh moda transportasi lainnya. Sedangkan Adji, S. (2007) mendefenisikan transportasi yang memiliki keunggulan dengan jasa transportasi lainnya, yaitu mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dan dapat digunakan secara fleksibel karena tidak terikat pada hambatan alamiah kecuali pada cuaca yang buruk.Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 47 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara disebutkan bahwa Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan adalah wilayah daratan dan/atau perairan dan ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.

Permukaan (Non-Precision Approach Runway) batas obstacle permukaan harus ditentukan pada:

1. Kawasan di bawah permukaan kerucut (Conical Surface)2. Kawasan di bawah permukaan horizontal-dalam (Inner Horizontal Surface)

3. Kawasan di daerah pendekatan (Approach Surface); dan

4. Kawasan di bawah permukaan transisi (Transitional Surface)Di Indonesia, istilah obstacle pada permukaan (Non-Precision Approach Runway) lebih dikenal dengan nama Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).

Gambar 1. Ilustrasi Kawasan Keselamatan Operasional PenerbanganKawasan Kebisingan adalah kawasan tertentu di sekitar bandar udara yang terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara dan yang dapat mengganggu lingkungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2007a). Tingkat kebisingan yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

Jenis (mesin) pesawat udara

Frekwensi pesawat udara

Kondisi cuaca

Secara fisik, bising adalah sejenis energi yang dipancarkan olehsuatu sumber, dalam hal ini adalah pesawat terbang. Energi ini bergerakdari sumbernya seperti gelombang sinusoidal. Gerakan gelombang energy tersebut mempunyai intensitas suara, tekanan suara serta kecepatan gerak gelombang energy atau biasanya disebut frekwensi. Gelombang bunyi merambat lebih cepat dari gelombang air tetapi lebih lambat dari gelombang radio maupun cahaya. WECPNL adalah satuan untuk menyusun frekwensi kebisingan pesawat udara pada sore, malam dan dini hari, pada saat kebisingan lebih terasa berdasarkan pada kebisingan harian dan penyesuaian terhadap dampak psikologi. Cara mengukur kebisingan tersebut tercantum dalam persamaan berikut ini:

WECPNL=dB(A) + 10 log N - 27

DB(A)=10 x log(A/P)

A/P= Power / N

Nw = N2 + 3.N3 + 10(N1 + N4)

Dimana

DB(A)

Nw

N1

N2

N3

N4

A/P

: Nilai puncak seluruh kebisingan pesawat dengan kuat Rata-rata

: Frekwensi kebisingan disesuaikan menurut urutan permulaan

: Kebisingan

: Frekuensi kebisingan antara pukul 0.00 - 07.00

: Frekuensi kebisingan antara pukul 07.00 - 19.00

: Frekuensi kebisingan antara pukul 19.00 - 22.00

: Frekuensi kebisingan antara pukul 22.00 - 24.00

: Kuat (Power) rata-rata

Tabel 5: Kawasan Kebisingan disekitar Bandar Udara

Kawasan KebisinganNilai Index (WECPNL)Persyaratan

Tingkat I70