Jurnal Kesmas Prima Indonesia -...

17
Jurnal Kesmas Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas Binjai Estate Hubungan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Padang Bulan, Medan Hubungan Pola Konsumsi Makan dengan Kadar HB pada Anak Panti Asuhan Alkohfi Medan Analisis Keberadaan Bakteri Coliform pada Penjamah Minuman dan Peralatannya yang Dipasarkan di Pusat Makanan Kota Medan Pengaruh Karakteristik, Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamtan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara tahun 2014 Hubungan Unsafe action dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pemeliharaan Sarana PT.KAI UPT Balai Yasa Pulo Brayan Vol. 4 No. 1 Januari 2017 ISSN 2355-164X FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA (UNPRI)

Transcript of Jurnal Kesmas Prima Indonesia -...

Page 1: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

Jurnal Kesmas

Prima Indonesia

Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas Binjai Estate

Hubungan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan dengan

Kepuasan Pasien di Puskesmas Padang Bulan, Medan

Hubungan Pola Konsumsi Makan dengan Kadar HB pada Anak Panti

Asuhan Alkohfi Medan

Analisis Keberadaan Bakteri Coliform pada Penjamah Minuman dan

Peralatannya yang Dipasarkan di Pusat Makanan Kota Medan

Pengaruh Karakteristik, Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian

Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamtan Tanjung

Tiram, Kabupaten Batu Bara tahun 2014

Hubungan Unsafe action dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja

Pemeliharaan Sarana PT.KAI UPT Balai Yasa Pulo Brayan

Vol. 4 No. 1 Januari 2017

ISSN 2355-164X

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

(UNPRI)

Page 2: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

Pembina

Santy Deasy Siregar, SKM.,M.Kes

(Dekan FKM UNPRI)

Ketua Penyunting

Herbert Wau, SKM., MPH

Penyunting Pelaksana

Frans Yosep Sitepu, SKM., MPH – DinKes Prop. Sumut

Masryna Siagian, SP., M.Si – UNPRI

Rafael Ginting, SKM – UNPRI

Mitra Bestari

Prof. drg. Monang Panjaitan, MS – UNPRI

Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS – USU

Prof. dr. R.S. Parhusip, Sp.P – UNPRI

Prof. dr. Oloan S.M Siahaan – UNPRI

Sekretariat

Lenta Friska Purba, S. Kom

Alamat Redaksi :

Fakultas Kesehatan Masyarakat - Universitas Prima Indonesia

Jl. Sekip, Simpang Sikambing, Medan, 20113

Telp. 061 – 457 8870, 457 8890; Email :[email protected]

Vol. 4 No. 1 Januari 2017 ISSN 2355-164X

Page 3: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

DAFTAR ISI

Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas Binjai Estate

Iqbal Zein, Herbert Wau 1

Hubungan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan dengan

Kepuasan Pasien di Puskesmas Padang Bulan, Medan

Suci Wilanda, Mafe Robbi Simanjuntak 14

Hubungan Pola Konsumsi Makan dengan Kadar HB pada Anak Panti

Asuhan Alkohfi Medan

Gusryani Dali Munthe, Santy Siregar 26 26

Analisis Keberadaan Bakteri Coliform pada Penjamah Minuman dan

Peralatannya yang Dipasarkan di Pusat Makanan Kota Medan

Reza Tarigan, Masryna Siagian 37

Pengaruh Karakteristik, Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian

Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamtan Tanjung

Tiram, Kabupaten Batu Bara tahun 2014

Putri Yunita Pane, Wirsal Hasan, Taifik Ashar 50

Hubungan Unsafe action dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja

Pemeliharaan Sarana PT.KAI UPT Balai Yasa Pulo Brayan Endang Sri Mulyani, Rapael Ginting 64

Vol. 4 No. 1 Januari 2017 ISSN 2355-164X

Page 4: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Kesmas Prima Indonesia (JKPI) Volume 4 No 1 Januari 2017

menyajikan berbagai hasil penelitian tentang kesehatan masyarakat. Dalam

penerbitan ini tentu banyak kekurangan disana sini tetapi kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca sangatlah diharapkan untuk menambah

kesempurnaan dari Jurnal Kesmas Prima Indonesia ini.

Harapan tentunya akan semakin luasnya jangkauan dari Jurnal Kesmas

Prima Indonesia sebagai suatu wahana informasi ilmiah di bidang kesehatan

masyarakat. Kami sangat berharap dari para pembaca untuk bersedia

menyumbangkan tulisannya agar media komunikasi ilmiah yang kita cintai ini

senantiasa dapat eksis dan berkesinambungan.

Akhirnya, kami sampaikan banyak terima kasih untuk para penulis yang

telah menyumbangkan tulisannya pada edisi perdana ini dan tidak lupa kepada

semua pihak yang sudah membantu proses penerbitan dari Jurnal Kesmas Prima

Indonesia ini sehingga dapat dibaca para pembaca sekalian.

Salam,

Dewan Redaksi

Vol. 4 No. 1 Januari 2017 ISSN 2355-164X

Page 5: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

PETUNJUK UNTUK PENULIS

1. Jurnal Kesmas Prima Indonesia memuat publikasi karya asli, studi literature,

studi kasus, dan laporan penelitian dalam tema khusus kesehatan masyarakat.

2. Naskah harus belum pernah diterbitkan pada jurnal lain dan redaksi berhak

mengedit hasil tulisan tanpa izin penulis. Naskah ditulis dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Naskah harus diketik menggunakan Ms. Word huruf Times New Roman.

b. Naskah harus disertai dengan abstrak (dalam bahasa Inggris) tidak melebihi

250 kata dan disertai dengan kata – kata kunci yang dapat digunakan untuk

penelusuran.

c. Naskah harus diterima oleh staf redaksi dalam bentuk cetak dan berkas

elektronik.

d. Naskah harus diketik menggunakan jenis huruf Times New Roman (ukuran

12) dengan satu setengah spasi pada kertas A4 (21 x 29.7 cm)dengan batas

Margin 4,4,3,3, dan tidak lebih dari 15 halaman.

e. Artikel penelitian dan studi kasus adalah merupakan makalah laporan hasil

penelitian asli dalam bidang kesehatan maupun cabang ilmunya. Isi makalah

tersusun dalam urutan :Judul, Nama Penulis, Abstract, Pendahuluan (tanpa

sub judul, memuat latar belakang masalah, tujuan serta manfaat penelitian),

Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, serta Daftar

Pustaka. Singkatan dan unit hasil ukuran disesuaikan dengan system

internasional.

f. Tinjauan pustaka berisi artikel review mengenai segala aspek dalam bidang

kesehatan masyarakat yang didasari kepustakaan yang mutakhir. Isi makalah

tersusun dalam urutan :Judul, Nama Penulis, Abstract, Pendahuluan

(tanpa subjudul), Pembahasan (dengan sub judul yang disesuaikan dengan

kebutuhan) dan penutup (atau Kesimpulan dan saran).

Vol. 4 No. 1 Januari 2017 ISSN 2355-164X

Page 6: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

g. Judul harus diketik dengan huruf capital, nama penulis dan afiliasinya

disertai alamat institusi.

h. Judul Tabel harus diketik di atas table dan judul gambar atau grafik di

bawah gambar atau grafik.

i. Rujukan harus diberi nama sumber yang dirujuk dan tahun sesuai dengan

sistem Harvard.

Vol. 4 No. 1Januari2017 ISSN 2355-164X

Page 7: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

50

PENGARUH KARAKTERISTIK, LINGKUNGAN DAN PERILAKU DENGAN

KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG

TIRAM KECAMATAN TANJUNG TIRAM

KABUPATEN BATU BARA

TAHUN 2014

Putri Yunita Pane 1, Wirsal Hasan

2, Taufik Ashar

2

1 Alumni Program Pascasarjana IKM FKM – USU, Medan

2 Staf Pengajar IKM FKM – USU, Medan

ABSTRACT

Malaria is one of the infectious diseases which is still health problem globally.

Morbidity and mortality of malaria is fairly significant and endemic in 105

countries.Tanjung Tiram is one of subdistricts located in Batu Bara District and one of the

endemic areas; malaria case began to increase from 2011 to 2013.

The research used observational analytic method with cross sectional design which

analyzed the influence of characteristics, environment, and behavior on the incidence of

malaria in the working area of Tanjung Tiram Puskesmas, Tanjung Tiram Subdistrict,

Batu Bara District, in 2014. The population case was positive malaria case, based on the

medical records at Tanjung Tiram Puskesmas and population control of the inhabitants

who were not affected by malaria. The samples were 54 respondents who were affected by

malaria in case group, and 54 respondents who were not affected by malaria in control

group. The data were gathered by conducting observation and interviews with

questionnaires and analyzed by using chi square test, Exact Fisher test, and multiple

logistic regression tests.

The result of bivatriate analysis showed that there was significant correlation of

occupation, knowledge, mosquito breeding places, habit of going out in the evening, habit

of using mosquito net, and habit of using mosquito killers with the incidence of malaria.

The result of multivatriate analysis showed that the variables of occupation (OR = 1.966,

95% CI = 1.328-2.911) and habit of going out (OR = 8.034, 95% CI = 2.998-21.531) had

the most dominant influence on the incidence of malaria in the working area of Tanjung

Tiram Puskesmas, Tanjung Tiram Subdistrict, particularly at Bagan Dalam Village.

It is recommended that the Health Service of Batu Bara District and its Puskesmas

carry out fogging regularly and increase counseling about malaria. The community should

improve their behavior by wearing covered long sleeves in work and used mosquito nets

and mosquito killers so that they will be prevented from mosquito bites.

Keywords : Influence of Characteristics, Environment, Behavior, Incidence of Malaria

PENDAHULUAN

Malaria merupakan salah satu

penyakit infeksi yang masih menjadi

masalah kesehatan global. Morbiditas

dan mortalitas penyakit malaria

cukup signifikan dan endemis di

105 negara di dunia. Perubahan

kondisi lingkungan berupa global

warming (pemanasan global)

semakin memperburuk kasus malaria

dengan mempercepat pematangan

parasit di dalam tubuh nyamuk,

meningkatkan frekuensi gigitan

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

Page 8: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

nyamuk, dan memberikan

kondisi yang

kondusif bagi perkembangan

hidup nyamuk (Soedarto, 2011).

Penyakit malaria disebabkan

oleh parasit protozoa dari Genus

Plasmodium. Empat spesies yang

ditemukan pada manusia adalah

Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,

Plasmodium malariae dan

Plasmodium falciparum. Walau

begitu, studi terbaru telah menemukan

suatu spesies Plasmodium baru yang

menyerang primata dan menginfeksi

manusia. Spesies Plasmodium yang

kelima ini dikenali sebagai

Plasmodium knowlesi (Hiswani,

2004).

Malaria masih menjadi

permasalahan kesehatan masyarakat

khususnya terkait dengan resistensi

Plasmodium falciparum terhadap

pengobatan klorokuin. Permasalahan

lainnya yang menyebabkan malaria

masih menjadi beban kesehatan

masyarakat adalah meluasnya daerah

perindukan vektor akibat perubahan

lingkungan, penambahan jumlah

vektor akibat perubahan iklim yang

menyebabkan musim hujan lebih

panjang dari kemarau, dan

peningkatan penularan karena

mobilitas penduduk. Di Sumatera

Utara, dari 33 kabupaten/kota yang

melapor pada tahun 2012 jumlah

penderita malaria klinis sebanyak

27.630 penderita dengan jumlah yang

positif sebanyak 22.981 orang atau

Annual Parasite Insidence (API)

sebesar 1,74 per 1000 penduduk

dengan kasus tertinggi di Kabupaten

Mandailing Natal, Asahan dan Batu

Bara (Profil Kesehatan Indonesia,

2012).

Kabupaten Batubara

merupakan daerah yang masih ada

ditemukan kasus malaria dengan

jumlah 3.548 penderita malaria yang

tersebar di 7 kecamatan. Secara

geografis Kabupaten Batu Bara

terletak antara 2046

’ – 3

026’ LU dan

99005’ – 99

039’ BT dan merupakan

wilayah yang bertopografi relatif datar

dan landai dengan ketinggian 0 – 50 m

dpl (di atas permukaan laut).

Kabupaten Batu Bara beriklim tropis

sebagaimana iklim di Indonesia secara

umumnya dengan temperatur tinggi

dan suhu udara yang tinggi pula

sepanjang tahun, yaitu 230 - 27

0 C,

dengan dua musim yaitu musim hujan

dan musim kemarau. Tingkat curah

hujan adalah 1.702 mm/tahun. Kondisi

wilayah geografis Kabupaten Batu

Bara tersebut mendukung terjadinya

kejadian malaria (Badan Pusat Statisik

Kabupaten Batu Bara, 2013).

Kecamatan Tanjung Tiram

adalah salah satu kecamatan yang

berada di Kabupaten Batu Bara dan

merupakan kecamatan endemis

malaria. Berdasarkan laporan tahunan

Puskesmas Tanjung Tiram pada tahun

2011 tercatat sebanyak 883 orang

penderita malaria, tahun 2012 tercatat

sebanyak 921 orang penderita malaria,

mengalami peningkatan pada tahun

2013 menjadi sebanyak 1455 orang

penderita malaria (Dinas Kesehatan

Batu Bara, 2013).

Penelitian ini mengambil

lokasi di Desa Bagan Dalam

Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram, dengan pertimbangan

kasus malaria di daerah tersebut masih

tinggi pada periode awal Januari 2013

sampai dengan akhir Desember 2013

berjumlah 347 kasus (Dinas

Kesehatan Kabupaten Batu Bara,

2013). Penggunaan lahan yang berada

di sekitar pemukiman penduduk

seperti sawah, kebun, kolam sebagai

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

51

Page 9: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

media perkembangbiakan

vektor malaria memungkinkan

tingginya transmisi malaria. Perilaku

penduduk keluar malam karena

aktifitas sebagai petani dan nelayan

juga merupakan faktor resiko untuk

kejadian malaria.

Perumusan Masalah dalam

penelitian ini yaitu oleh karena

tingginya kasus malaria positif di

wilayah Kabupaten Batu Bara

khususnya Desa Bagan Dalam, maka

perlu dilakukan penelitian bagaiamana

pengaruh karakteristik, lingkungan

dan perilaku terhadap kejadian malaria

di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara.

Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk

menganalisa pengaruh karakteristik,

lingkungan dan perilaku dengan

kejadian malaria dan mengukur

besarnya berbagai faktor yang

berpengaruh terhadap kejadian malaria

di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara.

KERANGKA KONSEP Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 1. Kerangka Konsep

Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian

observasional dengan menggunakan

rancangan penelitian case control.

Penelitian akan dilaksanakan

di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Tiram, Desa Bagan Dalam, karena

merupakan desa High Case Insidence

dengan API (Annual Parasite

Insidence) tahun 2013 sebesar 77,40

Perilaku

- Kebiasaan

Diluar Rumah

pada Malam

Hari

- Kebiasaan

Menggunakan

Kelambu

- Kebiasaan

Menggunakan

Obat Anti

Nyamuk

Kasus

Malaria

Lingkungan Dalam

Rumah

- Kawat Kasa

- Langit-langit

- Dinding

Lingkungan Luar

Rumah

- Tempat

Perindukan

Nyamuk

Karakteristik

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Pengetahuan

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

52

Page 10: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

0/00. Waktu penelitian Mei sampai

dengan ujian komprehensif .

Populasi kasus pada penelitian

ini adalah 347 kasus malaria positif

yang berada di Desa Bagan Dalam dan

populasi control yaitu semua orang

yang dinyatakan bebas malaria yang

bertempat tinggal di desa Bagan

Dalam, Kecamatan Tanjung Tiram,

Kabupaten Batu Bara dan tidak tinggal

serumah dengan kasus, memiliki usia

setara dengan kasus, mempunyai

faktor risiko sama dengan kelompok

kasus. Sampel kasus malaria

berjumlah 54 dan kontrol berjumlah

54, total sampel dalam penelitian ini

adalah 108 sampel.

Data yang telah dilakukan

pengolahannya dengan benar

selanjutnya dianalisa dengan :

a. Analisa Univariat

Analisa univariat ini dilakukan

untuk memperoleh gambaran

distribusi frekwensi subyek penelitian

dan distribusi proporsi kasus dan

kontrol menurut masing-masing

variabel independent (faktor risiko)

yang diteliti.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan

untuk mengetahui hubungan faktor

risiko utama dengan kejadian penyakit

(malaria) yang sekaligus menguji

hipotesis penelitian dengan

menggunakan uji Chi Square dan jika

jumlah angka dalam sel kurang dari

lima maka menggunakan uji exact

Fisher’s.

c. Analisa Multivariat

Analisis multivariat dilakukan

dengan tujuan untuk menggambarkan

hubungan antara variabel dependent

dengan variabel independent secara

simultan dalam populasi. Analisis

multivariat dilakukan dengan cara

menghubungkan beberapa variabel

bebas dengan satu variabel terikat

secara bersamaan. Karena variabel

bebas bersifat dikotomis (kategori),

maka analisis yang digunakan regresi

logistic.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Karakteristik

Responden dengan Kejadian

Malaria

Hubungan karakteristik

responden yang terdiri dari

pendidikan, pekerjaan dan

pengetahuan dengan kejadian malaria

di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara tahun 2014

dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

53

Page 11: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

Tabel 1. Tabulasi Silang Hubungan Karakteristik Responden dengan Kejadian

Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara

Karakteristik

Responden

Kejadian Malaria

p

value χ² OR (95%) CI

Kasus

(+)

Kontrol

(-) Total

n % n % n %

Pendidikan

0,679 0,172 0,842 (0,373-

1,899) 1. SD, SMP 36 66,7 38 70,4 74 68,5

2. SMP, SMA 18 33,3 16 29,6 34 31,5

Total 54 100 54 100 108 100

Pekerjaan

0,001 27,509

10,362 (4,061-

26,440) 1. Berisiko 35 64,8 8 14,8 43 39,8

2. Tidak

Berisiko 19 35,2 46 85,2 65 60,2

Total 54 100 54 100 108 100

Pengetahuan

0,012 6,261 0,374 (0,172-

0,814) 1. Baik 21 38,9 34 63,0 55 50,9

2. Kurang Baik 33 61,1 20 37,0 53 49,1

Total 54 100 54 100 108 100

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan pendidikan dengan kejadian

malaria menunjukkan bahwa responden

lebih banyak berpendidikan SD, SMP

yaitu 74 orang (68,5%) pada kasus 36

orang (66,7%) sedangkan kontrol 38 orang

(70,4%). Hasil uji statistik dengan uji chi

square menunjukkan bahwa nilai

p=0,679>0,05 yang artinya tidak terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan

dengan kejadian malaria di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan pekerjaan dengan kejadian

malaria menunjukkan bahwa responden

lebih banyak yang memiliki pekerjaan

yang tidak berisiko yaitu sebanyak 65

orang (60,2%) pada kasus 19 orang

(35,2%) dan kontrol 46 orang (85,6%).

Hasil uji statistik dengan uji chi-square

menunjukkan bahwa nilai p=0,001<0,05

yang artinya ada hubungan antara

pekerjaan dengan kejadian malaria di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara. Nilai OR yaitu 10,362 CI 95%

4,061<CI<26,440 yang artinya responden

yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan,

anak buah kapal, tukang becak mesin dan

berjualan pada malam hari akan berisiko

10,362 kali untuk mengalami kejadian

malaria dibandingkan dengan responden

yang memiliki pekerjaan sebagai ibu

rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan tingkat pengetahuan dengan

kejadian malaria menunjukkan bahwa

responden lebih banyak yang memiliki

tingkat pengetahuan baik yaitu 55

responden (50,9%) pada kasus 21 orang

(38,9%) sedangkan kontrol 34 orang

(63,0%). Hasil uji statistik dengan uji chi-

square menunjukkan bahwa nilai

p=0,012<0,05 yang artinya ada hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan

kejadian malaria di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

Nilai OR yaitu 0,374 CI 95%

0,172<CI<0,814 yang artinya responden

yang memiliki tingkat pengetahuan kurang

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

54

Page 12: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

baik maka akan berisiko 0,374 kali untuk

mengalami kejadian malaria dibandingkan

dengan responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik.

Hubungan Lingkungan dalam Rumah

dengan Kejadian Malaria

Hubungan lingkungan dalam

rumah yang terdiri dari kawat kasa,

dinding serta langit-lagit dengan kejadian

malaria di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara tahun 2014

dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan Lingkungan Dalam Rumah dengan Kejadian

Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara

Lingkungan

Dalam

Rumah

Kejadian Malaria p

value χ²

OR (95%

CI) Kasus (+) Kontrol (-) Total

n % n % n %

Kawat Kasa

0,270 2,16

0,308 (0,059-

1,598)

1. Ada 2 3,7 6 11,1 8 7,4

2. Tidak Ada 52 96,3 48 88,9 100 92,6

Total 54 100 54 100 108 100

Langit-langit

0,073 4,285

0,259 (0,067-

1,000)

1. Ada 3 5,6 10 18,5 13 12,0

2. Tidak Ada 51 94,4 44 81,5 95 88,0

Total 54 100 54 100 108 100

Dinding

0,206 1,597

0,521 (0,188-

1,447)

1. Rapat 7 13,0 12 22,2 19 17,6

2. Tidak Rapat 47 87,0 42 77,8 89 82,4

Total 54 100 54 100 108 100

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan rumah yang memiliki kawat

kasa dengan Kejadian Malaria

menunjukkan bahwa responden lebih

banyak yang memiliki rumah yang tidak

memiliki kawat kasa yaitu sebanyak 100

responden (92,6%) pada kasus 52 orang

(96,3%) sedangkan kontrol 48 orang

(88,9%). Hasil uji statistik dengan uji exact

Fisher’s menunjukkan bahwa nilai

p=0,270>0,05 yang artinya tidak terdapat

hubungan antara rumah yang memiliki

kawat kasa dengan kejadian malaria di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara.

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan rumah yang memiliki langit-

langit dengan kejadian malaria

menunjukkan bahwa responden lebih

banyak yang memiliki rumah yang tidak

memiliki langit-langit yaitu sebanyak 95

responden (88,0%) pada kasus 51 orang

(94,4%) sedangkan kontrol 44 orang

(81,5%). Hasil uji statistik dengan uji exact

Fisher’s menunjukkan bahwa nilai

p=0,073>0,05 yang artinya tidak terdapat

hubungan antara rumah yang memiliki

langit-langit dengan kejadian malaria di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara.

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan rumah yang memiliki dinding

dengan Kejadian Malaria menunjukkan

bahwa responden lebih banyak yang

memiliki rumah yang memiliki dinding

yang tidak rapat yaitu sebanyak 89

responden (82,4%) pada kasus 47 orang

(87,0%) sedangkan kontrol 42 orang

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

55

Page 13: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

(77,8%). Hasil uji statistik dengan uji chi-

square menunjukkan bahwa nilai

p=0,206>0,05 yang artinya tidak terdapat

hubungan antara rumah yang memiliki

dinding dengan kejadian malaria di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara.

Hubungan Lingkungan Luar Rumah

dengan Kejadian Malaria

Hubungan lingkungan luar rumah

yeng terdiri dari tempat perindukan

nyamuk dengan kejadian malaria di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara tahun 2014 dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan Lingkungan Luar Rumah dengan Kejadian

Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara

Lingkungan

Luar Rumah

Kejadian Malaria p

value χ²

OR (95%

CI) Kasus (+) Kontrol (-) Total

n % n % n %

Tempat

Perindukan

Nyamuk

0,001 35,53

2,537

(0,885-7,273) 1. Ada 48 88,9 41 75,9 89 82,4

2. Tidak Ada 6 11,1 13 24,1 19 17,6

Total 54 100 54 100 108 100

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan rumah yang memiliki tempat

perindukan nyamuk dengan kejadian

malaria menunjukkan bahwa responden

lebih banyak yang memiliki rumah yang

memiliki tempat perindukan nyamuk yaitu

sebanyak 89 responden (88,9%) pada

kasus 48 orang (88,9%) sedangkan kontrol

41 orang (75,9%). Hasil uji statistik

dengan uji chi-square menunjukkan bahwa

nilai p=0,001<0,05 yang artinya ada

hubungan antara rumah yang memiliki

tempat perindukan nyamuk dengan

kejadian malaria di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

Nilai OR yaitu 2,537 CI 95%

0,885<CI<7,273 yang artinya responden

yang memiliki rumah yang terdapat tempat

perindukan nyamuk maka akan berisiko

2,537 kali untuk mengalami kejadian

malaria dibandingkan dengan responden

yang memiliki rumah yang tidak terdapat

tempat perindukan nyamuk.

Hubungan Perilaku Responden dengan

Kejadian Malaria

Hubungan perilaku responden yang

terdiri dari kebiasaan keluar malam,

kebiasaan menggunakan kelambu serta

kebiasaan menggunakan anti nyamuk

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

56

Page 14: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

Tabel 4. Tabulasi Silang Hubungan Perilaku Responden dengan Kejadian Malaria di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara

Kebiasaan

Responden

Kejadian Malaria

p

value χ²

OR (95%

CI)

Kasus

(+)

Kontrol

(-) Total

n % n % n %

Kebiasaan Diluar Rumah pada Malam Hari

0,001

45,474

9,775

(3,849-

24,826)

1. Ya 34 63,0 8 14,8 42 38,9

2. Tidak 20 37,0 46 85,2 66 61,1

Total 54 100 54 100 108 100

Kebiasaan Menggunakan Kelambu

0,002

9,818

10,094

(3,012-

34,773)

1. Ya 45 83,3 53 98,1 98 90,7

2. Tidak 9 16,7 1 1,9 10 9,3

Total 54 100 54 100 108 100

Kebiasaan menggunakan Obat Anti Nyamuk

0,001

23,056

15,071

(3,016-

38,324)

1. Ya 35 64,8 52 96,3 87 80,6

2. Tidak 19 35,2 2 3,7 21 19,4

Total 54 100 54 100 108 100

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan kebiasaan diluar rumah pada

malam hari dengan Kejadian Malaria

menunjukkan bahwa responden lebih

banyak yang tidak memiliki kebiasaan

keluar di malam hari yaitu sebanyak 66

responden (61,1%) pada kasus 20 orang

(37,0%) sedangkan kontrol 46 orang

(85,2%). Hasil uji statistik dengan uji chi-

square menunjukkan bahwa nilai

p=0,001<0,05 yang artinya ada hubungan

antara kebiasaan keluar rumah di malam

hari dengan kejadian malaria di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara. Nilai OR yaitu 9,775 (3,849-

24,826) yang artinya responden yang

memiliki kebiasaan keluar di malam hari

maka akan berisiko 9,775 kali untuk

mengalami Kejadian Malaria dibandingkan

dengan responden yang tidak memiliki

kebiasaan keluar di malam hari.

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan kebiasaan menggunakan

kelambu dengan kejadian malaria

menunjukkan bahwa responden lebih

banyak memiliki kebiasaan menggunakan

kelambu yaitu sebanyak 98 responden

(90,7%) pada kasus 45 orang (83,3%)

sedangkan pada kontrol 53 orang (98,1%).

Hasil uji statistik dengan uji chi-square

menunjukkan bahwa nilai p=0,002<0,05

yang artinya ada hubungan antara

kebiasaan menggunakan kelambu dengan

kejadian malaria di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

Nilai OR yaitu 10,094 CI 95%

3,012<CI<34,773 yang artinya responden

yang memiliki kebiasaan tidak

menggunakan kelambu maka akan berisiko

10,094 kali untuk mengalami Kejadian

Malaria dibandingkan dengan responden

yang memiliki kebiasaan menggunakan

kelambu.

Berdasarkan hasil penelitian

hubungan kebiasaan menggunakan obat

anti nyamuk dengan kejadian malaria

menunjukkan bahwa responden lebih

banyak memiliki kebiasaan menggunakan

obat anti nyamuk yaitu sebanyak 87

responden (80,6%) pada kasus 35 orang

(64,8%) sedangkan kontrol 52 orang

(96,3%). Hasil uji statistik dengan uji chi-

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

57

Page 15: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

square menunjukkan bahwa nilai

p=0,001<0,05 yang artinya ada hubungan

antara kebiasaan menggunakan obat anti

nyamuk dengan Kejadian Malaria di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara. Nilai OR yaitu 15,071 CI 95%

3,016<CI<38,324 yang artinya responden

yang memiliki kebiasaan tidak

menggunakan obat anti nyamuk maka akan

berisiko 15,071 kali untuk mengalami

Kejadian Malaria dibandingkan dengan

responden yang memiliki kebiasaan

menggunakkan obat anti nyamuk.

Analisis Multivariat

Untuk menganalisis pengaruh

karakteristik, lingkungan dan perilaku

dengan kejadian malaria dilakukan analisis

multivariat dengan regresi logistik

berganda yaitu salah satu pendekatan

model statistik untuk menganalisis

pengaruh beberapa variabel independen

(lebih dari satu) terhadap variabel

dependen kategori yang bersifat dikotomi

atau binary. Variabel yang dimasukkan

dalam model prediksi regresi logistik

ganda adalah variabel yang mempunyai

nilai p<0,25 pada analisis bivariatnya yaitu

variabel pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan

keluar dimalam hari, kebiasaan

menggunakan kelambu dan kebiasaan

menggunakan anti nyamuk. Selanjutnya

seluruh variabel tersebut dengan metode

enter dimasukkan secara bersama-sama

kemudian variabel yang nilai p>0,05 akan

dikeluarkan satu persatu dari komputer

sehingga dapat variabel yang berpengaruh.

Variabel yang terpilih dalam model akhir

regresi logistik berganda dapat dilihat pada

Tabel berikut :

Tabel 5. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda

Variabel B Sig. OR 95% CI

Pekerjaan 2,676 0,001 1,966 (1,328-2,911)

Kebiasaan keluar rumah pada

malam hari 3,084 0,001 8,034 (2,998-21,531)

Constant -5,445 ,000

Pada tabel diketahui bahwa

variabel pekerjaan dan kebiasaan keluar

rumah pada malam hari memiliki pengaruh

terhadap kejadian malaria di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara tahun

2014.

Berdasarkan hasil yang diperoleh

bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap

kejadian malaria di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

dengan nilai p=0,001. Pekerjaan memiliki

nilai OR = 1,966 CI 95% 1,328<CI<2,911

artinya responden yang memiliki tingkat

pekerjaan berisiko akan memiliki peluang

untuk mengalami kejadian malaria

sebanyak 1,966 dibandingkan dengan

responden yang memiliki pekerjaan tidak

berisiko.

Berdasarkan hasil yang diperoleh

bahwa kebiasaan keluar rumah pada

malam hari berpengaruh terhadap kejadian

malaria di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara dengan nilai

p=0,001 dan merupakan variabel yang

dominan mempengaruhi. Kebiasaan keluar

rumah pada malam hari memiliki nilai OR

= 8,034 CI 95% 2,998<CI<21,531 artinya

responden yang memiliki kebiasaan keluar

rumah pada malam hari akan memiliki

peluang untuk mengalami kejadian

malaria sebanyak 8,034 dibandingkan

dengan responden yang tidak memiliki

kebiasaan keluar rumah pada malam hari.

Model persamaan regresi logistik

berganda yang dapat memprediksi

pekerjaan dan kebiasaan keluar pada

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

58

Page 16: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

malam hari memengaruhi kejadian

malaria, adalah sebagai berikut :

P =

P =

P =

Keterangan:

P = Peluang Kejadian Malaria

X1 = Pekerjaan, nilai koefisian

regresi 2,676

X2 = Kebiasaan keluar rumah pada

malam hari, nilai koefisien

regresi 3,084

e = 2,718

Dari persamaan regresi logistik di

atas, dapat diketahui bahwa pekerjaan

yang berisiko dan yang memiliki kebiasaan

keluar rumah pada malam hari akan

memiliki probabilitas sebesar 60,0% untuk

mengalami kejadian malaria sedangkan

pekerjaan yang tidak berisiko dan yang

tidak memiliki kebiasaan keluar rumah

pada malam hari akan memiliki

probabilitas sebesar 40,0% mempengaruhi

kejadian malaria.

KESIMPULAN

1. Variabel yang tidak ada hubungan

dengan kejadian malaria di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten

Batu Bara adalah pendidikan,

keberadaan kawat kasa, langit-langit

dan kerapatan dinding.

2. Variabel yang ada hubungan dengan

kejadian malaria di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

adalah jenis kelamin, pekerjaan,

pengetahuan, tempat perindukan

nyamuk, kebiasaan keluar rumah,

kebiasaan menggunakan kelambu dan

kebiasaan menggunakan obat anti

nyamuk.

3. Kebiasaan keluar rumah pada malam

hari merupakan variabel yang paling

berpengaruh dengan kejadian malaria

di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Tiram Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batu Bara.

SARAN

1. Bagi Institusi

Dalam upaya pencegahan kejadian

malaria serta menurunkan angka

kejadian malaria yang termasuk salah

satu penyakit berbasis lingkungan,

diharapkan kepada Dinas Kesehatan

dan Puskesmas agar melaksanakan

fogging secara berkala, meningkatkan

penyuluhan tentang malaria kepada

masyarakat agar meningkatkan perilaku

menggunakan pakaian berlengan

panjang dan tertutup serta

menggunakan kelambu dan obat anti

nyamuk pada malam hari.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar meningkatkan perilaku

menggunakan pakaian berlengan

panjang dan tertutup pada saaat bekerja

untuk melindungi dari gigitan nyamuk

serta menggunakan kelambu dan obat

anti nyamuk pada malam hari.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dalam penelitian selanjutnya dapat

diteliti tentang faktor lain yang dapat

menyebabkan malaria seperti suhu,

kelembaban, lingkungan biologi dan

menambah luas wilayah penelitian

sehingga populasi semakin besar dan

meningkatkan kemampuan generalisasi

hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu

Bara, 2013. Batu Bara Dalam Angka

Bustan, M.N. 1997. Epidemiologi Penyakit

Tidak Menular. Rineka Cipta Jakarta

Dahlan, S. 2010. Besar Sampel dan Cara

Pengambilan Sampel Dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

Salemba Medika Jakarta

Darmadi, 2002. Hubungan Kondisi Fisik

Rumah dan Lingkungan Sekitar

Rumah serta Praktik Pencegahan

dengan Kejadian Malaria di Desa

Buaran Kecamatan Mayong

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

59

Page 17: Jurnal Kesmas Prima Indonesia - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/assets.jurnal.unprimdn.ac.id/documents/post... · Prima Indonesia Determinan Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas

Kabupaten Jepara. FKM UNDIP.

Semarang

Hiswani, 2004. Gambaran Penyakit Dan

Vektor Malaria Di Indonesia. FKM

USU Medan

Kementerian Kesehatan RI, 2012. Profil

Kesehatan Indonesia, 2012

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi

Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.PT.

Rineka Cipta. Jakarta

Soedarto, 2011. Malaria: Referensi Mutakhir

Epidemiologi Global, Plasmodium,

Anopheles, Penatalaksanaan Penderita

Malaria. CV. Sagung Seto. Jakarta

Pengaruh Karakteristik Putri, Wirsal & Taufik

60