Jurnal Js Ppt

25
Konseling tentang alat kontrasepsi dan penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan

description

jurnal

Transcript of Jurnal Js Ppt

Konseling tentang alat kontrasepsi dan penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan

• Hampir setengah dari kehamilan AS tidak direncanakan (UIP)

• Penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan merupakan strategi utama untuk mengurangi angka kehamilan diluar rencana dan dapat mengoptimalisasikan jarak kehamilan/ kelahiran

• Himpunan Dokter Ahli Kandungan dan Ginekolog serta Himpunan Dokter Anak merekomendasikan bahwa pembahasan tentang opsi alat kontrasepsi dan upaya akan penggunaan metode kontrasepsi pasca-melahirkan harus menjadi fokus utama dalam penangan rutin pasca-melahirkan dan prenatal

• Di dalam suatu penelitian, 46% dari wanita yang baru saja melahirkan lebih memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi lain yang berbeda dengan pilihan mereka ketika mereka sedang mengandung

BAHAN DAN METODE

• Sistem Monitoring Pengukuran Resiko Kehamilan (PRAMS/ Pregnancy Risk Assessment Monitoring System)

• Sampel beberapa wanita yang belum lama melahirkan

• Data dikumpulkan melalui kuesioner

• Kami menganalisa data tahun 2004-2008 dari 3 wilayah pelaporan (Missouri, negara bagian New York [tidak termasuk Kota New York], dan Kota New York), Kota New York

• Konseling penggunaan alat kontrasepsi pra-melahirkan diukur dengan pertanyaan; “Selama kunjungan pemeriksaan kehamilan, apakah dokter, perawat, atau petugas kesehatan lainnya mengajak anda untuk membicarakan hal-hal yang terdaftar dibawah ini?

• Konseling penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan diukur dengan pertanyaan; “Setelah bayi anda lahir, apakah dokter, perawat, atau petugas kesehatan lainnya mengajak anda untuk membicarakan tentang penggunaan alat pengendalian kelahiran?”

• Para responden yang menjawab “tidak” pada pertanyaan pertama diklasifikasikan sebagai responden yang tidak menggunakan metode pengendalian kelahiran, dan mereka tidak diberikan pertanyaan kedua

• responden yang menjawab dengan jawaban lain harus diberi kesempatan untuk menuliskan responnya

• Metode yang lebih efektif ditentukan ketika terdapat kurang dari 10% wanita mengalami kehamilan tidak disengaja di dalam tahun pertama penggunaan alat kontrasepsi dengan berdasarkan pada tingkat efektifitas yang sudah diinformasikan

• Metode yang kurang efektif ditentukan ketika terdapat 10% atau lebih pada responden mengalami kehamilan yang tidak disengaja di dalam tahun pertama penggunaan alat kontrasepsi

• Model regresi logistik multi-variabel terpisah digunakan untuk meneliti hubungan antara konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal, pasca-melahirkan, ataupun keduanya dengan penggunaan metode kontrasepsi (ya vs tidak) dengan penggunaan metode kontrasepsi yang lebih efektif (ya vs metode yang kurang efektif atau yang tidak menggunakan metode

• Berdasarkan pada pertimbangan apriori, kami menentukannya untuk kelompok usia, ras/ etnik, status perkawinan, tingkat pendidikan, tipe asuransi yang dimiliki sebelum kehamilan, upaya kehamilan terakhir, jumlah kelahiran bayi yang telah dilewati, kegiatan pemberian ASI saat ini, jumlah bulan sejak proses melahirkan, area pengambilan data, dan tahun pengambilan data.

• Untuk memaksimalkan jumlah observasi yang disertakan di dalam analisis multi-variabel, variabel pengendali dengan lebih dari 2% data yang hilang dicatat untuk disertakan sebagai suatu kategori respon. Kami juga menentukan kategori untuk konseling tentang penggunakan alat kontrasepsi pasca-melahirkan (ketika meneliti dampak dari konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal) dan konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal (ketika meneliti dampak konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan).

• Kami mengkaji faktor-faktor inflasi variasi untuk mengetahui multi-kolienaritas antar kovariasi

• kami melakukan analisis sensitifitas yang mentidaksertakan kelompok wanita ini (n = 863)

• Di dalam sub-analisis ini, kami juga mengkaji hubungan antara konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi dengan penggunaan LARCs (Long-Acting Reversible Contraceptives/ alat kontrasepsi jangka panjang yang dapat dilepaskan (dibatalkan sewaktu-waktu)) sebagai hasil politomi

• Diantara keseluruhan sampel, kami juga mengkaji tentang ada tidaknya hubungan antara penerimaan konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal dan pasca-melahirkan dengan hasil yang dimodifikasi oleh upaya kehamilan atau tipe asuransi kesehatan sebelum kehamilan dengan menguji poin-poin interaksi yang ditambahkan kedalam model yang utuh

• Kami mengkaji modifikasi dampak dalam hal tipe asuransi kesehatan yang dimiliki responden sebelum kehamilan

HASIL

• Diantara 11.306 wanita yang telah melahirkan di 3 wilayah pengambilan data

• 10.520 diantaranya (93%) dianggap sebagai kelompok yang beresiko mendapatkan kehamilan tidak disengaja atau jarak kehamilan yang pendek – Diantaranya, yaitu sekitar 9.536 wanita (91%)

adalah responden yang pantas dipilih untuk dianalisis.

• Karakteristik sampel, konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi, penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan, PRAMS, 3 area pengambilan data, tahun 2004-2008 (n = 9536

Karakteristik Sampel total

nb %b

Kelompok umur, y

≤ 24 2535 27,4

25-34 5111 54,1

≥ 35 1890 18,5

Ras/ etnis

Kulit putih non-latin 5333 58,1

Kulit hitam non-latin 1576 14,2

2004 1569 18,0

2005 1864 20,0

2006 1719 17,8

2007 3410 32,2

2008 983 12,1

Konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal

Tidak 2262 21,8

Ya 7274 78,2

Konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan

Tidak 1396 13,9

Ya 8140 86,1

Konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal dan pasca-melahirkan

Tidak 787 7,8

Satu (hanya pada saat prenatal atau pasca-melahirkan saja)

2084 20,2

Keduanya (pada saat prenatal dan pasca-melahirkan

6665 72,1

Penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan

Tidak menggunakan metode 1476 15,4

Metode yang lebih efektif 5028 52,6

Sterilisasi wanita 863 8,6

Sterilisasi pria 207 2,2

IUD 6,3

Implan 15 0,2

Pil KB 2247 24,1

Koyo KB 212 2,1

Cincin Vagina 159 1,5

KB Suntik 699 7,5

Metode yang kurang efektif 3032 32,0

Kondom 2269 23,5

Diafragma/ kap serviks/ spons KB 32 0,4

Withdrawal (teknik dimana pasangan pria nya tidak ejakulasi di dalam vagina ketika berhubungan seks)

434 4,8

Ritme/ metode kalender atau perencanaan keluarga alami

273 3,0

Spermisida 24 0,3

• Berkenaan dengan konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi, 78% responden mendapatkan konseling prenatal, 86% responden mendapatkan konseling pasca-melahirkan, dan 72% menerima konseling prenatal dan pasca-melahirkan

• Konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi prenatal sangat erat berhubungan dengan dilakukan atau tidak dilakukannya metode kontrasepsi pasca-melahirkan (87% vs 76% diantara mereka yang mendapatkan dan tidak mendapatkan konseling prenatal, nisbah jangkaan suaian [AOR], 1,53; 95% interval kepercayaan [CI], 1,29-1,82), dan mereka yang menggunakan metode yang lebih efektif vs metode yang kurang efektif atau yang tidak menggunakan metode kontrasepsi pasca-melahirkan (56% vs 39% diantara mereka yang mendapatkan dan yang tidak mendapatkan konseling prenatal; AOR, 1,51; 95% CI, 1,30-1,75)

• konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi pasca-melahirkan sangat berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi pasca-melahirkan vs tidak menggunakan metode kontrasepsi pasca-melahirkan (86% vs 75% diantara mereka yang mendapatkan konseling pasca-melahirkan atau mereka yang tidak mendapatkan konseling; AOR, 1,64; 95% CI, 1,34-2,00) namun tidak berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi pasca-melahirkan yang lebih efektif vs metode yang kurang efektif atau tidak menggunakan metode kontrasepsi pasca-melahirkan sama sekali (AOR, 1,19; 95% CI, 1,00-1,41)

KOMENTAR