Jurnal Ini

download Jurnal Ini

of 5

description

Jurnal ini

Transcript of Jurnal Ini

Artikel Penelitian

Perbandingan Daya Hambat Larutan Antiseptik Povidone iodine dengan Ekstrak Daun Sirih terhadap Candida albicans secara In VitroSeptriana Putri1, Aziz Djamal2, Rahmatini3

http://jurnal.fk.unand.ac.id5

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 3(1)Abstrak Candida albicans adalah mikroorganisme yang merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan reproduksi pada wanita, yaitu keputihan (flour albus). Povidone iodine masih menjadi pilihan masyarakat dalam mengatasi keputihan. Penggunaan bahan alam seperti daun sirih juga menjadi pilihan masyarakat sebagai pembersih alat kewanitaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membedakan daya hambat larutan antiseptik povidone iodine dan ekstrak daun sirih terhadap jamur Candida albicans secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental terhadap lima isolat jamur Candida albicans yang berbeda dengan masing-masing dilakukan tiga kali pengulangan. Kontrol yang digunakan yakni akuades. Perlakuan terdiri dari povidone iodine, ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa povidone iodine memiliki efek daya hambat terhadap Candida albicans. Ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 5% dan 10% tidak memiliki daya hambat terhadap Candida albicans, tapi ekstrak daun sirih konsentrasi 20% memiliki daya hambat terhadap Candida albicans. Setelah dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS 17 dengan uji Anova secara garis besar menunjukkan perbedaan bermakna hasil pengukuran daya hambat antar perlakuan terhadap jamur Candida albicans (p < 0.05). Dilanjutkan dengan tes Post-hoc yang menunjukkan perbedaan bermakna hasil pengukuran daya hambat secara spesifik pada perlakuan povidone iodine dan ekstrak daun sirih 20% (p < 0.05).Kata kunci: povidone iodine, ekstrak daun sirih, Candida albicans

Abstract Candida albicans is a microorganism which became one of the causes of reproductive health problems in women, namely vaginal discharge (flour albus). Povidone iodine is still an option to overcome vaginal discharge. The use of natural materials such as betel leaves also become the people's choice as a cleaning tool for women. The purpose of this study is to distinguish the inhibition of povidone iodine antiseptic solution and betel leaf extract of the fungus Candida albicans in vitro. Experimental research conducted on five different isolates of the fungus Candida albicans which each isolate performed three repetitions. The control is distilled water. The trial are povidone iodine, betel leaf extract at a concentration 5%, 10%, and 20%. The results showed that povidone iodine has inhibitory effect to Candida albicans. Betel leaf extract with a concentration 5% and 10% have not inhibitory effects to Candida albicans, but betel leaf extract with concentration 20% has inhibitory effect to Candida albicans. After statistical analysis using SPSS 17 with the Anova test in outline showed a significant difference of the measurement results inhibition between trials to the fungus Candida albicans (p < 0.05). Followed with Post-hoc test in specifically showed a significant difference of the measurement results inhibition on povidone iodine and betel leaf extract 20% concentration (p < 0.05) trials.Keywords: povidone iodine, betel leaf extract, Candida albicans

Affiliasi penulis : 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2. Bagian Mikrobiologi FK UNAND, 3. Bagian Farmakologi FK UNANDKorespondensi : Septriana Putri, email: [email protected], Telp: 083871941133

PENDAHULUAN Candida albicans merupakan salah satu organisme penyebab masalah kesehatan reproduksi pada wanita, yaitu flour albus. Flour albus (keputihan) atau keluarnya cairan berlebihan dari genitalia eksterna merupakan hal yang dikeluhkan hampir setiap wanita. Bila ditinjau dari penyebab, maka keputihan dapat dibedakan menjadi keputihan fisiologis dan keputihan patologis.1 Infeksi mukosa vagina oleh Candida menjadi penyebab umum dari keputihan dimana menurut penelitian menunjukkan sebanyak 75% wanita didunia pernah mengalami satu kali kandidiasis vaginalis sepanjang hidupnya dan sekitar 45% diantaranya mengalami dua kali atau lebih.2,3 Salah satu cara mengatasi munculnya keputihan yaitu adalah membersihkan daerah kewanitaan dengan larutan antiseptik. Pembilasan vagina atau yang biasa disebut vaginal douching sebaiknya dilakukan atas dasar indikasi keputihan. Secara tradisional sirih dipakai sebagai obat sariawan, sakit tenggorokkan, obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, mimisan, menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.4,5 Disamping kandungan daun sirih yang digunakan sebagai vaginal douching, povidone iodine telah diperkenalkan dipasaran sebagai agen antiseptik. Douche dan supositoria vagina yang mengandung 10% povidone iodine telah dilaporkan efektif dalam pengobatan infeksi vagina.6 Jamur Candida albicans menurut hasil penelitian terbanyak memang tidak menjadi penyebab utama dari kejadian keputihan patologis akibat infeksi, namun karena kejadian vulvovaginal kandidiasis dapat terjadi berulang dan terjadi pada semua rentang usia reproduksi wanita, hal-hal inilah yang mendasari penulis untuk mengetahui apakah ada perbandingan daya hambat larutan antiseptik pada povidone iodine sdan ekstrak daun sirih terhadap Candida albicans sebagai penyebab kejadian keputihan.

METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan isolat jamur Candida albicans sebagai bahan percobaan. Variabel dalam penelitian ini adalah larutan antiseptik povidone iodine, ekstrak daun sirih konsentrasi 5%, 10%, dan 20%, akuades, dan daya hambat yang dihasilkan jamur Candida albicans. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Laboratorium Biota Sumatera Univeristas Andalas. Sampel yang digunakan adalah isolat jamur Candida albicans yang didapat dari Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Jumlah isolat yang digunakan sebagai sampel disesuaikan dengan rumus Federe, besar sampel minimal 5 buah isolat yang setiap isolatnya dilakukan 3 kali pengulangan.7 Bahan penelitian berupa larutan antiseptik yang ingin diuji, yakni povidone iodine yang didapatkan di pasaran, serta ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20%. Jenis ekstraksi yang dilakukan yakni infusum, dimana menggunakan daun sirih yang telah dibersihkan di rajang halus, ditimbang sesuai kadar yang dikehendaki, ditambahkan dengan air sampai ukuran 100 ml dan dimasukkan ke panci atau water bath untuk dipanaskan sambil sesekali diaduk selama 15-30 menit dalam suhu 90C. Ekstrak yang diambil disaring dengan kertas saring kemudian ditambah air melalui ampas sampai 100ml.8 Untuk konsentrasi 5% menggunakan daun sirih seberat 5 gram, konsentrasi 10% menggunakan daun sirih seberat 10 gram, dan konsentrasi 20% menggunakan daun sirih seberat 20 gram. Pembuatan ekstraksi dilakukan di Laboratorium Biota Sumatera Universitas Andalas. Prosedur perbandingan daya hambat larutan antiseptik terhadap Candida albicans dilakukan di Laboratorium MikrobiologI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Setelah meletakkan cakram yang telah ditambahkan larutan antiseptik yang diteliti ke dalam cawan petri yang berisi isolat jamur didalam media pertumbuhan Saboraud Dextrose Agar, ditunggu 3 sampai 5 hari untuk melihat diameter zona hambat (halo) yang terbentuk. Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan melakukan uji One-way Anova dengan derajat kepercayaan 95% ( = 0,05) dan bila ditemukan perbedaan bermakna antar perlakuan maka akan dilanjutkan tes Post-hoc untuk mengetahui perbandingan daya hambat larutan antiseptik povidone iodine dengan ekstrak daun sirih terhadap Candida albicans secara in vitro.

HASIL Langkah pertama adalah melakukan uji One-way Anova. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada perbedaan efek daya hambat larutan antiseptik povidone iodine dengan ekstrak daun sirih terhadap Candida albicans secara in vitro. Hasil dikatakan bermakna jika nilai p < 0,05 (hipotesis diterima). Untuk mengetahui perlakuan yang mempunyai daya hambat yang bermakna maka dilakukan tes Post-hoc. Hasil dikatakan bermakna bila p < 0,05.

Tabel 1. Nilai rata-rata pengukuran daya hambat povidone iodine dan ekstrak daun sirih terhadap jamur Candida albicans secara invitroPerlakuanRerata SD(mm)p*

Kontrol 7,00 0,0000,001

Povidone iodine 20,80 5,454

Ekstrak daun sirih 5% 7,00 0,000

Ekstrak daun sirih 10% 7,07 0,258

Ekstrak daun sirih 20% 10,27 0,704

Keterangan: *Nilai p pada Uji One-way Anova Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai p = 0,001 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan daya hambat signifikan antara povidone iodine dan ekstrak daun sirih terhadap Candida albicans secara in vitro.

Tabel 2. Nilai P uji Post-hoc pada pengukuran daya hambat terhadap jamur Candida albicans PerlakuanKontrolPovidone iodineEDS 5%EDS 10%EDS 20%

Kontrol-0.0011.0001.0000.005

Povidone iodine0,001-0,0010,0010,001

EDS 5% 1,0000,001-1,0000,005

EDS 10%1,0000,0011,000-0,006

EDS 20%0,0050,0010,0050,006-

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai p yang bermakna (p < 0,05) terhadap seluruh perlakuan terdapat pada perlakuan povidone iodine dan ekstrak daun sirih 20% sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan daya hambat signifikan pada larutan antiseptik povidone iodine dan ekstrak daun sirih 20% terhadap Candida albicans secara in vitro. Sedangkan pada perlakuan ekstrak daun sirih 5% dan ekstrak daun sirih 10% tidak menunjukkan perbedaan daya hambat signifikan terhadap Candida albicans secara in vitro karena nilai p > 0.05.

Gambar 1. Grafik Perbandingan Daya Hambat Larutan Antiseptik Povidone iodine dengan Ekstrak Daun Sirih terhadap jamur Candida albicans (*p < 0.05; **p