JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira...

20
1 JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI INDONESIA AMANDA CESIRA PUTRI Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Transcript of JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira...

Page 1: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

1

JURNAL

INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI INDONESIA

AMANDA CESIRA PUTRI

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 2: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

2

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 3: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

3

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 4: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

4

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 5: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

5

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 6: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

6

INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI INDONESIA

Amanda Cesira Putri, Ade Armando

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia, 16424, Indonesia

email :[email protected]

Abstrak

Padapenelitianini, penulismenggunakan data sekunder dari beberapa website dan studi dokumen yang sudah

ada. Data terdiri dari penjelasan singkat terhadap komponen musik festival di Indonesia yang terdiri dari konten,

struktur media, non-mainstream dan analisis ekonomi. Data inidibentukdenganproses pencarian studi kasus

mengenai industrialisasi musik festival yang telah ada.Metodepenelitian yang dipakaiadalahStudi dokumen untuk

memperoleh data sekunder dan Forum Group Discussion (FGD) untuk data pendukung. Padaindustrialisasi musik

festival di Indonesia penulis menjelaskan bahwa prediksi Theodor Adorno dalam teori Industri Budaya yang

diungkapkannya, belum berlaku secara menyeluruh di semua genre musik yang ada. Musik festival non-mainstream

menunjukkan adanya hasil karya seni murni yang tidak mengikuti arus industri media genre musik lainnya. Dengan

adanya komunitas dan pergelaran musik festival independen, musik non-mainstream semakin memperkuat bahwa

tidak semua musik dapat di industrialisasi di Indonesia. Dibuatnya jurnal iniiniadalahuntuk kepentingan memperluas

dan memperkaya studi dokumen mengenai Teori Industri Budaya milik Theodor Adorno dan, informasi mengenai

industri media khususnya musik, dan proses industrialisasi itu sendiri.

Kata Kunci: Adorno ; Budaya ; Festival ; Industrialisasi ; Musik

MUSIC FESTIVAL INDUSTRIALIZATION IN INDONESIA

Abstract

In this study , the authors used secondary data from multiple websites and study of existing documents . The

data consist of a brief description of the components of the music festival in Indonesia, which consists of content ,

media structure , non – mainstream, and economic analysis . These data formed the search process case studies on

industrialization music festival that has been there.The research method used is the study of documents to obtain

secondary data and Focus Group Discussion ( FGD ) for supporting data . At the music festival in Indonesia

industrialization author explains that the predictions of Theodor Adorno Culture Industry in theory it expresses , not

apply fully in all genres of music available . Non - mainstream music festival showed works of fine art that does not

follow the flow of other musical genres of the media industry . With the community festivals and musical

performances of independent , non-mainstream music reinforces that not all music can be in industrialization in

Indonesia . This journal is made for the benefit of expanding and enriching the study of documents belonging to the

Cultural Industry Theory made by Theodor Adorno and , information about the media industry , especially music ,

and the process of industrialization itself.

Keyword: Adorno ; Culture ; Festival ; Industrialization ; Music

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 7: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

7

I. Latar Belakang

Pada tulisan ini, penulis berusaha menggambarkan bahwa musik festival di Indonesia mengalami

proses industrialisasi, meskipun tidak pada semua genre musik yang berkembang. Dewasaini,

hadirnyamanusiakreatifdalampanggunghiburansemakinbertambah. Seiringdenganhaltersebut,

musikadalahhal yang paling banyakdiminati di masyarakat.

Musikjugamenjadisalahsatuandalanparakaumpendatang yang inginsukses di dunia entertainment.

Hal yang paling

seringdimanfaatkanolehmusisidanpenyanyimudauntukmemulaikarirmerekasaatiniialahmenjajakip

anggungmusik festival.

Salah satuacarapanggungmusik festival yang paling terkenalialahmilik Peter F. Gonta,

sekaliguspemilik Java Production.Dalamkurunwaktutujuhtahunterakhir, Peter

sudahmensukseskanacaramusik festival garapannya yang terbagimenjadi 3 (tiga) genre musik,

yakni Jakarta International Java Jazz Festival, Java Rockin’ Land dan Java Soulnation.

Ketigaacaratersebutmemperolehrespons yang

luarbiasadariberbagaikalangandalammasyarakatibukota.

Panggungmusikinidiadakanrutinsetiaptahunnyapadabulantertentu. Rangkaianacara yang dibuat

Java Production inibermula di tahun 2006, yakni Jakarta International Java Jazz Festival.

Disusuloleh Java Rockin Land di tahun 2008, dan Java Soulnation di tahun 2009.

Konsepacaranyasendirisangatmenarik.

Penontondiberikankesempatanuntukmelihatdanmemilihsendirijadwalsiapaartis yang

akanmerekasaksikan. Beberapaartis yang pernahhadirsepertiJohn Legend (Java Jazz), Akon (Java

Soulnation), Mr. Big (Java Rockin Land), Jason Mraz(Java Jazz),

danmasihbanyaklagi.Denganjumlahartisdanpanggung yang banyak,

acarainiselaludiadakanditempat yang berkapasitasribuan orang. Sejauhini, ketigaacaraunggulan

Java Production tersebutdiselenggarakan di Jakarta Convention Center, Jakarta International

Expo, danPanggung MEIS Ancol.

Hargatiket yang ditawarkandalamsatuharipertunjukanmencapaiRp 350,000 padaharga normal.

Namundemikian, Java Production

tetapmemberikesempatanpadaparamahasiswadanpelajaruntukmembelitiketdengan format Student

Price. Format inijugamerupakancara yang dipilihpihak Java Production untukmeraihpasar yang

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 8: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

8

sebesar-besarnya, yakniharga yang lebihmurahdantempat yang disediakanoleh Java Production di

beberapauniversitasternama di Jabodetabek. Di sampingitu, adajugapenjualantiketSpecial Show,

yaknisebuahpertunjukandenganseorangartis international yang sengaja di datangkanke Indonesia.

Musik festival inisendirimenjadisebuahindustri media yang mengagumkan. Seperti yang

dikemukakanoleh Theodore Adorno (1903 – 1969) kebudayaan bukan lagi menjadi sesuatu yang

spontan, yang tercipta dari kreatifitas dan rasa juga seni murni yang dimiliki masyarakat.

Kebudayaan bukan lagi menjadi sebuah karya seni yang dibuat oleh seniman untuk

mengekspresikan rasa keseniannya dalam bentuk sempurna. Lebih jauh,

industribudayamembentukseleradankecenderunganmassa,

sehinggamencetakkesadaranmerekaataskebutuhan-kebutuhanpalsu.

Makadariituindustribudayaberusahamengaburkankebutuhan-kebutuhanriilmasyarakat.

Industribudayasangatefektifdalammenjalankanhaltersebuthingga orang tidakmenyadariapa yang

tengahterjadi (Strinati, 2007: 69).

Hal ini terjadi pada musik festival seperti Java Jazz, Java Rockin’ Land, dan Java Soulnation itu

sendiri. Dengan diselenggarakannya acara tersebut dalam kurun waktu yang rutin dilaksanakan

dan konten acara musik yang semakin diatur oleh pihak penguasa atau ‘pemilik pabrik’, semakin

meyakinkan publik bahwa kini, seni merupakan barang komoditi yang sudah di generalisasi.

Penulis meneliti adanya kecenderungan masyarakat yang kini menjadikan acara musik festival

menjadi sebuah gaya hidup dan tak lagi dinilai sebagai karya seni yang memang ingin dinikmati

dan disukai oleh individu tertentu. Bahkan, dengan hadirnya jajaran artis non-rock dalam Java

Rockin’ Land dinilai menjadi hal yang semakin menguatkan bahwa musik yang ditampilkan di

acara tersebut bukanlah murni mewakili penikmat musik rock yang memang paham dengan arti

intonasi, nada, lirik yang mendefinisikan khas musik keras tersebut.

II. Tinjauan Literatur

Teori Industri Budaya Theodor Adorno

Theodor Adorno adalah salah satu ilmuwan dari Lembaga Riset Sosial, Frankfurt School yang

beranggotakan orang – orang Jerman. Adorno terkenal melalui teori kritisnya dalam dunia

filsafat. Namun ia juga menjadi penggagas dari teori industri budaya. Dalam pembahasannya

terhadap teori tersebut, Adorno mengungkapkan bahwa kebudayaan bukan lagi menjadi suatu

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 9: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

9

hasil karya seni yang timbul dari seniman atas rasa keseniannya yang murni untuk menciptakan

bentuk karya yang sempurna. Pada perkembangannya, budaya akan menjadi sesuatu yang diatur

oleh para penguasa, dan secara sadar berlangsung terus-menerus secara terencana. Industri

kebudayaan menduplikasi diri, yakni membuat masyarakat menjadi menyukai hal-hal yang

semakin banyak dibuat oleh penguasa-penguasa lainnya. Hal ini juga berkaitan dengan mentalitas

masyarakat yang menjadi seragam dan serupa.

Hingga munculah standarisasi dan diferensiasi budaya yang berlaku pada masyarakatmodern.

Standarisasi adalah suatu bentuk produksi budaya yang secara sengaja diseragamkan dan

membuat adanya kebutuhan yang identik dalam mengkonsumsi budaya yang ada. Dalam proses

standarisasi budaya, ia mengemukakan bahwa muatan atau isi dari kebudayaan itu sendiri dapat

di prediksi. Hal tersebut lahir karena keinginan pasar yang sudah membentuk sebuah

keseragaman hingga imitasi menjadi sebuah keharusan. Sedangkan diferensiasi sendiri lahir

karena adanya kebutuhan industri yang sudah mulai teridentifikasi secara berbeda. Setiap

kelompok di klasifikasikan, di organisir dan diberi label sesuai dengan kebutuhan dan produk

yang telah disiapkan oleh pemilik pabrik industri budaya itu sendiri.

Ia menjelaskan adanya fetisisme komoditas, yaknisuatuupaya yang

dilakukanindustrisedemikianrupahinggamenciptakanpemujaan yang

salahterhadapsuatuprodukindustribudayakepadamasyarakat.

Masyarakatbukanlagimemujasuatuprodukindustribudaya yang secaranyataada,

tetapipemujaantersebutlebihcenderungdialamatkankepadasimboldanmerekdariproduktersebut.

Merekamerasakankenikmatansemumelaluimerekdansimbol-

simboldariprodukindustribudayadanmenganggaphaltersebutkenikmatan yang

merekadapatkansejatinyadariproduk yang memilikinilaitersendiri.Contoh nyata adalah ketika

seorang penikmat musik jazz membeli tiket konser jazz mahal yang diselenggarakan oleh pemilik

modal dan kaum elit sebagai cerminan bahwa musik jazz ialah musik yang mahal. Ia merasakan

kepuasan yang semu dengan anggapan bahwa ia bukan ingin datang ke sebuah konser jazz untuk

menikmati musiknya, melainkan untuk mendapatkan rasa senang karena telah datang ke konser

jazz dengan harga tiket yang tidak murah.

Adorno juga tidak lupa menjelaskan teori musik pop. MenurutAdorno, musik pop

dihasilkanmelaluidua proses dominasiindustribudaya, yaknistandardisasidanindividualitassemu.

Standarisasimenjelaskanmengenaitantangandanpermasalahan yang dihadapimusik pop

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 10: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

10

dalamhaloriginalitas, autentisitasataupunrangsanganintelektual.Sementarastandardisasiberjalan,

individualitassemudijalankan demi membuatkaburindividualitas rasa yang

seharusnyaadadalamdiriindividudalammenikmatimusik. Dalam hal ini, Adorno mencoba

membandingkan musik pop dengan musik klasik. Menurutnya, musik klasik seperti Beethoven

dianggap sebagai musik serius yang mempunyai detail yang berbeda satu dengan lainnya.

Sedangkan musik pop merupakan produk industri yang dinilai minim detail sehingga

menimbulkan pemikiran untuk menghadirkan individualitas semu, yakni keinginan untuk ber-

improvisasi pada musik yang tumbuh dalam keseragaman. Hal ini memicu munculnya genre

musik jazz, yang diketahui lahir melalui musik pop yang dikembangkan dengan improvisasi dan

jenis nada juga detail yang lebih variatif.

III. Konteks

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, FESTIVAL adalah hari atau pekan gembira di rangka

peringatan peristiwa penting dan bersejarah pesta rakyat.FESTIVAL MUSIK adalah pertunjukkan

musik dalam sepekan yang menggabungkan beberapa unsur musik di dalamnya.

Festival musik terbesar di dunia adalah Donauinselfestyang berlangsung selama 3 hari diVienna.

Setiap tahunnya dihadiri antara 2,500,000 dan 3,000,000 pengunjung.Milwaukee, Summerfest,

mendapat "The World's Largest Music Festival"yang dipersembahkan olehGuinness Worlds

Recorddan berlangsung sejak 1999. Festival ini dihadiri antara 800,000 and 1,000,000 orang tiap

tahunnya dan diisi oleh 800 pertunjukkan musik.

Di Indonesia, beberapa festival musik juga diselenggarakan dengan megah. Diantaranya ada

Jakarta International Java Jazz Festival, Java Rockin’ Land dan Java Soulnation, garapan Java

Festival Production

Jakarta International Java Jazz Festival

Gambar1 Java Jazz Festival

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 11: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

11

Jakarta Internasional Java Jazz Festivaladalah Festival Jazz tahunan yang diselenggarakan pada

setiap Maret di Jakarta, sejak tahun 2005. Jakarta International Java Jazz Festival tidak hanya

menjadi salah satu karya terbaik Indonesia dalam pagelaran musik jazz festival, tetapi juga salah

satu ajang paling bergengsi dan terbesar di dunia. Festival ini awalnya dipelopori oleh seorang

penggemar sekaligus pelaku di Industri musik jazz ditanah air, Peter F. Gontha.

Peter adalah salah satu sosok yang membawa Jazz ke Indonesia dan dia adalah pemilik

dari Jakarta's Top Jazz, Jamz di mana seniman-seniman besar seperti Bob James, Lee Ritenour,

Chick Corea, Ramsey Lewis, the Rippingtons, Brecker Brothers, George Duke berkumpul dan

berekspresi dalam wadah sebuah komunitas Jazz yang hidup dan bernafas untuk jazz.

Bagi Peter, pastinya jazz lah yang menjadi bahasa yang paling sempurna untuk disuarakan Peter

sebagai ungkapan hati dalam berkarya. Maka ide nya untuk mengembangkan dan lebih

mempopulerkan musik jazz dalam sebuah konsep festival urban berskala International pun terus

bergulir dan diberi label resmi Jakarta International Java Jazz Festival.

Pada pelaksanaannya, JJF (Java Jazz Festival) telah berlangsung selama tujuh tahun. Pada

awalnya, JJF dilaksanakan di Jakarta Convention Center , Senayan, Jakarta Selatan selama empat

tahun berturut-turut. Namun tempat penyelenggaraan kini berpindah ke Jakarta International

Expo, Jakarta Utara.

Pendiri Museum Rekor Indonesia, Jaya Supranamemberikanpenghargaan

piagamtertinggirekorduniauntuk Java Jazz Festival. Jakarta International Java Jazz Festival

memecahkanrekorduniasebagai festival jazz terbesar di duniasebanyak 1.300 musisi,

artis&grupmusik di 21 panggung. Pagelaraninimerupakan festival jazz yang pertama kali

diadakandalamsatukawasan.

Java Rockin’ Land

Java Rockin' Land adalahsebuah festival rocktahunan yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia

sejaktahun 2009.Selainmenghadirkanmusisi rock mancanegaramaupundalamnegeri, festival

inijugadisertaimusisidari genre musiklainnyasepertimetal, heavy metaldansweet

rock.Musisiterkemuka yang hadir di festival iniadalahStereophonics, The Smashing Pumpkins,

Wolfmother, The Vines, 30 Seconds to Mars, Mew ,The Cranberries, Helloween, Neon Trees, Mr.

Big,dll.Acarainidiselenggarakan di PantaiKarnaval Taman Impian Jaya Ancololeh PT Java

Festival Production.

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 12: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

12

3.1 Struktur Media

Dalam industri musik festival yang terjadi, struktur media menjadi sangat penting

untuk menelaah lebih lanjut mengenai sejauh mana musik festival itu sendiri telah

menjadi sebuah komoditi. Beberapa promotor musik festival di Indonesia

mempunyai struktur media yang satu sama lainnya berbeda.

Java Festival Production (JFP)memilikisusunanstruktur yang sederhana,

yaitusatu orang sebagai CEO (Chief Executive Operation), yang

langsungmengepalaisetiapdivisi yang memilikikoordinatormasing-masing.

Adapundivisi-divisi yang ada, yaitu :

Divisi Talent

DivisiPromosi

DivisiProduksi(meliputiDivisi F.O.H danDivisiProduksiPanggung)

DivisiPerizinan

DivisiTicketing

DivisiPers

DivisiOperasional

Divisi Financial

PT PRIMA JAVA KREASI (“PJK”) membuatmerekBig Daddy Entertainment

padatahun 2010, bergerakpadabidang provider konten-kontenhiburan.

Berikutklasifikasi-nya:

Big Daddy Live Concerts – Promotor musik artis internasional maupun artis

lokal.

Big Daddy Family Entertainment – Promotoracarauntukanak-anak,

misalnyaDisney On Ice

Big Daddy Productions – Produser yang sekaligus bertanggung jawab pada

event-event mancanegara yang masuk ke Indonesia,sepertiBelawan Tour to the

U.S.

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 13: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

13

BD Next – Promotoracara dengan konsep yang berbeda, seperti Highland

Gathering and Oktoberfest (Sebuah festival bir yang biasa di gelar di Hotel Sari

Pan Pacific Jakarta)

Big Daddy Media – Agen media iklan dan billboard di Jakarta

Big Daddy Venue Management – Manajemen yang mengatursegalasesuatu yang

berhubungandengantempatpenyelenggaraansebuahacara.

MyTicket Indonesia – Agen pembelian tiket acara-acara yang di produksi oleh

Prima Jaya Kreasi

Variant Entertainment – Perusahaan label musik yang berdiri secara independen,

yang mengundang orang mancanegara dengan bakat yang dimiliki.

Java Festival Production (JFP)

Java Festival Production sendiri adalahperusahaan yang

bergerakdalammemberikanpelayananterpadukelasduniamusikhiburandangayahidu

p, bekerjasamadenganpemerintah, sektorswastadanmasyarakat,

lokaldaninternasional,

dalamsalingmenguntungkandanhubunganberkelanjutan. Denganmengusungvisiunt

ukdapatdiakuisebagaisalahsatupenyediahiburan paling profesional di

kawasandengan program yang paling dikenalkarenamutu,

inovasidandampaknyadalammempromosikanperdamaian, lintas-

budayasinergidanpertumbuhanindustrimusikdanpariwisata.

Ismaya Live

Ismaya Live adalah sebuat perusahaan dibawah naungan Ismaya Group yang

menyajikan festival musik yang mirip dengan java namun dengan skala yang lebih

Gambar2 Java Festival Production

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 14: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

14

kecil. Ismaya Group ini sudah ada sejak tahun 2002 dibawah kepemimpinan

Christian Rijanto. Ismaya Group tidak hanya bergerak dalam bidang festival

music, melainkan dalam bidang kuliner. Restoran yang berada dalam Ismaya

group adalah Blowfish, Djournal, Fook Yew, Kitchenette, Mr.Curry, Pasta

DeWaraku, Pizza E Birra, SKYE, Social House, SushiGroove, dan Tokyo Belly.

Festival musik yang di selenggarakan oleh Ismaya Live berarliran techno dan

salah satu contoh festival musik yang diselengarakan oleh Ismaya Live adalah

Djakarta Warehouse Project. Djakarta Warehouse Project menampilkan banyak

sekali penampilan yang mengundang DJ mancanegara dengan beberapa genre

music seperti electronic, house, progressive, techno, drum, bass dan dubstep.

Selain itu DWP juga mengundang artis – artis EDM (Electronic Dance Music)

seperti Avicii, Calvin Harris, Paul Van Dyk, Markus Schulz, Bob Sinclair, Roger

Sanchez, Kaskade, Ferry Corsten dan lain – lain. DWP yang bermula pada tahun

2010 selalu ada peningkatan pada jumlah artisnya, hal ini dapat memperlihatkan

bahwa terjadi peningkatan pada setiap tahunnya.

Sky Avenue merupakan sebuah pentas seni tahunan yang telah berlangsung

selama 7. Program kerja tahunan OSIS SMA Labschool Kebayoran ini awalnya

merupakan konsep pentasseni yang menampilkan berbagai macam artis papan atas

Indonesia, games & entertainment booth.

Gambar3 Poster – Poster Ismaya Live

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 15: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

15

Komunitas Seni BulunganWarung Apresiasi (Wapres), menjadi tempat semua

orang ingin berapresiasi dengan kreasinya masing-masing. Bentuknya berupa kafe

sederhana, di sebelah Gelanggang Olahraga Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan.

Sifatnya non profit.

3.2 Non-Mainstream

Merupakansalahsatujenis lain dari festival music yang

tidakmementingkankeuntunganmelainkanlebihkepadamencaripendukungdanmem

Gambar4 Poster Sky Avenue

Gambar5 WAPRESS

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 16: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

16

perkenalkanaliran music yang tidakterlaludikenal. Biasanya festival music non –

mainstream inidibentukolehsuatukomunitas yang

kurangmempunyaipendukung(fans)padaaliran – aliran music tertentu,

sehinggaorientasidaridiadakannyaacarainiadalahuntukmemuaskanparapendukung

yang kurangbanyakmempunyaitempatuntukmenyaksikanaliran music mereka di

ataspanggungdanuntukmengekspresikandirilebihdenganaliran music yang

tidakmempunyaibanyakpeminatnya.

Sebagaicontohdari festival musik non – mainstream adalah, jktdeathfest, dimana

band pengisiacaradari festival music inimempunyaialiran death metal yang

kurangmempunyaibanyakpendukung(fans). Selainitu band yang tampilpada

festival musikinijugabelumtentu band yang sudahterkenal, melainkan band apapun

yang dianggapberkualitasdanberalirandeath metaldapattampilpada festival

musikini.

Gambar6 Poster Jakarta Death Fest

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 17: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

17

3.3 Analisis Ekonomi

Kekuatan ekonomi dari hasil industrialisasi musik festival terletak pada aspirasi

dari kaum elit yang juga mendukung proses industrialisasi itu sendiri. Terbukti

dengan adanya beberapa sponsor yang selalu mendukung acara Java Jazz Festival,

Java Rockin’ Land dan Java Soulnation. Sebut saja BANK BNI, INDOSAT IM3,

AXIS dan beberapa perusahaan daeri berbagai macam sektor. Hal ini

menunjukkan bahwa bisnis promotor musik ini menjanjikan dan mendapat respon

yang baik dari berbagai pihak.

Jakarta International Java Jazz Festival misalnya, adalah salah satu pelopor acara

musik festival di Indonsia. Acara ini mendapat respon baik dari beberapa

perusahaan yang siap menjadi sponsor utama pergelaran tersebut. Beberapa

perusahaan provider telekomunikasi menjadi kompetitor beberapa bank untuk

turut andil dalam mensukseskan acara ini. Konsep musik jazz dengan stigma

musik berselera tinggi dan banyak penggemarnya membuat beberapa pemilik

‘pabrik’ tersebut yakin bahwa acara ini akan sukses di pasaran. Hal itu terbukti

hingga tahun 2014 mendatang, JJF akan digelar untuk ke-sepuluh kalinya di

Jakarta.

Semakin berkembangnya bisnis ini, membuat promotor tersebut semakin getol

menarik massa. Terlebih dengan guest star atau bintang tamu dalam acara musik

festival itu sendiri. Pihak promotor sangat lihai bekerja sama dengan artis-artis

mancanegara yang akan meramaikan panggung miliknya itu. Antusiasme

masyarakat yang muncul dari berbagai kalangan inilah yang dimanfaatkan

promotor musik untuk mengadakan acara musik festival secara berkelanjutan.

Bagi perusahaan yang bermitra dengan acara itu sendiri mengaku, bahwa JJF

meraih animo masyarakat yang sangat tinggi dan mengundang peruntungan untuk

telkomsel, sebagai salah satu sponsor dari acara tersebut.

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 18: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

18

IV. Pembahasan

Teori Industri Budaya milik Theodor Adorno berusaha menggambarkan proses industrialisasi

musik festival yang ada di Indonesia. Pada dasarnya, genre musik yang mendunia seperti Jazz,

Rock, dan Pop masuk ke Indonesia di dahului oleh ketenarannya di negeri barat. Dengan

kepopuleran yang dimiliki oleh musisi atau band pop, rock dan jazz tersebut, industri musik

menjadi sangat rentan dengan pembajakan. Penggunaan kaset dan CD ber-metamorfosis menjadi

Ring Back Tone (RBT) atau mengunduh lagu secara ilegal melalui sebuah website. Hal ini

menjadikan banyak musisi memilih jalan untuk mengeluarkan singledan tampil di panggung

publik. Strategi ini diakui lebih menguntungkan sehingga banyak musisi di beberapa genre tadi

yang berhasil mendapat tempat di masyarakat Indonesia melalui pagelaran musik festival.

Munculnya beberapa band pop, rock dan musisi jazz yang berasal dari kalangan muda juga

menjadi warna tersendiri bagi industri musik festival di Indonesia. Hal ini semakin memperkuat

prediksi Adorno terhadap industri musik yang mengalami komodifikasi dan standarisasi.

Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi. Pada 12 Oktober 2012 lalu, acara bertemakan

‘Social Media Fest 2012’ membahas tentang perkembangan musik festival di Indonesia. Hasil

diskusi yang berlangsung mengungkapkan bahwa peluang label rekaman semakin kecil untuk

berkembang. Namun, bagi para musisi, ini justru menjadi kesempatan yang baik untuk

memasarkan musik mereka secara langsung, salah satunya melalui musik festival. Hal tersebut

juga menjadi bukti bahwa musik saat ini sedang masuk dalam era komunitas. Maksudnya disini

adalah, pasar yang berada pada sebuah penggemar musik tertentu memang sedikit, namun

mereka merupakan penggemar yang loyal.

LocStock Festival adalah sebuah acara yang diadakan rutin di kota budaya, Yogyakarta.

LocStock sekaligus menjadi forum atau arena berkumpulnya semua komponen dan aspek musik

serta masyarakat pemerhati musik tanpa sekat genre, aliran dan komunitas untuk saling berbagi

informasi, serta menemukan formula baru dalam bermusik. Acara ini menjadi salah satu contoh

bahwa ada bentuk-bentuk penolakan terhadap industrialisasi musik festival di Indonesia.

Pada kenyataannya, musisi besar Indonesia mulai ber-inovasi dan ‘melirik’ adanya kaum

minoritas dengan warna musik yang baru, tanpa mengedepankan profit sebagai sebuah karya

seni. Fariz RM, seorang musisi yang telah berkiprah selama 35 tahun mengaku menggunakan

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 19: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

19

panggung musik festival (Festival Blues 2013) sebagai ajang pengembalian warna musik yang

pernah hilang di era nya.

V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil riset yang berupa data sekunder, informasi dan studi dokumen, Teori Industri

Budaya yang di kemukakan oleh Theodor Adorno tidak sepenuhnya terbukti benar. Kenyataan

yang terjadi, aliran musik yang berkaitan langsung dengan selera masing-masing penikmatnya

masih memiliki tempat tersendiri. Terbukti dengan adanya aliran non-mainstream, yakni musik-

musik yang lahir dari cita rasa seniman yang akhirnya melahirkan sebuah komunitas sendiri bagi

penikmatnya.

Beberapa genre musik yang lahir baru-baru ini juga menunjukkan bahwa masih ada pertunjukan

musik festival yang tidak ber-orientasi pada profit. Misalnya saja musik akustik yang biasa

dipamerkan di Warung Apresiasi Bulungan tadi, yang mengusung konsep acara non-profit dan

menampilkan seniman yang memang ingin mengekspresikan hasrat keseniannya kepada

khalayak. Pada musik festival, meskipun prediksi Adorno pada teorinya berlaku pada beberapa

festival musik di Indonesia, namun ternyata masih ada seniman yang hidup dan tetap

mempertahankan idealismenya berdasarkan selera. Dengan pandangan yang ada, komunitas

mereka tetap eksis pada ruang lingkupnya sendiri.

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014

Page 20: JURNAL INDUSTRIALISASI MUSIK FESTIVAL DI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368913-MK-Amanda Cesira Putri.pdf · JURNAL INDUSTRIALISASI ... struktur media, non-mainstream dan analisis

20

VI. Daftar Pustaka

Books:

Strinati, Dominic (2004). Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta:

Bentang Pustaka

Adorno, Theodor Wiesengrund (1991). The Cultural Industry. London-New York: Routledge

Online Articles:

Fitriadi, Herry (2010). Java Jazz Raih Rekor Festival Terbesar di Dunia. Tempo. Accessed on

January, 9, 2014

http://www.tempo.co/read/news/2010/03/05/112230465/Java-Jazz-Raih-Rekor-Festival-

Terbesar-di-Dunia

Marwan, Awaludin (2009). Membaca Pendahuluan Buku Adorno. Komunitas Embun Pagi.

Accessed on January, 9, 2014

http://komunitasembunpagi.blogspot.com/2009/09/membaca-pendahuluan-buku-adorno.html

Baskoro, Wiku (2012). Catatan Dari Diskusi Acara ‘Apa Kabar Musik Indonesia’ di Social

Media Festival 2012. Trenologi. Accessed on January, 9, 2014

http://www.trenologi.com/201210164442/catatan-dari-diskusi-apa-kabar-musik-indonesia-di-

social-media-festival-2012/

Anwar, Fahrul (2013). Ini Keluhan Fariz RM 35 Tahun di Industri Musik. Centro One. Accessed

on January, 9, 2014

http://www.centroone.com/lifestyle/2013/11/2ar/ini-keluhan-fariz-rm-35-tahun-di-industri-

musik/

Research Reports:

Local Stock 2013

http://locstockfest.com/forum-festival-history/

Industrialisasi musik ..., Amanda Cesira Putri, FISIP UI, 2014