Jurnal Ilmiah Pengaruh Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Pembagian Dividen, Modal...

16
1 PENGARUH ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN, FINANCIAL LEVERAGE, PEMBAYARAN DIVIDEN, MODAL KERJA BERSIH, MARKET TO BOOK VALUE RATIO, DAN SIKLUS KONVERSI KAS TERHADAP PENAHANAN KAS PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS PERIODE 2011-2013 MARIA SARI CHIN Email: [email protected] Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi ABSTRACT Cash is the most liquid account. This research is classified in quantitative research. The population data used in this research is the consumer goods sector companies listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2013. From a population of 38 companies, then obtained a sample of 29 companies. The sampling method used in this research is purposive sampling.The data analysis technique used is multiple linear regression.The results showed that (1) cash flow, firm size, financial leverage, dividend payment, net working capital, market to book value ratio, and cash conversion cycle are effect simultaneously to the cash holdings. Seventh independent variables included in this study together can explain the dependent variable of 53.60%, while the rest is explained by other variables not included in the regression model, (2) cash flow positive and significant effect to the cash holdings by 13, 91%, (3) firm size hasn’t effect to the cash holdings, (4) financial leverage hasn’t effect to the cash holdings, (5) dividends payment doesn’t effect to the cash holdings, (6) net working capital positive and significant effect to the cash holdings by 41.60%, (7) market to book value ratio negative and hasn’t significant effect to the cash holdings by 0.98%, (8) cash conversion cycle negative and hasn’t significant effect to the cash holdings by 0.28%. Keywords: Cash Holdings, Cash Flow, Firm Size, Financial Leverage, Dividend Payment, Net Working Capital, Market to Book Value Ratio, Cash Conversion Cycle ABSTRAK Kas merupakan akun paling likuid. Penelitian ini tergolong pada penelitian kuantitatif. Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dari populasi sebanyak 38 perusahaan, kemudian diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) arus kas, ukuran perusahaan, financial leverage, pembagian dividen, modal kerja bersih, market to book value ratio, dan siklus konversi kas berpengaruh secara simultan terhadap penahanan kas perusahaan. Ketujuh variabel independen yang terdapat dalam penelitian ini secara bersama- sama dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 53,60%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi, (2) arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap penahanan kas sebesar 13,91%, (3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penahanan kas, (4) financial leverage tidak berpengaruh terhadap penahanan kas, (5) pembagian dividen tidak berpengaruh terhadap penahanan kas, (6) modal kerja bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap penahanan kas sebesar 41,60%, (7) market to book value ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penahanan kas sebesar 0,98%, (8) siklus konversi kas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penahanan kas sebesar 0,28%. Kata Kunci: Penahanan Kas, Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Pembayaran Dividen, Modal Kerja Bersih, Market to Book Value Ratio, Siklus Konversi Kas

description

Pengaruh Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Pembagian Dividen, Modal Kerja Bersih, Market to Book Value Ratio, dan Siklus Konversi Kas terhadap Penahanan Kas

Transcript of Jurnal Ilmiah Pengaruh Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Pembagian Dividen, Modal...

  • 1

    PENGARUH ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN, FINANCIAL LEVERAGE,

    PEMBAYARAN DIVIDEN, MODAL KERJA BERSIH, MARKET TO BOOK VALUE

    RATIO, DAN SIKLUS KONVERSI KAS TERHADAP PENAHANAN KAS

    PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS PERIODE 2011-2013

    MARIA SARI CHIN Email: [email protected]

    Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

    ABSTRACT

    Cash is the most liquid account. This research is classified in quantitative research. The

    population data used in this research is the consumer goods sector companies listed in

    Indonesia Stock Exchange 2011-2013. From a population of 38 companies, then obtained a

    sample of 29 companies. The sampling method used in this research is purposive sampling.The

    data analysis technique used is multiple linear regression.The results showed that (1) cash

    flow, firm size, financial leverage, dividend payment, net working capital, market to book value

    ratio, and cash conversion cycle are effect simultaneously to the cash holdings. Seventh

    independent variables included in this study together can explain the dependent variable of

    53.60%, while the rest is explained by other variables not included in the regression model, (2)

    cash flow positive and significant effect to the cash holdings by 13, 91%, (3) firm size hasnt

    effect to the cash holdings, (4) financial leverage hasnt effect to the cash holdings, (5)

    dividends payment doesnt effect to the cash holdings, (6) net working capital positive and

    significant effect to the cash holdings by 41.60%, (7) market to book value ratio negative and

    hasnt significant effect to the cash holdings by 0.98%, (8) cash conversion cycle negative and

    hasnt significant effect to the cash holdings by 0.28%.

    Keywords: Cash Holdings, Cash Flow, Firm Size, Financial Leverage, Dividend Payment, Net

    Working Capital, Market to Book Value Ratio, Cash Conversion Cycle

    ABSTRAK

    Kas merupakan akun paling likuid. Penelitian ini tergolong pada penelitian kuantitatif.

    Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor consumer goods

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dari populasi sebanyak 38

    perusahaan, kemudian diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan. Metode pengambilan sampel

    yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik analisis data

    yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) arus

    kas, ukuran perusahaan, financial leverage, pembagian dividen, modal kerja bersih, market to

    book value ratio, dan siklus konversi kas berpengaruh secara simultan terhadap penahanan kas

    perusahaan. Ketujuh variabel independen yang terdapat dalam penelitian ini secara bersama-

    sama dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 53,60%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh

    variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi, (2) arus kas berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap penahanan kas sebesar 13,91%, (3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh

    terhadap penahanan kas, (4) financial leverage tidak berpengaruh terhadap penahanan kas, (5)

    pembagian dividen tidak berpengaruh terhadap penahanan kas, (6) modal kerja bersih

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap penahanan kas sebesar 41,60%, (7) market to book

    value ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penahanan kas sebesar 0,98%,

    (8) siklus konversi kas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penahanan kas

    sebesar 0,28%.

    Kata Kunci: Penahanan Kas, Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Pembayaran

    Dividen, Modal Kerja Bersih, Market to Book Value Ratio, Siklus Konversi Kas

    mailto:[email protected]

  • 2

    Latar Belakang Masalah

    Suatu perusahaan dianggap perusahaan

    publik jika laporan keuangannya diterbitkan

    sebagai persiapan dilakukannya penjualan

    sekuritas jenis apapun di sebuah bursa umum

    (Belkaoui, 2011:65). Accounting Principle

    Board (APB) Statement No. 4

    mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan

    menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan

    tujuan kualitatif, serta menempatkan mereka di

    bawah suatu kumpulan pembatasan (Belkaoui,

    2011:212).

    Laporan keuangan terdiri dari laporan

    posisi keuangan, laporan laba rugi

    komprehensif, laporan perubahan ekuitas,

    laporan arus kas, dan catatan atas laporan

    keuangan. Laporan posisi keuangan disajikan

    berdasarkan urutan akun paling likuid, dan kas

    merupakan akun yang paling likuid. Kas adalah

    sejumlah uang kartal yang tersedia bagi suatu

    usaha tersendiri atas uang kertas bank dan uang

    logam, yang merupakan alat pembayaran yang

    sah; dalam perusahaan bukan bank, cek, wesel,

    dan surat berharga lain yang dapat segera

    dijadikan uang diperhitungkan juga sebagai kas

    (Kamus Bank Indonesia).

    Keuntungan perusahaan dari memiliki

    kas dalam jumlah yang memadai adalah

    keuntungan terjaganya posisi perusahaan dalam

    peringkat kredit, dan untuk membiayai

    kebutuhan akan kas yang tidak terduga. Kas

    merupakan aset yang tidak menghasilkan

    tingkat keuntungan. Karena itu kas yang terlalu

    tinggi akan cenderung menurunkan

    produktivitas. Namun kas yang terlalu kecil

    akan meningkatkan risiko likuiditas, yaitu risiko

    perusahaan yang tidak dapat mendanai

    aktivitasnya (Mamduh, 2011:539). Pertamina

    dinilai buruk karena memiliki kas yang sedikit.

    Mantan komisaris Pertamina menjelaskan

    bahwa perusahaan yang baik setidaknya harus

    memiliki kas tiga kali lipat dari jumlah laba

    yang diperoleh (Sindonews, Sept. 2014).

    Pentingnya penahanan kas dapat

    dijelaskan menggunakan tiga teori utama, yaitu

    trade-off theory (Modigliani dan Miller, 1966),

    agency theory (Jensen dan Meckling, 1976),

    dan pecking order theory (Myers dan Majluf,

    1984). Pertama, trade-off theory menyatakan

    bahwa terdapat dua konsep dalam penahanan

    kas, yaitu biaya memegang kas dan manfaat

    yang didapatkan dari memegang kas dalam

    jumlah yang optimal. Kedua, agency theory

    menghubungkan tingkat kas di suatu

    perusahaan dengan bagian manajerial, di mana

    manajer pada perusahaan dengan peluang

    investasi rendah cenderung untuk menahan kas

    daripada membayarkannya kepada pemegang

    saham. Ketiga, pecking order theory

    menjelaskan bahwa pembiayaan pada dasarnya

    berasal dari tiga sumber, yang pertama berasal

    dari laba yang ditahan. Apabila pendanaan

    internal ini tidak mencukupi untuk mendanai

    kegiatan investasi perusahaan maka akan

    dilanjutkan ke alternatif kedua yaitu

    menggunakan utang. Ketika jumlah utang yang

    dimiliki dirasa sudah berlebihan, pendanaan

    investasi dilanjutkan ke pilihan alternatif

    terakhir dengan mengeluarkan ekuitas

    (Mamduh, 2011:309).

    Sektor consumer goods memiliki daya

    tarik tersendiri untuk diteliti dalam kaitannya

    dengan penahanan kas. Kantar Worldpanel

    Indonesia, sebuah perusahaan riset pasar,

    meluncurkan hasil pemeringkatan merek-merek

    di industri fast moving consumer goods

    (FMCG) yang ada di Indonesia melalui Brand

    Footprint 2014. Riset yang dilakukan tahun

    2014 terkait dengan pasar FMCG Indonesia

    menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun.

    Data Kantar Worldpanel Indonesia

    menunjukkan bahwa dari tahun 2012 ke 2013

    telah terjadi peningkatan penjualan dari produk-

    produk FMCG sebesar 14 persen di seluruh

    Indonesia. Adanya peningkatan penjualan, akan

    menambah kas yang dimiliki perusahaan

    (Okezone, Juni, 2014).

    Penelitian ini bermaksud mereplikasi

    penelitian yang dilakukan oleh Fischer et al.

    (2014). Fischer et al. meneliti pengaruh cash

  • 3

    flow, size, leverage, R&D, dividends paid,

    working capital, short-term debt, long-term

    debt, dan liquidity terhadap cash holdings.

    Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

    Fischer et al. (2014), peneliti hanya akan

    menggunakan lima variabel, yaitu arus kas,

    ukuran perusahaan, financial leverage,

    pembagian dividen, dan modal kerja bersih.

    Selain itu, ditambahkan dua variabel lagi, yaitu

    market to book value ratio (Gill and Shah,

    2012), dan siklus konversi kas (Aslam and

    Ahmad, 2013), karena masih terdapat

    perbedaan hasil penelitian dari beberapa peneliti

    terdahulu. Kemudian perbedaan selanjutnya

    terletak pada objek penelitian yang digunakan,

    penelitian sebelumnya dilakukan terhadap

    perusahaan S&P 100 selama satu dekade dari

    tahun 2002-2011 dan untuk penelitian ini

    dilakukan terhadap perusahaan sektor consumer

    goods di Indonesia.

    Berdasarkan latar belakang dan uraian

    yang telah disampaikan, peneliti akan

    melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

    Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Financial

    Leverage, Pembayaran Dividen, Modal Kerja

    Bersih, Market to Book Value Ratio, dan

    Siklus Konversi Kas terhadap Penahanan

    Kas Perusahaan Sektor Consumer Goods

    Periode 2011-2013.

    Rumusan Masalah

    Berikut rumusan masalah dalam penelitian ini:

    1. Apakah arus kas, ukuran perusahaan,

    financial leverage, pembayaran dividen,

    modal kerja bersih, market to book value

    ratio, dan siklus konversi kas berpengaruh

    secara simultan terhadap penahanan kas?

    2. Apakah arus kas berpengaruh terhadap

    penahanan kas?

    3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh

    terhadap penahanan kas?

    4. Apakah financial leverage berpengaruh

    terhadap penahanan kas?

    5. Apakah pembayaran dividen berpengaruh

    terhadap penahanan kas?

    6. Apakah modal kerja bersih berpengaruh

    terhadap penahanan kas?

    7. Apakah market to book value ratio

    berpengaruh terhadap penahanan kas?

    8. Apakah siklus konversi kas berpengaruh

    terhadap penahanan kas?

    TINJAUAN PUSTAKA

    Teori Mengenai Penahanan Kas

    Trade-off Theory

    Trade-off Theory (Modigliani dan

    Miller, 1966) mengemukakan ada hal yang

    membuat perusahaan tidak dapat menggunakan

    utang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang

    terpenting adalah dengan semakin tingginya

    utang, akan semakin tinggi kemungkinan

    kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin tinggi

    utang, semakin besar bunga yang harus

    dibayarkan (Mamduh, 2011:309).

    Pecking Order Theory

    pecking order theory menjelaskan

    bahwa pembiayaan pada dasarnya berasal dari

    tiga sumber, yang pertama berasal dari laba

    yang ditahan. Apabila pendanaan internal ini

    tidak mencukupi untuk mendanai kegiatan

    investasi perusahaan maka akan dilanjutkan ke

    alternatif kedua yaitu menggunakan utang.

    Ketika jumlah utang yang dimiliki dirasa sudah

    berlebihan, pendanaan investasi dilanjutkan ke

    pilihan alternatif terakhir dengan mengeluarkan

    ekuitas (Mamduh, 2011:309).

    Agency Theory

    Variasi lain dari konflik keagenan antara

    manajer dengan pemegang saham adalah

    agency theory (Jensen dan Meckling, 1976).

    Menurut teori ini, manajer akan berusaha

    memegang sumber daya perusahaan agar tetap

    dalam kendali manajer. Jika perusahaan

    memperoleh keuntungan atau kas masuk tinggi,

    maka manajer akan berusaha agar

    keuntungan/kas masuk tersebut tetap berada di

    tangan manajer. Meskipun sebenarnya,

    pemegang saham mungkin akan diuntungkan

  • 4

    jika kas tersebut dibagikan ke mereka (misal

    dalam bentuk dividen) (Mamduh, 2011:12).

    Penahanan Kas

    Aktiva diurutkan pada bagian atas

    menurut tingkat relatifnya terhadap likuiditas.

    Kas dan setara kas merupakan aktiva yang

    paling likuid sehingga ditampilkan pada bagian

    pertama. Semakin jauh aktiva lain dari kas,

    maka semakin rendah tingkat likuiditasnya

    (Van Horne dan Wachowicz, 2006:129).

    Penentuan tingkat penahanan kas

    perusahaan merupakan salah satu keputusan

    keuangan penting yang harus diambil oleh

    seorang manajer keuangan. Perusahaan harus

    dapat menjaga kas yang dimiliki pada tingkat

    yang optimal karena menahan kas terlalu besar

    dalam aktiva adalah hal yang tidak produktif

    dan memerlukan biaya yang tinggi (Ginglinger

    dan Saddour, dalam Wijaya, 2011).

    Motif Memegang Kas

    Keynes (1936) menetapkan tiga motif

    dalam menahan kas. Motif Transaksi. Kas

    diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

    transaksi dalam kegiatan operasional

    perusahaan (Mamduh, 2011:536). Motif

    Berjaga-jaga. Alasan lain memegang kas

    adalah untuk berjaga-jaga mengadapi

    ketidakpastian di masa mendatang (Mamduh,

    2011:537). Motif Spekulasi. Penahanan kas

    dimaksudkan untuk memanfaatkan peluang

    yang ada seperti penurunan harga bahan baku

    secara tiba-tiba, berspekulasi dalam pembelian

    dan penjualan surat-surat berharga, dan

    berinvestasi.

    Arus Kas

    Arus kas merupakan jumlah kas yang

    keluar dan masuk perusahaan karena kegiatan

    operasional dari perusahaan. Laporan kas

    diperlukan karena dalam beberapa situasi,

    laporan laba rugi tidak cukup akurat

    menggambarkan kondisi keuangan perusahaan

    (Mamduh, 2011:33). Menghitung arus kas

    bersih suatu perusahaan adalah dengan cara

    membagi laba bersih setelah pajak (setelah

    ditambah penyusutan) dengan total aset

    perusahaan. Karena penyusutan merupakan

    beban non-kas, penyusutan harus ditambahkan

    kembali ke laba bersih untuk mendapatkan arus

    kas bersih (Brigham dan Houston, 2010:96).

    Ukuran Perusahaan

    Berdasarkan trade-off theory

    (Modigliani dan Miller, 1966), perusahaan

    kecil memiliki tingkat penahanan kas yang

    lebih tinggi daripada perusahaan besar

    dikarenakan perusahaan besar dianggap

    memiliki diversifikasi daripada perusahaan

    kecil. Perusahaan besar diharapkan untuk

    mendapatkan pembiayaan lebih mudah dan

    lebih murah. Di sisi lain, pecking order theory

    (Myers dan Majluf, 1984) memprediksikan

    hubungan antara ukuran perusahaan dan

    penahanan kas adalah positif dikarenakan

    perusahaan besar secara tipikal memiliki

    performa lebih baik daripada perusahaan kecil

    dan seharusnya menahan kas lebih besar

    (Syafrizaliadhi, 2014).

    Financial Leverage

    Rasio ini mengukur kemampuan

    perusahaan memenuhi kewajiban jangka

    panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel

    adalah perusahaan yang total utangnya lebih

    besar dibandingkan dengan total asetnya. Rasio

    hutang terhadap total aset. Rasio ini membagi

    total hutang perusahaan dengan total aktivanya.

    Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan

    hutang bagi perusahaan dengan jalan

    menunjukkan persentase aktiva perusahaan

    yang didukung oleh pendanaan hutang. Secara

    ringkas, semakin tinggi rasio hutang terhadap

    total aktiva, semakin besar risiko keuangan;

    semakin rendah rasio ini semakin rendah risiko

    keuangan (Van Horne dan Wachowicz,

    2006:138).

  • 5

    Pembayaran Dividen

    Dividen merupakan kompensasi yang

    diterima oleh pemegang saham, di samping

    capital gain. Ada beberapa perusahaan yang

    lebih memilih tidak membayarkan dividen dan

    malah menahan kasnya untuk keperluan lain.

    Bagian lain yang tidak dibagikan akan

    diinvestasikan kembali ke perusahaan. Maka

    dari itu, pembayaran dividen akan diukur

    dengan menggunakan dummy variabel.

    Perusahaan yang membayar dividen biasanya

    membuat cadangan kas untuk membayar

    dividen. Selain itu, perusahaan yang memiliki

    hubungan baik dengan bank biasanya mudah

    mendapatkan akses pinjaman (Jinkar, 2013).

    Modal Kerja Bersih

    Terdapat dua konsep utama modal kerja,

    yaitu modal kerja bersih dan modal kerja kotor.

    Jika seorang akuntan menggunakan istilah

    modal kerja, pada umumnya ia mengacu pada

    modal kerja bersih, yaitu perbedaan jumlah

    aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep

    ini merupakan ukuran sampai sejauh mana

    perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas.

    Para analis keuangan, di lain sisi, mengacu

    kepada aktiva lancar jika berbicara tentang

    modal kerja. Dengan demikian, fokus para

    analis keuangan adalah modal kerja kotor (Van

    Horne dan Wachowicz, 2006:214).

    Market to Book Value Ratio

    Rasio nilai pasar (market value ratio)

    berhubungan dengan harga saham perusahaan.

    Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai

    bukunya memberikan indikasi pandangan

    investor atas perusahaan. Perusahaan yang

    dipandang baik oleh perusahaan (yang artinya

    perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman

    serta terus mengalami pertumbuhan) dijual

    dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi

    dibandingkan perusahaan dengan pengembalian

    yang rendah (Brigham dan Houston, 2010:151).

    Siklus Konversi Kas

    Perusahaan umumnya mengikuti sebuah

    siklus di mana perusahaan membeli persediaan,

    menjual barang dagangan secara kredit, dan

    kemudian menagihkan piutangnya. Model ini

    menggunakan beberapa istilah sebagai berikut

    (Brigham dan Houston, 2006:132):

    1. Periode konversi persediaan, adalah rata-

    rata waktu yang dibutuhkan untuk

    mengonversi bahan baku menjadi barang

    jadi dan kemudian menjual barang tersebut.

    2. Periode penerimaan piutang, adalah rata-

    rata waktu yang dibutuhkan untuk

    mengonversi piutang menjadi kas.

    3. Periode penangguhan utang, adalah rata-rata

    waktu yang dibutuhkan untuk membeli

    bahan baku, tenaga kerja serta

    pembayarannya.

    Model Penelitian

    Model penelitian dalam penelitian ini dapat

    digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 1

    Model Penelitian

    Ket: Pengaruh secara parsial

    Pengaruh secara simultan

    Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis yang

    digambarkan, maka dapat diajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    Pembayaran Dividen

    Modal Kerja Bersih

    M/BV Ratio

    Siklus Konversi Kas

    (X7)

    Penahanan Kas

    Financial Leverage

    Ukuran Perusahaan

    Arus Kas

  • 6

    H1 : Arus kas, ukuran perusahaan, financial

    leverage, pembayaran dividen, modal

    kerja bersih, market to book value ratio,

    dan siklus konversi kas berpengaruh

    secara simultan terhadap penahanan kas.

    H2 : Arus kas berpengaruh terhadap

    penahanan kas.

    H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    H4 : Financial leverage berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    H5 : Pembayaran dividen berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    H6 : Modal kerja bersih berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    H7 : Market to book value ratio

    berpengaruh terhadap penahanan kas.

    H8 : Siklus konversi kas berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini tergolong pada

    penelitian kuantitatif, data kuantitatif adalah

    data yang berbentuk angka/data kualitatif yang

    diangkakan (Sugiyono, 2010: 23).

    Populasi dan Sampel

    Populasi

    Populasi data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah perusahaan sektor

    consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia periode 2011-2013. Dari populasi

    sebanyak 38 perusahaan, kemudian diperoleh

    sampel sebanyak 29 perusahaan.

    Sampel

    Metode pengambilan sampel yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah

    purposive sampling. Adapun yang menjadi

    kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

    (a) Termasuk perusahaan go public sektor

    consumer goods di BEI periode 2011-2013,

    (b) Perusahaan yang menerbitkan laporan

    keuangan (audited) per 31 Des (12 bulan),

    (c) Perusahaan yang juga menerbitkan laporan

    keuangan (audited) tahun 2010, karena dalam

    pengukuran variabel independen dalam

    penelitian ini, dibutuhkan data sebelum periode

    pengamatan, yaitu setahun sebelum 2011.

    Objek Penelitian

    Objek yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah arus kas, ukuran perusahaan,

    financial leverage, pembayaran dividen, modal

    kerja bersih, market to book value ratio, siklus

    konversi kas, dan juga penahanan kas pada

    perusahaan sektor consumer goods di BEI

    Tahun 2011-2013.

    Jenis dan Sumber Data

    Data yang dikumpulkan untuk penelitian

    ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

    website BEI dan dunia investasi. Data yang

    dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh

    dari laporan keuangan pada perusahaan

    consumer goods yang terdaftar di BEI selama 4

    tahun sejak 2010-2013. Data tahun 2010 hanya

    dijadikan sebagai tahun perbandingan saja.

    Identifikasi Variabel

    1. Variabel Dependen

    Variabel terikat atau variabel dependen

    merupakan variabel yang menjadi perhatian

    utama peneliti. Dalam penelitian ini, variabel

    dependennya adalah penahanan kas.

    2. Variabel Independen

    Variabel independen atau variabel bebas

    adalah variabel yang mempengaruhi variabel

    terikat, entah secara positif atau negatif.

    Variabel-variabel independen di penelitian ini,

    yaitu: arus kas, ukuran perusahaan, financial

    leverage, pembayaran dividen, modal kerja

    bersih, market to book value ratio, dan siklus

    konversi kas.

    Definisi Operasional Variabel

    1. Penahanan Kas

    Kas merupakan aset yang tidak

    menghasilkan tingkat keuntungan. Karena itu

  • 7

    penahanan kas yang terlalu tinggi akan

    cenderung menurunkan produktivitas. Tetapi

    penahanan kas yang terlalu kecil akan

    meningkatkan risiko likuiditas, yaitu risiko

    perusahaan yang tidak bisa mendanai

    aktivitasnya (Mamduh, 2011:539):

    Penahanan Kas = Kas / Total Aset

    2. Arus Kas

    Arus kas merupakan jumlah kas yang

    keluar dan masuk perusahaan karena kegiatan

    operasional dari perusahaan (Mamduh,

    2011:33). Brigham dan Houston (2010: 96)

    mengukur arus kas menggunakaan:

    Arus Kas = ((Laba Bersih setelah Pajak +

    Penyusutan) / Total Aset)

    3. Ukuran Perusahaan

    Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008

    tentang UMKM, ukuran perusahaan merupakan

    skala perusahaan yang dikelompokkan menjadi

    4 jenis, yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha

    menengah, dan usaha besar. Skala perusahaan

    dikelompokkan berdasarkan kekayaan bersih

    yang dimilikinya atau berdasarkan hasil

    penjualan tahunan yang diperoleh.

    Ukuran Perusahaan = Log Total Aset

    4. Financial Leverage

    Leverage merupakan rasio hutang

    terhadap total aset. Rasio ini menekankan

    pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan

    dengan jalan menunjukkan persentase aktiva

    perusahaan yang didukung oleh pendanaan

    hutang (Van Horne dan Wachowicz, 2006:138):

    Financial Lev. = Total Hutang / Total Aset

    5. Pembayaran Dividen

    Dividen merupakan kompensasi yang

    diterima oleh pemegang saham, di samping

    capital gain.

    Pembayaran Dividen= Dummy Variabel

    (1=perusahaan yang membayar dividen dan

    0=perusahaan yang tidak membayar)

    6. Modal Kerja Bersih

    Konsep ini merupakan ukuran sampai

    sejauh mana perusahaan dilindungi dari

    masalah likuiditas (Mamduh, 2011:519).

    Modal Kerja Bersih = ((Aset Lancar

    Kewajiban Lancar)/Total Aset)

    7. Market to Book Value Ratio

    Rasio harga pasar terhadap nilai buku

    ini memberikan indikasi bagi manajemen

    tentang bagaimana pandangan investor terhadap

    risiko dan prospek perusahaan di masa depan

    (Brigham dan Houston, 2010:150).

    Market to Book Value Ratio = Harga Pasar

    per Saham / Nilai Buku per Saham

    *Nilai buku per saham = ekuitas/jumlah saham

    beredar.

    8. Siklus Konversi Kas

    Perusahaan umumnya mengikuti sebuah

    siklus di mana perusahaan membeli persediaan,

    menjual barang dagangan secara kredit, dan

    kemudian menagihkan piutangnya. Siklus ini

    disebut siklus konversi kas (Brigham dan

    Houston, 2006:132):

    Siklus Konversi Kas = Logaritma (Days

    Inventory+Days Receivable Days Payable)

    *DI = Persediaan Rata-rata / (HPP / 365)

    *DR = Piutang Usaha Rata-rata/(Penjualan/365)

    *DP = Hutang Usaha Rata-rata / (HPP / 365)

    Metode Analisis

    Analisis Regresi

    Teknik analisis yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah regresi linear berganda dan

    menggunakan alat bantu SPSS 21.0.

    PK = + 1 AK + 2 UKU + 3 LEV + 4 DIV

    + 5 MKB + 6 MBV + 7 SKK +

    Dimana:

    PK = Penahanan Kas

    = Konstanta

    1 - 7 = Parameter Koefisien Regresi

    = Error

    AK = Arus Kas

  • 8

    UKU = Ukuran Perusahaan

    LEV = Financial Leverage

    DIV =Pembayaran Dividen

    MKB = Modal Kerja Bersih

    MBV = Market to Book Value Ratio

    SKK = Siklus Konversi Kas

    Uji Asumsi Klasik

    1. Uji Normalitas

    Pengujian normalitas data menggunakan

    Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S).

    a) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05, maka

    Ha diterima. Hal ini berarti data residual

    terdistribusi normal.

    2. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas dilakukan untuk

    mengetahui apakah ada korelasi yang tinggi

    antara variabel independen. Model regresi yang

    baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

    variabel independen. Peneliti menggunakan VIF

    (Variance Inflation Factors) sebagai

    indikatornya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10

    dan nilai Tolerance tidak kurang 0,1, maka

    model dapat dikatakan terbebas dari

    multikolinearitas (Sunjoyo dkk., 2013: 65).

    3. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi adalah untuk melihat

    apakah terjadi korelasi antara suatu periode t

    dengan periode sebelumnya (t-1). Uji ini hanya

    dilakukan pada data time series. Pengujian akan

    dilakukan menggunakan uji Run Test. Data

    dikatakan terbebas dari autokorelasi jika nilai

    signifikan di atas alpha 0,05 (Sunjoyo dkk.,

    2013:73).

    4. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas adalah untuk

    melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians

    dari residual satu ke pengamatan yang lain.

    Model regresi yang memenuhi persyaratan

    adalah homoskedastisitas. Deteksi

    heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

    metode scatterplot dengan memplotkan nilai

    ZPRED dengan SRESID. Model yang baik

    didapatkan jika tidak terjadi pola tertentu pada

    grafik, seperti mengumpul ditengah, menyempit

    kemudian melebar atau sebaliknya melebar

    kemudian menyempit (Sunjoyo dkk., 2013).

    Pengujian Hipotesis

    Uji Simultan (uji F)

    Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

    secara simultan variabel bebas terhadap variabel

    terikat dilakukan uji F. Dasar keputusan:

    1) Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak,

    Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima

    2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan):

    Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak,

    Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

    Uji Parsial (uji t)

    Untuk menguji secara parsial pengaruh

    variabel independen terhadap penahanan kas

    perusahaan. Dasar pengambilan keputusan:

    1) Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak,

    Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima

    2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan):

    Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak,

    Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

    Uji Koefisien Determinasi

    Koefisien Determinasi Simultan

    Koefisien determinasi simultan

    digunakan untuk melihat besarnya persentase

    variabel dependen dapat dijelaskan oleh

    variabel independen. Nilai dari koefisien

    determinasi simultan dapat dilihat dari nilai

    adjusted R2.

    Koefisien Determinasi Parsial

    Koefisien determinasi parsial digunakan

    untuk melihat besarnya pengaruh dari salah satu

    variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana

    variabel bebas lainnya dianggap konstan/tetap.

    Perhitungan dari koefisien determinasi parsial

  • 9

    adalah dengan mengkuadratkan hasil dari

    koefisien korelasi (r).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Statistik Deskriptif

    Tabel 1

    Hasil Statistik Deskriptif

    Sumber: Output SPSS 21

    Uji Asumsi Klasik

    Uji Normalitas

    Dalam penelitian ini, uji normalitas data

    dilakukan dengan menggunakan One Sample t-

    test Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian data

    uji normalitas:

    Tabel 2

    Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Unstandardized

    Residual

    N 87

    Normal Parametersa,b

    Mean 0,0000000

    Std.

    Deviatio

    n

    0,08332447

    Most Extreme

    Differences

    Absolute 0,072

    Positive 0,072

    Negative -0,053

    Kolmogorov-Smirnov Z 0,671

    Asymp. Sig. (2-tailed) 0,759

    Sumber: Output SPSS 21

    Hasil uji normalitas menunjukkan nilai

    Kormogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,671

    dengan nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0,759.

    Hasil ini menunjukkan bahwa nilai sig>0,05

    (0,759 > 0,05). Hal ini berarti data residual

    terdistribusi normal dan Ha diterima.

    Uji Multikolinearitas

    Hasil pengujian model regresi diperoleh

    nilai-nilai VIF untuk masing-masing variabel

    dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

    Tabel 3

    Uji Multikolinearitas

    Model Collinearity

    Statistics

    Keputusan

    Tolerance VIF

    1

    (Constant)

    Arus Kas 0,231 4,330 Tidak ada

    multikolinearitas

    Ukuran

    Perusahaan

    0,607 1,647 Tidak ada

    multikolinearitas

    Financial

    Leverage

    0,238 4,209 Tidak ada

    multikolinearitas

    Pembayaran

    Dividen

    0,485 2,061 Tidak ada

    multikolinearitas

    Modal Kerja

    Bersih

    0,481 2,080 Tidak ada

    multikolinearitas

    Market to Book

    Value Ratio

    0,320 3,121 Tidak ada

    multikolinearitas

    Siklus

    Konversi Kas

    0,711 1,407 Tidak ada

    multikolinearitas

    Sumber: Output SPSS 21

    Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa

    semua variabel independen memiliki nilai

    tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Maka dapat

    disimpulkan bahwa model regresi dalam

    penelitian ini telah terbebas dari masalah

    multikolinearitas.

    Uji Autokorelasi

    Dalam penelitian ini, uji autokorelasi

    dilakukan menggunakan uji run test. Berikut

    disajikan hasil uji run test pada tabel 4:

    Tabel 4

    Uji Autokorelasi Runs Test

    Unstandardized

    Residual

    Test Valuea -0,00699

    Cases < Test Value 43

    Cases >= Test Value 44

    Total Cases 87

    Number of Runs 40

    Z -0,969

    Asymp. Sig. (2-tailed) 0,332

    Sumber: Output SPSS 21

    Var. N Min Maks Mean Std.

    Deviation

    Y 87 0,0066 0,5003 0,1292 0,1276

    X1 87 -0,9482 0,4446 0,1301 0,1688

    X2 87 10,9416 13,8926 12,2137 0,7161

    X3 87 0,0651 1,8471 0,4348 0,2512

    X4 87 0,0000 1,0000 0,5517 0,5002

    X5 87 -0,2085 0,7294 0,3285 0,2187

    X6 87 -0,2916 46,6264 4,6161 8,0271

    X7 87 0,6289 4,4947 2,0130 0,4609

    N 87

  • 10

    Dari tabel 4.6. di atas, menunjukkan

    bahwa nilai signifikan uji run test sebesar 0,332

    yang berarti di atas signifikan 0,05 (0,332 >

    0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai residual

    acak atau random, sehingga dapat disimpulkan

    bahwa penelitian ini tidak terjadi autokorelasi

    antar nilai residual.

    Uji Heteroskedastisitas

    Gambar 2

    Uji Heteroskedastisitas

    Sumber: Output SPSS 21

    Gambar uji scatterplot di atas

    menunjukkan bahwa data sampel tersebar

    secara acak dan tidak membentuk suatu pola

    tertentu. Data tersebar baik di atas maupun di

    bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini

    menunjukkan tidak terdapat heteroskedastisitas

    dalam model regresi yang digunakan sehingga

    layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke

    pengujian hipotesis.

    Analisis Regresi

    Persamaan regresi yang digunakan adalah:

    PK = + 1 AK + 2 UKU + 3 LEV + 4 DIV

    + 5 MKB + 6 MBV + 7 SKK +

    Model persamaan regresi penelitian ini adalah:

    PK = 0,038 + 0,317 AK + 0,002 UKU +

    0,112 LEV + 0,046 DIV + 0,396 MKB

    0,004 MBV 0,077 SKK +

    Pengujian Hipotesis

    Uji Simultan (Uji F)

    Hasil uji statistik F berikut:

    Tabel 5

    Uji Simultan (Uji F) ANOVA

    a

    Model Sum of

    Squares

    df Mean

    Square

    F Sig.

    1

    Regression 0,805 7 0,115 15,208 0,000b

    Residual 0,597 79 0,008

    Total 1,402 86

    Sumber: Output SPSS 21

    Tabel 4.6. menunjukkan bahwa nilai

    signifikan sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih

    kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

    model yang diuji merupakan model yang baik

    dan menunjukkan bahwa H1 dapat diterima.

    Tabel 6

    Uji Simultan Berdasarkan F Tabel

    Df1;Df2 * Fhitung Ftabel Hasil

    Uji F Hasil

    7;79 15,208 2,13 15,208

    > 2,13 H1 diterima

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan tabel 6 diketahui Fhitung

    15,208 > Ftabel 2,13 maka H1 diterima.

    Uji Parsial (uji t)

    Hasil uji t masing-masing variabel

    independen terhadap variabel dependen dapat

    dilihat pada tabel 7 berikut:

    Tabel 7

    Uji Parsial (Uji t)

    Sumber: Pengolahan data dengan SPSS 21

    Model Sig.

    1

    (Constant) 0,854

    Arus Kas 0,008

    Ukuran Perusahaan 0,920

    Financial Leverage 0,149

    Pembayaran Dividen 0,094

    Modal Kerja Bersih 0,000

    Market to Book Value Ratio 0,044

    Siklus Konversi Kas 0,002

  • 11

    Berdasarkan tabel pengujian parsial di

    atas, terdapat 4 variabel independen yang

    berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu

    arus kas, modal kerja bersih, market to book

    value ratio, dan siklus konversi kas karena

    memiliki nilai signifikan kurang dari 5% (0,05)

    yaitu 0,008. 0,000, 0,044, dan 0,002.

    Tabel 8

    Uji Parsial Berdasarkan t Tabel

    Variabel thitung *ttabel Hasil

    Arus Kas 2,741 1,9917 H2 diterima

    Ukuran Perusahaan 0,101 1,9917 H3 ditolak

    Financial Leverage 1,458 1,9917 H4 ditolak

    Pembayaran Dividen 1,693 1,9917 H5 ditolak

    Modal Kerja Bersih 6,413 1,9917 H6 diterima

    Market to Book Value

    Ratio

    -2,048 1,9917 H7 diterima

    Siklus Konversi Kas -3,186 1,9917 H8 diterima

    * 0,025 ; 76 (df)

    Sumber: Data diolah

    Berdasarkan tabel 4.9. diketahui ttabel

    adalah sebesar 1,9917 yang diperoleh dengan

    tingkat signifikan 0,025 (0,05/2) dan derajat

    kebebasan df 76. Dengan demikian, ada empat

    variabel independen yang berpengaruh terhadap

    penahanan kas, yaitu arus kas, modal kerja

    bersih, market to book value ratio, dan siklus

    konversi kas karena memiliki nilai thitung lebih

    besar daripada ttabel.

    Uji Koefisien Determinasi

    Koefisien Determinasi Simultan

    Tabel 9

    Koefisien Determinasi Simultan Model Summary

    b

    Model R R Square Adjusted

    R Square

    Std. Error of

    the Estimate

    1 0,758a 0,574 0,536 0,08693771

    Sumber: Pengolahan data dengan SPSS 21

    Nilai dari koefisien determinasi simultan

    dapat dilihat dari nilai adjusted R2. Nilai

    adjusted R square adalah sebesar 0,536, maka

    dapat disimpulkan bahwa variabel independen

    yang terdapat dalam model regresi dapat

    menjelaskan variabel dependen sebesar 53,60%,

    sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain

    yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

    Koefisien Determinasi Parsial

    Perhitungan dari koefisien determinasi

    parsial adalah dengan mengkuadratkan hasil

    dari koefisien korelasi (r). Korelasi antar

    variabel dalam penelitian ini disajikan dalam

    tabel 10 berikut:

    Tabel 10

    Korelasi Pearson

    Correlation

    Sig.

    (2-

    tailed)

    N

    Penahanan Kas 1 87

    Arus Kas 0,373 0,000 87

    Ukuran Perusahaan -0,014 0,896 87

    Financial Leverage -0,477 0,000 87

    Pembayaran Dividen 0,410 0,000 87

    Modal Kerja Bersih 0,645 0,000 87

    Market to Book Value

    Ratio

    -0,099 0,360 87

    Siklus Konversi Kas 0,053 0,623 87

    Sumber: Output SPSS 21

    Empat variabel yang dinyatakan

    berpengaruh berdasarkan pengujian parsial (uji

    t) sebelumnya, adalah arus kas, modal kerja

    bersih, market to book value ratio, dan siklus

    konversi kas. Berdasarkan tabel korelasi ini

    dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas

    berpengaruh signifikan terhadap penahanan kas

    sebesar 13,91% yang didapatkan dengan cara

    mengkuadratkan nilai korelasi (r) arus kas

    terhadap penahanan kas sebesar 0,373.

    Kemudian nilai signifikan (2-tailed) sebesar

    0,000, ini menunjukkan terjadinya hubungan

    yang signifikan dikarenakan lebih kecil dari

    0,05. Modal kerja bersih berpengaruh

    signifikan terhadap penahanan kas sebesar

    41,60% yang didapatkan dengan cara

    mengkuadratkan nilai korelasi (r) modal kerja

    bersih terhadap penahanan kas sebesar 0,645.

    Kemudian nilai signifikan (2-tailed) sebesar

    0,000, ini menunjukkan terjadinya hubungan

  • 12

    yang signifikan dikarenakan lebih kecil dari

    0,05. Market to book value ratio berpengaruh

    terhadap penahanan kas sebesar 0,98% yang

    didapatkan dengan cara mengkuadratkan nilai

    korelasi (r) market to book value ratio terhadap

    penahanan kas sebesar -0,99. Kemudian nilai

    signifikan (2-tailed) sebesar 0,360, ini

    menunjukkan tidak ada hubungan yang

    signifikan dikarenakan lebih besar dari 0,05.

    Siklus konversi kas berpengaruh terhadap

    penahanan kas sebesar 0,28% yang didapatkan

    dengan cara mengkuadratkan nilai korelasi (r)

    siklus konversi kas terhadap penahanan kas

    sebesar 0,053. Kemudian nilai signifikan (2-

    tailed) sebesar 0,623, ini menunjukkan tidak

    ada hubungan yang signifikan dikarenakan

    lebih besar dari 0,05.

    Pembahasan

    Pengaruh Arus Kas, Ukuran Perusahaan,

    Financial Leverage, Pembayaran Dividen,

    Modal Kerja Bersih, Market to Book Value

    Ratio, dan Siklus Konversi Kas secara

    Simultan terhadap Penahanan Kas

    Secara simultan, variabel-variabel

    independen berpengaruh signifikan terhadap

    variabel dependen. Ketujuh variabel independen

    yang terdapat dalam penelitian ini secara

    bersama-sama dapat menjelaskan variabel

    dependen sebesar 53,60%, sedangkan sisanya

    dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

    dimasukkan dalam model regresi.

    Pengaruh Arus Kas terhadap Penahanan

    Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh arus kas terhadap penahanan kas,

    dapat disimpulkan H2 diterima, arus kas

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    penahanan kas sebesar 13,91%. Jadi, semakin

    besar arus kas perusahaan maka penahanan

    kasnya semakin besar pula.

    Berdasarkan pecking order theory yang

    menyatakan bahwa perusahaan akan memegang

    kas dalam jumlah besar ketika memiliki cash

    flow tinggi, hal ini dikarenakan kecenderungan

    perusahaan untuk menggunakan sumber dana

    internal dibandingkan sumber dana eksternal

    (Myers dan Majluf, dalam mamduh, 2011:313).

    Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Fischer et al. (2014), Jinkar

    (2013), Ogundipe et al. (2012), Zhang (2011)

    dan Bates et al. (2009) yang menyatakan bahwa

    arus kas berpengaruh terhadap penahanan kas,

    perusahaan dengan arus kas yang tinggi

    menumpuk lebih banyak uang karena

    perusahaan tersebut dapat memiliki peluang

    investasi yang lebih baik. Jika arus kas

    perusahaan periode ini tinggi, maka perusahaan

    harus menahan kas dalam jumlah yang besar,

    karena kita belum tahu bagaimana arus kas

    perusahaan untuk periode selanjutnya, ini

    mencerminkan motif berjaga-jaga dalam

    menahan kas.

    Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

    Penahanan Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh ukuran perusahaan terhadap

    penahanan kas, dapat disimpulkan bahwa

    ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

    penahanan kas. Ini berarti H3 ditolak.

    Berdasarkan trade-off theory yang

    menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak

    menjadi penentu besarnya kas yang ditahan

    oleh perusahaan, karena perusahaan besar tidak

    harus menahan kas dalam jumlah banyak

    dikarenakan perusahaan besar akan lebih mudah

    mendapatkan pembiayaan hutang dari pihak

    luar. Hasil penelitian konsisten pula dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Ogundipe et al.

    (2012) yang menyatakan bahwa ukuran

    perusahaan tidak berpengaruh terhadap

    penahanan kas perusahaan.

  • 13

    Pengaruh Financial Leverage terhadap

    Penahanan Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh financial leverage terhadap

    penahanan kas, dapat disimpulkan bahwa

    financial leverage tidak berpengaruh terhadap

    penahanan kas. Ini berarti H4 ditolak.

    Berdasarkan trade-off theory yang

    menyatakan bahwa financial leverage tidak

    menjadi penentu besarnya kas yang ditahan

    oleh perusahaan, karena hutang yang banyak

    belum tentu kas yang dimilikinya sedikit. Selain

    itu, hutang yang tinggi memproksikan

    kemampuan perusahaan untuk menerbitkan

    hutang, perusahaan dapat menggunakan

    pinjaman sebagai pengganti kas. Hasil

    penelitian konsisten pula dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Aslam and Ahmad (2013),

    Gill and Shah (2012), dan Zhang (2011) yang

    menyatakan bahwa financial leverage tidak

    berpengaruh terhadap penahanan kas

    perusahaan.

    Pengaruh Pembayaran Dividen terhadap

    Penahanan Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh pembayaran dividen terhadap

    penahanan kas, dapat disimpulkan bahwa

    pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap

    penahanan kas. Ini berarti H5 ditolak.

    Berdasarkan trade-off theory yang

    menyatakan bahwa pembayaran dividen tidak

    menjadi penentu besarnya kas yang ditahan

    oleh perusahaan. Jika memang perusahaan ingin

    membagikan dividen, bisa saja perusahaan

    menyiasati dengan melakukan pinjaman

    terlebih dahulu, tidak harus tergantung dengan

    kas yang dimilikinya. Hasil penelitian konsisten

    pula dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Aslam and Ahmad (2013) dan Gill and Shah

    (2012) yang menyatakan bahwa pembayaran

    dividen tidak berpengaruh terhadap penahanan

    kas perusahaan.

    Pengaruh Modal Kerja Bersih terhadap

    Penahanan Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh modal kerja bersih terhadap

    penahanan kas, dapat disimpulkan H6 diterima,

    modal kerja bersih berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap penahanan kas sebesar

    41,60%. Jadi, semakin besar modal kerja bersih

    perusahaan maka penahanan kasnya semakin

    besar pula.

    Terdapat pengaruh antara modal kerja

    bersih dan penahanan kas. Rasionalisasi di balik

    argumen ini adalah modal kerja bersih

    didapatkan dari pengurangan antara aktiva

    lancar dan hutang lancar, apabila modal kerja

    bersih perusahaan besar, itu berarti

    menunjukkan posisi aktiva lancar perusahaan

    yang lebih besar daripada hutang lancarnya.

    Kas merupakan bagian dari aktiva lancar

    (modal kerja bersih), sehingga pada saat kas

    meningkat, modal kerja bersih juga meningkat.

    Ini sesuai dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Fischer et al. (2014), Jinkar

    (2013), Aslam and Ahmad (2013), Anjum and

    Malik (2013), William dan Fauzi (2013), dan

    Gill and Shah (2012) yang menyatakan bahwa

    modal kerja bersih berpengaruh terhadap

    penahanan kas, perusahaan dengan modal kerja

    bersih yang tinggi menumpuk lebih banyak kas.

    Pengaruh Market to Book Value Ratio

    terhadap Penahanan Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh market to book value ratio terhadap

    penahanan kas, dapat disimpulkan H7 diterima,

    market to book value ratio berpengaruh negatif

    dan tidak signifikan terhadap penahanan kas

    sebesar 0,98%. Jadi, semakin besar market to

    book value ratio perusahaan maka penahanan

    kasnya semakin sedikit.

    Rasio nilai pasar (market value ratio)

    berhubungan dengan harga saham perusahaan

    terhadap laba, arus kas, dan nilai buku

  • 14

    persahamnya. Rasio ini memberikan indikasi

    bagi manajemen tentang bagaimana pandangan

    investor terhadap risiko dan prospek perusahaan

    di masa depan (Brigham dan Houston,

    2010:150). Semakin tinggi prospek perusahaan

    di masa depan, perusahaan tidak harus menahan

    kas dalam jumlah yang banyak, dikarenakan

    mudahnya akses ke pasar modal dan lembaga

    pinjaman. Ini sesuai dengan hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Gill and Shah (2012) yang

    menyatakan bahwa market to book value ratio

    berpengaruh negatif terhadap penahanan kas,

    perusahaan dengan market to book value ratio

    yang tinggi menumpuk lebih sedikit kas.

    Pengaruh Siklus Konversi Kas terhadap

    Penahanan Kas

    Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t

    dan koefisien determinasi parsial) mengenai

    pengaruh siklus konversi kas terhadap

    penahanan kas, dapat disimpulkan H8 diterima,

    siklus konversi kas berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap penahanan kas sebesar

    0,28%. Jadi, semakin singkat siklus konversi

    kas perusahaan maka penahanan kasnya

    semakin tinggi.

    Perusahaan yang memiliki siklus

    konversi kas yang singkat, akan lebih baik jika

    tetap menahan kas dalam jumlah yang banyak,

    dikarenakan keadaan perusahaan di masa

    mendatang sulit diramalkan. Ini mencerminkan

    adanya motif berjaga-jaga dalam menahan kas.

    Ini sesuai dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Anjum and Malik (2013) dan

    William dan Fauzi (2013) yang menyatakan

    bahwa siklus konversi kas berpengaruh negatif

    terhadap penahanan kas, perusahaan dengan

    siklus konversi kas yang singkat menumpuk

    lebih banyak kas.

    PENUTUP

    Simpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan

    pembahasan yang telah dilakukan pada bab

    sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai

    berikut:

    1. Arus kas, ukuran perusahaan, financial

    leverage, pembagian dividen, modal kerja

    bersih, market to book value ratio, dan

    siklus konversi kas berpengaruh secara

    simultan terhadap penahanan kas

    perusahaan. Ketujuh variabel independen

    yang terdapat dalam penelitian ini secara

    bersama-sama dapat menjelaskan variabel

    dependen sebesar 53,60%, sedangkan

    sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang

    tidak dimasukkan dalam model regresi.

    2. Arus kas berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap penahanan kas sebesar 13,91%.

    3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    4. Financial leverage tidak berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    5. Pembagian dividen tidak berpengaruh

    terhadap penahanan kas.

    6. Modal kerja bersih berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap penahanan kas sebesar

    41,60%.

    7. Market to book value ratio berpengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap

    penahanan kas sebesar 0,98%.

    8. Siklus konversi kas berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap penahanan kas

    sebesar 0,28%.

    Keterbatasan

    Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian ini:

    1. Berdasarkan hasil penelitian ini,

    menghasilkan adjusted R square sebesar

    0,536 atau 53,60% terhadap penahanan kas

    perusahaan. Sehingga variabel-variabel arus

    kas, ukuran perusahaan, financial leverage,

    pembagian dividen, modal kerja bersih,

    market to book value ratio, dan siklus

    konversi kas dalam model ini hanya mampu

    menjelaskan variabel penahanan kas sebesar

    53,60% dan sisanya sebesar 46,40%

    dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

    dimasukkan dalam model penelitian ini.

  • 15

    2. Populasi dalam penelitian ini adalah

    perusahaan sektor consumer goods yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

    perusahaan dalam sektor ini masih

    tergolong sedikit, masih banyak lagi sektor

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia.

    3. Periode pengamatan hanya selama 3 tahun

    saja, yaitu 2011-2013.

    Saran

    Saran bagi peneliti selanjutnya adalah :

    1. Sebaiknya menambahkan variabel

    independen dalam model penelitian,

    misalnya sales growth dan profitabilitas.

    2. Sebaiknya memperluas area penelitian ke

    berbagai sektor yang ada di Bursa Efek

    Indonesia.

    3. Sebaiknya memperpanjang periode

    penelitian menjadi 5 tahun atau lebih,

    supaya dapat mencerminkan kondisi

    perusahaan dalam jangka panjang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anjum, S., and Malik, Qaisar Ali. 2013. Determinants of Corporate Liquidity An Analysis of

    Cash Holdings, IOSR Journal of Business and Management, Vol. 7, Issue 2.

    Aslam, M., A., and Ahmad, H., 2013. Cash Holdings in Pakistani Firms, International Journal

    of Management Science and Business Research, Vol. 3, Issue. 1.

    Bates, Thomas W., et al., 2009. Why Do U.S. Firms Hold So Much More Cash than They Used

    To?, The Journal of Finance, Vol. LXIV, NO. 5.

    Belkaoui, R.A., 2011. Accounting Theory, Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.

    Brigham, Eugene F., dan Houston, Joel F., 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi

    Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

    Brigham, Eugene F., dan Houston, Joel F., 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi

    Kesebelas. Jakarta: Salemba Empat.

    Daher, Mai, 2010. The Determinants of Cash Holdings in UK Public and Private Firms, Journal

    Department of Accounting and Finance Lancaster University, September 2010.

    Fischer et al., 2014. Cash Holdings of S&P Firms Over the Past Decade, Accounting and

    Finance Research, Vol. 3, No. 3.

    Gill, Amarjit, and Shah, Charul, 2012. Determinants of Corporate Cash Holdings: Evidence from

    Canada, International Journal of Economics and Finance, Vol. 4, No. 1.

    Jinkar, Rabecca Theresia. 2013. Analisa Faktor-faktor Penentu Kebijakan Cash Holdings

    Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Skripsi, Universitas Indonesia, Indonesia.

    Kim, Hyuna and Park, S., 2012. The Relation between Cash Holdings and R&D Expenditures

    According to Ownership Structure, Eurasian Business Review, Vol. 2, No. 2.

    Machfoedz, Mahmud, 2007, Pengantar Bisnis Modern, Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI.

    Mamduh Hanafi, 2011, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keempat. Yogyakarta:

    BPFE.

  • 16

    Ogundipe, Lawrencia O., et al., 2012. Cash Holdings and Firm Characteristics: Envidence From

    Nigerian Emerging Market, Journal of Business, Economics & Finance, Vol. 1, No. 2.

    Rahmawati, Zahrotul Auliya. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Cash Holdings

    pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

    Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 2, No. 2.

    Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

    Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian, Cetakan Keenam Belas. Bandung: Alfabeta.

    Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh. Bandung: Alfabeta.

    Sunjoyo dkk., 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0), Cetakan Kesatu.

    Bandung: Alfabeta.

    Syafrizaliadhi, Adhitya Dasha. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Cash Holdings

    pada Perusahaan Besar dan Perusahaan Kecil, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

    Van Horne, J. C., dan Wachowicz, John, M., 2006. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan,

    Penerjemah Heru Sutojo, Edisi Kesembilan. Jakarta: Salemba Empat.

    Wijaya, Anggita L., 2011. Perbedaan Cash Holdings pada Perusahaan dengan Leverage Tinggi

    dan Rendah, Jurnal Reviu Akuntansi, Vol. 1, No. 1.

    William, dan Fauzi, S., 2013. Analisis Pengaruh Growth Opportunity, Net Working Capital, dan

    Cash Conversion Cycle terhadap Cash Holdings Perusahaan Sektor Pertambangan, Jurnal

    Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 2.

    Zhang, Junli. 2011. The Relationship Between Working Capital Management and The Corporate

    Cash Holdings, Thesis, Masters Program in Accounting & Finance, University of Eastern

    Finland, Finlandia.

    Sumber Internet:

    Berita Satu, Rasio Dividen Plaza Indonesia 100%. http://www.beritasatu.com/emiten/182687-rasio-

    dividen-plaza-indonesia-100.html. diakses 19 Desember 2014.

    http://www.bi.go.id/id/kamus.aspx. diakses 22 November 2014.

    http://www.duniainvestasi.com/bei/sectors/industri_barang_konsumsi/. diakses 21 November 2014.

    http://www.idx.co.id/laporan-keuangandanlaporan-tahunan/html. diakses 21 November 2014.

    Okezone, 10 Merek Consumer Goods Terbaik di Indonesia.

    http://economy.okezone.com/read/2014/06/12/320/997782/10-merek-consumer-goods-

    terbaik-di-indonesia. diakses 21 November 2014.

    Okezone, Perusahaan Kaya, Saham Apple Cuma Naik

    22%.http://economy.okezone.com/read/2014/09/11/213/1037451/perusahaan-kaya-saham-

    apple-cuma-naik-22. diakses 21 November 2014.

    Sindonews, Arus Kas Pertamina Dinilai Buruk Selama Dipimpin Karen.

    http://ekbis.sindonews.com/read/899414/34/arus-kas-pertamina-dinilai-buruk-selama-

    dipimpin-karen-1410168069. diakses 21 November 2014.

    Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

    Vibiznews, Semen Baturaja Siap Bangun Pabrik Baru, Sahamnya Dapatkan Rebound.

    http://vibiznews.com/2014/10/09/semen-baturaja-siap-bangun-pabrik-baru-sahamnya-

    dapatkan-rebound/. diakses 23 November 2014.

    http://www.beritasatu.com/emiten/182687-rasio-dividen-plaza-indonesia-100.htmlhttp://www.beritasatu.com/emiten/182687-rasio-dividen-plaza-indonesia-100.htmlhttp://www.bi.go.id/id/kamus.aspx.%20diakses%2022%20November%202014http://www.duniainvestasi.com/bei/sectors/industri_barang_konsumsi/http://www.idx.co.id/laporan-keuangandanlaporan-tahunan/html.%20diakses%2021%20November%202014http://economy.okezone.com/read/2014/06/12/320/997782/10-merek-consumer-goods-terbaik-di-indonesiahttp://economy.okezone.com/read/2014/06/12/320/997782/10-merek-consumer-goods-terbaik-di-indonesiahttp://economy.okezone.com/read/2014/09/11/213/1037451/perusahaan-kaya-saham-apple-cuma-naik-22http://economy.okezone.com/read/2014/09/11/213/1037451/perusahaan-kaya-saham-apple-cuma-naik-22http://ekbis.sindonews.com/read/899414/34/arus-kas-pertamina-dinilai-buruk-selama-dipimpin-karen-1410168069.%20diakses%2021%20November%202014http://ekbis.sindonews.com/read/899414/34/arus-kas-pertamina-dinilai-buruk-selama-dipimpin-karen-1410168069.%20diakses%2021%20November%202014http://vibiznews.com/2014/10/09/semen-baturaja-siap-bangun-pabrik-baru-sahamnya-dapatkan-rebound/http://vibiznews.com/2014/10/09/semen-baturaja-siap-bangun-pabrik-baru-sahamnya-dapatkan-rebound/