JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

16

Transcript of JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Page 1: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA
Page 2: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

ii

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume 2, Nomor 2, Mei 2017, hal. 1-90

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika (JIMPMat) Unsyiah adalah jurnal elektronik yang berfungsi sebagai wadah untuk publikasi hasil penelitian mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Unsyiah. Artikel yang ditulis oleh mahasiswa bersama dosen pembimbingnya ini diterbitkan setelah melalui proses review oleh reviewer dan editor JIMPMat. JIMPMat Unsyiah ini diterbitkan 4 (empat) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Ketua Penyunting Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd.

Wakil Ketua Penyunting

Cut Khairunnisak, S.Pd., M.Sc.

Penyunting Pelaksana Dr. M Ikhsan, M.Pd.

Dr. Anwar, M.Pd. Drs. Salasi R., M.Pd.

Dra. Tuti Zubaidah, M.Pd.

Pelaksana Tata Usaha Iwannitona, S.Pd., M.Pd.

Abdullah, S.Pd. Mela Mariana, S.Pd.

Diterbitkan oleh: Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Alamat Redaksi: Gedung Lama FKIP Unsyiah, Lantai 2 Jalan Tgk Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala 23111 Banda Aceh, Provinsi Aceh Telepon 085277004845

Homepage: http://www.jim.unsyiah.ac.id/pendidikan-matematika/index. E-mail: [email protected]

Page 3: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

iii

DAFTAR ISI

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika (JIMPMat)

Vol.2, No.2, Mei 2017

Halaman

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry based Learning pada Materi Teorema

Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 2 Darul Imarah

(Widia Merjia Rova, Bintang Zaura, dan Mukhlis Hidayat)

1-8

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele di Kelas IX SMP Negeri 1 Banda Aceh (Muhammad Rizqi Musa, M. Ikhsan, dan Bintang Zaura)

9-17

Analisis Kemampuan Siswa Berpikir Kritis Matematika pada Materi Kubus dan

Balok di Kelas VIII SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh

(Ismianti, Johan Yunus, dan Khairul Umam)

18-24

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika

Realistik pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh

(Nur Dewi, Rahmah Johar, dan Tuti Zubaidah)

25-37

Kualitas Soal dan Ketuntasan Belajar Matematika Kelas VII Semester I SMP

Negeri 6 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016

(Glisyando, Salasi, dan Yuhasriati)

38-44

Hasil Belajar Siswa melalui Model Problem based Learning pada Materi Relasi

dan Fungsi

(Jumratul aini, Suryawati, dan Khairul Umam)

45-55

Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Materi

Pecahan di Kelas VII MTsN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2016/2017

(Deni Suryanda, Suryawati, dan Erni Maidiyah)

55-66

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pendekatan Resource based

Learning di Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh

(Mauliza Rizsky, Salasi, dan M. Ikhsan)

67-74

Kualitas Tes dan Penguasaan Materi Matematika Siswa pada Ujian Semester

Ganjil Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2016/2017

(Sabar Ibnu Muarief, Salasi, dan Yuhasriati)

75-80

Analisis Kesalahan Siswa menurut Newman dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Matematika Materi Aljabar Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh

(Putri Purnama Sari, M. Hasbi, dan Khairul Umam)

81-90

Page 4: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika

Volume 2, Nomor 2, Hal 25-37

Mei 2017

25

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

melalui Pendekatan Matematika Realistik

pada Materi Perbandingan di Kelas VII

SMP Negeri 6 Banda Aceh

Nur Dewi*, Rahmah Johar, dan Tuti Zubaidah

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah

*E-Mail: [email protected]

Abstrak

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, oleh karena itu matematika diajarkan dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit siswa beraggapan bahwa

matematika itu sulit dipahami. Ketika siswa dihadapkan pada masalah berbentuk

cerita dalam bentuk matematika dan sifatnya tidak rutin yang membutuhkan

kemampuan pemecahan masalah siswa cenderung tidak dapat menyelesaikannya.

Salah satu alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

yaitu dengan menerapkan pendekatan matematika realistik. Pendekatan matematika

realistik adalah pendekatan yang proses belajarnya memanfaatkan masalah-

masalah matematika yang nyata (real), siswa dapat terlibat dalam proses

pembelajaran secara bermakna dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri

berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya yang menjadi hal yang sangat

mendasar dalam pengembangan permasalahan yang realistik. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa

malalui pendekatan realistik pada materi perbandingan. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian yaitu pre-experimental design, yaitu one-group pretest and posttest

group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Banda

Aceh sedangkan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, dimana

kelas yang dipilih adalah kelas VIII7 dengan jumlah siswa 28 orang. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan tes yaitu pretest (tes awal) dan postest (tes

akhir), sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t. Simpulan

penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP

Negeri 6 Banda Aceh.

Kata kunci: Pemecahan masalah, pendekatan matematika realistik, perbandingan

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu yang mendasari pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu pembelajaran matematika diajarkan dari

Page 5: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

26 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pada pembelajaran matematika siswa

diharapkan mampu memecahkan masalah karena kemampuan pemecahan masalah

merupakan bagian dari kurikulum matematika. Masalah yang dimaksud adalah

masalah yang berbentuk cerita dalam bentuk matematika yang sifatnya tidak rutin.

Namun pada kenyataannya kemampuan pemecahan masalah masih kurang

dikuasai siswa dan masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Soedjadi (dalam

Johar 2009:2) hal ini terjadi karena, “Kebiasaan urutan sajian pembelajaran

matematika selama ini di sekolah sebagai berikut: (1) diajarkan

teori/definisi/teorema, (2) diberikan contoh-contoh, (3) diberikan latihan soal.

Pembelajaran tidak diawali dengan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari

hari siswa”. Akibatnya siswa menirukan saja apa yang diajarkan oleh guru, dan

terjadi proses penghafalan prosedur atau konsep, pemahaman konsep matematika

rendah, sehingga apabila dihadapkan terhadap permasalahan yang tidak rutin atau

kompleks maka siswa cenderung tidak dapat menyelesaikan masalah. Oleh karena

diperlukan pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu

dengan Pendekatan Matematika Reaslistik (PMR).

Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang proses belajarnya

memanfaatkan masalah-masalah matematika yang nyata (real), siswa dapat terlibat

dalam proses pembelajaran secara bermakna dan berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah secara

mandiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya yang menjadi hal yang

sangat mendasar dalam pengembangan permasalahan yang realistik. Menurut

Treffers (dalam Wijaya, 2012:21) “Salah satu karakteristik dari RME digunakan

sebagai titik awal pembelajaran matematika terkait dengan masalah kehidupan

sehari-hari siswa (masalah kontekstual), dalam hal ini tidak mesti hanya berupa

masalah yang nyata akan tetapi boleh juga situasi yang lain selama hal tersebut

bermakna dan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa, sedangkan karakteristik

lainnya adalah menggunakan kontribusi siswa, interaktivitas dan keterkaitan

dengan topik lain”. Dengan begitu siswa akan diasah dengan berbagai kemampuan.

Kemampuan-kemampuan siswa yang dapat diasah dalam pembelajaran dengan

pendekatan matematika realistik antara lain kemampuan pemecahan masalah.

Page 6: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Nur Dewi, dkk. 27

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendekatan matematika

realistik pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pendekatan

matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh?. Tujuan yang

ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan

pemecahan masalah siswa melalui pendekatan matematika reaslitik pada materi

perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh.

LANDASAN TEORI

Dalam kehidupan kita tidak pernah jauh dari kata belajar dan pembelajaran.

Belajar merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, sikap

maupun ketrampilan yang telah diperoleh dari bahan yang telah dipelajari.

Seseorang dikatakan telah belajar jika dia dapat menunjukkan perubahan

prilakunya. Dalam hal ini belajar akan tercipta dikarenakan suatu pengalaman dan

pengetahuan baru terhadap pengalaman tersebut. Belajar dan pembelajaran

memiliki konsep yang saling berkaitan. “Pembelajaran adalah suatu upaya yang

dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk mendidik dan membelajarkan

siswa yang belajar” (Ruhimat, dkk 2011:128). Pembelajaran dapat diartikan sebagai

upaya yang meningkatkan siswa dalam belajar. Namun dalam belajar dan

pembelajaran pasti sering dijumpai suatu masalah. Sebuah masalah memiliki peran

yang sangat kuat dalam kehidupan kita. Begitupun dipembelajaran matematika

masalah sangat erat kaitannya dengan pembelajaran matematika. Namun perlu

diketahui Afgani (2011:428) mengemukakan “Tidak semua masalah yang kita

hadapi dalam kehidupan sehari-hari merupakan masalah dan dapat dimatematisasi”.

Pemecahan masalah harus diawali dengan menghadirkan siswa pada

masalah yang diperoleh dari dunia nyata yang sesuai dengan pemikiran siswa

tersebut. Suherman dkk. (dalam Husna, dkk 2013:83) mengatakan “Suatu masalah

biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya

Page 7: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

28 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk

menyelesaikannya”. Oleh karena itu jika suatu masalah diberikan kepada seseorang

dan dengan mudah dapat segera diselesaikan dan langsung menemukan jawaban

maka masalah tersebut bukanlah masalah yang sebenarnya. Masalah yang

sebenarnya itu adalah masalah yang tidak rutin dan kompleks yang akan membuat

seseorang tertarik untuk mengetahui penyelesaiannya, tetapi strategi

penyelesaiaanya tidak langsung tersedia. Sedangkan kemampuan pemecahan

masalah adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang, karena setiap

orang pasti memiliki masalah dan masalah itu harus diselesaikan sendir. Jadi

kemampuan pemecahan masalah merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki

oleh setiap manusia.

Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat diukur melalui

kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan

langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (dalam Husna, dkk 2013:84)

yaitu: “(1) memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah, (3)

melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan (4) melakukan pengecekan

kembali, dengan alasan strategi tersebut umum digunakan”.

Mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah bagi siswa, maka

diharapkan guru mampu membangkitkan kemampuan pemecahan masalah siswa-

siswanya. Oleh sebab itu, pendekatan matematika realistik merupakan salah satu

pendekatan yang cocok digunakan. Karena pendekatan ini menekankan pada

konsep Freudenthal dengan berlandaskan pada filosofi matematika sebagai

aktivitas manusia (mathematics as human activity). Menurutnya bahwa matematika

sebaiknya tidak diberikan kepada siswa sebagai produk yang siap jadi, melainkan

suatu bentuk kegiatan dalam mengkonstruksi konsep matematika. Kebermaknaan

suatu konsep matematika sangatlah penting dan menjadi landasan utama dari

Pendekatan Matematika Realistik. Ini sejalan dengan pernyataan Freudenthal

(dalam Wijaya, 2012:20) “Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan

yang dipelajari akan bermakna bagi siswa”. Maka untuk itu pembelajarannya

haruslah menggunakan permasalah realistik. Karena melalui masalah realistik

diharapkan kepada siswa dapat berpeluang untuk menjawab masalah sesuai dengan

Page 8: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Nur Dewi, dkk. 29

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

hasil pegamatan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri sehingga kesan yang mereka

terima lebih baik dan lebih lama diingat, selain itu pendekatan ini juga menekankan

ketrampilan berdiskusi, berkolaborasi, beragumentasi dan mencari simpulan

dengan teman sekelas. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendekatan matematika

realistik yang dikemukakan oleh Treffers (Wijaya, 2012:21) yaitu (1)

menggunakan masalah yang kontekstual adalah konteks atau disebut juga

permasalah realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika.

Dengan penggunaan konteks, siswa diharapkan dapat terlibat secara aktif

untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa

tersebut tidak hanya bertujuan untuk menentukan jawaban akhir dari permasalahan

yang diberikan,tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi

penyelesaian masalah yang bisa digunakan. (2) menggunakan model maksudnya

adalah dalam pendekatan ini model yang digunakan adalah model yang

dikembangkan sendiri oleh siswa dari situasi yang sebenarnya. Penggunaan model

berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit

menuju pengetahuan matematika tingkat formal. (3) menggunakan kontribusi

siswa, dalam hal ini Siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan strategi

pemecahan masalah sehingga akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja

dan kontribusi siswa tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan konsep

matematika. Karekteristik ini tidak hanya bermamfaat bagi siswa dalam memahami

konsep tetapi sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam

matematika. (4) interaktivitas, yaitu pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran

matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif

siswa secara simultan. Proses belajar siswa akan terasa lebih singkat dan bermakna

ketika saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Lebih lanjut,

interaksi sosial dalam matematika realistik menjadi perhatian utama karena

perkembangan kognitif seorang individu merupakan suatu hasil dari komunikasi

dalam kelompok sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

(5) keterkaitan dengan topik lainnya maksudnya adalah banyak konsep-konsep

dalam matematika yang memiliki keterkaitan. Maka oleh sebab itu maka konsep

matematika tidak dikenalkan secara terpisah kepada siswa. Dengan pendekatan

Page 9: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

30 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

matematika realistik ditempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal

yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran yang melalui keterkaitan

ini, diharapkan suatu pembelajaran matematika dapat mengenalkan dan

membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan (walau ada

konsep yang lebih dominan).

Kegiatan di atas mengandung arti bahwa siswa diberi kesempatan

mendeskripsikan, menginterprestasikan dan mencari strategi yang sesuai dengan

cara ini siswa diharapkan menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu soal atau

masalah yang diberikan kepada mereka, sehingga keaktifan siswa lebih di

utamakan sementara guru hanya sebagai fasilitator. Kaitannya dengan matematika

sebagai kegiatan manusia adalah siswa harus diberikan kesempatan sebanyak-

banyaknya dan seluas-luasnya untuk menemukan kembali konsep matematika

secara mandiri sebagai akibat dari pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan

realitas. Setelah menemukan konsep-konsep matematika, siswa menggunakannya

untuk menyelesaikan masalah konstektual sabagai aplikasi untuk memperkuat

pemahaman konsep pada dunia nyata (real).

Materi perbandingan adalah materi yang diajarkan di SMP kelas VII

semester 1. Materi ini adalah materi yang sering diaggap sulit karena di dalamnya

mengandung unsur pemecahan masalah dan soalnya berbentuk cerita dalam bentuk

matematika.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

dengan rancangan penelitian adalah pre-experimental design (nondesigns) dengan jenis

one-group pretest dan posttest group. Arikunto (2010:124) mengemukan bahwa dalam

desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen yang disebut

pretest dan sesudah eksperimen yang disebut posttest. Pretest dilakukan sebelum diberi

perlakuan sehingga dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena

dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 10: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Nur Dewi, dkk. 31

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan)

X : Perlakuan (Penerapan Pendekatan Matematika Realistik)

O2 : Posttest ( setelah diberi perlakuan)

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh

sedangkan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, dimana kelas yang

dipilih adalah kelas VIII7 dengan jumlah siswa 28 orang.

Instrumen pada penelitian ini adalah yaitu pretest (tes awal) dan postest (tes akhir),

tes digunakan untuk mendapat data peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa

pada materi perbandingan sebelum dan sesudah pendekatan matematika realistik

diterapkan. Tes berbentuk uraian dengan 5 butir soal. Tes awal (pretest) dilaksanakan

sebelum diterapkan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik sedangkan tes

akhir (posttest) dilaksanakan setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan

matematika realistik. peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui

pendekatan matematika realistik dapat diketahui melalui selisih antara nilai postest dengan

nilai pretest yang kemudian data akan diolah dengan pengolahan statistik menggunakan

uji-t.

Selanjutnya data akan diuji dengan uji normalitas sebaran data sebagai persyaratan

uji-t, data harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis harus

dilakukan uji normalitas sebaran data. Pengujian normalitas data diperlukan untuk

mengetahui apakah data yang telah diperoleh dari data tes siswa berdistribusi normal atau

tidak.

Untuk menguji normalitas data, digunakan statistik chi-kuadrat seperti yang

dikemukakan Sudjana (2005:273) sebagai berikut:

𝜒2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2

𝐸𝑖

𝑘

𝑖=1

Keterangan :

𝜒2 = Statistik Chi-kuadrat

𝑂𝑖= Frekuensi pengamatan

E i = Frekuensi yang diharapkan

Page 11: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

32 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

Setelah data diuji normalitasnya, selanjutnya data dilakukan uji hipotesis.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t pihak kanan, dengan taraf

signifikan (α) = 0,05. Menurut Sudjana (2005 : 242) rumus uji-t adalah :

t = �̅�

𝑆𝐵 / √𝑛

�̅� = nilai rata-rata B

SB = nilai standar deviasi dari B

n = banyak data

Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji pihak kanan dengan taraf signifikan α=0,05.

Adapun rumusan hipotesis terhadap permasalahan ini adalah sebagai berikut:

H0 : µB = 0 (Pendekatan matematika realistik tidak dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri

6 Banda Aceh.)

H1 : µB > 0 (Pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri

6 Banda Aceh.)

µB = perbedaan rata – rata populasi

Karena uji hipotesis yang digunakan adalah uji pihak kanan, menurut Sudjana

(2005:244), kriteria pengujian yang belaku jika data berdistribusi normal adalah tolak H0

jika t ≥ t 1-α dimana t 1-α di dapat dari daftar distribusi Student dengan derajat kebebasan

dk = (n – 1) dan peluang (1 – α). Dalam hal lain H0 diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan, diperoleh nilai

kemampuan pemecahan masalah melalui pendekatan matematika realistik kepada

28 siswa sebagai berikut.

a. Nilai Pretest Siswa Kelas VII7 SMP Negeri 6 Banda Aceh

5 64 42 60 50 70 60 15 70 44

75 70 50 35 72 35 10 70 68 38

40 58 60 70 72 50 40 54

Page 12: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Nur Dewi, dkk. 33

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

b. Nilai Postest Siswa Kelas VII7 SMP Negeri 6 Banda Aceh

20 70 30 85 55 100 80 34 84 70

95 78 68 52 92 75 37 80 96 52

72 76 60 78 75 31 70 85

Dalam penelitian ini, data yang di uji dengan statistik uji-t berpedoman pada

kriteria: terima H0 jika thitung < ttabel dan tolak Ho jika thitung > ttabel. Dengan derajat

kebebasan dk = n-1 dan peluang (1-α).

Berdasarkan perhitungan didapat rata-rata beda kelas VII7 (�̅�)=16.18, (SB)

=13.32 dan n = 28. Maka perhitungan dilakukan dengan statistik uji-t adalah

sebagai berikut:

t nS

B

B /

t = 28/31.13

18.16

t = 29.5/31.13

18.16

t = 29.5/31.13

18.16

t = 52.2

18.16

t = 42.6

Berdasarkan perhitungan dengan statistik uji-t di atas diperoleh t = 6.42

dengan taraf signifikan α = 0.05 dan banyak kelas interval k = 6 maka derajat

kebebasan, dk= (n-1) = 28-1 = 27. Dari daftar distribusi t diperoleh nilai dk = 27

yaitu t(0.95)(27) = 1.70. oleh karena thitung > ttabel yaitu 6.42 > 1.70. Dengan demikian

hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yaitu melalui pendekatan matematika realistik

apat meningkatakan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi

perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh.

Page 13: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

34 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

Berdasarkan hasil penelitian terhadap peningkatan kemampuan pemecahan

masalah siswa pada materi perbandingan telah diketahui bahwa melalui pendekatan

pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Sejalan dengan itu, penelitian dengan menggunakan pendekatan

matematika realistik mendapat sambutan yang luar biasa dari siswa dalam proses

belajar mengajar, karena menurut siswa masalah yang disajikan merupakan

masalah yang sering mereka temukan di dalam kehidupan (masalah konstektual),

kemudian masalah (soal) yang diberikan memungkinkan siswa memikirkan lebih

satu jawaban, sehingga siswa sangat bersemangat memikirkan berbagai strategi

penyelesaian mereka juga belajar terus menerus dan semangat untuk memikirkan

penyelesaian masalah (soal) tidak pernah menurun.

Lamanya waktu yang diberikan untuk mengerjakan LKS disesuaikan dengan

jumlah soal dan tingkat kerumitan soal. Biasanya waktu yang diberikan dua

puluh menit. Namun, masih ada siswa yang masih kurang memiliki kemampuan

membuat pemodelan matematika dari contoh dalam kehidupan sehari-hari serta

menggunakan pemodelan tersebut untuk menyelesaikan soal-soal lain yang

berkaitan dengan masalah dalam perbandingan dan sebagian masih sulit mengaitkan

dengan pembelajaran lainnya. Sehingga siswa perlu diarahkan terlebih dahulu agar

mampu membuat pemodelan matematika. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa

ketika mengerjakan tes awal, LKS, dan tes akhir.

Secara umum, kegiatan siswa selama proses pembelajaran dilaksanakan

dengan pendekatan PMR sudah berlangsung dengan baik. Kemampuan

menjelaskan kembali materi serta memberikan contoh penerapan perbandingan

dalam kehidupan hampir selalu mampu dilakukan oleh siswa, keaktifan siswa

selama proses pembelajaran juga sangat baik, kemudian siswa juga sudah mulai

terampil dalam memilih lebih dari satu strategi penyelesaian masalah. Selain itu,

siswa juga tergolong sering memberi contoh penerapan perbandingan pada materi

lain yang berkaitan. Dengan demikian, proses belajar pada materi perbandingan

sudah berlangsung sesuai dengan tahapan proses belajar dengan pendekatan PMR.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan

matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

Page 14: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Nur Dewi, dkk. 35

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

SMP Negeri 6 Banda Aceh, ini terlihat dari nilai rata-rata postes yang mengalami

peningkatan dari pada nilai pretest siswa sebelum diberi perlakuan dengan

pendekatan matematika realistik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik telah dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP

Negeri 6 Banda Aceh sebagai mana yang diharapkan. Hal ini dikarenakan

pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik siswa diberi kesempatan

mendeskripsikan, menginterprestasikan dan mencari strategi yang sesuai sehingga

dengan cara ini siswa diharapkan menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu

soal atau masalah yang diberikan kepada mereka, sehingga keaktifan siswa lebih

diutamakan.

Foto jawaban siswa mampu berpikir kreatif dan bervariasi dalam menjawab soal

Foto aktivitas siswa saat sedang mengerjakan LKS

Page 15: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

36 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6

Banda Aceh.

Berdasarkan simpulan tersebut, dapat diberikan beberapa saran. Adapun

saran-saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan permasalahan yang

diteliti, adalah sebagai berikut:

1) Ketika mengajar matematika dengan menggunakan pendekatan matematika

realistik sebaiknya mengunakan soal-soal pemecahan masalah sehingga anak-

anak tertantang dalam memikirkan strategi yang beragam untuk menyelesaikan

soal-soal tersebut.

2) Guru dapat menerapkan pendekatan-pendekatan yang beragam pada saat proses

pembelajaran. Guru hendaknya menggunakan pendekatan matematika realistik

untuk membuat siswa lebih aktif belajar dan siswa juga belajar lebih

bermakna.

3) Pihak lain dapat melakukan penelitian pendekatan yang sama, tetapi pada

materi dan subjek yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan dari hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Afgani, D. J. 2011. Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Husna, dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi

Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal peluang, Vol. 1 No. 2

Tahun 2013, halaman 81-92.

Johar, Rahmah. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik

Menuju Aceh Madani (Model Pm-Rahma).Jurnal Pendidikan Matematika,

Vol. 3 No. 1 Tahun 2009, halaman 1-10.

Page 16: JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Nur Dewi, dkk. 37

JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017

Ruhimat, dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendekatan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.