Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016€¦ · dilakukan dengan kuesioner dengan...
Transcript of Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016€¦ · dilakukan dengan kuesioner dengan...
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
PENGARUH KOMPENSASI DAN FASILITAS KERJA TERHADAP
SEMANGAT KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR
POLBANGTAN MEDAN
Oleh :
Dr. Feby Milanie, S.E., M.M
ABSTRAK
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan adalah perguruan tinggi
yang bertransformasi dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan
pada tanggal 25 Juni 2018. Politeknik Pembangunan Pertanian Medan yang
selanjutnya disebut Polbangtan Medan adalah perguruan tinggi di lingkungan
Kementerian Pertanian yang menyelenggarakan pendidikan tinggi program vokasi
dalam berbagai rumpun ilmu terapan untuk mendukung pembangunan pertanian.
Permasalahan yang mendasari penelitian ini apakah kompensasi dan fasilitas kerja
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap semangat kerja PNS di
Polbangtan Medan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan kuesioner dengan membagikan daftar pertanyaan kepada
responden sebanyak 86 responden, Hasil uji F menghasilkan nilai Fhitung sebesar
1928,687 dengan tingkat signifikan 0,00. Karena Fhitung 1928,687 > Ftabel 3,11
dan probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05, maka
model regresi dapat dikatakan bahwa Kompensasi, Fasilitas Kerja secara
serempak dan signifikan berpengaruh terhadap Semangat Kerja. Hasil uji t
variabel kompensasi nilai thitung 5.972 > ttabel 1.663 dengan signifikan 0,000 <
0,05, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
kompensasi terhadap Semangat Kerja. Hasil uji t variabel Fasilitas Kerja nilai
thitung 21.434 > ttabel 1.663 dengan signifikan 0,001 > 0,05, artinya secara
parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Fasilitas Kerja terhadap
Semangat Kerja. Sedangkan besarnya adjusted R square sebesar 0,978 hal ini
berarti 97.8% variasi Semangat Kerja yang bisa dijelaskan dengan variabel
independen kompensasi, dan Fasilitas Kerja, sedangkan sisanya (100% - 97.8% =
2.26%) dapat dijelaskan dengan variabel independen lainnya.
Kata Kunci : Kompensasi, Fasilitas Kerja Dan Semangat Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pegawai Negeri adalah setiap
warga negara Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri, atau
diserahi tugas negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Pegawai Negeri terdiri dari;
Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Tentara Nasional Indonesia, dan
Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Pegawai Negeri
Sipil terdiri dari; Pegawai Negeri
Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil
Daerah.
Pegawai Negeri Sipil
merupakan salah satu unsur aparatur
negara yang mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam
menyelenggarakan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan
nasional. Oleh karena itu,
diperlukan adanya Pegawai Negeri
yang penuh dedikasi, berkualitas,
sadar akan tanggung jawabnya
sebagai unsur aparatur negara, abdi
negara dan abdi masyarakat yang
setia kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Menurut Mangkunegara
(2015:66) faktor yang
mempengaruhi semangat kerja yaitu
: konflik kerja, stress kerja, displin
kerja, Kompensasi dan kompetensi,
selain itu faktor motivasi yang
terbentuk dari sikap (attitude)
seorang pegawai dalam menghadapi
kondisi kerja, faktor kepemimpinan
juga mempengaruhi semangat kerja
dan pemberian kompensasi yang adil
dan layak.
Kompensasi merupakan
faktor yang sangat penting dalam
sebuah perusahaan. Pemberian
kompensasi tersebut dapat
digunakan untuk memotivasi para
karyawan di sebuah perusahaan.
Untuk meningkatkan kinerja dari
para karyawan, salah satu cara yang
harus dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan memberikan motivasi
kepada karyawan untuk dapat
membangkitkan dan meningkatkan
semangat kerja dari karyawan. Selain
itu perusahaan harus memberikan
kompensasi yang sesuai kepada
karyawan sebagai penambah
semangat dari karyawan untuk
dapat bekerja dengan efektif dan
efisien sesuai dengan yang
diinginkan oleh perusahaan.
Fasilitas kerja yang
disediakan oleh kantor pemerintahan
yang merupakan sarana dan
prasarana untuk memudahkan
pekerjaan. Fasilitas kerja yang
memadai dengan kondisi yang layak
pakai dan terpelihara dengan baik
akan membantu kelancaran proses
kerja dalam suatu organisasi.
Pemberian fasilitas yang lengkap
juga dijadikan salah satu pendorong
untuk bekerja. Fasilitas kerja harus
menjadi perhatian dari pada setiap
organisasi karena dapat
mempengaruhi semangat pegawai
secara keseluruhan di Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan,
sebagai salah satu instansi yang
memperhatikan kinerja pegawainya
dan mempersiapkan fasilitas kerja
yang menunjang pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi (TUPOKSI) dari
setiap pegawai. Adapun, Tugas dan
Fungsi dari Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan
yaitu, mengatur pelaksanaan urusan
pendidikan sesuai wilayah kerja,
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
agar berjalan lancar dan sesuai
program dari pusat.
Polbangtan (Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan),
adalah unsur pelaksana Teknis Pusat
Kementan dalam bidang penyiapan
SDM Kementan yang dipimpin
oleh seorang Direktur yang berada di
bawah Kepala Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian.
bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Pertanian Jakarta.
Dalam survey awal dengan
pegawai Polbangtan Medan
ditemukan beberapa fenomena yang
antara lain mengenai kompensasi
finansial yang diberikan Polbangtan
Medan ialah gaji pokok, tunjangan
kinerja, honor, dan asuransi
kesehatan. Gaji pokok yang dapat
dilihat pada tabel 1.1 di kosongkan
karena pemberian gaji pokok pada
pegawai disesuaikan dengan
golongan PNS dan masa jabatan
pegawai tersebut, sehingga tiap
pegawai mendapatkan gaji pokok
yang berbeda-beda. Pemberian gaji
pula menjadi permasalahan di
sebagian pegawai, karena gaji yang
diterima belum sesuai dengan
harapan pegawai, dan gaji belum
dapat mencukupi kebutuhan
pegawai.
Setelah dilakukan wawancara
kepada salah seorang pegawai di
Polbangtan Medan mengatakan
bahwa di Polbangtan Medan tidak
memberikan tunjangan hari raya
dikarenakan tunjangan hari raya
diberikan langsung oleh Kementerian
Pertanian kepada pegawai. Selain itu
diketahui bahwa permasalahan
mereka mengenai kompensasi
adalah kurang tepatnya waktu pada
pemberian tunjangan kinerja.
Kemudian kompensasi non finansial
yang diberikan hanya asuransi
kesehatan berupa BPJS sehingga
kompenasi non-finansial yang
diterima pegawai belum memenuhi
kesejahteraan mereka, para pegawai
membutuhkan asuransi kecelakaan
kerja dan kompensasi non finansial
lainnya.
Berdasarkan latar belakang
penelitian yang telah dikemukakan di
atas, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh Kompensasi
Dan Fasilitas Kerja terhadap
Semangat Kerja Pegawai Negeri
Sipil Pada Kantor Polbangtan
Medan, untuk itu peneliti mengambil
judul: “Pengaruh Kompensasi Dan
Fasilitas Kerja Terhadap Semangat
Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada
Kantor Polbangtan Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang
muncul, dapat diidentifikasi oleh
penulis sebagai berikut:
a. Kurang tepatnya waktu pada
pemberian tunjangan kinerja.
Kemudian kompensasi non
finansial yang diberikan hanya
asuransi kesehatan berupa BPJS
sehingga kompenasi non-finansial
yang diterima pegawai belum
memenuhi kesejahteraan mereka,
para pegawai membutuhkan
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
asuransi kecelakaan kerja dan
kompensasi non finansial lainnya.
b. Fasilitas yang rusak sudah cukup
tua dan belum diganti di
karenakan akan adanya renovasi
pada ruang administrasi kantor
yang memakan biaya yang cukup
besar.
c. Turunnya semangat dan
kegairahan kerja itu karena
banyak sebab, misalnya: upah
yang terlalu rendah,
ketidakcocokannya dengan gaya
kepemimpinan, lingkungan kerja
yang buruk dan sebagainya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah Kompensasi berpengaruh
Terhadap Semangat Kerja
Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor
Polbangtan Medan
2. Apakah Fasilitas Kerja
berpengaruh Terhadap Semangat
Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada
Kantor Polbangtan Medan.
3. Apakah Kompensasi Dan Fasilitas
Kerja berpengaruh Terhadap
Semangat Kerja Pegawai Negeri
Sipil Pada Kantor Polbangtan
Medan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini
antara lain:
a. Untuk menguji dan menganalisis
apakah Kompensasi
berpengaruh Terhadap Semangat
Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada
Kantor Polbangtan Medan
b. Untuk menguji dan menganalisis
apakah Fasilitas Kerja
berpengaruh Terhadap Semangat
Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada
Kantor Polbangtan Medan.
c. Untuk menguji dan menganalisis
apakah Kompensasi Dan
Fasilitas Kerja berpengaruh
Terhadap Semangat Kerja
Pegawai Negeri Sipil Pada
Kantor Polbangtan Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Semangat Kerja
a. Pengertian Semangat Kerja
Semangat kerja adalah sikap
mental dari individu atau kelompok
yang menunjukkan kegairahan untuk
melaksanakan pekerjaannya
sehingga mendorong untuk mampu
bekerja sama dan dapat
menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya dengan rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Untuk membahas tentang
semangat kerja maka ada banyak
para ahli memberikan defenisi
semangat kerja dari sudut pandang
yang berbeda.
Semangat kerja adalah keinginan
dan kesungguhan seseorang
mengerjakan dengan baik serta
berdisiplin untuk mencapai prestasi
kerja yang maksimal (Hasibuan,
2012:152) Semangat kerja adalah
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
kemampuan sekelompok orang-
orang untuk bekerja sama dengan
giat dan konsekuen dalam mengerjar
tujuan bersama. Tohardi (2012:427)
b. Indikasi Menurunnya Semangat
Kerja
Indikasi menurunya semangat
kerja penting diketahui oleh
organisasi atau perusahaan karena
pengetahuan.
Adapun turunnya semangat
kerja karyawan dapat dilihat dari:
1) Rendanya produktivitas kerja.
Menurunnya produktivitas dapat
terjadi karna kemalasan,
menunda pekerjaan dan
sebagainya.
2) Tingkat absensi yang naik atau
turun. Pada umumnya, bila
semangat kerja menurun, maka
karyawan dihinggapi rasa malas
untuk bekerja.
3) Labour tour over atau tingkat
perpindahan karyawan yang
tinggi. Keluar masuk karyawan
meningkatkan terutama
disebabkan karyawan
mengalami ketidaksenangan
atau ketidaknyamanan saat
mereka bekerja, sehingga
mereka berniat bahkan
memutuskan untuk mencari
tempat pekerjaan lain.
4) Kegelisahan dimana-mana.
Kegelisahan tersebut seperti
ketidaktenangan dalam bekerja,
keluh kesah serta hal-hal lain.
5) Tuntutan yang sering terjadi.
Tuntunan merupakan
perwujudan ketidakpuasan,
dimana pada tahap tertentu akan
menimbulkan keberanian untuk
mengajukan tertentu. Nitisemito
(2013:161)
c. Cara Meningkatkan Semangat
Kerja
Ada beberapa cara untuk
meningkatkankan semangat kerja
karyawan yang bersifat material dan
non material yaitu:
1) Gaji atau upah yang cukup
Pemberian upah merupakan
dorongan kepada karyawan
untuk melakukan pekerjaan,
upah merupakan balas jasa yang
diberikan perusahaan kepada
karyawan.
2) Memenuhi kebutuhan rohani
Selain kebutuhan materi mereka
juga mempunyai kebutuhan
rohani yaitu tempat menjalankan
ibadah, rekreasi, partisipasi dan
lain sebagainya.
3) Sesekali perlu menciptakan
suasana yang santai
Banyak sekali cara yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan,
misalnya dengan mengadakan
rekreasi atau berpiknik bersama,
mengadakan pertandingan
olahraga antar karyawan dan
sebagainya.
4) Tempatkan karyawan pada
posisi yang tepat
Artinya tempatkan mereka pada
posisi yang sesuai dengan
keahliannya atau
keterampilannya masing-
masing.
5) Berikan kesempatan kepada
mereka untuk maju
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Perlunya kesemptan untuk maju
berarti memberi kesempatan
kepada karyawan untuk
mengembangkan diri dalam
penerimaan tanggung jawab
yang lebih besar dari
sebelumnya.
6) Pemberian insentif yang terarah
Pemberian tambahan
penghasilan secara langsung
bagi karyawan yang berprestasi
sangat efektif untuk mendorong
meningkatkan semangat kerja.
d. Indikator Semangat Kerja
Berdasarkan dari teori-teori
yang telah ada maka diketahui
indikator semangat kerja adalah :
1) Tinggi rendahnya produktivitas
kerja.
2) Tingkat absensi yang rendah
atau tinggi.
3) LTO atau tingkat
perputaran
karyawan yang
tinggi.
4) Kegelisahan dimana-mana.
2. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
Kompensasi merupakan salah
satu fungsi yang penting dalam
manajemen sumber daya manusia
(MSDM). Torang, (2013:148)
mengemukakan kompensasi dapat
didefinisikan sebagai setiap bentuk
penghargaan yang diberikan kepada
karyawan sebagai balas jasa atas
kontribusi yang mereka berikan
kepada organisasi. Menurut Tohardi
(2010:74) mengemukakan bahwa
kompensasi dihitung berdasarkan
evaluasi pekerjaan, perhitungan
kompensasi berdasarkan evaluasi
pekerjaan tersebut dimaksudkan
untuk mendapatkan pemberian
kompensasi yang mendekati
kelayakan (worth) dan keadilan
(equity). Karena bila kompensasi
dirasakan tidak layak dan tidak
adil oleh para karyawan, maka
tidak mustahil hal tersebut
merupakan sumber kecemburuan
sosial.Sedangkan menurut Handoko
(2012:51) yang dimaksud dengan
kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja
mereka. Kompensasi dapat diberikan
dalam berbagai macam bentuk,
seperti : dalam bentuk pemberian
uang, pemberian material dan
fasilitas, dan dalam bentuk
pemberian kesempatan berkarier.
Menurut Marihot Tua E.H.
(2012:65) kompensasi adalah
keseluruhan balas jasa yang
diterima oleh pegawai sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaaan di
organisasi dalam bentuk uang atau
lainnya, yang dapat berupa gaji,
upah, bonus, insentif dan tunjangan
kesehatan, tunjangan hari raya,
uang makan, uang cuti dan lain-
lain. Pembayaran diatas ada yang
dikaitkan langsung dengan kinerja
seperti upah atau gaji, bonus dan
komisi sehingga sering disebut
kompensasi langsung dan ada
yang tidak dikaitkan langsung
dengan kinerja sebagai upaya
meningkatkan ketenangan dan
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
kepuasan kerja karyawan seperti
tunjangan-tunjangan.
b. Tujuan Kompensasi
Menurut Notoadmodjo
(2010:37), ada beberapa tujuan dari
kompensasi yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1) Menghargai prestasi kerja.
2) Menjamin keadilan.
3) Mempertahankan karyawan.
4) Memperoleh karyawan yang
bermutu.
5) Pengendalian biaya.
6) Memenuhi peraturan-peraturan.
c. Faktor-faktor yang
Memengaruhi Besarnya
Kompensasi
Menurut Sutrisno (2010:125)
penetapan kompensasi yang hanya
berdasarkan keinginan sepihak
(perusahaan) saja tanpa
didasarkan pada perhitungan-
perhitungan yang rasional dan bisa
dipertanggungjawabkan secara
yuridis akan sulit diterapkan dalam
jangka panjang. Karena itu, ada
anggapan bahwa besar kecilnya
kompensasi akan selalu dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya:
1) Tingkat biaya hidup
2) Tingkat kompensasi yang
berlaku di perusahaan lain
3) Tingkat kemampuan perusahaan
4) Jenis pekerjaan dan besar
kecilnya tanggung jawab
5) Peraturan perundang-undangan
yang berlaku
6) Peran serikat buruh
d. Indikator Kompensasi Finansial
Menurut Marihot Tua
(2012:4) menyatakan bahwa
indikator kompensasi finansial
terbagi menjadi empat, yaitu:
1) Upah dan gaji
2) Insentif
3) Tunjangan
3. Fasilitas Kerja
a. Pengertian Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja adalah suatu
bentuk pelayanan perusahaan
terhadap karyawan agar menunjang
kinerja dalam memenuhi kebutuhan
karyawan, sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja
karyawan. Koyong, (2011: 11).
Menurut Moekijat (2011:155)
secara sederhana yang dimaksud
dengan fasilitas adalah suatu sarana
fisik yang dapat memproses suatu
masukan (input) menuju keluaran
(output) yang diinginkan. Fasilitas
adalah sarana untuk melancarkan dan
memudahkan pelaksanaan fungsi.
Fasilitas merupakan komponen
individual dari penawaran yang
mudah ditumbuhkan atau dikurangi
tanpa mengubah kualitas dan
model jasa.
b. jenis – jenis fasilitas kerja
Menurut Sofyan dalam
Sembiring (2013 : 11) jenis – jenis
fasilitas kerja terdiri dari :
1) Mesin dan peralatannya yang
merupakan keseluruhan
peralatan yang digunakan untuk
mendukung proses produksi
yang ada diperusahaan.
2) Prasarana, yaitu fasilitas
pendukung yang digunakan
untuk memperlancar aktivitas
perusahaan, diantaranya adalah
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
jembatan, jalan, pagar dan
lainnya.
3) Perlengkapan kantor, yaitu
fasilitas yang mendukung
aktivitas kegiatan yang ada di
perkantoran, seperti perabot
kantor (meja, kursi, lemari, dan
lainnya). Peralatan laboratorium
dan peralatan elektronik
(komputer, mesin fotocopy,
printer, dan alat hitung lainnya).
4) Peralatan inventaris, yaitu
peralatan yang dianggap sebagai
alat – alat yang digunakan dalam
perusahaan seperti inventaris
kendaraan. Inventaris kantor,
5) inventaris pabrik, inventaris
laboratorium, inventaris gudang
dan lainnya.
c. Indikator Fasilitas Kerja
Indikator fasilitas menurut
Koyong (2011:25) adalah:
1). Sesuai dengan kebutuhan
2). Mampu mengoptimalkan hasil
kerja
3). Mudah dalam penggunaan
4). Mempercepat proses kerja
5). Penempatan ditata dengan benar
B. Kerangka Konseptual
Kinerja atau prestasi kerja
merupakan hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil
kerja, target atau sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan disepakati bersama, untuk dapat
mencapai semangat kerja yang
optimal ada beberapa factor yang
mempengaruhi tersebut antara lai
adalah Etos kerja, Stres kerja, dan
lingkungan kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dibuat kerangka penelitian berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Tjiptono,
(2011: 70).
Dari pengertian hipotesis
tersebut, penulis merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap semangat
kerja Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Polbangtan Medan
KOMPENSASI (X1)
Marihot Tua (2012:65) SEMANGAT KERJA
(Y)
(Hasibuan, 2012:152) FASILITAS KERJA (X2)
Koyong (2011: 11).
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
2. Fasilitas Kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
semangat kerja Pegawai Negeri
Sipil pada Kantor Polbangtan
Medan.
3. Kompensasi dan fasilitas kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap semangat kerja Pegawai
Negeri Sipil pada Kantor
Polbangtan Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari jenis datanya
pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Adapun
yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian secara
holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Moleong, (2012:6).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di Kantor
Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan. beralamat di Binjai km 10,
Tromol pos No.18, Paya Geli, Kec.
Sunggal, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara 20002
C. Populasi dan Sampel / Jenis
dan Sumber Data
1. Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sugiyono, (2012:72)
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh atau yang mewakili
pegawai di Polbangtan Medan yang
berjumlah 86 orang PNS tetap.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti.
Apabila subyeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semuanya,
sehingga penelitinya merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah
subyek lebih besar dari 100 dapat
diambil 0% s.d 15% atau 20% atau
lebih. Sugiyono (2010:135)
Dikarenakan jumlah pegawai
yang berjumlah 86 PNS, maka
peneliti menggunakan semua jumlah
populasi yang dijadikan responden,
maka sampel ini disebut dengan
sampel jenuh.
D. Variabel Penelitian & Defenisi
Operasional
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3
(tiga) variabel yaitu:
Kompensasi (X1), dan Fasilitas
Kerja (X2), serta variabel terikat
semangat kerja (Y).
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
2. Defenisi Operasional
Variabel-variabel penelitian
harus didefinisikan secara jelas,
sehingga tidak menimbulkan
pengertian yang berarti ganda.
Definisi variabel juga memberikan
batasan sejauh mana penelitian yang
akan dilakukan. Operasional variabel
diperlukan untuk mengubah masalah
yang diteliti ke dalam bentuk
variabel, kemudian menentukan jenis
dan indikator dari variabel-variabel
yang terkait
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah:
1. Angket (questionnaire),
adalahdaftar
pertanyaan/pernyataan yang
harus dijawab atau diisi oleh
responden. Berdasarkan
kebebasan responden dalam
menjawab setiap pertanyaan,
angket dibagi menjadi dua,
yaitu:
a) Angket terbuka,
1) Jawaban untuk setiap
pertanyaan/pernyataan
tidak disediakan
2) Responden bebas
memberikan jawaban
untuk setiap pertanyaan
sesuai dengan yang
diinginkannya.
b) Angket tertutup
1) Jawaban Jawaban untuk
setiap
pertanyaan/pernyataan
telah disediakan,
2) Responden bebas
memberikan jawaban
untuk setiap pertanyaan
sesuai alternatib jawaban
yang telah disiapkan.
Angket tertutup, berdasarkan
skalanya dapat dikelompokkan Skala
Likert, untuk mengukur sikap,
pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena
tertentu yang ingin diketahui. Dalam
angket skala Likert biasanya
disediakan lima alternative jawaban,
misalnya: SS, S, N, TS, dan STS.
Agar peneliti dapat dengan mudah
mengetahui apakah seorang
responden menjawab dengan
sungguh-sungguh atau asal-asalan,
sebaiknya angket disusun
berdasarkan pernyataan positif dan
pernyataan negative.
Untuk pernyataan positif,
penskoran jawaban biasanya
sebagai berikut: SS = 5; S =
4; KS = 3, TS = 2, dan STS
= 1. Sedangkan untuk
pernyataan negative
sebaliknya.
2. Observasi dalam penelitian ini
dilakukan sebelum
dilaksanakannya pengambilan
data. Hal ini digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk
menyusun instrumen penelitian.
2. Wawancara yang dilakukan
menggunakan wawancara tidak
tersetruktur karena hanya ingin
mendapatkan informasi
tambahan atau garis besar
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
permasalahan dari responden
yang telah mengisi kuisioner.
E. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif
sumber data dipilih dan disesuaikan
dengan tujuan penelitian adalah :
1. Uji Validitas
Validitas adalah uji untuk
mengukur tingkat keandalah dan
kesahihan alat ukur yang digunakan.
Suatu instrument alat ukur bila
dikatakan telah valid, berarti
menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan
data itu adalah valid atau dapat
digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya di ukur (Sugiyono, 2014 :
137).
Uji validitas bertujuan untuk
mengukur apakah data yang telah
didapat setelah penelitian merupakan
data yang valid dengan alat ukur
yang telah disediakan (kuisioner).
Valid artinya data yang diperoleh
melalui kuisioner dapat menjawab
tujuan penelitian berdasarkan jumlah
n ( sampel/responden )pada derajat
kebebasannya rtable (df = n-k ) harus
lebih dari (< ) 0.30 (Yamin dan
Kurniawan, 2009 : 280). Pengujian
validitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi
17.0.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan
untuk mengukur apakah alat ukur
yang digunakan (kuisioner)
menunjukkan konsistensi dalam
mengukur gejala yang sama. Uji
reliabilitas digunakan untuk
mengukur konsistensi atau
kepercayaan hasil ukur yang
mengandung kecermatan
pengukuran. Instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang apabila
beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama akan menghasilkan data
yang sama. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel apabila
memiliki Cronsbach Alpha > 0,70
(Yamin dan Kurniawan, 2010:282).
Tinggi rendahnya reliabilitas
ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut Koefisien Reliabilitas.
Koefisien Reliabilitas berkisar antara
0-1.Semakin tinggi koefisien
reliabilitas (mendekati angka 1),
maka semakin reliabel alat ukur
tersebut.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analis
regresi, lebih dulu diuji kelayakan
model Regresi Berganda (Multiple
regression) agar perkiraan menjadi
tidak bias, maka dilakukan beberapa
uji asumsi klasik yang harus
dipenuhi yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah
untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti dan
mendekati distribusi normal.Modal
regresi yang baik adalah berdistribusi
normal atau mendekati normal.Untuk
meliahat normalitas data ini
digunakan pendekatan grafik, yaitu
Normality Probability Plot. Deteksi
normalitas dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Uji normalitas
juga dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kolmogorov smirnov.
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Dengan menggunakan tingkat
signifikan 5% maka jika nilai
asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai
signifikan 5% artinya variable
residual berdistribusi normal (
Situmorang, 2012 : 730 ).
b. Uji Multikolonearitas
Suatu keadaan dimana
variable independen yang satu
dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling
berhubungan secara sempurna.
Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolonearitas dapat dilihat
dari besarnya nilai Tolerance dan
VIP ( Variance Inflation Facor )
melalui program SPSS. Tolerance
mengukur variabilitas variabel
terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai
umum yang biasa dipakai adalah
nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIP <
5, maka tidak terjadi multikoloneritas
(Situmorang, 2008 : 104).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguju apakah
dalam sebuah model regresi terdapat
ketidak samaan variance dari
residual suatu pengamatan lainnya.
Model regresi yang tidak baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi dapat dilakukan dengan
melihat ada tidanya pola tertentu
pada scatterplot. Jika probabilitas
signifikan diatas tingkat kepercayaan
5% (0,05) dapat disimpulkan model
regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas (Situmorang,
2012 : 73).
4. Model Analisis Regresi
Berganda
Model analisis data yang
digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh arus kas, biaya
operasional dan pendapatan terhadap
laba adalah model ekonometrik
dengan teknik analisis menggunakan
model kuadrat terkecil biasa.
Model persamaanya adalah sebagai
berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 +∈
Dimana :
Y = Semangat Kerja
α = Intercept
β1 = Koefisien Regresi
X1 = Kompensasi
X2 = Fasilitas Kerja
∈ = Kesalahan
Pengganggu/Error Term
5. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F-Statistik ini dilakukan
untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai F-
hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung
> F-tabel, maka H0 ditolak yang
berarti variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh
dengan rumus:
k)-)/(nR-(1
b)-/(biR hitung-F
2
2
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
K = Jumlah variabel
independen ditambah intercept dari
suatu
model persamaan
N = Jumlah sampel
b. Uji t
Uji t digunakan untuk
mengetahui apakah pengaruh setiap
variable nyata atau tidak. Menurut
Rusiadi (2014 : 131) rumus
menghitung t yaitu :
2)(1
2
xy
xy
r
nrt
Dengan taraf signifikans 5 % uji dua
pihak dan dk = n-2
Keterangan :
Bila –ttabel ≤ thitung, ≤ ttabel maka
tidak ada hubungan signifikans
masing-masing variabel
terhadap variabel y.
Hal lain tolak H0, ada hubungan
signifikans masing-masing
variabel terhadap variabel y.
c. Koefisien Determinasi
Identifikasi determinan (R2)
berfungsi untuk mengetahui
signifikansi variabel maka harus
dicari koefisien determinasi (R2).
Koefisien determinan menunjukan
besarnya kontribusi variabel
independen terhadap variabel
dependen.
Jika determinasi (R2)
semakin besar (mendekati satu)
maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel independen adalah
besar terhadap variabel dependen.
Hal ini berarti, model yang
digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel
independen yang diteliti terhadap
variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat (Politeknik
Pembangunan Pertanian
Medan) Polbangtan
Sesuai dengan izin prinsip
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 2245/D/Q/86
tanggal 8 Desember 1986 dan Nomor
2844/D/T/87 tanggal 28 Desember
1987, Menteri Pertanian dengan SK.
No. 1/Kpts/DL.210/I/ 1987 tanggal 3
Januari 1987 telah membuka
Program Pendidikan D-III Ahli
Penyuluhan Pertanian. Program
pendidikan ini terdiri atas tiga bidang
keahlian yaitu Tanaman, Peternakan,
dan Perikanan.
Setelah memperhatikan surat
persetujuan dari Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara No.
B-300/I/MENPAN/2/1989 tanggal
22 Februari 1989, Menteri Pertanian
dengan SK. No.
1/Kpts/OT.210/1/1990 tertanggal 2
Januari 1990 menetapkan bahwa
Diklat STPP merupakan Unit
Pelaksana Teknis dari Badan
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Pendidikan dan Latihan Penyuluhan
Pertanian. Dengan dikeluarkannya
keputusan ini, maka status dari 10
(sepuluh) lokasi SPP Negeri, dalam
hal ini termasuk SPP Negeri Medan
dialihkan menjadi 6 (enam) Diklat
STPP, dengan tugas utama untuk
melaksanakan pendidikan dan latihan
kedinasan berbagai keahlian
penyuluhan pertanian di bidang
tanaman, peternakan dan perikanan.
Pembukaan Program D-III ini telah
disahkan secara resmi oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan
SK. No. 094/0/1990 tanggal 6
Februari 1990. Program Pendidikan
di diklat STPP sesuai pasal 19 UU
No. 22 Tahun 1961 dapat dinyatakan
sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan.
Pada tanggal 25 Juni 2018.
Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan yang selanjutnya disebut
Polbangtan Medan adalah perguruan
tinggi di lingkungan Kementerian
Pertanian yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi program vokasi
dalam berbagai rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan
pertanian.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari
hasil penyebaran angket kepada
responden yaitu Pegawai Polbangtan
Medan sebanyak 86 orang. Dengan
jumlah seluruh dari pertanyaan
sebanyak 30 item, terdiri dari item
pertanyaan Variabel X1
(Kompensasi), Variabel X2 (Fasilitas
Kerja) dan Variabel Y (Semangat
Kerja) dan disediakan 5 (lima)
alternatif jawaban, yaitu :
a. Sangat setuju
(SS) dengan skor 5
b. Setuju
(S) dengan skor 4
c. Kurang setuju
(KS) dengan skor 3
d. Tidak setuju
(TS) dengan skor 2
e. Sangat tidak setuju
(STS) dengan skor 1
5. Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk
mengetahui kelayakan dari butir-
butir daftar pertanyaan (angket) yang
telah diberikan kepada responden
maka diperlukan uji validitas untuk
mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner.
Apabila setiap pertanyaan
bernilai > 0,30 maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid (sah).
Pada nilai koefisien korelasi
produk moment produk skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total
kesemua butir pertanyaan terlihat
pada kolom corrected item total
correlation.
Dari data didapat semua nilai
koefisien melebihi angka 0,30 hal ini
dapat dinyatakan bahwa semua butir
pertanyaan dan skor yang didapat
adalah valid (sah).
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas (kehandalan)
juga untuk mengetahui kestabilan
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
dan konsisten responden dalam
menjawab butir-butir berkaitan
dengan kostruk pertanyaan yang
disusun dalam suatu bentuk
kuisioner. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki
nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Terdapat cronbach’s alpha
sebesar 0,976 yang mana nilai lebih
besar > 0,60 sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk
pertanyaan yang telah disajikan pada
responden yang terdiri dari 30 item,
baik didalam variabel Kompensasi
(X1), Fasilitas Kerja (X2) dan
Semangat Kerja (Y) adalah reliable
atau handal
6. Teknik Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan
pengujian hipotesis dari penelitian
ini, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik untuk
memastikan bahwa alat uji regresi
berganda dapat digunakan atau tidak.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertjuan
menguji apakah layak digunakan
regresi berganda, seperti diketahui
bahwa uji-t mengasumsikan bahwa
nila residural mengikuti distribusi
normal.
Berdasarkan Gambar distribusi dari
titik-titik pada Kompensasi (X1),
Fasilitas Kerja (X2) dan Semangat
Kerja (Y) menyebar disekitar garis
diagonal yang dapat disimpulkan
bahwa data yang disajikan dapat
dikatakan normal
2) Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinieritas
adalah untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas.
Apabila sering terjadi saling korelasi,
maka variabel-variabel tersebut tidak
orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel bebas yang nilai
korelasi antar sesama variabel sama
dengan nol.
Tolerance mengukur
variabelitas bebas yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel
lainnya. Nilai cutoff yang dipakai
untuk menunjukkan ada atau
tidaknya multikolinieritas adalah :
VIF > 10 -------- ada
multikolinieritas
Tolerance < 10 -------- tidak ada
multikolinieritas
Berdasarkan angka VIF
adalah 5.315 lebih besar dari 10 dan
nilai tolerance adalah 0,188 lebih
kecil dari 10, maka menunjukkan
semua variabel tidak saling
berkolerasi atau tidak saling
berhubungan sesama variabel bebas
dengan demikian dapat disimpulkan
model regresi bebas gangguan
multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskesdisitas
menunjukan adanya nilai varian
(residu) tidak konstan. Apabila thitung
> ttabel, berarti terjadi
heteroskedasitas atau sebaliknya
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
homoskedasitas atau dapat terlihat
dari probabilitas signifikan > 0,05.
Berdasarkan Gambar titik-
titik secara acak atau tidak
membentuk suatu pola tertentu yang
jelas. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedasitas pada model regresi,
sehingga model regresi ini layak
dipakai untuk prediksi kinerja
berdasarkan simpulan variabel.
7. Analisis dan Evaluasi
Data yang dikumpul dan
disusun, diklasifikasikan, dianalisis
dan dievaluasi dan yang terakhir
mengambil keputusan atas penelitian
tersebut.
Berdasarkan, nilai rata-rata
dari variabel Kinerja (Y) adalah
28.74 dengan standar deviasinya
adalah 11.172. Untuk variabel
Kompensasi (X1) nilai rata-ratanya
adalah 27.74 dengan standar
deviasinya adalah 11.876. Sedangkan
untuk Fasilitas Kerja (X2) nilai rata-
ratanya adalah 29.48 dengan standar
deviasinya adalah 11.202, dan
jumlah responden (N) adalah 86.
8. Pengujian Hipotesis
a) Uji Pengaruh Serempak
(simultant)
Uji Fhitung pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh bersama-sama
(serempak) variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y).
Nilai F hitung akan dibandingkan
dengan nilai F tabel, kriteria
pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
Terima Ho (Tolak Hi) jika Fhitung <
Ftabel pada Sig F > α 5%
Tolak Ho (Terima Hi) jika Fhitung >
Ftabel pada Sig F < α 5%
Tabel Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10384,917 2 5192,459 1928,687 ,000b
Residual 223,455 83 2,692 Total 10608,372 85
a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA
b. Predictors: (Constant), FASILITAS KERJA, KOMPENSASI
Berdasarkan Tabel diatas,
bahwa uji F menghasilkan nilai
Fhitung sebesar 1928,687 dengan
tingkat signifikan 0,00. Karena Fhitung
1928,687 > Ftabel 3,11 dan
probabilitas signifikan jauh lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05,
maka model regresi dapat dikatakan
bahwa Kompensasi, Fasilitas Kerja
secara serempak dan signifikan
berpengaruh terhadap Semangat
Kerja.
Menurut Kutner, Nachtsheim
dan Neter, (2010:85) Analisis regresi
merupakan salah satu teknik analisis
data dalam statistika yang seringkali
digunakan untuk mengkaji hubungan
antara beberapa variabel dan
meramal suatu variabel.
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Tabel Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -,122 ,501 KOMPENSASI ,206 ,035 ,219
FASILITAS KERJA ,785 ,037 ,787
a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA
Berdasarkan Tabel diatas,
diperoleh persamaan regresinya
adalah Y = -0.122 + 0.206 X1 +
0.785 X2 . Konstanta sebesar -
0.122 menyatakan jika tidak ada
variabel bebas (bernilai 0) maka
variabel terikat tetap diversifikasi
Kompensasi (X1) sebesar 0.206,
sedangkan Fasilitas Kerja (X2)
sebesar 0.785.
b) Uji Pengaruh Parsial
Hasil uji pengaruh parsial
variabel Kompensasi Dan Fasilitas
Kerja Terhadap Semangat Kerja
Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor
Polbangtan Medan pada tabel berikut
:
Tabel Hasil Uji-t Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) -,244 ,808
KOMPENSASI 5,972 ,000
FASILITAS KERJA 21,434 ,000 a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA
Uji-t menunjukkan seberapa
besar pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat.
Adapun uji menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Uji pengaruh kompensasi
terhadap Semangat Kerja
Berdasarkan Tabel diatas
kompensasi nilai thitung 5.972 > ttabel
1.663 dengan signifikan 0,000 <
0,05, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
dari kompensasi terhadap Semangat
Kerja.
2. Uji pengaruh Fasilitas
Kerja terhadap Semangat Kerja
Berdasarkan Tabel diatas,
Fasilitas Kerja nilai thitung 21.434 >
ttabel 1.663 dengan signifikan 0,001 >
0,05, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
dari Fasilitas Kerja terhadap
Semangat Kerja.
c) Koefisien Determinasi
Hasil uji determinasi (R2)
dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi pada tabel berikut :
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,989a ,979 ,978 1,641
a. Predictors: (Constant), FASILITAS KERJA, KOMPENSASI
b. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
Berdasarkan Tabel terlihat
bahwa besarnya adjusted R square
sebesar 0,978 hal ini berarti 97.8%
variasi Semangat Kerja yang bisa
dijelaskan dengan variabel
independen kompensasi, dan
Fasilitas Kerja, sedangkan sisanya
(100% - 97.8% = 2.26%) dapat
dijelaskan dengan variabel
independen lainnya
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari berbagai uraian dan
pembahasan pada bab-bab
sebelumnya, mengenai Kompensasi
Dan Fasilitas Kerja Terhadap
Semangat Kerja Pegawai Negeri
Sipil Pada Kantor Polbangtan
Medan, maka akhirnya penulis
mendapat suatu kesimpulan, yang
mana kesimpulan tersebut akan
diuraikan dibawah ini :
1. Hasil uji F menghasilkan nilai
Fhitung sebesar 1928,687 dengan
tingkat signifikan 0,00. Karena
Fhitung 1928,687 > Ftabel 3,11 dan
probabilitas signifikan jauh lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05,
maka model regresi dapat
dikatakan bahwa Kompensasi,
Fasilitas Kerja secara serempak
dan signifikan berpengaruh
terhadap Semangat Kerja.
2. Hasil uji t variabel kompensasi
nilai thitung 5.972 > ttabel 1.663
dengan signifikan 0,000 < 0,05,
artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan
signifikan dari kompensasi
terhadap Semangat Kerja.
3. Hasil uji t variabel Fasilitas
Kerja nilai thitung 21.434 > ttabel
1.663 dengan signifikan 0,001 >
0,05, artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari Fasilitas
Kerja terhadap Semangat Kerja
4. Sedangkan besarnya adjusted R
square sebesar 0,978 hal ini
berarti 97.8% variasi Semangat
Kerja yang bisa dijelaskan
dengan variabel independen
kompensasi, dan Fasilitas Kerja,
sedangkan sisanya (100% -
97.8% = 2.26%) dapat
dijelaskan dengan variabel
independen lainnya
B. Saran
Adapun saran-saran yang
ingin penulis sampaikan mengenai
variabel kompensasi dan fasilitas
kerja terhadap semangat kerja di
Kantor Polbangtan Medan adalah
sebagai berikut :
1. Polbangtan Medan sebaiknya lebih
memperhatikan dan
mengembangkan lagi kompensasi
yang diberikan kepada pegawai
karena kompensasi merupakan
salah satu yang dapat membuat
pegawai untuk lebih dapat
bersemangat dalam bekerja agar
tujuan organisasi dapat tercapai
dan Polbangtan Medan sebaiknya
lebih meningkatkan semangat
kerja karyawannya dengan cara
pimpinan bisa lebih komunikatif
terhadap bawahannya sehingga
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 2 No. 4 Desember 2016
dalam menerima maupun
melaksanakan tugas pegawai
merasa gembira.
2. Perlunya kantor dinas sanggup
menyediakan fasilitas-fasilitas
tersebut maka kantor dinas
mampu menambah semangat dari
kewenangan pegawai sehigga
semangat kerjanya dapat pula
ditingkatkan.
3. Polbangtan Medan hendaknya
memperhatikan faktor-faktor lain
yang dapat meningkatkan
semangat kerja pegawai seperti
motivasi, dan lain-lain yang dapat
meningkatkan Semangat Kerja
pegawai agar tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anaroga danWidiyanti (2013),
Psikologi Dalam
Perusahaan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Daryono (2010), Manajemen
Kinerja. Edisi ketiga.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Fauji (2013), Sistem Informasi
Manajemen. PT. Remaja
Rosdakarya
Hermita (2011), Pengaruh Stres
Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Semen
Tonasa (Persero)
Pangkep.Skripsi FE
Hasanuddin, Makasar.
Hasibuan (2010), Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara
Handoko (2012), Manajemen
Personalia. BPFE
Yogyakarta
Luthans (2016), Prilaku Organisasi,
Edisi 10. Andi. Yogyakarta
Moleong (2012), Metode Penelitian
Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Mangkunegara (2010), Manajemen
Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Margiati (2011), Stres Kerja.:Latar
Belakang P enyebab dan
Alternatif Pemecahannya
Jurnal Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik.
Surabaya: Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.
Mochtar Buchori (2010), Prilaku
Organisasi, Buku 1dan 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Nitisemito (2013), Nitisemito Alex
S., 2012. Manajemen
personalia Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Edisi Ketiga. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Prawirosentono (2014), Manajemen
Sumber Daya Manusia:
Kebijakan Kinerja
Karyawan. Edisi 1. Cetakan
Kedelapan. BPFE.
Yogyakarta