jurnal histo
description
Transcript of jurnal histo
Nama : Edina Theodora A. S
NIM : I11110007
PENELITIAN EFEK HISTOKIMIA DARI MONOSODIUM GLUTAMAT PADA
LIVER TIKUS WISTAR DEWASA
ABSTRAK
Latar Belakang
Monosodium Glutamat (MSG) adalah bahan makanan tambahan yang secara umum
digunakan dan ada kekhawatiran bahwa eksitotoksin seperti MSG memainkan peranan
penting dalam perkembangan beberapa penyakit liver.
Tujuan
Efek histokimia dari Monosodium Glutamat diteliti pada liver tikus Wistar dewasa.
Metode
Tikus Wistar jantan dewasa (n=24),dengan berat rata-rata 230 g secara acak dibagi menjadi
dua kelompok perlakuan, (A&B) (n=16) dan Kontrol (C) (n=8). Tikus pada kelompok
perlakuan (A&B) menerima 0,04 mg/kg dan 0,08 mg/kg Monosodium Glutamat melalui
pencampuran dengan tanaman sampai membentuk bubur, masing-masing dengan dosis
dasar selama empat puluh dua hari. Dosis Monosodium Glutamat 0,04 mg/kg dan 0,08
mg/kg dipilih dan diekstrapolasikan pada percobaan ini berdasarkan penelitian sebelumnya
mengenai bahan tambahan. Kelompok Kontrol (C) menerima jumlah makanan yang sama
(tanaman berbentuk bubur) tanpa penambahan Monosodium Glutamat dalam jangka waktu
yang sama. Tikus diberikan air ad libitum. Seluruh tikus perlakuan dan kontrol kemudian
dikorbankan dengan cara dislokasi cervical pada dari ke empat puluh tiga percobaan.
Livernya kemudian dengan hati-hati dikeluarkan dan dengan cepat difiksasi dalam cairan
Bouin untuk penelitian histokimia, sementara darah dikumpulkan untuk estimasi jumlah
protein, albumin, transaminase (Aspartate aminotransferase (AST) dan alanin
aminotransferase (ALT).
Hasil
Penemuan histologi menunjukkan perubahan seperti dilatasi pada vena sentral, yang
mengandung sel darah merah lisis, penyimpangan sito-arsitektur dari hepatosit, perubahan
atrofik dan degeneratif pada liver binatang yang menerima campuran makanan dengan
Monosodium Glutamat. Lebih lanjut, parameter biokimia secara signifikan menunjukkan
peningkatan pada uji dibandingkan dengan kelompok kontrol (P<0,0001). Perubahan ini
lebih berat pada kelompok yang menerima 0,08 mg/kg Monosodium Glutamat yang dicampur
pada makanannya.
Kesimpulan
Penemuan ini menunjukkan bahwa pemakaian Monosodium Glutamat dalam dosis tinggi
mungkin memiliki beberapa efek yang merusak pada liver tikus Wistar dewasa dan melalui
perpanjangan pemakaian dapat mempengaruhi fungsi dari liver.
Kata kunci
Monosodium Glutamat; efek histokimia; enzim liver; hepatosit; perubahan atrofik dan
degeneratif; tikus Wistar.
PENDAHULUAN
Bahan kimia dari lingkungan seperti polutan industri dan bahan makanan tambahan dianggap
terlibat sebagai penyebab efek-efek yang berbahaya. Kebanyakan bahan makanan tambahan
bertindak sebagai pengawet atau penambah kelezatan makanan. Salah satu bahan makanan
tambahan adalah Monosodium Glutamat (MSG) dan kebanyakan dijual di kios-kios pasar
terbuka dan disimpan di Nigeria sebagai “Ajinomoto” yang dipasarkan oleh Perusahaan
Terbatas Rempah Afrika Barat.
Beberapa kondisi patologis seperti kanker merupakan hasil respon tubuh normal terhadap
pengaruh lingkungan abnormal. Contoh pengaruh eksternal berbahaya adalah
mikroorganisme patogenik, trauma, defisiensi nutrisi dan faktor herediter yang berperan
sendiri atau dalam interaksi kompleks dengan faktor lingkungannya, menyebabkan penyakit.
Keamanan pemakaian MSG menimbulkan sangat banyak kontroversi lokal dan global. Di
Nigeria, kebanyakan masyarakat dan individual sering menggunakan MSG sebagai agen
pemutih untuk membersihkan noda dari pakaian (komunikasi personal). Ada timbul
ketakutan bahwa khasiatnya yang dapat memutihkan dapat berbahaya atau merugikan tubuh,
atau yang lebih parah dapat menginduksi penyakit-penyakit terminal pada konsumer yang
mencernanya sebagai penambah bumbu makanan. Meskipun masalah kesehatan tampaknya
dihubungkan dengan penggunaan MSG, organisasi internasional terkemuka dan nutrisionis
tetap melanjutkan menyetujui pemakaian MSG, mengulangi bahwa itu tidak mempunyai
reaksi yang merugikan pada manusia. Contohnya terutama adalah Direktorat dan
PengaturUrusan Administrasi dan Kontrol Makanan dan Obat-obatan (FDA&C) di Nigeria,
sekarang NAFDAC. NAFDAC telah mensertifikasi MSG sebagai produk aman dan sehat
yang tidak membahayakan kesehatan.
MSG meningkatkan kelezatan makanan dan mempengaruhi pusat nafsu makan secara positif
dengan meningkatkan resultannya pada berat badan. Meskipun MSG meningkatkan stimulasi
rasa dan meningkatkan nafsu makan, laporan mengindikasi bahwa zat ini bersifat toksik pada
manusia dan hewan percobaan. MSG telah dilaporkan memiliki efek toksik pada testis
dengan menyebabkan oligozoospermia signifikan dan meningkatkan morfologi sperma
abnormal dalampenerapan bergantung-dosis pada tikus jantan Wistar. MSG juga dilibatkan
pada infertilitas laki-laki karena dapat menyebabkan haemorrhage testis, degenerasi dan
perubahan dari populasi dan morfologi sel sperma. MSG juga telah dilaporkan memiliki efek
neurotoksik yang mengakibatkan kerusakan sel otak, degenerasi retina, penyakit endokrin
dan beberapa kondisi patologis seperti kecanduan, stroke, epilepsi, trauma otak, nyeri
neuropati, schizoprenia, kecemasan, depresi, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer,
penyakit Huntington, dan sklerosis amiotrofik lateral.
Liver adalah organ kelenjar terbesar pada tubuh, beratnya antara 1,4-1,6 kg. Liver terletak di
bawah difragma dalamregio toraks pada abdomen. Liver juga memerankan peranan penting
dalam metabolisme dan fungsi yang banyak dalam tubuh, termasuk penyimpanan glikogen,
sintesis protein plasma, produksi empedu; senyawa alkalin yang membantu pencernaan dan
detoksifikasi kebanyakan zat. Karena liver dilibatkan dalam berbagai fungsi, dia sangat
mudah cedera akibat zat toksik. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti efek histokimia dari
MSG pada liver tikus Wistar dewasa dan juga untuk menguatkan hasil penelitian
sebelumnya.
BAHAN DAN METODE
Hewan
Dua puluh empat, (24) tikus Wistar dewasa dengan berat rata-rata 230 g secara acak dibagi
menjadi tiga kelompok A, B, dan C (n=8) pada setiap kelompok. Kelompok A dan B (n=16)
menjadi kelompok perlakuan sedangkan kelompok C (n=8) menjadi kontrol. Tikus diperoleh
dan dipelihara oleh Penyelenggara Binatang dari Departemen Anatomi, Sekolah Ilmu
Kedokteran Dasar, Universitas Benin, kota Benin, Nigeria. Mereka diberi makan dengan
tanaman berbentuk bubur yang didapat dari pabrik tepung dan makanan terbatas Edo, Ewu,
negara bagian Edo dan diberikan air dan makanan ad libitum. Tikus mengalami penyesuaian
diri selama 4 minggu sebelum percobaan dimulai.
Pemberian Monosodium Glutamat
Monosodium Glutamat (3g/sachet mengandung 99+% MSG-Ajinomoto) diperoleh dari toko
pangan Kersmond, Uselu, Kota Benin. Tikus dalam kelompok perlakuan (A dan B)
menerima 0,04 mg/kg dan 0,08 mg/kg MSG melalui pencampuran dengan tanaman sampai
membentuk bubur, masing-masing dengan dosis dasar. Kelompok Kontrol (C) menerima
jumlah makanan yang sama (tanaman berbentuk bubur) tanpa penambahan MSG selama
empat puluh dua hari. Dosis MSG 0,04 mg/kg dan 0,08 mg/kg dipilih dan diekstrapolasikan
pada percobaan berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai bahan tambahan. Kedua dosis
secara menyeluruh dicampur dengan jumlah bahan makanan yang sudah tetap (550g-dicapai
pada studi percontohan) pada setiap kelompok, setiap hari.
Penelitian Histologis
Jaringan liver dikeringkan dengan tingkat alkohol yang lebih tinggi (etanol), dibersihkan
dalam xylene dan disimpan dalam lilin paraffin. Serangkaian irisan dengan ketebalan 7
mikron diperoleh dengan menggunakan mikrotom yang berputar. Irisan
deparaffinisheddiwarnai dengan reagen PAS. Fotomikrograf spesimen diperoleh
menggunakan mikroskop fotografi penelitian digital dari laboratorium penelitian Universitas
Benin.
Uji Enzim Liver
Sampel darah dikumpulkan dari semua tikus dalam kelompok perlakuan yang berbeda
melalui plexus vena orbitalpada hari terakhir dari percobaaan dengan anestesi kloroform.
Serum darah dipisahkan melalui sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
Serum dianalisis kolorimetri untuk estimasi jumlah protein, albumin, transaminase (Aspartate
aminotransferase(AST) dan alanin aminotransferase (ALT).
Persetujuan
Penelitian ini sudah diberiperijinan dan persetujuan untuk metodologi dan masalah etika
lainnya menyangkut pekerjaan Komite Etik Penelitian Universitas Benin.
Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari uji fungsi liver dijadikan objek analisis statistik menggunakan
analisis varians satu arah (ANOVA) kemudian diikuti dengan uji post hoc (Deviasi Terkecil
Kuadrat), nilai P kurang dari 0,05 dianggap signifikan.
Hasil
Irisan liver dari kontrol menunjukkan sifathistokimia normal dengan lobulus hepatica
menunjukkan batas hexagonal iregular yang ditegaskan oleh traktus portal dan jaringan
kolagen yang jarang. Vena porta hepatica, duktus bilier, dan arteri hepatica semuanya terlihat
di dalam traktus portal. Zat positif PAS tidak dapat diamati pada irisan jaringan liver yang
diberi diastase; ini menunjukkan ketiadaaan karbohidrat pada jaringan setelah diberi enzim
pencernaan diastase (Gambar 1), dimana zat positif PAS dapat diamati pada bagian kontrol
yang tidak diberi diastase (Gambar 2).
Irisan liver dari perlakuan menunjukkan beberapa perubahan histologis yang berbeda dengan
kontrol. Terdapat bukti adanya dilatasi pada vena sentral, yang mengandung sel darah merah
lisis dan penyimpangan sito-arsitektur dari hepatosit dan nekrosis haemoragik sentrilobular.
Terdapat perubahan atrofik dan degeneratif pada kelompok yang menerima 0,08 mg/kg MSG
atau lebih.
Gambar 1 : Irisan dari liver kontrol yang diberi diastase: zat positif PAS tidak dapat diamati
pada irisan jaringan liver yang diberi diastase; ini menunjukkan ketiadaan karbohidrat pada
jaringan setelah diberi enzim pencernaan diastase. (Perbesaran X400)
Gambar 2 : Zat positif PAS (PPS) dapat diamati pada daerah liver kontrol yang tidak diberi
diastase. (Perbesaran X400)
Gambar 3 : Fotomikrograf dari liver yang menunjukkan traktus portal (PT) dan zat positif
PAS (PPS) dimana pewarnaan merah dan inti sel biru dari tikus yang diberi perlakuan dengan
0,04 mg/kg MSGlebih kuat. (Perbesaran X400)
Gambar 4 : Fotomikrograf dari liver menunjukkan pelebaran vena sentral, yang
mengandung sel darah merah lisis (CV), zat positif PAS (PPS) dimana pewarnaan merah dan
inti sel biru dari tikus yang diberi perlakuan dengan 0,08 mg/kg MSGlebih kuat. (Perbesaran
X400)
Tabel 1: Statistika Deskriptif Uji Protein dan Beberapa Enzim Liver dari Kelompok
Tabel 1 di atas menunjukkan mean dan standar deviasi dari tiap kelompok untuk komponen
yang berbeda. Tabel mengungkapkan bahwa kelompok percobaan B (ExpB) memiliki mean
yang paling tinggi untuk semua komponen. Total protein, albumin, ALT, dan AST.
Kelompok kontrol memiliki mean yang paling rendah untuk semua komponen.
\
Tabel 2: Analisis Varians (ANOVA) dari Ketiga Kelompok
Tabel 2 menunjukkan analisis varians dari ketiga kelompok untuk lima komponen. Hasil
mengungkapkan bahwa perbedaan mean dari ketiga kelompok untuk setiap komponen adalah
signifikan (P<0,0001).
Tabel 3: Uji-T untuk Perbedaan Antara Mean Dosis Tinggi dan Rendah
Tabel 3 menunjukkan uji-T dari perbedaan mean dosis tinggi dan dosis rendah dari setiap
komponen. Hasil mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dari mean dosis
tinggi dan dosis rendah untuk komponen protein dan albumin (P<0,0001), ALT (P=0,003)
dan AST (P=0,043).
DISKUSI
Hasil dari penelitian histokimia mengungkapkan bahwa dengan peningkatan dosis konsumsi
monosodium glutamat, terdapat derajat dilatasi vena sentral liver yang bervariasi yang
mengandung sel darah merah lisis pada kelompok perlakuan jika dibandingkan dengan irisan
liver dari kontrol. Nekrosis yang diamati cocok dengan penemuan yang dicatat pada
penelitian MSG sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penyimpangan dari sito-arsitektur liver
dapat dihubungkan dengan perubahan fungsional yang mungkin merugikan kesehatan tikus.
Sel liver berproliferasi, yang memproduksi sel darah merah dan putih, secara normal
ditemukan di antara sel hepar dan dinding pembuluh darah. Sebagai hasil penyimpangan dan
dilatasi dari hepatosit dan vena sentralnya, fungsi hematopoetik dari liver mungkin sangat
terpengaruh sebagai hasil dari kemungkinan efek toksik MSG. Hal ini lebih lanjut disokong
oleh peningkatan enzim liver yang diperoleh dari hasil uji kelompok. Sebagai tambahan,
jumlah protein dan albumin meningkat pada penelitian. Peningkatan total protein mungkin
diakibatkan oleh MSG yang diberikan dalam jangka waktu pendek. Efek yang dihasilkan dari
toksisitas akut mengakibatkan peningkatan aktivitas hepato-selular dan meningkatkan
komponen globulin dan albumin dari protein. Bagaimanapun, dengan penggunaan jangka
panjang, nekrosis hepar kemungkinan terjadi dengan tingkat hasil albumin yang rendah.
Degenerasi selular dilaporkan mengakibatkan kematian sel, terdapat dua jenis, dinamakan
kematian sel apoptosis dan nekrosis. Kedua jenis ini dibedakan secara morfologi dan
biokimia. Kematian sel yang diakibatkan patologis atau kecelakaan dianggap nekrotik dan
dapat mengakibatkan kerusakan eksternal dari sel seperti osmotik, suhu, toksik, dan efek
traumatik. Kematian sel akibat respon toksin sebagai kejadian kontrol yang melibatkan
sebuah program genetik dimana enzim kaspase diaktivasi.
Pembengkakan hepatosit seperti yang terlihat pada penelitian adalah aktivitas transporter
selular yang diperkirakan dimodifikasi pada pengaturan peningkatan atau penurunan seperti
yang dilaporkan sejak awal pada kasus hiponatremia atau hipernatremia. Gangguan iskemia
atau farmakologi pada transporter selular dapat mengakibatkan pembengkakan pada
parenkim sel liver.
MSG dapat berperan sebagai toksin pada hepatosit, dengan demikian mempengaruhi
integritas selular dan mengakibatkan kerusakan pada permeabilitas membran dan
homeostasis volume sel.
Perubahan atrofik dan degeneratif dapat diamati pada percobaan yang diakibatkan oleh efek
sitotoksik MSG pada liver. Hal ini dengan nyata akan mempengaruhi proses normal
detoksifikasi dan fungsi lain dari liver.
Pada penelitian ini terdapat beberapa batasan. Jumlah sebenarnya dari MSG yang dikonsumsi
per hari oleh setiap tikus dalam kelompok bervariasi dan tidak dapat dipastikan karena bahan
tersebut dicampur dengan makanan mereka. Beberapa tikus dapat mengonsumsi lebih banyak
MSG daripada lainnya dan ini dapat membedakan gambaran patologis yang terlihat. Faktor
lainnya adalah durasi dari penelitian (akut) sebagai lawan dari kronik dimana dapat
menghasilkan lebih banyak gambaran patologis.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini mengikuti pemberian 0,04 mg/kg dan 0,08 mg/kg
MSG setiap hari pada tikus Wistar dewasa yang mempengaruhi gambaran histologi dan
fungsi liver. Demikian juga dengan pencernaan bahan ini pada manusia sebaiknya ditinjau