JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… ·...

19
JURNAL HIDROGRAFI INDONESIA Volume 01 Nomor 02 Hal. 1-34 Jakarta Juni 2019 ISSN 2654-8011 JURNAL HIDROGRAFI INDONESIA INDONESIAN HYDROGRAPHY JOURNAL PUSAT HIDROGRAFI DAN OSEANOGRAFI TNI ANGKATAN LAUT ISSN 2654 - 8011

Transcript of JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… ·...

Page 1: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

JURNAL HIDROGRAFI INDONESIA

Volume 01

Nomor 02

Hal. 1-34 Jakarta Juni 2019

ISSN 2654-8011

JURNAL HIDROGRAFI INDONESIA INDONESIAN HYDROGRAPHY JOURNAL

PUSAT HIDROGRAFI DAN OSEANOGRAFI TNI ANGKATAN LAUT

ISSN 2654 - 8011

Page 2: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh oleh Pusat

Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut yang berasosiasi dengan Dewan Hidrografi Indonesia

(DHI) dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI), dengan tujuan menyebarluaskan informasi

tentang perkembangan ilmu di bidang hidrografi dan oseanografi di Indonesia. Naskah yang dimuat pada

jurnal ini adalah hasil penelitian maupun kajian konseptual berkaitan dengan bidang ilmu hidrografi dan

oseanografi yang dilakukan oleh peneliti, akademisi, praktisi, mahasiswa baik dari dalam negeri maupun

luar negeri. Terbit pertama tahun 2018 dengan frekuensi terbit dua kali dalam satu tahun.

Pelindung

Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL

Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos S.H M.H

Penasehat

Wakil Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL

Laksma TNI Dr. Ir. Trismadi M.Si

Pimpinan Redaksi Kolonel Laut (KH) Kamija, S.Si M.Si

Editor

Kolonel Laut (E) Gunawan E. Handoko, M.Si (Han)

Letkol Laut (KH) Dr. Gentio Harsono, S.T M.Si

Redaktur Pelaksana

Kolonel Laut (KH) Irfan Winanto

Kolonel Laut (P) Dr. (Can) Oke Dwiyana Pribadi, S.H M.M

Letkol Laut (KH) Dr. (Can) Kukuh Suryo , S.Pd M.T

Lay Out

Sertu PDK Abdurrohman

Tata Usaha/Administrasi

Pembina IVA Alifatul Fitriyah S.T

Letda Laut (KH/W) Nadia Zahrina Wulansari S.Si

Sekretariat

Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL Jl. Pantai Kuta V No. 1 Ancol Timur Jakarta 14430

Tel: +62-21-64714810 Fax: +62-21-64714819/+62-21-64714809 Website: http://www.pushidrosal.id

E-mail Redaksi: [email protected]

Volume 01 Nomor 02 Juni 2019

Page 3: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2019

Mitra Bebestari

Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos, S.H M.H (Hidrografi) - PUSHIDROSAL

Prof. Dr. Sobar Sutisna (Goematika) - UNHAN RI

Dr. Ir. Trismadi, M.Si (Hidrografi) – PUSHIDROSAL

Dr. (can) Yanuar Handwiono, M.Tr (Han) (Hidrografi) – PUSHIDROSAL

Dr. (can) Haris Djoko Nugroho, M.Si (Hidrografi) - PUSHIDROSAL

Dr. Ir. Suprajaka, M.Sc (Geomatika) - BIG

Dr. rar.net. Poerbandono, S.T, M.M (Hidrografi) - ITB

Dr. Ir. Fadly Samsuddin, M.Sc (Oseanografi) - BPPT

Dr. Ir. Wahyu Pandoe, M.Sc (Geodesi) - BPPT

Prof. Dr. Henry M. Manik S.T M.T (Akustik dan Instrumentasi Kelautan) - IPB

Dr. Eng. Widodo M. Pranowo, S.T M.Si (Oseanografi) - KKP

Dr. Syarif Budiman, S.Pi, M.Si (Inderaja Kelautan) - LAPAN

Dr. Danar Guruh Pratomo, S.T M.Sc (Hidrografi) - ITS

Dr. Deny Nugroho Sugianto, S.T M.T (Hidrografi) - UNDIP

Dr. Ir. Nugroho Dwi Hananto, M.Sc (Kegempaan) - LIPI

Dian Primana Sobarudin, M.Sc - PUSHIDROSAL

(iii)

Page 4: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

PENGANTAR REDAKSI

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan YME, Jurnal Hidrografi Indonesia

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2019 ini dapat diterbitkan, dengan konten tulisan-tulisan

berisi tema tentang pemetaan hidrografi hingga kajian oseanografi hasil kajian

akademisi dan praktisi.

Jurnal Hidrografi Indonesia merupakan respon terhadap minimnya jurnal-jurnal yang

bertemakan khusus bidang hidrografi di Indonesia. Jurnal Hidrografi Indonesia

diterbitkan dengan tujuan menyebarluaskan informasi tentang perkembangan ilmu di

bidang hidrografi dan oseanografi di Indonesia.

Pada terbitan Volume 1 Nomor 2 ini diisi oleh hasil penelitian perwira Pushidrosal,

mahasiswa STTAL jurusan Teknik Hidrografi serta satu hasil penelitian dari Lembaga

Antarariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

Terbitnya Jurnal Hidrografi Indonesia merupakan upaya kerja keras dan dorongan dari

semua pihak, oleh karenanya redaksi mengucapkan terimakasih kepada Kepala Pusat

Hidrografi dan Oseanografi beserta jajarannya, Pengurus Dewan Hidrografi Indonesia

(DHI) dan Pengurus Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISOI) atas kerjasama yang

telah dibangun untuk sama-sama membangun kelautan Indonesia melalui sumbang

pikiran yang tertulis dalam jurnal ini.

Semoga tulisan-tulisan dalam hasil kajian dan konseptual dalam jurnal ini bermanfaat

bagi pembaca dan memberikan banyak pencerahan dalam membangun Indonesia

menuju Poros Maritim Dunia.

Jakarta, Juni 2019

Redaksi

(iv)

Page 5: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2019

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI

ii

Aplikasi Citra Sentinel-2 dan Algoritma Random Forest untuk

Pemetaan Kedalaman Perairan Dangkal

Ihsan Najmi Penanda, Rahmad Kurniawan, Masita Dwi Mandini

Manessa , Rudie Rachmat Atmawidjaja, Muhammad Haidar, Harjo

Susmoro

1 - 5

Pembuatan Purwarupa Peta Contour Best Operation Depth Kapal

Selam Di Perairan Sangihe Talaud

Ferry D. Cahyadi, Harjo Susmoro, Nawanto Budi S. , Widodo S.

Pranowo

6 - 13

Purwarupa Dukungan Data Arus Laut Operasional Bersumber Dari

Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) Dalam

Format AML IWC Arus Laut Untuk TNI AL

Doddy Armansyah, Harjo Susmoro, Nawanto B. Sukoco, Kamija,

Dian Adrianto, L. Dewantono, Widodo S. Pranowo

14-26

Studi Penentuan Dimensi Dan Posisi Wreck Menggunakan Data

Batimetri – Data Kolom Air Multibeam Echosounder

(Studi Kasus Di Perairan Teluk Jakarta)

Nuki W Asmoro, Danar G Pratomo, Harjo Susmoro

27-36

(v)

Page 6: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Sebaran Dan Estimasi Ketebalan Sedimen Permukaan Dasar Laut

Berdasarkan Nilai Koefisien Refleksi Sub Bottom Profiler

(Studi Kasus Perairan Utara Serang, Banten)

Bayu Ardiyarta, Harjo Susmoro, Joko Prihantono, Dikdik S. Mulyadi

37-44

Identifikasi Objek Berdimensi Kecil Menggunakan Sapuan Multibeam

Echosounder

Zainul Arif Akbar, Harjo Susmoro, Danar Guruh Pratomo, Adhi

Kusuma Negara

45-55

(vi)

Page 7: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

6

PEMBUATAN PURWARUPA PETA CONTOUR BEST OPERATION

DEPTH KAPAL SELAM DI PERAIRAN SANGIHE TALAUD

(CONSTRUCTION OF PROTOTYPE SUBMARINE BEST OPERATION

DEPTH CONTOUR CHART IN SANGIHE TALAUD WATERS)

1Ferry D. Cahyadi, 1,2Nawanto Budi S., 2Harjo Susmoro, 1,3Widodo Pranowo

1Program Studi S-1 Hidrografi Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) 2Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal)

3Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, Balitbang KP, KKP

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Perairan Sangihe Talaud merupakan bagian dari Laut Sulawesi yang merupakan jalur yang menghubungkan

Samudera Pasifik dengan Selat Makasar. Dari sudut yang lain laut Sulawesi tersebut merupakan Alur Laut

yang biasa digunakan untuk kepentingan pelayaran Niaga atau Militer, Perairan Sangihe Talaud dapat

dikategorikan sebagai perairan yang rawan dengan tindak kejahatan dilaut dan salah satu perairan di Indonesia

yang rawan dengan masuknya kapal-kapal asing baik kapal-kapal permukaan maupun kapal-kapal bawah air.

Dalam operasi Kapal Selam dibutuhkan data-data oseanografi fisik seperti temperatur, salinitas dan Kecepatan

Suara, untuk menentukan dimana Kapal Selam tersebut mendapatkan posisi yang aman dari SONAR Kapal

Permukaan ketika melaksanakan penyelaman. Sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan metode untuk

membuat sebuah Peta yang dapat memudahkan Kapal Selam mendapatkan posisi aman tersebut. Dalam

Pembuatan Peta ini menggunakan data model Oseanografi yang divalidasi dengan data Survei Oseanografi

Pushidrosal pada bulan Januari 2017. Dalam mencari posisi kedalaman terbaik (Best Operation Depth)

tersebut berdasarkan dari hasil penghitungan dari kedalaman Lapisan Tercampur (Mixed Layer Depth), dalam

penghitungan Lapisan Tercampur (Mixed Layer Depth) ini menggunakan gradien suhu 0,8° C. Setelah

mendapatkan nilai dari Best Operation Depth (BD) data nilai kedalaman tersebut di overlaykan ke Peta Laut

Indonesia No 483 dan dibuat kontur warna untuk memudahkan pengguna membaca Peta BD tersebut. Dari

hasil pembuatan Peta Contour Best Operation Depth (BD) pada Peta Nomor 483 di wilayah perairan Sangihe

Talaud, didapatkan 336 titik Stasiun Data CTD dengan hasil nilai kedalaman BD dengan rentang kedalaman

BD terdangkal 66,15 meter dan kedalaman terdalam 110,09 meter.

Kata kunci: Mixed Layer Depth, Sangihe Talaud, Januari 2017, Kecepatan Suara, Best Operation Depth

ABSTRACT

Sangihe Talaud waters are part of the Sulawesi Sea which is a route that connects the Pacific Ocean to the

Makassar Strait. From another angle, the Sulawesi Sea is a Sea Groove which is commonly used for

commercial or military voyages. Sangihe Talaud waters can be categorized as waters prone to crime in the

sea and one of the waters in Indonesia which is vulnerable to the entry of foreign vessels both ships. surface

ships and underwater vessels. In submarine operations physical oceanographic data such as temperature,

salinity and sound velocity are required to determine where the submarine has a safe position from SONAR

Kapal Surface when carrying out dives. So in this case a method is needed to make a map that can make it

easier for submarines to get the safe position. In Making this Map using Oceanographic model data that is

validated with Pushidrosal Oceanographic Survey data in January 2017. In finding the best depth position

(Best Operation Depth) based on the results of calculations from the depth of the Mixed Layer (Mixed Layer

Depth), in calculating the Mixed Layer ( Mixed Layer Depth) uses a temperature gradient of 0.8 ° C. After

getting the value from Best Operation Depth (BD) the depth value data is overlaid to Indonesia Sea Map No.

483 and made a color contour to make it easier for users to read the BD Map. From the results of the Contour

Best Operation Depth (BD) Map on Map Number 483 in the Sangihe Talaud waters region, there were 336

CTD Data Station points with BD depth values with a BD depth range of 66.15 meters and the deepest depth

of 110.09 meters.

Keywords: Mixed Layer Depth, Sangihe Talaud, January 2017, Sound Speed, Best Operation Depth

Page 8: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

7

PENDAHULUAN

Perairan Indonesia merupakan

persimpangan antara dua lautan besar dan juga

memiliki jalur distribusi yang penting di dunia.

Posisi geografis Indonesia menjadi salah satu

keunggulan dan aspek penting yang dimiliki

Indonesia dibandingkan dengan negara-negara

lain, baik dari segi geoekonomi, geopolitik,

maupun geostrategi. Indonesia memiliki tiga

buah ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia)

yang merupakan konsekuensi Indonesia

sebagai negara kepulauan, Setelah pemerintah

Indonesia meratifikasi Hukum Laut

Internasional UNCLOS (United Nations

Convention on the Law of the Sea) tahun 1982,

melalui Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun

1985. Dengan penetapan ketiga buah ALKI

tersebut sebagai jalur lintas kapal asing dalam

pelayaran dari suatu laut bebas ke laut bebas

lainnya serta mencakup jalur udara diatasnya

(Buntoro, 2012).

Merujuk ke NAXA (Northern Australia

Exercise Area) dalam mendukung Operasi

Kapal Selam NAXA mengeluarkan Peta

Mixed Layer Depth (MLD). Sehingga dari Peta

MLD tersebut sebagai dasar untuk

mendapatkan posisi kedalaman yang terbaik

kapal selam melaksanakan penyelaman atau

dapat disebut dengan Best Operation Depth

(BD) Kapal Selam.

Sehingga perlu dilakukan penelitian

tentang aspek oseanografi taktis untuk

pembuatan suatu purwarupa peta untuk

memetakan kontur Best Operation Depth

Kapal Selam yang berada pada kedalaman

lapisan tercampur atau disebut dengan Mixed

Layer Depth (MLD).

Penelitian ini dilaksanakan untuk Dapat

mengidentifikasi metode pembuatan produk

Purwarupa Peta Contour Best Operation Depth

kapal selam berdasarkan fungsi Mixed Layer

Depth (MLD) di wilayah Perairan Sangihe

Talaud dan Melakukan uji simulasi model

perambatan Kecepatan Suara berdasarkan

Kedalaman Terbaik Operasional Kapal Selam

pada rentang waktu bulan Januari 2017.

METODE

Lokasi penelitian yang akan di analisis

adalah Perairan Sangihe Talaud dan sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder, dimana sumber data

diperoleh dari data model dan data hasil

pengukuran yang diperoleh dari hasil survei

Pushidrosal, Sumber data dan data yang

digunakan yaitu :

1) Copernicus Marine Environment

Monitoring Service (CMEMS) berbentuk

netcdf (NC file) sebagai data utama yang

akan dianalisis.

2) Data Survei CTD Pushidrosal, sebagai

data validasi dan data pembanding dari

data utama yang akan dianalisis.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditampilkan

adalah Peta Laut Indonesia (PLI) nomor 483

terbitan Pushidrosal (2016) dengan skala

1:200.000, sedangkan batasan lokasi yang

diteliti yaitu di wilayah perairan Sangihe

Talaud dengan batasan koordinat:

A. 124 ° 00 ‘ 00“ BT, 5 ° 00 ‘ 00” LU

B. 126 ° 00’ 00” BT, 5 ° 00 ‘ 00” LU

C. 126 ° 00’ 00” BT, 2 ° 00’ 00” LU

D. 124 ° 30‘ 00“ BT, 2 ° 00’ 00” LU

Batasan Lokasi penelitian disesuaikan

dengan Peta Laut Indonesia Nomor 483 di

Wilayah Perairan Sangihe Talaud,sehingga

hasil produk dari penelitian dapat langsung di

Page 9: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

8

Overlay kan dengan peta resmi terbitan

Pushidrosal.

Alat utama yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan perangkat keras

Laptop dan Sistem Operasi yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan Windows

10 dan beberapa perangkat lunak (Software)

yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain : ODV 4.7.4, Matlab 2015a, Microsoft

Office 2016, ArcGis 10.3.1 dan Notepad ++

text editor.

Berikut ini adalah diagram alir yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai

pedoman alur pikir pelaksanaan penelitian dari

tahap penginputan data awal sampai dengan

intepretasi hasil penelitian.

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Peta

Posisi Kedalaman Terbaik Kapal Selam

Berikut adalah tampilan titik-titik Stasiun

pengukuran CTD dari data CMEMS

Gambar 3. Posisi Stasiun Pengukuran data CTD

Data CMEMS

Gambar 4. Tampilan Variabel Pada tiap-tiap

Stasiun

Berikut ini adalah tampilan dari masing-

masing variabel dalam format tabel di

perangkat lunak Microsoft Excel 2016 pada

tiap-tiap Stasiun data pengukuran CTD.

Page 10: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

9

Tabel 1. Tabel Nilai dari masing-masing

Variabel pada tiap-tiap Stasiun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Kedalaman Lapisan Tercampur

(Mixed Layer Depth, MLD)

Dalam penghitungan nilai Kedalaman

Mixed Layer Depth (MLD) pada penulisan

skripsi ini penulis menggunakan perangkat

lunak Matlab (Matrix Laboratory) R2015a.

Berikut ini adalah script matlab untuk

penghitungan dari nilai kedalaman Mixed

Layer Depth (MLD) dengan fungsi Δt (nilai

perubahan suhu 0,8° C).

Script 1. Script Hitung MLD

Gambar 5. Tampilan Hasil Hitung MLD

Nilai Kedalaman Terbaik Operasional

Kapal Selam (Best Operation Depth, BD)

Dalam proses penghitungan Kedalaman

Terbaik (Best Operation Depth, BD) untuk

Kapal selam melaksanakan penyelaman,

berdasarkan dari hasil penghitungan

Kedalaman Lapisan Tercampur (Mixed Layer

Depth), Dalam penghitungan nilai BD penulis

menggunakan rumus dari Forum American

Scientist (FAS) untuk menentukan Best

Operation Depth tersebut. Dimana

menyebutkan jika kedalaman dari MLD ≤ 60

meter maka rumus yang digunakan untuk

menentukan BD = 17√MLD dan jika

kedalaman dari MLD ≥ 60 meter rumus yang

digunakan untuk menentukan BD = MLD + 60

meter.

Berikut ini adalah sampel tampilan hasil

dari Tabel data Mixed Layer Depth (MLD) dan

Best Operation Depth (BD) hasil dari

pengolahan sumber data Copernicus Marine

Environment Monitoring Service (CMEMS).

Tabel 2. Tabel Sampel Kedalaman MLD dan BD

Gambar 6. Tampilan Hasil Plot 2D MLD dan

BD Data CMEMS Dengan Perangkat Lunak

ODV

Station Type Lon (

ーE)

Lat

(ー

N)

MLD

[m]

BD

[m]

1 B 124,00 3,00 24,63 84,36

2 B 124,08 3,00 25,24 85,41

3 B 124,17 3,00 25,93 86,56

4 B 124,25 3,00 26,75 87,92

5 B 124,33 3,00 28,74 91,13

Page 11: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

10

Analisis Perbandingan Data CMEMS dan

Data Survei CTD Pushidrosal.

Data yang akan dianalisa dan

dibandingkan dari kedua sumber data tersebut

adalah data stasiun pengukuran yang berada

pada posisi stasiun yang sama atau pada satu

lokasi yang berdekatan, sehingga dapat

dianalisa antara data model dari sumber data

CMEMS dan data dari Survei CTD

Pushidrosal. Selanjutnya penulis juga akan

melakukan analisa mengenai Best Operation

Depth (BD) apakah nilai dari kedalaman BD

tersebut identik dengan Shadow Zone,

Sehingga dapat digunakan sebagai panduan

dan informasi Kapal Selam melaksanakan

operasi penyelaman.

Data Stasiun CTD dari masing-masing

sumber data yang akan dianalisis ada 2 stasiun

yang memiliki posisi berdekatan, Yang

pertama dari sumber data CMEMS data stasiun

yang akan dianalisis yaitu stasiun 171 dengan

titik koordinat pada 125,42° BT - 3,58° LU dan

yang kedua dari survei CTD Pushidrosal pada

stasiun 10 dengan titik koordinat 125,41°BT -

3,61° LU.

Gambar 6. Perbandingan Data Temperatur

CMEMS dan Pushidrosal

Gambar 7. Perbandingan Data Salinitas

CMEMS dan Pushidrosal

Gambar 8. Perbandingan Data Kecepatan

Suara CMEMS dan Pushidrosal

Gambar 9. Prosentase Perbandingan Stasiun

171 CMEMS dan Stasiun 10 Pushidrosal

Berikut ini adalah tabel hasil Rekapitulasi

perbandingan antara data CMEMS dan data

Survei CTD Pushidrosal

Tabel 3. Rekapitulasi hasil validasi data

CMEMS Dengan Pushidrosal

Dari variabel data tersebut diatas antara

lain variabel Kedalaman, Temperatur,

Salinitas dan Kecepatan Suara yang sudah

dibandingkan antara sumber data CMEMS dan

data Survei CTD Pushidrosal Secara umum

memiliki nilai dan pola yang sama pada

masing-masing variabel. Sehingga dapat

digunakan sebagai data utama untuk dianalisis

lebih lanjut dalam pembuatan Purwarupa Peta

Contour Best Operation Depth Kapal Selam.

Page 12: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

11

Hasil Uji Nilai Best Operation Depth (BD)

Setelah seluruh proses analisa

perbandingan data dari CMEMS yang

merupakan data utama dengan data dari survei

CTD Pushidrosal yang merupakan data

pembanding sudah dilakukan, Langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah dengan

menguji hasil dari nilai Best Operation Depth

(BD) apakah nilai BD tersebut identik dengan

Shadow Zone yang merupakan area atau zona

yang disukai kapal selam dalam melaksanakan

operasi penyelaman. Dalam hal ini akan

diambil 1 sampel stasiun data pengukuran

CTD dari sumber data CMEMS.

Gambar 10. Hasil Uji Nilai BD Stasiun 90

(125,67°E 3,25°N) Kapal Selam Tidak

Terdeteksi Oleh Kapal Atas Air

Gambar 11. Kedalaman Perambatan Suara

Max di Stasiun 90

Peta Contour Best Operation Depth (BD)

Kapal Selam

Dalam pembuatan Peta Contour Best

Operation Depth (BD) Kapal Selam

menggunakan perangkat lunak Arcgis 10.3.1

dan untuk Peta yang digunakan sebagai

background adalah Peta dari Pushidrosal yang

memiliki Nomor Peta 483 dalam format tiff

yang telah diperbaharui pada tahun 2016

dengan Skala 1:200.000 dan format peta

tersebut dalam bentuk tiff. Kemudian dijadikan

file ENC dengan menggunakan ArcCatalog

dan setelah itu dilaksanakan georeferencing

atau proses penempatan objek atau image yang

belum mempunyai acuan sistem koordinat

kedalam sistem koordinat dan proyeksi

tertentu, sehingga dapat dilaksanakan digitasi

ulang dengan menggunakan ArcMap.

Gambar 12. Hasil Peta Contour Best

Operation Depth

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian skripsi ini diperoleh

suatu metode dalam menentukan nilai Mixed

Layer Depth (MLD) yang digunakan sebagai

dasar dalam mendapatkan nilai dari Best

Operation Depth (BD) dan metode pembuatan

tabel informasi Berat Jenis Air laut dengan

menggunakan perangkat lunak ODV 4.7.4,

Microsoft Excel 2016 dan Matlab R2015a,

Page 13: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

12

sehingga dapat diterapkan dan dikembangkan

di Pushidrosal dalam menyiapkan informasi

Oseanografi taktis untuk mendukung operasi

kapal selam serta sebagai dasar rujukan dalam

menyusun peta navigasi bawah air. Dari hasil

pembuatan Peta Contour Best Operation

Depth (BD) pada Peta Nomor 483 di wilayah

perairan Sangihe Talaud, didapatkan 336 titik

Stasiun Data CTD dengan hasil nilai

kedalaman BD dengan rentang kedalaman BD

terdangkal 66,15 meter dan kedalaman

terdalam 110,09 meter.

UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ini adalah bagian dari tugas akhir

penulis pertama dengan dibimbing oleh para

penulis pendamping. Pengolahan dan analisis

dilakukan di Laboratorium Data Laut dan

Pesisir, Pusat Riset Kelautan, KKP dan

Laboratorium Hidrografi STTAL. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada staf Lab.

Data Pusriskel KKP, Civitas Akademika Prodi

Hidrografi STTAL dan rekan-rekan

mahasiswa Prodi Hidrografi STTAL Angkatan

37.

DAFTAR PUSTAKA

Abrianto, H., 2013. http://heriabrianto.

blogspot.com. [Online]

Available at: http://heriabrianto.blogspot.

com/2013/04/intensitas-cahaya-suara-di-

dalam-laut.html [Accessed 11 juni 2018].

Aji, T., 2016. Studi Karakteristik Massa Air

Untuk Menentukan Shadow Zone di Selat

Sunda.

Asryanto, 2017. Pembangunan Purwarupa

Peta Oseanografi Taktis Untuk Navigasi

Kapal Selam di Selat Sunda.

Buntoro, K., 2012. Alur Laut Kepulauan

Indonesia (ALKI) Prospek dan Kendala.

Jakarta: s.n.

Chen, D. et al., 1994. The roles of vertical

mixing,solar radiation, and wind stress in

a model simulation of the sea surface

temperature seasonal cycle in the tropical

Pasific Ocean. J. Geophys, Res. : Oceans

(1978-2012), pp. 20345-20359.

Dessy, T., Djunaedi, O. S., Purba, N. P. &

Pranowo, W. S., 2013. Hubungan

Variabilitas Mixed Layer Depth Kriteria

delta T = 0,5 derajat C dengan Sebaran

Tuna di Samudera Hindia Bagian Timur.

F.A.S, (. O. A. S., 1998. Introduction to Naval

Weapons Engineering. [Online].

Garrett, C., 1996. Processes in the surface

mixed layer of the ocean. Dyn. Atmos.

Ocean, pp. 19-34.

Guest, A., 2014. Direct path propagation.

[Online]

Available at: http://www.oc.nps.edu/

~bird/oc2930/acoustics/directpath.html

Hatimah, H., 2013. Berat Jenis Zat Padat dan

Zat Cair, Bali: s.n.

Helber, et al., 2008. Evaluating the sonic layer

depth relative to the mixed layer depth.

Journal of Geophysical Research : Ocean

(1978-2012), p. 113.

Holli, R., 2014. nasa.. [Online]

Available at: http://earthobservatory.nasa

.gov/Features/OceanCarbon/

International Hydrographic Organization

(IHO) S-44, 2008. S-44. s.l.:International

Hydrographic Organization (IHO).

Lukas, R. a. E. L., 1991. The Mixed Layer Of

The Western Equator Pacific Ocean. In:

G. J, ed. The Mixed Layer Of The

Western Equator Pacific Ocean. s.l.:s.n.,

pp. 3343-3357.

Lurton, 2002. An Introduction to Underwater

Acoustic. Principles and Aplication,

Volume X.

Marsetio, 2014. Sea Power Indoneia. Jakarta:

s.n.

Meadows, P. & Campbell, J., 1988. An

Introduction to Marine Science. In: J. W.

a. Sons, ed. An Introduction to Marine

Science. New York: s.n.

Munandar, A., 2015. Salinitas, s.l.: s.n.

Nontji, A., 2005. Laut Nusantara. In: Jakarta:

Djambatan.

Nugroho, W. H., 2007. Perancangan Kapal

Selam Berdasarkan Kajian Berat, Daya

Apung dan Stabilitas Statisnya. 1(2), pp.

32-39.

Pratiwi, H. A., 2015. Sifat Fisis Air Laut,

Yogyakarta: s.n.

Pushidrosal, 2016. indonesia, Patent No. Peta

Laut Indonesia No.483.

Ross, D., 1970. Introduction Oceanography.

In: USA: Meredith Corporation.

Setiawan, A., 2005. Densitas Air Laut.

[Online]

Available at:

https://agusset.wordpress.com/about/

[Accessed 19 July 2005].

Page 14: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

13

Urick, R. J., 1983. Principles of Underwater

Sound. Third Edition, McGraw-Hill Book

Company, Newyork, Volume III.

Villarreal, Vance A., 2014. Relationship

between the Sonic Layer Depth and

Mixed Layer Depth identified from U.S.

Navy Sea Glider Data.

Wen, T., 2008. Aplikasi Metode Normal Mode

Pada Propagasi Akustik Bawah Air Di

Samudera Hindia, Bandung: s.n.

Wikipedia, 2017. Wikipedia. [Online]

Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/

Pusat_HidroOseanografi_TNI_Angkatan

_Laut [Accessed 15 September 2017].

Wyrkti, K., 1961. Physical Oceanography of

the Southeast Asian Waters. In: T. U. o.

C. S. I. o. O. L. Jolla, ed. California: Naga

Report. Vol 2, p. 195pp.

Page 15: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

PETUNJUK PENULISAN DAN PENGIRIMAN ARTIKEL JURNAL HIDROGRAFI INDONESIA

PENDAHULUAN

Jurnal Hidrografi Indonesia (ISSN:) adalah peer-reviewed journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah hidrografi dan oseanografi. Artikel-artikel yang dipublikasikan di Jurnal Hidrografi Indoensia meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (tidak prioritas), atau komentar atau kritik terhadap tulisan yang ada di Jurnal Hidrografi Indonesia. Jurnal Hidrografi Indonesia diterbitkan oleh Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut berasosiasi dengan Dewan Hidrografi Indonesia dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia. Jurnal Hidrografi Indonesia menerima manuskrip atau artikel dalam bidang hidrografi dan bidang oseanografi dari berbagai kalangan akademisi dan peneliti baik nasional maupun internasional.

Artikel-artikel yang dimuat di Jurnal Hidrografi Indonesia adalah artikel yang telah melalui proses penelaahan oleh Mitra Bebestari (peer-reviewers). Keputusan diterima atau tidaknya suatu artikel ilmiah di jurnal ini menjadi hak dari Dewan Penyunting berdasarkan atas rekomendasi dari Mitra Bebestari.

PENULISAN JUDUL, NAMA DAN ALAMAT PENULIS

Judul artikel ditulis kedalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, nama penulis (tanpa gelar akademis), dan alamat afiliasi penulis ditulis rata tengah pada halaman pertama di bawah judul artikel. Jarak antar baris antara judul dan nama penulis adalah 2 spasi, sedangkan jarak antara alamat afiliasi penulis dan judul abstrak adalah 1 spasi. Kata kunci harus dituliskan di bawah teks abstrak untuk masing-masing bahasa, disusun urut abjad dan dipisahkan oleh tanda titik koma dengan jumlah kata 3-5 kata. Penulis Penanggungjawab atau Penulis Korespondensi atau Corresponding Author harus ditandai dengan tanda asterisk diikuti tanda koma “*” seperti contoh di atas. Di bagian bawah kolom kiri halaman pertama/abstrak harus dituliskan tanda Penulis Penanggungjawab atau Penulis Korespondensi atau Corresponding Author dan dituliskan pula alamat email dan nomor telepon pribadinya. Komunikasi tentang revisi artikel dan keputusan akhir hanya akan dikomunikasikan melalui email Penulis Korespondensi. Jika penulis lebih dari satu, tuliskan nama-nama penulis dengan dipisahkan oleh koma (,). Jika nama penulis terdiri dari dua kata, kata pertama penulis (first name) sebaiknya tidak disingkat. Jika nama penulis hanya terdiri dari satu kata, tuliskan nama sebenarnya dalam satu kata, namun demikian di versi online (HTML) akan dituliskan dalam dua kata yang berisi nama yang sama (berulang) untuk keperluan indeksasi metadata. PETUNJUK UMUM PENULISAN NASKAH MANUSKRIP

Naskah manuskrip adalah dalam format MS Word, (dapat menngunakan template artikel ini) dan dikirimkan ke email Editorial: [email protected]

Page 16: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Naskah manuskrip yang ditulis harus mengandung komponen-komponen artikel ilmiah berikut (sub judul sesuai urutan), yaitu: (a) Judul Artikel, (b) Nama Penulis (tanpa gelar), (c) Alamat Afiliasi Penulis, (d) Abstrak dan Kata Kunci, (e) Pendahuluan, (f) Metode Penelitian, (g) Hasil dan Pembahasan, (h) Kesimpulan, (i) Ucapan terima kasih/Persantunan dan (j) Daftar Pustaka. Penulisan sub judul di bagian isi artikel (Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, dan Kesimpulan) harus diberi nomor urut format angka Arab berurut dimulai dari angka satu. Sub judul ditulis dengan huruf tebal dengan format Title Case dan disusun rata kiri tanpa garis bawah. Sub-sub judul ditulis dengan huruf tebal dengan format Sentence case dan disusun rata kiri dan menggunakan format penomoran level dua. Naskah manuskrip dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan jumlah halaman maksimum 10 halaman termasuk gambar dan tabel. Naskah manuskrip harus ditulis sesuai template artikel ini dalam bentuk siap cetak (Camera ready). Artikel harus ditulis dengan ukuran bidang tulisan A4 (210 x 297 mm) dan dengan format margin kiri 25 mm, margin kanan 20 mm, margin bawah 20 mm, dan margin atas 30 mm. Naskah harus ditulis dengan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran font 11 pt (kecuali judul artikel), berjarak satu spasi, dan dalam format dua kolom (kecuali bagian judul artikel, nama penulis, dan abstrak). Jarak antar kolom adalah sejauh 10 mm. Kata-kata atau istilah asing digunakan huruf miring (Italic). Sebaiknya hindari penggunaan istilah asing untuk artikel berbahasa Indonesia. Paragraf baru dimulai 10 mm dari batas kiri, sedangkan antar paragraf tidak diberi spasi antara. Semua bilangan ditulis dengan angka arab, kecuali pada awal kalimat. Tabel dan Gambar diletakkan di dalam kelompok teks sesudah tabel atau gambar tersebut dirujuk. Setiap gambar harus diberi judul gambar (Figure Caption) di sebelah bawah gambar tersebut dan bernomor urut angka Arab diikuti dengan judul gambar. Setiap tabel harus diberi judul tabel (Table Caption) dan bernomor urut angka Arab di sebelah atas tabel tersebut diikuti dengan judul tabel. Gambar-gambar harus dijamin dapat tercetak dengan jelas (ukuran font, resolusi dan ukuran garis harus yakin tercetak jelas). Gambar dan tabel dan diagram/skema sebaiknya diletakkan sesuai kolom diantara kelompok teks atau jika terlalu besar diletakkan di bagian tengah halaman. Tabel tidak boleh mengandung garis-garis vertikal, sedangkan garis-garis horisontal diperbolehkan tetapi hanya yang penting-penting saja.

Page 17: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

PETUNJUK KHUSUS PENULISAN ISI NASKAH MANUSKRIP

Judul Artikel

Judul Artikel harus dituliskan secara singkat dan jelas, dan harus menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak dikemukakan, tidak memberi peluang penafsiran yang beraneka ragam, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris. Judul artikel tidak boleh mengandung singkatan kata yang tidak umum digunakan. Kemukakan terlebih dahulu gagasan utama artikel baru diikuti dengan penjelasan lainnya.

Pendahuluan

Pendahuluan harus berisi (secara berurutan) latar belakang umum, kajian literatur terdahulu (state of the art) sebagai dasar pernyataan kebaruan ilmiah dari artikel, pernyataan kebaruan ilmiah, dan permasalahan penelitian atau hipotesis. Di bagian akhir pendahuluan harus dituliskan tujuan kajian artikel tersebut. Di dalam format artikel ilmiah tidak diperkenankan adanya tinjauan pustaka sebagaimana di laporan penelitian, tetapi diwujudkan dalam bentuk kajian literatur terdahulu (state of the art) untuk menunjukkan kebaruan ilmiah artikel tersebut.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pemecahan permasalahan termasuk metode analisis. Keterangan gambar diletakkan menjadi bagian dari judul gambar (figure caption) bukan menjadi bagian dari gambar. Metode-metode yang digunakan dalam penyelesaian penelitian dituliskan di bagian ini. Hasil dan Pembahasan: Hasil dan pembahasan berisi hasil-hasil temuan penelitian dan pembahasannya secara ilmiah. Tuliskan temuan-temuan ilmiah (scientific finding) yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan tetapi harus ditunjang oleh data-data yang memadai. Temuan ilmiah yang dimaksud di sini adalah bukan data-data hasil penelitian yang diperoleh. Temuan-temuan ilmiah tersebut harus dijelaskan secara saintifik meliputi: Apakah temuan ilmiah yang diperoleh? Mengapa hal itu bisa terjadi? Mengapa trend variabel seperti itu? Semua pertanyaan tersebut harus dijelaskan secara saintifik, tidak hanya deskriptif, bila perlu ditunjang oleh fenomena-fenomena dasar ilmiah yang memadai. Selain itu, harus dijelaskan juga perbandingannya dengan hasil-hasil para peneliti lain yang hampir sama topiknya. Hasil-hasil penelitian dan temuan harus bisa menjawab hipotesis penelitian di bagian pendahuluan. Kesimpulan Kesimpulan menggambarkan jawaban dari hipotesis dan/atau tujuan penelitian atau temuan ilmiah yang diperoleh. Kesimpulan bukan berisi perulangan dari hasil dan pembahasan, tetapi lebih kepada ringkasan hasil temuan seperti yang diharapkan di tujuan atau hipotesis. Bila perlu, di bagian akhir kesimpulan dapat juga dituliskan hal-hal yang akan dilakukan terkait dengan gagasan selanjutnya dari penelitian tersebut. Ucapan Terima Kasih/Persantunan Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada pemberi dana penelitian atau donatur. Ucapan terima kasih dapat juga disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu pelaksanaan penelitian.

Page 18: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Daftar Pustaka Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam teks artikel harus didaftarkan di bagian Daftar Pustaka. Daftar Pustaka harus berisi pustaka-pustaka acuan yang berasal dari sumber primer (jurnal ilmiah dan berjumlah minimum 80% dari keseluruhan daftar pustaka) diterbitkan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Setiap artikel paling tidak berisi 10 (sepuluh) daftar pustaka acuan. Penulisan sistem rujukan di dalam teks artikel dan penulisan daftar pustaka sebaiknya menggunakan program aplikasi manajemen referensi misalnya: Mendeley, EndNote, atau Zotero, atau lainnya. PANDUAN PENULISAN PERSAMAAN

Setiap persamaan ditulis rata tengah kolom dan diberi nomor yang ditulis di dalam kurung dan ditempatkan di bagian akhir margin kanan. Persamaan harus dituliskan menggunakan Equation Editor dalam MS Word atau Open Office (Primack, 1983).

S+KY

kSX

θ

S

τ

S=

dt

dS

mc

0 ........................(1)

PANDUAN PENULISAN KUTIPAN/RUJUKAN DALAM TEKS ARTIKEL

Setiap mengambil data atau mengutip pernyataan dari pustaka lainnya maka penulis wajib menuliskan sumber rujukannya. Rujukan atau sitasi ditulis di dalam uraian/teks dengan cara nama penulis dan tahun. Jika penulis lebih dari dua, maka hanya dituliskan nama penulis pertama diikuti “dkk” atau “et al.”. Semua yang dirujuk di dalam teks harus didaftarkan di bagian Daftar Pustaka, demikian juga sebaliknya, semua yang dituliskan di Daftar Pustaka harus dirujuk di dalam teks.

PANDUAN PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti Mendeley, End Note, Zotero, atau lainnya. Format penulisan yang digunakan di Jurnal Hidrografi Indonesia adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).

Pustaka yang berupa majalah/jurnal ilmiah: Bekker, J. G., Craig, I. K., & Pistorius, P. C. (1999). Modeling and Simulation of Arc Furnace Process. ISIJ International, 39(1), 23–32. Pustaka yang berupa judul buku: Fridman, A. (2008). Plasma Chemistry (p. 978). Cambridge: Cambridge University Press. Pustaka yang berupa Prosiding Seminar: Roeva, O. (2012). Real-World Applications of Genetic Algorithm. In International Conference on Chemical and Material Engineering (pp. 25–30). Semarang, Indonesia: Department of Chemical Engineering, Diponegoro University. Pustaka yang berupa disertasi/thesis/skripsi: Istadi, I. (2006). Development of A Hybrid Artificial Neural Network – Genetic Algorithm for Modelling and Optimization of Dielectric-Barrier Discharge Plasma Reactor. PhD Thesis. Universiti Teknologi Malaysia.

Page 19: JURNAL HIDROGRAFI INDONESIAwidodopranowo.id/wp-content/uploads/2017/04/FCahyadi_etal_JHI-v… · Jurnal Hidrografi Indonesia (Indonesian Hydrography Journal) adalah jurnal yang diasuh

Pustaka yang berupa patent: Primack, H.S. (1983). Method of Stabilizing Polyvalent Metal Solutions. US Patent No. 4,373,104. Pustaka yang berupa HandBook: Hovmand, S. (1995). Fluidized Bed Drying. In Mujumdar, A.S. (Ed.) Handbook of Industrial Drying (pp.195-248). 2nd Ed. New York: Marcel Dekker.