Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko...

14
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No. 1 ANALISIS SEISMIK AMPLITUDE VERSUS OFFSET (AVO) RESERVOAR BATU GAMPING FORMASI KUJUNG PADA LAPANGAN “GPH” CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA Guspriandoko 1 , Bagus Sapto Mulyatno 2 , Ordas Dewanto 3 Teknik Geofisika, Universitas Lampung Jl Prof. Dr. SumantriBrojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 *e-mail:[email protected] ABSTRAK Keberadaan anomali amplitudo (dimspot) pada penampang seismik merupakan salah satu indikator adanya hidrokarbon pada suatu reservoar. Metode AVO (Amplitude Versus Offset) bekerja berdasarkan domain reflektifitas dan dapat digunakan untuk menganalisis anomali hidrokarbon. Pada kasus tertentu metode ini juga digunakan untuk pemisahan litologi serta fluida. Untuk mengetahui penyebaran potensi gas di lapangan “GPH” cekungan Jawa Timur Utara, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan AVO attribute. Dalam penilitian ini analisis AVO dilakukan untuk mengidentifikasi kelas anomali, FRM (Fluid Replacement Model) konsep substitusi fluida dalam bentuk pemodelan untuk melihat karakter reservoar. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil pemodelan FRM antara sumur G-3 dan G-5 dengan sw = 100%, mengalami peningkatan amplitudo terhadap offset pada sumur G-3 dan disubtistusi gas 100% pada sumur G-5 mengalami penurunan amplitudo terhadap offset. Pada zona reservoar batu gamping formasi kujung pada sumur G-1, G-2, G-3, G-4 tergolong anomali kelas I dengan nilai intercept positif dan gradient negatif berada pada kuadran IV pada crossplot intercept & gradient dengan nilai gradient terendah -0,05. Proses clustering dilakukan untuk analisis peta attribute Near dan Far offset, dengan pengambilan sudut Near offset 0-10° dan Far offset 20-35° serta orientasi arah NW-SE, menunjukkan perbedaan nilai amplitudo dengan jelas antara reef yang berisi brine dengan reef yang berisi gas. Sedangkan pada hasil crossplot intercept & gradient pada masing-masing reef ditemukan 1 zona potensi batu gamping gas yang perlu dianalisis lebih lanjut. ABSTRACT Amplitude anomaly (dimspot) on a seismic cross section is an indicator of the presence of hydrocarbons in a reservoir. The AVO (Amplitude Versus Offset) method is used to analyze hydrocarbon anomalies based on the reflectivity domain, but in some cases, this method can be used for lithologies and fluids separation. Therefore, further analysis is needed to determine the distribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field of northern east Java basin. In this study AVO analysis was performed to identify an anomaly classes, FRM (Fluid Replacement Model) as the fluid substitution concept in the form of model in order to understand the reservoir character. This research showed that the result of FRM modeling from well G-3 and well G-5 which sw = 100%, represent the increased amplitude to offset in well G-3 and 100% gas substitution in well G-5 have decreased ratio between amplitude to offset. Well G-1, G-2, G-3, G-4 in the limestone reservoir of Kujung formation is classified as anomaly class 1 which in the crossplot intercept & gradient, positive intercept and negative gardient are in quadrant IV and the lowest gradient value is - 0.05. Clustering process was done to analize the map of near offset and far offset attribute which acquisition angle for the near offset is 0-10 o and for the far offset is 20-35 o while the direction is NW- SE. This showed the clear differencess of amplitude value between the reef which contains brine and the reef which contains gas. In the gardient and intercept crossplot, there was found a potential zona for limestone in every single reef which need to be analized even further. Keywords: AVO (Amplitude Versus Offset), FRM (Fluid Replacement Model), Near offset, Far offset, Intercept, and Gradient.

Transcript of Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko...

Page 1: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

1

ANALISIS SEISMIK AMPLITUDE VERSUS OFFSET (AVO) RESERVOAR

BATU GAMPING FORMASI KUJUNG PADA LAPANGAN “GPH”

CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA

Guspriandoko1, Bagus Sapto Mulyatno

2, Ordas Dewanto

3

Teknik Geofisika, Universitas Lampung

Jl Prof. Dr. SumantriBrojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

*e-mail:[email protected]

ABSTRAK

Keberadaan anomali amplitudo (dimspot) pada penampang seismik merupakan salah satu indikator

adanya hidrokarbon pada suatu reservoar. Metode AVO (Amplitude Versus Offset) bekerja

berdasarkan domain reflektifitas dan dapat digunakan untuk menganalisis anomali hidrokarbon. Pada

kasus tertentu metode ini juga digunakan untuk pemisahan litologi serta fluida. Untuk mengetahui

penyebaran potensi gas di lapangan “GPH” cekungan Jawa Timur Utara, maka perlu dilakukan

analisis lebih lanjut menggunakan AVO attribute. Dalam penilitian ini analisis AVO dilakukan untuk

mengidentifikasi kelas anomali, FRM (Fluid Replacement Model) konsep substitusi fluida dalam

bentuk pemodelan untuk melihat karakter reservoar. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil pemodelan

FRM antara sumur G-3 dan G-5 dengan sw = 100%, mengalami peningkatan amplitudo terhadap offset

pada sumur G-3 dan disubtistusi gas 100% pada sumur G-5 mengalami penurunan amplitudo terhadap

offset. Pada zona reservoar batu gamping formasi kujung pada sumur G-1, G-2, G-3, G-4 tergolong

anomali kelas I dengan nilai intercept positif dan gradient negatif berada pada kuadran IV pada

crossplot intercept & gradient dengan nilai gradient terendah -0,05. Proses clustering dilakukan untuk

analisis peta attribute Near dan Far offset, dengan pengambilan sudut Near offset 0-10° dan Far offset

20-35° serta orientasi arah NW-SE, menunjukkan perbedaan nilai amplitudo dengan jelas antara reef

yang berisi brine dengan reef yang berisi gas. Sedangkan pada hasil crossplot intercept & gradient

pada masing-masing reef ditemukan 1 zona potensi batu gamping gas yang perlu dianalisis lebih

lanjut.

ABSTRACT

Amplitude anomaly (dimspot) on a seismic cross section is an indicator of the presence of

hydrocarbons in a reservoir. The AVO (Amplitude Versus Offset) method is used to analyze

hydrocarbon anomalies based on the reflectivity domain, but in some cases, this method can be used

for lithologies and fluids separation. Therefore, further analysis is needed to determine the

distribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field of northern east Java basin.

In this study AVO analysis was performed to identify an anomaly classes, FRM (Fluid Replacement

Model) as the fluid substitution concept in the form of model in order to understand the reservoir

character. This research showed that the result of FRM modeling from well G-3 and well G-5 which

sw = 100%, represent the increased amplitude to offset in well G-3 and 100% gas substitution in well

G-5 have decreased ratio between amplitude to offset. Well G-1, G-2, G-3, G-4 in the limestone

reservoir of Kujung formation is classified as anomaly class 1 which in the crossplot intercept &

gradient, positive intercept and negative gardient are in quadrant IV and the lowest gradient value is -

0.05. Clustering process was done to analize the map of near offset and far offset attribute which

acquisition angle for the near offset is 0-10o and for the far offset is 20-35

o while the direction is NW-

SE. This showed the clear differencess of amplitude value between the reef which contains brine and

the reef which contains gas. In the gardient and intercept crossplot, there was found a potential zona

for limestone in every single reef which need to be analized even further.

Keywords: AVO (Amplitude Versus Offset), FRM (Fluid Replacement Model), Near offset, Far offset,

Intercept, and Gradient.

Page 2: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

2

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan suatu negara

yang kaya akan sumber daya alam yang

tersimpan di dalam perut bumi. Terutama

pada minyak bumi dan gas bumi, seiring

berjalannya waktu permintaan akan gas bumi

semakin meningkat setelah pemerintah

mengkonversikan bahan bakar rumah tangga

dari minyak tanah ke gas maupun sebab lain

seperti meningkatnya produksi kendaraan

bermesin yang menggunakan bahan bakar

gas dikarenakan ramah lingkungan. Oleh

sebab itu, dilakukan peningkatan teknologi

dalam eksplorasi sumber daya alam yakni

salah satunya menggunakan metode seismik

refleksi untuk mengoptimalkan pencarian

minyak bumi dan gas bumi di indonesia.

Seismik adalah metode eksplorasi

hidrokarbon yang menggunakan prinsip

penjalaran gelombang. Metode ini dianggap

baik dalam memberikan gambaran struktur

geologi dan perlapisan batuan bawah

permukaan secara lateral dengan cukup detail

dan akurat.

Metode Amplitude Versus Offset

(AVO) adalah suatu metode yang mengamati

variasi amplitudo gelombang P terhadap

kenampakan bright-spot atau dim-spot pada

penampang seismik.

Metode ini mulai dikembangkan tahun

1984 oleh Ostrander, yang menunjukkan

adanya variasi koefisien refleksi pasir gas

terhadap bertambahnya sudut datang atau

offset.

Penggunaan analisis AVO yang paling

sukses adalah untuk mendeteksi gas sand/

reservoir batupasir yang mengandung gas,

karena poisson's rasionya yang turun drastis

pada batupasir yang mengandung gas

(Chiburis, E., Leaney, S., Skidmore, C.,

Frank, C., dan McHugo, S., 1993). Meskipun

metode AVO lebih banyak digunakan dalam

kasus reservoar gas pada batuan pasir tetapi

tidak menutup kemungkinan juga dapat

dilakukan analisis untuk kasus reservoir gas

pada batuan karbonat (Li, Y., J. Downton dan

B. Goodway, 2003), sehingga diharapkan

dengan analisis AVO pada reservoar batuan

gamping dapat dikarakterisasi dengan lebih

baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara geologi Cekungan Jawa Timur

terbentuk karena proses pengangkatan dan

ketidakselarasan serta proses-proses lain,

seperti penurunan muka air laut dan

pergerakan lempeng tektonik..

Tren struktur dan sejarah pengendapan

dari sedimentasi Tersier di Blok West

Madura Offshore sebagian besar

dikendalikan oleh konfigurasi batuan dasar

yang dibentuk oleh peristiwa tektonik pada

masa Kapur Akhir sampai dengan Tersier

Awal. Tektonik pada jaman Kapur Akhir

sampai Tersier Awal mengakibatkan adanya

kombinasi dari tensional dan wrech faulting

yang menghasilkan seri fitur horst dan

graben berarah Timur Laut ke Barat Daya

yang mengontrol konfigurasi awal

pembentukan cekungan. Cekungan Jawa

Timur Utara dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok struktur utama dari arah utara ke

selatan, yaitu North Platform, Central High

dan South Basin (Satyana, 2005). Tiga

struktur utama Cekungan Jawa Timur Utara

dapat dilihat pada Gambar 1.

Secara Stratigrafi Cekungan Jawa

Timur Utara yang didominasi oleh suksesi

dari endapan sedimen berumur Tersier dan

yang lebih muda. Reservoar utama pada

daerah ini ditemukan pada fasies reefal

carbonate buildup yang berkembang

sepanjang highstands utama yang berasosiasi

dengan dua interval stratigrafi berumur

Oligosen Awal (umur Strontium 31-34 Ma)

dan Miosen Awal (umur Strontium 20-21.5

Ma). Stratigrafi Cekungan Jawa Timur Utara

dapat dilihat pada Gambar 2.

III. TEORI DASAR

1. Seismik Refleksi

Metode seismik refleksi mengukur

waktu yang diperlukan suatu impuls suara

untuk melaju dari sumber suara, terpantul

Page 3: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

3

(4)

(5)

oleh batas-batas formasi geologi, dan

kembali ke permukaan tanah pada suatu

geopon. Refleksi dari suatu horizon geologi

mirip dengan gempa pada suatu muka tebing

atau jurang.

2. Komponen Seismik Refleksi

Komponen seismik refleksi

menunjukkan komponen sebuah gelombang

(tras seismik) seperti amplitudo, puncak,

palung, zero crossing, tinggi dan panjang

gelombang. Kemudian dari parameter data

dasar tersebut dapat diturunkan beberapa

komponen lain seperti impedansi akustik,

koefisien refleksi, polaritas, fasa, resolusi

vertikal, wavelet, dan sintetik seismogram.

3. Impedansi Akustik Impedansi akustik merupakan

kemampuan suatu batuan untuk melewatkan

gelombang seismik yang melaluinya. Secara

fisis, Impedansi Akustik merupakan produk

perkalian antara kecepatan gelombang

kompresi dengan densitas batuan.

4. Koefisien Refleksi Koefisien refleksi adalah suatu nilai

yang merepresentasikan bidang batas antara

dua medium yang memiliki impedansi

akustik yang berbeda.

5. Seismogram Sintetik

Seismogram sintetik adalah data

seismik buatan yang di buat dari data sumur,

yaitu log kecepatan, densitas, dan wavelet

dari data seismik. Dengan mengalikan

kecepatan dengan densitas maka akan

didapatkan deret koefisien refleksi.

(Sukmono, 2000)

6. Hubungan Kecepatan Gelombang P

(Vp) dan Gelombang S (Vs)

Bentuk sederhana dari persamaan kecepatan

P-wave dan S-wave diturunkan untuk batuan

non-porous dan isotropis. Persamaan

kecepatan menggunakan koefisien Lambda

(𝜆), modulus Bulk (K), dan modulus Shear

(𝜇) dan dituliskan sebagai berikut (Lee , S.S.,

Wu, S.S.C., Hsu, C.H., Lin, J.Y., Yang, Y.L.,

Huang, C.S., and Jewng, L.D, 1998) :

𝑉𝑝 = 𝐾+4

3 𝜇

𝜌 =

𝜆+2𝜇

𝜌

𝑉𝑠 = 𝜇

𝜌

Dimana 𝜆 adalah koefisien lambda = K + 2/3

𝜇, K adalah modulus bulk, 𝜇 adalah modulus

shear dan 𝜌 adalah densitas.

Dalam karbonat, Rafavich (1984)

menunjukkan Vp/Vs dapat digunakan untuk

mendiskriminasi batugamping dari dolomit.

Vp/Vs atau rasio impedansi juga telah

berhasil digunakan untuk deteksi secara

langsung hidrokarbon (Direct Hydrocarbon

Indicator- DHI), terutama dengan teknik

AVO karena Vp tidak sensitif terhadap

perubahan fluida sementara Vs berubah

terhadap saturasi dan jenis fluida yang

berbeda, sehingga menghasilkan perubahan

Vp/Vs.

7. Subtitusi Fluida Gassman

Fluida tertentu yang tersubstitusi oleh

fluida yang lain akan mengakibatkan

terjadinya perubahan respon seismik.

Respon seismik yang berubah

mengindikasikan adanya perubahan dalam

properti seismik. Didalam substitusi fluida

sangat diperlukan untuk mengetahui

kecepatan gelombang seismik, karena batuan

yang tersaturasi fluida yang berbeda maka

akan menghasilkan kecepatan gelombang

seismik yang berbeda pula. Subtitusi fluida merupakan salah satu

bagian penting dalam analisa seismik atribut

karena substitusi fluida merupakan alat bagi

interpreter dalam mengukur dan memodelkan

berbagai macam skenario fluida yang

mungkin bisa menjelaskan anomali AVO

yang teramati. Pemodelan dalam substitusi

fluida harus terlebih dahulu menghilangkan

pengaruh dari fluida yang pertama.

8. Ampltude Versus Offset (AVO)

a. Prinsip Dasar AVO

Page 4: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

4

(33)

AVO pertama kali ditunjukan sebagai

suatu teknik untuk menganalisa respon

amplitudo pada seismik yang berasosiasi

dengan kehadiran gas pada reservoir

(Ostrander, 1984).

Anomali AVO muncul sebagai akibat

penurunan dari koefisien refleksi gelombang

seismik secara drastis dan puncak lapisan

mengandung gas bila dibandingkan dengan

koefisien refleksi dari lapisan-lapisan di

sekitarnya.

9. Persamaan Zoepprit (1919) dan

Pendekatan Aki-Richard

a. Zoeppritz (1919)

Zoeppritz (1919) telah menghubungkan

parameter-parameter yang berupa amplitudo

refleksi dan transmisi sebagai fungsi dari

sudut datang, ΔVp, ΔVs, dan Δρ dari

fenomena perambatan gelombang untuk

sudut datang tidak sama dengan nol menjadi

matriks.

b. Aki dan Richard (1980)

Persamaan Zoeppritz tidak

memperlihatkan pemahaman yang mudah

antara amplitudo dengan offset dan sifat

batuannya, sehingga untuk modelling dan

analisis AVO biasanya digunakan persamaan

linearisasi, yaitu pendekatan dari persamaan

Zoeppritz yang diturunkan oleh Richards dan

Frasier (1976) serta Aki dan Richard (1980).

c. Shuey (1985) Shuey (1985) menyusun kembali

persamaan Aki dan Richard (1980).

𝑅 𝜃 = 𝑅𝑝 + 𝐺. 𝑠𝑖𝑛2𝜃 = 𝐴 + 𝐵𝑠𝑖𝑛2

9. Klasifikasi AVO

Rutherford dan Williams (1989)

mempopulerkan klasifikasi anomali AVO

yang membagi anomali AVO (berdasarkan

kandungan minyak dan gas) menjadi tiga

kelas yaitu: kelas I, (high impedance contrast

sands); kelas II, (near-zone impedance

contrast sands); dan kelas III, (low

impedance contrast sands). Tahun 1998

Castagna et al. memperkenalkan sandstone

kelas IV setelah ia melakukan crossplot

AVO berdasarkan klasifikasi Rutherford dan

Williams.

10. Atribut AVO

Atribut AVO berguna dalam

peningkatan interpretasi, evaluasi reservoar

dan memahami hubungan sifat-sifat fluida

dan batuan. Dalam penelitian ini atribut yang

digunakan antara lain adalah Intercept (A)

dan Gradient (B).

a. Intercept (A)

Intercept (A) merupakan nilai koefisien

refleksi gelombang seismik pada zero offset

atau sumbu sudut datang nol (zero angle

axis). Intercept merupakan suku pertama dari

pendekatan Shuey terhadap persamaan

Zoeppritz.

𝑅 𝜃 = 𝑅𝑝 + 𝑅𝑝 . 𝐻0 ∆𝜎

(1 − 𝜎)2 𝑠𝑖𝑛2𝜃

Dengan A = Koefisien Refleksi pada zero

offset

b. Gradient (B)

Gradient (B) merupakan kemiringan

garis atau slope yang menggambarkan

perubahan amplitudo relatif dengan sudut

datang (θ). Untuk mengetahui perubahan atau

pengurangan amplitudo terhadap offset,

atribut ini harus digunakan dengan atribut

intercept.

c. Product Intercept*Gradient (A*B)

Atribut ini merupakan perkalian antara

intercept dengan gradient dan dapat

digunakan sebagai indikator hidrokarbon

secara langsung. Apabila nilai hasil perkalian

kedua atribut tersebut positif berarti ada

suatu pertambahan nilai amplitudo mutlak

terhadap offset. Dan apabila hasil perkalian

bernilai negatif, berarti ada pengurangan

amplitudo absolut terhadap offset.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Adapun data yang digunakan pada

penelitian ini yaitu:

1. Data Seismik

Page 5: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

5

Data seismik yang digunakan adalah

data 3D seismik berbentuk post-stack time

migration. Crossline daerah penelitian 1591-

2258 dan inline 1585-2115.

2. Data Sumur

Data sumur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 4 (Empat) sumur, yaitu

sumur G-1, G-2, G-3, dan G-4, serta 1 (satu)

sumur yang tidak termasuk dalam lapangan

“GPH” yakni G-5 hanya sebagai

pembanding, namun hanya sumur G-3 yang

memiliki kelengkapan data checkshot yang

juga merupakan sumur utama penelitian.

yang terlampir pada tabel 1.

3. Peta Persebaran sumur (Gambar 3).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Fluid Replacement Scenario atau

AVO Modelling

Pada penelitian ini sebelum dibuat

model sintetik AVO, terlebih dahulu

dilakukan analisis fluida pengisi. Data sumur

dibuat skenario konten fluida pada pengisi

reservoar yang tersaturasi gas, air dan nilai

log sebenarnya (insitu). Dengan mengubah

nilai saturasi pada zona reservoar, terjadi

perubahan nilai log Vp, Vs, densitas dan

poisson ratio seperti pada Gambar 4. Kurva

log berwarna merah merupakan nilai log

sebenarnya (insitu), dan log berwarna biru

merupakan tersaturasi air 100%.

Setelah didapat nilai log P-wave, S-

wave, dan density makan kemudian dibuat

pre-stack synthetic AVO dari log ini

menggunakan algoritma Aki & Richard two

term sehingga dapat dibandingkan pada

analisis pick AVO (gradient analysis). Hasil

sintetik AVO dapat dilihat pada Gambar 5

dan Gambar 6. Data yang digunakan hanya

yakni data sumur G-3 dan sumur G-5 yang

merupakan data pembanding.

2. Pick AVO (Gradient Analysis)

Analisis pick AVO atau gradient

analysis pada penelitian ini dilakukan dengan

cara menge-pick gather seismik pada event

zona reservoar sehingga diketahui bentuk

kurva hubungan dari besar perubahan nilai

amplitudo terhadap offset. Dimana pada

penelitian ini hanya menggunakan 1 (satu)

buah event. Data yang di analisis yaitu data

seismik yang melewati sumur-sumur

penelitian. Grafik perbandingan proses pick

AVO antar masing-masing sumur yang

ditunjukan pada Gambar 7.

3. Picking Horizon

Pada penelitian ini interpretasi horizon

yang dilakukan menggunakan satu buah

horizon yaitu horizon Kujung pada formasi

Kujung. Interpretasi horizon ini

menggunakan marker yang telah ditentukan

pada interpretasi sebelumnya yaitu marker

dari sumur G-3. Hasil proses picking horizon

ditunjukkan pada Gambar 8, dari proses

picking horizon menghasilkan peta berupa

time structure map atau peta.

4. Analisis Cluster

Setelah didapatkan time structure map,

kemudian dapat dilakukan proses pembagian

cluster. Analisis cluster dari atribut seismik

yakni metode yang digunakan untuk

mengelompokkan litologi dari data seismik

yang telah direkam atau diproses. Untuk hasil

analisis yang lebih detail cluster dapat dilihat

pada Gambar 9.

5. Crossplot AVO Intercept-Gradient

Crossplot AVO intercept-gradient

yang merupakan hasil dari proses atribut

seismik. Data yang digunakan dengan

menggunakan data yang telah dilakukan

proses pembagian cluster. Dari penelitian

terlihat bahwa cluster gas cukup terpisah

dengan baik dengan cluster brine. Dimana

cluster gas dengan titik berwarna merah dan

cluster brine dengan titik berwarna biru.

Dengan melihat kondisi seperti itu,

melihat hasil crosplot dari trend analysis

masih dapat untuk diamati polanya. Hasil

proses Crossplot AVO intercept-gradient

ditunjukkan pada Gambar 10.

6. Analisis AVO Pada proses analisis AVO ini dilakukan

pada data seismik berupa pre-stack gather

yang telah dilakukan pre-conditioning

sebelumnya. Data yang dianalisis adalah

CDP gather yang melewati sumur-sumur

Page 6: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

6

penelitian serta zona potensi lain (dimspot)

yang terlihat pada penampang seismik.

a. Analisis Near Offset dan Far Offset

Dari data CDP gather dilakukan proses

angle gather dimana akan tampak nilai sudut

terjauh. Angle stack menggambarkan

perjalanan gelombang seismik dari sumber

sampai sudut yang ditentukan, dimana sudut

tersebut akan menggantikan fungsi jarak.

Seperti diketahui bahwa dalam melakukan

analisis AVO maka sudut tidak melebihi

sudut kritis (35°). Dibagi menjadi Near angle

stack dan Far angle stack untuk dapat

melihat perubahan nilai amplitudo. Dengan

masing – masing dipisahkan menjadi 0-10°

untuk Near Angle Stack dan 20-35° untuk

Far Angle Stack. Peta persebaran Near offset

dan Far offset ditunjukan pada Gambar 11

dan Gambar 12.

5.1.8.2. Analisis Intercept-Gradient

Pada analisa simulasi intercept-

gradient, kehadiran 2 cluster tersebut (gas

dan brine) memberikan dua tipe informasi.

Pertama adalah derajat keterpisahan dari

cluster tersebut, kemudian menyatakan

seberapa baik AVO dapat memisahkan tipe-

tipe fluida tersebut. Menentukan secara

visual fluida jenis apa dari nilai-nilai

tersebut. Penampang intercept, gradient dan

product (A*B) ditunjukan pada Gambar 13.

Peta persebaran intercept-gradient dapat

dilihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.

7. Analisis Reservoar

Analisis reservoar pada penelitian ini

dilakukan setelah dilihat dan analisis dari

semua hasil tahapan bahwa proses analisis

dengan menggunakan metode AVO mampu

memisahkan pengisi fluida terutama dengan

anomali gas. Hal ini dibuktikan dengan

masing-masing proses yang dilakukan pada

penelitian ini.

Beberapa pendekatan dilakukan dengan

membandingkan nilai sebenarnya atau near-

far offset dengan simulasi intercept dan

gradient serta skenario modelling fluida

berupa Fluid Replacement Model (FRM).

Kemudian di hasilkan bahwa anomali yang

masing-masing menunjukkan perubahan

amplitudo.

Sebelum dilakukan pembagian cluster

(clustering) diketahui bahwa sumur yang

berisi hidrokarbon gas terdapat pada sumur

G-3, sumur tersebut menjadi acuan untuk

proses pembagian cluster dan analisis fluida

pengisi pada sumur-sumur yang lain.

Pembagian cluster yang telah dibuat

yang kemudian dilakukan proses ekstrak

pada masing-masing reef, maka reef tersebut

memiliki nilai sesuai atribut volume yang

dilakukan. Berdasarkan Gambar 15

crossplot antara intercept dan gradient pada

masing-masing reef. Sesuai dengan analisis

yang dilakukan sebelumnya, bahwa sumur

G-3 di identifikasi berisi gas, maka reef F

berisikan gas, dan reef yang lain akan di

crossplot dengan reef F.

Hasil crossplot bergeser ke kanan

atau mendekati dan berada pada wet trend

maka respon tersebut berupa fluida air

(brine) sedangkan apabila hasil crossplot

bergeser ke kiri atau menjauhi dari wet trend

maka berupa gas. Titik plot berwarna merah

merupakan gas, dan titik plot berwarna biru

merupakan air (brine). Hal ini mengacu pada

ilustrasi garis pengikat/ trend AVO

(Castagna dan Smith,1994).

Berdasarkan pada Tabel 2 maka dapat

dilihat bahwa yang berisi gas terdapat pada

reef F dan reef H, sedangkan yang berisi

brine atau air terdapat pada reef A, reef B,

reef C, reef D, reef E, reef G, dan reef I.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pemodelan sintetik

menggunakan metode Fluid

Replacement Model (FRM) dengan gas

sebagai insitu dan disubtitusi air 100%

pada sumur G-3, mengalami

peningkatan amplitudo terhadap offset

dengan menghasilkan seismogram

sintetik berupa wiggle seismik yang

semakin tebal atau tight. sedangkan

Page 7: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

7

sumur G-5 sebagai pembanding dengan

air (brine) disubtitusi gas 100%

mengalami penurunan amplitudo

terhadap offset.

2. Dari analisis AVO pada masing-masing

sumur, setiap sumur memiliki nilai

intercept positif dan gradient negatif

berada pada kuadran IV merupakan

jenis reservoar gas tipe AVO kelas I

dengan sumur G-3 memiliki nilai

intercept dan gradient lebih kecil dari

sumur yang lain. Pada product

intercept*gradient (A*B) hasil

perkalian yaitu negatif yakni

menunjukkan adanya pengurangan

amplitudo terhadap offset.

3. Pada hasil Near offset dengan sudut 0-

10° dan Far offset dengan sudut 20-35°

pada penampang 2D dan peta volume

atribut menunjukkan perbedaan nilai

amplitudo terhadap offset secara visual

dan nilainya bergantung pada

pengambilan sudutnya sesuai angle of

incidence.

4. Berdasarkan analisa hasil crossplot

pada pembagian cluster berupa poligon

reef. yang berisi gas terdapat pada reef

F dan reef H ditandai dengan plot

menjauhi wet trend, sedangkan fluida

yang berisi brine atau air terdapat pada

reef A, reef B, reef C, reef D, reef E,

reef G, dan reePf I ditandai dengan plot

mendekati atau berada pada wet trend.

6.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Akan lebih baik jika jumlah sumur

yang digunakan memiliki kelengkapan

data yang lebih lengkap salah satu nya

seperti log Vs yang berasal dari hasil

pengukuran

2. Perlu dilakukan analisis Lamda-Rho

dan Mu-Rho, serta teknik inversi

Extended Elastic Impedance (EEI).

3. Sangat dianjurkan untuk mempelajari

Petrofisika dan interpretasi sumur

untuk lebih mengetahui keadaan

dibawah permukaan bumi. Hal ini

dapat membantu untuk karakterisasi

reservoar berdasarkan anomali AVO.

DAFTAR PUSTAKA

Aki A., and Richard P.G. 1980. Quantitative

Seismology: Theory and Methods,

W.H.Freeman & Company.

Castagna, J. P., and Smith, S.W. 1994.

Comparison of AVO indicators: A

modeling study: Geophysics, 59, 1849–

1855.

Chiburis, E., Leaney, S., Skidmore, C.,

Frank, C., and McHugo, S., 1993,

Hydrocarbon Detection with AVO,

Oilfield Review: Januari.

Lee, S.S., Wu, S.S.C., Hsu, C.H., Lin, J.Y.,

Yang, Y.L., Huang, C.S., and Jewng,

L.D., 1998, 3-D AVO Processing and

Aplication, The Leading Edge 17, 693-

696.

Li, Y., J. Downton and B. Goodway, 2003,

Recent applications of AVO to

carbonate reservoirs in the Western

Canadian Sedimentary Basin: The

Leading Edge, 22, 670-674.

Ostrander W.J. 1984, Plane wave reflection

coefficient for gas sands at non-normal

angles of incidence, Geophysics 49,

1637-1648.

Rafavich, F., Kendall, C. H. St. C., dan Todd.

T.P. 1984.The Relationship Between

Acoustic Properties and The

Petrographical Character of

CarbonateRocks, Geophysics, 49,

1622-1634

Rutherford, S., and Williams. R. 1989.

Amplitude versus offset variation in gas

Page 8: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

8

sands, Geophysics 54, 680-688.

Satyana., A.H. 2005. Oligo-Miocene

Carbonates of Java : Tectonic-Volcanic

Setting and Petroleum Implications.

Proceedings Indonesian Petroleum

Association (IPA). 30th

annu. conv., p.

217-250.

Shuey, R.T. 1985. A simplification of the

Zoepprite equations. Geophysics 50,

609-614.

Sukmono. S. 2000. Seismik Inversi Untuk

Karakterisasi Reservoir. Departemen

Teknik Geofisika Institut Teknologi

Bandung. Bandung.

Zoeppritz, R. 1919. On the reflektion and

propagation of seismic waves,

Erdbebenwellen VIIIB; Gottinger

Nachrichten I, 66-68.

Page 9: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

9

LAMPIRAN

Tabel 1. Rincian Data Sumur Penelitian

Tabel 2. Respon crossplot intercept dan

gradient pada masing-masing

reef. REEF A B C D E F G H I

BRINE GAS

Gambar 1. Tiga struktur utama Cekungan

Jawa Timur (Satyana dan

Purwaningsih, 2003).

Gambar 2. Stratigrafi regional blok West

Madura Offshore (PHE WMO,

2009)

Gambar 3. Base Map

Gambar 4. Data log Vp, Vs, density hasil

perubahan skenario fluida pada

sumur G-3

Page 10: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

10

Gambar 5. Hasil sintetik AVO dan grafik sintetik pada sumur G-3, a) sintetik insitu; b)

sintetik brine

Gambar 6. Hasil sintetik AVO dan grafik sintetik pada sumur G-5, a) sintetik insitu; b)

sintetik gas

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0 500 1000 1500 2000 2500

Am

pli

tude

Offset

Grafik Sintetik AVO sumur G-3

Brine

Insitu

-0,05

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0 500 1000 1500 2000 2500

Am

pli

tude

Offset

Grafik Sintetik AVO sumur G-5

Insitu

Gas

b) a)

b) a)

Page 11: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

11

Gambar 7. Grafik Perbandingan Kurva Gradient antar Sumur

Gambar 8. Picking horizon

Gambar 9. Peta Analisis Cluster

Page 12: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

12

Gambar 10. Crossplot Intercept (X) dan Gradient (Y)

Gambar 11. Peta Persebaran Near Offset

Gambar 12. Peta Persebaran Far Offset

Page 13: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

13

Gambar 13. Perbandingan penampang atribut intercept, gradient dan product dari data

seismik yang melewati sumur G-3

Gambar 14. Peta Persebaran Intercept

Gambar 15. Peta Persebaran Gradient

Page 14: Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.repository.lppm.unila.ac.id/5659/1/Jurnal Guspriandoko 1115051018.pdfdistribution of potential gases by using AVO attribute in the "GPH" field

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. /No.

14