JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

23
165 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019 JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 Nomor 01 Mei 2019 Halaman 165-187 ANALISIS BEBAN KERJA SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BATARA GURU KABUPATEN LUWU Analysis of Workload As A Basis For Determining Needs Nursing Care In Ward Of Rsud Batara Guru, Luwu Regency Hairuddin Safaat 1 , Husnaini 2 1 Akper Sawerigading Pemda Luwu Email : [email protected] 2 Akper Sawerigading Pemda Luwu Email : [email protected] ABSTRAK Dalam menjawab keluhan perawat mengenai besarnya beban kerja di ruang rawat inap Kelas III bedah dan Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu, perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan menggunakan formula yaitu, Workload Indicator Staff Needs (WISN). Penelitian dilakukan di ruang rawat inap kelas III bedah laki-laki dan wanita dan interna laki-laki dan wanita menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan observasi terhadap aktivitas perawat menurut metode work sampling serta in-depth interview. Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pada kategori produktif (80%) dengan Proporsi waktu kerja produktif perawat di ruang rawat inap kelas III bedah dan interna berkisar 80.41-81.55, teringgi diruang rawat bedah lai-laki (81.55) dan terendah di ruang interna wanita (80.41). Standar beban kerja kegiatan keperawatan langsung lebih besar dibandingkan keperawatan tidak langsung. Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan metode WISN di Ruang Bedah dan Interna adalah 57 orang, jika dibandingkan dengan keadaan jumlah tenaga keperawatan yang ada pada saat ini sebanyak 63 orang, maka tenaga keperawatan kelebihan 6 orang. Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang bedah laki-laki kekurangan 3 tenaga perawat sedangkan di ruangan bedah wanita mengalami kelebihan 5 orang demikian halnya dengan ruangan interna laki-laki mengalami kelebihan 4 orang sedangkan ruangan Interna wanita sudah memenuhi jumlah kebutuhan tenaga perawat. Diharapkan pihak manajemen Keperawatan perlu mengajukan usulan penambahan tenaga keperawatan pada ruangan bedah laki-laki, ruangan interna laki-laki sudah memenuhi kebutuhan sedangkan di ruang bedah wanita dan interna laki-laki perlu menata kembali penempatan tenaga di untuk dipindahkan ke ruangan yang membutuhkan / kekurangan. Keywords: Beban kerja, Kebutuhan Tenaga Perawat ABSTRACT Answered about the assignments in the inpatient room in Class III Surgery and Interna at Batara Guru Regional Hospital in Luwu Regency, it is necessary to analyze the needs of nurses by using the formula, namely Staff Needs Indicator Workload (WISN). The study was conducted in a class III surgical-male and female inpatient and male and female inpatient room using a quantitative and qualitative approach using activities based on work sampling methods and in-depth interviews. The results of the study stated that the nurses' workload was in the productive category (80%) with the proportion of productive work time of nurses in the inpatient class III surgical and internal rooms ranging from 80.41-81.55, the highest in the other surgical room (81.55) and the lowest in the women's internal space ( 80.41). The standard workload of nursing activities is directly greater than indirect nursing. The need for nursing staff based on the WISN method in the Surgical and Internal Room is 57 people, compared with the current number of nursing staff as many as 63 people, the nursing staff is over 6 people. The need for nursing staff in the men's operating room lacked 3 nurses while in the operating room the woman experienced an excess of 5 people as well as the internal male room had an excess of 4 people while the female internal room had met the number of nurses.

Transcript of JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

Page 1: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

165 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

JURNAL FENOMENA KESEHATANArtikel Penelitian

Volume 02 Nomor 01 Mei 2019 Halaman 165-187

ANALISIS BEBAN KERJA SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEBUTUHANTENAGA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BATARA GURU

KABUPATEN LUWU

Analysis of Workload As A Basis For Determining Needs Nursing Care In Ward OfRsud Batara Guru, Luwu Regency

Hairuddin Safaat 1, Husnaini 2

1Akper Sawerigading Pemda LuwuEmail : [email protected]

2Akper Sawerigading Pemda LuwuEmail : [email protected]

ABSTRAKDalam menjawab keluhan perawat mengenai besarnya beban kerja di ruang rawat inap Kelas III bedah dan

Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu, perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat denganmenggunakan menggunakan formula yaitu, Workload Indicator Staff Needs (WISN). Penelitian dilakukan di ruangrawat inap kelas III bedah laki-laki dan wanita dan interna laki-laki dan wanita menggunakan pendekatan kuantitatifdan kualitatif dengan melakukan observasi terhadap aktivitas perawat menurut metode work sampling serta in-depthinterview.

Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pada kategori produktif (80%) dengan Proporsi waktukerja produktif perawat di ruang rawat inap kelas III bedah dan interna berkisar 80.41-81.55, teringgi diruang rawatbedah lai-laki (81.55) dan terendah di ruang interna wanita (80.41). Standar beban kerja kegiatan keperawatanlangsung lebih besar dibandingkan keperawatan tidak langsung. Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan metodeWISN di Ruang Bedah dan Interna adalah 57 orang, jika dibandingkan dengan keadaan jumlah tenaga keperawatanyang ada pada saat ini sebanyak 63 orang, maka tenaga keperawatan kelebihan 6 orang. Kebutuhan tenagakeperawatan di ruang bedah laki-laki kekurangan 3 tenaga perawat sedangkan di ruangan bedah wanita mengalamikelebihan 5 orang demikian halnya dengan ruangan interna laki-laki mengalami kelebihan 4 orang sedangkanruangan Interna wanita sudah memenuhi jumlah kebutuhan tenaga perawat.

Diharapkan pihak manajemen Keperawatan perlu mengajukan usulan penambahan tenaga keperawatanpada ruangan bedah laki-laki, ruangan interna laki-laki sudah memenuhi kebutuhan sedangkan di ruang bedahwanita dan interna laki-laki perlu menata kembali penempatan tenaga di untuk dipindahkan ke ruangan yangmembutuhkan / kekurangan.Keywords: Beban kerja, Kebutuhan Tenaga Perawat

ABSTRACTAnswered about the assignments in the inpatient room in Class III Surgery and Interna at Batara Guru

Regional Hospital in Luwu Regency, it is necessary to analyze the needs of nurses by using the formula, namely StaffNeeds Indicator Workload (WISN). The study was conducted in a class III surgical-male and female inpatient andmale and female inpatient room using a quantitative and qualitative approach using activities based on worksampling methods and in-depth interviews.

The results of the study stated that the nurses' workload was in the productive category (80%) with theproportion of productive work time of nurses in the inpatient class III surgical and internal rooms ranging from80.41-81.55, the highest in the other surgical room (81.55) and the lowest in the women's internal space ( 80.41).The standard workload of nursing activities is directly greater than indirect nursing. The need for nursing staffbased on the WISN method in the Surgical and Internal Room is 57 people, compared with the current number ofnursing staff as many as 63 people, the nursing staff is over 6 people. The need for nursing staff in the men'soperating room lacked 3 nurses while in the operating room the woman experienced an excess of 5 people as well asthe internal male room had an excess of 4 people while the female internal room had met the number of nurses.

Page 2: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

166 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

It is expected that the Nursing management needs to propose the addition of nursing staff in the malesurgical room, the internal male room has met the needs while in the women's and internal surgery room men needto re-arrange the placement of labor to be moved to a room that needs / lack.Keywords: Workload, Nurse Needs

PENDAHULUANEra globalisasi dan pasar bebas membuat

terbukanya persaingan antar rumah sakit baikpemerintah maupun swasta.Masyarakat akanmenuntut rumah sakit harusdapat memberikanpelayanan yang cepat, akurat, bermutu dan biayayang terjangkau. Disamping itu dengan adanyaUndang-Undang perlindungankonsumen,demokratisasi semakin meningkat makasupremasi hukuman akan meningkat pula,sehinggatumah sakit dalam pengelolaanya harustransparan,berkualitas dan memperhaitkankepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati.

Untuk menghadapi situasi diatas salah satulangkah adalah merencanakan kebutuhan sumberdaya manusia(SDM) secara tepat sesuai denganfungsi pelayanan setiap unit,khususnya bagiankeperawatan.Pengetahuan dan ketrampilanperencanaan SDM khususnya keperawatanmerupakan kompetensi yang harus dimiliki olehsetiap pimpinan keperawatan di rumah sakittermasuk seluruh tenaga perawat agar tersediaSDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi danprofesional (Setyowati,2009).

Beberapa studi menunjukkan bahwa bebanperawat di instalasi rawat inap beberapa rumahsakit umum melebihi kapasitas dan berdampakpada rendahnya mutu pelayanan keperawatandiantaranya Fredna (2009), Devi (2010), Kuntoro(2010) dan Corry (2011). Sedangkan Prihardini(2012) di RSU Bhakti Yudha menyatakan bebankerja perawat pada kategori produktif (80%)dengan hanya 33.98% yang merupakan aktivitaskeperawatan langsung dan 47.4% merupakanaktivitas keperawatan tidak langsung, penggunaanwaktu untuk kegiatan pribadi dan non produktifperawat masih di dalam standar ILO (14.98%).

Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) BataraGuru adalah rumah sakit yang berbentuk SatuanKerja Perangkat Daerah ( SKPD ) milikPemerintah Kabupaten Luwu dengan manajemenberbasis kinerja di tuntut untuk meningkatkanmutu pelayanan kepada pasien sebagai usahauntuk menciptakan citra rumah sakit yang baik danmampu bersaing dengan rumah sakit yang beradadi sekitar

Sejalan dengan diberlakukannya upayapemerintah untuk menyehatkan masyarakatmelalui Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)maka RSUD Batara Guru melakukan penambahanjumlah tempat tidur dari 105 buah menjadi 160buah tempat tidur pada tahun 2016 denganpeningkatan bed occupancy rate (BOR)yaituprosentase pemakaian tempat tidur pada satusatuan waktu tertentu dari 75,65 % pada tahun2015 menjadi 82,17 % pada tahun 2016, denganjumlah perawat yang relatif tetap sebanyak 109orang. Sehingga diperkirakan menyebabkan bebankerja perawat yang semakin besar danmembutuhkan penyesuaian jumlah tenaga kerja.Hal ini didukung oleh penelitian Syafaat (2017)menemukan rata-rata beban kerja perawat diruang rawat inap RSUD Batara Guru KabupetenLuwu dikategorikan kedalam beban kerja mentaltinggi, nilai rata-rata sebesar 67.86 dengan standardeviasi 9.39 sehingga tingkat beban kerja perawatterbanyak berkisar 77.25-58.47.

Hasil wawancara tidak terstruktur dengankepala seksi perawatan diperoleh informasi bahwaselama ini di rumah sakit Batara Guru belumpernah dilakukan analisis kebutuhan tenagaperawat berdasarkan beban kerja perawat, selamaini rekruitmen perawat dilakukan hanyamekanisme droping. Tidak jarang banyak keluhandari ruangan perawatan terhadap mutu layanankeperawatan akibat dari jumlah SDM yang tidaksebanding dengan beban kerja. Peningkatan bebankerja yang tidak diimbangi oleh penambahanjumlah SDM menyebabkan tidak jarang perawathanya melakukan tindakan kolaboratif dan bersifatrutinitas sedangkan fungsi pelayanan keperawatanyang komprehensif yang sebagai pemenuhankebutuhan dasar menjadi tidak dilakukan.

Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah Workload Indicator Staff Need (MetodeWISN). Metode WISN adalah salah satu metodeyang dianjurkan dalam Kepmenkes Nomor81/MENKES/I/2004. Metode WISN merupakanindikator yang menunjukkan besarnya kebutuhantenaga kerja di suatu tempat kerja berdasarkanbeban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebihmudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah

Page 3: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

167 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

dioperasikan, mudah digunakan, secara teknismudah diterapkan, komprehensif dan realistis.Metode WISN mencakup lima langkah, yaitumenetapkan waktu kerja tersedia, menetapkan unitkerja dan kategori SDM, menyusun standar bebankerja, menyusun standar kelonggaran, danperhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

KAJIAN LITERATURKonsep Analisi Beban Kerja1. Pengertian Beban Kerja

Menurut Keputusan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara Nomor:KEP/75/M.PAN/7/2004, beban kerja adalahsejumlah target pekerjaan atau target hasilyang harus dicapai dalam satu satuan waktutertentu. Sedangkan standar beban kerjamenurut Kepmenkes RI Nomor81/MENKES/SK/I/2004 tentang PedomanPenyusunan Perencanaan Sumber DayaManusia Kesehatan di Tingkat Propinsi,Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit adalahbanyaknya satu satuan waktu (atau angka)yang diperlukan untuk menyelesaikankegiatan pelayanan kesehatan oleh tenagakesehatan sesuai dengan standar profesinya.

Beban kerja yang didefinisikanolehMarquis dan Houston (2010) yaitu bebankerja perawat adalah keseluruhan kegiatanatau aktivitas yang dilakukan oleh seorangperawat selama tugas di suatu unit pelayanankeperawatan, beban kerja biasanya diartikansebagai patient days yang merujuk padajumlah prosedur, pemeriksaan, kunjunganpada pasien, infeksi, dan lain lain. MenurutGaudine dalam Malika (2014)mendefinisikan beban kerja yaitu jumlah totalwaktu keperawatan baik secara langsung atautidak langsung dalam memberikan pelayanankeperawatan yang diperlukan oleh pasien danjumlah perawat yang diperlukan untukmemberikan pelayanan tersebut.

Analisa beban kerja adalah upayamenghitung beban kerja pada satuan kerjadengan cara menjumlah semua beban kerjadan selanjutnya membagi dengan kapasitaskerja perorangan persatuan waktu. Bebankerja dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatanyang dilakukan staf pada waktu kerja baikkegiatan langsung, kegiatan tidak langsung,dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi dankegiatan yang tidak produktif(Ilyas,2011).

Beban kerja keperawatan mempunyaidua unsur penting yaitu jumlah pasien dantindakan keperawatan yang diberikan. Bebankerja ditentukan oleh metode klasifikasipasien dimana metode ini dilengkapi olehdokumen yang memuat keadaan penyakitpasien dan perawatan yang dibutuhkan.Metode klasifikasi pasien ini digunakan untukmengukur beban kerja keperawatan dan jugamemperkirakan jumlah tenaga perawat yangdibutuhkan (Grohar, 1997).

2. Waktu StandarMenurut ILO (1983) dalam Maliki

(2014) yang dimaksud waktu standar adalahjumlah waktu yang dibutuhkan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan menurutprestasi standar yaitu isi kerja, kelonggaranuntuk hal-hal yang tidak terdugakarenakelambatan, waktu kosong, dankelonggaran gangguan bila terjadi.

Berdasarkan ketentuan dari Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 77 terkaitwaktu kerja, yaitu pegawai yang bertugasselama 7 jam sehari dan 40 jam perminggumaka jam kerjanya yaitu 6 hari kerja dalamseminggu, sedangkan yang bertugas selama 8jam sehari dan 40 jam perminggu maka jamkerjanya yaitu 5 hari kerja dalam seminggu.

3. Waktu ProduktifMenurut ILO (1976) dalam Corry (2011)

bahwa pekerja tidak dapat terus menerusbekerja, tetapi ada kelonggaran yangdiperbolehkan untuk mengadakan interupsi didalam jam kerja sebesar 15% dari waktu kerjayang seharusnya. Angka tersebut diperolehdari rata-rata perkenaan tetap untuk keletihandasar dan keletihan pribadi sebesar 10% sertaperkenaan penundaan untuk hal-hal yangtidak terduga sebesar 5%. Dengan demikianwaktu kerja produktif sebesar 85% dari totalkerja 100%.

Adapun menurut Ilyas (2011), perawatdikatakan produktif bila memanfaatkan waktukerja mencapai 80%. Parameter tersebutdigunakan untuk mengukur beban kerja. Bilaseorang perawat bekerja diatas 80% dariwaktu produktifnya maka dapat dikatakanbahwa beban kerjanya berlebihan sehinggaharus ditambah dengan perawat baru.Menurut Rahman (2012) menyebutkan bebankerja perawat yang termasuk kategori beratbila waktu produktif diatas 80%, sedangkankategori sedang bila waktu produktif diantara

Page 4: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

168 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

60-80% dan dikatakan kategori ringan apabilawaktu produktif di bawah 60%.

4. Komponen Beban Kerja PerawatMenurut Gillies (1994) komponen beban

kerja terdiri dari jumlah pasien yangdatang per hari, jumlah pasien dengan setiapdiagnose pengobatan dan perawatan, tingkatpenyakit yang berbeda dari setiap pasien, intensitaskeperawatan yang dibutuhkan oleh setiap pasien,rata-rata lama tinggal pasien, dan ukuran rata-ratawaktu yang digunakan untuk setiap keperawatanlangsung dan tidak langsung yang diberikankepada pasien.5. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Beban kerja perawat dapat dikaitkandengan produktivitas perawat, dimanaproduktivitas perawat dapat diukur denganmenghitung jumlah jam kerja perawat perpasien per hari. Pengukuran produktivitasmenurut Ilyas (2011), Lewis &Carini (1984 )dapat dilakukan dengan work sampling.Dimana produktivitas dapat dipengaruhi olehbeberapa faktor, diantaranya olehkarakteristik individu (usia, jenis kelamin,pendidikan, masa kerja, dan statuspernikahan) .

6. Kegiatan PerawatMenurut Ilyas (2011), Gillies dan Hasil

Lokakarya Persatuan Perawat Indonesia(PPNI) komponen yang digunakan untukmenghitung kebutuhan perawat rawat inapdengan metode formula adalah BOR, sensusharian, produktivitas, jumlah tempat tidur,jam kerja, jumlah hari libur dan jumlah jamperawatan/24 jam. Factor lain yang juga harusdiperhatikan untuk menghitung jumlahkebutuhan tenaga perawat adalah kegiatankeperawatan.

Menurut Rowland ( 1980) dan Gillies(1994) kegiatan keperawatan dibagi atas:a. Kegiatan keperawatan langsung adalah

kegiatan keperawatan yang langsungberpusat pada pasien dan yangberhubungan dengan pasien secara fisikdan psikologis. Menentukan jumlah waktuyang tepat dan dibutuhkan untuk kegiatankeperawatan langsung sulit dilakukankarena keadaan setiap pasien berbeda-bedatergantung dari diagnose penyakitnya.Pasien dengan diagnose penyakit yangsama tetapi berbeda usia membutuhkanperawatan yang berbeda pula. MenurutTappen (1998), penelitian dari Arthur

Andersen ditemukan bahwa penggunaanwaktu yang digunakan untuk keperawatanlangsung adalah 35 % dari total kegiatanperawat dan biasanya tidak lebih dari 50%.

b. Kegiatan keperawatan tidak langsungadalah kegiatan yang tidak dilakukanlangsung kepada pasien tetapi untukpersiapan, melengkapi, dan menunjangkegiatan keperawatan langsung atau yangbersifat administratif. Pada umumnyakebutuhan keperawatan tidak langsunguntuk setiap kategori pasien di setiap unitrawat inap membutuhkan waktu yanghamper sama. Dari sudut Arthur Andersenmenemukan bahwa untuk kegiatanadministrasi ini membutuhkan waktusebesar 20 % dari total kegiatan perawat.

c. Kegiatan penyuluhan kesehatan adalahkegiatan yang menekankan seluruh tenagaperawat untuk menginformasikan kepadapsien dan keluarganya mengenaikebutuhan-kebutuhan keperawatan yangdapat mendukung kesembuhan pasien.Waktu yang diperlukan untuk kegiatankomunikasi ke pasien rata-rata 14,5 menitper pasien per hari.

Selain itu Rowland ( 1980)menambahkan beberapa factor lagi yaitu :a. Unit care adalah kegiatan yang berupa

koordinasi umum dalam unit ruangkeperawatan, seperti pertemuan, rapatruangan atau komunikasi dengan unit lain.

b. Kegiatan personal adalah kegiatankebutuhan primer manusia yang tidakdapat di hindari seperti sholat, makan,minum, kebersihan diri, duduk di nursestation, ganti pakaian dan ke toilet.

c. Kegiatan non produktif adalah kegiatanyang tidak terkait dengan tugas dantanggung jawab sebagai perawat,merupakan kegiatan pribadi misalnya:nonton televisi, baca koran, mengobrol,telepon urusan pribadi, pergi keluarruangan/pergi untuk keperluan pribadi ataukeluarga, datang terlambat dan pulanglebih awal dari jadwal

7. Pengukuran Beban KerjaPerhitungan beban kerja sama dengan

menghitung sumber-sumber keperawatanyang digunakan dalam jumlah waktu dantingkatan dari staf keperawatan yang terlibatdalam pelayanan yang berbeda setiap pasien

Page 5: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

169 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

dan kondisi ( O’Brien AJ et al, 2002, dalamWiskow 2004). Sedangkan menurut Ilyas (2004), untuk menghitung beban kerja perawatdapat dilakukan dengan tehnik seperti : worksampling, time and motion study, dan dailylog. Menurut Huber (2000), beban kerjadihitung dengan cara work sampling, time andmotion study, acuity estimation or patientclassification system. Swansburg danSwansburg (1999) menyatakan untukmenghitung beban kerja digunakan tehnikwork sampling, time study and task frequency,continuous sampling & self reporting.a. Work Sampling

Work sampling digunakan untuk untukmengobservasi aktivitas kerja dengan intervalwaktu tertentu atau secara random (Huber,2000). Pada metode ini yang menjadi fokuspengamatan adalah apa yang dilakukanresponden pada waktu tertentu dan apakegiatannya. Dalam (Barnes, 1980)menyebutkan tiga kegunaan utama dari worksampling, yaitu :

1) Activity and Delay SamplingMengukur proporsi kegiatan aktifitas dantidak melakukan aktifitas seorang pegawai.

2) Performance SamplingMengukur waktu yang digunakan untukbekerja dan waktu yang tidak digunakanuntuk bekerja seorang pegawaiberdasarkan uraian tugasnya dan dapatsekaligus untuk mengukurproduktifitasnya.

3) Work MeasurementMenetapkan standar waktu dari suatukegiatan.

Tujuan work sampling meliputiidentifikasi tugas dan elemen tugas perawat,mengetahui waktu dan lamanya kegiatan sertajumlah kegiatan yang dilakukan. Ilyas (2011)mengemukakan dengan cara work samplingakan didapatkan informasi yang tepatmengenai kegiatan dan banyaknyapengamatan kegiatan dari mulai datangsampai dengan responden pulang.

Hal-hal yang dapat diamati dengan worksampling Ilyas (2011) dalam Meidiawati(2012):1) Aktivitas apa yang sedang dilakukan

pegawai pada waktu jam kerja2) Apakah aktivitas pegawai berkaitan

dengan fungsi dan tugasnya pada waktujam kerja

3) Proporsi waktu kerja yang digunakanuntuk kegiatan produktif atau tidakproduktif

4) Pola beban kerja pegawai dikaitkandengan waktu, jadwal jam kerja

Prosedur Work Sampling sebagi berikut :1) Menentukan jenis pegawai yang akan

diteliti2) Memilih sampel sebagai subjek yang akan

diteliti, dapat dengan simple randomsampling

3) Membuat formulir daftar kegiatan pegawaiyang diklasifikasikan, dikombinasikan dandisesuaikan dengan tujuan

4) Melatih pengamat mengenai carapengamatan kerja dengan menggunakanwork sampling, pengamat sebaiknyamemiliki latar belakang yang sejenisdengan subjek yang akan diamati untukmemudahkan pelatihan dan pelaksanaanpengamatan. Setiap pengamat yangmengamati 5-8 orang pegawai.

5) Pengamat kegiatan pekerja dilakukandengan interval waktu tiap 2-15 menit,tergantung karakteristik pekerjaan.Semakin tinggi tingkat kesibukan pekerjayang diamati, semakin pendek waktupengamatan. Semakin pendek jarak waktupengamatan, semakin banyak sampelpengamatan yang diamati oleh pengamatsehingga akurasi pengamatan menjadilebih akurat. Pengamatan dilakukanselama jam operasional. Bila jenis tenagayang akan diteliti berfungsi 24 jam makapengamata dilaksanakan sepanjang hari.Jumlah pengamatan dapat dihitung sebagaiberikut : Bila yang diamati 5 orangperawat setiap shift, interval pengamatansetiap 5 menit selama 24 jam (3 shift)dalam 6 hari, maka jumlah pengamatanadalah sebagai berikut : 5 perawat x 60(mnt)/5 (mnt) x 24 (jam) x 6 (hari kerja) =8640 sampel pengamatan. ( Ilyas, 2011).

Kelebihan metode work sampling :1) Pengamatan tidak perlu mengamati

pekerjaan terus-menerus, sehingga secarateknis mudah dikerjakan dan bagi pegawaiyang menjadi objek merasa tidak diamati.

2) Pengamat dapat mengamati beberapaorang pegawai sekaligus

3) Tidak diperlukan pengamat profesionalyang terlatih karena yang diamati

hanya jenis kegiatannya.

Page 6: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

170 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

1) Pengamatan dapat dihentikan kapan sajatanpa berdampak buruk terhadap hasilpenelitian.

2) Lebih menyenangkan bagi pengamatdibandingkan dengan metode time motionstudy. Pengamat jarang merasa bosan dankelelahan.

3) Tidak diperlukan stop watchKelemahan metode work sampling :

1) Tidak memberikan informasi yang lengkapdan terperinci detail kegiatan tenaga yangdiamati

2) Data yang didapat bisa terjadi bias karenapegawai tahu akan diamati.

b. Time Motion Study dan Task FrequencyTehnik ini digunakan untuk mengukur

standar waktu kegiatan yang spesifik (Huber,2000). Tehnik ini mengaitkan pekerjaantertentu dengan waktu yang dibutuhkan. Halini dilihat dari kapan tugas tersebut dimulaisampai tugas tersebut selesai, dilihat secaraindividual. Jumlah waktu yang digunakanuntuk tugas tersebut tergantung pada tingkatkepercayaan yang digambarkan dalam wakturata-rata. Disamping itu ada waktu yangdigunakan untuk istirahat karena lelah, danlain lain. Waktu rata-rata ditambah denganwaktu untuk istirahat dan kegiatan personal,disebut waktu standar. Pengukuran aktivitaskegiatan dengan cara mengalikan frekuensikegiatan dengan waktu standar. Frekuensidari tugas biasanya didapatkan dari suatucheck list dari laporan individual tentangtugas, keahlian dan tempat kerjanya. Langkahdari tehnik ini adalah sebagai berikut :1) Menentukan sampel yang akan diamati

setelah diklasifikasi membuat formulirkegiatan yang akan diamati serta waktuyang digunakan

2) Menentukan observer, yang harusmengetahui kompetensi dan fungsiResponden (bidangnya sama)

3) Satu observer mengamati satu perawatselama satu shift

c. Self Reporting atau Daily LogSelf reporting atau daily log merupakan

kegiatan pelaporan yang dibuat oleh perawatyang diteliti. Perawat menuliskan semuakegiatan yang dilakukan dan waktu yangdiperlukan untuk kegiatan tersebut. Tehnik inirelatif sederhana dan memerlukan biaya yangmurah, dan sangat mengandalkan kerjasamaserta kejujuran dari perawat yang akan diteliti.

Langkah dari tehnik ini yaitu :1) Menentukan jumlah sampel yang akan

diteliti2) Menentukan besarnya sampel yang akan

diamati3) Membuat formulir kegiatan yang bisa diisi

sendiri oleh informan4) Memberi penjelasan kepada subyek yang

akan diteliti tentang tujuan dan caramengisi formulir kegiatan

5) Menganalisa beban kerjaDalam penelitian ini digunakan

pengukuran beban kerja perawat metode worksampling dengan pertimbangan bahwa metodetime and motion study, pelaksana pengamatanuntuk pengambilan data ini haruslah seorang yangmengetahui secara benar tentang kompetensi danfungsi perawat mahir. Menurut Ilyas (2011)sebaiknya pelaksana pengamatan adalah perawatmahir pada bidang yangsama dari rumah sakityang berbeda. Sedangkan pada daily log,responden yang akan diteliti dipersilahkan menulissendiri kegiatan yang telah dilakukan dan waktuyang dibutuhkan untuk tiap kegiatan. Sehingga haltersebut dikhawatirkan responden kurang obyektifdan kadang sulit mengatur waktu dalammenuliskan kegiatannya pada formulir daily log.Menurut Kurniadi (2013), metode ini memilikikecendrungan perawat akan menuliskan kegiatanyang bermutu tinggi dan memerlukan waktu yanglama sedangkan tindakan kegiatan kurang bermututidak dicatat.

Perhitungan Jumlah Kebutuhan Tenagadengan Metode WISN (Work Load IndicatorStaffing Need)

Kepmenkes RI Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan PerencanaanSumber Daya Manusia Kesehatan di TingkatPropinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakitmenyatakan bahwa metode perhitungan kebutuhanSDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalahsuatu metode perhitungan kebutuhan SDMkesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyatayang dilaksanakan oleh tiap kategori SDMkesehatan pada tiap unit kerja di fasilitaspelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudahdioperasikan, mudah digunakan, secara teknismudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

Workload Indicator Staff Need (WISN)bermanfaaf untuk menghitung kebutuhan saat inidan masa mendatang, membandingkan SDMKesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan

Page 7: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

171 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

yang berbeda, dapat melihat apa tenaga kesehatanbekerja sudah sesuai dengan profesinya atau tidak,dan dapat mengidentifikasi seberapa besar bebankerja SDM Kesehatan (Depkes dan GTZ, 2009).Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDMberdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :1) Menetapkan waktu kerja tersedia;2) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;3) Menyusun standar beban kerja;4) Menyusun standar kelonggaran;5) Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

Pada dasarnya metode WISN ini dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas dan saranakesehatan lainnya, atau bahan dapat digunakanuntuk kebutuhan tenaga di Dinas Kesehatan.

Adapun beberapa langkah dalam menghitungkebutuhan SDM dengan metode WISNberdasarkan Petunjuk Teknis PenyusunanKebutuhan SDM Kesehatan KementerianKesehatan RI Tahun 2004 adalah sebagai berikut.1) Menetapkan waktu kerja tersedia

Tujuannya adalah diperolehnya waktu kerjatersedia masing-masing kategori SDM yangbekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satutahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkanwaktu kerja tersedia adalah sebagai berikut.a) Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di

RS atau Peraturan Daerah setempat, padaumumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja.Dalam 1 tahun 250 hari kerja (5 hari x 50minggu). (A)

b) Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDMmemiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun.(B)

c) Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuanyang berlaku di RS untuk mempertahankandan meningkatkankompetensi/profesionalisme setiap kategoriSDM memiliki hak untuk mengikutipelatihan/kursus/seminar/ lokakarya dalam 6hari kerja. (C)

d) Hari Libur Nasional, berdasarkan KeputusanBersama Menteri Terkait tentang Hari LiburNasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003ditetapkan 15 Hari Kerja dan 4 hari kerjauntuk cuti bersama. (D)

e) Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rataketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1tahun) karena alasan sakit, tidak masukdengan atau tanpa pemberitahuan/ijin. (E)

f) Waktu kerja, sesuai ketentuan yangberlaku di RS atau Peraturan Daerah, pada

umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah8 jam (5 hari kerja/minggu). (F)

Berdasarkan data tersebut selanjutnyadilakukan perhitungan untuk menetapkanwaktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X FKeterangan :A = Hari KerjaD = Hari Libur NasionalB = Cuti TahunanC = Pendidikan dan PelatihanE = Ketidak Hadiran KerjaF = Waktu Kerja

2) Menetapkan unit kerja dan kategori SDMTujuannya adalah diperolehnya unit kerja

dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalammenyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatanperorangan pada pasien, keluarga dan masayarakatdi dalam dan di luar RS. Struktur organisasi RS,data kepegawaian, standar profesi, standarpelayanan dan standar operasional prosedur (SOP)sangat membantu proses penetapan unit kerja dankategori SDM di rumah sakit.3) Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalahvolume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun perkategori SDM. Standar beban kerja untuk suatukegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-ratawaktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yangdimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiapunit kerja RS adalah meliputi :a) Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh

masing-masing kategori SDMKegiatan pokok adalah kumpulan berbagai

jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan standaroperasional prosedur (SOP) untuk menghasilkanpelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakanoleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.Untuk memudahkan dalam menetapkan bebankerja masing-masing kategori SDM, perlu disusunkegiatan pokok serta jenis kegiatan pelayanan,yang berkaitan langsung/ tidak langsung denganpelayanan kesehatan perorangan.b) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tiap kegiatan pokok.Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatanpokok, oleh masing-masing kategori SDM padatiap unit kerja. Kebutuhan waktu untukmenyelesaiakan kegiatan sangat bervariasi dan

Page 8: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

172 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

dipengaruhi standar pelayanan, standar operasionalprosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yangtersedia serta kompetensi SDM.

Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkanpengamatan dan pengalaman selama bekerja dankesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-ratawaktu yang cukup akurat dan dapat dijadikanacuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktuyang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiapkegiatan pokok oleh SDM yang memilikikompetensi, kegiatan pelaksanaan standarpelayanan, standar operasional prosedur (SOP) danmemiliki etos kerja yang baik. Secara bertahap RSdapat melakukan studi secara intensif untukmenyusun standar waktu yang dibutuhkanmenyelesaikan tiap kegiatan oleh masing-masingkategori SDM.c) Standar beban kerja per 1 tahun masing-

masing kategori SDMStandar beban kerja adalah volume/kuantitas

beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM.Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokokdisusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untukmenyelesaiakan nya (waktu rata-rata) dan waktukerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masingkategori SDM.4) Penyusunan standar kelonggaran

Tujuannya adalah diperolehnya faktorkelonggaran tiap kategori SDM meliputi jeniskegiatan dan kebutuhan waktu untukmenyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkaitlangsung atau dipengaruhi tinggi rendahnyakualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.Penyusunan faktor kelonggaran dapatdilaksanakan melalui pengamatan dan wawancarakepada tiap kategori tentang :a) Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung

dengan pelayanan pada pasien, misalnya ;rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusunkebutuhan obat/bahan habis pakai.

b) Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu,bulan

c) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikankegiatanSelama pengumpulan data kegiatan

penyusunan standar beban kerja, sebaiknya mulaidilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukankegiatan yang tidak dapat dikelompokkan atausulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurangberkaitan dengan pelayanan pada pasien untukselanjutnya digunakan sebagai sumber datapenyusunan faktor kelonggaran tiap kategori

SDM. Setelah faktor kelonggaran tiap kategoriSDM diperoleh, langkah selanjutnya adalahmenyusun Standar Kelonggaran denganmelakukan perhitungan berdasarkan rumus dibawah ini.Standar kelonggaran = rata-rata waktu perfaktor kelonggaran

Waktu kerja tersedia5) Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja

Tujuannya adalah diperolehnya jumlah danjenis/kategori SDM per unit kerja sesuai bebankerja selama 1 tahun. Sumber data yangdibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM perunit kerja meliputi :a) Data yang diperoleh dari langkah-langkah

sebelumnya yaitu :(1) Waktu kerja tersedia(2) Standar beban kerja dan(3) Standar kelonggaran masing-masing

kategori SDMb) Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja

selama kurun waktu satu tahuan.Kuantitas kegiatan pokok disusun

berdasarkan berbagai data kegiatan pelayananyang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RSselama kurun waktu satu tahun. Untuk penyusunankuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inapdibutuhkan data dasar sebagai berikut :(1) Jumlah tempat tidur(2) Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun(3) Rata-rata sensus harian(4) Rata-rata lama pasien di rawat (LOS)

Dari kelima langkah yang telah dilakukanmaka untuk perhitungan kebutuhan SDMdigunakan rumus:Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran

Standar Beban Kerja

1. Setelah kebutuhan tenaga diperoleh maka akandidapatkan perbedaan jumlah kenyataanpegawai saat ini dengan jumlah SDM yangdibutuhkan dan akan diketahui hasil adanyakekurangan atau lebih SDM. Rasio WISNbernilai 1 (satu) menunjukkan bahwa jumlahstaf dan bebean kerja disuatu unit kerja beradadalam keadaan seimbang. Semakin kecil RasioWISN, semakin besar tekanan beban kerja.Rasio WISN yang kecil menunjukkan bahwajumlah staf saat ini lebih kecil daripada yangdibutuhkan. Sebaliknya, rasio WISN yangbesar (lebih dari 1) membuktikan adanyakelebihan staf apabila dibandingkan terhadapbeban kerja (Depkes RI dan GTZ, 2009).

Page 9: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

173 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

METODE PENELITIANJenis penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dengan metode deskriptif Observational.Data yang digunakan adalah data kualitatif dankuantitatif. Populasi : seluruh perawat pelaksanayang bertugas di ruang rawat inap kelas III (interna dan bedah) pada shift pagi, sore, danmalam RSUD Batara Guru kabupaten Luwusebanyak 63 orang.

Sampel dalam penelitian kuantitatif yaitujumlah pengamatan dengan kriteria inklusi perawatpelaksana yang bekerja pada shift pagi, sore, danmalam di Ruang Rawat Inap RSUD Batara Guru.Dengan setiap shift diambil tiga orang perawat.Sedangkan kriteria eksklusi adalah kegiatan

perawat pelaksana diluar waktu pengamatan.Informan dalam penelitian kuantitatif terdiri daridelapan orang informan yang ditetapkan secarapurposif (non random) dengan pertimbangankecukupan dan kesesuaian sehingga informasidiharapkan dapat tergali secara mendalam.Informan penelitian terdiri dari Kasie Perawatandan Kepala Ruangan.

Penelitian yang dilakukan menggunakanmetode kualitatif dengan menggunakan teknikpengamatan work sampling, observasi, pedomanwawancara dan telaah dokumen.Kemudian hasildari beban kerja yang didapat digunakan untukperhitungan kebutuhan tenaga perawat denganmetode Workload Indicator Staff Need (WISN).

HASIL DAN PEMBAHASANPengguanan waktu kerja

Tabel 4.1.Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Bedah Laki-Laki

KegiatanKeperawatan

Shift Total

Pagi(Menit)

% Siang(Menit)

% Malam(Menit)

% N %

Keperawatanlangsung

3094 48.7 2074 40.2 1688 35.63 6856 43.17

Keperawatantidaklangsung

2400 37.8 2140 41.5 1555 32.83 6095 38.38

Pribadi 760 12.0 800 15.5 760 16.04 2320 14.61Non Produktif 100 1.6 140 2.7 370 7.81 610 3.84

Jumlah 6354 100.0 5154 100.0 4373 92.32 15881 100.00

Dari total penggunaan waktu oleh perawatselama dilakukan pengamatan pada tabel 4.1didapatkan bahwa penggunaaan waktuterbanyak di ruang kelas III BedahLaki-Lakiadalah kegiatan keperawatan langsungsebesar 6.856 menit (43.17 %) kemudian

keperawatan tidak langsung sebesar 6.095menit atau 38.38 %, kemudian kegiatanpribadi sebesar 2.320 menit (14.61 %) danyang paling sedikit adalah kegiatan nonproduktif sebesar 610 menit (3.84 %).

Tabel 4.2.Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Bedah Wanita

KegiatanKeperawatan

Shift TotalPagi

(Menit)% Siang

(Menit)% Malam

(Menit)% N %

Keperawatanlangsung

3069 48.53 2200 42.80 1925 39.90 7194 44.16

Keperawatantidaklangsung

2400 37.95 2000 38.91 1550 32.12 5950 36.53

Pribadi 760 12.02 780 15.18 930 19.27 2470 15.16Non Produktif 95 1.50 160 3.11 420 8.70 675 4.14

Jumlah 6324 100. 5140 100. 4825 100. 16289 100.

Page 10: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

174 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Pada tabel 4.2 diketahui total penggunaanwaktu kerja perawat terbanyak di ruang kelasIII Bedah Wanita adalah kegiatankeperawatan langsung sebesar 7.194 menit(44.16 %) kemudian keperawatan tidak

langsung sebesar 5.950 menit atau 36.53 %,kemudian kegiatan pribadi sebesar 2.470menit (15.16 %) dan yang paling sedikitadalah kegiatan non produktif sebesar 675menit (4.14%).

Tabel 4.3Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Interna Laki-LakiKegiatan

KeperawatanShift Total

Pagi(Menit)

% Siang(Menit)

% Malam(Menit)

% N %

Keperawatanlangsung

3010 46.24 1905 36.81 1910 39.5 6825 40.63

Keperawatantidaklangsung

2770 42.55 2350 45.41 1670 39.5 6790 40.42

Pribadi 660 10.14 760 14.69 1140 39.5 2560 15.24Non Produktif 70 1.08 160 3.09 395 39.5 625 3.72

Jumlah 6510 100. 5175 100. 5115 39.5 1680 100.

Pada tabel 4.3diketahui total penggunaanwaktu kerja perawat terbanyak di ruang kelasIII Interna Laki-Laki adalah kegiatankeperawatan langsung sebesar 6.825 menit(40.63 %) kemudian keperawatan tidaklangsung sebesar 6.790 menit atau 40.42 %,

kemudian kegiatan pribadi sebesar 2.560menit (155.24 %) dan yang paling sedikitadalah kegiatan non produktif sebesar 625menit (3.72 %).

Tabel 4.4Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Interna Wanita

KegiatanKeperawatan

Shift TotalPagi

(Menit)% Siang

(Menit)% Malam

(Menit)% N %

Keperawatanlangsung

3445 6.21 1700 44.50 2145 48.75 7290 40.35

Keperawatantidaklangsung

3120 5.62 2390 62.57 1800 40.91 7310 40.46

Pribadi 755 1.36 790 20.68 1140 25.91 2685 14.86Non Produktif 95 0.17 185 4.84 500 11.36 780 4.32

Jumlah 5505 9.92 3820 100. 4400 100 18065 100.

Pada tabel 4.4 diketahui totalpenggunaanwaktu kerja perawat terbanyak diruang kelas III Interna Wanita adalah kegiatankeperawatan tidak langsung sebesar 7.310menit (40.46 %) kemudian keperawatanlangsung sebesar 7.290 menit atau 40.35 %,kemudian kegiatan pribadi sebesar 2.685menit (14.86 %) dan yang paling sedikitadalah kegiatan non produktif sebesar 780menit (4.32 %).

Hasil penelitian menunjukkan bahwatotal penggunaanwaktu kerja perawatterbanyak di semua ruangan yang diamatiadalah kegiatan keperawatan langsung, kecualidi ruang interna wanita yang lebh banyakkeerawatan tidak langsung. Hal inidisebabkan, karena kegiatan keperawatanlangsung memang banyak dan harusdiselesaikan sesuai dengan prosedur mulai daritahap persiapan, pelaksanan sampai kepada

Page 11: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

175 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

pengawasan atau observasi pasca tindakankeperawatan.

Menurut Rowlanddalam Purwanto (2011)waktu untuk kegiatan keperawatan tidaklangsung adalah 38 menit per pasien per hari.Untuk menghitung jumlah waktu keperawatantidak langusung dengan melihat jumlah rat-

rata pasien peruangan, kemudian dikalikandengan waktu keperawatan tidak langsungmenurut Rowland sebanyak 38 menit dandikalikan dengan banyaknya jumlah hari yaitutujuh hari. Didapatkan hasil bahwa jumlahkeperawatan tidak langsung sebagai berikut :

Tabel 4.5Waktu Yang Digunakan Untuk Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung Di Ruang Rawat Inap Kelas III

Untuk selanjutnya, kegiatan produktif tidaklangsung oleh peneliti dimasukan sebagaikomponen beban kerja perawat karena kegiatantersebut merupakan kegiatan yang tidak mungkindihindari dan masih berhubungan dengankebutuhan dan kepentingan pasien.

Hasil wawancara mendalam dapat tergambarketidakseimbangan antara aktivitas keperawatanlangsung dan tidak langsung sebagai berikut:

“…Perawat disini banyak mengerjakankegiatan administrasi contohnya menulis askepdan laporan yang berlembar-lembar, yah , kitatahu juga kalau kerjaan seperti itu tidak bisadilimpahkan kepada orang lain tetapi jikadibandingkan dengan kegiatan yang berhadapanlangsung dengan pasien labih banyak kegiatantindakan lansung ke pasiennya, (informan 1)

Tabel 4.5Waktu Kerja Produktif Di Ruang Rawat Inap Kelas III

RuanganKegiatanKeperawa

tanlangsung

(%)

KegiatanKeperawatan

tidak lansgung(%)

Proporsi waktuproduktif

Bedah laki-laki 43.17 38.38 81.55

Bedah wanita 44.16 36.3 80.46Interna laki-laki 40.63

40.42 81.05

Interna wanita 40.35 40.06 80.41

Menurut Ilyas (2004) dan InternationalLabour Organization dalam Purwanto ( 2011)menyatakan bahwa waktu kerja yang produktifberkisar 80% dan jika pekerja sudah bekerja diatas 80% waktu produktifnya, maka perludipertimbangkan dan memperhatikan bahwa unittersebut benar-benar membutuhkan tenaga baru.Berdasarkan teori diatas dan hasil waktu kegiatankeperawatan perawat mencapai berkisar antara80.0 %-81.55 % maka tenaga perawat pelaksanadi ruang rawat inap kelas III bedah dan internadengan fluktuasi pasien yang dapat meningkat

perlu diadakan penambahan tenaga barukhususnya.

Perhitungan Kebutuhan SDM BerdasarkanMetode WISN

Untuk menghitung jumlah perawat yangdibutuhkan di Instalasi Rawat Inap Tulipberdasarkan metode WISN, diperlukan 5 langkahyaitu :

Ruangan Rata-ratapasien

Waktukeperawatan tidaklangsung (Menit)

Bedah laki-laki 14 3.724Bedah wanita 13 3.458Interna laki-laki 13 3.458Interna wanita 13 3.458

Page 12: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

176 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

1. Menetapkan Waktu Kerja TersediaWaktu kerja tersedia adalah satuan waktu

yang digunakan oleh perawat untuk bekerjamenjalankan kegiatan pokoknya selama setahun.Menetapkan waktu kerja tersedia bertujuan untukmemperoleh waktu kerja tersedia masing-masingkategori SDM yang bekerja di Rumah Sakitselama kurun waktu satu tahun. Data yangdibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersediaadalah sebagai berikut. rumus sebagai berikut :Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X FKeterangan :a. Hari kerja;

Jumlah hari kerja pelayanan keperawatandalam satu tahun sesuai ketentuan yangberlaku di RS berlangsung selama 24 jam,maka hari kerja dihitung 7 hari. Perawatpelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD BataraGuru menggunakan sistem shift, sehinggaketentuan yang berlaku untuk perawatpelaksana adalah 6-2, yaitu enam hari kerjakemudian dua hari libur. Berdasarkan hasilwawancara mendalam dengan informanpenelitian ini mengenai hari kerja di RuangRawat Inap.Dari perolehan data tersebut, maka dapatdihitung jumlah hari kerja efektif. Dalamsetahun ada 365 hari, jika dilakukanperhitungan secara manual dengan sistemmasuk perawat yang 6 hari kerja kemudian 2hari libur, maka didapatkan bahwa dalam satubulan ada 7 hari libur, sehingga dalam satutahun ada 84 hari libur. Dengan demikian,jumlah hari kerja perawat di Rawat InapRSUD Batara Guru adalah 281 hari dariperolehan hasil pengurangan 365 dengan 84hari.

b. Cuti TahunanCuti tahunan yang berlaku di Ruang RawatInap RSUD Batara Guru adalah sebanyak 12hari dalam setahun.

c. Pendidikan dan PelatihanWaktu yang disediakan sesuai ketentuan yangberlaku di RS untuk mempertahankan danmeningkatkan kompetensi/profesionalisme.Jumlah pendidikan dan pelatihan yang diikutioleh perawat pelaksana ruang Rawat InapRSUD Batara Guru dalam setahun adalah 6hari. Untuk menghitung waktu yangdigunakan untuk kegiatan Pendidikan danpelatihan dengan membagi dengan jumlahperawat pada setiap ruangan. Berdasarkanhasil wawancara mendalam dengan informan

penelitian ini mengenai pendidikan danpelatihan.“kami, kurang diikutkan. Saya dan begitujuga perawat di ruang bedah, RS belumpernah memprograman pelatihan khususperawatan luka, yang pernah kami diikutibeberapa teman misalnya pelatihan danseminar diantaranya manajemen danbebarapa topik lainnya. (Informan 1)“... bidang perawatan biasa melakukanpelatihan tetapi sangat jarang apalagitentang teknis perawatan ya… biasanyatentang manjemen yang diikuti semuaruangan” (Informan 2)“... saya sudah lama bekerja di RS ini, belumpernah mengikuti pelatihan …biasa sihseminar saja ..” (Informan 3)

Tabel 4.5Waktu Yang Digunakan Untuk kegiatan Pendidikan

Dan Pelatihan Bagi Perawat Pelaksana di Ruang RawatInap Kelas III

RuanganJumlahperawat

Rata-rata waktu(hari/tahun)

Bedah laki-laki 16 0.38Bedah wanita 17 0.35Interna laki-

laki15 0.40

Interna wanita 15 0.40Jumlah 64 0.09

d. Hari Libur NasionalJumlah hari libur dan cuti bersama dalam satutahun. Karena yang berlaku sistim shift, makahari libur tetap masuk kerja.

e. Ketidakhadiran KerjaSesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja(selama kurun waktu 1 tahun) karena alasansakit, tidak masuk dengan atau tanpapemberitahuan/ijin. Berdasarkan daftar hadirselama tahun 2017, jumlah rata-rataketidakhadiran kerja perawat di Ruang RawatInap RSUD Batara Guru dalam setahunadalah 27 hari kerja.

Tabel 4.6Ketidakhadiran Perawat Pelaksana di Ruang

Rawat Inap Kelas IIIRuangan Ketidakhadiran per-

tahunBedah laki-laki

27Bedah wanita 29Interna laki-laki

30Interna wanita 27

Jumlah 113

Page 13: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

177 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

f. Waktu KerjaJumlah jam kerja perharinya. Karena

perawat ini sistem shift , maka perhitunganjam kerjanya berdasarkan rata-rata jam kerjaper shift (pagi, siang, malam) selama setahun.Rata-rata waktu kerja perawat pelaksana diRuang Rawat Inap RSUD Batara Guru adalah(7+7+10) 8 jam/hari.

Berikut adalah perhitungan waktu kerjatersedia perawat pelaksana di Ruang RawatInap RSUD Batara Guru.

Tabel 4.7Waktu Kerja Tersedia Perawat

Pelaksana di Ruang Rawat Inap BedahLaki-Laki

Kode Faktor KategoriSDM

Perawat

Keterangan

A Hari kerja 281 Hari/tahunB Cuti tahunan 12 Hari/tahunC Pendidikan

dan pelatihan0.38 Hari/tahun

D Hari liburnasional

- Hari/tahun

E Rata-rataketidakhadirankerja

27 Hari/tahun

F Waktu kerja 8 Jam/hariHari kerjatersedia

241.6 Harikerja/tahun

Waktu kerjatersedia

1932.96 Jam/tahun

115.978 Menit/Tahun

Uraian perhitungannya adalahsebagai berikut :- Hari kerja tersedia untuk kategori

SDM :Perawat = {281-(12+6+27)}= 236 hari kerja/tahun

- Waktu kerja tersedia untuk kategoriSDM:Perawat = (236 hari/tahun) x 8(jam/hari)= 1932.96 jam kerja/tahun atau113.978 menit/tahun

Berdasarkan tabel di atas dapatdiketahui bahwa waktu kerja tersedia bagiperawat pelaksana di Ruang Rawat Inapkelas III bedah laki-laki RSUD BataraGuru sebesar 1888 jam/tahun atau113.290 menit/tahun.

Tabel 4.8.Waktu Kerja Tersedia Perawat Pelaksana di

Ruang Rawat Inap BedahKod

eFaktor Katego

ri SDMPerawa

t

Keterangan

A Hari kerja 281 Hari/tahunB Cuti tahunan 12 Hari/tahunC Pendidikan

dan pelatihan0.35 Hari/tahun

D Hari liburnasional

- Hari/tahun

E Rata-rataketidakhadiran kerja

29 Hari/tahun

F Waktu kerja 8 Jam/hariHari kerjatersedia

239.7 Harikerja/tahun

Waktu kerjatersedia

1917,2 Jam/tahun

115.032

Menit/Tahun

Uraian perhitungannya adalah sebagaiberikut :- Hari kerja tersedia untuk kategori SDM :

Perawat = {281-(12+0,35+29)}= 239,7 hari kerja/tahun

- Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM :Perawat = (239,7 hari/tahun) x 8 (jam/hari)= 1917,2 jam kerja/tahunBerdasarkan tabel di atas dapat diketahui

bahwa waktu kerja tersedia bagi perawat pelaksanadi Ruang Rawat Inap kelas III bedah wanitaRSUD Batara Guru sebesar 1932,96 jam/tahunatau 115.032 menit/tahun.

Tabel 4.9.Waktu Kerja Tersedia Perawat Pelaksana di

Ruang Rawat Inap Interna Laki-lakiKode Faktor Kategori

SDMKeterangan

A Hari kerja 281 Hari/tahunB Cuti tahunan 12 Hari/tahunC Pendidikan

dan pelatihan0.4 Hari/tahun

D Hari liburnasional

- Hari/tahun

E Rata-rataketidakhadirankerja

30 Hari/tahun

F Waktu kerja 8 Jam/hariHari kerjatersedia

238.6 Harikerja/tahun

Waktu kerjatersedia

1909 Jam/tahun

114.528 Menit/Tahun

Page 14: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

178 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Uraian perhitungannya adalahsebagai berikut :- Hari kerja tersedia untuk kategori

SDM :Perawat = {281-(12+0,38+30)}= 238.6 hari kerja/tahun

- Waktu kerja tersedia untuk kategoriSDM :Perawat = (238.6 hari/tahun) x 8(jam/hari)= 1909 jam kerja/tahun

Berdasarkan tabel di atas dapatdiketahui bahwa waktu kerja tersedia bagiperawat pelaksana di Ruang Rawat Inapkelas III Interna laki-laki RSUD BataraGuru sebesar 1932,96 jam/tahun atau114.537 menit/tahun

Tabel 4.10Waktu Kerja Tersedia Perawat Pelaksana di

Ruang Rawat Inap InternaKode Faktor Kategori

SDMPerawat

Keterangan

A Hari kerja 281 Hari/tahunB Cuti tahunan 12 Hari/tahunC Pendidikan

dan pelatihan0.40 Hari/tahun

D Hari liburnasional

- Hari/tahun

E Rata-rataketidakhadirankerja

27 Hari/tahun

F Waktu kerja 8 Jam/hariHari kerjatersedia

241.6 Harikerja/tahun

Waktu kerjatersedia

1932.8 Jam/tahun

115.968 Menit/Tahun

Uraian perhitungannya adalah sebagaiberikut :- Hari kerja tersedia untuk kategori SDM :Perawat = {281-(12+0,4+27)}= 241.6 hari kerja/tahun- Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM :Perawat = (241.6 hari/tahun) x 8 (jam/hari)= 1932.8 jam kerja/tahun

Berdasarkan tabel di atas dapatdiketahui bahwa waktu kerja tersedia bagiperawat pelaksana di Ruang Rawat Inapkelas III Interna Wanita RSUD BataraGuru sebesar 1932,96 jam/tahun atau115.968 menit/tahun

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDMyang diteliti

Unit kerja dalam perhitungan beban kerjadisini adalah perawat yang bertugas di RuangRawat Inap kelas III RSUD Batara GuruKabupaten Luwu terdiri dari ruangan bedahlaki-laki dan perempuan dan ruang internalaki-laki dan perempuan. Perbandingan antarajumlah perawat dengan jumlah tempat tidursebagai berikut :

Tabel 4.11.Perbandingan Jumlah Perawat Dengan Tempat Tidur

No Ruangan Jumlahperawat

Jumlahtempattidur

Rasio

1. Bedah laki-laki

16 16 1 : 1

2. Bedahwanita

17 18 1 : 0.9

3. Internalaki-laki

15 18 1 : 0.8

4. Internawanita

15 15 1 : 1

Jumlah 64 65 1 : 0.9

3. Waktu Rata-rata Melaksanakan KegiatanKeperawatan

Setelah diketahui jenis-jenis kegiatankeperawatan yang dilaksanakan di RumahSakit, selanjutnya dilakukan perhitunganwaktu yang dibutuhkan oleh masing-masingperawat dalam melaksanakan kegiatan pokokkeperawatan kemudian diambil rata-rata waktuperkegiatan yang akan dipakai sebagaipenetapan standar beban kerja dari masing-masing kegiatan.4. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalahvolume/kuantitas beban kerja selama 1 tahunper kategori SDM. Standar beban kerja untuksuatu kegiatan pokok disusun berdasarkanwaktu yang dibutuhkan untukmenyelesaiakannya (rata-rata waktu) danwaktu yang tersedia per-tahun yang dimilikioleh masing-masing kategori tenaga. Bebankerja masing-masing kategori SDM di tiap unitkerja RS adalah meliputi :

Standar Beban Kerja= Waktu Kerja TersediaRata-rata waktu produksiper satuan kegiatan pokok

Untuk mendapatkan besaran rata-ratawaktu produksi per satuan kegiatan pokok,caranya adalah dengan membagi besaran

Page 15: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

179 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

jumlah waktu yang dipergunakan untukmenyelesaikan kegiatan pokok tersebut dalamsatu hari kerja dengan rata-rata jumlah unitkegiatan yang dapat diselesaikan dalam satuhari kerja dalam satuan menit. Berdasarkanhasil wawancara mendalam dengan kepalaruangan dan observasi terhadap kegiatankeperawatan didapatkanlah standar bebankerja sebagai berikut :

“… di SPO kita belum ada ketetapanwaktuuntukmenyelesaikan satu kegiatan.Palingan kita hanya di lembar telli-tellisaja. Itupun kadang belum kita jaminkeakuratan dalam pengisiannya…”(informan2)

Berikut ini adalah tabel standar bebankerja yang dihitung dari rata-rata waktuuntukmelakukan kegiatan pokok sesuai denganobservasi yang dilakukan dan pedomanpenilaian kinerja yang dimiliki oleh RSUDBatara Guru.

Tabel 4.12Standar Beban Kerja Ruang Rawat InapKelas III Bedah Laki-laki RSUD Batara

Guru

Kegiatan KeperawatanRata-rata

waktu(menit)

Standarbebankerja

Mengukur vital sign 3.5 33137Perawatan Luka 12.5 9278Mengganti cairan infus 2 57989Mengganti Balutan 4.5 25773Memasang Infus 7.5 15464Memberikan obat oral daninjeksi

1011598

Persiapan pasien pre operasi 20 5799Pengambilan darah 3.5 33137Perawat keliling ruanganobservasi pasien

157732

Mengontrol infus 2 57989Membersihkan tempat tidur 7.5 15464mobilisasi pasien 7.5 15464Menerima pasien dariruangan lain

1011598

Pendidikan kesehatan 7.5 15464Memasang/aff cateter urin,observasi

157732

Postural drainage danFisioterapi dada

1011598

Menghitung ballance cairan 7.5 15464Perekaman EKG 15 7732Memeriksa gula darah 4 28995Serah terima pasien post op 15 7732Komunikasi denganpasien/keluarga

7.515464

Personal hygiene 20 5799Skin tes 7.5 15464Pemasangan NGT 15 7732

Memberikan nutrisi viaNGT

7.515464

Pengaturan posisi pasien 7.5 15464Suction 7.5 15464Melakukan ROM 7.5 15464Control nyeri 10 11598Monitoring WSD danmengganti botol WSD

7.515464

Discharge planning:persiapan pasien pulang

157732

Melengkapi Rekam Medik 7.5 15464Dokumentasi askep 12.5 9278Membuat laporan tugas/shif 15 7732Menyiapkan danmembersihan alat tindakan

157732

Membereskan administrasipasien Baru-Pulang

205799

Operan shif 15 7732Menerima telepon kantor 3.5 33137Menyiapkan obat oral daninjeksi

7.515464

Kebersihan ruangan 15 7732Asistensi visit dokter 7.5 15464

Tabel 4.13Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kelas III

Bedah WanitaKegiatan Keperawatan Rata-rata

waktu(menit)

Standarbebankerja

Mengukur vital sign 3.5 32866Perawatan Luka 12.5 9203Mengganti cairan infus 2 57516Mengganti Balutan 4.5 25563Memasang Infus 7.5 15338Memberikan obat oral daninjeksi

1011503

Persiapan pasien pre operasi 20 5752Pengambilan darah 3.5 32866Perawat keliling ruanganobservasi pasien

157669

Mengontrol infus 2 57516Membersihkan tempat tidur 7.5 15338mobilisasi pasien 7.5 15338Menerima pasien dariruangan lain

1011503

Pendidikan kesehatan 7.5 15338Memasang/aff cateter urin,observasi

157669

Postural drainage danFisioterapi dada

1011503

Menghitung ballance cairan 7.5 15338Perekaman EKG 15 7669Memeriksa gula darah 4 28758Serah terima pasien post op 15 7669Komunikasi denganpasien/keluarga

7.515338

Personal hygiene 20 5752Skin tes 7.5 15338Pemasangan NGT 15 7669Memberikan nutrisi viaNGT

7.515338

Pengaturan posisi pasien 7.5 15338Suction 7.5 15338

Page 16: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

180 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Melakukan ROM 7.5 15338Control nyeri 10 11503Monitoring WSD danmengganti botol WSD

7.515338

Discharge planning:persiapan pasien pulang

157669

Melengkapi Rekam Medik 7.5 15338Dokumentasi askep 12.5 9203Membuat laporan tugas/shif 15 7669Menyiapkan danmembersihan alat tindakan

157669

Membereskan administrasipasien Baru-Pulang

205752

Operan shif 15 7669Menerima telepon kantor 3.5 32866Menyiapkan obat oral daninjeksi

7.515338

Kebersihan ruangan 15 7669Asistensi visit dokter 7.5 15338

Tabel 4.14Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kelas III

Interna Laki-Laki

Keperawatan langsung Rata-ratawaktu

(menit)

Standarbebankerja

Mengukur vital sign 7.5 15270Mengganti cairan infus 2 57264Memasang Infus 10 11453Memberikan obat oraldan injeksi

12.5 9162

Pengambilan darah 6 19088Perawat kelilingruangan observasipasien

15 7635

Mengontrol infus 7.5 15270Membersihkan tempattidur

7.5 15270

Mobilisasi pasien 10 11453Menerima pasien dariruangan lain

7.5 15270

Pendidikan kesehatan 10 11453Memasang/aff cateterurin, observasi

15 7635

Postural drainage danFisioterapi dada

10 11453

Menghitung ballancecairan

7.5 15270

Perekaman EKG 15 7635Memeriksa gula darah 4 28632Komunikasi denganpasien/keluarga

15 7635

Personal hygiene 20 5726Skin tes 7.5 15270Pemasangan NGT 15 7635Memberikan nutrisi viaNGT

7.5 15270

Pengaturan posisipasien

10 11453

Suction 7.5 15270Melakukan ROM 10 11453Control nyeri 7.5 15270Discharge planning 20 5726

Melengkapi RekamMedik

7.5 15270

Dokumentasi askep 12.5 9162Membuat laporantugas/shif

15 7635

Menyiapkan danmembersihan alattindakan

15 7635

Membereskanadministrasi pasienBaru-Pulang

20 5726

Operan shif 15 7635Menerima teleponkantor

3.5 32722

Menyiapkan obat oraldan injeksi

7.5 15270

Kebersihan ruangan 15 7635Asistensi visit dokter 7.5 15270

Tabel 4.15Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kelas III

Interna Wanita

Kegiatan Keperawatan Rata-ratawaktu

(menit)

Standarbebankerja

Mengukur vital sign 7.5 15462Mengganti cairan infus 2 57984Memasang Infus 10 11597Memberikan obat oraldan injeksi

12.5 9277

Pengambilan darah 6 19328Perawat kelilingruangan observasipasien

15 7731

Mengontrol infus 7.5 15462Membersihkan tempattidur

7.5 15462

Mobilisasi pasien 10 11597Menerima pasien dariruangan lain

7.5 15462

Pendidikan kesehatan 10 11597Memasang/aff cateterurin, observasi

15 7731

Postural drainage danFisioterapi dada

10 11597

Menghitung ballancecairan

7.5 15462

Perekaman EKG 15 7731Memeriksa gula darah 4 28992Komunikasi denganpasien/keluarga

15 7731

Personal hygiene 20 5798Skin tes 7.5 15462Pemasangan NGT 15 7731Memberikan nutrisi viaNGT

7.5 15462

Pengaturan posisipasien

10 11597

Suction 7.5 15462Melakukan ROM 10 11597Control nyeri 7.5 15462Discharge planning:persiapan pasien

20 5798

Page 17: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

181 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

pulangMelengkapi RekamMedik

7.5 15462

Dokumentasi askep 12.5 9277Membuat laporantugas/shif

15 7731

Menyiapkan danmembersihan alattindakan

15 7731

Membereskanadministrasi pasienBaru-Pulang

20 5798

Operan shif 15 7731Menerima teleponkantor

3.5 33134

Menyiapkan obat oraldan injeksi

7.5 15462

Kebersihan ruangan 15 7731Asistensi visit dokter 7.5 15462

5. Menetapkaan Standar KelonggaranPenyusunan standar kelonggaran

tujuannya adalah diperolehnya faktorkelonggaran tiap kategori SDM meliputi jeniskegiatan dan kebutuhan waktuuntukmenyelesaiakan suatu kegiatan yangtidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggirendahnya kualitas atau jumlah kegiatanpokok/pelayanan.

Penyusunan faktor kelonggaran perawatdi Ruang Rawat Inap RSUD Batara Gurudilaksanakan melalui pengamatan danwawancara mendalam mengenai factor-faktorkelonggaran. Setelah faktor kelonggaran tiapkategori SDM diperoleh,langkah selanjutnyaadalah menyusun Standar Kelonggaran denganmelakukanperhitungan berdasarkan rumus dibawah ini :

Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per faktor kelonggaranWaktu kerja tersedia

Standar kelonggaran merupakan standarkegiatan untuk kegiatan-kegiatan dimana tidakdilakukan pencatatan statistik tahunan secarateratur. Standar kelonggaran dibagi menjadidua yaitu standar kelonggaran kategori danstandar kelonggaran individu. Berdasarkanwawancara mendalam dengan informan,kegiatan yang dilakukan oleh seluruh perawatdi Ruang Rawat Inap kelas III RSUD BataraGuru untuk standar kelonggaran kategoriadalah rapat ruangan yang dilakukan tigabulan sekali.

“di ruangan kita minimal rapat ruangandua sampai tiga kali sebulan,akhir-akhir inikarena menjelang akreditasi kita biasa rapatsetiap bulan, pokoknya rutinnya sekali dalam

tiga bulan, kita membicarakan tentangmanajemen ruangan, macam-macamtergantung kebutuhan dan masalah yangdihadapi , kalau lamanya tergantung masalahyang dibicarakan bisa berjam-jam” (Informan1)

“jadual rapatnya memang belumditetapkan akan tetapi, umumnya kepalaruangan memanggila kita rapat sekali dalamtiga bulan, tapi kepala ruangan seringmengarahkan perawatnya apa lagi pas operanshif pagi dan siang” (Informan 2)

Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalammelakukan kegiatan rapat ruangan adalah duajam atau 120 menit sebanyak empat kali dalamsetahun, sehingga jumlahnya dalam setahunadalah 8 jam atau 480 menit. Dalamperhitungan standar kelonggaran, data yangdiperlukan adalah waktu kerja tersedia dalamsetahun yang sebelumnya sudah dihitung yaitusebesar 114.198 menit/tahun. Selanjutnya,standar kelonggaran kategori untuk perawatpelaksana di Rawat Inap kelas III RSUDBatara Guru ini adalah 0,0042 atas hasilperhitungan jumlah waktu faktor kelonggarandibagi dengan jumlah waktu kerja tersediadalam setahun.

Sedangkan kegiatan yang dilakukan olehperawat di Rawat Inap kelas III RSUD BataraGuru untuk standar kelonggaran individuadalah mengikuti pelatihan yang dilakukanselama 3 kali dalam setahun dan cuti hamil.

Berdasarkan data sekunder per bulan Julitahun 2018, jumlah waktu yang dibutuhkanuntuk pelatihan adalah empat jam selamaenam kali dalam setahun, sehingga jumlahnyadalam setahun adalah 24 jam atau 1440 menit.Sedangkan jumlah waktu yang dibutuhkanuntuk cuti adalah sebanyak 88 hari atau 2112jam/tahun. Dalam perhitungan standarkelonggaran, data yang diperlukan adalahwaktu kerja tersedia dalam setahun yangsebelumnya sudah dihitung yaitu sebesar114.198 menit/tahun. Selanjutnya, standarkelonggaran individu untuk perawat pelaksanadi Rawat Inap kelas III RSUD Batara Guru iniadalah sebesar 0,0126 untuk pelatihan dan1,11 untuk cuti yang berdasarkan hasilperhitungan jumlah waktu faktor kelonggarandibagi dengan jumlah waktu kerja tersediadalam setahun.

Page 18: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

182 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, makadapat diperoleh jumlah standar waktukelonggaran bagi perawat pada Rawat Inapkelas III RSUD Batara Guru adalah:

Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per faktor kelonggaranWaktu kerja tersedia

Tabel 4.16Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Bedah Laki-laki

FaktorKelonggaran

Waktu dalam Menit Rata-rataWaktu pertahun

(menit)

Waktu kerja tersedia StandarKelonggaran

A B (A x 281 Hari C B : CMerapikanalat/bahan/dokumen

102810 115978 0.024

Laporan Kegiatan 45 12645 115978 0.11Rapat bulanan 30 8430 115978 0.07Brefing/diskusi harian 10 2810 115978 0.02Menyusun KebutuhanBahan Habis pakai

154215 115978 0.04

Input jaminan pasien 10 2810 115978 0.02Total standar kelonggaran 0.291

Tabel 4.17Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Bedah Wanita

FaktorKelonggaran

Waktu dalam Menit Rata-rataWaktu pertahun

(menit)

Waktu kerja tersedia StandarKelonggaran

A B (A x 281 Hari C B : CMerapikanalat/bahan/dokumen

102810 115032 0.024

Laporan Kegiatan 45 12645 115032 0.110Rapat bulanan 30 8430 115032 0.073Brefing/diskusi harian 10 2810 115032 0.024Menyusun KebutuhanBahan Habis pakai

154215 115032 0.037

Input jaminan pasien 10 2810 115032 0.024Total standar kelonggaran 0.293

Tabel 4.18Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Interna Laki-laki

FaktorKelonggaran

Waktu dalam Menit Rata-rataWaktu pertahun

(menit)

Waktu kerja tersedia StandarKelonggaran

A B (A x 281 Hari C B : CMerapikan alat/bahan/dokumen 10 2810 114528 0.025Laporan Kegiatan 45 12645 114528 0.110Rapat bulanan 30 8430 114528 0.074Brefing/diskusi harian 10 2810 114528 0.025Menyusun Kebutuhan BahanHabis pakai

154215

1145280.037

Input jaminan pasien 10 2810 114528 0.025Total standar kelonggaran 0.294

Tabel 4.19Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Interna Wanita

FaktorKelonggaran

Waktu dalam Menit Rata-rataWaktu pertahun

(menit)

Waktu kerja tersedia StandarKelonggaran

A B (A x 281 Hari C B : CMerapikanalat/bahan/dokumen

102810 115968 0.024

Laporan Kegiatan 45 12645 115968 0.109Rapat bulanan 30 8430 115968 0.073Brefing/diskusi harian 10 2810 115968 0.024Menyusun KebutuhanBahan Habis pakai

154215

1159680.036

Input jaminan pasien 10 2810 115968 0.024Total standar kelonggaran 0.291

Page 19: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

183 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

6. Kuantitas Kegiatan PokokKuantitas kegiatan pokok disusun

berdasarkan berbagai data kegiatan perawatanyang telah dilaksanakan di tiap unit kerjaRSUD Batara Guru selamakurun waktu satutahun. Hasil wawancara mendalam denganinforman terkait kegiatan pokok dan tanggungjawab perawat didapatkan bahwa sistem kerjadi Rawat Inap kelas III ini adalah per tim.Jumlah tim di Rawat Inap kelas III adalah duadengan masing-masing 6 sampai 7 orangperawat dalam setiap timnya. Satu orangperawat rata-rata bertanggung jawab atas 1-2orang pasien.

Berdasarkan data sekunder per bulan Julitahun 2018, jumlah kunjungan pasien di RawatInap kelas III RSUD Batara Guru, jikadikalikan dengan rata-rata tindakan satu pasienper satu kali dinas yaitu sebanyak empattindakan, maka didapatkan untuk jumlahkuantitas kegiatan pokok kegiatan sebagaiberikut :

Tabel 4.20Perhitungan Kuantitas Kegiatan Pokok di Ruang

Rawat InapRuangan Jenis

pelayananJumlahpasien

Kuantitaspertahun

Bedah laki-laki Keperawatan 1.208 5.148

Bedah wanita Keperawatan 812 3.248

Interna laki-laki Keperawatan 821 3.284

Interna wanita Keperawatan 1.104 4416

Jumlah 4024 16.096

7. Perhitungan kebutuhan SDM Unit KerjaPerhitungan kebutuhan SDM dengan

menggunakan rumus:

Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar KelonggaranStandar Beban Kerja

Perhitungan Kebutuhan Perawat di ruangRawat Inap kelas III RSUD Batara Guru,sebagai berikut :

Tabel 4.21Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di ruang

Rawat kelas III Bedah Laki-LakiKegiatan Keperawatan SBK KSDM

Mengukur vital sign 33137 0.155357Perawatan Luka 9278 0.554847Mengganti cairan infus 57989 0.088775Mengganti Balutan 25773 0.199745Memasang Infus 15464 0.332908Memberikan obat oral daninjeksi 11598 0.443877Persiapan pasien pre operasi 5799 0.887755Pengambilan darah 33137 0.155357Perawat keliling ruanganobservasi pasien 7732 0.665816Mengontrol infus 57989 0.088775Membersihkan tempat tidur 15464 0.332908mobilisasi pasien 15464 0.332908Menerima pasien dari ruanganlain 11598 0.443877Pendidikan kesehatan 15464 0.332908Memasang/aff cateter urin,observasi 7732 0.665816Postural drainage danFisioterapi dada 11598 0.443877Menghitung ballance cairan 15464 0.332908Perekaman EKG 7732 0.665816Memeriksa gula darah 28995 0.177551Serah terima pasien post op 7732 0.665816Komunikasi denganpasien/keluarga 15464 0.332908Personal hygiene 5799 0.887755Skin tes 15464 0.332908Pemasangan NGT 7732 0.665816Memberikan nutrisi via NGT 15464 0.332908Pengaturan posisi pasien 15464 0.332908Suction 15464 0.332908Melakukan ROM 15464 0.332908Control nyeri 11598 0.443877Monitoring WSD danmengganti botol WSD 15464 0.332908Discharge planning :persiapanpasien pulang 7732 0.665816Melengkapi Rekam Medik 15464 0.332908Dokumentasi askep 9278 0.554847Membuat laporan tugas/shif 7732 0.665816Menyiapkan dan membersihanalat tindakan 7732 0.665816Membereskan administrasipasien Baru-Pulang 5799 0.887755Operan shif 7732 0.665816Menerima telepon kantor 33137 0.155357Menyiapkan obat oral daninjeksi 15464 0.332908Kebersihan ruangan 7732 0.665816Asistensi visit dokter 15464 0.332908

Total 18.22

Page 20: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

184 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Keterangan :SBK = Standar Beban KerjaKSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Dari tabel 4.21 di atas, berdasarkanperhitungan kebutuhan tenaga denganmenggunakan WISN didapatkan totalkebutuhan tenaga perawat di Instalasi RawatInap Kelas III Bedah Laki-Laki RSUD BataraGuru :

Kebutuhan Perawat = 18,22 + 0,291= 18,512

= 19 orang

Tabel 4.22Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di

ruang Rawat kelas III Bedah WanitaKegiatan Keperawatan SBK KSDM

Mengukur vital sign 32866 0.098825Perawatan Luka 9203 0.352945Mengganti cairan infus 57516 0.056471Mengganti Balutan 25563 0.127060Memasang Infus 15338 0.211767Memberikan obat oral dan injeksi 11503 0.282356Persiapan pasien pre operasi 5752 0.564712Pengambilan darah 32866 0.098825Perawat keliling ruangan observasipasien 7669 0.423534Mengontrol infus 57516 0.056471Membersihkan tempat tidur 15338 0.211767mobilisasi pasien 15338 0.211767Menerima pasien dari ruangan lain 11503 0.282356Pendidikan kesehatan 15338 0.211767Memasang/aff cateter urin,observasi 7669 0.423534Postural drainage dan Fisioterapidada 11503 0.282356Menghitung ballance cairan 15338 0.211767Perekaman EKG 7669 0.423534Memeriksa gula darah 28758 0.112942Serah terima pasien post op 7669 0.423534Komunikasi denganpasien/keluarga 15338 0.211767Personal hygiene 5752 0.564712Skin tes 15338 0.211767Pemasangan NGT 7669 0.423534Memberikan nutrisi via NGT 15338 0.211767Pengaturan posisi pasien 15338 0.211767Suction 15338 0.211767Melakukan ROM 15338 0.211767Control nyeri 11503 0.282356Monitoring WSD dan menggantibotol WSD 15338 0.211767Discharge planning :persiapanpasien pulang 7669 0.423534Melengkapi Rekam Medik 15338 0.211767Dokumentasi askep 9203 0.352945Membuat laporan tugas/shif 7669 0.423534Menyiapkan dan membersihan alattindakan 7669 0.423534

Membereskan administrasi pasienBaru-Pulang 5752 0.564712Operan shif 7669 0.423534Menerima telepon kantor 32866 0.098825Menyiapkan obat oral dan injeksi 15338 0.211767Kebersihan ruangan 7669 0.423534Asistensi visit dokter 15338 0.211767

Total 11.6

Keterangan :SBK = Standar Beban KerjaKSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Dari tabel 4.22 di atas, berdasarkanperhitungan kebutuhan tenaga denganmenggunakan WISN didapatkan totalkebutuhan tenaga perawat di Instalasi RawatInap Kelas III Bedah Wanita RSUD BataraGuru:

Kebutuhan Perawat = 11,6+ 0,293= 11,883

= 12 orang

Tabel 4.23Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di

ruang Rawat kelas III Interna Laki-lakiKegiatan Keperawatan SBK KSDM

Mengukur vital sign 15270 0.2150566Mengganti cairan infus 57264 0.0573484Memasang Infus 11453 0.2867421Memberikan obat oral dan injeksi 9162 0.3584276Pengambilan darah 19088 0.1720453Perawat keliling ruanganobservasi pasien

7635 0.4301132

Mengontrol infus 15270 0.2150566Membersihkan tempat tidur 15270 0.2150566Mobilisasi pasien 11453 0.2867421Menerima pasien dari ruanganlain

15270 0.2150566

Pendidikan kesehatan 11453 0.2867421Memasang/aff cateter urin,observasi

7635 0.4301132

Postural drainage dan Fisioterapidada

11453 0.2867421

Menghitung ballance cairan 15270 0.2150566Perekaman EKG 7635 0.4301132Memeriksa gula darah 28632 0.1146968Komunikasi denganpasien/keluarga

7635 0.4301132

Personal hygiene 5726 0.5734842Skin tes 15270 0.2150566Pemasangan NGT 7635 0.4301132Memberikan nutrisi via NGT 15270 0.2150566Pengaturan posisi pasien 11453 0.2867421Suction 15270 0.2150566Melakukan ROM 11453 0.2867421Control nyeri 15270 0.2150566Discharge planning 5726 0.5734842Melengkapi Rekam Medik 15270 0.2150566Dokumentasi askep 9162 0.3584276Membuat laporan tugas/shif 7635 0.4301132

Page 21: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

185 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Menyiapkan dan membersihanalat tindakan

7635 0.4301132

Membereskan administrasi pasienBaru-Pulang

5726 0.5734842

Operan shif 7635 0.4301132Menerima telepon kantor 32722 0.1003597Menyiapkan obat oral dan injeksi 15270 0.2150566Kebersihan ruangan 7635 0.4301132Asistensi visit dokter 15270 0.2150566

Total 11.05

Ket : SBK = Standar Beban KerjaKSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Dari tabel 4.23 di atas, berdasarkanperhitungan kebutuhan tenaga denganmenggunakan WISN didapatkan totalkebutuhan tenaga perawat di Instalasi RawatInap Kelas III Interna Laki-Laki RSUD BataraGuru :

Kebutuhan Perawat = 11,05+ 0,294= 11,347= 11 orang

Tabel 4.24Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di ruang

Rawat kelas III Interna Wanita RSUD Batara GuruKegiatan Keperawatan SBK KSDM

Mengukur suhu, nadi, dan tekanandarah

15462 0.2855960

Mengganti cairan infus 57984 0.0761589Memasang Infus 11597 0.3807947Memberikan obat oral dan injeksi 9277 0.4759934Pengambilan darah 19328 0.2284768Perawat keliling ruangan observasipasien

7731 0.5711921

Mengontrol infus 15462 0.2855960Membersihkan tempat tidur 15462 0.2855960Mobilisasi pasien 11597 0.3807947Menerima pasien dari ruangan lain 15462 0.2855960Pendidikan kesehatan 11597 0.3807947Memasang/aff cateter urin,observasi

7731 0.5711921

Postural drainage dan Fisioterapidada

11597 0.3807947

Menghitung ballance cairan 15462 0.2855960Perekaman EKG 7731 0.5711921Memeriksa gula darah 28992 0.1523179Komunikasi denganpasien/keluarga

7731 0.5711921

Personal hygiene 5798 0.7615894Skin tes 15462 0.2855960Pemasangan NGT 7731 0.5711921Memberikan nutrisi via NGT 15462 0.2855960Pengaturan posisi pasien 11597 0.3807947Suction 15462 0.2855960Melakukan ROM 11597 0.3807947Control nyeri 15462 0.2855960Discharge planning :persiapanpasien pulang

5798 0.7615894

Melengkapi Rekam Medik 15462 0.2855960Dokumentasi askep 9277 0.4759934

Membuat laporan tugas/shif 7731 0.5711921Menyiapkan dan membersihan alattindakan

7731 0.5711921

Membereskan administrasi pasienBaru-Pulang

5798 0.7615894

Operan shif 7731 0.5711921Menerima telepon kantor 33134 0.1332781Menyiapkan obat oral dan injeksi 15462 0.2855960Kebersihan ruangan 7731 0.5711921Asistensi visit dokter 15462 0.2855960

Total 14.68

Ket : SBK = Standar Beban KerjaKSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Dari tabel 4.24 di atas, berdasarkanperhitungan kebutuhan tenaga denganmenggunakan WISN didapatkan totalkebutuhan tenaga perawat di Instalasi RawatInap Kelas III Interna Wanita RSUD BataraGuru:Kebutuhan Perawat = 14,68+ 0,291

= 14,96= 15 orang

Tabel 4.2Kebutuhan Tenaga Keperawatan Pelaksana di

Pelayanan Rawat Inap Kelas III RSUD Batar GuruKabupaten Luwu

Ruangan Realita WISNBedah Laki-laki 16 19Bedah Wanita 17 `12Interna Laki-Laki 15 11Interna Wanita 15 15Jumlah 63 57

Setelah melakukan perhitungan dengan caramenghitung beban kerja dipelayanan rawat inapmaka diperoleh jumlah kebutuhan tenagakeperawatan berdasarkan metode WISN di RuangBedah dan Interna Kelas III RSUD RSUD BataraGuru adalah 57 orang, jika dibandingkan dengankeadaan jumlah tenaga keperawatan yang ada padasaat ini sebanyak 63 orang, maka tenagakeperawatan kelebihan 6 orang. Kebutuhan tenagakeperawatan di ruang bedah laki-laki kekurangan 3tenaga perawat sedangkan di ruangan bedahwanita mengalami kelebihan 5 orang demikianhalnya dengan ruangan interna laki-lakimengalami kelebihan 4 orang sedangkan ruanganInterna wanita sudah memenuhi jumlah kebutuhantenaga perawat.

Page 22: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

186 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

Proporsi waktu kerja produktif perawat diruang rawat inap kelas III bedah dan internaberkisar 80.41-81.55, teringgi diruang rawat bedahlaki-laki (81.55) dan terendah di ruang internawanita (80.41). Standar beban kerja kegiatankeperawatan langsung lebih besar dibandingkankeperawatan tidak langsung.

Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkanmetode WISN di Ruang Bedah dan Interna KelasIII RSUD RSUD Batara Guru adalah 57 orang,jika dibandingkan dengan keadaan jumlah tenagakeperawatan yang ada pada saat ini sebanyak 63orang, maka tenaga keperawatan kelebihan 6orang. Kebutuhan tenaga keperawatan di ruangbedah laki-laki kekurangan 3 tenaga perawatsedangkan di ruangan bedah wanita mengalamikelebihan 5 orang demikian halnya denganruangan interna laki-laki mengalami kelebihan 4orang sedangkan ruangan Interna wanita sudahmemenuhi jumlah kebutuhan tenaga perawat.2. Saran

Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan perlumengajukan usulan penambahan tenagakeperawatan pada ruangan bedah laki-laki,ruangan interna laki-laki sudah memenuhikebutuhan sedangkan di ruang bedah wanita daninterna laki-laki perlu menata kembali penempatantenaga di untuk dipindahkan ke ruangan yangmembutuhkan / kekurangan.Perlu melakukanpengembangan dan peningkatan kualitas tenagakeperawatan dengan mengadakan pendidikan danpelatihan berkala sehingga tenaga keperawatanmampu melaksanakan pelayanan sesuai dengankebutuhan pasien yang efektif dan efesien.

Pihak RSUD RSUD Batara Guru KabupatenLuwu dapat membandingkan perhitungankebutuhan tenaga keperawatan yang sudah adadengan metode WISN yang dilakukan penelitiuntuk merencakan jumlah kebutuhan tenagakeperawatan diruangan lain yang belum dihitungdalam penelitian ini

UCAPAN TERIMA KASIH1. Secara khusus diucapkan terima kasih kepada

Direktur Riset dan Pengabdian MasyarakatKemenristek RI dan Koordinator LLDIKTIwilayah IX atas pembinaan danpengembangan dosen pemula dalam kegiatanriset dan pengabdian kepada masyaraka

2. Kepada istri dan anak-anakku yang senantiasamemberikan dukungan dan motivasinya.

3. Pihak Rumah Sakit Batara Guru KabupatenLuwu atas kerjasamanya dalam penelitian ini.

4. Kepada Direktr, Ketua LPPM, dosen dan stafAkper Sawerigading Pemda Luwu

5. Semua pihak yang telah berkonstribusisehingga laporan penelitian ini dapat disusun.

REFERENSIDepartemen Kesehatan RI. (2004). Surat

Keputusan Menteri KesehatanNo.81/MENKES/SK/I/2004 tentangPenyusunan Perencanaan Sumber DayaManusia Kesehatan di Tingkat Propinsi.Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta

Frieda Ayu Prihadini., (2012) ., AnalisisPerhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat diRuang Rawat Inap Cattleya B RumahSakit Umum Bhakti Yudha Tahun 2012,Fakultas Kesehatan Masyarakat ProgramPasca Sarjana Program Studi KajianAdministrasi Rumah Sakit UniversitasIndonesia

Gillies, DA. (1994)., Nursing Management : aSystem Approach. 3rd edition. W.B.Sounders Company. Philadelphia.

Hasibuan, M.S. P. (2007). Manajemen SumberDaya Manusia: EdisiRevisi. Jakarta: BumiAksara.

Huber, D. (2000). Leadership and Nursing CareManagement. (2 nd ed). Philadelphia:W.B. Saunders Company

ICN (2006). Nursing Workload. diambil tanggal 4Juny 2017; 09:21 am darihttp://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0705/12/143801.htm

Ilyas, Yaslis. (2011)., Perencanaan SDM RumahSakit, Teori, Metoda dan Formula. PusatKajian Ilmu Kesehatan FKM-UI. CVUsaha Prima.

Jathu Dwi Wahyuni (2009), Hubungan RotasiKerja Dengan Beban Kerja PerawatPelaksana Di RSIA Permata Cibubur,Universitas Indonesia Fakultas IlmuKeperawatan Program Studi Pasca SarjanaKekhususan Kepemimpinan DanManajemen Keperawatan

Kuntoro, Agus. (2010)., Buku Ajar ManajemenKeperawatan. Penerbit : Mulia Medika,Yogyakarta.

Page 23: JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 02 ...

187 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Kurniati, Anna, Ferry Efendi. (2013).,. KajianSDM Kesehatan Di Indonesia. SalembaMedika, Jakarta

Lewis, E.N., and Carini, P.V. (1984). NurseStaffing and Patient Classification :Strategi for Success. California : An AspenPublication.

Liza Sri Kusuma Devi (2010) Analisis KebutuhanTenaga Perawat Di Instalasi Rawat InapRSUD Karimun

Marquis, B.L, dan.Houston. C.J, (2010).,Kepemimpinan dan ManajemenKeperawatan, Teori & Aplikasi, Edisi 4,Alih Bahasa Widyawati,Wilda EkaHandayani, Fruriolina Ariani., EGC,Jakarta

Palestin, B. (2006)., Fungsi Perawat Spesialis agarTerhindar dari Masalah Etik MaupunHukum. Jurnal Keperawatan danPenelitian Kesehatan.

Polit, Denise F. (1999)., Nursing Research:Principles ang Methods. Philadelphia:Lippicot

Rahma Malika (2014), Analisis Beban KerjaSebagai Dasar Penentuan JumlahKebutuhan Tenaga Perawat Di InstalasiRawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan,dibuka dari http://lp.unand.ac.id padatanggal 04 juni 2017

Rowland, HS dan Rowland, BL (1980)., NursingAdministration Handbook, an AspenPublication. London.

Apin Setyowati, (2009)., Analisa KebutuhanTenaga Perawatan Di Rumah Sakit,http://www.scribd.com/doc/22952800

Susana, S. (2011) Analisis Jumlah KebutuhanTenaga dengan Metode WorkshopIndicator Staffing Need (WISN) di SubUnit Rekam Medis Rumah SakitPertamina Jaya.

Swansburg, Russel C. (2000)., PengantarKepemimpinan dan ManajemenKeperawatan UntukPerawat Klinis. AlihBahasa Suharyati. Jakarta: EGC

Wiskow, C.(2004). Workload Measurement inDetermining Staffing Levels, A LiteratureReview. International Council of Nurses.