Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

18
EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis Peranan Modal Sosial Melalui BUMDes Dianto Mampanini dan Suwarno Peranan Modal Sosial Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Melalui BUMDes di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. (Menurut Perspective Emic) Dianto Mampanini & Suwarno ABSTRAK Modal sosial merupakan wujud modal manusia yang paling menonjol untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis dinamika BUMDes dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes. (2) Menganalisis peran modal sosial dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode penelitian kualitatif perspektif fenomenologi. Unsur-unsur modal sosial yang terkait dalam pengembangan BUMDes mencakup Kepercayaan, Jaringan dan Norma (trust, network, norm). Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Dinamika BUMDes di Kabupaten Indragiri Hilir sangat beragam dimana dominasi jenis usaha pada sektor jasa layanan keuangan (micro finance). Pengembangan BUMDes seharusnya juga mendukung usaha sektor riil (ekonomi), sehingga dengan demikian diharapkan peranan BUMDes akan lebih mampu menstimuli, menfasilitasi dan melindungi dan memberdayakan kesejahteraan ekonomi masyarakat perdesaan. (2) Peran modal sosial Kepercayaan (Trust), Jaringan (Network) dan Norma (Norm) memberikan sumbangan positif bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BUMDes. (3) BUMDes yang didalam kelompoknya terdapat keberagaman suku (heterogen/multietnik) dari komunitas yang berbeda, dalam pengelolaannya menghasilkan kemungkinan lebih baik dari kelompok suku yang homogen. Hal ini dikarenakan adanya rasa saling menghargai dan segan menyegani dan interaksi dalam kelompok heterogen 1

description

Jurnal EKNISEKONOMI dan BISNISby Dianto M dan Suwarno

Transcript of Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

Page 1: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

Peranan Modal Sosial Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Melalui BUMDes di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

(Menurut Perspective Emic)

Dianto Mampanini & Suwarno

ABSTRAKModal sosial merupakan wujud modal manusia yang paling menonjol

untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis dinamika BUMDes dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes. (2) Menganalisis peran modal sosial dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode penelitian kualitatif perspektif fenomenologi. Unsur-unsur modal sosial yang terkait dalam pengembangan BUMDes mencakup Kepercayaan, Jaringan dan Norma (trust, network, norm).

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Dinamika BUMDes di Kabupaten Indragiri Hilir sangat beragam dimana dominasi jenis usaha pada sektor jasa layanan keuangan (micro finance). Pengembangan BUMDes seharusnya juga mendukung usaha sektor riil (ekonomi), sehingga dengan demikian diharapkan peranan BUMDes akan lebih mampu menstimuli, menfasilitasi dan melindungi dan memberdayakan kesejahteraan ekonomi masyarakat perdesaan. (2) Peran modal sosial Kepercayaan (Trust), Jaringan (Network) dan Norma (Norm) memberikan sumbangan positif bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BUMDes. (3) BUMDes yang didalam kelompoknya terdapat keberagaman suku (heterogen/multietnik) dari komunitas yang berbeda, dalam pengelolaannya menghasilkan kemungkinan lebih baik dari kelompok suku yang homogen. Hal ini dikarenakan adanya rasa saling menghargai dan segan menyegani dan interaksi dalam kelompok heterogen tersebut  mampu menciptakan suasana hubungan sosial yang harmonis. (4) Tokoh Ulama / Tuan Guru berperan sebagai penengah / wasit terhadap penyelesaian permasalahan baik antar individu dan kelompok maupun dengan pengelola BUMDes. Penyelesaian masalah mengutamakan musyawarah menuju mufakat.

Kata Kunci: Modal Sosial, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, BUMDes

I. PENDAHULUANI.1. Latar Belakang Masalah

Orientasi Indonesia dalam hal pembangunan selama ini masih mengarah kepada pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dimana model dari pertumbuhan seperti ini lebih condong/cenderung menitikberatkan pertumbuhan yang terkonsentrasi di wilayah perkotaan dan difungsikan sebagai growth pole dalam pembangunan daerah.

Pengentasan kemiskinan pada saat ini masih menjadi sebuah prioritas atau agenda besar pembangunan secara global.Kemiskinan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Untuk mengurangi

1

Page 2: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

kemiskinan tersebut diperlukan berbagai langkah strategis.Indonesia terus membangun untuk memberantas kemiskinan.

Dalam upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dan probematika yang muncul, yaitu atas ketidakberdayaan masyarakat dalam lingkaran kemiskinan salah satu cara yang dilakukan pemerintah secara umum dan lebih spesifik di Indragiri Hilir ialah dengan peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di Indragiri Hilir sendiri program pemberdayaan ekonomi yang begitu dominan serta kelihatan hasil atau manfaatnya ialah melalui program BUMDes, dimana manfaat serta keberadaannya sangat ditunggu-tunggu oleh kelompok dan masyarakat setempat. Program BUMDes sendiri dapat berjalan karena adannya kekompakan dari masing-masing pihak yang turut membantu proses dari pemerintah daerah sampai dengan pihak yang membutuhkan(masyarakat kecil). Pada dasarnya yang membedakan BUMDes di Indragiri Hilir dengan program BUMDes di daerah lain adalah masyarakatnya yang terdiri dari beraneka ragamsuku dan budaya.

Dalam konteks ini, kemampuan BUMDes dalam upaya menstimuli, menfasilitasi, melindungi dan memberdayakan kesejahteraan ekonomi masyarakat perdesaan sebagai kelembagaan lokal tidak terlepas dari peran modal sosial yang ada dimasyarakat baik nilai kearifan budaya lokal dan pengetahuannya yang telah lama terikat pada masyarakat itu, diamana nantinya diharapkan senantiasa terpelihara dan berkembang menjadi modal yang bernilai harganya dalam peningkatan kesejahteraan dan proses pembangunan.

Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi lapangan di Kabupaten Indragiri Hilir seperti halnya tingginya tingkat kemiskinan, belum optimalnya pengembangan kelembagaan ekonomi lokal BUMDes, semakin nampak/kelihatan bahwa pentingnya mengkaji mengenai dinamika BUMDes dan peran modal sosial dalam upaya meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan BUMDes di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah digambarkan diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirinci sebagaimana berikut :1. Bagaimanakah dinamika BUMDes dalam proses pemberdayaan ekonomi

masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir ?2. Bagaimanakah peran modal sosial dalam proses pemberdayaan ekonomi

masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes ?1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dinamika BUMDes dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir.

2. Menganalisis peran modal sosial dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes.

1.4. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:1. Bagi Pemerintah

Bahan evaluasi terhadap upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui BUMDes sebagai kekuatan lembaga perekonomian lokal.

2. Bagi Peneliti dan Perguruan Tinggi

2

Page 3: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

Penelitian ini dapat dijadikan topik penulisan untuk menambah informasi, sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan ilmiah terkait masalah peran modal sosial dalam aspek bentuk serta kontribusi mekanisme dalam mendukung keberhasilan lembaga perekonomian lokal masyarakat desa.

3. Bagi MasyarakatMenjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat akan pentingnya peran modal sosial yang dimiliki masyarakat baik nilai-nilai budaya yang ada serta pengetahuan dalam peningkatan kesejahteraan melalui kelembagaan lokal BUMDes dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISII.1. Pengertian Modal Sosial

Modal sosial adalah salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Putnam (1993) mengartikan modal sosial sebagai :

“To the nations of physical and human capital, the term social capital refers to featurs of social organization such as network, norms, and trust that increase a society’s structure that facilitate certain actions of actors within the structure.

Bentuk Modal Sosial dalam Aspek KelembagaanBatasan dari lembaga bertujuan untuk menciptakan kondisi bebas untuk

model perilaku. Pada saat kita merasa kita tidak bisa bergerak satu langkah tanpa institusi, kemudian kita akan menyadari bahwa lembaga bertujuan untuk menciptakan kebebasan dengan batasan sehingga memberikan kontak sosial dengan sumber daya dasar untuk bertindak.

Unsur Inti Modal SosialAdapun unsur-unsur inti dari modal sosial, yaitu :a). Adanya Partisipasi dalam suatu Jaringan.b) Reciprocity, c) Percaya

(Trust), d). Norma Sosial (Alat kontrol), e). Nilai-nilai yang terbentuk di dalam masyarakat. (Mawardi, 2007).

Modal Sosial dan Kelembagaan UsahaMenurut Manzilati, (2011: 51-55) Interaksi dan dialektika yang terjadi

antara aktor-aktor yang terlibat dalam kontrak usaha tani (dalam hal ini antara petani dan perusahaan) mau tidak mau akan berdampak (walaupun juga mungkin juga dipengaruhi) keberadaan modal sosial.

Perspektif Modal SosialWoolcock dan Narayan (2000), membagi dalam empat bagian perspektif

dari modal sosial sebagaimana terlihat diatas yang meliputi: 1). Pandangan Komunitarian (communitarian view). 2). Pandangan Jaringan (network view). 3). Pandangan Institusional (institutional view). 4). Pandangan Sinergi (sinergy view).

II. 2. Pengertian Kemiskinan dan PemberdayaanPengertian kemiskinan ada bermacam-macam, namun dalam rangka

penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan terpadu harus ada kesepakatan pemahaman semua pihak penyelenggara agar target yang dilaksanakan tepat sasaran baik target penduduk miskin maupun program yang

3

Page 4: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

dilaksanakan. Pengertian kemiskinan yang perlu diketahui dan dipahami adalah sebagai berikut, menurut kriteria BPS, kemiskinan adalah suatu kondisi seseorang yang hanya dapat memenuhi makanannya kurang dari 2.100 kalori per kapita per hari. Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Internal lebih banyak melibatkan faktor sumberdaya manusianya, sedangkan faktor eksternal menunjukan kondisi yang lebih kompleks karena satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Tujuan dari adanya pemberdayaan ini sendiri dimaksudkan agar masing-masing unsur semakin meningkat kemampuannya, semakin kuat, semakin mandiri, serta memainkan perannya masing-masing tanpa menganggu peran yang lain. Oleh karena itu, dalam hal pemberdayaan, tidak dikenal unsur yang lebih kuat memberdayakan terhadap unsur yang lebih lemah untuk diberdayakan.

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, pada umumnya, para pengambil keputusan (decision making) memberi makna pemberdayaan masyarakat yaitu pada pemberdayaan bidang ekonomi kerakyatan, dengan asumsi apabila suatu ekonomi meningkat maka kesejahteraan sosial juga ikut meningkat. Disisi lain pembangunan infrastruktur juga sebagai bagian strategi yang digunakan dalam penanganan masalah sosial. II. 3. Pengertian BUMDes

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu suatu bentuk lembaga usaha desayang dikelola atau dijalankan oleh masyarakat dan pemerintahan desa yang mempunyai tujuan agar dapat memperkuat, menambah, berdikari akan suatu perekonomian desa yang telah dibentuk berdasarkan kebutuhan danpotensi yang dimiliki desa. Tujuan Terbentuknya BUMDes; BUMDes sebagai pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). Landasan Hukum BUMDes, Pendirian BUMDes dilandasi oleh UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Perspektif Atas Rancang Bangun BUMDes

BUMDes sebagai lembaga berbentuk badan hukum yang menaungi berbagai unitusaha desa meliputi usaha sektor moneter (keuangan) sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) serta sektor riil. Jika selama ini sudah ada beberapa kegiatan yang dikelola olehmasyarakat bersama Pemdes, maka perlu penataan organisasinya dalam payung BUMDes.Misalnya, adanya UPK (Unit Pengelola Keuangan) bagian dari program Gerdu Taskin, UnitSimpan-Pinjam Desa, Lumbung Desa, Pasar Desa, Retribusi kawasan wisata, maka dapatdirintis sebagai embrio bagi BUMDes.II.2. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Pemberdayaan adalah bagian yang terpenting dari paradigma pembangunan yang cara perhatianya difokuskan pada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya. Suparta (2008) mengatakan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui pelatihan pembuatan nugget berbahan baku daging itik di desa Babahan Kecamatan Penebel dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan. Variabel yang ia gunakan adalah

4

Page 5: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

tingkat partisipasi, produk yang dihasilkan (meliputi warna, aroma, citarasa dan tesktur nugget itik), peran UKM/Koperasi dan Pendapatan.

Bogar (2009) menjelaskan pengembangan model pemberdayaan ekonomi nelayan tradisional pada nelayan tradisional di Pulau Siau Kabupaten Sitaro bahwa kekuatan nelayan tradisional adalah mereka yang mempunyai usia produktif, pendidikannya mencukupi, dan motivasi kuat; mempunyai peluangnya untuk daerah penangkapannya mempunyai potensi ikan yang berlebihan, kebijakan pemerintah daerah sangat mendukung sektor perikanan dan kelautan termasuk pemberdayaan nelayan kecil, dan kebijakan lembaga perbankan yang menyediakan skema kredit bagi nelayan kecil.

II.3. Kerangka Pemikiran, Model Penelitian dan HipotesisII.3.1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada latar belakang penelitian telah disebutkan dua permasalahan pokok dari penelitian ini: Pertama, menganalisis dinamika BUMDes dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kedua, untuk menganalisis peran modal sosial dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Indragiri Hilir melalui BUMDes. Berikut ini adalah bagan / kerangka pikir yang bisa disarikan untuk dikembangkan dengan maksud tersebut yaitu:

Gambar 3.1

BUMDes merupakan salah satu lembaga ekonomi yang mempunyai peran sebagai sarana perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat, sebagai media dalam mendorong potensi usaha mikro masyarakat desa. Dalam pelaksanaan BUMDes ini terdapat 3 komponen yang sangat mempengaruhi: 1) Pemerntah, melalui; power dan regulasi, menyediakan dana, dan adanya konsep yang jelas berdasarkan riset progam-program terdahulu. Dengan kewenangan yang ada pada Pemerintah maka akan menjamin tersedianya infrastuktur dan manajemen pendampingan.

Dari penelitian kualitatif gambar 3.1, bahwa hampir sepenuhnya hasil imajinasi pemikiran persective peneliti yang diproduk di atas meja, bukan dari temuan realita empirik sehingga harus diposisikan sebagai tentative theory construct atau dapat disebut juga sebagai peta konsep teori atau blue print-nya penelitian. (Leksono, 2013).

Dengan demikian maka peneliti mencoba memberikan gambaran tentang adanya gambar 3.2, dimana bisa diperoleh pemahaman antara gambar 3.1 dengan

5

Page 6: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

3.2, sehingga bisa dipahami tentang kebenaran ilmiah yang dapat dipercaya sebagai realitas empirik dalam penelitian ini yaitu sesuai persepective emic / masyarakat (hasil penelitian) peran modal sosial dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BUMDes di Indragiri Hilir. Maka dengan ini bisa digambarkan bahwa kerangka pikir dari gambar 3.2 merupakan temuan dilapangan yang dalam konteks informan atau masyarakat sebagai pelakunya.

Gambar 3.2. Kerangka Pikir Menurut Perspective Masyarakat (Hasil Penelitian) Peran Modal Sosial Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui BUMDes di Indragiri Hilir.

Kerangka pikir diatas merupakan hasil penelitian dilapangan berdasarkan perspective emic / masyarakat, terdapat perbedaan keinginan masyarakat dengan apa yang menjadi konsep pemikiran penulis diatas kertas diawal penelitian. Kerangka pikir diatas mengeksplorasi modal sosial masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir yang sangat berperan dalam proses pemberdayaan ekonomi melalui lembaga perekonomian lokal yaitu BUMDes.

III. Model PenelitianIII.1. Pedekatan Penelitian, Lokasi, dan Metode Pengumpulan Data

Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah adalah kualitatif perspektif fenomenologi. Beberapa alasan dipergunakan pendekatan ini: 1) studi kasus lazim menggunakan pertanyaan dasar what, how dan why sehingga sasaran yang ingin dicapai lebih gamblang untuk dipahami secara umum dari awal. Melalui ketiga pertanyaan tersebut objek penelitian yaitu yang berkaitan mengenai pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pendidikan nonformal dapat diperoleh secara maksimal; 2) peneliti tidak dapat memanipulasi kejadian sebagaimana penelitian eksperimental; 3)

6

Page 7: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

studi kasus menilai kejadian yang sesungguhnya dengan mengevaluasi keseluruhan proses terbentuknya kristalisasi nilai-nilai para informan atau objek penelitian (Yin, 1994). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki spesifik wilayah yang unik, potensi sumberdaya alam, serta sumber daya manusia (SDM) yang multi etnis serta keberadaan BUMDes yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir sebagai Badan Usaha Milik Desa di kabupaten Indragiri Hilir. Teknik pengumpulan data; Observasi, wawancara, dokumentasi, kuisioner, & triangulasi.

III.2. Analisis Data dan InformasiAnalisis data dan informasi dalam penelitian ini ditempuh dengan

pengupasan secara cermat berdasar teori (analitic), dengan penafsiran (intepretatic) yang utuh menyeluruh (holistic), memadukan berbagai gejala yang berbeda, bertentangan, paradoks (sintetic), menyerap berbagai gejala dan fenomena menurut berbagai pandangan dan pola laku (syncretism inductive), dan terkait dengan nilai (value bond).III.3. Keabsahan Data dan Informasi

Untuk mempertanggungjawabkan nilai ilmiah penelitian kualitatif, maka diperlukan prosedur pemeriksaan data sebagai bentuk pembaharuan dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas) yang dikenal dalam penelitian kuantitatif. Keabsahan data dan informasi perlu memenuhi empat kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability), (Moleong, 2000).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Dinamika BUMDes dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kab.

Indragiri Hilir. Perkembangan Program BUMDes Di Kabupaten Indragiri Hilir. Organisasi

perekonomian desa menjadi bagian penting dalam perkembangam ekonomi sekaligus masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan ekonomi perdesaan. Oleh sebab itu sangat diperlukan upaya sistematis untuk mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset ekonomi strategis di desa sekaligus mengembangkan jaringan ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi perdesaan.

Untuk jenis usaha yang masuk dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Indragiri Hilir sendiri lebih menonjolkan dari sisi melimpahnya sumber daya alam, dimana hal ini bisa terlihat bahwa sesuai dengan keadaan geografi seperti; usaha kelapa yang melimpah dan juga perikanan baik tangkapan maupun budidaya. Ketika komoditi kelapa menjadi sebuah komoditi yang melimpah dengan pasokan yang melebihi kuota dari produksi pada umumnya, maka kelapa diolah menjadi bentuk produksi yang bermacam-macam seperti halnya santan kara, hydrococo, dan gula merah.

Tabel 4.1Pemanfaat BUMDes di Indragiri Hilir

(2011-2013)

Tahun Jumlah

PendudukPenduduk

Miskin

Penduduk Miskin

(diberdayakan)Bidang Usaha

2011 613,325

52,635

7,532 Sektor Perkebunan, Perikanan, perdagangan, jasa dan

sejenisnya

2012 653,354 Sektor Perkebunan, Perikanan, perdagangan, jasa dan

7

Page 8: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

53,812 8,557 sejenisnya

2013 739.799 51.435 10,308Sektor Perkebunan, Perikanan, perdagangan, jasa dan

sejenisnyaSumber : BPMPD, Indragiri Hilir 2014

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Desa dapat Mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”.

Bisa digambarkan secara keseluruhan bahwa usaha BUMDes di Indragiri Hilir yang menjadi pembeda dengan daerah lain ialah terletak pada usaha yang secara spesifik jumlahnya sangat banyak yaitu usaha pengolahan kelapa dan pemanfaatan sisi perairan yaitu hasil ikan dan sejenisnya. Unsur modal sosial tersebut menurut Fukuyama 1999 tidak muncul atau diciptakan oleh birokrasi pemerintah lebih spesifik penelitian ini di pemerintah daerah Indragiri Hilir.Melalui sebuah tradisi, dapat terbangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau kelompok masyarakat didalamnya lalu muncul modal sosial secara alamiah dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok.IV.2. Peran Modal Sosial Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Melalui BUMDes di Kab. Indragiri HilirPeran dari modal sosial bisa memberikan pencerahan tentang makna

kepercayaan, kebersamaan, toleransi dan partisipasi sebagai pilar penting pembangunan ekonomi masyarakat disiniaspirasimasyarakat mulai terakomodasi, komunitas dan jaringan lokal teradaptasi sebagai suatu modal pengembangan komunitas dan pemberdayaan masyarakat. IV.2.1. Kepercayaan (Trust)

Perencanaan BUMDes, Peranan Dari Tuan Guru. Pengurus BUMDes setiap tahun membuat rencana kerja danrencana anggaran.Melakukan sosialisasi secara berlanjut perencanaan BUMDes beserta program-programnya terhadap desa-desa BUMDes. Ketika dilakukan sosialisasi, disini pengelola ataupun dari pihak pemerintah desa memberikan paparan kepada masyarakat. Dalam merumuskan rencana kerja maupun dan anggaran yang akan dibuat ini akan melibatkan pengurus, pemerintah desa dan masyarakat tentunya diperlukan adanya kepercayaan terhadap apa yang akan dilalukan. IV.2.2. Jaringan (Network)

Perencanaan BUMDes Dapat Mempermudah Akses. Modal sosial bentuk jaringan yang dibangun pengelola BUMDesmemungkinkan terjadinya kemudahan mendapatkan dukungan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, kemudahan mendapatkan informasi kebutuhan masyarakat pemanfaat BUMDes, perasaan ikut memiliki, memperkuat komitmen kerja, kemudahan menyusun rencana kerja, dan terjaminnya pemenuhan kebutuhan pemanfaat BUMDes serta peningkatan pelayanan bagi masyarakat pemanfaat BUMDes agar tetap terpuaskan.

Walaupun nilai kepercayaan (trust) yang terjadi sebagaimana disebutkan sebelumnya dibentuk oleh nilai-nilai dari sebuah komunitas, ternyata disisi lain komunitas tersebut bersifat plural. Artinya di wilayah ini mereka terbuka dengan suku yang lain. Dengan kata lain nilai keterbukaan komunitas ini tidak menghalagi untuk menciptakan nilai baru yang besifat kebersamaan. IV.2.3. Norma (Norms)

Perencanaan BUMDes Membantu Merekatkan Hubungan Sosial. Pada masyarakat Indragiri Hilir, norma-norma dan nilai-nilai kehidupan budaya masih

8

Page 9: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tetap mempertahankan budaya “Saling Bantu-Membantu” yang merupakan bentuk kerjasama yang tumbuh dalam masyarakat di Indragiri Hilir untuk saling bantu-membantu dan saling tolong menolong menghadapi kendala hidup baik bagi perorangan maupun kelompok. Ini menjadi modal sosial yang kuat untuk mengantisipasi prilaku-prilaku negatif seperti kecurangan dan individualisme yang dapat mengancam kegiatan usaha.

Analisa SWOT Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui BUMDes

KELEMAHAN (WEAKNES) a. Geogragis yang sulit,

Keterbatasan wawasan masyarakat terhadap program,Kurangnya pengawasan dan Monitoring serta Evaluasi

b. Kerusakan jalan yang hamper merata di semua kecamatan miskin/tertinggal

c. Kurangnya akses informasi dan sarana transformasi umum

d. Sumber dayaalam yang belum dikelola secara optimal

e. Apreasiasi terhadap lahan dan vegetasi yang masih rendah

KEKUATAN (STRENGTH) a. Terdiri dari etnis beragamb. Kekayaan Alam (Perkebunan

dan Perikanan)c. Pengembangan ekonomi

kawasan desa untuk mendorong keterkaitan desa-kota (merekatknya hubungan antar warga)

d. Support dari pemerintah daerah maupun pusat (adanya regulasi, pendanaan pemerintah )

PELUANG (OPPORTUNITY) a. Indragiri Hilir memiliki

masyarakat ekonomi rendah (miskin), kebijakan pemerintah tentang BUMDes

b. Adanya program-program pemberdayaan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan

c. Adanya kebijakan pusat tentang peningkatan kualitas lingkungan dan revitalisasi pengelolaan sumber daya alam

ANCAMAN (THREATS) a. Peran (role) masyarakat dan

multipihak dalam pengentasan kemiskinan belum berjalan optimal

b. Persaingan dengan Toke (Rentenir)

STRATEGI (W-O)1. Peningkatan aksibilitas antar

lokasi/wilayah terutama pusat-pusat kegiatan penduduk

2. Peningkatan kuaitas wawasan masyarakat terakit program yang bergulir

STRATEGI (W-T)1. Optimalisasi program

BUMDes untuk memutus mata rantai renterir

STRATEGI (S-O)1. Mengoptimalkan faktor alam

untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat

STRATEGI (S-T)

1. Adanya koordinasi dan kesepahaman lintas stekholders dalam pengelolaan SDA bagi peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat

Temuan PenelitianDalam temuan peneltian ini ditemukan indikasi yang menguatkan mengenai

teori pemberdayaan yang merekatkan esensi modal sosial untuk memberdayakan atau menumbuhkan kemampuan masyarakat desa terutama masyarakat miskin. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di Indragiri Hilir sendiri dapat berjalan dengan baik karena berjalannya peran dari modal sosial yaitu jaringan (network), kepercayaan (trust), dan juga norma (norm).

9

EVALUASIEKSTERNAL

EVALUASIINTERNAL

Page 10: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

V. KESIMPULAN DAN SARANV.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian di atas hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dalam penulisan disertasi ini dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinamika BUMDes di Kabupaten Indragiri Hilir sangat beragam dimana dominasi jenis usaha pada sektor jasa layanan keuangan (micro finance).

2. Peran modal sosial Kepercayaan (Trust)dalam proses pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Indragiri Hilir, memberikan sumbangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BUMDes.Adanya sikap keterbukaan, motivasi penyadaran sikap, saling menghargai, kemudahan pelayanan serta kebebasan berpendapat sebagai bentuk kepercayaan (trust)menjadi jembatan program pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes.

3. Adanya sharing informasi, musyawarah, sikap kepedulian, upaya motivasi berusaha, kunjungan ke lokasi usaha masyarakat serta kesediaan terlibat langsung dengan masyarakat merupakan pendekatan bentuk Jaringan (Network) sebagai jembatan dalam proses pemberdayaan, yang dapat menumbuhkan collective action saling menguntungkan dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes.

V.2. Saran

1. Perlu ditingkatkan minat, kemampuan dan kesadaran pengelola BUMDes dan masyarakat untuk berfokus pada pembangunan usaha sektor riil dan tidak hanya berfokus pada sektor simpan pinjam (micro finance), untuk itu perlu diberikan sosialisasi pentingnya kemandirian berwirausaha pada masyarakat dan konsultasi mengenai potensi bisnis yang dapat dijalaninya. Melalui pelatihan-pelatihan keterampilan dan kewirausahaan yang intensif baik secara kuantitas dan kualitas untuk pengurus yang terlibat dalam BUMDes maupun masyarakat sekitar agar dapat mengubah pola pikir masyarakat pekerja untuk lebih berani membuka usaha baru.

2. Pemerintah Daerah, diharapkan membantu dan mempunyai komitmen untuk pemberdayaan BUMDes dalam bentuk regulasi, program maupun bantuan teknis dan permodalan. Bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk memberikan pelatihan bagaimana menumbuhkan jiwa entrepreneur pada masyarakat. Swasta, diharapkan melakukan kemitraan pendampingan maupun permodalan baik yang terkait langsung dengan kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat maupun program perusahaan seperti Corporate Social Responsibility (CSR).

3. Untuk penanganan secara efektif dan efisien terhadap permasalahan yang terjadi antar individu, kelompok maupun pengelola BUMDes, maka peran tokoh masyarakat lokal / Tuan Guru perlu ditingkatkan kemampuan dan keikutsertaannya melalui koordinasi pihak-pihak terkait yang diwujudkan dalam pranata sosial yang tergabung dalam kelompok kerja ketahanan sosial masyarakat untuk menangani permasalahan sosial yang ada, khususnya BUMDes.

4. Agar program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BUMDes ini

10

Page 11: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

dapat berjalan dengan baik, berkelanjutan dan tepat sasaran, maka Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait hendaknya mengintensifkan monitoring dan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ambara ,I Gede Adi , 2009. Peran Modal Sosial Dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa Adat / Pakraman (Studi Kasus Lembaga Perkreditan Desa, Desa Pakraman Tibubiyu, Kabupaten Tabanan, Bali), Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Arkanudin. 2005. Perubahan Sosial Masyarakat Peladang Berpindah, Studi Kasus pada orang Dayak Ribun yang berada di sekitar PIR-Bun Kelapa Sawit Parindu Sanggau Kalimantan Barat, Bandung: Disertasi Program Doktor Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Badan Pusat Statistik Indragiri Hilir, 2011Bourdieu, Pierre. 1988. Homo Academicus (P. Collier, Trans.). Stanford: Stanford

University PressBrown, R and Gilman, A. The Pronouns of Power and Solidarity dalam Giglioli

Pier Paolo (ed.). 1972. Language and Social Context. England: Penguin Books.

Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) (Departemen Pendidikan Nasional: Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembanguna(PKDSP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya), 2007.

Chambers, Robert, Pembangunan Desa, Mulai Dari Belakang, (Jakarta: LP3ES, 1987).

Jamaluddin Ancok, “Modal Sosial, dan Kualitas Masyarakat”, Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM Yogyakarta, tanggal 3 Mei 2003.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2013, Republik Indonesia, Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2014: Memantapkan Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, Jakarta.

Leksono, S. 2013. Penelitian Kualitatif Ilmu Ekonomi: Dari Metode ke Metode, Jakarta, Rajawali Pers.

Manzilati, Asfi, 2011, Kontrak Yang Melemahkan Realisasi Petani dan Korporasi (Presenter Terbaik Kelompok Ilmu Sosial Doktor 2010), Penerbit UB-Press, Malang.

Mullins LJ. 2005. Management and Organizational Behavior. New York: Prentice Hall Edinburg Gate Harlow

Nurcholis, Hanif (2011). Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemeritahan Desa. Jakarta, Erlangga.

Pemkab Inhil, 2013, Profil kondisi-umum Inhil, http://inhilkab.go.id, TembilahanPutnam, R. D. 1993. Making Democracy Work: Civic Traditions in Modern Italy.

Princeton: PrincetonUniversityRothstein and Uslaner, 2005, All for All: Equality, Corruption, and Social Trust,

World Politics, The Johns Hopkins University Press.Rustam, B.R, 2012, Pemberdayaan Modal Finansial Masyarakat,

http://www.riaupos.co/opini. Pekanbaru

11

Page 12: Jurnal Dianto n Suwarno_ EKNIS_FINAL

EKNIS (Jurnal Ilmiah Ekonomi & Binis

PurnaGraha)

Peranan Modal Sosial Melalui BUMDesDianto Mampanini dan Suwarno

Wikipedia, 2013, Riau-Suku Bangsa, http://id.wikipedia.org/wiki/Riau.Wiki.aswajanu, 2013, Kabupaten Indragiri Hilir - potensi, http://

wiki.aswajanu.com /Kabupaten_Indragiri_Hilir.Yin, RK, 1994. “Designing case study”, dalam Case Study Research: Design

and Methods (Second Edition) (pp 18-53) (Thousand Oaks, CA: SAGE).Yustika, Ahmad Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, dan

Strategi. Bayumedia Publishing: Jakarta.

12