Jurnal Dede

18
STEROID DAN BRONCHODILATOR UNTUK BRONCHIOLITIS AKUT DI DUA TAHUN PERTAMA KEHIDUPAN: TINJAUAN SISTEMIK DAN META-ANALISIS ABSTRAK Tujuan : Untuk mengevaluasi dan membandingkan keefektifan dan kenyamanan pengguanaan bronchodilator dan steroid, sendiri atau dikombinasikan, untuk pengelolaan akut bronchiolitis pada anak usia kurang dari dua tahun. Design : Tinjauan sistemik dan meta-analisis Kriteria inklusi : Ketentuan secara acak, di ambil dari anak usia 24 bulan atau kurang dengan episode pertama bronchiolitis dengan mengi, dibandingkan dengan member bronchodilator atau steroid, sendiri atau kombinasi, placebo atau intervensi lainnya (perawatan standar). Metode : Dua pengkaji menilai study untuk inklusi dan resiko bias serta data ekstrak. Hasil yang dipilih berdasarkan relevansi klinis : tingkat masuk untuk pasien rawat jalan (hari 1-7) dan lama tinggal untuk pasien rawat inap. Meta-analisis yang langsung dilakukan dengan menggunakan model acak. Perbandingan campuran perawatan 1

description

NBN MNMB

Transcript of Jurnal Dede

STEROID DAN BRONCHODILATOR UNTUK BRONCHIOLITIS AKUT DI DUA TAHUN PERTAMA KEHIDUPAN: TINJAUAN SISTEMIK DAN META-ANALISISABSTRAK

Tujuan : Untuk mengevaluasi dan membandingkan keefektifan dan kenyamanan pengguanaan bronchodilator dan steroid, sendiri atau dikombinasikan, untuk pengelolaan akut bronchiolitis pada anak usia kurang dari dua tahun.

Design : Tinjauan sistemik dan meta-analisis

Kriteria inklusi : Ketentuan secara acak, di ambil dari anak usia 24 bulan atau kurang dengan episode pertama bronchiolitis dengan mengi, dibandingkan dengan member bronchodilator atau steroid, sendiri atau kombinasi, placebo atau intervensi lainnya (perawatan standar).

Metode : Dua pengkaji menilai study untuk inklusi dan resiko bias serta data ekstrak. Hasil yang dipilih berdasarkan relevansi klinis : tingkat masuk untuk pasien rawat jalan (hari 1-7) dan lama tinggal untuk pasien rawat inap. Meta-analisis yang langsung dilakukan dengan menggunakan model acak. Perbandingan campuran perawatan menggunakan Bayesian suatu model jaringan yang digunakan untuk membandingkan semua intervensi secara bersamaan.Hasil : 48 percobaan (4897 pasien. 13 perbandingan) disertakan. Resiko bias rendah 17 % (n=8), tidak jelas dalam 52 % (n=25), dan tinggi 31% (n=15). Hanya adrenalin (epinefrin) dikurangni penggunaannya pada hari pertama (dibandingkan dengan placebo: dikumpulkan rasio resiko 0,67, confidence 95% interval 0,5-0,89, jumlah yang diperlukan untuk mengobati 15,95% dengan interval 10-45 untuk resiko dasar dari 20%; 920 pasien). Disesuaikan hasil dari uji coba tunggal yang besar dengan resiko bias rendah menunjukkan bahwa gabungan dexametason dan adrenalin pada hari ke-7 (rasio resiko 0,65,0,44-0,95, jumlah yang diperlukan untuk mengobati 11,7-76 untuk resiko dasar dari 26%, 400 pasien). Perbandingan pengobatan campuran didukung adrenalin sediri atau dikombinasikan dengan steroid sebagai pilihan pengobatan untuk pasien rawat jalan (kemungkinan menjadi yang terbaik untuk pengobatan pada hari pertama adalah 45% dan 39% masing-masing). Tak satupun intervensi diperiksa menunjukkan khasiat yang jelas dalam jangka panjang untuk pasien rawat inap.Kesimpulan : Bukti menunjukkan bahwa efektivitas dan keunggulan adrenalin untuk hasil yang paling relevansi secara klinis antara pasien rawat jalan dengan bronchiolitis akut, dan bukti dari uji coba yang tepat untuk kombinasi adrenalin dan deksametason.

INTRODUCTION

Bronchiolitis adalah penyakit yang paling umum, yang merupakan radang pada saluran pernafasan bagian bawah pada tahun pertama kehidupan. Syncytial virus respirasi adalah penyebab yang paling sering yang menyebabkan bronkiollitis dan infeksi ini dikaitkan dengan substansial morbiditas pada anak-anak. Penelitian mengenai bronchiolitis mencerminkan adanya beban tentang penyakit ini dinegara maju dan berkembang dan kurangnya bukti yang jelas untuk terapeutik management. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan substansial variasi dalam pengelolaan bronkiolitis akut diseluruh dunia, termasuk penggunaan bronkodilator yang berbeda (2 agonis, adrenalin, antikolinergik) dan steroid. Beberapa variasi ini mungkin disebabkan berbagai tingkat keparahan penyakit atau pengaturan perawatan yang berbeda dan lokasi geografis. Beberapa tinjauan sistematis dinilai berbagai perawatan, termasuk 2 agonis dan antikolinergik, adrenalin, kortikosteroid, saline hipertonik, antibiotik, surfaktan, ribavirin, dan phisioterapi. Tinjauan ini telah gagal untuk memberikan bukti yang meyakinkan untuk mendukung salah satu perawatan dalam pengelolaan bronchiolitis akut. Pedoman penggunaan bronkodilator ini,terutama masih sering digunakan. Pada tahun 2003 telah direkomendasikan secara ketat, beberapa perawatan menujukkan potensi yang berkhasiat, termasuk bronkodilator nebulised (adrenalin, salbutamol, atau ipratropium bromide, sendiri atau dikombinasikan), kortikosteroid oral atau parenteral (deksametason), dan kortikosteroid inhalasi (terutama budosonide). Sidang terbesar pernah dilakukan yang menyangku 800 anak kanada, menggunakan design factorial menggunakan adrenalin dan deksametason, sendiri atau dikombinasikan. dibandingkan dengan placebo. Sidang lain dilakukan di Amerika serikat,dengan membandingkan placebo dengan deksametason melibatkan 600 anak. Uji coba baru-baru ini juga menimbulkan newquestions dan berpotensi pendekatan kepada manajemen akut bronchiolitis yang memerlukan penyelidikan lebih dekat. Secara khusus, satu percobaan menunjukkan penurunan relatif 35% dari harga masuk ke rumah sakit dengan adrenalin dan gabungan deksametason pengobatan dibandingkan dengan placebo. Sebelumnya, uji coba yang lebih kecil adalah yang pertama menunjukkan efektivitas deksametason lisan dalam mengurangi sakit pada pasien rawat jalan dengan bronchiolitis akut. Efektifitas adalah bahwa steroid dosis tinggi diberikan bersama dengan bronkodilator (salbutamol) menurut sebuah protokol yang didefinisikan bukan pada kebijaksanaan dari dokter yang hadir. Meskipun interaktif efek steroid dan bronkodilator telah muncul sebagai pilihan pengobatan yang potensial, namun belum diperiksa di tingkat review sistematis dan ditempatkan dalam konteks bukti lainnya. Didorong oleh bukti terbaru dan ketidakpastian saat ini dalam prakteknya, secara sistematis dievaluasi dan dibandingkan efikasi dan keamanan dari bronkodilator (2 agonis, adrenalin, antikolinergik) dan steroid, sendiri atau dikombinasikan, untuk pengelolaan akut bronchiolitis. STUDI PEMILIHAN

Penelitian diambil secara acak terkontrol, melibatkan pasien rawat inap atau pasien rawat jalan usia 24 bulan atau kurang dengan bronchiolitis, dan dibandingkan dengan pemberian bronchodilator (salbutamol atau terbutalin, adrenalin, ipratropium bromide) atau steroid ( dihirup atau sistemik) atau keduanya dikombinasikan, dengan intervensi lainnya (baik placebo atau bronchodilator atau steroid yang lain). Bronchiolitis adalah terjadinya gangguan nafas pada periode pertama,yaitu mengi akut atau wheezing dengan distress pernafasan dan berhubungan dengan infeksi virus. Penelitian ini fokus terhadap episode pertama mengi, misal bronchiolitis, mengi berulang, dan asma. Studi ini juga untuk menilai berapa lama steroid dimulai untuk fase akut bronchiolitis untuk mencegah mengi pascabronchiolitis. Hasil utama dilihat berdasarkan relevansi klinis, yaitu tingkat masuknya pasien pada hari ke-1 dan ke-7 untuk studi rawat jalan dan lamanya tinggal di rumah sakit untuk studi rawat inap. Hasil sekunder termasuk perubahan dalam skor klinis, saturasi oksigen, laju pernafasan dan detak jantung, readmissions(untuk pasien rawat inap), kunjungan kembali ke gawat darurat atau penyedia pelayanan kesehatan, dan bahaya atau efek samping.PENILAIAN RESIKO BIASPenelitian ini menggunakan risiko Cochrane collaboration alat bias. Alat ini terdiri dari enam domain) urutan generasi, penyembunyian alokasi, menyilaukan, data hasil lengkap, pelaporan hasil selektif, dan sumber bias). Data hasil menyilaukan dan lengkap yang dinilai adalah : nilai administrasi, klinis atau pernafasan dan variable klinis lainnya (misalnya efek samping).ANALISIS STATISTIK

Hasil dilaporkan dengan interval 95%, dan signifikansi stastistik didirikan pada P