Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian...

28
Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 2, No. 1, Agustus 2013 Hal. 59-86 59 Analisis Dampak Konvergensi IFRS Tahap Implementasi Pada Laporan Keuangan Perusahaan-Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Haadi Yanuar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran serta analisis dampak dari konvergensi IFRS pada tahap persiapan akhir (2011) menuju tahap implementasi (2012). Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang. Penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik rata-rata dan chi square dengan data variabel yang telah diolah menjadi indeks komparatif Gray. Data diambil dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian berjumlah 38 perusahaan, yaitu perusahaan- perusahaan Sektor Aneka Industri yang listing di BEI. Sampel berjumlah 16 perusahaan diambil dengan teknik purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan penulis. Hasil penelitian menunjukkan konvergensi IFRS tahap implementasi berdampak signifikan positif terhadap aset tetap. Selain itu konvergensi IFRS tahap implementasi juga berdampak signifikan positif terhadap liabilitas jangka panjang dan laba bersih. Sedangkan pada rasio gearing dan rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang, konvergensi IFRS tahap implementasi tidak menunjukkan dampak yang signifikan. Kata kunci : konvergensi IFRS, tahap implementasi, sektor aneka industri, laporan keuangan.

Transcript of Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian...

Page 1: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas TanjungpuraVol. 2, No. 1, Agustus 2013 Hal. 59-86

59

Analisis Dampak Konvergensi IFRS Tahap Implementasi Pada Laporan Keuangan

Perusahaan-Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

Haadi Yanuar

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran serta analisis dampak dari konvergensi

IFRS pada tahap persiapan akhir (2011) menuju tahap implementasi (2012). Variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang,

laba bersih, rasio gearing, dan rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang.

Penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik rata-rata dan chi square dengan data

variabel yang telah diolah menjadi indeks komparatif Gray. Data diambil dari website resmi

Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian berjumlah 38 perusahaan, yaitu perusahaan-

perusahaan Sektor Aneka Industri yang listing di BEI. Sampel berjumlah 16 perusahaan

diambil dengan teknik purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

penulis.

Hasil penelitian menunjukkan konvergensi IFRS tahap implementasi berdampak signifikan

positif terhadap aset tetap. Selain itu konvergensi IFRS tahap implementasi juga berdampak

signifikan positif terhadap liabilitas jangka panjang dan laba bersih. Sedangkan pada rasio

gearing dan rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang, konvergensi IFRS tahap

implementasi tidak menunjukkan dampak yang signifikan.

Kata kunci : konvergensi IFRS, tahap implementasi, sektor aneka industri, laporan

keuangan.

Page 2: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

60 Haadi

1. Pendahuluan

Sebuah perusahaan dalam kegiatan operasinya memiliki berbagai informasi, baik

informasi masa lampau maupun informasi masa depan. Informasi masa depan dapat juga

disebut planning. Planning lebih menekankan pada perencanaan yang belum pasti namun

diperhitungkan secara matang agar dapat dicapai. Informasi masa lampau merupakan record

dari peristiwa-peristiwa dalam kegiatan perusahaan yang akan menjadi pertimbangan untuk

menentukan planning.

Informasi masa lampau pada perusahaan sangat banyak, sehingga harus diorganisir

untuk menjadikannya informasi yang lebih informatif. Dalam kegiatan perusahaan tentunya

informasi-informasi yang terorganisir menjadi suatu bentuk informasi sistematis. Informasi

ini tentu harus mencakup sesuatu yang paling sakral bagi sebuah perusahaan yaitu informasi

terkait keuangan. Informasi sistematis terkait keuangan yang paling mendasar dan mencakup

informasi-informasi yang lebih informatif bagi perusahaan secara umum adalah laporan

keuangan.

Laporan keuangan idealnya dapat memberikan informasi dari aktivitas keuangan,

posisi keuangan, keluar masuk kas, perubahan ekuitas, dan informasi lain terkait keuangan.

Sesuatu yang ideal tentu memerlukan sesuatu yang dapat menyatukan ide-ide agar dapat

diterima dalam jangkauan yang luas. Hal ini dapat juga disebut standar. Standar terkait

laporan keuangan lebih dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Dahulunya PSAK mengacu pada GAAP. Namun seiring waktu GAAP mulai

dianggap tidak relevan terhadap kondisi sebenarnya. GAAP mulai ditinggalkan dan kini

sebagian besar Standar Akuntansi Keuangan negara-negara di dunia termasuk Indonesia

mengacu pada IFRS. IFRS yang dahulunya IAS dianggap lebih relevan karena menerapkan

fair value (nilai wajar) pada standar pelaporannya. Berbeda dari GAAP yang masih

menerapkan historical cost (nilai histori).

Kondisi saat ini dengan era globalisasi menuntut penyeragaman standar di setiap

negara secara luas. Karena dianggap lebih relevan, IFRS lebih mendunia. Hal ini tentu turut

mendukung penyeragaman standar secara luas. Sebagian besar negara-negara di dunia sudah

mulai melakukan konvergensi ke IFRS, baik adopsi penuh maupun adopsi dengan

penyesuaian terhadap kondisi negara.

Page 3: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 61

Di Indonesia sendiri konvergensi telah dilakukan sejak tahun 2007. IAI (2011)

menyatakan konvergensi IFRS dilakukan mulai dari tahap adopsi (2007-2010), tahap

persiapan akhir (2011), dan tahap implementasi (2012). Konvergensi PSAK yang dahulunya

mengacu pada GAAP menjadi mengacu pada IFRS tentu memerlukan proses yang cukup

panjang. Karena hal tersebut merupakan perubahan yang sangat mendasar.

Perubahan yang sangat mendasar ini tentu akan menimbulkan gejolak. Gejolak yang

dimaksud adalah perubahan-perubahan pada variabel-variabel dalam laporan keuangan.

Gejolak ini yang menjadi salah satu dasar penelitian yang dilakukan penulis.

Auditor di bawah naungan Akuntan Publik melakukan audit atau pemeriksaan

terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Pemeriksaan dilakukan dengan Standar

Profesi Akuntan Publik (SPAP). Prosedur yang mengacu pada SPAP dianggap sebagai

prosedur terbaik yang harus diterapkan dalam pemeriksaan yang dilakukan auditor di bawah

naungan akuntan publik. Oleh karena itu, penulis menjadikan Laporan Keuangan Auditan

sebagai salah satu dasar penelitian.

Perusahaan yang memiliki pihak berkepentingan yang lebih luas akan memperkuat

kredibilitasnya. Apalagi perusahaan yang memberikan akses terhadap laporan keuangannya

pada siapa saja. Perusahaan seperti ini biasanya adalah perusahaan Go Public. Otomatis

kredibilitas perusahaan-perusahaan go public ini lebih dapat dipercaya. Karena berani

memberikan akses yang transparan pada siapa saja dan di mana saja. Hal ini salah satu dasar

untuk penulis dalam penelitian ini.

Penulis menjadikan perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Sektor Aneka Industri sebagai objek penelitian. Hal ini cukup beralasan bagi penulis,

karena aset tetap merupakan salah satu variabel penelitian. Penelitian ini mengembangkan

ide penelitian sebelumnya oleh Situmorang (2011). Penulis ingin menganalisis dampak

konvergensi IFRS pada variabel aset tetap (terutama terkait PSAK 13, 16, dan 30 revisi

2011), liabilitas jangka panjang, laba bersih, gearing, dan rasio aset tetap terhadap liabilitas

jangka panjang. Penulis memilih sektor perusahaan dimana inventory atau persediaan pada

perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki banyak kemungkinan faktor perluasan

variabel seperti barang kadaluarsa, mudah rusak, dan lain sebagainya. Karena persediaan

memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap laba bersih yang juga merupakan variable

dalam penelitian.

Page 4: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

62 Haadi

Penelitian tidak hanya pengembangan ide penelitian oleh Situmorang (2011).

Penelitian lain yang dijadikan referensi oleh penulis adalah penelitian oleh Petreski (2006)

yang memaparkan dampak IFRS pada laporan keuangan serta manajemen perusahaan, oleh

Gamayuni (2009) yang memaparkan perlunya Indonesia mengadopsi IFRS, oleh Tsalavoutas

(2009) yang memaparkan dampak adopsi IFRS pada laporan keuangan pada perusahaan

yang listing di Greek, serta oleh Blanchette et al (2011) yang memaparkan dampak IFRS

pada rasio keuangan pada perusahaan-perusahaan Canada.

Seperti dijelaskan sebelumnya, penulis akan menjadikan perusahaan-perusahaan yang

tercatat di BEI pada sektor aneka industri sebagai objek penelitian. Terdapat 38 perusahaan

dalam sektor aneka industri yang aktif dalam list di BEI pada tahun 2013. Sektor aneka

industri memiliki beberapa sub sektor yaitu otomotif & komponen, tekstil & garment, alas

kaki, kabel, elektronika, dan sub sektor lainnya.

Dari dasar-dasar yang penulis paparkan pada latar belakang di atas, dapat diuraikan

beberapa permasalahan terkait penelitian sebagai berikut :

1. Apakah konvergensi IFRS tahap implementasi berpengaruh signifikan pada Aset Tetap

terutama terkait PSAK 13, 16, dan 30 Revisi 2011?

2. Apakah konvergensi IFRS tahap implementasi berpengaruh signifikan pada Liabilitas

Jangka Panjang, Laba Bersih, rasio Gearing, dan rasio Aset Tetap terhadap Liabilitas

Jangka Panjang?

2. Rerangka Teoritis dan Hipotesis

2.1. Laporan Keuangan

Hery (2011;9) memaparkan bahwa laporan keuangan merupakan produk

akhir dari rangkaian kegiatan akuntansi. Artinya seluruh rangkaian akuntansi secara

sistematis ditujukan untuk penyusunan laporan keuangan. Karena laporan keuangan

merupakan produk akuntansi yang paling informatif untuk pihak berkepentingan

mengambil keputusan. Dalam laporan keuangan terangkum informasi yang

menghubungkan perusahaan dengan pihak berkepentingan yang menunjukkan kinerja

dan kondisi perusahaan.

Page 5: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 63

Dalam Bragg (2012;4), pada dasarnya terdapat 5 komponen laporan keuangan yang

tidak dapat dipisahkan yaitu Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi

Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan (CALK).

Seluruh komponen tersebut harus ada dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain.

Informasi lain terkait komponen laporan keuangan tersebut adalah mencantumkan

nama entitas, jenis entitas (apakah entitas tunggal atau korporasi), periode laporan

keuangan, mata uang yang digunakan, serta pembulatan pada angka dalam setiap

komponen laporan keuangan. Umumnya informasi tersebut dicantumkan pada kop

masing-masing komponen laporan keuangan.

2.2. Laporan Keuangan Konsolidasi

Pada tulisan Bragg (2012;31), laporan keuangan kondolidasi adalah laporan

keuangan sekelompok entitas (korporasi) yang disajikan dalam satu laporan keuangan

seakan-akan menjadi satu entitas. Satu entitas yang akan menjadi pusat pelaporan

disebut induk perusahaan, sedangkan entitas lain disebut sebagai anak perusahaan.

Induk dan anak perusahaan ditentukan dengan siapa yang menanam dan siapa

yang ditanam investasi. Perusahaan yang menanam investasi disebut induk perusahaan,

sedangkan perusahaan yang ditanamkan investasi disebut anak perusahaan. Namun

dengan menanam investasi saja tidak cukup untuk sebuah perusahaan menjadi induk

perusahaan. Perusahaan tersebut harus memiliki minimal satu kriteria dari beberapa

kriteria untuk mengakuisisi atau menjadi induk perusahaan dan menyusun laporan

keuangan konsolidasi yang diungkapkan oleh Bragg (2012:32), diantaranya :

a. Memiliki lebih dari ½ hak suara pada anak perusahaan dari kepercayaan pemilik

modal lain melalui perjanjian;

b. Memperoleh lebih dari 50% kepemilikan modal;

c. Memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakan keuangan dan operasi anak

perusahaan;

d. Memiliki wewenang memilih dan memberhentikan seluruh atau sebagian besar

dewan direksi;

e. Memiliki kewenangan untuk mewakili hak suara secara mayoritas dalam rapat

dewan direksi.

Page 6: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

64 Haadi

2.3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan sebutan untuk standar

akuntansi di Indonesia yang berlaku sejak tahun 1994. Hal tersebut dinyatakan oleh IAI

(2002). SAK merupakan standar-standar yang menjadi tolak ukur penyajian laporan

keuangan. SAK memberikan acuan tentang bagaimana laporan keuangan harus disusun

dan kriteria-kriteria apa yang harus dipenuhi dalam laporan keuangan tersebut.

Dibuatnya SAK tentu dengan pertimbangan beberapa manfaat dan tujuan.

SAK dapat memudahkan penyusunan keuangan. Karena kriteria dan acuan penyusunan

telah disediakan. Entitas pelapor hanya harus mengikuti acuan yang ada. Kemudian

SAK membuat laporan keuangan dari berbagai entitas seragam bentuknya. Hal ini tentu

jadi point penting dalam komunikasi antar entitas. Artinya entitas-entitas yang berbeda

dapat memahami dan membandingkan laporan keuangan dengan mudah. Selanjutnya

adalah memudahkan pemeriksa independen atau auditor dalam pekerjaannya. Hal ini

dikarenakan auditor hanya harus memeriksa apakah laporan keuangan telah disusun

berdasarkan SAK atau belum.

SAK yang dibuat masing-masing negara belum tentu sama. Masing-masing

negara menyusun SAK sesuai dengan kondisi negaranya. Contohnya Indonesia dengan

PSAK yang disusun oleh DSAK, negara-negara Eropa dengan IAS/IFRS yang disusun

oleh IASB, dan Amerika Serikat dengan GAAP yang disusun oleh FASB. Namun

belakangan banyak negara-negara dari berbagai belahan dunia mulai mengacu pada

standar yang berlaku secara internasional, yaitu IAS/IFRS.

a. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

PSAK merupakan acuan untuk penyusunan laporan keuangan untuk seluruh

perusahaan yang berdomisili di Indonesia. PSAK merupakan standar akuntansi

yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) di bawah

naungan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

IAI (2002) memaparkan bahwa dahulunya PSAK disusun dengan mengacu pada

standar akuntansi Amerika Serikat yang disebut General Accepted Accounting

Principles (GAAP). PSAK yang mengacu pada GAAP diberlakukan sejak 1984

dengan nama ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Namun sejak tahun 1994,

PSAK melakukan revisi total dengan mulai melakukan harmonisasi pada

Page 7: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 65

International Accounting Standards (IAS) dengan nama “Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994”. Kemudian pada tahun 2007, Indonesia

mulai melakukan adopsi terhadap International Accounting Standards (IAS) /

International Financial Reporting Standards (IFRS).

Alasan Indonesia melakukan konvergensi terhadap IFRS menurut IAI (2011)

adalah Indonesia bagian dari IFAC yang harus tunduk pada Statement

Membership Obligation (SMO), salah satunya adalah penggunaan IFRS sebagai

standar akuntansi keuangan. Kemudian konvergensi IFRS merupakan salah satu

kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum. Dalam pertemuan

pemimpin negara G20 forum di Washington DC tanggal 15 November 2008, hasil

yang didapat adalah pernyataan “Strengthening Transparency and

Accountability”. Artinya perkuat transparansi dan akuntabilitas yang merupakan

salah 1 keunggulan dari IFRS. Ini menguatkan alasan Indonesia untuk melakukan

konvergensi IFRS. Kemudian dalam pertemuan G20 juga di London tanggal 2

April 2009, kesepakatan yang didapat adalah dukungan terhadap standar

akuntansi yang berlaku global. Hal ini makin menguatkan IFRS untuk segera

diadopsi mengingat tercetusnya era globalisasi.

Selain hal-hal terkait aturan di atas, alasan pengalihan acuan dari GAAP ke IFRS

juga dikarenakan GAAP dengan basis historical cost dianggap sudah kurang

relevan untuk dipertahankan. IFRS dengan basis fair value dirasakan lebih

kompeten dalam mencerminkan keadaan sesungguhnya dalam laporan keuangan.

Selain permasalahan historical cost, alasan GAAP mulai ditinggalkan oleh

Indonesia adalah mengenai standar yang berlaku global. Sebagian besar negara-

negara di dunia sudah mulai mengadopsi IFRS, baik secara penuh maupun tidak.

Hal ini tentu menguatkan bahwa IFRS akan lebih kompeten untuk dijadikan

standar yang berlaku global. Apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang,

standar yang berlaku secara global sangat diperlukan.

b. International Financial Reporting Standards (IFRS)

Bragg (2012;27) memaparkan IFRS sebagai standar yang disusun oleh

International Accounting Standards Board (IASB). IFRS memiliki cakupan yang

Page 8: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

66 Haadi

meliputi standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan

internasional. Sebelum disebut IFRS, standar akuntansi keuangan yang disusun

oleh IASB ini disebut International Accounting Standards.

IAI (2011) memaparkan beberapa karakteristik dari IFRS. Berikut karakteristik

yang dipaparkan :

a) IFRS menggunakan ”Principles Base” sehingga lebih menekankan pada

interpretasi dan penerapan prinsip-prinsip akuntansi dibandingkan aturan

detail.

b) Menekankan pada substansi transaksi dan evaluasi atas akuntansi

mencerminkan realitas ekonomi.

c) Membutuhkan professional judgement pada aplikasinya.

d) Menggunakan basis fair value.

e) Menuntut disclosure yang lebih

Selain karakteristik, manfaat dari diterapkannya IFRS juga dipaparkan oleh IAI

(2011) sebagai berikut :

a) Meningkatkan kualitas standar laporan keuangan dan stadar pelaporan

keuangan.

b) Meningkatkan kredibilitas dan keterbandingan antar negara yang berlaku

secara internasional.

c) Memenuhi komitmen Indonesia sebagai bagian dari IFAC dan G20.

d) Dapat menjaga stabilitas sistem keuangan.

c. Konvergensi PSAK ke IFRS

Seperti telah dijelaskan pada poin PSAK, Indonesia telah memutuskan untuk

mengadopsi IFRS. Tentu hal ini bukanlah hal yang mudah. Selama ini PSAK

mengacu pada GAAP dengan menganut basis historical cost. Untuk menjadikan

PSAK mengacu pada IFRS tentu membutuhkan proses yang cukup panjang.

Harmonisasi PSAK mulai dilakukan dari tahun 1994 dengan harapan konvergensi

dapat dilakukan pada tahun 2012. Adopsi penuh belum dapat diprediksi kapan

akan dilaksanakan.

Page 9: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 67

Dalam proses konvergensi PSAK ke IFRS tentu saja akan melalui beberapa

tahapan. Tahapan-tahapan konvergensi PSAK ke IFRS yang dicanangkan DSAK

menurut IAI (2011) adalah sebagai berikut :

a) Tahap Adopsi (2007-2010)

Pada tahap ini dilakukan beberapa hal yaitu mengadopsi seluruh

IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, serta evaluasi dan

kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku.

b) Tahap Persiapan Akhir (2011)

Pada tahapan ini hal yang dilakukan adalah penyelesaian persiapan

infrastruktur yang diperlukan dan penerapan secara bertahap sebagian PSAK

berbasis IFRS.

c) Tahap Implementasi (2012)

Pada tahap ini dilakukan penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap

dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.

2.4. Rumusan Hipotesis

Hasil penelitian Petreski (2006) memaparkan penerapan IAS berdampak

positif pada aset tetap perusahaan Saint-Gobain Group. Namun belum ada penelitian

lebih lanjut apakah dampaknya sama pada perusahaan di Indonesia. Dari hal tersebut

pada perusahaan-perusahaan sektor Aneka Industri yang Listing di BEI dapat

dirumuskan hipotesis :

H1 : Konvergensi IFRS memiliki dampak positif pada aset tetap

Petreski (2006) juga memaparkan penerapan IAS yang berdampak positif

pada liabilitas. Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai dampak liabilitas khususnya

liabilitas jangka panjang pada perusahaan di Indonesia terhadap konvergensi IFRS.

Dari hal tersebut pada perusahaan-perusahaan sektor Aneka Industri yang Listing di

BEI dapat dirumuskan hipotesis:

H2 : Konvergensi IFRS memiliki dampak positif pada liabilitas jangka panjang

Page 10: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

68 Haadi

Penelitian oleh Petreski (2006), Tsalavoutas (2009), dan Situmorang (2011)

menyatakan dampak penerapan IFRS pada laba bersih adalah berdampak positif.

Kemudian Tsalavoutas (2009) dan Situmorang (2011) menyatakan dampak penerapan

IFRS pada rasio gearing adalah berdampak negatif. Dalam hal ini Situmorang (2011)

telah memaparkan dampaknya pada perusahaan di Indonesia. Namun penelitian

tersebut dilakukan pada laporan keuangan auditan tahun 2009 yaitu konvergensi IFRS

tahap adopsi. Pada tahap Implementasi (2012) lebih banyak lagi konvergensi IFRS

pada PSAK yang diberlakukan. Penelitian tersebut juga belum memaparkan secara

fokus dampak konvergensi IFRS pada sektor tertentu seperti sektor Aneka Industri di

BEI. Dari hal tersebut pada perusahaan-perusahaan sektor Aneka Industri yang Listing

di BEI dapat dirumuskan hipotesis:

H3 : Konvergensi IFRS memiliki dampak positif pada Laba Bersih

H4 : Konvergensi IFRS memiliki dampak negatif pada rasio gearing

Blanchette et al (2011) memaparkan bahwa penerapan IFRS menyebabkan

rasio solvabilitas (debt ratio, alternative debt ratio, equity ratio) mengalami

peningkatan pada perusahaan-perusahaan di Canada. Namun dampaknya pada

perusahaan di Indonesia belum tentu sama. Kemudian belum diteliti lebih lanjut

mengenai salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio aset tetap terhadap liabilitas jangka

panjang. Padahal rasio tersebut digunakan untuk mengukur tingkat keamanan yang

dimiliki oleh kreditor jangka panjang dengan jaminan aset tetap. Dari hal tersebut pada

perusahaan-perusahaan sektor Aneka Industri yang Listing di BEI dapat dirumuskan

hipotesis:

H5 : Konvergensi IFRS memiliki dampak positif pada rasio Aset Tetap

terhadap Liabilitas Jangka Panjang

Page 11: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 69

3. Metodologi Penelitian

3.1. Bentuk Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

objek penelitian perusahaan terdaftar di BEI sektor aneka industri. Data-data akan

dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan dasar teori yang telah ada sebelumnya

untuk memperoleh kesimpulan mengenai permasalahan yang sedang diteliti.

3.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat

pada sektor aneka industri yang listing di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan sektor

aneka industri yang listing di BEI berjumlah 38 perusahaan. Perusahaan-

perusahaan tersebut dibagi menjadi beberapa sub sektor, yaitu :

1) Otomotif & Komponen;

2) Tekstil & Garmen;

3) Alas Kaki;

4) Sektor Kabel;

5) Elektronika;

6) Lainnya.

b. Sampel

Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling. Fauzi

(2009:192) memaparkan sampel purposif sebagai bentuk sampling yang secara

cermat dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan peneliti. Penulis

mempertimbangkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk dijadikan

sampel, yaitu :

1) Menyediakan Laporan Keuangan Auditan tahun 2012 dan tahun 2011 pada

website resmi BEI.

2) Laporan Keuangan Auditan tahun 2012 dan tahun 2011 dinyatakan “Wajar

Tanpa Pengecualian” pada opini Akuntan Publik. Hal ini bertujuan sebagai

kontrol atas kredibilitas laporan keuangan.

Page 12: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

70 Haadi

3) Periode Laporan Keuangan Auditan tahun 2012 dan tahun 2011 berlaku per

31 Desember.

4) Menyediakan data terkait variabel penelitian. Variabel-variabel minus

dikecualikan.

5) Tidak terjadi kenaikan pada ekuitas saham atau modal dan tambahan modal

disetor (additional paid-in capital) pada Laporan Keuangan Auditan tahun

2011 menuju tahun 2012. Hal ini bertujuan sebagai kontrol atas perubahan

pada variabel aset tetap.

6) Tidak terjadi perubahan ekstrim pada Laporan Keuangan Auditan tahun

2011 menuju tahun 2012 yang menyebabkan data tidak normal.

7) Tidak terjadi penambahan atau pengurangan anak perusahaan (kecuali

perusahaan tunggal) pada tahun 2011 menuju tahun 2012. Hal ini bertujuan

sebagai kontrol atas variabel-variabel pada laporan posisi keuangan dan

laporan laba rugi.

8) Telah menerapkan PSAK 14 (Revisi 2008) tentang Persediaan sebelum

periode tahun 2012. Hal ini bertujuan sebagai kontrol atas perubahan pada

variabel laba bersih.

9) Menyatakan telah menerapkan seluruh/sebagian besar PSAK/ISAK yang

berlaku pada tahun 2012 terutama PSAK 13 (Revisi 2011) tentang Properti

Investasi, PSAK 16 (Revisi 2011) tentang Aset Tetap, PSAK 24 (Revisi

2010) tentang Imbal Kerja, PSAK 30 (Revisi 2011) tentang Sewa, PSAK 55

(Revisi 2011) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,

dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan pada Laporan

Keuangan Auditan tahun 2012.

Kriteria-kriteria tersebut merupakan kontrol agar hasil penelitian mencerminkan

tujuan dari penelitian ini. Berikut uraian pemilihan:

Page 13: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 71

Tabel 1.1

Uraian Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

Perusahaan Sektor Aneka Industri yang Listing di BEI

tahun 2013 (Populasi)38

Menyediakan Laporan Keuangan Auditan tahun 2012

dan 2011 pada website BEI34

Laporan Keuangan Auditan tahun 2012 dan 2011

dinyatakan “wajar tanpa kecuali”34

Periode Laporan Keuangan Auditan tahun 2012 dan

2011 berlaku per 31 Desember33

Menyediakan data terkait variabel penelitian 27

Tidak terjadi kenaikan pada ekuitas saham atau modal

dan tambahan modal disetor21

Tidak terjadi perubahan ekstrim pada Laporan Keuangan

Auditan20

Tidak terjadi penambahan atau pengurangan anak

perusahaan17

Telah menerapkan PSAK 14 (revisi 2008) sebelum

periode tahun 201217

Telah menerapkan seluruh/sebagian besar PSAK/ISAK

yang berlaku pada tahun 201216

Sumber : www.idx.co.id (data olahan)

Dari kriteria di atas, terdapat 16 perusahaan yang memenuhi kriteria

untuk dijadikan sampel. Dari 16 perusahaan tersebut akan dianalisis untuk

menentukan kesimpulan atas penelitian. Berikut daftar nama-nama perusahaan

yang dijadikan sampel:

Page 14: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

72 Haadi

Tabel 1.2

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan

1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk.

2 ASII PT. Astra International Tbk.

3 BATA PT. Sepatu Bata Tbk.

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk.

5 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.

7 INDR PT. Indo-Rama Synthetics Tbk.

8 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk.

9 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk.

10 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk.

11 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.

12 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.

13 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.

14 STAR PT. Star Petrochem Tbk.

15 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.

16 VOKS PT. Voksel Electric Tbk.

Sumber : www.idx.co.id (data olahan)

3.3. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah penelitian yang digunakan penulis terkait pengujian

hipotesis adalah :

a. Analisis variabel penelitian

1) Aset Tetap

Aset Tetap menurut Hery (2011:113) merupakan aset berwujud

yang memiliki sifat jangka panjang atau aset yang masa manfaatnya relatif

Page 15: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 73

permanen. Artinya aset tetap merupakan aset berwujud yang masa

manfaatnya lebih dari satu tahun.

2) Liabilitas Jangka Panjang

Tunggal (2009:10) memaparkan bahwa liabilitas merupakan

kewajiban yang timbul di masa lalu dan melakukan pengorbanan sumber

daya berupa aset atau jasa kepada perusahaan lain di masa yang akan datang.

Liabilitas akan digolongkan liabilitas jangka panjang bila penyelesaian

liabilitas dilakukan lebih dari satu tahun.

3) Laba Bersih

Tunggal (2009:12) memaparkan bahwa laba bersih merupakan

kenaikan ekuitas yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan. Laba bersih

diakui melalui pendapatan selain dari pendapatan atau investasi oleh

pemilik.

4) Rasio gearing

Nilai rasio gearing dapat dihasilkan melalui rumus:

5) Rasio Aset Tetap terhadap Liabilitas Jangka Panjang

Nilai rasio aset tetap terhadap liabilitas jangka panjang dapat

dihasilkan melalui rumus:

b. Analisis indeks Gray

Data variabel dari sampel memiliki kecenderungan perbedaan yang

sangat signifikan. Baik pada interval angka maupun jenis mata uang yang

digunakan. Maka untuk menyeragamkan variabel, data variabel diolah menjadi

Liabilitas Jangka PanjangNet Asset

Aset TetapLiabilitas Jangka Panjang

Page 16: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

74 Haadi

Variabel Implementasi – Variabel Persiapan AkhirVariabel Implementasi

angka indeks. Cara ini mengikuti literatur Gray et al dalam Situmorang (2011).

Rumus dari indeks Gray yang telah disesuaikan dengan penelitian ini adalah :

1 –

Variabel implementasi adalah variabel yang terdapat pada laporan

keuangan auditan pada tahap implementasi yaitu tahun 2012. Sedangkan variabel

persiapan akhir adalah variabel yang terdapat pada laporan keuangan auditan pada

tahap persiapan akhir yaitu tahun 2011. Kecuali terdapat perbedaan mata uang

fungsional pada tahun 2011 dan 2012, maka variabel persiapan akhir

menggunakan variabel-variabel pada tahun 2011 yang terdapat pada laporan

keuangan auditan tahun 2012 dengan komparasi tahun 2011. Hasil dari rumus

tersebut akan menyatakan angka yang berpatok pada angka 1. Apabila hasilnya

lebih kecil dari angka 1, maka diartikan variabel implementasi nilainya lebih

tinggi dari variabel persiapan akhir. Sebaliknya bila hasilnya lebih besar dari

angka 1, maka diartikan variabel implementasi nilainya lebih rendah dari variabel

persiapan akhir.

c. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data

atau variabel dilihat dari rata-rata (mean), median, standar deviasi, nilai

maksimum dan minimum, serta range.

d. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, uji normalitas data perlu

dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis pengujian hipotesis. Jika

distribusi data dinyatakan normal, maka penelitian akan menggunakan uji statistik

parametrik. Jika distribusi data dinyatakan tidak normal, maka penelitian akan

menggunakan uji statistik non-parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji Saphiro-Wilk (pengujian normalitas data di bawah 50 sampel).

Pengujian dilakukan dengan alat bantu SPSS versi 18. Jika nilai signifikansi atas

Page 17: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 75

uji Saphiro-Wilk ≥ 0,05, maka distribusi data dinilai normal. Namun jika

sebaliknya, maka distribusi data dinilai tidak normal.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data variabel Aset Tetap

dinyatakan normal, sedangkan data variabel lain dinyatakan tidak normal. Dari hal

tersebut penulis menggunakan uji parametrik rata-rata (uji t) untuk variabel Aset

Tetap dan uji non parametrik chi square untuk variabel Liabilitas Jangka Panjang,

Laba Bersih, rasio Gearing, dan rasio Aset Tetap terhadap Liabilitas Jangka

Panjang.

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis akan dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji parametrik rata-rata

(uji t) dan uji non-parametrik chi square. Masing-masing pengujian dijelaskan

lebih lanjut sebagai berikut:

1) Uji Rata-rata (uji t)

Hasan (2012:146-148) memaparkan 2 jenis uji rata-rata, yaitu uji z

dan uji t. Uji z dilakukan untuk sampel berukuran besar (n > 30), sedangkan

uji t dilakukan untuk sampel berukuran kecil (n ≤ 30). Penulis akan

menggunakan uji parametrik rata-rata (uji t) untuk pengujian H1.

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis 1. Dalam penggunaan uji t

ini, penulis akan menggunakan alat bantu berupa software statistik SPSS

versi 18 agar lebih efisien dan efektif. Pada hasil uji t dengan simpangan

baku (α) sebesar 0,05 menggunakan SPSS versi 18, dapat ditarik dasar

pengambilan kesimpulan pengujian hipotesis. Apabila t hitung lebih kecil

dari (minus) t tabel (t0 < -t tabel), maka H0 ditolak. Sebaliknya bila t

hitung lebih besar atau sama dengan (minus) t tabel (t0 ≥ -t tabel), maka

H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan signifikan.

2) Uji Chi Square

Penulis akan menggunakan uji non-parametrik yang umum

digunakan untuk pengujian hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, dan hipotesis

5 yaitu uji chi square. Dengan chi square, penulis akan menguraikan variabel

Page 18: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

76 Haadi

yang telah diolah menjadi indeks gray dalam kategori “berdampak signifikan

positif”, “berdampak signifikan negatif”, dan “tidak berdampak signifikan”

berdasarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel.

Dalam penggunaan uji chi square ini, penulis juga akan

menggunakan alat bantu berupa software statistik SPSS versi 18 agar lebih

efisien dan efektif. Pada hasil chi square dengan simpangan baku (α) sebesar

0,05 menggunakan SPSS versi 18, dapat ditarik dasar pengambilan

kesimpulan pengujian hipotesis. Apabila chi square hitung lebih besar

dari chi square tabel (x2 > x2 tabel), maka H0 ditolak. Sebaliknya bila chi

square hitung lebih kecil atau sama dengan chi square tabel (x2 ≤ x2

tabel), maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan.

4. Hasil Penelitian

4.1. Uji Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif menggunakan SPSS versi 18:

Tabel 1.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik DeskriptifAset

Tetap

Liabilitas

Jangka

Panjang

Laba

BersihGearing

Rasio Aset

Tetap /

Liabilitas

Jangka

Panjang

Mean 0,880 1,057 1,898 1,244 1,086

Median 0,902 0,908 0,774 0,973 1,035

Standar Deviasi 0,180 0,815 2,715 0,943 0,562

Minimum 0,423 0,364 0,087 0,365 0,262

Maksimum 1,108 4,045 9,777 4,521 2,874

Range 0,685 3,681 9,69 4,156 2,612

Sumber: SPSS versi 18 (data olahan)

Page 19: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 77

4.2. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai uji Shapiro-Wilk atas variabel

Aset Tetap, Liabilitas Jangka Panjang, Laba Bersih, Rasio Gearing, dan Rasio Aset

Tetap terhadap Liabilitas Jangka Panjang berturut turut adalah 0,187, 0,000, 0,000,

0,000, 0,002 . maka variabel Aset Tetap dinyatakan normal, sedangkan data variabel

lain dinyatakan tidak normal. Dari hal tersebut penulis menggunakan uji parametrik

rata-rata (uji t) untuk variabel Aset Tetap dan uji non parametrik chi square untuk

variabel Liabilitas Jangka Panjang, Laba Bersih, rasio Gearing, dan rasio Aset Tetap

terhadap Liabilitas Jangka Panjang.

4.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis akan dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji parametrik rata-rata (uji

t) dan uji non-parametrik chi square. Hasil dari masing-masing pengujian dapat

dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Uji Rata-rata (uji t)

Dari uji rata-rata (uji t) dengan simpangan baku (α) sebesar 5% menggunakan SPSS

versi 18, didapatkan hasil dari t hitung sebesar -2,643. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil nilainya daripada (minus) t tabel dengan

df=15 dan simpangan baku (α) sebesar 5% yaitu sebesar -1,753. Dalam hal ini, H0

dinyatakan ditolak dan H1 dinyatakan diterima, yaitu Konvergensi IFRS tahap

implementasi memiliki dampak signifikan positif terhadap nilai Aset Tetap

perusahaan. Artinya pada sektor Aneka Industri, perusahaan-perusahaan

mengalami peningkatan pada Aset Tetap (seperti peralatan, bangunan, mesin,

kendaraan, dll) terhadap konvergensi IFRS tahap implementasi.

b. Uji Chi Square

Penulis akan menggunakan uji non-parametrik yang umum digunakan untuk

pengujian hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, dan hipotesis 5, yaitu uji chi square.

Dengan chi square, penulis akan menguraikan variabel yang telah diolah menjadi

indeks gray dalam kategori berdampak signifikan positif, berdampak signifikan

Page 20: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

78 Haadi

negatif, dan tidak berdampak signifikan berdasarkan distribusi frekuensi masing-

masing variabel.

Dalam penggunaan uji chi square ini, penulis menggunakan alat bantu berupa

software statistik SPSS versi 18 agar lebih efisien dan efektif. Berikut uji chi square

yang dilakukan pada tiap variabel penelitian:

1) Liabilitas Jangka Panjang

Tabel 1.4

Tabel Frekuensi Liabilitas Jangka Panjang

Implementasi x Persiapan Akhir Liabilitas Jangka Panjang

Implementasi > Persiapan Akhir 12

Implementasi < Persiapan Akhir 4

Jumlah Perusahaan 16

Sumber : data olahan (2013)

Dari hasil uji chi square atas frekuensi liabilitas jangka panjang dengan

simpangan baku (α) 5% menggunakan SPSS versi 18, didapat chi square

hitung sebesar 4,000. Nilai chi square tabel dengan simpangan baku (α) 5%

dan df=1 adalah 3,841. Maka dari uji chi square atas liabilitas jangka panjang,

H0 dinyatakan ditolak dan H1 dinyatakan diterima, yaitu Konvergensi IFRS

tahap implementasi berdampak signifikan positif pada Liabilitas Jangka

Panjang Perusahaan. Artinya nilai Liabilitas Jangka Panjang Perusahaan

(seperti obligasi dan utang jangka panjang, dan lain-lain) mengalami

peningkatan yang signifikan terhadap konvergensi IFRS pada perusahaan-

perusahaan sektor Aneka Industri yang listing di BEI.

Page 21: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 79

2) Laba Bersih

Tabel 1.5

Tabel Frekuensi Laba Bersih

Implementasi x Persiapan Akhir Laba Bersih

Implementasi > Persiapan Akhir 12

Implementasi < Persiapan Akhir 4

Jumlah Perusahaan 16

Sumber: data olahan (2013)

Dari tabel frekuensi tersebut, uji chi square yang dilakukan atas frekuensi laba

bersih sama dengan hasil uji chi square yang dilakukan atas frekuensi liabilitas

jangka panjang. Karena komposisi frekuensi atas keduanya sama persis,

sehingga menghasilkan angka yang sama pula. Dengan simpangan baku (α)

5% menggunakan SPSS versi 18, didapat chi square hitung sebesar 4,000.

Nilai chi square tabel dengan simpangan baku (α) 5% dan df=1 adalah 3,841.

Maka dari uji chi square atas laba bersih, H0 dinyatakan ditolak dan H1

dinyatakan diterima, yaitu Konvergensi IFRS tahap implementasi

berdampak signifikan positif pada Laba Bersih Perusahaan. Artinya nilai

Laba Bersih perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan terhadap

konvergensi IFRS pada perusahaan-perusahaan sektor Aneka Industri yang

listing di BEI.

Page 22: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

80 Haadi

3) Rasio Gearing

Tabel 1.6

Tabel Frekuensi Rasio Gearing

Implementasi x Persiapan Akhir Rasio Gearing

Implementasi > Persiapan Akhir 8

Implementasi < Persiapan Akhir 8

Jumlah Perusahaan 16

Sumber: data olahan (2013)

Dari tabel frekuensi tersebut, hasil uji chi square yang dilakukan atas frekuensi

rasio gearing dengan simpangan baku (α) 5% menggunakan SPSS versi 18,

didapat chi square hitung sebesar 0,000. Nilai chi square tabel dengan

simpangan baku (α) 5% dan df=1 adalah 3,841. Maka dari uji chi square atas

rasio gearing, H0 dinyatakan diterima dan H1 dinyatakan ditolak, yaitu

Konvergensi IFRS tahap implementasi tidak berdampak signifikan pada

Rasio Gearing Perusahaan. Artinya nilai Rasio Gearing perusahaan tidak

mengalami perubahan yang signifikan terhadap konvergensi IFRS pada

perusahaan-perusahaan sektor Aneka Industri yang listing di BEI.

4) Rasio Aset Tetap Terhadap Liabilitas Jangka Panjang

Tabel 1.7

Tabel Frekuensi Rasio Aset Tetap terhadap Liabilitas Jangka Panjang

Implementasi x Persiapan AkhirRasio Aset Tetap / Liabilitas

Jangka Panjang

Implementasi > Persiapan Akhir 8

Implementasi < Persiapan Akhir 8

Jumlah Perusahaan 16

Sumber: data olahan (2013)

Page 23: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 81

Dari tabel frekuensi tersebut, uji chi square yang dilakukan atas frekuensi rasio

aset tetap terhadap liabilitas jangka panjang sama dengan hasil uji chi square

yang dilakukan atas frekuensi rasio gearing. Karena komposisi frekuensi atas

keduanya sama persis, sehingga menghasilkan angka yang sama pula. Dengan

simpangan baku (α) 5% menggunakan SPSS versi 18, didapat chi square

hitung sebesar 0,000. Nilai chi square tabel dengan simpangan baku (α) 5%

dan df=1 adalah 3,841. Maka dari uji chi square atas rasio gearing, H0

dinyatakan diterima dan H1 dinyatakan ditolak, yaitu Konvergensi IFRS

tahap implementasi tidak berdampak signifikan pada Rasio Aset Tetap

terhadap Liabilitas Jangka Panjang Perusahaan. Artinya nilai Rasio Aset

Tetap terhadap Liabilitas Jangka Panjang perusahaan tidak mengalami

perubahan yang signifikan terhadap konvergensi IFRS pada perusahaan-

perusahaan sektor Aneka Industri yang listing di BEI.

5. Kesimpulan

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konvergensi IFRS tahap implementasi

terhadap perusahaan sektor Aneka Industri terutama terkait PSAK 13, 16, dan 30 revisi

2011 pada Aset Tetap mengalami dampak signifikan positif (mengalami peningkatan).

Hal tersebut dibuktikan melalui uji rata-rata (uji t) atas indeks gray variabel Aset Tetap

dengan tingkat keyakinan 95% dengan nilai uji t < nilai t tabel (df=15), yaitu -2,643 < -

1,753 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima.

Konvergensi IFRS tahap implementasi juga berdampak signifikan positif

(mengalami peningkatan) terhadap Liabilitas Jangka Panjang dan Laba Bersih

perusahaan. Hal ini dibuktikan melalui uji chi square (x2) pada kedua variabel tersebut.

Keduanya menghasilkan distribusi frekuensi atas indeks gray yang sama, sehingga nilai

chi square keduanya juga sama, yaitu 4,000. Uji chi square (x2) pada distribusi

frekuensi atas indeks gray variabel Liabilitas Jangka Panjang dan Laba Bersih dengan

tingkat kepercayaan 95% membuktikan chi square (x2) hitung > chi square (x2) tabel,

yaitu 4,000 > 3,841 yang artinya H0 ditolak dan H2 & H3 diterima. Sedangkan pada

Page 24: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

82 Haadi

variabel Rasio Gearing dan Rasio Aset Tetap Terhadap Kewajiban Jangka Panjang,

Konvergensi IFRS tahap Implementasi pada perusahaan sektor Aneka Industri tidak

menunjukkan dampak yang signifikan. Hal ini dibuktikan melalui uji chi square (x2)

pada kedua variabel tersebut. Keduanya juga menghasilkan distribusi frekuensi atas

indeks gray yang sama, sehingga nilai chi square keduanya juga sama, yaitu 0,000. Uji

chi square (x2) pada distribusi frekuensi atas indeks gray variabel Rasio Gearing dan

Rasio Aset Tetap Terhadap Kewajiban Jangka Panjang dengan tingkat kepercayaan

95% membuktikan chi square (x2) hitung ≤ chi square (x2) tabel, yaitu 0,000 ≤ 3,841

yang artinya H0 diterima, H4 & H5 ditolak.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan, yaitu:

a. Konvergensi IFRS dilakukan bertahap dari tahun ke tahun, sehingga sulit

menyimpulkan dampak pasca adopsi terhadap adopsi penuh. Konvergensi

bertahap juga membatasi penelitian dilakukan dengan membandingkan laporan

keuangan pra dan pasca konvergensi IFRS pada aktivitas tahun yang sama.

b. Analisis dampak konvergensi IFRS dilakukan dengan membandingkan Laporan

Keuangan Auditan tahun 2012 dan tahun 2011. Perbandingan ini telah dikontrol

melalui pemilihan sampel, namun belum dapat mengontrol seluruh perubahan

angka masing-masing variabel. Apakah perubahan akibat aktivitas normal atau

tidak.

c. Penelitian terbatas pada variabel-variabel aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba

bersih, rasio gearing, dan rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang.

Variabel-variabel penting lain belum diteliti lebih lanjut yang mungkin saja dapat

lebih mencerminkan dampak konvergensi IFRS.

d. Penelitian ini dilakukan hanya pada sektor aneka industri pada Bursa Efek

Indonesia. Dampak konvergensi IFRS pada sektor-sektor lain belum diteliti lebih

lanjut. Perbandingan dampak antar sektor juga belum teridentifikasi sama sekali.

Page 25: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 83

5.3. Saran

Saran-saran untuk penelitian selanjutnya berdasarkan keterbatasan pada penelitian ini

dapat dirangkum dalam:

a. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan objek yang mengadopsi IFRS

secara penuh dan menyediakan laporan keuangan pra adopsi dan pasca adopsi

IFRS dalam tahun yang sama.

b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan kontrol atas perubahan

variabel-variabel penelitian secara detil, sehingga dapat diidentifikasi mana

perubahan angka akibat konvergensi dan mana perubahan angka akibat aktivitas

normal.

c. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan seluruh variabel yang

mungkin dapat mencerminkan dampak konvergensi IFRS pada laporan keuangan.

d. Penelitian selanjutnya disarankan menganalisis dampak konvergensi IFRS pada

seluruh sektor di Bursa Efek Indonesia dan memandingkan dampak konvergensi

tersebut antar tiap sektor.

Page 26: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

84 Haadi

Daftar Pustaka

Asito, S. Wojow. 2012. Kamus Bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan

menurut pedoman Lembaga Bahasa Nasional: Edisi Revisi. Malang: CV.

Pengarang.

Blanchette, Michel et al. 2011. The Effect of IFRS on Financial Ratios: Early Evidence in

Canada. http://www.cga-canada.org/en-ca/ResearchReports/ ca_rep_2011-

03_IFRS_early_adopters.pdf. Diakses 6 Juli 2013.

Bragg, Steven M. 2012. Panduan IFRS. Jakarta: Indeks.

Bursa Efek Indonesia. 2013. Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan 2012.

https://www.idx.co.id/. Diakses 31 April 2013.

Fauzi, Muchamad. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Walisongo Press.

Gamayuni, Rindu Rika. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia

Menuju International Financial Reporting Standards. https://fe-

akuntansi.unila.ac.id/jak/JAk%20Juli%202009.pdf. Diakses 29 Juni 2013.

Hasan, M. Iqbal. 2012. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif): Edisi Kedua.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hery. 2011. 225 Soal – Jawab Akuntansi Dasar. Jakarta: Grasindo.

IAI. 2002. Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2002. Jakarta: Salemba Empat.

IAI. 2011. Konvergensi IFRS – Dampak dan Strategi yang Harus Disiapkan.

http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai_download.php?id=169&kfile=1. Diakses 7

Juni 2013.

IAI. 2011. Konvergensi IFRS. http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai_

download.php?id=168&kfile=1. Diakses 6 Desember 2012.

IAI. 2011. ED PSAK 13 (revisi 2011) Properti Investasi. http://staff

.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-13.pdf. Diakses 7 Juli 2013.

IAI. 2011. ED PSAK 16 (revisi 2011) Aset Tetap. http://staff.blog.ui.ac.id/

martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf. Diakses 6 Juni 2013.

IAI. 2011. ED PSAK 30 (revisi 2011) Sewa. http://staff.blog.ui.ac.id/

martani/files/2011/04/ED-PSAK-30.pdf. Diakses 7 Juli 2013.

Page 27: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

[JAAKFE, Agustus 2013] 85

IAI. 2011. ED PSAK 55 (revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-55-Instrumen-Keuangan-

Pengakuan-dan-Pengukuran.pdf. Diakses 6 Juli 2013.

IAI. 2011. ED PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-60-revisi-2010-Instrumen-

Keuangan_Pengungkapan.pdf. Diakses 7 Juli 2013.

IAI. 2010. ED PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan. http://www.scribd.com/

doc/60062751/PSAK-23. Diakses 30 Juni 2013.

IAI. 2010. ED PSAK 24 (revisi 2010) Imbalan Kerja. http://staff

.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-24-Imbalan-Kerja.pdf. Diakses 7 Juli

2013.

IAI. 2009. ED PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-1.pdf. Diakses 6 Juni

2013.

IAI. 2009. ED PSAK 10 (revisi 2009) Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-10-revisi-2009-Pengaruh-

Perubahan-Nilai-Tukar-Valuta-Asing.pdf. Diakses 7 Juli 2013.

Jauhari, Heri. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Kieso, D.E., WeyGandt, J.J dan Warfield T.D. 2013. Intermediate Accounting 15th Edition.

USA: John Wiley & Sons, Inc.

Petreski, Marjan. 2006. The Impact of International Accounting Standards on Firms.

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=901301. Diakses 29 Juni 2013.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) Terbaru Permendiknas No. 46 Tahun 2009.

Yogyakarta: Rona Pancaran Ilmu.

Safar, Gempur dkk. 2007. Modul Metode Statistika II.

http://files.indowebster.com/download/files/modul_metode_statistika_spss. Diakses

10 Juni 2013.

Situmorang, Murni Ana S. 2011. Transisi Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan

Keuangan. http://eprints.undip.ac.id/29379/1/jurnal_ skripsi.pdf. Diakses 3

Desember 2012.

Page 28: Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas ...variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, liabilitas jangka panjang, laba bersih, rasio gearing, dan

86 Haadi

Sulissusiawan, Ahadi. 2008. Bahasa Indonesia Dalam Karya Ilmiah. Pontianak: Universitas

Tanjungpura.

Tunggal, Amin Widjaja. 2009. Akuntansi Nilai Wajar (Fair Value Accounting). Jakarta:

Harvarindo.

Tsalavoutas, Ioannis. 2009. The adoption of IFRS by Greek listed companies: financial

statement effects, level of compliance and value relevance.

http://www.era.lib.ed.ac.uk/bitstream/1842/4060/1/Tsalavoutas2009.pdf. Diakses

29 Juni 2013.