JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA...

25
ABSTRAK Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan (Studi Empiris pada Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012) Annisa Aulia Rabbani (NPM: 0911031030) 085658817769/ [email protected] Pembimbing I: Susi Sarumpaet, Ph.D., Akt. Pembimbing II: Retno Yuni Nur S., S.E., M..Sc., Akt.. This research investigated the effect of the environmental performance toward the environmental disclosure of the firms. The measurement of environmental performance was proxied by rating of PROPER (Program for Pollution Control, Evaluation, and Ratting), while the environmental disclosure was proxied by IER index (Indonesian Environmental Reporting Index). The Control variabels for this study were firm size (ln of total assets) and industry type. The sample for this research consists of 24 corporations that have fulfilled sample criteria in 2009 until 2012. The data on this research were tested by multiple linear regression. The result of this research showed that the environmental performance had significantly positive effect toward the environmental disclosure. Keywords: environmental disclosure, environmental performance, industry type, size.

Transcript of JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA...

Page 1: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan

(Studi Empiris pada Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012)

Annisa Aulia Rabbani (NPM: 0911031030)

085658817769/ [email protected] Pembimbing I: Susi Sarumpaet, Ph.D., Akt.

Pembimbing II: Retno Yuni Nur S., S.E., M..Sc., Akt..

This research investigated the effect of the environmental performance toward the environmental disclosure of the firms. The measurement of environmental performance was proxied by rating of PROPER (Program for Pollution Control, Evaluation, and Ratting), while the environmental disclosure was proxied by IER index (Indonesian Environmental Reporting Index). The Control variabels for this study were firm size (ln of total assets) and industry type.

The sample for this research consists of 24 corporations that have fulfilled sample criteria in 2009 until 2012. The data on this research were tested by multiple linear regression. The result of this research showed that the environmental performance had significantly positive effect toward the environmental disclosure.

Keywords: environmental disclosure, environmental performance, industry type, size.

Page 2: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup pengungkapan lingkungan adalah

sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

mengungkapkan data yang berkaitan dengan lingkungan. Menurut Damaso dan

Laurenco (2001) pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan hal yang paling

menjadi sorotan dalam legitimasi suatu institusi. Pengungkapan dilakukan untuk

menjaga perusahaan agar perusahaan terhindar dari berbagai bentuk penolakan

masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik

akan mengungkapkan informasi lebih lanjut mengenai lingkungan daripada

perusahaan dengan kinerja lingkungan yang buruk.

Hasil penelitian mengenai hubungan kinerja lingkungan dan pengungkapan

lingkungan masih menunjukan berbagai hasil yang berbeda. Tuwaijri (2003)

menemukan hubungan positif dan signifikan antara kinerja lingkungan yang baik

dan pengungkapan informasi lingkungan yang lebih luas, begitu pula dengan

Clarckson et al. (2006) menemukan hubungan positif antara kinerja lingkungan

dan luasnya pengungkapan pengungkapan lingkungan. Perusahaan dengan kinerja

lingkungan superior akan menuju pengungkapan diskresioner. Sementara itu

Djuitaningsih dan Ristiawati (2011) menemukan bahwa kinerja lingkungan

melalui PROPER tidak memberikan pengaruh kepada CSR disclosure. Hal ini

dikarenakan masih sedikitnya perusahaan yang mengikuti PROPER dan peraturan

yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan pada tahun tersebut

sehingga pengungkapan yang dilakukan perusahaan masih jauh dari yang

diharapkan, mengingat pengungkapan tersebut masih bersifat voluntary. Wiseman

Page 3: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

(1982) dalam Elijido ( 2004) tidak dapat menemukan hubungan antara kinerja

lingkungan dan pengungkapan lingkungan. Penelitiannya melihat bahwa ketika

tidak ada regulasi untuk pelaporan lingkungan, pelaporan yang lebih luas akan

membingungkan pemakai dalam pengambilan keputusan.

Wijaya (2012) dan Rakhiemah et al. (2009) menyarankan penambahan variabel

lain yang berkaitan dengan pengungkapan lingkungan seperti ukuran dan tipe

industri perusahaan. Mengikuti saran tersebut, pada penelitian ini penulis

mengambil karakteristik perusahaan berupa ukuran perusahaan dan tipe industri

perusahaan sebagai variabel kontrol dalam menganalisis pengaruh kinerja

lingkungan perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan perusahaan.

Penulis masih melihat ketidakkonsistenan pada hasil-hasil penelitian mengenai

pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan perusahaan.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul: “Analisis Pengaruh Kinerja

Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan Perusahaan.”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan adalah:

Apakah kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan lingkungan perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai

pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak berikut:

Page 4: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

1. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai kinerja lingkungan yang terkait dengan praktik pengungkapan

lingkungan suatu perusahaan sehingga dapat menjadi referensi bagi

penelitian mendatang yang masih berkaitan dengan penelitian ini.

2. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

perusahaan agar lebih memperhatikan dampak yang mereka timbulkan

terhadap lingkungan serta melakukan pengelolaan terhadap lingkugan

dengan lebih baik lagi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Legitimasi

Legitimasi adalah generalisasi persepsi atau asumsi bahwa kegiatan suatu entitas

memang diinginkan, pantas, atau sesuai dengan suatu sistem yang dibangun

secara sosial mengenai norma, nilai, kepercayaan, dan definisi (Schuman, 1995

dalam Tilling, 2004). Teori legitimasi berkisar pada konsep kontrak sosial.

Kontrak sosial adalah kontrak implisit perusahaan dengan masyarakat untuk

menunjukan tindakan sosial yang diinginkan dengan imbalan persetujuan

masyarakat atas tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan (Guthrie et al., 1989

dalam Elijido, 2004).

Perusahaan merupakan bagian dari suatu sistem sosial masyarakat, untuk itu

perusahaan akan berusaha untuk membangun keselarasan antara nilai-nilai sosial

Page 5: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

yang terkait dengan kegiatan mereka dan norma-norma perilaku yang dapat

diterima dalam sistem sosial yang lebih besar. Ketika terdapat perbedaan aktual

atau potensial antara sistem nilai perusahaan dan masyarakat maka akan ada

ancaman terhadap legitimasi perusahaan (Mathews, 1993 dalam Tilling, 2004).

Legitimasi dianggap persepsi eksternal oleh masyarakat atau pemangku

kepentingan. Perusahaan dapat memberikan informasi mengenai kegiatannya

untuk mendukung legitimasi perusahaan di mata masyarakat melalui

pengungkapan. Pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan hal yang paling

menjadi sorotan dalam legitimasi suatu institusi (Damaso dan Laurenco, 2001).

Pada penelitian ini penulis akan menyorot pengungkapan lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan dengan dasar teori legitimasi.

2.1.2 Teori Stakeholder

Stakeholder adalah pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan, baik itu

yang mempengaruhi perusahaan ataupun yang terkena dampak dari perusahaan.

Operasional perusahaan dapat berdampak pada para stakeholder baik bagi

pegawai, masyarakat, pemerintah maupun shareholder dari perusahaan. Teori

stakeholder menyatakan bahwa kesuksesan perusahaan tergantung pada

manajemen yang sukses membangun hubungan dengan para stakeholder (Ullman,

1985 dalam Elijido, 2004). Hal ini didukung oleh pernyataan Freeman (1998)

bahwa jika bisnis ingin sukses maka perusahaan harus menciptakan nilai bagi

konsumen, pekerja, komunitas masyarakat, shareholder, bank dan pemilik dana

yang biasa disebut dengan stakeholder. Teori dari Freeman (1998) tersebut,

menentang teori Friedman (1970) dalam Ferrero et al. (2012) yang menyatakan

bahwa kewajiban perusahaan hanya untuk memaksimumkan laba bagi

Page 6: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

shareholder saja. Freeman (1998) berpendapat bahwa saat ini jalan untuk

menciptakan nilai bagi shareholder adalah dengan memperhatikan stakeholder

yang lain. Dengan memperhatikan kepentingan stakeholder seperti dalam

masalah sosial dan lingkungan bukan berarti tujuan utama dari bisnis berubah

menjadi kegiatan sosial saja. Tujuan utama dari bisnis tetaplah profit, namun

bisnis harus dilakukan dengan benar dan tetap memperhatikan kepentingan pihak-

pihak lain yang terkait dengan bisnis. Teori stakeholder menuntut keikutsertaan

kepentingan stakeholder pada bisnis perusahaan.

Masyarakat adalah pusat dari bisnis yang kepentingan nya harus diperhatikan agar

tidak terjadi konflik antara perusahaan dan stakeholder (Freeman, 1998). Salah

satu cara untuk membangun hubungan baik dengan stakeholder adalah dengan

memperhatikan lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan akan menimbulkan

social cost bagi stakeholder. Untuk itu perusahaan juga harus memperhatikan

pengelolaan lingkungan dalam operasional perusahaan, sehingga dampak negatif

dari operasional perusahaan dapat diminimalisir. Pengungkapan sosial perusahaan

merupakan sarana bagi perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan para

stakeholder (Robert, 1992 dalam Indriastuti, 2012).

2.1.3 Pengungkapan Lingkungan

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dalam website nya (www.menlh.go.id)

pengungkapan lingkungan adalah suatu istilah yang sering digunakan oleh suatu

instansi atau organisasi untuk mengungkapkan data yang berhubungan dengan

lingkungan, disahkan (diaudit) atau tidak, mengenai risiko lingkungan, dampak

lingkungan, kebijakan, strategi, target, biaya, pertanggungjawaban, atau kinerja

Page 7: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

lingkungan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap informasi

dengan tujuan meningkatkan hubungan dengan institusi atau organisasi.

Kinerja lingkungan memang telah menjadi sorotan, namun pengungkapan

mengenai lingkungan di Indonesia belum secara tegas diwajibkan dalam PSAK

No.1 revisi 2009 paragraf 12 yang menyatakan “Entitas dapat pula menyajikan,

terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan

nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap

karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup standar akuntansi keuangan.”

Meskipun pengungkapan lingkungan belum diwajibkan, manajer akan berusaha

mengungkapkan informasi mengenai pengelolaan lingkungan yang perusahaan

lakukan yang diharapkan dapat menambah nilai perusahaan di masa depan.

2.1.4 Kinerja Lingkungan

Konsep triple bottom line yang diungkapkan oleh Elkington (2004) menjelaskan

bahwa CSR perusahaan memiliki tiga elemen penting yaitu profit, people dan

planet. Kinerja Lingkungan yang baik merupakan salah satu bentuk kepedulian

perusahaan terhadap planet. Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang baik (Suratno et al., 2007).

Tuwaijri (2003) juga menyarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan

pengukuran yang menyertakan polusi udara, dan pencemaran air dibandingkan

hanya mengukur limbah buangan saja dalam mengukur kinerja lingkungan. Di

indonesia pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup memiliki Program for

Pollution Control,Evaluation, and Ratting atau yang biasa disebut dengan

Page 8: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

PROPER untuk mengukur kinerja lingkungan suatu perusahaan. Sebuah pra - dan

pasca - evaluasi efektivitas PROPER mengungkapkan bahwa pengungkapan

lingkungan meningkat lebih signifikan satu tahun setelah pelaksanaan program

pada tahun 2002 (Sarumpaet, 2008). Hal ini menyebabkan peneliti memilih

PROPER sebagai proksi kinerja lingkungan pada penelitian ini.

Kementerian Lingkungan Hidup dalam artikel pedoman CSR bidang lingkungan

membagi peringkat PROPER menjadi 5 kategori yaitu:

- Proper warna Hitam diperuntukkan bagi perusahaan yang belum

melakukan upaya dalam pengelolaan lingkungan, berpotensi mencemari

lingkungan , dan berisiko untuk ditutup ijin usahanya oleh KLH.

- Proper warna Merah diberikan pada perusahaan yang upaya pengelolaan

lingkungan nya baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan

persyaratan peraturan perundang-undangan .

- Proper warna Biru diberikan pada perusahaan yang telah melakukan upaya

pengelolaan lingkungan sesuai dengan kriteria peraturan yang berlaku.

- Proper warna Hijau diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan

pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, mempunyai sistem

pengelolaan lingkungan dan hubungan yang baik dengan masyarakat,

termasuk melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) .

- Proper warna Emas merupakan peringkat untuk perusahaan yang telah

melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah

melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menerapkan sistem

pengelolaan lingkungan berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya

yang bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang.

Page 9: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

2.1.5 Variabel Kontrol

Karakteristik Perusahaan

Menurut Suhardjanto (2011) karakteristik perusahaan adalah ciri-ciri khusus yang

melekat pada suatu perusahaan, menandai perusahaan dan membedakannya

dengan perusahaan lain. Penelitian ini mengambil karakteristik perusahaan berupa

ukuran perusahaan dan tipe industri perusahaan.

a. Ukuran Perusahaan

Machfoedz (1994) dalam Suwito et al. (2005) mendefinisi ukuran perusahaan

sebagai suatu skala yang bisa diklasifikasikan menjadi besar atau kecil dengan

berbagai cara. Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disorot

sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan wujud tanggung jawab

sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Perusahaan kecil akan lebih menimbang

perbandingan biaya dan manfaat untuk melakukan pengungkapan dibanding

perusahaan besar karena perusahaan kecil menanggung biaya yang lebih besar

ketika mengungkapkan pengungkapan tambahan (Wolk et al., 2004: 302).

Oleh karena itu perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung

mengungkapkan lebih banyak. Pengukuran ukuran perusahaan dapat

menggunakan total aset, total penjualan maupun jumlah tenaga kerja

(Machfoedz, 1994 dalam Suwito et al., 2005).

b. Tipe Industri

Tipe industri mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup operasi, risiko

perusahaan, serta kemampuan dalam menghadapi tantangan bisnis (Sari, 2012).

Tipe industri dibedakan menjadi dua yaitu, high profile dan low profile.

Perusahaan high profile adalah perusahaan yang memiliki dampak besar terhadap

Page 10: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

lingkungan, sedangkan perusahaan low profile dampak yang ditimbulkan terhadap

lingkungan tidak terlalu besar (Sari, 2012). Industri high profile lebih banyak

mendapat sorotan dari masyarakat dibanding industri low profile. Pengungkapan

yang dilakukan industri high profile lebih banyak karena aktivitasnya dibatasi

hukum (Indriastuti, 2012). Selain itu perusahaan juga akan berusaha untuk

meligitimasi aktivitasnya di mata masyarakat sesuai dengan teori legitimasi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai hubungan kinerja lingkungan dengan

pengungkapan lingkungan menemukan hasil yang beragam atas hubungan kedua

variabel tersebut. Wijaya (2012) mencoba meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan lingkungan perusahaan. Penelitian ini menemukan

bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan lingkungan. Hal ini sejalan dengan penelitian Djuitaningsih dan

Ristiawati (2011) yang menemukan bahwa kinerja lingkungan yang diukur

dengan PROPER tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.

Lindrianasari (2007) menguji hubungan kinerja lingkungan dan kualitas

pengungkapan lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan di Indonesia.

Penelitian tersebut menemukan hubungan positif antara kinerja lingkungan dan

kualitas pengungkapan lingkungan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan

yang baik dan melakukan pengungkapan yang tinggi, memposisikan mereka

sebagai perusahaan yang memiliki aktifitas yang berguna dan kualitas

pengungkapan ini juga didorong legitimasi terhadap masyarakat (Preston, 1981

dalam Lindrianasari, 2007).

Page 11: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

Penelitian Clarckson (2006) berfokus pada pengungkapan sukarela perusahaan

mengenai lingkungan di perusahaan dengan tingkat polusi tinggi di Amerika.

Crackson menemukan hubungan positif antara kinerja lingkungan dan

pengungkapan lingkungan. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik akan

mengambil kesempatan untuk mengungkapkan kabar yang dianggap sebagai

kabar baik, sedangkan perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk akan

menganggap pengungkapan kinerja lingkungan mereka tidak terlalu

menguntungkan.

2.3 Model Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Model Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Lingkungan

Kekhawatiran publik pada isu-isu lingkungan meningkat seiring dengan tuntutan

atas transparansi dari perusahaan mengenai bagaimana operasi bisnis memberikan

dampak kepada lingkungan (Sarumpaet, 2009). Penelitian mengenai hubungan

kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan memiliki hasil yang

beragam, Tuwaijri (2003), Clarckson et al. (2006), Suratno (2007), menemukan

hubungan positif dan signifikan dari kinerja lingkungan dengan pengungkapan

lingkungan perusahaan, sedangkan Djuwitaningsih dan Ristiawati (2011) dan

Wijaya (2012) tidak menemukan hubungan antara kinerja lingkungan dan

pengungkapan lingkungan.

Variabel Kontrol (Karakteristik Perusahaan) : -Ukuran Perusahaan

-Tipe Industri

Variabel Independen: Kinerja Lingkungan

Pengungkapan Lingkungan

Page 12: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

Lim dan Wilmshurst (2010) berpendapat bahwa karena kebutuhan untuk

menunjukkan bahwa perusahaan beroperasi dalam cara yang dapat diterima secara

sosial seperti pada teori legitimasi maka, diharapkan perusahaan terlibat dalam

kegiatan sosial dan lingkungan. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial

dan lingkungan dapat dijadikan strategi oleh perusahaan dalam bentuk

pengungkapan. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang unggul karena

strategi proaktif terhadap lingkungan memiliki insentif untuk menginformasikan

kepada investor dan stakeholder lainnya mengenai kinerja lingkungan mereka

secara sukarela (Clarckson et al. 2006). Oleh karena itu, penelitian ini

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan lingkungan perusahaan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan peserta PROPER yang telah

terdaftar di BEI dari 2009 hingga tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini

diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria

pemilihan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI secara berturut-turut

selama tahun 2009-2012.

2. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan secara berturut-turut selama

tahun 2009-2012.

3. Perusahaan yang peringkat PROPER pada cabang-cabangnya tidak

memiliki frekuensi yang sama.

Page 13: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Kriteria Jumlah Perusahaan

Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI secara berturut-turut selama tahun 2009-2012

35

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan selama periode 2009-2012

(4)

Perusahaan yang cabang-cabangnya memiliki frekuensi peringkat yang sama (tidak dapat diambil frekuensi terbanyaknya)

(7)

Jumlah Perusahaan Sample 24

Pengamatan dilakukan pada empat tahun yang dipilih sebagai tahun penelitian

sehingga jumlah pengamatan 24 dikali 4, menjadi 96 pengamatan.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

melalui beberapa sumber yaitu, laporan tahunan perusahaan-perusahaan sampel

yang didapat dari website Bursa Efek Indonesia serta pengumuman peringkat

kinerja lingkungan perusahaan yang diperoleh dari website Kementerian

Lingkungan Hidup untuk tahun 2009-2012.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Pengungkapan Lingkungan

Pengukuran variabel pengungkapan lingkungan dilakukan dengan disclosure

scoring. menggunakan Indonesian Environmental Reporting Index, atau indeks

IER yang dikembangkan oleh Suhardjanto et al. (2008) yang dimuat dalam

Journal of Asia-Pasific Center for Environmental Accountability. Penelitian

terhadap indeks ini dilakukan melalui survei dengan responden yang terdiri dari

pebisnis, regulator, environmentalis dan akademisi. Penulis menggunakan indeks

Page 14: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

ini karena IER dianggap lebih mencerminkan apa yang diminta oleh stakeholder

di Indonesia terhadap perusahaan. Indeks IER lebih cocok untuk diterapkan di

Indonesia. Komponen dalam indeks IER dapat dilihat pada lampiran 2.

3.3.2 Kinerja Lingkungan

Pengukuran kinerja lingkungan berbeda-beda pada setiap peneliti. Clarckson et al.

(2006) meneliti hubungan kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan

menggunakan actual pollution discharge data dari the U. S. Environmental

Protection Agency’s (EPA) Toxic Release Inventory (TRI) database untuk

mengukur kinerja lingkungan perusahaan. Tuwaijri (2003) menggunakan CEP

environmental-performance ratings untuk mengukur kinerja lingkungan dalam

penelitiannya yang mencari hubungan kinerja lingkungan, pengungkapan

lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan.

Di Indonesia kinerja lingkungan dapat diukur melalui PROPER sebagai ukuran

kinerja lingkungan seperti penelitian dari Suratno et al. (2007). Sebuah evaluasi

efektivitas PROPER mengungkapkan bahwa pengungkapan lingkungan

meningkat lebih signifikan satu tahun setelah pelaksanaan program pada tahun

2002 (Sarumpaet, 2008). Masyarakat juga dapat secara sederhana mengetahui

tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hanya dengan melihat warna

peringkat pada PROPER.

Kinerja lingkungan PROPER dinilai pada tiap-tiap cabang perusahaan diseluruh

Indonesia kemudian diberikan peringkat pada masing-masing cabang tersebut

sehingga satu perusahaan dapat memiliki beberapa peringkat sesuai dengan

jumlah cabang yang dimilikinya. Penentuan peringkat PROPER dalam penelitian

Page 15: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

ini dilakukan dengan melihat peringkat paling banyak didapat oleh perusahaan.

Mengacu pada penelitian Rakhiemah et al. (2009) peringkat kinerja lingkungan

tersebut kemudian diberikan nilai 1 sampai 5 dengan rincian sebagai berikut :

• Peringkat emas : 5 • Peringkat hijau : 4 • Peringkat biru : 3

• Peringkat merah : 2 • Peringkat hitam : 1

3.3.3 Variabel Kontrol

Berdasarkan saran dari Wijaya (2012), penulis menggunakan karakteristik

perusahaan berupa ukuran perusahaan dan tipe industri perusahaan sebagai

variabel kontrol dalam penelitian ini.

a. Ukuran Perusahaan

Pengukuran ukuran perusahaan dapat menggunakan berbagai ukuran seperti, total

aset, jumlah pekerja, atau jumlah penjualan perusahaan. Mengacu pada penelitian

Machfoedz (1994) dalam Suwito (2005) serta Sari (2012), ukuran perusahaan

dalam penelitian ini diukur dengan logaritma natural dari total aset. Tujuannya

agar perbedaaan antara perusahaan besar dan kecil tidak terlalu signifikan

sehingga data aset dapat terdistribusi normal. Purwanto (2011) berpendapat bahwa

pengukuran dengan total aset tidak terpengaruh oleh pasar sehingga dapat

menghasilkan data lebih yang valid.

Ukuran = ln (total aset)

b. Tipe Industri

Tipe Industri dalam penelitian ini dibedakan menjadi high profile dan low profile.

Yang termasuk dalam industri high profile yaitu industri minyak, pertambangan,

kimia, hutan, kertas, otomotif, pertanian, tembakau dan rokok, makanan dan

minuman, transportasi, dan pariwisata. Industri low profile sendiri terdiri dari

Page 16: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

industri bangunan, retailer, tekstil, produk personal dan produk alat rumah tangga.

Klasifikasi tipe industri ini mengacu pada penelitian Sembiring (2005) serta

Hackston dan Milne (1996) dalam Indriastuti ( 2012). Perusahaan low profil akan

diberi nilai 0 dan perusahaan high profil akan diberi nilai 1, pengukuran ini

mengacu pada penelitian Sari (2012), Sembiring (2005), dan Suhardjanto (2011).

3.4 Metode Analisa Data

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan

informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.

Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai

dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang

bersangkutan (Ghozali, 2006:19).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menentukan ketepatan model regresi yang

digunakan dalam suatu penelitian (Ghozali, 2006:93) , uji asumsi klasik dalam

penelitian ini terdiri dari 4 jenis uji yaitu Uji Normalitas, Uji multikolinearitas,

Heteroskedastitas, dan Autokorelasi.

3.4.3 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan regresi linear berganda dengan rumus:

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

a = konstanta Y = Pengungkapan Lingkungan X1 = kinerja lingkungan X2 = size

X3 = tipe industri e = Error b1, b2, b3 = koefisien regresi

Page 17: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

BAB IV ANALISIS DATA

4.1 Analisis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah peringkat kinerja lingkungan

perusahaan, pengungkapan lingkungan, jenis industri, dan logaritma natural total

aset untuk mengukur size. Data diperoleh dari website BEI dan Kementerian

Lingkungan Hidup Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan

komputer melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0.

Perusahaan sampel merupakan perusahaan peserta PROPER yang listing di BEI

tahun 2009-2012 yang berjumlah 24 perusahaan.

4.2 Uji Hipotesis

Berikut ini adalah ringkasan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan:

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Model Nilai

Korelasi Tingkat Signifikansi

Kesimpulan

Kinerja Lingkungan

64.1 % 0.000 Kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan lingkungan

Ukuran Perusahaan

34.7 % 0.000 Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan lingkungan

Tipe Industri

8.1 % 0.185 Tipe industri tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan

Sumber: Hasil Uji Hipotesis, Lampiran 7

Dari hasil pengujian hipotesis, penelitian ini dapat menerima Ha1 yang

menyatakan kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan lingkungan.

Page 18: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kinerja Lingkungan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Pengungkapan Lingkungan.

Dari hasil pengujian hipotesis diketahui kinerja lingkungan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pengungkapan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa semakin baik kinerja lingkungan suatu perusahaan maka akan

semakin luas pengungkapan lingkungan perusahaan tersebut. Hal tersebut

disebabkan perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik ingin menunjukkan

kepada stakeholder bahwa perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan

yang baik melalui pengungkapan lingkungan. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian Wijaya (2012) serta Djuitaningsih dan Ristiawati (2011) yang

menyatakan kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan lingkungan. Hasil pengujian hipotesis tersebut sesuai dengan teori

pengungkapan sukarela dari Verrechia (1983) yang menyatakan pelaku usaha

dengan berita baik akan mengungkapkan pengungkapan lebih tinggi secara

sukarela. Peringkat kinerja lingkungan yang tinggi dari suatu perusahaan akan

dianggap kabar baik oleh para pemangku kepentingan.

Hasil pengujian ini juga diperkuat oleh teori legitimasi yang menyarankan

perusahaan untuk mencapai keselarasan antara tujuan keuangan mereka dengan

norma-norma sosial yang berlaku. Perusahaan menggunakan pengungkapan

lingkungan sebagai alat untuk menginformasikan informasi pengelolaan

lingkungan yang mereka lakukan. Pengungkapan sosial dan lingkungan

merupakan hal yang paling menjadi sorotan dalam legitimasi suatu institusi

sehingga perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja lingkungan yang baik serta

Page 19: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

pengungkapan yang baik pula (Damaso et al. 2001). Sesuai dengan teori

legitimasi tersebut penelitian ini menemukan bahwa kinerja lingkungan

berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan yang arti nya Ha1 dalam

penelitian ini dapat diterima.

4.3.2 Variabel Kontrol

4.3.2.1 Ukuran Perusahaan

Pengujian hipotesis yang menunjukkan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan lingkungan. Hal ini

tidak sejalan dengan Suhardjanto et al. (2011) yang tidak menemukan hubungan

positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR, akan

tetapi hasil ini sejalan dengan sembiring (2005) yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan lingkungan

perusahaan. Perusahaan besar memiliki biaya politis yang lebih besar dibanding

perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih mendapat sorotan dibanding perusahaan

dengan size kecil.

Menurut Sembiring (2005) pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan

biaya politis sebagai wujud tanggung jawab perusahaan sehingga perusahaan besar akan

cenderung melakukan pengungkapan lingkungan lebih besar dibanding perusahaan kecil,

selain itu menurut Wolk et al. (2004:302) perusahaan dengan size kecil (small firm) akan

terkena biaya yang signifikan lebih besar dibandingkan perusahaan besar dalam

menerapkan standar yang kompleks pada pengungkapan nya.

4.3.2.2 Tipe Industri

Hasil pengujian hipotesis penelitian ini tidak dapat mendukung hasil penelitian

Sembiring (2005) yang menyatakan bahwa tipe industri berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengungkapan lingkungan. Penulis menemukan bahwa pada

Page 20: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

penelitian ini tipe industri berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan

namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini juga tidak sejalan dengan

penelitian Sari (2011) yang menyatakan bahwa tipe industri perusahaan

berpengaruh negatif dan signifikan pada pengungkapan lingkungan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Fauzi et al. (2007) dalam Purwanto (2011)

yang menyatakan bahwa tipe industri perusahaan tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan lingkungan perusahaan.

Perusahaan high profile merupakan perusahaan yang mendapat sorotan dari

masyarakat luas karena aktivitas operasinya berpotensi untuk berhubungan

dengan masyarakat banyak. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

diperlukan sebagai media oleh perusahaan untuk mempertanggungjawabkan

pelaporan kegiatan sosial yang telah diberikan kepada masyarakat agar

masyarakat dapat melegitimasi kegiatan perusahaan sesuai dengan teori legitimasi

(Sembiring, 2005). Hasil dari penelitian ini tidak dapat mendukung teori

legitimasi tersebut sebab penelitian ini menemukan hubungan yang tidak

signifikan antara tipe industri dan pengungkapan lingkungan. Hal ini karena

perusahaan sebagai suatu entitas yang menjadi bagian dari masyarakat ingin

memberikan manfaat bagi stakeholder nya sesuai dengan teori stakeholder.

Manfaat yang dapat diberikan perusahaan salah satunya melalui program CSR

sehingga baik perusahaan high profile maupun low profile akan berusaha

memberikan pengungkapan sesuai yang dibutuhkan masyarakat.

Page 21: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

BAB V KESIMPULAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat ditarik simpulan bahwa Ha1

yang berbunyi kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan lingkungan dapat diterima. Ini menunjukan jika ada perubahan

kearah yang positif terhadap variabel kinerja lingkungan maka akan terjadi

perubahan kearah yang positif pula terhadap variabel pengungkapan lingkungan.

Variabel kontrol berupa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

lingkungan secara positif dan signifikan, sedangkan variabel tipe industri

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu, sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI

dari tahun 2009 hingga 2012. Peneliti kesulitan untuk menentukan peringkat

kinerja lingkungan perusahaan karena pada PROPER penilaian dilakukan pada

masing-masing cabang perusahaan sehingga satu perusahaan dapat memiliki

beberapa peringkat yang berbeda, sedangkan penilaian peringkat perusahaan

dilakukan dengan menggunakan peringkat terbanyak yang di dapat oleh cabang-

cabang perusahaan sehingga menyebabkan peneliti melakukan pengurangan

sampel.

Indeks pengungkapan lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu

pada IER indeks dari Suhardjanto et al. (2008), namun penilaian masing-masing

elemen nya dalam laporan tahunan perusahaan dilakukan oleh peneliti setelah

Page 22: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

membaca dan mengamati laporan tahunan sampel sehingga terdapat unsur

subjektifitas. Indeks Pengungkapan Lingkungan dalam penelitian ini hanya

menggunakan kriteria-kriteria untuk perusahaan high profile, sehingga kurang

bisa menjelaskan variabel pengungkapan lingkungan pada perusahaan low profile.

Saran

Peneliti selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan proksi lain yang

dapat menjelaskan kinerja lingkungan perusahaan selain dari proksi yang

digunakan untuk mengukur kinerja lingkungan dalam penelitian ini misalnya

melalui sertifikasi ISO 14001.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengikuti perkembangan dan memperbarui

item-item yang digunakan untuk menilai pengungkapan lingkungan. Peneliti

selanjutnya dapat menggunakan klasifikasi hard disclosure dan soft disclosure

yang mengacu pada penelitian Clarckson (2006) atau melihat komponen-

komponen pengungkapan pada GRI (Global Reporting Initiative).

DAFTAR PUSTAKA

Clarckson P.M., Li Y., Richardson G.D. and Vasvari F.P. 2006. Revisiting the Relation Between Environmental Performance and Environmental Disclosure: An Empirical Analysis. Social Science Research Network.

Damaso, Maria G., Laurenco, Isabel C., 2001. Legitimacy Theory and Internet Financial Reporting. 10º Seminário Grudis. Universidade do Porto. Portugal.

Djuitaningsih, T. dan Ristiawati, E.E. 2011. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Financial Perusahaan. (Skripsi). Universitas Bakrie. Jakarta.

Elkington, Jhon. 2004. Enter the Triple Bottom Line. Earthscan. London.

Fauzi Hasan, L. Mahoney dan A. A. Rahman. 2007. Institutional Ownership and Corporate Social Performance: Empirical Evidence from Indonesian Companies. Pp 334-347. Pada: Purwanto, A. Pengaruh Tipe Industri,

Page 23: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi & Auditing Vol.8 No.1.

Freeman, R.E. 1998. Stakeholder Theory of the Modern Corporation. Business Ethics: The Controversy.

Friedman, M. 1970. The social responsibility of business. The New York Times Magazine. September 13th. In: Ferrero, I., Hoffman, W.M. and McNulty, R.E. 2012. Working Paper No.10/12. University of Navarra. Navarra.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.

Guthrie, J. and Parker, L. 1989. Corporate Social Reporting: A Rebuttal of Legitimacy. Pp. 343-352. In: Elijido, E. Determinants Of Environmental Disclosures In A Developing Country: An Application Of The Stakeholder Theory. Fourth Asia Pacific Interdisciplinary Research in Accounting Conference.

Hackston, D. dan Milne, M.J. 1996. Some determinants of social and environmental disclosures in New Zealand Companies. Pp. 77-108. Pada: Indriastuti, M. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktek Pengungkapan Lingkungan. Jurnal Riset Bisnis Indonesia, Vol.8 No.1.

Indriastuti, M. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktek Pengungkapan Lingkungan. Jurnal Riset Bisnis Indonesia, Vol.8. No.1.

Lim, S. M., Wilmshurst T. and Shimeld S. 2010. Blowing In The Wind Legitimacy Theory. An Environmental Incident And Disclosure. Asia Pacific Interdisciplinary Research In Accounting. University of Tasmania. Australia.

Lindrianasari. 2007. Hubungan antara kinerja lingkungan dan kualitas pengungkapan lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan. JAAI Vol.11 No.2.

Machfoedz, Mas’ud. 1994. Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia. Pada: Suwito, E. dan Herawaty, A. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntransi VIII. Solo.

Mathews, M. R. 1993. Socially Responsible Accounting. UK. Chapman & Hall. In: Tilling, Matthew V. 2004. Refinements To Legitimacy Theory In Social And Environmental Accounting. Commerce Research Paper Series No. 04-6. Flinders University. South Australia.

Preston, L. 1981. Research on Corporate Social Reporting Direction for Development. Pada: Lindrianasari. Hubungan antara kinerja lingkungan

Page 24: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

dan kualitas pengungkapan lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan. JAAI Vol.11 No.2.

Purwanto, A., 2011. pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, terhadap corporate social responsibility. Jurnal Akuntansi & Auditing Vol.8 No.1.

Rakhiemah, A. dan Agustia, D., 2009.Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dan Kinerja Financial. Simposium Nasional Akuntansi 12. Palembang.

Sari R.A., 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I.

Sarumpaet, Susi. 2008. Environmental Disclosures and Earnings Management by Environmentally Visible Indonesian Corporations. Journal Of The Asia-Pacific Centre For Environmental Accountability. Vol.14. No.3: 38-39.

Sarumpaet, Susi. 2009. The Occurrence of Environmental Disclosures in The Annual Reports. JAAI Volume 13 No. 1: 29–42.

Sembiring, E.R., 2005. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akintansi VIII . Solo.

Suhardjanto, D., Tower, G. and Brown, A., 2008. Indonesian Stakeholders’ Perception on Environmental Information. Journal Of The Asia-Pacific Centre For Environmental Accountability . Vol. 14, No.4.

Suhardjanto, D. dan Miranti, L., 2011. Indonesian Environmental Reporting Index Dan Karakteristik Perusahaan. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Suratno, I. B., Darsono dan Mutmainah, S., 2007. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure, dan Economic Performance. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10, No.2.

Tuwaijri, S.A., Christensen T.E., Hughes K.E. 2003. The relations among environmental disclosure, environmental performance, and economic performance: A simultaneous equations approach. Social Sience Research Network.

Ullman, A. 1985. Data in Search of a Theory: A Critical Examination of the Relationship Among Social Performance, Social Disclosure and Economic Performance. Pp. 540-577. In: Elijido, E. Determinants Of Environmental Disclosures In A Developing Country: An Application Of The Stakeholder Theory. Fourth Asia Pacific Interdisciplinary Research in Accounting Conference.

Page 25: JURNAL ANNISA AULIA RABBANI 0911031030fe-akuntansi.unila.ac.id/download/JURNAL ANNISA AULIA RABBANI... · sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk

Verrechia, R.E.,1983. Discretionary Disclosure. North Holland: Journal of Accounting and Economics 5 179-194.

Wijaya, M. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia . Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1 No. 1.

Wiseman, J. 1982. An Evaluation of Environmental Disclosures Made in Corporate Annual Reports. Pp. 53-63. In: Elijido, E. Determinants Of Environmental Disclosures In A Developing Country: An Application Of The Stakeholder Theory. Fourth Asia Pacific Interdisciplinary Research in Accounting Conference.

Wolk, H.I., Dodd, J.L., Tearney, M.G., 2004. Accounting Theory, Conceptual Issues in Political and Economics Environment. Thomson. Ohio.

Pedoman CSR Bidang lingkungan. Diakses pada 20 Agustus 2013. www.menlh.go.id/DATA/Deputi_6/CSR/PEDOMAN_CSR_BIDANG-LINGKUNGAN.pdf+definisi+environmental+reporting+kementrian+lingkungan+hidup&cd=1&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a

PSAK 1 Revisi 2009. Diakses pada 20 Juli 2013. http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/download.php?id=288&kfile=1

http://www.menlh.go.id/proper/

www.idx.co.id