Jurnal ACC Musdalifah

19
JURNAL TUGAS AKHIR PENGARUH JANGKA PANJANG LINGKUNGAN LAUT TROPIS TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA KOLOM SILINDRIS TERKEKANG GFRP Oleh : MUSDALIFAH D 111 08 010 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

description

tentang material

Transcript of Jurnal ACC Musdalifah

LTI Journal Camera Ready format

JURNAL TUGAS AKHIR

PENGARUH JANGKA PANJANG LINGKUNGAN LAUT TROPIS TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA KOLOM SILINDRIS TERKEKANG GFRP

Oleh :MUSDALIFAHD 111 08 010JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013PENGARUH JANGKA PANJANG LINGKUNGAN LAUT TROPIS TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA KOLOM SILINDRIS TERKEKANG GFRPR. Djmaluddin 1, A. M. Akkas, Musdalifah Abstrak : Dunia konstruksi sekarang ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pembangunan struktur beton di sekitar pantai bahkan di dalam air laut pun adalah hal yang tidak mustahil dapat dilaksanakan. Dimana dalam proses pembuatannya kontak dengan air laut terkadang tidak dapat dihindarkan. Selain itu, perkembangan teknologi beton juga dihadapkan pada masalah-masalah kegagalan struktur misalnya keruntuhan, kegagalan struktur tersebut diakibatkan oleh pembebanan yang dialami ternyata melebihi beban rencana, faktor intern seperti korosi pada beton, maupun faktor extern seperti gempa bumi. Salah satu cara perkuatan adalah dengan metode external reinforcement khususnya pemberian Fiber Reinforced Polymer yang direkatkan pada permukaan komponen beton yang diperkuat dengan bantuan perekat epoxy. Pada penelitian ini, penulis berasumsi bahwa dengan pengekangan menggunakan GFRP Sheet dapat mengurangi pengaruh dampak dari air laut dan juga dapat menambah kekuatan tekan dari beton tersebut. Pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas dilakukan dengan menggunakan alat Concrete Compression Testing Machine dengan kapasitas 1500 KN. Data hasil pengujian kuat tekan beton normal dan beton yang dikekang dengan GFRP. Beton yang diperkuat dengan GFRP umur 28 hari mengalami peningkatan, yaitu untuk kuat tekan sebesar 80% dari beton normal dan untuk modulus elastisitas sebesar 7,7% dari beton normal. Beton berGFRP pada umur 30 hari (BG30) sampai umur 270 hari (BG270) mengalami peningkatan kuat tekan beton rata-rata sebesar 31% dan modulus elastisitas beton rata-rata sebesar 14% dari titik 1 (berinteraksi dengan air laut) sampai titik 5 (tidak berinteraksi dengan air laut). Benda uji yang berinteraksi dengan air laut memiliki kuat tekan dan modulus elastisitas paling rendah dibandingkan benda uji yang tidak berinteraksi dengan air laut.Kata kunci : GFRP, Perkuatan, Kuat tekan, Modulus elastisitas, Air laut1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeperti yang telah kita ketahui bahwa dunia konstruksi sekarang ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pembangunan struktur beton di sekitar atau pinggir pantai bahkan di dalam air lautpun adalah hal yang tidak mustahil dapat dilaksanakan.

Pembangunan struktur beton kearah tersebut sudah banyak dilakukan sebagai contoh pembangunan dermaga, struktur pemecah gelombang (break water), tiang pancang jembatan, fondasi gedung pinggir pantai dan bangunan maritim dari segala jenis, semua pelaksanaan itu pengerjaannya menggunakan material beton sebagai struktur dasarnya. Tetapi perkembangan teknologi beton juga dihadapkan pada masalah-masalah kegagalan struktur, kegagalan struktur tersebut diakibatkan oleh faktor intern seperti korosi pada beton, maupun faktor extern seperti gempa bumi dan kecelakaan. Struktur yang dibangun pada lingkungan agresif, seperti air laut perlu diperhatikan lebih baik. Di lingkungan tersebut kekuatan struktur beton akan mengalami penurunan akibat penetrasi ion klorida yang dikandung oleh air laut yang masuk kedalam beton. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pengembangan volume atau expansi pada beton secara langsung akan mengakibatkan melemahnya kekuatan struktur beton tersebut.

Disamping itu penggunaan bahan polimer sering digunakan sebagai bahan penguat beton baik itu kolom, balok, maupun pelat, karena bahan polimer disamping dapat memperkuat gaya geser dapat juga memperkuat gaya aksial dari beton. Penulis berasumsi bahwa dengan pengekangan menggunakan GFRP Sheet dapat mengurangi pengaruh dampak dari air laut dan juga dapat menambah kekuatan tekan dari beton tersebut.Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pemahaman dan perbandingan kekuatan tekan beton normal tanpa perkuatan dengan beton yang menggunakan perkuatan GFRP serta memberi informasi perbandingan pengaruh waktu dan lokasi terhadap kemampuan tekan beton dengan perkuatan GFRP.1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana nilai kuat tekan beton normal yang diperkuat dengan GFRP Sheet akibat pengaruh lingkungan air laut.2. Bagaimana pengaruh jarak dari bibir pantai terhadap kuat tekan beton yang diperkuat dengan GFRP sheet.1.3Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui kuat tekan beton yang diperkuat dengan GFRP Sheet pada daerah air laut dan sekitarnya.2. Mengetahui modulus elastisitas beton yang diperkuat dengan GFRP Sheet pada daerah air laut dan sekitarnya.2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis eksperimental yaitu uji perilaku kuat tekan (kolom tanpa tulangan) yang diperkuat dengan GFRP-S yang telah mendapat pengaruh air laut dan area sekitarnya selama satu, tiga, enam, dan sembilan bulan.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di area kawasan PT. Pelabuhan Indonesia IV (persero) dan sekitarnya, dan di Laboratorium Struktur dan Gempa Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian berlangsung selama 9 bulan mulai bulan April 2012 sampai Desember 2012.2.3Bahan PenelitianBahan yang digunakan dalam proses pencampuran adalah :

1. Semen yang digunakan adalah semen Tonasa jenis Portland Composit Cement (PCC).2. Agregat halus yang digunakan pasir dari daerah Bili-Bili.

3. Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah dari daerah Bili-Bili.4. Air yang digunakan adalah air dari PDAM Makassar.5. Gelas Fiber Reinforced Polimer (GFRP-S) dan Epoxy dari tyfo fyfe2.4 Pembuatan Benda Uji

Penelitian kali ini menggunakan 66 benda uji beton berdimensi diameter 15cm dan tinggi 30 cm , dimana tiga benda uji digunakan untuk sampel kontrol tanpa perkuatan dan tiga sampel sebagai sampel kontrol dengan perkuatan GFRP.

Sampel yang berada pada lingkungan tropis yang diselimuti GFRP, diuji pada umur 30 hari, 90 hari, 180 hari, dan 270 hari dimana untuk tiap pengujian masing-masing terdapat 15 buah benda uji dengan 5 titik penempatan benda uji di area laut dan sekitarnya dan tiap titik masing-masing terdapat 3 buah benda uji.Pembuatan Beton SegarDalam penelitian ini proses pencampuran dilakukan dengan concretemixer (mesin pengaduk beton). Proses langkah kerja pencampuran dan pembuatanbenda uji adalah sebagai berikut :1. Material pembentuk beton (semen, pasir, kerikil dan air) ditimbang sesuai dengan hasil perhitungan desain campuran.

2. Masukkan kerikil, pasir, dan semen ke dalam mesin pencampur beton, sebelumnya basahi terlebih dahulu mesin tersebut dengan air.3. Putar mesin tersebut untuk beberapa menit agar material pasir, kerikil, dan semen yang telah dimasukkan terlebih dahulu dapat tercampur dengan merata.Pengujian Slump Pengukuran nilai slump yang berguna untuk mengetahui keadaan kelecakan campuran. Metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan sebuah pelat datar yang telah diatur dengan waterpass agar benar-benar rata. Kerucut terpancung diletakkan di atas plat datar tersebut kemudian Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis tiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan, setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata, seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.2. Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara mengukur tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.Pencetakan benda uji1. Menyiapkan cetakan silinder dengan diameter alas silinder 15 cm dan tinggi silinder 30 cm kemudian melumasi dinding bagian dalam cetakan agar memudahkan pelepasan benda uji dari cetakan setelah benda uji mengering.

2. Mencetak beton segar ke dalam cetakan setelah sebelumnya dilakukan uji slump dan nilai yang ada memenuhi standar pedoman yang digunakan.3. Getarkan dengan vibrator selama 20 detik agar tidak terdapat rongga udara dalam beton.4. Ratakan permukaan atas cetakan beton, kemudian diamkan selama 24 jam.5. Setelah sampel didiamkan selama 24 jam, lepaskan sampel dari cetakannya kemudian lakukan proses perawatan benda uji.

2.5 Perawatan Benda UjiBenda uji yang telah dilepas dari cetakannya dan diberikan tanda kemudian dirawat dengan cara merendamnya di dalam bak perendaman sampai batas waktu pengujian kekuatan beton. Perawatan benda uji ini dilakukan berdasarkan ASTM C 171-03.

2.6 Pemasangan GFRP sheet pada Benda Uji1. Menggunting serat fiber sesuai ukuran yang direncanakan.2. Menggurinda benda uji.

3. Membuat bahan perekat (epoxy) dari produk dari Fyfe Co dengan nama Tyfo S komponen A dan komponen B. Untuk proses pencampuran antara komponen A dan komponen B digunakan perbandingan 2:1.4. Menambal lubang-lubang pada beton dengan campuran epoxy+semen.

5. Melumasi epoxy pada serat fiber dan benda uji yang akan ditempel GFRP.

6. Menempel GFRP pada benda uji kemudian melumasi sekali lagi dengan epoxy.

7. Setelah pemasangan GFRP telah selesai, maka sampel didiamkan selama tiga hari.2.7 Penempatan Benda UjiBenda uji yang telah ditempel GFRP kemudian diangkut dengan menggunakan kendaraan menuju titik-titik penelitian. Ada 5 titik penempatan benda uji. Di dalam air laut ( Area Kawasan Pelindo) Di tepi dermaga pelabuhan 250 m dari air laut ke darat ( Jl. Durian ) 500 m dari air laut ke darat ( Jl. Cendrawasih) 1 km dari air laut ke darat ( Jl. Mappanyukki )

Gambar 1. Sketsa penempatan benda uji2.8 Pengujian Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan alat Concrete Compression Testing Machine dengan kapasitas 1500 KN, pengujian ini dilakukan berdasarkan SK SNI 03-1974-1990.Prosedur pelaksanaan pengujian kuat tekan terdiri dari beberapa tahapan yaitu :1. Sampel beton berbentuk silinder yang telah mencapai umur uji dibawa ke Laboratorium struktur dan gempa Jurusan Sipil, lalu bersihkan permukaan atas beton dengan menggunakan sikat baja.2. Timbang sampel beton tersebut lalu letakkan benda uji pada Concrete Compression Testing Machine secara sentries.

3. Jalankan mesin penekan dengan beban yang konstan yaitu berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.

4. Pembebanan dilakukan hingga benda uji hancur dan beban maksimum yang terjadi dicatat untuk mendapatkan mutu beton dari benda uji.

Untuk perhitungan kuat tekan dilakukan sesuai dengan SK SNI 03-1974-1990 yang memberikan rumus kuat tekan beton sebagai berikut:

= .(1)Dimana :

= Kuat Tekan benda uji (Mpa)

P= Beban maksimum yang terjadi (N)

A = Luas penampang yang dibebani (mm2)2.9 Pengujian Modulus ElastisitasPengujian elastisitas beton menggunakan benda uji silinder umur 28 hari sebanyak 3 buah benda uji dengan menggunakan alat yang sama di atas dan memasang dial compressometer pada benda uji. Kemudian dibebani perlahan-lahan, hasil dari dial tersebut dicatat setiap penambahan beban 25 KN. Pengujian ini dilakukan berdasarkan SK SNI 03-4169-1996.

Untuk perhitungan modulus elastisitas dilakukan sesuai dengan SK SNI 03-4169-1996 yang memberikan rumus modulus elastisitas beton sebagai berikut:

E = .(2)

Dimana :

E = Modulus elastisitas (Mpa)

S2 = Kuat tekan pada saat 40 % dari beban maksimum (MPa)

S1 = Kuat tekan saat regangan longitudinal mencapai = 0,00005 (MPa)

2 = Regangan yang dihasilkan pada saat S21 = 0,00005

3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Karakteristik Agregat

Pengujian untuk mendapatkan karakteristik agregat dilakukan di Laboratorium Riset Gempa dan Rek. Struktur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Pengujian dilakukan pada agregat kasar (batu pecah) dan agregat halus (pasir). Pengujian agregat didasarkan pada standar ASTM. Hasil rekapitulasi pengujian agregat dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengujian AgregatNo. Jenis Pengujian Sat. Hasil Pengujian Spesifikasi Keterangan

Pasir Batu Pecah Pasir Batu Pecah Pasir Batu Pecah

1.Modulus Kehalusan%3,126,662,5 - 3,25,5 8,5OkOk

2.Berat Jenis Semu-2,412,731,6 - 3,31,6 - 3,2OkOk

3.Berat Jenis Kering-2,312,521,6 - 3,31,6 - 3,2OkOk

4.Berat Jenis SSD-2,352,61,6 - 3,31,6 - 3,2OkOk

5.Water Absorbsi%1,832,99Max. 20,2 4OkOk

6.Kadar Air%51,932 50,5 2OkOk

7.Kadar Lumpur%50,13Max. 5Max. 1OkOk

8.Kadar OrganikNo.No 2-< No. 3-OkOk

9.Keausan%-36,48-15 50OkOk

10.Berat Volume LepasKg/ltr1,41,611,4 - 1,91,6 - 1,9OkOk

11.Berat Volume PadatKg/ltr1,51,641,4 - 1,91,6 - 1,9OkOk

Sumber : Olahan data3.2 Komposisi Mix DesainPada penelitian tugas akhir ini, sumber acuan yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan rancangan campuran (mix design) beton adalah metode DOE (Departemen of Environment). Komposisi agregat kasar dan agregat halus yang digunakan adalah 43% : 57%, faktor air semen yang digunakan adalah 0,46. Adapun komposisi bahan campuran beton dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Komposisi bahan campuran beton normal untuk 1m3Komponen/m3 betonBeton Normal(Kg)Untuk 66sampel Beton

(Kg)

Semen (Kg)445.65156.02

BLpsr (Kg)717.92251.19

BLkrkl (Kg)946.85331.31

Air camp (liter)169.5859.32

Sumber : Olahan data3.3 Slump TestPengukuran slump dilakukan untuk mengetahui kelecakan (workabilitas) adukan beton. Kelecakan adukan beton merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan tanpa menimbulkan pemisahan bahan penyusun beton. Tingkat kelecakan ini dipengaruhi oleh komposisi campuran, kondisi fisik dan jenis bahan pencampurnya. Adapun hasil pengujian nilai slump test pada penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3.Tabel 3. Hasil Pengujian Slump test Tiap PengecoranNoJenis PengujianNilai Slump (cm)

1Beton dengan fas 0,468,2

6,6

9,3

Rata - rata8,03

Sumber : olahan data3.4 Kuat Tekan Beton ()Tabel 4. memperlihatkan data hasil pengujian kuat tekan beton Normal dan Beton yang di kekang dengan GFRP. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan alat Concrete Compression Testing Machine dengan kapasitas 1500 KN. Beton normal yang berumur 28 hari memperoleh kuat tekan beton rata-rata sebesar 21,54 Mpa, dan untuk beton yang diperkuat dengan GFRP memperoleh kuat tekan beton rata-rata sebesar 38,84 Mpa. Hal ini menunjukkan beton yang diperkuat dengan GFRP memilki penambahan kuat tekan sebesar 80,3%.Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Normal dan Beton GFRP 28 hariUmurBerat bendaDimensiLuas BidangGaya Tekan = P/A

Benda Uji(MPa)

(Hari)uji (kg)L (cm)D ( cm)(cm)(kg)

B 28 12811.9803015176,71535677,8820,19

B 28 22812.0303015176,71541794,0923,65

B 28 32812.0083015176,71536697,2520,77

Kuat Tekan Rata-Rata21,54

BG 0 1012.6633015176,71563200,8235,76

BG 0 2012.6453015176,71567278,2938,07

BG 0 - 3012.5933015176,71575433,2342,67

Kuat Tekan Rata-Rata38,84

Sumber : olahan data

Beton GFRP Umur 30 hariTabel 5. memperlihatkan data pengujian Beton GFRP Umur 30 hari pada 5 titik.

Titik 1, pada titik ini benda uji berinteraksi langsung dengan air laut. Pada pengujian sampel di titik ini diperoleh kuat tekan rata-rata dari dari beton yang diperkuat dengan GFRP sebesar 41,34 Mpa.

Titik 2, sampel pada titik ke dua di tempatkan di sekitar titik 1 namun tidak berinteraksi langsung dengan air laut. Hasil pengujian pada titik kedua diperoleh kuat tekan sebesar 43,07 Mpa. Hal Ini menunjukkan pada titik 2 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 1, sebesar 4,18%. Titik 3 berada 250 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik ketiga diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 43,26 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 3 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 2, sebesar 0,44%.

Titik 4 berada 500 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik keempat diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 43,65 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 4 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 3, sebesar 0,9 %. Titik 5 berada 1 kilometer dari laut. Hasil pengujian pada titik kelima ini diperoleh kuat tekan rata-rata yang terbesar dari titik-titik sebelumnya yaitu sebesar 44,42 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 5 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 4, sebesar 1,76%.

Titik 1 memiliki kuat tekan beton terendah dibandingkan titik-titik lainnya sebesar 41,34 Mpa, sedangkan titik 5 memiliki kuat tekan beton tertinggi sebesar 44,42 Mpa.Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton GFRP umur 30 hariBenda UjiUmur (hari)TitikBerat benda uji (kg)DimensiLuas bidang (cm)Gaya tekan (kg) = P/A (MPa)

L (cm)D (cm)

BG 30 130111.1903015176,71576452,6043,26

BG 30 230111.4553015176,71571355,7640,38

BG 30 330111.3853015176,71571355,7640,38

Kuat Tekan Rata-Rata41,34

BG 30 430212.4993015176,71579510,7044,99

BG 30 530212.4213015176,71575433,2342,69

BG 30 630212.5153015176,71573394,5041,53

Kuat Tekan Rata-Rata43,07

BG 30 730312.5483015176,71576452,6043,26

BG 30 830312.5703015176,71577471,9743,84

BG 30 930312.4753015176,71575433,2342,69

Kuat Tekan Rata-Rata43,26

BG 30 1030412.4663015176,71576452,6043,26

BG 30 1130412.4773015176,71575433,2342,69

BG 30 1230412.4683015176,71579510,7044,99

Kuat Tekan Rata-Rata43,65

BG 30 1330512.4893015176,71571355,7640,38

BG 30 1430512.4863015176,71588685,0250,19

BG 30 1530512.5453015176,71575433,2342,69

Kuat Tekan Rata-Rata44,42

Sumber : olahan dataBeton GFRP Umur 90 hariTabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton GFRP umur 90 hariBenda UjiUmur (hari)TitikBerat benda uji (kg)DimensiLuas bidang (cm)Gaya tekan (kg) = P/A (MPa)

L (cm)D (cm)

BG 90 190112.6433015176,71582568,8146,72

BG 90 290112.6603015176,71581549,4446,15

BG 90 390112.5963015176,71561162,0834,61

Kuat Tekan Rata-Rata42,49

BG 90 490212.4523015176,71578491,3444,42

BG 90 590212.3953015176,71579510,7049,99

BG 90 690212.4703015176,71577471,9743,84

Kuat Tekan Rata-Rata44,42

BG 90 790312.2903015176,71576452,6043,26

BG 90 890312.5233015176,71573394,541,53

BG 90 990312.5303015176,71586646,2849,03

Kuat Tekan Rata-Rata44,61

BG 90 1090412.4743015176,71582568,8146,72

BG 90 1190412.4283015176,71581549,4446,15

BG 90 1290412.4593015176,71576452,643,26

Kuat Tekan Rata-Rata45,38

BG 90 1390512.5753015176,71580530,0745,57

BG 90 1490512.5533015176,71578491,3444,42

BG 90 1590513.6153015176,71582568,8146,72

Kuat Tekan Rata-Rata45,57

Sumber : olahan dataTabel 6. memperlihatkan data pengujian Beton GFRP Umur 90 hari pada 5 titik.

Titik 1, pada pengujian sampel di titik ini diperoleh kuat tekan rata-rata dari beton yang diperkuat dengan GFRP sebesar 42,49 Mpa. Titik 2, hasil pengujian pada titik kedua diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 44,42 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 2 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 1, sebesar 4,54%. Titik 3 berada 250 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik ketiga diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 44,61 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 3 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 2, sebesar 0,43%. Titik 4 berada 500 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik keempat diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 45,38 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 4 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 3, sebesar 1,73%. Titik 5 berada 1 kilometer dari laut. Hasil pengujian pada titik kelima ini diperoleh kuat tekan rata-rata yang terbesar dari titik-titik sebelumnya yaitu sebesar 45,57 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 5 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 4, sebesar 0,35%. Titik 1 memiliki kuat tekan beton terendah dibandingkan titik-titik lainnya sebesar 42,49 Mpa, sedangkan titik 5 memiliki kuat tekan beton tertinggi sebesar 45,57 Mpa.

Beton GFRP Umur 180 hariTabel 7. memperlihatkan data pengujian Beton GFRP Umur 180 hari pada 5 titik. Titik 1, pada pengujian sampel di titik ini diperoleh kuat tekan rata-rata dari beton yang diperkuat dengan GFRP sebesar 46,72 Mpa. Titik 2, hasil pengujian pada titik kedua diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 49,99 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 2 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 1, sebesar 6,54%. Titik 3 berada 250 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik ketiga diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 51,34 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 3 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 2, sebesar 2,62%. Titik 4 berada 500 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik keempat diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 52,11 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 4 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 3, sebesar 1,48%. Titik 5 berada 1 kilometer dari laut. Hasil pengujian pada titik kelima ini diperoleh kuat tekan rata-rata yang terbesar dari titik-titik sebelumnya yaitu sebesar 52,49 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 5 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 4, sebesar 0,73%.Titik 1 memiliki kuat tekan beton terendah dibandingkan titik-titik lainnya sebesar 46,72 Mpa, sedangkan titik 5 memiliki kuat tekan beton tertinggi sebesar 52,49 Mpa.Tabel 7. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton GFRP umur 180 hariBenda UjiUmur (hari)TitikBerat benda uji (kg)DimensiLuas bidang (cm )Gaya tekan (kg) = P/A (MPa)

L (cm)D (cm)

BG 180 1180112.5903015176,71578.491,3444,42

BG 180 2180112.4403015176,71585.626,9148,45

BG 180 3180112.4683015176,71583.588,1847,30

Kuat Tekan Rata-Rata46,72

BG 180 4180212.1903015176,71585.626,9149,03

BG 180 5180212.2283015176,71585.626,9149,03

BG 180 6180212.2303015176,71591.743,1251,92

Kuat Tekan Rata-Rata49,99

BG 180 7180312.3483015176,71588.685,0250,19

BG 180 8180312.3453015176,71591.743,1251,92

BG 180 9180312.1023015176,71591.743,1251,92

Kuat Tekan Rata-Rata51,34

BG 18010180412.1203015176,71594.801,2253,65

BG 18011180412.1483015176,71596.839,9654,80

BG 180 12180412.1703015176,71584.607,5447,88

Kuat Tekan Rata-Rata52,11

BG 180 13180512.3303015176,71589.704,3850,76

BG 180 14180512.1553015176,71596.839,9654,80

BG 180 15180512.1803015176,71591.743,1251,92

Kuat Tekan Rata-Rata52,49

Sumber : olahan dataBeton GFRP Umur 270 hariTabel 8. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton GFRP umur 270 hariBenda UjiUmur (hari)TitikBerat benda uji (kg)DimensiLuas bidang (cm )Gaya tekan (kg) = P/A (MPa)

L (cm)D (cm)

BG 270 1270112.5903015176,71579.510,7044,99

BG 270 2270112.4403015176,71581.549,4446,15

BG 270 3270112.4683015176,71592.762,4952,49

Kuat Tekan Rata-Rata47,88

BG 270 4270212.1903015176,71582.568,8146,72

BG 270 5270212.2283015176,71599.898,0656,53

BG 270 6270212.2303015176,71583.588,1847,30

Kuat Tekan Rata-Rata50,19

BG 270 7270312.3483015176,71589.704,3850,76

BG 270 8270312.3453015176,71596.839,9654,80

BG 270 9270312.1023015176,71586.646,2849,03

Kuat Tekan Rata-Rata51,53

BG 27010270412.1203015176,71584.607,5447,88

BG 27011270412.1483015176,71592.762,4952,49

BG 270 12270412.1703015176,715101.936,8057,68

Kuat Tekan Rata-Rata52,69

BG 270 13270512.3303015176,71596.839,9654,80

BG 270 14270512.1553015176,71582.568,8146,72

BG 270 15270512.1803015176,715101.936,8057,68

Kuat Tekan Rata-Rata53,07

Sumber : olahan dataTabel 8. memperlihatkan data pengujian Beton GFRP Umur 270 hari pada 5 titik. Titik 1, pada pengujian sampel di titik ini diperoleh kuat tekan rata-rata dari beton yang diperkuat dengan GFRP sebesar 47,88 Mpa. Titik 2, hasil pengujian pada titik kedua diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 50,19 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 2 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 1, sebesar 4,59 %. Titik 3 berada 250 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik ketiga diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 51,53 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 3 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 2, sebesar 2,61%. Titik 4 berada 500 meter dari laut. Hasil pengujian pada titik keempat diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 52,69 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 4 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 3, sebesar 2,19%. Titik 5 berada 1 kilometer dari laut. Hasil pengujian pada titik kelima ini diperoleh kuat tekan rata-rata yang terbesar dari titik-titik sebelumnya yaitu sebesar 53,07 Mpa. Hal ini menunjukkan pada titik 5 mengalami peningkatan kekuatan dibandingkan titik 4, sebesar 0,72%. Titik 1 memiliki kuat tekan beton terendah dibandingkan titik-titik lainnya sebesar 47,88 Mpa, sedangkan titik 5 memiliki kuat tekan beton tertinggi sebesar 53,07 Mpa.

Sumber : olahan dataGambar 2. Diagram Persentase Kuat Tekan Rata-rata Beton GFRP terhadap lokasi pada umur 30 ,90, 180, dan 270 HariDari gambar 2 dapat diketahui bahwa nilai kuat tekan beton GFRP meningkat seiring bertambahnya umur beton. Dimana pada umur 270 hari diperoleh nilai kuat tekan beton terbesar pada lokasi terjauh dari air laut yaitu titik 5 dan kuat tekan terendah diperoleh pada umur 30 hari pada titik 1 yaitu titik yang berinteraksi langsung dengan air laut.3.5 Modulus ElastisitasBerikut di bawah ini adalah hasil pengujian Modulus Elastisitas beton normal dan beton GFRP.Tabel 9. menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas beton normal adalah 22133,1 MPa, nilainya lebih rendah dibanding beton yang menggunakan GFRP sebagai pahan penguat yaitu 23827,2 MPa untuk umur 28 hari. Hal ini disebabkan karena beton yang meggunakan GFRP sebagai bahan penguat memiliki kekuatan yang lebih tinggi di bandingkan beton tanpa perkuatan GFRP.

Tabel 9. Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton Umur 28 HariBenda UjiUmurKuat TekanModulus Elastisitas

(Hari)(MPa)(MPa)

B 28 12820,1921135,94

B 28 22823,6523040,94

B 28 32820,7722222,56

Kuat Tekan Rata-Rata22133,1

BG 0 1035,7622962,96

BG 0 2038,0723714,74

BG 0 - 3042,6724803,75

Kuat Tekan Rata-Rata23827,2

Sumber : olahan dataTabel 10 menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas beton yang di perkuat dengan GFRP pada titik 1 sampai titik 5 berturut-turut adalah 24428,3 Mpa, 25891,0 Mpa, 26303,7 Mpa, 26713,1 Mpa, 27057,7 Mpa. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik 1 diperoleh nilai modulus elastisitas terendah sedangkan pada titik 5 diperoleh nilai modulus elastisitas yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena pada titik 1 berinteraksi langsung dengan air laut, dimana air laut tersebut memiliki kandungan garam (Cl) yang tinggi yang dapat mengakibatkan beton kehilangan kekuatan dan mempercepat proses pelapukan sedangkan pada titik 5 memiliki jarak terjauh dari pengaruh air laut dan tidak berinteraksi langsung dengan air laut.

Tabel 10. Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton Umur 30 HariBenda UjiUmur (hari)TitikKuat Tekan(MPa)Modulus Elastisitas(MPa)

BG 30 130143,2625232,49

BG 30 230140,3824113,14

BG 30 330140,3823939,41

Kuat Tekan Rata-Rata24428,3

BG 30 430244,9926439,14

BG 30 530242,6925199,9

BG 30 630241,5326033,9

Kuat Tekan Rata-Rata25891,0

BG 30 730343,2625756,98

BG 30 830343,8426347,61

BG 30 930342,6926806,59

Kuat Tekan Rata-Rata26303,7

BG 30 1030443,2626488,500

BG 30 1130442,6926518,570

BG 30 1230444,9927132,340

Kuat Tekan Rata-Rata26713,1

BG 30 1330540,3826096,58

BG 30 1430550,1928434,77

BG 30 1530542,6926641,67

Kuat Tekan Rata-Rata27057,7

Sumber : olahan dataTabel 11 menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas beton yang di perkuat dengan GFRP pada titik 1 sampai titik 5 berturut-turut adalah 25145,7 Mpa, 26046,7 Mpa, 27038,9 Mpa, 27233,0 Mpa, 27607,4 Mpa. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik 1 diperoleh nilai modulus elastisitas terendah sedangkan pada titik 5 diperoleh nilai modulus elastisitas yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena pada titik 1 berinteraksi langsung dengan air laut, dimana air laut tersebut memiliki kandungan garam (Cl) yang tinggi yang dapat mengakibatkan beton kehilangan kekuatan dan mempercepat proses pelapukan sedangkan pada titik 5 memiliki jarak terjauh dari pengaruh air laut dan tidak berinteraksi langsung dengan air laut.

Tabel 11. Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton Umur 90 HariBenda UjiUmur (hari)TitikKuat Tekan(MPa)Modulus Elastisitas (MPa)

BG 90 190146,7225394,11

BG 90 290146,1524659,02

BG 90 390134,6125383,86

Kuat Tekan Rata-Rata25145,7

BG 90 490244,4224752,22

BG 90 590249,9925981,12

BG 90 690243,8427406,88

Kuat Tekan Rata-Rata26046,7

BG 90 790343,2626676,92

BG 90 890341,5326627,75

BG 90 990349,0327812,17

Kuat Tekan Rata-Rata27038,9

BG 90 1090446,7226986,182

BG 90 1190446,1527488,510

BG 90 1290443,2627224,199

Kuat Tekan Rata-Rata27233

BG 90 1390545,5727689,77

BG 90 1490544,4227421,17

BG 90 1590546,7227711,20

Kuat Tekan Rata-Rata27607,4

Sumber : olahan dataTabel 12 menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas beton yang di perkuat dengan GFRP pada titik 1 sampai titik 5 berturut-turut adalah adalah 26262,56 Mpa, 27202,4 Mpa 27345,5 Mpa, 27505,92 Mpa , dan 27790,5 Mpa. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik 1 diperoleh nilai modulus elastisitas terendah sedangkan pada titik 5 diperoleh nilai modulus elastisitas yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena pada titik 1 berinteraksi langsung dengan air laut, dimana air laut tersebut memiliki kandungan garam (Cl) yang tinggi yang dapat mengakibatkan beton kehilangan kekuatan dan mempercepat proses pelapukan sedangkan pada titik 5 memiliki jarak terjauh dari pengaruh air laut dan tidak berinteraksi langsung dengan air laut.Tabel 12. Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton Umur 180 HariBenda UjiUmur (hari)TitikKuat Tekan(MPa)Modulus Elastisitas (MPa)

BG 180 1180144,4226238,59

BG 180 2180148,4527009,09

BG 180 3180147,3025540,00

Kuat Tekan Rata-Rata26262,56

BG 180 4180249,0326086,00

BG 180 5180249,0325765,92

BG 180 6180251,9229755,25

Kuat Tekan Rata-Rata27202,4

BG 180 7180350,1926095,68

BG 180 8180351,9227628,08

BG 180 9180351,9228258,83

Kuat Tekan Rata-Rata27345,53

BG 180 10180453,6528078,01

BG 180 11180454,8026589,17

BG 180 12180447,8827850,57

Kuat Tekan Rata-Rata27505,92

BG 180 13180550,7626924,51

BG 180 14180554,8028099,04

BG 180 15180551,9228347,98

Kuat Tekan Rata-Rata27790,51

Sumber : olahan dataTabel 13 menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas beton yang di perkuat dengan GFRP pada titik 1 sampai titik 5 berturut-turut adalah adalah 26405,26 Mpa, 27354,78 Mpa, 27409,87 Mpa, 27577,52 Mpa, dan 27951,12 Mpa. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik 1 diperoleh nilai modulus elastisitas terendah sedangkan pada titik 5 diperoleh nilai modulus elastisitas yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena pada titik 1 berinteraksi langsung dengan air laut, dimana air laut tersebut memiliki kandungan garam (Cl) yang tinggi yang dapat mengakibatkan beton kehilangan kekuatan dan mempercepat proses pelapukan sedangkan pada titik 5 memiliki jarak terjauh dari pengaruh air laut dan tidak berinteraksi langsung dengan air laut.Tabel 13. Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton Umur 270 HariBenda UjiUmur (hari)TitikKuat Tekan(MPa)Modulus Elastisitas (MPa)

BG 270 1270144,9927632,46

BG 270 2270146,1525321,37

BG 270 3270152,4926261,94

Kuat Tekan Rata-Rata26405,26

BG 270 4270246,7226956,64

BG 270 5270256,5326357,48

BG 270 6270247,3028352,07

Kuat Tekan Rata-Rata27354,78

BG 270 7270350,7629480,20

BG 270 8270354,8027142,08

BG 270 9270349,0325607,34

Kuat Tekan Rata-Rata27409,87

BG 270 10270447,8827664,45

BG 270 11270452,4926166,83

BG 270 12270457,6828901,27

Kuat Tekan Rata-Rata27577,52

BG 270 13270554,8028418,33

BG 270 14270546,7228241,90

BG 270 15270557,6827193,12

Kuat Tekan Rata-Rata27951,12

Sumber : olahan dataDari gambar 3 dapat diketahui bahwa nilai modulus elastisitas beton GFRP meningkat seiring bertambahnya umur beton. Dimana pada umur 270 hari diperoleh nilai modulus elastisitas beton terbesar pada titik terjauh dari laut (tidak direndam dalam air laut) yaitu titik 5 dan nilai modulus elastisitas terendah diperoleh pada umur 30 hari yaitu pada titik 1 yang berinteraksi langsung dengan air laut ( direndam dalam air laut), hal ini disebabkan karena air laut mengandung garam (Cl) yang tinggi yang dapat mengakibatkan beton kehilangan kekuatan dan mempercepat proses pelapukan.

Sumber : Hasil Olahan DataGambar 3 Grafik Gabungan Persentase Modulus Elastisitas Rata-rata Beton GFRP Umur 30 hari, 90 hari, 180 hari, dan 270 Hari4.KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi ekperimental dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Beton yang diperkuat dengan GFRP umur 28 hari mengalami peningkatan, untuk kuat tekan sebesar 80% dari beton normal dan untuk modulus elastisitas sebesar 7,7% dari beton normal.2. Berdasarkan umur beton yang diperkuat dengan GFRP dapat diketahui bahwa semakin lama umur beton maka nilai kuat tekan dan modulus elastisitasnya juga semakin besar, hasil penelitian menunjukkan dari awal sampai umur 270 hari mengalami peningkatan, untuk kuat tekan sebesar sebesar 30% dan untuk modulus elastisitas sebesar 14%.3. Berdasarkan titik penempatan benda uji, titik 1 memiliki nilai kuat tekan dan modulus elastisitas terendah sedangkan titik 5 memiliki nilai kuat tekan dan modulus elastisitas terbesar jika dibandingkan dengan titik lainnya. Hal ini disebabkan karena titik 1 berinteraksi langsung dengan air laut (direndam dalam air laut), dimana air laut tersebut memiliki kandungan garam (Cl) yang tinggi yang dapat mengakibatkan beton kehilangan kekuatan dan mempercepat proses pelapukan sedangkan titik 5 berada pada titik terjauh dari pengaruh air laut dan tidak berinteraksi dengan air laut (tidak direndam dalam air laut ).4.2 SaranBeberapa saran dapat dilakukan untuk penyempurnaan tersebut, antara lain :

1. Sebaiknya diadakan pengujian berkelanjutan terhadap penelitian ini dengan menambahkan variabel waktu pengamatan.2. Ada baiknya penelitian ini tidak hanya meneliti daerah laut dan sekitarnya saja tapi juga daerah ekstrim lainnya, untuk dapat membandingkan hasil yang lebih baik.DAFTAR PUSTAKAAkkas, Abdul Madjid, 1996, Rekayasa Bahan / Bahan Bangunan, Jurusan Sipil, Makassar.American Standard for Testing and Material, 2003, Annual Book of ASTM. Concrete and Aggregate. Volume 04.02. US and Canada.Departemen Pekerjaan Umum, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dengan Standar SK SNI 03-2874-2002 , Badan Standarisasi Nasional.Mulyono, Tri, 2003, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta. Nawy, Edward G, 2009, Beton Bertulang Sebuah Pendekatan Mendasar, Itspress, Bandung.Specification, Production and Use, The European Guidelines for Self Compacting Concrete, 2005.Nugraha, P. dan Antoni, 2007, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta.P

A

S2 S1

2 1

Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

1213