Jurnal 2 terjemah

download Jurnal 2 terjemah

of 5

Transcript of Jurnal 2 terjemah

  • 7/23/2019 Jurnal 2 terjemah

    1/5

    Nurul Chasanah

    1106015466

    Penentuan Jejak Peleburan Api karena Gangguan

    Pengkabelan Listrik Otomotif dengan Metode Metalografis

    Abstrak Penentuan dan keputusan dari jejak peleburan yang disebabkan oleh hubung singkat dalam kebakaran

    karena listrik merupakan hal yang penting untuk dianalisis untuk mengetahui penyebab timbulnya api dan identifikasi

    kejadian, dimana beberapa kejadian kadang sulit untuk dibedakan dengan keadaan yang timbul. Pada paper ini,

    metode metalografis diterapkan untuk mengidentifikasi jejak peleburan kawat tembaga dari hubung singkat primer

    dan sekunder atau kebakaran api. Motode ini menyajikan bukti yang kuat untuk menemukan titik awal munculnya

    api.

    Kata KunciHubung singkat, Jejak Peleburan, Metode Metalografis

    I. PENDAHULUAN

    Alasan dari beberapa kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh api elektrik akan menjadi semakin rumit dalam

    mendesain produk otomotif. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya investigasi dan penentuan penyebab

    kemunculan api [1

    2]. Faktanya, banyak kecelakaan disebabkan oleh desain atau kecacatan kualitas, tetapi yang

    justru disalahkan adalah kurangnya tanggung jawab pengemudi kendaraan untuk menutupi isu penting dalam

    industri otomotif.

    Dalam investigasi kebakaran, penentuan jejak peleburan dari hubung singkat sangatlah penting. Hubung singkat

    primer adalah hubung singkat yang terbentuk sebelum kebakaran yang disebabkan oleh kecacatan kendaraan.

    Hubung singkat sekunder adalah hubung singkat yang terbentuk selama kebakaran karena kegagalan isolasi dalam

    kondisi munculnya api atau temperatur yang tinggi; hubung singkat sekunder membuktikan bahwa seluruh sirkuit

    saling terhubung; Jejak peleburan dari kebakaran adalah jalur yang mengarahkan kepada sumber api atau bara

    api. Bagaimana mengidentifikasi dan menentukan jejak peleburan merupakan hal yang esensial untuk analisis

    kebakaran dan identifikasi kecelakaan [3 4].

    Hingga saat ini, penelitian menunjukkan kendaraan mungkin mempunyai api elektris saat sistem hubung singkat

    atau adanya sirkuit hubung singkat padagroundingdi salah satu kabel yang masih berjalan atau telah berhenti.

    Paperini membahas tentang tegangan rendah DC pada sistem elektris otomotif dan metode metalografis yang

    diaplikasikan untuk menganalisa karakteristik jejak lebur api yang disebabkan kecelakaan pengkabel listrik

    otomotif dan membedakan jejak lebur tembaga dari hubung singkat primer, hubung singkat sekunder, dan

    kebakaran, serta menyediakan keterangan yang kuat untuk menentukan titik awal api.

    II. PERALATAN UJI DAN PENGUJIAN

    2.1 Peralatan Uji

    Simulasi uji terdiri dari suber tegangan DC 12V, pisauswitch, kotakfuse, alkohol blast burner, BXG-160 las

    listrik, multimeter, dan peralatan lainnya, mesin sample metalografis, 4XCZ mikroskop metaligrafis 4XCZ

    dengan kamera digital Canon. Kabel dengan ukuran yang berbeda (30/1.5 dan 50/2.5); milimeter, tang, kawat,pisau, dan tweezer, serta alkohol blast burner(dapat bekerja selama setengah hingga satu jam dan temperatur api

    mencapai 1000C)

    2.2 Pengujian

    Dengan sumber tegangan DC 12 V dan pemilihan spesifikasi yang berbeda dari kabel kendaraan untuk

    mensimulasikan jejak peleburan dari hubung singkat primer, hubung singkat sekunder, dan kebakaran api yang

    disebabkan oleh kesalahan pengkabelan otomotif. Hubung singkat primer terbentuk sebelum api muncul, dimana

    kondisi ini menjadi penyebab kemunculan api elektris. Hubung singkat sekunder terbentuk selama munculnya api

    karena kegagalan isolasi kawat di temperatur yang tinggi, yang membuktikan bahwa seluruh sirkuit saling

    terhubung. Tabel 1-1 menunjukkan ukuran kawat yang dipilih dengan simulasi yang berbeda.

    Pengkabelan yang ditunjukkan pada Gambar 1-1 : Menggunakan baterai sebagai sumber tegangan untuk simulasiuji kualitatif dengan sirkuit yang terkoneksi pada jalur baterai katoda divais proteksi jalur simulasi konduktor

  • 7/23/2019 Jurnal 2 terjemah

    2/5

    Nurul Chasanah

    1106015466

    kegagalan 1 karena hubung singkatperlengkapan listriksimulasi konduktor kegagalan 2 dalam kondisi hubung

    singkat. Pada Gambar 2 1, B menunjukkan baterai, K adalahswitch, F adalah kotakfuse, S adalah titik hubung

    singkat.

    Kabel dari hubung singkat primer disilangkan atau dibuat paralel. Begitu pula untuk hubung singkat sekunder.

    Kemudian gas api dinyalakan untuk menciptakan api.

    Gambar 2-1 Diagram simulasi pengkabelan dalam pemodelan hubung singkat

    Tabel 1-1 Ukuran kabel yang diuji

    Operasi spesifikasi untuk tes hubung singkat dan persiapan untuk jejak peleburan api ialah :

    Persiapan pelacakan jejak lebur api dari hubung singkat primer

    Pertama tama mengatur arus las, lalu mentransfer tegangan ke 12 V DC, jepit kawat otomobil yang telah

    disiapkan dengan las dibawah tegangan yang telah ditetapkan. Di waktu yang sama hubungkan ujung lainnya

    dengan kutub negatif pada kabel. Terakhir adalah setelah daya dinyalakan maka hubung singkat primer telah siap.

    Gambar 2-2 jejak peleburan dari hubung singkat primer dari kawat otomotif 30/1.5(a) 50x dan (b) 100x

    Gambar 2-3 Jejak peleburan dari hubung singkat primer dari kawat otomotif 50/2.5 (a) 50x dan (b) 100x

    Persiapan jejak peleburan dari hubung singkat sekunder

    Simulasikan kondisi hubung singkat sekunder; memutar dua kawat tembaga secara bersamaan, satudikoneksikan ke holder dari welder dan satunya lagi ke kutub yang berlawanan; jalur tetap dalam kondisi mati

  • 7/23/2019 Jurnal 2 terjemah

    3/5

    Nurul Chasanah

    1106015466

    karena isolasi dari karet yang menutupi kawat setelah daya diaktifkan. Panaskan kawat dengan perbedaan tinggi

    (3 cm, 6 cm, dan 9 cm) dengan gas api untuk menaikkan suhu udara. Karet yang menutupi kawat secara perlahan

    lahan akan kehilangan daya isolasinya karena efek api yang mulai muncul. Sehingga jejak peleburan diperoleh

    dari hubung singkat sekunder.

    Gambar 2-4 Jejak peleburan dari hubung singkat sekunder dari kawat otomotif (a) 50x dan (b) 100 x

    Persiapan jejak peleburan dari kebakaran api

    Beragamnya faktor dapat berpengaruh pada struktur kawatfused tracedengan kompleksitasnya dan variabeldari skema api yang muncul, tapi standar nasional untuk faktor faktor ini belum ditekuni secara mendalam,

    khususnya penelitian mengenai struktur metalurgi setelah tekena air yang dingin. Dalam proses pemadaman api,

    kawat yang melebur biasanya didinginkan dengan aliran api saat mulai terbentuk atau setelah formasi terbentuk.

    Tes ini mempertimbangkan karakteristik jejak peleburan kawat dibawah kondisi pemadaman. Simulasi dari

    kondisi kawat otomotif saat kendaraan terbakar; hilangkan layer isolasi dan bakar kawat dengan alkohol torch

    dalam kondisi ruang, sehingga jejak peleburan dari api setelah terbakar terbentuk.

    Gambar 2-5 Jejak peleburan api setelah terbakar api di kabel otomotif (a) 50 x (b) 100x

    Dalam kondisi ini, berdasarkan bentuk dan penampilan karakteristik beragam jejak peleburan di skema kebakaran, dapat

    diidentifikasi bahwa kemunculan api adalah karena hubung singkat dan penyebab lainnya. Namun, jejak peleburan primer dan

    jejak peleburan sekunder tidak memiliki perbedaan yang signifikan, dimana terkadan sulit mengidentifikasi hanya dengan

    wujudnya. Sehingga terkadang disimpulkan hubung singkat sekunder sebagai penyebab kebakaran dengan bukti yang belum

    kuat. Meski jejak peleburan hubung singkat dari sisi primer dan sekunder secara esensial sama, terdapat karakteristik

    mikroskopis yang berbeda untuk dijadikan pilihan untuk penentuan penyebab kebakaran karena perbedaan lingkuan saat

    terjadi hubung singkat primer dan sekunder. Dengan metode metalografis dapat ditentukan jejak peleburan apakah berasal dari

    hubung singkat primer atau sekunder [5 6].

    III. ANALISIS METALOGRAFIS

    3.1 Analisis Metalografis jejak peleburan dari hubung singkat primer

  • 7/23/2019 Jurnal 2 terjemah

    4/5

    Nurul Chasanah

    1106015466

    Gambar 3-1 Struktur metalografis dari hubung singkat primer (a) 100 x dan (b) 200 x

    Temperatur kristalisasi dari jejak peleburan oleh hubung singkat primer menunjukkan kondisi normal, lebih

    rendah dari hubung singkat sekunder. Kecepatan pendinginan pada kawat sangat tinggi, kecilnya kristal columnar

    dan kristal afterbirth-likeyang dihasilkan di sekitar kawat dengan beragam ukuran.

    Kawat otomotif dibentuk dari tembaga multi-strand dengan internal gap yang terisi dengan udara, makatembaga multi-strandakan terbungkus dengan gas yang banyak saat hubung singkat primer terjadi; gas tidak dapat

    menghilang dalam hubung singkat sehingga terjebak di tubuh metal kawat.

    Dengan formasi jejak peleburan dari hubung singkat primer ini, struktur metalurgi dari kawat tembaga tetap

    dalam proses temperatur yang rendah. Saat hubung singkat terjadi, temperatur kawat tidak tinggi (mendekati

    temperatur normal 70C), berbeda dengan titik hubung singkat yang memiliki temperatur tinggi (2000C

    3000C); stuktur metalurgi tetap terarah sehingga daerah transisi cukup jelas.

    3.2 Analisis metalografis dari hubung singkat sekunder

    Gambar 3-2 Struktur metalurgi hubung singkat sekunder (a) 50 x dan (b) 100x

    Struktur metalurgi dari hubung singkat sekunder secara umum memiliki kristal columnaryang besar dan

    kristal afterbirth-like; terdapat beberapa lubang tiupan api dengan area yang lebar.

    Jejak peleburan dari hubung singkat sekunder terbentuk saat kemunculan api. Kawat tembaga yang

    tersambung sangat tipis dan meleleh dengan cepat dan mudah. Sebelum meleleh, gas antar kawat dapat berpindah

    dari daerah lelehan dibawah temperatur yang tinggi dalam waktu tertentu.

    Sebelum pembentukan jejak leburan dari hubung singkat sekunder, bagian serat kawat memuai karena

    temperatur yang tinggi. Selain titik hubung singkat memiliki suhu tinggi, daerah dekat titik hubung singkat

    suhunya juga relatif tinggi. Sehingga daerah transisi kurang bisa teramati. Jika suhu semakin tinggi maka serat

    columnardi hubung singkat akan membesar di daerah transisi. Sehingga daerah transisi semakin tidak jelas dan

    membingungkan.

    3.3 Analisis metalografis dari kebakaran

    Gambar 3-3 struktur metalografis setelah kebakaran (a) 50 x dan (b) 100x

  • 7/23/2019 Jurnal 2 terjemah

    5/5

    Nurul Chasanah

    1106015466

    Gambar 3-4 Struktur metalografis daerah transisi kebakaran (a) 50 x dan (b) 100x

    Struktur metalografis dari jejak peleburan oleh kebakaran memiliki kristal yang besar tanpa adanya lubang.

    Daerah lelehan berisi serat kawat yang kecil dan keras, serta daerah transisi relatif jelas. Jejak peleburan dari

    kebakaran api biasanya terbentuk di lelehan panas api. Dibandingkan hubung singkat primer dan sekunder, suhu

    lebih lama, jangkauan api lebih luas, suhu lelehan lebih rendah. Meskipun begitu, semua lelehan memiliki

    karakteristiknya masing masing.

    IV. KESIMPULAN

    Berikut adalah kesimpulan dari analisis diatas :

    Suhu kristalisasi dari jejak peleburan yang disebabkan hubung singkat primer normal, lebih rendah dari hubung

    singkat sekunder. Pendinginan jejak peleburan sangat cepat sehingga kristal columnardan kristal afterbirth-like

    akan dihasilkan dan lubang tiupan bermunculan dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang berbeda beda.

    Struktur metalografis dari hubung singkat sekunder memiliki kristal columnardan kristal afterbirth-like yang

    besar; terdapat beberapa titik lubang tiupan dengan area yang besar.

    Struktur metalografis jejak peleburan dari kebakaran memiliki kristal yang besar tanpa adanya lubang.

    Berdasarkan penelitian dalam penentuan jejak peleburan kawat tembaga dari hubung singkat primer, hubung

    singkat sekunder, dan kebakaran dengan metode metalografis, diperoleh bukti yang kuat untuk menentukan

    penyebab kemunculan api atau kebakaran.

    V. REFERENSI

    [1] Liu Dongqi, Liu Yanqin,2011. Analysis and Prevention of Electrical Fire, Journal of Safely Science and Technology

    7(7),p.1 79-182.

    [2] Wu Wei, Hu Shuangqi,2010. Analysis Method of SEM on Residues of Electrical Fires, Journal of Safely Science and

    Technology 6(4).p.15-19.

    [3] Wang Xiqing, Han Bao-yu,1997. Guidelines on Site Investigation and Determination of Electrical Fire, Shen yang: Liao

    Ning University Press, CHINA.

    [4] Yu Zhenping,2007. Determination of Fused Traces Caused by Primary or Secondary Short-circuits Using Optical

    Microscopy, Fujian Analysis & Testing 16(2),p.46-47.

    [5] Jiang Peng, Jiang Yong,2009. Research of Metallographic Analysis Based on Digital Image Processing, Fire Safety

    Science, 18(3),p.163-167.

    [6] Zhang Jinzhuan, Jiang Hao,2008. The Metallographic Microcosmic Characteristics Analysis on the Primary Short Circuited

    Melted Beads of CopperWire Heated in Different Temperature, Fire Safety Science 17(1).p.63-66