JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Rapat Badan ... filePem bangunan dan RUU Tena-ga Kesehatan...

1
Bagir Pertanyakan Sikap Kejagung MANTAN Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan memper- tanyakan sikap Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam menangani kasus yang mendera pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Kejagung menolak melakukan pemeriksaan tambahan seperti yang diusulkan mantan anggota Tim 8 karena berkas perkara dikatakan sudah lengkap (P-21). “Kalau memang sudah lengkap, surat ketetapan penghentian penuntutan (SKPP) yang dulu itu untuk apa?” seru Bagir, ke- tika dihubungi Media Indonesia, tadi malam. Ia berpendapat perkara ini sebaiknya diteruskan. Bukan melakukan deponeering. Semen- tara itu, Alexander Lay, salah satu tim pengacara Bibit-Chandra, menilai pemeriksaan tambahan bisa dilakukan terhadap perkara yang sudah P-21. “Menurut saya, Pak Darmono (Plt Jaksa Agung) tidak tepat dalam menafsirkan Pasal 30 Undang-Undang Kejaksaan,” ucapnya. (Ide/P-4) Aparat Harus Junjung Hukum APARAT keamanan harus menjunjung tinggi penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) dalam menangani gerakan sepa- ratisme. Berkaca pada keberadaan gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). “Ada prinsip HAM yang harus ditaati karena paradigma dunia saat ini berubah, bukan hanya national security tapi juga human security,” kata Kepala Balitbang HAM Kemente- rian Hukum dan HAM Had Abbas, di Jakarta, kemarin. Ia mencontohkan penanganan gerakan RMS tidak bisa dilaku- kan oleh satu institusi saja. Tetapi oleh banyak institusi yang terkait. “Jadi bukan hanya urusan Kementerian Luar Negeri.” Kepala Kantor Perwakilan Pemda Maluku di Jakarta Melky M Lohy sepakat dengan hal itu. Munculnya gerakan separatisme RMS terkait erat dengan kesenjangan ekonomi wilayah Indonesia bagian barat dan bagian timur. (Ide/P-4) Dukungan Partai Demokrat Menurun DUKUNGAN publik kepada Partai Demokrat saat ini merosot. Karena, partai pemenang pemilu ini tidak dapat mempertahankan citra dan kepercayaannya di masyarakat. “Awalnya dukungan untuk Partai Demokrat naik karena eufo- ria terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden pada 2009. Namun, dukungan untuk partai tersebut saat ini merosot,” ujar M Barkah Pattimahu, peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) saat memaparkan hasil penelitian terbarunya, kemarin. Survei itu dilakukan dengan tatap muka. Survei yang dilakukan kepada 1.000 responden pada Oktober 2010 memperlihatkan, dukungan masyarakat terhadap Partai Demokrat saat ini hanya 26,1%. Angka itu menurun dari survei 2009. Saat itu Demokrat mendapat dukungan di atas 30%. (NJ/P-4) MI/AGUNG WIBOWO Politik & HAM | 3 JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA R ISALAH rapat Ba- dan Legislasi (Ba- leg) DPR pada 29 September 2010 tidak menyinggung per- ubahan inisiatif pembahasan RUU Pengadaan Lahan un- tuk Kepentingan Pemba- ngunan. Dokumen itu mementahkan pernyataan Ketua Baleg DPR Ignatius Mulyono yang sebe- lumnya berkukuh bahwa per- ubahan Program Legislasi Na- sional (Prolegnas) 2010 sudah melewati rapat pleno. “Perubahan Prolegnas 2010 tidak masuk agenda resmi. Ada agenda tersembunyi dari Ketua Baleg menyampaikan rencana perubahan prolegnas,” jelas Ketua Poksi Baleg dari F-PDIP Arif Wibowo saat memperlihat- kan dokumen rapat tersebut kepada Media Indonesia di Ja- karta, kemarin. Masuknya RUU Pengadaan Lahan untuk Kepentingan Pembangunan dan RUU Tena- ga Kesehatan dalam Prolegnas 2010 menjadi buah bibir dalam hujan interupsi Rapat Paripur- na DPR, 12 Oktober. RUU Lahan untuk Pemba- ngunan diubah usul inisiatif- nya dari DPR menjadi inisiatif pemerintah, dan masuknya RUU Tenaga Kesehatan yang menggusur RUU Keperawatan (Media Indonesia, 13/10). Arif menceritakan, rapat Baleg saat itu mengundang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pem- bahasan RUU Bantuan Hu- kum. “Itu terjadi pada 29 Septem- ber. Soal kesepakatan RUU Keperawatan menjadi RUU Tenaga Kesehatan memang ada,” terang Arif. Arif menuturkan, anggota Baleg dari F-PDIP yang hadir dalam rapat 29 September itu ada tiga orang, yakni Rahadi Zakaria, Sri Rahayu, dan Eddy Mihati. Namun, tidak ada persetu- juan perubahan atas RUU Peng- adaan Lahan untuk Kepen- tingan Pembangunan. Diakui Arif, ia memang tidak Rapat Badan Legislasi DPR tidak Bahas RUU Lahan Nasib 63 rancangan undang-undang (RUU) yang lama saja masih tidak jelas, mengapa harus ada tambahan RUU baru? Ini namanya cari kerjaan. DINAMIKA TANGGAPAN MUKTAMAR PKB: Wakil Dewan Syuro PKB Lily Wahid (kanan), Anggota DPP PKB Eman Hermawan menjadi pembicara dalam diskusi di Jakarta, kemarin. Mereka menanggapi rencana Muktamar Luar Biasa PKB yang digelar pada 27-29 Desember 2010. Menurut mereka, kepemimpinan Muhaimin Iskandar secara substansial dan legal sudah tidak masalah karena dua kubu PKB (Kalibata dan Sukabumi) sudah dalam satu koridor yang sama. ANTARA/YUDHI MAHATMA hadir mengingat yang dibahas RUU Bantuan Hukum. “Tapi tidak ada pembahasan sama sekali soal RUU Lahan. Kalau ada, tentu F-PDIP menolak. Saya yakin tidak hanya PDIP, tapi banyak fraksi lain pasti juga menolak,” cetusnya. Menyisipkan usulan Dalam risalah tersebut Ketua Baleg Ignatius Mulyono terlihat menyisipkan usulan perubahan prolegnas sebelum agenda resmi rapat digelar. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar pun menyetujui adanya perubahan. Poin yang diusulkan berubah hanya RUU Perdagangan Ber- jangka Komoditas dan revisi UU 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang. Ada pula yang diusulkan untuk melakukan perubahan pihak pembahas, dari DPR dioper menjadi pemerintah, yakni RUU Sistem Perekono- mian Nasional dan RUU Jam- sostek. Ia menegaskan, penentuan perubahan prolegnas tidak boleh dilakukan tanpa rapat pleno Baleg. Agendanya harus tersendiri sesuai dengan aturan tata tertib DPR. “Itu (menyisipkan agenda) pun tidak boleh. Penentuan prolegnas apakah itu pemba- hasan prolegnas, menambah inventaris UU, harus diputus- kan di pleno Baleg dengan agenda yang dikhususkan un- tuk itu,” tukasnya. Hal senada disampaikan anggota Baleg dari F-PAN Ahmad Rubaie. Penentuan perubahan prolegnas diboleh- kan, tapi harus melalui rapat pleno Baleg. Dari kasus ini, untuk mewu- judkan prolegnas yang berkua- litas dan benar-benar mencer- minkan keinginan masyarakat, Indonesian Parliamentary Cen- ter (IPC) menyarankan agar selanjutnya Baleg DPR mem- persiapkan instrumen alat uji kelayakan, sebelum RUU terse- but dimasukkan dalam proleg- nas. (P-4) [email protected] Dinny Mutiah Bagir Manan Mantan Ketua MA

Transcript of JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Rapat Badan ... filePem bangunan dan RUU Tena-ga Kesehatan...

Page 1: JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Rapat Badan ... filePem bangunan dan RUU Tena-ga Kesehatan dalam Prolegnas 2010 menjadi buah bibir dalam hujan interupsi Rapat Paripur-na DPR,

Bagir Pertanyakan Sikap KejagungMANTAN Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan memper-tanyakan sikap Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam menangani kasus yang mendera pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Kejagung menolak melakukan pemeriksaan tambahan seperti yang diusulkan mantan anggota Tim 8 karena berkas perkara dikatakan sudah lengkap (P-21). “Kalau memang sudah lengkap, surat ketetapan penghentian penuntutan (SKPP) yang dulu itu untuk apa?” seru Bagir, ke-tika dihubungi Media Indonesia, tadi malam.

Ia berpendapat perkara ini sebaiknya diteruskan. Bukan melakukan deponeering. Semen-tara itu, Alexander Lay, salah satu tim pengacara Bibit-Chandra, menilai pemeriksaan tambahan bisa dilakukan terhadap perkara yang sudah P-21. “Menurut saya, Pak Darmono (Plt Jaksa Agung) tidak tepat dalam menafsirkan Pasal 30 Undang-Undang Kejaksaan,” ucapnya. (Ide/P-4)

Aparat Harus Junjung HukumAPARAT keamanan harus menjunjung tinggi penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) dalam menangani gerakan sepa-ratisme. Berkaca pada keberadaan gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). “Ada prinsip HAM yang harus ditaati karena paradigma dunia saat ini berubah, bukan hanya national security tapi juga human security,” kata Kepala Balitbang HAM Kemente-rian Hukum dan HAM Hafi d Abbas, di Jakarta, kemarin.

Ia mencontohkan penanganan gerakan RMS tidak bisa dilaku-kan oleh satu institusi saja. Tetapi oleh banyak institusi yang terkait. “Jadi bukan hanya urusan Kementerian Luar Negeri.”

Kepala Kantor Perwakilan Pemda Maluku di Jakarta Melky M Lohy sepakat dengan hal itu. Munculnya gerakan separatisme RMS terkait erat dengan kesenjangan ekonomi wilayah Indonesia bagian barat dan bagian timur. (Ide/P-4)

Dukungan Partai Demokrat MenurunDUKUNGAN publik kepada Partai Demokrat saat ini merosot. Karena, partai pemenang pemilu ini tidak dapat mempertahankan citra dan kepercayaannya di masyarakat.

“Awalnya dukungan untuk Partai Demokrat naik karena eufo-ria terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden pada 2009. Namun, dukungan untuk partai tersebut saat ini merosot,” ujar M Barkah Pattimahu, peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) saat memaparkan hasil penelitian terbarunya, kemarin.

Survei itu dilakukan dengan tatap muka. Survei yang dilakukan kepada 1.000 responden pada Oktober 2010 memperlihatkan, dukungan masyarakat terhadap Partai Demokrat saat ini hanya 26,1%. Angka itu menurun dari survei 2009. Saat itu Demokrat mendapat dukungan di atas 30%. (NJ/P-4)

MI/AGUNG WIBOWO

Politik & HAM | 3JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

RISALAH rapat Ba-dan Legislasi (Ba-leg) DPR pada 29 S e p t e m b e r 2 0 1 0

t idak menyinggung per-ubahan inisiatif pembahasan RUU Pengadaan Lahan un-tuk Kepentingan Pemba-ngunan.

Dokumen itu mementahkan pernyataan Ketua Baleg DPR Ignatius Mulyono yang sebe-lumnya berkukuh bahwa per-ubahan Program Legislasi Na-sional (Prolegnas) 2010 sudah melewati rapat pleno.

“Perubahan Prolegnas 2010 tidak masuk agenda resmi. Ada agenda tersembunyi dari Ketua Baleg menyampaikan rencana perubahan prolegnas,” jelas Ketua Poksi Baleg dari F-PDIP Arif Wibowo saat memperlihat-kan dokumen rapat tersebut kepada Media Indonesia di Ja-karta, kemarin.

Masuknya RUU Pengadaan Lahan untuk Kepentingan Pem bangunan dan RUU Tena-ga Kesehatan dalam Prolegnas

2010 menjadi buah bibir dalam hujan interupsi Rapat Paripur-na DPR, 12 Oktober.

RUU Lahan untuk Pemba-ngunan diubah usul inisiatif-nya dari DPR menjadi inisiatif pemerintah, dan masuknya RUU Tenaga Kesehatan yang menggusur RUU Keperawatan (Media Indonesia, 13/10).

Arif menceritakan, rapat Baleg saat itu mengundang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pem-bahasan RUU Bantuan Hu-kum.

“Itu terjadi pada 29 Septem-ber. Soal kesepakatan RUU Keperawatan menjadi RUU Tenaga Kesehatan memang ada,” terang Arif.

Arif menuturkan, anggota Baleg dari F-PDIP yang hadir dalam rapat 29 September itu ada tiga orang, yakni Rahadi Zakaria, Sri Rahayu, dan Eddy Mihati.

Namun, tidak ada persetu-juan perubahan atas RUU Peng-adaan Lahan untuk Kepen-tingan Pembangunan.

Diakui Arif, ia memang tidak

Rapat Badan Legislasi DPR tidak Bahas RUU LahanNasib 63 rancangan undang-undang (RUU) yang lama saja masih tidak jelas, mengapa harus ada tambahan RUU baru? Ini namanya cari kerjaan.

DINAMIKA

TANGGAPAN MUKTAMAR PKB: Wakil Dewan Syuro PKB Lily Wahid (kanan), Anggota DPP PKB Eman Hermawan menjadi pembicara dalam diskusi di Jakarta, kemarin. Mereka menanggapi rencana Muktamar Luar Biasa PKB yang digelar pada 27-29 Desember 2010. Menurut mereka, kepemimpinan Muhaimin Iskandar secara substansial dan legal sudah tidak masalah karena dua kubu PKB (Kalibata dan Sukabumi) sudah dalam satu koridor yang sama.

ANTARA/YUDHI MAHATMA

hadir mengingat yang dibahas RUU Bantuan Hukum. “Tapi tidak ada pembahasan sama sekali soal RUU Lahan. Kalau ada, tentu F-PDIP menolak. Saya yakin tidak hanya PDIP, tapi banyak fraksi lain pasti juga menolak,” cetusnya.

Menyisipkan usulanDalam risalah tersebut Ketua

Baleg Ignatius Mulyono terlihat menyisipkan usulan perubahan prolegnas sebelum agenda resmi rapat digelar. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar pun menyetujui adanya perubahan.

Poin yang diusulkan berubah hanya RUU Perdagangan Ber-jangka Komoditas dan revisi

UU 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang.

Ada pula yang diusulkan untuk melakukan perubahan pihak pembahas, dari DPR dioper menjadi pemerintah, yakni RUU Sistem Perekono-mian Nasional dan RUU Jam-sostek.

Ia menegaskan, penentuan perubahan prolegnas tidak boleh dilakukan tanpa rapat pleno Baleg. Agendanya harus tersendiri sesuai dengan aturan tata tertib DPR.

“Itu (menyisipkan agenda) pun tidak boleh. Penentuan prolegnas apakah itu pemba-hasan prolegnas, menambah inventaris UU, harus diputus-kan di pleno Baleg dengan

agenda yang dikhususkan un-tuk itu,” tukasnya.

Hal senada disampaikan anggota Baleg dari F-PAN Ahmad Rubaie. Penentuan perubahan prolegnas diboleh-kan, tapi harus melalui rapat pleno Baleg.

Dari kasus ini, untuk mewu-judkan prolegnas yang berkua-litas dan benar-benar mencer-minkan keinginan masyarakat, Indonesian Parliamentary Cen-ter (IPC) menyarankan agar selanjutnya Baleg DPR mem-persiapkan instrumen alat uji kelayakan, sebelum RUU terse-but dimasukkan dalam proleg-nas. (P-4)

[email protected]

Dinny Mutiah

Bagir MananMantan Ketua MA