Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

33
PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS OPTIMASI LAHAN KAWASAN OPTIMASI LAHAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN KOMODITAS KOMODITAS KOPI ARABIKA KOPI ARABIKA DINAS PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN SIMALUNGUN KABUPATEN SIMALUNGUN

description

Petunjuk Teknis Kegiatan Optimasi Lahan Perkebunan Kopi Arabika

Transcript of Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Page 1: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

PETUNJUK TEKNISPETUNJUK TEKNISOPTIMASI LAHAN KAWASANOPTIMASI LAHAN KAWASAN PERKEBUNANPERKEBUNAN KOMODITAS KOMODITAS

KOPI ARABIKAKOPI ARABIKA

DINAS PERKEBUNANDINAS PERKEBUNANKABUPATEN SIMALUNGUNKABUPATEN SIMALUNGUNTAHUNTAHUN 20020099

Page 2: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN

A.A. Latar Belakang

Kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,6 Km² (438.660 Ha)

terletak antara 02º36’ - 03º18’ LU dan 98º32’ - 99º35’ BT dengan

ketinggian wilayah 20 – 1.400 m dpl dimana terdiri dari 31 Kecamatan

dengan 21 kelurahan dan 302 desa/nagori. Keadaan iklim bervariasi pada

setiap kecamatan dengan curah hujan setiap tahun mencapai 1.500 –

3.500 mm dan mempunyai topografi yang bergelombang sehingga cocok

tumbuh berbagai jenis tanaman perkebunan mulai dari dataran rendah

sampai dataran tinggi dan sebagian besar adalah perkebunan rakyat

yang mencapai luas 56.103,72 Ha yang ditanami berbagai jenis tanaman

perkebunan seperti kopi, karet, kakao, cengkeh, kulit manis, kelapa dan

lain – lain.

Optimasi lahan perkebunan merupakan Usaha meningkatkan

pemanfaatan sumber daya lahan perkebunan menjadi lahan usaha tani

tanaman perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya

dukung lahan. Kegiatan optimasi lahan perkebunan diarahkan untuk

memenuhi criteria lahan usahatani tanaman perkebunan dari aspek

teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur

usahatani yang diperlukan.

Optimasi lahan perkebunan diarahkan pada lahan kawasan

perkebunan rakyat sementara tidak diusahakan, kurang produktif atau

Indeks Pertanaman (IP) rendah. Usaha perkebunan dibidang agribisnis

khususnya perkebunan (kopi arabika) mempunyai prospek yang cerah

karena harga dan permintaan dari pasaran regional dan internasional

cukup tinggi.

Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang

diperdagangkan secara luas di dunia. Budaya minum kopi di negara-

negara konsumen yang telah berlangsung berabad-abad berpengaruh

terhadap dinamika selera berupa tuntutan konsumen untuk menikmati

citarasa yang lebih beragam. Salah satu kecendrungan yang terjadi

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 1

Page 3: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

adalah selera konsumen mengarah pada produk-produk non

kenvensional.

Dengan Agro Ekosistem di Kabupaten Simalungun, komoditi Kopi

Arabika sangat cocok untuk dikembangkan pada lahan – lahan yang

masih tersedia berupa lahan tidur yang terletak di Kawasan Dataran

tinggi Bukit Barisan dan Pesisir Danau Toba yang meliputi Kecamatan :

Raya, Purba, Silimakuta, Dolok Silau, Dolok Panribuan, Jorlang Hataran,

Dolok Pardamean, Panei, dan Sidamanik. Dari beberapa komoditi

perkebunan yang ada di Kawasan Dataran tinggi Bukit Barisan Kabupaten

Simalungun, komoditi Kopi Arabika merupakan komoditi dominan yang

sudah sangat dikenal dan animo masyarakat sangat tinggi untuk

mengembangkannya serta mempunyai prospek pasar yang baik.

Permasalahan yang dijumpai di lapangan dalam rangka

peningkatan produk-produk perkebunan khususnya tanaman kopi, antara

lain:

- Tingkat pengetahuan dan keterampilan petani / pekebun masih

rendah.

- Keterbatasan dan kesulitan mendapatkan benih dan bibit unggul.

- Kesuburan fisik tanah sudah menurun.

- Penanganan pasca panen masih bersifat tradisional.

Upaya pemerintah untuk membangun masyarakat perkebunan

yang sejahtera akan ditempuh dengan berbagai cara, antara lain:

- Intensifikasi komoditi/tanaman perkebunan khususnya komoditi

unggulan.

- Optimalisasi / reklamasi lahan dengan memperbaiki kerusakan tanah.

- Usaha tani konservasi lahan yang diarahkan pada daerah-daerah yang

topografinya curam dan sangat peka terhadap erosi.

- Perbaikan infrastruktur (jalan produksi/usaha tani) untuk menunjang

kelancaran transportasi dan pemasaran hasil usaha tani, embung,

pompa air dan pipa transmisi.

- Perbaikan/peningkatan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 2

Page 4: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Sehubungan dengan itu untuk meningkatkan pendapatan sekaligus

peningkatan kesejahteraan petani maka diperlukan suatu program

optimasi lahan kawasan perkebunan secara komprehensif melalui

kegiatan Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian di Kabupaten

Simalungun melalui dana TP APBN Tahun Anggaran 2009.

B.B. Maksud dan Tujuan

Petunjuk Teknis optimasi lahan kawasan perkebunan ini,

dimaksudkan sebagai arah kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan

Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian dimaksud, dengan

tujuan untuk :

a.Memberikan arahan dan acuan dalam operasional pelaksanaan

kegiatan secara umum.

b.Memberikan batasan (spesifikasi) pekerjaan dan cara pelaksanaan

kegiatan.

c.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.

C.C. Sasaran

Sasaran untuk kegiatan ini adalah terlaksananya optimasi lahan kawasan

perkebunan komoditas kopi arabika seluas 50 Ha di Kabupaten

Simalungun.

D.D. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan terdiri dari :

- Membahas dan menetapkan calon petani dan calon lahan

(CP/CL).

- Melakukan pembinaan, bimbingan, pendampingan dan fasilitasi

kegiatan optimasi lahan kawasan perkebunan.

- Melakukan monitoring dan evaluasi.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 3

Page 5: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

- Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan untuk disampaikan ke

Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara dan Direktorat Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air.

E. Indikator kinerjaE. Indikator kinerja

Dalam rangka menunjang peningkatan pendapatan petani dan

produktivitas sektor perkebunan, dukungan optimasi lahan kawasan

perkebunan diharapkan dapat memberikan dampak bagi petani penerima

manfaat. Berikut indikator kinerja kegiatan optimasi lahan kawasan

perkebunan secara kualitatif :

a. Indikator Masukan (Input)

Penyediaan anggaran yang berasal dari Pemerintah Pusat

(APBN).

Penyediaan anggaran yang berasal dari Pemerintah Daerah

sebagai pendamping (APBD).

Data potensi wilayah.

b. Indikator Keluaran (Output)

Terwujudnya optimasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi

arabika sebagai wujud nyata dalam mendukung produktivitas sektor

perkebunan.

Bertambahnya luas baku lahan areal perkebunan yang produktif.

c. Indikator Hasil (Out Come)

Bertambahnya pemahaman masyarakat petani tentang

pengoptimalan lahan kawasan perkebunan.

Bertambahnya areal perkebunan kopi arabika yang produktif

seluas 50 ha.

d. Indikator Manfaat (Benefit)

Terwujudnya dukungan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan

kegiatan Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 4

Page 6: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Terwujudnya peningkatan produktivitas sektor perkebunan 5

tahun mendatang.

e. Indikator Dampak (Impact)

Terlaksananya program peningkatan produktivitas sektor perkebunan.

Adanya peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat

petani.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 5

Page 7: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

II.II. PELAKSANAANPELAKSANAAN

A. Persiapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL)

a. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Potensi Perkabunan

Jenis data yang dikumpulkan berupa data sekunder dan primer. Data

sekunder diperoleh dari instansi terkait, dan data primer diperoleh di

lapangan dengan cara wawancara, pengamatan, atau pengukuran

langsung. Dari data yang dikumpulkan diketahui keadaan potensi

areal calon lokasi dan calon petani, data tersebut dimasukkan dalam

tabulasi investigasi. Sebelum lokasi dinyatakan layak, maka perlu

dilakukan pengolahan data, dilanjutkan dengan pembahasan dengan

instansi terkait dan masyarakat setempat, hasil pembahasan berupa

kesepakatan calon petani dan calon lokasi yang dituangkan dalam

Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten

Simalungun.

b. Penentuan CPCL

Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi pembukaan lahan harus

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Calon lokasi harus

memperhatikan tata ruang yang ditetapkan oleh instansi terkait.

Secara nyata, calon lokasi diarahkan pada lahan yang dialokasikan

untuk kawasan Kimbun Kabupaten Simalungun.

c. Persyaratan Petani

Petani sasaran adalah petani pemilik penggarap atau penggarap,

yang bersedia secara berkelompok mengikuti kegiatan dan

melakukan pemeliharaan selanjutnya.

Petani merupakan penduduk dari desa terpilih/setempat.

Tingkat pendapatan petani relatif rendah dibanding rerata Propinsi

daerah tersebut, diutamakan petani miskin.

Bersedia mengikuti petunjuk / bimbingan dan ketentuan teknis

kegiatan serta dapat bekerja sama dengan petani peserta lainnya di

dalam wadah kelompok tani.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 6

Page 8: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Petani harus dapat memberikan kontribusinya dalam bentuk tenaga

untuk pelaksanaan kegiatan persiapan lahan, penanaman dan

pemeliharaan tanaman.

Petani bersedia menerapkan teknologi budidaya sesuai anjuran

teknologi yang memungkinkan diterapkan dilokasi tersebut (Good

Agricultural Practices).

Petani berdedikasi tinggi dan bersedia membuat surat pernyataan

(seperti terlampir pada Lampiran 1).

Penempatan lokasi tidak menempatkan kecemburuan sosial bagi

petani sekitarnya.

Petani pada saat yang sama tidak menerima paket bantuan dari

kegiatan sejenis.

d. Persyaratan Lokasi

Pada dasarnya, beberapa pilihan calon lokasi yang memenuhi

syarat agroklimat sesuai untuk budidaya tanaman perkebunan,

dengan persyaratan antara lain sebagai berikut :

Lokasi lahan berada di kawasan budidaya diutamakan di Kawasan

KIMBUN Kopi.

Lokasi lahan mempunyai aksesibilitas yang baik sehingga mudah

dijangkau.

Lahan calon lokasi tidak dalam sengketa kepemilikan.

Penduduk pada lokasi bersangkutan sangat tergantung pada usaha

tani lahan kering.

Lokasi lahan mempunyai produktivitas lahan yang rendah.

Lahan memiliki batas kepemilikan yang jelas dengan luasan

kepemilikan maksimum 2 ha untuk komoditi kopi arabika.

Dicalon lokasi pengembangan tidak terdapat proyek bantuan

pemerintah/non pemerintah yang sama dengan perluasan areal

perkebunan.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 7

Page 9: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

e. Pengorganisasian Calon Kelompok

Tani

Untuk pengembangan organisasi kelompok diarahkan untuk

memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

Kelompok usaha mempunyai struktur organisasi yang dilengkapi

dengan uraian tugas dan fungsi secara jelas dan disepakati

bersama anggota.

Pengurus dipilih secara demokratis oleh anggota, bertanggung

jawab kepada anggota dan pertanggungjawabannya disampaikan

dalam rapat kelompok yang dilakukan secara periodik.

Mekanisme dan tata hubungan kerja antar anggota di dalam

kelompok maupun antar kelompok dalam gabungan kelompok

(gapoktan) disusun secara partisipatif.

Proses pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan

dituangkan dalam berita acara atau risalah rapat yang

ditandatangani oleh pengurus dan diketahui oleh unsur pembina

atau instansi terkait.

Anggota melakukan pengawasan terhadap perkembangan usaha.

Kelompok membangun kerjasama kemitraan dengan pihak terkait.

Pengembangan kelompok/gapoktan diarahkan menuju

terbangunnya lembaga ekonomi seperti koperasi atau unit usaha

berbadan hukum lainnya.

B. Penyusunan RUKK dan Desain Sederhana

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK),

berdasarkan hasil musyawarah kelompok tani dan hasil desain sederhana,

dilaksanakan secara bersama sama antara petani dan petugas untuk

menentukan kegiatan defenitif yang akan dilaksanakan.

Desain sedehana digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan fisik di lapangan dan dibuat dengan memperhatikan kondisi

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 8

Page 10: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

lapangan, kebutuhan lapangan, kecukupan dana, kesediaan bahan-bahan

setempat berdasarkan hasil musyawarah kelompok tani. Hasil desain

sederhana terdiri dari :

1. Gambar desain yang memuat batas lokasi optimasi lahan dan batas

kepemilikan lahan masing-masing petani peserta.

2. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan yang tertuang dalam Rencana

Anggaran Biaya (RAB).

3. Daftar defenitif petani dan luas pemilikan lahan.

C. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan

produktivitas yang maksimal dalam pengusahaan kopi adalah

pemanfaatan lahan berdasarkan kesesuaian tanah dan iklim. Persyaratan

tumbuh kopi arabika (Pedoman Teknis Praktek Budidaya Kopi Yang Baik

Direktorat Jenderal Perkebunan 2007) seperti :

Iklim.

- Garis lintang 200 LS sampai 200 LU

- Tinggi tempat 1.000 s/d 2.000 m dpl.

- Curah hujan 1.500 s/d 2.500

- Terdapat 1 sampai 3 bulan kering (CH < 60 mm / bulan).

- Suhu udara rata-rata 15-250 C

Tanah.

- Kemiringan tanah < 45 %.

- Kedalaman tanah efektif > 100 cm.

- Tekstur tanah berlempung, dengan struktur tanah lapisan atas

remah.

- Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0-30 cm) memiliki kadar

bahan organik > 3,5 % atau kadar C> 2%; nisbahC/N 10-12;

kapasitas pertukaran kation (KPK) > 15 me/100 g tanah; Kejenuhan

basa > 35%; pH tanah 5,5-6,5 dan kadar unsur hara N,P,K,Ca,Mg

cukup sampai tinggi.

Penilaian Klas Lahan; Didasarkan pada Iklim dan lahan,

faktor yang mempunyai level paling rendah, disarankan untuk klas S1

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 9

Page 11: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

(sesuai), S2 (cukup sesuai) atau minimal S3 (kurang sesuai atau

marginal). Makin rendah klas lahan produktivitas yang didapat, semakin

rendah, dan kebutuhan input semakin tinggi. Uraian penjelasan tipe

penggunaan lahan tersebut adalah sebagai berikut:

- Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable)

Lahan dengan klasifikasi ini tidak mempunyai pembatas

yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang

dibutuhkan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak

berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas lahan serta tidak akan meningkatkan

keperluan masukan yang telah biasa diberikan.

- Kelas S2 : Sesuai (Moderately Suitable)

Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius

untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus

diterapkan. Faktor pembatas yang ada akan mengurangi

produktivitas lahan serta mengurangi tingkat keuntungan

dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

- Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginal Suittable)

Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius

untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus

diterapkan. Tingkat masukan yang diperlukan melalui

kebutuhan yang diperlukan oleh lahan yang mempunyai

tingkat kesesuaian S2, meskipun masih dalam batas-

batas kebutuhan yang normal.

- Kelas N : Tidak Sesuai (Not Suitable)

Lahan dengan faktor pembatas yang permanen, sehingga

mencegah segala kemungkinan pengembangan lahan

untuk penggunaan tertentu. Faktor pembatas ini tidak

dapat dikoreksi dengan tingkat masukan yang normal.

Secara kuantitatif kriteria teknis kesesuaian lahan untuk kopi arabika

tertera pada tabel berikut.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 10

Page 12: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

No. Karakteristik Syarat

Tumbuh

Klas KesesuaianN

S1 S2 S3

1 2 3 4 5 6

1. Iklim.

- Curah hujan tahunan

(mm)

- Lama bulan kering

1.500-2.000

2-3

1.250

3-4

1.250

4-5

1-2

<1.000

>5

<1

2. T-Elevasi (m dpl) 1.000-1.500 850-1.000 650-850 <650

3. S-Lereng (%) 0-8 8-25 25-45 >45

4. R-Sifat fisik tanah

- Kedalaman efektif (cm)

- Tekstur

- Persentase batu dipermukaan

>150

Lempung

berpasir

Lempung berliat

Lempung berliat

berdebu

-

100-150

Pasir

berlempung

Liat berpasir

Liat berdebu

0-3

60-100

Liat

3-15

<60

Pasir

Liat Berat

>15

5. D-Genangan

Klas Drainase

-

Baik

-

Agak Baik

1-7 hari

Agak buruk

Buruk

Agak

berlebihan

>7 hari

Berlebihan

Sangat

buruk

6. N- Sifat kimia tanah (0-30

cm)

- pH

5,5-6 6,1-7,0

5,0-5,4

7,1-8,0

4,0-4,9

>8,0

<4,0

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 11

Page 13: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

- C-Organik (%)

- KPK (me/100g)

- KB (%)

- N (%)

- P2O5 tersedia (ppm)

- Kdd (me %)

2-5

>15

>35

>0,21

>16

>0,3

1-2

5-10

10-15

20-35

0,1-0,2

10-15

0,1-0,3

0,5-1

10-15

5-10

<20

<0,1

<10

<0,1

<0,5

>15

<5

-

-

-

-

7. X-Toksitas

- Salinitas (mm hos/cm)

- Kejenuhan Al (%)

<1

<5

1-3

5-20

3-4

20-60

>4

>60

D. Persyaratan Bibit Kopi dan Pupuk Dasar.

a. Penyediaan bibit yang dapat dilakukan sendiri dan atau

pengadaan bibit siap salur bila waktu tidak memungkinkan.

Varietas/klon

“Sigarar Utang” yang

beradaptasi baik

pada agroekosistem

wilayah Kimbun Kopi

Kabupaten

Simalungun

1. Mutu Fisik :

Bibit siap salur sebanyak 62.500 batang

berada di dalam polybag berwarna hitam.

Umur bibit siap salur minimal 5 bulan di

dalam polybag (di luar persemaian).

Tinggi bibit siap salur minimal 15 cm.

Jumlah daun minimal 3 pasang serta tidak

terjadi etiolasi.

b. Mutu Fisiologi

Kondisi pertumbuhan bibit normal

Kesehatan bibit : Bebas dari serangan

OPT/hama dan penyakit

c. Bibit telah terseleksi dan tersretifikasi

oleh BBP2TP Medan.

b. Pengadaan pupuk dasar.

Pupuk dasar yang digunakan adalah bokasi plus sebanyak 37.500 Kg

atau 0,6 Kg per lubang tanaman.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 12

Page 14: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

E. Pelaksanaan Konstruksi

Kontribusi petani pada kegiatan ini diberikan dalam bentuk tenaga

berupa pelaksanaan persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan

tanaman sesuai dengan teknologi budidaya yang dianjurkan. Dalam

melaksanakan teknologi budidaya tersebut, tahapan yang perlu

diperhatikan petani peserta adalah sebagai berikut:

Persiapan Lahan.

- Pembongkaran pohon-pohon, tunggul beserta perakarannya.

- Pembongkaran tanaman perdu dan pembersihan gulma

- Pembukaan lahan tanpa bakar dan penggunaan herbisida

terkendali

- Sebahagian tanaman kayu-kayuan yang diameternya < 30 cm

dapat ditinggalkan sebagai penaung tetap dengan populasi 200-500

pohon/ha diusahakan dalam arah Utara-Selatan. Jika

memungkinkan tanaman kayu-kayuan yang ditinggalkan sebagai

penaung tetap adalah yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

- Pembersihan lahan, kayu-kayuan ditumpuk di satu tempat di

pinggir kebun.

- Gulma dapat dibersihkan secara manual maupun secara kimiawi

menggunakan herbisida sistemik maupun kontak tergantung jenis

gulmanya.

- Pembuatan teras-teras pada lahan yang memiliki kemiringan lebih

dari 8 %.

Persiapan Lubang Tanam

- Jarak tanam Kopi Arabika ”Sigarar Utang” (2 x 4) m.

- Ukuran lubang tanam adalah (40 x 40 x 40) cm.

- Pembuatan lubang tanam dilakukan 3 bulan sebelum tanam.

- Tanah galian lapisan atas dan bawah dipisahkan. Tanah galian

lapisan atas ditempatkan disebelah kiri dan tanah lapisan bawah

disebelah kanan.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 13

Page 15: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

- Satu bulan sebelum penanaman, lubang tanam ditutup 2/3

bahagian dengan tanah lapisan atas dicampur dengan pupuk bikasi

plus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

- Untuk tetap memelihara produktivitas lahan, selama persiapan

lahan tersebut areal kosong dapat ditanami dengan tanaman

semusim.

Pelaksanaan Penanaman

- Sebelum penanaman, lubang tanam dipadatkan kemudian

tanah dicangkul sedalam + 30 cm.

- Pada polibag yang berisi bibit siap tanam dilakukan

pemotongan pada bagian dasar polibag + 2-3 cm.

- Bibit ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan

kemudian polibag yang telah disobek ditarik keluar.

- Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak

terjadi genangan air.

III. PROSEDUR/MEKANISME

PENDANAN KEGIATAN

A. Mekanisme Pemanfaatan Kegiatan

PMUK

Penyaluran dana kegiatan Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur

Pertanian optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi arabika

dilakukan melalui Dana Bantuan Sosial kepada petani yang merupakan

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dilaksanakan secara

Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).

Pemanfaatan Dana PMUK

Mekanisme pemanfaatan dana PMUK, pemupukan modal serta

pengendalian, pengawasan dan pelaporan mengacu pada Pedum

Pemberdayaan Masyarakat Pertanian melalui PMUK tahun 2006.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 14

Page 16: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Penyediaan Dana pada DIPA Tahun 2009, pos anggaran kegiatan

optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi arabika dengan

pola PMUK, ditampung pada DIPA Tugas Pembantuan Kabupaten

Simalungun Tahun 2009 pos Belanja Lembaga Sosial Lainnya.

Ketentuan proses pengajuan dan penyaluran Dana optamasi lahan

kawasan perkebunan komoditas kopi arabika dengan pola PMUK

adalah (sesuai bagan alur terlampir):

a. Tim Teknis dan penyuluh/pendamping melakukan identifikasi dan

penetapan calon petani dan calon lokasi (CPCL) yang

direkomendasikan kelompok tani yang sudah ada / atau segera

membentuk Kelompok Tani secara hamparan.

b. Kelompok Tani Sasaran membuat Rencana Usaha Kegiatan

Kelompok (RUKK) disahkan/ditandatangani oleh Ketua Kelompok

serta dua Anggota Kelompok.

c. Ketua Kelompok membuka rekening tabungan pada kantor

cabang/unit BRI/Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

d. Ketua Kelompok mengusulkan RUKK kepada PPK setelah

diverifikasi oleh penyuluh pertanian dan disetujui oleh Ketua Tim

Teknis.

e. PPK meneliti RUK dari masing-masing kelompok yang akan dibiayai,

jika sudah setuju selanjutnya mengajukan kepada KPA, untuk

diajukan surat permintaan pembayaran langsung (SPP-LS) dengan

lampiran sebagai berikut :

SK Kelompok Tani Sasaran.

Rekapitulasi RUKK dengan mencatumkan nama dan ketua

kelompok, nomor rekening kelompok, nama cabang/ unit BRI/

Bank yang digunakan, jumlah dana, dan susunan keanggotaan

kelompok.

Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok, dan disetujui

oleh PPK.

Surat perjanjian kerjasama antara PPK dengan kelompok

sasaran tentang pemanfaatan dana PMUK.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 15

Page 17: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

f. Atas dasar SPP-LS, P4 menguji, dan jika sudah setuju, selanjutnya

menerbitkan SPM-LS, kemudian KPA menyampaikan SPM-LS ke

KPPN setempat dengan dilampiri dokumen :

Foto copy SK penetapan kelompok sasaran;

Kuitansi yang ditandatangani ketua kelompok dan diketahui oleh

tim teknis serta disetujui oleh PPK;

Serta Surat Pernyataan KPA bermaterai, bahwa semua dokumen

pendukung telah diteliti kebenarannya (siap diaudit) dan berada

pada KPA.

g. KPPN menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D) sesuai

ketentuan yang diterbitkan Departemen Keuangan.

h. Cabang/Unit BRI/Bank yang digunakan, menstranfer ke rekening

Kelompok Tani Sasaran.

i. Dengan persetujuan pendamping, Kelompok Tani Sasaran

mencairkan dana untuk melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan

yang tertera pada RUKK yang telah dibuat.

j. Pelaksanaan kegiatan sesuai RUKK, akan menghasilkan output baik

fisik maupun keuangan.

k. Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara dan Kabupaten

Simalungun, melakukan monitoring dan evaluasi/ pengawasan

tentang (5 WH) atas pelaksanaan kegiatan yang telah

direncanakan.

IV. ORGANISASI

A. Struktur organisasi

1. Penanggung jawab program : Kepala Dinas Perkebunan

Kabupaten Simalungun

2. Kuasa Pengguna Anggaran : Ir. Martua Tamba, MS

3. Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. Jan Posman H Purba

4. Pejabat Penguji Persetujuan Pembayaran : Olbert Aston Saragih, SH

5. Bendaharawan : Rolam Sembiring

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 16

Page 18: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

B. Tugas Tim Teknis Kabupaten Simalungun

- Melakukan inventarisasi dan seleksi CPCL.

- Melakukan pengawalan pelaksanaan kegiatan pada tahapan

sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pembina Propinsi dan Tim Teknis

Kabupaten.

- Melakukan pengawalan tahapan seleksi calon kelompok sasaran dan

calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten.

- Melakukan pengawalan persiapan administrasi untuk pencairan dana

kelompok yang meliputi pembukaan rekening, penyusunan RUKK.

- Melakukan pengawalan pencairan dana ke rekening kelompok.

- Melakukan pengawalan penyaluran dana ke rekening kelompok.

- Melakukan pengawalan kebenaran serta ketetapan pemanfaatan dana

yang dilakukan oleh kelompok (pertanggung jawaban).

- Melakukan pengawalan pelaksanaan konstruksi mulai dari persiapan

lahan sampai dengan pemeliharaan tanaman.

- Melakukan pembinaan, pemantauan, dan pengendalian pelaksanaan

kegiatan fisik di lapangan.

- Membuat laporan kegiatan, laporan tersebut disampaikan kepada

Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.

V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORANV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Dasar Hukum

Kegiatan Pengendalian, Pengawasan, Evaluasi dan Pelaporan

mengacu pada :

1. Keputusan Menteri Pertanian No. 431 / Kpts / RC.210/2004 tanggal 13

Juli 2004 tentang pedoman Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

(Simonev) Program Pembangunan Pertanian.

2. Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor : 391 / RC.210 / A / 6 / 2005

tanggal 29 Juni 2005 tentang Sistem Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan (Simonev) Anggaran Berbasis Kinerja.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 17

Page 19: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 39 Tahun 2006 tanggal 29 November

2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan.

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan /OT.140/1/2008

Tahun 2008 tentang pelimpahan wewenang kepada Bupati/Walikota

dalam Pengelolaan dan tanggung jawab Dana Tugas Pembantuan

Kabupaten/Kota Tahun 2008.

5. Pos Anggaran; Pengelolaan anggaran pembangunan pertanian

mengacu pada Pedoman Pengelolaan Anggaran Pembangunan

Pertanian yang dikeluarkan oleh Sekjen Deptan TA. 2009, agar

penyelenggaraan kegiatan menerapkan prinsip-prinsip partisipatif,

transparatif dan akuntabel.

B. Monitoring

Pelaksanaan optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi

arabika yang dilaksanakan di Kabupaten Simalungun harus terus di

pantau secara berkala dan berkelanjutan, sehingga dapat diketahui sedini

mungkin tingkat kemajuan pekerjaan di lapangan dan permasalahan yang

mungkin timbul sehingga optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas

kopi arabika dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

C. Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan optamasi lahan kawasan

perkebunan komoditas kopi arabika yang dilaksanakan pada setiap akhir

tahun untuk menentukan arah pembangunan selanjutnya.

D. Pelaporan

Salah satu kriteria keberhasilan kegiatan ditentukan oleh pelaporan

yang memenuhi persyaratan seperti ketepatan waktu, kesinambungan,

kualitas dan keakuratan laporan, termasuk bentuk laporan sesuai jenis

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 18

Page 20: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

kegiatan yang dilaksanakan. Setelah pelaksanaan optamasi lahan

kawasan perkebunan komoditas kopi arabika selesai, Kepala Dinas

Perkebunan Kabupaten Simalungun selaku Pelaksana teknis kegiatan

wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan baik

dari segi fisik maupun keuangan.

E. Bentuk Laporan

Dari segi bentuk laporan, khususnya dari segi waktu untuk

pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari (1). Laporan Bulanan dan (2).

Laporan Akhir. Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang

perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan serta hasil kerja fisik

lainnya dalam jangka waktu tersebut. Laporan dibuat oleh Kuasa

Pengguna Anggaran.

F. Penyampaian Laporan

a. Laporan Bulanan

Disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Laporan

dimaksud berupa Laporan MONEV dan SAI. Laporan disampaikan ke

Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air, dan Dinas Perkebunan

Propinsi Sumatera Utara.

b. Laporan Akhir

Setelah pelaksanaan optimasi lahan kawasan perkebunan,

penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan

menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan baik dari segi fisik

maupun keuangan. Agar lebih informatif dan komunikatif, laporan akhir

dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi pada kondisi awal pekerjaan,

sedang dalam pelaksanaan dan setelah pekerjaan selesai 100 %. .

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 19

Page 21: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Laporan disampaikan ke Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air dan

Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.

VI. PENUTUPVI. PENUTUP

Batasan kebijakan dalam rangka pelaksanaan optimasi lahan kawasan

perkebunan antara lain : (1) Kebijakan pengembangan merupakan

pengoptimalan fungsi lahan guna peningkatan produktivitas lahan kawasan

perkebunan, (2) Pendekatan kawasan berskala ekonomi yang dilengkapi

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 20

Page 22: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

infrastruktur minimal jalan kebun, (3) Penentuan lokasi harus sesuai dengan

aspek teknis yakni kesesuaian daya dukung dan Agropedoklimat, kesesuaian

aspek sosial, ekonomis dan lingkungan, (4) Partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat termasuk pendidikan serta pembelajaran melalui

pendampingan.

Pelaksanaan optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi

arabika hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kaidah Good Agricultural

Practices (Budidaya Pertanian Baku) untuk setiap komoditi yang

dikembangkan. Dengan demikian mulai pemilihan, penentuan lokasi, bahan

tanaman, jarak tanam persiapan tanam harus dilaksanakan sesuai aturan

teknis yang berlaku, untuk setiap jenis komoditi yang dikembangkan. Itulah

sebabnya dalam buku ini dicantumkan Persyaratan Teknis sesuai dengan

komoditi yang dikembangkan.

Mempertimbangkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara

Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK), maka peranan Kelembagaan

Kelompok Tani menjadi penting dan perlu untuk segera dibentuk dan

dikembangkan termasuk penentuan pengurus oleh anggota dan pembukaan

rekening di Bank terdekat secepatnya.

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan merupakan kegiatan yang penting

dan perlu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, mulai dari

Pusat, Propinsi dan Kabupaten, yang secara berjenjang dilaporkan ke Pusat.

Demikian Petunjuk Teknis optamasi lahan kawasan perkebunan

komoditas kopi arabika ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagai

pedoman dalam melaksanakan Kegiatan Penyediaan dan Perbaikan

Infrastruktur Pertanian optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi

arabika di Kabupaten Simalungun.

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 21

Page 23: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Pamatang Raya, Maret 2009

DIKETAHUI OLEH : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEPALA DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN SIMALUNGUN

IR. MARTUA TAMBA, MS IR. JAN POSMAN H PURBA NIP. 080 064 795 NIP. 080 117 284

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN PETANI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : …………………………………………………………

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 22

Page 24: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Tempat/tanggal lahir : …………………………………………………………Kelompok Tani : …………………………………………………………Alamat : …………………………………………………………

Sehubungan dengan adanya rencana Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian optamasi lahan kawasan perkebunan komoditas kopi arabika dengan ini menyatakan bersedia untuk:

1. Menerapkan pelaksanaan sesuai Teknis Budidaya Baku Jenis Tanaman yang diusahakan.

2. Mengusahakan tanaman semusim; sambil menunggu masa panen tanaman utama yaitu Kopi Arabika ” sigarar utang ” dengan biaya sendiri atau modal usaha kelompok, dengan tetap memelihara tanaman utama.

3. Melaksanakan kerja sama secara berkelompok dan bersungguh sungguh ikut aktif melaksanakan kegiatan melalui PMUK.

4. Tidak akan mengkonversikan lahan yang sedang dikembangkan.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

..................,...............2009

Mengetahui Kepala Desa ................ Yang menyatakan,

(...............................) (...............................)

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 23

Page 25: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Jadwal Kegiatan Optimasi Lahan Kawasan PerkebunanTA. 2009

Propinsi : Sumatera UtaraKabupaten : SimalungunKomoditi : KopiLuas : 50 Hektar

JADWAL KEGIATAN TAHUN 2009No KEGIATAN BULAN KETERANGAN/

PENANGGUNGJAWAB1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penerimaan DIPA Ditjen PLA2 Penerimaan POK Ditjen PLA3 Penerimaan Pedum Teknis Ditjen PLA4 SK Penetapan KPA Ditjen PLA5 SK Penetapan P4 Ditjen PLA6 SK Penetapan Bendahara Ditjen PLA7 Penetapan PPK Ditjen PLA8 Sosialisasi Kegiatan Dinas Kabupaten9 Pemberitahuan DanaPendamping Bupati10 Penyusunan Juklak Dinas Propinsi11 Penyusunan Juknis Dinas Kabupaten12 Rancangan Teknis (Design) dan RAB Dinas Kabupaten13 Pembentukan Tim Teknis dan Pengawas Dinas Kabupaten14 Pembuatan RUKK Kelompok Tani, PUMK15 Pembukaan Rekening Kelmpok dan Penandatanganan

Surat PerjanjianKelompok Tani, PUMK

16 Pelaksanaan Fisik (konstruksi) Kelompok Tani, PUMK17 Pengadaan saprodi Kelompok Tani, PUMK18 Pelaporan Disbun Kabupaten, Propinsi

Page 26: Juknis Optimasi Perluasan Areal Perkebunan

Petunjuk Teknis Optimasi Lahan Kawasan Perkebunan Kabupaten Simalungun 1