Juknis BSM APBNP Format A4

36

Transcript of Juknis BSM APBNP Format A4

Panduan PelaksanaanBANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

APBNP TAHUN 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANTAHUN 2013

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin i

KATA PENGANTAR

Dengan disetujuinya APBN-Perubahan tahun 2013, dan adanya kebijakan kenaikan harga bahanbakar minyak (BBM) bersubsidi yang diberlakukan mulai bulan Juni 2013, maka Pemerintahmenetapkan program-program kompensasi terhadap masyarakat miskin dan rentan kemiskinan.Program kompensasi tersebut berupa Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Keluarga Harapan(PKH), program Raskin, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), dan programinfrastruktur dasar. Program Raskin, PKH, dan BSM merupakan bagian dari Program Percepatandan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S), dan merupakan percepatan dan perluasan dari program-program bantuan sosial yang sudah ada selama ini.

Kenaikan harga bahan bakar minyak sangat berdampak pada perekonomian keluarga miskin danrentan kemiskinan karena daya beli mereka akan turun. Semua daya yang ada dalam keluargamiskin dan rentan kemiskinan digunakan untuk mempertahankan dan melangsungkan kehidupansehingga prioritas mereka bukan untuk pendidikan.

Pemerintah Indonesia sangat serius meningkatkan taraf pendidikan bangsa Indonesia denganterus mengupayakan agar pendidikan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakatIndonesia terutama dari masyarakat miskin dan rentan kemiskinan. Program Keluarga Harapan(PKH) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dimaksudkan untuk mengamankan upaya jangka panjangguna memutus rantai kemiskinan dengan memastikan masyarakat miskin bisa mengaksespendidikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga mutu sumber daya manusiaIndonesia terus meningkat dan mampu bersaing dalam era masyarakat global.

Agar program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dapat mencapai target sesuai yang telah ditetapkan,Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan PanduanPelaksanaan Bantuan Siswa Miskin yang digunakan sebagai panduan bagi pelaksanaan programdan kegiatan BSM baik di pusat maupun di daerah.

Diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program BSM di semua tingkatan dapatmemahami, mendukung dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien seluruh proseskegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi danpelaporannya.

Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama danmenjadikan panduan pelaksanaan ini sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan programBSM tahun anggaran 2013.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskinii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1B. Tujuan 2C. Dasar Hukum 3D. Pengertian 3E. Sasaran 4F. Besaran Dana BSM 4G. Pemanfaatan Dana 5H. Waktu Penyaluran 6

BAB II MEKANISME PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) 7A. Penetapan Sasaran Siswa Penerima BSM Tahun Pelajaran 2013/2014 7B. Mekanisme Penentuan Sasaran Sasaran Siswa Penerima BSM Tahun Pelajaran 2013/2014 9

BAB III MEKANISME PENCAIRAN, PENYALURAN DAN PENGAMBILAN DANA BANTUAN SISWAMISKIN (BSM) 12

A. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana BSM 12B. Pengambilan Dana Bantuan 13C. Pemanfaatan dan Pembatalan BSM 14

BAB IV ORGANISASI PELAKSANA 15A. Tingkat Pusat 15B. Tingkat Provinsi 15C. Tingkat Kabupaten/Kota 15D. Tingkat Sekolah 16

BAB V TATA TERTIB PENGELOLAAN 17A. Dinas Pendidikan Provinsi 18B. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 18C. Sekolah 18

BAB VI MONITORING, SUPERVISI DAN PELAPORAN 19B. Tujuan Monitoring dan Supervisi 19C. Sasaran monitoring 19D. Pelaksanaan Monitoring 19E. Pelaporan 20

BAB VII PENANGANAN PENGADUAN 20A. Pengawasan 23B. Pengaduan Masyarakat 23C. Sanksi 24D. Ketentuan lain 24

LAMPIRAN 25

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disparitas partisipasi sekolah antar kelompok masyarakat di Indonesia masih cukup tinggi.Angka Partisipasi Kasar (APK) kelompok masyarakat yang mampu secara ekonomi secaraumum lebih tinggi di semua jenjang pendidikan dibandingkan dengan APK bagi keluargamiskin. Untuk membantu meningkatkan pendidikan bagi masyarakat miskin, maka kebijakanpembangunan pendidikan diarahkan untuk mencapai misi 5 K, yaitu ketersediaan,keterjangkauan, kualitas/mutu, kesetaraan dan kepastian memperoleh layananpendidikanyang lebih berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan layanan Pendidikan Dasardan menengah yang bermutu, serta memberi kesempatan memperoleh pendidikan yang lebihbesar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layananpendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,masyarakat di daerah-daerah konflik, ataupun masyarakat penyandang cacat.

Keadaan tersebut tentu perlu terus diperbaiki sebagai bentuk pemenuhan hak setiap warganegara untuk mendapatkan pendidikan, serta untuk mencapai sasaran-sasaran yangditetapkan dalam kesepakatan internasional seperti Education For All (EFA) dan MilleniumDevelopment Goals (MDGs) yaitu memberikan pendidikan yang merata pada semua anak,dimanapun, laki-laki dan perempuan.

Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok miskin adalahtingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsungmeliputi antara lain iuran sekolah, buku, seragam, dan alat tulis, sementara biaya tidaklangsung meliputi antara lain biaya transportasi, kursus, uang saku dan biaya lain-lain.

Biaya pendidikan untuk jenjang menengah mencapai sekitar 2,5 kali lipat biaya untuk jenjangpendidikan dasar. Keadaan tersebut tentu sangat berpengaruh pada rendahnya angkapartisipasi pendidikan penduduk miskin ke jenjang yang lebih tinggi, terutama disebabkan olehbanyaknya putus sekolah dan angka tidak melanjutkan hingga ke jenjang SMA/SMK. Haltersebut didukung oleh data SUSENAS 2003 yang mengungkapkan bahwa terjadinya putussekolah sebagian besar (75,7 persen) disebabkan oleh alasan ekonomi baik karena tidakmemiliki biaya (67,0 persen) maupun karena anak harus bekerja (8,7 persen). Hal tersebutjelas mengungkapkan bahwa penduduk miskin tidak akan mampu menjangkau pendidikan jikatidak dibantu oleh pemerintah.

Untuk mencegah dampak negatif krisis ekonomi bagi masyarakat miskin dalam mengaksespendidikan, sejak tahun 1998, melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) BidangPendidikan, pemerintah memberikan Bantuan secara besar-besaran kepada siswa darikeluarga miskin yaitu sebanyak 1,8 juta siswa SD/MI, 1,65 juta siswa SMP/MTs, dan 500 ribusiswa jenjang sekolah menengah. Sejak tahun 2001 jumlah penerima Bantuan terusditingkatkan dengan adanya tambahan sumber biaya dari Program Kompensasi PenguranganSubsidi BBM (PKPS-BBM). Meskipun program JPS telah berakhir pada tahun 2003, Pemerintahtetap melanjutkan pemberian Bantuan tersebut melalui PKPS BBM yang kemudian diteruskandengan program Bantuan Siswa Miskin (BSM).

Program JPS mendapat respon yang positif dari masyarakat dan secara signifikan berhasilmencegah siswa dari putus sekolah. Namun demikian program tersebut memiliki beberapakelemahan terutama dalam penetapan sasaran bantuan terutama di tingkat kabupaten/kotadan sekolah. Kelemahan lain yaitu satuan biaya bantuan per siswa. Meskipun satuan biaya per

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia2

siswa per bulan terus mengalami peningkatan, satuan harga tersebut sudah tidak lagi memadaikarena daya beli masyarakat tidak lagi sebesar tahun-tahun sebelumnya karena inflasi yangterjadi selama beberapa tahun terakhir.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diputuskan oleh Pemerintah berdampak bagimasyarakat keluarga miskin antara lain: (1) kesulitan menjangkau layanan pendidikan darijenjang pendidikan dasar ke jenjang pendidikan menengah, (2) rehabilitasi dan revitalisasi fisiktelah menyediakan sekolah dengan baik tetapi siswa sulit mengakses layanan pendidikantersebut karena kesulitan dan tidak mempunyai biaya, (3) tingginya angka putus sekolah darikeluarga atau masyarakat miskin karena prioritas dana yang ada bukan untuk mengaksespendidikan tetapi untuk sekedar dapat bertahan hidup dan segala sumber daya yang adadigunakan untuk mencari nafkah, sehingga pendidikan menjadi prioritas terakhir.

Untuk mencegah dampak negatif kenaikan harga BBM terhadap kemampuanmasyarakat/keluarga miskin mengakses layanan pendidikan perlu dilakukan hal-hal antara lain:(1) menambah dan memperluas jumlah sasaran siswa yang menerima BSM untuk menjaminagar siswa dari keluarga yang terkena dampak kenaikan BBM tetap dapat melanjutkanpendidikannya sampai selesai, (2) Peningkatan jumlah nominal Bantuan Siswa Miskin (BSM)untuk memenuhi kebutuhan masyarakat keluarga miskin agar bantuan tersebut dapat lebihdigunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya personal pendidikan sehingga semakin banyaksiswa dari keluarga miskin yang dapat menyelesaikan pendidikan di semua jenjang pendidikan.

Melalui pemberian bantuan siswa miskin (BSM) yang lebih luas dengan jumlah yang lebihbesar sebagai bantuan untuk memenuhi biaya pribadi siswa melangsungkan pendidikannyasampai dengan selesai. Kondisi ini sangat memungkinkan siswa dari keluarga miskinmelanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dengan diberikannya BSMkepada siswa dari keluarga miskin akan dapat meningkatkan angka melanjutkan dari angkasebesar 97,93%. tersebut. Selain itu pemberian BSM yang diperluas dan diperbesar akandapat menekan siswa dari keluarga/masyarakat miskin putus sekolah. Malalui pendidikantaraf hidup keluarga/masyarakat miskin dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

Untuk itu tahun 2013, Pemerintah kembali memberikan Bantuan bagi siswa miskin gunamemenuhi kebutuhan pribadi siswa agar siswa dari keluarga miskin dapat terusmelangsungkan pendidikannya. Maksud pemberian program Bantuan Siswa Miskin (BSM)adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat keluarga miskin akan layanan pendidikanpada semua jenjang pendidikan.

Buku petunjuk pelaksanaan ini disusun dalam rangka memberikan panduan bagi pelaksanaprogram di berbagai tingkatan agar program BSM ini dapat berjalan sesuai dengan yangdiharapkan. Program ini akan disalurkan dari Pemerintah Pusat, maka buku petunjuk inidiharapkan dapat menjadi rujukan sehingga dalam penyalurannya tidak tumpang tindihdengan bantuan siswa miskin lain yang disalurkan melalui mekanisme yang ada.

B. Tujuan

Tujuan dari program ini antara lain:1. Menghilangkan halangan siswa miskin untuk akses pelayanan pendidikan.2. Mencegah angka putus sekolah & menarik siswa miskin untuk bersekolah kembali.3. Membantu siswa miskin untuk memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan

pembelajaran.4. Mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pendidikan

menengah, dan pendidikan menengah universal.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 3

C. Dasar Hukum

Pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;5. Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan;6. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan TugasPembantuan;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 tentang PendanaanPendidikan;

8. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan PenyelenggaraanPendidikan;

9. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara;

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan WajibBelajar Pendidikan Dasar;

11. Inpres No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara;

12. Keputusan Menko Kesra No. 22/KEP/MENKO/KESRA/IX/2006 tentang Pembentukan TimKoordinasi Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 Tahun danPemberantasan Buta Aksara;

13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikandan Komite Sekolah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 Tahun 2006 tentang PedomanPelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya OperasiNon Personalia Tahun 2009 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, dan SDLB;

16. Permendiknas No. 60 Tahun 2011 tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan padaSekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

17. Permendikbud No. 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikanpada Satuan Pendidikan Dasar;

18. Peraturan Menteri Keuangan No. 81 tahun 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial PadaKementerian Negara/Lembaga;

19. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan No. 16 tahun 2012tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dan Penyaluran Dana Bantuan Siswa Miskin danBeasiswa Bakat dan Prestasi;

20. Peraturan tentang Indeks Kemiskinan Berita Resmi Statistik dari Badan Pusat Statistik(BPS) No. 06/01/TH.XV, 2 Januari 2013.

D. Pengertian

Istilah yang digunakan dalam panduan pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin sebagai berikut:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia4

1. Bantuan bagi siswa miskin yang selanjutnya disebut Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalahadalah bantuan dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan langsungkepada siswa yang berasal dari keluarga miskin;

2. Siswa adalah peserta didik yang belajar di SD, SMP, SMA dan SMK baik negeri maupunswasta;

3. Penerima BSM adalah siswa yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan danKebudayaan berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan;

4. Siswa miskin adalah siswa SD, SMP, SMA dan SMK yang orang tuanya kurang mampumembiayai pendidikan anaknya, orang tua miskin atau rumah tangga miskin sesuai dengankriteria antara lain sebagai berikut:1) Orangtua siswa penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS);2) Siswa penerima Kartu Calon Peneriman Bantuan Siswa Miskin;3) Orangtua siswa peserta Program Keluarga Harapan (PKH);4) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya;5) Siswa yatim, piatu atau yatim piatu;6) Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari Rumah Tangga

Sangat Miskin.5. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program perlindungan sosial yang memberikan

bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).6. Lembaga Penyalur adalah Bank/POS yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan berdasarkan hasil seleksi yang bertugas menyalurkan dana Bantuan SiswaMiskin.

7. Rekening Penyalur adalah rekening penampung yang dibuka oleh Lembaga Penyalur ataspermintaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang digunakan untuk menerimadan menyalurkan BSM.

8. Rekening Tabungan Penerima adalah rekening tabungan atas nama siswa Penerima DanaBSM atau orangtua/wali murid bagi siswa belum mempunyai KTP yang dibuka di unit kerjaLembaga Penyalur yang digunakan untuk menerima dana BSM sesuai dengan ketentuan

E. Sasaran

Sasaran program BSM APBNP adalah siswa miskin yang pada tahun pelajaran 2013/2014 masihberstatus sebagai siswa SD, SMP, SMA dan SMK serta memenuhi sekurang-kurangnya satu darikriteria antara lain sebagai berikut:1) Siswa yang orangtuanya penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS);2) Siswa penerima Kartu Calon Peneriman Bantuan Siswa Miskin khusus untuk SD dan SMP;3) Orang tua siswa terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH);4) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya;5) Siswa yatim, piatu atau yatim piatu;6) Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari Rumah Tangga Sangat

Miskin.

F. Besaran Dana BSM

BSM yang disalurkan kepada seluruh sasaran penerima BSM APBNP tahun pelajaran2013/2014 melalui Pemerintah Pusat bersumber dari dana APBNP Pemerintah Indonesia(rupiah murni) tahun anggaran 2013 dimana masing-masing siswa akan menerima sebesar:

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 5

Jenjang BSM /siswa pada SemesterI TA 2013/2014

Tambahan/siswaTahun 2013

SD 225.000 200.000SMP 375.000 200.000SMA dan SMK 500.000 200.000

Keterangan:

BSM APBNP 2013 diberikan untuk 1 semester (semeter 1 TA 2013/2014), yaitu periode Juli –Desember 2013)

1) Besaran Dana BSM APBNP bagi yang sudah menerima BSM APBN pada periode Januari –Desember 2013

Siswa yang sudah menerima BSM APBN periode Januari sampai dengan Desember 2013,akan menerima selisih BSM per siswa untuk satu semester (Juli-Des) mendapatkantambahan manfaat sebesar Rp. 200.000,- sehingga jumlahnya sebagai berikut.

Jenjang

PenerimaanBSM APBNP

2013/semester(Juli – Des)

BSM yang sudahdisalurkan APBN2013 /semester

(Juli - Des)

Selisih(2-3)

TambahanManfaat

JumlahPenerimaan

(4+5)

1 2 3 4 5 6SD 225.000,- 180.000,- 45.000,- 200.000,- 245.000,-SMP 375.000,- 275.000,- 100.000,- 200.000,- 300.000,-SMA dan SMK 500.000,- 500.000,- - 200.000,- 200.000,-

2) Besaran Dana BSM APBNP bagi siswa yang belum menerima BSM APBN

Bagi siswa yang belum pernah menerima BSM Tahun 2013, akan menerima penuh satusemester dan mendapatkan tambahan manfaat sebesar Rp. 200.000,- sehinggajumlahnya sebagai berikut.

Jenjang

Penerimaan BSMAPBNP 2013/

semester(Juli – Des)

TambahanManfaat

JumlahPenerimaan

(2+3)

1 2 3 4SD 225.000,- 200.000,- 425.000,-SMP 375.000,- 200.000,- 575.000,-SMA dan SMK 500.000,- 200.000,- 700.000,-

G. Pemanfaatan DanaBSM dimanfaatkan oleh siswa untuk pembiayaan keperluan pribadi siswa dalam rangkapenyelesaian pendidikan pada jenjang pendidikan masing-masing siswa penerima BSM, antaralain digunakan untuk:1. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;2. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll)3. Biaya transportasi ke sekolah;4. Uang saku siswa ke sekolah;5. Biaya kursus / les tambahan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia6

H. Waktu Penyaluran

Jangka waktu pencairan BSM adalah selama 3 (tiga) bulan setelah batas waktu pencairanBantuan Siswa Miskin. Jika siswa tidak mengambil uang setelah 3 (tiga) bulan, maka rekeningakan diblokir dan uang akan dikembalikan ke kas Negara.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 7

BAB IIMEKANISME PENENTUAN PEMBERIAN

BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

A. Usulan Calon Penerima BSM Tahun Pelajaran 2013/2014

1. Mekanisme Usulan menggunakan Kartu Perlindungan Sosial

a. Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentandimana jika rumah tangga tersebut memiliki anak-anak berusia sekolah, dapatmembawa Kartu tersebut ke sekolah agar dapat dicalonkan sebagai Penerima ManfaatProgram BSM

b. Anak-anak yang telah menerima KPS kemudian membawa foto copy kartu tersebut kesekolah masing-masing untuk diserahkan ke Kepala/Wakil Kepala Sekolah (dapatdisampaikan kepada Wali Kelas jika Kepala Sekolah sedang berhalangan/tidak berada ditempat).

2. Mekanisme Usulan Menggunakan Kartu Calon Penerima BSM

a. Mekanisme pemberian Kartu Calon Penerima BSM diselenggarakan untuk memperbaikiketepatan penetapan sasaran penerima program BSM agar lebih dapat menjangkauanak usia sekolah yang berasal dari keluarga miskin, sehingga siswa yang beresiko putussekolah atau tidak dapat melanjutkan sekolahnya, dapat terus bersekolah danmendapatkan haknya secara penuh.

b. Penerima Kartu BSM ditentukan berdasarkan informasi anak – anak usia sekolah yangberasal dari rumah tangga miskin yang ada di Basis Data Terpadu TNP2K1 denganmempertimbangkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang berisi informasi siswa kelas1 hingga kelas 9 pada tahun pelajaran 2012/2013.

c. Anak usia sekolah dari keluarga miskin akan mendapatkan Kartu Calon Penerima BSMyang dikirimkan oleh PT. Pos Indonesia pada bulan April hingga Mei 2013 langsung ke

1 Basis Data Terpadu TNP2K berisi informasi yang dapat mengidentifikasikan nama anak, usia dan alamat rumah tangga di Kabupaten/Kota sebagaibagian dari Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011.

Tampak Depan Tampak Belakang

Gambar 1. Desain Kartu Perlindungan Sosial

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia8

alamat masing–masing rumah tangga, berisi informasi pre-printed nama anak, alamatdan nama orang tua/wali murid;

d. Anak-anak yang telah menerima Kartu BSM membawa Kartu tersebut ke sekolah ditempat anak diterima untuk diserahkan ke Kepala/Wakil Kepala Sekolah (dapatdisampaikan kepada Wali Kelas jika Kepala Sekolah sedang berhalangan/tidak berada ditempat).

Gambar 2. Tampak Depan Kartu Calon Penerima BSM

Gambar 3. Tampak Belakang Kartu Calon Penerima BSM

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 9

3. Mekanisme usulan calon penerima BSM melalui Formulir Usulan Sekolah (FUS).Sekolah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat mengusulkan nama calonpenerima BSM diluar penerima Kartu Perlindungan Sosial maupun siswa yang menerimaKartu Calon Penerima BSM, dengan ketentuan apabila kuota BSM di kabupaten/kotamasih tersedia dengan persyaratan siswa antara lain:1) Orangtua siswa peserta Program Keluarga Harapan (PKH);2) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya;3) Siswa yatim, piatu atau yatim piatu;4) Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari Rumah Tangga

Sangat Miskin.

B. Mekanisme Penentuan Sasaran Siswa Penerima BSM Tahun Pelajaran 2013/2014

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Teknis menentukan danmenginformasikan kuota calon penerima bantuan siswa miskin ke Dinas PendidikanKabupaten/kota dengan tembusan Dinas Pendidikan Provinsi dengan mempertimbangkan:

a. Data Pokok Pendidikan (Dapodik);b. Basis Data Terpadu Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS 2011);c. Indek Kemiskinan;d. Sasaran Penerima Kartu Perlindungan Sosial dan Kartu Calon Penerima BSM.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menginformasikan dan mendistribusikan kuota kesekolah-sekolah calon penerima bantuan siswa miskin (BSM) masing-masing jenjangdengan mempertimbangkan:

a. Kondisi masyarakat tidak mampu/miskin;b. Jumlah siswa miskin di sekolah;c. Prinsip pemerataan; dand. Prinsip keadilan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia10

3. Daftar usulan calon penerima BSM tingkat sekolah;

a. Pendataan awal siswa calon penerima bantuan siswa miskin (BSM) masing-masingjenjang dilakukan oleh kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah berdasarkankriteria yang telah ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan Pemberian Bantuan SiswaMiskin masing-masing jenjang. Daftar calon penerima BSM dibuat per-kelas dan gendersesuai dengan urutan prioritas (urutan 1 berarti yang lebih membutuhkan BSMdibanding dengan urutan ke-2 dan seterusnya)

b. Fotokopi Kartu Pelindungan Sosial dan Kartu Calon Penerima BSM yang diterima olehKepala/Wakil Kepala Sekolah atau Wali Kelas (jika Kepala/Wakil Kepala Sekolahberhalangan hadir), kemudian akan dikumpulkan dan direkapitulasi oleh sekolah(formulir 1)

c. Sekolah dapat mengusulkan siswa calon penerima BSM selain penerima kartu KPSmaupun kartu BSM melalui rapat bersama dewan guru dan komite sekolah apabilakuota di kab/kota masih tersedia menggunakan formulir 2 dengan persyaratan antaralain:1) Orangtua siswa peserta Program Keluarga Harapan (PKH);2) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya;3) Siswa yatim, piatu atau yatim piatu;4) Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari Rumah TanggaSangat Miskin.

d. Kepala sekolah membuat Surat Keputusan (SK) penetapan siswa calon penerima BSMdan surat pengajuan calon penerima BSM disertai daftar siswa lengkap (Lihat lampiranformulir BSM 1 dan 2). SK dan lampirannya diajukan dan dikirim ke Dinas PendidikanKabupaten/Kota.

LEMBAGAPENYALUR

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 11

4. Daftar usulan calon penerima BSM tingkat Kabupaten/Kota

a. Dinas Pendidikan Kebupaten/Kota membuat daftar gabungan semua data usulan calonpenerima BSM masing-masing jenjang sekolah sesuai formulir 1 dan 2, kemudiandilakukan penyesuaian terhadap kuota BSM yang diberikan Direktorat Tekniskementerian Pendidikan dan kebudayaan berdasarkan skala prioritas.

b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan usulan penerima BSM sesuai dengankuota yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaluidirektorat-direktorat teknisnya;

c. Apabila terdapat siswa penerima kartu calon penerima BSM yang belum termasukdalam usulan karena melebihi kuota yang telah ditetapkan, dapat diusulkan pada tahunberikutnya;

d. Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota membuat Surat Keputusan (SK) penetapan siswacalon penerima BSM untuk masing-masing satuan pendidikan (SD, SMP, SMA dan SMK)dan surat pengajuan calon penerima BSM. SK beserta lampirannya (softcopy danhardcopy) diajukan dan dikirim ke masing-masing Direktorat Teknis KementerianPendidikan dan Kebudayaan dengan tembusan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

e. Alamat Direktorat Teknis1) Direktorat Pembinaan SD

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Kemdikbud Gedung E, Lantai18, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta. Email:[email protected], Telepon. (021)5725641 Faksimili:(021)5725644.

2) Direktorat Pembinaan SMPDirektorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Kompleks Kemdikbud Gedung E Lt 15 Jalan Jend.Sudirman, Senayan, Jakarta. Email: [email protected] Telepon:021-5725693, 021-57900224, 021-5725653. Faksimil:021-5725707.

3) Direktorat Pembinaan SMASubdit Program & Evaluasi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas,Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan & Kebidayaan,Gedung A lantai 2, Jalan R.S Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan 12410, Telfon (021)75911532 atau (021) 75912221. e-mail: [email protected]

4) Direktorat Pembinaan SMKDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal PendidikanMenengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Depdikbud, GedungE Lantai 13, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta. Telp: (021) 5723140,Faksimili:(021) 5725467/5725049.

5. Masing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkanpenerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari setiap sekolah yang ditandatangani olehDirektur masing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar 4. Mekanisme Penentuan Siswa Penerima BSM

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia12

BAB IIIMEKANISME PENCAIRAN, PENYALURAN DAN PENGAMBILAN DANA

BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

A. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana BSM

1. Peran Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam Pencairan BSMa. Pencairan dana BSM dilakukan oleh masing-masing Direktorat Teknis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)ke Bagian Keuangan, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan SekertariatDirektur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaandengan melampirkan Surat Keputusan tentang Penetapan Siswa Penerima BSM darimasing-masing direktorat teknis yang dilampiri:

1) Surat Keputusan tentang Penetapan Siswa Penerima BSM.2) Surat perjanjian kerja sama antara Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dengan lembaga penyalur3) Kuitansi Penyerahan Dana BSM dari Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan kepada Lembaga Penyalur

b. Berdasarkan surat permintaan pembayaran (SPP) tersebut Bagian Keuangan SekretariatDirektur Jenderal Pendidikan Dasar dan Sekretariat Direktur Jenderal PendidikanMenengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan surat permintaanmembayar (SPM).

c. Surat permintaan membayar (SPM) disampaikan ke Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara (KPPN) III Jakarta untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Danadicairkan oleh KPPN langsung ke lembaga penyalur.

2. Peran Lembaga Penyalur dalam Pencairan BSM;

a. Lembaga Penyalur menerbitkan rekening atas nama siswa penerima BSM sesuaidengan data yang diperoleh dari Direktorat Teknis;.

b. Lembaga Penyalur menyalurkan dana dengan cara pemindahbukuan ke rekening atasnama siswa penerima;

c. Lembaga Penyalur menyalurkan dana BSM sampai ke rekening siswa penerima palinglambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak dana ditransfer dari rekening kasumum ke rekening Lembaga Penyalur, apabila ada dana yang belum ditransfer dalamkurun waktu tersebut maka sisa dana tersebut harus segera disetor ke Kas Negaradengan persetujuan Direktorat Teknis;

d. Menginformasikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berdasarkan pemberitahuandari direktorat teknis tentang penerbitan SP2D bahwa dana BSM dapat diambil olehsiswa;

e. Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak dana dipindahbukukan ke rekening siswapenerima, siswa tidak melakukan konfirmasi ke Lembaga Penyalur, maka LembagaPenyalur wajib membekukan dan mengembalikan ke Kas Negara dengan persetujuantertulis dari masing-masing Direktur Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

f. Menyampaikan laporan kemajuan penyaluran secara berkala (mingguan) atau sewaktu-waktu diminta sesuai dengan kebutuhan kepada masing-masing Direktur Teknis

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 13

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan memuat informasi seperti matriklaporan pada Lampiran 3;

g. Menyampaikan laporan akhir pertanggungjawaban penyaluran dana dan sisa danatidak tersalur ke masing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan danKebudayaan paling lambat tanggal 20 Desember 2013;

B. Pengambilan Dana Bantuan

1. Pengambilan dana BSM dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. Siswa bersama orang tua/wali murid membawa kartu identitas dan mengisi slip

penarikan tabunganb. Pengambilan tidak dapat diwakilkan selain oleh pihak yang bersangkutan (sesuai

spesimen)c. Dapat diambil alih oleh orang tua/wali murid apabila siswa penerima BSM masih di

bawah umur (belum memiliki KTP) dan status rekeningnya “QQ”d. Dapat diambil alih oleh siswa penerima BSM sendiri apabila sudah memiliki KTP

2. Lembaga penyalur wajib mendekatkan/mendatangi lokasi penerima BSM jika siswamengalami kesulitan mengambil dana secara langsung seperti pada point (1) denganketentuan:a. Lokasi sekolah/rumah sangat jauh, terpencil, dan terisolir secara geografis;b. Lokasi sekolah/rumah terisolir karena bencana alam;

(huruf a dan b, harus disertai dengan surat keterangan dari Dinas PendidikanKabupaten/Kota setempat dan surat kuasa kolektif dari siswa penerima BSM)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia14

C. Pemanfaatan dan Pembatalan BSM

1. Pemanfaatan dana BSMBSM merupakan belanja personal bagi siswa yang diperuntukkan membiayai keperluanpribadi siswa dalam rangka penyelesaian pendidikan, antara lain digunakan untuk: (1)pembelian buku, bahan, alat tulis, dan sejenisnya, (2) pembelian seragam sekolah, tassekolah, dan sejenisnya, dan (3) transportasi pulang-pergi ke sekolah

2. Pembatalan BSMBSM dapat dibatalkan jika penerima:a. Berhenti sekolah;b. Tidak lagi masuk dalam kriteria siswa miskin; danc. Berstatus sebagai terdakwa dan terbukti melakukan tindakan kriminal;

Kepala Sekolah bersama dengan dewan guru dan komite sekolah bertanggung jawab danberwenang untuk membatalkan BSM sesuai dengan kriteria di atas.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 15

BAB IVORGANISASI PELAKSANA

Organisasi pelaksana pengelolaan BSM ini terdiri dari organisasi di tingkat pusat, tingkat provinsi,tingkat kabupaten/kota dan tingkat satuan pendidikan. Susunan organisasi, tugas dan tanggungjawabnya sebagaimana diuraikan berikut.

A. Tingkat Pusat1. Struktur

Pelindung : Menteri Pendidikan dan KebudayaanPengarah : Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Direktur Jenderal Pendidikan

Menengah Kementerian Pendidikan dan KebudayaanPenanggungjawab : Direktur Pembinaan SD, Direktur Pembinaan SMP, Direktur

Pembinaan SMA, Direktur Pembinaan SMK.

2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Tingkat Pusat

a. Menyediakan anggaran BSM.b. Menyusun buku Panduan Pelaksanaan BSM.c. Menetapkan alokasi (kuota) penerima BSM tiap kabupaten/kota berdasarkan indeks

kemiskinan dan menuangkannya dalam SK Penetapan Alokasi BSM berdasarkan usulandari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

d. Menginformasikan proses penyaluran dana BSM kepada Dinas Pendidikan Provinsi, danDinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui surat pemberitahuan.

B. Tingkat Provinsi

1. StrukturPengarah : Kepala Dinas Pendidikan ProvinsiPenanggung jawab : Kasubdin/Kabid yang menangani pembinaan SD, SMP, SMA, dan SMK

pada Dinas Pendidikan Provinsi

2. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Provinsi

a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan kabuaten/kota dalam rangkapendataan calon penerima BSM;

b. Mendampingi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam melakukan koordinasi danvalidasi data calon penerima BSM dengan masing-masing Direktur Teknis KementerianPendidikan dan Kebudayaan; dan

c. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

C. Tingkat Kabupaten/Kota

1. StrukturPengarah : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/KotaPenanggung jawab : Kasubdin/Kabid yang menangani pembinaan SD, SMP, SMA, dan SMK

pada Dinas Pendidikan Kabupaten/KotaPelaksana : Kepala Seksi yang menangani SD, SMP, SMA, dan SMK atau

penanggunjawab BSM pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia16

2. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

a. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan untuk melakukan pendataan calon penerimaBSM dari setiap jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta di wilayah masing-masing;

b. Menetapkan usulan alokasi penerima BSM untuk setiap sekolah berdasarkan alokasi(kuota) BSM kabupaten/Kota dari masing-masing Direktur Teknis KementerianPendidikan dan Kebudayaan dan menuangkannya dalam SK Penetapan Alokasi CalonPenerima Dana BSM;

c. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dalam mengajukan usulanjumlah siswa miskin sebagai calon penerima BSM kepada masing-masing DirekturTeknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

d. Merekap laporan realisasi penerimaan dana BSM dari sekolah dan mengirimkan keDinas Pendidikan Provinsi;

e. Melakukan koordinasi dengan lembaga penyalur;f. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan sekolah penerima BSM;g. Melakukan koordinasi dengan sekolah dalam rangka penyaluran dana BSM;h. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi ke sekolah;i. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

D. Tingkat Sekolah

1. OrganisasiPenanggung jawab : Kepala SekolahPelaksana : Guru dan Tata Usaha Sekolah

2. Tugas dan tanggung jawab sekolah

a. Mendata siswa calon penerima BSM sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan;b. Membuat daftar usulan calon penerima BSM per kelas dengan gendernya sesuai

dengan urutan prioritas (urutan ke-1 berarti lebih membutuhkan dibanding denganurutan berikutnya)

c. Menerbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah tentang usulan calon siswa penerimaBSM;

d. Membatalkan penerima BSM yang tidak sesuai dengan kriteria;e. Menyampaikan laporan realisasi penerimaan dana BSM ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota;f. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat; dang. Melakukan pemantauan, evaluasi, dan pembinaan terhadap kehadiran siswa penerima

BSM ke sekolah.

E. Lembaga Penyalur

1. OrganisasiPenanggung jawab : Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)Pelaksana : Bank Pembangunan Daerah

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 17

2. Tugas dan Tanggung Jawab Lembaga Penyalur

a. Asbanda

1) Melakukan koordinasi dan fasilitasi terhadap anggota Asbanda dalam rangkapelaksanaan sosialisasi dan peningkatan kapasitas penyelenggaraan programpenyaluran dana BSM.

2) Melakukan koordinasi dan fasilitasi terhadap anggota Asbanda dalam rangkapenyaluran dana BSM.

3) Mengkoordinasikan pelaporan dana BSM secara berkala yang tersalurkan kepadaLembaga Penyalur.

b. Bank Pembangunan Daerah

1) Menerbitkan rekening atas nama siswa penerima BSM sesuai dengan data yangdiperoleh dari Direktorat Teknis;.

2) Menyalurkan dana dengan cara pemindahbukuan ke rekening atas nama siswapenerima;

3) Menyalurkan dana BSM sampai ke rekening siswa;4) Menginformasikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berdasarkan

pemberitahuan dari direktorat teknis tentang penerbitan SP2D bahwa dana BSMdapat diambil oleh siswa;

5) Menyampaikan laporan kemajuan penyaluran secara berkala (mingguan) atausewaktu-waktu diminta sesuai dengan kebutuhan kepada masing-masing DirekturTeknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6) Menyampaikan laporan akhir pertanggungjawaban penyaluran dana dan sisa danatidak tersalur ke masing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia18

BAB VTATA TERTIB PENGELOLAAN

A. Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan penyaluran BSM adalah:1. Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan BSM yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 20132. Melaksanakan kebijakan pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM);3. Tidak melakukan intervensi penggunaan dana kepada siswa penerima BSM; dan

B. Dinas Pendidikan Provinsi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan penyaluran BSM adalah:1. Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan BSM yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013;2. Tidak melakukan pungutan dalam bentuk apapun terhadap Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota, sekolah dan siswa penerima BSM;3. Tidak melakukan intervensi penggunaan dana kepada siswa penerima BSM; dan

C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalampenyelenggaraan BSM dari pemerintah pusat adalah:1. Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan BSM yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013;2. Tidak melakukan pungutan dalam bentuk apapun dari sekolah dan siswa penerima BSM;3. Tidak melakukan intervensi penggunaan dana kepada siswa penerima BSM; dan

D. Sekolah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah dalam penyelenggaraan BSM daripemerintah pusat adalah:1. Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan BSM yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2013;2. Tidak melakukan manipulasi data jumlah siswa miskin dengan maksud untuk memperoleh

bantuan yang lebih besar;3. Usulan siswa miskin harus didasarkan pada kriteria sesuai ketentuan;4. Tidak melakukan pungutan/pemotongan dalam bentuk dan alasan apapun terhadap siswa

penerima BSM;5. Mengumumkan daftar siswa penerima dana BSM di papan pengumuman sekolah; dan

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 19

BAB VIMONITORING, SUPERVISI DAN PELAPORAN

A. Jenis Monitoring

Monitoring dapat dibedakan menjadi monitoring internal dan monitoring eksternal.

1. Monitoring Internal

Monitoring internal adalah monitoring yang dilakukan oleh Tim Pusat secara sampelsekolah di Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program BSM.

2. Monitoring Eksternal

Monitoring eksternal dapat dilakukan oleh orang tua siswa yang bersifat evaluatif terhadappelaksanaan program, kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan program.

B. Tujuan Monitoring dan Supervisi

Tujuan monitoring dan supervisi pelaksanaan BSM adalah melakukan pemantauan, pembinaandan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BSM. Secara umum tujuan kegiatanini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BSM diterima oleh yang berhak dengan tepatsasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah.

C. Sasaran monitoring

Sasaran monitoring adalah:1. Siswa2. Kepala Sekolah/Guru3. Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota4. Lembaga Penyalur

Komponen utama yang dimonitor antara lain:1. Jumlah siswa penerima dan dana yang diterima2. Pemanfaatan dana BSM3. Waktu penyaluran4. Pelaporan

D. Pelaksanaan Monitoring

Pelaksanaan kegiatan monitoring dilakukan oleh Tim Pusat, Tim Provinsi, Tim Kabupaten/Kota.

1. Monitoring oleh Tim Pusat

Monitoring Pelaksanaan Program

1) Monitoring ditujukan untuk mengetahui keterlaksanaan:a) Pendataan calon penerima BSM;b) Penyaluran dana BSM; danc) Sistem pelaporan

2) Responden terdiri dari Tim BSM Sekolah, Tim BSM Dinas PendidikanKabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia20

2. Monitoring oleh Tim Provinsi

Monitoring Pelaksanaan Program

Monitoring ditujukan untuk mengetahui keterlaksanaan:1) Penyaluran dan penyerapan dana BSM;2) Verifikasi data siswa penerima BSM;3) Responden terdiri dari: Tim Kabupaten/Kota dan sekolah; dan4) Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana dan paska

penyaluran dana.

3. Monitoring oleh Tim Kabupaten/Kota

Monitoring Pelaksanaan Program

1) Monitoring ditujukan untuk memantau:a) Penyaluran dana BSM kepada siswa oleh sekolah;b) Penggunaan dana oleh siswa; danc) Pelaporan BSM oleh sekolah;

2) Responden terdiri dari Sekolah, siswa dan/atau orangtua siswa penerima bantuan;dan

3) Monitoring akan dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan paska penyalurandana.

E. Pelaporan

Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengandata penerima BSM, penyaluran dan penyerapan dana BSM, pemanfaatan dana oleh siswapenerima BSM, hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.

1. Petugas PusatPetugas Pusat melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan danpelaksanaan Program BSM. Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan tersebut adalah:

a. Data Penerima BSMData Penerima BSM mengandung informasi tentang jumlah penerima BSM tiap Provinsidan tiap kabupaten/kota, besar dana yang dialokasikan tiap provinsi dan tiapkabupaten/kota untuk setiap jenis sekolah, status sekolah, serta berapa dana yangtelah diserap.

b. Hasil Monitoring dan EvaluasiHasil monitoring dan evaluasi adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring olehPetugas Pusat. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelaksanaan, hasilmonitoring, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi.

c. Penanganan Pengaduan MasyarakatPetugas Pusat merekapitulasi hasil penanganan pengaduan (bila ada) danperkembangannya baik yang telah dilakukan oleh Petugas Pusat maupun rekapitulasipenanganan pengaduan masyarakat yang dikirimkan oleh Petugas Provinsi. Laporan iniantara lain berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, danstatus penyelesaian.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 21

2. Petugas Provinsi

Setiap saat sesuai kebutuhan Dinas Pendidikan Provinsi harus melaporkan semua kegiatanyang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan program BSM, sejauh manapelaksanaan program berjalan sesuai dengan yang direncanakan, apa yang telah dan tidakdikerjakan, hambatan apa saja yang terjadi dan mengapa hal tersebut dapat terjadi, sertaupaya apa yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut, serta rekomendasi untukperbaikan program di masa yang akan datang, baik program yang sama maupun programlain yang sejenis.Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan tersebut adalah:

a. Statistik Penerima BSM

Statistik Penerima BSM mengandung informasi tentang jumlah penerima BSM perKabupaten/Kota dan per sekolah, besar dana yang disalurkan per Kabupaten/Kota danper sekolah diperinci menurut jenis sekolah, status sekolah, serta berapa yang telahdiserap. Petugas Provinsi menyusun statistik penerima BSM berdasarkan padainformasi yang diperoleh dari Petugas Kabupaten/Kota.

b. Hasil Monitoring dan Evaluasi

Hasil monitoring adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring oleh PetugasProvinsi. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelaksanaan, hasilmonitoring, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi.

c. Penanganan Pengaduan Masyarakat

Petugas Provinsi merekapitulasi hasil penanganan pengaduan dan perkembangannyabaik yang telah dilakukan oleh Petugas Provinsi maupun rekapitulasi penangananpengaduan masyarakat yang dikirimkan oleh Petugas Kabupaten/Kota. Laporan iniantara lain berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, danstatus penyelesaian.

d. Kegiatan Lainnya

Petugas Provinsi juga harus membuat laporan kegiatan yang berkait denganpelaksanaan program BSM, seperti kegiatan sosialisasi dan pelatihan, pengadaan, dankegiatan lainnya.

3. Petugas Kabupaten/Kota

Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Petugas BSM Kabupaten/Kota adalah yang berkaitandengan:

a. Data Penerima BSM

Data Penerima BSM mengandung informasi tentang jumlah penerima BSM per sekolah,besar dana yang disalurkan per sekolah diperinci menurut jenis sekolah, status sekolah,serta berapa yang telah diserap. Petugas Kabupaten/Kota menyusun data penerimaBSM berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari Sekolah.

b. Hasil Monitoring dan Evaluasi

Hasil monitoring adalah laporan kegiatan pelaksanaan monitoring oleh PetugasKabupaten/Kota.Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelaksanaan, hasilmonitoring, analisis, kesimpulan, saran, dan rekomendasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia22

4. Sekolah

Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Sekolah ke Petugas Kabupaten/Kota dan/ataudidokumentasi oleh Sekolah meliputi berkas-berkas sebagai berikut:a. Kepala sekolah wajib mengumumkan kepada masyarakat di papan informasi sekolah

mengenai Nama-nama siswa penerima BSM beserta dana BSM yang diterimab. Lembar pencatatan pertanyaan/saran/kritikc. Lembar pencatatan pengaduan.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 23

BAB VIIPENANGANAN PENGADUAN

A. Pengawasan

Pengawasan bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungandengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran, dan pemborosan keuangan negara, pungutanliar dan bentuk penyelewengan lainnya.Pengawasan terhadap pelaksanaan program BSM meliputi pengawasan melekat (Waskat),pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

1. Pengawasan Melekat

Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masinginstansi kepada bawahannya baik di tingkat pusat, provinsi, Kabupaten/Kota maupunsekolah.Prioritas utama dari pengawasan dalam program BSM adalah pengawasan yangdilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada sekolah.

2. Pengawasan Fungsional

Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh instansi pengawasfungsional, internal maupun eksternal, pusat maupun daerah. Instansi tersebut melakukanaudit sesuai dengan kebutuhan.

3. Pengawasan Masyarakat

Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BSM, program ini juga dapat diawasi olehunsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah,Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Lembaga tersebut melakukan pengawasan dalamrangka memotret pelaksanaan program BSM di sekolah, namun tidak melakukan audit.Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan BSM, agar segera dilaporkankepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya.

B. Pengaduan Masyarakat

1. Penanganan Pengaduan Masyarakat

Tim Kabupaten/Kota merekapitulasi hasil penanganan pengaduan dan perkembangannyabaik yang telah dilakukan oleh Tim Kabupaten/Kota maupun rekapitulasi penangananpengaduan masyarakat yang dikirimkan oleh Sekolah. Laporan ini antara lain berisiinformasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.

2. Cara Penyampaian Informasi atau Pengaduan

Informasi, pertanyaan atau pengaduan dapat di sampaikan secara langsung atau melaluisms, telpon, surat atau email. Berikut adalah media yang dapat digunakan untukmenyampaikan informasi terhadap program baik yang bersifat masukan/saran,pertanyaan, maupun keluhan :a. BSM Kemdikbud177 (Call Center)021-5703303, 5711144Pes: 2115,2108 (Telepon)021-5733125 (Faksimile)0811976929 (SMS)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia24

[email protected] (pos-el)PIH Kemdikbud Gd. C Lt. 1 (Tatap Muka)

b. Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR)Kunjungi situs www.lapor.ukp.go.id atau SMS ke 1708, ketik:KPS (spasi) Nomor KPS (spasi) isi aduan (penerima KPS)KPS (spasi) isi aduan (bukan penerima KPS)

C. Sanksi

Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau sekolahdan/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknumyang melakukan pelanggaran diberikan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Ketentuan lain

Disamping ketentuan dan kriteria dalam Panduan PelaksanaanTeknis ini sebagaimanatertuang/diatur pada bab-bab terdahulu, masing-masing Direktur Teknis KementerianPendidikan dan Kebudayaandapat mempertimbangkan usulan yang disampaikan langsungdari sekolah, maupun dari instansi lain yang relevan.

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 25

LAMPIRAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia26

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 27

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia28

Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 29