Juknis BOKB 2017-non PAGU · badan kependudukan dan keluarga berencana nasional jakarta, 2017...
Transcript of Juknis BOKB 2017-non PAGU · badan kependudukan dan keluarga berencana nasional jakarta, 2017...
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONALJAKARTA, 2017
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
KELUARGA BERENCANA
PETUNJUK TEKNISPENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
KATA PENGANTAR
Dalam Upaya mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, BKKBN telah menetapkan sasaran program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, BKKBN berkomitmen untuk mensukseskan Agenda Prioritas dan Dimensi Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara utuh dan menyeluruh di seluruh tingkatan wilayah serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.
Dengan mempertimbangkan perkembangan pengelolaan program KKBPK di lini lapangan, maka pemerintah menetapkan penyediaan Dana Bantuan Operasional KB dalam rangka penguatan penggerakkan dan untuk menjamin ketersediaan kontrasepsi di setiap fasilitas pelayanan serta terlaksananya pelayanan KB di daerah.
Dukungan operasional dana BOKB diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan Keluarga Berencana serta Kesehatan Reproduksi melalui pemenuhan ketersediaan obat dan alat kontrasespsi di pelayanan kesehatan tingkat kabupaten dan kota terutama bagi Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) termasuk daerah transmigrasi. Secara umum tujuan pemberian dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana adalah mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mendukung tercapainya TFR 2,1 pada akhir tahun 2025.
Sekaitan hal tersebut di atas telah ditetapkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor: 433/Per/B1/2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana. Petunjuk Teknis ini menjelaskan secara rinci pemanfaatan BOKB yaitu untuk: 1) pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan; 2)
i
distribusi alat dan obat kontrasepsi dari gudang kabupaten dan kota ke faskes/klinik KB; dan 3) untuk operasional integrasi program KKBPK dengan sektor terkait lainnya di Kampung KB.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga BOKB dapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien serta tetap berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Sekretaris Utama,
Nofrijal
ii
PERATURANKEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR: 433/PER/B1/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan non fisik;
b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang bersifat non fisik di Kabupaten dan Kota sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut, ditetapkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
iii
3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013;
iv
9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penyusunan Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus;
11. Peraturan Menteri Dalam Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017.
Memperhatikan : Surat Edaran Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan SE-3/PK/2016;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA TENTANGPETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA.
v
Pasal 1Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.
Pasal 2Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota dalam pelaksanaan Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana.
Pasal 3Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, bertujuan untuk:a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi
Balai Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian tujuan program Kependudukan,KB dan Pembangunan Keluarga secara Nasional.
b. Menyediakandukungandana pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten/kota ke setiap tempat Fasilitas Pelayanan KB.
c. Menyediakan dukungan danakegiatan integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB.
Pasal 4Apabila terdapat perubahan Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka akan ditetapkan dengan Peraturan Kepala BKKBN yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.
vi
Pasal 5Dengan ditetapkannya Peraturan Kepala ini, maka Peraturan Kepala BKKBN Nomor 97/PER/B1/2016 tentang Perubahan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 291/PER/B1/2015 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Keluarga Berencana dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 6Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan untuk jangka waktu sampai dengan tahun 2019
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 November 2016
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
SURYA CHANDRA SURAPATY
vii
viii
Lampiran : IPeraturan : Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana NasionalNomor : 432/PER/B1/2016Tanggal : 16 November 2016Tentang : Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang
Keluarga Berencana
A. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu: 1) penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyektetapi juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut “pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, 4)Pengelolaan penyuluh KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan pusat .
1
Lebih lanjut ditetapkan pada pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik, yang dalam hal ini dalam bentuk dana bantuan operasional Keluarga Berencana ( BOKB).
Kesemuanya ini untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”. Kemudian di dalam Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.
Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian target/sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need), menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun).
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud:
Secara umum maksud pemberian dana bantuan operasional keluarga berencana adalah mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga untuk mendukung tercapainya TFR 2,33 pada akhir tahun 2017, TFR 2,31 pada akhir tahun 2018 dan TFR 2,28 pada akhir tahun 2019.
2
2. Tujuan :
a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB dalam upaya pencapaian tujuan program Kependudukan,KB dan Pembangunan Keluarga secara Nasional.
b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten dan kota ke setiap fasilitas kesehatan.
c. Menyediakan dana operasional untuk mendukung integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dan sasaran pemberian Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah:
1. Seluruh Balai Penyuluhan KB yang telah selesai dibangun sampai dengan tahun berjalan dan telah dioperasionalkan.
2. Pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh fasilitas kesehatan (klinik keluarga berencana) yang melayani KB dan telah teregistrasi.
3. Kampung KB yang dicanangkan dan telah mendapatkan pengukuhan dari pemerintah daerah (struktur organisasi Kampung KB).
4. Besaran jumlah bantuan operasional untuk setiap Balai Penyuluhan KB diberikan dengan melihat luas wilayah, jangkauan dan jumlah petugas pada setiap Balai Penyuluhan KB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Besaran jumlah dukungan operasional integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya untuk setiap Kampung KB diberikan berdasarkan rencana kegiatan dari pengelola Kampung KB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Mekanisme Penyaluran Dana BOKB sebagai berikut;a. Bantuan Dana operasional bagi Balai Penyuluhan KB dibiayai sesuai
dengan tahun berjalan,b. Bantuan Dana operasional KB untuk dukungan pendistribusian alat
dan obat kontrasepsi dibiayai sesuai dengan tahun berjalan,c. Bantuan Dana operasional bagi setiap Kampung KB dibiayai sesuai
dengan tahun berjalan.
3
D. Pengertian
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah – bidang Keluarga Berencana, yang selanjutnya disingkat SKPD – KB adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana di daerah provinsi, kabupaten, atau kota.
2. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
3. Balai Penyuluhan Keluarga Berencana adalah Bangunan yang merupakan wadah kelembagaan penyuluhan pengendalian penduduk dan keluarga berencana ditingkat Kecamatan sebagai lembaga non struktural yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) – KB di Kabupaten dan Kota.
4. Penyuluhan keluarga berencana adalah merupakan proses komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat dan keluarga bertujuan untuk membantu keluarga agar dapat memahami dan berperilaku menuju terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
5. Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah Dana bantuan operasional KB yang bersifat non fisik berupa biaya operasional Balai Penyuluhan KB, bantuan biaya pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan dan biaya operasional integrasi program KKBPK dan pembangunan lainnya di Kampung KB
6. Distribusi alat dan obat kontrasepsi adalah proses penyaluran alat dan obat kontrasepsi dari gudang SKPD KB Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas kesehatan yang ditetapkan dengan surat keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota.
7. Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga serta sektor terkait yang dilaksanakan secara sistematik dan sistematis.
8. Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional yang hasilnya diserahkan ke masyarakat.
4
9. Biaya operasional penyuluhan KB adalah biaya yang digunakan untuk mendukung biaya transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku (narasumber selain penyuluh KB/PLKB) dan belanja makanan-minuman (konsumsi) kegiatan penyuluhan program KKBPK di Balai Penyuluhan KB.
10. Biaya operasional pengolahan data adalah biaya untuk membayar langganan paket internet yang terpasang di Balai Penyuluhan KB dan/atau belanja makanan-minuman (konsumsi).
11. Belanja makanan-minuman (konsumsi) operasional pengolahan data adalah biaya untuk mendukung proses pengolahan data rutin setiap bulan (misalnya mengolah rekap dallap dan pelkon, pemutakhiran data, kompilasi data logistik kontrasepsi)
12. Staff meeting adalah pertemuan teknis evaluasi dan pelaksanaan program kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga setiap minggu yang dipimpin oleh Kepala UPT KB/Koordinator/PPLKB yang dihadiri oleh PKB/PLKB.
13. Rapat Teknis adalah pertemuan teknis evaluasi dan pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga yang dilaksanakan di balai penyuluhan KB dihadiri oleh PPKBD/Sub PPKBD dan atau kader kelompok kegiatan bina keluarga.
14. Biaya staff meeting/rapat teknis adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku (narasumber selain penyuluh KB/PLKB).
15. Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB adalah biaya untuk pembelian lampu, kran, peralatan kebersihan dan pengecatan.
16. Biaya langganan daya dan jasa adalah biaya untuk membayar listrik dan/atau telephone dan/atau air.
17. Biaya Bahan Bakar Minyak dan Biaya Transport adalah biaya untuk pembelian bahan bakar minyak dan biaya transport yang digunakan untuk operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi ke faskes sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku serta dibuktikan dengan surat tugas dari atasan langsung.
5
18. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi adalah biaya untuk pengiriman alokon dari gudang SKPD ke faskes yang dibuktikan dengan tanda terima uang dan alokon.
19. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB adalah pertemuan membahas rencana kegiatan program KKBPK dan pembangunan lainnya di Kampung KB, yang dihadiri oleh Kepala SKPD KB dan SKPD lintas sektor, camat, kepala desa/lurah, PKB/PLKB, ketua PKK tingkat desa/kecamatan dan PPKBD/Sub PPKBD dan anggota kelompok kerja.
20. Biaya operasional pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai denganperaturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku.
21. Pertemuan Forum musyawarah tingkat desa Kampung KB adalah pertemuan yang membahas rencana teknis untuk membangun kesepahaman dan penguatan dukungan kegiatan-kegiatan di Kampung KB, yang dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, petugas lapangan instansi terkait dan kader kelompok kegiatan.
22. Biaya operasional pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KB adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku.
23. Lokakarya mini tingkat kecamatan/desa di Kampung KB adalah pertemuan evaluasi kegiatan Kampung KB, identifikasi permasalahan dan mencari solusi terhadap masalah/kendala yang dihadapi Kampung KB, yang dihadiri oleh kepala desa/lurah dan perangkat desa/keluarahan, camat dan perangkat kecamatan, PKB/PLKB, petugas lapangan instansi terkait, kader kelompok kegiatan KKBPK dan kader kelompok kegiatan lintas sektor.
24. Biaya operasional lokakarya mini tingkat kecamatan/desa Kampung KB adalah biaya untuk membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat, dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan peraturan daerah dan perundang-undangan yang berlaku.
6
E. Kebijakan
1. Pemerintah daerah agar tetap mengalokasikan dana operasional untuk Balai Penyuluhan KB yang telah diberikan selama ini, karena BOKB bukan merupakan penerimaan fungsional pemerintah daerah dan bukan dana utama dalam penyelenggaraan upaya Program KKBPK di Balai Penyuluhan KB.
2. Pemanfaatan dana BOKB diperuntukan untuk membiayai pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Balai Penyuluhan KB sesuai alokasi jumlah biaya yang telah ditetapkan.
3. Pemanfaatan dana BOKB di Balai penyuluhan KB, pendistribusian alat dan obat kontrasepsi serta integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB agar disinergikan dengan pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya.
4. Besaran dana bantuan operasional pendistribusian alat dan obat kontrasepsi secara nasional disesuaikan dengan kondisi sosio demografis dan geografis yang dikategorikan menjadi 3 wilayah yaitu ;
a. Daerah yang masuk wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan (galciltas)
b. Daerah yang masuk non galciltas dan c. Daerah yang masuk wilayah perkotaan.
5. Pelaksanaan BOKB di Kabupaten/Kota agar seluruh SKPD KB menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan BOKB berpedoman pada peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 433/PER/B1/2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana dan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.
6. Rincian alokasi anggaran Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BKOB) tahun berjalan berpedoman pada Peraturan Presiden / Peraturan Menteri Keuangan dan/atau Peraturan Perundangan yang mengatur tentang Rincian Dana Alokasi Khusus Non Fisik.
7
F. Strategi
1. Setiap Balai Penyuluhan KB wajib membuat alokasi jadwal kegiatan sesuai dengan menu dalam petunjuk teknis dan disetujui oleh kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota.
2. Memperkuat peran Balai penyuluhan KB sebagai pusat pengendali operasional program KKBPK di setiap kecamatan.
3. Setiap fasilitas pelayanan KB (Klinik KB) mengajukan permintaan kebutuhan alokon ke SKPD-KB Kabupaten dan Kota.
4. SKPD-KB menganalisis kelayakan permintaan kebutuhan alokon.
5. Melakukan monitoring ketersediaan alokon disetiap fasilitas kesehatan (Klinik KB ).
6. Melakukan koordinasi dengan mitra/instansi terkait dalam rangka integrasi program dan kegiatan di Kampung KB
G. Prosedur Pelaksanan BOKB
1. Penguatan Koordinasi pelaksanaan
a. Bupati/walikota menetapkan pedoman pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di daerah Kabupaten dan Kota mengacu pada Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Lampiran 1 huruf N.
b. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan pengelola keuangan BOKB melalui Surat Keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota.
c. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan fasilitas kesehatan (klinik keluarga berencana) penerima alokon dengan Surat Keputusan Bupati dan Walikota.
d. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan Balai Penyuluhan KB yang mendapat biaya operasional KB dengan Surat Keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota.
e. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota melakukan stock opname di faskes secara berkala paling sedikit satu tahun sekali.
8
2. Mekanisme Penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban BOKB dalam APBD
a. Mekanisme penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja program/kegiatan DAK sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah.
b. Mekanisme Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah program/kegiatan DAK sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
H. Penggunaan Dana BOKB
Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional yang hasilnya diserahkan ke masyarakat.
1. Biaya operasional bagi Balai Penyuluhan KB dengan rincian menu dan urutan prioritas kegiatan sebagai berikut: a. Biaya operasional penyuluhan KBb. Biaya operasional pengolahan datac. Staff meeting/rapat teknisd. Alat Tulis Kantor dan/atau penggandaan dan atau penjilidan dan/atau
fotocopy e. Biaya langganan daya dan jasaf. Biaya pemeliharaan Balai Penyuluhan KB
2. Biaya distribusi alat dan obat kontrasepsi dapat digunakan untuk:a. Biaya Bahan Bakar Minyak dan/atau biaya transportb. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi
3. Biaya operasional integrasi program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB dapat digunakan untuk:a. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KBb. Pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KBc. Lokakarya mini tingkat desa dan kecamatan di Kampung KB
9
I. Pelaporan
Pelaporan BOKB dilakukan secara berjenjang dan berkala dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan penyaluran di masing-masing Kecamatan di Kabupaten dan Kota. Agar pelaporan BOKB dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan langkah sebagai berikut:
1. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota, melaporkan perkembangan pelaksanaan BOKB secara triwulanan dikirimkan ke Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim pengendalian DAK sub bidang KB Provinsi;
2. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan merujuk pada ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
3. Sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) 3 (tiga) Menteri yaitu Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/2556/SJ tanggal 21 November 2008, SKPD-KB Kabupaten dan Kota berkewajiban menyampaikan laporan Triwulan DAK sub bidang KB kepada Sekretaris Daerah;
4. Penanggungjawab dan pengelola dana Bantuan Operasional Balai Penyuluhan KB wajib menyampaikan laporan triwulan Keuangan kepada Kepala SKPD-KB Kab dan Kota (Fomulir 1);
5. Sekretaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota untuk menyampaikan laporan triwulan penggunaan dana distribusi alat dan obat kontrasepsi kepada Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota;
6. Penanggungjawab dan pengelola dana bantuan operasional integrasi program KKBPK dan program pembagunan lainnya di Kampung KB wajib menyampaikan laporan triwulan Keuangan kepada Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota;
7. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota merekap seluruh laporan dari Balai Penyuluhan KB dan penggunaan dana distribusi alat dan obat kontrasepsi serta laporan dari pengelola dana bantuan operasional integrasi program KKBPK dan program pembagunan lainnya di Kampung KB, kemudian
10
menyampaikan laporan triwulan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim Pengendalian DAK KB Provinsi paling lambat 10 hari setelah triwulan bersangkutan berakhir (Formulir 2, Formulir 4 dan Formulir 6);
8. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi c.q. Tim Pengendalian DAK Sub bidang KB melakukan rekapitulasi laporan triwulan yang disampaikan oleh Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota dan menyampaikan kepada ketua tim pengendali DAK Sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama) c.q Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN, sesuai dengan laporan sebagaimana dalam formulir 2 paling lambat 15 hari setelah triwulan bersangkutan berakhir (Formulir 3, Formulir 5 dan Formulir 7).
11
J. Pemantauan
Pemantauan pengelolaan dana BOKB dilakukan secara berjenjang dari BKKBN ke pemerintah daerah Kabupaten dan Kota dalam hal ini adalah SKPD KB dan/atau dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke pemerintah daerahKabupaten dan Kota dalam hal ini adalah SKPD KB.
Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik, dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mekanisme Pemantauan BOKB
a) Ketua Tim Pengendalian DAK subbidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Provinsi dan Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN;
b) Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat (Sekretaris Utama BKKBN)
c) Ketua Tim Pengendali DAK Bidang KB Kabupaten dan Kota (Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desaserta melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
12
MEKANISME PEMANTAUAN BOKBKABUPATEN DAN KOTA OLEH BKKBN
Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB(Sekretaris Utama)
Ketua Tim Pengendali DAK subbidang KB Kab dan Kota (Kepala SKPD–KB KAB DAN KOTA)
Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi(KEPALA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI)
2. Mekanisme Pemantauan BOKB Kabupaten Dan Kota oleh Pemerintah Provinsi
a. Gubernur berkoordinasi dengan Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Kepala SKPD KB Provinsi secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota;
b. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Ketua Tim Pengendali DAK SKPD KB Provinsi secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota serta melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) dan kepada Sekretaris Daerah.
c. Ketua Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan Kota (Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desaserta melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
13
MEKANISME PEMANTAUAN BOKBKABUPATEN DAN KOTA OLEH PEMERINTAH PROVINSI
GUBERNUR
SKPD-KB Kabupaten dan Kota
Perwakilan BKKBN di Provinsi
SKPD-KB PROVINSI
K. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh mana pelaksanaan pengelolaan BOKB telah dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Apabila ternyata dalam pelaksanaannya masih ditemui kekeliruan maka dapat segera dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan data yang akurat.
Agar pelaksanaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN;
2. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi cq (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Tim Pengendali DAK sub bidang KB Tingkat Pusat(Sekretaris Utama BKKBN)
3. Tim Pengendali DAK sub bidang KB Kabupaten dan Kota cq (Kepala SKPD-KB) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
L. Pengawasan Pelaksanaan BOKB
Pengawasan pelaksanaan BOKB dilaksanakan oleh pengawasan eksternal maupun Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Jika terjadi penyimpangan, hasil audit akan dijadikan rekomendasi untuk diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk itu, setiap SKPD-KB Kabupaten dan Kota yang mendapatkan BOKB wajib melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menggunakan dana BOKB untuk membayar transaksi sesuai dengan menu yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOKB.
14
2. Membukukan seluruh transaksi dan menyelesaikan pertanggungjawaban laporan keuangan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
M. PENUTUP
Pedoman penggunaan dana Bantuan Operasional KB (BOKB) disusun sebagai acuan dalam pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB di kecamatan, pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh fasilitas kesehatan yang teregistrasi melayani kontrasepsi dan operasional integrasi program KKBPK di Kampung KB.
Berkaitan dengan penerapan pedoman ini di daerah diharapkan setiap daerah yang menerima Bantuan Operasional KB dapat menindaklanjuti dengan petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan Walikota untuk menampung kebutuhan daerah masing-masing dengan tetap mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan BKKBN.
Dalam pelaksanaannya dukungan dana BOKB agar disinergikan dengan pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari terjadi perubahan kebijakan yang berkaitan dengan BOKB maka pedoman akan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan pada penyusunan pedoman BOKB selanjutnya.
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
SURYA CHANDRA SURAPATY
15
16
Fo
rmu
lir 1
(L
ap
ora
n d
ari B
ala
i Pe
nyu
luh
an K
B k
e S
KP
D-K
B K
abu
pate
n d
an
Ko
ta)
Ba
lai P
enyu
luh
an
KB
Ke
cam
ata
n
:
Ka
bu
pate
n d
an
Ko
ta:
SK
PD
-KB
:
Pro
vinsi
:
Pe
riod
e P
ela
po
ran
: T
riw
ula
n I
/II/
III/
IV*
Fo
rmu
lir
1:
F1
/BO
KB
/BP
/20
…
NO
TO
TA
L D
AN
A
(Rp
)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
PE
RS
EN
TA
SE
(%)
SIS
A D
AN
A
(Rp
)
13
45
6
45,0
00,0
00
1 2 3 4 5 6
Ke
tera
ng
an
:
*Core
t ya
ng t
ida
k pe
rlu
……
……
……
..,
……
. …
……
……
. 20
…
Ke
pa
la U
nit
Pe
laks
ana
Te
knis
Dae
rah B
idan
g K
B/
Ko
ord
ina
tor
PK
B/P
PL
KB
,
NIP
. …
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
…
Ba
ntu
an
Op
era
sio
na
l K
elu
arg
a B
ere
nc
an
a (
BO
KB
)
JEN
IS K
EG
IAT
AN
2
LA
PO
RA
N T
RIW
UL
AN
AN
PE
LA
KS
AN
AA
N B
AN
TU
AN
OP
ER
AS
ION
AL
KE
LU
AR
GA
BE
RE
NC
AN
A (
BO
KB
) B
AL
AI P
EN
YU
LU
HA
N K
B
TA
HU
N A
NG
GA
RA
N 2
0…
Fo
rmu
lir 1
dis
am
pa
ika
n k
ep
ad
a S
KP
D K
B K
abu
pa
ten
dan
Ko
ta
Bia
ya o
pera
sio
na
l pe
ngo
lah
an
da
ta
Sta
ff m
ee
ting
/ra
pa
t te
knis
Ala
t T
ulis
Ka
nto
r
Bia
ya o
pera
sio
na
l pe
nyu
luh
an K
B
Bia
ya la
ng
gan
an d
aya
da
n ja
sa
Bia
ya P
em
elih
ara
an
Bala
i Pe
nyu
luh
an
KB
17
Lam
pira
n:
IIP
erat
uran
:K
epal
a B
adan
Kep
endu
duka
n K
elua
rga
Ber
enca
na N
asio
nal
Nom
or:
432/
PE
R/B
1/20
16Ta
ngga
l:
16 N
ovem
ber
2016
Tent
ang
:P
etun
juk
Ope
rasi
onal
Pen
ggun
aan
Dan
a A
loka
si K
husu
s S
ub B
idan
g K
elua
rga
Ber
enca
na
Form
ulir 2
(Rek
ap L
apor
an P
elaks
anaa
n da
ri S
KPD-
KB K
abup
aten
dan
Kot
a)
Kabu
pate
n da
n Ko
ta:
SKPD
-KB
:
Prov
insi
:
Perio
de P
elapo
ran
: Triw
ulan
I/II/I
II/IV
*Fo
rmul
ir 2:
F2/
BOKB
/BP/
20…
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
13
45
67
89
1011
1213
1415
1617
145
,000
,000
245
,000
,000
345
,000
,000
445
,000
,000
545
,000
,000
645
,000
,000
745
,000
,000
8 Kete
rang
an:
*Cor
et ya
ng tid
ak p
erlu
……
……
……
.., …
….
……
……
……
……
……
……
. 20…
Kepa
la SK
PD K
B Ka
bupa
ten
dan
Kota
,
NIP.
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
…
LAPO
RAN
TRIW
ULAN
AN
PELA
KSAN
AAN
BANT
UAN
OPER
ASIO
NAL
KELU
ARGA
BER
ENCA
NA (B
OKB)
BAL
AI P
ENYU
LUHA
N KB
TAHU
N AN
GGAR
AN 2
0…
Form
ulir 2
disa
mpa
ikan
kepa
da K
epala
Per
wakil
an B
KKBN
Pro
vinsi
NOKE
CAM
ATAN
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
C
2
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
A
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
B
Bant
uan
Oper
asio
nal K
elua
rga
Bere
ncan
a (B
OKB)
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
F
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
G
dst
Biay
a lan
ggan
an d
aya
dan
jasa
Biay
a Pe
meli
hara
an B
alai
Peny
uluha
n KB
TOTA
L SI
SA D
ANA
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
D
Balai
Pen
yuluh
an K
ecam
atan
E
TOTA
L DA
NA
Biay
a op
eras
ional
peny
uluha
n KB
Biay
a op
eras
ional
peng
olaha
n da
taSt
aff m
eetin
g/ra
pat t
eknis
Alat
Tuli
s Kan
tor
18
Form
ulir 3
(Rek
ap L
apor
an P
elaks
anaa
n BO
KB-B
P Ti
ngka
t Pro
vinsi)
Prov
insi
:Fo
rmul
ir 3:
F3/
BOKB
/BP/
20…
Perio
de P
elapo
ran
: Triw
ulan
I/II/I
II/IV
*
TOTA
L DA
NA
(Rp)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L DA
NA
(Rp)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L DA
NA
(Rp)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
13
45
67
89
1011
1213
14
1 2 3 4 5 6 7 8 Kete
rang
an:
*Cor
et ya
ng tid
ak p
erlu
Biay
a Op
eras
ional
Peny
uluha
n KB
Biay
a Op
eras
ional
Peng
olaha
n Da
ta
LAPO
RAN
TRIW
ULAN
AN
PELA
KSAN
AAN
BANT
UAN
OPER
ASIO
NAL
KELU
ARGA
BER
ENCA
NA (B
OKB)
BAL
AI P
ENYU
LUHA
N
TAHU
N AN
GGAR
AN 2
0…
Form
ulir 3
disa
mpa
ikan
kepa
da K
epala
BKK
BN P
usat
2
NOKA
BUPA
TEN
DAN
KOTA
Staf
f mee
ting
/rapa
t tek
nis
19
Form
ulir
3: F
3/BO
KB/B
P/20
…
Form
ulir
3 (R
ekap
Lap
oran
Pel
aksa
naan
BO
KB-B
P Ti
ngka
t Pro
vins
i)
Prov
insi
:
Perio
de P
elap
oran
: Triw
ulan
I/II/
III/IV
*
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
1516
1718
1920
2122
2324
2526
2728
2930
Kete
rang
an:
*Cor
et y
ang
tidak
per
lu…
……
……
…..,
……
. …
……
……
. 20…
Kepa
la P
erwa
kila
n BK
KBN
Prov
insi
,
NIP.
……
……
……
……
……
……
……
……
Alat
Tul
is K
anto
rBi
aya
Pem
elih
araa
n Ba
lai P
enyu
luha
n KB
Biay
a La
ngga
nan
Daya
dan
Jas
aLAPO
RA
N T
RIW
ULA
NA
N
PELA
KSA
NA
AN
BA
NTU
AN
OPE
RA
SIO
NA
L K
ELU
AR
GA
BER
ENC
AN
A (B
OK
B) B
ALA
I PEN
YULU
HA
N K
B
TAH
UN
AN
GG
AR
AN
20…
(lanj
utan
)
Form
ulir
3 di
sam
paik
an k
epad
a Ke
pala
BKK
BN P
usat
Jum
lah
Kese
luru
han
20
Form
ulir
4 (L
apor
an P
elaks
anaa
n BO
KB-D
A da
ri SK
PD-K
B Ka
bupa
ten
dan
Kota
ke
Prov
insi)
Kabu
pate
n da
n Ko
ta:
SKPD
-KB
:
Prov
insi
:
Perio
de P
elapo
ran
: Triw
ulan
I/II/I
II/IV
*Fo
rmul
ir 4:
F4/
BOKB
/DA/
20…
NOTO
TAL
DANA
(Rp)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
13
45
6
1 2
Kete
rang
an:
*Cor
et y
ang
tidak
per
lu
Form
ulir
4 dis
ampa
ikan
kepa
da K
epala
Per
wakil
an B
KKBN
Pro
vinsi
……
……
……
.., …
….
……
……
…. 2
0…
Kepa
la SK
PD K
B Ka
bupa
ten
dan
Kota
,
NIP.
……
……
……
……
……
……
……
……
Biay
a Ba
han
Baka
r Min
yak
(BBM
) dan
/ata
u Bi
aya
Tran
spor
t, at
au
Biay
a Ja
sa P
engi
riman
/Eks
pedi
si
JENI
S KE
GIA
TAN
2
LAPO
RAN
TRIW
ULAN
AN
PELA
KSAN
AAN
BANT
UAN
OPE
RASI
ONA
L KE
LUAR
GA
BERE
NCAN
A (B
OKB
) DIS
TRIB
USI A
LOKO
N
TAHU
N AN
GG
ARAN
20…
Biay
a Di
strib
usi A
lat d
an O
bat K
ontra
seps
i
21
Form
ulir
5 (R
ekap
Lap
oran
Pel
aksa
naan
BO
KB-D
A Ti
ngka
t Pro
vins
i)
Prov
insi
:Fo
rmul
ir 5:
F5/
BOKB
/DA/
20…
Perio
de P
elap
oran
: Triw
ulan
I/II/
III/IV
*
TOTA
L DA
NA
(Rp)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L DA
NA
(Rp)
REAL
ISAS
I
(Rp)
PERS
ENTA
SE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
13
45
611
1213
14
1 2 3 4 5 6 7 8
Kete
rang
an:
*Cor
et y
ang
tidak
per
lu…
……
……
…..,
……
. …
……
……
. 20…
Kepa
la P
erwa
kila
n BK
KBN
Prov
insi
,
NIP.
……
……
……
……
……
……
……
……
LAPO
RAN
TRIW
ULAN
AN
PELA
KSAN
AAN
BANT
UAN
OPE
RASI
ONA
L KE
LUAR
GA
BERE
NCAN
A (B
OKB
) DIS
TRIB
USI A
LOKO
N
TAHU
N AN
GG
ARAN
20…
NOKA
BUPA
TEN
DAN
KOTA
Biay
a Ba
han
Baka
r Min
yak
dan/
atau
bia
ya tr
ansp
ort
Biay
a ja
sa p
engi
riman
/eks
pedi
si
2
Form
ulir
5 di
sam
paik
an k
epad
a Ke
pala
BKK
BN P
usat
22
Form
ulir
6 (L
apor
an P
elak
sana
an B
OKB
-Kp.
KB
dari
SKPD
-KB
Kabu
pate
n da
n Ko
ta k
e Pr
ovin
si)
Kabu
pate
n da
n Ko
ta:
SKPD
-KB
:
Prov
insi
:
Perio
de P
elap
oran
: Triw
ulan
I/II/
III/IV
*Fo
rmul
ir 6:
F6/
BO
KB
/KpK
B/2
0…
NO
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI(R
p)PE
RSEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A(R
p)
13
45
6
102,
000,
000
1 2Pe
rtem
uan
foru
m m
usya
war
ah ti
ngka
t des
a Ka
mpu
ng K
B
3
Kete
rang
an:
*Cor
et y
ang
tidak
per
lu
Form
ulir
4 di
sam
paik
an k
epad
a Ke
pala
Per
wak
ilan
BKKB
N P
rovi
nsi
……
……
……
.., …
….
……
……
…. 2
0…
Kepa
la S
KPD
KB
Kabu
pate
n da
n Ko
ta,
NIP
. ……
……
……
……
……
……
……
……
LAPO
RAN
TRIW
ULA
NA
N
TAHU
N A
NGG
AR
AN
20…
JEN
IS K
EGIA
TAN
2
INTE
GR
ASI
PR
OG
RAM
KKB
PK D
ENG
AN
PEM
BAN
GU
NA
N S
EKTO
R L
AIN
NYA
DI K
AM
PUNG
KB
Perte
mua
n Ke
lom
pok
Kerja
(PO
KJA)
Kam
pung
KB
Loka
kary
a m
ini t
ingk
at d
esa
dan
keca
mat
an d
i Kam
pung
KB
PELA
KSA
NA
AN B
ANT
UAN
OPE
RAS
ION
AL K
ELUA
RGA
BER
ENCA
NA (B
OK
B)
INTE
GR
ASI
PR
OG
RA
M K
KBPK
DEN
GAN
PEM
BA
NGU
NA
N SE
KTO
R L
AIN
NYA
DI K
AMPU
NG K
B
23
Form
ulir
7 (R
ekap
Lap
oran
Pel
aksa
naan
BO
KB-K
p.KB
Tin
gkat
Pro
vins
i)
Kabu
pate
n da
n Ko
ta:
Form
ulir
7: F
7/BO
KB/K
PKB/
20…
Prov
insi
:
Perio
de P
elap
oran
: Triw
ulan
I/II/
III/IV
*
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
SISA
DAN
A
(Rp)
TOTA
L D
ANA
(Rp)
REA
LISA
SI
(Rp)
PER
SEN
TASE
(%)
13
45
67
89
1011
1213
1 2 3 4 5 6 7 8
Kete
rang
an:
*Cor
et y
ang
tidak
per
lu…
……
……
…..,
……
. …
……
……
. 20…
Kepa
la P
erwa
kila
n BK
KBN
Prov
insi
,
NIP.
……
……
……
……
……
……
……
……
Form
ulir
5 di
sam
paik
an k
epad
a Ke
pala
BKK
BN P
usat
Perte
mua
n fo
rum
mus
yaw
arah
ting
kat d
esa
Kam
pung
KB
2
LAPO
RA
N T
RIW
ULA
NA
N
PELA
KSA
NA
AN
BA
NTU
AN
OPE
RA
SIO
NA
L K
ELU
AR
GA
BER
ENC
AN
A (B
OK
B)
TAH
UN
AN
GG
AR
AN
20…
No
KABU
PATE
N D
AN K
OTA
Perte
mua
n Ke
lom
pok
Kerja
(PO
KJA)
Kam
pung
KB
Loka
kary
a m
ini t
ingk
at d
esa
dan
keca
mat
an d
i Kam
pung
KB
INTE
GR
ASI
PR
OG
RA
M K
KB
PK D
ENG
AN
PEM
BA
NG
UN
AN
SEK
TOR
LA
INN
YA D
I KA
MPU
NG
KB
SISA
DAN
A
(Rp) 14
24