JUDUL - UINSU

196
MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Transcript of JUDUL - UINSU

Page 1: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

MANAJEMEN DAN STRATEGIPEMBELAJARAN

Page 2: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Page 3: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

Editor:

Drs. Asrul, M.Si.

M A N A J E M E NDAN STRATEGIPEMBELAJARAN

Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd.

Page 4: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Penulis: Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd.

Editor: Drs. Asrul, M.Si.

Copyright © 2019, pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak: Muhammad Yunus NasutionPerancang sampul: Aulia Grafika

Diterbitkan oleh:PERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224

Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756E-mail: [email protected]

Contact person: 08126516306

Cetakan pertama: Oktober 2019

ISBN 978-623-6970-00-0

Dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

Page 5: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur dipersembahkan kehadirat Allah swt atas nikmat,taufik dan hidayah yang dianugerahkannya kepada kita sekaliansehingga kami dapat menyelesaikan penulisan buku MANAJEMEN

DAN STRATEGI PEMBELAJARAN, sebagai karya tulis yang dapat dijadikanpedoman ilmiah dalammelakukan tata kelola pembelajaran di dalam kelasaupun di luar kelas. Selanjutnya salawat dana lam disampaikan untukjunjungan alam yang membawa dinul Islam sebgai pedoman hidup untukmeraih keselamatan dalam kehidupan di dunia ini dan di akhirat nanti.

Penulisan buku ini dimaksudkan dalam rangka melengkapi kajianterpadu antara manajemen dan strategi pembelajaran. Kajian ini bermanfaatbagi mahasiswa dalam memperdalam pemahaman, pengetahuan, danketerampilan secara manajerial dan strategi pembelajaran, terutama mahasiswacalon guru dalam semua mata pelajaran. Karena bagaimanapun, perubahaninternal dan eksternal terus berlangsung yang secara sistemik mempengaruhituntutan pengembangan kompetensi guru didalam mengelola pembelajarandi dalam kelas. Oleh sebab itu, kehadiran buku diharapkan bermanfaatbagi mahasiswa keguruan dan kependidikan, para guru professional, kepalasekolah dan madrasah, serta peminat kajian manajemen dan strategipembelajaran.

Dewasa ini, terutama dalam dua warsa pertama abad ke-21, yanglebih dikenal dengan era industri 4.0 secara eksternal mempengaruhidunia pendidikan. Untuk itu, pembelajaran aktif dan efektif meniscayakanberbagai perubahan dalam dimensi harapan dan peluang serta tantangansemua perubahan terhadap pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaranaktif, efektif, dan menyenangkan memerlukan strategi baru pembelajaranyang memungkinkan terjadi perubahan signifikan dalam mengoptimalkanupaya mewujudkan sekolah efektif. Berbagai layanan cepat, berkualitas

Page 6: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

vi

dan memuaskan dalam pembelajaran semakin dirasakan para siswadalam dunia pendidikan, sehingga apapun kebijakan baru pendidikanakan berdampak kepada pembelajaran di dalam dan di luar kelas. InsyaAllahsetiap bangsa akan maju dengan pembelajaran efektif melalui manajemendan strategi pembelajaran yang menyeangkan.

Medan, Juli 2019

Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd.

Page 7: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................... vDaftar Isi ..................................................................................... vii

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Sekolah sebagai Institusi Sosial .............................................. 1B. Sekolah dalam Era Informasi ................................................. 6C. Profesionalisasi Guru ............................................................. 16

BAB II

PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN ........... 21

A. Sistem dan Pendekatan Sistem............................................... 21B. Aplikasi Konsep Sistem dalam Pengajaran ............................ 25C. Pembelajaran Sebagai Sistem................................................. 27D. Belajar dan Pembentukan Kepribadian.................................. 31

BAB III

MANAJEMEN PEMBELAJARAN ........................................... 41

A. Hakikat Manajemen............................................................... 41B. Manajemen Pembelajaran ..................................................... 44C. Pembelajaran Aktif ................................................................. 48D. Efektivitas Pembelajaran ........................................................ 54

BAB IV

PERENCANAAN PEMBELAJARAN ...................................... 59

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran.................................. 59

Page 8: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

viii

B. Model-Model Perencanaan Pengajaran .................................. 62C. Tujuan Pengajaran ................................................................. 66

BAB V

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN ............................ 69

A. Pengertian Pengorganisasian Pembelajaran .......................... 69B. Komunikasi Guru dalam Pembelajaran ................................. 71C. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran ............................... 74D. Pola Komunikasi ..................................................................... 77E. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran ............................... 79F. Strategi Komunikasi Pembelajaran ........................................ 87G. Pengelolaan Kelas ................................................................... 90

BAB VI

KEPEMIMPINAN GURU ......................................................... 93

A. Pengertian Kepemimpinan Guru ............................................ 93B. Memperkuat Motivasi Siswa .................................................. 98C. Strategi Pembelajaran ............................................................ 99

BAB VII

PENGAWASAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN ........... 101

A. Pengawasan dan Evaluasi ...................................................... 101B. Konsep Dasar Evaluasi Pengajaran ........................................ 103

BAB VIII

RAGAM STRATEGI PEMBELAJARAN .................................. 111

A. Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran 111B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran .......................................... 114C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran .................... 115D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran ............... 116

BAB IX

JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN ........................ 121

A. Strategi Pembelajaran Ekspositori ......................................... 121

Page 9: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

ix

B. Strategi Pembelajaran Inkuiri ................................................ 132C. Strategi PembelajaranBerbasis Masalah (SPBM) ................... 143D. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

(SPPKB) .................................................................................. 148E. Strategi Pembelajaran Kooperatif(SPK) ................................. 159F. Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif ................................ 165

BAB X

INOVASI DAN MUTU PEMBELAJARAN .............................. 172

A. Konsep Mutu .......................................................................... 172B. Konsep Pembelajaran ............................................................. 178C. Pejaminan Mutu ..................................................................... 180

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 182

Page 10: JUDUL - UINSU

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

x

Page 11: JUDUL - UINSU

1

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sekolah sebagai Institusi Sosial

Kemajuan masyarakat modern dewasa ini tidak mungkin dicapaitapa kehadiran sekolah yang menyelenggarakan proses pendidikan.Namun sekolah bukanlah satu-satunya lembaga yang meyelenggarakan

pendidikan. Bahkan mempercayakan sepenuhnya proses pendidikan kepadasekolah adalah suatu kesalahan yang tidak mesti terjadi bagi masyarakatberbudaya.

Untuk itu, pendidikan perlu dipahami dalam konsep yang luas lebihdari sekedar sistem sekolah formal (formal scholing). Pelembagaan pendidikantidak hanya apa yang disampaikan pada institusi pendidikan sejak daripra sekolah, sekolah dasar, menengah dan berbagai macam jenis pendidikantinggi. Pendidikan juga termasuk yang berlangsung secara non formaldalam pengalaman pendidikan di mana aktivitas di luar sekolah yang diorganisiroleh berbagai macam lembaga umum dan swasta, serta pendidikan in-formal yaitu interaksi dari hari ke hari sehingga semua orang mendapatbimbingan dan didikan di rumah (Campbell, 2001:10).

Bagaimanapun, kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budayadalam masyarakat telah berlangsung di rumah tangga, sekolah maupundi masyarakat. Kegiatan pendidikan yang berlangsung di sekolah menempatkansekolah sebagai salah satu institusi sosial yang tetap eksis sampai sekarang.Keberadaan sekolah sebagai institusi sosial berfungsi melaksanakan kegiatanpembinaan potensi anak dan transformasi budaya. Dalam kegiatan tersebut,guru bertanggung jawab terhadap proses pengembangan kemampuanindividualitas, moralitas dan sosialitas anak. Sebagaimana dijelaskan olehSoltis (1968:5) bahwa pendidikan ialah :”a society attempts to develop inits young the capacity to recognize the good and worthwile in life”. Di sini ditekankan

Page 12: JUDUL - UINSU

2

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

bahwa pendidikan merupakan usaha suatu kelompok masyarakat ataubangsa untuk mengembangkan kemampuan generasi muda mengenalidan menghayati nilai-nilai kebaikan dan kemulian hidup.

Pendidikan di sekolah sebagai proses bimbingan yang terencana,terarah dan terpadu dalam membina potensi anak untuk menguasaipengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan sangat menentukan corakmasa depan suatu bangsa. Di sekolah anak-anak dididik untuk menjadisumber daya manusia (SDM) yang unggul sehingga melahirkan berbagaikreativitas dalam formulasi budaya bangs untuk survive (bertahan hidup)dan berkembang dalam pergaulan bangsa-bangsa dunia.

Begitu luasnya spektrum jenis, kegiatan dan lembaga pendidikandalam realitas sosial maka harapan bagi efektivitas fungsi pendidikanterkait dengan rekayasa masa depan yang lebih baik. Kelanjutan hidupdan pembentukan budaya suatu masyarakat menjadi raison d’etre (alasan)bagi pelaksanaan pendidikan sebagai tanggung jawab masyarakat darizaman ke zaman. Dalam kehidupan masyarakat manusia, pendidikanmerupakan gejala yang universal, tetapi tidak semua masyarakat mempunyaisistem persekolahan atau pendidikan formal (Manan, 1989:33). Perkembangansistem persekolahan atau lembaga pendidikan formal sebagai institusisosial yang menjalankan fungsi pendidikan sangat bervariasi dalam masyarakatsesuai dengan dinamika kebudayaannya.

1. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang erat sekali. BahkanDewey mengatakan bahwa asal mula masyarakat berbudaya ditentukanoleh fungsi sekolah. Dijelaskannya oleh Scotter (1979:22) :” …educationas an embryonic community”. In practice the school would offer many newlearning environments for the student , including libraries, gymnasiums, workingareas, art and music rooms, science laboratories, gardens and playgrounds.Beyond the classroom walls, he envisioned the school as a dynamic centerof the community “. Dengan adanya proses dalam lingkungan pembelajaranbaik di kelas, perpustakaan, lapangan olah raga, seni musik, taman, laboratoriumsemua dapat membentuk pengalaman anak menuju pengembangan pribadi.Oleh sebab itu sekolah merupakan pusat dinamika masyarakat menujukemajuan budayanya.

Sekolah menentukan transformasi sosial budaya di masyarakat sehinggaeksistensi masyarakat dapat terjamin dan berkembang menurut tuntutan

Page 13: JUDUL - UINSU

3

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

zaman. Secara sistemik dapat dijelaskan bahwa hubungan sekolah danmasyarakat dapat dilihat dari dua segi, yaitu : (1) sekolah sebagai fatnermasyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan, dan (2) sekolah sebagaiprodusen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakatlingkungannya.

Di sekolah, anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan danketerampilan yang akan dijadikan bekal hidup di masyarakat. Anak belajartentang ilmu ekonomi, hukum, teknik, seni, bahasa, agama dan berbagaiketerampilan yang diajarkan oleh guru di sekolah. Setelah tamat darisekolah, anak-anak diharapkan menjadi SDM yang berperan menjalankantugas tertentu di masyarakat sesuai keahliannya. Dengan berjalannyaberbagai peranan sosial di masyarakat berarti hal itu menjamin kelangsunghidup masyarakat dan bangsa. Inilah merupakan tugas utama sekolahdi tengah-tengah masyarakat, terutama masyarakat yang sedang membangun.

Dalam konteks ini Margaret Mead (1970:13) berpendapat bahwapendidikan formal di luar keluarga kelihatannya baru akan mulai berkembangbila struktur sosial suatu masyarakat sudah cukup terdiferensiasi sehinggaanak-anak dapat memperoleh kedudukan dan peran yang berbeda dariorang tua mereka. Keterampilan-keterampilan yang penting dan diinginitelah semakin rumit sehingga tidak dapat dipelajari dengan mudah. Denganbegitu hampir semua orang tua tidak mungkin lagi mengajari anak-anaknyadengan berbagai nilai-nilai, ragam sains, teknologi dan keterampilan hidup,maka hal-hal tersebut perlu diajarkan oleh orang lain seperti guru, dosen,pelatih atau tenaga ahli (spesialis),

Di sinilah bermula sistem persekolahan (schooling). Sistem persekolahanjuga tergantung pada faktor-faktor kemampuan masyarakat membiayaisistem persekolahan, kemungkinan orang tua membebaskan anak daripekerjaan produktif menolong orang tua dan perhatian kelompok tertentuterhadap transformasi pengetahuan dan teknologi dengan peluang-peluangyang diciptakan sendiri oleh masyarakat. Pendakian kebudayaan yangdilakukan manusia sepanjang sejarah sampai era kontemporer, sejatinyameniscayakan kehadiran sekolah dalam semua jenis dan jenjang pendidikan

S.Nasution (1995), berpendapat bahwa; sekolah memegang perananpenting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah hanya satu lembagadari berbagai lembaga yang melaksanakan tanggung jawab atas pemenuhanlayanan pendidikan bagi anak. Di sekolah, anak-anak mengalami perubahanperilaku secara integral (intelektualitas, spiritualitas, emosional, etika,

Page 14: JUDUL - UINSU

4

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

dan estetika) termasuk dalam perilaku sosial setelah mereka masuk sekolahdan dibelajarkan oleh para guru. Proses perubahan perilaku dalam dirianak sesuai dengan nilai-nilai sosial dan kebudayaan yang tertuang dalamkurikulum. Fungsi kurikulum pendidikan yang dilaksanakan guru-gurumenjadi pedoman dalam membentuk perubahan tingkah laku anak didikmenuju kepribadian yang dewasa secara optimal. Hal tersebut dimanifestasikandalam kemandirian hidup anak, mampu mengambil keputusan untukmemacahkan masalah yang dihadapi, dan bertanggung jawab secaramoral terhadap konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambilnya.

Di sekolah berlangsung proses sosialisasi anak, melalui pengajaranilmu, pengetahuan dan penanaman nilai yang bersumber dari kurikulum.Pakar sosiologi pendidikan menjelaskan bahwa: Socialization is a processof “teaching” and “learning” where the culture, the society, the community andthe other social institutions combine to be the teacher, and where all membersof the society are the “learners”. Pengajaran dan pembelajaran adalah katakunci dari proses sosialisasi yang ada di sekolah. Para guru menjadi pelakuyang melakukan transformasi nilai-nilai budaya kepada semua anak didikuntuk menjadi warga masyarakat yang berbudaya.

Setidaknya ada empat pengaruh dari fungsi sekolah terhadap perkembanganmasyarakat sebagai suatu hasil dari hubungan sekolah dengan masyarakat,yaitu : (1) mencerdaskan kehidupan masyarakat (2) membawa nilai-nilaipembaruan bagi perkembangan masyarakat (3) melahirkan warga masyarakatyang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat,dan (4) melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat,sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

Kontribusi pendidikan persekolahan sangat penting diperhatikansaat ini, karena fungsi pembentukan pribadi anak-anak atau sosialisasisesuai nilai kebudayaan, dan mobilitas sosial sesuai kemajuan ekonomi,sains dan teknologi harus menjadi perhatian pimpinan lembaga pendidikandan seluruh potensi masyarakatnya. Sekolah menjalankan fungsi sosialisasianak, di samping keluarga dan lembaga-lembaga sosial lain yang ada dimasyarakat. Proses sosialsiasi anak di sekolah akan menentukan corakberpikir dan berperilaku yang sesuai dengan norma-norma yang diyakinidan dimiliki masyarakat. Pada gilirannya, kepribadian anak akan terbentuksesuai dengan akar budayanya dengan kemampuan merespon perubahandi masyarakat secara berkesinambungan dari zaman ke zaman.

Page 15: JUDUL - UINSU

5

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2. Sekolah dan Masyarakat Berbudaya

Sekolah memiliki sejarah panjang dalam perjalanan budaya umatmanusia. Meskipun sebenarnya sekolah itu sendiri merupakan produkbudaya, namun sekolah juga sangat menentukan corak masyarakat dankemajuan kebudayaannya. Pendidikan yang berlangsung di sekolah merupakanproses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhanke dalam kolektivitas-membina perkembangan kekuatan dan mempengaruhipelaksanaan pemilihan individu untuk memenuhi kelangsungan hidupnyadan kesejahteraan kolektif.

Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia sebagai manifestasipikir, rasa dan karsa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan interaksidengan alam lingkungannya. Kebudayaan adalah khas manusia, karenakodrat manusia dilahirkan memiliki kreativitas untuk mengembangkanpikiran, hati, dan perilaku pisiknya dengan berbagai keterampilan. Sedangkanbinatang, sama sekali tidak memiliki kebudayaan dan hanya perilakuinstinktif yang diberikan Tuhan Yang maha Kuasa.

Di sekolah terjadi proses pembudayaan bagi anak-anak (enkulturasi).Scotter, dkk (1989) menjelaskan fungsi pendidikan yaitu “education is asocial institution charged with cultural and social reproduction, that is, withthe education of children and youth for individual and social survival”.Pendapat ini juga menekankan bahwa fungsi pendidikan adalah sebagaiinstitusi sosial yang menjamin kelangsungan hidup generasi muda suatubangsa. Baik pendidikan di sekolah, keluarga maupun di masyarakat (nonformal) pada intinya untuk mengalihkan, dan mengembangkan kebudayaanagar kehidupan masyarakat survive sesuai dengan cita-cita bangsanya.Setiap masyarakat melatih perkembangan gerakan-gerakan fisik sejakdari kelahiran bayi. Teknik-teknik yang dipakai akan berpengaruh terhadapperkembangan struktur kepribadian anak kelak pada saat mereka telahdewasa. Semua masyarakat melatih anak-anak menggunakan mediakomunikasi yaitu bahasa.Tidak ada satu masyarakat yang tidak mengajarkankepada anggota-anggotanya bagaimana cara mendapatkan mata pencaharianhidup dan menanamkan nilai-nilai ekonomi yang disetujui masyarakatnya.Aturan-aturan moral dalam masyarakat apapun selalu dibudayakan,termasuk ajaran agama yang diyakini keluarga, dan masyarakat tertentuakan kebenarannya.

Fungsi sosialisasi yang dilaksanakan oleh sekolah mencakup limadimensi sebagaimana dikemukakan oleh Scotter, dkk (1989) yaitu :”(1)

Page 16: JUDUL - UINSU

6

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

pendidikan (mencakup tidak hanya pengetahuan dan keterampilan tetapijuga sikap, nilai dan kepekaan pribadi) (2) peran seleksi sosial (mencakuptidak hanya pemberian sertifikat tetapi juga melakukan seleksi terhadappeluang kerja) (3) fungsi indoktrinasi (4) fungsi pemeliharaan anak,dan (5) aktivitas kemasyarakatan”.Jadi sekolah memiliki fungsi pendidikan,peran sosial, indoktrinasi, pemeliharaan dan aktivitas kemasyarakatan.

Kelangsungan dan perkembangan masyarakat sepenuhnya memangdipengaruhi oleh pranata-pranata sosial yang ada di dalamnya, termasukpendidikan, ekonomi, politik, teknologi serta moral atau etika. Dengandemikian peranan yang dimainkan oleh lembaga pendidikan formal (sekolah)juga seharusnya fungsional terhadap eksistensi dan pengembangan pranatasosial lainnya (ekonomi, politik, teknologi, moral dan etika).

Dalam perspektif yang luas, dikemukakan Langgulung (1985) bahwapakar sejarah dan kebudayaan menegaskan peranan pendidikan terdiridari : (1) menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranantertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan disini berkaitan dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri(2) memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda (3) memindahkannilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuanmasyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival)suatu masyarakat dan kebudayaan.

B. Sekolah dalam Era Informasi

1. Fenomena Masyarakat Informasi

Pada abad ke-21, terasa betapa globalisasi telah mulai menghantamberbagai aspek kehidupan masyarakat. Menurut Tofler (1990:12) bahwapada saat ini tengah terjadi pergeseran kekuasaan (powershif) yang men-ggerogoti setiap pilar sistem kekuasaan lama secara mendasar mengubahkehidupan keluarga, bisnis, politik, negara-negara dan struktur kekuasaanglobal itu sendiri. Kekuatan, kekayaan dan pengetahuan menjaditiga dasar kekuasaan yang menentukan kompetisi global.

Dalam era informasi keberadaan keluarga juga memberikan implikasipenting bagi sistem baru pendidikan. Menurut Reigeluth, dkk (1993:10)bahwa; model karekteristik masyarakat informasi sebagai berikut: (1)tujuan dan model berkisar pada proses pengorganisasian iptek mengenai

Page 17: JUDUL - UINSU

7

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

informasi dan pengembangan pengetahuan (2) dasar kekuatannya adalahperluasan kekuatan kognitif dengan teknologi tinggi (3) paradigma adalahberpikir sistemik, munculnya hubungan sebab-akibat, kompleksitas dinamis,orientasi ekologi (4) berkembangnya teknologi; proses pengumpulan, peng-organisasian, penyimpanan informasi, jaringan komunikasi dan sistemperencanaan dan rancangan (5) komoditi pokok; informasi dan pengetahuansebagai kunci produk, manusia, profesional dan pelayanan teknik adalahkomoditi utama (6) pola konsumsi; lebih kecil dan lebih efisien (7) karekteristikorganisasi; keterpaduan, sinergi, perubahan dan fleksibilitas.

Itu berarti proses pendidikan dan pembelajaran harus berbasis Ilmudan teknologi, dalam rangka memenangkan kompetisi di satu disi dankerjasama global di sisi lain. Pemanfaatan media teknologi informasi dankomunikasi menjadi hal yang fundamental bagi kemajuan dunia pendidikandi sekolah-sekolah. Teknologi informasi dan komunikasi meniscayakanpelayanan program pendidikan dan pembelajaran yang lebih cepat, jangkauanluas, dan lebih berkualitas untuk merespon tersedianya sumberdaya manusiaunggul yang dibutuhkan dalam membangun bangsa dan memenuhikebutuhan dunia usaha dan industri termasuk era industri 4.0. Kehadirandan penggunaan model dan aplikasi e-learning, e-banking, e-money, e-book,dan kemudahan-kemudahan layanan berbagai dimensi kehidupan sudahmemastikan sekolah-sekolah harus berubah kepada teknologi tinggi denganpenuh kemajuan.

2. Tantangan dan Peluang Sekolah

Sebenarnya agak sukar menentukan apakah masyarakat saat inisemuanya dan sepenuhnya sudah berada dalam era informasi era industri4.0. Namun yang pasti ada sebagian besar (negara maju) sudah beradadalam era informasi, dan ada sebagian yang masih berada dalam era industribahkan ada yang masih dalam era agraris/pertanian.Di sinilah ada tuntutanagar pendidikan juga berkembang sesuai perubahan dari tuntutan masyarakatindustri kepada menjawab keperluan masyarakat era informasi.

Kebutuhan terhadap paradigma baru pendidikan adalah didasarkanatas perubahan besar-besaran dalam kondisi dan kebutuhan pendidikandari masyarakat informasi. Berbagai perbedaan utama yang muncul darimasyarakat industri kepada masyarakat informasi yang mempengaruhidunia pendidikan terus terjadi. Menurut Reigeluth dan Garfinkel (1993:6)bahwa sedang terjadi perubahan hubungan di masyarakat. Dari hubungan

Page 18: JUDUL - UINSU

8

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang sering bersifat pertentangan/konflik menuju hubungan kerjasama,dari organisasi birokratis menuju organisasi tim, kepemimpinan otokratikmenuju kepemimpinan tim, dari kontrol terpusat kepada otonomi danakuntabilitas, dari otokrasi kepada demokrasi, demokrasi terwakili kepadademokrasi partisipasi, dari keterpaksaan kepada inisiatif, dari komunikasisatu arah kepada jaringan kerjasama, dari kompartementalisasi (pembagiankerja) kepada holisme (integrasi kerja).

Di sini, banyak peluang yang dapat dimanfaatkan sekolah di antaranya:gerakan mutu, kemajuan media komunikasi massa, komputerisasi, multimedia dan kesadaran masyarakat baru akan pendidikan berkualitas danberbasis kepada masyarakat. Artinya, kepala sekolah bersama guru-gurudan pihak terkait (stakeholder) perlu bersikap proaktif dalam menjawabtantangan perubahan agar sekolah tetap diminati untuk menyiapkanmasa depan anak.

Sedangkan tantangan sekolah di era informasi, di antaranya: perubahannilai-nilai/norma, liberalisasi ekonomi, Iptek yang canggih, dan bahayanarkoba. Setiap peluang perlu dimanfaatkan dan dioptimalkan, sedangkansetiap tantangan perlu diantisipasi sehingga peranan sekolah tetap dapatditingkatkan sesuai dengan peluang yang ada.

Peranan sekolah berkaitan secara langsung dengan pengembangansumber daya manusia (human resources development). Setiap programpendidikan sekolah perlu diorentasikan kepada pemantapan proses pengem-bangan SDM sebagai modal dasar pembangunan yang dilaksanakanoleh pemerintah bersama masyarakat. Dalam proses inilah dapat dicapaipertumbuhan dan perkembangan ekonomi dengan berbasis kepadapendidikan atau menciptakan amsyrakat terpelajar (learning society)sebagai sarana menciptakan perubahan dalam berbagai bidang kehidupanmasyarakat dan bangsa.

3. Pemberdayaan Sekolah

Pemberdayaan (empowerment) sekolah bukan merupakan pekerjaanyang ringan. Apalagi pemberdayaan sekolah sebagai wahana sosialisasimaka hal itu dapat dilakukan melalui pemberdayaan manajemen sekolahdengan menciptakan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Karenahanya dengan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif, proses pemberdayaanguru akan berlangsung sesuai iklim sekolah. Demikian pula halnya denganproses pemberdayaan murid melalui rancangan dan pelaksanaan pembelajaran

Page 19: JUDUL - UINSU

9

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang lebih bermakna, hanya mungkin diciptakan oleh guru-guru yangkreatif, inovatif dan profesional dalam iklim kepemimpinan sekolah yangefektif pula. Jika hal itu dapat dilakukan di era informasi ini maka sekolahakan sangat menentukan corak kemajuan budaya masyarakat Idonesiadi era informasi sekaligus kelangsungan hidupnya.

Pemberdayaan sekolah melalui operasional manajemen dan kepemimpinansekolah memerlukan kepala sekolah yang profesional. Sedangkan pemberdayaanmurid dalam pembelajaran diarahkan kepada pengembangan kreativitasmurid dalam belajar dan memanfaatkan teknologi informasi sesuai dengansumber-sumber belajar. Dalam era informasi sekarang ini dituntut untukdikembangkan sekolah yang sebenarnya (virtual school). Salisbury (1996:111)menjelaskan : the virtual school would be a dispenser or source of information,knowledge, leraning resources and methodologies, but it would deliverinstruction to learners in various locations at various times throughout theday and year-home, learning centers, workplace, care centers. Jadi sekolahyang sebenarnya di zaman ini harus dapat menjadi penyalur semua informasi,pengetahuan, sumberdaya dan metodologi belajar tetapi sekolah ini menjaditempat penyalur pembelajaran kepada pelajar dalam berbagai macamtempat kerja dan waktu sepanjang hari menjadi pusat pembelajaran, tempatkerja, dan pusat pemeliharaan. Begitulah fungsi sekolah yang sebenarnyadiharapkan di zaman ini.

Dalam suasana seperti ini perlu dilakukan inovasi pendidikan. Karenainovasi pendidikan ialah usaha merubah proses belajar dan mengajar,yang menyangkut kurikulum, peningkatan fasilitas pembelajaran, peningkatanmutu profesional guru, sistem administrasi dan manajemen pendidikandan relevansi pendidikan. Inovasi pendidikan secara makro pada tingkatnasional adalah sangat kompleks karena berkaitan dengan masalah biaya,kelayakan, dan validitas untuk melakukan inovasi.

Menghadapi tantangan pada era informasi dan perubahan sosial yangsemakin cepat, pendidikan masa depan perlu sejak dini (mulai pendidikandasar) melatih peserta didik untuk mampu belajar secara mandiri denganmemupuk sikap gemar membaca dan mencari serta memanfaatkan sumberinformasi (buku, CD Room, komputer,majalah, TV, radio) yang diperlukanuntuk dapat menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi. Transformasidari masyarakat yang lamban, tidak kreatif dan bodoh kepada terbentuknyamasyarakat belajar (Learning-Society) dengan kreativitas tinggi.

Para murid sebagai individualitas perlu dioptimalkan melalui pembelajaran.

Page 20: JUDUL - UINSU

10

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Kemampuan psikhis (jiwa) berupa bakat, inisiatif, kreativitas, proses berpikir,sifat-sifat kepribadian (riang, pemarah, pendiam,dan lain-lain) tidaklahsama satu dengan yang lain. Dalam ketidaksamaan itu, setiap manusiatampil sebagai individualitas dan memerlukan perlakuan sesuai individualitasnyamasing-masing. Jadi sekolah di era informasi ini, dituntut mengembangkanprogram kurikulum yang mampu mengembangkan kreativitas para pelajartentu dengan didukung oleh sumber daya sekolah yang berkulitas. Dukungankepemimpinan sekolah yang baik, guru-guru profesional, keterlibatanorang tua, dukungan komite sekolah, masyarakat dan pemerintah untukmenjadikan sekolah efektif.

4. Pembelajaran dan Kreativitas Anak

Sekolah efektif adalah sekolah yang mampu menumbuhkan kreativitasanak melalui pembelajaran. Tentu yang diharapkan adalah pembelajaranefektif yang ditangani guru profesional melalui manajemen pembelajaranyang baik. Guru yang mampu mempengaruhi anak didik untuk belajarbagaimana cara belajar dengan penuh kreativitas.

Kreativitas merupakan bahagian dari keadaan jiwa seorang anakmanusia. Menurut Breckenridge dan Vincent (1966:306) bahwa kemampuankreativitas disebutkan :creative ability is usually regarded as a special talentor aptitude which manifest itself late in adolesence or in adulthood and somewhat exclusively among young people and adults who are not quite normalin other respects. Di sini dipahami kemampuan kreatif merupakan bakatkhusus atau bakat yang nyata di akhir usia adolesen atau dewasa danbeberapa kekhususan dimiliki diantara anak muda atau dewasa yangmana muncul tidak begitu normal di banding yang lain. Sedangkan kreativitastalenta khusus adalah orang-orang yang memiliki bakat atau talentakreatif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater, sains, bisnisatau bidang lain.

Sebagaimana pendapat Maslow dan Rogers seperti dikutip Munandar(1999:18) bahwa kreativitas aktualisasi diri adalah apabila seseorangmenggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang iamampu, mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya. Pribadi yangdapat mengaktualisasikan dirinya adalah seseorang yang sehat mental,dapat menerima dirinya, selalu berfungsi sepenuhnya, berpikiran demokratisdan sebagainya. Aktualisasi diri merupakan karekteristik yang fundamental,

Page 21: JUDUL - UINSU

11

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan akantetapi sering hilang, terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan.

Orientasi belajar diarahkan untuk melatih merumuskan, memecahkanbahkan mengantisipasi munculnya masalah sebagai model pembelajarandan bukan hanya menekankan hafalan. Dengan kata lain sistem pelajaranyang bersifat partisipatoris dan antisipatoris perlu dikembangkan sebagaiwujud inovasi. Sistem menghafal jawaban dengan soal ujian sebagaimanasekarang sering diandalkan untuk menaikkan NEM tidak lagi memadaiuntuk menjawab tantangan perubahan zaman.

Delors,dkk (1999:63) menjelaskan komisi UNESCO telah mencanangkanempat orientasi pendidikan abad ke-21 yaitu : (1) learning to know (belajaruntuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk bisa berbuat danmelakukansesuatu) (3) learning to be (belajar menghayati hidup menjadiseorang pribadi) dan (4) learning to live together (belajar untuk bisa hidupbersama). Keempat orientasi pendidikan abad ke-21 ini harus menjadivisi baru setiap sekolah untuk menjadi efektif, yang di dalamnya terformulasikanpembelajaran efektif.

Untuk masa kini, konsep quantum learning perlu diimplementasikanoleh guru. Menurut DePorter,dkk (1999) menjealskan bahwa quantumlearning adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalamdan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini megubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadicahaya yang akan beranfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain”.

Dalam perspektif di sini dan masa sekarang, sekolah dituntut menciptakanmasyarakat belajar yang kreatif, mandiri, terbuka (open minded), demokratis,inkuiri dan efektif. Sebab keecenderungan (trend) utama masa depan adalahadanya perubahan yang cepat (increasingly rate of change) yang mengakibatkanketidakpastian, di samping kepastian-kepastian yang didasarkan padafakta sosial budaya yang berkembang.

Transformasi masyarakat dalam era informasi adalah terbentuknyamasyarakat belajar. Penguasai ilmu pengetahuan dan teknologi canggih,dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran perlu dimanfaatkanuntuk mempercepat kemajuan pembelajaran di sekolah. Maka optimalisasipemanfaatan komputer, internet, CD room untuk pembelajaran muridhanya mungkin dilakukan melalui inovasi sekolah. Pemanfaatan peluangdan respon terhadap tantangan era informasi bermuara kepada wujud

Page 22: JUDUL - UINSU

12

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sekolah yang sebenarnya (virtual school).Di dalamnya terbentuk iklimpembelajaran yang merangsang kreativitas untuk menciptakan SDMyang unggul sejak dari sekolah dasar, menengah dan pendidikan tinggi.

Edgar Faure (Sindhunata, ed,2001) berpendapat bahwa akselerasidinamika pendidikan dan pengajaran selalu selaras dengan kecepatanperkembangan ekonomi. Jika ekonomi berkembang cepat, maka pendidikanpun cenderung cepat mengembangkan pengetahuan guna menyiapkantenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam ekonomi. Produksi yang lebihsempurna harus dikerjakan secara lebih teliti sehingga membutuhkantenaga kerja yang memiliki kecakapan dan keahlian tinggi. Bahkan dikalangan orang-orang berbakat akan muncul berbagai pembaharuanatau penemuan hal-hal baru .

Ada dua terminologi yang hampir sama dalam pemaknaan kreativitasyaitu aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus.Kreativitas itu sendirimemiliki ciri-ciri afektif, ciri-ciri kepribadian, sikap, motivasi, gaya kognitif.Menurut Stenberg (1988) dalam Munandar (1999:20) bahwa kreativitasadalah titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis : inteligensi,gaya kognitif dan kepribadian/motivasi.

Beckenridge dan Vincent (1969) menjelaskan bahwa salah satu carauntuk membangun kemampuan kreativitas adalah dengan mendoronganak-anak mengungkapkan suatu atau setiap keinginan atau hasratnya.Dalam hal kemampuan kreativitas yang tinggi berhubungan dengan tingginyakecerdasan seseorang, tetapi ini otomatis berlangsung pada semua lapanganyang menjadi lahan kreativitas seseorang. Kecerdasan yang tinggi pentingdalam kreativitas di bidang nuklir, namun tidak demikian halnya dengankreativitas di bidang seni grafik, sebab ditemukan juga sementara anakIQ tinggi namun kreativitasnya rendah.

Antara inteligensi, gaya berpikir dan kepribadian masing-masingmempunyai penekanan dan kemampuan tersendiri. Inteligensi terutamameliputi kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan,perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilanmengambil keputusan, keseimbangan dan integrasi intelektual secaraumum. Gaya kognitif atau intelektual dari anak yang kreatif menunjukkankelonggaran dari keterikatan pada konvensi menciptakan aturan sendiri,melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidakterstruktur sehingga kepribadiannya fleksibel, toleransi terhadap kedwiartian,dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan menghadapi

Page 23: JUDUL - UINSU

13

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

rintangan dan pengambilan risiko yang moderat (Munandar, 1999:20-24).

Hasan Langgulung (1991:177) mengutip pendapat Guilford (1957)yang memandang kreativitas sebagai proses intelektual berisikan kemampuan-kemampuan yaitu: (1) keterampilan bertutur-kata (verbal fluency) yaitukemampuan menghasilkan sebanyak mungkin kata-kata yang memenuhisyarat-syarat tertentu (2) keterampilan pikiran yaitu kemampuan menghasilkandengan cepat sebanyak mungkin pikiran dan suasana tertentu dan memenuhisyarat tertentu (3) kelenturan (flexibility) – kemampuan menghasilkandengan cepat pikiran-pikiran tergolong kepada berbagai jenis yang berkenaandengan suasana tertentu, dan (4) keaslian (originality)-kemampuan meng-hasilkan dengan cepat pikiran-pikiran yang memenuhi syarat-syarat tertentudalam suasana tertentu atau pikiran cemerlang (5) kepekaan terhadapmasalah- kemampuan mengetahui kelemahan-kelemahan, kekurangan,kesenjangan pada suasana yang merangsang 6) kemampuan berpikir untukkeluar dari apa yang menjadi kebiasaan kelompok dari berbagai bidang.

Dari pengertian ini maka kreativitas itu adalah bukti keunikan manusiadan aktualisasi dirinya. Karena itu kreativitas bisa dilihat ada yang bernilaitinggi dan ada yang bernilai rendah. Menciptakan sesuatu yang baru,alat-alat baru, teknik-teknik baru untuk mengerjakan sesuatu atau menyusununsur-unsur baru dalam sesuatu produk yang sudah ada, menambahkansesuatu yang baru pada sains, seni atau sastera dan seluruh hasil budayamanusia.

Pada dasarnya orang yang kreatif tidak mesti berinteligensi tinggi,tapi dari proses kreatif dapat membina seseorang memiliki inteligensitinggi. Ditegaskan oleh Beckenridge dan Vincent (1969:307) bahwa :”Creationoccurs in the realm of thinking as well as in art forms. The value of inspirationin scientific invention and research, in creative planning for industry or govern-ment and one’s own planning for daily living are known to us as creative think-ing”. Oleh sebab itu proses kreatif membutuhkan aktivitas atau latihanyang berulang-ulang sampai terwujud apa yang diinginkan. Justru sebaliknyaseseorang berinteligensi tinggi tidak akan mencapai hasil yang maksimalsebagaimana yang diharapkan jika tidak dibarengi dengan proses kreatifseperti kerja keras, displin diri dalam menciptakan yang baru baik dalamlapangan ilmu, teknologi, seni maupun lapangan kehidupan lainnyasebagai sarana latihan. Tentu saja proses kreatif juga tak akan berdayagunajika tidak didukung oleh motivasi intrinsik, pembinaan terarah dan terpadumelalui pendidikan, latihan dan pengalaman.

Page 24: JUDUL - UINSU

14

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Boleh dikatakan bahwa sekolah menjadi parameter utama dalammengembangkan kreativitas anak. Pendidikan di sekolah mempersiapkanlingkungan belajar yang kondusif bagi anak belajar mengenali diri danlingkungan budayanya secara baik melalui kurikulum. Salah satu sasaranyang ditekankan sekarang ini sebagai objektif pembelajaran abad ke-21adalah belajar membentuk jati diri (learning to be) di samping learningto know (belajar untuk mengenal), learning to do (belajar untuk berkarya),dan learning to live together (belajar untuk hidup bersama) yang dilakukandengan jalan mengembangkan segala potensi yang ada pada setiap pribadi.Belajar membentuk jati diri (learning to be) itu meliputi; kemandirian,kemampuan menalar, imajinasi, ketahanan fisik, kesadaran estetik, disiplindan tanggung jawab (UNESCO. 1996:14).

Untuk itu sekolah bertanggung jawab besar terhadap tinggi rendahnyakreativitas anak-anak bangsa di masa kini dan mendatang. Pendidikantentu saja berorientasi masa depan. Karena itu pendidikan persekolahanmutlak harus menjadi lingkaran pembelajaran yang kondusif bagi tumbuhdan kembangnya kreativitas tersebut dalam interaksi dengan guru-gurudan sesama siswa dengan format kurikulum pendidikan yang cocok dalamsetiap jenjang usia dan pendidikan anak.

Pendidikan sebagai proses pemberian bimbingan terhadap anak olehorang dewasa dengan tanggung jawab atau sengaja mempengaruhi potensianak agar mencapai kedewasaan. Peranan guru yang profesional di sinibenar-benar ditantang dengan terlaksananya pendidikan yang efektifbagi munculnya anak-anak bangsa yang kreatif. Guru tidak sekedar mengajarianak menghafal dan mengingat tetapi justru perlu sampai pada tingkatproses pemikiran lebih tinggi seperti menganalisis, sintesis, evaluasi, kemampuanmembuat prediksi, berpikir kreatif serta sikap terbuka mengatasi masalah-masalah tak terduga atau bukan terstruktur. Selain dari pada itu gurujuga harus menguasai berbagai teknikdan model mengajar, mampu mengelolakegiatan belajar individual, dan kelompok, peka terhadap perkembangananak, penuh pengertian dan toleransi serta mempunyai kreativitas yanagtinggi (Munandar, 1992)

Pendidikan di sekolah diharapkan dapat berfungsi meningkatkankreativitas siswa. Para guru hendaknya membentuk suasana anak untukberperilaku lebih bebas, terbuka akan hal yang baru (open minded) danmemberikan kesempatan bertanggung jawab lebih besar. Sehingga akansangat menguntungkan bagi perkembangan kreativitas setiap anak bangsa.

Page 25: JUDUL - UINSU

15

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Guru harus memberikan payung kebebasan dan kemandirian untukberpendapat, berpikir, bertindak dan berperilaku kepada anak didik disetiap sekolah. Siswa berpandangan bahwa gauru serba tahu dan apayang dikatakan guru diyakini benar. Kepercayaan guru yang demikianbesar, terutama terlihat pada siswa sekolah dasar. Dalam kondisi sepertiini guru dapat mempengaruhi kepribadian anak secara lebih besar atausignifikan.

Menurut Lindsey sebagaimana dikutip Utami Munandar (1999:147),bahwa karakteristik pribadi dari guru yang berhasil bekerjasama dengansiswa berbakat mencakup memahami dan menerima diri sendiri, mempunyaikekuatan ego serta tanggung jawab terhadap perilaku diri sendiri. Kepekaanterhadap orang lain, minat intelektual di atas rata-rata. Karakteristikpribadi lainnya dari guru dan siswa berbakat adalah empaty, tenggangrasa, orisinalitas, antusiasme dan aktualisasi diri.

Adalah patut dicermati empat tingkat keterampilan yang ditawarkandalam kurikulum pendidikan Amerika. Bertolak dari kesadaran terhadapkemungkinan perubahan dramatik tempat bekerja, dalam Reigeluth danGarfinkel (1994:66) dikemukakan The Secretary’s Commission on AchievingNecessary Skills (SCANS) yang dibentuk Departemen tenaga kerja Amerikamemberikan rekomendasi tentang substansi keterampilan anak yangharus dimasukkan dalam kurikulum masa depan yaitu :

1. Keterampilan dasar (basic Skills) mencakup kemampuan membaca,menulis, matematik, mendengar dan berbicara secara efektif.

2. Keterampilan berpikir (thinking skills) mencakup kemampuan berpikirkreatif, membuat pemecahan masalah dan melaksanakannya.

3. Kualitas pribadi (personal quality) mencakup sikap tanggung jawab,harga diri, kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik, manajemenpribadi, dan integritas (kejujuran).

4. Lima kompetensi luas, yaitu menggunakan sumber daya, informasi,teknologi, keterampilan interpersonal dan sistem berpikir.

Dalam spektrum seperti ini sekolah harus melakukan reorientasiyaitu yang semula sebagai tempat belajar, diubah menjadi tempat mengolah,mengembangkan dan memakai atau memanfaatkan pengetahuan yangtelah diketahui. Pada saat ini tugas utama sekolah lebih terfokus padamengajar peserta didik untuk mengakses informasi dan pengetahuan baruyang diperlukannya dalam memecahkan problem kehidupan nyata di

Page 26: JUDUL - UINSU

16

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

masyarakat. Di sinilah pentingnya peranan guru dalam menciptakanlingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anakdi sekolah. Karena kelima keterampilan utama dalam pembelajaran padamillenium ke-3 ini hanya mungkin dicapai manakala guru-guru telahterlatih dan profesional mendisain program pengajaran yang menantangdan penuh kreativitas.

C. Profesionalisasi Guru

Tingginya derajat profesionalitas memungkin guru menjadikan dirimyasebagai guru efektif. Dalam buku Joan Dean (2000) berikut ini adalahtemuan yang dibuat oleh berbagai peneliti tentang guru yang efektif:

1. Guru yang efektif mempersiapkan diri dengan baik dan memiliki tujuanyang jelas untuk mengajar mereka.

2. Mereka bertujuan untuk membuat sebagai banyak kontak mengajardengan semua anak-anak mereka mungkin.

3. Mereka bertujuan untuk melihat bahwa anak-anak menghabiskanbanyak waktu yang mungkin menguntungkan pada tugas.

4. Mereka memiliki harapan yang tinggi untuk semua anak.

5. Mereka membuat presentasi yang jelas yang sesuai dengan tingkatanak-anak.

6. Mereka struktur bekerja dengan baik dan memberitahu anak-anaktujuan dari pekerjaan yang mereka lakukan dan target mereka berharapanak-anak akan mencapai.

7. Mereka fleksibel dalam berbagai perilaku dan kegiatan mengajar.

8. Mereka menggunakan banyak pertanyaan yang lebih tinggi yangpermintaan berpikir pada bagian dari anak-anak.

9. Mereka memberikan umpan balik yang sering untuk anak-anak tentangbagaimana mereka lakukan.

10. Mereka membuat penggunaan yang tepat pujian untuk kedua prestasidan perilaku.

11. Mereka menyimpan catatan yang baik dari pencapaian dan kemajuanmasing-masing anak dan ini bersama dan digunakan. Kemajuan dalambelajar terus dikaji.

12. Kelas mereka terorganisir dengan baik, memerintahkan dan menarik.

Page 27: JUDUL - UINSU

17

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

13. Mereka merefleksikan pekerjaan mereka dan anak-anak telah melakukandan mengevaluasi kemajuan menuju tujuan.

Dalam kemajuan sekolah yang sedang berlangsung cepat, makapara guru perlu ditingkatkan profesioalitasnya. Sejatinya profesionalismeberasal dari kata profesi. Istilah profesi menurut M.Arifin (1989) berasaldari kata Profesion mengandung arti sama dengan occupation yaitu suatupekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikanatau latihan khusus. Menurutnya profesi sebagai bidang keahlian yangkhusus untuk menangani lapangan pekerjaan tertentu yang membutuhkannya.

Kemudian Manan (1989) berpendapat bahwa profesi adalah kedudukanatau jabatan yang memerlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan khususyang diperoleh melalui pendidikan atau perkuliahan yang bersifat teoretisdan disertai praktek, diuji dengan berbagai bentuk ujian di universitas ataulembaga yang diberi hak untuk dan diberikan kepada orang-orang yangmemilikinya (sertifiket, lisensi, brafet) suatu kewenangan tertentu dalamhubungannya dengan kliennya yang dipelihara dengan hati-hati dan selaluditingkatkan melalui organisasinya.

Di sini dipahami bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang didasarkankepada pendidikan dan pelatihan khusus dengan tujuan memberikanlayanan dengan keahliannya kepada orang lain dengan imbalan dangaji tertentu. Pekerjaan atau jabatan itu dilaksanakan seseorang apabiladia telah mendapatkan ijazah tertentu sehingga tidak sembarangan orangdapat melakukan pekerjaan tersebut. Demikian halnya pekerjaan yangdikategorikan profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, bidan, gurudan lain sebagainya.

Ada beberapa alasan rasional dan empirik sehingga tugas mengajardisebut sebagai profesi, yaitu: (1) Bidang tugas guru memerlukan perencanaanyang matang, pelaksanaan mantap dan pengendalian yang baik. Tugasmengajar dilaksanakan atas dasar sistem, (2) Bidang pekerjaan mengajarmemerlukan dukungan ilmu teoritis pendidikan dan mengajar, (3) Bidangpendidikan ini memerlukan waktu lama dalam masa pendidikan dan latihan,sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tenaga keguruan.

Kedudukan guru yang diyakini sangat strategis, yaitu : (1) Agenpembaharuan, (2) Berperan sebagai fasilitator yang menciptakan kondisibelajar dalam diri anak, (3) Bertanggung jawab atas terciptanya hasilbelajar subjek didik, (4) Sebagai contoh teladan, (5), Bertanggung jawab

Page 28: JUDUL - UINSU

18

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

secara profesional meningkatkan kemampuannya, (6) Menjunjung tinggikode etik profesional.

Berkaitan dengan penjelaskan di atas, maka karakteristik profesi dapatdisimpulkan yaitu : (1) Jabatan yang memerlukan pendidikan yang panjangdan menyangkut pengetahuan dan keterampilan khusus, (2)Adanya sistemujian yang berkaitan dengan kemampuan teoritis dan praktek sehinggabenar-benar memiliki otoritas dan kewenangan dalam tugasnya, (3)Adanyaorganisasi profesi yang memelihara kepentingan, kewenangan dan mutuprofesi, (4) Adanya kode etik dan sumpah jabatan yang menjadi pegangananggota profesi dalam bertugas, (5) Adanya standar pengetahuan danketerampilan khusus yang terus dipelihara, dikembangkan dan membedakannyadari profesi lain.

Menurut Bestor (1964), kualifikasi utama profesi, yaitu: (1) Memilikiilmu pengetahuan yang luas dalam bidang yang dikerjakan, (2) Memilikikemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai,bidangnya, (3) Memiliki karakter atau kepribadian yang membuat nyadihargai, dibanggakan dan diterima kliennya.

Jadi kriteria profesi, menurut Tafsir (1989) disimpulkan yaitu: (1)Memiliki keahlian, (2) Sebagai panggilan hidup, (3) Memiliki teori-teoribaku, (4) Profesi untuk masyarakat, (5) Memiliki kecakapan diagnistikdan kompetensi aplikatif, (6) Memiliki otonomi dalam melakukan profesi,(7) Mempunyai kode etik, (8) Mempunyai klien yang jelas (murid/pesertadidik), (9) Ada organisasi profesi, (10) Memiliki hubungan dengan bidang-bidang lain.

Profesionalisme dalam bidang pendidikan merupakan seperangkattugas dan fungsi dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian. Paraguru yang profesional memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikanatau latihan di lembaga pendidikan guru dalam jangka waktu tertentu.Sutisna (1985) berpendapat bahwa misi profesional disimpulkan dalamtiga dimensi utama, yaitu: pengetahuan, keterampilan dan komitmen.Pelaksanaan tugas guru yang mengacu kepada tiga dimensi tadi menurutM. Arifin (1989) mencakup kriteria dasar yaitu: kepribadian guru, penguasaanilmu yang diajarkan dan keterampilan mengajar.

Selanjutnya M.Arifin (1989) menjelaskan profesionalisme guru yaitu:

a. Kepribadian guru yang unik dapat mempengaruhi murid yang dikembangkanterus menerus sehingga ia benar-benar terampil (1) memahami danmenghargai setiap potensi murid (2) Membina situasi sosial yang meliputi

Page 29: JUDUL - UINSU

19

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

interaksi belajar mengajar mendorong murid dalam meningkatkankemampuan memahami pentingnya kebersamaan dan kesepahamanarah pemikiran dan perbuatan di kalangan murid (3) Membina perasaansaling mengerti, saling menghormati dan saling bertanggung jawabdan percaya mempercayai antara guru dan murid.

b. Penguasaan ilmu pengetahuan yang mengarah pada spesialisasi ilmuyang diajarkan kepada murid.

c. Keterampilan dalam mengajarkan bahan pelajaran terutama menyangkutperencanaan program, satuan pelajaran dan menyusun seluruh kegiatanuntuk satu mata pelajaran menurut waktu (catur wulan, semester,tahun pelajaran). Dia terampil menggunakan alat-alat, bentuk danmengembangkannya bagi murid di dalam proses belajar mengajaryang diperlukan.

Perubahan yang cepat berimplikasi terhadap nilai-nilai yang diyakinimasyarakat. Ini merupakan tantangan para guru pendidikan agamaIslam. Dalam menentukan nasib bangsa di masa depan maka perananguru pendidikan agama Islam tidak bisa diabaikan, sebab para guru merupakanujung tombak bagi keberhasilan pendidikan dan pengajaran di setiap sekolah.Konsekuensinya adalah bahwa untuk keberhasilan program pendidikanagama Islam mutlak diperlukan ketersediaan guru pendidikan agamaIslam yang profesional. Peranan guru-guru yang profesional ini pentingsekali dalam menuntun proses pendidikan agama Islam sehingga nilai-nilai ajaran agama Islam benar-benar mantap sejak dari pendidikan dasarsebagai bekal hidup anak menghadapi perubahan zaman yang cepat.Sebab nilai-nilai universal sajalah yang dapat membimbing anak dalamcepatnya perubahan zaman.

Untuk itu sebenarnya diperlukan pengembangan tingkat profesionalguru-guru pendidikan agama Islam dalam menjawab tantangan pergeserannilai dan kemajuan teknologi di bidang pendidikan. Menurut Guskey danHuberman (1995:116) mengemukakan : We need to reevaluate the wayprtofesional development experiences are structured, not only during teachersearly years ini classroom but also throughtout their teaching careers, we mustdesign profesional development activities to help teachers maintain, or in somecase rediscover, the enthusiasm, hopefullness and commitment they have forteaching”. Pengembangan kemampuan profesional guru tidak hanya bagiguru-guru baru dalam tugasnya, akan tetapi dipentingkan pula sekaligus

Page 30: JUDUL - UINSU

20

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

untuk mengembangkan pola karir guru yang menjanjikan antusiasme,pengharapan dan komitmen mereka dalam bertugas sebagai guru.

Saat ini diperlukan mengarahkan pengembangan guru sebagai “quantumteacher”, sebuah pribadi yang mampu mengubah energi menajdi cahaya,yang menurut DePorter,dkk (1999) seorang guru yang memiliki kemampuanberkomunikasi, digabungkan dengan rancangan pengajaran yang efektif,akan memberikan pengalaman belajar dinamis bagi siswa. Lebih lanjutdijelaskannya, ada 13 ciri-ciri guru yang memiliki hasil kuantum dengansiswanya, yaitu:

1) Antusias; menampilkan semangat untuk hidup2) Berwibawa; menggerakkan orang3) Positif; melihat peluang dalam setiap saat4) Supel; mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa5) Humoris; berhati lapang untuk menerima kesalahan6) Luwes; menemukan lebih dar satu cara un tuk mencapai hasil7) Menerima; mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk

menemukan nilai-nilai inti.8) Fasih; berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur9) Tulus; memiliki niat dan motivasi positif10) Spontan; dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil11) Menarik dan Tertarik; mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman

hidup siswa dan peduli akan diri siswa12) Menganggap siswa “mampu” percaya akan dan mengorkestrasi kesuksesan

siswa13) Menetapkan dan memelihara harapan tinggi; membuat pedoman

kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap siswa untukberusaha sebaik mungkin”.

Guru yang diharapkan di sini adalah seorang guru yang mengajarkanketerampilan hidup (life skill) di samping keterampilan akademis, membinakualitas mental, fisik, dan spiritual paraq siswanya. Guru yang mampumendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitasinteraksi antar pelajar, antar pelajar dengan guru dan antar pelajar dengankurikulum.

Page 31: JUDUL - UINSU

21

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB II

PENDEKATAN SISTEM DALAMPEMBELAJARAN

A. Sistem dan Pendekatan Sistem

Keberadaan organisasi sosial, politik, pemerintahan, pendidikanmaupun organisasi keagamaan merupakan bagian dari sistemtatanan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya.

Hanya saja berbagai jenis organisasi tersebut merupakan sistem yangdibentuk manusia. Berbeda halnya dengan sistem alam semesta baikalam besar (makro kosmos), maupun alam kecil (mikro kosmos), sejatinyajuga terdiri dari berbagai sub sistem adalah ciptaan Allah Tuhan yangMaha Esa dan Maha Kuasa. Sebagai contoh, keberadaan tata surya yangmeliputi berbagai jenis ciptaan menjadi himpunan alam semesta, termasukeksistensi manusia sebagai makhluk pilihan dari ciptaan Allah merupakansuatu sistem tubuh yang terdiri dari berbagai sub sistem di dalamnyaada jantung, paru-paru, otak, kepala, kaki, tangan, badan, mata, telinga,dll. Karena itu, sistem adalah konsep yang abstrak dan berkenaan dengancara berpikir terhadap tatanan kehidupan suatu objek yang dsling berhubungan,dan memiliki fungsi masing-masing.

Mencermati konsep system, secara sederhana hakikat sistem diartikanseperangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapaisuatu tujuan tertentu. Dalam perspektif lain, misalnya, sebuah sepedaadalah sistem (ban, pedal, lingkar, jari-jari, tempat duduk, dll), tetapi sepedajuga menjadi sub sistem dari sistem transportasi. Demikian juga jantungadalah sistem, tetapi jantung menjadi sub sistem dari sistem anatomi tubuhmanusia.

Menurut Salisbury (1996:22) sistem adalah sekelompok bagian-bagian

Page 32: JUDUL - UINSU

22

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang bekerjasama sebagai satu kesatuan fungsi. Kualitas dan sifat dasarbagian dapat dilihat dalam hubungannya dengan keseluruhan sistem.Setiap bagian hanya dapat dipahami dengan memperhatikan pada bagaimanabagian itu berfungsi dalam hubungan ke dalam kebulatan sistem.

Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan sistem. Adapun tujuan sistemada yang bersifat alami (natural) dan ada yang buatan manusia. Tujuansistem yang alami bersifat tetap, sedangkan tujuan sistem buatan manusiadapat berubah sesuai tuntutan lingkungan dan keperluan masyarakat.Misalnya dalam sistem pendidikan, tujuan pendidikan atau pengajarandapat berubah sewaktu-waktu sesuai tuntutan perubahan lingkunganeksternal dan keperluan masyarakat.

Johnson, dkk (1978) mengemukakan definisi sistem yaitu :A systemis an organized or complex whole; an assemblage or combination of thingsor parts forming a complex or unitary whole”. Sistem adalah susunan elemen-elemen yang saling berhubungan. Sistem mencakup spektrum yang sangatluas. Seperti halnya sistem pegunungan, sistem sungai dan sistem lainnyadi alam ini. Demikian pula sistem transportasi, ekonomi, politik, sosialsemuanya merupakan sistem. Pemecahan masalah dalam berbagai bidangtersebut secara sistemik dan sistematik melahirkan ilmu pengetahuanyang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Ilmu (science) juga sering dijelaskan sebagai batang tubuh pengetahuanyang sitematik, suatu susunan sempurna prinsip dasar, fakta, susunanhubungan rasional yang bebas, kompleksitas gagasan-gagasan, prinsip,hukum, merupakan bentuk kebulatan yang koheren. Sedangkan ilmuwanadalah orang yang berusaha untuk mengembangkan, mengorganisir danmengklasifikasi bahan ke dalam saling hubungan disiplin ilmu.

Proses suatu sistem dimulai dari input (masukan) kemudian diprosesdengan berbagai aktivitas dengan menggunakan teknik dan prosedur,dan selanjutnya menghasilkan keluaran (output), yang akan dipakai olehmasyarakat.

Di bawah ini digambarkan aktivitas suatu sistem

Page 33: JUDUL - UINSU

23

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Gambar 1 : Cara Kerja Sistem

Secara keseluruhan alam ini berada dalam konsep teori sistem umum(General System Theory) . Adapun General system theory adalah berkenaandengan pengembangan sistematik, kerangka kerja teoretis bagi penjelasanhubungan umum dari dunia empiris. Model juga dapat dikembangkandan diaplikasikan kepada berbagai macam sistem, baik fisika, biologi, perilakuatau sosial. Salah satu indikator yang sangat penting diperlukannya teorisistem umum adalah problem komunikasi antara berbagai macam disiplinilmu. Adanya metode umum dari pendekatan-metode ilmiah sebagai hasildari usaha penelitian tidak selalu lintas komunikasi disiplin ilmu secaraluas.

Suatu aspek penting dari teori sistem umum adalah perbedaan antarasistem tertutup dan sistem terbuka. Adapun sistem terbuka (open system)adalah kehidupan organisme yang tidak memisahkan elemen-elementetapi suatu sistem diakui secara baik, merupakan organisasi yang menjadikebulatan. Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memiliki interaksitinggi dengan lingkungannya.

Suatu organisme adalah sistem terbuka yang mempertahankan dirinyadengan bahan baku atau energi yang diterima masuk dan menerima perubahan.Suatu organisme adalah dipengaruhi oleh sesuatu dan mempengaruhilingkungannya untuk mencapai kenyataan keseimbangan yang dinamisdalam lingkungannya. Suatu organisasi sosial atau bisnis adalah sistemyang dibuat manusia yang memiliki dinamika dalam lingkungan- pelanggan,pesaing, organisasi buruh, penyedia, pemerintah dan banyak perwakilanlainnya. Organisasi bisnis adalah suatu sistem terdiri dari bagian yangsaling berhubungan dan bekerjasama dalam keadaan tertentu agar supayatercapai sejumlah tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasisekaligus.

Sistem tertutup (closed system) adalah suatu sistem yang memiliki

INPUT PROSES OUTPUT PEMAKAI UMPAN BALIK

Lingkungan

Page 34: JUDUL - UINSU

24

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

keterbatasan control tinggi terhadap pengaruh dalam interaksinya denganlingkungan. (thermostat; sistem yang bekerja hanya dengan satu faktoryaitu temperatur).

Selanjutnya apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem (Systemapproach) ? Pendekatan sistem mulanya digunakan dalam bidang teknik,elektronik dan militer. Kemudian diterapkan dalam organisasi dan manajemen.

Johnson,dkk (1978) menyimpulkan bahwa pendekatan sistem adalahcara berpikir tentang pekerjaan manajemen yang memberikan kerangkakerja bagi gambaran faktor lingkungan internal dan eksternal sebagaisuatu kebulatan yang terpadu. Pendekatan sistem memungkinkan pengenalanseseorang terhadap fungsi sub sistem sebagai kompleksitas supra sistemdi dalam organisasi yang harus bekerja dalam mencapai tujuan sistem.

Konsep sistem mempercepat cara berpikir manusia dan menolongmemahami beberapa kompleksitas masalah dalam sistem. Demikian pulakonsep berpikri sistemik menolong manajer untuk mengenali sifat dasarproblem yang kompleks dan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu lingkunganorganisasi. Sistem bisnis adalah berada dalam suatu perubahan yangtetap, mereka diciptakan, dilaksanakan, diperbaharui dan bahkan seringpula dikurangi.

Para manajer baik level manajer puncak, manajer menengah, maupunmanajer level rendah harus dipastikan memiliki kompetensi yang lengkapsecara konseptual, interpersonal, dan kemampuan teknis dalam melakukananalisis sistemik terhadap seluruh komponen organisasi yang dapat diman-faatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan secara efektif danefisien. Dengan demikian, tanggung jawab para manajer dalam setiaporganisasi untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi dalam mewujudkanvisi, misi dan tujuan organisasi dengan pengambilan keputusan, perencanaan,penyusunan anggaran, mendayagunakan sumberdaya dengan efektifdan mengarahkan sumberdaya manusia mengejar visi, dan misi sehinggakoordinasi dapat dilakukan dengan mudah dan pengawasan dan evaluasiyang tepat.

Pendekatan sistem mencakup penerapan konsep yang relevan dariteori sistem umum dalam upaya mempermudah pengertian terhadap teoriorganisasi dan pelaksanaan manajemen. Pendekatan sistem ini mencakupteori sistem umum yang dibagi kepada: systems philosophy, systems analysis,dan system management. Dengan demikian, pendekatan sistem yaitu: (1)

Page 35: JUDUL - UINSU

25

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

satu cara berpikir (2) suatu metode atau teknik analisis, dan (3) suatu gayamanajerial.

Suatu sistem umum memiliki tiga perspektif yaitu; sistem filosofi,sistem analisi dan sistem manjemen.

Gambar 2 : Pembagian Teori sistem Umum oleh Johnson (1978).

Sistem filosofi mengacu kepada cara berpikir tentang fenomena dalamistilah kebulatan- termasuk bagian-bagian, komponen-komponen dansubsistem-subsistem dan menekankan saling hubungan mereka. Aspekpendekatan sistemnya dapat diaplikasikan kepada tugas manajerial dariformulasi strategi.

Sistem analisis mengacu kepada metode atau teknik yang digunakandalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan. Sistem analisisini berkaitan erat dengan metode ilmiah. Dimulai dari menyadari adanyamasalah, identifikasi variabel yang relevan, analisis dan sintesis berbagaimacam faktor, dan menentukan suatu solusi optimal atau program aksi.

Sistem manajemen mencakup aplikasi teori sistem kepada sistempengelolaan organisasi atau subsistem. Sistem manajemen mengacu kepadamanajemen sebagai suatu fungsi tertentu atau kepada proyek atau programdidalam organisasi yang besar. Adalah penting menyadari model umumdari input, transformasi, output dengan identifikasi arus material, energidan informasi. Hal ini menekankan saling hubungan antara subsistemseperti halnya suprasistem kepada fungsi, proyek atau kepemilikan organisasi.

B. Aplikasi Konsep Sistem dalam Pengajaran

Pada mulanya yang menggunakan pendekatan sistem (system approach)

System philosophy

System

analysis Systems management

Page 36: JUDUL - UINSU

26

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

ini adalah dunia industri dan militer, kemudian organisasi dan manajemenyang menjangkau banyak ragam dan jenis, baik berorientasi profit maupunnon profit.

Menurut Johnson,dkk (1978) pertumbuhan yang cepat, rumit danberagam dari operasional organisasi modern menyebabkan tugas-tugasmanajerial sangat rumit, tetapi yang lebih esensial adalah bagaimanakeberhasilan lembaga harus tetap diwujudkan. Dalam skala yang luas,organisasi harus menerapkan pendekatan sistem untuk menangkapdinamika pertumbuhan kompleksitas dan diversifikasi pekerjaan. Pendekatansistem memberikan kerangka kerja bagi para manajer untuk dapat memahamilingkungan internal dan eksternal dalam rangka mengintegrasikan pekerja-annya secara lebih efektif.

Proses belajar mengajar atau pengajaran merupakan aktivitas yangmasuk ke dalam sutu sistem di persekolahan (makro). Tetapi secara mikro,di dalam kelas proses pengajaran juga memasuki konsep sistem, karenadi dalamnya ada proses manajemen, kurikulum, guru, siswa, metode,dan ysng lainnya.

Menurut Hamalik (1990) pengajaran dalam konteks sistem mengandungtiga tahap utama, yaitu: tahap analisis (merumuskan dan menentukantujuan), tahap sintesis (perencanaan proses yang akan ditempuh), dantahap evaluasi (pemeriksaan tahap pertama dan kedua).

Hakikat pendekatan sistem dalam pengajaran, yaitu seperangkatalat atau teknik yang berupa kemampuan dalam bidang : (1) merumuskantujuan-tujuan secara operasional, (2) mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan bertahap, (3) melaksanakan analisis tugas-tugas,sebagai aplikasi prinsip-prinsip belajar (secara ilmiah).

Karena itu ada dua ciri pendekatan sistem dalam pengajaran, yaitu:(1) pendekatan sistem merupakan cara pandang/pendapat yang mengarahkankepada pengajaran, sebagai suatu penataan yang memungkinkan gurudengan murid berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan belajar,atau siswa mudah dalam belajar, (2) penggunaan metodologi khususuntuk mendisain sistem pengajaran. Metodologi ini, merupakan prosedursistematik perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan pengontrolan,atau evaluasi.

Kegunaan pendekatan sistem dalam pengajaran yaitu membantupara guru agar mudah melaksanakan pembelajaran dalam mengantarkanmurid kepada tujuan dan mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam

Page 37: JUDUL - UINSU

27

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

pembelajaran secara holistik. Permasalahan dalam pembelajaran mungkinmuncul dari murid, kurikulum, dan bisa saja muncul dari guru (prosedur,pesiapan, metode, dan pelaksanaan pengajaran), atau permasalahan munculdari faktor lingkungan.

Tabel 1: Model sistem dalam Pengajaran

Masukan (input) dalam proses pembelajarana adalah anak (pribadi),uang, dan berbagai macam sumberdaya lainnya, kurikulum (pengetahuan,keterampilan, nilai-nilai ). Selanjutnya masukan tersebut diproses menjadibangunan, alat-alat pembelajaran, gaji guru, pembelian buku-buku. Gurumenciptakan suasana atau proses belajar mengajar dengan menggunakanteknologi pendidikan, metode mengajar, media pengajaran, dan evaluasisehingga mengeluarkan produk (hasil) pelajar/lulusan yang memilikipengetahuan, keterampilan dan pribadi yang baik, sebagaimana diharapkan(orang tua dan masyarakat) sehingga anak mampu melanjutkan ke jenjangpendidikan lebih tinggi dan terbaik, serta memiliki kepribadian yang baik.

Guru sebagai manajer berperan memutuskan bagaimana semua sumberdayayang ada (input) akan digunakan dan proses dan cara tertentu yang dilakukanuntuk menghasilkan keluaran (output). Keprofesionalan guru akan menentukanmanajemen dan strategi pembelajaran sehingga anak didik benar-benarmendapat pembelajaran yang efektif untuk memastikan perubahan perilakusecara komprehensif.

C. Pembelajaran Sebagai Sistem

Sungguh, aktivitas pengajaran adalah sebagai suatu sistem. Di dalamsistem pembelajaran terdapat berbagai sub sistem atau komponen-komponenyang berfungsi dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pengajaran.Dalam sistem pengajaran terdiri dari : (a) guru, (b) murid, (c) kurikulum,(d) ruang belajar, (e) fasilitas belajar, (f) media pengajaran, (g) metodemengajar, (h)evaluasi, (i) tujuan, dll. Semua komponen ini berinteraksidan berfungsi dalam mencapai tujuan sistem pengajaran. Guru yang merancang

Input Proses Pendidikan Output

Pengetahuan, nilai-nilai, tujuan (kurikulum), dan uang

Pengaruh struktur, orang-orang, metode, teknologi dan tugas manajemen

Pribadi (SD M), keterampilan, pengetahuan, kreativitas, tanggung jawab, dll.

Page 38: JUDUL - UINSU

28

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

dan melakukan kegiatan mengajar sehingga tercipta situasi yang kondusifbagi anak melakukan kegiatan belajar untuk menguasai kurikulum/materisebagai standar tercapai tujuan pengajaran.

Menurut Hamalik (1993:1) bahwa mengajar adalah pemberian bimbingankepada siswa untuk belajar atau menciptakan lingkungan atau kemudahanbagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Sistem instruksional tersebut memiliki komponen-komponen : (1)Pesan (message)- informasi yang disampaikan berbentuk ide-ide, fakta,arti dan seterusnya. Materi pelajaran yang hendak disampaikan kepadasiswa (2) orang, siapa saja yang bertindak menyampaikan informasidalam interaksi belajar mengajar yaitu guru, siswa, aktor dan pembicara(3) material, yaitu disebut sebagai perangkat lunak atau perangkat yangmenyimpan informasi untuk disampaikan dengan perangkat keras (buku,rekaman, jurnal, dll) (4) peralatan, yaitu perangkat keras yang menyampaikanpesan, OHP, radio, dll (5) teknik, yaitu prosedur rutin dalam menggunakankomponen-komponen yang lain dalam sistem pengajaran, seperti diskusi,ceramah, simulasi, studi lapangan dan inquiry (6) setting, yaitu lingkungantempat diterimanya pesan oleh siswa.

Komponen ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : pertamayang berbentuk fisik misalnya bangunan sekolah, Pusat Sumber Belajar,perpustakaan dan kedua adalah lingkungan seperti ; pencahayaan, ventilasi,dll.

Menurut Omar Hamalik (1993) komponen-komponen strategi belajarmengajar terdiri atas : (1) tujuan pengajaran (tujuan instruksional khusus)(2) materi pelajaran (3) metode dan teknik mengajar (4) siswa (5) guru/tenaga kependidikan profesional (6) logistik/unsur penunjang.

Sebagai sistem di samping komponen tersebut, setiap strategi belajarmengajar mengandung empat aspek, yaitu :

1. SintaksisSintaksis adalah urutan kegiatan yang harus ditempuh dalam suatustrategi belajar mengajar. Langkah-langkah yang digunakan gurudalam menggunakan strategi. Aspek ini membedakan satu strategidengan strategi lainnya, seperti dalam ceramah : (1) membangkitkanperhatian anak terhadap bahan (apersepsi) (2) menyajikan bahan pelajaran(3) melakukan asosiasi dan perbandingan (4) menarik kesimpulan(5) memberikan aplikasi atau evaluasi.

Page 39: JUDUL - UINSU

29

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2. Sambutan GuruReaksi atau sambutan guru telah tercirat dalam strategi belajar mengajar.Cara guru memberikan reaksi terhadap pertanyaan, jawaban tugasdan kegiatan siswa lainnya. Jawan guru langsung terhadap pertanyaanmurid, atau kesempatan memberikan jawaban diberikan kepada siswalain di kelas.

3. Hubungan guru dengan siswaSistem hubungan sosial yang berkembang dalam kelas. Guru aktif-melalui ceramah, siswa pasif; guru fasilitator- murid sumber informasi;guru sebagai demonstrator dan pemberi illustrasi dalam metode demonstrasi.

4. Sistem penunjangSemua sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakansuatu strategi belajar mengajar, seperti fasilitas teknis dan kemampuanguru.

Kesemua aspek ini perlu mendapat perhatian guru dalam menerapkanstrategi belajar –mengajar di dalam kelas oleh guru yang profesional.Sebagai suatu sistem komponen-komponen tersebut bekerjasama mengolahmasukan dari masyarakat berupa siswa, untuk selanjutnya dikeluarkankepada masyarakat menjadi lulusan yang sesuai dengan standar tujuanpendidikan dan pengajaran. Untuk menngetahui pencapaian tujuan tersebutdiperlukan proses evaluasi/penilaian.Sedangkan kegiatan belajar ialahperubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatanmisalnya membaca, mengamati, mendengar, menghayati dan lain sebagainya.Belajar dapat dilihat dari segi makro dan dari segi mikro. Dilihat dari segimakro, kegiatan belajar diartikan sebagai kegiatan psiko-pisik menujuke arah perkembangan pribadi seutuhnya.

Secara mikro, belajar diartikan sebagai penguasaan materi ilmu penge-tahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadianseutuhnya, di mana kognitif, afektif dan psikomotoriknya berkembangdengan baik.

Rohani dan Ahmadi (1991:4) berpendapat pengajaran adalah suatuproses yang berlangsung dalam lembaga pendidikan formal yang intinyainteraksi guru dengan peserta didik. Pengajaran adalah suatu aktivitas(proses) mengajar-belajar di mana guru dan peserta didik berinteraksimencapai sasaran perubahan tingkah laku peserta didik.

Page 40: JUDUL - UINSU

30

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Dengan demikian perpaduan kegiatan mengajar yang dilakukanguru dengan belajar yang dilakukan murid disebut proses pengajaran.Kegiatan tersebut bermuara kepada perubahan tingkah laku peserta didikbaik dimensi kognitif (pengajaran), afektif (sikap) maupun psikomotorik(keterampilan) para peserta didik. Untuk melakukan proses pengajaranmaka diperlukan strategi pengajaran tertentu dalam mengefektifkan pencapaiantujuan pengajaran.

Surachmad (1984) mengemukakan bahwa kegiatan belajar mengajarpada pokoknya bermuara para perubahan tingkah laku murid. Sasaranbelajar tersebut mencakup : (a) pengumpulan pengetahuan, (b) penanamankonsep dan keterampilan (c) pembentukan sikap dan perbuatan.

Banyak teori-teori dan strategi belajar yang dapat dipilih oleh guruuntuk mempercepat tercapainya tujuan pengajaran. Terutama dalammerespon pembelajaran yang lebih bermakna bagi masa depan kehidupananak. Bagaimanapun, yang diharapkan berubah adalah siswa, makaguru harus merencanakan dan menetapkan disain pembelajaran yangcocok untuk diterapkan dalam menciptakan suasana belajar bagi parasiswa agar perubahan perilaku tersebut cepat dicapai sebagai indikatorefektivitas pengajaran. Maka intinya adalah guru harus terampil menggunakanmanajemen pembelajaran sesuai sumebrdaya belajar yang tersedia dankondisi objektif para peserta didik.

Sebagai tugas profesional, kegiatan pengajaran yang diciptakan olehguru tidak boleh dilakukan asal jadia saja. Akan tetapi perlu dikelola sebaikmungkin sesuai prinsip-prinsi mengajar dan manajemen yang baik. Apalagi,kegiatan belajar-mengajar di sekolah merupakan hal yang sangat strategisuntuk mencapai tujuan pendidikan.

Kepala sekolah dan para guru memiliki peranan yang signifikan terutamadalam mengajarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap gunaterbentuknya kepribadian yang baik. Itu berarti, proses pembelajaran disekolah merupakan inti dari kegiatan sekolah. Proses pembelajaran disekolah pada pokoknya merupakan penciptaaan situasi yang dilakukanoleh guru dengan didukung sumber daya sekolah sehingga siswa terdorongmelakukan kegiatan belajar. Mengapa siswa melakukan kegiatan belajar?Hal ini terkait dengan tujuan belajar dalam rangka mengubah tingkahlaku siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Page 41: JUDUL - UINSU

31

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

D. Belajar dan Pembentukan Kepribadian

Perubahan sosial, budaya, politik, ekonomi dan IPTEk memberikanpengaruh terhadap format baru pembelajaran di dunia pendidikan. Sistempembelajaran di sekolah memiliki peluang baru dengan kehadiran berabgaiteknologi yang dapat diaplikasikan untuk memudahkan pembelajarandalam meningkatakn mutu lulusan sekolah. Peningkatan mutu pembelajarandiharapkan memberikan implikasi terhadap kepribadian siswa yang memangmenjadi sasaran utama pembelajaran di sekolah.

Bagi banyak pendidik mungkin agak sukar selama ini memahamiantara kepribadian, perubahan perilaku dalam pengalaman yang semuanyamerupakan proses psikologis. Karena itu, perlu dikaji konsep tentangbelajar dan pembentukan kepribadian anak sehingga ditemukan benangmerah konsep ini dalam mengarahkan pembentukan kepribadian anaksesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua, guru, kepala sekolahdan masyarakat.

Kepribadian yang diharapkan akan terbentuk melalui pembelajaranyang berkualitas. Menurut Urlich (1981:19) pembelajaran yang berkualitasdi sekolah tidak berdiri sendiri sebagai pengalaman yang dirancangoleh guru semata. Hanya di tangan pimpinan pengajaran yang profesionaldengan melakukan perencanaan, mengorganisir, menyusun staf, mengkoordinirdan mengarahkan usaha-usaha perbaikan sekolah sehingga terjadi prosestransformasi dari sekolah yang kurang efektif menjadi sekolah efektifbagi pembelajaran.

Membentuk kepribadian seutuhnya merupakan sasaran akhir pembelajarandalam iklim sekolah efektif. Sedangkan pembelajaran efektif memangdipengaruhi banyak faktor. Menurut Usman (1995) bahwa dalam menciptakankondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima variabel yangmenentukan keberhasilan siswa, yaitu :

1) Melibatkan siswa secara aktif.2) Menarik minat dan perhatian siswa.3) Membangkitkan motivasi siswa,4) Prinsip individualitas.5) Peragaan dalam pengajaran.

Namun peranan guru sangat menentukan. Menurut Darajat (2001)bahwa fungsi dan tugas guru meliputi tugas pengajaran atau guru sebagai

Page 42: JUDUL - UINSU

32

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

pengajar, kedua tugas bimbingan dan penyuluhan atau guru sebagai pembimbingdan pemberi bimbingan dan ketiga, tugas administrasi atau guru sebagaipemimpin.

Untuk itu diperlukan pembelajaran yang benar-benar kondusif bagipengembangan kepribadian pelajar. Karena intinya dari pembelajaranadalah perubahan tingkah laku (behavior change) yang mengacu kepadasikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan. Dengan diawali denganmenjelaskan apa hakikat belajar, kepribadian, dan pembentukan kepribadiannyamaka katulisan ini akan diketengahkan untuk memberikan nuansa ditengah sekian banyak kajian psikologi pendidikan.

Untuk mengaplikasikan tugas-tugas tersebut di atas sehingga tercapaitujuan atau sasaran yang diharapkan dalam proses belajar mengajar makasetiap guru sangat dituntut untuk memiliki kompetensi dalam prosespembelajaran. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yangterpenting. Bila kompetensi itu tidak ada pada seorang guru, maka ia tidakkompeten melaksanakan tugas guru di lembaga pendidikan formal. Sebabguru harus dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan oleh masyarakatdan anak didik. Dengan kompetensi itu guru dapat mengembangkankarirnya sebagai guru yang baik, ia dapat mengatasi berbagai kesulitandalam proses pembelajaran. Di samping itu ia akan mengerti dan sadarakan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik yang baik yang didambakanoleh masyarakat.

Dalam konteks ini guru melakukan kegiatan mengajar, dan selanjutnyamurid memberikan respon-respon yang disebut belajar. Interaksi keduakegiatan ini yaitu mengajar dan belajar di dalam kelas disebut proses peng-ajaran. Guru melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas.

Dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah kegiatan guru denganmenyampaikan pengetahuan pada anak didik. Dengan kata lain mengajarmerupakan aktivitas seorang guru untuk mengorganisasikan atau mengaturlingkungan sebaik mungkin sehingga dapat berlangsung proses belajarmengajar. Proses pemberian respon oleh anak didik terhadap penyampaianmateri pelajaran oleh guru sehingga terjadi perubahan tingkah laku disebutsebagai proses belajar.

Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) mengajar-belajar di managuru dan peserta didik berinteraksi mencapai sasaran perubahan tingkahlaku peserta didik.

Page 43: JUDUL - UINSU

33

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Belajar

Hakikat pekerjaan mengajar bukanlah melakukan sesuatu bagi murid,tetapi lebih berupa menggerakkan murid melakukan hal-hal yang dimaksudkanmenjadi tujuan pendidikan. Tugas utama guru bukanlah menerangkanhal-hal yang terdapat dalam buku-buku, tetapi mendorong, memberikaninspirasi, memberikan motif-motif dan membimbing murid-murid dalamusaha mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan (Whiterington,1982).

Berarti pengajaran merupakan perpaduan kegiatan mengajar yangdilakukan oleh guru melalui disain pembelajaran sehingga anak-anakmelakukan kegiatan belajar sesuai dengan kurikulum untuk mencapaiperubahan tingkah laku. Dengan kata lain, tugas guru adalah menciptakansituasi dan kondisi lingkungan dan psikologis anak didik sehingga memberikanrespon terhadap kegiatan guru yang didalamnya terjadi kegiatan pisikdan psikhis lewat pencaindra dengan melihat, membaca, memahami,menulis dan berkreasi.

Menurut Burns (1977:12) di dalam proses pembelajaran ada prosessitimulus dan respon antara guru dan anak didik yang muaranya adapada diri anak didik itu sendiri dengan rancangan yang dilakukan olehguru. Tujuan pembelajaran digunakan untuk membantu seorang gurudalam perencanaan bagi menentukan urutan pengajaran, yang manayang dilakukan pertama, kedua dan seterusnya.

2. Kepribadian

Apakah kepribadian yang ada dalam diri manusia ? Sarwono (1976:79)berpendapat bahwa kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologisberupa dorongan, kecerdasan, selera dan instink yang dicampuri dengansifat dan kecenderungan yang didapat melalui pengalaman yang terdapatpada diri seseorang.

Gunarsa (1985:87) menjelaskan kepribadian mencakup semua aspek-aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik. Motorik, mental, sosial,moral. Karena itu, kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek-aspekjiwa dan badan, yang menyebabkan adanya kesatuan tingkah laku dantindakan seseorang.

Sarlito Wirawan Sarwono (1976:79) menyimpulkan kepribaidnaadalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-

Page 44: JUDUL - UINSU

34

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus)dari individu tersebut terhadap lingkungannya.

Adalah sukar menggambarkan kepribadian seseorang dalam suatukonsep. Namuin yang dapat dilakukan adalah mengetahui struktur kepribadiandengan memeriksa terhadap sejarah hidup, cita-cita dan persoalan-persoalanyang dihadapi seseorang.

Pembentukan pola kepribadian adalah melalui suatu proses interaksidi dalam dirinya sendiri dengan pengaruh-pengaruh dari lingkungan luar.Dapat dirujuk kepada pendapat selanjutnya bahwa secara umum faktoryang mempengaruhi kepribadian menurut Gunarsa (1985) dapat dibagidua, yaitu:

1) Faktor-faktor yang terdapat pada diri anak sendiri, yang mencakup:

a) Faktor yang berhubungan dengan konstitusi tubuh; keadaan fisik,keadan fisiologis, ketangkasan motorik, keadaan mental dan emosionalitasseseorang mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya.

b) Struktur tubuh berkenaan dengan; kesehatan anak, kegemukan,kurus dan pendek, atau tinggi mempengaruhi sikap orang tua terhadapanak dan orang lain dalam memperlakukan seorang anak.

c) Koordinasi motorik berkaiutan dengan kemampuan motorik ataugerak dan ketangkasan anak dalam suatu bidang menempatkannyapada kelompok lebih tinggi usianya dari teman sebayanya. Demikiansebaliknya bagi anak yang motoriknya lemah menerima perlakuanberbeda dari kebiasaan atau yang normal.

d) Kemampuan mental dan bakat khusus; berkaitan dengan kecerdasntinggi, hambatan mental, bakat khusus.

e) Emosionalitas berhubungan dengan bagaimana anak mereponlingkungannya dalam berinteraksi ada yang cepat dan ada pulayang lamban dalam reaksi emosionalitasnya.

2) Pengaruh lingkungan.

a) rumah. Rumah merupakan lingkungan pertama yang berperandalam perkembangan kepribadian anak. Ada beberapa sifat lingkunganrumah yang dapat membentuk kepribadian anak secara baik,.yaitu: (1) kesediaaan orang tua menerima anak sebagai anggotakeluarga yang berharga (2) pertengkaran dan perselisihan pahamantar orang tua supaya tidak terjadi di hadapan anak (3) Adanya

Page 45: JUDUL - UINSU

35

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sikap demokratis yang memungkinkan setiuap anggota keluargamengikuti arah minatnya sendiri sejauh tidak merugikan ataumerintangi kesejahteraan orang lain baik dalam lingkungan keluargamaupun di luar lingkungan keluarga (4) penyesuaian yang baikantara ayah dan ibu dalam pernikahan (5) keadan ekonomi yangserasi (6) keadaan ekonomis yang serasi (7) penerimaan (akseptasi)sosial para tetangga terhadap keluarga.

b) Sekolah. Pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadiananak dapat dibagi kedalam tiga kelompok: (a) kurikulum dan anak(2) hubungan guru dan murid (3) hubungan antar anak.

Pembentukan kepribadian ditentukan berbagai faktor, namun pem-bentukan yang terarah akan terbentuk melalui kegiatan yang dirancangsecara disengaja di sekolah dan di rumah. Dalam buku Quantum Learningyang ditulis DePorter dan Hermachi (2001) dijelaskan betapa proses pembelajaranyang bersumber dari kurikulum harus mengandung domain perubahantingkah laku yang berlangsung sepanjang hayat, menyenangkan danmendorong keterampilan.semua kurikulum secara harmonis merupakankombinasi dari tiga unsur: keterampilan,prestasi fisik, dan keterampilandalam hidup. Untuk menjadi efektif, maka belajar harus dikelola dengancara menyenangkan, karena belajar merupakan kegiatan seumur hidupuyang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil. Seluruh pribadiadalah penting; akal, fisik dan emosi/pribadi. Material juga penting dalammembentuk pelajara sehat dan bahagia.

3. Membentuk Pribadi Utuh melalui Pembelaajran

Hasan Langgulung (1986) berpendapat bahwa manusia berbedasatu sama lain sebab dipengaruhi oleh faktor-faktor ontogenetik, yaknifaktor-faktor yang menentukan sifat-sifat khusus yang menyebabkanorang-orang itu berbeda. Sifat-sifat yang paling dominan adalah sifatjasmaniah seperti bentuk jaringan tulang, muka, warna dan bentuk mata.

Menurut Sarwono (1981:80) pandangan konvergensi bahwa kepribadianseseorang pada suatu saat (misalnya pada saat sedang diperiksa) adalahproduk (hasil) dari suatu proses yang dimulai pada saat orang itu lahirdengan membawa bakat-bakatnya dan berlangsung terus melalui pengalaman-pengalaman sampai saat tersebut.

Page 46: JUDUL - UINSU

36

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pembentukan kepribadian utama merupakan tujuan pendidikan yangdilaksanakan baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Hal itudiawali dari perubahan perilaku yang disusun dalam tujuan pengajaran.Menurut Burns (1977:2) Domain ini dikembangkan dari pandanganpara teoretisi pendidikan tentang tujuan yang dikembangkan yaitu:

1) kesehatan pisik yang baik dan mantap2) Keterampilan-keterampilan bagi kehidupan3) Warga negara yang baik4) Keterampilan dasar berbahasa, membaca dan matematika5) Penghargaan terhadap seni6) Keterampilan kerja7) Nilai moral kepribadian8) Keterampilan berpikir rasional.

Menurut Sarwono (1984) ada berbagai pengalaman yang mmbentukkepribadian yang dibedakan kepada dua golongan, yaitu: (1) pengalamanumum, yaitu apa yang dialami seseorang dalam kebudayaan tertentu.Berkenaan dengan fungsi dan peranan seseorang dalam amsyarakat (2)pengalaman khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalamanini tidak tergantung pada status dan peranan orang yang bersangkutandalam masyarakat.

Menuruty Urlich (1981:19) untuk mengusahakan agar sekolah menjadiefekitf, maka seluruh sumber daya lembaga pendidikan harus diarahkanuntuk membuat pembelajaran efisien, unggul dan efektif.

Peranan guru sangat menentukan terbentuknya suasana belajaryang efektif, karena guru yang merencanakan pembelajaran tersebut,melaksanakan dan mengevaluasinya.

Pembelajaran efektif hanya ada pada sekolah nyang efektif, karenainti kegiatan sekolah adalah belajar-mengajar yang efektif sehingga melahirkanlulusan yang memiliki kepribadian yang baik. Untuk itu perlu dioptimalkanfungsi komponen berikut ini untuk mencapai kualitas sekolah efektif. Sekolahefektif memiliki beberapa elemen utama, yaitu:

1) kepemimpinan2) lingkungan sekolah3) kurikulum4) pengajaran di kelas dan manajemen5) penilaian dan evaluasi.

Page 47: JUDUL - UINSU

37

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Untuk mengaplikasikan tugas-tugas tersebut di atas sehingga tercapaitujuan atau sasaran yang diharapkan dalam proses belajar mengajar makasetiap guru sangat dituntut untuk memiliki kompetensi dalam prosespembelajaran. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yangterpenting. Bila kompetensi itu tidak ada pada seorang guru, maka ia tidakkompeten melaksanakan tugas guru di lembaga pendidikan formal. Sebabguru harus dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan oleh masyarakatdan anak didik. Dengan kompetensi itu guru dapat mengembangkan karirnyasebagai guru yang baik, ia dapat mengatasi berbagai kesulitan dalam prosespembelajaran. Di samping itu ia akan mengerti dan sadar akan tugas dankewajibannya sebagai pendidik yang baik yang didambakan oleh masyarakat.

Dalam konteks ini guru melakukan kegiatan mengajar, dan selanjutnyamurid memberikan respon-respon yang disebut belajar. Interaksi keduakegiatan ini yaitu mengajar dan belajar di dalam kelas disebut prosespengajaran. Guru melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas.

Menurut Surachmad (1984) bahwa tujuan belajar yang dirancangoleh guru bagi peserta didik yaitu : (1) pengumpulan pengetahuan (2)penanaman konsep dan kecekatan, serta (3) pembentukan sikap danperbuatan. Ketiga tujuan ini pada intinya adalah terjadinya perubahantingkah laku dalam diri peserta didik melalui penyerapan materi pelajaranyang disampaikan oleh guru melalui kegiatan mengajar. Perubahan itumencakup pengetahuannya bertambah, sikapnya terbentuk, dan keteram-pilannya meningkat. Ketiga cakupan ini dalam proses pengajaran terdiridari dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang tersusun dalam tujuanpembelajaran khusus yang disusun dan dirancang oleh guru yang propfesional.

Dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah kegiatan guru denganmenyampaikan pengetahuan pada anak didik. Dengan kata lain mengajarmerupakan aktivitas seorang guru untuk mengorganisasikan atau mengaturlingkungan sebaik mungkin sehingga dapat berlangsung proses belajarmengajar. Proses pemberian respon oleh anak didik terhadap penyampaianmateri pelajaran oleh guru sehingga terjadi perubahan tingkah laku disebutsebagai proses belajar.

Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) mengajar-belajar di managuru dan peserta didik berinteraksi mencapai sasaran perubahan tingkahlaku peserta didik.

Mengajar adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar

Page 48: JUDUL - UINSU

38

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

atau menciptakan lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukankegiatan belajar.

Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, menurutUsman (1995) sedikitnya ada lima variabel yang menentukan keberhasilansiswa, yaitu :

1. Melibatkan siswa secara aktif.2. Menarik minat dan perhatian siswa.3. Membangkitkan motivasi siswa4. Prinsip individualitas.5. Peragaan dalam pengajaran.

Paling tidak dalam memahami kepribadian anak-anak yang terbentukmelalui proses belajar, maka perlu diketahui beberapa karakteristik. MenurutSarwono, (1984) Karakteristik penting dalam kepribadian yaitu:

1) Penampilan fisik (tubuh, wajah, pakaian) semuanya menggambarkankepribadian dari orang yang bersangkutan;

2) Tempramen, yaitu suasana hati yang menetap dan khas pada orangyang bersangkutan; misalnya pemurung, pemarah, periang dan sebagainya

3) Kecerdasan dan kemampuan4) Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai5) Sikap sosial6) Kecenderungan-kecenderungan dalam motivasinya7) Cara-cara pembawaan diri, seperti; sopan santun, banyak bicara, kritis,

mudah bergaul.

Sebenarnya proses belajar adalah penciptaan pengalaman-pengalamanoleh guru untuk anak melalui adanya sitimulus. Baik melalui pengalamanumum maupun pengalaman khusus setiap individu pelajar menerimapengaruh berbeda-beda yang dengan pengalaman tersebut akan membentukstruktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin menjadi dewasa,disebut pembentukan identitas diri.

Dengan kata lain, pengalaman belajar yang banyak apakah denganmemperbanyak kegiatan melalui program pembelajaran aktif, maupunpraktek, latihan, perenungan maka hal itu akan mendorongh pembentukanidentitas diri anak. Hal ini didasarkan kepada prinsip intgrasi pengalamanke dalam diri sehingga menjadi terbentuk sifat yang permanen.

Page 49: JUDUL - UINSU

39

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Sebelum sampai pada jenjang pembentukan kepribadian yang matang,dewasa dan permanen, proses pembentukan identitas diri harus melaluiberbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang harus dilalui adalah identifikasiyaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, misalnyaayah, ibu,kakak, sudara, guru dan sebagainya.

Dalam konteks ini, teori belajar sitimulus respon menjadi saranayang patut dikembangkan agar pembentukan identitas diri melalui pengayaanpengalaman melalui belajar yang dirancang guru menjadi media ke arahkeutuhan pribadi anak. Pembentukan identitas diri dialami oleh anak didikmelalui belajar yang dikelola oleh guru melalui mengajar. Karenanya adanyakesengajaan dan rancangan untuk menciptakan iklim belajar dalampengalaman maka respon anak didik juga sangat kaya.

Menurut Gunarsa (1986:79), pendapat Waston membagi responskepada beberapa jenis. Pertama, respon yang dipelajari (learned), misalnyamembaca, terhadap sitimulus dan respons yang tidak dipelajari (unlearned),seperti menangis pada anak kecil terhadap sitimulus sakit. Kedua, Wastonmembedakan kepada respon yang eksplisit (terbuka, dapat terlihat dariluar), seperti makan, minum dan respons yang implisit (tidak terlihatdari luar seperti berpikir, beremosi. Pembagian respon juga didasarkannyakepada indra yang digunakan yaitu respon auditori (pendengaran) yaiturespon yang timbul dfari pendegaran telinga baik berupa gerakan maupunucapan, atau olfactory yaitu respons terhadap sitimulus yang masuk melaluiindra penciuman baik berupa gerakan maupun ucapan-ucapan yangdikeluarkan.

Jadi pengalaman belajar harus dijadikan guru sebagai belajar daripengalaman hidup yang memperkaya pribadi seorang anak menujukematangannya. Menurut Bob Samples (2002:112) hidup merupakanpelatihan dalam pembelajaran. Dari ratusan peristiwa yang terjadi dalamsatu hari, tiap-tiap peristiwa dapat mengembangkan kemampuan kitauntuk lebih mengenal diri kita sendiri dan juga dunia. Sebagian orangmemandang setiap kejadiansebagai kesempatan belajar. Mereka mencarimakna dalam segala tindakan pengalaman dan tidak pernah terseret dalamrutinitas yang membosankan.

Dalam tahap proses pembentukan identitas diri lewat integrasi pengalamanyang baik, anak-anak akan memiliki pribadi yang jujur, sabar, cerdas,bersemangat, kreatif, berpenampilan rapi, menghargai orang lain, semuanyaterbentuk dalam pembelajaran yang dirancang dengan baik. Semakin

Page 50: JUDUL - UINSU

40

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

banyak pengalaman yang bermuatan nilai-nilai pribadi dimaksud makaanak semakin memerlukan banyaknya pengalaman langsung tentangkebaikan dan dunia yang bersahabat baginya untuk hidup mandiri, cerdas,beragama, bersahabat, religius dan merasa dihargai oleh lingkungannya.

Proses pembelajaran muncul dalam pengalaman anak didik melaluirancangan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dengan dukunganberbagai faktor sesuai sistem pembelajaran di kelas atau di luar kelas.Sebagai subjek didik, anak merupakan pribadi yang berkembang untukmenuju terbentuknya kepribadian yang utuh. Dengan bertolak dari pengalamanhidup adalah proses pembelajaran, maka rancangan akan pengalamanhidup di kelas atau di luar kelas justru memberikan pengalaman belajarbermakna bagi anak.

Dengan adanya sitimulus yang diberikan oleh guru secara psikhisanak menerimanya dalam berbagai respon sesuai dengan iklim situasidan kondisi belajar yang tercipta. Semakin banyakpengalaman anakdalam belajar maka akan berkembang keterampilan pisik, dan kerja,berpikir dan kekayaaan intelektual dan spiritual sebagai kekayaan kepribadianyang ediharapkan. Dengan belajar, kepribadian makin matang, semakinbanyak pengalaman belajar melalui berbagai rangsangan maka semakinbanyak respon diberikan anak yang mengembangkan watak dan kepribadiannya.

Page 51: JUDUL - UINSU

41

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB III

MANAJEMEN PEMBELAJARAN

A. Hakikat Manajemen

1. Pengertian dan Unsur Manajemen

Organisasi adalah wadah aktivitas manajemen. Organisasi pendidikan,atau sekolah berlangsung kegiatan manajemen sekolah olehkepala sekolah dan manajemen pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru.

Apa yang dimaksud dengan manajemen? Manajemen ialah prosesmemperoleh tindakan melalui usaha orang lain (the management is theprocess of getting thing dosen by the effort of other people)

Johnson, dkk (1978:14) menjelaskan bahwa manajemen adalah merupakankekuatan utama dalam organisasi yang dikoordinir berbagai kegiatansbagian-bagian (sub sistem) serta berhubungan dengan lingkungan”. Paramanajer memerlukan pengalihan sumber daya yang tidak terorganisir darimanusia, mesin, uang ke dalam suatu kegunaan dan efektivitas perusahaan.Maka manajemen adalah suatu proses dimana sumber daya yang tidakberhubungan dipadukan ke dalam keseluruhan sistem untuk pencapaiantujuan.

Satu pendekatan kepada kajian manajemen adalah memfokuskanperhatian atas proses pokok administrasi mencakup perencanaan, pengorgani-sasian, dan pengawasan yang sangat esensial jika organisasi ingin mencapaitujuan dan sasaran utamanya. Lebih jauh dijelaskan Johnson, dkk (1978)bahwa:these basic mangerial processes are required for any type organization-business, government, education, social-and other activities where humanand physical resources are combined to meet certain objectives. Artinya, aktivitasmanajerial berlangsung pada organisasi bisnis, pemerintahan, pendidikan,

Page 52: JUDUL - UINSU

42

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sosial dan organisasi lain di mana unsur manusia dan sumberdaya pisikdipadukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen memiliki unsur-unsur yang meliputi; unsur manusia(manajer dan anggotanya), material, uang, waktu, dan prosedur, serta pasar.Manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh manajer agar organisasiberjalan menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam proses manajemen.Menurut Robins (1984) perencanaan adalah proses menentukan tujuandan menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan. Mondy dan Premeaux(1995) menjelaskan bahwa perencanaan adalah proses menentukan apayanag seharusnya dicapai dan bagaimana mencapainya”.

Mengapa para manajer harus membuat perencanaan? Dengan adanyaperencanaan akan dapat mengarahkan, mengurangi pengaruh lingkungan,mengurangi tumpang tindih, serta merancang standar untuk memudahkanpengawasan.

Perencanaan yang dibuat akan dapat mengkoordinasikan berbagaikegiatan, mengarahkan para manajer dan pegawai kepada tujuan yangakan dicapai. Bila para manajer dan anggotra organisasi mengetahui kemana mereka akan pergi, apa yang mereka harapkan dari mereka sehinggaberkontribusi terhadap pencapaian tujuan, maka mereka seharusnya ber-koordinasi, bekerjasama dan sama-sama bekerja.

b. Pengorganisasian (organizing)

Organisasi adalah berkumpulnya sejumlah orang yang bekerjasamauntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah rencanadisusun oleh manajer, maka tugas selanjutnya adalah mengorganisirsumber daya manusia dan sumberdaya fisik sehingga dapat termanfaatkansecaa tepat.

Sedangkan pengorganisasian (organizing) adalah proses di manapekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditanganidan aktivitas mengkoordinasi hasil-hasil yang akan dicapai sehingga tujuanyang ditetapkan dapat tercapai (Winardi, 1990).

Page 53: JUDUL - UINSU

43

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pengorganisasian dalam aktivitasnya mencakup hal-hal berikut :(1) siapa melakukan apa, (2) siapa memimpin siapa, (3) menetapkan salurankomunikasi, (4) memuasatkan sumber-sumber daya terhadap sasaran”.

Pengorganisasian sebagai proses keputusan adalah mencakup; mem-bagikan pekerjaan yang harus dikerjakan, membagi tugas kepada karyawanuntuk melaksanakannya, mengalokasikan sumber-sumberdaya yang mem-berikan bantuan, kemudian mengkoordinir pekerjaan untuk mencapai hasil.

c. Kepemimpinan (leadership)

Salah satau faktor keberhasilan seorang manajer dalam mengelolaorganisasi adalah keterampilan dan gaya memimpin. Keterampilan memimpinmencakup keterampilan konseptual (pengetahuan), keterampilan teknikal,dan keterampilan interpersonal (komunikasi).

Pemimpin adalah menjalankan peran sehingga kewenangan terhadaporang lain untuk membuat keputusan melakukan sesuatu dalam mem-pengaruhi. Dijelaskan bahwa pemimpin adalah “a person in position offormal authority (Stronge, dkk, 2008).

Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa kepemimpinanadalah mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang diinginkanpimpinan untuk mereka lakukan. Dalam proses kepemimpinan mencakupunsur pemimpin, orang yang dipimpin, lingkungan/konteks, dan dampakdari kepemimpinan. Oleh sebab itu, kepemimpinan dapat berlangsungdi dalam organisasi secara formal, dan dapat pula berlangsung di luarorganisasi atau non formal sebagaimana berlangsung secara domestik/keluarga serta di masyarakat luas.

Gaya kepemimpinan paling tidak ada empat yaitu:

1) Pemimpin OtokratikPemimpin otokratik menyuruh para bawahannya melakukan sesuatudan diharapkannya tanpa boleh ada pertanyaan.

2) Pemimpin PartisipatifPemimpin partisipatif selalu melibatkan bawahan dalam pengambilankeputusan tetapi otoritas akhir seriang berada di tangan pimpinan.

3) Pemimpin DemokratisPemimpin demokratis selalu mencoba memperhatikan dan melakukanapa yang diinginkan kebanyakan bawahannya.

Page 54: JUDUL - UINSU

44

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

4) Pemimpin yang Membebaskan Bawahan (Laissez-Faire)Pemimpin seperti ini cenderung tidak melibatkan diri kepada pekerjaan-pekerjaan bawahan atau bagian. Biasanya gaya pemimpin seperti inihanya mungkin dilakukan manakala staf atau bawahannya orangyang ahli dan profesional.

Berdasakan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinandijalankan oleh para pemimpin untuk mempengaruhi anggota atau bawahannyadengan strategi tertentu sehingga mereka mau melaksanakan pekerjaanyang diharapkan untuk mencapai tujuan.

d. Pengawasan (controlling).

Fungsi pengawasan mencakup semua aktivitas yang dilaksanakanoleh manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai denganhasil yang direncanakan (Wianrdi, 1990).

Pengawasan secara internal organaisasi mencakup berbagai kegiatanyaitu: (1) pengawasan input; jumlah dan kualitas bahan-bahan, paraanggota staf, peralatan, fasilitas dan informasi yang dicapai oleh organisasiyang bersangkutan, (2) pengawasan aktivitas/proses; yaitu penjadualan,dan pelaksanaan aktivitas, operasional, transformasi serta distribusi yangterjadi dalam organisasi, (3) Pengawasan out-put; pengawasan terhadapciri-ciri output yang diinginkan/standar, output yang tidak diinginkan,(polusi, bahan buangan, sampah) dari organisasi yang bersangkutan.

B. Manajemen Pembelajaran

Guru adalah sebagai seorang manajer di dalam organisasi kelas.Sebagai seorang manajer, aktivitas guru mencakup kegiatan merencanakan,mengorganisir, memimpin, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajaryang dikelolanya.

Tugas profesional guru adalah melakukan kegiatan mengajar, danselanjutnya murid memberikan respon-respon yang disebut belajar. Interaksikedua kegiatan ini yaitu mengajar dan belajar di dalam kelas disebut prosespengajaran. Guru melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas. MenurutDavis (1991:35) peranan guru sebagai manajer dalam proses pengajaran:

1) Merencanakan- yaitu menyusun tujuan belajar-mengajar (pengajaran),

Page 55: JUDUL - UINSU

45

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2) Mengorganisasikan- yaitu menghubungkan atau menggabungkanseluruh sumber daya belajar-mengajar dalam mencapai tujuan secaraefektif dan efesien,

3) Memimpin- yaitu memotivasi para peserta didik untuk siap menerimamateri pelajaran,

4) Mengawasi- yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan belajar mengajarmencapai tujuan pengajaran. Karena itu harus ada proses evaluasipengajaran- sehingga diketahui hasil yang dicapai.

Peran guru sebagi manajer melakukan pembelajaran adalah prosesmengarahkan anak didik untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangkaperubahan tingkah laku (kognitif, afektif dan psikomotor) menuju kedewasaan.

Pembelajaran efektif hanya ada pada sekolah yang efektif, karenaitu inti kegiatan sekolah adalah belajar-mengajar efektif untuk melahirkanlulusan yang memiliki kepribadian yang baik. Untuk itu perlu dioptimalkanfungsi komponen berikut ini untuk mencapai kualitas sekolah efektif. Sekolahefektif memiliki beberapa elemen utama, yaitu:

1) Kepemimpinan2) lingkungan sekolah3) kurikulum4) pengajaran di kelas dan manajemen5) penilaian dan evaluasi.

Dalam buku Instructional Design Theories and Models, dijelaskan Reigeluth(1983:8);bahwa : instructional management is concerned with understanding,improving and applying of managing the use of an implemented instructionalprogram”. Artinya, manajemen pembelajaran adalah berkenaan denganpemahaman, peningkatan dan pelaksanaan dari pengelolaan programpengajaran yang dilaksanakan.

Manajemen pembelajaran lebih sempit daripada sekedar administrasipendidikan, karena kegiatan ini menangani satu program pengajarandalam institusi pendidikan. Pendapat lain dijelaskan oleh Sue dan Glover(2000) bahwa manajemen pembelajaran adalah proses menolong muriduntuk mencapai pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan pemahamanterhadap dunia di sekitar amereka. Konsekuensinya adalah, manajemenpembelajaran menciptakan peluang bagaimana murid belajar dan apayang dipelajari oleh murid. Dengan kata lain, dalam manajemen pembelajaran

Page 56: JUDUL - UINSU

46

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

memunculkan pertanyaan upaya, bagaimana mereka dapat belajar, apayang mereka pelajari dan di mana mereka mempelajarinya? Untuk mencapaihal dimaksud, maka diperlukan strategi manajemen efektif di dalam kelasyang secara organisasional pembelajaran atau kegiatan belajar- mengajar.Guru memiliki kesiapan mengajar, dan murid disiapkan untuk belajar.

Dalam hal manajemen pembelajaran, berarti dikaji konsep strategipembelajaran, dan gaya mengajar guru akan menentukan keberhasilandalam mencapai tujuan pengajaran. Manfaat manajemen pembelajaranadalah sebagai aktivitas profesional dalam mnenggunakan dan memeliharasatuan program pengajaran yang dilaksanakan.

Disiplin manajemen pembelajaran/pengajaran berkaitan denganupaya menghasilkan pengetahuan tentang bermacam-macam prosedurmanajemen, kombinasi optimal berbagai prosedur dan situasi di manamodel manajemen berjalan optimal.

Itu berarti manajemen pembelajaran adalah proses pendayagunaanseluruh komponen yang saling berinteraksi (sumberdaya pengajaran)untuk mencapai tujuan program pengajaran.

Fungsi manajemen pembelajaran; yaitu ; perencanaan pengajaran,pengorganisasian pengajaran, kepemimpinan dalam KBM, dan evalausipengajaran. Dalam menjalankan fungsi manajemen dimaksud, seorangguru harus memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resouces)yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas.

Kebanyakan keberahasilan proses pengajaran yang dilaksanakanakan ditentukan pendayagunaan sumberdaya pengajaran yang sesuaiuntuk mencapai tujuan. Sumberdaya pengajaran yang dipilih secarahati-hati dan disiapkan akan dapat mencapai tujuan antara lain : (1)memotivasi pelajar dengan meningatkan perhatian mereka dan mendorongdaya tarik terhadap satu mata pelajaran, (2) melibatkan pelajar secaralebih kuat dengan pengalaman yang lebih bermakna, (3) pembentukankepribadian bagi tiap-tiap individu dalam pengajaran, (4) menjelaskandan mengilustrasikan isi dan penampilan berbagai keterampilan, (5)memberikan sumbangan kepada bentuk sikap dan pengembangan rasapenghargaan,. (6) memberikan peluang bagi analisis diri dan kinerja sertaperilaku pribadi (Kemp, 1993).

Berbagai sumberdaya pengajaran yang dapat digunakan oleh gurudalam pembelajaran antara lain: (1) pembicara tamu (guest speakers)atau seorang pribadi yang memiliki kualifiaksi dalam bdiang tertentu

Page 57: JUDUL - UINSU

47

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang dapat memberikan motivasi kepada pelajar tentang berbagai informasi,(2) benda-benda yang berkaitan dengan materi pelajaran, (3) buku pelajaran,(4) berbagai tulisan/paper, diagram, outline yang dapat melayani tujuanpengajaran selama proses aktivitas pengajaran, (5) penggunaan gambar-gambar, (6) rekaman ceramah, dll, (7) CD-ROM yang menyimpan banyakinformasi yang dapat diakses dan dikontrol dalam komputer, (8) Photo-CDyang berisikan rekaman gambar dari film dan dapat diakses dengan menggunakankomputer, (9) Overhead transparancies , (10) film, vidotapes, dll.

Ada beberapa prosedur umum menggunakan dan memilih sumberdayadalam program pengajaran, yaitu:

1) Pilihlah atas dasar apa yang mudah diperoleh (hal-hal yang disediakanoleh bidang pengajaran, dan apa yang mudah didapatkan atau digunakan).

2) Pilihlah atas dasar apa yang akrab dan dipahami betul oleh pengajardan sangat menyenangkan (yang disukai dan sering digunakan dalamkesatuan pembelajaran).

3) Pilihlah atas dasar tujuan pengajaran dimana ada panduan yang dapatdiikuti dalam memilih dan menggunakan sumber daya belajar (Kemp,1993).

Menurut Bastian (2002) bahwa pendayagunaan teknologi pendidikantelah memasyarakat, maka pertumbuhan industri pendukung pendidikanjuga semakin berkembang, bukan hanya terpusat pada teknologi informasi,tetapi terbuka juga peluang bagi industri lokal untuk memproduksi berbagaialat-alat peraga dan simulasi. Bahkan untuk teknologi pendidikan bidangagribisnis, berbagai lahan tidur bisa dimanfaatkan yang kemudian bisadikembangkan sebagai laboratorium alam. Semakin teknologi didayagunakandalam duania pendidikan, maka semakin terbuka lebar peluang kerja kreatifmasyarakat terdidik. Wujud konkrit selanjutnya agar langkah menujurevolusi pendidikan dengan keunggulan-keunggulan teknologi pendukungnyadiperlukan pertimbangan yang masak dari tim ahli untuk menentukanstrategi dan pilihan-pilihan yang tepat.

Bagaimanapun keterbatasan dan hambatan dalam menggunakanperalatan, pelayanan dan kemudahan sumber belajar harus dapat diatasioleh guru, karena yang penting dalam penggunaan sumber belajar tetapkonsisten terhadap membantu kemudahan dalam pengajaran baik muridmaupun guru sehingga pengajaran sukses dan tujuan tercapai denganoptimal.

Page 58: JUDUL - UINSU

48

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

C. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran efektif adalah proses pembelajaran yang berhasil,atau yang mencapai tujuan sebagaimana ditetapkan dengan mendayagunakansumber daya pembelajaran yang ada. Guru menggunakan kemampuanprofesionalnya untuk menggerakkan sumber daya pembelajaran sehinggatercapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Suatu pernyataan yang populer dan memberikan inspirasi di kalanganahli yang menggagas belajar aktif, dikutip oleh Silberman (1996:1) pernyataanConfucius, yaitu: What I hear, I forgot; what I see , I remember; and whatI do, I understand”. Apa yang hanya didengar akan lupa, apa yang dilihatakan diingat, dan apa yang dilakukan berarti paham”.

Tiga pernyataan sederhana di atas, membutuhkan penerapan prinsipbelajar aktif. Jadi kalau anak beajar hanya dengan mendengarkan ceramahguru, maka akan banyak yang dilupakannya iformasi yang disampaikanoleh guru. Sedangkan kalau anak beajar dengan melihat apa yang dipelajarinya,maka hasilnya anak akan mengingatnya, karena di samping mendengarkananak juga melihat sehingga rangsangan otakanya semakin berfungsi.Demikian pula bila anak belajar dengan melakukan pekerjaan/tugas, makaanak akan memahaminya. Artinya, belajar sambil bekerja menunjukkananak memahami apa yang dipelajarinya.

Menurut Sriyanto, dkk (1992) bahwa keaktifan siswa dalam prosesbelajar mengajar adalah pada waktu guru mengajar, guru harus mengusahakanagar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani yang meliputi; (a)keaktifan indera; pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain, (b) keaktifanakal; akal anak-anak harus aktif untuk memcahkan masalahj, (c) keaktifaningatan, yaitu aktif menerima bahan pelajaran disampaikan oleh guru,(d) keaktifan emosi, murid senantiasa berusaha mencipntai mata pelajaranyang disampaikan oleh guru.

Alam raya ini dengan segala isinya adalah memberikan informasi/fakta. Informasi ini memberikan rangsangan dan ditangkap oleh indramanusia. Sebagian besar berlalu, sebagian kecil tinggal dan sangat sedikitsekali yang benar-benar menetap dan tertanam dalam kesadaran manusia.Di dalamnya ada proses sitimulus- respon- untuk menjadi tahu. Di sekolahkegiatan belajar adalah aktivitas menjadi “tahu”. Karena itu prosesnyadinamakan perubahan kognisi, meliputi proses : penerimaan, pengorganisasian,dan juga aplikasi dari pengetahuan.

Page 59: JUDUL - UINSU

49

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Salah satu strategi pembelajaran yang dikenal populer untuk efektivitaspembelajaran adalah belajar aktif. Apa sebenarnya belajar aktif itu? MenurutSilberman (1996:1) bahwa :”Active learning brings together in one sourcea comprehenship collection of instructional strategies. Includes ways to getstudents active from the start through activities that build teamwork andimmediately get thinking about the subject matter”.Agar siswa dapat terlibataktif dalam proses pembelajaran diperlukan adanya proses pembiasaan.Untuk memacu agar siswa aktif dan terlibat dalam pembelajaran yangbermakna, perlu diidentifikasi beberapa kecakapan dasar penunjang yangharus menjadi kemampuan yang melekat dalam diri siswa. Beberapakemampuan dasar tersebut menurut Suparno SJ, (2001:43) antara lain:

1) Kemampuan bertanya. Kemampuan ini tidak lain adalah kemampuansiswa untuk mempersoalkan (problem posing). Dimulai dengan persoalandalam wujud pertanyaan, maka dalam diri siswa terdapat keinginanuntuk mengetahui melalui proses belajar.

2) Kemampuan pemecahan masalah (problem solving). Permasalahanyang muncul di dalam pembelajaran harus diselesaikan (dicari jawaban)oleh siswa selama proses belajarnya. Tidak cukup kalau siswa mahirmempersoalkan sesuatu tetapi miskin dalam pencarian pemecahannya.Penyelesaian masalah sendiri dapat dilakukan secara mandiri (self-independence learning) maupun secara kelompok (group learning).

3) Kemampuan berkomunikasi. Dalam konteks pemahaman, kemampuanberkomunikasi baik verbal maupun nonverbal merupakan sarana agarterjadi pemahaman yang benar (yang baik dan punya kadar keilmuan),dari hasil proses berpikir dan berbuat terhadap gagasan siswa yangditemukan dan ingin dikembangkan.

Aktivitas pembelajaran bersama dapat membantu mendorong pembelajaranaktif. Meskipun belajar bebas dan pembelajaran yang penuh kelas jugamendorong belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui kelompokkecil melalui aktivitas kerjasama akan mengantarkan anda memajukanpembelajaran aktif dalam cara-cara khusus.Apa yang didiskusikan pelajardengan temannya yang lain dan apa pula yang didiskusikan pelajar denganguru mengantarkannya untuk memperoleh pengertian dan belajar tuntas/paham. Metode pembelajaran bersama yang terbaik, yang juga disebutjigsaw –lessons (pembelajaran gergaji), mencapai berbagai persyaratan.Memberikan tugas-tugas berbeda kepada pelajar yang berbeda, mempercepat

Page 60: JUDUL - UINSU

50

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

pelajar tidak hanya belajar bersama tetapi juga mengajar yang lain (Silberman,1996:6).

Dijelaskan oleh Silberman (1996:2), bahwa:when learning is passive,the learner comes to the encounter without curiosity, without questions, andwithout interest in the outcome (except, perhaps in the grade he or she willreceive). When learning is active, the learner is seeking something. He or shewants an answer to a question, needs information to solve a problem, orsearching for a way to do a job”.

Berdasarkan pendapat di atas, diphami bahwa bila pembelajaranbersifat passif rasa ingin tahu anak kurang muncul ke permukaan. Tidakbertanya kepada guru dan kurang tertarik terhadap pelajaran. Sedangkanpembelajaran aktif, para pelajar berusaha mencari, menjelajahi sesuatuyang ada dalam lingkungannya, mengajukan pertanyaan, mencari informasibaru untuk memecahkan masalah, atau mencari cara kerja untuk melakukansuatu pekerjaan atau tugas.

Pembelajar aktif di kalangan siswa dapat dikembangkan ke arahreflektif. Pengalaman belajar siswa baik di dalam kelas maupun di luarkelas, di samping dapat diolah untuk memperoleh pengetahuan ilmiah,harus dapat pula dijadikan lahan refleksi kritis. Melalui refleksi, siswadiajak untuk menyadari dampak yang timbul dari ilmu pengetahuandan teknologi terhadap masyarakat, mengasah hati nurani, meningkatkankepedulian sosial, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam karirnyakelak. Buah kesadaran sebagai hasil refleksi dijadikan titik tolak untukmelakukan aksi (seperti menyatakan keprihatinan dan perhatian) yanghasilnya harus dievaluasi. Dengan cara ini maka aktivitas siswa belajartelah mengintegrasikan pengembangan intelektual dan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam mempelajari sesuatu dengan baik, para siswa harus ditolonguntuk mendengarkannya dengan baik, melihatnya, bertanya mengenaihal yang dipelajari dan mendiskusikan pelajaran dengan temannya yanglain. Atas semua itu, para pelajar membutuhkan mempelajari sesuai denganmelakukannya, menampilkan diri mereka dalam proses tersebut, memunculkancontoh-contoh, mencobakan keterampilannya dan melakukan tugas dengankemampuan sendiri yang bergantung atas pengetahuan mereka yangsudah dikuasai atau yang akan dicapai.

Bagaimanapun, para siswa yang belajar sambil melakukan pekerjaanadalah yang terbaik.Namun bagaimana melakukan hal tersebut sehinggapelajar benar-benar melakukan belajar aktif?

Page 61: JUDUL - UINSU

51

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Bagaimana cara menolong murid memperoleh pengetahuan, keterampilandan sikap secara aktif dengan belajar? Hal ini dapat dilakukan denganmenciptakan iklim belajar sebagai berikut:

1) Belajar dengan kelas penuh. Guru memimpin pelajaran yang merangsangseluruh isi kelas

2) Diskusi kelas. Hal ini dilakukan dengan dialog dan debat tetang kuncimasalah

3) Kecepatan bertanya. Murid memerlukan penjelasan.4) Belajar bersama. Tugas-tugas yang dilakukan bersama dalam kelompok

kecil pelajar.5) Teman sebagai Pengajar. Memimpin pengajaran oleh murid.6) Belajar bebas. Belajar aktif dilakukan secara pribadi7) Belajar afektif. Kegiatan yang membantu murid untuk menguji perasaan

mereka, niai-nilai dan sikap.8) Pengembangan keterampilan. Pembelajaran dan memperaktekkan

keterampilan, baik teknik maupun non teknik.

Bagaimana membuat pelajaran agar tidak lupa? Ada beberapa halyang harus dilakukan, yaitu:

1) Meninjau ulang (review).Membicarakan ulang dan menyimpulkanapa yang telah dipelajari.

2) Penilaian-sendiri (Self assesment). Melakukan evaluasi perubahan mengenaipengetahuan, keterampilan dan sikap.

3) Mengekspresikan perasaan akhir. Mengkomunikasikan pemikiran,perasaan dan kepedulian pelajar di akhir pelajaran.

Hanya dengan keaktifan siswa yang tinggi dalam situasi belajar yangdiciptakan guru, pengembangan seluruh potensi pribadi akan optimal,terutama bila dibarengi implementasi program pengajaran yang menantang,manarik dan sesuai kebutuhan serta perkembangan siswa.

Dalam pembelajaran aktif, keberadaan pelajar menggunakan kesempatanuntuk memutuskan tentang aspek dari proses pembelajaran. Definisikedua pembelajaran aktif menghubungkan ke aktivitas mental dalamarti lain: mengacu pada sejauh mana pelajar ditantang untuk menggunakankemampuan mental nya sambil belajar. Dengan demikian pembelajaranaktif di satu sisi ada hubungannya dengan keputusan tentang belajar dandi sisi lain membuat penggunaan aktif berpikir. Implikasi penting dari definisi

Page 62: JUDUL - UINSU

52

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

ini adalah bahwa dibutuhkan perhatian terhadap pengalaman pelajardan apa yang mereka lakukan dengan pengalaman itu, termasuk keputusansendiri tentang hal itu. Pembelajaran aktif berarti dapat dipahami darifrase ‘learning by doing’, yang beruntung karena ada begitu banyak contohmanusia terus ‘melakukan sesuatu’ tanpa belajar berlangsung. Dalampandangan Simons’ belajar aktif fokusnya adalah pada pengambilan keputusandan berpikir-ing, tapi kami juga ingin menyertakan gagasan bahwa pelajarsecara aktif manipulat-ing bahan dari beberapa macam, mulai dari jenishal-hal yang bertolak dari ilmu guru ilmu berbicara sekitar sebagai ‘tangan’,untuk pembangunan yang sebenarnya benda seperti dengan teknologidesain, untuk penciptaan pertunjukan musik, dan sebagainya. Namundemikian, titik awal masih berdiri: kita perlu menyoroti arti keputusanyang harus dikaitkan dengan aktivitas dalam rangka bagi kita untukdiyakinkan bahwa tempat belajar-ing adalah mengambil. Jadi kita perlupengalaman dan sarana untuk mengubahnya dalam rangka menciptakanpengetahuan. Dan di sini peran refleksi sangat penting - memang bukankalimat ‘belajar aktif’, mungkin lebih baik untuk berbicara tentang ‘tindakanbelajar-refleksi’. Hal ini tidak cukup hanya untuk memiliki pengalamanuntuk belajar. Tanpa merenungkan pengalaman ini mungkin cepat dilupakanatau potensi belajar yang hilang. (Gibbs, 1988). Jadi untuk pembelajaranaktif untuk menjadi bagian dari peserta didik belajar yang efektif harusmencerminkan pengalaman mereka, dan pembelajaran yang efektif dikelas satu bagian dari ini harus menjadi cara di mana murid memahamiapa yang mereka alami. Untuk tujuan ini, mengambil istilah ‘aktif’ berartimengelola energi seseorang dalam berbagai cara, Secara perilaku aktifmenggunakan dan menciptakan bahan kognitif secara aktif berpikir, membangunmakna baru oleh masyarakat secara aktif terlibat dengan orang lain sebagaikolaborator dan sumber daya.

Belajar adalah suatu proses konstruktif yang terjadi baik ketika pelajarsecara aktif terlibat dalam menciptakan nya atau pengetahuan sendiridan pemahaman dengan menghubungkan apa yang sedang dipelajaridengan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya (Lambert dan McCombs,1998: 10).

Belajar adalah proses aktif. Banyak pembelajaran akademik, meskipuntidak belajar sehari-hari, aktif, strategis, sadar diri, motivasi diri dan tujuan.peserta didik yang efektif beroperasi terbaik ketika mereka memiliki kekuatanwawasan dan kelemahan mereka sendiri dan akses ke strategi sendiri untukbelajar. Dalam beberapa tahun terakhir ini jenis pengetahuan dan kontrol

Page 63: JUDUL - UINSU

53

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

atas pemikiran telah disebut metakognisi. (Brown dan Campione, 1998:178).

Siswa belajar terbaik ketika mereka secara aktif membangun maknamereka sendiri. Selama dekade terakhir, psikologi kognitif telah memeganghfilosofi konstruktivis. Dalam pandangan ini siswa belajar terbaik ketikamereka secara aktif terlibat. Mereka tidak merupakan papan tulis kosong,melainkan makhluk berpikir dengan membawa satu sama baru situasipengetahuan, keyakinan dan disposisi sebelumnya. Untuk belajar yangnyata terjadi, siswa harus mengaktifkan struktur pengetahuan sebelumnyaatau skema dan memeriksa informasi baru dalam keyakinan yang terangdari masa lalu mereka. Di mana informasi baru mungkin berbeda, siswaperlu untuk mendamaikan perbedaan tersebut. Menjelang akhir-akhirini, siswa didorong untuk merumuskan pertanyaan, hipotesis, dan prediksiserta kemudian mengumpulkan bukti dengan merancang dan melaksanakaneksperimen, melakukan penyelidikan, dan melakukan penelitian perpustakaan.Sepanjang proses ini, siswa baik akan mengkonfirmasi atau merumuskanulang keyakinan mereka (Baron, 1998: 217).

Mengatur informasi yang menjadi representasi yang koheren, danmengintegrasikan bahwa representasi dengan pengetahuan yang ada.metode pembelajaran yang menekankan learning by doing kadang-kadangdapat merangsang belajar aktif, tapi kadang-kadang dapat merangsanghafalan. Tujuannya bukan untuk memprovokasi aktivitas perilaku per se,melainkan untuk memprovokasi jenis produktif aktivitas kognitif. (Mayer,1998: 368). Fokus dalam aktivitas (terutama ‘jiwa’) di mana seorang pelajarterlibat sementara membangun makna baru. Aksioma pandangan inibelajar adalah:

1. Pengetahuan secara aktif dibangun oleh pelajar, dalam kaitannya denganpengetahuan sebelumnya, dan tidak pasif yang diterima dari lingkungan(guru, buku, dan sebagainya).

2. Datang untuk mengetahui adalah proses adaptasi berdasarkan danterus-menerus dimodifikasi oleh pengalaman dunia pembelajar. Initidak menemukan suatu, dunia yang sudah ada independen di luarpikiran yang mengetahui itu.

Belajar adalah ‘... proses dimana pengetahuan diciptakan melaluitransformasi pengalaman (Kolb, 1984: 38). Ini sudah menjadi indikasi peraninti seorang pelajar dalam menciptakan: apapun pengalaman adalah,

Page 64: JUDUL - UINSU

54

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

proses pembuatan akal dan mengembangkan pemahaman baru terpusatperan pelajar. Pandangan pembelajaran membantu kita untuk memahamitemuan yang dapat membingungkan jika dilihat dari perspektif ajaranortodoks. Sebagai contoh, ketika seorang pembelajar menciptakan penjelasanbiasanya berhubungan positif untuk mencapai, saat menerima penjelasandari orang lain tidak konsisten dan lemah berhubungan dengan belajar(Webb dan Palincsar, 1996). Dan ketika peserta didik menerima responsyang tidak memiliki elaborasi, biasanya berhubungan negatif denganprestasi (Webb, 1989).

Dua tema dari pendekatan konstruktivis sangat relevan dengan reformasisekolah: belajar aktif dan belajar dalam konteks. pembelajaran aktif mengacupada gagasan bahwa orang belajar dengan terlibat dalam proses akalkeputusan. Proses ini membutuhkan orkestrasi pelajar dari kumpulan proseskognitif. Penangan kegiatan belum tentu sama dengan belajar aktif. metodepembelajaran yang bertujuan untuk pembelajaran aktif mencari untukterlibat proses kognitif peserta didik, seperti membantu peserta didikmemilih informasi yang relevan,

Pandangan terhadap pembelajaran dan pentingnya kegiatan belajarjuga menyoroti cara di kelas beberapa peserta didik belajar untuk menjadipasif. studi rinci cara pertanyaan siswa yang berbeda ditanggapi olehguru menunjukkan bahwa bagi siswa yang guru melihat kemampuanrendah, mereka datang untuk mengajukan pertanyaan yang lebih sedikit,dan dengan demikian belajar untuk menjadi pasif. ‘Akhirnya mereka belajarbahwa lebih baik untuk menghindari menanggapi daripada risiko yangmenunjukkan bahwa mereka tidak mengerti’ (Good et al, 1987:. 194).Jadi peran kegiatan atau pasif dipelajari di kelas - karena itu mereka dapatdikembangkan di dalam kelas.

D. Efektivitas Pembelajaran

Pembelajaran aktif memiliki peluang besar mencapai pengajaranefektif. Namun banyak faktor yang berkaitan dengan efektivitas pengajaran.Untuk mencapai pembelajaran aktif, maka satu aspek penting di dalamnyaadalah masalah metode yang digunakan guru dalam menciptakan suasanabelajar aktif. Dengan kata lain, berkaitan dengan metode tidak ada satupunmetode pembelajaran yang paling baik bila dibandingkan dengan yanglainnya. Itu artinya, masing-masing metode nmemiliki keunggulan dankelemahannya. Dalam konteks ini, setiap metode pembeajaran yang mem-

Page 65: JUDUL - UINSU

55

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

bantu siswa melakukan kegiatan degan mengkonstruk pengetahuannyayang mereka pelajari dengan baik, dapat dikatakan sebagai metodeyang mendorong belajar aktif. Namun demikian tidaklah cukup hanyabeberapa metode yang dapat mendorong siswa beajar aktif. Salah satudiantaranya adalah metode penemuan dengan penekanan pada kerangkametode ilmiah.

Suparno (2001) berpendapat bahwa dalam penerapan metode penemuan,siswa dilatih untuk terbiasa melakukan pengamatan, membuat hipotesis,memunculkan prediksi, menguji hipotesis, memecahkan masalah, mencarijawaban sendiri, menggunakan kejadian, meneliti, berdialog, melakukanrefleksi, mengungkapkan pertanyaan dan mengekspresikan gagasan selamaproses pembentukan kontruksi pengetahuan yang baru.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa melakukan proses pembelajarandengan metode ceramah, di mana guru mendominasi pembicara sementarasiswa terpaksa atau bahkan dipaksa untuk duduk, mendengar dan mencatatsangat tidak dianjurkan. Metode ceramah harus dikurangi bahkan ditinggalkan.

Tentu saja paradigma baru dalam pembelajaran siswa aktif ini meng-haruskan guru untuk mengubah cara pandang. Dalam persiapan mengajar,guru lebh memikirkan/memfokuskan pada penciptaan pengalaman (baru)bagi siswa yang melalui pengalaman tersebut, siswa dapat mengembangkanpengetahuannya.

Guru dapat menentukan atau memilih materi /bahan pelajaran yangtepat sehingga dengan pemahaman akan konsep (yang benar) yang dibentuksiswa, memungkinkan mereka dapat menghubungkannya dengan pemahamansebelumnya serta membuka peluang untuk mencari dan menemukanpemahaman terhadap konsep baru. Dengan penciptaan pemahaman yangdemikian, maka guru telah memberdayakan para siswanya. Guru tidaksibuk mengumpulkan dan akhirnya memberi pengetahuan sebanyak mungkinkepada siswa, sementara mereka tidak tahu untuk apa semua itu diberikankepadanya.

Sejak dari upaya menciptakan pengalaman haruslah otentik, bukandibuat-buat. Pengalaman tersebut menjadikan siswa dapat terlibat secaratotal baik fisik maupun mentalnya. Pengalaman itu haruslah menjadibahagian dalam hidupnya yang dengannya siswa memperoleh pengertiandan pengetahuan baru.

Pendayagunaan teknologi pendidikan telah memasyarakat, makapertumbuhan industri pendukung pendidikan juga semakin berkembang,

Page 66: JUDUL - UINSU

56

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

bukan hanya terpusat pada teknologi informasi, tetapi terbuka juga peluangbagi industri lokal untuk memproduksi berbagai alat-alat peraga dan simulasi.Bahkan untuk teknologi pendidikan bidang agribisnis, berbagai lahan tidurbisa dimanfaatkan yang kemudian bisa dikembangkan sebagai laboratoriumalam. Semakin teknologi didayagunakan dalam duania pendidikan, makasemakin terbuka lebar peluang kerja kreatif masyarakat terdidik. Wujudkonkrit selanjutnya agar langkah menuju revolusi pendidikan dengankeunggulan-keunggulan teknolog pendukungnya diperlukan pertimbanganyang masak dari tim ahli untuk menentukan strategi dan pilihan-pilihanyang tepat.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran bukan ditentukanoleh satu faktor saja, akan tetapi dipengaruhioleh berbagai faktor internaldan eksternal sekolah. Urlich, dkk (1981:48) , berpendapat ada tiga perlakuanyang harus dilakukan guru bila ingin lebih berhasil dalam pengajaran,yaitu : (1) they are well organized in their planning (2) they communicateeffectively with their students, and (3) they have high expectations of theirstudent”. Para guru yang ingin berhasil dituntut membuat perencanaanyang baik, terampil melakukan komunikasi efektif (pesan yang disampaikandapat dipahami peserta didik dengan benar), dan mengusahakan dengankesungguhan dan pengharapan tinggi agar peserta didik memiliki prestasitinggi.

Dalam konteks ini, diperlukan dukungan pemanfaatan teknologibaru untuk pendidikan. Salah satu kebijakan dalam pembangunan multimediaIndonesia adaalah pembangunan prasarana multimedia dalam bentukinfrastruktur broadband (pita lebar) berkapasitas besar dan berkecepatasninggi yang dimaksdu dapata berfungsi sebagai information superhigh-way (lurung informasi). Infrastruktur lurung informasi utama ini merupakanprasarana paling penting untuk mendukung aplikasi multimedia yangdapat dimanfaatkan dalam hal pendidikan jarak jauh, laboratorium jarakajauh, perpustakaan elektronik hngga kepada pelayanan-pelayanan lainnyaseperti layanan kesehatan jarak jauh, perbankan elektronik, transaksion-line dan lain sebagainya (Bastian, 2002:79).

Berkaitan dengan masalah ini, sungguh Otak kita tidak berfungsiseperti halnya tape recorder secara langsung merekam apa yang ada.Namun informasi yang masuk bisanya dipertanyakan terlebih dahulu.Paling tidak pertanyaannya sebagai berikut:

1) Apakah informasi ini sudah saya dengar atau lihat sebelumnya?

Page 67: JUDUL - UINSU

57

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2) Dimanakah informasi ini seutuhnya? Apa yang dapat saya lakukankepadanya?

3) Dapatkan saya asumsikan bahwa informasi ini sama ideanya sepertiyang saya dengan dan lihat kemarin atau beberapa bulan lalu (Silberman,1996)?

Bagaimanapun, sewbagai indikator betapa dinamisnya pembelajaran,maka otak kita tidak begitu saja menerima informasi, tetapi dia memprosesnya.Untuk memproses informasi secara efektif, otak memenolong melakukanrefleksi secara eksternal dan internal. Jika kita mendiskusikan informasidengan yang lain dan jika kita mengundang pertanyaan tentangnya, atauotak kita dapat melakukan lebih baik pekerjaan dari belajar.

Boleh dikatakan bahwa pembelajaran akan memikat hati siswamanakala kepada mereka diperintahkan hal-hal berikut:

1) Sampaikan informasi dalam bahasa mereka2) Berikan contoh tentang hal tersebut3) Memperkenalkannya dalam berbagai arahan dan keadaan4) Melihat hubungan antara informasi dan fakta atau gagasan lainnya5) Membuat kegunaannya dalam berbagai cara6) Memperhatikan beberapa konsekuensi informasi tersebut7) Menyatakan perbedaan informasi itu dengan lainnya.

Pembelajaran efektif ialah mengajar sesuai prinsip, prosedur dandisain, sedangkan belajar aktif yang dilakukan siswa dengan melibatkanseluruh unsur pisik dan psikhis untuk mengoptimalkan pengembanganpotensi anak. Karena itu, pembelajaran aktif yang efektif ialah yangmemenuhi multi tujuan, multi metode, multi media/sumber dan pengembangandiri anak. Penggunaan strategi dan metode pembelajarabn aktif di sekolahsebenarnya merupakan langkah positif penghargaan terhadap hakikatanak sebagai manusia aktif yang memerlukan bimbingan ke arah tujuanyang disesuaikan dengan keperluan psikologis, spiritual, intelektualitas,moralitas, sosial dan tuntutan pragmatis kehidupan anak pada masakini dan masa depan.

Pembelajaran aktif di sekolah perlu dipacu seoptimal mungkin dalamrangka mengefektifkan pengajaran. Peranan guru profesional semakinbesar dalam mengantisipasi segala peluang bagi pembelajaran aktif dizaman ini. Dengan semakin luasnya sumber informasi pengetahuan,

Page 68: JUDUL - UINSU

58

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

maka pemanfaatan multi media/sumber, multi metode untuk mencapaitujuan yang terpadu bagi pengembangan potensi yang maksimal makapara guru perlu semakin proaktif mengupayakan inovasi metode pengajaran.

Diperlukan kesadaran profesional para guru dengan semakin membaiknyastatus sosial guru dewasa ini. Hal itu perlu diimbangi dengan kesungguhandan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaranaktif yang mengakar pada konstruktivisme dalam pembelajaran perlumenjadi perhatian sungguh-sungguh guru setiap saat, apalagi di tengahsemakin besarnya harapan orang tua terhadap pendidikan anak yang berkualitas.Sekolah diharapkan mampu optimal menciptakan anak-anak yang memilikisikap, keterampilan dan pengetahuan unggul dalam menghadapi danmengisi masa depannya dengan keterampilan hidup (life skill) sehinggaanak menjadi manusia berguna, bukan menjadi pengangguran.

Menurut Brown and Atkins (2002:2) pengajaran dapat dianggapsebagai memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar. Ini adalah sebuahproses interaktif serta kegiatan yang disengaja. Namun, siswa tidak selalubelajar apa kita berniat dan mereka mungkin, kadang-kadang sayangnya,juga belajar pengertian yang kita tidak bermaksud mereka untuk belajar.Isi pembelajaran mungkin fakta, prosedur, keterampilan, ide-ide dan nilai-nilai, tujuan dalam mengajar adalah untuk membelajarkan siswa. Denganbegitu mungkin ada keuntungan dalam pengetahuan dan keterampilan,pendalaman pemahaman, pengembangan pemecahan masalah atauperubahan persepsi, sikap, nilai-nilai dan perilaku.

George Brown and Madeleine Atkins, Effective Teaching in Higher Education,London: Rotledge, 2002. H.2.

Page 69: JUDUL - UINSU

59

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB IV

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemendalam mencapai tujuan secara efektidf dan efisisen. MenurutJohnson, dkk (1978) walaupun semua fungsi manajemen saling

terkait yang dilaksanakan manajer, namun setiap fungsi kegiatan organisasiharus dimulai dari perencanaan. Dijelaskan Johnson (1978:49) lebih lanjutbahwa “planning is the process by which the system adapts its resources tochanging environmental and internal forces” . Dimaksudkan bahwa perencanaanadalah suatu proses dengan mana sistem menyesuaikan berbagai sumberdaya yang ada untuk mengubah lingkungan dan kekuatan internal.

Sesungguhnya fungsi perencanaan dalam suatu organisasi atau perusahaanuntuk menyajikan suatu sistem keputusan yang terpadu sebagai kerangkadasar bagi kegiatan-kegiatan organisasi.

Konsep tentang sistem dalam perencanaan telah berkembang sebagaihasil dari banyak perubahan-perubahan penting baik dalam lingkungandalam mana organisasi harus bekerja maupun dalam kegiatan internalorganisasi. Perencanaan di masa depan menjadi kegiatan manajer yangmeningkat kepentingannya dalam industri, sosial dan lingkungan politikberkembang semakin kompleks yang semakin besar menekankan fungsiperencanaan akibat banyak ketidakpastian dari masa depan. DitegaskanJohnson,dkk (1978:50) bahwa; Organisasi bekerja dalam lingkunganyang terus berubah karena itu perlu mempersiapkan diri untuk menerimaakibat semua dinamika politik, ekonomi, sosial, etika dan filsafat moraldalam atmospir kebebasan. Kemajuan ilmu dan teknologi memerlukanperencanaan untuk merespon perubahan yang diakibatkan semua lingkunganeksternal sehingga muncul adaptasi dan inovasi dalam organisasi.

Page 70: JUDUL - UINSU

60

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaftasi kepada tuntutanperubahan melalui perencanaan.Johnson, dkk (1978:51) menegaskan:“the planning process can be considered as the vehicle for accomplishmentof systems change”. Tanpa perencanaan, sebuah sistem tertentu tak dapatberubah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatanlingkungan yang berbeda. Dalam sistem terbuka, perubahan dalam sistemterjadi apabila kekuatan lingkungan menghendaki atau menuntut bahwasuatu keseimbangan baru perlu diciptakan dalam organisasi tergantungpada rasionalitas pembuat keputusan. Bagi sistem sosial, satu-satunyawahana untuk perubahan inovasi dan kesanggupan menyesuaikan diriialah pengambilan keputusan manusia dan proses perencanaan.

Pada pokoknya perencanaan adalah proses manajemen untuk memutuskanapa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya? Menseleksi tujuandan membangun kebijakan, program dan prosedur bagi pencapaian tujuan.Kemudian hasil apa yang diharapkan dari proses rencana.

Perencanaan sangat bermanfaat bagi organaisasi. Johnson (1978:56)menjelaskan bahwa perencanaan memberikan kerangka kerja bagi suatuketerpaduan keputusan sistem. Dalam pendekatan sistem, perencanaanadalah sangat penting untuk mengenali tingkatan berbagai rencana”.

Proses perencanaan ditemukan hamper pada semua bidang, termasukpendidikan dan sudah banyak dilakukan penelitian tentang masalah tersebut.Perspektif dominan atas perencanaan menentukan arah bagi semua tindakan,karena itu menentukan sasaran menjadi langkah awal untuk melakukantindakan dalam rangka mencapai hasil. Inilah yang disebut model perencanaanlinier (Rational-Linier Model). Karena itu, baik secara teori maupun penelitianbahwa perencanaan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil. Denganperencanaan dapat dipilih dan ditetapkan berbagai alternative yang dilakukanmasa akan dating dalam rangka memperbaiki kualitas kegiatan yang ber-dampak terhadap hasil yang dicapai, termasuk outcomesnya.

Gambar 1 :Model Perencanaan Linier Rasional

Prores perencanaan yang diinisiasi oleh guru dapatn membuat siswadan guru mengerti arah yang dituju dan sekaligus membantu siswa menyadaritujuan yang jelas dalam tugas pembelajaran sebagaimana diperintahkan

Goal Action Outcomes

Page 71: JUDUL - UINSU

61

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

untuk dilaksanakan. Tegasnya dengan perencanaan pembelajaran memberikanpengaruh bersamaan yaitu perilaku guru dan konsekuensinya terhadapsiswa (Arends, 2004:99).

Sejatinya kejelasan tujuan dan sasaran pembelajaran sangat berdampakkepada siswa dan guru. Dari berbagai hasil penelitian, setidaknya adaempat manfaat dari kejelasan tujuan dan sasaran yaitu: (1) memberikanarah proses pembeajaran, (2) memberikan fokus dan tujuan pembelajarankepada siswa, (2) hasil dalam perjalanan kelas yang nyaman, itu artinyadengan perencanaan guru atas pembelajaran berarti aturan dan sasaranyang dibuat guru bagi kelas dan menekankan seberapa jauh pertanggungjawaban dan kesukaan atas perilaku pekerjaan di kelas sebagai bagianintegral dalam pembelajaran, (4) memberikan arah tujuan untuk menilaipembelajaran siswa (Arends, 2004).

Ada hirarki perencaan dalam organisasi. Suatu rencana yang luasdibutuhkan organisasi dalam bentuk sasaran dan tujuan-tujuan di tingkatpuncak organisasi. Dalam konsep sistem, fungsi perencanaan merupakansuatu rancangan sistem yang harus memberikan pertimbangan padatujuan yang menyeluruh dari organisasi, integrasi pekerjaan sub sistemke arah tujuan tersebut Kemudian tujuan dan sasaran tersebut diterjemahkanke dalam rencana-rencana lebih terperinci dan khusus dibagikan kepadasemua sistem organisasi.

Apa yang dimaksud perencanaan pengajaran? Perencanaan pengajaranadalah suatu usaha perumusan dan penetapan hal-hal yang akan dilaksanakandalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta interaksi guru denganmurid secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pengajaran.

Davis (1996) menjelaskan bahwa perencanaan pengajaran adalahpekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuanmengajar.

Instructional Goals and Objectives

Instructional Goals and Objectives

Instructional Goals and Objectives

Instructional Goals and Objectives

Instructional Goals and Objectives

Page 72: JUDUL - UINSU

62

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Menurut Rose dan Nicholl (2002) nilai terbesar terletak pada guruyang lebih suka membimbing daripada menggurui anak didiknya danpada guru yang menjadi perancang pengalaman-pengalaman yang merangsangpemikiran dan masalah-masalah yang relevan untuk dipecahkan”. Dengandemikian, guru yang baik adalah yang merencanakan secara sistematikapa yang akan diajarkan, kapan diajarkan , apa tujuan menyajikan pelajaran,metode apa yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, alatapa yang akan digunakan, sistem evaluasi apa yang digunakan dalammengukur hasil yang dicapai siswa, dll.

Mengacu kepada pendapat Davis (1991) bahwa dalam kedudukannyasebagai seorang manajer, guru melakukan perencanaan pengajaran mencakupusaha untuk : (1) menganalisis tugas, (2) mengidentifikasi kebutuhanpelatihan/belajar, (3) menulis tujuan belajar. Dengan cara ini seorang guruakan dapat meramalkan tugas-tugas mengajar yang akan dilaksanakannya.

B. Model-Model Perencanaan Pengajaran

1. Model Perencanaan Pengajaran Sistemik

Suatu model perencanaan pengajaran sistemik, mengandung beberapalangkah yaitu:

1) Identifikasi Tugas-TugasKegiatan merancang sutau program ahrus dimulai dari identifikasitugas-tugas yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena itu, perludibuat suatu job description secara acermat dan lengkap. Berdasarkantuntutan pokok pekerjaan itu, selanjutnya ditentukan peranan-perananyang harus dilaksanakan sehubungan dengan tugas tersebut yangmenjadi titik tolak untuk menentukan tugas-tugas yang akan dikerjakanoleh lulusan.

2) Analisis TugasTugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkanmenjadi seperangkat tugas yang lebuih terperinci. Setiap dimensitugas dijabarkan sedemikian arupa yang mencerminkan segala sesuatuyang harus dikerjakan oleh lulusan.

3) Penetapan KemampuanLangkah ini sejalan dengan langkah yang telah dilaksanakan sebelumnya.Setiap kemampuan hendaklah didasarkan kepada kriteria kognitif,

Page 73: JUDUL - UINSU

63

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

afektif dan psikomotor. Kemampuan-kemampuan itu haruslah relevandengan tuntutan kerja dan keperluan masyarakat.

4) Spesifikasi Pengetahuan, Keterampilan, SikapSetiap kemampuan yang harus dimiliki siswa perlu dirinci dalam pengetahuanapa, siakp-sikap apa, dan keterampilan apa saja yang harus dikuasai.

5) Identifikasi kebutuhan Pendidikan dan LatihanLangkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan,artinya jenis-jenis pendidikan dan atau latihan-latihan yang sewajarnyadisediakan dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuanyang telah ditetapkan, seperti kegiatan belajar teoretik dan praktek/latihan lapangan.

6) Perumusan TujuanTujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifatumum sebagai tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum (TIU).Tuajuan-tujuan yang dirumuskan harus koheren dengan kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan.

7) Kriteria Keberhasilan programKriteria ini sebagai indikator keberhasilan suatu program. Keberhasilanditandai oleh ketercapaian tujuan-tujuan atau kemampuan yangdiharapkan. Tujuan-tujuan program dianggap tercapai jika lulusandapat menunjukkan kemampuannya melaksanakan tugas yang telahditetapkan.

8) Organisasi Sumber-Sumber BelajarLangkah ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikansehubungan dengan pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentukan.Komponen ini juga berisikan sumber-sumber materi dan objek masyarakatyang dapat dijadikan sebagai sumber informasi.

9) Pemilihan Strategi PengajaranTitik berat analisis pada langkah adalah penentuan strategi danmetode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan kemampuanyang diharapkan. Perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dandalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan berstruktur dan kegiatanmandiri serta kegiatan pengalaman lapangan yang relevan denganbidang bersangkutan. Strategi pengajran terpadu dapat menunjangkeberhasilan program pengajaran ini di samping strategi pengajaranremedial.

Page 74: JUDUL - UINSU

64

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

10) Uji lapangan ProgramUji coba program yang telah didisain dimaksudkan untuk melihatkemungkinan keterlaksanaannya. Melalui uji coba secara secara sistematisdapat dinilai hingga mana kemungkinan keberhasilan, jenis kesulitan,yang pada gilitrannya memberikan informasi balikan untuk perbaikanprogram.

11) Pengukuran Reliabiliats programPengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan.Berdasarkan pengukuran itu dapat dicek sejauhmana efektivitas program, validitas dan reliabilitas alat ukur, dan efektivitas sistem instruksional.Informasi pengukuran dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikandan penyesuaian program.

12) Perbaikan dan PenyesuaianLangkah ini merupakan tindak lanjut setelah dilaksanakan uji cobadan pengukuran. Perbaikan dan adaftasi program barangkali diperlukanguna menajmin konsistensi, koherensi, dan monitoring sistem danselanjutnya memberikan umpan balik kepada organisasi, sumber-sumber, strategi pengajaran, motivasi belajar.

13) Pelaksanaan ProgramPada tingakt ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yangperlu ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah ini didasarioleh satu asumsi bahwa rancangan program yang telah didisain secaracermat dan telah mengalami uji coba serta perbaikan dapat dipublikasikandan dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas.

14) Monitoring ProgramSepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secaraterus dan berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaskanaanprogram. Kegiatan monitoring hendaknya didisain secara analisis,mungkin selama pelaksanaan masih terdapat aspek-aspek yang perludiperbaiki dan diadaftasikan. Dengan demikian diharapkan padaakhirnya dikembangkan suatu program yang benar-benar sinkrondengan kebutuhan lapangan dan memiliki kemampuan beradaftasi.

2. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)

PPSI adalah suatu pedoman yang disusun oleh guru untuk menyusun

Page 75: JUDUL - UINSU

65

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

satuan pelajaran. Sebagai suatu model perencanaan pengajaran, PPSImemiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perumusan Tujuan PengajaranTujuan pengajaran yang dirumuskan oleh guru adalah tujuan pengajarankhusus yang disusun berdasarkan pendalaman dan analisis terhadappokok-pokok materi/bahan pelajaran, tujuan pengajaran umum dantujuan kurikuelr yang ada dalam Garis-garis Besar Program pengajaran(GBPP).

2) Pengembangan Alat PeilaianPengembangan alat penilaian adalah merupakan pedoman dan prosedurpenilaian yang akan ditempuh, baik tentang tes awal, dan ets akhir,jenis tes yang akan digunakan dan rumusan soal-soal sebagai bagiandaria satuan pelajaran.

3) Penetapan Pedoman proses Kegiatan Belajar SiswaSuatu proses penetapan petunjuk bagi guru untuk menetapkan langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaran yangharus dikuasai dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang harusdicapai oleh siswa.

4) Penetapan pedoman kegiatan guruMerumuskan petunjuk bagi guru dalam program pengajaran agardapat melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan pengajaran yangakan dicapai. Dalam hal ini guru harus merumuskan; materi pelajaransecara terperinci, merumuskan metode yang akan dipakai dalam mengajar,dan menyusun jadwal yang akan dilaksanakan.

5) Pedoman pelaksanaan programLangkah ini merupakan petunjuk dalam pelaksanaan program, sejakdari pelaksanaan tes awal, penyajian materi pelajaran sampai padadialskanakan penilaian hasil belajar. Petunjuk ini besifat fleksibel supayamemungkinkan diubah atau diperbaiki guna peningkatan dari rencanasemula.

6) Pedoman perbaikan (revisi)Pengembangan program setelah selesai dilaksanakan program pengajaran.Perbaikan didasarkan berdasarkan umpan balik dari evaluasi hasilbelajar siswa.

Page 76: JUDUL - UINSU

66

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Berdasarkan rangkaian dari mdoel perencanaan pengajaran PPSI,maka dapat sebenarnya dapat diringkaskan, langkah-langkah dari kegiatandalam PPSI, yaitu: (1) Menetapkan tujuan pengajaran khusus, (2) Menetapkanbahan pelajaran/pokok bahasan, (3) Menetapkan metode/alat pelajaran,(4) Menetapkan alat evaluasi, (5) Menetapkan sumber bahan pelajaran.

C. Tujuan Pengajaran

Pembelajaran itu menekankan pencapaian tujuan baik berdimensikognitif, afektif maupun psikomotor sehingga pencapai hasil belajarmenjadi terpadu dari totalitas kepribadian peserta didik. Hal tergantungpada profesionalitas dan pengabdian guru terhadap nilai-nilai kepribadianpeserta didik di sekolah.

Apa sebenarnya fungsi tuajuan dalam proses pengajaran? MenurutKemp (1995) paling tidak ada tiga fungsi utama tujuan, yaitu:

1) hasil yang akan dikejar oleh perancang pembelajaran dan guru sehinggadapat dijadikan pedoman dalam merancang pengajaran yang sesuaikhususnya guna memilih dan mengatur aktivitas pengajaran dansumberdaya yang akan digunakan untuk mendukung pengajaranefektif,

2) Tujuan pengajaran memberikan kerangka kerja bagi menentukancara-cara dalam mengevaluasi pengajaran,

3) Pembuatan tujuan adalah untuk mengarahkan pelajar. Alasannyaadalah bahwa pelajar akan menggunakan tujuan dalam mengidentifikasiketerampilan, pengetahuan yang harus mereka kuasai”.

Mengikut pendapat Benyamin S.Bloom bahwa tujuan pengajaranharus mengacu kepada tiga domain (kawasan pembinaan) untuk pengembanganpribadi anak, yaitu; kognitif, afektif dan psikomotrik. Dalam penyusunanatujuan pengajaran (instructional objectives), guru berperan pentingdalam memahami ketiga domain tersebut untuk dikonsep dalam perencanaanpengajaran yang disiapkan.

Salah seorang pakar yaitu Urlich (1981:41) menjelaskan bahwa domainkognitif ialah merupakan tujuan yang berkaitan dengan penguasaanpengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual serta keterampilan.Domain ini kebanyakan dalam aktivitas pengembangan kurikulum yangdibuat dalam mana kejelasan dan deskripsinya dalam perilaku pelajar”.

Page 77: JUDUL - UINSU

67

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Bloom (1956) mengembangkan taksonomi yang luas aterhadap domainkognitif, yaitu: informasi singkat, dan aktivitas intelektual. Kognitif inidikelompokkan kepada yang paling rendah, yaitu pengetahuan, pemahaman,aplikasi, analisis dan syntesis serta evaluasi.

Lebih jauh dijelaskannya bahwa domain afektif ialah bidang yangberkaitan dengan sikap, keyakinan dan seluruh spektrum nilai dan sistemnilai. Hal termasuk bidang yang ada dibuat oleh penyusun kurikulumyang harus ditanamkan ekpada anak”.

Dalam bagian lain ditegaskan pula bahwa domain psikomotor berusahamengklasifikasi kordinasi berbagai aspek yang secara bersama dengangerakan dan keterpaduana dengan domain kognitif, afektif dan akibatnyadalam penampilan/perilaku anak”.

Urlich menjelaskan (1981:42) bahwa elemen dari tujuan pengajaran:(1) pernyataan tentang perilaku yang dapat diamati, atau penampilandari pelajar, (2) suatu perpaduan kondisi perilaku yang diinginkan terjadi,(3) pengungkapan penampilan minimal yang dapat diterima dari parapelajar”.

Di dalamnya ada proses sitimulus- respon- untuk menjadi tahu. Belajaradalah aktivitas menjadi “tahu”. Dinamakan kognisi, meliputi proses :penerimaan, pengorganisasian, dan juga aplikasi dari pengetahuan. Karenaitu efektivitas pengajaran sangat ditentukan strategi yang digunakan gurudalam pengajaran sebagai sistem. Di sini penetapan dan penataan seluruhkomponen pengajaran mengacu kepada tujuan instruksional, maka guruharus memastikan apa tujuan pengajaran yang akan dicapai. Sebuahmodel mengajar mengharuskan tujuan pengajaran dibuat terlebih dahulu.Model mengajar menurut Glasser (1968).

Model mengajar ini merupakan gambaran bahwa tujuan pengajaranmenempati posisi penting dalam bentuk pengajaran, sebab tujuan akanmenentukan arah belajar dan tujuan menjadi ukuran keberhasilan perubahantingkah laku peserta didik di setiap sekolah. Karena itu tujuan pengajaranharus merangkum maksud pokok/sub pokok bahasan serta strategi yangakan digunakan.

Tujuan Pengajaran

Perilaku awal siswa

Prosedur Pengajaran

Perkiraan Hasil Belajar

Page 78: JUDUL - UINSU

68

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Adapun hirarki tujuan pendidikan sebagai berikut :

Tujuan dalam pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan /perilaku (performance) murid-murid yang diharapkan setelah merekamempelajari bahan pelajaran yang disajikan oleh guru. Tujuan Pembelajaranumum/TPU atau Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) adalah tujuan yangdirumuskan dari bahan pelajaran/pokok bahasan atau sub pokok bahasanyang akan disajikan oleh guru. Sedangkan Tujuan Pembelajaran Khusus(TPK) adalah hasil perumusan guru sendiri dari penjabaran TIU/TPU,atau hasil belajar murid yang diharapkan setelah selesai pembelajaran.

Menurut Omar Hamalik (1989:5), bahwa proses pendidikan sebagaiproses untuk merubah tingkah laku dan sikap sesuai dengan tujuan kognitif,afektif dan psikomotor merupakan komponen yang sangat penting dalampola sistem pendidikaan. Dalam garis besarnya, proses itu terdiri dari tigaaspek penting yaitu: (1) tujuan pendidikan yang telah digariskan secaraeksplisit dan implisit (2) pengalaman-pengalaman belajar didisain untukmencapai tujuan-tujuan pendidikan dan (3) evaluasi yang dilakukan untukmenentukan seberapa jauh tujuan telah dicapai.

Tujuan Pendidikan Umum

Tujuan Pendidikan nasional

Tujuan Pendidikan Institusional

Tujuan Kurikuler

Tujuan pembelajaran Umum (TPU)

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Page 79: JUDUL - UINSU

69

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB V

PENGORGANISASIANPEMBELAJARAN

A. Pengertian Pengorganisasian Pembelajaran

Para manajer di pentas organisasi bekerja dalam spectrum yangluas untuk memfungsikan seluruh kegiatan manajerial sehinggadipastikan dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dengan

begitu, mengorganissikan adalah pekerjaan manajer dalam organisasi,baik organisasi benar, sedang maupun kecil. Mengatur seluruh sumberdayayang ada dalam organisasi sehingga bergerak dari sumberdaya manusiaatau personil yang menggunakan sumberdaya uang, sarana dan prasarana,serta waktu untuk menghasilkan pekerjaan adalah bagian penting tugasmanajer atau pemimpin organiasi. Karena itu, pelaksanaan pekerjaan mengaturini didalamnya berlangsung proses kepemimpinan (leadership) dalammewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran melalui strategi penyusunan danpelaksanaan program organisasi sehingga semua yangh diinginkan dapatdiwujudkan.

Mengorganisir dalam pembelajaran adalah pekerjaan yang dilakukanseorang guru dalam mengatur dan menggunakan sumber belajar denganmaksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang efektif dan efisien(Davis, 1991).

Lebih jauh menurut Davis, proses pengorganisasian dalam pembelajaranmeliputi empat kegiatan, yaitu:

1) Memilih alat taktik yang tepat2) Memilih alat bantu belajar atau audio-visual yang tepat

Page 80: JUDUL - UINSU

70

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

3) Memilih besarnya kelas (jumlah murid yang tepat)4) Memilih startegi yang tepat untuk mengkomunikasikan peratruan-

peraturan, prosedur-prosedur serta pengajaran yang kompleks.

Cara dan prosedur menciptakan suasana belaajr di kelas, menurutBlock (Arikunto, 1989), yaitu:

1. Sebelum guru masuk kelas (pre-conditions)Tahap ini adalah tahap persiapan, dan disebut dengan kegiatan menciptakanpra-kondisi. Pekerjaan ini dilakukan di laura kelas, sebelum guru mengajar.Adapun car yang perlu ditempuh oleh guru yaitu: (a) merumuskanapa yang penting dan harus dimiliki oleh siswa. Itulah sebebnya gurudapat merumuskan tujuan instruksional khusus sebagai kriteria yangmencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setiap kali gurumenyiapkan satuan pelajaran, (b) merancang bantuan-bantuan yangcocok akan diberikan kepada siswa. Di sini guru dituntut memberikanpertimbangan materi yang akan diajarkan dan keadaan siswa. Perludipertanyakan, apakah pelajaran yang akan disampaikan memerlukanalat khusus? Apakah ada siswa yang kira-kria akan mengalami kesulitan?Jika ada, bagian materi mana yang sulit, dan apa kesulitannya? Bagaimanalternatif pemecahan masalah yang dapat diambil oleh guru? (c)Merancang waktu yang sesuai dengan topik/pokok bahasan pelajaran.Alokasi waktu harus benar-benar sesuai dengan banyaknya materiyang akan disajikan oleh guru kepada siswa.

2. Pada waktu guru di Kelas (Operating Procedures)Adapun cara yang dapat ditempuh oleh guru mencakup kegiatan-kegiatan berikut (a) memperhatikan keragaman siswa sehingga gurumemperlakukan mereka dengan cara dan waktu yang berbeda. Disini perlu dipertanakan, yaitu: siapakah diantara murid yang seringketinggalan pelajaran? Berapa menit ketinggalannya? Dan dengancara apakah para murid akan lebih mudah menangkap pelajaran?Dengan cara ini memungkinkan guru untuk mempersiapkan programperbaikan pengajaran. Dia samping itu, siapakah di antara murid dalamsatu kelas yang akan lebih cepat menguasai bahan pelajaran dibandingkandengan yang lain? Ada berapa orang murid/ Apakah mereka dapatditunjuk sebagai pemberi antuan kepada kawannya? Cara ini akanmembantu guru dalam menyiapkan program pengayaaan. (b) mengadakanpengukuran terhadap berbagai pencapaian siswa sebagai ahsil belajarnya.

Page 81: JUDUL - UINSU

71

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam hal ini guru harus menentukan standar apa yang akan digunakanstandar mutlak atau standar nomratif. Apabila guru menggunakanstandar mutlak dalam penilaian, sebagai kriteria keberhasilan adalahtujuan yang telah ditetapkan dalam tahap pra-kondisi.

B. Komunikasi Guru dalam Pembelajaran

Keberadaan guru sangat strategis dalam membelajarkan anak. Sebabpembelajaran adalah proses komunikasi. Dalam pembnelajaran makakomunikasi dirancang oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaransebagai informasi yang ditransfer kepada anak didik, melalui penggunaanstrategi dan metode yang dimudahkan oleh media sehingga anak didikmenguasai dan memahami informasi tentang mata pelajaran tertentu.

1. Pengertian Komunikasi

Banyak ditemukan berbagai pendapat mengenai definisi komunikasi.Namun jika diperhatikan dengan seksama, dari berbagai pendapat tersebutmempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimanadikutip oleh Endang Lestari (2003), secara etimologis, “komunikasi” berasaldari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, ataubersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu.Dua kata tersebut membentuk kata benda communio yang dalam bahasaInggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan,persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan.

Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja,maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagisesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu denganorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasimempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaranpikiran, atau hubungan.

Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yangdi dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepadapenerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senadadikemukakan oleh Theodore Herbert yang mengatakan bahwa komunikasimerupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuandipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud

Page 82: JUDUL - UINSU

72

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkandi atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schrammmemiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasimerupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima,dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalamanbersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim,dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima (Suranto:2005).

Lebih lanjut lagi founding father ilmu komunikasi, Wilbur Schrammsebagaimana dikutif Ellys (2012:7) menegaskan bahwa unsur utama dalamkomunikasi mencakup lima unsur, yaitu komunikator, pesan, media,komunikan, dan efek.

Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkandefinisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman: Pertama, pada dasarnyakomunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat darisudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desainpesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini,pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.Kedua, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorangkepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yangpaling menentukan dalam keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikanatau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif. Ketiga, komunikasidiartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yangdisampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen, yaitu pengirim,pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntutadanya proses encoding oleh pengirim, dan decoding oleh penerima, sehinggainformasi dapat bermakna.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah rangkain peristiwa (events) yang memengaruhipembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah(Gagne dan Brigga, 1979). Pembelajaran tidak hanya terbatas pada event-event yang di lakukan oleh guru, tetapi mencakup semua events yang mempunyaipengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadianyang di turunkan dari bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi,film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul Interaksi danMotivasi dalam Belajar Mengajar menyebut istilah pembelajaran dengan

Page 83: JUDUL - UINSU

73

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalahinteraksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untukmendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya.Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para pesertadidik di dalam kehidupannya, yakni membimbing dan mengembangkandiri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatifmemiliki ciri- ciri sebagai berikut: a) ada tujuan yang ingin dicapai; b) adapesan yang akan ditransfer; c) ada pelajar; d) ada guru; e) ada metode;f) ada situasi; g) ada penilaian.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiridari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan,orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.

Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponensistem instruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya,yaitu saat mendesain atau mengadakan pemilihan dan saat menggunakan,untuk mewujudkan terjadinya proses belajar yang berarah tujuan danterkontrol, dan yang a) didesain untuk mencapai kompetensi tertentu atautingkah laku akhir dari suatu pembelajaran; b) meliputi metodologi instruksional,format, dan urutan sesuai desain; c) mengelola kondisi tingkah laku; d)meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan; e) dapat diulangi dan diproduksilagi; f) telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah divalidasisecara empirik (Yusufhadi, dkk., 1986)

Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai*upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melaluiberbagai upayà (effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapatpula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desaininstruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankanpada penyediaan sumber belajar. Dengan demikian, pada dasarnya pembelajaranmerupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan/ merangsang sese-orang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatanpokok. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkahlaku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang melakukan tindakanpenyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Hal ini menunjukanbahwa makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal kegiatan belajaryang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengondisikan seseoranguntuk belajar.

Page 84: JUDUL - UINSU

74

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Paparan di atas mengilustrasikan bahwa belajar merupakan prosesinternal siswa, dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar.Dari segi guru, belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran.

Dalam pembelajaran, terjadi proses komunikasi untuk menyampaikanpesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapatditerima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahantingkah laku. Dengan demikian, keberhasilan kegiatan pembelajaran sangattergantung kepada efektivitas proses komunikasi yang terjadi dalampembelajaran tersebut.

C. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

1. Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orangatau lebih, dan di dalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangkamencapai suatu tujuan tertentu. Komunikasi adalah suatu proses yagdinamis, bukan yang bersifat statis, sehingga memerlukan tempat, menghasilkanperubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama,serta melibatkan suatu kelompok.

Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbaldan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi denganmenggunakan bahasa, baik bahasa tulisan maupun bahasa lisan. Sedangkankomunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat,gerak-gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan sejenisnya.

Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Dalamkomunikasi terdapat 5 elemen yang terlibat, yaitu sender (pengirim informasi),receiver (penerima informasi), informasi, feedback, dan media. Kelima komponentersebut dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

a. Komunikator (pengirim pesan)Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitaskomunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesansangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.

b. Pesan yang disampaikanPesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhanpenerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, danada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima.

Page 85: JUDUL - UINSU

75

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

c. Komunikan (penerima pesan)Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkanpesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harusada perhatian terhadap pesan yang diterima.

d. KonteksKomunikasi berlangsung dalam seting atau lingkungan tertentu.Lingkungan yang kondusif seingat mendukung keberhasilan komunikasi.

e. Sistem penyampaianSistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metodedan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikandengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani,2005)

Hal yang harus menjadi perhatian utama dan sering kita lupa adalahreceiver (penerima informasi), receiver dari PBM adalah manusia (siswa),maka sudah selayaknya seorang pendidik memperlakukan siswanya“sebagai manusia’, jangan memperlakukan mereka sebagai mesin atauobjek yang tidak memiliki perasaan. Pahami diri Anda sebagai seorangmanusia untuk kemudian posisikan diri Anda ke dalam posisi siswa Anda,rasakan apa yang disenanginya, dan jauhi apa yang dibencinya. Sudahsaatnya komunikasi yang terjadi di dalam PBM merupakan sebuah komunikasiberkualitas yang mengedepankan rasa “kemanusiaan”. Dengan demikian,maka akan tercapai sebuah kualitas dari komunikasi yang efektif yang akanberefek pada peningkatan kualitas diri setiap orang yang terlibat di dalamnya.

Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yangpaling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar waktudi saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya denganpernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadibegitu saja, sehinggga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannyadengan efektif.

Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (inter-dependency) untuk menjelaskan hubungna antar manusia. Unsur yangpaling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulisatau kita katakan, tetapi pada karakter kita, dan bagaimana kita menyampaikanpesan kepada penerima pesan. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektifadalah “karakter yang kokoh yang dibangun dari integritas pribadi yangkuat”.

Page 86: JUDUL - UINSU

76

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasarjenis deposito yang berat. Integritas merupakan fondasai utama dalammembangun komunikasi yang efektif, karena tidak ada persahabatanyang lebih dari sekedar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaranatau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menye-suaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkankejujuran bersifat pasif. Seorang pendidik akan menjadi faktor yang terusdisorot oleh siswa. Oleh karena itu, apabila Anda seorang pendidik, makadiharapkan bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya.

2. Desain Pesan dalam Pembelajaran

Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengajadan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebihdahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapatsampai dengan baik, maka Malcolm sebagaimana dikutip oleh AbdulGaffur (2006) menyarankan agar guru/ guru perlu mendesain pesan pembelajarantersebut dengan memerhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

a. Kesiapan dan motivasiKesiapan di sini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahuikesiapan siswa dalam menerima pembelajaran, dapat dilakukan dengantes diagnostik atau tes prerequisite.

Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal yang dapat ditumbuhkandengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenaikeuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Alat penarik perhatianPada dasarnya perhatian/ konsentrasi manusia adalah jalang, seringberubah-ubah, dan berpindah-pindah (tidak fokus), sehingga dalammendesain pesan belajar, guru harus pandai-pandai membuat dayatarik untuk mengendalikan perhatian siswa pada saat belajar. Pengendaliperhatian yang dimaksud dapat berupa warna, efek musik, pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatuyang aneh.

c. Partisipasi aktif siswaGuru harus berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses pem-belajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan siswa, harus dimunculkanrangsangan-rangsangan yang dapat berupa tanya jawab, praktik dan

Page 87: JUDUL - UINSU

77

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberianproyek (tugas).

d. PengulanganAgar peserta didik dapat menerima dan memahami materi denganbaik, sebaiknya penyampaian materi dilakukan berulang kali. Pengulangantersebut dapat berupa pengulangan dengan metode dan media yangsama, pengulangan dengan metode dan media yang berbeda, preview,overview, atau penggunaan isyarat.

e. Umpan balikDalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi,adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepatdari guru dapat menjadi pemicu semangat bagi siswa. Umpan balikyang diberikan dapat berupa informasi kemajuan belajar siswa, penguatanterhadap jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberikomentar terhadap pekerjaan siswa, dan dapat pula memberi umpanbalik yang menyeluruh terhadap performansi siswa.

f. Menghindari materi yang tidak relevanAgar materi pelajaran yang diterima peserta didik tidak menimbulkankebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkinharus dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan topik yangdibicarakan. Untuk itu, dalam mendesain pesan perlu memerhatikanbahwa yang disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikanoutline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari,membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi.

Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untukdilakukan oleh guru, agar proses belajar mengajar dapat berlangung secaraefektif. Dengan mendesain materi pelajaran terlebih dahulu, akan memudahkanguru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

D. Pola Komunikasi

Menurut Endang Lestari dalam bukunya yang berjudul Komunikasiyang Efektif, ada dua model proses komunikasi.

Page 88: JUDUL - UINSU

78

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Model linier

Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri daridua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikatordan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini, ada yangdinamakan formula laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkansebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, sayswhat, in wich channel, to whom, dan with what effeet.

2. Model sirkuler

Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkulerini, proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapatdiketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakanefektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.

Dengan demikian, proses komunikasi dapat berlangsung satu dandua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yangmenimbulkan arus informasi dua arah, bahkan multi arah, yaitu denganmunculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasiyang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning)yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukanproses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna daripesan tadi, selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yangdipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukanproses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, kemudianmemahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahamanantara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan responsyang disebut dengan umpan balik.

Beberapa pola komunikasi yang ada dalam proses belajar mengajarterdiri dari tiga jenis.

1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arahDalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswasebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif.

Pada dasarnya ceramah adalah komunikasi satu arah, atau komunikasisebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatansiswa dalam belajar. Kondisi seperti ini bisa saja menghasilkan suasanabelajar yang kondusif, namun ini adalah proses “pemintaran pengajar”.

Page 89: JUDUL - UINSU

79

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah Pada komunikasiini, guru dan siswa dapat berperan sama, yaitu pemberi aksi danpenerima aksi. Disini sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatasantara guru dan pelajar secara indivudual. Antara pelajar dan pelajartidak ada hubungan. Pelajar tidak dapat berdiskusi dangan teman ataubertanya sesama temannya. Keduanya dapat saling memberi dan menerima.Komunikasi ini lebih baik daripada yang pertama, sebab kegiatanguru dan kegiatan siswa relatif sama.

3. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah Komunikasiini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dengansiswa, tetapi melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yangsatu dengan yang lainnya juga. Proses belajar mengajar dengan polakomunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkankegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa untukbelajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapatmengembangkan komunikasi ini.

E. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

1. Aspek Komunikasi

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi duaarah antara komunikator dengan komunikan, dan informasi tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangunkomunikasi yang efektif, yaitu:

a. KejelasanHal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakanbahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterimadan dipahami oleh komunikan.

b. KetepatanKetepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yangbenar dan kebenaran informasi yang disampaikan.

c. KonteksKonteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwabahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaandan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

Page 90: JUDUL - UINSU

80

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

d. AlurBahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan aluratau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasicepat tanggap.

e. BudayaAspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi jugaberkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasiharus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi,baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidakmenimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari, 2003).

Santoso Sastropoetro sebagaimana dikutip oleh (Riyono Pratikno,1987) menyebutkan bahwa berkomunkasi efektif berarti komunikatordan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatupesan, atau sering disebut dengan the communication is in tune. Agar komunikasidapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan;b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti;c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat

bagi pihak komunikan;d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat meng-

untungkan;e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektifjika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dandipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif dari siswa. Komunikasiefektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasiantar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antaradua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karenadi antara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai.Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yangberkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakansuatu keharusan. Hal ini agar terjadi hubungan yang harmonis antarapengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan

Page 91: JUDUL - UINSU

81

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapikarena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawabterjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak padatangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggungjawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasiini.

2. Sikap Guru—Siswa dalam Berkomunikasi

Fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya berfungsisebagai komunikator, tetapi sebagai fasilitator juga (pemberi kemudahanproses pembelajaran), dan motivator yang memberikan dorongan dansemangat dalam kegiatan belajar siswa. Agar guru dapat menjalankanfungsinya, maka guru setidaknya harus mempunyai ciri dan karakteristiksebagai berikut:

a. mempunyai penguasaan ilmu yang harus diajarkan kepada siswa;b. memiliki kemampuan mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi;c. memiliki minat mengajar yang kuat. Jika guru mempunyai minat

mengajar yang kuat, maka akan selalu berusaha untuk meningkatkanefektivitas dalam kegiatan mengajarnya.

Agar tercipta hubungan antara guru-siswa secara lebih akrab danmenguntungkan, terutama dalam situasi akademik, maka guru dan siswaharus mempunyai sikap sebagai berikut:

a. Keduanya harus daling mengenali. Seorang guru yang tidak mengenalisiswanya, demikian pula sebaliknya, tidak akan timbul kasih sayangpatemalis-kasih sayang antara bapak/ ibu dan anak, karena tidak adanyakasih sayang inilah jarak antara keduanya akan semakin jauh.

b. Bersikap terbuka, sehingga akan menumbuhkan mental keduanyauntuk menerima saran dan kritik. Selain itu, hal ini dapat mengakrabkanhubungan, karena hal ini menyebabkan kedua belah pihak saling mengakuieksistensi, mengakui dan menyadari akan hak kewajiban masing-masing sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan, sehinggamau menerima kritik.

c. Saling percaya dan menghargai. Kepercayaan terhadap seseorang dapatmenimbulkan penghargaan. Seorang guru yang menaruh kepercayaan

Page 92: JUDUL - UINSU

82

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

terhadap kemampuan siswanya akan bersikap mau menghargai danmendudukkan mereka sebagai partner, bukan sebagai bawahan yangselalu harus menerima perintah. Sikap saling menghargai ini akhirnyadapat berkembang menjadi suatu hubungan yang akrab, terutamadalam kegiatan dan situasi akademis.

d. Guru berkesungguhan hati mau membimbing siswa, demiki pula halnyasiswa dengan berkesungguhan hati mau dibimbing. (Sumiati dan Asra,2009:69).

3. Hukum Komunikasi

Untuk membangun komunikasi yang efektif, perlu memperhatikanlima hukum komunikasi yang efektif (The 5 Inévitable Laws of EffectiveCommunication), yang disingkat REACH yang berarti merengkuh ataumeraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upayabagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati,tanggapan, maupun respons positif dari orang lain (Elin Rusoni, 2006).

a. Hukum ke-1: Respect

“Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut bakatnya (keadaaanya)masing-masing. Maka Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalannya’’. (Q.S. al-Isra [17]: 84).

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektifadalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesanyang kita sampaikan. Seorang pendidik harus bisa menghargai setiapsiswa yang dihadapinya, rasa hormat, dan saling menghargai. Hal ini merupakanhukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada prinsipnya,manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harusmengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respekterhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangunkomunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,maka kita dapat membangun kerja sama yang menghasilkan sinergi,yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita, baik sebagai individumaupun secara keseluruhan sebagai tim.

Menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends andInfluence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasardalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan

Page 93: JUDUL - UINSU

83

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang jujur dan tulus. Seorang psikolog yang sangat terkenal, WilliamJames juga mengatakan bahwa “prinsip paling dalam sifat dasar manusiaadalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai suatukebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atautidak harus dipenuhi) yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa laparmanusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh lagi Camegiemengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparanhati akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Charles Schwaab,salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapatgaji lebih dari satu juta dolar setahun pernah mengatakan bahwa asetpaling besar yang dia miliki adalah kemampuan dalam membangkitkanantusiasme pada orang lain. Cara untuk membangkitkan antusiasme danmendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberikanpenghargaan yang tulus.

Berikan sebuah penghargaan yang tulus kepada masing-masing siswa.Siswa dapat membedakan antara perlakuan yang tulus dan tidak tulus.Berikan penghargaan, maka Anda sebagai seorang pendidik akan dihargaioleh siswa. Berikan penghargaan, maka proses belajar mengajar menjadisebuah proses yang menyenangkan bagi semua pihak.

b. Hukum ke-2: Empathy

Dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama empati, yakni agamayang mengajarkan kepada pengikutnya untuk selalu merasakan apayang dirasakan orang lain. Jika ada yang sakit di antara mereka, makayang lain pun ikut merasakan sakitnya. Jika ada yang kurang beruntung,maka yang lain pun bisa merasakan bagaimana menjadi orang yangberuntung. Kepekaan empati Rasulullah SAW ini disebutkan juga dalamsalah satu ayat Al-Quran. Disebutkan bahwa ‘‘telah datang kepadamu seorangRasul dari bangsamu, yang sedih hatinya melihat penderitaanmu, yangsenang melihat kamu bahagia, dan kepada orang mukmin beliau (Muhammad)penuh dengan kasih dan saying. Inilah kepekaan yang sesungguhnya dariseorang pemimpin umat. Sebuah karakter kepemimpinan tulen yangmembuat Nabi Muhammad SAW dicintai umatnya sampai sekarang.

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita padasituasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyaratutama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk men-dengarkan atau mengerti terlebih dulu, sebelum didengarkan atau dimengerti

Page 94: JUDUL - UINSU

84

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

oleh orang lain. Secara khusus, Covey menaruh kemampuan untukmendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangatefektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti(Seek first to understand-understand then be understood to build the skillsof empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutdengan “komunikasi empatik”. Dengan memahami dan mendengarkanorang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaanyang kita perlukan dalam membangun keija sama atau sinergi denganorang lain. Rasa empati akan membuat kita mampu untuk dapat menyampaikanpesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerimapesan (receiver) menerimanya.

Dalam ilmu pemasaran (marketing), memahami perilaku konsumen(consumers behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilakukonsumen, kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan,minat, harapan, dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya denganbentuk komunikasi di dunia pendidikan. Kita perlu saling memahami danmengerti keberadaan, perilaku dan keinginan dari siswa. Rasa empatiakan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangunkepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuahsuasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar. Jadi, sebelum kitamembangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengertidan memahami dengan empati calon penerima pesan kita, sehingga pesankita akan tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakandari penerima. diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum inimengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai mediamaupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang akan membantukita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Sebagaimanasabda Rasulullah: “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metodemasuk surga adalah ilmu” (H.R. Dailami).

c. Hukum ke-4: Clarity (jelas)

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia. Kita telah menemukanbahwa terdapat perbedaan dalam cara-cara orang berbicara. Ada yangberbicaranya panjang lebar, padahal informasi yang didapat sedikit saja,sementara ada yang memiliki pengetahuan yang banyak tetapi membutuhkankekuatan untuk mengungkapkan dan menyampaikannya. Bahkan adayang memperpanjang pembicaraan, sementara dia tahu bahwa hal itu

Page 95: JUDUL - UINSU

85

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

bisa diringkas tanpa menghilangkan sedikitpun inti dari pembicaraannya.Hal ini merupakan salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan yangkita hadapi. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan contoh/ teladantentang bagaimana cara menyampaikan pesan, sebagaimana diriwayatkanoleh Sayyidah Aisyah:

“Rasulullah tidak berbicara dengan sambung menyambung (nyerocos)seperti yang kalian lakukan ini. Akan tetapi pembicaraan Rasulullah terpisah-pisah dengan jeda. Jika seseorang menghitung kata-katanya, tetntu iadapat menghitungnya. Sedangkan jika Rasulullah mengucapkan satukalimat, dia mengulanginya sebanyak tiga kali agar dapat diingat.”

Selain pesan harus dapat dimengerti dengan baik, hukum keempatyang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri, sehinggatidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yanglainnya. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalamberkomunikasi, kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak adayang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasapercaya (itrust) dari penerima pesan. Tanpa keterbukaan, akan timbulsikap saling curiga, dan pada gilirannya akan menurunkan semangatdan antusiasme siswa dalam proses belajar-mengajar.

Tujuan pembelajaran harus disampaikan dengan jelas, sistematisdan teratur, serta didukung oleh penggunaan alat bantu peraga jikadiperlukan. Semakin siswa merasakan mendapat banyak ilmu dari guru,siswa akan semakin terpacu untuk terus menghadiri dan memerhatikanpelajaran yang guru sampaikan. Dengan cara seperti ini, siswa tidakakan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai formalitas, tetapiakan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.

d. Hukum ke-5: Humble (rendah hati)

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalahsikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukumpertama. Untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasarioleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Dalam kitab T a’lim al-Mutaallim terdapat syair tentang kerendahanhati yang berbunyi:

“Sesungguhnya rendah hati adalah salah satu ciri orang yang bertakwa.Dengannya, orang yang bertakwa mencapai derajat kemuliaan”

Page 96: JUDUL - UINSU

86

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Nabi Muhammad SAW juga telah memerintahkan kita untuk selalubersikap rendah hati. Dalam sebuah hadits beliau bersabda: “SesungguhnyaAllah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu, sehinggatak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorangtiada menganiaya kepada yang lainnya”. (HR Muslim).

Ketika ditanya mengenai arti tawadhu (rendah hati), al-Fudhailmenjawab: “Kamu tunduk kepada kebenaran dan patuh kepadanya. Walaupunengkau mendengarnya dari anak kecil, engkau tetap menerimanya. Bahkan,meskipun engkau mendengarnya dari orang terbodoh, engkau tetap menerimanya.“

Hal terakhir yang harus ada dalam diri para pendidik adalah sikapmental yang dipenuhi semangat dan kesungguhan. Semua teori yangdisebutkan di atas akan terasa berat jika tidak dibarengi dengan sebuahkesungguhan dan semangat. Istilah ini dikenal dengan sebutan SOUL(4 Ispirit for SOUL).

a. Spirit for ServicingHal ini mungkin menjadi sesuatu yang sering dilupakan insan pendidikan.Pekerjaan mulia yang ada di hadapan sering kali tidak dibungkusdengan sebuah semangat yang tulus untuk melayani. Melayani muridtercinta, melayani orang yang memberikan kepercayaan kepada Anda,melayani cikal bakal kader bangsa, calon penyelamat bangsa untukkeluar dari krisis. Munculkan semangat ini dalam diri Anda, semangatyang lebih untuk melayani.

b. Spirit for giving an Outstanding performanceSemangat melayani saja tidak cukup, sebagai insan pendidikan, Andaharus berani menaikkan level pelayanan Anda menjadi pelayanandengan semangat memberikan (ouststandingperformance, semangatmemberikan hasil yang terbaik bagi semua tugas dan pelayananyang menjadi amanah Anda.

c. Spirit for UnderstandingHal selanjutnya adalah semangat yang tulus yang muncul dari dalamdiri untuk lebih mendengarkan dan mengerti keinginan siswa yangAnda didik.

d. Spirit for LovingTerakhir, munculkanlah semangat untuk lebih mencintai siswa sepertimencintai anak sendiri, dan mencintai diri mereka seperti kita mencintaidiri sendiri. Lakukan hal ini, maka siswa akan melihat ketulusan kepada

Page 97: JUDUL - UINSU

87

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

kita, kemudian akan bersama-sama dengan kita meraih kesuksesandalam proses belajar-mengajar.

Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampakterhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektifapabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan,dan informasi tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapankedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasiyang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat dipastikan bahwapembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, makapara pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikanatau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuankomunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami danmendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media,serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

F. Strategi Komunikasi Pembelajaran

Dalam berkomunikasi, seorang komunikator (dalam hal ini adalahguru) harus dapat menggunakan perasaan/ emosi dalam menghadapiaudiensnya, karena audiens/ murid adalah mahluk yang berperasaan.Sebagaimana Allah menciptakan hati sebagai tempat bersemayamnyaperasaan/ emosi (lathifah). Allah membagi emosi manusia dalam dua kutub,yaitu baik dan buruk. Seperti yang pernah dikatakan Sigmund Freud dalamEllys (2012:15) yaitu emosi positif (libido) seperti kasih sayang, haru, senang,gembira dan sebagainya; dan emosi negatif (thanatos) seperti marah,benci, takut yang berlebihan, sedih yang berlebihan, dan sebagainya.

Lebih lanjut Ellys (2012:16) mengemukakan bahwa emosi pada dirikomunikator dapat dikenali dalam beberapa hal di bawah ini.

1. Lembut

Menurut Freud dalam hipotesis agresi-frustasi manusia dinyatakanbahwa orang-orang akan muncul emosi negatifnya (seperti marah) ketikadihalangi dalam memenuhi kebutuhannya, dan gembira bila keinginannyatercapai. Seorang komunikator harus menghimpun emosi positif denganmemperbanyak maaf, rasa terima kasih, penghargaan dan kekuatan terhadapaudiensnya.

Page 98: JUDUL - UINSU

88

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pada hakikatnya, seorang komunikstor bukanlah memiliki kekuasaanyang tinggi dan kekuatan fisik yang hebat, tetapi memiliki pengendaliandiri saat marah. Firman Allah SWT:

tiiJL.yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktulapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyadan memaafkan kesalahan orang. Dan Allah menyukai orang-orangyang berbuat kebajikan.”

Abu Hurairah pun meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda:“Orang yang kuat bukanlah yang menang gulat, tetapi orang yang mampumenahan diri ketika ia marah (shur’ah)”. (H.R. Bukhari).

2. Kasih Sayang

Aristoteles menyarakan agar seorang komunikator mempunyai sikaphangat kepada audiensnya. Perasaan permusuhan hendaknya diubahmenjadi solidaritas. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah: “Kecerdasanakal sesudah beriman adalah yang menuntun pelakunya berbuat kasihsayang kepada sesama manusia, dan dapat diandalkan dalam berpendapattanpa bantuan orang lain. Sesungguhnya orang yang ahli kebaikan didunia, maka adalah ahli kebaikan di akhirat, dan sesungguhnya ahli kemunkarandi dunia, mereka adalah ahli kemunkaran di akhirat.”

3. Percaya Diri

Rasa ketakutan biasanya datang dari gambaran mental tentangadanya bencana-bencana yang dapat teijadi. Karena itu, seorang komunikatorharus dapat menjelaskan suatu peristiwa yang dapat dibuktikan, tidakabstrak atau absurd. Kepercayaan dapat dibangun oleh penjelasan bahwabahaya itu jauh dari diri kita. Karena itu pula seorang komunikator harusmampu menghilangkan rasa takut yang tidak beralasan, dan hanya kepadaAllah-lah ia pantas takut, tiada yang lain. Takut kepada Allah dan dapatkokoh dengan keyakinan pada kekuatan-Nya, berarti keimanan telah bertahtadalam diri seorang komunikator. Sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnyaorang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlahhati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka(karenanya) dan kepada Tuhan-mulah mereka bertawakal,” {Q.S. al-Anfal[8]:2).

Page 99: JUDUL - UINSU

89

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Apabila rasa takut kepada Allah sudah tertanam dalam hati, makaakan tegaklah kepercayaan diri pada diri diri komunikator/ guru. Sikappercaya diri seorang guru tentu saja sangat dibutuhkan, karena untukdapat meyakinkan umat atau khalayak harus didahului oleh adanyakeyakinan pada diri sendiri.

4. Rasa Malu

Seorang guru sekaligus komunikator tidak boleh merasa malu terhadapkelemahan dan kekurangannya. Rasa malu boleh hinggap bila akan melakukanhal-hal yang negatif dan merugikan orang lain. Rasa malu sangat positifsebagai tali kekang saat guru bertindak berlebihan dan tidak sesuai denganajaran Rasulullah yang tentunya akan memalukan dirinya sebagai guru/komunikator. Diriwayatkan dari Umar bin Hashim, bahwa Rasulullah pernahbersabda: “Malu positif tidak akan mendatangkan sesuatu apa pun selainkebaikan”. (HR. Bukhari).

5. Pujian

Pada diri manusia sebenarnya memiliki sense of faimess (rasa keadilan).Seorang guru harus menjadikan iman sebagai penopang hidupnya, dania tidak akan melontarkan ucapan-ucapan yang memuat kebencian ataupenghinaan kepada orang lain. Allah akan menjaga lisannya untuk selalumenebarkan kata-kata yang dapat dirasa hormat dan pujian dari sesama.Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Allah, dan berinteraksilah dengan mereka secara pantas. Bila kamutidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidakmenyukai sesuatu, padahal Mlah menjadikan kebaikan yang banyak”(QS. an-Nisa [4]: 19)

6. Kasih Sayang/Belas Kasih

Guru sebagai komunikator yang mempunyai belas kasihan kepadamuridnya akan mendapat atau menerima balasan kasih sayang pula.

“Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:Allah menciptakan rasa kasih sayang itu 100 bagian, 99 bagian itu disimpanNyadi sisiNya (dan diberikan kelak di surga - tambahan dari Kitab MUSLIM),1 bagian saja yang Allah turunkan ke dunia ini. Dengan yang 1 bagianitu, para makhluk seluruhnya saling menyayangi” (HR. Bukhari).

Page 100: JUDUL - UINSU

90

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

“Dari Nuaiman bin Basyir ra. ia berkata: ,Rasulullah Saw bersabda V,Kamu melihat orang yang beriman itu dalam saling kasih mengasihi,saling cinta mencintai dan saling tolong menolong, seperti satu tubuhyang kalau ada salah satu bagian dari anggota tubuh yang terkenapenyakit, maka seluruh (kesatuan dari satu tubuh) tubuh ikut menderita...

Untuk menciptakan suasana hubungan baik dan harmonis antaraguru dengan murid, dan antar komponen lainnya, ada banyak cara yangbisa dilakukan. Diantaranya adalah dengan mengembangkan prosespembelajaran aktif. Salah satu alasan dikembangkannya pembelajaranaktif adalah mengacu pada pendapat yang mengatakan bahwa prosesbelajar terjadi di dalam diri orang yang belajar. Menurut ahli pendidikan,murid yang belajar sudah memiliki pengetahuan ataupun pengalamansebelumnya yang dapat dikembangkan.

Melalui belajar aktif, para siswa dapat berinteraksi dengan sesamanya,dengan objek, fenomena alam, lingkungan dan manusia, serta hal ini yangmemungkinkan mereka untuk merefleksikan, merekayasa ulang dalamupaya mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehsebelumnya untuk menghasilkan yang lebih baru. Ketika proses ini terjadi,maka proses belajar terjadi.

Teknik-teknik belajar aktif dibangun berdasarkan cara-cara orangbelajar secara alamiah. Mereka belajar secara alami dengan menemukansendiri melalui uji coba, baik pengalaman langsung maupun pengalamankedua, seperti dengan membaca dan mendengarkan orang lain. Prosesbelajar biasanya terjadi pada saat mereka berinteraksi dan berkomunikasidengan sesama teman dan atau antara orang yang belajar dengan guru.

G. Pengelolaan Kelas

Guru adalah penanggung jawab pembelajaran di dalam kelas. Sejumlahsiswa yang mengikuti mata pelajaran sama dalam waktu yang samadalam mencapai tujuan pembelajaran perlu diatur, diarahkan dan dipengaruhidalam satu interaksi belajar mengajar.

Arikunto (1992) berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatuusaha yang dilakukan oleh guru (penanggung jawab) dalam membantumurid sehingga dicapai kondisi optimal pelaksanaan kegiatan belajarmengajar seperti yang diharapkan.

Page 101: JUDUL - UINSU

91

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pengelolaan kelas berkaitan dengan dua kegiatan utama, yatiu : (1)pengelolaan yang berkaitan dengan siwa, (2) pengelolaan yang berkaitandengan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). Kegiatan membuka jendela,mengatur bangku, menyalakan lampu bila kurang etrang, menggeser papantulis suapaya lebih jelas merupakan pengelolaan fisik kelas.

Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelasdapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secaraefektif dan efisien.

Sebuah kelas dapat dikatakan tertib, dilihat dari indikator yaitu: (1)setiap anak terus bekerja, tidak ada yang berhenti karena tidak tahu tugasbelajar yang harus dikerjakannya atau tidak dapat melakukan tugas yangdiberikan kepadanya, (2) setiap anak terus melakukan pekerjaan belajartanpa membuang waktu agar dapat menyelesaikan tugas belajar yangdiberikan kepadanya. Jangan sampai ada anak yang dapat mengerjakanatugasnya, tetapi tidak bergairah dalam mengerjakan tuags yang diberikanguru.

Pengelolaa kelas yang berkaitan dengan siwa adalah mengenai besaratau kecilnya ukuran atau jumlah siswa dalam satu kelas. Ada dua sudutpandang yang terkait dengan menetapkan ukuran kelas yang tepat. Diasatu sisi, bila ukuran kelas terlalu besar jumlah siswanya, maka akan ber-hubungan langsung dengan perbaikan mutu pengajaran. Akan tetapidari segi pembiayaan, pengurangan jumlah siswa dalam satu kelas, tentuakan berakibat pada membesarnya pembiayaan yang harus dikeluarkan.

Dalam prakteknya, ada kelas yang berukuran 40, ada yang 30 danada yang hanya 24 orang dalam satu kelas. Besarnya jumlah siswa dalamsatu kelas diharapkan dapat memberikan dampak, diantaranya: (1) produktiviatskelompok maupun pengetahuan pribadi tentang hasil (tugas), (2) perselisihankelompok, rasa harga diri individu (relasi antar anggota siswa). Davis (1991)menyimpulkan bahwa efektivitas kelompok atau kelas dalam mencapaitujuan belajar adalah produk dari orienatsi tugas dan relasi.

Menurut Davis (1991) bahwa tidak ada ukuran kelas optimal yangcocok untuk semua situasi. Ukuran keals optimal harus dihubungkan dengansifat tujuan belajar yang akan dicapai. Paling tidak ada tiga ketentuanumum dalam menentukan ukuran kelas, yaitu:

1) Bila tuajuan kognitif tingkat rendah dan tujuan afektif akan dicapai,kelas besar tidak lebih buruk daripada kelas kecil.

Page 102: JUDUL - UINSU

92

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2) Bila tujuan kognitif tingakt tinggi dan tujuan afektif ingin dicapai, kelaskecil beranggotakan 5 atau 7 orang siswa adalah ukuran optimal.

3) Bila yang ingin dicapai adalah tujuan kognitif tingkat tertinggi (evaluasi)dan tujuan afektif (karakterisasi) maka pengajaran dengan guru satulawan satu bahkan lebih baik daripada kelas kecil.

Tegasnya, dalam menetapkan ukuran kelas maka para guru hendaklahberpegang kepada tujuan yang akan dicapai. Untuk tujuan belajar tingkatrendahan maka ukuran kelas adalah masalah administrasi, sedangkanuntuk tujuan belajar tingkat tinggi maka ukuran kelas adalah masalahtantangan profesional. Dalam konteks ini, perlu digarisbawahi bahwa,kelas besar paling tidak memiliki tiga efek sampingan, yaitu:

1) Kelas-kelas besar memberikan bahan mengajar lebih berat bagi paraguru , karena lebih banyak persiapan yang dibutuhkan.

2) Kelas-kelas besar lebih membatasi kebebasan guru dalam memvariasikanmetode penyajiannya.

3) Di samping itu, tugas guru dalam mengontrol situasi kelas juga semakinberat

Menurut Davis (1991) bahwa selain itu, ada beberapa konsekuensidari kelas besar dalam proses pmbelajaran baik terhadap guru maupunterhadap siswa, yaitu:

1) Makin besar tuntutan pada guru di satu pihak, dan makin kecil tuntutanterhadap peserta didik untuk menggunakan keterampilannya di pihaklain.

2) Makin besar toleraansi kelompok terhadap pengarahan dari guru sebagaipemimpin, dan semakin menonjol dia dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya. Dengan kata lain, situasi akan semakin tersentralisasidalam kelas kelompok besar.

3) Semakin besar kecenderungan dari anggota-anggota yang lebih aktifmendominasi interaksi dalam kelompok.

4) Makin besar kecenderungan dari anggota-anggota yang kurang aktifuntuk lebih sungkan dan takut berpartisipasi dan semakin kuranglahpenjelajahan dan petualangan serta diskusi kelompok.

5) Suasana makin kurang intim, kegiatan semakin tidak menentu dananggota semakin kurang puas dengan hasil-hasil diskusi kelompok.

Page 103: JUDUL - UINSU

93

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB VI

KEPEMIMPINAN GURU

A. Pengertian Kepemimpinan Guru

Kepemimpinan sebagai perilaku individu dan kelompok dapat berlangsungdi mana saja, baik di rumah tangga, di sekolah, di masjid, di ber-bagai organisasi yang ada di masyarakat. Kepala sekolah dan

guru-guru adalah pemimpin pendidikan yang mempengaruhi para muriduntuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Kepemimpin dalam organisasi sekolah adalah kepemimpinan pendidikan.Kepemimpinan pendidikan merupakan proses akticvitas peningkatanpemanfaatan sumberdaya manusia dan material di sekolah secara lebihkreatif, mengintegrasikan semua peran dalam kepemimpinan, sedangkanmanajemen dan administrasi pendidikan membuat keputusan untukkelangsungan pembelajaran secara efektif.

Menurut Sue dan Glover (2000) bahwa dalam konteks pembelajaran,peran guru adalah menolong murid untuk mengembangkan kapasitaspembelajaran, yang memungkinkan aktivitas manajemen, struktur organisasi,sistem dan proses yang diperlukan untuk menangani kegiatan mengajardan peluang belajar secara maksimal.

Kepala Sekolah

Koordinator Guru Guru kelas/

Mata pelajaran

Fokus Seluruh bidang sekolah

Bidang pengajaran Penyampaian kurikulum

Melalui Rencana Pengembangan Lembaga

Rencana Pengem-bangan Lembaga

Prosedur pekerjaan

Page 104: JUDUL - UINSU

94

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Sumber : Sue dan Glover (2000:13)

Tabel di atas menjelaskan perbedaan antara kepala sekolah, wakilbidang pengajaran, serta guru kelas atau guru mata pelajaran berkaitandengan aktivitas manajemen, administrasi serta kepemimpinan dalampembelajaran di sekolah.

Dalam situasi pembelajaran diperlukan manajemen pembelajaranuntuk semua yang terlibat dalam memudahkan proses pembelajaran. Dengankata lain, jika pembelajaran ingin efektif, tentu memerlukan manajemen.Dus, semua guru adalah manajer (Sue dan Glover, 2000). Dalam hal ini,guru berperan menciptakan (to create) dan mengelola peluang-peluangpembelajaran bagi murid.

Menurut Davis (1996) bahwa dalam konteks peran guru, memimpinadalah pekerjaan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan motivasi,mendorong dan membimbing siswa sehingga mereka akan siap untukmencapai tujuan belajar yang telah disepakati”.

Dalam konteks ini potensi kepemimpinan guru sangat pentinguntuk perubahan substansial dan perbaikan dalam mengajar- dan pembelajaran,keberhasilan siswa, dan hubungan kolegial jelas”. Kepemimpinan guruadalah diakui sebagai sumber daya utama untuk komunitas sekolah, sejatinyamelalui kepemimpinan guru dapat membuat perbedaan besar untuk kapasitasprofessional dan interpersonal dari diri mereka sendiri dan kolega mereka,untuk pembelajaran murid, dan struktur serta budaya sekolah mereka.

Kepemim-pinan

Visi, tujuan, sasaran, strategi, membangun tim, kebijakan sekolah

Deskripsi tujuan, target, pemanfaatan sumberdaya, kebijakan pembagian mata pela-jaran, kebersamaan

Penataan kelas, penetapan tujuan pengajaran, gaya belajar dan mengajar

Manajemen Pengawasan semua sumber-daya, dan pengembangan staf

Aloaksi sumberdaya, pengembangan staf mata pelajaran, peng-organisasian kurikulum, pemantauan dan evaluasi, kemajuan pelajar.

Pengembangan materi pelajaran, penggunaan sumberdaya, pelaksanaan kurikulum, penilaian pelajar

Administrasi Tanggung jawab penuh

Pencatatan staf, penyediaan berbaai daftar sumber daya

Pencatatan pelajar, pendataan proses belajar mengajar

Page 105: JUDUL - UINSU

95

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Secara keseluruhan,penelitian menunjukkan bahwa inisiatif kepemimpinanguru ini tidak sedikit untuk mendukung peningkatan tingkat sekolah.Kepemimpinan guru dapat membuat independen dan, dengan kepemimpinanuntuk perbaikan sekolah dan hasil bagi siswa. Kepemimpinan guru mungkinpaling berharga sebagai sarana untuk meningkatkan pertumbuhan profesionaldan pengembangan guru, dan sebagai sarana untuk merevitalisasi ajaranmereka dan interaksi mereka dengan rekan-rekan mereka dengan carayang meningkatkan pembelajaran siswa dan meningkatkan kapasitassekolah untuk beradaptasi dan meningkatkan mutu pembelajaran.

Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar,guru sebagai pemimpin melakukan dua usaha utama, yaitu: (1) memperkokohmotivasi siswa, (2) memilih strategi mengajar yang tepat.

Di sini yang terlihat adalah menyangkut hubungan guru denganmurid. Apa saja karekteristik hubungan guru dan murid yang baik? MenurutGordon (1997:23) paling tidak ada beberapa hal yang diperhatikan, yaitu:

(1) keterbukaan dan transparan, sehingga memungkinkan terjadinyaketerusterangan dan kejujuran satu dengan lainnya,

(2) penuh perhatian, bila tiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargaioleh pihak lain

(3) saling ketergantungan (lawannya ketergantungan) dari pihak yangsatu kepada pihak yang lain,

(4) keterpisahan, untuk memungkinkan guru dan murid menumbuhkandan mengembangkan keunikan, kreativitas dan individualitas masing-masing

(5) pemenuhan kebutuhan bersama, sehingga tidak ada satu pihak yangdikorbankan untuk memenuhi kebutuhan pihak lain”.

Kelima karekteristik ini menyatakan betapa dinamisnya hubunganguru-murid yang diinginkan. Sejak dari upaya menciptakan pengalamanharuslah otentik, bukan dibuat-buat. Pengalaman tersebut menjadikansiswa dapat terlibat secara total baik fisik maupun mentalnya. Pengalamanitu haruslah menjadi bahagian dalam hidupnya yang dengannya siswamemperoleh pengertian dan pengetahuan baru.

Silberman (1997) berpendapat bahwa boleh dikatakan pembelajaranakan memikat hati siswa manakala kepada mereka diperintahkan hal-hal berikut:

Page 106: JUDUL - UINSU

96

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1) Sampaikan informasi dalam bahasa mereka,2) Berikan contoh tentang hal tersebut,3) Memperkenalkannya dalam berbagai arahan dan keadaan,4) Melihat hubungan antara informasi dan fakta atau gagasan lainnya,5) Membuat kegunaannya dalam berbagai cara,6) Memperhatikan beberapa konsekuensi informasi tersebut,7) Menyatakan perbedaan informasi itu dengan lainnya.

Pembelajaran efektif ialah mengajar sesuai prinsip, prosedur dandisain, sedangkan belajar aktif yang dilakukan siswa dengan melibatkanseluruh unsur pisik dan psikhis untuk mengoptimalkan pengembanganpotensi anak. Karena itu, pembelajaran aktif yang efektif ialah yang memenuhimulti tujuan, multi metode, multi media/sumber dan pengembangan dirianak. Penggunaan strategi dan metode pembelajarabn aktif di sekolahsebenarnya merupakan langkah positif penghargaan terhadap hakikatanak sebagai manusia aktif yang memerlukan bimbingan ke arah tujuanyang disesuaikan dengan keperluan psikologis, spiritual, intelektualitas,moralitas, sosial dan tuntutan pragmatis kehidupan anak pada masakini dan masa depan.

Guru harus mau mendengar aktif terhadap siswa. Itu artinya gurumendengarkan pertanyaan siswa tentang isi mata pelajaran, lalu menjawabnyasesuai level kemampuan bahasa dan akal mereka. Guru juga mau bertanyatentang keperluan dan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sebagaibukti bahwa dia peduli terhadap situasi dan perkembangan siswa. Dengandemikian, mendengarkan aktif menjadi bagian dari makna kehadiranguru sepenuh jiwanya dalam situasi kehidupan siswa terutama dalampembelajaran. Bahwa guru benar-benar hadir dalam diri siswa yang sesuaidengan usianyan memerlukan bantuan, pertolongan, dan bimbingansepenuh jiwa dari para guru.

Menurut Gordon (1997) bahwa metode yang paling efektif untukmencegah rusaknya komunikasi adalah mau mendengar aktif. Arti mendengaraktif ini ialah suatu cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh untukmengerti apa yang dikomunikasikan oleh murid. Mendengar aktif suatubentuk kegiatan interaksi yang melibatkan guru dengan murid juga memberikanumpan balik tentang pemahaman guru terhadap murid.

Dijealskan oleh Gordon (1997) ada beberapa persyaratan mendengaraktif dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

Page 107: JUDUL - UINSU

97

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1) Guru harus mempunyai perasaan percaya yang dalam terhadap kemampuanmurid untuk memecahkan masalahnya sendiri. Perlu diingat bahwatujuan mendengar aktif ialah untuk memudahkan ditemukannyapemecahan masalah yang dialami murid.

2) Guru harus dapat menerima dengan tulus perasaan-perasaan yangdiungkapkan murid, betapapun berbedanya perasaan-perasaan itu denganperasaan-perasaan yang harus dimiliki murid berdasarkan pikiranguru.

3) Guru harus mengerti bahwa perasaan-perasaan seringkali berubah.Suatu perasaan kadangkala hanya muncul dalam situasi tertentu saja.Mendengar aktif membantu anak berubah dari satu perasaan dalamsatu saat kepada perasaan lain yang melegakan, mencair dan bebasdari rasa tertekan karena ada masalah.

4) Guru harus mempunyai keinginan membantu menyelesaikan masalahmurid dan menyediakan waktu untuk itu.

5) Guru harus dekat dengan tiap murid yang mengalami masalah tetapijuga ahrus dapat menjaga identitasnya, jangan sampai terlibat denganperasaan-perasaan murid sehaingga keterpisahan itu hilang.

6) Guru harus mengerti bahwa murid jarang dapat memulai berbagaimasalah yan g sebenarnya. Mndengar aktif berarti membantu muridmenjernihkan, menggali lebih dalam, dan menjauh dari masalah yangdikemukakan pada awalnya.

7) Guru harus menghormati kerahasiaan apa yang dialami oleh muriddalam kehidupannya. Sebaiknya guru jangan kasak-kusuk denganguru lainnya tentang apa yang dialami seorang murid , karena jikaitu terjadi akan merusak hubungan guru dengan murid.

Dapat disimpulkan bahwa proses mendengar aktif adalah suatucara khusus yang dapat mengaktifkan sikap-sikap guru terhadap murid,terhadap masalahnya sendiri dan terhadap guru sebagai penolong danpembimbing murid.

Menurut Sriyono, dkk (1992) dilihat dari segi hubungan guru denganmurid dalam konteks kepemimpinan, ada beberapa gaya kepemimpinanguru, yaitu:

1) Guru yang OtoriterGuru yang otoriter mementingkan kerja kerasa dan mengontrol kegiatan

Page 108: JUDUL - UINSU

98

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

siswanya. Semua siswa diarahkan sesuai dengan rencana yang dibuatnya.Siswa menerima dan bersikap pasif. Akibat gaya guru seperti ini adakecenderungan timbulnya sikap apatis dan bergantung kepada guruserta muncul kecanggungan untuk bekerrjasama atau kerja kelompokpara siswa. Kadeang ada pula sikap kurang sopan dan agresif kepadateman nya sendiri dalam kelas.

2) Guru yang memebrikan KebebasanAda sementara guru yang tidak mau atau enggan memberikan bimbingankepada siswa. Siswalah yang aktif datau berinisiatif dalam menentukanapa yang ingin mereka pelajari dan bagaimana cara mengerjakannya.Akibat gaya guru seperti ini, maka siswa cenderung membentuk hubunganbaik sesama temannya, ragu-ragu dalam berbuat sehingga seringmeminta bantuan guru. Para siswa cenderung kurang puas dengangaya kepemimpinan guru sepertui ini.

3) Guru yang DemokratisPeran guru sebagai pemimpin dalam proses belajar mengajar adalahfasilitator belajar dalam kelompok. Guru memberikan bimbingan kepadasiswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Bahkan siswadiberikan kesempatan memberikan koreksi terhadap guru dan gagasanmurid sangat diperhatikan untuk menciptakan hubungan timbal balikyang harmonis. Dalam gaya kepemimpinan guru seperti ini akanmuncul sikap bersahabat, terbuka, kreatif dan kerjasama.

Pemimpin otoriter, cenderung berbuat banyak untuk mengambilkeputusan, sedangkan pemimpin demokratis, membagi kepada kelompokuntuk membuat keputusan.

B. Memperkuat Motivasi Siswa

Persoalan motivasi bukan hanya kajian dalam psikologi, tetapi jugaberkaitan dengan manajemen dan pembelajaran. Karena baik pimpinan,maupun anggota organisasi merupakan pribadi yang memiliki motivasidalam melakukan tindakan tertentu. Siapapun orangnya, kepala sekaolah,wakil kepala sekolah, guru-guru, karyawan dan murid memiliki motivasidalam melakukan sesuatu tindakan. Guru sebagai pemimpin dalam prosespengajaran, berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi siswa agarmau melakukan pekerjaan yang dihaarapkan sehingga pekerjaan guru

Page 109: JUDUL - UINSU

99

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

mengajar lancar, murid mudah paham dan menguasai materi pelajaransehingga tercapai tujuan pengajaran.

Menurut Davis (1996) bahwa motivasi ialah kekuatan yang tersembunyidi dalam diri dan mendorong seseorang berkelakukan dan bertindak dengancara yang khusus”. Mitchell (Sue dan Glover, 2000) berpendapat bahwamotivasi adalah sebagai suatu tingkatan berkaitan dengan keinginan individudan pilihan untuk melakukan perilaku tertentu :.

Davis (1996) membagi motivasi kepada dua jenis, yaitu:

1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang mengacu kepada faktor-faktordari dalam, tersirat baik dari tugas itu sendiri maupun pada diri siswa.Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajarandan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuandan untuk menjelajah pengetahuan merupakan faktor intrinsik semuaorang.

2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang mengacu kepada faktor-faktordari luar dan ditetapkan pada tugas atau pada diri siswa oleh guru atauorang lain. Motivasi ekswtrinsik ini dapat berupa penghargaan, pujian,hukuman atau celaan.

C. Strategi Pembelajaran

Dalam aplikasinya, strategi ini menjadi pola umum pengajaran yangdibuat oleh para guru. Menurut Engkoswara sebagaimana dikutip Rohanidan Ahmadi (1991) bahwa pola pengajaran itu mencakup empat komponenpokok yaitu :

1) Tujuan pengajaran (instructional Objectives) atau IO.2) Pengenalan kemampuan awal peserta didik (Entering behavior) atau

EB.3) Proses pengajaran (Instructional Procedures) atau IP.4) Penilaian terhadap ahsil pengajaran (Performance assesment) PA.

Sebenarnya kalau disederhanakan keempat langkah itu terdiri dariperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau penilaian. Selanjutnya Rohanidan Ahmadi (1991) menyimpulkan pola pengajaran tersebut mencakuphal-hal berikut :

Page 110: JUDUL - UINSU

100

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1) Perumusan tujuan umum, penjabaran topik-topik dibarengi denganrumusan tujuan umum pengajaran untuk setiap topik.

2) Identifikasi ciri-ciri yang penting dari pelajaran untuk siap pada mengikuti/terlibat dalam pelajaran (entry beharvior).

3) Perumusan tujuan belajar atau tujuan khusus pengajaran4) Kumpulan isi atau bahan pelajaran yang diperlukan untuk mencapai

tujuan .5) Penjajakan awal latar belakang dan kemampuan pelajar yang berkaitan

dengan topik yang ditentukan (free test).6) Pemilihan aktivitas pengajaran (belajar-mengajar) dan sumber pengajaran.7) Koordinasi layanan penunjanag seperti : biaya, waktu, alat, fasilitas,

rancangan dan jadwal serta metode.8) Evaluasi penguasaan tujuan (post test) , revisi dan penilaian kembali

atas setiap langkah dalam disain untuk disempurnakan bagi kegunaan/masukan selanjutnya.

Page 111: JUDUL - UINSU

101

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB VII

PENGAWASAN DANEVALUASI PEMBELAJARAN

A. Pengawasan dan Evaluasi

Dalam konteks manajemen pembelajaran, kontrol (pengawasan)adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seorang guru untukmenentukan apakah fungsi organisasi serta pimpinannya telah

dilaksanakan dengan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang ditentukan.Jika tujuan belum tercapai, maka seorang guru harus mengukur kembaliserta mengatur situasi yang memungkinkan tujuan akan tercapai. Kegiatanyang berkaitan dengan pengawasan pembelajaran adalah melakukanevaluasi sistem belajar, mengukur hasil belajar dan memimpin dengandituntun oleh tujuan (Davis, 1990).

Selanjutnya Johnson (1978) menggambarkan bagaimana konseptentang menerapkan pengawasan kepada berbagai jenis situasi berbedatingkatan pengambilan keputusannya dan berbagai macam jenis sistem.Sebagaimana teori kontrol dapat diterapkan kepada manusia, kepadamanusia dan mesin, dan sistem mesin. Demikian pula penerapan kontroldilakukan kepada biologi, sosial, politik dan sistem teknik. Kontrol merupakansuatau cara untuk meningkatkan pekerjaan sistem itu sendiri.

Johnson, dkk (1978) mengutip pendapat Henri Fayol (1949, Mokler(1970), dan Wiener (1950), yang memberikan dasar teori kontrol lebihawal mengenai risalah ilmu tentang kontrol di atas sistem yang kompleks,informasi dan komunikasi.Tulisannya berkenanaan dengan sistem danproses komunikasi, dan formulasi matematik. Konsep ini berkembangkepada proses yang melibatkan kelompok orang dan aktivitas manusiadan mesin dalam sistem.

Page 112: JUDUL - UINSU

102

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Johnson (1978:74) menyimpulkan “control as that function of the systemwhich provides adjusments in comformance to the plan; the maintenanceof variations from system objectives within allowable limits”. Dimaksudkannya,kontrol sebagai fungsi dari sistem yang memberikan penyesuaian dalammengarahkan kepada rencana, pemeliharaan dari variasi-variasi darisasaran-sasaran sistem didalam batas-batas yang diperbolehkan.

Pengawasan dan evaluasi menjadi cara untuk memastikan efektivitaspembelajaran. Perspektif tentang efektivitas pembelajaran dapat dilihatdari karakteristik tersebut yang dikemukakan Watkins, dkk (2007), yaitu:

a) Ketika mereka mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran merekasendiri

b) Ketika mereka secara aktif terlibat dalam pembelajaran merekac) Ketika belajar interaktif (sebagai lawan pasif atau kursi-kerja)d) Ketika mereka melihat diri mereka sebagai pelajar yang sukses.

Dalam konteks manajemen pembelajaran, keberadaan pengawasanseksligus termasuk tugas kepala sekolah untuk memastikan sejauhmanapencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan guru tercapai sesuairencana pembelajaran. Sementara dalam proses pembelajaran yang dilakukanoleh guru, hasil penilaian yang dicapai siswa sebagaimana diketahui darievaluasi dapat menolong guru untuk memperbaiki keterampilan profesionalguru dan juga membantu mereka mendapat fasilitas serta sumber belajaryang lebih baik.

Ditegaskan oleh Kemp (1993:157) bahwa: “evaluating learning isessential in the instructional design process. After examining learner charac-teristics you identified instructional objectives and selected instructionalprocedures to accomplish them.”. Boleh dikatakan bahwa, tidak ada perbaikandalam proses pembelajaran tanpa lebih dahulu melakukan evaluasi yangbaik terhadap proses pembelajaran itu sendiri.

Sejauh ini tampaknya program peningkatan mutu guru melaluibantuan perbaikan pembelajaran masih belum signifikan. Ternyata. meskipunsupervisor banyak bertugas ke sekolah-sekolah, namun hampir boleh dikatakansedikit sekali yang memberikan bantuan untuk meningkatkan kemampuandan keterampilan guru dalam mengajar, baik merancang, mengelola,maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Boleh dikatakan masihada sementara guru-guru yang pengetahuan, wawasan dan keterampilannyahampir tidak pernah mengalami perkembangan, akibat kurang mendapat

Page 113: JUDUL - UINSU

103

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

perhatian terhadap pembinaan karir dan profesionalitas mereka. Pengetahuandan keterampilan mereka para guru cenderung usang (absolete), tidakberubah dan kurang diperhatikan peningkatannya.

Salah satu persoalan dalam pembelajaran adalah pemahaman terhadapevaluasi dan aplikasinya untuk peningkatan mutu. Karena itu memahamiproblema pengajaran baik dalam konteks faktor internal maupun faktoreksternal adalah sesuatu keharusan bagi setiap guru, dosen atau penatar.Ada keterkaitan tujuan, metode dan evaluasi pembelajaran di setiap sekolah.Semua komponen ini saling mempengaruhi dan berkontribusi terhadappencapaian hasil (achievement) para peserta didik secara formal.

B. Konsep Dasar Evaluasi Pengajaran

Merancang evaluasi termasuk tugas seorang guru ketika dalam mem-buat rancangan pembelajaran (instructional design). Karena tugas seorangperancang sistem dalam konteks pembelajaran adalah mengorganisirorang-orang, material dan prosedur-prosedur agar siswa belajar secaraefisien (Hamalik, 1990). Namun guru sebagai perancang tidak hanyamenyiapkan rancangan evaluasi, tetapi juga yang melaksanakan evaluasipembelajaran un tuk mengetahui hasil pembelajaran.

Evaluasi menempati posisi yang sangat stategis dalam proses belajarmengajar (PBM). Begitu pentingnya kedudukan evaluasi, sehingga tidakada satupun usaha perbaikan mutu pembelajaran yang dapat dilakukandengan baik tanpa disertai langkah-langkah evaluasi. Dengan evaluasiakan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan, dan meningkatkankualitas proses belajar mengajar.

Apa hakikat evaluasi pengajaran/pendidikan? Meminjam definisiyang dikemukakan oleh Reigeluth (1993:9) bahwa: “instructional evaluationis concerned with understanding, improving, appliying methods os assesingthe effectiveness and efficiency of all of the above mentioned activities; howwell an instructional program was designed, how well it was developed, howwell it was implemented, and how well it is being managed”. Dapat dipahamibahwa evaluasi pengajaran adalah berkaitam dengan pemahaman, peningkatandan pelaksanaan metode sebagai penilaian terhadapefektivitas dan efisisensidari semua aktivitas yaitu; bagaimana program pengajaran telah dirancang,seberapa baik rancangan telah dikembangkan, dan seberapa baik rancanganpengajaran dilaksanakan dan seberapa baik pengajaran telah dikelola.

Page 114: JUDUL - UINSU

104

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pendapat lain menegaskan bahwa evaluasi adalah suatu proses ber-kelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai(assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatusistem pengajaran (Hamalik, 1990:259).

Pengertian di atas, menurut Hamalik memberikan tiga implikasi,yaitu: (1) evaluasi adalah proses yang terus menerus bukan hanya padaakhir pengajaran, akan tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaransampai dengan berakhirnya pengajaran, (2) proses evaluasi senantiasadiarahkan kepada tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran, (3) evaluasimenuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untukmengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.Itu berarti evaluasi berkaitan dengan proses mengumpulkan informasiyang memungkinkan kita menentukan tingkat kemajuan pengajaran,ketercapaian tujuan pengajaran dan bagaimana berbuat baik pada waktumendatang.

Sebenarnya evaluasi dalam konteks pembelajaran mengandungdua keuntungan atau manfaat, yaitu: evaluasi dapat menilai cara mengajarseorang guru (dengan mengukur variabel-variabel seperti suara, kebiasaan-kebiasaan, humor, kepribadian, penggunaan papan tulis, teknik bertanya,aktivitas kelas, alat bantu audiovisual, strategi mengajar dan lain-lain,dan juga evaluasi dapat menilai hasil belajar (yakni pencapaian tujuan),(Davis, 1991, 293).

Tegasnya dikemukakan bahwa: “tujuan utama evaluasi adalah untukmenentukan kemajuan siswa dalam belajar“ (Kemp, dkk, 1993:158).

Lebih terperinci apa yang dikemukakan Hamalik (1990) berkaitandengan tujuan dan fungsi evaluasi, yaitu: (1) untuk menentukan angkakemajuan atau hasil belajar para siswa. Angka-angka yang diperolehdicantumkan sewbagai laporan kepada orang tua untuk kenaikan kelasatau penentuan kelulusan siswa, (2) untuk menempatkan para siswake dalam situasi belajar-mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkatkemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiapsiswa, (3) untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, pisik dan lingkungan)yang berguna baik dalam hubungan menentukan cara belajar mengajaryang tepat maupun menentukan faktor kesulitan belajar siswa sehinggadapat digunakan untuk melakukan bimbingan konseling dalam mengatasikesulitan belajar mereka, (4) sebagai umpan balik bagi guru untuk memper-

Page 115: JUDUL - UINSU

105

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

baiki prosers belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dalam kelasmaupun di luar kelas.

Pembelajaran itu menekankan pencapaian tujuan baik berdimensikognitif, afektif maupun psikomotor sehingga pencapai hasil belajar menjaditerpadu dari totalitas kepribadian peserta didik. Hal tergantung padaprofesionalitas dan pengabdian guru terhadap nilai-nilai kepribadian pesertadidik di sekolah.

Davis (1991:294) mengemukakan beberapa manfaat dari evaluasibelajar, yaitu:

1) Mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa apakah mereka telahmerealisasikan tujuan yang telah ditentukan.

2) Menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan sehingga tindakanperbaikan yang cocok dapat diadakan.

3) Merumuskan ranking siswa dalam hal kesuksesan mereka mencapaitujuan yang telah disepakati.

4) Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategimengajar yang ia gunakan, supaya kelebihan dan kekurangan strategimengajar tersebut dapat ditentukan.

5) Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pelajaran, danmenentukan apakah sumber belajar tambahan perlu diberikan.

Adapun yang akan dievaluasi oleh guru dalam proses pembelajaranadalah tujuan pengajaran itu sendiri yang mencakup domain kognitif,afektif dan psikomotorik. Benarkah melalui kegiatan belajar mengajaryang dilaksanakan murid-murid telah mencapai tujuan yang ditetapkan?Salah seorang pakar teknologi pembelajaran Urlich (1981:41) menjelaskanbahwa :”The cognitive domain : this ‘includes those objectives that deal withthe recall or recognition of knowledge and the development of intellectualabilities and skills. This is the domain in which most of the work in curriculumdevelopment has taken place and in which the clearest definitions of objectivesphrased as descriptions of student behavior occur”. Jadi domain (kawasan)kognitif mencakup dalam tujuan yang berkaitan denganpengetahuandan pengembangan kemampuan intelektual yangdikembangkan dalamkurikulum dan muncul dalam perilaku murid.

Lebih jauh dijelaskannya bahwa :”The affective domain. This domainis that are which concerns attitudes, beliefs and the entire spectrum of valuesand value systems. This is an exciting area which curricululum –makers are

Page 116: JUDUL - UINSU

106

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

beginning to explore. Sedangkan domain afektif adalah berkaitan dengansikap, kepercayaan dan hal-hal yang ada dalam sistem kepercayaan. Domainafektif juga merupakan esensi dalam kurikulum yang akan diukur dalamevaluasi.

Berkaitan dengan domain psikomotor, dalam bagian lain ditegaskanpula bahwa :”The psychomotor domain. Tis domain attemps to classify thecoordination aspects that are associated with movement and to integrate thecognitive and affective consequences with bodily performances. Domain psikomotorikberkaitan dengan pengkombinasian aspek kognitif dan afektif serta implikasinyadalam perilaku siswa di dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Di sini terlihat betapa hubungan antara tujuan pembelajaran denganevaluasi, sehingga dalam tujuan pengajaran yang mencakup domainkognitif, afektif dan psikomotorik harus memenuhi syarat yang dijelaskanoleh Urlich (1980: 42) menjelaskan bahwa elemen dari tujuan pengajaran:(1) the statament of an observaable behavior or performance on the partof the leraner. (2) An elaboration of the conditions under which leraner behavioror performance is to occur (3) the prescribing of a minimally acceptableperformance on the part of the leraner.

Di dalamnya ada proses sitimulus- respon- untuk menjadi tahu. Belajaradalah aktivitas menjadi “tahu”. Dinamakan kognisi, meliputi proses :penerimaan, pengorganisasian, dan juga aplikasi dari pengetahuan. Karenaitu efektivitas pengajaran sangat ditentukan strategi yang digunakanguru dalam pengajaran sebagai sistem. Di sini penetapan dan penataanseluruh komponen pengajaran mengacu kepada tujuan instruksional,maka guru harus memastikan apa tujuan pengajaran yang akan dicapaisehingga evaluasi harus dirancang dengan baik.

Bagaimanapun, jenis evaluasi pendidikan meliputi kegiatan yangbermcam-macam, ada evaluasi formatif, sumatif, evaluasi penempatan..Evaluasi formatif, adalah yang berfungsi untuk memperbaiki proses belajarmengajar.Dijelaskan oleh Kemp (1990:158) bahwa :”Formative evaluationthus become an important part of the instructional design process. Its functionis to inform the instructor or planning team how well the instructional programis serving the objectives as it progress”. Evaluasi formatif sangat pentingdalam rancangan pembelajaran dan yang dilaksanakan untuk mengetahuiseberapa baik program pengajaran terlaksana sesuai tujuan sebagai suatuproses kemajuan.

Page 117: JUDUL - UINSU

107

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Evaluasi sumatif adalah evaluasi untuk menentukan angka kemajuanhasil belajar siswas. Kemp (1993:159) menjelaskan bahwa :”summativeevaluationis directed toward measuring the degree to which the major outcomesare attained by the end off the course”. Jadi evaluasi sumatif dimaksudkanuntuk mengukur tingkat hasil utama pembelajaran yang tercapai di akhiranak mengikuti pengajaran”.

Dalam evaluasi suamatif ini sumber informasi yang utama adalahdari hasil evaluasi akhir dan ujian akhir dari pengajaran kurikulum.Perludigarisbawahi bahwa, efektivitas pembelajaran siswa yang terungkapdalam evaluasi sumatif akan ditentukan oleh bebrapa faktor, yaitu: (1)efisiensi pembelajaran (materi, waktu, dan dukungan faktor lainnya, (2)biaya dari pengembangan program, (3) pengembangan berkelanjutan,(4) reaksi terhadap kurikulum dan program pengajaran, (5) masa keuntungandari program (kemp, 1993).”.

Kedua pendekatan evaluasi tersebut saling berkaitan dan mendukungdi dalam pembelajaran. Bagaimanapun, evaluasi formatif adalah berkaitandengan peningkatan pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif adalahhasilnya berkaitan dengan penilaian efektivitas pembelajaran. Itu berarti,dalam setiap evaluasi formatif, guru harus mampu menilai hasil pembelajaranmencakup tujuan yang ditetapkan sesuai aspek-aspek kognitif, afektifdan psikomotorik.

Untuk melakukan evaluasi formatif, keberadaan test sangat pentingdari semua rangkaian pengajaran, baik tes awal (pretesting), tes padasaat berlangsung (embedded testing) maupun evaluasi pada saat akhirpelajaran (posttesting). Ketiga jenis tes tersebut perlu digunakan dalamevaluasi, maka tes awal menjadi sangat kritis karena akan menentukankemampuan awal para pelajar. Evaluasi formatif sangat bernilai dilaksanakansebelum pembelajaran dikembangkan lebih lanjut dan dibuatnberbagaipengembangannya.Sedangkan evaluasi sumatif dirancang dan diujikanuntuk mengetahui efektivitas pengajaran, melalui tes yang disusun sedemikianrupa dengan memperhatikan validitas, dan reliabilitas (pembahasannyasecara khusus)

Dalam aplikasinya, strategi ini menjadi pola umum pengajaran yangdibuat oleh para guru. Menurut Engkoswara sebagaimana dikutip Rohanidan Ahmadi (1991) bahwa pola pengajaran itu mencakup empat komponenpokok yaitu :

1) Tujuan pengajaran (instructional Objectives) atau IO.

Page 118: JUDUL - UINSU

108

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2) Pengenalan kemampuan awal peserta didik (Entering behavior) atauEB.

3) Proses pengajaran (Instructional Procedures) atau IP.4) Penilaian terhadap ahsil pengajaran (Performance assesment) PA.

Sebenarnya kalau disederhanakan keempat langkah itu terdiri dariperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau penilaian. Selanjutnya Rohanidan Ahmadi (1991:72) menyimpulkan pola pengajaran tersebut mencakuphal-hal berikut :

1) Perumusan tujuan umum, penjabaran topik-topik dibarengi denganrumusan tujuan umum pengajaran untuk setiap topik.

2) Identifikasi ciri-ciri yang penting dari pelajaran untuk siap pada mengikuti/terlibat dalam pelajaran (entry beharvior).

3) Perumusan tujuan belajar atau tujuan khusus pengajaran4) Kumpulan isi atau bahan pelajaran yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.5) Penjajakan awal latar belakang dan kemampuan pelajar yang berkaitan

dengan topik yang ditentukan (pre test).6) Pemilihan aktivitas pengajaran (belajar-mengajar) dan sumber pengajaran.7) Koordinasi layanan penunjanag seperti : biaya, waktu, alat, fasilitas,

rancangan dan jadwal serta metode.8) Evaluasi penguasaan tujuan (post test), revisi dan penilaian kembali

atas setiap langkah dalam disain untuk disempurnakan bagi kegunaan/masukan selanjutnya.

Kedudukan evaluasi hampir sama dengan tujuan dan memiliki hubunganyang erat dalam sistem pengajaran. Tujuan menjadi arah bagi pengajaran,dan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan diperlukan evaluasisebagai bagian dari manajemen pengajaran.

Menurut Hamalik (1989:5), bahwa proses pendidikan sebagai prosesuntuk merubah tingkah laku dan sikap sesuai dengan tujuan kognitif, afektifdan psikomotor merupakan komponen yang sangat penting dalam polasistem pendidikaan. Dalam garis besarnya, proses itu terdiri dari tiga aspekpenting yaitu: (1) tujuan pendidikan yang telah digariskan secara eksplisitdan implisit (2) pengalaman-pengalaman belajar didisain untuk mencapaitujuan-tujuan pendidikan dan (3) evaluasi yang dilakukan untuk menentukanseberapa jauh tujuan telah dicapai.

Page 119: JUDUL - UINSU

109

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Suatu hal yang penting sekali diingat oleh guru dalam menggunakanevaluasi formatif dan evaluasi sumatif bahwa, dalam mengevaluasi adahubungan langsung santara tujuan pengajaran dengan alat penilaian.Untuk mengukut pengetahuan dapat digunakan dua tes objektif (melengkapi,pilihan berganda, benar salah, mencocokkan) dan tes pengembangan (essaypendek, essay panjang, dan pemecahan masalah.

Sedangkan untuk mengukur keterampilan perilaku, dianjurkan mengukurtes penampilan, analisis terhadap perilaku dalam berbagai peristiwa. Untukmengukur sikap dinilai dari pengamatan dala pembelajaran, pengamatanperilaku, penggunaanh skala, survey dan interview.

Hasil evaluasi formatif dan sumatif berguna dalam rangka kegiatandiagnostik dan penempatan siswa. Diagnostik berfungsi sebagai pemberianbimbingan kepada siswa berkenaan dengan penentuan diterima atau tidaknyasiswa pada sekolah tertentu, penempatan di sekolah dan di kelas yangsesuai dengan informasi tentang siswa bersangkutan. Dengan demikianevaluasi mempunyai fungsi kurikuler, instruksional, diagnosis dan ad-ministratif (Hamalik, 1990).

Jadi dalam merancang, melaksanakan dan menggunakan evaluaasiguru harus benar-benar terampil sebagai tugas strategis guru. Dalamkedudukannya sebagai manajer maka bahagian dari pelaksanaan fungsikontrol terhadap pelaksanaan program pengajaran, evaluasi formatifdan sumatif akan menentukan seberapa efektif proses belajar mengajarberlangsung, dan seberapa efektif hasil akhir belajar yang dicapai olehsiswa.

Pengajaran sebagai suatu sistem menentukan cara pandang yanglebih komprehensif dan holistik terhadap proses pengajaran yang dikelolaoleh guru. Untuk itu, pendekatan sistem dalam pengajaran adalah bergunauntuk memahami faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhihasil pembelajaran siswa.

Keberadaan guru sebagai manajer yang merancang dan melaksanakankegiatan belajar mengajar tidak hanya berhenti pada saat kegiatan mengajarberakhir. Akan tetapi, dalam perencanaan pengajaran, penentuan evaluasijuga sudah dilakukan sedemikian rupa, yang menuntut guru untukmelakukan evaluasi. Hal itu menjadi esensial sekali, karena agar dapatdiketahui sejauhmana siswa mencapai tujuan pengajaran sehingga dapatdilakukan perbaikan (improving), dan seberapa efektif guru (effectivenes)melakukan tugas mengajar.

Page 120: JUDUL - UINSU

110

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Sistem evaluasi yang memiliki signifikan bagi kemajuan sekolah,keberhasilan murid dan keberhasilan guru dalam mengajar perlu dilaksanakansebaik mungkin, baik evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yang bermaurakepada efektivitas pengajaran. Pelaksanaan evaluasi tersebut tidak hanyaahrus sesuai prosedur dan teknisnya akan tetapi juga dilakukan secaracermat karena berkaitan dengan aktivitas profesional.

Page 121: JUDUL - UINSU

111

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB VIII

RAGAM STRATEGIPEMBELAJARAN

A. Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan Pem-belajaran

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam militeryang diartikansebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkansuatu peperangan, seseorang yang berperan dalam mengatur strategi,

untuk memenangkan peperangan sebelummelakukan suatu tindakan,ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinyabaik dilihat dari kuantitas mapun kualitas misalnya kemampuan setiappersonal, jumlah dan kekuatanpersenjataan, motivasi pasukannya, danlain sebagainva, ia juga akan mengumpulkan intormasi tentang kekuatanlawan jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataannya, setelahsemuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apayang harus dilakukannya, baik tentang siasat peperangan yangharus dilakukan,taktik dan teknik peperangan. maupun wakru yang pas untuk melakukansuatu serangan. dan lain sebagainya demikian dalam menyusun strategiperlu memperhitungkan beberapa faktor, baik ke dalam maupun ke luar.

Demikian pula halnya seorang pelatih sepak bola ia akan, ia akanmenentukan strategi yang di an ggapnya tepat untuk memenangkansuatupertandingan setelah ia memahami segala potensi yang ada pada tim nya.

Dari dua ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan, babwa strategi digunakanuntuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method,or series of activities designed to achieves a particular educational goal(R.David, 1976). Dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan

Page 122: JUDUL - UINSU

112

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesainuntuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dikemukakan Sanjaya (2012:186), Strategi pembelajaran adalahsebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesainuntuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama,strategi pembelajaranmerupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berartipenyusunan suatu strategi barusampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arahdari semua keputusan penyusunan strategi adalab pencapaian tujuan.Dengan demikian, penyusunan langkah-langkab pembelajaran, pemanfaatanberbagai fasi- litas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upayapencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perludirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebabtujuan adalab rohnya dalam implementasi suatu strategi.

Kemp (2005) menjelaskan babwa strategi pembelajaran adalah suatukegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuanpembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada denganpendapat di atas. Dick and Carey (2007) juga menyebutkan bahwa strategipembelajaran itu adalab suatu perangkat materi dan prosedurpembelajaranyang digunakansecara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajarpada siswa.

Sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yangsudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapaisecara optimal, ini yang dinamakan dengan metode. Ini berarti, metodedigunakan untuk merealisasikan strategi yang telab ditetapkan. Dengandemikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapametode. Misalnya, untuk melaksana- kan strategi ekspositori bisa digunakanmetode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi denganmemanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan mediapembelajaran. Oleh karenanya, strategi berbeda dengan metode. Strategimenunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkanmetode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something;

Page 123: JUDUL - UINSU

113

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sedangkan metode adalah a way inachieving something.Istilah lain yangjugamemiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach).

Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun metode.Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kitaterhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangantentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Olehkarenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumberatau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya,mencatat ada dua pendekatan dal am pembelajaran, yaitu pendekatanyang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatanyang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yangberpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (di-rect instruction), pembelajaran deduktif atau permbelajaran ekspositori.Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkanstrategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaraninduktif.

Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat jugaistilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktikmengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metodepembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dal am rangkamengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimanayang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektifdan efisien? Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan prosesceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramahpada siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbedajika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknikatau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih indi- vidual.Misalnya, walaupun dua orang sama-sama menggunakanmetode ceramahdalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannyasecara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakangaya bahasa agar materi yang disampaikan mudab dipabami.

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategipembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatanyang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapatditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankanmetode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya

Page 124: JUDUL - UINSU

114

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memilikitaktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree(2004) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian- penemuanatau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompokdan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.

Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswadalam bentukjadi dan siswa dituntut untuk menguasai baban tersebut.Roy Killen menyebutnya dengan strategipembelajaran ‘langsung (idirectinstruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung? Sebabdalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa;siswa tidak dituntut untuk mengolabnya. Kewajiban siswa adalab menguasainyasecara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsisebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalamstrategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melaluiberbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitatordan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategiini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.

Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan,kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan olehkemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran sertabagaimana mempelajarinya didesain untukbelajar sendiri. Contoh daristrategi pembelajaran ini adalab belajat melalui modul, atau belajar bahasamelalui kaset audio.

Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompokdilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang ataubeberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajarankelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajardalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompoktidak memerhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggapsama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yangmemiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyaikemampuan biasa-biasa saja; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan

Page 125: JUDUL - UINSU

115

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuantinggi.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaranjuga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategipembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategipembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebihdahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; ataubahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudiansecara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut jugastrategi pernbelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategiinduktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yangkonkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkanpada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini seringkali dinamakanstrategi pembelajaran dari khusus ke umum.

C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasidan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuanapa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinyaberpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapaisecara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apayang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya.Oleh karena itu, sebelum menentukanstrategi pembelajaran yang dapatdigunakan, ada beberapa pertimbangan yang harusdiperhatikan.

1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapaiPertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:

a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan denganaspek kognitif, afektif, atau psikomotor?

b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,apakab tingkat tinggi atau rendah?

c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilanakademis?

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:

a. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atauteori tertentu?

Page 126: JUDUL - UINSU

116

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

b. Apakah untuk mempelari materi pembelajaran itu memerlukanprasyarat tertentu atau dak?

c. Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materiitu?

3. Pertimbangan dari sudut siswa.

a. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangansiswa?

b. Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dankondisi siswa?

c. Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?

4. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.

a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategisaja?

b. Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategiyang dapat digunakan?

c. Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangdalammenetapkan strategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapaitujuan yang berhubungan dengan aspek kognitif, akanmemiliki strategiyang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor.Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifatfakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori,dan lain sebagainya.

D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran

Dalam konteks standar proses Pedidikan yang dimaksud denganprinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikandalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaanstrategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajarancocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiapstrategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakanoleh Killen (1998): ¡¡Noteaching strategy is better than others in all circumtances,so you have to be able to use a variety of teaching strategies, and make rationaldecisions about when each of the teaching strategies is likely to most effective

Page 127: JUDUL - UINSU

117

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Apa yang dikemukakan Killen itujelas bahwa guru harus mampumemilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu,guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaransebagai berikut:

1. Berorientasi pada Tujuan

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapaitujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalahproses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajarandapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harusdigunakan guru. Hal ini sering dilupakan guru. Guru yang senang berceramah,hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-akandia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yangdemikian. Hal ini tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan siswa terampilmenggunakan alat tertentu, katakanlah trampil menggunakan termometersebagai alatpengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategipenyampaian (bertutur). Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswaharus berpraktik secara langsung. Demikian juga halnya manakala kitamenginginkan agar siswa dapat menyebutkan hari dan tanggal proklamasikemerdekaan suatu negara, tidak akan efektif kalau menggunakan strategipemecahan masalah(diskusi). Untuk mengejar tujuan yang demikian cukupguru menggunakan strategi bertutur (ceramah) atau pengajaran secaralangsung.

2. Aktivitas

Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajaradalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuanyang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorongaktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitasmental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh olehsikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.

Page 128: JUDUL - UINSU

118

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

3. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnyayang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Sama sepertiseorang dokter. Dikatakan seorang dokter yang jitu dan profesional manakalaia menangani 50 orang pasien, seluruhnya sembuh; dan dikatakan dokteryang tidak baik manakala ia menangani 50 orang pasien, 49 sakitnyabertambah parah atau malah mati. Demikian juga halnya dengan guru,dikatakan guru yang baik dan profesional manakala ia menangani 50orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakanguru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karenaitu, dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guruditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan,maka semakin berkualitas proses pembelajaran.

4. Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruhpribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitifsaja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek aektif dan aspekpsikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkanseluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metodediskusi,contohnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaandiskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja,tetapi harus mendnrong siswa agar mereka bisa berkembang secarakeseluruhan, misalkan mendorong agar siswa dapat menghargai pendapatorang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atauide-ide yang orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tenggangrasa, dan lain sebagainya.

Di samping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruangyang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlahprinsip khusus dal am pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:

Page 129: JUDUL - UINSU

119

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. InteraktifAdapun prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukanhanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akantetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yangdapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, proses pem-belajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antarasiswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Melaluiproses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembangbaik mental maupun intelektual.

2. InspiratifSesungguhnya proses pembelajaran adalah proses yang inspiratifsehingga memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaranbukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesisyang merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya. Olehkarena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapatdikerjakan siswa. Biarkan siswaberbuat dan berpikir sesuai denganinspirasinya sendiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektifyang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.

3. MenyenangkanProses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruhpotensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembangmanakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Olehkarena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakanproses yang menyenangkan (enjoyful learning). Proses pembelajaranyang menyenangkan bisa dilakukan, pertama, dengan menata ruanganyang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsur kesehatan, misalnyadengan pengaturan cahaya, ventilasi, dan sebagainya; serta memenuhiunsur keindahan, misalnya cat tembok yang segar dan bersih, bebasdari debu, lukisan dan karya-karya siswa yang tertata, pas bunga, danlain sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidupdan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guruyang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

4. MenantangProses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untukmengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak

Page 130: JUDUL - UINSU

120

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengancara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apa pun yang diberikandan dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir(learning how to learn) dan melakukan clearning how to do). Apabilaguru akan memberikan informasi, hendaknya tidak memberikan informasiyang sudah jadi yang siap “ditelan” siswa, akan tetapi informasi yangmampu membangkitkan siswa untuk mau “mengunyahnya”, untukmemikirkannya sebelum ia ambil kesimpulan. Untuk itu dal am hal-hal tertentu sebaiknya guru memberikan informasi yang “meragukan”,kemudian karena keraguan itulah siswa terangsang untuk membuktikannya.

5. MotivasiMotivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkansiswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauanuntuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakansalah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswauntuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkinmuncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need).Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untukmemenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam rangka membangkitkanmotivasi, guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalamandan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akanbelajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akantetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

Page 131: JUDUL - UINSU

121

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB IX

JENIS-JENIS STRATEGIPEMBELAJARAN

A. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Aliran psikologi belajar yang sangat memengaruhi strategi pembelaranekspositori adalah aliran belajar behavioristik. Sebagaimana yangtelah dijelaskan di muka, aliran belajar behavioristik lebih menekankan

kepada pemahaman babwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitanantara stimulus dan respons, oleh karenanya dalam implementasinyaperan guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang sangat penting.Dari asumsi semacam inilah, muncul berbagai konsep bagaimana agarguru dapat memfasilitasi sehingga hubungan stimulus-respons itu bisaberlangsung secara efektif. Dalam teori belajar koneksionisme contohnya,dikembangkan hukum-hukum belajar seperti hukum kesiapan, hukunpengaruh, dan hukum latihan; sedangkan dalam teori belajar clasical conditioningdijelaskan bagaimana hubungan keterkaitan stimulus-respons bisa dipengaruhioleh muncul” nya sebagai stimulus prasyarat.

1. Konsep strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaranyangmenekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorangguru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasaimateri pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategiekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction).Mengapa demikian? Ka- rena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikanlangsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu.Materi pelajaran seakan-akan sudab jadi. Oleh karena strategi ekspositori

Page 132: JUDUL - UINSU

122

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakanistilah strategi “chalk and talk”

Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, strategiekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secaraverbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukanstrategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalahmateri pelajaranyang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harusdihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuanutama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminyadengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yangtelah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatanpembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yangsangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaransecara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikanitu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalahkemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajarandengan kuliah merapakan bentuk strategi ekspositori.

Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:

1) Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya denganyang akan dan harus dipelajari siswa (overview). Biasanya bahan ataumateri baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus, sepertikegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu.Oleh sebab itu, materi yang disampaikan adalah materi-materi dasarseperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktivitas, danlain sebagainya.

2) Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektualtertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehinggaia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.

3) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkancocok untuk dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materipelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakaladisampaikan oleh guru, misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupadata-data khusus.

Page 133: JUDUL - UINSU

123

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

4) Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.Misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkanmotivasi belajar siswa.

5) Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atauprosedur tertentu untuk kegiatan praktik. Prosedur tersebut biasanyamerupakan langkah baku atau langkah standar yang harus ditaati dalammelakukan suatu proses tertentu. Manakala langkah itu tidak ditaati,maka dapat menimbulkan pengaruh atau risiko tertentu.

6) Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehinggaguru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.

7) Apabila guru akan mengajaá’ pada sekolompok siswa yang rata- ratamemiliki kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross &Kyle, 1987) strategi ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep danketerampilan untuk anak-anak yang memiliki kemampuan kurang(low achieving students).

8) Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yangberpusat pada siswa misalnya tidak adanya sarana dan prasaranayang dibutuhkan.

9) Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatanyang berpusat pada siswa.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan strategi Pembelajaran Ekspositori

Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibanding-kan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategipembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalammencapai tujuan pembelajaran yang telab ditentukan. Dengan demikian,pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalab tujuanapa yang harus dicapai.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapaprinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebutdijelaskan di bawah ini.

a. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utamadalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramab, namun

Page 134: JUDUL - UINSU

124

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justrutujuan itulab yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaanstrategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu,guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskandalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi padakompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untukdipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrolefektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategipembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuanberpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, menyintesissesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuankemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan; justru tujuanitulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumberpesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesanyang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materipelajaran yang diorganisirdan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalamproses komunikasi guru berftmgsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsisebagai penerima pesan.

Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadiurutan pemindaban pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerimapesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapatmudab ditangkap oleh penerima pesan secara utuh; dan sebaliknya, sistemkomunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapatmenangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesanitu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambatkelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkanpenerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima samasekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaranyang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasimerupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya,bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar- setiap guru dapat menghilangkansetiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.

Page 135: JUDUL - UINSU

125

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

c. Prinsip Kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salab satuhukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalab bahwa setiap individuakan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalamdirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individuakan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinyabelum memiliki kesiapan. Yang dapat ditarik dari hukum belajar ini adalah,agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan,terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baiksecara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kitasajikan materipelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.Seperti halnya kerja sebuab komputer, setiap data yang dimasukkanakandapat disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file untuk menyimpandata. Setiap data tidak mungkin dapat disimpan manakala belum tersediafilenya. Oleh karena itu, sebelum kita menyampaikan informasi terlebihdahulu kita yakinkan apakah dalam otak anak sudah tersedia file yangsesuai dengan jenis informasiyang akan disampaikan atau belum, kalauseandainya belum maka terlebih dahulu harus kita sediakan dahulu fileyang akan menampung setiap informasi yang akan kita sampaikan.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untukmau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanyaberlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaiandapat membawa siswa pada situasi ketidak-seimbangan (idisequilibrium),sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambahwawasan melalui proses belajar mandiri.

1) Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori

Sebelum diuraikan tahapan penggunaan strategi ekspositori terlebihdahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yangakan menggunakan strategi ini.

a) Rumuskan Tujuan yang Ingin Dicapai

Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan

Page 136: JUDUL - UINSU

126

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentukperubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar.Tujuan yang spesifik, seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat memperjelaskepada arah yang ingin dicapai. Dengan demikian, melalui tujuan yangjelas selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaranjuga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.

Sering terjadi, proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlenadengan pembahasan yang dilakukannya, sehingga materi pelajaran menjadimelebar, tidak fokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Denganrumusan tujuan yang jelas, hal ini tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yangharus dicapai akan menjadi faktor pengingat bagi guru dalam menyampaikanmateri pelajaran.

b) Kuasai Materi Pelajaran dengan Baik

Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan syaratmutlakpenggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akanmembuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudahmengelola kelas; ia akan bebas bergerak; berani menatap siswa; tidak takutdengan perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya prosespembelajaran; dan lain- lain. Sebaliknya, manakala guru kurang menguasaimateri pelajaran yang akan disampaikan, ia akan kurang percaya diri sehinggaia akan sulit bergerak; takut melakukan kontak mata dengan siswa; menjelaskanmateri pelajaran serba tanggung dengan suara yang pelan dan miskinilustrasi dan lain sebagainya. Akibatnya? Ia akan sulit mengatur iramadan iklim pembelajaran. Guru akan sulit mengontrol dan mengendalikanperilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.

Agar guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yangdapat dilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir.Kedua, persiapkan masalah-masalab yang mungkin muncul dengan caramenganalisis materi pelajaran sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besarmateri pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam penyajianagar tidak melebar.

3) Kenali Medan dan Berbagai Hal yang DapatMemengaruhiProses Penyampaian

Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah

Page 137: JUDUL - UINSU

127

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat meng-antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajianmateri pelajaran. Beberapa hal yang herhubungan dengan medan yangharus dikenali di antaranya, pertama, latar belakang audiens atau siswayang akan menerima materi, misalnya kemampuan dasar atau pengalamanbelajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dangaya belajar siswa, dn lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkutluas dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupunkelengkapan ruangan itu sendiri. Pemahaman akan kondisi ruangan itudiperlukan untuk mengatur tempat duduk dan/atau untuk menempatkanmedia yang digunakan, misalnya di mana sebaiknya layar

OHP atau LCD disimpan, di mana sebaiknya gambar dipasang, danlain sebagainya.

Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung padakemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:

1) Persiapan (preparation)2) Penyajian (presentation)3) Menghubungkan (icorrelation)4) Menyimpulkan (generalization)5) Penerapan (apiicfltion)

Setiap langkah itu diuraikan di bawah ini:

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerimapelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkahyang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran denganmenggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:

o Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.o Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.o Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.o Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranyaadalah:

Page 138: JUDUL - UINSU

128

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

a) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif

Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatanpada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugestiyang negatif dapat mematikan semangat belajar. Perhatikan contoh sugestiyang negatif yang diberikan oleh’guru sebelum ia menyajikan materi pelajaran.

Anak-anak hari inikita akan mempelajari materipelajaran tersulityangpemak kalian pelajari. Banyak, bakkankampiT semuakakak-kakak kelaskalian yang gagai mcnguasai materi ini. olek sebab itu, kalian karus bersungguh-sungguh untuk belajar agar tidak mendapatkan nasib seperti yang dialamioiekkakak-kakakkeias kalian.

Apa yang Anda rasakan seandainya guru Anda berkata demikiansebelum ia memulai pelajaran? Ya, pasti dalam bayangan Anda, Andaakan merasa berat untuk mempelajari materi pelajaran yang akan disampaikan.Seakan-akan Anda akan menghadapi pekerjaan yang sangat “wah ...”Sehingga sebelum belajar dimulai energi Anda sudab terkuras habis, selanjutnyaAnda pun tidak akan bergairah untuk belajar. Manakala perasaan itu muncul,jangan harap proses pembelajaran akan menghasilkan sesuatu yang kitaharapkan. Coba Anda bandingkan dengan pernyataan guru di bawah ini.

Anak-anak hari ini kita akan mempelajari materi pelajaran yang penuhdengan tantangan dan sangat mengasyikkan. Memang dulu, ada kakak kelaskalian yang kurang menguasai materi ini. Saya kira, kal ini disebabkan karenamereka kurang bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya. oleh sebabitu, saya harapkan kalian untuk meningkatkan sedikit motivasi untuk belajaragar materipelajaranyang sangatpenting ini dapat kalian kuasai denganoptimal.

Pernyataan di atas berbeda dengan pernyataan sebelumnya, bukan?Ya, pernyataan di atas merupakan pernyataan yang bisa mendorong siswakita untuk belajar lebih giat. Inilab yang dimaksud dengan memberikansugesti yang positif. Siswa tidak akan merasa dibebani, justru mereka akanmerasa tertantang untuk mempelajari materi pelajaran yang akan disampaikanitu.

b) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai

Mengemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiapprosespembelajaran. Dengan mengemukakan tujuan siswa akan pabam apayang harus mereka kuasai serta mau dibawa ke mana mereka. Dengan

Page 139: JUDUL - UINSU

129

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

demikian, tujuan merupakan “pengikat” baik bagi guru maupun bagisiswa. Langkah penting ini sering terlupakan oleh guru. Dalam pembelajaran,guru langsung menjelaskan materi pelajaran. Dengan demikian bagi siswaakan mengalami kesulitan, sebab mereka memerlukan waktu untuk ber-adaptasi terhadap materi pelajaran yang dibahas. Bahkan, sering terjadiuntuk siswa tertentu proses adaptasi memerlukan waktu yang cukup lama.Artinya, walaupun sudab lama guru bicara tetapi mereka belum mengertiapa yang hendak dicapai oleh pembicaraan guru, c) Bukalah file dalamotak siswa

Coba Anda bayangkan, seandainya seorang guru menyampaikanmateri pelajaran yang sama sekali asing bagi Anda, artinya materi itu samasekali materi yang belum Anda kenal. Anda akan sulit menangkap materiyang disampaikan itu, bukan? Apalagi jika dalam menyampaikan materiitu guru menggunakan istilah-istilah yang sama sekali asing di telingakita.

Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dapat disimpan manakalasudah tersedia filenya. Demikian juga otak siswa, materi pelajaran akanbisa ditangkap dan disimpan dalam memori manakala sudab tersediafile atau kapling yang sesuai. Artinya, sebelum kita menyampaikan materipelajaran maka terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak siswaagar materi itu bisa cepat ditangkap. 2. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pe- lajaransesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkanoleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajarandapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu,ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini.

a) Penggunaan baliasa

Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untukkeberhasilan presentasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalampenggunaan bahasa. Pertama, bahasa yang digunakan sebaiknya bahasayang bersifat komunikatif dan mudah dipahami. Bahasa yang komunikatifhanya mungkin muncul manakala guru memiliki kemampuan bertuturyang baik. Oleh karenanya, guru dituntut untuk tidak menyajikan materipelajaran dengan cara membaca buku atau teks tertulis, tetapi sebaiknyaguru menyajikan materi pelajaran secara langsung dengan bahasanyasendiri. Kedua, dalam penggunaan bahasa guru harus memerhatikan tingkat

Page 140: JUDUL - UINSU

130

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

perkembangan audiens atau siswa. Misalnya, penggunaan bahasa untukanak SD berbeda dengan bahasa untuk tingkat mahasiswa.

b) Intonasi suara

Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yangingin disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikannada suaranya, dan kapan ia harus melemahkan suaranya. Pangaturannada suara akan membuat perhatian siswa tetap terkontrol, sehinggatidak akan mudah b‘san.

c) Menjaga kontak mata dengan siswa

Dalam proses penyajian materi pelajaran, kontak mata {eye contact)merupakan hal yang sangat penting untuk membuat siswa tetap memerhatikanpelajaran. Melalui kontak mata yang selamanya terjaga, siswa bukan hanyaakan merasa dihargai oleh guru, akan tetapi juga mereka seakan-akandiajak terlibat dalam proses penyajian. Oleh sebab itu, guru sebaiknyasecara terus-menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah siswasecara bergiliran, jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-hal di luar materi pelajaran.

d. Menggunakan joke-joke yang menyegarkan

Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga agarkelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasayang lucu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakanofcedi antaranya. Pertama,joke yang digunakan harus relevan dengan isi materiyang sedang dibahas. Kedua, sebaiknya 'æmuncul tidak terlalu sering. Guruyang terlalu sering memunculkan joke hanya akan membuat kelas sepertidalam suasana pertunjukan. Oleh sebab itu, guru mesti paham kapansebaiknya ia memunculkan joke-joke tertentu. Guru dapat memunculkanjoke apabila dirasakan siswa sudah kehilangan konsentrasinya yang bisadilihat dari cara mereka duduk yang tidak tenang, cara mereka memandangatau dengan gejala-gejala perilaku tertentu, misalnya dengan memain-mainkanalat tulis, mengetuk-ngetuk meja, dan lain sebagainya.

Page 141: JUDUL - UINSU

131

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

3. Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pem lajarandengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkansiswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuanyang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan tiada lain untuk mem-berikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaikistruktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkankualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

Sering terjadi, dalam suatu pembelajaran setelah siswa menerimamateri pelajaran dari guru, ia tidak dapat menangkap makna untuk apamateri pelajaran itu dikuasai dan dipahami; apa manfaat materi pelajaranyang telab disampaikan; bagaimana kaitan materi yang baru disampaikandengan pengetabuan yang telab sejak lama dimilikinya; dan lain sebagainya.Melalui langkab korelasi, semua pertanyaan tersebut tidak perlu ada, sebabdengan mengaitkan (mengorelasikan) materi pelajaran dengan berbagaihal, siswa akan langsung memabaminya.

4. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalab tabapan untuk memabami inti (core) dari materipelajaran yang telab disajikan. Langkab menyimpulkan merupakan langkabyang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkabmenyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.Menyimpulkan berarti pula membe rikan keyakinan kepada siswa tentangkebenaran suatu paparan. Dengan demikian, siswa tidak merasa ragulagi akan penjelasan guru. Kalau diibaratkan dengan memasukkan datapada suatu proses penggunaan komputer, menyimpulkan adalab prosesmen-save data tersebut, sehingga data yang baru saja dimasukkannyaakan tersimpan di memori, dan akan muncul kembali manakala dipanggiluntuk digunakan. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara,di antaranya pertama, dengan cara mengulang kembali inti-inti materiyang menjadi pokok persoalan. Dengan cara demikian, diharapkan siswadapat menangkap inti materi yang telah disajikan. Kedua, dengan caramemberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telahdisajikan. Dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat mengingat kembalikeseluruhan materi pelajaran yang telah dibahas. Ketiga, dengan caramaping melalui pemetaan keterkaitan antarmateri pokok-pokok materi.

Page 142: JUDUL - UINSU

132

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

5. Mengaplikasikau (ApUcation)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelahmereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkahyang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melaluilangkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaandan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukanpada langkah ini di antaranya, pertama, dengan membuat tugas yangrelevan dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikantes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

B. Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. KonsepDasar Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran Inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajarkognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mentaldan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimilikisetiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekadar proses menghafaldan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yangdiperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir. Sepertiyang telah dikemukakan di muka, aliran belajar kognitif selanjutnya melahirkanberbagai teori belajar, seperti teori belajar Gestalt, teori medan, dan teoribelajar konstruktivistik. Menurut teori-teori belajar yang beraliran kognitif,belajar pada hakikatnya bukan peristiwa behavioral yang dapat diamati,tetapi proses mental seseorang untuk memaknai lingkungannya sendiri.Proses mental itulah yang sebenarnya aspek yang sangat penting dalamperilaku belajar. Koffka, misalnya, melalui teori belajar Gestalt menjelaskanbahwa perubahan perilaku itu disebabkan karena adanya insight dalamdiri siswa, dengan demikian tugas guru adalah menyediakan lingkunganyang dapat memungkinkan setiap siswa bisa menangkap dan mengembangkaninsight itu sendiri. Demikian juga dalam teorimedan yang dikembangkanoleh Kurt Lewin, menekankan bahwabelajar itu pada dasarnya adalahproses pengubahan struktur kognitif. Selanjutnya, Lewin juga menekankanakan pentingnya hadiahdan kesuksesan sebagai faktor yang dapat meningkatkanmotivasi belajar setiap individu.

Tori belajar lain yang mendasari SPI adalah teori belajar kons truktivistik.Teori belajar ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget, pengetahuanitu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sejak

Page 143: JUDUL - UINSU

133

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

kecil, menurut Piaget, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkanpengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya.Skema itu secara terus-menerus diperbarui dan diubah melalui prosesasimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, tugas guru adalah mendorongsiswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasidan akomodasi itu.

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaranyang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untukmencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diper-tanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanyajawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini seringjuga dinamakanstrategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yangberarti saya menemukan.

SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusiamemiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingintahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusiasejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untukmengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan,dan indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secaraterus-menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya.Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (‘meaningfull) manakaladidasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimaluntuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkansiswa sebagai subjek belajar. Dalam prosespembelajaran, siswa tidak hanyaberperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaranitu sendiri.

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarabkan untuk mencaridan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehinggadiharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengandemikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagaisumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawabantara guru dan siswa. Oleb sebab itu kemampuan guru dalam menggunakanteknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.

Page 144: JUDUL - UINSU

134

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalahmengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari prosesmental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswatak hanya dituntut agar menguasai ma teri pelajaran, akan tetapi bagaimanamereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yanghanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuanberpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkanke- mampuan berpikimya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utamapembelajaran melalui strategi inkuiri adalab menolong siswa untuk dapatmengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir denganmemberikan pertanyaan-pertanyaan dan men- dapatkan jawaban atasdasar rasa ingin tabu mereka.

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekat anpembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peranyang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif manakala:

a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawabandarisuatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demi kian dalamstrategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuanutama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalab prosesbelajar.

b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta ataukonsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlupembuktian.

c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadapsesuatu.

d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memilikikemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasilditerapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untukberpikir.

e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikanoleh guru.

Page 145: JUDUL - UINSU

135

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatanyang berpusat pada siswa.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan SPI

SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pengembanganintelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piagetdipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, socialexperience, dan equilibration.

Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologisdan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhantubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan sistem saraf. Pertumbuhanotak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadapkemampuan berpikir (intelektual) anak. Otak bisa dikatakan sebagai pusatatau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Menurut Sigelmandan Shaffer (1995), otak terdiri dari 100 miliar sel saraf (neuron) dan setiapsel saraf itu rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengansel-sel saraf lainnya. Neuron terdiri dari inti sel (Çðnucleus) dan sel bodiyang berfungsi sebagai panyalur aktivitas dari sel saraf yang satu ke selsaraf lainnya.

Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukanindividu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya.

Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan individu memungkinkan dapatmengembangkan aktivitas/daya pikir. Gerakan-gerakan fisik yang dilakukanpada akhirnya akan bisa ditransfer menjadi gagasan-gagasan atau ide-ide. Oleh karena itu, proses belajar yang murni tak akan terjadi tanpa adanyapengalaman-pengalaman. Bagi Piaget, aksi atau tindakan adalab komponendasar pengalaman.

Social experience adalah aktivitas dal am berhubungan dengan oranglain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk memper-timbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain, tetapi juga akanmenumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain di samping aturannyasendiri. Ada dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembanganintelektual. Pertama, pengalaman sosial akan dapat mengembangkankemampuan berbabasa. Kemampuan berbabasa ini diperoleh melalui percakapan,diskusi, dan argumentasi dengan orang lain. Aktivitas-aktivitas semacamitu pada gilirannya dapat memunculkan pengalaman-pengalaman mental

Page 146: JUDUL - UINSU

136

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang memungkinkan atau memaksa otak individu untuk bekerja. Kedua,melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi egocentricnya. Sedikitdemi sedikit akan muncul kesadaran bahwa ada orang lain yang mungkinberbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untukmengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendaban hati, toleransi,kejujuran etika, moral, dan lain sebagainya.

Equilibration adalab proses penyesuaian antara pengetabuan yangsudab ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Adakalanyaanak dituntut untuk memperbarui pengetabuan yang sudab terbentuksetelab ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.

Atas dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan SPI terdapatbeberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsiptersebut dijelaskan di bawah ini.

1. Berorientasi pada Pengembangan IntelektualTuan utama dari strategi inkuiri adalab pengembangan kemampuanberpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasikepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakanstrategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasaimateri pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa berakivitas mencaridan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukanoleh siswa melalui proses berpikir adalab sesuatu yang dapat ditemukan,bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yangharus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

2. Prinsip InteraksiProses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksiantara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksiantara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksiberarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagaipengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlumengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuanberpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengaturinteraksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebakoleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.Misalnya, interaksi hanya berlangsung antarsiswa yang mempunyaikemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahamansiswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang;

Page 147: JUDUL - UINSU

137

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itusendiri.

3. Prinsip BertanyaPeran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalahguru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk men jawabsetiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dariproses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanyadalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis danteknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanyahanya sekadajr untuk meminta perhatian siswa, bertanaa untuk melacak,bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untukmenguji.

4. Prlnslp Belajar untuk BerpikirBelajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajaradalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkanpotensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil,otak limbik, maupun otak neokortek. Pernbelajaran berpikir adalahpemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yanghanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksaanak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak dalamposisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis danrasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya denganmemasukkan unsur-unsur yang dapat memengaruhi emosi, yaitu unsurestetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.

5. Prinsip KeterbukaanBelajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segalasesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikankebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuanlogika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna ada lah pembelajaranyang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harusdibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruanguntuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisdan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

3. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan StrategiPembelajaran Inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Page 148: JUDUL - UINSU

138

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atauiklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikanagar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengantahapan preparation dal am strategi pembelajaran ekspositori sebagailangkah untuk mengondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, padalangkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswauntuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakanlangkah yang sangat penting. Keberhasilan SPI sangat tergantung padakemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalammemecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkinproses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yangdapat dilakukan dalam tahapam orientasi ini adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapatdicapai oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswauntuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah- langkahinkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskanmasalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukandalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa padasuatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikanadalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkanteka-teki itu. Dikatakan teka-tek‘i dalam rumusan masalah yang ingindikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didoronguntuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulahyang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui prosestersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berhargasebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengandemikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yangjelas yang harus dicari dan ditemukan.Ini penting dalam pernbelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikandalam merumuskan masalah, di antaranya:

Page 149: JUDUL - UINSU

139

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilikimotivasibelajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskanmasalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskansendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akandipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengantopik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.

Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka- tekiyang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapatmerumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudahada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.

Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudahdiketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikajilebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwasiswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalamrumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapaninkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yangterkandung dalam rumusan masalah.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yangsedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudahdimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuansetiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) darisuatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya,maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikirlebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuanmenebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapatdilakukan guru untuk mengembangkan kemampuam menebak (berhipotesis)pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yangdapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementaraatau dapat merumusktn berbagai perkiraan kemungkinan jawaban darisuatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai bi- poteais bukan sembarangperkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehinggahipotesis yang dimunculkan itu berlifat atonal dan logis. Kemampuanberpikir logis itu sendiri akan sangat dipengarubi oleh kedalaman wawasanyang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu

Page 150: JUDUL - UINSU

140

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

yang kang mempunyai wawasan akan suJit mengembangkan hipotesisyang rasional dan logis.

d. Mengumpuikan Data

Mengumpuikan data adaiah akti vitas menjaring informasi yang dibutuhkanuntuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategy pembelajaranInkulrl, mengumpuikan data merupakan proses mental yang sangat pentingdalam pengembangan intelcktual. Proses pengumpulan data bukan hanyamcmerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkanketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Olehsebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adaiah mengajukanpertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikirmencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiriadalah manakala siswa tidak apresiatif terbadap pokok permasalahan.

Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak-bergairaban dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejalasemacam ini, makaguru hendaknya secara terus-menerus memberikandorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenispertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsanguntuk berpikir.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adaiah proses mcnentultan jawaban yang dianggapditerima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkanpengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adaiahmencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di sampingitu, meguji hipotesis juga berarti mengem bangkan kemampuan berpikirrasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkanargtunentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dandapat dipertanggung- jawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuanyang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulanmerupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena

Page 151: JUDUL - UINSU

141

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskantidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untukmencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkanpada siswa data mana yang relevan.

4. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial

Pada awalnya strategi pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalamilmu-ilmu alam (natural science). Namun demikian, para ahli pendidikanilmu sosial mengadopsi strategi inkuiri yang kemudian dinamakan inkuirisosial. Hal ini didasarkan pada asumsi pentingnya pembelajaran IPS padamasyarakat yang semakin cepat berubah, seperti yang dikemukakanRobert A. Wilkins (1990: 85) yang menyatakan bahwa dalam kehidupanmasyarakat yang terus-menerus mengalami perubahan, pengajaran IPSharus menekankan kepada pengembangan berpikir. Terjadinya ledakanpengetahuan, menurutnya, menuntut perubahan pola mengajar dariyang hanya sekadar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui strategipembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan(drill) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan kemampuan berpikirkritis (critical thinking). Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkankemampuan berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial.

Menurut Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan strategi pern- belajaramdari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat(concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwametode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakatideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat.Oleh karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimanacaranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat.Melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun pengetahuanyang berguna bagi diri dan masyarakatnya.

Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu strategi pembela- jaran yang berorientsi kepada pengalaman siswa. Bruce Joyce dan MarshaWeil (1980: 310) menjelaskan:

Fore more than a decade, ‘¡inquiry” has been one the rallying cries ofeducational reformers. However, the termas actually had different meaningsto its users. To some, inquirymeant a general position toward child-centered learning and ,IOS refered to building mostfacets of educationaround the natural inquiry of the child. To others, it has meant the useof the modes of inquiry of the academic disciplines as teaching models.

Page 152: JUDUL - UINSU

142

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Menurut Joyce, lebih dari satu abad istilah inkuiri mengandung maknasebagai sal ah satu usaha ke arah pembaruan pendidikan. Namun demikian,istilah inkuiri sering digunakan dalam bermacam-macam arti. Ada yangmenggunakannya berhubungan dengan strategi mengajar yang berpusatpada siswa, ada juga yang menghubungkan istilah inkuiri dengan mengem-bangkan kemampuan siswa untuk menemukan dan merefleksikan sifat-sifat kehidupan sosial, terutama untuk melatih siswa agar hidup mandiridalam masyarakatnya.

Selanjutnya, ada tiga karakterlstik pengembangan strategi inkuirisosial. Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggappenting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanyarumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri. Ketiga, penggunaan faktasebagai pengujian hipotesis.

Dari karakteristik inkuiri seperti yang telah diuraikan di atas, makatampak inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan inkuiri padaumumnya. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji adalah masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat.

5. Kesulitan-kesulitan Implementasi SPI

SPI merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggapbarukhususnya di Indonesia. Sebagai suatu strategi baru, dalam penerapannyaterdapat beberapa kesulitan.

Pertama, SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankankepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayap yang samapentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama ini guru yangsudab terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikaninformasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak yang merasakeberatan untuk mengubah pola mengajarnya. Bahkan ada guru yangmenganggap SPI sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkankarena tidak sesuai dengan budaya dan sistem pendidikan di Indonesia.Memanguntuk meng- ubah suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan mudah,apalagi si at guru yang cenderung konvensional, sulit untuk menerimapembaruan-pembaruan.

Kedua, sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajarda dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikianbagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Karena budaya belajar

Page 153: JUDUL - UINSU

143

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulitmengubah pola belajar mereka dengan menjadikan belajar sebagai prosesberpikir. Mereka akan sulit manakala diajak memecahkan suatu persoalan.Mereka akan sulit manakala disuruh untuk bertanya. Demikian jugadalam menjawab pertanyaan. Mereka akan mengalami kesulitan untukmenjawab setiap pertanyaan, walaupun pertanyaan itu sangat sederhana.Biasanya siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk merumuskanjawaban dari suatu pertanyaan.

Ketiga, berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggaptidak konsisten. Misalnya, sistem pendidikan menganjurkan bahwa prosespembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajaran yang dapatmengembangkan kemampuan berpikir melalui pendekatan student activeearning atau yang kita kenal dengan CBSA, atau melalui anjuran penggunaankurikulum berbasis kompetensi (KBK), namun di lain pihak sistem evaluasiyang masih digunakan misalnya sistem ujian akhir nasional (UAN)

C. Strategi PembelajaranBerbasis Masalah (SPBM)

1. KonsepDasar dan Karakteristik SPBM

SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaranyang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapisecara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari SPBM. Pertama, SPBM merupakanrangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBMada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. SPBM tidak mengharapkansiswa hanya sekadar men- dengarkan, mencatat, kemudian menghafalmateri pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi,mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitaspembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkanmasalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpamasalah maka tidak mungkin ada proses pembela- jar an. Ketiga, pemecahanmasalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secarailmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah prosesberpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematisdan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; Sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalahdidasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan

Page 154: JUDUL - UINSU

144

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahantersebut bisa diambil dari buku teks atau dari dari sumber-sumber lainmisalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwadalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:

- Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapatmengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai danmemahaminyasecara penuh.

- Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikirrasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkanpengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanyaperbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuandalam membuat judgmentsecara objektif. Manakala guru menginginkankemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantanganintelektual siswa.

- Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawabdalam belajarnya.

- Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yangdipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antarateori dengan kenyataan).

2. Hakikat Masalah dalam SPBM

Antara strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dan strategi pernbelajaranberbasis masalah (SPBM) memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletakpadajenis masalah serta tujuan yang ingin dicapai.

Masalah dalam SPI adalah masalah yang bersifat tertutup. Artinya,jawaban dari masalah itu sudah pasti, oleh sebab itu jawaban dari masalahyang dikaji itu sebenarnya guru sudah mengetahui dan memahaminya,namun guru tidak secara langsung menyampaikannya kepada siswa DalamSPI tugas guru pada dasamya menggiring siswa melalui proses tanya jawabpada jawaban yang sebenarnya sudah pasti. Tujuan yang ingin dicapaioleh SPI adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang jawabandari suatu masalah.

Berbeda dengan SPI, masalah dalam SPBM adalah masalah yangbersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap

Page 155: JUDUL - UINSU

145

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengandemikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasimengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkanmasalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPBM adalah kemampuansiswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukanaltematif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empirisdalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antarasituasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yangterjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakandari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karenaitu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaranyang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Di bawahini diberikan kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.

1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik(conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman video, danyang lainnya.

2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentinganorang banyak (universal, sehingga terasa manfaatnya.

4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan ataukompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulumyang berlaku

5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswamerasa perlu untuk mempelajarinya.

3. Tahapan-tahapan SPBM

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan SPBM. JohnDeweyseorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkahSPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problemsolving), yaitu:

1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalahyang akan dipecahkan.

Page 156: JUDUL - UINSU

146

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secarakritis dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagaikemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkaninformasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskankesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yangdiajukan.

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswamenggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusanhasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBMmelalui kegiatan kelompok.

1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwatertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelasmasalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa memintapendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarikuntuk dipecahkan.

2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab erjadinya masalah,serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambatmaupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah.Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga padaakhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yangdapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang diperkirakan.

3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yangtelah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswadidorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasitentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan

4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilankeputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.

5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasiproses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan,-sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapanstrategi yang diterapkan. Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untukmenumbuhkan sikapilmiah.

Page 157: JUDUL - UINSU

147

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli, maka secaraumum SPBM bisa dilakukan dengan langkah-langkah:

1. Menyadari MasalahImplementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalahyang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswapada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan olehmanusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai olehsiswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkapkesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkinpada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu,akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu ataudua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besaratau kelompok kecil atau bahkan individual.

2. Merumuskan MasalahBahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari ke senjangan,selanjutnya difokuskan padamasalah apa yang pantas untuk dikaji.Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungandengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitandengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalahsiswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkanpengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, dan menganalisis masalahsehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik,dan dapat dipecahkan.

3. Merumuskan HipotesisSebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikirdeduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis. merupakan langkahpenting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkandari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebabakibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebabakibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagaikemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yangdapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuaidengan hipotesis yang diajukan.

4. Mengumpulkan DataSebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikirilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara

Page 158: JUDUL - UINSU

148

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

penyelesaian maslah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harussesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasiakan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh karenaitu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan datayang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalahkecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudianmemetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehinggamudah dipahami.

5. Menguji HipotesisBerdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukanhipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuanyang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaahdata dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya denganmasalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambilkeputusan dan kesimpulan.

6. Menentukan Pilihan PenyelesaianMenentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM.Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilihalternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan sertadapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungandengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibatyang akan terjadi pada setiap pilihan.

D. Strategi Pembelajaran Peningkatan KemampuanBerpikir (SPPKB)

Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepadasiswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsepyang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus-menerus denganmemanfaatkan pengalaman siswa. Walaupun tujuan SPPKB sama denganstrategi pembelajaran inkuiri (SPI), yaitu agar siswa dapat mencari danmenemukan materi pelajaran sendiri, akan teapi keduanya memiliki perbedaanyang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada pola pembelajaran yangdigunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalamansiswa sebagai titik tolak berpikir, bukan teka-teki yang harus dicari jawabannyaseperti dalam pola inkuiri.

Page 159: JUDUL - UINSU

149

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Hakikat dan Pengertian Strategi PembelajaranPeningkatanKemampuan Berpikir (SPPKB)

Telah dijelaskan bahwa sal ah satu kelemahan proses pernbelajaranyang dilaksanakan para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangankemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada matapelajaran apa pun kita lebih banyak mendorong agar siswa dapat menguasaisejumlah materi pelajaran. Strategi pembelajaran yang dibahas padabab ini adalah strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkankemampuan berpikir siswa. Strategi pembelajaran ini pada awalnyadiancang untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal inididasarkan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaranhafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik,strategi pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan padamata pelajaran lain. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggapsebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakanpelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaranlainnya, seperti IPA dan matematika (Sanjaya, 2002). Hal ini merupakanpandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apa pun diharapkan dapat membekalisiswa baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan kejenjangpendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagianbesar para guru. Mereka berpendapat bahwa IPS pada hakikatnya adalahpelajaran hafalan yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaranyang sarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau faktayang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan.

Sekarang, bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPSsebagai mata pelajaran hafalan? Bagaimana IPS dapat dijadikan matapelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa?Di bawah ini akan dijelaskan satu strategi pembelajaran berpikir dalampelajaran IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran hasildari pengembangan yang telah diuji coba (Sanjaya, 2002).

Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB)adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuanberpikir siswamelalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagaibahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.

Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas.Pertama, SPPKB adalab model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangankemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah

Page 160: JUDUL - UINSU

150

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

bukan sekadar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akantetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan danide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkankepada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakansalah satu kemam- puan berpikir.

Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakandasar pengembangan kemampuan bepikir, artinya pengembangan gagasandan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupansehari-hari dan/atau berdasarkan ke- mampuan anak untuk mendeskripsikanhasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang merekaperoleh dalam ke- hidupan sehari-hari.

Ketiga, sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkanmasalah Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia denganmanusia ataupun antara manusia dengan lingkungan. Proses interaksiini diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalkanyang berhubungan dengan tujuan perkembangan kognitif, afektif, ataupsikomotor. Tujuan pengembangan kognitif adalah proses pengembanganintelektual yang erat kaitannya dengan meningkatkan aspek pengetahuan,baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Apa hakikat dari pengetahuanitu? Bagaimana sebenarnya setiap individu memperoleh pengetahuan?Hal itu merupakan pertanyaan- pertanyaan yang mendasar yang membutuhkankajian filosofis.

Dilihat dari bagaimana pengetahuan itu bisa diperoleh manusia, dapatdidekati dari dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan rasionaldan pendekatan empiris. Rasionalisme menyatakan bahwa pengetahuanmenunjuk kepada objek dan kebenaran itu merupakan akibat dari deduksilogis. Aliran rasionalis menekankan pada rasio, logika, dan pengetahuandeduktif. Berbeda dengan aliran rasionalis, aliran empiris lebih menekankankepada pentingnya pengalaman dalam memahami setiap objek. Aliranini memandang bahwa semua kenyataan itu diketahui melalui indradan kriteria kebenaran itu adalah kesesuaian dengan pengalaman. Dengandemikian, pandangan empirisme menekankan kepada pengalaman danpengetahuan induktif.

Apabila kita simak, baik aliran rasional maupun aliran empiris, keduanyaberangkat dari dasar pemikiran yang sama, yaitu bahwa sumber utamadari pengetahuan adalah dunia luar atau objek yang ada di luar individu;atau objek yang menjadi pengamatannya. Yang menjadi masalah adalah

Page 161: JUDUL - UINSU

151

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

apakah pengetahuan itu semata-mata hanya terbentuk karena objek itu?Bukankah objek itu tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa individu sebagaisubjek yang menafsirkan data objektif itu? Apa artinya sebuah kenyataantanpa interpretasi dari subjek? Apakah pengetahuan itu bersifat statisyang telah dihasilkan oleh pemikir terdahulu seperti yang diklaim olehaliran idealisme?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus berkembang dan menjadibahan pemikiran manusia, hingga muncul aliran konstruktivisme yangberkembang pada pengujung abad dua puluh ini. Seperti yang telah dibahaspada bab terdahulu, menurut aliran konstruktivisme, pengetahuan ituterbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuanindividu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamati. Menurutkonstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksioleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentukoleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatandan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Keduafaktor itu sama pentingnya. Dengan demikian, pengetahuan itu tidakbersifat statis tapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihatdan mengkonstruksinya. Inilah dasar filosofis dalam pembelajaran berpikir.Selanjutnya tentang hakikat pengetahuan menurut filsafat konstruktivismeadalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka,tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui subjek.

b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yangperlu untuk pengetahuan.

c. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsimembentuk pengetahuan apabila konsepsi itu berhadapan denganpengalaman-pengalaman seseorang (Suparno, 1992: 21).

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka dalam proses pembelajaranberpikir, pengetahuan tidak diperoleh sebagai hasil transfer dari oranglain, akan tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka denganobjek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan yang ada. Suatu pengetahuandianggap benar, manakala pengetahuan tersebut berguna untuk menghadapidan memecahkan persoalan atau fenomena yang muncul. Aliran konstruktivismemenganggap bahwa pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja dariseseorang kepada orang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh

Page 162: JUDUL - UINSU

152

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

masing-masing individu. Oleh sebab itu, model pembelajaran berpikirmenekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akanobjek, menganalisis, dan mengkonstruksinya sehingga terbentuk pengetahuanbaru dalam diri individu.

Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologi kognitif. Menurutaliran kognitif, belajar pada hakikatnya merupakan peristiwa mental, bukanperistiwa behavioral. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalahadanya aktor pendorong yang menggerakkan fisik itu. Mengapa demikian?Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya.Kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk berperilaku. Piagetmenyatakan: “... children have a built-in desire to learn.” Inilah yang melatarbelakangiSPPKB.

Dalam perspektif psikologi kognitif sebagai landasan SPPKB, belajaradalah proses aktif individu dalam membangun pengetahuan dan pencapaiantujuan. Artinya, proses belajar tidaklah tergantung kepada pengaruhdari luar, tetapi sangat tergantung kepada individu yang belajar (studentcentered). Individu adalah organisme yang aktif. Ia adalah sumber daripadasemua kegiatan. Pada hakikatnya manusia adalah bebas untuk berbuat,manusia bebas untuk membuat satu pilihan dalam setiap situasi, dan titikpusat kebebasan itu adalah kesadarannya sendiri. Oleh sebab itu psikologikognitif memandang bahwa belajar itu merupakan proses mental. Tingkahlaku manusia hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat darieksistensi internal yang pada hakikatnya bersifat pribadi. Brower danHilgard (1986: 421) menjelaskan bahwa teori kognitif berkenaan denganbagaimana seseorang memperoleh pengetahuan dan bagaimana merekamenggunakan pengetahuan tersebut untuk berperilaku lebih efektif.

2. Hakikat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau SPPKBmerupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikandan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reason (1981),berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadarmengingat (remembering) dan mem ah ami (comprehending). MenurutReason mengingat dan memahamjj lebih bersifat pasif daripada kegiatanberpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usahapenyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan

Page 163: JUDUL - UINSU

153

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

kembali atas permintaan; sedangkan memahami memerlukan pemerolehanapa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalammemori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebab-kan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya.Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi barudari suatu persoalan yang dihadapi.

Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami,oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalammengembangkan kemampuan berpikir. Artinya,belum tentu seseorangyang memiliki kemampuan mengingat dan memahami memiliki kemampuanjuga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudahpasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini sepertiyang dikemukakan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjaditanpa adanya memori. Bila seseorang kurang memiliki daya ingat (workingmemory), maka orang tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalahdan informasi yang cukup lama. Jika seseorang kurang memiliki dayaingat jangka panjang (long term memory), maka orang tersebut dipasti-kan tidak akan memiliki catatan masa lalu yang dapat digunakan untukmemecahkan masalah-masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengandemikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukankemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingatdan memahami diperlukan proses mental yang disebut berpikir.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekadarmodel pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat ‘mengingatdan memahami berbagai data, fakta, atau konsep, akan tetapi bagaimanadata, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatihkemampuan berpikir siswa dalam meng- hadapi dan memecahkan suatupersoalan.

3. Karakteristik SPPKB

Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkankemampuan berpikir, SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagaiberikut:

1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mentalsiswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanyamenuntut siswa sekadar mendengar dan mencatat, tetapi menghendakiaktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar belakang

Page 164: JUDUL - UINSU

154

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalahperistiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankanaktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidakhanya peristiwa hubungan stimulus-respons saja, tetapi juga disebab-kan karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.

Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasiSPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secaramental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utamapara guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaranitu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimanacara mereka mempelajarinya.

b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitifsiswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari serta metodaapa yang akan digunakan.

c. Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal iniguru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubunganantarbagian yang dipelajari.

d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakalasiswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yangtelah mereka miliki. Dengan demikian guru harus dapat membantusiswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan baruberhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

e. Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari.Merespons dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitassecara fisik.

2. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secaraterus-menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawabitu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuanberpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapatmembantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksisendiri.

3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada duasisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Prosesbelajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan

Page 165: JUDUL - UINSU

155

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan ataupenguasaan materi pembelajaran baru.

4. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional

Ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yangselama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah:

1. SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinyapeserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengancara menggali pengalamannya sendiri; sedang- kan dalam pembelajarankonvensional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yangberperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2. Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melaluipenggalian pengalaman setiap siswa; sedangkan dalam pembelajarankonvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.

3. Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkandalam pembelajaran konvensinal perilaku dibangun atas proses kebiasaan.

4. Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman;sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperolehmelalui latihan-latihan.

5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuanberpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dengankenyataan; sedangkan dalam pembelajaran-konvensional tujuanakhir adalah penguasaan materi pembelajaran.

6. Dalam SPPKB, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran dirisendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karenaia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bernanfaat;sedangkan dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilakuindividu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individutidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman.

7. Dalam SPPKB, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembangsesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap pesertadidik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuanyang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional, hal ini tidakmungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final,oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

Page 166: JUDUL - UINSU

156

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

8. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalamproses berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka kriteria keberhasilanditentukan oleh proses dan hasil belajar; sedangkan dalam pembelajarankonvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur darites.

Beberapa perbedaan pokok di atas menggambarkan bahwa SPPKBmemang memiliki perbedaan baik dilihat dari asumsi maupun prosespelaksanaan dan pengelolaannya.

5. Tahapan-tahapan Pembelajaran SPPKB

SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuhdalambelajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkansiswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasanguru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukansaja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman,namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (Georgew. Maxim)

Ada 6 tahap dalam SPPKB. Setiap tahap dijelaskan berikut ini.

1. Tahap OrientasiPada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukanpembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasantujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan denganpenguasaan materi pelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yangberhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikiryang harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yangharus dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukansiswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.

Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalamproses pembelajaran seperti yang dijelaskan pada tahap orientasi sangatmenentukan keberhasilan SPPKB. Pemahaman yangbaik akan membuatsiswa tabu ke mana mereka akan dibawa, sehingga ‘dapat menumbuhkanmotivasi belajar mereka. Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapanyang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untukitulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampumenggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.

Page 167: JUDUL - UINSU

157

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2. Tahap PelacakanTahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami.-pengalamandan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalanyang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkandialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yangtelah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akandikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukanbagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab padatahapan-tahapan selanjutnya.

3. Tahap KonfrontasiTahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harusdipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan iniguru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yangmemerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuaidengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengankemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperolehpada tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat niengembangkandialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan men-dorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaranpada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.

4. Tahap InkuiriTahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahapinilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri,siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebabitu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatankepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahanpersoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkankeberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap faktasesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan,mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya.

5. Tahap AkomodasiTahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan barumelalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapatmenemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau temapembelajaran.Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat

Page 168: JUDUL - UINSU

158

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitartopik yang dipermasalahkan. Tahap akomodasi bisa juga dikatakansebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswadiarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yangdianggap penting dalam proses pembelajaran.

6. Tahap TransferTahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadandengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan sebagaitahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiapsiswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini gurudapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.

Sesuai dengan tahapan-tahapan dalam SPPKB seperti yang telahdijelaskan di atas, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agarSPPKB dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagaipengelola pembelajaran.

1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebabitu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuka dan salingmenghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannyadalam menyampaikan pengalaman dan gagasan. Dalam SPPKB guruharus menempatkansiswa sebagai subjek belajar bukan sebagai objek.Oleh sebab itu, inisiatif pembelajaran harus muncul dari siswa sebagaisubjek belajar.

2. SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntutuntuk dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuanbertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing,bertanya induktif-deduktif, dan mengembangkan pertanyaan terbukadan tertutup. Hindari peran guru sebagai sumber belajar yang memberikaninformasi tentang materi pelajaran.

3. SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkandalam suasana dilalogis, karena itu guru harus mampu merangsangdan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan,menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta sosialserta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusunkesimpulan dan mencari hubungan antar-aspek yang dipermasalahkan

Page 169: JUDUL - UINSU

159

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

E. Strategi Pembelajaran Kooperatif(SPK)

1. Konsep Strategi Pembelajaran Koperati (SPK)

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajaryang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untukmencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsurpenting dalam SPK, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok, (2) adanyaaturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok;dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalamsetiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkanbeberapa pendekatan, di antaranya pengelompokan yang didasarkanatas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latarbelakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuranbaik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslahmenjadi pertimbangan utama.

Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatansemua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswasebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugassetiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.

Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkankemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuanbaru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehinggaantarpeserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman,maupun gagasan-gagasan.

Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompokdapat memabami sasaran setiap kegiatan belajar.

Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategipembelajaran kooperatif (cooperative learning) (SPK). SPK merupakan strategipembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkanpara ahli pendidikan untuk di- gunakan. Slavin (1995) mengemukakandua alasan, pertama, bebe- rapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaanpembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligusdapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap

Page 170: JUDUL - UINSU

160

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkanharga diri’. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhansiswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikanpengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajarankooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaikisistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran denganmenggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empatsampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaiandilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan(reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.Dengan demi- kian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantunganpositif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkantanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan inter-personal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu,mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehinggasetiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikankontribusi demi keberhasilan kelompok.

SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif(cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (icooperativeincentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkananggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok: sedangkanstruktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkanmotivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Strukturinsentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karenamelalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras untukbelajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran,sehingga mencapai tujuan kelompok.

Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memilikidampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar pesertadidik (student achievement) juga mempunyai dampak pengiring sepertirelasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah,harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan sukamemberi pertolongan pada yang lain.

Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala:

Page 171: JUDUL - UINSU

161

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

o Guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individualdalam belajar.

o Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintarsaja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.

o Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari temanlainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.

o Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasisiswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

o Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambahtingkat partisipasi mereka.

o Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalammemecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

2. Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK

a. Karakteristik SPK

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yanglain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebihmenekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yangingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaanbaban pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaanmateri tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas daripembelajaran kooperatif.

Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajarmelalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektifmotivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektifelaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yangdiberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompokakan saling membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individupada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akanmendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilankelompoknya.

Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akansaling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semuaanggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim denganmengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang

Page 172: JUDUL - UINSU

162

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperolehkeberhasilan.

Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksiantara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untukberpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwasetiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasiuntuk menambah pengetahuan kognitinya. Dengan demikian, karakteristikstrategi pembelajaran kooperatif dijelaskan di bawah ini.

a. Pembelajaran Secara TimPembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakantempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampumembuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok)harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untukitulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilantim. Setiap kelompok bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiriatas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin,dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiapanggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberidan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikankontribusi terhadap keberhasilan kelompok.

b. Didasarkan pada Manajemen KooperatifSebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsipokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan,dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif.Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatifmemerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaranberjalan secara efektif, misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimanacara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuanitu dan lain sebagainya. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwapembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan,melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasukketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasimenunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersamaantar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugasdan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkanbahwa dalam pembelajaran kooperatf perlu ditentukan kriteria keberhasilanbaik melalui tes maupun nontes.

Page 173: JUDUL - UINSU

163

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

c. Kemauan untuk Bekerja SantaKeberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilansecara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankandalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukansaja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akantetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya, yangpintar perlu membantu yang kurang pintar yang terbaik untuk keberhasilankelompoknya. Untuk mencapai bal tersebut, guru perlu memberikanpenilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisaberbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

d. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yangluaskepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikaninformasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikanpengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untukbekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihanmasing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasaldari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yangberbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalamproses saling memperkaya antar- anggota kelompok.

e. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasiaktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekalmereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelummelakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuanberkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi,misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara,padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.

Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekalidengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakanketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun,tidak memojokkan; cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnyabaik dan berguna.Keterampilan berkomunikasi memang memerlukanwaktu. Siswa tak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap.Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih, sampai pada akhirnyasetiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.

Page 174: JUDUL - UINSU

164

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

b. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Peosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empattahap, yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian;dan (4) pengakuan tim.

1. Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuanutama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materipelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentangmateri pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalammateri dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapatmenggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, bahkankalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi. Di samping itu, gurujuga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaiandapat lebih menarik siswa.

2. Belajar dalam Kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok- pokokmateri pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknyamasing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalamSPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakangagama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik.Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanyaterdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengankemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademiskurang (Anita Lie, 2005). Selanjutnya, Lie menjelaskan beberapa alasanlebih disukainya pengelompokan heterogen. Pertama, kelompok heterogenmemberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan salingmendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antarras,agama, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkanpengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuanakademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang.Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan

Page 175: JUDUL - UINSU

165

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.

3. Penilaian

Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes ataukuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tesindividual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiapsiswa,* dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiapkelompok. Hasil akhir setiap siswa adalab penggabungan keduanya dandibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki niai sama dalam kelompoknya.Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknyayang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

4. Pengakuan Tim

Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggappaling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikanpenghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebutdiharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga mem-bangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasimereka.

F. Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif

Kreativitas terkait langsung dengan produktivitas dan merupakanbagian esensial dalam pemecahan masalah. Bagaimana cara meningkatkankreativitas yang masih terpendam dalam diri siswa? Menurut Wankat danOreovoc (1995) meningkatkan kreativitas siswa dapat dilakukan dengan:

a. Mendorong siswa untuk kreatif (tell student to be creative),b. Mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif (teach student

some creativity methods), danc. Menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan siswa (accept the result of

creative exercises)

Dalam usaha mendorong agar siswa menjadi kreatif (tell studentto be creative) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

Page 176: JUDUL - UINSU

166

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

a. Mengembangkan bebarapa pemecahan masalah yang kreatif untuksuatu masalah,

b. Memberikan beberapa cara dalam memcahkan suatu masalah, danc. Membuat daftar beberapa kemungkinan solusi untuk suatu masalah.

Dalam mengajari siswa agar menjadi kreatif (teach student somecreativity methods), dapat dilakukan dengan:

a. Mengambangkan ide sebanyak-banyaknya,b. Mengembangkan ide berdasarkan ide-ide orang lain,c. Jangan memberi kritik pada saat pengembangan ided. Mengevaluasi ide-ide yang telah ada, dane. Menyimpulkan ide yang terbaik.

Terimalah ide-ide kreatif yang dihasilkan siswa (accept the result ofcreative exercises). Hal terpenting dalam tahap ini adalah menerima ide-ide siswa dan bantulah siswa membangun ide-ide yang lebih cemerlang.Secara operasional hal ini bisa dilakukan dengan:

a. Memberi catatan tentang aspek yang positif dari ide,b. Memberi catatan tentang aspek negative dari ide, danc. Memberi catatan hal yang sangat menarik ide.

Menurut Marzano (1992) dalam proses pembelajaran konstruktivisme,guru harus mampu menumbuhkan kebiasaan berfikir produktif, yangditandai dengan:

a. Menumbuhkan kemampuan berfikir dan belajar yang teratur secaramandiri,

b. Menumbuhkan sikap kritis dalam berfikir, danc. Menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir dan belajar.

Namun, harus diakui bahwa antara kretivitas dan produktivitas merupakanhal yang saling berkaitan, dan dalam proses pembelajaran hal tersebutharus ditumbuhkan secara bersamaan. Pada awalnya strategi kreatif-produktifdisebut dengan strategi strata (Wardani, 1981), kemudian dengan berbagaiprosuktif (Depdiknas, 2005). Pembelajaran kreatif-produktif merupakanstrategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatanpembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas prosesbelajar mengajar. Pendekatan tersebut antara lain belajar aktif dan kreatif

Page 177: JUDUL - UINSU

167

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

(CBSA) yang juga dikenal dengan strategi inkuiri (Suchman, 1962; Joni,1984; Black, 2003), strategi pembelajaran kostruktif (Murphy, 1997; Brooks,& Brooks, 1993) serta strategi pembelajaran kolaboratif dan koperatif(Molyneux, 1992; Lie, 2002). Strategi pembelajran ini diharapkan dapatmenentang para siswa untuk menghasilkan suatu yang kreatif sebagairekreasi atau pencerminan pemahamannya terhadap masalah/topic yangdikaji.

Strategi pembelajaran kreatif-produktif memiliki beberapa karakteristikyang membedakannya dengan strategi pembelajaran lainnya. Karakteristikstrategi pembelajaran kreatif-produktif antara lain sebagai berikut.

a. Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran.b. Siswa didorong untuk menemukan / mengonstruksi sendiri konsep

yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagaicara seperti observasi, diskusi, atau percobaan.

c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikantugas bersama.

d. Pada dasarnya untuk menjadi kreatif seseorang harus bekerja keras,berdedikasi tinggi, serta percaya diri.

Dengan mengacu kepada karakteristik tersebut, strategi pembelajarankreatif-produktif diasumsikan mampu memotivasi siswa dalam melaksanakanberbagai kegiatan sehingga merasa tertentang menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif.

1. Tahap Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran, strategi kreatif-produktif harusdilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Terdapat 5 tahap strategi pembelajarankreatif, produktif, yaitu (a) orientasi, (b) eksplorasi, (c) interpensi, (d) rekreasi,dan (e) evaluasi (Depiknas, 2005)

a. Orientasi

Tahap ini diawali dengan orientasi untuk menyepakati tugas danlangkah pembelajaran. Dalam hal ini guru mengkomunikasikan tujuan,materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkandari siswa, serta penilaian yang diterapkan. Menurut Borich (1988) tahaporientasi sangat penting dilakukan pada awal pembelajaran, karena dapat

Page 178: JUDUL - UINSU

168

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

memberi arah dan petunjuk bagi siswa tentang kegiatan pembelajaranyang akan dilakukan. Pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan untukmengungkapkan pendapat tentang langkah/ cara kerja serta hasil akhiryang diharapkan serta penilaian. Dalam tahap ini terjadi negosiasi antarasiswa dan guru tentang aspek-aspek tersebut, namun pada akhirnya diharapkanterjadi kesepakatan anatara guru dan siswa.

b. Eksplorasi

Dalam tahap ini, siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah /konsep yang dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, sepertimembaca, melakukan observasi, wawancara, melakukan percobaan, browsinglewat internet, dan sebagainya. Melalui kegiatan eksplorasi siswa akandirangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya (curiosity) dan haltersebut dapat memacu kegiatan belajar selanjutnya (Black, 2003). Kegiatanini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Waktu untukeksplorasi disesuaikan dengan luasnya cakupan bidang / bahasan yangakan dibahas. Agar eksplorasi terarah, guru harus membuat panduan singkat,yang memuat tujuan, waktu, materi, cara kerja serta hasil akhir yangdiharapkan.

c. Interpretasi

Dalam tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatananalisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali,jika memang hal itu diperlakukan kembali. Tahap interpretasi sangat pentingdilakukan dalam kegiatan pembelajaran karena melalui tahap interpretasisiswa didorong untuk berfikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi)sehingga terbiasa dalam memcahkan masalah meninjau dari berbagaiaspek (Brooks & Brooks, 1993). Interpretasi sebaiknya dilakukan padajam tatap muka. Jika eksplorasi dilakukan oleh kelompok, setiap kelompokselanjutnya diharuskan menyajikan hasil pemahamannya di depan kelasdengan cara masing-masing, diikuti tanggapan siswa lain. Pada akhirtahap ini diharapkan semua siswa sudah memahami konsep/ topik/ masalahyang dikaji.

d. Rekreasi

Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang

Page 179: JUDUL - UINSU

169

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

mencerminkan pemahamannya terhadap/ topik/ masalah yang dikajimenurut kreasinya masing-masing. Menurut Clegg & Berch (2001) padasetiap akhir suatu pembelajaran, sebaiknya siswa dituntut untuk mampumenghasilkan sesuatu sehingga apa yang telah dipelajarinya menjadi bermakna,lebih-lebih untuk memecahkan masalah yang sering dijumpai pada kehidupansehari-hari. Rekreasi dapat dilakukan secara individual atau kelompoksesuai dengan pilihan siswa. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif sehinggadapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pem-belajaran. Selama proses pembelajaran evaluasi dilakukan dengan mengamatisikap dan kemampuan berfikir siswa. Hal-hal yang dinilai selama prosespembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi,kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan /argumentasi, kemampuan untuk bekerja sama dan memikul tanggungjawab bersama. Sedangkan evaluasi pada akhir pembelajaran adalahevaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan siswa. Kriteria penilaiandapat disepakati bersama pada waktu orientasi.

Secara grafis strategi pembelajaran kreatif-produktif dapat digambarkansebagai berikut.

Page 180: JUDUL - UINSU

170

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

2. Penerapan di Kelas

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajarandapat dijabarkan sebagai berikut.

PRINSIP DASAR PROSEDUR

Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional

dalam pembelajaran

Siswa didorong mengonstruksikan konsep/teori

dengan berbagai cara

Memberi kesempatan siswa untuk bertanggung jawab meyelesaikan tugas secara

bersama

Untuk menjadi kreatif seseorang harus bekerja keras,

berdedikasi tinggi, serta percaya diri

Orientasi

Eksplorasi

Interpretasi

Rekreasi

Eva luasi 

No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Orientasi Mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian

Menanggapi/ mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian.

2. eksplorasi Fasilitator, motivator, mengarahkan dan memberi bimbingan belajar

Membaca, melakukan observasi, wawancara, melakukan percoba-an, browsing lewat internet, dan sebagainya.

3. Interpretasi Membimbing, fasilitator, mengarahkan.

Analisis, diskusi, tanya jawab, atau berupa percobaan kembali

Page 181: JUDUL - UINSU

171

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

3. Hasil Penelitian

Pembelajaran strategi kreatif-produktif merupakan strategi yangdikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaranyang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.Pendekatan tersebut antara lain belajar aktif dan kreatif (CBSA) yangjuga dikenak dengan strategi inkuiri, strategi pembelajaran konstruktif,serta strategi pembelajaran kolaboratif dan koperatif. Berbagai strategiyang menjadi landasan strategi kreatif-produktif tersebut telah terbuktiberhasil meningkatkan kualitas pembelajaran. Beberapa model pembelajarankonstruktivisme yang menjadi landasan strategi kreatif-produktif jugatelah terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Murphy, 1997;Brooks, & Brooks, 1993). Pada pihak lain strategi pembelajaran koperatif(Molyneux, 1992: Lie, 2002) yang juga menjadi landasan strategi kreatif-produktif juga terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Rekreasi Membimbing, mengarah-kan, memberi dorongan, menumbuhkan daya cipta.

Mengambil kesimpulan, meng-hasilkan sesuatu / produk yang baru.

5. Evaluasi Melakukan evaluasi, memberi balikan

Mendiskusikan hasil evaluasi.

Page 182: JUDUL - UINSU

172

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB X

INOVASI DAN MUTUPEMBELAJARAN

A. Konsep Mutu

1. Pengertian Mutu

Pernyataan-pernyataan tujuan dan misi bisa merujuk pada efektifitasatau perbaikan, tapi juga merujuk pada aspirasi-aspirasi mutu.Konsep-konsep seperti kepemimpinan transformasional juga cukup

relevan.

Lee dan Walker (1997, hal. 103) dalam mendiskusikan pendekatansekolah secara menyeluruh terhadap perubahan kurikulum dalam studikasus sekolah di Hongkong, mengidentifikasi dua paradigma baru sangatmendukung pendidikan mutu:

No Paradigma

Lama Paradigma Baru

1. Manajemen Kepemimpinan (semua pekerjaan adalah manajer)

2. Jenjang vertikal Segi cara (struktur pembuatan keputusan yang lebih terbuka dan partisipatif)

3. Peran yang fiks Peran yang fleksbel

4. Tanggung jawab individu

Pembagian tanggung jawab (teamwork)

5. Otokratik kolaboratif

6. Menyampaikan keahlian

Mengembangkan keahlian (sistem penilaian dan pengembangan staf yang efektif)

7. Status Status (semua partisipan dinilai keunikan dan kontribusi khususnya)

Page 183: JUDUL - UINSU

173

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Mutu digunakan di sini dalam hal umum, tapi konteks manajemen,jaminan mutu dan konsep seperti manajemen mutu terpadu (TQM) memilikimakna yang khusus.

Konsep jaminan mutu dan TQM diderivasi dalam konteks pendidikan.Misalnya, di Hongkong, ‘pendidikan sekolah mutu’ diabadikan dalam dokumenkonsultatif ECR7 yang merekomendasikan pengembangan sebuah kerangkakerja yang lengkap untuk pengembangan dan pengawasan pendidikansekolah mutu (Dimmock, 1998, hal. 365). Ide-ide tentang manajemenmutu telah ditemukan secara khusus cocok untuk diterapkan dalam sektorpendidikan tinggi di Inggris Raya.

“Kebanyakan perguruan tinggi sekarang mengakui perbaikan mututerus menerus adalah esensial agar tetap survive dan berhasil. Ini seringkali direleksikan dalam statemen-statemen dan rencana-rencana strategisdan operasional. Filosofi manajemen yang cukup familiar dan cocokbagi masyarakat di FE adalah manajemen mutu terpadu (TQM). Iamemiliki konsep perbaikan mutu terus menerus sebagai intinya” (FEFC,1997, hal. 39-40).

Bagaimanapun juga, anjuran pada perguruan tinggi untuk menggunakankonsep ini dam membuat daftar tingkat model-model mutu dan pendekatan-pendekatannya, cocok untuk diterapkan pada perguruan tinggi masing-masing. Sedangkan nama yang dilekatkan pada model mutu yang diadopsitidaklah penting:

“Tiga tahun lalu pendidian TQM sangat penting bagi kita: ia memberikita alat-alat untuk memonitor performa kita secara cermat dalammenggunakan data dan membantu kita mengklarifikasi perlengkapankita terkait dengan pelanggan eksternal dan internal, produk, dan layanan.Saat ini prioritas-prioritas pengembangan telah berubah dan kita sekarangbekerja kea rah IIP (invertors in people) karena itu sangat menentukansasaran kita ke depan. Kadang-kadang label kite-mark bisa kita pakaidan kita hentikan penggunaannya. Yang terpenting adalah mutu pengalaman-pengalamann siswa/mahasiswa dan pelanggan lainnya (internal dan

8. Efisiensi Efektitas

9. Kontrol Release (seluruh anggota dapat meningkatkan skill dan energinya untuk organisasi dalam sebuah kultur yang motivatif)

10. Kekuatan Pemberdayaan (memperoleh sesuatu yang dilakukan dengan mendorong orang untuk melakukannya)

Page 184: JUDUL - UINSU

174

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

eksternal). Ide dalam literatur mutu untuk mencocokkan dengan dirisendiri dan prioritas-prioritasnya. Seringkali label atau akronim yangdipakai menjadi tidak relevan” (Dr. R. Evans, Principal, Stockport Collegeof Further dan Higher Education, dikutip dari FEU, 1995, hal. 8).

Kerangka kerja inspeksi untuk perguruan tinggi (FEFC, 1993) mengaturelemen-elemen layanan mutu, sehingga inspektor dapat menilai:

o Kebijakan-kebijakan mutu serta jaminan dan kontrolnyao Pendirian, pengawasan, dan review terhadap standard an targeto Kegunaan indikator-indikator performao Laporan reguler yang mencakup feedback statistik dan evaluatif dari

pengambilan termasuk di antaranya siswa dan pimpinan.o Keterkaitan dengan penilaian staf dan pengembangan staf

Bagaimanapun juga, rezim inspeksi baru cenderung lebih menekankanpada validasi penilaian diri (self-assessment): kerangka kerja inspeksi yangdirevisi didesain untuk memasukkan ke dalam sektor kultur kritik diri (self-critical) melalui penekanan pada self-assessment dan program inspeksiyang menilai kemampuan untuk membuat keputusan secara komprehensifdan akurat tentang perlengkapan tentang dasar prosedur yang cermatuntuk jaminan mutu (FEFC, 1997, hal. 68-69).

Kebijakan mutu dimasukkan ke dalam sistem melalui pentingnyaself-assessment. Perguruan tinggi akan diberi status terakreditasi apabilainspektor diberikan keyakinan tentang beberapa hal:

o Eksistensinya dalam perguruan tinggi formal dan pengawasan yangefektif serta pengarahan jaminan mutu.

o Self-assessment reguler dan cermat, divalidasi sejak subjek inspeksiperguruan tinggi.

o Susunan dan pencapaian yang konsisten terhadap target-target yangtepat untuk performa institusional, dan pembuktian bahwa prestasisiswa dikembangkan dan dijaga hingga pada level yang tinggi selamatiga tahun periode.

o Aksi yang efektif mengakui kelemahan dan menunjukkan akuntabilitas.

Sama halnya dengan sektor perguruan tinggi, Heigher EducationCouncil (HEQC, 1996) telah menyusun pedoman jaminan mutu untukuniversitas.

Page 185: JUDUL - UINSU

175

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pedoman ini tidak dimaksudkan untuk memaksakan sebuah system,tapi untuk menujukkan wilayah-wilayah yang harus dituju oleh institusitersebut melalui jaminan mutu, dimana jaminan mutu merupakan makna-makna yang mana dengannya sebuah institusi bisa menegaskan bahwakondisi-kondisi tempat siswa mencapai standard-standard, disusun olehinstitusi.

Jaminan mutu bisa berarti sebuah system yang sangat relevan denganmanajmen standard yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhanpelanggan. Walaupun demikian, West-Burnham (1992, hal. 15) yang mem-bahas relevansi TQM sebagai sebuah proses manajemen, mengatakanbahwa mutu harus tampak dalam terma hubungan dari pada tujuan yangtidak dapat dicapai. Hal terpenting dari hubungan tersebut bisa dilihatpada sifat dari proses inspeksi, control mutu, jaminan mutu dan manajemenmutu, yang mana West-Burnham menyatakan bentuk sebagai hirarkipendekatan-pendekatan, yang dengannya inspeksi bisa dilihat sebagaisatu akhir dari sebuah spectrum dan TQM adalah hal lain

2. Hakikat Mutu

Harrington (1994: 24) mendefinisikan kualitas atau mutu sebagai“meeting or customers expectation at theprocess that represmt value to them”.Dalam hal ini, dijelaskan bahwa mutu merupakan sesuatu yang diharapkanpara pelanggan, masyarakat umum ata upun masyarakat pendidikandan dianggap memiliki nilai-nilai tertentu yang sesuai dengan harapanmereka. Selanjutnya, Juran yang dikutip oleh Schuler dan Harris (1992:121) mengemukakan bahwa mutu: “quality isfitnessfor use”. Definisi inimengandung pengertian bahwa mutu ditentukan oleh kesesuaian peng-gunaannya.

Grosby, yang dikutip oleh Cartada menyatakan; “quality is conformanceto requirement”. Dengan demikian, sesuatu dapat disebut bermutu apabilasesuai dengan persyaratan j yang ditentukan. Selanjutnya, Goetsch danDavis (1994:4), mengemukakan bahwa mutu J merupakan Suatu kondisidinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusiai proses danlingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berkaitan denganhal tersebut, Deming (yang dikutip oleh Tjiptodo, 2001: 53), mengemukakanbahwa “gualitwI should be aimed at the needs of the costomer, present andfuture.”.“Quality is on goingprocess of buildirA and sustaining relationship by assessing,anticipating, and julfilling and implied needs”.

Page 186: JUDUL - UINSU

176

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa untuk menghasilkanpendidikan yang bermutu, suatu lembaga perlu memberikan pelayananyang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan pendidikan.Dalam dunia pendidikan, pelanggan utamanya adalah peserta didik danpelanggan selanjutnya adalah pengguna hasil pendidikan/ antara lainadalah masyarakat dan pemerintah.

3. Perspektif Perkembangan Mutu

Mutu dapat pula dijelaskan dari berbagai pendekatan yang digunakandalami mengartikan mutu. Garvin (Tjiptodo, 2001: 53) mengemukakanbahwa menurut:

Perkembangan yang ada maka mutu dapat dijelaskan dari lima pendekatan,yaitu sebagai berikut.

o Transendental approach, yang memandang mutu sebagai innateexelence, yang artinya mutu dapat dirasakan atau diketahui, tetapisulit untuk didefinisikan.

o Product-based approach, yang memandang mutu sebagai produkdengan karakteristik yang dapat diukur dan dikuantifikasikan.

o User-based approach,yang mengemukakan bahwa mutu didasarkanpada pelanggan yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda.

o Manufacturing-based approach, mengemukakan bahwa mutu ditentukanberdasarkan standar-standar yang ditetapkan oleh perusahaan,bukan oleh konsumen yang menggunakannya.

o Value-based approach, memandang mutu sesuatu yang bersifatrelatif, sehingga produk yang memiliki mutu paling tinggi belumtentu merupakan produk yang paling bernilai. Selanjutnya, mutuadalah kesesuaian antara kebutuhan dengan persyaratan {conformanceto the reguiremeni).

Oleh sebab itu, dalam menentukan mutu institusi pendidikan sebagaipenyelenggara pelayanan akademik, perlu pertimbangkan atribut-atribut yang harus mendapat penekanan dalam perbaikan dan penjaminanmutu pelayanan, yang menyangkut hal berikut.

o Ketepatan waktu, yang berkaitan dengan waktu tunggu dan waktuproses.

Page 187: JUDUL - UINSU

177

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

o Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas pelayanandan bebas kesalahan kesalahan.Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

o Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaansarana pendukung serta pelayanan komplimenter lainnya.

o Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknyacabang, banyaknya petugas yang melayani, banyaknya fasilitaspendukung.Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikanpola-pola baru dalam pelayanan.

o Pelayanan pribadi berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan khusus.Kenyamanan memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasiruang, tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaaninformasi, petunjuk-petunjuk.

o Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti lingkungan, kebersihan,ruang tunggu, kesejukan, dan lainnya.

4. Pejaminan Mutu di Institusi Pendidikan

Perhatian pemerintah terhadap peningkatan mutu pendidikan, secarakhusus telah dituangkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan yang isinya, antara lain sebagai berikut.

“Pasal 2 ayat 2: Untuk meningkatkan mutu dan pengendalian mutupendidikan.

Sesuai dengan standar nasional pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasidan sertifikasi. Pasal 91: Setiap satuan pendidikan pada jalur formaldan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminanmutu pendidikan dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk memenuhi ataumelampaui SNP. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap,sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yangmemiliki target dan kerangka waktu yang jelas.”

Proses penjaminan mutu pelayanan di bidang akademik berkaitandengan jasa yang diberikan di salah satu bidang yang berhubungan denganpendidikan. Dalam bidang jasa pendidikan, mutu pelayanan perlu ditekankanpada pemenuhan kepuasan pelanggan pendidikan, yaitu dosen dan mahasiswa,pemerintah dan masyarakat luas. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,

Page 188: JUDUL - UINSU

178

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan hal yang penting untukdilakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu. Berkaitandengan hal ini, Sallis (1993; 32) mengemukakan tentang ruang lingkuppelanggan pendidikan digambarkan dalam alur sebagai berikut.

Bertitik tolak dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa pendidikanmemerlukan suatu proses yang mampu mensinergikan antara manusia(peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah) dan teknologi,dalam hal ini perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat dan sesuaidengan kebutuhan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan refleksi dari penerapannilai- nilai kemanusiaan, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai etika, nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini disebabkan pendidikanmerupakan proses pemanusiawian manusia, dengan demikian hal iniberarti menghormati kebebasan peserta didik untuk menjadi dirinya sendiri.

Dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu juga dikaji hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan akademik peserta didik, penyesuaianadaptasi sosial peserta didik, peranan orang tua dan guru dalam membantupeserta didik dalam mencapai keberhasilan dalam pendidikan, pengaturanlingkungan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang bersifatheterogen. Berdasarkan hal tersebut, peranan psikologi pendidikan dalamupaya pelaksanaan pendidikan yang bermutu merupakan hal yang penting.

B. Konsep Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Menurut Abdul majid ( 2012) Secara sederhana, istilah pembelajaran(instruction) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorangatau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi,metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai. kegiatan guru secara terprogramdalam desain instrksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yangmenekankan pada penyediaan sumer belajar. Dengan demikian, pembelajaranpada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan/merangsang seseorang agar hasil belajar dengan baik agar sesuai dengantujuan pembelajaran.

Isjoni, (2011) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusunmeliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

Page 189: JUDUL - UINSU

179

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusiaterlibat dalam sistem pengajaran pengajaran terdiri dari siswa, guru, dantenaga lainnya, misalnya laboratorium. Material meliputi buku-buku, papantulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, udio dan video tape. Fasilitas danperlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, jugacomputer.Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, menurut (Abdul Majid, 2012) kegiatan pembelajaranakan bermuara pada dua kegiatan pokok, yaitu:

Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkahlaku melalui kegiatan belajar.

Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmupengetahuan melalui kegiatan mengajar.

2. Tahapan Pembelajaran

Secara umum, dalam strategi pembelajaran ada tiga tahapan pokokyang harus diperhatikan dan diterapkan (Riyanto, 2001) sebagai berikut:

1. Tahap pemula (pra-instruksional), adalah tahapan persiapan gurusebelum kegiatan pembelajaran dimulai.Dalam tahapan ini kegiatan yang dapat dilakukan guru, antara lain:

a. Memeriksa kehadiran siswab. Pretest (menanyakan materi sebelumnya)c. Apersepsi (mengulas kembali secara singkat materi sebelumnya)

2. Tahap pengajaran (instruksional), yaitu langkah-langkah yang dilakukansaat pembelajaran berlangsung. Tahap ini merupakan tahapan intidalam proses pembelajaran, guru menyajikan materi pembelajaranyang telah disiapkan. Kegiatan yang dilakukan guru, antara lain:

a. Menjelaskan tujuan pengajaran siswa.b. Menuliskan pokok-pokok materi yang akan dibahas.c. Membahas pokok-pokok materi yang telah ditulisd. Menggunakan alat peragae. Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi

3. Tahap penilaian dan tindak lanjut (evaluasi), ialah penilaian atas hasilbelajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dan tindak lanjutnya.Setelah melalui tahap instruksional, langkah selanjutnya yang ditempuh

Page 190: JUDUL - UINSU

180

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

guru adalah mengadakan penilain keberhasilan belajar siswa denganmelakukan posttest. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan gurudalam tahap ini, antara lain:

a. Mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi yang telah dibahas.b. Mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa.c. Memberi tugas atau pekerjaan rumah pada siswa.d. Menginformasikan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya.Hasil penilaian dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk melakukantindak lanjut baik berupa perbaikan maupun pengayaan.Tahapan-tahapan tersebut memiliki hubungan erat dengan penggunaanstrategi pembelajaran. Oleh karena itu, setiap penggunaan strategipembelajaran harus merupakan rangkaian yang utuh dengan tahapan-tahapan pengajaran. Jika digambarkan, dapat diketahui tahapanpengajaran, sebagai berikut:

C. Pejaminan Mutu

Perhatian pemerintah terhadap peningkatan mutu pendidikan, secarakhusus telah dituangkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan yang isinya, antara lain sebagai berikut.

“Pasal 2 ayat 2: Untuk meningkatkan mutu dan pengendalian mutupendidikan.

Sesuai dengan standar nasional pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasidan sertifikasi. Pasal 91: Setiap satuan pendidikan pada jalur formaldan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminanmutu pendidikan dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk memenuhiatau melampaui SNP. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secarabertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminanmutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.”

Proses penjaminan mutu pelayanan di bidang akademik berkaitandengan jasa yang diberikan di salah satu bidang yang berhubungan dengan

Tahap pra instruksional 

Tahap instruksional 

Tahap evaluasi & tindak lanjut 

1  2  3 

Page 191: JUDUL - UINSU

181

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

pendidikan. Dalam bidang jasa pendidikan, mutu pelayanan perlu ditekankanpada pemenuhan kepuasan pelanggan pendidikan, yaitu dosen dan mahasiswa,pemerintah dan masyarakat luas. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan hal yang penting untukdilakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu. Berkaitandengan hal ini, Sallis (1993; 32) mengemukakan tentang ruang lingkuppelanggan pendidikan digambarkan dalam alur sebagai berikut.

Bertitik tolak dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa pendidikanmemerlukan suatu proses yang mampu mensinergikan antara manusia(peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah) dan teknologi,dalam hal ini perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat dan sesuaidengan kebutuhan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan refleksi dari penerapannilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai etika, nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini disebabkan pendidikanmerupakan proses pemanusiawian manusia, dengan demikian hal ini berartimenghormati kebebasan peserta didik untuk menjadi dirinya sendiri.

Dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu juga dikaji hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan akademik peserta didik, penyesuaianadaptasi sosial peserta didik, peranan orang tua dan guru dalam membantupeserta didik dalam mencapai keberhasilan dalam pendidikan, pengaturanlingkungan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang bersifatheterogen. Berdasarkan hal tersebut, peranan psikologi pendidikan dalamupaya pelaksanaan pendidikan yang bermutu merupakan hal yang penting.

Page 192: JUDUL - UINSU

182

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moh.Idochi, Kepemimpinan dalam proses Belajar Mengajar.Bandung:Angkasa, 1987.

Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan kelas dan siswa.Jakarta: Rajawali Press,1992.

, Manajemen Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Bastian, Aulia Reza., Reformasi Pendidikan.Yogyakarta: Lappera PustakaUtama, 2002.

Beckenridge, M.E dan Vincent, E.L, Child Development Physical andPsychological Growth Trough Adolesence. Tokyo: Toppan PrintingCompany Limited, 1966.

Campbell,Jack, ed, Creating Our Common Future. Paris: UNESCO & WEF,2001.

Davis, Ivor.K, Pengelolaan Belajar.Jakarta: Rajawali Press, 1991.

Dean, Joan, Improving Childrens Learning, London: Routledge, 2000.

Delors,Jaques, dkk, Belajar Harta Karun di dalamnya.Terjemahan KomisiNasional untuk UNESCO) Jakarta: Komnas Anak, 1999.

DePorter, dkk, Quantum Teaching.Bandung: Mizan, 1999.

Evans, James R, Berpikir Kreatif Pada Ilmu Pengambilan Keputusan danManajemen.Alih Bahasa Bosco Carvallo. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Fullan, Michael G dan Stiegelbaur,Suzanne, The New Meaning of Edu-cational Change. 2 Nd Edition. New York: Columbia University, 1991.

Gordon, Thomas, Tacher Effectiveness Training.Jakarta: Gramedia, 1997.

Hamalik,Omar, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan.Bandung:Mandar Maju, 1989.

, Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Mandar Madju, 1993.

Page 193: JUDUL - UINSU

183

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan sistem.Bandung: Citra Aditiya Bakti, 1990.

Johnson, R.A, Theory and Management of System.Tokyo: McGraw Hill, 1973.

Kemp, J.E,dkk, Desining Effective Instruction. New York: Mascmillan, 1993.

Langgulung,Hasan, Beberapa Pokok Pemikiran tentang Pendidikan Islam.Bandung:PT.Al-Ma’arif, 1985.

Langgulung, Hasan, Kreativitas dan Pendidikan Islam.Jakarta:PustakaAlhusna, 1991.

Munandar, SC. Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta:Rinekacipta, 1999.

Beckenridge, M.E dan Vincent, E.L, Child Development Physical and Psycho-logical Growth Trough Adolesence. Tokyo: Toppan Printing CompanyLimited, 1966.

, Beberapa Gagasan Mengenai Reorientasi Pendidikan diIndonesia. (Educatio.Reorientasi Ilmu Pendidikan di Indoensia). Jakarta:IKIP Muhammadiyah Jakarta, 1989.

, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.Jakarta:Grasindo, 1992.

Manan, Imran, Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan.Jakarta: DitjenDikti Depdibud, 1989.

Mead, Margaret, Our Eductional Emphasis in Primitive Perspectives, dalamJ.Middleton, From Child to Edult.Austin : University of Texas Press, 1970.

Murphy, Joseph. Connecting Teacher :Leadership and School Improvement,California: Corwin Press Sage Publications Company, 2005.

Prastowo, Andi, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Prenada,2019.

Nasution, S, Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1985.

Nizar, Samsul dan Zainal Efendi Hasibuan, Pendidik Ideal, Jakarta: Prenada,2018.

Noprion, Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Prenada, 2019.

Reigeluth, C.M dan Garfinkel, R.J, Systemic Change in Education.New Jersey:Educational Technology Publications Englewood Cliffs, 1994.

Reigeluth, C.M,ed, Instructional-Design Theories and Models.New Jersey:Lawrence Erlbaum Associates publishers, 1983.

Page 194: JUDUL - UINSU

184

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Reigeluth, C.M dan Garfinkel, R.J, Systemic Change in Education.New Jersey:Educational Technology Publications Englewood Cliffs, 1994.

Rohani HM, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:Rinekacipta, 1991.

Rose, C. Dan Nicholl, M.J. Accelerated Learning.London: Judy Piatkus, 1997.

Salisbury, David.F, Five Technologies for Educational Change.New Jersey:Educational Technology Publications Englewood Cliffs, 1996.

Saryadi, Ace dan HAR Tilaar, HAR, Analisis Kebijakan Pendidikan .Bandung:Remajakarya, 1989.

Scotter, ed, Ricard.D Van, Foundation of Education: Social Perspectives.NewJersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, 1979.

Suparno, Paul,SJ,dkk, Reformasi Pendidikan . Yogyakarta: Kanisius, 2001.

Silberman, Mel, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject.Boston:Allen UNWIN, 1996.

Sindhunata,ed, Pendidikan, Kegelisahan sepanjang Zaman. Jogyakarta:Kanisius, 2001.

Sriyono,dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA.Jakarta: Rineka Cipta,1992.

Surachmad, Winarno, Pengantar Interaksi Mengajar- Belajar.Bandung:Tarsito, 1984.

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia BuanaPustaka, 2009.

Tilaar, H.A.R, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional. Jakarta:Tera Indonesia, 1999.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Dasar-dasar Kependidikan.Surabaya: Usahanasional, 1987.

Toffler, Alfin, Pergeseran Kekuasaan.(Terjemahanm Hermawan Sulistiyo).Jakarta:Panca Simpati, 1990.

Townsend, Tony., Effective Schooling for the Community.London: Routledge,1994.

UNESCO, Learning : the treasure within.Report to UNESCO of the Inter-national Commision on Education for Twenty-first Century. Paris:Unesco, 1996.

Page 195: JUDUL - UINSU

185

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Urlich, Donald ,C.dkk., Teaching Strategies. Massachusset: Heath and Company.1980.

Page 196: JUDUL - UINSU

186

MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN