JUDUL SKRIPSI PERILAKUMENYIMPANG MAHASISWA …
Transcript of JUDUL SKRIPSI PERILAKUMENYIMPANG MAHASISWA …
JUDUL SKRIPSI
PERILAKUMENYIMPANG MAHASISWA BERPRESTASI
(STUDI KASUS 3 MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH
GELAR SARJANA STRATA I
OLEH:
RAFA SHAFRI FATIN
NIM. 16250004
PEMBIMBING:
ABIDAH MUFLIHATI, M.Si.
NIP. 197703172006042001
PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
SAYA PERSEMBAHKAN SKRIPSI INI UNTUK SAYASENDIRI DAN
ORANG-ORANG YANG MASIH BERUSAHA BERDAMAI DENGAN DIRI
SENDIRI.
(Rafa Shafri Fatin. Yogyakarta, 2020)
v
MOTTO
“Tidak Ada Orang Baik Mencari Validasi untuk Dianggap Baik oleh Orang-
Orang Sekelilingnya”
(Rafa Shafri Fatin)
“Good Things Take A Time, Jadi Sabar Aja. Better Days Are Coming Soon!”
(Dhea Tiara)
“Tetaplah Hidup walaupun Tidak Berguna,
Gapapa Absurd yang Penting Kau Tulus”
(Dimas K.C)
vi
KATA PENGANTAR
حين حوي الره الره بسن الله
يي، والصهلاة والسهلام عل يا والد رسليي، بيا ى أشرف الو الحود لله رب العالويي، وبه ستعيي على أهىر الد
يي د صلى الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه والتهابعيي وهي تبعهن بإحساى إلى يىم الد ، وبعد هحوه
Segala puji dan syukur penyusun haturkan ke hadirat Allah SWT atas
segala nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan-Nya sehingga penyusundapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan sampai
akhir zaman, dan para pengikutnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menyadari bahwa hal ini tidak
akan berhasil tanpa bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, maka dalam kesempatan
ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Phil. Al Makin,MA. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Siti Solechah, S.Sos.i., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
4. Ibu Abidah Muflihati, S.Th.I., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi.
5. Segenap Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penyusun selama perkuliahan.
6. Segenap karyawan TU Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial serta karyawan
TU Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang memberikan pelayanan
terbaik serta kesabaran demi kelancara segala urusan perkuliahan dan
penyusunan skripsi ini.
vii
7. Keluarga Penyusun di rumah, Bapak Suparmin,Ibu Yuni Asih dan Mbak
Andini Bestari Kusumaningtyas, yang senantiasa mengiringi penyusun
dengan doa, harapan, nasihat serta cinta dan kasih sayang yang telah
diberikan selama ini.
8. Terimakasih peneliti ucapkan kepada keluarga besar peneliti, terkhusus
Om Agung dan Buk Mee yang telah membantu kelancaran ACC Skripsi
yang peneliti kerjakan.
9. Keluarga Mahasiswa Banjarnegara (KEMBARA) yang telah banyak
membantu penyusun selama masa perkuliahan.
10. Teman-teman KEMBARA angkatan 2016 Dhea Tiara Sari, Miladia Nur
Amalina, Nadzief Arfa, Fazira Ulfah, Reva Ruliyana, dan Gayuh Ridho
yang selalu siap direpotkan oleh penyusun. Semoga kita tetap menjaga tali
silaturahmi kita.
11. Teman-teman Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial 2016.
12. Manusia yang sedikit berguna di hidup saya, tetapi selalu ada untuk selalu
menambah beban hidup saya Dhea Tiara Sari dan Heninda Arki Maelani.
13. Seseorang yang selalu sabar menghadapi saya dan menunggu hari
kelulusan saya, Mas Adhan.
14. Terimakasih kepada group “DUMB” yang senantiasa menghibur peneliti.
15. Terima kasih kepada teman yang menemani masa perkuliahan saya, yaitu
Inayah dan Meirestu.
16. Teman-teman satu DPS, Dani, Upik, Ayu Tika, dan Hasan.
17. Semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga
Allah senantiasa memberikan pahala yang berlipat sebagai bekal
kehidupan di dunia dan akhirat. Aamiin.
18. Teman-teman responden yang telah berpartisapasi dalam penulisan skripsi
ini.
19. Teman-teman KKN 99 Dusun Nglegok, Magelang.
20. Terimakasih kepada Beta dan Nando “Teman Jiwa Boba” yang senantiasa
membiarkan peneliti mengerjakan skripsi sampai kedai tutup.
viii
21. Dan terima kasih untuk saya sendiri, yang sudah mau berjuang hingga di
titik ini dan masih harus berjuang di perjalanan selanjutnya.
Yogyakarta, 01 Desember 2020
Penyusun,
Rafa Shafri Fatin
16250004
ix
ABSTRAK
Mahasiswa kerap dianggap sebagai Guardian of Value, yang mana
perannya diperlukan dalam menjaga nilai-nilai kebaikan yang ada di masyarakat.
Nilai-nilai tersebut mencangkup kejujuran, integritas, empati, keadilan, gotong
royong dan sebagainya. Pendidikan sebagai upaya pembentukan karakter,
idealnya muncul dengan perilaku moral terbaik yang ditunjukan oleh mahasiswa.
Hal tersebut dilakukan guna mewujudkan kehidupan bangsa yang beradab. Maka
demikian, bisa dibayangkan jika mahasiswa sebagai kalangan intelektual berlaku
menyimpang dan tidak menjaga nilai-nilai luhur tersebut?
Peneliti menyusun skripsi ini guna menguak fenomena
faktorpenyimpangan yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang tergolong
berprestasi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mengapa
mereka kerap melakukan tindakan menyimpang yang melanggar norma dan
kebijakan yang telah diputuskan oleh kampus? Bagaimanakah pemaknaan tata
tertib kampus bagi mahasiswa berprestasi yang berperilaku menyimpang tersebut?
Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 5
informan, 3 orang mahasiswa berprestasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan 2
informan tambahan. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian secara ringkas menunjukkan bahwa faktor yang
menyebabkan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan perilaku
menyimpang adalah: 1) teman sebaya, 2) keluarga, 3) pribadi/personal, dan 4)
lingkungan. ketiga informan memiliki cara pandang sendiri terhadap peraturan
yang berlaku. Ingin menjadi manusia merdeka, tidak mau terikat penuh oleh suatu
aturan, menjadikan mereka melanggar aturan yang ada dengan catatan masih
dalam batasan wajar menurut standar yang mereka buat sendiri. Mereka tidak
memaknai peraturan sebagai aturan dalam berperilaku sepenuhnya, jika informan
rasa peraturan yang ada tidak sejalan dengan pikiran yang mereka.
Kata Kunci: Faktor Perilaku Menyimpang, Mahasiswa Berprestasi, Perilaku
Menyimpang
x
DAFTAR ISI
JUDUL SKRIPSI .................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 5
D. Kajian Pustaka .............................................................................................. 7
E. Kerangka Teori .......................................................................................... 11
F. Metode Penelitian ...................................................................................... 31
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 37
BAB II GAMBARAN UMUM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA .... 39
A. Letak Geografis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ... 39
B. Sejarah Berdirinya Universitas Islam Negeri Yogyakarta ......................... 41
C. Visi, Misi, Tujuan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 43
D. Susunan Organisasi Universitas Islam Neegeri Sunan Klijaga Yogyakarta
........................................................................................................................... 45
E. Lambang dan Logo Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
........................................................................................................................... 48
F. Core Value ................................................................................................. 50
G. Sarana dan Prasarana Universitas Islam Negeri Yogyakarta ..................... 51
xi
H. Tata Tertib Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta ........................................................................................................ 52
I. Program Penanaman Nilai KeIslaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Yogyakarta ........................................................................................................ 55
J. Beasiswa Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
........................................................................................................................... 57
BAB III PERILAKU MENYIMPANG MAHASISWA BERPRESTASI UIN
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA ............................................................... 59
A. Profil dan Perilaku menyimpang Yang dilakukan Mahasiswa Berprestasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ....................................................................... 59
1. Informan ST ........................................................................................... 60
2. Informan RV ........................................................................................... 64
3. Informan AN .......................................................................................... 67
B. Faktor-Faktor Mahasiswa Berprestasi Melakukan Perilaku Menyimpang 70
1. Faktor Teman Sebaya ............................................................................. 70
2. Faktor Keluarga ...................................................................................... 72
3. Faktor Pribadi/ Personal ......................................................................... 73
4. Faktor Lingkungan ................................................................................. 75
C. Pemaknaan Mahasiswa Berprestasi UIN Sunan Kalijaga Terhadap Norma
(Tata Tertib) ...................................................................................................... 77
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 87
A. Kesimpulan ................................................................................................ 87
B. Saran ........................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90
LAMPIRAN .......................................................................................................... 94
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1Struktur Organisasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ...................... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ........................................ 40
Gambar 2 Denah Gedung UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ...................... 40
Gambar 3 Struktur Organisasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Peraturan Menteri
Agama Nomer 46 Tahun 2017 .................................................................... 45
Gambar 4 Lambang dan Logo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ............... 48
Gambar 5 Core Value UIN Sunan Kalijaga ................................................ 50
Gambar 6 Foto Wawancara dengan Informan RV ...................................... 118
Gambar 7 Foto Wawancara dengan Informan AN ..................................... 118
Gambar 8 Foto Wawancara dengan Informan ST....................................... 119
Gambar 9 Foto Bersama Informan .............................................................. 119
Gambar 10 Prestasi yang Diraih RV ........................................................... 120
Gambar 11 Prestasi yang Diraih AN ........................................................... 120
Gambar 12 Prestasi yang Diraih ST ............................................................ 121
Gambar 13 Foto Perilaku Menyimpang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta ................................................................................................. 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiapmanusia memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain,
begitupun mahasiswayang berusia setara dengan remaja akhir, dimana
kebanyakan dari mereka masih dalam pencarian jati diri, gencar-gencarnya
mencari teman, dan pengalaman baru. Dalam kondisi kejiwaan yang labil, mereka
akan sangat mudah terpengaruh oleh teman dan lingkungan baru, sehingga dapat
terbawa arus sesuai dengan keadaan lingkungan yang ada. Mereka tidak
memikirkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan jika mengikuti lingkungan
sekitar melakukan perilaku menyimpang tanpa berpikir panjang.
Melihat pengertian perilaku menyimpang yang diungkapkan oleh Robert
M.Z Lawang bahwa, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku
menyimpang.1 Jika berkaca pada definisi tersebut banyak sekali aktivitas
mahasiswa diera millenial ini yang dapat dinyatakan sebagai perilaku
menyimpang. Seperti contohnya, mahasiswa kedokteran salah satu Univ di
Yogyakarta yang tega membuang bayinya sendiri. Pelaku mengaku kehamilannya
tidak ingin diketahui oleh orang tuannya, kejadian ini terjadi pada tangga 29 Juli
1Jokie dan Siahaan, Sosiologi Perilaku Menyimpang, (Jakarta: Universitas Terbuka),
2010), hlm, 62.
2
20202. Kasus kedua, mahasiswa yang bentrok dengan polisi pada saat melakukan
demo tolak Omnibus Law pada bulan Oktober lalu berakhir dengan merusak
fasilitas umum yang ada di kawasan Malioboro.3 Dan kasus ketiga terkait
penyimpangan mengkonsumsi minuman beralkohol yang dilakukan oleh 163
orang mahasiswa Papua di Denpasar Bali. Kasus ini di teliti lebih lanjut dalam
jurnal yang berjudul “Penyimpangan Sosial Munitas Mahasiswa Papua di
Denpasar Bali (Studi kasus Konsumsi Minuman Beralkohol).4 Kasus ini adalah
secuil contoh perilaku menyimpang mahasiswa yang diberitakan diinternet, belum
lagi perilaku menyimpang mahasiswa yang tidak terlihat oleh public.
Mengambil kasus perilaku menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa
luar kampus UIN Sunan Kalijaga, bukan berarti mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
tidak melakukan perilaku yang menyimpang dari norma dan tata tertib yang
berlaku baik di lingkungan kampus UIN Sunan kalijaga maupun di lingkungan
masyarakat. Setelah melakukan pra penelitian di lingkungan kampus Universitas
Islam Negeri Yogyakarta,terlihat sekumpulan mahasiswa yang sedang berkumpul
menyantap makan siang di kantin Universitas, tidak hanya duduk santai, hampir
2Bhakti Suryani, Kronologi Mahasiswa Kedokteran di Jogja Buang Bayi di Sleman
Dibeberkan Polisi, https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/08/04/512/1046179/kronologi-
mahasiswa-kedokteran-di-jogja-buang-bayi-di-sleman-dibeberkan-polisi , diakses pada tanggal 21
Desember 2020, pukul 20.25 WIB.
3 Gigih M Hanafi, Fasilitas Umum di Malioboro Rusak Usai Pecah Bentrok Polisi dan
Mahasiswa,https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/10/08/510/1052039/fasilitas-umum-di-
malioboro-rusak-usai-pecah-bentrok-polisi-mahasiswa, diakses pada tanggal 21 Desember 2020,
pukul 20.43 WIB.
4 Jekson Wetipo, Ikma Citra Ranteallo, Imron Hadi Tamim, Penyimpangan Sosial
Munitas Mahasiswa Papua di Denpasar Bali (Studi Kasus Konsumsi Minuman Beralkohol),
https://www.google.com/search?q=kasus+perilaku+menyimpang+mahasiswa&safe=strict&rlz=1C
1GCEB_enID914ID914&ei=d1bgX7n4Bsj6rQG91KbYAQ&start=10&sa=N&ved=2ahUKEwj5j-
z6zd7tAhVIfSsKHT2qCRsQ8tMDegQIBxA_&biw=1366&bih=657# , diakses pada tanggal 21
Desember 2020.
3
seluruh mahasiswa disana melakukan berbagai kegiatan, seperti membicarakan
masalah yang sedang hangat dimedia sosial, sharing mengenai perkuliahan,
membaca buku, mengerjakan tugas kuliah, dan merokok. Tidak hanya mahasiswa
yang terlihat merokok, peneliti juga melihat mahasiswi yang merokok di kantin
Universitas tersebut. Pemandangan aneh bagi peneliti yang sebelumnya belum
pernah melihat mahasiswi berani merokok di area kantin Universitas. Apalagi
dengan status Universitas yang berbasis Islam seperti Universitas Islam Negeri
Yogyakarta ini, yang tentu saja mahasiswa dan mahasiswinya sudah terbiasa dan
lekat dengan stigma “alim” dari masyarakat- merupakan pemandangan yang
cukup mengejutkan melihat mahasiswi merokok dengan masih mengenakan
kerudung, tidak tanggung-tanggung mahasiswi merokok di kantin kampus
bersama dengan temannya yang pada saat itu memiliki jabatan tertinggi sebagai
mahasiswa. Sebagai mahasiswa dengan jabatan tertinggi melakukan perilaku
menyimpang di lingkungan kampus akan menjadikan cerminan bagi mahasiswa
lain untuk melakukan hal sama yang melanggar peraturan atau tata tertib yang
telah ditetapkan di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mahasiswi yang melakukan perilaku penyimpangan tersebut memiliki
nilai IPK yang terbilang tinggi. Selain itu, mereka juga aktif dalam organisasi
yang tergolong besar di Universitas, bahkan sebagian besar dari mereka kerap kali
menjadi kontingen kampus untuk mengikuti perlombaan tingkat nasional dan
mendapatkan juara, sekalipun tidak menjadi kontingen kampus, mereka juga
sering kali mengikuti perlombaan diluar kampus dan mendapatkan juara. Mereka
tidak jarang melakukan diskusi bersama rekan sesama mahasiswa, kegiatan sosial
4
dalam program kerja organisasi, dan turut serta dalam kegiatan positif di
Universitas. Perlu kita tahu bahwa prestasi bukan melulu soal angka atau nilai
tinggi yang diperoleh seseorang dalam bidang akademik. Mahasiswa yang
mengikuti organisasi besar di kampus dan di fakultas merupakan mahasiswa yang
berprestasi, tidak jarang dari mereka juga melakukan perilaku menyimpang.
Kriteria mahasiswa berprestasi menurut Departemen Pendidikan, yaitu
mencapai prestasi tertinggi, baik akademik maupun non akademik5. Kriteria, dari
kriteria mahasiswa berprestasi yang sudah di jelaskan diatas mahasiswa maupun
mahasiswi yang melakukan perilaku menyimpang merupakan mahasiswa yang
berprestasi menurut kriteria diatas.
Merokok di lingkungan kampus, menggunakan pakaian tidak sesuai tata
tertib yang telah ditetapkan kampus, meminum-minuman beralkohol hingga sexs
bebas merupakan tindakan yang tidak sesuai serta melanggar norma tata tertib
yang tercantum dalam Bab VI Pelanggaran6yang ada di kampus UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Akan tetapi, mahasiswa yang melakukan penyimpangan
seperti telah disebutkan diatas berhasil mengimbangi perilaku menyimpang
tersebut dengan prestasi yang baik. Setelah melakukan pra penelitian dan
mendapatkan fakta dari salah satu mahasiswi yang melakukan penyimpangan,
peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang perilaku menyimpang apa saja yang
dilakukan mahasiswa berprestasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, faktor apa
5Haryani, Ratna; Tairas, M.N. W. Motivasi Berprestasi dari Mahasiswa Berprestasi dari
KeluargaTidak Mampu. Jurnal psikologi pendidikan dan perkembangan, 2014,3.1 : 30-36.
6Tata Tertib Mahasiswa Universitas Islam Negeri Yogyakarta, (Universitas Islam Negeri
Yogyakarta), tahun 2019 hlm. 13-15.
5
yang menyebabkan mereka melakukan perilaku menyimpang, dan bagaimana
mereka memaknai peraturan atau tata tertib yang ada di lingkungan kampus UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penyusun
akan melakukan penelitian dalam skripsi ini dengan judul Perilaku Menyimpang
Mahasiswa Berprestasi (Studi Kasus 3 Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perilaku menyimpang apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa berprestasi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta?
2. Apa faktor yang menjadikan mahasiswa berprestasi melakukan perilaku
menyimpang?
3. Bagaimana pemaknaan norma-norma atau tata tertib yang ada di kampus
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta bagi mahasiswa
berperilaku menyimpang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan,
adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah, sebagai berikut:
6
1. Memberikan gambaran mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
mahasiswa berprestasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Memberikan gambaran mengenai faktor yang mempengaruhi mahasiswa
berprestasi melakukan perilaku menyimpang.
3. Memberikan gambaran mengenai pemaknaan tata tertib atau norma-norma
yang berlaku di kampus bagi mahasiswa yang berperilaku menyimpang.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait dengan
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa berprestasi UIN sunan
Kalijaga, faktor penyebab mahasiswa berprestasi melakukan perilaku
menyimpang di UIN Sunan Kalijaga, dan mengetahui bagaimana mereka para
mahasiswa berprestasi menaknai aturan atau tata tertib yang berlaku di lingkungan
kampus UIN Sunan Kalijaga. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi
tambahan referensi untuk program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya
dalam matakuliah Psikologi Kesejahteraan Sosial.
2. Kegunaan Praktis
Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, peneliti berharap dengan
adanya penelitian ini, pihak Universitas lebih aware kepada mahasiswa yang
melakukan perilaku penyimpangan, seperti melakukan sosialisasi terkait tata tertib
Universitas dan menindaklanjut mahasiswa yang melakukan perilaku
7
menyimpang dengan memeberi sanksi tegas agar pelaku penyimpangan tidak
mengulangi sehingga, terciptanya lingkungan kampus yang tertib dan kondusif.
D. Kajian Pustaka
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti telah menelaah dan membaca
beberapa referensi dengan tujuan untuk mengetahui letak perbedaan penelitian
yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain. Berdasarkan penelusuran yang relevan dengan judul yang akan
diteliti, peneliti menemukan beberapa judul yang dapat sesuai. Penelitian tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
Penelitian pertama dilakukan oleh Abidah Muflihati, M.Si. pada laporan
penelitian individu (BOPTN) pada tahun 2013, yang berjudul “Survei Perilaku
Menyimpang Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogayakarta” membahas tentang jenis-jenis perilaku menyimpang yang dilakukan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan faktor yang menyebabkan mahasiswa
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi berperilaku menyimpang. Metode analisis
yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Dalam penelitiannya,
peneliti mendapatkan hasil bahwa : a). Peneliti menemukan jenis-jenis
penyimpangan yang dilakukan oleh mahasiswa Dakwah UIN Sunan Kalijaga
seperti, mahasiswa yang melawan status sebagai anak, melawan status sebagai
mahasiswa, melakukan kenakalan yang tidak menimbulkan korban, menimbulkan
korban dan bahkan menimbulkan kerugian materi. b). Faktor utama mahasiswa
fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga untuk melakukan penyimpangan
8
disebabkan karena lingkungan pertemanan, yang kedua dorongan pribadi, ketiga
kampus, yang keempat tayangan yang mereka lihat pada media massa mereka,
dan yang terakhir adalah faktor keluarga. c). Peneliti mengungkapkan bahwa
Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa disebabkan karena
dorongan dari faktor penyebab perilaku. Dengan kata lain seseorang yang
memiliki faktor penyebab penyimpangan perilaku yang besar maka semakin
tinggi pula penyimpangan perilaku yang dilakukan. 7.
Penelitian yang kedua, Nala Nur Vauzia, dengan judul penelitian ”Faktor-
faktor Resiko Kenakalan Remaja di Dusun Krenekan, Ceper, Klaten” penelitian
ini dilakukan pada tahun 2018. Peneliti membahas mengenai faktor-faktor apa
yang memperngaruhi kenakalan remaja baik secara internal maupun eksternal.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Target informan peneliti adalah beberapa remaja Dusun Krenekan, ketua RT, dan
ketua RW. Dalam penelitiannya, peneliti menemukan hasil bahwa, kenakalan
remaja di Dusun Krenekan terjadi karena adanya faktor internal: kurangnya
penampungan emosional, dan belm dapat mengontrol emosi logikanya.
Sedangkan dari faktor ekternal: perkembangan teknologi yang menimbulkan
goncangan pada remaja yang belum memiliki kekuatan mental untuk menerima
7 Abidah Muflihati, M.S.i, Survei Perilaku Menyimpang Mahasiswa Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakart, Laporan Penelitian Tidak di Terbika, Dosen
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
9
perubahan-perubahan baru, televisi menayangkan beberapa acara yang menarik
perhatian para remaja, karena para artisnyapun lebih banyak remaja. 8
Penelitian yang ketiga, Muhammad Angga Pratama, “Perilaku Merokok
pada Perempuan (Studi Kasus berdasarkan Tinjauan Teori Planned Behavior)”.
Dalam penelitiannya, peneliti membahas tentang perilaku merokok pada
perempuan. Menggunakan metode kualitatif, peneliti melakukan observasi dan
wawancara terhadap responden sebanyak tiga perempuan yang telah berusia
dewasa yang merokok. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa a) seluruh
responden merokok dan mengetahui akan bahaya merokok dan efek buruk bagi
tubuh mereka b) responden melakukan perilaku merokok karena terpengaruh oleh
lingkungan sekitar c) responden melakukan perilaku merokok faktor internal yaitu
strees dan eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar d) pengetahuan akan
bahaya merokok tidak menghentikan responden melakukan perilaku merokok.9
Penelitian yang keempat, Maya Widiya Kristianti, Perilaku Menyimpang
Kaum Santi (Study di Lingkungan Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede,
Yogyakarta). Dalam skripsinya, peneliti membahas tentang bentuk-bentuk
perilaku menyimpang santri dan faktor-faktor penyebab santri berperilaku
menyimpang ditinjau dari keberfungsian sistem dan keberfungsian santri.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Mengambil lima
responden yang terdiri dari dua pengurus dan tiga santi bukan pengurus yang
melakukan perilaku menyimpang. Peneliti menemukan hasil bahwa bentuk
8Nala Nur Vauzia, Faktor-Faktor Resiko Kenakalan Remaja di Dusun Krenekann Ceper,
Klaten, Skripsi UIN Sunan Kalijaga. 2018. 9 Muhammad Angga Pratama, Perilaku Merokok pada Perempuan (Studi Kasus
Berdasarkan Tinjauan Teori Planned Behavior), Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2018.
10
perilaku menyimpang berdasarkan tingkatannya yaitu: pertama, perilaku
menyimpang ringan, seperti: tidak mengikuti kegiatan pondok, berboncengan
dengan lawan jenis yang bukan makhromnya, menyepelekan peraturan,
menggunakan celana saat keluar dari asrama. Kedua, perilaku menyimpang
sedang: konflik dengan santri lain, berpacaran, lama tidak kembali ke pondok
berbulan-bulan, bermalam diluar pondok, telat masuk asrama, bermasalah dengan
perizinan pondok, dan merokok. Sedangkan yang ketiga, peneliti menyatakn
bahwa perilaku penyimpangan santri yang ketiga tergolong berat yaitu mabuk
atau minum minuman keras.10
Persamaan dari keempat penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah membahas tentang faktor-faktor
penyebab terjadinya perilaku menyimpang yang terjadi disuatu tempat tertentu.
Perbedaan dari keempat penelitian di atas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah, objek yang akan diteliti oleh peneliti berfokus pada
mahasiswa berprestasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang melakukan perilaku
menyimpang. Selain itu peneliti juga akan mencaritahu bagaimana mahasiswa
berprestasi pelaku penyimpangan memaknai aturan atau norma yang berlaku di
lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
10
Maya Widiya Kristianti, Perilaku Menyimpang Kaum Santri (Studi di Lingkungan
Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta), Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2018.
11
E. Kerangka Teori
1. Perilaku Menyimpang
a. Pengertian Perilaku Menyimpang
Dalam buku Psikologi Remaja menjelaskan bahwa perilaku menyimpang
yaitu mencakup kenakalan, ketidakpatuhan, kekurangajaran, bahkan kejahatan.
Dalam usia remaja penyimpangan perilaku didefinisikan sebagai kenakalan
remaja, yaitu tindakan seseorang, yang sengaja melanggar hukum dan yang
disadari oleh pelaku penyimpangan sendiri bahwa jika perbuatannya itu diketahui
oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.11
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah semua
tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang.12
Kamanto juga mengutip pendapat Lemert
yang mengatakan bahwa penyimpangan terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku penyimpangan yang
bersifat sementara dan tidak dilakukan secara terus menerus sehingga masih
dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas, buang sampah
sembarangan dan lain-lain.
2. Penyimpangan skunder yakni perilaku menyimpang yang dilakukan secara
terus menerus dan tidak bisa ditolerir oleh masyarakat setempat seperti
11
Sarlito Wirawan Sarwono, Prsikologi remaja,(RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007),
hlm. 205.
12
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomii
Universitas Indonesia, 2006), hlm. 78.
12
merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran, dan lain-
lain.13
Menurut Soejono Soekamto perilaku menyimpang disebut sebagai salah
satu penyakit masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit sosial atau penyakit
masyarakat yang dimaksud adalah, segala bentuk tingkahlaku yang tidak sesuai
atau melanggar norma-norma umum, adat istiadat, hukum formal.14
Dalam sosiologi istilah penyimpangan telah lama dikenal dengan istilah
deviance. Makna istilah penyimpangan lebih ditekankan pada makna
konotatifnya. Perilaku menyimpang atau social deviance merupakan bentuk
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Rock dalam
Dadang Supardan mengartikan perilaku menyimpang sebagai perilaku yang
terlarang, perlu dibatasi, disensor, diancam hukuman, atau label lain yang
dianggap buruk. Pengertian perilaku menyimpang tersebut lebih disepadankan
dengan pelanggaran aturan.15
Jadi dapat disimpulkan bahwa norma-norma yang berlaku dimasyarakat
adalah patokan seseorang atau panduan seseorang untuk bertingkahlaku pada saat
berinteraksi dengan anggota masyarakat lain di lingkungannya.
13
Ibid, hlm. 78. 14
Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Pres, 1990), hlm.
237.
15
Rochaniningsih, Nunung Sri. Dampak pergeseran peran dan fungsi keluarga pada
perilaku menyimpang remaja. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2014, 2.1.
13
b. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang
Bentuk-bentuk penyimpangan perilaku terdiri atas penyimpangan primer
(primary deviatio), penyimpangan sekunder (secondary deviation), penyimpangan
individual (individual deviation), penyimpangan kelompok (group deviation), dan
penyimpangan campuran (mixture of both deviation) :
1. Penyimpangan Primer (primary deviation)
Penyimpangan primer, penyimpangan yang dilakukan seseorang hanya
bersifat temporer, dan tidak berulang-ulang. Orang yang melakukan
penyimpangan ini masih dapat diterima secara sosial. Karena kehidupannya tidak
didominasi oleh perilaku menyimpang.16
Misalnya: pegawai yang kadang
membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta, siswa membolos atau
mencontek saat ujian, memalsukan pembukuan, mengurangi besarnya pajak
pendapatan.17
2. Penyimpangan Sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas
memperlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal dengan orang-
orang yang menyimpang karena seringkali melakukan tindakan meresahkan orang
16
Nurseno, Sicology, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm. 159.
17
Taufiq Rohman Dhohiri, dkk, Sosiologi, (Jakarta: Yudistira, 2003), hlm. 130.
14
lain.18
Misalnya: seorang peminum yang sering mabuk-mabukan danmeresahkan
orang lain19
3. Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh
seseorang dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-
norma yang telah mapan dan nyata menolak norma tersebut. Misalnya:
pencurianyang dilakukan sendiri.20
4. Penyimpangan Kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah bertentangan dengan norma-norma
masyarakat yang dilakukan sekelompok orang yang ber reaksi secara kolektif.
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok yang tunduk pada norma kelompok
orang yang melakukan penyelundupan narkotika/pengedaran narkotika secara
gelap dan penyalahgunaan dalam pemakaiannya. Sekelompok pencopet atau
pencuri yang beroperasi disuatu wilayah tertentu. Baik secara sendiri-sendiri
ataupun kelompok, mereka melakukan jaringan kejahatan yang terorganisir rapi.
18
Ibid, hlm. 131.
19
Nurseno, Sicology, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm. 159. 20
Taufiq Rohman Dhohiri, dkk, Sosiologi, (Jakarta: Yudistira, 2003), hlm. 131.
15
Mereka mempunyai “aturan main” yang sedemikian cermatnya sehingga
kejahatan mereka sulit untuk dilacak atau terbongkar oleh pihak kepolisian.21
5. Penyimpangan Campuran (mixture of both deviation)
Jenis penyimpangan ini dilakukan oleh suatu golongan sosial yang
terorganisir secara rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya tunduk
kepada norma-norma golongan, padahal secara keseluruhan merasa mengabaikan.
Norma-norma masyarakat yang berlaku. Sehingga contoh adalah geng anak-anak
yang meniru “gengster” ala Amerika. Kelompok-kelompok semacam ini sering
berkembang menjadi semacam kelompok “mavia” dunia kejahatan yang terdiri
atas preman-preman yang sangat meresahkan masyarakat.22
c. Sebab Perilaku Menyimpang
Menurut Sarlito Wirawan dengan mengutip Graham, menjelaskan bahwa
faktor-faktor perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dibagi menjadi
dua23
. Yang pertama faktor lingkungan, seperti: kemiskinan, faktor sekolah (guru,
kurikulim) keluarga yang broken home dan salah dalam pola asuh. Dan yang
21
Nurseno, Sicology, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm. 160.
22
Ibid, hlm 160.
23
Sarlito Wirawan Sarwono, Prsikologi remaja,(RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007),
hlm. 208-209.
16
kedua adalah faktor pribadi, meliputi: bakat yang mempengaruhi tempramen,
ketidakmampuan menyesuaikan diri.
Sedangkan Bagong Suyanto, menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi
perilaku menyimpang adalah pengaruh teman sebaya, faktor keluarga, pengaruh
media massa.24
1. Pengaruh Teman Sebaya
Di kalangan remaja, memiliki banyak teman bagi setiap remaja adalah
suatu kebanggan atau bisa jadi prestasi tersendiri. Makin banyak memiliki teman,
makin tinggi nilai mereka dimata teman-temannya. Remaja lebih banyak banyak
menghabiskan waktu bersama-sama. Jika remaja mempunyai masalah pribadi atau
masalah dengan orang tuanya, maka ia akan lebih memilih untuk bercerita dengan
temannya karena dengan bercerita dengan teman, mereka merasa lebih nyaman
berbagi dengan teman dibanding dengan keluarga. Pengaruh teman sangatlah
besar dalam pembentukan sifat dan karakter remaja, karena akan cenderung
bersikap sesuai dengan teman sebayanya atau sekelompoknya.25
2. Faktor Keluarga
Keluarga adalah salahsatu faktor penting yang berpengaruh terhadap
timbulnya kenakalan remaja. Dukungan, perhatian, pengawasan dan kasih sayang
24
Bagong Suyanto J, Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta,
Kencana Media Group, 2004)., hlm. 94.
25
Ibid, hlm. 94.
17
yang kurang diberikan oleh orang tua terhadap anak akan memicu si anak
melakukan perilaku menyimpang atau bisa juga disebut kenakalan remaja.
Perselisihan yang terjadi dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga
berpengaruh akan perilaku anak. Pola pengasuhan anak juga berpengaruh besar,
anak yang nakal kebanyakan berasal dari keluarga yang menganut pola menolak
karena mereka selalu curiga terhadap orang lain dan menentang kekuasaan.26
3. Media Massa
Semakin majunya teknologi memudahkan kita untuk mengakses informasi,
peristiwa-peristiwa, pesan, berita, dan ilmu pengetahuan melalui media massa
seperti, surat kabar, berita, majalah, televisi, radio. Oleh karena itu, media massa
mempunyai peranan dalam proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru
terhadap remaja. Mereka akan cenderung mencontoh apa yang mereka lihat dari
media massa. Tayangan dengan adegan kekerasan dan pornografilah pemicu
perilaku agresif pada remaja, dan menyebabkan perilaku menyimpang dan bahkan
perilaku yang melanggar norma susila.27
Dapat ditarik kesimpulan, faktor perilaku menyimpang menurut Bagong
Suyanto ada 3 faktor, pertama adalah faktor pengaruh teman sebaya, kedua faktor
keluarga, dan yang ketiga adalah media masa. Faktor-fatktor tersebut telah
diuraikan sejacara jelas pada paragraph di atas.
26
Ibid, hlm. 94.
27
Ibid, hlm. 96.
18
Sementara itu Surjono Soekanto, dengan mengutip Robert K. Merton,
memaparkan bahawa penyebab perilaku menyimpang dapat dilihat dari stuktur
sosial dan budaya, dimana diantara unsur-unsur sosial dan budaya terhadap dua
unsur yang terpenting, yaitu kerangka aspirasi-aspirasi dan unsur-unsur yang
mengatur kegiatan-kegiatan untuk mencapai aspirasi-aspirasi tersebut. Dengan
kata lain, adanya nilai sosial budaya yang merupkan rangkaian dari konsepsi-
konsepsi abstrak yang hidup di dalam alam pikiran sabagian besar warga
masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yng buruk, serta norma-norma yang
mengatur kegitan manusia untuk mencapai cita-cita tersebut. Nilai sosial tersebut
berfungsi sebagai pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidupnya.
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara nilai-nilai sosial budaya dengan norma-
norma atau apabila tidak ada keselarasan antara aspirasi-aspirasi dengan saluran-
saluran yang tujuannya untuk mencapai cita-cita tersebut, maka terjadilah perilaku
yang menyimpang atau deviant behavior.28
Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, penyebab perilaku
menyimpang dapat dilihat dari struktur sosial dan budaya. Nilai sosial tersebut
berfungsi sebagai pedoman perilaku manusia selama hidupnya.
Perilaku yang menyimpang tersebut akan terjadi pada manusia apabila ia
mempunyai kecenderungan untuk lebih mementingkan suatu nilai sosial daripada
norma-norma yang ada dalam masyarakat untuk mencapai cita-cita. Sehingga
manusia akan berusaha mencapai sesuatu yang dicita-cita melalui jalan yang
28
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Pres, 1990), hlm.
238.
19
semudah-mudahnya tanpa ada kesadaran akan rasa tanggungjawab tertentu.
Memudarnya rasa seseorang dalam berpegang pada norma-norma yang ada dalam
masyarakat menimbulkan suatu keadaan yang tidak stabil dan keadaan tanpa
norma-norma. Emile Durkheim menamankanya dengan anomie29
.
D. Kategori Perilaku Menyimpang
Dijelaskan oleh Sarlinto Wirawan bahwa penyimpangan perilaku remaja
digolongkan menjadi 2 kategori; yang pertama perilaku yang meyimpang; semua
tingkah laku yang tidak sesua dengan ketentuan yang berlaku dalam masyarakat
(norma agama, etika, peraturan sekolah, dan keluarga). Dan yang ke dua
kenakalan; penyimpangan terhadap hukum pidana.30
Penyimpangan perilaku yang dijelaskan oleh Sarlinto Wirawan bahwa
penyimpangan perilaku remaja dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu, perilaku
menyimpangan; semua tingkahlaku yang tidak sesuai dengan norma dan
kenakalan; penyimpangan terhadap hukum pidana.
Sarlinto Wirawan, yang mengatakan bahwa kenakalan remaja dibagi
dalam 4 jenis :
1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti
perkelahian, pemerkosaan, pembunuhan.
29
Ibid, hlm. 239.
30
Sarlito Wirawan Sarwono, Prsikologi remaja,(RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007),
hlm. 206.
20
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti perusakan pencurian
pencopetan, pemerasan.
3. Kenakalan dan tidak menimbulkan korban dari pihak lain, seperti pelacuran,
penyalahgunaan obat.
4. Kenakalan yang melawan status, seperti mengingkari status anak atau
mahasiswa, status orang tua dengan cara minggat dari rumah, atau membantah
perintah.31
Dari penjelasan Jansen diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, kenakalan
remaja dibagi menjadi 4 yaitu, kenakalan yang menimbulkan korban fisik orang
lain, kenakalan yang menimbulkan korban materi, kenakalan yang tidak
menimbulkan korban orang lain, dan yang terakhir kenakalan yang melawan
status.
Hal yang penting dalam memahami bentuk perilaku menyimpang seperti
yang telah dijelaskan diatas adalah, mengapa seseorang melakukan perilaku
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan itu menyimpang atau
bahkan melanggar aturan, mereka yang melakukan perilaku menyimpang
mempunyai dorongan pada diri mereka, sehingga mereka melakukan perilaku
menyimpang tersebut. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia pasti
mengalami dorongan pada dirinya untuk melakukan tindakan yang melanggar
disituasi tertentu, tetapi tidak semua manusia tidak benar-benar melakukan
perilaku menyimpang, sebab orang-orang dianggap normal pada umumnya
31
Ibid, hlm. 209-210.
21
biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk melakukan perilaku
menyimpang.32
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian diatas adalah, seseorang
tetap melakukan perilaku menyimpang meskipun orang tersebut sadar bahwa
perilaku yang mereka lakukan tidak sesuai dengan norma, aturan atau hukum
yang berlaku, karena ada dorongan pada dirinya untuk melakukan perilaku
penyimpangan.
2. Mahasiswa Berprestasi
a. Pengertian Mahasiswa
Kamus Besar Indonesia mengartikan mahasiswa sebagai pelajar perguruan
tinggi.33
dapat disederhanakan, mahasiswa adalah mereka-mereka yang menuntut
ilmu di suatu perguruan tinggi yang ingin menambah pengalaman dan
wawasannya. Mahasiswa memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Tanggung
jawab kepada orang tua yang ingin mereka bahagiakan dan tanggung jawab
kepada negara yang harus mereka majukan.
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk
32
Bagong Suyanto J, Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta,
Kencana Media Group, 2004), hlm. 239.
33
Suharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Indnesia,(Semarang : Widya karya,
2011), hlm. 303.
22
perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut
dan universitas34
b. Karakteristik Mahasiswa
Masa mahasiswa meliputi rentang umur dari 18/19 tahun sampai dengan
24/25 tahun. Rentang umur tersebut masih dapat dibagi periode 18/19 tahun
dengan 20/21 tahun yaitu mahasiswa dari semester 1 sampai dengan IV, dan
periode 21/22 tahun dengan 24/25 tahun, yaitu mahasiswa semester V sampai
dengan semester VIII ;
1. Pada rentang umur 18/19 tahun sampai dengan 20,12 tahun mahasiswa meliliki
ciri-ciri seperti : stabilitas dalam kepribadian mulai meningkat, mulai realistis
memandang diri sendiri dan lingkungan mereka, mampu menyelesaikan atau
mencari solusi terhadap masalah yang mereka hadapi, gejolak-gejolak perasaan
mulai berkurang.
2. Pada rentang umur 21/22 tahun sampai dengan 24/25 tahun dapat dilihat
dengan ciri-ciri mereka berusaha untuk memantapkan diri untuk kehidupan
dimasa depan mereka, mulai menjalin hubungan percintaan, memutar balikkan
34Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah
Dengan Jurusan Pilihan Orangtu”. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. (tidak
diterbitkan).
23
pikiran untuk mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi, mulai merasakan
ketegangan dan stress pada diri.35
Dapat kita pahami kembali bahwa, karakteristik mahasiswa diatas dapat
disimpulkan menjadi 2, yang pertama pada rentang umur 18/19 tahun sampai
dengan 20/21 tahun dengan ciri kepribadian mulai meningkat dan mampu
menyelesaikan dan mencari solusi bagi masalahnya yang dia hadapi, dan yang
kedua pada rentang umur 21/22 tahun sampai 24/25 tahun dapat dilihat dari
mereka berusaha untuk memantapkan diri bagi kehidupan mereka, seperti
hubungan percintaan, mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi,
merasakan ketegangan, dan stress pada diri.
c. Tri Dharma Perguruan Tinggi
Universitas adalah bentuk perguruan tinggi yang didalamnya
menyelenggarakan pendidikan akademik ataupun pendidikan professional dalam
sejumlah disiplin ilmu pengetahuan teknologi maupun kesenian.36
Setiap
universitas atau perguruan tinggi pastilah memiliki pedoman untuk menentukan
rendah tidaknya kualitas perguruan tinggi itu. Sama halnya dengan Universitas
Islam Negeri Yogyakarta yang harus mengikuti pedoman yang disebut dengan
Tridharma universitas :
1. Pendidikan dan pengajaran
35
W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,
(Yogyakarta : Media Abadi, 2004), hlm. 157. 36
Rahardjo Darmanto Djojodobroto, Tradisi Kehidupan Akademik, (Yogyakarta : Galang
Press, 2004), hlm. 18.
24
2. Penelitian
3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Tri Dharma Universitas juga dibahas dalam peraturan yang dikeluarkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, peraturan nomor 3
tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang pada Bab I,
ketentuan umum Pasal 1 point 9, 10 dan 11, yang menyatakan bahwa; point 9).
Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan Dosen dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar;. Point 10). Penelitian adalah kegiatan yang
dilakukan secara kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh
informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau
pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi. Point 11). Pengabdian Kepada
Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.37
Undang-udang tersebut dapat menjadi acuan mahasiswa dalam
mengimplementasikan TriDharma Universitas. Akan tetapi sebelum mebahas
lebih lanjut mengenai bagaimana cara pengimplementasian mahasiswa akan
TriDharma Universitas, haruslah kita mengetahui terbih dahulu apa peran dan
fungsi mahasiswa karena itu saling berkesinambungan. Peran dan fungsi
mahasiswa, antara lain:
1. Angent of change yang berarti mahasiswa menjadi agen perubahan untuk
masyarakat. Dengan ilmu gagasan dan pengetahuan yang mereka miliki,
37
PERMENDIKBUD No. 3 Tahun 2020, Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tertinggi.
25
mahasiswa sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan yang
lebih baik.
2. Agent of control, dalam peran ini mahasiswa sebagai agen kontrol sosial atau
bisa kita sebut juga dengan istilah penjebambatan antara masyarakat dengan
pemerintah. Kita sebagai mahasiswa turun ke masyarakat meneliti
permasalahan yang ada lalu mahasiswa menyampaikan aspirasinya kepada
pemerintah.
3. Guardian of value, berarti penjaga nilai-nilai, sesuai dengan artinya mahasiswa
berperan sebagai penjaga nilai-nilai. Mereka dituntut untuk lebih peka terhadap
masyarakat dan memberikan nilai-nilai positif dan berfikir ilmiah akan nilai-
nilai tersebut.
Jika sudah memahami peran fungsi mahasiswa, pastilah mahasiswa sudah
termasuk mengimplementasikan Tri Dharma perguruan tinggi dengan acuan
Undang-Undang yang di keluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Tri Dharma Universitas dibahas dalam peraturan yang dikeluarkan oleh
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. Undang-Undang
tersebut menjadi acuan mahasiswa dan memiliki fungsi dan peran. Fungsi dan
peran mahasiswa ada 3 antara lain: mahasiswa menjadi agen perubahan
masyarakat, sebagai kontrol sosial dan sebagai penjaga nilai-nilai.
26
d. Definisi Mahasiswa Berprestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berprestasi berarti mempunyai
prestasi (atau hasil) dalam suatu hal dari yang telah dilakukan atau diusahakan.
Seorang mahasiswa dikatakan berprestasi jika ia sukses dalam tugas akademik
maupun non akademik. Ia menguasai bidang ilmu yang ditekuninya dan mencapai
nilai hasil belajar yang baik. Ia pun aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
meningkatkan keterampilan, mengembangkan minat dan mengasah bakat dan
potensinya.38
Melihat kembali pengertian mahasiswa menurut KBBI bahwa
mahasiswa diartikan seseorang yang belajar di perguran tinggi dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian mahasiswa berprestasi adalah mereka yang sedang
belajar di perguruan tinggi yang sukses mendapatkan hasil dalam tugas akademik
maupun non akademik, menguasai bidang ilmu yang mereka tekuni.
e. Kriteria Mahasiswa Berprestasi
Departemen Pendidikan Nasional secara umum memberikan kriteria
mengenai mahasiswa berprestasi, yaitu mahasiswa yang berhasil mencapai
prestasi tinggi baik akademik maupun non akademik, mampu berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bersikap positif, serta berjiwa
Pancasila (Depdiknas, 2010).39
38
Departemen Pendidikan dan kebudayaan. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta; Balai Pustaka.
39
Haryani, Ratna; Tairas, M. M. W. Motivasi berprestasi pada mahasiswa berprestasi
dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Jurnal psikologi pendidikan dan perkembangan, 2014,
3.1: 30-36.
27
Secara khusus, kriteria mahasiswa berprestasi dapat dilihat dari segi
prestasi akademik seperti peraihan IPK, keikutsertaan dalam program kreativitas
mahasiswa, dan lomba karya tulisan ilmiah. Selain itu prestasi tahunnya
mengadakan ajang pemilihan mahasiswa berprestasi ditingkat nasional.
Mahasiswa berprestasi dapat dinilai dari beberapa aspek yaitu kemampuan
akademik, kemampuan bahasa, kemampuan leadership, perkembangan karakter,
keikutsertaan dalam lomba atau kegiatan tingkat nasional maupun internasional,
dan kemampuan berkomunikasi. (Kemenristekdikti, 2017)40
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa
Menurut Ngalim Purwanto ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:41
1. Faktor yang berasal dari dalam diri (internal) :
Faktor internal terdiri dari 2 bagian yaitu faktor fisiologis, yakni berkaitan
dengan fisik, panca indera, cara belajarnya. Dan yang kedua faktor psikologis,
antara lain terdiri dari intelegensi, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, daya nalar
dan kemampuan kognitif.
40
Hendikawati, Putriaji. Analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi
mahasiswa. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 2011, 2.1: 27-35.
41
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.
102.
28
2. Faktor yang berasal dari luar atau eksternal :
Faktor eksternal juga dibagi menjadi 2 bagian yaitu, Faktor lingkungan,
seperti lingkungan alam, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Dan
faktor instrumental, seperti kurikulum, tempat, waktu, peralatan belajar, dan lain-
lain.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa yang telah
dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa, faktor yang menjadi pengaruh prestasi
mahasiswa ada 2 yaitu, faktor internal yang berasal dari dalam diri sedangkan
faktor eksternal berasal dari luar atau lingkungan.
3. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan
makna bagi lingkungan mereka. Presepsi sangatlah penting dalam sebuah studi
perilaku organisasi, karena perilaku sesorang yang didasarkan pada persepsi
mereka mengenai suatu realitas dan bukan mengenai realitas itu sendiri.42
Pada
hakikatnya, presepsi dialami melalui proses berfikir seseorang dalam memahami
informasi yang ada di lingkungannya. Baik lewat penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman. Mudahnya, untuk memahami persepsi
42
Veithza Rivai. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. (Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2002) hlm. 231 .
29
yaitu terletak pada pengenalam bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang
berbeda terhadap situasi, bukan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Drs.Waidi,MBA.Ed mengatakan bahwa, setiap orang memiliki
kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah
pengetahuan, pengalaman, dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan
cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-
beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk
menafsifkannya. Persepsi baik maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan
rapi dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika
stimulus ada yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi
merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi
disekitarnya.43
Kesimpulanya, presepsi adalah penglihatan, bagaimana seseorang melihat
sesuatu atau tanggapan seseorang terhadap sesuatu yang mereka lihat di
lingkungan sekitar mereka. Dalam presepsi seseorang mengalami proses berfikir
yang melibatkan indera yang mereka miliki seperti, indera menglihatan,
pendengaran, perasa, dan penciuman. Faktor presepsi dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan, pengalaman, dan sudut pandangnya.
43
Sri Hermuningsih dan Kristi Wardana, Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode
Simulasi Online Trading di Bursa Efek Indonesia di Fakultas Ekonomi Yogyakarta, EKOBIS Vol.
17: 2 (Juli 2016), hlm. 200.
30
b. Proses Pembentukan Persepsi
Adapun proses terbentuknya persepsi menurut Mirtah Thoha didasari pada
beberapa tahapan, yaitu :
1. Stimulus atau rangsangan
Terjadinya persepsi berawal ketika seseorang terhadap sesuatu stimulus
atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
2. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang tampak adalah mekanisme fisik
yang berupa mengideraan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera
yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang
terkirim kepadanya. Kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim
kepadanya tersebut.
3. Interpretasi
Interprerasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting,
yaitu proses pemberian arti kepada stimulis yang diterima. Proses interprestasi
bergantung pada cara pendalamannya, motivasi, dan kepribadian seseorang.44
44
R. Agrosamdhyo, SE., MM, Objektivikasi Mahasiswa dalam Berwirausaha, (media
sains Indonesia, 2020) hlm. 17-18.
31
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif
dekskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
memahami femomena sosial dari sudut pandang subjektif.45
Dan kegiatan yang
dilakukan adalah peneliti lapangan (field research), dengan menggunakan metode
pendekatan deskriptif, yaitu data-data yang telah terkumpul disusun dengan
mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain.46
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber tempat penelitian memperoleh keterangan
penelitian.47
Sedangkan subjek peneliti menurut Sofyan Efendi Yaitu orang-orang
yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.48
Peneliti akan melakukan
penelitianya di Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Peneliti akan mengambil
45
Sarjono, dkk, Panduan Penelitian Skripsi Jurusan pendidikan Agama Islam,
(Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiah UIN Sunan Kalijaga, 2004),
hlm. 23.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D,
(Bandung: AlfaBeta, 2007), hlm. 335.
47
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (jakarta, rajawali, 1986), hlm.92.
48
Sofyan Efendi (ed), Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: Rajawali Press, tt), hlm.52..
32
beberapa informan yang mendukung untuk diambil data. Dalam memilih
informan, peneliti menentukan kriteria; mahasiswa UIN Sunan Kalijaga,
melakukan perilaku menyimpang, dan memiliki prestasi akademik maupun non
akademi.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah permasalahan-permasalahan yang menjadi titik
sentral perhatian dan penelitian.49
Objek penelitian juga dapat diartikan sebagai
suatu hal yang dapat diteliti dari sudut organisasi, lembaga tertentu. Sedangkan
yang menjadi objek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah, perilaku
menyimpang apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa berprestasi UIN Sunan
Kalijaga, faktor apa yang menyebabkan mereka melakukan perilaku menyimpang
tersebut, dan bagaimana mereka memaknai peraturan yang berlaku li lingkungan
kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan.50
Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini :
49
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 167..
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik, (jakarta:Rineka
Cipta, 1993), hlm. 211.
33
a. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data dengan jalan pengadaan, pengamatan terhadap kegiatan yang
telah berlangsung.51
Peneliti melakukan observasi partisipan melalui pengamatan
langsung. Peneliti mengikuti kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh informan
seperti berdiskusi di warung kopi, berkumpul dengan teman-teman informan di
kost, dan kegiatan lain informan dalam beberapa hari.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan secara verbal
kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi atau menjelaskan hal-hal
yang dipandang perlu.52
Wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur
dimana peneliti memberikan pertanyaan kepada informan yang isi wawancaranya
telah ditentukan oleh peneliti53
. Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan
informasi tambahan untuk menunjang data yang dibutuhkan pada saat penelitian
berlangsung. Sehingga akan mendapatkan data dari orang yang sudah mengetahui
secara mendalam tentang penelitian tersebut.
51
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 220.
52
Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Kelas, (bandung: Remaja rosdakarya,2005),
hlm. 117.
53
Restu Kertiko Widi, Asas Metodologi Penelitian : Sebuah Pengalaman Penuntun
Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm. 242.
34
Wawancara pertama peneliti lakukan bertemu langsung dengan informan,
guna menggali data yang diperlukan pada saat itu. Kemudian wawancara
selanjutnya peneliti lakukan melalui telepon untuk mendapatkan data tambahan
yang peneliti perlukan. Dengan kendala pandemic menjadikan informan tidak
dapat ditemui secara langsung.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.54
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang bersifat
dokumentatif yang di simpan oleh mahasiswa-mahasiswi berprestasi pelaku
penyimpangan. Data dengan metode dokumentasi ini dalam bentuk arsip yang di
peroleh dari mahasiswa-mahasiswi berprestasi perilaku menyimpang terkait
kegiatan yang menyatakan mereka berprestasi akademik maupun non-akademik,
selain itu catatan mereka melakukan perilaku menyimpang juga diperlukan,
seperti foto mereka melakukan penyimpangan. Peneliti juga mengambil beberapa
dokumentasi terkait perilaku menyimpang yang informan lakukan melalui akun
media sosial mereka.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, (Bandung Alfabeta, 2013),
Hlm. 326.
35
6. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan penulis adalah model Miles dan
Huberman. Analisis dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.55
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan pengumpulan informasi tersusun
yangmemberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.56
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan pencarian arti aktifitas-aktivitas,
mencatat keterakan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin,
alur sebab-akibat dan proposisi.57
Dengan demikian menggunakan penelitian kualitatif dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dari penelitian ini
55
M. Djunaidi Ghiny dan Fauzan Almansur. Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Ar Ruzz Media, 2012), hlm. 307.
56
Ibid, hlm. 308.
57
Ibid, hlm. 309.
36
diharapkan merupakan penemuan baru yang sebelumnnya belum jelas sehingga
setelah penelitian menjadi jelas.
7. Uji Keabsahan Data
Guna menguji keabsahan data yang didapat sehingga benar-benar sesuai
dengan peneliti maksud, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain yain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagian
pendamping atas data itu.58
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), sehingga
data yang diperoleh sangat besar peluang untuk keluar dari objektifitas, untuk itu
cukup penting bagi penulis melakukan pemeriksaan kembali data yang diperoleh,
dengan tujuan mendapatkan kevalidan data.
Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan data
pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang dilakukan secara pribadi, dengan apa yang
dilakukan sepanjang waktu, untuk membandingkan keadaan dan persepektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemeritah,
58
Lexy J.Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2010),
hlm.178.
37
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang dikaitkan.59
Dalam penelitian ini teknik keabsahan penelitian data membandingkan data hasil
pengamatan dengan hasil wawancara.
Adapan triagulasi yang dapat digunakan dengan menggunakan penelitian
ini adalah hasil sumber. Menurut Patton triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi melalui
waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif.60
G. Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan skripsi ini, peneliti membagi skripsi menjadi empat
bab:
Bab pertama terdiri dari, pendahuluan yang akan menguraikan secara
garisbesar mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan
kegunaan penelitian, telaah Pustaka, kerangka teori, metode penelitian yang
didalamnya terdapat jenis penelitian, subjek penelitian, objek penelitian,
pengumpulan data, analisis data, dan juga uji keabsahan data.
Bab dua mengenai gambaran umum objek penelitian, bagaimana deskripsi
wilayah yang akan diteliti oleh peneliti, serta kondisi situasi wilayah tersebut.
59
Lexy J.Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm.330-330.
60
Ibid., hlm. 178.
38
Bab ketiga berisi analisis data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui
perilaku menyimpang apa saja yang dilakukan, faktor mahasiswa berprestasi
melakukan perilaku menyimpang, dan bagaimana mahasiswa berprestasi
memaknai peraturan yang berlaku di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bab keempat, memuat tentang kesimpulan yang merupakan jawaban dari
pokok permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini, serta saran peneliti
dalam bagian akhirnya.
87
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisisdata yang dilakukan peneliti pada bab III dapat
diambil kesimpulan bahwa :
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa berprestasi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta abtara lain, merokok di lingkungan kampus,
menggunakan pakaian tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pihak
kampus pada saat melakukan kegiatan akademik di kampus seperti, menggunakan
kaos oblong, celana sobek-sobek, berpakaian ketat dan transparan bagi mahasiswi,
Masuk dunia malam dan mengunsumsi alkohol, Sexs bebas.
Adapun yang menjadi faktor mahasiswa berprestasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta melakukan perilaku menyimpang antara lain :
a. Faktor Teman Sebaya
perilaku menyimpang yang mereka lakukan banyak terpengaruh dari
perilaku teman sebaya. Salah dalam memilih teman dan adanya intensitas
pertemuan informan yang tinggi dapat saling mempengaruhi satu sama lain dalam
suatu kelompok. Hal ini akan memberikan dampak positif jika apa yang mereka
lakukan adalah hal baik, dan sebaliknya adakan berdampak negatif jika yang
dilakukan adalah hal buruk.
b. Faktor Keluarga
88
keluarga menjadi faktor yang berpengaruh timbulnya perilaku
menyimpang pada anak. Keluarga yang kurang memberikan perhatian dan adanya
komunikasi yang kurang terbuka, membiasakan anak dengan hala-hal tersebut
membuat anak merasa dibebaskan, jika anak tersebut tidak mempunyai kontrol
diri yang baik maka anak akan memilih yang-hal yang menyimpang dari norma.
c. Faktor Pribadi/Personal
Ketidak mampuan menyesuaikan diri dan pola pikir seseorang yang terlalu
bebas menyebabkan seseorang melakukan sesuatu tanpa melihat aturan yang
berlaku di masyarakat. Faktor pribadi sering muncul karena adanya dorongan dari
dalam diri seseorang itu sendiri contohnya, muncul rasa kepuasan batin pada saat
seseorang melakukan perilaku menyimpang akan mejadi alasan seseorang tersebut
melakukannya secara terus-menerus.
d. Faktor Lingkungan
lingkungan kost baru yang bebas akan aturan, sampai lingkungan
organisasi yang tanpa sadar berperan membentuk kepribadian mereka, hingga
kampus yang memiliki aturan tetapi tidak menindak tegas pelanggar aturan.
Seseorng cenderung akan beradaptasi dengan lingkungan tempat ia berada.
Lingkungan yang baik akan berdampak baik bagi seseorang, lingkungan yang
buruk akan membawa seseorang pada hal keburukan.
Pemaknaan Norma-Norma atau Tata Tertib Mahasiswa yang Berlaku di
Lingkungan Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Bagi Mahasiswa
89
Berprestasi Pelaku Penyimpangan : ketiga informan memiliki cara pandang
sendiri terhadap petaruran yang berlaku. Ingin menjadi manusia merdeka, tidak
mau terikat penuh oleh suatu aturan, menjadikan mereka melanggar aturan yang
ada dengan catatan masih dalam batasan wajar menurut standar yang mereka buat
sendiri. Mereka tidak memaknai peraturan sebagai pedoman yang mengaturan
kehidupanmereka sepenuhnya. Menganggap peraturan hanya sebagai hiasan
dinding yang menempel di lingkungan kampus saja, Karena informan rasa
peraturan yang ada tidak sejalan dengan pikiran yang mereka miliki. Informan
akan menentang dan melanggar aturan yang ada. Lingkungan, buku bacaan, topik
diskusi berperan penting terhadap pola pikir, semakin banyak berjumpa dengan
orang, memperluas topik diskusi dan memperbanyak buku bacaan akan semakin
masu pola pikir yang akan mereka miliki.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran
bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di kampus UIN Sunan
Kalijaga dengan mengangkat tema yang serupa untuk meneliti juga faktor
penyebab Mahasiswa melakukan perilaku penyimpangan dilihat dari kampus,
karena penelitian yang telah dibuat oleh peneliti tidak membahas detai akan
sistem kampus yang berpengaruh juga terhadap pelilaku mahasiswanya.
90
DAFTAR PUSTAKA
Abidah Muflihati, M.S.i, Survei Perilaku Menyimpang Mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakart, Laporan
Penelitian Tidak di Terbika, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013.
Bagong Suyanto J, Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta, Kencana Media Group, 2004.
Bhakti Suryani, Kronologi Mahasiswa Kedokteran di Jogja Buang Bayi di Sleman
Dibeberkan Polisi,
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/08/04/512/1046179/kro
nologi-mahasiswa-kedokteran-di-jogja-buang-bayi-di-sleman-
dibeberkan-polisi , diakses pada tanggal 21 Desember 2020, pukul
20.25 WIB
Departemen Pendidikan dan kebudayaan. (1997). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka
Gigih M Hanafi, Fasilitas Umum di Malioboro Rusak Usai Pecah Bentrok Polisi
dan
Mahasiswa,https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/10/08/510/
1052039/fasilitas-umum-di-malioboro-rusak-usai-pecah-bentrok-
polisi-mahasiswa, diakses pada tanggal 21 Desember 2020, pukul
20.43 WIB
Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah
Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma. (tidak diterbitkan)
Haryani, Ratna; Tairas, M. M. W. Motivasi berprestasi pada mahasiswa
berprestasi dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Jurnal
psikologi pendidikan dan perkembangan, 2014.
Hendikawati, Putriaji. Analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi
mahasiswa. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 2011.
Jekson Wetipo, Ikma Citra Ranteallo, Imron Hadi Tamim, Penyimpangan Sosial
Munitas Mahasiswa Papua di Denpasar Bali (Studi Kasus Konsumsi
Minuman Beralkohol),
https://www.google.com/search?q=kasus+perilaku+menyimpang+ma
91
hasiswa&safe=strict&rlz=1C1GCEB_enID914ID914&ei=d1bgX7n4
Bsj6rQG91KbYAQ&start=10&sa=N&ved=2ahUKEwj5j-
z6zd7tAhVIfSsKHT2qCRsQ8tMDegQIBxA_&biw=1366&bih=657#
, diakses pada tanggal 21 Desember 2020.
Jokie dan Siahaan, Sosiologi Perilaku Menyimpang, Jakarta: Universitas
Terbuka,2010.
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Nomor :
151.1 Tahun 2018 Tentang Tata Tertib Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1997.
Lexy J.Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung Remaja Rosdakarya,
2010.
M. Djunaidi Ghiny dan Fauzan Almansur. Metode Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012.
Maya Widiya Kristianti, Perilaku Menyimpang Kaum Santri (Studi di Lingkungan
Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta), Skripsi
UIN Sunan Kalijaga th 2018.
Muhammad Angga Pratama, Perilaku Merokok pada Perempuan (Studi Kasus
Berdasarkan Tinjauan Teori Planned Behavior), Skripsi UIN Sunan
Kalijaga, 2018.
Nala Nur Vauzia, Faktor-Faktor Resiko Kenakalan Remaja di Dusun Krenekann
Ceper, Klaten, Skripsi Uin Sunan Kalijaga. 2018
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Nurseno, Sicology,Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.
PERMENDIKBUD No. 3 Tahun 2020, Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tertinggi.
92
R. Agrosamdhyo, SE., MM, Objektivikasi Mahasiswa dalam Berwirausaha,
Media sains Indonesia, 2020.
Rahardjo Darmanto Djojodobroto, Tradisi Kehidupan Akademik, Yogyakarta :
Galang Press, 2004.
Restu Kertiko Widi, Asas Metodologi Penelitian : Sebuah Pengalaman Penuntun
Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2010.
Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Kelas, Bandung: Remaja rosdakarya,
2005.
Sarjono, dkk, Panduan Penelitian Skripsi Jurusan pendidikan Agama Islam,
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiah UIN
Sunan Kalijaga, 2004.
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi remaja; Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007.
Sofyan Efendi (ed), Metodologi Penelitian Survei, Jakarta: Rajawali Press, tt
Sri Hermuningsih dan Kristi Wardana, Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode
Simulasi Online Trading di Bursa Efek Indonesia di Fakultas
Ekonomi Yogyakarta, EKOBIS Vol. 17: 2, Juli 2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, Bandung Alfabeta,
2013
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan
R&D, Bandung: AlfaBeta, 2007.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik,
Jakarta:Rineka Cipta, 1993.
Suharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Indnesia, Semarang : Widya
karya, 2011.
Tata Tetib Mahasiswa Universita Islam Negeri Yogyakarta, Universitas Islam
Negeri Yogyakarta 2019.
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta, rajawali, 1986.
Taufiq Rohman Dhohiri, dkk, Sosiologi, Jakarta: Yudistira, 2003.
93
Veithza Rivai. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2002.
W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,
Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
94
LAMPIRAN
95
KEPUTUSAN REKTOR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
NOMOR: 151.1 TAHUN 2018
TENTANG:
TATA TERTIB MAHASISWA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA
Menimbang : bahwa sebagai upaya mengoptimalkan agar berkepribadian
sesuai nilai sepiritual keagamaan, citra insan akademis dan
untuk menghindari perilaku mahasiswa yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai spiritual keagamaan serta berkepribadian
bangsa Indonesia, dipandang perlu untuk melakukan
penyempurnaan keputusan Senat UIN Sunan Kalijaga
Mengingat
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-undang RI Nomor 12 Tahum 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
96
Pengelolaan Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 26 Tahun 2013
tentang Organisasi dan Tata Kelola UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 22 Tahun 2014
tentang Status UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 40 Tahun 2014
tentang Status UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta;
7. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 4961 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam.
Memerhatikan : 1. Hasil Rapat Komisi Etik bersama Wakil Rektor dan
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama di
Lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tanggal
10 Juli 2018;
2. Hasil Rapat Pleno Senat UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, tanggal 14 Agustus 2018.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA TENTANG TATA TERTIB
97
MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
a. Tata Tertib adalah peraturan tentang kewajiban, hak, pelanggaran, dan
sanksi bagi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta;
b. Mahasiswa adalah peserta didik baik laki-laki maupun perempuan
yang masih menempuh pendidikan akademik (S1, S2, S3) dan/ atau
profesi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang terdaftar dengan bukti
kartu mahasiswa yang masih berlaku;
c. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa
sesuai ketentuan yang berlaku dalam Tata Tertib ini;
d. Hak adalah sesuatu yang seharusnya diterima mahasiswa sesuai
ketentuan yang berlaku dalam Tata Tertib ini;
e. Pelanggaran adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan Tata
Tertib ini;
f. Sanksi adalah akibat hukum yang dikenakan kepada mahasiswa yang
melanggar Tata Tartib ini dan/atau ketentuan lainnya yang berlaku;
98
g. Universitas adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang didalamnya
terdiri atas Rektor, Fakultas, Pascasarjana, Jurusan/ Program Studi,
Lembaga Struktural dan Lembaga Struktural;
h. Fakultas adalah fakultas-fakultas di lingkungan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta;
i. Organisasi kemahasiswaan adalah organisasi intra kampus yang
disahkan Rektor untuk tingkat Universitas, atau Dekan untuk tingkat
Fakultas dan Jurusan /Program Studi atau Direktur untuk tingkat
Pascasarjana;
j. Senat adalah organisasi universitas yang menyusun, merumuskan, dan
menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan
pengawasan terhadap Rektor dalam Pelaksanaan otonomi perguruan
tinggi dibidang akademik;
k. Rektor adalah Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta;
l. Dekan adalah Dekan Fakultas di lingkungan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta;
m. Direktur adalah Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta;
n. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebar luaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat;
99
o. Tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan;
p. Dewan Kehormatan Tata tertib Mahasiswa adalah lembaga yang
dibentuk oleh Rektor untuk memberikan pertimbangan kepada Rektor
pada tingkat Universitas, Dekan pada tingkat Fakultas, dan Direktur
pada tingkat Pascasarjana dalam menjatuhkan sanksi kepada
mahasiswa.
q. T-Shirt atau kaos oblong adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian
lengan, seluruh dada, perut, berkerah, tidak memiliki kancing, kerah,
ataupun saku.
r. Kampus adalah daerah lingkungan bangunan utama Perguruan Tinggi,
tempat semua kegiatan belajar mengajar, dan administrasi berlangsung
di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta;
s. Kegiatan akademik adalah kegiatan yang mencakup Tridharma
Perguruan Tinggi, baik kegiatan intra kulikuler maupun ekstra
kulikuler, baik di dalam maupun di luar kampus UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Tujuan Tata Tertib ini adalah untuk menciptakan suasana kampus yang
kondusif bagi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
100
(2) Fungsi Tata Tertib adalah sebagai peraturan tentang kewajiban, hak,
pelanggaran dan sanksi yang berlaku bagi mahasiswa.
BAB III
KEWAJIBAN MAHASISWA
Kewajiban Umum
Pasal 3
Mahasiswa berkewajiban:
a. Mengamalkan ajaran agamanya dan berakhlak mulia, baik di dalam
maupun diluar kampus;
b. Menciptakan suasana kampus yang kondusif;
c. Menjaga kewibawaan dan memelihara nama baik Universitas, baik
didalam kampus maupun diluar kampus;
d. Memelihara sarana dan prasarana universitas serta menjaga kebersihan,
keretiban, dan keamanannya;
e. Menaati semua ketentuan administrasi penyelenggaraan pendidikan
yang dibebankan kepada mahasiswa sesua peraturan yang berlaku;
f. Mematuhi segala peraturan yang berlaku ditingkat universitas, fakultas,
program studi, pascasarjana, dan unit.
g. Menjaga integritas dan kejujuran akademik.
Kewajiban Khusus
Pasal 4
101
Mahasiswa berkewajiban:
Mengikuti kuliah, praktikum dan/atau kegiatan akademik lainnya dengan
disiplin, tertib, sopan, dan hormat kepada dosen dan tenaga
kependidikan (tendik);
a. Menyelesaikan studi tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku;
b. Berpakaian sopan, rapi, bersih, bersepatu, mengenakan baju, dan tidak
mengenakan T-Shirt pada saat kuliah, praktikum, ujian, menemui
dosen, dan tendik, serta kegiatan akademik lainnya;
c. Bersih dari tato;
d. Memarkir kendaraan dengan tertib pada tempat yang telah disediakan;
e. Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan kerapian di lingkungan
kampus;
f. Berambut rapi, dan bersih dari anting, kalung, dan tindik bagi
mahasiswa;
g. Berbusana muslimah yang sopan, tidak transparan, tidak ketat, dan
wajah harus terbuka bagi mahasiswi untuk kepentingan belajar-
mengajar, baik didalam kampus maupun di luar kampus.
BAB IV
HAK MAHASISWA
Pasal 5
Setiap mahasiswa berhak;
102
a. Memanfaatkan kebebasan mimbar akademik untuk menyampaikan
aspirasi dan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis, etis dan
bertanggunjawab sesuai peraturan yang berlaku;
b. Memperoleh pendidikan, pengajaran, dari pimpinan dan dosen
universitas sesuai bakat, minat, potensi, dan kemampuan dalam rangka
pengembangan sikap, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
keterampilan;
c. Memperoleh pelayanan dibidang akademik, administrasi,
kemahasiswaan, dan kerjasama;
d. Memanfaatkan sarana dan prasarana universitas dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan akademik dan non-akademik sesuai
ketentuan yang berlaku;
e. Memperoleh penghargaan dari universitas atas prestasi akademik dan
non- akademik yang dicapai sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB V
KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Kewajiban Pengurus
Organisasi Kemahasiswaan
Pasal 6
Pengurus Organisasi Kemahasiswaan berkewajiban:
103
a. Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan kerapian kantor
organisasi kemahasiswaan;
b. Merawat barang-barang universitas dan bertanggungjawab atas
keutuhannya;
c. Menggunakan gedung, kantor, gudang dengan sesuai fungsinya; tidak
dipergunakan untuk menginap, memasak, mencuci, menjemur pakaian;
d. Mempertanggung jawabkan kegiatan dan/atau penggunaan dana dari
universitas atau pihak lainnya;
e. Mengganti segala biaya, kerugian, dan/atau kerusakan yang timbul
akibat penggunaan inventaris Negara yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya;
f. Melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam pasal 3 dan 4;
g. Menutup kantor organisasi kemahasiswaan pada hari jumat pukul 11.00
s.d. 13.00 WIB.
Hak Pengurus
Organisasi Kemahasiswaan
Pasal 7
Pengurus Organisasi Kemahasiswaan berhak;
a. Menggunakan inventaris universitas sesuai prosedur dan peraturan yang
berlaku;
104
b. Menggunakan kantor organisasi kemahasiswaan setiap hari mulai pukul
07.30 s.d. 21.30 WIB, kecuali ada pematasan yang diatur menggunakan
inventaris universitas sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku;
c. Menggunakan kantor organisasi kemahasiswaan setiap hari mulai pukul
07.30 s.d. 21.30 WIB, kecuali ada pematasan yang diatur pada pasal 6
huruf g;
BAB VI
PELANGGARAN
Pelanggaran Ringan
Pasal 8
Pelanggaran ringan dapat berupa:
a. Memakai sandal, sepatu yang tumitnya diinjak, slop, klompen atau
sejenisnya berkaos oblong, memakai T-Shirt, dan/atau bercelana sobek
selama di kampus;
b. Berpakaian ketat, tembus pandang dan/atau baju pendek bagi
mahasiswi;
c. Melanggar ketentuan pasal 4 huruf c dan d;
d. Menggunakan alat komunikasi selama kuliah, ujian, dan praktikum
kecuali sesuai dengan kontrak belajar;
e. Berambut gondrong, gimbal, rasta, bercat (kecuali hitam), mengenakan
kalung dan/atau anting bagi mahasiswi;
f. Merokok saat menjalani urusan dan mengikuti kegiatan akademik;
105
g. Membuang puntung rokok atau sampah lainnya tidak pada tempatnya.
Pelanggaran Sedang
Pasal 9
Pelanggaran sedang dapat berupa:
a. Menggunakan fasilitas universitas secara tidak bertanggung jawab yang
mengakibatkan kerugian Negara;
b. Mengundang dan/atau membawa pihak luar dari universitas ke dalam
kampus untuk berdemonstrasi;
c. Menyontek atau copypaste dalam kegiatan akademik,
d. Mengganggu kelancaran proses kegiatan akademik dan/atau kegiatan
perkantoran;
e. Bertato;
f. Melakukan provokasi, ancaman, dan tindakan lainnya yang dapat
menganggu ketenangan seseorang dan/atau mencemarkan nama baik
universitas, seseorang, golongan, ras, suku, dan/atau agama;
g. Melakukan vandalism (corat-coret, pengrusakan, dan lainnya) di
lingkungan kampus;
h. Membawa, menyimpan, dan menggunakan senjata tajam di lingkungan
kampus;
i. Berpakaian dengan menutup wajah.
Pelanggaran Berat
Pasal 10
106
Pelanggaran berat dapat berupa:
a. Memiliki, membawa, mengedarkan, dan/atau mempergunakan NAPZA
(nikotin, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif) dan/atau obat
berbahaya lainnya;
b. Menganut dan/atau menyebarkan paham terlarang;
c. Memiliki, membawa, menggandakan, meminjam, meminjamkan,
menjual dan/atau menyewakan media pornografi;
d. Melakukan plagiasi, membuatkan, dan/atau meminta orang lain
membuatkan skripsi, tesis, dan/atau disertasi;
e. Bertindak sebagai joki dalam ujian masuk universitas dan ujian
semester;
f. Memalsukan nilai, tanda tangan dosen dan pejabat, dan segala bentuk
dokumen resmi, stempel, dan/atau ijazah;
g. Mengubah data milik universitas secara tidak sah;
h. Melakukan perusakan, perampasan, tindak kekerasan, dan/atau
pencurian barang di lingkungan universitas;
i. Melakukan tindakan asusila, pemerkosaan dan/atau perzinaan;
j. Melakukan tindakan pidana yang dijatuhi hukuman penjara yang telah
mempunyai kekuatan hokum tetap lebih dari satu tahun;
k. Melakukan demonstrasi atau unjuk rasa yang anarkis;
l. Mengikuti organisasi terlarang.
Akumulasi Pelanggaran
107
Pasal 11
a. Pelanggaran ringan yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dan telah
dikenai sanksi menjadi pelanggarn berat;
b. Pelanggaran sedang yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dan telah
dikenakan sanksi menjadi pelanggaran berat.
Pelanggaran Khusus Pengurus
Organisasi Kemahasiswaan
Pasal 12
Pelanggaran khusus bagi pengurus Organisasi Kemahasiswaan adalah:
a. Menggunakan vasilitas universitas yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya;
b. Melanggar ketentuan pelaksanaan kegiatan universitas;
c. Melanggar ketentuan organisasi dan universitas;
d. Menghilangakan, merusak, dan/atau mencuri fasilitas universitas.
BAB VII
SANKSI
Jenis Sanksi
Pasal 13
Sanksi terdiri atas sanksi ringan, sedang, dan berat.
Sanksi Ringan
108
Pasal 14
Sanksi ringan dapat berupa:
a. Nasihat, teguran, atau sanksi yang bersifat edukasi lainnya, naik secara
lisan maupun tulisan;
b. Dikeluarkan dari ruang kuliah, praktikum, atau ujian;
c. Tidak memperoleh layanan administrasi, akademik, kemahasiswaan
dan/atau layanan lainnya.
Sanksi Sedang
Pasal 15
Sanksi sedang dapat berupa:
a. Kehilangan hak mengikuti ujian dalam mata kuliah tertentu atau
seluruh mata kuliah selama satu semester;
b. Penangguhan dan/atau pembatalan hasil ujian mata kuliah tertentu atau
selurus mata kuliah dalam satu semester;
c. Penangguhan penyerahan ijazah, transkip nilai, dan Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (SKPI) asli dalam jangka waktu tertentu;
d. Diskors dalam satu semester atau lebih dari kegiatan akademik dan
wajib bayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) serta dihitung masa studi
penuh;
e. Dicabut haknya untuk mendapat beasiswa dari dan/atau melalui
universitas;
f. Mengganti barang yang rusak atau hilang.
109
Sanksi Berat
Pasal 18
Sanksi berat dapat berupa;
a. Diwajibkan mengganti/mengembalikan barang yang dirusak, dirampas
dan/atau dikuasai tampa hak;
b. Diskors selama dua semester atau lebih dari kegiatan akademik dan
wajib membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta dihitung sebagai
masa studi penuh;
c. Dicabut haknya untuk mendapat beasiswa dari dan/atau melalui
universitas;
d. Dihentikan dengan hormat sebagai mahasiswa dan berhak mendapat
transkip nilai matakuliah yang pernah ditempuh, surat pindah, dan lain-
lainnya terkait dengan kegiatan akademik yang pernah dilakukan;
e. Dicabut gelar akademik dengan tidak hormst;
f. Dilaporkan kepada pihak yang berwajib‟
Sanksi Khusus Pengurus
Organisasi Kemahasiswaan
Pasal 17
Sanksi khusus bagi pengurus organisasi kemahasiswaan adalah
penonaktifan untuk sementara waktu atau tetap sebagai pengurus
110
organisasi mahasiswa intra kampus dan/atau sanksi lain sesuai tingkat
pelanggarannya.
Ketentuan Sanksi
Pasal 18
a. Sanksi diberlakukan bagi mahasiswa yang tidak melaksanakan
kewajiban dan/atau melanggar aturan sebagaimana tertuang dalam
Tata Tertib ini;
b. Penjatuhan sanksi ringan dapat dilakukan secara langsung oleh dosen
dan/atau tendik.
c. Penjatuhan sanksi untuk kategori sedang dan berat ditentukan setelah
melalui pemeriksaan cermat secara teliti dengan bukti-bukti yang sah
oleh Dewan Kehormatan Tata Tertib Mahasiswa (DKTM)
d. Sebelum penjatuhan sanksi sedang atau berat dapat dilakukan
penggilan orang tua atau wali yang sa secara hokum.
e. Rector, Dekan atau Direktur Pascasarjana mempublikasikan nama,
foto, jenis pelanggaran, dan sanksi bagi pelanggar Tata Tertib di
tempat-tempat strategis universitas dalam jangka waktu 2 (dua) bulan
untuk pelanggaran sedang dan 4 (empat) bulan untuk pelanggaran
berat.
BAB VIII
PELAPORAN, PERSIDANGAN,
PENJATUHAN SANKSI, DAN REHABILITASI
111
Pelaporan
Pasal 19
(1) Yang berhak melaporkan terjadinya pelanggaran adalan dosen, tendik,
mahasiswa dan/atau masyarakat;
(2) Pelapor berhak mendapatkan perlindungan dari pimpinan
fakultas/pimpinan psacasarjana, dan/atau pimpinan universitas;
(3) Laporan ditujikan kepada pimpinan fakultas/pimpinan pascasarjana
atau pimpinan universitas;
(4) Untuk pelaporan pelanggaran sedang, pimpinan fakultas atau
pascasarjana menindak lanjuti laporan tersebut kepada DKTM fakultas
atau DKTM pascasarjana;
(5) Untuk pelaporan pelanggaran berat, pimpinan fakultas atau
pascasarjana menindak lanjuti laporan tersebut kepada pimpinan
universitas;
(6) Pimpinan universitas menindak lanjuti laporan tersebut kepada DKTM
universitas.
Pesidangan
Pasal 20
(1) DKTM memanggil mahasiswa terlapor untuk menjalani persidangan;
(2) Pemanggilan mahasiswa dilakukan melalui surat resmi sesuai alamat
terakhir yang tercatat di universitas;
112
(3) Apabila mahasiswa terlapor telah 2 (dua) kali atau terhitung tujuh 7
(tujuh) hari sejak pemanggilan kedu disampaikan tetap melepaskan
haknya dan pemeriksaan dapat dilanjutkan tanpa kehadiran mahasiswa
pelanggar;
(4) Apabila mahasiswa terlapor hadir, persidangan dilanjutkan dengan
memeriksa mahasiswa terlapor sanksi, dan alat bukti;
(5) Selama persidangan, mahasiwa terlapor berhak didampingi oleh
sebanyak-banyaknya dua orang pembela yang bersal dari unsur
mahasiswa;
(6) Keputusan Dekan, Direktur Pascasarjana dan Rektor bersifat final dan
mengikat.
Penjatuhan Sanksi
Pasal 21
(1) Penjatuhan sanksi atas pelanggaran ringan disertakan kepada dosen
dan/atau tendik;
(2) Mekanisme penjatuhan sanksi atas pelanggaran sedang:
a. DKTM fakultas atau pascasarjana membuat berita acara
persidangan dan rekomendasi;
b. Berita acara persidangan dan rekomendasi disampaikan kepada
Dekan atau Direktur Pascasarjana;
c. Dekan atau Direktur Pascasarjana menjatuhkan sanksi berdasarkan
rekomendasi DKTM tersebut;
113
d. Apabila hasil persidangan menyatakan bahwa kasus tersebut masuk
kategori pelanggaran berat maka, DKTM fakultas atau
pascasarjana merekomendasikan kepada Dekan atau Direktur
Pascasarjana untuk diteruskan kepada Rektor.
(3) Mekanisme penjatuhan sanksi atas pelanggaran berat:
a. DKTM universitas membuat berita acara persidangan dan
rekomendasi;
b. Berita acara persidangan dan rekomendasi DKTM tersebut;
c. Rektor menjatuhkan sanksi berdasarkan rekomendasi DKTM
tersebut;
(4) Apabila DKTM universitas tidak menemukan pelanggaran tingkat
berat dan ternyata hanya pelanggaran sedang, maka, Rektor
melimpahakan kepada Dekan atau Direktur Pascasarjaan untuk
langsung menjatuhkan sanksi.
Rehabilitasi
Pasal 22
Rehabilitasi diberikan kepada mahasiswa yang telah dijatuhi sanksi apabila
dikemudian hari mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah
BAB IX
DEWAN KEHORMATAN TATA TERTIB
MAHASISWA
114
Pembentukan Dewan Kehormatan
Tata Tertib Mahasiswa
Pasal 23
(1) DKTM universitas dipilih dan diangkat oleh Rektor;
(2) DKTM fakultas dipilih dan diangkat oleh Dekan dan DKTM
pascasarjana dipilih dan diangkat oleh Direktur Pascasarjana;
(3) DKTM dibentuk untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang pada periode berikutnya;
(4) DKTM universitas beranggotakan 7 (tujuh) orang, terdiri atas seorang
ketua merangkap anggota, dan exofficio Wakil Rektor Bidang
kemahasiswaan dan kerjasama, seorang sekertaris merangkap anggota,
dan 5 (lima) orang anggota;
(5) DKTM fakultas atau pascasarjana beranggotakan 5 (lima) orang
terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang sekertaris
merangkap anggota, dan seorang anggota;
(6) DKTM tingkat fakultas diambil dari atas unsur dosen dan exofficio
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama;
(7) Dalam melaksanakan tugasnya, DKTM dibantu oleh notulis;
(8) Jika dipandang perlu, DKTM universitas dapat merekomendasikan
kepada Rektor untuk membentuk DKTM adhoc;
(9) Tata cara persidangan DKTM adhoc mengacu pada tata cara
persidangan dalam Tata Tertib ini;
115
Tugas Dewan Kehormatan
Tata Tertib Mahasiswa
Pasal 24
(1) Dewan Kehormatan Tata Tertib Mahasiswa bwrtugas:
a. Melakukan pencarian fakta dan bukti, pemeriksaan, dan pembuatan
berita acara persidangan;
b. Melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak terlapor dan pelapor
untuk didengarkan keterangan atau pembelaannya;
c. Memberikan rekomendasi kepada Rektor, Dekan, atau Direktur
Pascasarjana dalam penjatuhan sanksi sesuai kewenangannya.
(2) Dewan Kehormatan Tata Tertib Mahasiswa diberi hak untuk
mengusulkan pemberian sanksi sesuai tingkatan pelanggaran dengan
memilih diantara opsi yang ada.
BAB X
PENUTUP
Pasal 25
Dengan berlakunya Tata Tertib Mahasiswa ini, maka, peraturan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Tertib
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan segala peraturannya di
universitas yang bertentangan dengan Tata Tertib ini dinyatakan tidak
berlaku.
116
Pasal 26
Tata Tertib mahasiswa ini mulai diberlakukan sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Agustus 2019
117
DOKUMENTASI
Gambar 6
Wanancara dengan informan RV
Gambar 7
118
Wawancara dengan informan AN
Gambar 8
Wawancara dengan informan ST
Gambar 9
Foto Bersama Informan
119
Gambar 10
Prestasi yang diraih RV
Gambar 11
Prestasi yang diraih AN
120
121
Gambar 12
Prestasi yang diraih ST
122
Gambar 13
Perilaku penyimpangan yang dilakukan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
123
CURRICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
Nama : Rafa Shafri Fatin
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Banjarnegara/31 Maret 1998
Alamat : Banjarnegara, Rakit, kincang RT03/RW03
Alamat Tinggal : Gendeng Lamong, 981 Baciro
Email : [email protected]
No Hp : 085328876472
B. Latar Belakang Pendidikan Formal
Jenjang Nama Sekolah Tahun
TK TK 01 Pertiwi Kincang 2003-2004
SD SDN 01 Kincang 2004-2010
SMP SMPN 01 Wanadadi 2010-2013
SMU MAN 02 Banjarnagara 2013-2016
S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016-2020
124
SERTIFIKAT
125
126
127
128