Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah ...

14
Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD Sumbawa Nurul, A. 2020. Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD Sumbawa. Skripsi, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Sumbawa. Pembimbing: (I) Eti Kurniati, S.T., M.T (II) Adi Mawardin, S.T., M.Eng. Abstraksi Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemarab lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu, air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran umum. Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan air limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut makaperlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selaini itu perlu menyebarluaskan informasi teknologi khususnya untuk pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih teknologo pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang optimal. Kata kunci : Biofilter, Anaerob, Aerob, Rumah Sakit Abstract Hospital wastewater is a very potential source of environmental pollutants. Therefore, this wastewater needs to be treated first before being discharged to public channels. the problem that often arises in terms of hospital waste management is the limited funds available to build wastewater treatment facilities and their operations, especially for small and medium type hospitals. To overcome this, it is necessary to develop hospital wastewater treatment technology that is cheap, easy to operate and affordable, especially for hospitals with small to medium capacities. In addition, it is necessary to disseminate technological information, especially for hospital wastewater treatment, so that in selecting technology, the hospital management gets optimal results. Key words: Biofilter, Anaerobic, Aerobic, Hospital

Transcript of Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah ...

Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD Sumbawa

Nurul, A. 2020. Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD

Sumbawa. Skripsi, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Sumbawa.

Pembimbing: (I) Eti Kurniati, S.T., M.T (II) Adi Mawardin, S.T., M.Eng.

Abstraksi

Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemarab lingkungan yang sangat

potensial. Oleh karena itu, air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran

umum. Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya

dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan air limbah serta operasinya, khususnya untuk

rumah sakit tipe kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut makaperlu dikembangkan teknologi

pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau,

khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selaini itu perlu menyebarluaskan

informasi teknologi khususnya untuk pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih

teknologo pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang optimal.

Kata kunci : Biofilter, Anaerob, Aerob, Rumah Sakit

Abstract

Hospital wastewater is a very potential source of environmental pollutants. Therefore, this wastewater

needs to be treated first before being discharged to public channels. the problem that often arises in

terms of hospital waste management is the limited funds available to build wastewater treatment

facilities and their operations, especially for small and medium type hospitals. To overcome this, it is

necessary to develop hospital wastewater treatment technology that is cheap, easy to operate and

affordable, especially for hospitals with small to medium capacities. In addition, it is necessary to

disseminate technological information, especially for hospital wastewater treatment, so that in

selecting technology, the hospital management gets optimal results.

Key words: Biofilter, Anaerobic, Aerobic, Hospital

PENDAHULUAN

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 1204/ MENKES/

SK/X/2004 Rumah sakit adalah salah satu

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa

adalah salah satu rumah sakit yang ada di kota

Sumbawa ini menyediakan fasilitas dengan

peralatan dan tenaga medis yang

berpengalaman. Dalam melayani kesehatan

masyarakat, RSUD Sumbawa selalu

menghasilkan limbah cair. Limbah cair RSUD

Sumbawa berasal dari kamar mandi, kamar

cuci, dapur, ruang perawatan, ruang poliklinik,

ruang tindakan, ruang laboratorium, dan lain-

lain yang mengandung bahan kimia (toksik),

infeksius dan radioaktif.

Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi eksisting pengolahan

IPAL di RSUD Sumbawa dengan standar

SNI yang berlaku yang telah ditentukan?

2. Bagaimana kinerja teknologi IPAL di

RSUD Sumbawa?

Batasan Masalah

1. Evaluasi dilakukan pada tiap-tiap unit

yang ada di IPAL yang Rumah Sakit

berdasarkan data sekunder yang ada,

dan data hasil penelitian di laboratorium

untuk kemudian di analisis efektifitas

masing-masing unitnya sesuai teori

yang ada.

2. Menghitung debit air limbah di RSUD

Sumbawa

Tujuan Penelian

Adapun tujuan dari peneltian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui perbandingan eksisting

pengolahan IPAL di RSUD Sumbawa

yang terjadi antara IPAL di RSUD

Sumbawa dengan sumber yang telah

ditentukan

2. Mengetahui kinerja Teknologi IPAL di

RSUD Sumbawa

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui Eksisiting kondisi

pengolahan IPAL yang ada pada di

RSUD Sumbawa

2. Dapat mengetahui kinerja Teknologi

IPAL yang ada pada di RSUD

Sumbawa

TINJAUAN PUSTAKA

Air Limbah

Limbah adalah bahan buangan tidak

terpakai yang berdampak negatif terhadap

masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.

Limbah merupakan sisa produksi, baik dari

alam maupun hasil dari kegiatan manusia.

Berdasarkan keputusan Memperindag RI No.

231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur

impor limbah, menyatakan bahwa limbah

adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu

kegiatan atau proses produksi yang fungsinya

sudah berubah darai aslinya. Namun

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999

Jo.PP85/1999 limbah didefinisikan sebagai sisa

atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan

manusia.

Jenis-jenis Air Limbah

Jenis-jenis air limbah dikelompokkan

berdasarkan sumbe penghasil atau penyebab air

limbah yabg secara umum terdiri dari:

a. Air limbah Domestik

Air limbah yang berasal dari

kegiatan penghunian, seperti rumah

tinggal, hotel, sekolahan, kampus,

perkantoran, pertokoan, pasar, dan

fasilitas-fasilitas pelayanan umum.

Air limbah yang domestic dapat

dikelompokkan menjadi :

- Air buangan mandi

- Air buangan wc : air kotor/tinja

- Air buangan dapur dan cucian

b. Air Limbah Industri

Air limbah yang berasal dari

kegiatan industri, seperti pabrik

industry logam, tekstil, kulit,

pangan ( makanan, minuman),

industri kimia dan lainnya.

c. Air Limbah Limpasan dan

Rembesan Air Hujan

Air limbah yang melimpas di atas

permukaan tanah dan meresap

kedalam tanah sebagai akibat

terjadinya hujan. (Dunung Waskito

Aji, 2015)

Air Limbah Rumah Sakit

Air limbah Rumah Sakit merupakan salah

satu sumber pencemaran lingkungan yang

sangat berbahaya. Oleh karena itu air limbah

perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang

ke saluran umum.

Air limbah Rumah sakit adalah seluruh

buangan cair yang berasal dari hasil proses

seluruh kegiatan Rumah sakit yang meliputi

(Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, No. 122 / 2004).

1. Limbah padat medis adalah limbah padat

yang terdiri dari limbah infeksius, limbah

patologi, limbah benda tajam, limbah

farmasi, limbah sitoksis, limbah kimiawi,

limbah radioaktif.

2. Limbah padat non medis adalah limbah

padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah

sakit di luar medis yang berasal dari dapur,

perkantoran, taman dan halaman yang

dapat dimanfaatkan kembali.

Kebutuhan Air Bersih Rumah Sakit

Dalam menentukan besarnya kebutuhan

air bersih perlu diketahui jumlah tempat tidur

(TT), jumlah pasien, dan jumlah karyawan

Rumah Sakit tersebut. Dari data yang diperoleh

dilakukan perhitungan mengenai jumlah air

bersih yang dibutuhkan setiap orang dalam satu

hari. (Dunung Waskito Aji, 2015).

1. Debit Air Limbah Rumah Sakit

Besarnya debit air limbah rumah sakit

ditentukan dengan jumlah kebutuhan air bersih

seluruh kegiatan yang berada di rumah sakit.

Pada umumnya 60-85% dari penggunaan air

bersih tersebut merupakan air buangan atau air

limbah.

Q air limbah = 80% x Qair bersih

2 Hidrolika Tertutup

Air yang mengalir sepanjang pipa yang

mempunyai luas permukaan A (m²) dan

kecepatan v (m/det) selalu memiliki debit yang

sama pada setiap penampangnya. Hal tersebut

dikenal sebagai hukum kontinuitas yang

dituliskan:

Qin = Qout

Q = A . v

A1. v1 = A2. v2

Dengan :

Q = debit (m³/det)

v = kecepatan aliran (m/det)

A = luas penampang (m²)

Apabila zat cair di dalam pipa tidak

penuh maka, perhitungan kecepatan aliran

menggunakan rumus Manning sebagai berikut :

𝑣 = 1 x 𝑛

𝑅 = 𝐴 x 𝑃

Dengan :

v = kecepatan aliran air dalam pipa

(m/det)

A = luas penampang basah (m²)

R = jari-jari hidrolis (m)

P = keliling basah (m)

n = koefisien kekasaran Manning

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

a. Waktu

Pada pelaksanaan penelitian ini pada

bulan April hingga Juli 2020

b. Tempat

Pada pengambilan data dalam penelitian

ini berada di RSUD Sumbawa

Pengumpulan Data

Survei Primer

1) Dimensi bangunan IPAL

Dimensi IPAL adalah berdasarkan debit

air yang akan diolah perhari dan

penataan lahan bangunan pengolahan air

limbah

2) Debit aliran Limbah Rumah Sakit

Debit air limbah adalah jumlah aliran air

limbah persatuan waktu

Survei Sekunder

Standar Baku Mutu air limbah bagi usaha atau

kegiatan Rumah sakit kesehatan adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Baku Mutu Air Limbah

Parameter Kadar

maksimun

(mg/L)

Satuan

BOD 40-50 mg/L

COD 80-100 mg/L

TSS 30-40 mg/L

pH 6,0-9,0 mg/L

(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 68

Tahun 2016)

Teknik Analisis Data

3.4.1 Analisis kondisi bangunan IPAL

1. Deksriptif kuantitatif

Deksriptif kuantitatif adalah metode

yang digunakan untuk mendeskripsikan

masalah atau peristiwa Bangunan IPAL

dan debit air yang diolah dengan IPAL

yang terjadi di RSUD Sumbawa:

a. Jenis Limbah Cair

Air limbah adalah seluruh air

buangan yang berasal dari hasil

proses kegiatan sarana pelayanan

kesehatan yang meliputi : air

limbah domestik (air buangan

kamar mandi, dapur, air bekas

pencucian pakaian), air limbah

klinis ( air limbah yang berasal

dari kegiatan klinis rumah sakit,

misalnya air bekas cucian luka,

cucian darah dll), air limbah

laboratorium dan lainnya.

b. Konstruksi Bangunan IPAL

1) Setiap bangunan IPAL,

strukturnya harus

direncanakan dan

dilaksanakan dengan cukup

kuat, kokoh, dan stabil dalam

memikul beban/kombinasi

beban dan memenuhi

persyaratan keselamatan,

kelayanan, dan umur

layanannya.

2) Kemampuan memikul beban

diperhitungkan terhadap

pengaruh-pengaruh aksi

sebagai akibat beban muatan

tetap maupun beban muatan

sementara yang timbul akibat

gempa, angin, pengaruh

korosi, jamur dan

sebagainya.

3) Dalam perencanaan struktur

bangunan IPAL harus

diperhitungkan dapat

memikul pengaruh gempa

rencana sesuai dengan zona

gempanya.

4) Ukuran bangunan IPAL

harus sesuai dengan luas

lahan dan penataan yang

telah ditentukan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian

Adapun penelitian pengolahan IPAL yang

berada di RSUD Sumbawa Alamat Jl. Garuda

no 5, Brang biji, Kec. Sumbawa, Nusa tenggara

Barat.

IPAL yang ada di RSUD Sumbawa

membuat Unit Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) klinis dan domestic yang

telah beroperasi sejak tahun 2014. Air

limbah domestik RSUD Sumbawa yang

berasal dari air limbah domestic karyawan,

dapur, laundry, toilet/kamar mandi pasien

(air kotor/black water), wastafel ( air

bekas/grey water) dan air limpasan dari

tangki septik/swage pit dialirkan ke

sumppit/bak penampung disalurkan melalui

pipa untuk dialirkan kembali menuju bak

kontrol dan dialirkan secara gravitasi ke

tangki STP Biotech (anoxic chamber,

anaerobic chamber, sedimentasi chamber,

aeraction chamber) untuk dilakukan

pengolahan secara biologis sebelum

dibuang ke saluran umum. yang berada di

RSUD berdiri pada tahun 2014, diketahui

bahwa pada hasil survey pada kondisi

IPAL di RSUD Sumbawa ternyata sudah

terbilang sesuai standar baku mutu yang

ada, Setiap bangunan IPAL, strukturnya

cukup kuat, kokoh, dan stabil dalam

memikul beban/kombinasi beban dan

memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan hingga saat ini

Analisis Penelitian Struktur Bangunan IPAL

di RSUD Sumbawa

Spesifikasi Bangunan IPAL dan saluran air

limbah

Untuk saluran air limbah dan pondasi yang

digunakan pada IPAL di RSUD Sumbawa telah

sesuai dengan SNI 03-6481-2000 sistem

Plambing 2000. Untuk rumah sakit Sumbawa

kita mengetahui bahwa

a Saluran air limbah di RSUD Sumbawa

memiliki system pump gravity dengan

ukuran 2 sampai 4 cm dengan kemiringan

pipa 4 banding 1000 mm sistem control yang

digunakan adalah control point/clogging

monitor bisa digunakan dirawan buntu untuk

mengalirkan air limbahnya sampai ke setipc

tank IPAL itu sendiri.

a. Pondasi IPAL yang ada di RSUD

menggunakan kontruksi beton bertulang

dengan tebal 200 mm juga sudah diplester

dicat dengan baik dan memiliki 1 unit paket

yang digunakan hingga sekarang ini.

b. Atap IPAL yang ada di RSUD Sumbawa

menggunakan kontruksi besi/galvanis

memiliki ketinggian mencapai 2,5 m model

yang digunakan adalah model konopi metal

roof atau standar juga memiliki satu paket.

c. Ruang peralatan untuk penggunaan

peralatan dipakai disini yaitu kontruksi

pasangan bata dengan dimensi minimal 2m

x 2m x 2m dilantai sudah terpasang

keramik.

A. Menggunakan Teknologi Biofilter

Anaerob-aerob

Gambar 4.6 Proses pengolahan Air Limbah

Dengan menggunakan Teknologi Biofilter.

(Sumber: Said, 2005)

Seluruh air limbah dialirkan masuk ke

bak pengumpul atau bak ekualisasi, selanjutnya

dari bak ekualisasi air limbah dipompa ke bak

pengendap awal, untuk mengendapkan partikel

lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi.

Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi

sebagai bak pengontrol aliran, serta bak

pengurai senyawa organik yang berbentuk

padatan, pengurai lumpur (sludge digestion)

dan penampung lumpur. Skema proses

pengolahan air limbah dengan sistem biofilter

anaerob-aerob.

1. Jaringan Pengumpul Air Limbah.

Dalam proses pengolahan air limbah

rumah sakit unit ini berfungsi sebagai

tempat pengumpulan air limbah yang

berasal dari berbagai kegiatan. Kegiatan

tersebut diantaranya seperti kegiatan rawat

inap, kegiatan rawat jalan, kegiatan laundry,

kegiatan dapur, kegiatan kantor, kegiatan

laboratorium, sampai kegiatan yang berasal

dari kamar mandi atau toilet. Dari beberapa

kegiatan tersebut, tentunya akan

menghasilkan limbah cair yang

mengandung polutan senyawa organik

dalam kadar tinggi. Dalam pengolahan

limbah cair dengan kadar senyawa organik

tinggi biasanya akan menggunakan proses

biologis. Sedangkan untuk kegiatan yang

berasal dari laboratorium tentunya akan

lebih banyak mengandung logam berat

makan akan diolah dulu menggunakan

proses kimia-fisika. Di dalam unit

pengumpul air limbah ini, proses pengaliran

air limbah dapat menggunakan dua cara,

yaitu sistem gravitasi dan sistem

bertekanan. Sistem gravitasi merupakan

proses pengaliran air limbah yang

dikhususkan untuk mengalirkan air limbah

dari tempat tinggi menuju tempat rendah.

Sedangkan sistem bertekanan digunakan

untuk mengalirkan air limbah dari tempat

rendah menuju tempat tinggi.

2. Bak Kontrol.

Bak kontrol ini merupakan unit

IPAL yang membantu pembersihan pipa

jaringan pengumpul air limbah ketika

ada limbah padat yang melekat pada

dasar dinding pipa. Bak kontrol ini

sangat perlu digunakan dalam saluran

pembuangan yang berada di halaman.

3. Bak Pengumpul Air Limbah.

Bak pengumpul air limbah ini

berfungsi membantu berkumpulnya air

limbah yang berasal dari sumber yang

berbeda-beda. Dari bak pengumpul

inilah nantinya air limbah akan dialirkan

menuju bak pemisah lemak untuk

menmbersihkan senyawa padat yang

sulit terurai.

4. Bak Saringan.

Bak saringan merupakan bak

yang akan digunakan untuk

memisahkan benda-benda padat dari air

limbah seperti kotoran plastik, kertas,

kain, kayu, dan dari bahan-bahan padat

lainnya . Hal tersebut dilakukan untuk

mencegah kerusakan pada sistem

pemompaan dan unit pemisah lumpur.

5. Bak Pemisah Lemak.

Bak ini digunakan utuk proses

penghilangan minyak yang sebelumnya

bercampur dengan air limbah. Hal ini

dilakukan untuk dapat melancarkan

transfer oksigen dalam bak aerasi agar

proses kerja IPAL menjadi maksimal.

Sebab dapat diketahui bahwa minyak

atau lemak merupakan penyumbang

polutan organik tinggi yang dapat

menghambat oksigen.

6. Bak Ekualisasi atau Sedimentasi.

Bak ekualisasi merupakan bak

yang berfungsi mengatur debit air

limbah ang nantinya akan diolah dan

berfungsi untuk menyamakan

konsentrasi zat pencemarannya sehingga

proses pengolahan air limbah dapat

berjalan dengat stabil. Air limbah diolah

dalam bak ekualisasi biasanya sekitar 6-

10 jam.

7. Pompa Air limbah.

Pompa air limbah ini berfungsi

untuk mengalirkan air limbah dengan

head yang besar maupun dengan head

yang tidak begitu besar.

8. Kolam

Kolam ini adalah tes kualitas air

limbah yang telah diolah sebelum

dibuang ke saluran umum, namun yang

kita liat untuk pengolahannya di RSUD

Sumbawa belum pernah memanfaatkan

antara lain yang dapat kita ketahui untuk

kolam ini dapat penempatan ikan,

menyiram tanaman, menanam tanaman

maupun dapat digunakan menyiram

toilet.

Gambar 4.8 kolam untuk tes kualitas olahan

sebelum dibuang kesaluran umum

Kriteria Pengolahan IPAL Biofilter

Anaerob-Aerob

Kriteria perencanaan instalasi pengolahan

air limbah (IPAL) dengan proses biofilter

anaerob-aerob meliputi kriteria perencanaan

bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob,

reaktor biofilter aerob, bak pengendap akhir,

sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik.

Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi

dengan media dari bahan plastik berbentuk

sarang tawon. Jumlah reaktor anaerob ini bisa

dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas

dan jumlah air baku yang akan diolah.

Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air

limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau

facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,

pada permukaan media filter akan tumbuh

lapisan film mikro-organisme.Mikroorganisme

inilah yang akan menguraikan zat organik yang

belum sempat terurai pada bak pengendap.

Parameter perencanaan

Pada pengendap awal waktu tinggal rata-rata

3-5 jam untuk beban permukaan 20-30

m³/m² (JWWA)

1. Biofilter anaerob

Beban BOD persatuan permukaan media

(LA) sekitar 5 sampai 30 g. BOD/m². hari

(EBIE Kunio dkk, 1992) untuk beban BOD

0,5- 4 kg BOD per m³ media (menurut Nusa

Idaman Said, BPPT, 2002) waktu yang

dibutuhkan tinggal rata-rata 6- sampai 8

jam, untuk ketinggian ruang lumpr 0,5 m,

untuk bed pembiakan mikroba yaitu sekitar

0,9-1,5 m, timggi untuk media mencapai 20

cm.

2. Biofilter Aerob

Beban BOD persatuan permukaan media

(LA) = 5-30 g BOD/m². hari Beban BOD

persatuan permukaan media (LA) sekitar 5

sampai 30 g. BOD/m². hari (EBIE Kunio

dkk, 1992) untuk beban BOD 0,5- 4 kg

BOD per m³ media (menurut Nusa Idaman

Said, BPPT, 2002) waktu yang dibutuhkan

tinggal rata-rata 6- sampai 8 jam, untuk

ketinggian ruang lumpr 0,5 m, untuk bed

pembiakan mikroba yaitu sekitar 1,2 m,

timggi untuk media mencapai 20 cm.

3. Bak pengendap akhir

Waktu tinggal rata-rata 2-5 jam beban

permukaan (surface loading) adalah 10

m³/m² beban permukaan 20-50 m³/m².

4. Media yang digunakan untuk pengolahan

didalam tangki yaitu dengan tipe sarang

tawon ( crss flow), Jenis material yang

digunkan adalah PVC sheet, ketebalan

kontruksi dengan media yang digunakan

adalah 0,15- 0,23 mm, luas kontak spesifik

150-226 m²/m³, untuk diameternya adalah 2

cm x 2cm dengan berat 30-35 kg/m³

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Untuk pengolahan yang ada di RSUD

Sumbawa adalah menggunakan

pengolahan air limbah menggunakan

pengolahan bakteri mikroorganisme.

2. Dari hasil uji parameter di RSUD

Sumbawa sudah memenuhi baku mutu

yang telah ditentukan oleh pemerintah.

3. Untuk pengolahan yang cocok di RSUD

Sumbawa adalah menggunakan

teknologi biofilter Anaerob-aerob dan

hasil olahannya dapat dimanfaatkan

kembali.

Saran

1. Melakukan pembersihan dan perawatan

mesin reaktor, jika terjadi kerusakan

dilakukan perbaikan reaktor pada

pengolahan sistem mikroorganime.

2. Melakukan pembersihan dan perawatan

mesin blower, jika terjadi kerusakan

perbaikan mesin blower pada

pengolahan sistem pengolahan air

limbahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Kepmen LH no

58/MENLH/12/1995.

www.google.com. 13 Januari 2014.

Linsley, R.K. And Franzini, J.B. 1991. Teknik

Sumber Daya Air. Jilid 1 dan 2.

Jakarta : Erlangga.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air

Limbah. Jakarta : Universitas

Indonesia.

Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku

Mutu Air Limbah

Rizal dan Waliyadi, E. 2014. Jurnal : Efektivitas

Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) Domestik Sistem Rotating

Biological Contactor (RBC)

Kelurahan Sebengkok Kota Tarakan.

FPIK Universitas Borneo Tarakan

(UBT).

Suharno dan Asmadi. 2012. Dasar-Dasar

Teknologi Pengolahan Air Limbah.

Gosyen Publishing: Yogyakarta.

Herlambang, A dan R. Marsidi. 2003. Proses

Denitrifikasi dengan Sistem Biofilter

untuk Pengolahan Air Limbah yang

Mengandung Nitrat. Jurnal

Teknologi Lingkungan; Vol 4 (1):

46-55

Metcalf dan Eddy, Inc. 2003. Wastewater

Engineering: Treatment, Disposal

and Reuse. McGraw-Hill, Inc: USA.

Said, N. 2005. Aplikasi bioball untuk media

biofilter strudi kasus pengolahan air

limbah pencucian jeans. Pusat

Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Lingkungan (BPPT). Jurnal; Vol 1

No.1