Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah ...
Transcript of Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah ...
Judul : Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD Sumbawa
Nurul, A. 2020. Evaluasi Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD
Sumbawa. Skripsi, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Sumbawa.
Pembimbing: (I) Eti Kurniati, S.T., M.T (II) Adi Mawardin, S.T., M.Eng.
Abstraksi
Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemarab lingkungan yang sangat
potensial. Oleh karena itu, air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran
umum. Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya
dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan air limbah serta operasinya, khususnya untuk
rumah sakit tipe kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut makaperlu dikembangkan teknologi
pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau,
khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selaini itu perlu menyebarluaskan
informasi teknologi khususnya untuk pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih
teknologo pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang optimal.
Kata kunci : Biofilter, Anaerob, Aerob, Rumah Sakit
Abstract
Hospital wastewater is a very potential source of environmental pollutants. Therefore, this wastewater
needs to be treated first before being discharged to public channels. the problem that often arises in
terms of hospital waste management is the limited funds available to build wastewater treatment
facilities and their operations, especially for small and medium type hospitals. To overcome this, it is
necessary to develop hospital wastewater treatment technology that is cheap, easy to operate and
affordable, especially for hospitals with small to medium capacities. In addition, it is necessary to
disseminate technological information, especially for hospital wastewater treatment, so that in
selecting technology, the hospital management gets optimal results.
Key words: Biofilter, Anaerobic, Aerobic, Hospital
PENDAHULUAN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1204/ MENKES/
SK/X/2004 Rumah sakit adalah salah satu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa
adalah salah satu rumah sakit yang ada di kota
Sumbawa ini menyediakan fasilitas dengan
peralatan dan tenaga medis yang
berpengalaman. Dalam melayani kesehatan
masyarakat, RSUD Sumbawa selalu
menghasilkan limbah cair. Limbah cair RSUD
Sumbawa berasal dari kamar mandi, kamar
cuci, dapur, ruang perawatan, ruang poliklinik,
ruang tindakan, ruang laboratorium, dan lain-
lain yang mengandung bahan kimia (toksik),
infeksius dan radioaktif.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi eksisting pengolahan
IPAL di RSUD Sumbawa dengan standar
SNI yang berlaku yang telah ditentukan?
2. Bagaimana kinerja teknologi IPAL di
RSUD Sumbawa?
Batasan Masalah
1. Evaluasi dilakukan pada tiap-tiap unit
yang ada di IPAL yang Rumah Sakit
berdasarkan data sekunder yang ada,
dan data hasil penelitian di laboratorium
untuk kemudian di analisis efektifitas
masing-masing unitnya sesuai teori
yang ada.
2. Menghitung debit air limbah di RSUD
Sumbawa
Tujuan Penelian
Adapun tujuan dari peneltian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui perbandingan eksisting
pengolahan IPAL di RSUD Sumbawa
yang terjadi antara IPAL di RSUD
Sumbawa dengan sumber yang telah
ditentukan
2. Mengetahui kinerja Teknologi IPAL di
RSUD Sumbawa
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui Eksisiting kondisi
pengolahan IPAL yang ada pada di
RSUD Sumbawa
2. Dapat mengetahui kinerja Teknologi
IPAL yang ada pada di RSUD
Sumbawa
TINJAUAN PUSTAKA
Air Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak
terpakai yang berdampak negatif terhadap
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
Limbah merupakan sisa produksi, baik dari
alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Berdasarkan keputusan Memperindag RI No.
231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur
impor limbah, menyatakan bahwa limbah
adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu
kegiatan atau proses produksi yang fungsinya
sudah berubah darai aslinya. Namun
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999
Jo.PP85/1999 limbah didefinisikan sebagai sisa
atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia.
Jenis-jenis Air Limbah
Jenis-jenis air limbah dikelompokkan
berdasarkan sumbe penghasil atau penyebab air
limbah yabg secara umum terdiri dari:
a. Air limbah Domestik
Air limbah yang berasal dari
kegiatan penghunian, seperti rumah
tinggal, hotel, sekolahan, kampus,
perkantoran, pertokoan, pasar, dan
fasilitas-fasilitas pelayanan umum.
Air limbah yang domestic dapat
dikelompokkan menjadi :
- Air buangan mandi
- Air buangan wc : air kotor/tinja
- Air buangan dapur dan cucian
b. Air Limbah Industri
Air limbah yang berasal dari
kegiatan industri, seperti pabrik
industry logam, tekstil, kulit,
pangan ( makanan, minuman),
industri kimia dan lainnya.
c. Air Limbah Limpasan dan
Rembesan Air Hujan
Air limbah yang melimpas di atas
permukaan tanah dan meresap
kedalam tanah sebagai akibat
terjadinya hujan. (Dunung Waskito
Aji, 2015)
Air Limbah Rumah Sakit
Air limbah Rumah Sakit merupakan salah
satu sumber pencemaran lingkungan yang
sangat berbahaya. Oleh karena itu air limbah
perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang
ke saluran umum.
Air limbah Rumah sakit adalah seluruh
buangan cair yang berasal dari hasil proses
seluruh kegiatan Rumah sakit yang meliputi
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, No. 122 / 2004).
1. Limbah padat medis adalah limbah padat
yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif.
2. Limbah padat non medis adalah limbah
padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali.
Kebutuhan Air Bersih Rumah Sakit
Dalam menentukan besarnya kebutuhan
air bersih perlu diketahui jumlah tempat tidur
(TT), jumlah pasien, dan jumlah karyawan
Rumah Sakit tersebut. Dari data yang diperoleh
dilakukan perhitungan mengenai jumlah air
bersih yang dibutuhkan setiap orang dalam satu
hari. (Dunung Waskito Aji, 2015).
1. Debit Air Limbah Rumah Sakit
Besarnya debit air limbah rumah sakit
ditentukan dengan jumlah kebutuhan air bersih
seluruh kegiatan yang berada di rumah sakit.
Pada umumnya 60-85% dari penggunaan air
bersih tersebut merupakan air buangan atau air
limbah.
Q air limbah = 80% x Qair bersih
2 Hidrolika Tertutup
Air yang mengalir sepanjang pipa yang
mempunyai luas permukaan A (m²) dan
kecepatan v (m/det) selalu memiliki debit yang
sama pada setiap penampangnya. Hal tersebut
dikenal sebagai hukum kontinuitas yang
dituliskan:
Qin = Qout
Q = A . v
A1. v1 = A2. v2
Dengan :
Q = debit (m³/det)
v = kecepatan aliran (m/det)
A = luas penampang (m²)
Apabila zat cair di dalam pipa tidak
penuh maka, perhitungan kecepatan aliran
menggunakan rumus Manning sebagai berikut :
𝑣 = 1 x 𝑛
𝑅 = 𝐴 x 𝑃
Dengan :
v = kecepatan aliran air dalam pipa
(m/det)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolis (m)
P = keliling basah (m)
n = koefisien kekasaran Manning
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
a. Waktu
Pada pelaksanaan penelitian ini pada
bulan April hingga Juli 2020
b. Tempat
Pada pengambilan data dalam penelitian
ini berada di RSUD Sumbawa
Pengumpulan Data
Survei Primer
1) Dimensi bangunan IPAL
Dimensi IPAL adalah berdasarkan debit
air yang akan diolah perhari dan
penataan lahan bangunan pengolahan air
limbah
2) Debit aliran Limbah Rumah Sakit
Debit air limbah adalah jumlah aliran air
limbah persatuan waktu
Survei Sekunder
Standar Baku Mutu air limbah bagi usaha atau
kegiatan Rumah sakit kesehatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Baku Mutu Air Limbah
Parameter Kadar
maksimun
(mg/L)
Satuan
BOD 40-50 mg/L
COD 80-100 mg/L
TSS 30-40 mg/L
pH 6,0-9,0 mg/L
(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 68
Tahun 2016)
Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisis kondisi bangunan IPAL
1. Deksriptif kuantitatif
Deksriptif kuantitatif adalah metode
yang digunakan untuk mendeskripsikan
masalah atau peristiwa Bangunan IPAL
dan debit air yang diolah dengan IPAL
yang terjadi di RSUD Sumbawa:
a. Jenis Limbah Cair
Air limbah adalah seluruh air
buangan yang berasal dari hasil
proses kegiatan sarana pelayanan
kesehatan yang meliputi : air
limbah domestik (air buangan
kamar mandi, dapur, air bekas
pencucian pakaian), air limbah
klinis ( air limbah yang berasal
dari kegiatan klinis rumah sakit,
misalnya air bekas cucian luka,
cucian darah dll), air limbah
laboratorium dan lainnya.
b. Konstruksi Bangunan IPAL
1) Setiap bangunan IPAL,
strukturnya harus
direncanakan dan
dilaksanakan dengan cukup
kuat, kokoh, dan stabil dalam
memikul beban/kombinasi
beban dan memenuhi
persyaratan keselamatan,
kelayanan, dan umur
layanannya.
2) Kemampuan memikul beban
diperhitungkan terhadap
pengaruh-pengaruh aksi
sebagai akibat beban muatan
tetap maupun beban muatan
sementara yang timbul akibat
gempa, angin, pengaruh
korosi, jamur dan
sebagainya.
3) Dalam perencanaan struktur
bangunan IPAL harus
diperhitungkan dapat
memikul pengaruh gempa
rencana sesuai dengan zona
gempanya.
4) Ukuran bangunan IPAL
harus sesuai dengan luas
lahan dan penataan yang
telah ditentukan.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
Adapun penelitian pengolahan IPAL yang
berada di RSUD Sumbawa Alamat Jl. Garuda
no 5, Brang biji, Kec. Sumbawa, Nusa tenggara
Barat.
IPAL yang ada di RSUD Sumbawa
membuat Unit Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) klinis dan domestic yang
telah beroperasi sejak tahun 2014. Air
limbah domestik RSUD Sumbawa yang
berasal dari air limbah domestic karyawan,
dapur, laundry, toilet/kamar mandi pasien
(air kotor/black water), wastafel ( air
bekas/grey water) dan air limpasan dari
tangki septik/swage pit dialirkan ke
sumppit/bak penampung disalurkan melalui
pipa untuk dialirkan kembali menuju bak
kontrol dan dialirkan secara gravitasi ke
tangki STP Biotech (anoxic chamber,
anaerobic chamber, sedimentasi chamber,
aeraction chamber) untuk dilakukan
pengolahan secara biologis sebelum
dibuang ke saluran umum. yang berada di
RSUD berdiri pada tahun 2014, diketahui
bahwa pada hasil survey pada kondisi
IPAL di RSUD Sumbawa ternyata sudah
terbilang sesuai standar baku mutu yang
ada, Setiap bangunan IPAL, strukturnya
cukup kuat, kokoh, dan stabil dalam
memikul beban/kombinasi beban dan
memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan hingga saat ini
Analisis Penelitian Struktur Bangunan IPAL
di RSUD Sumbawa
Spesifikasi Bangunan IPAL dan saluran air
limbah
Untuk saluran air limbah dan pondasi yang
digunakan pada IPAL di RSUD Sumbawa telah
sesuai dengan SNI 03-6481-2000 sistem
Plambing 2000. Untuk rumah sakit Sumbawa
kita mengetahui bahwa
a Saluran air limbah di RSUD Sumbawa
memiliki system pump gravity dengan
ukuran 2 sampai 4 cm dengan kemiringan
pipa 4 banding 1000 mm sistem control yang
digunakan adalah control point/clogging
monitor bisa digunakan dirawan buntu untuk
mengalirkan air limbahnya sampai ke setipc
tank IPAL itu sendiri.
a. Pondasi IPAL yang ada di RSUD
menggunakan kontruksi beton bertulang
dengan tebal 200 mm juga sudah diplester
dicat dengan baik dan memiliki 1 unit paket
yang digunakan hingga sekarang ini.
b. Atap IPAL yang ada di RSUD Sumbawa
menggunakan kontruksi besi/galvanis
memiliki ketinggian mencapai 2,5 m model
yang digunakan adalah model konopi metal
roof atau standar juga memiliki satu paket.
c. Ruang peralatan untuk penggunaan
peralatan dipakai disini yaitu kontruksi
pasangan bata dengan dimensi minimal 2m
x 2m x 2m dilantai sudah terpasang
keramik.
A. Menggunakan Teknologi Biofilter
Anaerob-aerob
Gambar 4.6 Proses pengolahan Air Limbah
Dengan menggunakan Teknologi Biofilter.
(Sumber: Said, 2005)
Seluruh air limbah dialirkan masuk ke
bak pengumpul atau bak ekualisasi, selanjutnya
dari bak ekualisasi air limbah dipompa ke bak
pengendap awal, untuk mengendapkan partikel
lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi.
Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi
sebagai bak pengontrol aliran, serta bak
pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, pengurai lumpur (sludge digestion)
dan penampung lumpur. Skema proses
pengolahan air limbah dengan sistem biofilter
anaerob-aerob.
1. Jaringan Pengumpul Air Limbah.
Dalam proses pengolahan air limbah
rumah sakit unit ini berfungsi sebagai
tempat pengumpulan air limbah yang
berasal dari berbagai kegiatan. Kegiatan
tersebut diantaranya seperti kegiatan rawat
inap, kegiatan rawat jalan, kegiatan laundry,
kegiatan dapur, kegiatan kantor, kegiatan
laboratorium, sampai kegiatan yang berasal
dari kamar mandi atau toilet. Dari beberapa
kegiatan tersebut, tentunya akan
menghasilkan limbah cair yang
mengandung polutan senyawa organik
dalam kadar tinggi. Dalam pengolahan
limbah cair dengan kadar senyawa organik
tinggi biasanya akan menggunakan proses
biologis. Sedangkan untuk kegiatan yang
berasal dari laboratorium tentunya akan
lebih banyak mengandung logam berat
makan akan diolah dulu menggunakan
proses kimia-fisika. Di dalam unit
pengumpul air limbah ini, proses pengaliran
air limbah dapat menggunakan dua cara,
yaitu sistem gravitasi dan sistem
bertekanan. Sistem gravitasi merupakan
proses pengaliran air limbah yang
dikhususkan untuk mengalirkan air limbah
dari tempat tinggi menuju tempat rendah.
Sedangkan sistem bertekanan digunakan
untuk mengalirkan air limbah dari tempat
rendah menuju tempat tinggi.
2. Bak Kontrol.
Bak kontrol ini merupakan unit
IPAL yang membantu pembersihan pipa
jaringan pengumpul air limbah ketika
ada limbah padat yang melekat pada
dasar dinding pipa. Bak kontrol ini
sangat perlu digunakan dalam saluran
pembuangan yang berada di halaman.
3. Bak Pengumpul Air Limbah.
Bak pengumpul air limbah ini
berfungsi membantu berkumpulnya air
limbah yang berasal dari sumber yang
berbeda-beda. Dari bak pengumpul
inilah nantinya air limbah akan dialirkan
menuju bak pemisah lemak untuk
menmbersihkan senyawa padat yang
sulit terurai.
4. Bak Saringan.
Bak saringan merupakan bak
yang akan digunakan untuk
memisahkan benda-benda padat dari air
limbah seperti kotoran plastik, kertas,
kain, kayu, dan dari bahan-bahan padat
lainnya . Hal tersebut dilakukan untuk
mencegah kerusakan pada sistem
pemompaan dan unit pemisah lumpur.
5. Bak Pemisah Lemak.
Bak ini digunakan utuk proses
penghilangan minyak yang sebelumnya
bercampur dengan air limbah. Hal ini
dilakukan untuk dapat melancarkan
transfer oksigen dalam bak aerasi agar
proses kerja IPAL menjadi maksimal.
Sebab dapat diketahui bahwa minyak
atau lemak merupakan penyumbang
polutan organik tinggi yang dapat
menghambat oksigen.
6. Bak Ekualisasi atau Sedimentasi.
Bak ekualisasi merupakan bak
yang berfungsi mengatur debit air
limbah ang nantinya akan diolah dan
berfungsi untuk menyamakan
konsentrasi zat pencemarannya sehingga
proses pengolahan air limbah dapat
berjalan dengat stabil. Air limbah diolah
dalam bak ekualisasi biasanya sekitar 6-
10 jam.
7. Pompa Air limbah.
Pompa air limbah ini berfungsi
untuk mengalirkan air limbah dengan
head yang besar maupun dengan head
yang tidak begitu besar.
8. Kolam
Kolam ini adalah tes kualitas air
limbah yang telah diolah sebelum
dibuang ke saluran umum, namun yang
kita liat untuk pengolahannya di RSUD
Sumbawa belum pernah memanfaatkan
antara lain yang dapat kita ketahui untuk
kolam ini dapat penempatan ikan,
menyiram tanaman, menanam tanaman
maupun dapat digunakan menyiram
toilet.
Gambar 4.8 kolam untuk tes kualitas olahan
sebelum dibuang kesaluran umum
Kriteria Pengolahan IPAL Biofilter
Anaerob-Aerob
Kriteria perencanaan instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) dengan proses biofilter
anaerob-aerob meliputi kriteria perencanaan
bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob,
reaktor biofilter aerob, bak pengendap akhir,
sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik.
Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi
dengan media dari bahan plastik berbentuk
sarang tawon. Jumlah reaktor anaerob ini bisa
dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas
dan jumlah air baku yang akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme.Mikroorganisme
inilah yang akan menguraikan zat organik yang
belum sempat terurai pada bak pengendap.
Parameter perencanaan
Pada pengendap awal waktu tinggal rata-rata
3-5 jam untuk beban permukaan 20-30
m³/m² (JWWA)
1. Biofilter anaerob
Beban BOD persatuan permukaan media
(LA) sekitar 5 sampai 30 g. BOD/m². hari
(EBIE Kunio dkk, 1992) untuk beban BOD
0,5- 4 kg BOD per m³ media (menurut Nusa
Idaman Said, BPPT, 2002) waktu yang
dibutuhkan tinggal rata-rata 6- sampai 8
jam, untuk ketinggian ruang lumpr 0,5 m,
untuk bed pembiakan mikroba yaitu sekitar
0,9-1,5 m, timggi untuk media mencapai 20
cm.
2. Biofilter Aerob
Beban BOD persatuan permukaan media
(LA) = 5-30 g BOD/m². hari Beban BOD
persatuan permukaan media (LA) sekitar 5
sampai 30 g. BOD/m². hari (EBIE Kunio
dkk, 1992) untuk beban BOD 0,5- 4 kg
BOD per m³ media (menurut Nusa Idaman
Said, BPPT, 2002) waktu yang dibutuhkan
tinggal rata-rata 6- sampai 8 jam, untuk
ketinggian ruang lumpr 0,5 m, untuk bed
pembiakan mikroba yaitu sekitar 1,2 m,
timggi untuk media mencapai 20 cm.
3. Bak pengendap akhir
Waktu tinggal rata-rata 2-5 jam beban
permukaan (surface loading) adalah 10
m³/m² beban permukaan 20-50 m³/m².
4. Media yang digunakan untuk pengolahan
didalam tangki yaitu dengan tipe sarang
tawon ( crss flow), Jenis material yang
digunkan adalah PVC sheet, ketebalan
kontruksi dengan media yang digunakan
adalah 0,15- 0,23 mm, luas kontak spesifik
150-226 m²/m³, untuk diameternya adalah 2
cm x 2cm dengan berat 30-35 kg/m³
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Untuk pengolahan yang ada di RSUD
Sumbawa adalah menggunakan
pengolahan air limbah menggunakan
pengolahan bakteri mikroorganisme.
2. Dari hasil uji parameter di RSUD
Sumbawa sudah memenuhi baku mutu
yang telah ditentukan oleh pemerintah.
3. Untuk pengolahan yang cocok di RSUD
Sumbawa adalah menggunakan
teknologi biofilter Anaerob-aerob dan
hasil olahannya dapat dimanfaatkan
kembali.
Saran
1. Melakukan pembersihan dan perawatan
mesin reaktor, jika terjadi kerusakan
dilakukan perbaikan reaktor pada
pengolahan sistem mikroorganime.
2. Melakukan pembersihan dan perawatan
mesin blower, jika terjadi kerusakan
perbaikan mesin blower pada
pengolahan sistem pengolahan air
limbahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Kepmen LH no
58/MENLH/12/1995.
www.google.com. 13 Januari 2014.
Linsley, R.K. And Franzini, J.B. 1991. Teknik
Sumber Daya Air. Jilid 1 dan 2.
Jakarta : Erlangga.
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air
Limbah. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah
Rizal dan Waliyadi, E. 2014. Jurnal : Efektivitas
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Domestik Sistem Rotating
Biological Contactor (RBC)
Kelurahan Sebengkok Kota Tarakan.
FPIK Universitas Borneo Tarakan
(UBT).
Suharno dan Asmadi. 2012. Dasar-Dasar
Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Gosyen Publishing: Yogyakarta.
Herlambang, A dan R. Marsidi. 2003. Proses
Denitrifikasi dengan Sistem Biofilter
untuk Pengolahan Air Limbah yang
Mengandung Nitrat. Jurnal
Teknologi Lingkungan; Vol 4 (1):
46-55
Metcalf dan Eddy, Inc. 2003. Wastewater
Engineering: Treatment, Disposal
and Reuse. McGraw-Hill, Inc: USA.
Said, N. 2005. Aplikasi bioball untuk media
biofilter strudi kasus pengolahan air
limbah pencucian jeans. Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lingkungan (BPPT). Jurnal; Vol 1
No.1