judul 4

download judul 4

of 9

description

snew

Transcript of judul 4

PENANGANAN TINGKAH LAKU ANAK USIA SEKOLAH DI KLINIK GIGIGenadan Huga Maxidianto Sihaloho150600126Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera UtaraJl. Alumni No. 2 Kampus USU , Medan 20155

PENDAHULUANRasa takut memengaruhi perilaku anak, dan dapat menentukan keberhasilan kunjungan ke dokter gigi. Anak yang takut lebih besar kemungkinannya untuk mendapatkan pengalaman perawatan gigi yang tidak menyenangkan dibandingkan anak yang kurang takut. Orang tua tidak boleh menggunakan perawatan gigi sebagai ancaman, dan membawa anak ke dokter gigi sebagai hukuman. Anak harus diajarkan bahwa praktek dokter gigi bukan merupakan tempat untuk ditakuti.1 Anak yang sangat muda atau takut, biasanya membutuhkan bantuan moral orang tua dalam ruang perawatan, setidak-tidaknya pada kunjungan pertama.4Keluarga yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak ada, maka seringkali anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari anak.10Orang tua sangat berperan dalam menumbuhkan kebiasaan pada anak-anak dalam menyikat gigi.2 Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan perhatian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Peranan orang tua diperlukan untuk mendapatkan gigi yang sehat pada anak-anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik pengasuhan anak. keluarga adalah lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak.10 Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam membentuk prilaku yang mendukung atau tidak mendukung perawatan gigi dan mulut pada anak.6 Komunikasi dengan orang tua adalah salah satu hal yang penting dalam perawatan anak, mengingat pemberian asuhan keperawatan pada anak selalu melibatkan orang tua yang memiliki peranan penting dalam mempertahankan komunikasi dengan anak.3 Keberhasilan suatu perawatan di bidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain, adanya bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam berperilaku sehat.5 Kerjasama antara dokter gigi pasien anak dan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak oleh karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa masalah penanganan kesehatan gigi dan mulut anak merupakan tanggung jawab dokter gigi.6

Para orang tua biasanya mencoba mempersiapkan anak mereka untuk kunjungan ke dokter gigi.4 Sebab kondisi gigi dan mulut yang bersih dan sehat sangat penting untuk menunjang kehidupan anak-anak. Maka, tidak perlu menunda-nunda perawatan agar pengalaman ke dokter gigi menjadi hal yang positif dan menyenangkan.7 Walaupun beberapa orang tua lebih banyak melakukan hal-hal yang buruk daripada yang baik dalam usaha tersebut.4SIKAP ORANG TUA YANG MEMENGARUHI TINGKAH LAKU ANAK DI KLINIK GIGIa. Sangat mengasihi anakAnak tunggal, anak dari perkawinan terlambat, anak angkat, anak termuda dari keluarga, cenderung dikasihi berlebihan. Mereka kurang mempunyai keberanian di tempat pelayanan kesehatan.8b. Sangat melindungi anak Anak yang selalu dengan ibunya, tidak boleh bermain-main dengan temannya, sehingga anak tidak bisa bekerja sama dengan orang lain.8 Melindungi anak secara berlebihan (overprotective), memenuhi kebutuhan anak tanpa batas (overindulgence), kekuatiran berlebihan (overanxiety), sikap terlalu keras dan menolak (rejection), dapat berpengaruh terhadap perilaku anak. Akibatnya, anak menjadi penakut, kurang percaya diri, pemalu, bandel, pembangkang yang semua itu dapat menimbulkan pengaruh negatif anak pada perawatan gigi.1 c. Sangat mencemaskan anakKenyataannya sering kali ibu cemas akan kunjungannya ke dokter gigi, dan hal ini membuat anaknya cemas. Kecemasan ibu yang berlebihan berdampak negatif terhadap perilaku anak pada kunjungan pertama ke dokter gigi.8 Rasa takut dan cemas orang tua atau anggota keluarga yang ditularkan kepada anak. Menurut Wolking (1963) terdapat kolerasi yang kuat antara rasa takut ibu dan rasa takut anak. Membicarakan perawatan gigi di depan anak. Hal ini menimbulkan kecemasan, ketakutan dan akibatnya anak menjadi nonkoperatif.1d. Sangat menguasai anakAnak harus menuruti semua keinginan orang tua. Keinginan anak akan segera di tolak atau dilarang apabila tidak sesuai keinginan orang tua. Anak menjadi tertekan atau tegang menghadapi peraatan giginya.8e. Kurang menyayangi anakOrang tua yang hanya mempunyai sedikit waktu untuk anaknya, yang mungkin karena alasan ekonomi, cenderung bersikap kurang perhatian terhadap anaknya.8 Tindakan orang tua yang mengancam anak dengan menggunakan kunjungan ke dokter gigi sebagai hukuman. Beberapa orang tua menggunakan dokter gigi atau perawatan gigi menakut-nakuti anak. Kunjungan ke dokter gigi sering digunakan mengancam agar anak berperilaku baik.1

TIPE POLA ASUH ORANG TUAPola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selamamengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Sebagaipengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.10

i. Pola Asuh OtoritatifTipe orang tua seperti ini harus memperlihatkan cinta dan kehangatan kepada anak-anak mereka. Mereka harus mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, serta menyediakan waktu bertemu yang positif secara rutin dengan anak-anak mereka. Orang tua yang bisa diandalkan menyeimbangakan dukungan dengan struktur dan bimbingan. Mereka mendorong kompromi lisan dan memberikan alasan atas sikap mereka dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan anak. Namun, seinring perkembangan anak, orang tua memperbolehkan anaknya untuk membuat lebih banyak keputusan, sambil melanjutkan bimbingan pada anaknya untuk menentukan pilihan demi kebaikan anaknya tersebut.Intinya, orang tua yang bisa diandalkan memberikan banyak (kasih sayang dan respons baik) dan menginginkan banyak (tanggung jawab). Orang tua melakukan pendekatan ini selalu memberikan contoh yang baik tentang keseimbangan kasih sayang dan sikap asertif yang di butuhkan seseorang untuk menciptakan kehidupan sosial yang sehat.9 ii. Pola Asuh OtoriterOrang tua otoriter menekankan batasan dan larangan diatas respons positif. Orang tua otoriter menuntut keteraturan, sikap ysng sesuai dengan tuntutan masyarakat, dan menekankan kepatuhan kepada otoritas. Mereka menggunakan hukuman sebagai penegak kedisiplinan dan dengan mudah mengumbar kemarahan serta ketidaksenangan kepada anak-anak mereka. Tentu saja orang tua otoriter tidak selalu bersikap dingin dan tidak responsif, tetapi mereka lebih banyak menuntut dan bersikap penuh amarah serta kurang bersikap positif dan mncintai anak-anak mereka.9 iii. Pola Asuh PermisitifOrang tua yang permisif tidak memberikan struktur dan batasan-batasan yang tepat bagi anak-anak mereka. Baumrind menggambarkan 2 jenis orang tua yang permisif : orang tua yang permisif lunak dan orang tua yang lepas tangan. Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua tipe ini biasanya menjadi anak-anak yang manja. Mereka cenderung tidak cocok dengan orang dewasa lainnya. Mereka sangat menuntut, kurang pe-de, dan kurang bisa mengendalikan diri.9

ORANG TUA BERTINDAK SESUAI USIA ANAKa. Usia 2 tahunPada umur 2 tahun anak sering disebut dalam tahap pre-kooperatif. Anak lebih memilih bermain sendiri karena belum belajar bermain dengan yang lain. Anak takut pada gerakan yang tidak diperkirakan. Secara tiba-tiba pada kursi gigi. Memisahkan anak dengan orang tua sangat sulit, anak berusia 2 tahun bila periksa gigi sebaiknya disertai orang tua.8

b. Usia 3 tahunDengan usia 3 tahun, dokter gigi dapat berkomunikasi dengan mudah. Anak yang kooperatif terhadap perawatan dokter umum dapat diharapkan kooperatif pula sebagai pasien dokter gigi. Bimbingan bagi tingkah laku anak yang benar dengan jalan memberikan pengalaman perawatan gigi yang baik akan memberi pengaruh positif pada sikap anak dan orang tuanya terhadap perawatan gigi.8c. Usia 4 tahunMulai mendapatkan kepercayaan diri dan kemandirian . Anak umumnya mendengarkan dan tertarik untuk menjelaskan dengan perhatian terhadap keterangan-keterangan dan normalnya tanggap terhadap petunjuk-petunnjuk verbal. Pada beberapa keadaan anak akan menjadi penentang dan takut terhadap orang asing.8d. Usia 5 tahun Anak senang melakukan aktivitas berkelompok dan siap berpartisipasi di dalamnya, mereka juga memiliki sedikit rasa khawatir bila terpisah dengan orang tua nya seperti pada saat perawatan gigi dan anak sangat senang terhadap pujian. Merupakan masa terjadinya konflik kejiwaan sehingga menyebabkan emosinya tidak stabil, takut sesuatu yang dapat melukai, seperti sonde dan spuit. 8PEMBAHASANOrang tua sangat memengaruhi tingkah laku anak di klinik dokter gigi. Orang tua merupakan salah satu faktor yang menjadikan anak koperatif maupun tidak koperatif ketika berkunjung ke dokter gigi. Berhasil atau tidak berhasilnya kunjungan ke dokter gigi tidak lepas dari kerja sama antara anak, orang tua, dan dokter gigi. Orang tua yang menunjukkan sikap cemas ketika ke dokter gigi menimbulkan rasa takut pada anak. Akan tetapi pada saat pemeriksaan sebaiknya orang tua memberikan motivasi dan arahan yang baik pada anak tentang perawatan giginya, sehingga anak mau diperiksa giginya dan tidak khawatir atau takut pada saat pemeriksaan.Banyak faktor yang menyebabkan anak koperatif dan nonkoperatif pada saat di klinik gigi termasuk sikap orang tua terhadap anaknya. Beberapa orang tua memberikan arahan yang baik pada anak tentang perawatan gigi kepada anak selain itu orang tua mampu memperkenalkan dan menjelaskan tentang klinik gigi. Namun, tak jarang pula kita melihat tindakan berlebihan orang tua terhadap anaknya. Contoh sikap berlebihan itu tampak dari sikap overprotective orang tua terhadap anaknya, rasa cemas yang terlalu berlebihan, memenuhi segala keinginan anak, dan masih banyak lagi sikap yang menimbulkan dampak negatif sehingga anak sulit diajak kerja sama dalam perawatan giginya.Terdapat 3 pola asuh yang bisa diterapkan para orang tua dalam membimbing anaknya, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisitif. Pola asuh ini diterapkan tergantung tipe orang tua. Ketiga pola asuh tersebut memiliki dampak terhadap perilaku anak. Sehingga orang tua harus memiliki pemahaman yang luas dalam memilih pola asuh yang akan diterapkan pada anak. Selain itu orang tua juga harus paham terhadap anak sesuai dengan usia si anak karena usia memengaruhi tindakan anak pada klinik gigi. Sebab perkembangan dan sikap anak tidak semuanya sama tergantung pada usianya misalnya saja pada usia 3 tahun anak nonkoperatif, pada usia 5-6 tahun anak cenderung sudah mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Sehingga orang tua bertindak sesuai dengan usia si anak. Kerja sama yang baik antara anak dan orang tua dapat memudahkan kunjungan kepada dokter gigi. Dengan demikian, apabila anak diajak ke klinik gigi anak tidak merasa cemas maupun takut sebab anak telah mendapat pengertian dari orang tua.

DAFTAR PUSTAKA1. Budiyanti EA, Yuke Y H. Pengelolahan Anak Nonkoperatif pada Perawatan Gigi (Pendekatan Nonfarmakologi). Dentika Dental Jurnal 2001; 6(1): 12-17.2. Angriani SD. Karya Tulis Kesehatan GigiPeranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Perawatan Gigi Anak. Karya-tulis-kesehatan-gigi-peranan-html. 9 Desember 2012.3. Hidayat AA. Pengantar Ilmu Keperawatan. Ed 1. Jakarta: Salemba Medika, 2005: 77.4. Andlaw RJ, WP Rock. Perawatan Gigi Anak. Ahli Bahasa. Agus Djaya. Jakarta: Widya Medika, 1992: 1-2.5. Anggriana D, Musyrifah. Faktor Pendorong Motivasi Orang Tua Merawat Gigi Anak di Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Unair. Majalah kedokteran Gigi, 2005; 38(1): 12-15.6. Soeparmin S.Pedodontic Treatment Triangle Berperan dalam Proses Keberhasilan Perawatan Gigi Anak.7. Susanti L. Perawatan Gigi dan Mulut Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. 30 November 2012. www.mitrakeluarga.com. 10 Desember 2005.8. Sariningsih E. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: PT Alex Media Komputido, 2012: 135-137.9. Edwards CD. Ketika Anak Sulit di Atur. Ahli bahasa. Oetih FD. Bandung: Kaifa, 2006: 79-83.10. Aisyah St. Pengaruh Pola asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Agresivitas Anak. Medtek 2010; 2(1):

FAKTOR ORANG TUA DI DALAM PENANGANAN TINGKAH LAKU ANAK DI KLINIK GIGI

OLEH :DEVI MANURUNG120600114

DOSEN PEMBINA :Essie Octiara, drg, Sp.KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2012