Jtptunimus Gdl Rohmatulum 5722 2 Babi

2

Click here to load reader

description

hiperurisemia

Transcript of Jtptunimus Gdl Rohmatulum 5722 2 Babi

Page 1: Jtptunimus Gdl Rohmatulum 5722 2 Babi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat dalam plasma yang

melebihi batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl (Asdie,2000). Menurut iskandar,

hiperurisemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan

berulang serta adanya ngilu yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal

asam urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam

urat didalam darah ( Junaidi, 2006 ). Kadar normal asam urat untuk wanita adalah

2,4-5,7 mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk pria ( krisnatuti,2008).

Insiden hiperurisemia lebih sering ditemukan pada bangsa Maori di Selandia

baru, Filiphina dan bangsa Asia Tenggara. Faktor yang dianggap berperan

sehubungan dengan tingginya hiperurisemia diantara bangsa Maori adalah

pembuangan asam urat yang rendah pada ginjal, pemakaian alcohol, konsumsi

makanan tinggi purin dan kegemukan (Junaidi,2006). Sedangkan di Indonesia

kejadian hiperurisemia menduduki urutan kedua terbanyak setelah osteoarthritis

(Dalimartha,2008). Kejadian hiperurisemia di indonesia banyak terjadi pada suku

Minahasa dan Tapanuli, karena mereka banyak yang mengonsumsi alkohol dan ikan

(Wibowo.2009)

Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar asam urat dalam

tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan.

Metabolisme purin dalam tubuh akan menghasilkan asam urat. Orang yang menderita

hiperurisemia pasti mempunyai kadar asam urat yang tinggi di dalam tubuhnya. Jika

asupan makanan tinggi purin berlebih, sementara tubuh sudah mengalami peninggian

kadar asam urat, maka purin yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan

kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka

terjadilah penyakit gout, dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul batu

asam urat ginjal yang disebut dengan batu ginjal.(Nadiana, 2007)

Dari data yang diperoleh di RS PKU Muhammadiyah Temanggung, pada

bulan desember 2009 pasien yang datang dengan hiperurisemia sebanyak 20 orang

Page 2: Jtptunimus Gdl Rohmatulum 5722 2 Babi

tiap minggu. Penderita umumnya menderita hiperurisemia dengan komplikasi

penyakit hipertensi, dislipidemia dan decomp.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, yang menjadi permasalahan adalah

bagaimanakah gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan kadar asam

urat pada penderita hiperurisemia rawat inap di RS RKU Muhammadiyah

Temanggung.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan kadar

asam urat pada penderita hiperurisemia rawat inap di RS RKU Muhammadiyah

Temanggung

2. Tujuan khusus

a. Mendiskripsikan karakteristik penderita hiperurisemia (jenis kelamin, umur,

pendidikan, pekerjaan, status gizi, keluhan).

b. Mendiskripsikan asupan bahan makanan sumber purin pada penderita

hiperurisemia

c. Mendiskripsikan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Dapat mengetahui gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan kadar

asam urat pada penderita hiperurisemia

2. Bagi masyarakat

Dapat menambah pengetahuan dan memberi informasi tentang masalah penyakit

hiperurisemia