jtptunimus-gdl-purwinasih-5880-2-13.bab-i

63
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan teori 1. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010, p.20). Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

description

jkj

Transcript of jtptunimus-gdl-purwinasih-5880-2-13.bab-i

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Perilaku

a. Pengertian

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010, p.20).Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) Skiner, 1938 ; Notoatmodjo, 2010, p. 20)b. Bentuk respons

Perilaku manusia terjadi melalu proses : Stimulus Organisme Respons, sehingga teori oleh Skiner ini disebut teori S-O-R (stimulus organisme respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu :

12

1) Respondent respons atau reflexive

Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respons respons yang relatif tetap.2) Operant respons atau instrumental respons

Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau forcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons.c. Macam macam perilaku

PengelompokkanperilakumanusiaberdasarkanteoriS-O-R menjadi dua, yaitu :1) Perlaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk unobservable behavior atau covert behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.2) Perilaku terbuka (overt behavor)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable behavior

d. Domain perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah, atau domain perilaku ini, yakni kognitif (cognitive), afektif (affektive) dan psikomotor (psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini, diterjemahkan ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010, p.26) :1) Pengetahuan

a) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.b) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat meyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orag yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencri hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut.e) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengethuan yang dimiliki.f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2) Sikap

a) Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007, p.142). Chambell (1950) mendefinisikan sangat sederhana yaitu An individuals attitude is syndrome of response consistency with regard to object (Notoatmodjo, 2010, p.29). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2010, p.29)b) Komponen sikap

Rosenberg dan Hovland (1960; Ajzen, 1988) mendefinisikan konstrak kognisi, afeksi, dan konasi sebagai tidak menyatu langsung ke dalam konsepsi mengenai sikap. Pandangan ini dinamakan tripartie model, menempatkan ketiga komponen afeksi, kognisi, dan konasi sebagai faktor pertama dalam suatu model hirarkis. Ketiganya didefinisikan tersendiri dan kemudian dalam abstraksi yang lebih tinggi membentuk konsep sikap sebagi faktor tunggal jenjang kedua (Azwar, 2010, p.7)(1) Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

Sekalipun kepercayaan telah terbentuk, hal ini akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian, interaksi kita dengan pengalaman dimasa yang akan datang serta, prediksi kita mengenai pengalaman tersebut akan mempunyai arti dan keteraturan. Tanpa adanya sesuatu yang kita pasti menjadi terlampau kompleks untuk dihayati dan sulit untuk ditafsirkan artinya. Kepercayaan yang menyederhanakan dan mengatur apa yang kita lihat dan kita temui (Azwar, 2010, p.25)(2) Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap. Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek yang dimaksud (Azwar, 2010, p.26-27)(3) Komponen perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Hal ini berkaitan dengan dasar asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.Ketiga komponen ini saling berinteraksi, para ahli Psikologi Sosial sebagian besar beranggapan bahwa ketiganya selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Secara barsama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. (Azwar, 2010, p.28)c) Tingakatan sikap

(1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).(2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas

dari pekerjaan itu benar atau salah adalah orang menerima ide tersebut.(3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat ketiga.(4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.3) Tindakan atau praktik

Sikap belum terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tidakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya yakni :(1) Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seeorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.(2) Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

(3) Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.e. Faktor yang mempengaruhi perilaku

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)

Merupakan faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan nilai-nilai dan juga variasi demografi, seperti : status, umur, jenis kelamin dan susunan. Faktor ini bersifat dari dalam diri individu tersebut.a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Di dalam diri orang terebut terjadi proses yang berurutan, (Notoatmodjo, 2003, p.128) yaitu :

(1) Awarenes (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).(2) Interest (merasa tertarik)

Tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.(3) Evaluation (menimbang-nimbang)

Menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi(4) Trial

Subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesua apa yang dikehendaki oleh stimulus.(5) Adoption

Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.b) Keyakinan

Keyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau objek benar atau nyata. Kebenaran adalah kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkapkan atau mensyaratkan keyakinan agar terjadi perubahan perilaku.(1) Seseorang harus yakin bahwa kesehatannya terancam.

(2) Orang tersebut harus merasakan potensi keseriusan kondisi itu dalam bentuk nyeri atau ketidaknyamanan, kehilangan waktu untuk bekerja, dan kesulitan ekonomi.(3) Dalam mengukur keadaan tersebut, orang yang bersangkutan harus yakin bahwa menfaat yang berasal dari perilaku sehat melebihi pengeluaran yang harus dibayarkan dan sangat mungkin dilaksanan serta berada dalam kapasitas jangkauannya.(4) Harus ada isyarat kunci yang bertindak atau sesuatu kekuatan pencetus yang membuat orang itu merasa perlu mengambil keputusan tindakan.c) Nilai

Secara langsung bahwa nilai-nilai perseorangan tidak dapat dipisahkan dari pilihan perilaku. Konflik dalam hal nilai yang menyangkut kesehatan merupakan satu dari dilema dan tantangan penting bagi para penyelenggara pendidikan kesehatan.d) Sikap

Kata paling samar namun paling sering digunakan di dalam kamus ilmu-limu perilaku. Sikap merupakan kecenderungan jiwa atau perasaan yang relatif tetap terhadap kategori tertentu dari objek, atau situasi.

2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

Merupakan faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, termasuk di dalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana, misal : dana, transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.a) Sarana

Segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.b) Prasarana

Penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.(1) Dana merupakan bentuk yang paling mudah

yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai ekonomi dan karena dana atau uang dapat dengan segera dalam bentuk barang dan jasa.(2) Transprotasi adalah pemindaian manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digunakan untuk

memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari- hari.(3) Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan.(4) Kebijakaan pemerintah adalah yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi.3) Faktor-faktor pendukung (reinforcing factors)

Faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.a) Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.

b) Tokoh masyarakat

Orang yang dianggap serba tahu dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak- tanduknya merupakan pola aturan patut diteladani oleh masyarakat.c) Tokoh agama

Panutan yang mempresentasikan kegalauan umatnya dan persoalan yang sudah dianggap oleh para tokoh agama menjadi perhatian untuk diselesaikan dan dicarikan jalan keluarnya.d) Petugas kesehatan

Merupakaan tenaga profesional, seyogyanya selaku menerapkan etika dalam sebagian besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu norma perilaku atau bisa disebut dengan azaz moral, sebaiknya selalu dijunjung dalam kehidupan bermasyarakat kelompok manusia.2. Dukungan sosial

Dukungan sosial sangat diperlukan terutama pada wanita hamil di usia kurang dari 20 tahun yang kondisinya sudah sangat labil dalam menjalani kehamilannya. Individu yang termasuk dalam memberikan dukungan social meliputi pasangan (suami/istri), orang tua, anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan, atasan dan konselor.

a. Konsep dukungan sosial

Beberapa pendapat mengatakan bahwa dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan social yang penting (Rodin dan Salovey, 1989 dikutip oleh Nursalam, 2009, p. 28).b. Pengertian dukungan sosial

Menurut Rook (1985) dukungan sosial sebagai salah satu diantara fungsi pertalian/ikatan sosial,menurut Ritter (1988) segi fungsionalnya meliputi dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan memberi nasihat atau informasi, pemberian bantuan material (Nursalam, 2009 p. 28).Menurut Schwerzer dan Leppin (1994) sebagai fakta yang sebenarnya sebagai/kognisi individual atau dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima. Sedangkan menurut Gottlieb (1983) dukungan social terdiri atas informasi atau nasihat verbal dan atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima (Nursalam, 2009, p. 28).c. Jenis dukungan sosial

Menurut Depkes (2002) membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial menjadi:

1) Dukungan informasional

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.2) Dukungan penghargaan

Terjadi lewat ungkapan hormat/pengahrgaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.3) Dukungan instrumental

Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang lain yan tidak punya pekerjaan.4) Dukungan emosional

Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan dan informasi serta petunjuk (Nursalam, 2009, p. 28-29).d. Hubungan dukungan sosial dengan sosial dengan kesehatan

Menurut Gottlieb (1983) terdapat pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi? Penelitian terutama memusatkan pengaruh dukungan sosial pada stres sebagai variable penengah dalam perilaku kesehatan dan hasil kesehatan. Dua teori pokok diusulkan, hipotesis penyangga (buffer hypothesis) dan hipotesis efek langsung (direct effect hypothesis).

Menurut hipotesis penyangga dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dan melindungi orang itu terhadap efek negatif dan stres berat. Fungsi yang bersifat melindungi ini hanya atau terutama efektif jika orang itu mengalami stres yang kuat. Dalam stres yang rendah terjadi sedikit atau tidak ada penyangga bekerja dengan dua orang. Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi mungkin akan kurang menilai situasi penuh stres (mereka akan tahu bahwa mungkin akan ada seseorang yang dapat membantu mereka). Orang-orang degan dukungan sosial tinggi akan merubah respon mereka terhadap sumber stres missal pergi ke seorang teman untuk membicarakan masalahnya.Hipotesis efek langsung berpendapat bahwa dukungan sosial itu bermanfaat bagi kesejahteraan dan kesehatan, tidak peduli banyaknya stres yang dialami orang-orang menurut hipotesis ini efek dukungan sosial yang positif sebanding dibawah intensitas stres tinggi dan rendah.e. Dimensi dukungan sosial

Menurut Jacobson (1986) dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:

1) Emotional support, meliputi : perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan diperhatikan.2) Cognitif support, meliputi : informasi pengetahuan dan nasihat.

3) Material support, meliputi : bantuan/pelayanan berupa sesuatu barang dalam mengatasi suatu masalah (Nursalam, 2009, p.30)

3. Dukungan suami

a. Pengertian suami

Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta mengertikan istri kepada kebenaran, kemudian membarinya nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Suparyanto, 2011)Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak- anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga (KBBI, 2008).b. Peran atau dukungan suami

Peran adalah perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2008). Peran juga merupakan suatu kumpulan norma untuk perilaku seseorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim, dokter, perawat, rohanian, dan sebagainya (Suparyanto, 2011).

Jadi yang dimaksud dengan peran suami adalah perangkat tingkah yang dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik dalam fungsinya di keluarga maupun di masyarakat.c. Bentuk dukungan suami

Orang terdekat ketika seorang wanita sedang hamil adalah suami. Untuk meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil suami sebagai pasangan mempunyai peran yang sangat penting. Berikut adalah bentuk peran suami dalam meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil (BKKBN, 2008, p.25-26)1) Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.

2) Merencanakan bersama istri untuk menentukan jumlah anak yang diinginkan.3) Menginformasikan keluhan kehamilan dan riwayat kehamilan kepada petugas pemeriksaan kehamilan.4) Mengajak dan mengantarkan istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan.5) Memenuhi kebutuhan gizi istri

6) Mempersiapkanbiayapemeriksaankehamilanpadatenaga kesehatan.7) Mengetahui dan mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan.

8) Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan bila terjadi gangguan kesehatan kehamilan dan janin.

9) Menentukan tempat persalinan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.4. Kehamilan

a. Pengertian

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang saling berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan partumbuhan zigot, terjadi nidasi (implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 1998, p.95). Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2006, p.89).b. Tanda dan gejala kehamilan

Wanita hamil yang sedang hamil pasti mempunyai tanda dan gejala yang mengindikasikan bahwa wanita tersebut benar-benar hamil. Dalam hal ini tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu (Sulistyawanti, 2009, p.45):1) Tanda-tanda persumtif

Indikator dari tanda persumtif adalah karakteristik perubahan fisiologis yang mungkin terjadi pada saat kehamilan yaitu :

a) Amenorea (tidak dapat haid)

Wanita harus mengetahui tanggal haid pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP).b) Nausea and vomoting (mual dan muntah)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.c) Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.d) Tidak tahan suatu bau-bauan

e) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

f) Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada terimester pertama kehamilan, kemudian nafsu makan akan timbul kembali.g) Fatigue (lelah)

h) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh esrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.

i) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.j) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.k) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).l) Epulis : hipertofi dari papil gusi.

m) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.2) Tanda-tanda kemungkinan hamil

Indikator mungkin hamil adalah karakteristik fisik yang bisa dilihat atau sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis tanda dan gejala kehamilan diatas mungkin ditemukan pada kondisi yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai indikator positif suatu kehamilan. Tanda-tanda mungkin mungkin adalah sebagai berikut (Sulistyawanti, 2009, p.48):a) Perut membesar

b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.

c) Tanda Hegar

d) Tanda Chadwick

e) Tanda Piscaseck

f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang= Braxton Hicks

g) Teraba Ballotement

h) Reaksi kehamilan positif

3) Tanda pasti hamil (tanda positif)

Indikator pastii kehamilan adalah penemuan keberadaan jenin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain :a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba, juga bagian-bagian janin.b) Denyut jantung janin :

(1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

(2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

(3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

(4) Dlihat pada ultrasonografi

(5) Terlihattulangtulangjanindalamfoto-rontgen (Sulistyawanti, 2009, p.49)

c. Perubahan fisiologik wanita hamil

Pada wanita hamil akan terjadi perubahan pada tubuh yang bersifat fisiologis. Hal ini adalah karena tubuh menyesuaikan dengan kondisi kehamilan yang sedang terjadi. Perubahan fsiologik yang terjadi adalah :1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat (Saifudin, 2009, p.175). Otot polos rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi, disamping itu serabut-serabut kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pertumbuhan janin (Sarwono, 2005, p.89).2) Servik

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hiper vaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lebih lunak (Saifudin, 2009, p.177).

3) Vagina dan vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda chadwick (Sarwono, 2005, p.95)).4) Ovarium (indung telur)

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korialis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior (Sarwono, 2005, p.95).5) Kulit

Pada daerah kulit terjadi hiperpigmentasi yaitu pada muka yang disebut cloasma gravida, putting susu dan areola payudara, perut disebut linea nigra striae dan juga pada vulva (Sulistyawanti, 2009, p.65). Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya (Saifudin, 2009, p.179).6) Dinding perut (abdominal wall)

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah kulit, sehingga timbul strie

gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra (Sarwono, 2005, p.97).7) Tulang dan gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament- ligamen melunak (softening). Juga tejadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium (Sulistyawanti, 2009, p.69).8) Payudara (mammae)

Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning (Sarwono, 2005, p.95).9) Sirkulasi darah

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena

pada sirkulasi retro-plasenter dan pengaruh hormon estrogen dan progesterone meningkat (Sarwono, 2005, p.96).10) Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum dan progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi (Sulistyawanti, 2009, p.63).11) Sistem pernafasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selau bernapas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernapasan dada (thoracic breathing) (Sarwono, 2005, p.96).d. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil

Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil ketika akan hamil dan selama menjadi kehamilannya yaitu (BKKBN, 2008, p.23) :1) Mengatur jarak kehamilan sesuai dengan kurun reproduksi sehat.

2) Memperhatikan hal-hal penting selama kehamilan meliputi : tanda- tanda awal kehamilan, pemeriksaan kehamilan, keadaan yang perlu diwaspadai dalam kehamilan, tanda-tanda bahaya kehamilan, serta pemeliharaan dan perawatan kehamilan.e. Pemeriksaan kehamilan

Untuk mengetahui kondisi ibu hamil dan janin yang sedang dikandungnya perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan meliputi frekuensi dan manfaat yaitu (BKKBN, 2008, p.24) :1) Frekuensi untuk memeriksaan kehamilan sekurang-kurangnya empat kali dalam masa kehamilan, dengan awal pemeriksaan segera kesulitan dalam kehamilan dan per terlambat datang haid.2) Manfaat memeriksakan kehamilan secara teratur adalah : memertahankan ibu hamil tetap sehat, deteksi dini kelainan, mendapatkan tablet tambah darah dan imunisasi TT 2 kali selama kehamilan, serta konseling oleh tenaga kesehatan.f. Hal yang perlu diwaspadai dalam kehamilan

g. Kewaspadaan dalam kehamilan perlu dilakukan jika wanita tersebut mempunyai hal-hal yang menjadikan resiko dalam kehamilan adalah (BKKBN, 2008, p.24) :1) Usia ibu hamil dibawah usia 20 tahun dan diatas 35 tahun.

2) Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan sebelumnya.3) Jumlah anak lebih dari 4 orang.

4) Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun.5) Tinggi badan kurang dari 145 cm.

6) Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm.

7) Mempunyai riwayat penyakit menahun (TBC, sesak nafas, kencing manis).8) Berat badan ibu hamil tidak naik selama 3 bulan berturut-turut.

9) Kelainan letak janin dalam rahim.

10) Selaput kelopak mata pucat, sert menunjukkan gejala anemia.

h. Tidak dianjurkan hamil pada usia terlalu muda

Pemerintah melalui BKKBN menyarankan atau tidak menganjurkan wanita tidak hamil pada usia terlalu muda. Ada dua faktor yang melatarbelakangi hal tersebut yaitu (BKKBN, 2008, p.25) :1) Faktor kesiapan psikis

Mengahadapi masalah rumah tangga sebagai seorang istri, perubahan yang terjadi saat kehamilan dan menjalankan peran sebagai seorang ibu dalam mengasuh anak.2) Faktor kesiapan fisik

Kondisi fisik yang belum berkembang optimal akan meningkatkan risiko keguguran, pertumbuhan janin terhambat, kesulitan saat persalinan dan keracunan kehamilan (Modul 5 Seri A BKKBN, 2008, p.25).

3) Alasan medis secara objektif untuk tidak hamil pada usia terlalu muda adalah sebagai berikut (Modul PUP BKKBN, p.22-23) :a) Kondisi tahim dan panggul

b) Kemungkinan timbul resiko medik sebagai berikut :

(1) Keguguran.

(2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria

(3) Eklamsia (keracunan kehamilan)

(4) Kesulitan persalinan

(5) Preamatur

(6) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

(7) Fistula Vesikovaginal

(8) Fistula Retrovaginal

(9) Kanker servik

i. Masa menunda perkawinan dan kehamilan

Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Karena itu sangat dianjurkan seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda usia perkawinan. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan dianjurkan untuk menunda kehamilan menggunakan alat kontrasepsi (Modul PUP BKKBN, 2008, p.22)

B. Kerangka teori

Faktor Predisposisi :PengetahuanKeyakinanNilaiSikapFaktor Pemungkin :Ketersediaan sumber daya kesehatanKeterjangkauan sumber daya kesehatanPrioritas dan komitmen masyarakat/pemerintahKeterampilan yang berkaitan dengan kesehatanPerilaku kesehatanFaktor Penguat :KeluargaTeman sebayaGuruMajikanPetugas KesehatanDari uraian tinjauan pustaka diatas, maka disusun kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Teori Sumber : Precede model(Green, 1990, p.120 ; dalam Notoatmodjo, 2010, p.74)

C. Kerangka konsep

Dari uraian tinjauan pustaka diatas, maka disusun kerangka konsep sebagai Berikut :Variabel independenVariabel dependen

Dukungan suamiPerilaku wanita di usia kurang dari 20 tahun dalam menghadapi

Gambar 2.3. Kerangka konsep

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah: Ha : Ada hubungan dukungan suami dengan perilaku wanita dalam menghadapi kehamilan di usia kurang dari 20 tahun di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang tahun 2011